Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN

LAPORAN MANAJEMEN LAYANAN

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4

Elnovita Rahmawati 2141312054


Yuhrizon 2141312055
Rika Novyanti 2141312057
Vivi Febriyeni 2141312065
Nova Asriyanti 2141312069
Devia Ola Yulia 2141312070
Nila Safitri 2141312071
Ira Febriani 2141312072

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karuniaNya yang

selalu diberikan kepada suluruh makhluk Nya. Berkat rahmat dan karunia Nya kami

dapat menyelesaikan Laporan Manajemen Layanan Program Profesi Ners Fakultas

Keperawatan Universitas Andalas Padang Tahun 2021 ini. Shalawat serta salam tidak

lupa pula kami kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak dan Ibu tim dosen keperawatan

manajemn yang telah membimbing kami dengan telaten dan penuh kesabaran hingga

kami dapat menyelesaikan laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini, kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran

yang membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan laporan ini, sehingga

laporan ini dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, Desember 2021

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
A. Latar Belakang……………………………………………………………...4
B. Tujuan Kegiatan………………………………………………………….....6
C. Manfaat Kegiatan…………………………………………………………...6

BAB II.........................................................................................................……….9
A. Winshield Survey……………………………………………………………9
B. Daftar Masalah……………………………………………………………...11
C. Rumusan Masalah…………………………………………………………..11
D. POA (planning of action)…………………………………………………...17
E. Analisa Swot………………………………………………………………..18

BAB II……………………………………………………………………………….19
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..19
B. Saran…………………………………………………………………………19

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….520


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan bagian penting dari sistem kesehatan, yang menyediakan

pelayanan kuratif komplek, pelayanan gawat darurat, pusat alih pengetahuan dan

teknologi yang berfungsi sebagai pusat rujukan. Rumah sakit harus senantiasa

meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan harapan masyarakat untuk meningkatkan

kepuasan. Dalam undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, pasal 29

b menyebutkan bahwa rumah sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan yang

aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan

pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit (Depkes, 2009). Upaya kesehatan

dilakukan melalui pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),

pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan

kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan

berkesinambungan. Salah satu fungsi rumah sakit dalam melaksanakan tugasnya yaitu

memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan (Sudarianto, 2008).

Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam

menentukan tindakan didasari pada ilmu pengetahuan serta memiliki ketampilan yang

jelas dalam keahliannya, selain itu sebagai profesi keperawatan mempunyai otonomi

dalam kewenangan dan tanggung jawab dalam tindakan serta adanya kode etik

dalam bekerjanya kemudian juga berorientasi pada pelayanan dengan melalui

pemberian asuhan keperawatan kepada individu, kelompok atau masyarakat (Hidayat,

2011).
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan

padapraktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan

pelayanan Kesehatan, dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia (KDM),

dengan menggunakan metodologi proses keperawatan dan berpedoman pada standar

keperawatan, dilandasi kode etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta

tanggung jawab keperawatan, (DPP, PPNI,1999). Tujuan asuhan keperawatan adalah

untuk membantu klien untuk mandiri, menganjurkan klien dan keluarga serta

masyarakat untuk berpartisipasi di dalam suatu bidang Kesehatan dan membantu klien

dalam mencapai derajat Kesehatan yang optimal. Asuhan keperawatan yang telah

dilakukan oleh seorang perawat professional dituangkan didalam bentuk dokumentasi

keperawatan.

Dokumentasi keperawatan adalah suatu system pencatatan dan pelaporan

informasi tentang kondisi (status) Kesehatan pasien serta semua kegiatan asuhan

keperawatan yang menggunakan pendekatan proses keperawatan , meliputi :

pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi

keperawatan. Perawatan mencatat Tindakan dalam asuhan keperawatan. Dokumentasi

merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan keperawatan.

