Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PROSES KEPERAWATAN

OLEH

RESMI LIMBONG

1
BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Proses keperawatan memberikan panduan sistematis atau metode untuk membantu


peserta didik atau perawat mengembangkan pola berfikir yang mengarah pada
penelitian klinis yang tepat. Penyusunan proses keperawatan dilakukan sebagai alat
pengajaran untuk membantu peserta didik belajar keterampilan berfikir kritis untuk
praktek keperawatan. Proses keperawatan mengarah peserta didik dan praktisi dalam
menerapkan pengetahuan yang mendasar ke dalam praktik. Proses keperawatan
digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan secara sistematis
dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan metode ini, perawat dapat
mendemonstrasikan tanggung gugat pada klien, sehingga kualitas praktek keperawatan
dapat ditingkatkan. Asuhan keperawatan pada klien, keluarga dan komunitas, serta
merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan
masalah baik aktual maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan.

 Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan proses keperawatan?
 Apakah manfaat dari proses keperawatan?
 Apakah tujuan dari proses keperawatan?
 Apa saja jenis-jenis asuhan keperawatan?
 Apa saja komponen yang dibutuhkan dalam proses keperawatan?
 Bagaimana kerugian apabila proses keperawatan tidak dilakukan?

 Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan membahas tentang proses keperawatan,agar kita sebagai
mahasiswa keperawatan memahami, mengetahui, serta dapat mengamalkanya dalam
kehidupan nyata

 Manfaat Makalah
 Secara Umum
Dapat memberikan pengetahuan secara luas tentang proses keperawatan.
 Secara Khusus
Kita dituntut untuk bisa memahami proses keperawatan, karena profesi kita kelak
menjadi tenaga kerja kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Proses Keperawatan


Proses keperawatan adalah aktifitas yang mempunyai maksud yaitu praktik
keperawatan yang dilakukan secara sistematik. Selama melakukan proses
keperawatan, perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk
mengkaji status kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan
mendiagnosa, mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan,
menerapkan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai
hasil akhir tersebut. Proses asuhan keperawatan adalah suatu metode yang sistematis
untuk mengkaji respons manusia terhadap masalah-masalah kesehatan dan membuat
rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Proses asuhan keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi
dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respon
untuk individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan
yang dialami.

2.2 Manfaat Proses Keperawatan


1. Meningkatkan layanan mutu keperawatan
Proses keperawatan merupakan metode sistematis yang menjadi panduan bagi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Jika setiap perawat dapat
menggunakan proses keperawatan dengan benar dan tepat, ini akan meningkatkan
mutu layanan keperawatan. Melalui proses keperawatan, setiap perawat bertindak
secara profesional sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.

2. Meningkatkan citra profesi keperawatan


Melalui penerapan proses keperawatan, mutu layanan keperawatan dapat di
tingkatkan. Ini merupakan salah satu upaya promosi yang paling efektif, tepat,
dan langsung untuk mengubah persepsi masyarakat dan profesi lain tentang
profesi kepera.watan. Pencitraan negatif yang dituduhkan terhadap profesi
keperawatan salah satunya disebabkan oleh perilaku perawat diposisikan bukan
sebagai suatu profesi yang profesional, melainkan sebagai pembantu profesi lain,
yakni kedokteran. Ini merupakan penyebab lain dari citra negatif keperawatan.
Hingga saat ini, pencitraan semacam itu masih sering terlontar, terutama dari
profesi non-keperawatan.Oleh sebab itu, sudah menjadi tanggung jawab bersama
dari profesi keperawatan untuk mengubah citra tersebut. Ini bisa dilakukan
melalui peningkatan kualitas layanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan yang benar dan tepat

3. Mengambarkan otonomi dan tanggung jawab perawat


Proses keperawatan memberi arah bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan, mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Salah satu komponen proses
keperawatan yang penting adalah perencanaan tindakan keperawatan. Pada tahap
ini, perawat memiliki otonomi yang penuh dalam merencanakan tindakan
keperawatan bagi klien. Itu berarti perawat melaksanakan intervensi keperawatan
kepada klien bukan didasarkan atas instruksi dari profesi lain. Selain itu, melalui

3
proses keperawatan, profesi lain akan mengetahui apa yang akan menjadi
kewenangan dan tanggung jawab perawat. Lebih lanjut, tahap evaluasi dari proses
keperawatan merupakan suatu mekanisme kontrol yang mencerminkan tanggung
jawab perawat terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.

