Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI PENYAKIT
1. Hepatoma (Karsinoma Hepatoseluler) adalah kanker yang berasal dari sel-sel
hati. Hepatoma merupakan kanker hati primer yang paling sering ditemukan.
Karsinoma fibrolamelar merupakan jenis hepatoma yang jarang, yang biasanya
mengenai dewasa muda. Penyebabnya bukan sirosis, infeksi hepatitis B atau C
maupun faktor resiko lain yang tidak diketahui. Hepatoma adalah kanker hati
primer dapat timbul dari hepatosit (sel hati), jaringan penyambung, pembuluh
darah, empedu., Ester, 2002.
2. Hepatoma atau Karsinoma hepatoseluler (hepatocellular carcinoma=HCC)
merupakan tumor ganas hati primer yang berasal dari hepatosit, Sudoyo, 2007.
3. Hepatocellular Carcinoma (HCC) atau disebut juga hepatoma atau kanker hati
primer atau Karsinoma Hepato Selular (KHS) adalah satu dari jenis kanker yang
berasal dari sel hati, Misnadiarly, 2007.
4. Hepatoma(karsitoma hepatoseluler) adalah kanker yang berasal dari hepatosit
(karsitoma hepatoseluler) atau dari duktus empedu (kolangio karsinoma),
Corwin, 2009.

1
B. PATOFISIOLOGI
Hepatocellular carcinoma (HCC) adalah tumor ganas asal hepatoseluler yang
berkembang pada pasaien dengan factor resiko seperti hepatitis virus,
penyalahgunaan alkohol, dan penyakit hati metabolik. Penyakit ini juga dapat
terjadi (jarang) pada pasien dengan parenkim hari normal.
HCC dapat mengalami perdarahan dan nekrosis karena kurangnya stroma fibrosa.
Invasi vascular, terutama dalam system portal. Invasi sistem bilier kurang umum.
Agresif HCC dapat menyebabkan rupture (pecah) dan hemaperitoneum hepatika.
Ada tiga pola pertumbuhan yang ditunjukan oleh HCC:
1. Masa soliter.
2. Multifocal atau pola nodular.
3. Multiple difus dengan pola nodular.
Secara mikroskopis, sel-sel HCC menyerupai hepatosit normal dan dapat
membingungkan dengan adenoma sel hati. Tumor yang lebih berbeda dapat
menghasilkan empedu. HCC dapat menghasilkan alfa-fetoprotein (AFP), serta
protein serum lainnya.

2
Sumber: Mutaqin, A., Sari, K. (2011)

3
4
C. ETIOLOGI
Penyakit pasti dari hepatoma masih belum diketahui tetapi terdapat data penting
predisposisi penyebab utama dari hepatoma ,yaitu serosi hepatis. Kondisi sirosis
hepatis biasanya berhubungan dengan hepatitis B,hepatitis C,hemokromatosis
aflatoxin,dan penyebab lain.
Secara umum,setiap etiologi sirosis merupakan faktor resiko utama untuk
hepatocellilar carcinoma. Sekitar 80% dari pasien denga hepatocellular carcinoma
baru didiagnosis sirosis telah ada sebelumnya. Penyebab utama sirosis diamerika
serikat disebabkan infeksi hepatitis C,alkohol dan infeksi hepatitis B (El-serag
2004).
1. Sirosis hati (pengerasan hati)
Secara umum, sirosis manapun adalah faktor risiko utama untuk kanker hati.
Sekitar 80 persen pasien dengan kanker hati sebelumnya telah didiagnosis
sirosis hati.
2. Virus hepatitis B
Hepatisis B merupakan penyebab paling umum kanker hati di seluruh dunia.
Virus hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati karena adanya kombinasi
peradangan kronis dan integrasi genom virus ke dalam DNA pasien. Pasien
hapatitis B dapat meningkatkan kasus kanker hari hingga 1000 kali lipat.
3. Virus Hepatitis C
Virus hepatitis C telah menjadi penyebab paling umum kanker hati di Jepang
dan Eropa, dan juga bertanggung jawab atas meningkatnya kejadian kanker hati
baru-baru ini di Amerika Serikat.
Risiko kanker hati seumur hidup dari pasien hepatitis C adalah 5 persen, dan
terjadi setelah 30 tahun terinfeksi. Dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa
pengobatan antiviral infeksi hepatitis C kronis dapat mengurangi risiko kanker
hati secara signifikan.
4. Alkohol
Di Amerika Serikat, sekitar 30 persen kasus kanker hati dianggap berhubungan