Komponen penting dalam pendokumentasian adalah sinkronisasi antara yang terjadi

terhadap pasien dengan pencatatan yang dilakukan oleh perawat di lapangan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 27-28 Desember 2021,

didapatkan beberapa masalah yang ada di ruangan interne wanita diantaranya : tidak

adanya ruangan khusus pelarutan obat yang sesui standar, tata ruangan yang kurang

rapi seperti tata letak status dan dokumen lainnya yang tidak sesuai dengan budaya

5R dalam bekerja, belum tersedianya ruangan yang nyaman untuk pre dan post

conference, struktur organisasi yang terpajang di dinding yang belum diperbaharui,


serta pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang interne wanita belum optimal

hal ini dibuktikan dengan 8 dari 10 rekam medis yang diobservasi didapatkan

data bahwa perawat cendrung mengangkat diagnosa yang monoton. Seperti pada salah

satu pasien dengan CKD on HD masuk pada tanggal 3 Desember 2021 diagnosa

keperawatan yang diangkat masih perfusi renal, sementara pasien sudah menjalani

hemodialisa. Lebih dari separuh dari rekam medis yang diobservasi terdapat belum

optimalnya pelampiran data mayor untuk penegakkan diagnose keperawatan pada

lembar CPPT. Diagnose baru yang muncul yang diangkat juga diantaranya tidak

diiringi dengan pelampiran lembar askep. Sehingga didapatkan data bahwa belum

optimalnya pendokumentasian evaluasi keperawatan sesuai dengan standar.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi masalah dari sistem manajemen keperawatan berdasarkan

informasi yang diperoleh dari hasil observasi di ruangan interne wanita RSUP Dr.

M. Djamil Padang.

2. Tujuan Khusus

Kelompok 4 mahasiswa bersama perawat di ruangan dapat menunjukkan

kemampuan untuk :

a. Mengidentifikasi masalah manajemen keselamatan keperawatan yaitu,

pendokumentasian asuhan keperawatan di dalam rekam medis pasien.

b. Merumuskan prioritas masalah

c. Merencanakan alternatif penyelesaian masalah manajemen keselamatan

keperawatan meliputi belum optimalnya pendokumentasian asuhan

keperawatan yang dilakukan.


C. Manfaat Kegiatan

a. Bagi rumah sakit

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai

beberapa masalah manajemen pelayanan dan manajemen asuhan ruang rawat

inap interne wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2021.

b. Bagi perawat

Mengoptimalkan kualitas manajemen keselamatan terkait pendokumentasian

asuhan keperawatan di ruang rawat inap interne wanita RSUP Dr. M. Djamil

Padang tahun 2021.

c. Bagi pasien

Dapat mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dan

meningkatkan keselamatan pada pasien di ruang rawat inap interne wanita

RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2021.

d. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan terkait manajemen keselamatan di ruang rawat dan

sebagai pemenuhan tugas praktek keperawatan manajemen keperawatan Fakultas

Keperawatan Universitas Andalas


BAB II
ANALISA SITUASI RUANGAN

A. Winshield Survey

Windshield survey merupakan pengamatan terhadap suatu wilayah untuk

mendapatkan gambaran umum situasi dan keadaan suatu wilayah, yang didapatkan

melalui wawancara dengan penduduk atau individu disuatu wilayah dan observasi

lingkungan.

RSUP Dr. M Djamil Padang merupakan rumah sakit umum pusat milik pemerintah

yang melaksanakan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan merupakan rumah

sakit dengan akreditasi KARS internasional bintang 6 dengan peralatan medis

terlengkap di Sumatera bagian tengah.

Ruang Interne wanita merupakan salah satu bagian dari Ruang Rawat Inap RSUP

dr. M. D.Jamil Padang. Ruang interne wanita dipimpin oleh kepala ruangan dengan

jumlah tenaga keseluruhan yang ada di ruang interne wanita adalah 27 orang tenaga

kesehatan, Jumlah tenaga ini dibagi untuk wing A dan wing B. Berdasarkan

perhitungan tenaga menurut douglas kebutuhan ruangan di wing A dan wing B sudah

tercukupi. Tenaga keperawatan dengan jenjang pendidikan S1 Keperawatan (Ners)

sebanyak 12 orang, D3 Keperawatan sebanyak 16 orang. Hanya ada 2 orang perawat

yang bertugas sebagai perawat pemberi asuhan keperawatan (PPJA). Dengan jenjang

karier Pra PK: 2 orang,PK I: 9 orang, PK II: 9 orang dan PK III: 4 orang. Berdasarkan

douglas kebutuhan tenaga di wing A sebanyak 15 orang perawat dan untuk wing B

sebanyak 12 orang perawat. Jumlah pasien pada tanggal 28 Desember 2021 di wing A

sebanyak 21 orang dan tanggal 29 Desember 2021 sebanyak 19 orang.