4. Mengembangkan keterampilan teknis dan intelektual perawat


Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat sebaiknya
tidak terjebak pada kegiatan yang sifatnya rutinitas. Dikhawatirkan ini akan
menghambat perkembangan kemampuan intelektual dan teknis perawat sebab
perawat bekerja ibarat robot. Seperti kita ketahui, proses keperawatan merupakan
kerangka berfikir secara kritis, logis, dan sistematis, serta kerangka bertindak
secara etis dan rasional kepada klien. Penerapan proses keperawatan yang baik
dan benar akan mengembangkan kemampuan tersebut.

5. Meningkatkan rasa solidaritas dan rasa kesatuan perawat


Proses keperawatan dilakukan secara berkesinambungan dan komprehensif.
Proses keperawatan dapat berfungsi sebagai media komunikasi antar-perawat
sehingga akan tercipta rasa kebersamaan. Manfaat yang lebih besar adalah terbina
dan terpeliharanya kesatuan dan persatuan diantara perawat.

6. Menghasilkan praktik keperawatan yang profesional


Penerapan proses keperawatan didasarkan pada metode ilmiah, bukan pada
intuisi semata. Penerapan proses keperawatan menunjukkan ciri-ciri
profesionalisme, diantaranya mengutamakan kepentingan klien (client oriented),
menggunakan pengetahuan ilmiah, serta menunjukkan tanggung jawab dan
tanggung gugat dalam melaksanakan praktik keperawatan. Jika perawat bertindak
dan berprilaku secara profesional, masyarakat dan profesi lain akan menilai dan
mengakui perawat sebagai tenaga professional

2.3 Tujuan proses keperawatan


1. Menggunakan metode pemecahan masalah.
Proses keperawatan memungkinkan perawat mengidentifikasi seluruh yang
dibutuhkan klien.Identifikasi masalah keperawatan yang ada merupakan dasar
bagi perawat untuk memecahkan desain pemecahan masalahnya.Tindakan
terhadap klien yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada
klien.
2. Menggunakan standar untuk praktik keperawatan.
Diperlukan untuk menjaga mutu asuhan yang diperlukan untuk klien.Standar
ini sangat penting untuk menjamin bahwa klien telah mendapatkan pelayanan
yang memadai.
3. Memperoleh metode yang baku dan sesuai, rasional, dan sistematis.
Desain rencana tindakan keperawatan dalam pendekatan proses keperawatan
slalu ditetapkan berdasarkan prinsip-prinsip yang ilmiah/rasional. Efek samping
setiap tindakan yang akan dilakukan akan dipertimnbangkan dan
dikomunikasikan pada klien dan keluarganya. Karena sifatnya yang
ketergantungan menjadi kienerja perawat menjadi rapi, terstruktur, setiapa
langkah saling berurutan, dan tidak dapat ditinggalkan.
4. Memperoleh metode yang dapat dipakai dalam segala situasi.

4
Sifat proses keperawatan yang fleksibel memungkinkan dipakainya
pendekatan ini. Proses keperawatan (darurat) dapat berlangsung secara imajiner
kemudian pencatatan dilakukan setelah tindakan selesai. Sebaliknya untuk kasus
biasa proses harus mengikuti alur pendokumentasian yang lazim.
5. Mempunyai hasil asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi.
Hasil asuhan bergantung pada sejauh mana masalah yang terjadi, kemudian
dari masalah yang timbul bagaimana desain perencanaan yang ditetapkan dapat
membantu mencegah atau mengurangi atau mengatasinya.