5
dengan konsumsi alkohol yang berlebihan. Pecinta alkohol yang minum lebih
dari 80 g/d atau elbih dari 6 sampai 7 gelas per hari, dapat meningkatkan risiko
kanker hati hingga 5 kali lipat.Risiko kanker hati lebih besar terjadi setelah
pasien berhenti minum alkohol, karena peminum berat tidak bertahan cukup
lama untuk mengembangkan kanker.
5. Aflatoksin
Karsinogen hati ini adalah hasil dari kontaminasi jamur pada bahan makanan di
Afrika dan Asia Tenggara. Hal ini menyebabkan kerusakan DNA dan mutasi
gen p53. Biasanya aflatoksin terdapat pada kacang - kacangan atau makanan
yang disimpan dalam waktu lama.
6. Hemochromatosis
Hemochromatosis merupakan kelainan metabolisme besi yang ditandai dengan
adanya pengendapan besi secara berlebihan di dalam jaringan. Pasien dengan
hemochromatosis, meningkatkan risiko kanker hati sebesar 30 persen.
7. Komplikasi penyakit lain
Adanya komplikasi seperti sirosis empedu primer, steroid androgenik, kolangitis
sclerosing primer, dan kontrasepsi oral dapat meningkat risiko kanker hati.

D. KLASIFIKASI
Sistem TNM (tumor, nodul, metastasis) sementara ini yang dijadikan yang diterima
secara luas adalah benar - benar hanya berguna pada pasien yang menjalani bedah
reseksi. Oleh karena sebagian besar pasien unresectable dengan prognosis benar-
benar tergantung pada keberadaan fungsi hati dari pada ukuran tumor. Beberapa
sistem stadium telah dievaluasi klinis yang menggabungkan fitur dari hati dan
pasien seperti asites, keterlibatan vena porta dan status performa.
Stadium Hepatoma
1. Stadium I : Satu fokal tumor berdiameter < 3 cm
2. Stadium II : Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm. Tumor terbatas pada
segment I atau multi-fokal tumor terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri hati.

6
3. Stadium III : Tumor pada segment I meluas ke lobus kiri (segment IV) atau ke
lobus kanan segment V dan VIII atau tumor dengan invasi peripheral ke sistem
pembuluh darah (vascular) atau pembuluh empedu (biliary duct) tetapi hanya
terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri hati.
4. Stadium IV : Multi-fokal atau diffuse tumor yang mengenai lobus kanan dan
lobus kiri hati atau tumor dengan invasi ke dalam pembuluh darah hati (intra
hepaticvaskuler ) ataupun pembuluh empedu (biliary duct) atau tumor dengan
invasi ke pembuluh darah di luar hati (extra hepatic vessel) seperti pembuluh
darah vena limpa (vena lienalis) atau vena cava inferior atau adanya metastase
keluar dari hati (extra hepatic metastase).

Tabel stadium hepatoma dengan menggunakan sistem TNM


Tumor Primer Kelenjar getah Metastatis
bening KGB jauh
Regional N (M)
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai N0 Menunjukan M0. Tidak ada
T1 Tumor soliter tanpa invanasi
tidak ada metastatis jauh
vaskular
keterlibatan
T2 Tumor soliter dengan invasi
KGB
vaskular atau beberapa tumor tidak
lebih dari 5cm
T3 Tumor multiprl lebih dari 5cm atau N1 Menunjukan M1. Ada
tumor yang melinatkan cabang keterlibatan metastatis jauh
utama dari portal atau vena KGB
hepatika.
T4 Tumor multipel dengan invasi
langsung organ yang berdekatan
selain kantong empedu atau dengan
perforasi peritoneum viseral
( Amerika cancer society,2008)
Tabel pengelompokan stadium
Stadium TNM

7
Stadium I T1 N0 M0
Stadium II T2 N0 M0
Stadium III A T3 N0 M0
Stadium III B T4 N0 M0
Stadium III C Tx N1 N0
Stadium IV a Setiap T Setiap N M1a
Stadium IV b Setiap T Setiap N M1b
( Amerika cancer society,2008)

E. TANDA DAN GEJALA


Pada tahap awal hepatoma tidak memberi gejala dan tanda klinik. Pada stadium
lanjut mungkin bisa didapatkan gejala dan tanda-tanda seperti:
1. Penurunan berat badan
2. Anoreksia dan anemia
3. Nyeri abdomen disertai dengan pembesaran hati yang cepat serta permukaan
yang teraba ireguler pada palpasi.
4. Kehilangan nafsu makan
5. Mudah capek dan merasa lelah
6. Asites pada abdomen
Asites timbul setelah nodul tersebut menyumbat vena portal atau bila jaringan
tumor tertanam dalam rongga peritoneal
7. Kulit dan matanya kelihatan kuning
Gejala ikterus hanya tejadi jika sluran empedu yang besar tersumbat oleh
tekanan nodul malignan dalam hilus hati.
8. Kotorannya berwarna putih