Berdasarkan hasil winshield survey di Ruang Interne wanita RSUP dr. M. Djamil

Padang pada tanggal 28-29 Desember 2021, kelompok menemukan ada beberapa

masalah, yaitu :

a. Belum tersedianya ruangan khusus pelarutan obat yang sesuai standar

Berdasarkan standar prosedur operasional RSUP Dr. M. Djamil Padang tentang

panduan pelarutan dan peracikan obat. Bahwa ruangan pelarutan bersuhu 180c- 220c,

kelembaban ruangan 35 – 50%, troli khusus atau meja pencampuran obat suntik

(stenlis), tersedia safety box untuk benda tajam, tempat sampah.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 28-29 Desember 2021, pada

ruangan pencampuran obat di ruangan interne wanita ditemukan di dalam ruangan

pelarutan obat terdapat alat- alat kesehatan lain seperti tensi meter, EKG, Monitor, Troli

emergensi, serta lemari obat dan cairan infus pasien.

Terkait permasalahan tersebut menyangkut dengan ketersediaan fasilitas yang

disediakan oleh RSUP Dr. M.Djamil Padang. Untuk penyediaan fasilitas perlu waktu

yang lama dalam perbaikannya.

b. Belum optimalnya pelaksanaan 5R

Dalam budaya kerja yang diterapkan di RSUP Dr. M.Djamil padang, seluruh civitas

rumah sakit harus membudayakan 5R ( ringkas, rapi,resik,rawat, dan rajin). Berdasarkan

observasi yang dilakukan pada tanggal 28-29 Desember 2021 didapatkan belum

optimalnya pada budaya Rapi, itu dibuktikan dengan status pasien beserta berkas tidak

pada tempatnya.

Terkait dengan hal tersebut terjadi karena banyaknya mahasiswa baik dari kedokteran

maupun keperawatan yang berdinas di ruangan interne wanita. Sehingga status dan berkas

tidak tertata dengan rapi.

c. Belum tersedianya ruangan khusus untuk pre dan post conference


Salah satu kegiatan dalam lingkup fungsi supervise yaitu fungsi pengarahan.

Pengarahan merupakan fungsi manajerial untuk pengarahan staf dalam melaksanakan

tugas yang telah ditetapkan. Implementasi dari fungsi pengarahan dalam MPKP meliputi

kegiatan serah terima, pre conference, iklim motivasi, supervise dan delegasi

(Keliat,2006).

Post conference merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan ketua tim dan perawat

pelaksana mengenai kegiatan selama shift sebelum dilakukan operan ke shift berikutnya.

Dalam pre dan post conference perawat mendengaran arahan tentang apa yang akan

dilakukan dalam pemberian asuhan keperawatan. Oleh karena itu diperlukan ruangan

khusus agar setiap perawat dapat mendengarkan hal-hal yang disampaikan dan dibahas

dalam pre dan post conference.

Terkait permasalahan tersebut menyangkut dengan ketersediaan fasilitas yang

disediakan oleh RSUP Dr. M.Djamil Padang. Untuk penyediaan fasilitas perlu waktu

yang lama dalam perbaikannya.

d. Belum optimalnya dokumentasi asuhan keperawatan dan pengisian rekam medis

yang sesuai standar

Dokumentasi keperawatan adalah catatan yang memuat seluruh informasi yang

dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan, menyusun rencana keperawatan,

melaksanakan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang disusun secara sistimatis,

valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan hukum (Nursalam, 2002).

Untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien diperlukan suatu

standar sebagai acuan dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Standar asuhan

keperawatan meliputi penegakan diagnosa keperawatan, kriteria hasil yang diharapkan

serta intervensi keperawatan untuk menangani masalah yang dihadapi oleh klien.