2.4 Jenis Asuhan Keperawatan


1. Asuhan Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga adalah suatu proses yang meliputi biologi, psikologi,
emosi, social, spiritual dan termasuk budaya. Pemberian asuhan keperawatan
kepada keluarga merujuk pada proses keperawatan
2. Asuhan Keperawatan Maternitas dan anak
Keperawatan Anak adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu
keperawatan anak & teknik keperawatan anak berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosio spiritual yang komperhensif dan ditujukan pada anak usia 0-16 tahun dalam
keadaan sehat maupun sakit dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
3. Asuhan Keperawatan Gawat darurat
 Keperawatan gawat darurat dibagi 2, yaitu:
o Emergency Nursing (keperawatan krisis), area prehospital dan hospital.
Spesialisasi dari keperawatan dimana perawat merawat pasien dalam
kondisi emergency akibat penyakit atau injuri.
o Critical Care Nursing (keperawatan kritis), area hospital di ICU dan
ICCU. Kegiatan yang tidak hanya menangani keperawatan pada
lingkungan yang khusus atau peralatan khusus, namun lebih pada proses
pengambilan keputusan dan kemamuan untuk mengambil keputusan
oleh perawat.
4. Asuhan Keperawatan Komunitas
Asuhan keperawatan komunitas meliputi sintesa praktik kesehatan komunitas
dan praktik keperawatan komunitas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat serta peran serta masyarakat dalam
melaksanakan upaya prefentif, promotif, dan mempertahankan kesehatan. Asuhan
keperawatan komunitas memerlukan metode ilmiah, yaitu proses keperawatan
komunitas dan menggunakan pendekatan keluarga binaan dan kelompok kerja
komunitas.
5. Asuhan Keperawatan Jiwa
Keperawtan jiwa adalah suatu proses interpersoanal dengan tujuan untuk
meningkatkan dan memelihara perilaku-perilaku yang mendukung terwujutnya
suatu kesatuan yang harmonis. Kliennya dapat berupa individu, keluarga,
kelompok, organisasi, atau masyarakat.
6. Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan keperawatan lansia berfokus pada peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, mengoptimalkan fungsi mental, serta mengatasi gangguan kesehatan
yang umum sasarannya pada lansia

5
 Komponen Dalam Proses Keperawatan
 Tahap Pengkajian
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif
dan subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien,
keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc
Farlane, 1997)
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:
 Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh
klien dengan cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi,
sosialkultural, dan spiritual yagn bisa mempengaruhi status
kesehatannya.
 Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan
masa lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi
menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu database yang
lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien selama
berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994)
 Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.
 Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang
yang berperan penting dan catatan kesehatan klien.

Metode pengumpulan data meliputi :

o Melakukan interview/wawancara
o Riwayat kesehatan/keperawatan
o Pemeriksaan fisik
o Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik
lain serta catatan kesehatan (rekam medik)

 .Tahap Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif
untuk membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan
proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien,
keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992)
mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang
mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yang
berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan.
Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik
yang baik, mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam
pembuatan pernyataan keperawatan.
Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi
dan menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri.
Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat
yaitu mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu
yang aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa keperawatan.

 Tahap Perencanaan

6
 Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau
mengurangi masalah-masalah klien.
 Didalam tahap perencanaan terdapat kegiatan yakni penentuan
prioritas diagnosis yang dapat di ukur dengan berdasarkan tingkat
kegawatan atau mengancam jiwa (tinggi, sedang, dan rendah),
berdasarkan kebutuhan Maslow (fisiologis, keamanan dan
keselamatan, mencintai dan dicintai, kebutuhan harga diri, dan
kebutuhan aktualisasi diri)

Adapun tipe instruksi perawatan dalam rencana tindakan adalah sebagai


berikut:
o Tipe diagnostik
o Tipe terapeautik
o Tipe penyuluhan
o Tipe rujukan

 Tahap Pelaksanaan
 Komponen implementasi dari proses keperawatan mempunyai lima
tahap, yaitu:
o Mengkaji Ulang Klien
o Menelaah dan Memodifikasi Rencana Asuhan yang Ada
o Mengidentifikasi Area Bantuan
o Mengimplementasikan Intervensi Keperawatan
o Mengkomunikasikan Intervensi