F. KOMPLIKASI
1. Asites
2. Perdarahan saluran cerna bagian atas
3. Ensefalopati hepatika

8
4. Sindrom hepatorenal
Sindrom hepatorenal adalah suatu keadaan pada pasien dengan hepatitis kronik,
kegagalan fungsi hati, hipertensi portal, yang ditandai dengan gangguan fungsi
ginjal dan sirkulasi darah Sindrom ini mempunyai risiko kematian yang tinggi.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan bilirubin total, aspartate aminotransferase (AST), fosfatase alkali,
albumin, dan waktu prothrombin menunjukan hasil yang konsisten dengan
sirosis.
2. Alpha-fetoprotein (AFP) meningkat pada 75% kasus.
3. Radiografi.
a. Foto toraks, dilakukan untuk mendeteksi adanya metastasis paru.
b. CT Scan. Dilakukan untuk pasien Hepatocelullar carcinoma karena
meningkatnya AFP. Setiap tes memiliki 70-80% kesempatan untuk
menemukan lesi soliter.
c. MRI dapat mendeteksi lesi lebih dan juga dapat digunakan untuk
menetukan aliran dalam vena vortal.
d. USG untuk mencari tanda-tanda sirosis dalam atau pada permukaan hati.
e. Biopsi. Biopsi sering diperlukan untuk membuat diagnosis. Secara umum,
core biopsi lebih disukai dari biopsi jarum halus. Biopsi umumnya
diperoleh melalui perkutaneus dibawah bimbingan ultrasonographic atau
CT. sebelum mendapatkan biopsy, paracentesis volume besar mungkin
berguna pada pasien dengan asites massif; selain itu, transfuse trombosit
mungkin diperlukan pada pasien dengan sirosis dengan trombositopenia
berat (<50.000). Resiko pendarahan tidak berkolerasi dengan peningkatan
dalam waktu prothombin.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan terhadap pasien Hepatoma terdiri dari pembedahan, kemoterapi,

9
terapi radiasi. (Suratun, 2010).
1. Pembedahan
Pembedahan adalah satu-satunya penanganan kuratif potensial untuk pasien
kanker hati. sayangnya hanya 25% pasien yang memenuhi kriteria untuk reseksi
hati. Reseksi hepatik melibatkan subkostal bilateral maupun insisi
torakoabdominal. Setelah insisi, terdapat empat teknik reseksi yang diketahui
yaitu lobektomi kanan dan kiri, trisegmenteknomi dan segmentektomi lateral,
segmen-segmen lateral meliputi pengangkatan bagian luar lobus kiri.
Trisegmentektomi adalah pengangkatan lobus kanan dan bagian dalam lobus
kiri.
Terdapat tiga macam terapi bedah, yaitu:
a. Hepatektomi Parsial.
Di Amerika Serikat, resksi mungkin hanya 5% dari pasien. Secara umum,
Hepatocellular carcinoma memiliki lesi soliter pada sebagian lobus hati
sehingga dengan intervensi hepatektomi parsial pada sebagian lobus hati
memberikan hasil terbaik untuk optimalisasi fungsi hati yang tersisa
(Poon,2001).
b. Transplantasi.
Banyak pasien tidak dicalonkan pada hepaktetomi parsial karena luasnya
penyakit hati. Beberapa pasien ini baik kandidat untuk transplantasi hati
karena memiliki potensi untuk menghilangkan kanker, menyembuhkan
penyakit hati yang mendasari (Bruix,2005).

2. Kemoterapi
Kemoterapi regional meliputi penginfusan agens yang sangat dimetabolisasi
oleh hari melalui arteri hepatik.Ini sangat meningkatkan dosis obat yang
diberikan ke tumor, tetapi meminimalkan efek samping sisterik. Kemoterapi
intra arterial dapat diberikan melalui kateter sementara yang dipasang ke dalam

10
arteri aksilaatau femoralis. Komplikasi metode ini meliputi trombosis hepatik
dan arteri intraabdomenlain, perubahan posisi kateter, sepsis dan hemoragi.
Obat juga dapat diberikan melalui pompa yang dapat ditanam, yang
memberikan keuntungan dengan membuat pasien tetap dapat berjalan dan
menurunkan komplikasi terkait kateter. Agens yang digunakan paling sering
untuk kemoterapi intraarterial adalah flokuridin (FUDR) dan 5-FU. Obat lain
yang digunakan meliputi sisplatin, doksorubisin, mitomisin-C, dan
diklorometotrekstat.
3. Terapi Radiasi
Meskipun kanker hati diyakini sebagai tumor tumor radiosensitive, penggunaan
terapi radiasi dibatasi oleh intoleransi relative parenkim normal. Semua hati
akan metoleransi 3000cGy. Pada dosis ini insidensi hepatitis radiasi adalah 5%
sampai 10%. Pengobatan atau remisi jangka panjang kanker hati memerlukan
dosis lebih tinggi secara signifikan.