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau


respon individu pada masalah kesehatan dan risiko masalah kesehatan atau pada proses

kehidupan. Diagnosis keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan

keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 27-28 Desember 2021,

didapatkan beberapa masalah yang ada di ruangan interne wanita diantaranya : tidak

adanya ruangan khusus pelarutan obat yang sesui standar, tata ruangan yang kurang

rapi seperti tata letak status dan dokumen lainnya yang tidak sesuai dengan 5R dalam

bekerja, belum tersedianya ruangan yang nyaman untuk per dan post conference,

struktur organisasi yang terpajang di dinding yang belum diperbaharui, serta

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang interne wanita belum optimal hal ini

dibuktikan dengan 8 dari 10 rekam medis yang diobservasi didapatkan data bahwa

perawat cendrung mengangkat diagnosa yang monoton. Seperti pada salah satu pasien

dengan CKD on HD masuk pada tanggal 3 Desember 2021 diagnosa keperawatan yang

diangkat masih perfusi renal, sementara pasien sudah menjalani hemodialisa. Lebih dari

separuh dari rekam medis yang diobservasi terdapat belum optimalnya pelampiran data

mayor untuk penegakkan diagnose keperawatan pada lembar CPPT. Diagnose baru

yang muncul yang diangkat juga diantaranya tidak diiringi dengan pelampiran lembar

askep Didapatkan data bahwa belum optimalnya pendokumentasian evaluasi

keperawatan sesuai dengan standar. Dari observasi untuk pengisian rekam medis

didapatkan bahwa pengisianj lembar asuhan keperawatan yang belum sesuai dengan

pembaharuan diagnose keperawatan yang diangkat, pengisian tanda centang pada

asuhan keperawatan masih ada yang kosong dan belum optimal.

B. Daftar Masalah

Belum optimalnya penegakkan diagnose keperawatan dan pengisian rekam medis


C. Rumusan Masalah

No Data Masalah
1 Pengisian rekam medis Belum optimalnya pengisian rekam

Hasil observasi didapatkan data : medis dan belum optimalnya

- pengisian tanda centang pada asuhan pendokumentasian asuhan keperawatan

keperawatan masih ada yang kosong

- pengisian lembar asuhan keperawatan

yang belum sesuai dengan pembaharuan

diagnose keperawatan yang diangkat

Belum optimalnya penegakan

diagnose keperawatan

Hasil observasi didapatkan data:

- penegakan diagnose masih ada yang

data mayor tidak sesuai.

- pada CPPT dalam point assessment

tidak dapat diukur


D. POA (Planning Of Action)

No. Masalah Rencana Tujuan Sasaran Waktu/Tgl Tempat Penanggung Jawab

Kegiatan
Persamaan Menyamakan persepsi Perawat dan 3 Januari Ruang Mahasiswa FKEP UNAND
Persepsi perawat dan mahasiswa mahasiswa 2022 Kelompok 4
Pertemuan IP
tentang cara
pendokumentasian asuhan
keperawatan yang sesuai

Belum optimalnya standar


dokumentasi asuhan
1.
keperawatan sesuai
Evaluasi Melihat kemampuan dan Perawat dan 3 Januari Ruang Mahasiswa FKEP
standar. 2022
motivasi perawat dalam mahasiswa Pertemuan IP UNAND Kelompok 4
Pendokumentasian
keperawatan dengan
menggunakan lembar balik
yang telah disediakan
E. Prioritas Masalah
No Masalah Keperawatan Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
(Strenght) (Weakness) (Opportunity) (Threat)
1. Belum optimalnya dokumentasi asuhan  Adanya  Keterbatasan  Adanya  Tuntutan untuk
perawat yang lembar asuhan kerjasama yang
keperawatan dan pengisian rekam Menjadi rumah
memiliki keperawatan baik antara
medis sesuai standar sakit terkemuka
pengetahuan yang sudah mahasiswa
tentang terstandar PPNI ( FKEP dengan dalam pelayanan,
pendokumentas SDKI, SLKI,dan perawat
pendidikan dan
ian asuhan SIKI) ruangan.
penelitian di Asia
keperawatan  Kurang
 Meningkatkan
sesuai standar. optimalnya Tenggara tahun
kualitas asuhan
perawat dalam
keperawatan 2024
 Hampir seluruh melakukan
dengan
 Berkurangnya
perawat sudah pengkajian
memusatkan
mendapat dalam asuhan nilai mutu dan
upaya dan
pendidikan dan keperawatan
meningkatkan pelayanan rumah
pelatihan terkait  Kurangnya
memotivasi
sakit dari sudut
pendokumentas kepatuhan
perawatan
ian asuhan perawat tentang pandang asesor
terhadap
keperawatan pengisian rekam
pencapaian dalam akreditasi
 Seluruh tenaga medis
tujuan
keperawatan di
ruangan
memiliki  Adanya
pengetahuan mahasiswa
tentang FKEP UNAND
pengisian rekam yang sedang
medis melakukan
 Adanya praktek
pengumpul data lapangan
sebagai profesi
penanggung manajemen
jawab mutu keperawatan
 Adanya