 Tahap Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada
tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan
dapat berhasil atau gagal. (Alfaro-LeFevre, 1994) Perawat menemukan
reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan
menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat
diterima.Perencanaan merupakan dasar yang mendukung suatu evaluasi.
Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien untuk
mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan, atau intervensi
keperawatan. Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah
keputusan bersama antara perawat dank lien (Yura & Walsh, 1988)
Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri.
Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan
rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar
asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan
keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.
2.5 Kerugian apabila tidak dilakukan proses keperawatan
Dokumentasi proses keperawatan harus dibuat dengan lengkap, jelas, obyektif,
ada tanggal, dan harus ditandatangani oleh perawat, karena mempunyai manfaat yang
penting bila dilihat dari berbagai aspek, yaitu:
 Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan
bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah (miscounduct) yang berhubungan

7
dengan proses keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien
sebagai pengguna jasa, maka dapat dipergunakan sewaktu-waktu. Dokumentasi
tersebut dapat dijadikan barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data
harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif, dan ditandatangani oleh tenaga
kesehatan (perawat), tanggal, dan perlu dihindari adanya penulisan yang dapat
menimbulkan interprstasi yang salah.

 Jaminan Mutu Pelayanan


Pendokumentasian data pasien yang lengkap dan akurat, akan memberikan
kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien, dan
untuk mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi, serta seberapa jauh
masalah dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui dokumentasi yang akurat. Hal
ini akan membantu meningkatkan kualitas (mutu) pelayanan keperawatan.

 Komunikasi
Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat “perekam” terhadap masalah
yang berkaitan dengan klien. Perawat atau profesi kesehatan lain dapat melihat
dokumentasi yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Proses keperawatan adalah aktifitas yang mempunyai maksud yaitu praktik
keperawatan yang dilakukan secara sistematik. Selama melakukan proses
keperawatan, perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk
mengkaji status kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa,
mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan, menerapkan dan
mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai hasil akhir tersebut.
Proses keperawatan juga memiliki manfaat yaitu

 Menghasilkan praktik keperawatan yang profesional


 Meningkatkan rasa solidaritas dan rasa kesatuan perawat
 Mengembangkan keterampilan teknis dan intelektual perawat
 Mengambarkan otonomi dan tanggung jawab perawat
 Meningkatkan citra profesi keperawatan
 Meningkatkan layanan mutu keperawatan
 Proses keperawatan juga memiliki tujuan yaitu:
 Menggunakan metode pemecahan masalah
 Menggunakan standar untuk praktik keperawatan.
 Memperoleh metode yang baku dan sesuai, rasional, dan sistematis.
 Memperoleh metode yang dapat dipakai dalam segala situasi.
 Mempunyai hasil asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi

 Komponen Dalam Proses Keperawatan:


 Tahap Pengkajian
 Tahap Diagnosa Keperawatan
 Tahap Perencanaan
 Tahap Pelaksanaan
 Tahap Evaluasi

 SARAN
Tenaga profesi keperawatan perlu melakukan asuhan keperawatan secara
sistematis dan terorganisir demi meningkatkan layanan mutu keperawatan dan
profesionalitas sehingga menghasilkan praktik keperawatan yang professional.

9
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,L.J (2004), Nursing Diagnosis: Aplication to Clinical Practice. (10 th


edition).Philadelphia: J.B Lippincot Company.

Kozier, Erb. Berman. Snyder. (2004). Fudamental of nursing: Concepts, process, and
practice.

Potter & Perry (2005). Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: EG

Dermawan, Deden, S.Kep., Ns (2012). Proses Keperawatan: Penerapan Kosep Dan Kerangka
Kerja, Yogyakarta: Gosyen Publishing

Rohmah, Nikmatur & Saiful W (2013). Proses Keperawatan: Teori Dan Aplikasi,
Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA

10

Anda mungkin juga menyukai