Menurut Ester (2002) ada beberapa penatalaksanaan yang menggunakan pendekatan


keperawatan yaitu:
1. Dalam persiapan untuk pembedahan, status nutrisi, cairan, fisik umum dikaji
dan upaya dilakukan untuk menjamin kondisi fisik seoptimal mungkin.
2. Berikan penjelasan agar pasien menyiapkan diri secara psikologis terhadap
pembedahan, pemeriksaan diagnostik yang panjang dan melelahkan mungkin
dilakukan, perlu dilakukan persiapan usus dengan menggunakan katartik, irigasi
kolon dan antibiotik usus untuk meminimalkan kemungkinan akumulasi
amonium dan mengantisipasi kemungkinan insisi usus.
3. Pada pascaoperasi terdapat masalah potensial yang berhubungan dengan
keterlibatan kardiopulmonal, kapiler vaskuler, dan disfungsi pernafasan dan
hati, abnormalitas metabolik memerlukan perhatian cermat. Infus konstan
dengan glukosa 10% diperlukan dalam 48 jam pertama untuk mencegah cetusan
penurunan gula darah, yang diakibatkan oleh penurunan glukoneogenesis.

11
Sintesis protein dan metabolisme lemak juga berubah, sehingga memerlukan
penginfusan albumin.
4. Pasien memerlukan pemantauan ketat dan terus menerus serta perawatan
selama 2 atau 3 hari pertama. Ambulasi dini dianjurkan.
Adapun pencegahan terhadap penyakit klien agar tidak mengalami Hepatoma
yaitu:
a. Pencegahan untuk penyakit Hepatitis B dan C.
b. Hindari Mengkonsumsi alkohol.
c. Hindari makanan yang mengandung aflatoksin.

I. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


1. Masalah Keperawatan
1) Kelebihan volume cairan
2) Nyeri
3) Intoleransi aktivitas
4) Pola nafas tidak efektif
5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : Adanya pembesaran hepar yang dirasakan semakin
mengganggu sehingga bisa menimbulkan keluhan sesak napas yang
dirasakan semakin berat disamping itu disertai nyeri abdomen.
1) Riwayat Penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang dapat diperoleh melalui orang lain atau
dengan klien itu sendiri.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu dikaji untuk mendapatkan data mengenai
penyakit yang pernah diderita oleh klien.
3) Riwayat Penyakit Keluarga

12
Riwayat penyakit keluarga dikaji untuk mengetahui data mengenai
penyakit yang pernah dialami ol eh anggota keluarga.
b. Pemeriksaan Fisik: Data Fokus
Pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan hepatoma menurut Suratun
(2010) sebagai berikut:
a. Kaji adanya keluhan kelemahan, kelelahan, dan malaise.
b. Kaji riwayat mengkonsumsi alkohol, jika ya tanyakan berapa banyak
dalam sehari dan sudah berapa lama.
c. Kaji riwayat penggunaan obat-obatan yang kemungkinan dapat
mempengaruhi fungsi hati.
d. Kaji riwayat penyakit hepatitis, penyakit empedu, trauma hati,
perdarahan gastrointestinal.
e. Kaji adanya ketidaknyamanan; nyeri tekan abdomen pada kuadran
kanan atas dan menyebar ke skapula.
f. Kaji status nutrisi klien; anoreksia, mual, muntah, penurunan berat
badan, edema, ikterik.
g. Kaji kebutuhan cairan; klien mengalami muntah, kulit kering, turgor
kulit buruk, diare, dan terjadi asite.
h. Kaji eliminasi klien; klien sering mengalami diare.
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah, untuk memeriksa afp (alfa fetoprotein), yaitu jenis
protein yang dihasilkan tumor hati.
2. Pemindaian citra (imaging scan) dengan MRI atau CT scan
3. Biopsy, yaitu mengambil sampel jaringan tumor untuk dianalisa untuk
menentukan apakah tumor tersebut ganas (cancerous) atau jinak (non-
cancerous).

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

13
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan cairan ekstraseluler di
paru – paru yang disebabkan oleh gangguan metabolism protein
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan cepat lelah, kelemahan fisik umum
sekunder dari perubahan metabolism sistemik.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake makanan yang kurang adekuat.
4. Aktual/resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
terapi deuratik, muntah, hypokalemia, penurunan intake cairan oral.

14
15

Anda mungkin juga menyukai