dukungan dari kepala

ruangan dan staf

keperawatan di ruang

interne wanita
BAB III

IMPLEMENTASI

Setelah melakukan pengkajian dengan observasi mahasiswa menganalisa data dan


menemukan masalah, lalu mahasiswa mengadakan lokakarya mini I (LOKMIN I) pada hari
Senin, 3 Januari 2022 untuk menetapkan prioritas masalah. Berdasarkan hasil pelaksanaan
Lokakarya Mini I (LOKMIN I) perawat ruangan dan mahasiswa sepakat menetapkan 4
masalah yang muncul yaitu :
a. Belum optimalnya penggunaan ruangan khusus pelarutan obat yang sesuai standar

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 28-29 Desember 2021, pada

ruangan pencampuran obat di ruangan interne wanita ditemukan di dalam ruangan

pelarutan obat terdapat alat- alat kesehatan lain seperti tensi meter, EKG, Monitor, Troli

emergensi, serta lemari obat dan cairan infus pasien.

b. Belum optimalnya pelaksanaan 5R

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 28-29 Desember 2021

didapatkan belum optimalnya pada budaya Rapi, itu dibuktikan dengan status pasien

beserta berkas tidak pada tempatnya.

c. Belum tersedianya ruangan khusus untuk pre dan post conference

d.Belum optimalnya dokumentasi asuhan keperawatan dan pengisian rekam medis yang

sesuai standar.

Dari observasi untuk pengisian rekam medis didapatkan bahwa pengisian

lembar asuhan keperawatan yang belum sesuai dengan pembaharuan diagnose

keperawatan yang diangkat, pengisian tanda centang pada asuhan keperawatan masih

ada yang kosong dan belum optimal.

Pada bab ini akan diuraikan pelaksanaan rencana tindakan yang telah dilakukan dari
permasalahan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan dimulai tanggal 04– 6 Januari 2022.
1.1. Implementasi
Penggunaan ruangan khusus pelarutan obat yang sesuai standar.
Selama ini perawat tidak menggunakan ruangan pelarutan karena minimnya cahaya diruangan serta
kurangnya penataan ruangan yang sesuai dengan standar.
a. Persiapan:
 Berkoordinasi dengan kepala ruangan untuk mengganti lampu
 Mempersiapkan bahan-bahan untuk menata ruangan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penataan ruangan dilaksanakan tanggal 4 -5 Januari
2022. Dalam hal ini minimnya pencahayaan di ruangan pelarutan langsung
ditindak lanjuti oleh kepala ruangan dengan berkoordinasi dengan petugas ips
non medis sehingga lampu langsung diganti.Ruangan kembali ditata sessuai
dengan standar yang ditetapkan oleh rs
c. Hambatan
Belum terbiasanya perawat menngunakan ruangan pelarutan obat
d. Dukungan
Kepala ruangan memotivasi anggota untuk selalu menggunakan ruangan
tersebut saat pelarutan obat
pelaksanaan 5R

a. Persiapan :
 Menunjuk penanggung jawab kegiatan penataan ruangan
 Mempersiapkan bahan-bahan untuk menata ruangan.
b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan penataan ruangan dilaksanakan tanggal 4-6 Januari 2022.


