MANUSIA
Track Record:
1.Top 50 (17) Authors, SINTA Indonesia tahun 2020
2.Award outstanding : “Education Leadership Award 2019 oleh World Education Congress
3.Pemegang HKI (22) terbanyak Univ.Airlangga tahun 2019
4.Menulis Artikel Internasional & Scopus (H-Index 7) dan Buku referensi: 26
CURICULUM VITAE
Name : Prof. Dr.H.Nursalam, M. Nurs (Hons)
NIRA : 35780088971
Address : Jl. Keputih Tegal Timur 62 Surabaya 60111
Phone : 081339650000
e-Mail : nursalam@fkp.unair.ac.id
HIGHER, EDUCATION:
1. Doctor, Postgraduate Programme, Faculty of Medecine, Universitas Airlangga, 2005
2. Honours Master of Nursing, University of Wollongong, New South Wales, Australia, 1997
3. Master of Nursing (Coursework), Univ. Wollongong, NSW, Australia,1996
4. Med. Surgical Nursing, Lambton College, Sarnia Ontario Canada, 1991
5. Diploma III in Nursing, Soetomo Surabaya 1988
Non Naker
Adalah kebijakan dan praktek yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek
“orang” atau sumber daya manusia dari posisi dalam manajemen
• Kualitas SDM harus selalu ditingkatkan melalui pelatihan dan pemberian kompensasi
yang adil termasuk berbagai fasilitas kesejahteraan karyawan
• Variasi
Kurangnya Variasi Pekerjaan Bisa Menyebabkan Kebosanan, Dan Selanjutnya
Kebosanan Menimbulkan Kelelahan Yang Akan Mengakibatkan Kesalahan-
kesalahan
• Identitas Tugas
Bila Pekerjaan Tidak Mempunyai Identitas, Para Karyawan Tidak Akan Atau
Kurang Merasa Bertanggungjawab Dan Mungkin Kurang Bangga Dengan Hasil-
hasilnya. Ini Berarti Kontribusi Mereka Tidak Tampak, Sehingga Kepuasan Kerja
Bisa Menurun
• Umpan Balik
Bila Pekerjaan-pekerjaan Memberikan Umpan Balik Tentang Seberapa Baik
Pelaksanaan Pekerjaan, Maka Karyawan Akan Mempunyai Pedoman Atau
Motivasi Untuk Melaksnakan Dengan Lebih Baik
TEKNIK PERANCANGAN KEMBALI PEKERJAAN
• Simplikasi Pekerjaan
Ini Berarti Pekerjaan Disederhanakan, Tugas-tugas Suatu Pekerjaan Bisa Dibagi
Menjadi Dua, Tugas Yang Tidak Diperlukan Diidentifikasi Dan Dihapuskan.
Resiko Simplikasi Pekerjaan Adalah Bahwa Pekerjaan-pekerjaan Bisa Menjadi Terlalu
Terspesialiasi Sehingga Menimbulkan Kebosanan Yang Pada Gilirannya Menyebabkan
Kesalahan-kesalahan Atau Permintaan Keluar
• Perluasan Kerja
Kadang Berbagai Pekerjaan Dapat Dibuat Lebih Menarik Dengan Memperluasnya
Ada 3 Metode Yang Dapat Dilakukan :
1. Rotasi Jabatan
2. Job Enlargement (Perluasan Secara Horizontal)
3. Job Enrichment (Perluasan Secara Vertikal)
INFORMASI ANALISIS PEKERJAAN
1. Penilaian Sekarang
Para manajer memulai perencanaan SDM dgn meninjau status SDM organisasi yaitu
dgn membuat sebuah inventarisasi SDM.
2 Penilaian Kebutuhan SDM Masa Depan
kebutuhan2 SDM dimasa depan ditentukan oleh strategi2maupun sasaran2
organisasi.
3 Menyusun sebuah Program Masa Depan
Setelah melakukan penilaian2 atas kemampuan SDM yg ada sekarang maupun
kebutuhan masa depan, para manajer harus mampu memperkirakan kekurangan2nya
baik dalam jumlah maupun dalam jenisnya.
Proses Manajemen SDM
A B C D
A – 300 A 0.7 0.1 – – 210 + 15 225
B – 150 B 0.2 0.8 – – 60 + 120 180
C – 275 C – – 0.6 – 165 165
D – 360 D – – 0.1 0.9 KLR 28 + 324 352
0.1 0.1 0.3 0.1
SISTEM PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA :
1. Kebijaksanaan promosi
Kebijaksanaan promosi dari dalam, dimaksudkan untuk memberikan kepada karyawan sekarang
Kesempatan pertama untuk mengisi lowongan pekerjaan
2. Kebijaksanaan kompensasi
Besarnya kompensasi yang ditawarkan organisasi akan mempengaruhi minat pencari kerja untuk
Menjadi pelamar serius
3. Kebijaksanaan status karyawan
Banyak perusahaan mempunyai kebijaksanaan Penerimaan karyawan dengan status honorer,
Musiman atau sementara atau part -time. Meski minat pelamar cukup tinggi, kebijaksanaan tsb
dpt menyebabkan perusahaan menolak karyawan ‘Qualified’ yang menginginkan status kerja ‘full-time’
4. Kebijaksanaan penerimaan tenaga lokal
Prioritas penarikan ini biasanya dimaksudkanuntuk lebih terlibat dalam masyarakat dan menjalin
hubungan baik dengan lingkungan masyarakat disekitar perusahaan
… Con’t KENDALA-KENDALA PENARIKAN
• Rencana-rencana sdm
Dengan merinci persediaan keterampilan, rencana latihan, pengembangan, promosi akan
membantu proses penarikan karena meringkas kebutuhan-kebutuhan penarikan diwaktu yang akan
datang
• Kondisi pasar tenaga kerja
Merupakan suatu wilayah geografis dimana kekuatan suplai (orang yg mencari kerja) berinteraksi
dengan kekuatan permintaan (perusahanyg mencari karyawan) akan menentukan harga tenaga
kerja
• Kondisi lingkungan eksternal
Bila kondisi bisnis menurun, perusahaan mungkin harus mengurangi kegiatan penarikan
• Persyaratan-persyaratan jabatan
Untuk menarik tenaga-tenaga terampil akan lebih sulit daripada tenaga tidak terampil
• Kebiasaan-kebiasaan pelaksana penarikan
Para pelaksana penarikan memerlukan umpan balik positif dan negatif, agar tdk hanya
menggantungkan diri pada kebiasaan yang telah terbentuk
EVALUASI PENARIKAN
Negara
Negara Industri Berkembang
PROSES SELEKSI
• Proses seleksi dimulai setelah kumpulan para pelamar yang memenuhi syarat
didapatkan melalui penarikan
• Proses seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk
memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak
• Proses seleksi merupakan pusat manajemen personalia
• Analisa jabatan, perencanaan sumberdaya manusia dan penarikan dilakukan
terutama untuk membantu seleksi personalia. Bila seleksi dilaksanakan dengan
tidak tepat, upaya-upaya sebelumnya tersebut akan sia-sia
• Oleh karena itu, seleksi adalah kunci sukses manajemen personalia dan bahkan
sukses organisasi
MASUKAN-MASUKAN SELEKSI
ANALISIS
ORIENTASI
JABATAN
LATIHAN
PENGEMBANGAN
PERENCANAAN
KARIER
RENCANA-
RENCANA PROSES EVALUASI
SUMBERDAYA SELEKSI PRESTASI
MANUSIA
KOMPENSASI
PERJANJIAN
KOLEKTIF
PENGAWASAN
PENARIKAN PERSONALIA
LANGKAH-LANGKAH PROSES SELEKSI
LANGKAH-LANGKAH
PENERIMAAN EVALUASI
PENDAHULUAN WAWANCARA MEDIS (TES
PELAMAR SELEKSI KESEHATAN)
KEPUTUSAN
PENERIMAAN
• Proses seleksi merupakan jalur dua arah. Organisasi memilih karyawan dan para
pelamar memilih perusahaan
• Seleksi dimulai dengan kunjungan calon pelamar kekantor personalia atau dengan
permintaan tertulis untuk aplikasi. Bagaimana penerimaan pertama ditangani telah
mulai membentuk pendapat pelamar tentang perusahaan
• Bila pelamar datang sendiri, wawancara pendahuluan dapat dilakukan, akan sangat
membantu dalam upaya menghilangkan kesalahfahaman dan menghindarkan
pencarian informasi dari sumber tidak resmi
• Pada tahap ini juga dilakukan pemeriksaan kebenaran informasi lamaran
LANGKAH 2 : TES-TES PENERIMAAN
• Agar tes dapat meloloskan para pelamar yang tepat, maka tes harus valid, berarti
bahwa skor-skor tes mempunyai hubungan yang berarti (signifikan) dengan prestasi
kerja atau dengan kriteria-kriteria relevan lainnya
• Disamping harus valid, tes juga harus reliabel. Reliabilitas berarti bahwa tes
seharusnya menghasilkan skor-skor secara konsisten setiap waktu seorang pelamar
melakukannya
• Berbagai peralatan tes antara lain : psychological test, knowledge test, performance
test
PSYCHOLOGICAL TEST (TES PSIKOLOGIS)
YAITU BENTUK TES YANG MENGUJI INFORMASI ATAU PENGETAHUAN YANG DIMILIKI
PARA PELAMAR. PENGETAHUAN YANG DIUJIKAN HARUS SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN
• Bila referensi diserahkan secara tertulis, referensi biasanya hanya menekankan hal-
hal posistif. Oleh karena itu, referensi pribadi pada umumnya jarang digunakan
Hasil akhir proses seleksi adalah orang yang diterima sebagai karyawan
baru. Bila masukan seleksi diperhatikan dengan seksama dan langkah-
langkah diikuti secara benar maka para karyawan baru akan merupakan
sumberdaya yang produktif
C Orientasi Karyawan
PROGRAM ORIENTASI
ISI
SASARAN- PROGRAM
PENILAIAN
SASARAN
DAN
IDENTIFIKASI LATIHAN
KEBUTUHAN- DAN
KEBUTUHAN PENGEMBA- PRINSIP-
NGAN PRINSIP
BELAJAR
TEKNIK-TEKNIK LATIHAN DAN
PENGEMBANGAN
• Ada dua kategori pokok program latihan dan pengembangan manajemen
1. Metode praktis (on the job training)
2. Metode simulasi (off the job training)
• Tidak ada teknik yang selalu paling baik; metode terbaik tergantung pada
sejauhmana suatu teknik memenuhi faktor-faktor berikut :
1. Efektivitas biaya
2. Isi program yang dikehendaki
3. Kelayakan fasilitas-fasilitas
4. Preferensi dan kemampuan peserta
5. Preferensi dan kemampuan instruktur /
pelatih
6. Prinsip-prinsip belajar
ON THE JOB TRAINING
• Rotasi jabatan
Memberikan kepada karyawan baru pengetahuan tentang bagian-bagian organisasi yang berbeda
dan praktek berbagai ketrampilan manajerial
• Latihan instruksi pekerjaan
Digunakan terutama untuk melatih para karyawan tentang cara pelaksnaan pekerjaan mereka
sekarang
• Magang
Merupakan proses belajar dari seseorang atau beberapa orang kepada yang lebih berpengalaman
• Coaching
Penyelia memberikan bimbingan dan pengarahan kepada karyawan dalam pelaksanaan kerja rutin
mereka. Hubungan penyelia dan karyawan sebagai bawahan serupa dengan hubungan tutor-
mahasiswa
• Penugasan sementara
Penempatan karyawan pada posisi manajerial atau sebagai panitia tertentu untuk jangka waktu
yang ditetapkan
OFF THE JOB TRAINING
• Metode studi kasus
Karyawan yang terlibat dalam tipe latihan ini diminta untuk mengidentifikasi masalah,
menganalisa situasi dan merumuskan penyelesaian alternatif
• Role playing
Peserta ditugaskan untuk memerankan individu tertentu yang digambarkan dalam suatu
episode dan diminta untuk menanggapi para peserta lain yang berbeda perannya
• Business games
Suatu simulasi pengambilan keputusan skala kecil yang dibuat sesuai dengan situasi
kehidupan bisnis nyata
• Vestibule training
Bentuk latihan ini dilaksanakan bukan oleh atasan, tetapi oleh pelatih khusus, area terpisah
dibangun dengan berbagai peralatan sama seperti yang digunakan pada pekerjaan
sebenarnya
• Program pengembangan eksekutif
Biasanya diselenggarakan di universitas atau lembaga pendidikan lainnya
EVALUASI PROGRAM LATIHAN DAN PENGEMBANGAN
PARA TINDAK
KERYAWAN LANJUT
DILATIH ATAU
DIKEMBANGKAN
2 KEBUTUHAN TENAGA KERJA
KEPERAWATAN
NURSING STAFFING NEED
Ratio Perawat Pasien TIDAK SEIMBANG
Lumley, C., Ellis, A., Ritchings, S., Venes, T. and Ede, J., 2020. Nursing in Critical Care, 25(4), pp.203-205.
Bagaimana Perawat yang Memberikan Perawatan
di COVID-19?
The Reality: Hours of Nursing Services
Sumber: Zhang, Jiang, Yuan, et.al, 2020. International Journal of Nursing Studies
The Reality: Hours of Nursing Services
RAWAT INAP
RAWAT JALAN
RUANG OPERASI
RUANG CRITICAL
RUANG RAWAT DARURAT
RAWAT INAP
1) METODE RASIO
•
2) METODE NEED (DOUGLAS)
•
….CON’T METODE NEED (DOUGLAS)
….CON’T METODE NEED (DOUGLAS)
….CON’T METODE NEED (DOUGLAS)
•
•
•
•
3. METODE GILLES
……CON’T METODE GILLES
B.
……CON’T METODE GILLES
CATATAN:
3. METODE FORMULASI NINA
TERDAPAT 5 TAHAPAN:
•
•
….CON’T METODE FORMULASI NINA
•
•
4. METODE LOKAKARYA KEP
•
•
5. METODE FTE
•
…. CON’T METODE FTE
…. CON’T METODE FTE
Jumlah
RUANG GAWAT DARURAT (DEMAND)
•
Jumlah tenaga untuk Ruang darurat
Jumlah tenaga untuk kamar operasi (OK)
•
•
•
Jumlah tenaga di Ruang Penerimaan
•
•
•
Jumlah tenaga di Critical Care
•
•
•
METODE NEED – RAWAT JALAN
HUDGKIN
•
Jumlah tenaga di Rawat Jalan
•
•
•
•
Jumlah tenaga di Kamar bersalin
•
•
•
•
ANALISIS KEBUTUHAN
TENAGA BERDASARKAN
BEBAN KERJA
107
Pengembangan sistem Jenjang Karir professional
perawat dicapai melalui:
• Pendidikan formal
• Pendidikan berkelanjutan berbasis kompetensi
• Pengalaman kerja di sarana kesehatan
108
Tujuan Jenjang Karir Professional Perawat:
109
Prinsip Pengembangan
110
Prinsip Pengembangan
111
Penjenjangan Karir Professional Perawat
Secara Umum Meliputi:
112
Bidang Pengembangan
Jenjang Karir Professional Perawat
PK V PM V PP V PR V
PK IV PM IV PP IV PR IV
PK II PM II PP II PR II
PK I PM I PP I PR I
113
Jenjang Karir
Professional Perawat Klinik
114
Perawat Klinik I (PK I)
b. Kompetensi
1) Memberikan keperawatan dasar
2) Memberikan askep dgn bimbingan dari perawat klinik lebih tinggi
3) Melakukan pendidikan kesehatan pd klien & Melakukan
dokumentasi askep
5) Melakukan keluarganya
4) kolaborasi dgn profesi lain
115
Perawat Klinik II (PK II)
b. Kompetensi
1) Memberikan keperawatan dasar dlm lingkup keperawatan:
Medikal bedah/ Maternitas/ Pediatrik/ jiwa/ Komunitas/ gadar,
tanpa komplikasi/ tdk komplek dgn bimbingan terbatas dari
perawat klinik yg lebih tinggi
116
…. Con’t Perawat Klinik II (PK II)
117
Perawat Klinik III (PK III)
b. Kompetensi
1) Memberikan keperawatan dasar pd klien dlm lingkup keperawatan:
medikal bedah/ maternitas/ pediatrik/ jiwa/ komunitas/ gawat
darurat dgn komplikasi/kompleks
118
… Con’t Perawat Klinik III (PK III)
119
Perawat Klinik IV (PK IV)
b. Kompetensi
1) Memberikan askep khusus atau sub-spesialisasi.
2) Melakukan tindakan keperawatan khusus atau sub spesialis dgn
keputusan secara mandiri
120
Perawat Klinik IV (PK IV)
121
Perawat Klinik V (PK V)
b. Kompetensi
1) Memberikan askep khusus atau sub-spesialisasi dlm lingkup
medikal bedah/ maternitas/ pediatrik/ jiwa/ komunitas/ gawat
darurat
122
….Con’t Perawat Klinik V (PK V)
124
…Con’t Tanggung jawab Pengembangan Karir
Professional Perawat Klinik
2. Tanggung jawab institusi pelayanan kesehatan
a. Menciptakan jalur karir dan kenaikan pangkat
b. Mengintegrasikan kebutuhan → keterpaduan → rencana
kebutuhan
c. Menetapkan jalur karir
d. Menyebarluaskan informasi karir
e. Menyediakan penugasan menantang
f. Memberikan dukungan & dorongan
g. Menyediakan pendidikan & pelatihan berkelanjutan
125
…Con’t Tanggung jawab Pengembangan Karir
Professional Perawat Klinik
126
…Con’t Tanggung jawab Pengembangan Karir
Professional Perawat Klinik
127
…Con’t Tanggung jawab Pengembangan Karir
Professional Perawat Klinik
128
Profesionalisme perawat klinik harus memenuhi
persyaratan sbb:
129
Implementasi Jenjang
4 Karir Perawat
Membentuk Tim Membuat buku pedoman
PERWAKILAN
Anak
Kebidanan pelatihan
Medikal assesor
Bedah
Keperawatan kritis
Gawat darurat
Rawat jalan
AnestesI Sosialisasi
Gigi
Pengembangan
Jenjang Karir Professional Perawat
133
No Level Syarat Kompetensi
3 PK III • D-III Kep + pengalaman kerja 8 thn + 1. Memberikan keperawatan dasar pd klien dlm
sertifikasi (dlm proses mengikuti lingkup keperawatan: medikal bedah/
pendidikan S1 Kep) maternitas/ pediatrik/ gawat darurat dgn
• S-1 Kep + pengalaman kerja 6 thn komplikasi/kompleks
• S-2 Kep (Spesialis 1) + pengalaman kerja 0 2. Melakukan tindakan keperawatan khusus dgn
thn resiko
3. Melakukan konseling kpd klien
4. Melakukan rujukan keperawatan
5. Melakukan askep dgn keputusan secara
mandiri (tanpa bimbingan)
6. Melakukan dokumentasi askep
7. Melakukan kolaborasi dgn profesi lain
8. Melakukan pendidikan kesehatan bagi
pasien, keluarga
9. Membimbing PK II
10. Mengidentifikasi hal-hal yg perlu diteliti lebih
lanjut
Proses Mapping ➔ sesuai Pedoman
Kendala ➔ masa kerja
Masa kerja
Naik level
Pindahan
• 2007 Pendidikan
Tahap I Tahap II
SELEKSI PELAKSANAAN
ADMINISTRASI ASESMEN KOMPETENSI
2. Masa Kerja
2. Penilaian pengisian
3. Sertifikat Log Book
Kekhususan
LEVEL / JENJANG
PENDIDIKAN MASA KERJA
PERAWAT KLINIK
SPK >10 tahun
SPK + D III 0 - 10 tahun
PK I D III 2 tahun
D III + S 1 keperawatan 0 - 3 tahun
S 1 Keperawatan 0 tahun
SPK 10 – 20 tahun
SPK + D III 11 – 20 tahun
PK II D III 5 tahun
D III + S 1 keperawatan 4 – 6 tahun
S 1 Keperawatan 3 tahun
SPK + D III + Sertifikasi > 20 tahun
D III + Sertifikasi 9 th
PK III D III + S1 keperawatan : > 6 tahun
S 1 Keperawatan 6 tahun
S 2 Keperawatan 0 tahun
S 1 Keperawatan + Sertifikasi 9 tahun
PK IV
S 2 Keperawatan (Spesialis 1) 2 tahun
PK V S 2 Keperawatan (Spesialis 1) 0 tahun
• TAHAP I PERHITUNGAN 2. Masa Kerja
Total
RSF JUMLAH
RS.LAIN Total
RSF JUMLAH
RS Hasan Sadikin 1992 – 1997 SPK 1997-2005 8x25%=2 th 9.8 th PONEK 2010, PPGD
5 x 25 % x 75 % = 1.8 th D III 2005-2011 6 th 2010
• TAHAP I PERSYARATAN
3. Sertifikat
Kekhususan
LEVEL / JENJANG
SERTIFIKAT KETERANGAN
PERAWAT KLINIK
PK I Tidak prasyarat
PK II Tidak prasyarat
PK IV
PK V
• TAHAP I PENILAIAN
4.Kinerja Individu
Valid
Seleksi Validasi
Berkas Proses
administrasi Assesment
Administrasi
kompetensi
Tidak
Valid
• Tahap II ALUR ASESMEN KOMPETENSI 1. Uji Tulis
Lanjut
Lulus
Tahap 2
Lanjutkan
Uji Tulis Tahap 2
Lulus
Remedial/Ujian
Tidak Lulus
Ulang
grounded 1
Tidak Lulus level / tdk
naik level
• TAHAP II ALUR ASESMEN KOMPETENSI Uji Parktik U/ PK I & II
Kelulusan
Penilaian Supervisi scr sesuai format
Pengisian Log Book berjenjang evaluasi
tindakan kep
▪ PK diatasnya
▪ Penyelia
▪ Wa Ka Ru
▪ Ka Ru
▪ Asesor
• Tahap 2 ALUR ASESMEN KOMPETENSI Uji Kasus u/ PK III
keatas
Lulus
Dilaksanakan
oleh Asesor
Lulus
Tidak Uji Kasus Remedial:
Lulus Ulang Tidak 3 bulan
Lulus
Lakukan QI
PSBH
Tindak lanjut pasca assesment
kompetensi
• Pemberian lingkungan
fisik
kewenangan Kegawat Kontrol
daruratan Fisik
klinik
Koordinasi
• Pemberian Radiasi Panca
remunerasi Indra
Kondisi
sesuai level PK kerja
Konsentra
Infeksi
si Mental
Brand Durasi
Image Jadwal Mental
kerja
Upaya pengembangan lebih lanjut
KOMITE KEPERAWATAN
Proses kredensial (Credentialing)
Rekomendasi Clinical
Appointmen
Komite
Perawat Standar
Aspek yang di Kredensial
1. Kompetensi Akademis
- Kognitif
- Psikomotor
2. Kesehatan
- Kompetensi Fisik
- Kesehatan Mental/ Perilaku
TERIMA KASIH