Dalam hal ini penempatan atau penataan ruangan semua tetap dikonsulkan ke
kepala ruangan untuk disetujui. Mahasiswa bekerjasama dengan perawat menata
kembali tempat penyimpanan status, lembaran askep beserta lembaran penunjang
dan membuat stiker pengumuman.

c. Hambatan

Banyaknya personal yang terlibat dalam memberikan asuhan kepada pasien baik

PPA ataupun mahasiswa dari kedokteran maupun keperawatan yang berdinas di

ruangan interne wanita sehingga status atau berkas telah ditata menjadi tidak
rapi.Hal ini juga berkaitan dengan prilaku individu yang membutuhkan waktu yang

lama untuk mengubahnya.

d. Dukungan

Kepala ruangan memotivasi anggota dan mahasiswa untuk selalu merapikan


ruangan dan menerapkan budaya

Ruangan khusus untuk pre dan post conference

a. Persiapan

Berkoordinasi dengan kepala ruangan untuk memodifikasi ruangan yang tersedia

yang bisa digunakan untuk ruangan pre dan post conference.

b. Hambatan

Singkatnya waktu untuk mengimplementasikan penyelesaian masalah sehingga mahasiswa

belum bisa menyelesaikan permasalahan ini.

Dokumentasi asuhan keperawatan dan pengisian rekam medis yang sesuai standar.
a. Persiapan

 Menunjuk penanggung jawab kegiatan sosialisasi penerapan 3S


 Mempersiapkan alat untuk sosialisasi penerapan 3S yaitu lembar balik 3S
b. Pelaksanaan
Kegiatan desiminasi ilmu dilaksanakan tanggal 4 januari 2022 pukul 14.00 .Dalam
pelaksanaannya mahasiswa berperan 1 orang sebagai moderator, 1 orang sebagai
pemateri 6 orang sebagai fasilitator. Dalam pelaksanaannya di mulai dengan
penyampaian materi oleh penyaji, setelah selesai penyampaian materi dilanjutkan
dengan mendampingi salah seorang perawat dalam membuat dokumentasi asuhan
keperawatan.
c. Hambatan
Singkatnya waktu implementasi penyelesaian masalah menyebabkan kurang
optimalnya sosialisasi pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis 3S.
d. Dukungan
Kepala Ruangan dan anggotanya mau menerima sosialisasi dan sudah berusaha
menerapkan pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis 3S
BAB IV

EVALUASI

Bab ini akan diuraikan evaluasi dalam implementasi penyelesaian masalah bedasarkan
lokmin 1 .
1) Penggunaan ruangan khusus pelarutan obat yang sesuai standar.
Setelah dilengkapi sarana dan penataan terhadap ruangan pelarutan obat perawat sudah
menggunakan ruangan tersebut mulai tanggal 5 januari 2022.
2) Pelaksanaan 5R.
Setelah dilakukan penataan, ruangan sudah tertata dengan baik tetapi karena banyaknya orang
yang berada di lingkungan interne wanita sehingga ruangan yang tertata rapi kembali berantakan.
3) Ruangan khusus untuk pre dan post conference
Waktu implementasi yang singkat membuat permasalahan tidak bisa diselesaikan .
4) Dokumentasi asuhan keperawatan dan pengisian rekam medis yang sesuai standar.
Setelah dilakukan sosialisasi dan pendampingan pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai
dengan standar 3S masih didapatkan pendokumentasian yang tidak sesuai dengan standar 3S
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari hasil implementasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan
waktu yang lama untuk mengubah
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Pedoman Penyelenggaran dan


Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi 2. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia

Ismainar H. (2014). Administrasi Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Deepublish Joint

Comission International. (2007). Communication during patient handovers.

Joint Commission Accreditation of Health Organization. (2010).National patient safety


goals.

Keliat, B.A dan Akemat. (2012). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta : EGC.

Potter PA, Perry AG. (2005). Fundamental of Nursing : Conceps, Procces & Practice
Volume 1. 4th ed. Yulianti D, Ester M, editors. St Louis: Elsevier

PPNI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Siregar,C.J.P & Amalia, L. (2004). Farmasi Rumah Sakit Teori & Penerapan.
Jakarta: EGC

Sugiharto A.S., Keliat A.B., Sri R. TH. (2012). Manajemen keperawatan: aplikasi MPKP di
rumah sakit. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai