Anda di halaman 1dari 142

LAPORAN DESIMINASI AKHIR

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG PAVILIUN PINK RUMAH SAKIT WIYUNG SEJAHTERA

Disusun Oleh :

1. Tasrifah, S.Kep 1120022211


2. M.Zayyin, S.Kep 1120022222
3. Rody Masruchin, S.Kep 1120022136
4. Deffi Okta H.P, S. Kep 1120022138
5. Febta Lifga Arnowi, S.Kep 1120022063
6. Nurul Laely, S.Kep 1120022148
7. Erin Safitri, S.Kep 1120022212
8. Winda Qowiyatus.S., S.Kep 1120022214
9. Hananda Putri Enita, S.Kep 1120022215
10. Salsabila Anida Putri, S.Kep 1120022216

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN


KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Keperawatan Manajemen Keperawatan ini Dibuat dan Disusun Sebagian


Bukti Bahwa Mahasiswa Dibawah ini Telah Mengikuti Praktik ProfesiManajemen
Keperawatan Pada Tanggal 03 April – 07 Mei 2023 di Ruang Paviliun Pink
Rumah Sakit Wiyung Sejahtera.

Surabaya, 03 Mei 2023

Mengetahui,

Preseptor Pembimbing Preseptor Pembimbing PendidikanUNUSA


KlinikRs Wiyung
Sejahtera

(Ria Desiana, (Nunik Purwanti,S.Kep.,Ns.,M.Kep)


S.Kep.,Ns)

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
2.1 Rumah Sakit...................................................................................................4
2.2 Ruangan..........................................................................................................6
BAB 3 HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISIS DATA
3.1 Hasil Pengkajian.............................................................................................7
3.2 Fungsi-Fungsi Manajemen...........................................................................30
BAB 4 ANALISIS DAN DIAGRAM LAYANG
4.1 Analisis SWOT.............................................................................................35
4.2 Diagram Layang...........................................................................................46
BAB 5 PRIORITAS MASALAH
5.1 Prioritas Masalah...........................................................................................47
BAB 6 PENUTUP
6.1 Simpulan......................................................................................................
6.2 Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................48

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari system pelayanan


kesehatan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang
dikeluarkan, dimana sebagain besar dana kesehatan terserap dalam sector
pengelolaan rumah sakit baik di negara maju maupun di negara berkembang.
Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan melibatkan
anggota keperawatan dalam memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan
Profesional. Pemberian pelayanan keperawatan secara profesional perawat
diharapkan mampu menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan
keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien menujuke arah kesehatan yang
optimal (Nursalam, 2011). Pelayanan medik danperawatan merupakan sub system
dari system pelayanan yang ada di rumah sakit. Era globalisasi mengharuskan
tenaga kesehatan mengikuti perubahan. Peluang dan tantangan yang menghadang
harus diterobos (breakthrough) dengan peningkatan mutu dan professionalisme
tenaga kesehatan Indonesia dalam melakukan pelayanannya sesuai dengan
standart profesinya.

Keperawatan di Indonesia di masa depan sampai saat ini masih berada


dalam proses mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi
beberapa perubahaan dalam aspek keperawatan yaitu : penataan pendidikan tinggi
keperawatan, pelayanan dan asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupan
keprofesian, dan penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan
pelayanan keperawatan melalui pelaksana fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengaturan ketenagaan, pengarahan, evaluasi dan pengendalian mutu
keperawatan.Manajemen keperawatan di Indonesia dimasa depan perlu mendapat
prioritas utama dalam mengembangkan proses keperawatan. Pengembangan
dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling
bergantung, saling mempengaruhi, dan berkesinambungan. Oleh karena itu,
manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
keperawatan yang nyata, yaitu di Rumah Sakit dan komunitasmasyarakat sehingga
perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya (Asmuji, 2015). Pelayanan

1
keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi
kunci, yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60% pelayanan rumah sakit
merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan
pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat.

Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan
merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan
kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa adanya tata kelola yang
memadai, kemauan dan kemampuan yang kuat. Serta peran aktif dari semua
pihak, maka pelayanan keperawatan profesional hanya akan menjadi teori semata.
Untuk itu, maka perawat perlu mengupayakan kegiatan penyelenggaraan model
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP).

Dengan adanya fenomena diatas diharapkan para tenangan professionaldapat


melaksanakan model metode asuhan keperawatan professional (MAKP) sehingga
perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan. Mengenai
model keperawatan ini salah satu kritik yang dikemukakan adalah bentuk yang
komplek dan teoritis sehingga akan dapat memotivasi perawat untukmemperjelas
tugas dan wewenangnya, dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam
mendiskusikan masalah dengan lebih terbuka untuk membantu paraperawat lebih
bertanggung gugat secara profesional terhadap tindakan.

1.1 Tujuan Umum


Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik manajemen keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan manajemen keperawatan dengan
menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dengan Model
Keperawatan Tim

1.1.1 Tujuan Khusus


Setelah melaksanakan praktik klinik manajemen keperawatan,mahasiswa mampu:

1. Mempelajari profil rumah sakit

2. Menganalisa situasi manajemen dari rumah sakit

2
3. Menetapkan hasil dari prioritas kebutuhan dan masalah manajemen
keperawatan bersama pihak rumah sakit
4. Menyimpulkan hasil dari rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan
penyelesaian masalah yang telah di tetapkan
5. Menyimpulkan hasil dari penyelesaian masalah yang disepakati bersama unit
terkait di rumah sakit
6. Merencanakan tindak lanjut dan hasil yang dicapai berupa upaya
mempertahankan dan mempebaiki hasil melalui kerjasama melalui unit terkait
di rumah sakit.
1.2 Manfaat
1.2.1 Bagi Rumah Sakit
a. Memperoleh pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.

b. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit

1.2.2 Mahasiswa
a. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip prinsip
manajemen keperawatan di lapangan

b. Mahasiswa mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal penerapan


manajemen keperawatan

1.2.3 Bagi Perawat


a. Membantu meringankan beban kerja perawat selama praktik
berlangsung di ruang Paviliun Pink RS Wiyung Sejahtera

b. Menambah pengetahuan tenaga perawat tentang menajemen pelayanan


dan manajemen asuhan keperawatan memlalui bermain peran oleh
mahasiswa (Role Play) dan penyegaran yang diberikan sesuai dengan
masalah yang ditemukan.

3
BAB 2
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Wiyung Sejahtera adalah rumah sakit swasta di Surabaya yang
diresmikan pada tahun 1995. Kehadiran RS Wiyung Sejahtera beralamat di jl.
Karangan PDAM No. 1-3 Wiyung, mendapat tanggapan positif dari masyarakat
luas, terbukti dengan tetap bertahan dan berkembang hingga sekarang telah
menjadi Rumah Sakit type C. Kebutuhan pasien akan kesehatan menjadi fokus
utama bagi Rumah Sakit Wiyung Sejahtera. Oleh karena itu, Rumah Sakit
Wiyung Sejahtera menjaga kualitas pelayanannya dengan mempekerjakan dokter-
dokter serta staf medis yang berpengalaman dalam bidangnya dan menyediakan
layanan-layanan yang dibutuhkan oleh pasien. Rumah Sakit memberikan
pelayanan yang prima dan menentramkan bagi pasien dengan keluarga pasien
merupakan tekad dan komitmen seluruh jajaran RS Wiyung Sejahtera sehingga,
berbagai usaha yang terpadu untuk pelayanan yang berorientasi pada perwujudan
komitmen terus diupayakan secara berkesinambungan. Peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit, jenis pelayanan kesehatan, peralatan kesehatan dengan
teknologi modern, pengembangan system computer terpadu serta peningkatan
profesionalisme seluruh jajaran professional rumah sakit terus dikembangkan
dengan pengelolaan manajemenprofessional.

2.1 Visi
Menjadi Pusat Layanan Kesehatan Profesional yang Akrab Masyarakat
2.2 Misi
1. Memberikan Pelayanan Medis yang Aman, Cepat, dan Profesional
2. Menciptakan Hubungan Interpersonal yang Baik dengan Pasien dan
Masyarakat
3. Menjaga Kepuasan Pasien dan Keluarganya dengan PelayananTerbaik
4. Menciptakan Loyalitas Pelanggan
2.3 Moto Rumah Sakit
Kesembuhan Anda Berkah Kami

2.4 Fasilitas Pelayanan Medis

4
1. Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam
2. Layanan Bidan/KIA 24 Jam
3. Pelayanan Ambulance 24 jam
4. Pelayanan Rawat jalan :
a. Poli Umum
b. Poli Gigi
c. Poli Spesialis
- Penyakit Dalam
- Anak - THT
- Kandungan - Mata
- Bedah Umum
- Orthopedi - Syaraf
- Urologi - Rehabilitasi
- Jantung dan Medik
Pembuluh Darah
- Paru - Psikiatri
- Kulit dan Kelamin - Radiologi

d. Imunisasi & Poli KB


2. Pelayanan Rawat Inap
a. Ruang rawat inap umum : 78 TT
b. Ruang rawat inap bersalin : 17 TT
c. Ruang rawat inap VK : 6 TT
d. Ruang rawat inap NICU : 2 TT

e. Ruang rawat inap perinatology : 6 TT


f. Ruang rawat inap ICU/HCU : 10 TT
g. Ruang isolasi : 2 TT

2.1 Fasilitas Penunjang Medis


3. Radiologi 24 jam
4. Ultrashonograpy (USG)
5. Rekam Jantung (ECG)
6. Labolatorium 24 Jam

5
7. Farmasi 24 Jam
8. Echocardiograpy

2.2 Produk Unggulan


1. BSE
2. Homecare
3. Telemedicine
4. Detoxifikasi atau Hydro Colon Therapy
5. Operasi Wasir dengan Metode Stapler
6. Khitan dengan Metode Smart Klamp
7. Operasi Katarak dengan Teknik FECO
8. Persalinan dengan Metode ERACS
9. Senam Hamil
10. Klinik Laktasi
11. Layanan Pijat Bayi
12. Layanan Tumbuh Kembang

2.7 Jadwal Pelayanan


1. IGD : 24 Jam
2. Poli Umum :
3. Senin - Jumat Jam : 07.00 – 21.00 WIB
4. Sabtu Jam : 07.00 – 14.00 WIB
5. Poli Spesialis : Senin - Minggu
2.8 Ruangan
Ruangan Paviliun Pink berada di latai 2 Rumah Sakit Wiyung Sejahtera,memiliki
2 unit ruang yaitu unit pink 1 dan pink 2, secara keseluruhan ruangan memiliki
jumlah bed 32 bed, dengan rincian ruang pink 1 sebanyak 20 bed dan pink 2
memiliki 12 bed. Ruangan Paviliun Pink memiliki fasilitas kelas I,II,II dilengkapi
dengan fasilitas penunjang seperti : AC, Handrub, Bed, meja makan, dll sesuai
dengan pilihan kelas yang dipilih.

6
BAB 3
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA DATA SERTA SINTESA
PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1 HASIL PENGKAJIAN

A. Tenaga dan Pasien (MI-MAN)

a) Struktur Organisasi

7
b) Tenaga/Sumber Daya Manusia
PENDIDIKAN AKHIR
MULAI
No NAMA KARYAWAN JABATAN / UNIT KERJA
BEKERJA SI D3 Perawat

11 Desember
1 Ria Desiana, S.Kep.Ns KARU KEPERAWATAN- IRNA PINK Profesi Perawat
2014

2 Anisa Rahmawati, S.Kep., Ns. KATIM KEPERAWATAN - IRNA PINK 03 Juni 2016 Profesi Perawat

01 Maret
3 Rike Okkristalia, S.Kep., Ns KATIM KEPERAWATAN - IRNA PINK Profesi Perawat
2017

10 Desember
4 Okta Viani Mafula, S.Kep.Ns KATIM KEPERAWATAN - IRNA PINK Profesi Perawat
2020

Anastasya Irma Suryani,S. Kep. 28 Desember


5 KATIM KEPERAWATAN - IRNA PINK Profesi Perawat
Ns 2020

21 Agustus
6 Aprilia Ivana Putri, S.Kep.Ns PELAKSANA KEPERAWATAN - IRNA PINK Profesi Perawat
2021

09 Desember
7 Naufal Maulidi, S.Kep.Ns PELAKSANA KEPERAWATAN - IRNA PINK Profesi Perawat
2021

8 Ikmal Riyandi, S.Kep.Ns PELAKSANA KEPERAWATAN - IRNA PINK 07 April 2022 Profesi Perawat

18 Januari
9 Nafisha Rahman, S. Kep. Ns PELAKSANA KEPERAWATAN - IRNA PINK Profesi Perawat
2023

08 Januari
10 Dewi Purbasari, Amd. Kep KATIM KEPERAWATAN - IRNA PINK D3 Perawat
2018

Yusnia Vindy Prasmawati, Amd. 12 Maret


11 KATIM KEPERAWATAN - IRNA PINK D3 Perawat
Kep 2020

12 Qomariyatul Hidayah Amd, Kep KATIM KEPERAWATAN - IRNA PINK 28 Mei 2010 D3 Perawat

Luhur Muttaqin Abdillah, 12 Januari


13 KATIM KEPERAWATAN - IRNA PINK D3 Perawat
Amd.Kep 2017

Rr. Ajeng Galuh Pramesti, Amd.


14 KATIM KEPERAWATAN - IRNA PINK 05 April 2018 D3 Perawat
Kep

15 Imza Nurrifka Lailida, Amd. Kep KATIM KEPERAWATAN - IRNA PINK 23 Mei 2018 D3 Perawat

Edvin Prabowo Lupianto, 23 November


16 KATIM KEPERAWATAN - IRNA PINK D3 Perawat
Amd.Kep 2020

28 Desember
17 Almawanti, A.MD.Kep KATIM KEPERAWATAN - IRNA PINK D3 Perawat
2020

8
26 Februari
18 Anis Rahmawati Amd, Kep KATIM KEPERAWATAN - IRNA PINK D3 Perawat
2016

29 Desember
19 Puri Tri Martha, A.md.Kep PELAKSANA KEPERAWATAN - IRNA PINK D3 Perawat
2021

04 Maret
20 Arnia, A.md.Kep PELAKSANA KEPERAWATAN - IRNA PINK D3 Perawat
2022

Gita Maftucha Nur Laila, 12 Desember


21 PELAKSANA KEPERAWATAN - IRNA PINK D3 Perawat
A.md.Kep 2022

22 M. Hadi Prasetyo, A.md.Kep PELAKSANA KEPERAWATAN - IRNA PINK 01 April 2023 D3 Perawat

9
Jadi, dari total 22 Perawat, 13 perawat atau (59%) sebagian besar masih
berlatarbelakang pendidikan D3 Keperawatan, sebagian kecil ( 40,9%) atau
sejumlah 9 perawat berlatar belakang pendidikan S1 Keperawatan Ners.

No Kasus Prosentase Jumlah


1 Pneumonia 21,3% 26
2 GEA 15,5% 19
3 BP 13% 16
4 OF 10% 12
Unstable Angina 10% 12
5
6 DM 7,3% 9
7 Colic abdomen 7,3% 9
8 BPPV 6,5% 8
9 DHF 6% 7
10 Vomitting 3,2% 4
JUMLAH 100% 122

1
Jadi dari hasil pengkajian data yang diambil didapatkan bahwa kasus yang
sering terjadi di ruang pavilion PINK adalah penyakit Pneumonia dengan
presentase 21,3% sejumlah 26 pasien pada bulan maret.
c) Kebutuhan Tenaga Perawat

Presentase tingkat ketergantungan klien di ruang pink

Tingkat Ketergantungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Tingkat ∑ Pasien Pagi Sore Malam
Minimal care 27 27 x 0,17 = 4,59 27 x 0,14 = 3,78 27 x 0,07 = 1,89

Partial care 3 3 x 0,27 = 0,81 3 x 0,15 = 0,45 3 x 0,10 = 0,3

Total care 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0x0=0

Total 5,4 4,2 2,1

Jumlah 30 5 4 2

Total tenaga perawat


Pagi : 5 orang
Sore : 5 orang
Malam : 5 orang
+
15 orang
Jumlah tenaga yang lepas
111 x 15/ 254 =6,5 6 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang pink
adalah 15 orang + 11 orang struktural (1 Karu+10 Katim)-6 orang lepas dinas
= 20 orang.

Sedangkan jumlah tenaga perawat yang berdinas di ruang pink pada tanggal 4
April 2023 sejumlah tenaga perawat dari 22 orang dengan pembagian 1 karu,
10 katim, dan 11 perawat pelaksana. Sehingga, kebutuhan perawat per hari
berdasarkan perhitungan rumus Douglas di ruang pink tercukupi.

Presentase tingkat ketergantungan klien di ruang Paviliun PINK per hari


menurut Gillies
a. Keperawatan langsung
Ketergantungan Minimal : 27 x 1 Jam = 27 Jam

1
Ketergantungan Parsial : 3 x 3 Jam = 9 Jam
Ketergantungan Total : 0 X 6 Jam = 0 Jam
Total keseluruhan = 36 Jam
b. Jumlah keperawatan tidak langsung: 30 X 1 Jam = 30 Jam
c. Pendidikan Kesehatan : 30 X 0,25 Jam = 7,5 Jam

Total jam keseluruhan adalah : 36 Jam + 30 Jam + 7,5 Jam = 73,5


Sehingga jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah 73,5
Jam : 30 Pasien = 2,4 Jam = 2 Jam.

Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan sehingga didapatkan


hasil : 2 jam/hari/pasien X 30 pasien/hari X 365 hari = 28
(365 - 254 ) x 7 jam
Kesimpulan : Penghitungan tingkat ketergantungan dan kebutuhan perawat
menurut Douglas dan Gillies menunjukkan hasil yang sama yaitu pada penghitungan
dengan metode Douglas tenaga keperawatan yang dibutuhkan sebanyak 20 orang yang
berarti terpenuhi, dan perhitungan menggunakan metode Gillies diperlukan 28 orang
yang berarti tenaga keperawatan belum terpenuhi, dilihat dari jumlah perawat diruang
pink terdapat 22 Orang.

1
B. Sarana Prasarana (M2-MATERIAL)

1. Lokasi

Pengkajian data akhir dilakukan pada tanggal 10 April – 19 April 2023. Adapun
data yang didapat adalah sebagai berikut :

Ruang Paviliun Pink RS Wiyung Sejahtera Surabaya dengan uraian sebagai


berikut :

a) Pink satu berada disebelah selatan pink 2 dan pink 2 berada


disebelah utara pink 1
b) Sebelah selatan ruangan pink 2 berbatasan berbatasan
dengan ruang Blue 2

2. Denah Ruangan

Kot
ak
A15

A
Kot A14 A7 A4
ak
RINK 1
A1 Linen
Nurse Tem A2
Station pat A6 Nur
alkes A1
se
A11 Stati
alkes

A1 A1
T
3. Lingkungan Kerja

Berdasarkan hasil praktik keperawatan pada 10 April – 19 April 2023.


didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Pavilium Pink dengan
rincian sebagai berikut :

a) Gambaran umum jumlah tempat tidur di Ruang Pavilium Pink


sebanyak 32 bed

4. Peralatan dan Fasilitas

a. Peralatan Medis di Ruang Paviliun Pink

1
No Nama alat Jumlah Kondisi Ideal
1. Tensi meter 2 Baik 2/ruangan
2. Stetoscope 4 Baik 2/ruangan
3. Suction 0 - 2/ruangan
4. Thermometer 2 Baik 2/ruangan
Digital
5. Masker
- NRM - Sesuai resep -
- RM - Sesuai resep -
- Nasal Canul -1 Sesuai resep -
- Jontion Risk 1 Baik 2/ruangan
- Bvm Baik 2/ruangan
8. Nebulizer 2 Baik 2/ruangan
9. Infus pump 2 Baik 2/ruangan
10 Syring Pump 2 Baik 2/ ruangan
11. Bahan habis pakai: Sesuai
- Hanscoon kebutuhan
Bersih, Steril
- NGT
- Blood set
- Infus set
- Extension
Tube
- Urine bag
- Triway
- Kateter
- Kassa gulung
- Colostomy
bag

b. Peralatan Non Medis di Ruang Pink 1 dan 2

No. Nama alat Jumlah Kondisi Ideal


1. Tempat tidur 32 Baik -

1
2. AC 14 Baik -
3. Linen
- Sprai Kebutuhan
- Sarung bantal linen sudah di
- Perlak sentralisasi
- Scort oleh CSSD
4. APAR 2 Baik -
5. Kursi

- Kursi 32 Baik 2/ruangan

pengunjung

6. Branchart 1 Baik 2/ruangan


7. Trolly emergency 2 Baik 2/ruangan
8. Meja 10 Baik 5/ruangan
9. Tempat sampah

-Infeksius 2 Baik 2/ruangan

2 Baik 2/ruangan
-Non infeksius
10. Wastafel 12 Baik -
11. Lemari
- Lemari obat 2 Baik -
- Lemari
2 Baik -
document
32 Baik -
- Lemari pasien
- Lemari perawat 2 Baik -

c. Fasilitas Pasien yang Tersedia di Ruang pavilium Pink (Kelas I/1 Bed)
No. Klasifikasi Nama Alat Jumlah Keterangan
1. Non medis Tempat Tidur 1 Baik
TV 1 Baik
Jam Dinding 1 Baik
Standart Infuse 1 Baik
Meja Pasien 1 Baik
AC 1 Baik
Kursi Keluarga Pasien 1 Baik
Hands rub 1 Baik
Wastafel & Hands Scrube 1 Baik

1
d. Fasilitas Pasien yang Tersedia di Ruang pavilium Pink (Kelas II/3 Bed)
No. Klasifikasi Nama Alat Jumlah Keterangan
1. Non medis Tempat Tidur 6 Baik
TV 2 Baik
Jam Dinding 2 Baik
Standart Infuse 6 Baik
Meja Pasien 6 Baik
AC 8 Baik
Kursi Keluarga Pasien 1 Baik
Hands rub 8 Baik
Wastafel & Hands Scrube 2 Baik

e. Fasilitas Pasien yang Tersedia di Ruang pavilium Pink (Kelas III/ )


No. Klasifikasi Nama Alat Jumlah Keterangan
1. Non medis Tempat Tidur 15 Baik
TV 1 Baik
Jam Dinding 4 Baik
Standart Infuse 25 Baik
Meja Pasien 15 Baik
AC 8 Baik
Kursi Keluarga Pasien 1 Baik
Hands rub 8 Baik
Wastafel & Hands Scrube 15 Baik

1. Fasilitas Petugas Kesehatan


a. Kamar mandi dan WC perawat ada satu
b. Ruang perawat
c. Gudang dan pantry berada di sebelah barat ruang perawat
2. Ruang Penunjang
a. Ruang Nurse Station
3. Buku – Buku Penunjang
a. Buku laporan harian
b. Buku RM
c. Buku diit pasien

1
5. Alur Pengadaan Barang di Ruang Paviliun Pink

Tas emergency diletakkan di pojok tempat sentralisasi obat kondisi


keamanan obatterjamin, pengecekan obat – obat emergency dilakukan setiap 1
bulan sekali oleh farmasi. Jika ingin menggunakan box emergency, catet obat
yang ingin digunakan dibuku emergency lalu telfon tim farmasi minta tolong
untuk di bukakan box emergency.

6. Persediaan Obat dan Alat Emergency

No Nama alat Jumlah Kondisi


1. Spuit 3cc 50 Baik
2. Spuit 5cc 38 Baik
3. Spuit 10cc 25 Baik
4. Blood set 6 Baik
5. Infus set 1 Baik
6. Natrium chlorida 0,9% 100 ml 10 Baik
7. Natrium chlorida 0,9% 500 ml 25 Baik
8. IV CATH no. 18 5 Baik
9. IV CATH no. 20 10 Baik
10. IV CATH no. 22 20 Baik
11. IV CATH no. 24 8 Baik
12. Mayo besar 4 Baik
13. Mayo kecil 4 Baik
14. Suction 2 Baik
15 Masker nebul - Baik
16 Masker anastesi 4 dan 5 8 Baik
17 Jaction reese 4 Baik
18 Nasal O2 1 Baik
19 NRM 4 Baik
20 D40% 4 Baik
21 Epineprin / Adrenalin 6 Baik
22 Dexametasone 2 Baik
23 Diphenhidramin 2 Baik
24 Diazepara 2 Baik

1
25 Sulfat atropine 4 Baik
26 Amiodaron 4 Baik
27 Dopamine 4 Baik
28 Lidocaine 4 Baik

Obat dan alat emergency sudah siap pakai di letakkan di box emergency dan ditata
dengan rapi.

7. Alur Penggunaan Obat Emergency

Setelah obat emergency digunakan, kemudian farmasi mengganti obat


emergency yang sudah dipakai untuk mengganti di box persediaan obat
emergency

C. Metode Asuhan Keperawatan (M3-METHOD)

a. Penerapan MAKP

Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat


unsur yakni : standart proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem
MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini, dan
akan menentukan kualitas produksi / jasa layanan keperawatan, jika perawat
tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai pengambilan keputusan yang
independen, maka tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi
kepuasaan pasien tidak akan terwujud (Nursalam, 2014).

Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di Ruang


pavilium Pink di Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya menggunakan
metode tim. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan kepala ruangan
pavilium Pink bahwa model MAKP diruang pavilium Pink adalah metode tim,
dengan kepala ruangan adalah seorang S1 Keperawatan / Ners yang
berpengalaman. Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan setiap perawat
memegang 6 - 7 pasien setiap shiftnya. Di ruang tersebut ketua tim memegang
pasien sama halnya dengan anggota tim sehingga setiap perawat memegang
pasien di setiap shiftnya, dan kepala ruangan juga memegang pasien karena
kurangnya SDM. Oleh karena itu jika Pink 1 kekurangan tenaga perawat akan
mengalih tugaskan dari perawat Pink 2 begitu pula

1
sebaliknya. Kepala ruangan juga bertanggung jawab untuk mengatur kinerja,
mengembangkan, dan mengevaluasi staffnya.

Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, perawat shift pagi yang
berjaga 5 orang, shift sore berjumlah 5 orang dan shift malam berjumlah 5 orang.
Perawat di ruangan Paviliun Pink terdapat lulusan D3 dan S1, untuk D3 terdapat
11 orang yang terdiri 5 katim, dan perawat asosiate 5 orang. S1 ada 10 orang
yang terdiri 4 katim, dan 5 perawat asosiate.

b. Penerimaan Pasien Baru

Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima kedatangan


pasien baru (pasien dan atau keluarga) diruang pelayanan keperawatan,
khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensif. Dalam penerimaan pasien
baru, maka disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruang, pengenalan
ketenagaan ners- medis, dan tata tertib ruang serta penyakit (Nursalam, 2014).

Dari hasil wawancara yang dilakukan alur dari penerimaan pasien baru
yaitu pasien datang dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau Poli Klinik diantar
oleh petugas, pasien selanjutnya dibawa ke ruangan yang dituju dengan
membawa status dan lembar persetujuan untuk rawat inap. Penanggung jawab
dari pasien harus melengkapi dan mengurus surat-surat yang diperlukankan,
sehingga dapat dilakukan perawatan rawat inap sesuai dengan SOP yang telah
ditentukan oleh Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya. Perawat dari ruang
IGD ataupun poli melakukan timbang terima dengan perawat ruang paviliun
Pink terkait kondisi pasien dan tindakan apa yang sudah diberikan selama pasien
berada diruang IGD ataupun poli. Selanjutnya di ruangan dilakukan tindakan
pengkajian awal rawat inap yang komprehensif oleh perawat ruangan Paviliun
Pink yang meliputi pengukuran TTV dan mengobservasi tanda-tanda klinis
pasien. Selanjutnya dilakukan perencanaan tindakan untuk mengatasi pasien
sesuai dengan indikasi dan arahan dari dokter penanggung jawab. Terdapat
format khusus penerimaan pasien baru di P a v i l i u n Pink, dimana format
transfer pasien antar unit

1
perawatan. Dimana yang dilakukan operan penerimaan pasien baru dari IGD
terdapat rekam medis pasien (identitas pasien, dokter penanggung jawab, obat,
hasil swab antigen, hasil lab, foto rontgen, diagnosa medis, pemberian infus,
tindakan yang sudah dilakukan, tensi, RR, BB dan TB pasien).

PAVILIUN PINK
PIN

c. Timbang Terima

Timbang terima pasien (operan) adalah suatu cara dalam menyampaikan


dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang
terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara
singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif yang sudah dilaksanakan / belum dan perkembangan pasien saat itu
(Nursalam, 2016).

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan diperoleh hasil


bahwa di ruang pavilion Pink sudah melakukan prosedur timbang terima padasaat
pergantian shift jaga. Pada shift pagi, timbang terima dipimpin oleh kepala
ruangan, diikuti katim dan perawat asosiate. Pada shift sore dan malam, timbang
terima dipimpin oleh katim dan perawat asosiate. Isi timbang terima
disampaikan secara lisan berdasarkan sistem timbang terima SBAR, dapat
dijelaskan mulai dari diagnosa pasien, tindakan kolaboratif yang sudah
dikerjakan atau yang belum dikerjakan sesuai perkembangan pasien pada saat
itu utamanya pada masalah-
2
masalah keperawatan, kemudian seluruh perawat ruangan validasi ke masing-
masing pasien. timbang terima di awali dengan berdoa, visi misi rumah sakit,
operan ruangan dengan menyebutkan nama pasien. Dari segi pendokumentasian,
terdapat buku khusus untuk mempermudah proses timbang terima (buku
penghubung) dimana isi dari buku tersebut terakit identitas pasien, diangnosa
medis, dokter penanggung jawab, serta tindakan yang sudah dilakukan dan
tindakan yang belum dilakukan. Teknik yang digunakan menggunakan metode
SBAR. Waktu pelaksanaan timbang terima di ruang paviliun Pink tepat waktu
tetapi terkadang melebihi waktu mulai jam kerja tergantung banyak nya pasien di
sebuah ruangan.

d. Ronde keperawatan

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi


masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor,
kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota
tim kesehatan (Nursalam, 2014).

Dari hasil wawancara yang dilakukan diruang pavilion Pink beberapadari


perawat diruangan ini sudah mengerti dan memahami tentang Ronde
Keperawatan. Namun dalam proses MAKP diruangan Ronde Keperawatan
masih belum terlaksana, berhubungan dengan beberapa pertimbangan salah
satunya yaitu penyesuain jadwal. Ronde keperawatan diruang Paviliun Pink
belum dilakukan secara optimal oleh perawat, dikarenakan Ronde Keperawatan
belum menjadi kegiatan rutin, belum adanya jadwal rencana pelaksanaan Ronde
Keperawatan, belum terbentuk struktur tim untuk Ronde Keperawatan, serta
adanya keterbatasan waktu antar tenaga medis.

Dari hasil observasi dan wawancara kepada ruangan menyatakan bahwa


diruangan sudah ada upaya untuk melakukan ronde keperawatan dengan cara
mengkonsulkan pasien dengan dokter spesialis yang merupakan DPJP. Jika tidak
ada perubahan pada pasien tersebut maka pasien akan dirujuk ke rumah sakit
lain. Di pavilion Pink belum pernah dilakukan ronde keperawatan dan kasus
yang dibuat ronde keperawatan.

2
e. Sentralisasi obat

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat akan


diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2014). Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara
bijaksana dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi.

Dari hasil wawancara dan Observasi yang dilakukan di ruang Paviliun


Pink alur sentralisasi obat Diruang Paviliun Pink . Dari awal pasien masuk
kerumah sakit melalui IGD atau poli, dari IGD pasien di konsulkan ke dokter dan
sudah mendapatkan terapi dan resep dalam 1 hari dan dapat obat. Lalu selama 1
minggu dilakukan resep untuk pasien ke farmasi. Setelah mendapatkan obat dari
farmasi. Pada saat penerimaan obat perawat mengecek identitas dan kelengkapan
obat sesuai dengan resep yang telah diberikan oleh dokter. Data yang kami
peroleh di ruangan Paviliun Pink , kegiatan sentralisasi obat sudah maksimal
seperti ada buku penerimaan obat. Di Ruangan Paviliun Pink pengelolaan obat
per pasien diletakkan dalam satu wadah sesuai dengan kamar pasien dan sesuai
dengan cara pemberian. Obat injeksi dan obat oral pada pasien Ruang Paviliun
Pink diletakkan pada wadah tersendiri namun di setiap kotaknya tertata dengan
rapi. Di ruangan sudah ada tempat khusus untuk obat emergency dan kulkas
khusus penyimpanan obat pasien. Di ruang Paviliun Pink ada penyediaan
stokcairan dan alat alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah yang ada.
Setiappagi orang farmasi mengecek ketersediaan obat di ruangan Paviliun Pink .
Jika sewaktu- waktu terdapat cairan dan alat kesehatan yang dibutuhkan maka
perawat meminta resep ke dokter penanggung jawab dan diresepi, lalu perawat
memberikan ke keluarga pasien agar segera diambil ke farmasi.

2
f. Supervise keperawatan

Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan


peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif
(Huber, 2000 dalam Nursalam, 2014). Supervisi keperawatan adalah kegiatan
pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh
supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan
peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Nursalam,
2014).

Dari hasil pengkajian dan wawancara dengan kepala ruangan di ruang


Paviliun Pink menyatakan bahwa diruang Paviliun Pink sudah pernah dilakukan
supervisi. Apabila ada perawat yang melanggar atau melakukan tindakan tidak
sesuai dengan SOP dan adanya complain dari pasien, perawat tersebut diberi
teguran oleh kepala ruangan dan dilakukan pembinaan jika 2-3 x namun jika
tidak ada perubahan maka akan ditindak lanjuti oleh pihak HRD. Untuk satu
bulan terakhir ini dilakukan 2x supervisi, yang bersifat harian hanya pada satu
shift saja (shift pagi). Di rumah sakit wiyung sejahtera terdapat MOD (Manager
On Duty) dimana 3 shift pagi, sore dan malam yang bertugas dalam
mengkoordinasi jika butuh bantuan bagi medis dan non medis.

2
g. Discharge Planning

Perencanaan pulang (discharge planning) adalah suatu proses yang


dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan serta koordinasi yang dilakukan
untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan
sosial sebelum dan sesudah pulang (Nursalam, 2014).

Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, Alur pelaksanaan


discharge planning di ruang Paviliun Pink keluarga pasien menyelesaikan secara
administratif, perawat menyiapkan status pasien dan format discharge planing
kemudian memeriksa kelengkapan administrasi dan memberikan resep obat
kepada keluarga. Keluarga pasien mengambil obat diapotik dan menyerahkan
kemeja perawat untuk mendapatkan penjelasan tentang cara pemberian obat,
serta perawat memberikan surat kontrol yang digunakan untuk kontrol pasien.
Pada ruang Paviliun Pink, sudah terdapat format discharge planning dan telah
dilakukan. Discharge planning dijelaskan secara lisan kepada keluarga pasien,
ada pemberian leaflet/brosur untuk pasien, dan informasi yang disampaikan saat
discharge planning terkadang kurang mencakup dengan apa yang dibutuhkan
oleh pasien. Leaflet yang tersedia belum disampaikan atau diberikan secara
maksimal. Leaflet yang tersedia di ruangan Paviliun Pink yaitu leaflet layanan
telemedicine, jadwal dokter spesialis, dan Pencegahan Pengendalian Infeksi).
Belum adanya leaflet 10 penyakit terbanyak di ruang Paviliun Pink yaitu (DHF,
Pneumonia, Diabetes Melitus, UA, KDS, OF, Dispepsia, CVA,
Bronkopneumonia, ISK). Pemberian HE (Health Education) dan leaflet pada
pasien dan keluarga pasien sangat penting untuk memberikan pengetahuan agar
pasien dapat menjaga kesehatannya dan nanti saat dirumah pasien bisa melihat
kembali leaflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan perawat. Sudah
ada format khusus untuk pencatatan kegiatan discharge planning.

h. Dokumentasi keperawatan

Dokumentasi merupakan catatan autentik dalam penerapan manajemen


asuhan keperawatan nasional. Perawat professional diharapkan dapat
menghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala
tindakan yang dilaksanakan. Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin
meningkat sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan
(Nursalam,
2
2014). Dokumentasi keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian persistem
dan evaluasi keperawatan menggunakan SOAP. Format pengkajian sudah
tersedia diruangan hal ini dapat memudahkan perawat dalam pengisian
pengkajian. Sistem pendokumentasian menggunakan manual (catatan) dan
komputerisasi. Catatan keperawatan berisikan advice dokter dan tindakan
mandiri perawat. Dokumentasi keperawatan dengan belum dilakukan secara
maksimal seperti penulisan SOAP yang kurang lengkap.

Dari hasil pengkajian, observasi dan wawancara, di ruang Paviliun Pink


sistem pendokumentasian menggunakan sistem tulis dan sistem komputer. Pada
sistem tulis setiap selesai pendokumentasian perawat memberi tanda tangan pada
laporan yang ditulis dimana di rekam medis pasien. Dokumentasi keperawatan
yang diterapkan di ruang Paviliun Pink menggunakan pola S-O-A-P dan saat
perawat melakukan komunikasi dengan tenaga medis lain baik via Whatsapp atau
via telfon perawat mendokumentasikan menggunakan sistem SBAR.

D. Sumber Keuangan (M4-MONEY)

1) Tarif Ruang Rawat Inap

Hasil pengkajian dan wawancara pada tanggal 04 April 2023 ruang


pink untuk pengadaan dana ruangan (renovasi ruangan), sumber dana
operasional ruangan dan sumber kesejahteraan ruangan dan karyawan,
didapatkan dari pendapatan ruangan yang bersumber dari biaya pasien
selama di rawat di ruang pink dari manikol per unit.

Pendanaan alat kesehatan dan bahan kesehatan habis pakai


didapatkan dari manikol per unit digunakan untuk anggaran bahan kesehatan
habis pakai dan dicairkan setelah bulan beriktnya untuk stok bulan depan.

Kepala ruangan dilibatkan dalam penyusunan rencana anggaran


bulanan, pengganggaran yang ada sudah mencukupi untuk kebutuhan
operasional di ruangan serta dalam hal pencairan anggaran dalam setiap
program bila kebutuhan mendesak dan kekurangan kebutuhan maka akan di
setujui dalam kebutuhan operasional. Jenis pembayaran pasien adalah BPJS,
Asuransi, dan Umum.

2
Uraian Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
Tarif Perawatan
Akomodasi Rp 375.000 Rp 200.000 Rp 100.000
Jasa Visit Rp 125.000 Rp 100.000 Rp 80.000
Administrasi Rp 170.000 Rp 150.000 Rp 110.000
Tindakan Keperawatan : Sesuai dengan tindakan keperawatan yang di
lakukan
2) Tarif Sewa Alat

No. Sewa Alat Tarif (Rp)


1. Pemakaian dan Pembacaan ECG Rp 65.000
2. Suction Rp 315.000
3. Syringe Pump Rp 100.000
4. Pasang Kateter Rp 30.000
5. Nebulizer Rp 30.000
6. Kumbah lambung Rp 60.000
7. Pasang NGT Rp 7.200
8. Pasang Infus Dewasa Rp 24.000
9. Lepas Kateter Rp 6.000
10. Sonde Rp 6.000
11. Kumbah lambung Rp 60.000
12. DC Shock Rp 72.500
13. Injeksi Obat Lain Rp 30.000
14. Injeksi Obat Standar Rp 20.000
15. Darah PMI dan Filter Rp 750.000
16. Igg/Igm HAV (Rapid) Rp 150.000
17. Ganti Kateter Rp 18.000
18. Pemakaian monitor Rp 67.500
19. Oksigen 1 tabung Rp 250.000
20. Oksigen 1 s/d 5 liter per menit Rp 250.000
21. Oksigen 6 s/d 10 liter per menit Rp 500.000
22. Oksigen 11 s/d 15 liter per menit Rp 750.000
23. Aff NGT Rp 18.000

E. Pemasaran (M5-MARKETING, MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN)

1. BOR (Bed Occupation Rate)

Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur


diruang Paviliun Pink yaitu 32 tempat tidur dengan rincian sebagai
berikut:

a. Tanggal 22 Maret 2023

No Ruang Shift

2
Pagi Sore Malam
1. A1 1 Bed 1 Bed 1 Bed
(1 Bed Terpakai) (1 Bed Terpakai) (1 Bed Terpakai)
2. A2 1 Bed 1 Bed 1 Bed
(1 Bed Terpakai) (1 Bed Terpakai) (1 Bed Terpakai)
4. A4 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(3 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
5. A6 5 Bed 5 Bed 5 Bed
(5 Bed Terpakai) (5 Bed Terpakai) (5 Bed Terpakai)
6. A7 2 Bed 2 Bed 4 Bed
(2 Bed Terpakai) (0 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
7. A11 2 Bed 2 Bed 2 Bed
(1 Bed Terpakai) (1 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
8. A12 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(2 Bed terpakai) (3 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai)

9. A14 3 Bed 3 Bed 3 Bed


(3 Bed Terpakai) (1 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai)
10. A15 4 Bed 4 Bed 4 Bed
(4 Bed Terpakai) (4 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
11. A16 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
12. A17 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
13. A18 1 Bed 1 Bed 1 Bed
(0 Terpakai) (0 Terpakai) (0 Terpakai)
BOR 26/31x100 = 23/31x100= 74% 25/31x100=
84% 81%
b. Tanggal 23 Maret 2023

No Ruang Shift
Pagi Sore Malam
1. A1 1 Bed 1 Bed 1 Bed
(1 Terpakai) (0 Bed Terpakai) (0 Bed Terpakai)
2. A2 1 Bed 1 Bed 1 Bed
(1 Terpakai) (0 Bed Terpakai) (0 Bed Terpakai)
4. A4 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(2 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai)
5. A6 5 Bed 5 Bed 5 Bed
(5 Bed Terpakai) (5 Bed Terpakai) (5 Bed Terpakai)
6. A7 2 Bed 2 Bed 2 Bed
(2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)

2
7. A11 2 Bed 2 Bed 2 Bed
(2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
8. A12 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(2 Bed terpakai) (2 Bed terpakai) (2 Bed terpakai)
9. A14 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(3 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
10. A15 4 Bed 4 Bed 4 Bed
(2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
11. A16 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
12. A17 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
13. A18 1 Bed 1 Bed 1 Bed
(0 Terpakai) (0 Terpakai) (0 Terpakai)
BOR 24/31x100= 23/31x100= 74% 22/31x100=
77% 71%
Dari hasil BOR di Ruang paviliun pink selama 2 hari pengkajian dinyatakan
nilai BOR tertinggi pada tanggal 04 April 2023 berjumlah 84 %, menurut
DepkesRI 2017 nilai BOR yang ideal antara 60-85 %.

2. Mutu Pelayanan Keperawatan

1. Kepuasan Pasien

Dari hasil pengkajian kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan


pada hari Selasa 04 April 2023 dengan pemberian angket pada 22
responden secara umum menyatakan bahwa pelayanan perawatan di ruang
Paviliun Pink tentang kepuasan pasien di dapatkan 32 % sangat puas, 50%
puas terhadap pelayanan perawat di ruang Paviliun Pink dan 18% cukup
puas dengan perawatan di ruang Paviliun Pink. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat kepuasan pasien di ruang Paviliun Pink terhadap kinerja
perawat adalah PUAS.

2. Keselamatan Pasien

Dari hasil pengkajian pada hari Selasa 04 April 2023 di dapatkan data:

No Variable penilaian Maret


Mutu pelayanan
1 Jumlah pasien dekubitus baru 1
2 Medication eror 0
Jumlah pasien KTD
3 Jumlah kejadian pasien jatuh 0
Jumlah pasien beresiko jatuh 8

2
2
Jumlah pasien IV line
4 Jumlah ketidak tepatan penggantian infus 0
Jumlah pasien yang terpasang infus 21
Transfusi darah
5 Jumlah angka reaksi transfuse 0
Jumlah pemasangan trasfusi darah 1
Restrain
6 Jumlah pasien yang terpasang restrain 1
Kejadian trauma karena pemasangan restrain 0
Infeksi luka oprasi
1 Jumlah operasi bedah 2
2 Jumlah infeksi luka operasi 0
3 Jumlah komplikasi paska operasi 0
4 Jumlah pasien dengan waktu tunggu >24 jam 0
5 Jumlah angka salah operasi 0
6 Jumlah salah mengidentifikasi pasien 0
Infeksi saluran kemih
1 Jumlah ISK 0
2 Jumlah pemasangan kateter urin 7
Infeksi aliran darah primer
1 Jumlah infeksi aliran darah primer 0
2 Jumlah pemasangan CVC 0
Dari hasil observasi pada tanggal 04 April 2023 fasilitas safety sudah
memadai, sehingga menjadi kekuatan ruangan paviliun pink.
a. Tingkat kepuasan perawat
Dari hasil wawancara terhadap kepuasan perawat pada hari selasa 04
April 2023 menunjukan dari 6 perawat seluruhnya (100%) mengatakan
puas terhadap gaji yang diperoleh sebanding dengan beban kerja.
b. Perawatan Diri
Menurut nursalam 2017 berdasarkan pengkajian pada tanggal 04 April
2023, jumlah pasien sesuai dengan kempuan perwatan diri di ruang
Paviliun pink meliputi :
Kategori Deskripsi Jumlah pasien
A Mandiri dalam hal makan, Bab, 2
Bak, mengenakan pakaian,
pergi ketoilet, berpindah dan
mandi

3
B Mandiri semuanya kecuali salah 4
satu dari dalam hal makan, Bab,
Bak, Mengenakan pakaian, pergi
ke toilet, berpindah dan mandi
C Mandiri kecuali mandi 2
D Mandiri, kecuali mandi, 5
Berpakaian
E Mandiri, kecuali mandi, 4
berpakaian, ketoilet
F Mandiri kecuali mandi, pakaian 3
ketoilet, berpindah
G Ketergantungan untuk semua 6

c. Kejadian kematian

Jumlah angka kejadian kematian pada bulan Maret 2023 dari 318 pasien
MRS, terdapat 2 pasien yang meninggal di ruang paviliun pink.

3.2 Fungsi - Fungsi Manajemen

Pada fungsi management keperawatan terdapat beberapa element utama


yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing
(kepegawaian),directing (pengarahan), controlling (pengendalian/ evaluasi).

A. Planning (Perencanaan)

Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam


managemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi
managemen lainnya. Menurut Muning jaya (2004) fungsi perencanaan
merupakan landasan dasar dari fungsi management secara keseluruhan.
Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manage lainnya akan
dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola
pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan
dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan.
Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara
efektif dan efisien. Swanburg (2000) mengatakan bahwa planning adalah
memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa
yang melakukannya.

Di bidang kesehatan perencanaan dapat di definisikan sebagai proses


untuk menumbuhkan merumuskan masalah-masalah kesehatan di

3
3
masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-
langkah untuk mencapai tujuan yang atelah di tetapkan tersebut.

a. Tujuan Perencanaan
1) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan
tujuan
2) Membantu dalam koping dengan situasi kritis.

3) Meningkatkan efektifitas dalam hal biaya.

4) Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan


berdasarkan masa lalu dan yang akan datang.

b. Tahap dalam Perencaan

1) Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.

2) Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah.

3) Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin di


capai.

4) Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendalan dalam


pelaksanaan program.

5) Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO).

c. Jenis Perencanaan

1). Perencanaan strategi

Perencanaan stategi merupakan suatu proses berkesinambungan


yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan
terhadap hasil yang di harapkan melalui mekanisme umpan balik
yang dapat di percaya.
2). Perencanaan operasional
Perencanaan operasional menggambarkan cara menyiapkan orang-
orang untuk bekerja dalam evaluasi perawatan pasien.

d. Manfaat Perencanaan

1). Membantu dalam proses managemen untuk menyesuaikan diri


dengan perubahan lingkungan.

3
2). Memudahkan koordinasi

3). Memungkinkan manager memahami keseluruhan gambaran


operasional secara jelas

4). Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat.Membuat


tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah di pahami.

5). Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.

6). Menghemat waktu dan biaya.

e. Keuntungan Perencanaan

1). Mengurangi jenis pekerjaan yang tidak prosuktif.

2). Dapat di pakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan.

3). Memodifikasi gaya management.

4). Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan.

f. Kelemahan Perencanaan

1). Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal penetapan


informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang.

2). Perencanaan memerlukan biaya yang cukup

banyak. 3). Perencanaan menghambat timbulnya

inisiatif.

B. Organizing (Pengorganisasian)

Suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai


macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang,
pendelegasian wewenang dalam mencapai tujuan.

a. Manfaat Pengorganisasian

1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.

2) Pendelegasian wewenang.

3) Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.

b. Langkah-Langkah Pengorganisasian

1) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk


3
mencapai tujuan.
2) Menggolonngkan kegiatan pokok ke dalam satuan-satuan kegiatan
yang praktis.
3) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf
dan menyediakan fasilitas yang perlukan.
4) Penugasan personil tepat dalam melaksanakan tugas.

5) Mendelegasikan wewenang.

C. Directing (Pengarahan) & Controling (Pengawasan)

Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang di


timbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat di
pahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk perusahaan yang nyata.
Seorang manager/pimpinan harus mampu untuk memotifasi diri sendiri untuk
bekerja dan banyak membaca, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap
permasalahan organisasi dan menggerakkan staff nya agar mampu
melaksanakan tugas pokok- pokok organisasi

Pengawasan/pengendalian merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu


apakah terjadi sesuai dengan rencana yang di tetapkan/disepakati, intruksi yang
telah di keluarkan serta prinsip- prinsip yang telah di tentukan yang bertujuan
untuk memperbaiki. Tugas seorang managemen dalam usahanya menjalankan
dan mengembangkan fungsi pengawasan managerial perlu memperhatikan
beberapa prinsip berikut :

a. Pengawasan yang di lakukan harus di mengerti oleh staff.

b. Standart untuk kerja yang akan di awasi perlu di jelaskan oleh semua
staff, sehingga staff dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan
komitmen terhadap kegiatan program.

D. Staffing (Pengendalian)

Staffing merupakan metodologi pengaturan staf, proses yang teratur,


sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah
personil suatu organisasi yang di butuhkan dalam situasi tertentu. Dalam
perencanaan pengaturan staf pada suatu unit keperawatan mencakup personil
keperawatan yang bermutu dalam jumlah yang mencukupi dan adekuat,.
Pengaturan staff juga di
3
pengaruhi oleh organisasi defisi keperawatan. Rencana harus di tinjau ulang dan
di perbarui untuk mengatur departemen beroprasi secara efisien dan ekonomis
dengan pernyataan misi, filosofi, dan obyektif tertulis, stuktur organisasi, fungsi
dan tanggung jawab, kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan program
staff efektif dan evaluasi periodik terencana.

3
BAB 5
PELAKSANAAN
Pada bab ini akan diuraikan aplikasi model asuhan keperawatan profesional
(MAKP) yang dilaksanakan dalam praktik manajemen keperawatan di Ruang
Pavilium Pink Rumah Sakit Wiung Sejahtera pada tanggal 11 april – 29 april
2023. Pelaksanaan MAKP ditekankan pada komponen utama, yaitu penerimaan
pasien baru, sentralisasi obat, timbang terima, supervisi keperawatan, discharge
planning, dan ronde keperawatan.
1. M1
a. Persiapan

Penilaian dan pengawasan Ml (Man) pada perawat ruangan dilakukan


pada tanggal 11 april – 29 april 2023. Pada tahap persiapan yang dilakukan
mahasiswa adalah:
a. Menyiapkan format pencatatan jumlah pasien dan tingkat
ketergantungannya setiap hari.
b. Menyiapkan format klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien
berdasarkan teori Orem yaitu self care.
c. Menyiapkan konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
b. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional dimulai tanggal 11
april – 29 april 2023. dilakukan MAKP dengan jumlah mahasiswa praktik
profesi sebanyak 10 orang dengan pembagian shift pagi, dan sore. Untuk
pembagian peran selama satu minggu pada shift pagi 1 orang mahasiswa
berperan sebagai KARU, 1 orang mahasiswa berperan sebagai Katim, dan 3
orang berperan sebagai PP. Shift sore 1 orang mahasiswa berperan sebagai
Katim, dan 4 orang mahasiswa berperan sebagai PP. Pelaksanaan MAKP
dilaksanakan oleh kelompok yang telah terjadwal pada shift pagi, dan sore
(jadwal peran, uraian tugas dan jadwal dinas terlampir). Pada minggu
keempat dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan MAKP.

3
c. Hambatan
Hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan MAKP yaitu kami sudah
melakukaan roleplay selama 2 minggu, namun tidak di dokumentasikan.
Dan, hambatan untuk ronde keperawatan kita kesulitan untuk menemukan
kasus yang bisa diangkat sebagai kasus ronde keperawatan.
d. Dukungan
Dukungan praktek profesi manajemen keperawatan terhadap pelaksanaan
MAKP di Ruang Perawatan Paviliun Pink Rumah Sakit Wiyung Sejahtera
Surabaya diperoleh dari Kepala Bidang keperawatan Rumah Sakit Wiyung
Sejahtera Surabaya, Kepala Ruangan Perawatan Paviliun Pink Rumah Sakit
Wiyung Sejahtera Surabaya, Tenaga Keperawatan ruang Perawatan Paviliun
Pink Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya serta Pegawai rumah sakit
lain yang telah memberikan saran, masukan, dan bantuan tenaga tentang
ketenagaan dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang terbaik
pada pasien kelolaan.
e. Tenaga
Hari Selasa, 11 april 2023

Tingkat Ketergantungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Tingkat ∑ Pasien Pagi Sore Malam
Minimal care 2 2x 0,17 = 0,34 2 x 0,14 = 0,28 0 x 0,07 = 0,00
Partial care 1 1 x 0,27 = 0,27 1 x 0,15 = 0,15 0x 0,10 = 0,00
Total care 0 0 x 0,36 = 0,00 0 x 0,30 = 0,00 0 x 0,20 = 0,00
Total 3 0,61 0,43 0
Jumlah 3 1 1 0
Total kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarakan tingkat
ketergantungan: Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 0 orang
+
2 orang
Jumlah tenaga yang lepas
111 x 2 / 254 = 0,87 orang = 1 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang pink
adalah 2 orang + 3 orang struktural (1 Karu+ 2 Katim) + 1 orang = 6 orang.

3
Sedangkan jumlah tenaga perawat yang berdinas di ruang pink pada tanggal

3
11 april 2023 sejumlah tenaga perawat dari 10 orang dengan pembagian 1
karu.

4
2 katim, dan 7 perawat pelaksana. Sehingga, kebutuhan perawat per hari
berdasarkan perhitungan rumus Douglas di ruang pink tercukupi.

Hari rabu, 12 april 2023

Tingkat Ketergantungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Tingkat ∑ Pasien Pagi Sore Malam
Minimal care 3 3 x 0,17 = 0,51 3 x 0,14 = 0,42 0 x 0,07 = 0,00
Partial care 2 2 x 0,27 = 0,54 2x 0,15 = 0,3 0 x 0,10 = 0,00
Total care 0 0 x 0,36 = 0,0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Total 5 1,05 0,72 0,00
Jumlah 5 1 1 0
Total kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarakan tingkat
ketergantungan: Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 0 orang +
2 orang
Jumlah tenaga yang lepas
111 x 2 / 254 = 0,87 1

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang pink
adalah 2 orang + 3 orang struktural (1 Karu+ 2 Katim) + 1 orang = 6 orang.

Sedangkan jumlah tenaga perawat yang berdinas di ruang pink pada tanggal
12 april 2023 sejumlah tenaga perawat dari 10 orang dengan pembagian 1
karu. 2 katim, dan 7 perawat pelaksana. Sehingga, kebutuhan perawat per
hari berdasarkan perhitungan rumus Douglas di ruang pink tercukupi.

Hari kamis, 13 april 2023


Tingkat Ketergantungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Tingkat ∑ Pasien Pagi Sore Malam
Minimal care 3 3 x 0,17 = 0,51 3 x 0,14 = 0,42 0 x 0,07 = 0,00
Partial care 2 2 x 0,27 = 0,54 2x 0,15 = 0,3 0 x 0,10 = 0,00
Total care 0 0 x 0,36 = 0,0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Total 5 1,05 0,72 0,00
Jumlah 5 1 1 0
Total kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarakan tingkat
ketergantungan: Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang

4
Malam : 0 orang +
2 orang
Jumlah tenaga yang lepas
111 x 2 / 254 = 0,87 1

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang pink
adalah 2 orang + 3 orang struktural (1 Karu+ 2 Katim) + 1 orang = 6 orang.
Sedangkan jumlah tenaga perawat yang berdinas di ruang pink pada tanggal 13 april 2023
sejumlah tenaga perawat dari 10 orang dengan pembagian 1 karu. 2 katim, dan 7 perawat
pelaksana. Sehingga, kebutuhan perawat per hari berdasarkan perhitungan rumus Douglas di
ruang pink tercukupi.

Hari jumat, 14 april 2023


Tingkat Ketergantungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Tingkat ∑ Pasien Pagi Sore Malam
Minimal care 3 3 x 0,17 = 0,51 3 x 0,14 = 0,42 0x 0,07 = 0,00
Partial care 1 1 x 0,27 = 0,27 1 x 0,15 = 0,15 0 x 0,10 = 0,00
Total care 0 0 x 0,36 = 0,0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Total 4 0,78 0,57 0,00
Jumlah 4 1 1 0
Total kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarakan tingkat
ketergantungan: Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 0 orang +
2 orang
Jumlah tenaga yang lepas
111 x 2 / 254 = 0,87 1

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang pink
adalah 2 orang + 3 orang struktural (1 Karu+ 2 Katim) + 1 orang = 6 orang.
Sedangkan jumlah tenaga perawat yang berdinas di ruang pink pada tanggal 14 april 2023
sejumlah tenaga perawat dari 10 orang dengan pembagian 1 karu. 2 katim, dan 7 perawat
pelaksana. Sehingga, kebutuhan perawat per hari berdasarkan perhitungan rumus Douglas di
ruang pink tercukupi.

4
Hari sabtu, 15 april 2023
Tingkat Ketergantungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Tingkat ∑ Pasien Pagi Sore Malam
Minimal care 3 3 x 0,17 = 0,51 3 x 0,14 = 0,42 0 x 0,07 = 0,00
Partial care 2 2 x 0,27 = 0,54 2x 0,15 = 0,3 0 x 0,10 = 0,00
Total care 0 0 x 0,36 = 0,0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Total 5 1,05 0,72 0,00
Jumlah 5 1 1 0
Total kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarakan tingkat
ketergantungan: Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 0 orang +
2 orang
Jumlah tenaga yang lepas
111 x 2 / 254 = 0,87 1

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang pink
adalah 2 orang + 3 orang struktural (1 Karu+ 2 Katim) + 1 orang = 6 orang.
Sedangkan jumlah tenaga perawat yang berdinas di ruang pink pada tanggal 15 april 2023
sejumlah tenaga perawat dari 10 orang dengan pembagian 1 karu. 2 katim, dan 7 perawat
pelaksana. Sehingga, kebutuhan perawat per hari berdasarkan perhitungan rumus Douglas di
ruang pink tercukupi.

Hari senin, 17 april 2023

Tingkat Ketergantungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Tingkat ∑ Pasien Pagi Sore Malam
Minimal care 3 3 x 0,17 = 0,51 3 x 0,14 = 0,42 0x 0,07 = 0,00
Partial care 1 1 x 0,27 = 0,27 1 x 0,15 = 0,15 0 x 0,10 = 0,00
Total care 0 0 x 0,36 = 0,0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Total 4 0,78 0,57 0,00
Jumlah 4 1 1 0
Total kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarakan tingkat
ketergantungan: Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 0 orang +
2 orang
Jumlah tenaga yang lepas
111 x 2 / 254 = 0,87 1

4
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang pink
adalah 2 orang + 3 orang struktural (1 Karu+ 2 Katim) + 1 orang = 6 orang.
Sedangkan jumlah tenaga perawat yang berdinas di ruang pink pada tanggal 17 april 2023
sejumlah tenaga perawat dari 10 orang dengan pembagian 1 karu. 2 katim, dan 7 perawat
pelaksana. Sehingga, kebutuhan perawat per hari berdasarkan perhitungan rumus Douglas di
ruang pink tercukupi.

Hari selasa, 18 april 2023

Tingkat Ketergantungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Tingkat ∑ Pasien Pagi Sore Malam
Minimal care 2 2x 0,17 = 0,34 2 x 0,14 = 0,28 0 x 0,07 = 0,00
Partial care 1 1 x 0,27 = 0,27 1 x 0,15 = 0,15 0x 0,10 = 0,00
Total care 0 0 x 0,36 = 0,00 0 x 0,30 = 0,00 0 x 0,20 = 0,00
Total 3 0,61 0,43 0
Jumlah 3 1 1 0
Total kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarakan tingkat
ketergantungan: Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 0 orang
+
2 orang
Jumlah tenaga yang lepas
111 x 2 / 254 = 0,87 orang = 1 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang pink
adalah 2 orang + 3 orang struktural (1 Karu+ 2 Katim) + 1 orang = 6 orang.
Sedangkan jumlah tenaga perawat yang berdinas di ruang pink pada tanggal 18 april 2023
sejumlah tenaga perawat dari 10 orang dengan pembagian 1 karu.

Hari Senin, 19 april 2023

Tingkat Ketergantungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Tingkat ∑ Pasien Pagi Sore Malam
Minimal care 2 2x 0,17 = 0,34 2 x 0,14 = 0,28 0 x 0,07 = 0,00
Partial care 1 1 x 0,27 = 0,27 1 x 0,15 = 0,15 0x 0,10 = 0,00
Total care 0 0 x 0,36 = 0,00 0 x 0,30 = 0,00 0 x 0,20 = 0,00
Total 3 0,61 0,43 0
Jumlah 3 1 1 0
Total kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarakan tingkat
ketergantungan: Pagi : 1 orang

4
Sore : 1 orang

4
Malam : 0 orang +
2 orang
Jumlah tenaga yang lepas
111 x 2 / 254 = 0,87 orang = 1 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang pink
adalah 2 orang + 3 orang struktural (1 Karu+ 2 Katim) + 1 orang = 6 orang.

Sedangkan jumlah tenaga perawat yang berdinas di ruang pink pada tanggal
19 april 2023 sejumlah tenaga perawat dari 10 orang dengan pembagian 1
karu.

Hari kamis, 27 april 2023

Tingkat Ketergantungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Tingkat ∑ Pasien Pagi Sore Malam
Minimal care 3 3 x 0,17 = 0,51 3 x 0,14 = 0,42 0x 0,07 = 0,00
Partial care 1 1 x 0,27 = 0,27 1 x 0,15 = 0,15 0 x 0,10 = 0,00
Total care 0 0 x 0,36 = 0,0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Total 4 0,78 0,57 0,00
Jumlah 4 1 1 0
Total kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarakan tingkat
ketergantungan: Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 0 orang +
2 orang
Jumlah tenaga yang lepas
111 x 2 / 254 = 0,87 1

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang pink
adalah 2 orang + 3 orang struktural (1 Karu+ 2 Katim) + 1 orang = 6 orang.

Sedangkan jumlah tenaga perawat yang berdinas di ruang pink pada tanggal
27 april 2023 sejumlah tenaga perawat dari 10 orang dengan pembagian 1
karu. 2 katim, dan 7 perawat pelaksana. Sehingga, kebutuhan perawat per
hari berdasarkan perhitungan rumus Douglas di ruang pink tercukupi.
Hari jumat, 28 april 2023

Tingkat Ketergantungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Tingkat ∑ Pasien Pagi Sore Malam

4
Minimal care 3 3 x 0,17 = 0,51 3 x 0,14 = 0,42 0 x 0,07 = 0,00
Partial care 2 2 x 0,27 = 0,54 2x 0,15 = 0,3 0 x 0,10 = 0,00
Total care 0 0 x 0,36 = 0,0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Total 5 1,05 0,72 0,00
Jumlah 5 1 1 0
Total kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarakan tingkat
ketergantungan: Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 0 orang +
2 orang
Jumlah tenaga yang lepas
111 x 2 / 254 = 0,87 1

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang pink
adalah 2 orang + 3 orang struktural (1 Karu+ 2 Katim) + 1 orang = 6 orang.
Sedangkan jumlah tenaga perawat yang berdinas di ruang pink pada tanggal 28 april 2023
sejumlah tenaga perawat dari 10 orang dengan pembagian 1 karu. 2 katim, dan 7 perawat
pelaksana. Sehingga, kebutuhan perawat per hari berdasarkan perhitungan rumus Douglas di
ruang pink tercukupi.

Hari sabtu, 29 april 2023


Tingkat Ketergantungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Tingkat ∑ Pasien Pagi Sore Malam
Minimal care 3 3 x 0,17 = 0,51 3 x 0,14 = 0,42 0 x 0,07 = 0,00
Partial care 2 2 x 0,27 = 0,54 2x 0,15 = 0,3 0 x 0,10 = 0,00
Total care 0 0 x 0,36 = 0,0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Total 5 1,05 0,72 0,00
Jumlah 5 1 1 0
Total kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarakan tingkat
ketergantungan: Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 0 orang +
2 orang
Jumlah tenaga yang lepas
111 x 2 / 254 = 0,87 1

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang pink
adalah 2 orang + 3 orang struktural (1 Karu+ 2 Katim) + 1 orang = 6 orang.
Sedangkan jumlah tenaga perawat yang berdinas di ruang pink pada tanggal 29 april 2023

4
sejumlah tenaga perawat dari 10 orang dengan pembagian 1 karu. 2 katim, dan 7 perawat
pelaksana. Sehingga, kebutuhan perawat per hari berdasarkan perhitungan rumus Douglas di
ruang pink tercukupi.

2. M2
a. Persiapan
Pengamatan sarana dan prasarana yang dilakukan dengan cara
mengobservasi alat yang tersedia dan wawancara di ruang Pink serta
melakukan pengecekan untuk sarana dan prasarana yang kondisinya rusak,
baik, kurang, baru maupun yang tidak ada diruangan pink. Kemudian
mahasiswa praktik profesi manajemen merencanakan agar sarana dan
prasarana tersebut dapat digunakan secara maksimal.
b. Pelaksanaan kegiatan
Proses pelaksanaan observasi dan pengecekan dilakukan dengan melihat
jumlah, kondisi alat yang tersedia dan melakukan tes pada setiap alat apakah
masih berfungsi dengan baik atau tidak. Selain itu, pelaksanaan juga
dilakukan dengan melihat apakah perawat diruangan dapat menggunakan
alat yang tersedia secara optimal. Observasi juga dilakukan pada
pemeliharaan alat yang dilakukan oleh semua perawat setiap hari dan
apabila ada kerusakan atau kekurangan alat serta sarana dan prasarana akan
dilaporkan pada setiap

hand over, kemudian dilaporkan ke penanggung jawab sarana dan prasarana


agar segera ditindak lanjuti. Mahasiswa juga melakukan koordinasi dengan
bidang keperawatan dan penjaminan mutu mengenai ketersediaan SOP yang
belum tersedia di ruangan.
c. Hambatan

Hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan MAKP yaitu kami sudah

melakukaan roleplay selama 2 minggu, namun tidak di dokumentasikan. Dan,

hambatan untuk ronde keperawatan kita kesulitan untuk menemukan kasus yang

bisa diangkat sebagai kasus ronde keperawatan.

d. Dukungan

4
Pelaporan keberadaan alat kesehatan selalu dilaporkan pada saat timbang

4
terima setiap shift sehingga dapat diketahui oleh para perawat yang sedang
bertugas, serta kemudahan akses saat alat kesehatan tersebut dibutuhkan.
Selain itu, untuk kegiatan perumusan lembar supervisi yang sudah dilakukan
tetapi masih belum efektif dan ronde keperawatan yang belum dilakukan di
ruangan sangat didukung dan mendapat bimbingan dari pembimbing klinik.
3. M3
a. MAKP
1) Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model asuhan
keperawatan tim. Adapun bagan model asuhan keperawatan adalah
sebagai berikut:
Kepala Ruangan

Ketua Tim 1 Ketua Tim 2 Ketua Tim 3

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


2) Pelaksanaan
Penerapan model asuhan keperawatan profesional dilaksanakan pada
minggu kedua dan ketiga pada 11 April – 29 April 2023 dan sudah
terjadwal

5
pada shift pagi, dan sore (jadwal peran dan jadwal dinas terlampir). Pada
minggu ketiga tersebut juga telah dilaksanakan role play seperti timbang
terima. Pada minggu keempat dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
MAKP.
3) Hambatan
Hambatan yang ditemui pelaksanaan MAKP tim yaitu tidak semua
tindakan dilakukan sendiri, masih dibantu oleh perawat ruangan.
4) Dukungan
a) Kepala ruang dan staf mendukung pelaksanaan model asuhan
keperawatan profesional tim.
b) Adanya SDM yang dapat diandalkan.
c) Adanya sarana dan prasarana yang cukup mendukung.
d) Adanya kepercayaan pasien terhadap perawat.
b. Penerimaan Pasien Baru
1) Persiapan
Tahap persiapan penerimaan pasien baru termasuk pada tahap pra
penerimaan pasien baru meliputi:
a) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pasien baru
b) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
c) Menyiapkan lembar serah terima pasien dari ruangan lain atau OK
(obat dan alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa dan catatan
khusus)
d) Menyiapkan format pengkajian
e) Menyiapkan inform consent sentralisasi obat
f) Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan
2) Pelaksanaan
Penerimaan pasien baru dilaksanakan setiap ada pasien baru yang
masuk. Ketua Tim menyiapkan pelaksanaan penerimaan pasien baru
bersama perawat pelaksanan dengan perincian pelaksanaan:
a) Ketua tim menerima telepon dari IGD bahwa akan ada pasien baru,
ketua tim menanyakan diagnosa medis pasien, keadaan umum, dan
alat yang perlu disiapkan di ruangan

5
b) Ketua tim meminta PP menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam
penerimaan pasien baru, diantaranya lembar penerimaan pasien baru,
lembar serah terima pasien baru, lembar tata tertib dalam ruangan
Perawatan, surat pernyataan rawat inap, surat persetujuan sentralisasi
obat, format pengkajian pasien baru.
c) Katua tim meminta bantuan PP untuk mempersiapkan tempat tidur
pasien baru
d) Kepala Ruangan menanyakan kembali pada PP tentang kelengkapan
untuk penerimaan pasien baru.
e) Perawat pelaksana menyebutkan hal-hal yang telah dipersiapkan,
kemudian ketua tim menelpon ke IGD untuk mengkonfirmasi
kesiapan ruangan.
f) Ketua tim dan PP menyambut pasien dan keluarga dengan memberi
salam serta memperkenalkan diri pada klien/keluarga.
g) Ketua tim mengisi lembar pasien masuk serta menjelaskan mengenai
beberapa hal yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru,
kemudian PP menunjukkan/ mengorientasikan tempat dan fasilitas
yang ada di ruang Perawatan. Di tempat tidur pasien, katim
melakukan anamnesa dan mengkaji dengan dibantu oleh PP.
h) Ditanyakan kembali pada pasien dan keluarga mengenai hal-hal yang
belum dimengerti.
i) Perawat Pelaksana, pasien dan keluarga menandatangani lembar:
1) Penerimaan pasien baru
2) Surat persetujuan sentralisasi obat
j) Ketua Tim dan PP kembali ke ruang Ners station.
k) Ditanyakan kembali pada pasien dan keluarga mengenai hal-hal yang
belum dimengerti.
l) Kemudian Perawat pelaksana, pasien dan keluarga
menandatangani lembar persetujuan sentralisasi obat.
3) Hambatan
Pelaksanan penerimaan pasien baru dilakukan secara langsung, sehingga
tidak ada hambatan dalam penerimaan pasien baru

5
4) Dukungan
Tetap menjalanakan prosedural sesuai SOP.
5) Resume Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru
Pengorganisasian:
1) Kepala Ruangan : Tasrifah. ,S.Kep
2) Ketua Tim : Deffi Okta Hadi p. ,S.Kep
3) Perawat Pelaksana
: Febta Lifga, S.Kep
Nurul Laely, S.Kep
Salsabila Anida p S.Kep
4) Perawat IGD
: Hananda putri, S.Kep
Winda Qowiyatus S.Kep
5) Keluarga Pasien
: Erin Safitri, S. Kep
M.Zayyin S.Kep
6) Pasien
: Rody Masruchin, S.Kep
c. Sentralisasi Obat
1) Persiapan
a) Menentukan penderita yang akan dijadikan objek sentralisasi obat.
b) Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent
beserta petunjuk teknis, lembar serah terima obat beserta petunjuk
teknis, daftar pemberian obat beserta petunjuk teknis dan kotak
sentralisasi obat.
2) Pelaksanaan
a) Kegiatan sentralisasi obat dilakukan pada Semua pasien kelolaan
b) Perawat pelaksana menjelaskan tentang pengertian, tujuan dan
manfaat sentralisasi obat.
c) Perawat primer meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk
menandatangani informed consent sentralisasi obat.
d) Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
3) Prosedur sentralisasi obat:
a) Setiap ada resep dari dokter diserahkan kepada perawat yang bertugas
saat itu.
b) Perawat menyerahkan kepada petugas farmasi lalu petugas farmasi
melakukan input data ke komputer kemudian pihak depo mengirim

5
obat

5
ke ruangan.
c) Perawat menata di loker obat masing-masing pasien.
d) Kemudian perawat yang bertanggung jawab atas obat tersebut.
e) Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis atau aturan minum dan
diberikan pada pasien.
f) Perawat primer melakukan pencatatan pada daftar pemberian obat
serta menyimpan obat di kotak obat yang telah tersedia.
4) Hambatan
Pelaksanaan sentralisasi obat belum terlaksana sesuai dengan SOP yang
ada.
5) Dukungan
a) Kepala ruangan mendukung pelaksanaan sentralisasi obat dengan
metode UDD
b) Pihak farmasi mendukung pelaksanaan sentralisasi obat dengan
metode UDD
c) Kotak atau loker sentralisasi obat sudah tersedia di ruangan.
6) Resume Pelaksanaan Sentralisasi Obat
Pengorganisasian:
1) Kepala Ruangan : winda Qowiyatus , S.Kep
2) Kepala Tim : Hananda putri, S.Kep
3) Perawat Pelaksana
: Rody Masruchin, S.Kep
4) Keluarga Pasien
: Nurul Laely, S.Kep
d. Timbang Terima
1) Persiapan
Persiapan timbang terima mulai direncanakan pada saat pasien masuk.
Persiapan yang dilakukan antara lain:
a) Menyiapkan pelaksanaan timbang terima keperawatan
b) Menjadwalkan pelaksanaan timbang terima keperawatan
c) Menyusun format pelaksanaan timbang terima keperawatan beserta
petunjuk teknik pengisian
2) Pelaksanaan
Pelakasanaan timbang terima dilakukan setiap akhir shif. Persiapan
yang dilakukan antara lain:

5
a) Timbang terima di hadiri oleh karu (jika berdinas), ketua tim yang
sudah bertugas dan yang akan bertugas, perawat pelaksana yang sudah
bertugas dan yang akan bertugas.
b) Menyiapkan hasil pelaksanaan keperawatan untuk disampaikan pada
saat timbang terima untuk shif selanjutnya.
c) Setelah timbang terima selesa dilaksanakan, kemudian keliling ke
ruangan pasien untuk memberitahukan bahwa ada pergantian shif
jaga.
3) Hambatan
Hambatan yang ditemui saat pelaksanaan timbang terima adalah tidak
tersampaikannya laporan tindkan secara detail dari hasil dokumentasi
keseluruhan.
4) Dukungan
Dukungan positif selalu diberikan baik oleh pembimbing
akademik, klinik maupun kepala ruang saat pelaksanaan timbang
terima keperawatan. Bimbingan dan arahan selalu diberikan secara
langsung ataupun tidak langsung.
5) Resume Pelaksanaan Timbang Terima
Pengorganisasian:
a) Kepala Ruangan : M. Zayyin, S.Kep
b) Ketua Tim Pagi
: Febta Lifga Arnowi, S.Kep
c) Ketua Tim Siang
: Erin Safitri, S.Kep
d) Perawat Pelaksana Pagi 1
: Nurul Laely S.Kep
e) Perawat Pelaksana Pagi 2
: Deffi Okta Hadi , S.Kep
f) Perawat Pelaksana Siang 1
: Tasrifah, S.Kep
g) Perawat Pelaksana Siang
: Rody Masruchin, S.Kep
2
e. Discharge Planning
1) Persiapan
Persiapan yang dilakukan:
a) Menentukan penanggung jawab discharge planning
b) Penanggungjawab menyiapkan pasien dan dokumen pasien yang akan
dilakukan discharge planning

5
c) Perawat pelaksana menyiapkan dokumen prosedur kontrol dan
penggunaan obat.
2) Pelaksanaan
a) PP memberikan HE (Health Education) kepada klien dan keluarga
yang direncanakan pulang, sejak awal hari rawat sampai dengan hari
rawat terakhir. HE yang diberikan meliputi: diit, obatobatan, aktivitas
dan istirahat, kelengkapan control, waktu dan tempat control serta hal-
hal yang perlu diperhatikan klien saat telah diperbolehkan pulang ke
rumah.
b) Health education yang diberikan selain secara lisan diberikan secara
tertulis menggunakan media lembar balik dan leaflet.
c) Setelah pasien dan keluarga mendapatkan health education, keluarga
menandatangani form discharge planning.
d) Pelaksanaan discharge planning didokumentasikan dalam format
tersendiri.
3) Hambatan
Tidak ada hambatan selama proses pelaksanaan discharge planning

4) Dukungan
Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses discharge
planning yang baik.

5) Resume Pelaksanaan Discharge Planning


Pengorganisasian:
a) Kepala Ruangan : Rody Masrucin, S.Kep
b) Ketua Tim : Hananda putri, S.Kep
c) Dokter
: Winda Qowiyatus, S.Kep
d) Perawat Pelaksana
: Nurul Laely, S.Kep
1
: Febta Lifga Arnowi, S.Kep
e) Perawat Pelaksana 2
: Erin Safitri. ,S.Kep
f) Pasien
f. Supervisi
1) Persiapan
Supervisi meliputi konsep supervisi, materi supervisi, penunjang yang
meliputi instrumen supervisi lengkap dengan parameter penilaian laporan

5
hasil kegiatan supervisi serta pendokumentasian hasil supervisi. Pada
tahap ini kelompok menyiapkan hal-hal sebagai berikut:
a) Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
b) Menyusun instrumen supervisi dan format SOP supervisi
c) Koordinasi dengan karu
2) Pelaksanaan
Kegiatan supervisi keperawatan dilakukan secara role play dengan
kasus semu.
3) Hambatan
Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan supervisi.
4) Dukungan
Proses bimbingan pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh
pembimbing akademik berjalan lancar sebelum dilakukan kegiatan.
5) Resume Pelaksanaan Supervisi
Pengorganisasian:
a) Kepala Ruangan : Tasrifah, S.Kep
b) Ketua Tim 1
: M. Zayyin, S.Kep
c) Ketua Tim 2
: Nurul Laely, S.Kep
d) Perawat Pelaksana
: Rody Masruchin, S.Kep
1
: Salsabila Aninda p, S.Kep
e) Perawat Pelaksana 2
g. Ronde Keperawatan
1) Persiapan
a) Menentukan kasus yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan
b) Menetukan materi ronde keperawatan
c) Menyiapkan teknis pelaksanaan ronde keperawatan serta
menghubungi pihak-pihak terkait.
d) Menyusun skenario pelaksanaan ronde keperawatan
e) Menjelaskan tujuan pelaksanaan ronde keperawatan
f) Meminta informed concent kepada keluarga pasien
g) Menentukan jadwal pertemuan dengan tim ronde

5
2) Pelaksanaan
a) Menentukan kasus dan topik, tim ronde, literatur, membuat proposal,
memberikan informed consent yang dilakukan 1 hari sebelum
pelaksanaan ronde keperawatan.
b) Karu membuka kegiatan ronde keperawatan, memperkenalkan tim
termasuk DPJP, menjelaskan tujuan, dan mengenalkan masalah pasien
secara sepintas yang dilakukan di nurse station.
c) Penyajian masalah oleh perawat pelaksana di nurse station.
d) Validasi data di bed pasien yang dilakukan perawat pelaksana oleh
yang diikuti oleh tim kesehatan sekaligus DPJP terkait.
e) Perawat pelaksana dan tim kesehatan yang terkait kembali ke nurse
station untuk melakukan diskusi guna membahas masalah yang terjadi
pada klien dan mendengar masukan dari ahli gizi, ahli farmasi, dan
perawat konselor.
f) DPJP bertugas melihat perkembangan pasien, memecahkan masalah
pasien, serta memberikan advice yang harus dilakukan pada pasien.
3) Hambatan
Dalam pelaksanaan ronde keperawatan terdapat hambatan yaitu
pelaksanaan kurang maksimal karena menggunakan kasus semu.
4) Dukungan
Pembimbing klinik sangat mengarahkan dalam pelaksanaan ronde
keperawatan.
5) Resume Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Pengorganisasian:
a) Kepala Ruangan : Erin safitri ,S.Kep
b) Ketua Tim : Nurul Laely , S.Kep
c) Perawat Pelaksana 1
: M. Zayyin , S.Kep
d) Perawat Pelaksana
: Febta Lifga Arnowi,S.Kep
2
: Deffi Okta Hadi P , S.Kep
e) Dokter
: Tasrifah , S.Kep
f) Ahli Gizi
: Rody M. ,S.Kep
g) Farmasi

5
4. M4
a. Persiapan
Biaya perawatan diperoleh dari biaya operasional rutin dari RS dan dari
pihak klien melalui BPJS serta umum
b. Pelaksanaan kegiatan
Biaya digunakan untuk memfasilitasi perawatan klien serta perawatan
sarana dan prasarana penunjang
c. Hambatan dan dukungan
Dari segi pembiayaan untuk pasien yang menggunakan BPJS jika
perawatannya lebih tinggi dari paket yang sudah ditentukan BPJS, maka
BPJS tidak mengklaim biaya tambahan tersebut. Tetapi keluarga bisa
melakukan klaim dengan syarat terdaopat persetujuan dari keluarga apabila
terdapat resp dokter yang tidak termasuk dalam biaya BPJS.
5. M5
a. Efesiensi Ruang Rawat (BOR & LOS)
Data harian ruang A16 & A17
Jumlah Jumlah Px meninggal
Jumlah
No. Tanggal Pasien Pasien BOR
TT <48 jam >48 jam
Masuk Keluar
1. 11-04-2023 6 0 0 100% 0 0
2. 12-04-2023 6 1 1 66% 0 0
3. 13-04-2023 6 0 2 100% 0 0
4. 14-04-2023 6 2 1 83% 0 0
5. 15-04-2023 6 1 2 100% 0 0
6. 16-04-2023 6 0 2 50% 0 0
7. 17-04-2023 6 0 3 100% 0 0
8. 18-04-2023 6 1 1 83% 0 0
9. 19-04-2023 6 0 4 100% 0 0
10. 27-04-2023 6 0 2 100% 0 0
11. 28-04-2023 6 0 2 66% 0 0
12. 29-04-2023 6 0 1 100% 0 0
b. BOR (Bed Occupation Rate)
Adapun tingkat efesiensi ruang A16 & A17 Pav.Pink RSWS yang
dihitung selama 2 minggu mulai tanggal 11 april 2023 – 29 april 2023
adalah sebagai berikut :

6
BOR = Jumlah hari perawatan / (jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam
satu periode) x 100%
BOR = 77 / ( 6 x 12) x 100% = 93%
Dari hasil perhitungan selama 2 minggu didapatkan hasil perhitungan
BOR 93% hasil ini melebihi dengan standar normal yaitu 60-85%.
c. LOS (Length Of Stay)
Adapun LOS yang didapatkan berdasarkan data laporan selama 2 minggu
mulai tanggal 11 april 2023 – 29 april 2023 didapatkan LOS dengan
perhitungan ;
LOS = Jumlah lama dirawat / jumlah pasien keluar (hidup+mati)
LOS = 77/21 = 3,6 = 4 hari
Dari hasil perhitungan selama 2 minggu didapatkan hasil perhitungan
LOS didapatkan hasil rata-rata perawatan pasien di ruang A16 & A17
Pav.Pink RSWS adalah 4 hari. Secara umum nilai LOS menurut Depkes
yang ideal adalah 6-9 hari, sedangkan menurut Baber Johnson adalah 3-12
hari.
d. Mutu Pelayanan Keperawatan
1. Kepuasan Pasien
Dari hasil pengkajian kepuasan terhadap pelayanan keperawatan
selama 2 minggu mulai tanggal 11 april 2023 – 29 april 2023 di ruang
A16 dan A17 didapatkan hasil secara umum menyatakan bahwa
pelayanan perawatan 57% puas dan 43% sangat puas terhadap pelayanan
perawat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien di ruang
A16 dan A17 terhadap kinerja perawat adalah puas.
2. Daftar Diagnosa Medis Terbanyak
No. Diagnosa Medis
1. Diabetes Mellitus Hiperglikemi
2. Hipertensi
3. CVA
4. UA
5. hipoglikemia
3. Daftar Diagnosa Keperawatan Terbanyak
No. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut
2. Nausea
3. Intoleransi aktivitas
4. Gangguan rasa nyaman

6
5. Bersihan jalan napas

6
ANALISIS SWOT

No Analisis SWOT Bobot Rating BXR Hasil


1. Sumber Daya Manusia (Man-M1)
Strength IFAS
0,30 2 0,6
S–W
Adanya sistem pengembangan staf
=3–3
berupa pelatihan dan pendidikan
=0
Sebagian besar perawat dalam struktur 0,20 3 0,6
organisasi yang ada sudah sesuai dengan
kompetensinya.
Jenis ketenagaan:
0,25 4 1
S1–Kep: 9 orang
D3-Kep: 13 orang
Sebagian besar perawat memiliki sifat 0,25 3 0,6
caring yang tinggi
Total 1 12 2,8
Weakness
0,25 2 0,5
Masih belum ada struktur
organisasi yang terbaru di ruangan
pink.
Kekurangan jumlah perawat yang ada di 0,25 2 0,5
ruang pink 1 dan pink 2 setelah di hitung
dengan rumus
2 jam/hari/pasien X 30 pasien/hari X 365
hari = 28 : (365 - 254 ) x 7 jam

Saat dilakukan pengkajian 0,50 4 2


didapatkan perawat belum secara
kontinu memperkenalkan diri ke
pasien
Total 1 8 3
Eksternal Faktor (EFAS) EFAS
0,35 4 1,4
Opportunity O–T
Adanya kesempatan untuk = 3,05 – 3,15
melanjutkan pendidikan ke jenjang = - 0,1
lebih tinggi
Adanya kerja sama yang baik antara 0,15 1 0,15
mahasiswa praktik dengan tenaga
perawat.
Adanya mahasiswa profesi yang
0,20 3 0,6
praktek manajemen.

6
Adanya kebijakan pemerintah 0,30 3 0,9
tentang profesionalisme perawat

6
Total 1 11 3,05
Threathened
0,40 4 1,6
Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat
untuk pelayanan yang lebih professional
Makin tingginya kesadaran masyarakat 0,25 2 0,5
akan pentingnya kesehatan
Persaingan antar RS yang semakin kuat 0,15 3 0,45
Semakin ketatnya penilaian dan 0,20 3 0,6
kebijakan mutu dari pihak rumah
sakit
Total 1 10 1,5
Sarana dan Prasarana (M2)
2.
Strength IFASS-
0,3 3 0,9
Alat sesuai dengan kebutuhan untuk W
mendukung pelayanan pasien = 2,6 – 2,9
= -0,3
Terdapat administrasi penunjang
0,2 4 0,8
(seperti: buku injeksi, buku visite, SOP,
buku status pasien, buku obat) yang
memadai
Adanya ruang untuk perawat atau nurse
station 0,2 3 0,6
Perawat mampu menggunakan peralatan
dengan baik 0,1 3 0,3
Total 1 13 2,6
Weakness
Beberapa alat medis kurang dan belum 0,35 3 1,2
terpelihara dengan baik.
Masih dijumpai alat yang belum
0,40 3 1,2
dilengkapi dengan petunjuk teknis
manual pengoprasian.
Kurangnya handrub di masing- masing
bad pasien 0,25 2 0,5
Total 1 8 2,9
Eksternal Faktor (EFAS) EFASO
0,6 3 1,8
Opportunity –T
Adanya pemeliharaan sarana dan =3–3
prasarana yang rusak dari bagian
instalasi pemeliharaan sarana (IPS) =0
Adanya kesempatan untuk menambah
0,4 3 1,2
sarana dan prasarana
Total
1 6 3
Threathened
0,4 3 1,2
Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat
untuk melengkapi sarana prasarana

6
Semakin banyak rumah sakit dengan
0,3 3 0,9
berbagaipengembangan sarana
prasarana.
Masih Ditemukan rendahnya kesadaran
0,3 3 0,9
pasien dan keluarga untuk menjaga
sarana prasarana ruangan.
Total
1 9 3
Method (M3)
3. 1. MAKP
Internal Faktor (IFAS) IFAS
0,3 4 1,2
Strength S–W
Rumah Sakit memiliki visi, misi, = 3,3-2
dan motto sebagai acuan
= - 1,3
melaksanakan kegiatan pelayanan
Ruangan memakai model MAKP
0,2 3 0,6
yaitu model Tim Nursing
Ruangan memakai model evaluasi
0,2 3 0,6
SOAP yang sudah sesuai dengan visi
dan misi rumah sakit
Mempunyai standart operasional prosedur
0,3 3 0,9

Total
1 13 3,3
Weakness
0,3 3 0,4
Pelaksanaan model tim belum berjalan
sesuai pembagian tim yang
seharusnya
Tenaga keperawatan/ SDM kurang
0,1 2 0,6
dari kebutuhan
Jumlah perawat senior dan terlatih
0,2 2 0,4
masih sedikit
Banyak item pengkajian yang belum
di isi lengkap 0,3 4 0,4
Layanan tentang keluhan dan
0,1 3 0,2
kepuasan pasien terkadang tidak
disosialisasikan
Total
1 14 2 EFAS
Eksternal Faktor (EFAS) O-T
0,2 3 0,6
Opportunity = 3 -2,4
Adanya mahasiswa profesi ners
yang praktek manajemen = 0,6
keperawatan
Ada kebijakan pemerintah tentang
0,4 3 1,2
profesionalisme perawat
Adanya kebijakan rumah sakit tentang
0,4 3 1,2
pelaksanaan MAKP
Total 1 9 3

6
Threathened
0,2 3 0,6
Persaingan antar rumah sakit
semakin ketat
Adanya tuntutan masyarakat yang
0,3 3 0,6
semakin tinggi terhadap
peningkatanpelayanan keperawatan
yang lebih professional
Makin tinggi kesadaran masyarakat
0,3 3 0,6
akan hukum
Kebebasan pers mengakibatkan
0,2 2 0,6
mudahnya penyebaran informasi
di
dalam ruang kemasyarakat
Total 1 11 2,4
2. Sentralisasi Obat IFAS
a. Internal Faktor (IFAS) S-W
0,1 3 0,6
Strength = 3,4 – 2,4
1. Rotasi sentralisasi obat antar
=1
perawat sudah berjalan

2. Adanya buku injeksi dan obat


0,2 3 0,6
oral bekerja sama dengan
farmasi diruangan
3. Adanya kulkas khusus untuk
0,2 4 0,8
penyimpanan obat
4. Adanya pengecekan obat
0,1 3 0,3
pasien harian oleh farmasi

5. Adanya SOP tentang


0,3 3 0,8
pasien safety

6. Sebagian perawat memahami


0,1 3 0,3
tentang pemahaman obat
health alert
Total
1 19 3,4
Weakness
0,4 3 0,6
a. Penjelasan tentang pemberian
efek samping obat belum
optimal
b. Kurang lengkapnya sarana dan
0,3 2 0,6
prasarana sentralisasi obat
c. pencampuran/pengoplosan
0,3 2 1,2
obat yang dilakukan perawat
tidak dilakukan sesuai SOP
Total
1 7 2,4

6
b. Eksternal Faktor (EFAS) EFAS
Opportunity O-T
1. Adanya mahasiswa profesi = 3,6-3
0,4 3 2,4
ners yang praktik manajemen
= 0,6
Keperawatan
2. Adanya kerjasama yang
0,6 1 1,2
baik antara perawat dengan
mahasiswa praktik
Total 1 4 3,6
Threathened
0,5 3 1,5
1. Adanya tuntutan pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang
professional
2. Terkadang ada pihak pasien
0,5 3 1,5
yang tidak mengetahui
dengan
adanya sentralisasi obat
Total 1 6 3
3. Supervisi IFAS
S-W
a. Internal Faktor (IFAS)
0,4 4 1,6 = 3,1– 4
Strength
= -0,9
1. Kepala ruang mendukung
kegiatan supervisi demi
peningkatan mutu pelayanan
keperawatan.
2. Adanya hubungan kerjasama
0,3 3 0,9
antara kepala ruangan dengan
staf.
3. Dilakukan nya supervisi secara
0,3 2 0,6
rutin untuk menunjang kinerja
perawat/ staf
Total 1 10 3,1
Weakness
1 4 4
1. Belum menggunakan format
baru dalam pelaksanaan
supervisi di ruangan
Total 1 4 4
b. Eksternal Faktor (EFAS) EFAS
0,5 3 1,5
Opportunity O- T
1. Adanya perbaikan = 3,3 – 2
kinerja perawat klinik
= 1,3
1. Adanya teguran dari
0,3 4 1,2
kepalaruangan bagi perawat yang
tidak melaksanakan tugas
dengan baik
3. Adanya mahasiswa profesi
0,2 2 0,6
ners yang praktik manajemen
keperawatan
6
Total
1 9 3,3
Threathened
0,6 4 1,2
1. Tuntutan pasien sebagai
konsumen untuk
mendapatkan
pelayanan yang professional
2. Adanya persaingan
0,4 3 0,8
pemberian pelayanan
kesehatan antara tempat
pelayanan kesehatan
Total
1 6 2
4. Timbang Terima IFAS
S-W
a. Internal Faktor (IFAS)
0,4 3 1,6 = 3,4 – 2
Strength
= 1,4
1. Kegiatan timbang
terima dilakukan setiap
hari
tiga kali dengan metode SBAR
2. Diikuti oleh seluruh
0,2 3 0,6
perawat yang telah dan
akan dinas
3. Adanya klarifikasi, tanya
0,2 3 0,6
jawab, dan validasi
terhadap semua yang
dioverkan
4. Setiap akan dilakukan timbang
0,2 2 0,6
terima di awali dengan berdoa
dan membaca visi misi
Total 1 11 3,4
Weakness
0,5 3 1
1. Tidak semua sarana dan
prasarana pelayanan
keperawatan dilaporkan pada
saat kegiatan timbang terima

2. Tidak ada perkenalan perawat


0,5 4 1
setiap timbang terima kepada
pasien
Total
1 7 2
b. Eksternal Faktor (EFAS) EFAS
0,4 2 1,2
Opportunity O- T
1. Adanya interaksi antara pasien =3-2,6
dengan perawat akan =0,4
meningkatkan rasa
kepercayaan pasien terhadap
perawat

2. Adanya kerja sama yang baik


0,3 3 0,9
6
antara mahasiswa dengan
perawat ruangan, Sarana dan
prasarana penunjang sudah
terpenuhi.

7
3. Kebijakan rumah sakit (bidang
0,3 3 0,9
keperawatan) tentang timbang
terima

Total 1 8 3
Threathened
0,4 2 0,8
1. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan
2. Adanya tuntutan yang lebih
0,6 4 1,8
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional

Total 1 6 2,6
5. Discharge Planning
1. Internal Faktor (IFAS) IFAS
0,3 3 1,2
Strength S–W=
1. Perawat memberikan health 3,3 – 2,5 = 0,8
education kepada pasien saat
akan pulang dengan
menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh pasien
2. Perawat bersedia melakukan
0,2 3 0,9
discharge planning untuk
pasien
3. Adanya surat kontrol berobat 0,2 3 0,6
4. Perawat mengevaluasi
0,3 3 0,6
pemahaman pasien/keluarga
dalam pemberian
pendidikan kesehatan
kepada pasien
Total 1 12 3,3
Weakness
0,5 2 1,5
1. Pemberian KIE tanpa
memberikan instrumen
(leaflet)
1. Informasi yang disampaikansaat
0,5 2 1
discharge planning terkadang
kurang mencakupdengan apa
yang dibutuhkan
oleh pasien
Total 1 4 2,5

7
b. Eksternal Faktor (EFAS) EFAS
0,5 3 1,5
Opportunity O-T
1. Meningkatnya kepercayaan = 3 – 2,4
pasien terhadap perawat

7
2. Kemauan pasien atau
0,5 3 1,5 = 0,6
keluarga terhadap anjuran
perawat
Total
1 6 3
Threathened
0,4 3 1,2
1. Makin tingginya pengetahuan
dan kesadaran pasien mengenai
dunia kesehatan
2. Adanya tuntutan pasien sebagai
0,6 3 1,2
konsumen akan tenaga perawat
yang professional
Total
1 6 2,4
6. Ronde Keperawatan
1. Internal Faktor (IFAS) IFAS
1 1 3
Strength S-W
1. Adanya kesempatan dari karu =3–3
untuk mengadakan ronde =0
keperawatan pada perawat
dan
mahasiswa yang praktik
menejemen sebagai role mode
Total
1 1 4
Weakness
0,4 3 1,2
1. Keterbatasan waktu bagi
tenaga kesehatan
2. Ronde keperawatan belum
0,6 3 1,8
menjadi kegiatan yang rutin
dan belum adanya jadwal
rencana pelaksaan ronde
keperawatan dan belum
terbentuknya struktur tim untuk
ronde keperawatan
Total
1 6 3
b. Eksternal Faktor (EFAS) EFAS
0,5 3 1,5
Opportunity O–T
1. Adanya kesempatan dari = 3 – 2,7
kepala ruang dan perawat = 0,3
untuk menciptakan asuhan
keperawatan yang
professional.
2. Adanya pelatihan atau seminar
0,5 2 1,5
tentang manajemen
keperawatan
Total 1 5 3
Threathened
0,6 3 1,5
3. Adanya tuntutan dari
masyarakat akan pelayanan
keperawatan yang professional
7
7
4. Semakin ketatnya persaingan
0,4 3 1,2
antar RS dalam pemberian
pelayanan.
Total
1 6 2,7

7. Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS) IFAS
0,3 3 1,2
Strength S–
1. Tersedianya sarana dan W
pra sarana dokumentasi =2,7 – 2,5
(administrasi) yang menunjang = 0,2
2. Sudah ada sistem dokumentasi
0,4 3 0,9
keperawatan menggunakan
system SOAP

3. Adanya kesadaran perawat


0,3 2 0,6
akan tanggung jawab dan
tanggung
gugat
Total 1 8 2,7
Weakness
0,6 3 1,5
1. Proses dokumentasi belum
dilakukan secara maksimal
seperti penulisan SOAP
yang kurang lengkap
2. Tulisan perawat dalam
0,4 2 1
pendokumentasian ada
beberapa yang masih sulit
dibaca oleh
perawat lain
Total
1 5 2,5
b. Eksternal Faktor (EFAS) EFAS
0,4 3 1,2
Opportunity O–T
1. Adanya mahasiswa S1 =3,6-3
Profesi Keperawatan yang = 0,6
praktek
management keperawatan
2. Peluang perawat untuk
0,6 4 2,4
meningkatkan pendidikan
Total
1 7 3,6
Threathened
0,5 3 1,5
1. Tingkat kesadaran masyarakat
akan tanggung gugat dan
tanggung jawab semakin
tinggi
2. Dokumentasi sebagai tanggung
0,5 3 1,5
jawab dan tanggung gugat
Total
1 6 3
7
8. Penerimaan Pasien Baru

7
a. Internal Faktor (IFAS) IFAS
0,5 3 1,5
Strength S-W
1. Teknik penerimaan = 3-3,4
pemberian PPB secara lisan =-0,4
dan tertulis
2. Menjelaskan persetujuan
0,5 3 1,5
tindakan medis dan
keperawatan
Total
1 6 3
Weakness
0,4 4 1,6
1. Beberapa perawat masih
lupa untuk memperkenalkan
diri
kepada pasien
2. Kurang lengkapnya informasi
0,3 3 0,9
yang disampaikan kepada
keluarga pasien terkait dengan
tata tertib Rumah sakit, visitasi
dokter, dan objek vital RS
(Apotik, Masjid, Pujasera, dll)
3. Tidak adanya orientasi ruangan
0,3 3 0,9
ketika ada pasien baru
Total 1 10 3,4
b. Eksternal Faktor (EFAS) EFAS
0,4 2 1,2
Opportunity O–T
1. Adanya mahasiswa profesi =3 – 2,8
ners yang praktik di ruangan
= 0,2
2. Adanya kerjasama yang baik
0,6 2 1,8
antar mahasiswa
keperawatan
yang praktik dengan
perawat klinik
Total
1 4 3
Threathened
0,5 3 0,9
1. Adanya tuntutan dari
masayarakat untuk
pelayanan keperawatan yang
lebih
professional
2. Persaingan antar rumah sakit
0,2 2 0,4
yang semakin kuat
3. Kesadaran masayarakat yang
0,3 3 1,5
semakin tinggi mengenai
kesehatan
Total
1 8 2,8

7
4. M4 (Money)
1. Internal Factor
(IFAS)STRENGTH
1) Sumber pembiayaan ruangan berasal dari 0,2 4 0.8
sumber swasta
2) Memiliki daftar tarif distribusi jasa 0,2 4 0,8
pelayanan kesehatan pasien sesuai dengan
kelasnya berdasarkan Perwali no.31 tahun
2016 dan PMK no. 64 tahun 2016 0,2 4 0.8
3) Memiliki dana operasional rutin dari rumah 0,2 4 0.8
sakit 0,2 4 0.8 IFAS :
4) Terdapat leaflet manajemen nyeri, cuci S-W =
4 – 2,5 =
tangan
- 1,5

TOTAL 1 20 4
WEAKNESS
1) Keterbatasan persediaan SDM yang terlatih 0,5 2 1,0
(tim perawat)
2) Tidak adanya produk unggulan yang dapat di 0.5 3 1,5
pasarkan ke luar, baik antar ruangan maupun
di luar rumah sakit
TOTAL 1 5 2,5

b. Eksternal Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1) Adanya kerjasama dengan pihak ketiga 0,7 4 2,8
dalam hal pembiayaan
2) Kesempatan meningkatkan pelayanan di
ruangan dengan meningkatkan 0,3 3 0,9
keterampilandan peralatan penunjang EFAS :
TOTAL 1 7 3,7 O-T =
3,7 –
TREATH 2,5= 1,2
1) Persaingan Rumah Sakit dalam memberikan 0,5 3 1,5
pelayanan Keperawatan
2) Adanya tuntutan dari masyarakat untuk 0,5 2 1
pelayanan yang lebih professional dengan
hargaterjangkau
TOTAL 1 5 2,5

7
5. M5 Marketting
a. Internal Faktor (IFAS) IFAS
0,4 3 0,9
Strength S–
1. Adanya standart mutu pelayanan W
2. Memberikan pelayanan tanpa = 2,4- 2
0,3 3 0,6
membeda-bedakan
= 0,4
3. Adanya peningkatan keamanan
0,3 3 0,9
obat (high alert medications)
Total
1 9 2,4
Weakness
1. Tidak tersedianya leaflet 1 2 2
patient safety dan pemberian
KIE
Total 1 2 2
b. Eksternal Faktor (EFAS) EFAS
0,4 2 0,8
Opportunity O–T
1. Adanya mahasiswa profesi =2,6-2,05
ners yang praktik manajemen
=0,55
keperawatan
2. RSWS yang telahterakreditasi
0,6 3 1,8
paripurna
Total 1 5 2,6
Threatened
0,6 2 1
1. Tuntutan masayarakat yang
semakin tinggi mengenai
pelayanan keperawatan yang
professional
2. Adanya persaingan antar rumah
0,3 2 1,05
sakit yang semakin kuat
Total
1 4 2,05

7
Prioritas Masalah
4.1 Penentuan Prioritas Masalah

No Metode IFAS EFAS Prioritas Kondisi


1. Ronde Keperawatan 1,8 0,5 1 Agresif
2. Timbang Terima 1,4 0,4 2 Agresif
3. Sentralisasi Obat 1 0,6 3 Agresif
4. Discharge Planning 0,8 0,6 4 Agresif
5. Dokumentasi Keperawatan 0,2 0,6 5 Agresif
6. Supervisi -0,6 1,2 6 Difensif
7. Penerimaan Pasien Baru 0,4 0,2 7 Agresif
8. M5 (Marketing) 0,4 0,55 8 Agresif
9. M1 (SDM) 0 -0,1 9 Diversifikasi
10. M2 (Sarana dan Prasarana) -0,3 0 10 Difensif
11. M4 (Money) -1,5 1,2 11 Difensif
12. M3 (Methode) -1,3 0,6 12 Difensif

4.2 Perencanaan (POA)


No Problem Tujuan Kegiatan Indikator Waktu PJ
Keberhasilan
1. M1 Optimalnya Memberi 1. Perawat Minggu Salsabila
(Keteanagaan) peran perawat masukan terhadap memperkena ke-2-3 Anida Putri,
1. Masih belum dalam pentingnya lkan diri S. Kep.
ada struktur mengelola membuat struktur sebelum
organisasi pasien oraganisasi, melakukan
yang terbaru penambahan tindakan
diruangan personil perawat 2. Perawat
pink. untuk menjelaskan
2. Saat dilakukan menghindari tindakan
pengkajian beban lebih, dan yang akan
didapatkan menerapkan dilakukan.
perawat belum perkenalan diri ke
secara pasien.
continue
memperkenalk
an diri ke
pasien

8
2. M2 (Sarana dan Alat medis Memberikan 1. Alat medis Febta Lifga
Prasarana) terpelihara dan checklist terpelihara A,
perawatan alat dengan baik S. Kep.
1. Beberapa alat dapat medis agar 2. Alat medis
medis kurang digunakan mempermudah dilengkapi
dan belum identifikasi dengan
terpelihara perawatan petunjuk
dengan baik. peralatan yang teknis.
2. Masih kurang atau
dijumpai alat rusak dan
yang belum mengusulkan
dilengkapi untuk
dengan menepatkan
petunjuk hadrub dimasing
teknis manual masing bad agar
pengoprasian. pasien mudah
3. Kurang menjaga
handrub kebersihan diri.
dimasing
masing bad
pasien.
3. M3 (Metode) Perawat Mengidentifikasi MAKP model Minggu Nurul
1. Penerapan memahami mengenai tim berjalan ke-2-3 Laely, S.
Metode mengenai jalannya metode dengan baik. Kep.
MAKP pengertian MAKP yang
2. Pelaksanaan MAKP dan belum berjalan
model tim cara kerjanya sepenuhnya yang
belum berjalan mencakup
sesuai (Pembagian tim,
pembagian tim kurangnya tenaga
yang keperawatan
seharusnya termasuk juga
3. Tenaga kurangnya tenaga
keperawatan keperawatan
atau SDM terlatih seperti:
kurang dari Perawat yang
krbutuhan sudah mengikuti
4. Jumlah pelatihan kegawat
perawat senior daruratan,
dan terlatih Pelatihan
masih sedikit. keperawatan
5. Banyak item kardiovaskuler,
pengkajian pelatihan
yang belum keperawatan
di isi lengkap respirasi dasar
6. Lembar dan seterusnya.
kepuasan item pengkajian
pasien tidak data yang belum
dibagikan terisi, dan respon
pelayanan pasien
8
yang tidak
dibagikan).
Sentralisasi Obat Tersediannya Mengidentifikasi 1. Penjelasan Minggu Deffi
1. Penjelasan format perawat jaga terkait obat, ke-2-3 Okta
tentang persetujuan untuk ketika kegunaan H.P,
pemberian sentralisasi memberikan obat jumlah dan S.Kep
efek samping obat untuk ke pasien efek
obat. pasien menjelaskan efek samping
2. Kurang samping obat. obat
lengkapnya diharapkan
sarana dan optimal
prasarana 2. Terlengkapi
sentralisasi nya
obat. peralatan
3. Racikan obat pendukung
yang tindakan
dilakukan keperawatan
sesuai jam .
shift.
Supervisi 1. Terlaksana Memberikan 1. Terdokument Minggu Hananda
Belum memiliki nya usulan kepada asinya ke-2-3 Putri
format yang supervise kepala ruangan supervisi Enita, S.
baku dalam yang untuk membuat yang baik. Kep
pelaksanaan. optimal. jadwal supervisi 2. Adanya
2. Terciptanya secara rutin, format
program adanya penilain supervisi
kerja dan individu dan yang baku
uraian yang tindak lanjut diruangan
jelas sesuai setelah supervisi. untuk setiap
standar tindakan
yang telah keperawatan.
ditetapkan

Timbang Terima Pelaksanaan Mengidentifikasi Adanya Minggu Winda Q.


1. Tidak semua timbang terima perawat jaga pendokumentasi ke-2-3 S, S.Kep
sarana dan terkonsep untuk melaporkan an atau buku
prasarana dengan baik semua sarana timbang terima.
pelayanan serta dapat pelayanan
keperawatan berjalan secara keperawatan di
dilaporkan optimal pada saat timbang
pada saat setiap terima.
kegiatan pergantian
timbang shift.
terima.
2. Tidak ada
perkenalan
perawat setiap
timbang

8
terima kepeda
pasien.
Discharge Untuk Mengidentifikasi 1. Terlengkapiny Minggu Rody M,
Planning memberikan perawat jaga a brosur untuk ke-2-3 S.Kep
1. Pemberian pendidikan dengan pasien.
KIE tanpa secara tertulis menyarankan 2. Terpenuhinya
memberikan untuk informasi
instrument membuatkan
(leaflet) leaflet untuk
2. Informasi memudahkan
yang pasien mengingat
disampaikan atau mempelajari.
saat discharge
planning
terkadang
kurang
mencakup
dengan apa
yang
dibutuhkan
oleh pasien.
Ronde 1. Agar Mengidentifikasi 1. Tersedianya Minggu Erin
Keperawatan dibentukny peran perawat waktu ke-2-3 Safitri,
1. Keterbatasan a tim ronde untuk membuat tenaga S.Kep
waktu bagi keperawata ronde medis
tenaga medis n diruang keperawatan 2. Terlaksanan
2. 2) Ronde pink. ya ronde
keperawatan 2. Ronde keperawatan
belum keperawata
terlaksana n dapat
diruang dan terlaksana
belum ada dengan
jadwal rencana teratur
pelaksanaan
ronde
keperawatan
dan belum
terbentuknya
struktur tim
untuk ronde
keperawatan
Dokumen Dokumentasi Mengidentifikasi 1. Pelaksanaan Minggu M.
Keperawatan keperawatan perawat untuk dokumentasi ke-2-3 Zayyin,
1. Pelaksanaan dapat pentingnya dilakukan S. Kep
dokumentasi dilakukan menulis SOAP dengan baik
belum secara dengan baik dan 2. Pelaksanaan
dilakukan maksimal benar, selain itu penulisan
secara sesuai dengan menuliskan

8
maksimal standart serta keterangan yang dokumentasi
seperti proses bisa dimengerti lebih baik.
penulisan dokumentasi oleh perawat lain.
SOAP yang dapat dipahami
kurang oleh semua
lengkap. perawat.
2. Tulisan
perawat dalam
pendokumenta
sian ada
beberapa yang
masih sulit
dibaca oleh
perawat lain.
Penerimaan Kegiatan Mengidentifikasi Informasi yang Minggu Rody
Pasien Baru penerimaan perawat untuk didapatkan ke-2-3 Masruchim,
1. Beberapa pasien baru mengenalkan diri keluarga pasien S. Kep
perawat masih dapat kepada pasien tercukupi
lupa untuk dilakukan dan memberikan seperti: tata
memperkenalk sesuai dengan informasi singkat cara minum
an diri kepada standard dan dan terarah. obat, edukasi
pasien. prosedur yang cuci tangan
2. Kurang benar. dengan baru,
lengkapnya orientasi
informasi yang ruangan rawat
disampaikan inap dan
kepada mengenai denah
keluarga rumah sakit..
pasien terkait
dengan tata
tertib Rumah
Sakit, visitasi
dokter dan
objek vital RS
(Apotik,
Masjid
Pujasera,dll)

4. M4 (Money) Biaya Mengidentifikasi 1. Tidak Minggu Tasrifah ,


Terdapat biaya perawatan biaya perawatan adanya ke 2-3 S. Kep
perawatan rumah dilakukan yang sudah keluhan dari
sakit yang sudah sesuai dengan disepakati di berbagai
disepakati dan standard dan rumah sakit pihak
memiliki anggaran prosedur yang tentang
tetap. benar. biaya dan
administrasi
2. Meningkatn
ya kepuasan
pasien

8
5. M5 (Marketing) Pelaksanaan Mengidentifikasi Perawat dan Minggu Tasrifah ,
Tersedianya dapat petugas mahasiswa ke-2-3 S. Kep
leaflet kesehatan dilakukan marketing untuk mampu
mengenai resiko secara optimal membuat leaflet memberikan
infeksi di rumah sesuai atau poster untuk tindakan edukasi
sakit dan prosedur yang memudahkan kepada pasien
tentang penyakit benar proses pemasaran. rawat inap.
umum
dan cara
penanggulangan.

8
1.1 Rencana Sterategi dan Operasional
1.1.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional
dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum,
kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut:
a. Ketua : Deffi Okta H.P, S.Kep
b. Wakil Ketua : Rody Masruchim, S.Kep
c. Sekretaris 1 : Nurul Laely, S.Kep
d. Bendahara : Winda Q. S, S.Kep
e. Penanggung Jawab MAKP : Nurul Laely, S. Kep
f. Penanggung Jawab Timbang Terima : Winda Q.S, S.Kep
g. Penanggung Jawab Penerimaan Pasien Baru : Rody Masruchim,
S.Kep
h. Penanggung Jawab discharge planning : Rody Masruchim, S.Kep
i. Penanggung Jawab supervisi : Hananda Putri Enita, S.Kep
j. Penanggung Jawab ronde keperawatan : Erin Safitri, S.Kep
k. Penanggung Jawab dokumentasi Keperawatan : M. Zayyin,
S.Kep
l. Penanggung Jawab Sentralisasi Obat : Deffi Okta H.P, S.Kep
m. Koordinator Penyuluhan : Tasrifah, S.Kep
Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan
pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
a. Kepala Ruangan
b. Perawat Primer
c. Perawat Assosiate
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah
pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional di ruangan.
1.1.2 Model Asuhan Keperawatan MAKP
Setelah dilakukan analisa masalah dengan menggunakan pendekatan
analisa SWOT, maka kelompok praktik klinik manajemen keperawatan

8
di ruang Pink Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya menerapkan
model asuhan keperawatan profesional yaitu metode tim.
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatam yang
mencirikan bahwa seklompok tenaga keperawatam yang memberikan
asuhan keperawatan dipimpin oleh seorang perawat professional atau
disebut ketua tim, dimana perawat ruangan dibagi menjadi 2 sampai 3
tim/grup yang terdiri dari atas profesional, tenaga tenis, dan pembantu
dalam satu grup kevil ynga saling membantu (Asmuji, 2014).

Kelebihan metode tim:


1. Memfasilitasi pelayaan keperawatan yang komprehensif dan holistik
2. Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
3. Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui
rapat tim, cara ini efektif untuk belajar
4. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
5. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-
beda dengan aman dan efektif
6. Peningkatan kerjasama dan komunikasi di antara anggota tim
menghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf
secara keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia
mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang
diberikan.
7. Menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggung jawabkan
8. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien
selama bertugas

8
9. Memberikan kepuasan pada pasien & perawat
10.Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral
Kekurangan metode tim:
1. Re-conference sulit dilakukan pada waktu-waktu sibuk
2. Perawat yang belum berpengalaman sehingga perlu dorongan
berlatih.
3. Akuntabel dalam tim kurang jelas
4. Perawat belum terampil dan belum berpengalaman cenderung untuk
bergantung atau berlindung kepada perawat yang mampu
5. Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim
kabur
a. Job Description Model Praktik Keperawatan
1. Kepala ruangan
a) Tugas pokok:
Menyelenggarakan, mengawasi serta mengendalikan kegiatan
pelayanan keperawaan di ruang rawat yang berada di wilayah
tanggung jawabnya.
b) Kedudukan dan Tanggung jawab:
1) Secara administrasi dan fungsional bertanggung jawab
kepada kepala seksi keperawatan
2) Secara teknis operasional bertanggung jawab kepada
dokter penanggung jawab yang berwenang
c) Uraian tugas kepala ruangan di rawat inap:
1) Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi:
a. Menyusun rencana kerja kepala ruangan
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan diruang rawat yang bersangkutan
c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari
segi jumlah maupun kualifikasi untuk di ruang rawat,
koordinasi dengan kepala bidang keperawatan.
2) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan meliputi:

8
a. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan
pelayanan di ruang rawat, melalui kerja sama dengan
petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya
b. Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan
lain sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit
c. Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan
baru/ tenaga lain yang akan kerja di ruang rawat
d. Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya meliputi
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunannya
serta kegiatan rutin sehari-hari
e. Membimbing tenaga keperawatan untuk pelaksanaan
pelayanan/asuhan keperawatan sesuai standart
f. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan
staf keperawatan dan petugas lain yang bertugas di
ruang rawatnya
g. Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan
untuk mengikuti kegiatan ilmiah/penataran dengan
berkoordinasi dengan kepala bidang keperawatan
h. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan
sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan/kebijakan
rumah sakit
i. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat
agar selalu dalam keadaan siap pakai
j. Mendampingi visite dokter dan mencatati intruksi
dokter, khususnya bila ada perubahan program
pengobatan pasien
k. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan di
ruang rawat menurut tingkat kegawatan infeksi/non
infeksi, untuk kelancaran pemberian asuhan
keperawatan

8
l. Mengendalikan kualitas system pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara
tepat dan benar. Hal ini penting untuk tindakan
keperawatan
m. Memberi motivasi kepada petugas dan memelihara
kebersihan lingkungan ruang rawat
n. Meneliti pengisian formular sensus harian di ruang rawat
o. Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan
makanan pasien bersadarkan macam dan jenis makan
pasien
p. Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian makanan
pasien sesuai dengan program diet
q. Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa
perawatan di ruang rawatnya dan selanjutnya
mengembalikan berkas tersebut kebagian medical
record bila pasien pulang dari rawatan tersebut
r. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan
keperawatan serta kegiatan lainnya di ruang rawat,
disampaikan kepada atasan
s. Memberi penyuluhan Kesehatan kepada
pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar dalam batas
wewenangnya
t. Melakukan serah terima pasien dan lain-lain pada saat
pergantian dinas.
3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan
penilaian meliputi :
a. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan
b. Melakukan penelitian kinerja tenaga keperawatan yang
berada di bawah tanggung jawabnya
c. Mengawasi, mengndalikan dan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan dan obat-obatan

9
d. Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan
sesuai standar yang berlaku secara mandiri atau
koordinasi dengan tim pengendali mutu asuhan
keperawatan
e. Mengawasi, mengendalikan dan menilai
pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan
obat-obatan.
2. Ketua tim
a) Fungsi:
1) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan
kewenangannya yang didelegasikan oleh kepala ruangan
2) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi kinerja
anggota tim atau pelaksana
3) Mengetahui dan dapat menilai kebutuhan pasien
4) Mengambangkan kemampuan anggota tim atau pelaksana
5) Menyelenggarakan konferensi
b) Uraian Tugas:
1) Perencanaan
a. Mengikuti serah terima pasien dari shif sebelumnya
bersama kepala ruangan
b. Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas
untuk anggota tim atau pelaksana
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan
d. Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan
e. Memberi pertolongan pada pasien dengan masalah
kedaruratan
f. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
g. Mengorientasikan pasien baru
h. Melakukan pelapran dan pendokumentasian
2) Pengorganisasian dan ketenagaan
a. Merumuskan tujuan dari metode penugasan
keperawatan tim

9
b. Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas untuk
anggota tim atau pelaksana sesuai dengan perencanaan
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya
dalam pemberian asuhan keperawatan
c. Melakukan pembagian kerja anggota tim atau
pelaksana sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien
d. Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan
lain
e. Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim atau
pelaksana
f. Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan
kepada anggota tim atau pelaksana
g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
3) Pengarahan
a. Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim
atau pelaksana
b. Memberikan informasi kepada anggota tim atau
pelaksana yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan
c. Melakukan bimbingan kepada anggota tim atau
pelaksana yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan
d. Memberi pujian kepada anggota tim atau pelaksana
yang melaksanakan tugasnya dengan baik, tepat waktu,
berdasarkan prinsip rasional dan kebutuhan pasien
e. Memberi teguran kepada anggota tim atau pelaksana
yang melalaikan tugas atau membuat kesalahan
f. Memberi motivasi kepada anggota tim atau pelaksana
g. Melibatkan anggota tim atau pelaksana dari awal
sampai dengan akhir kegiatan
h. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

9
4) Pengawasan
a. Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan anggota tim atau pelaksana asuhan
keperawatan kepada pasien
b. Melalui supervisi: melihat/mengawasi pelaksanaan
asuhan keperawatan dan catatan keperawatan yang
dibuat oleh anggota tim atau pelaksana serta menerima
atau mendengar laporan secara lisan dari anggota tim
atau pelaksana tentang tugas yang dilakukan
c. Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang
terjadi pada saat itu juga
d. Melalui evaluasi:
1) Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota
tim/pelaksana dan membandingkan dengan peran
masing – masing serta dengan rencana keperawatan
yang telah disusun
2) Penampilan kerja anggota tim atau pelaksana dalam
melaksanakan tugas
3) Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dan
sikap
4) Memberi umpan balik kepada anggota tim/pelaksana
5) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak
lanjut
6) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
8) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan:
demokratik, otokratik, dll
9) Peran manajerial: informasional, interpersonal,
decisional

9
3. Perawat pelaksana
a) Fungsi
Seorang tenaga kesehatan sebagai perawat pelaksana yang
bertanggungjawab dan diberikan wewenang untuk
memberikan pelayanan keperawatan pada instansi kesehatan
ditempat atau ruang dia bekerja
b) Uraian Tugas:
1) Perencanaan
a. Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah
terima tugas
b. Menerima pembagian tugas dari ketua tim
c. Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk
pelaksanaan asuhan keperawatan
d. Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala ruangan
e. Menerima pasien baru
f. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
2) Pengorganisasian dan ketenagaan
a. Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan
keperawatan tim
b. Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan
perencanaan terhadap pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan
c. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim
d. Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim
kesehatan lain
e. Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim atau
pelaksana lainnya
f. Melaksanakan asuhan keperawatan
g. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan
keperawatan yang dilakukan
3) Pengarahan

9
a. Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim
tentang tugas setiap anggota tim atau pelaksana
b. Menerima informasi dari ketua tim berhubungan
dengan asuhan keperawatan
c. Menerima pujian dari ketua tim
d. Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila
melalaikan tugas atau membuat kesalahan
e. Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan
f. Terlibat aktif dari awal sampai akhir kegiatan
g. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
4) Pengawasan
a. Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan
untuk proses evaluasi serta terlibat aktif dalam
mengevaluasi kondisi pasien
b. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
b. Penerapan Model Asuhan Keperawatan
1. Penanggung jawab : Deffi Okta H.P, S.Kep
2. Tujuan : Di harapkan setelah di lakukan praktek manajemen oleh
mahasiswa UNUSA, Ruang Pink RS Wiyung Sejahtera mampu
menerapkan MAKP tim nursing secara baik dan optimal
3. Waktu : Minggu 2 dan 3
4. Rencana strategi :
a) Mendiskusikan bentuk dan penerapan model asuhan
keperawatan profesi umum (MAKP) yang dilaksanakan yaitu
model fungsional
b) Mengajukan proposal MAKP dan melaksanakan desiminasi
awal
c) Sosialisasi hasil desiminasi
d) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
e) Melakukan pembagian peran perawat
f) Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jwab perawat
g) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat

9
h) Menerapkan model MAKP yang direncanakan
5. Kriteria Evaluasi
a) Struktur :
1) Menentukan penanggung jawab MAKP
2) Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP yaitu
fungsional
3) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
4) Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
5) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga
perawat
b) Proses :
Menerapkan MAKP pada tanggal 10 – 19 April 2023
c) Hasil : Mahasiswa mampu menerapkan MAKP fungsional
sesuai dengan job description
c. Supervisi Keperawatan
Secara teori, supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi
pokok manajer berupa proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan perawat dalam menyelesaikan tugas-tugasnya untuk
pencapaian tujuan, meliputi: 1) langkah- langkah supervisi, 2)
prinsip supervisi,
3) peran dan fungsi supervisi, 4) tugas supervisi, dan 5) tehnik
supervisi.
1. Langkah –langkah supervisi :
a) Pra supervisi
1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
2) Supervisor menetapkan tujuan supervisi
b) Pelaksanaan Supervisi
1) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur
atau instrumen yang telah disiapkan
2) Supervisior mendapatkan beberapa hal-hal yang perlu
dilakukan pembinaan

9
3) Supervisior memanggil PERAWAT PELAKSANA dan
perawat pelaksana untuk mengadakan pembinaan dan
klasifikasi permasalahan
4) Pelaksanaan Supervisi dengan inspeksi, wawancara dan
memvalidasi data sekunder
5) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada
6) Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat
c) Pasca supervisi
1) Supervisor memberikan penilaian supervisi
2) Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi
3) Supervisor memberikan reinforcement dan follow up
perbaikan
d) Peran supervisor dan fungsi supervisi keperawatan
Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah
memperhatikan keseimbangan keperawatan dan manajement
sumber daya yang tersedia
1) Manajemen pelayanan keperawatan Tanggung jawab
supervisor:
a. Menetapkan dan Memepertahankan standart praktek
keperawatan
b. Menilai kualitas Asuhan Keperawatan dan pelayanan
yang diberikan
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang
mengaturpelayanan keperawatan, bekerjasama dengan
tenega kesehatan lainnya.
2) Manajemen anggaran
Manajemen anggaran berperan aktif dalam membantu
perencanaan dan pembangunan.
Supervisor berperan dalam :
a) Membantu menilai rencana keseluruan dikaitkan dengan
dana tahunan yang tersedia, atau mengembangkan tujuan
unit yang dapat di capai sesuai tujuan rumah sakit

9
b) Membantu mendapatkan informasi statistik untuk
merencanakan anggaran keperawatan
c) Memberikan justifikasi proyeksi anggaran unit yang di
kelola
Supervisi yang berhasil guna dan bergaya guna tidak
dapat terjadi begitu saja tetapi memerlukan praktik dan
evaluasi penampilan agar dapat di jalankan dengan tepat.
Kegagalan supervisi dapat menimbulkan kesenjangan
dengan pelayanan keperawatan.
e) Tehnik supervisi
1) Proses supervisi keperawatan terdiri atas 3 element
kelompok, yaitu :
a. Mengacu kepada standart keperawatan
b. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai
pembanding untuk menetapkan pencapaian.
c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan
mempertahankan kualitas asuhan keperawatan.
2) Area supervisi
a. Pengetahuan dan pengertian tentang asuhan keperawatan
kepada klien
b. Keterampilan yang dilakukan di sesuaikan dengan
standart
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya
kejujuran dan empati
3) Cara supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :
a. Secara Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang
sedang berjalan. Supervisor terlibat dalam kegiatan,
memberikan reward dan perbaikan. Prosesnya :
1. Perawat pelaksana melekukan secara mandiri suatau
tindakan keperawatan didampingi supervisor

9
2. Selama proses, supervisor memberi dukungan,
reinforcement dan petunjuk
3. Supervisor dan perawat pelaksana melakukan
diskusi setelah kegiatan selesai, yang bertujuan untuk
menguatkan cara yang telah sesuai dan memperbaiki
kekurangan serta reinforcement positif dari supervisor.
b. Secara Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis maupun
lisan, supervisor tidak terlibat atau melihat langsung apa
yang terjadi di lapangan, sehingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta, umpan balik dapat diberikan secara
tertulis.
2. Alur Supervisi Bagan
Alur Supervisi

Kepala Ruangan
Kepala Ruangan

Supervisi

Menciptakan kegiatan dan


PER PER

Pembinaan (3 f)
Menilai kinerja perawat
• Fair(penyampaian penilaia)n PA PA
• Feed Back

Kinerja Perawat dan Kualitas


pelayanan meningkat
Keterangan : Kegiatan supervisi
Delegasi dan
supervisi

9
3. Penerapan Role Play Supervisi
a) Penanggung jawab : Erin Safitri, S.Kep
b) Waktu : Minggu ke-2
c) Tujuan : Setelah manajemen keperawatan, diharapkan ruang
Pink menerapkan supervisi keperawatan dengan optimal.
d) Rencana strategi :
1) Menyusun konsep supervisi keperawatan
2) Menentukan materi supervisi keperawatan
3) Menyiapkan format supervisi
4) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama
perawat ruangan
5) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi
keperawatan
e) Kriteria Evaluasi
1) Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
b) Menyusun konsep supervisi keperawatan
c) Menentukan materi supervisi
2) Proses :
Melaksanakan supervisi keperawatan bersama perawat
ruangan dan supervisor
3) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi
keperawatan
4) Hasil :
a) Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara
optimal
b) Supervisor mengevaluasi hasil supervisi
c) Supervisor memberikan rewardfeed back pada
PERAWAT PELAKSANA
d. Timbang Terima
Timbang terima (operan) merupakan tekhnik atau cara untuk
menyampaikan laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien.

1
1. Tujuan
a) Tujuan Umum
1) Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara
paripurna
2) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
3) Menjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung
jawab antar perawat
4) Pelaksanan asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan
b) Tujuan Khusus
1) Menyampaikan kondisi dan keadaan klien (data fokus)
2) Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakuakan dalam
asuhan keperawatan pada klien
3) Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindaklanjuti
oleh dinas berikutnya
4) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a) Dilaksanakan tepat waktu pada saat setiap pergantian shift
b) Dipimpin oleh Kepala Ruangan atau penanggung jawab
perawat pelaksana
c) Diikuti oleh semua perawat yang akan dan telah bertugas
d) Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari
penanggungjawab
e) Informasi yang disampaiakan harus akurat, singkat, simetris
dan menggambarkan kondisi klien saat ini serta menjaga
kerahasiaan klien.
f) Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan
keperawatan klien
3. Metode Pelaporan
a) Perawat yang bertanggung jawab terhadap klien melaporkan
langsung kepada perawat penanggung jawab berikutnya
dengan membawa laporan timbang terima.

1
b) Pelaksanaan timbang terima dapat dilakukan di ruang perawat,
kemudian dilanjutkan dengan menggunjungi klien satu persatu
terutama pada klien yang memiliki masalah khusus serta
memerlukan observasi lebih lanjut.
4. Mekanisme Timbang Terima

klien

Diagnosa Medis Masalah Diagnosa Keperawatan

Rencana Tindakan

Yang telah dilakukan Yang akan dilakukan

Perkembangan keadaan klien

Perencanaan teratasi seluruhnya, sebagian, belum teratasi


dan terdapat masalah baru

Bagan 4.1 Mekanisme Timbang Terima


5. Prosedur pelaksanaan
a) Kedua kelompok siap
b) Prinsip timbang terima : tidak semua pasien dilakukan
timbang terima, khusus pada klien yang memiliki
permasalahan yang belum teratasi serta yang membutuhkan
observasi lebih lanjut
c) Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara
penuh terhadap masalah, kebutuhan dan tindakan yang telah
dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa
perawatan
d) Hal-hal yang sifatnya khusus diserah terimakan kepada
perawat berikutnya
e) Hal- hal yang perlu disampaiakan pada saat timbang terima
adalah :

1
1) Identitas klien dan diagnose medis
2) Data (keluhan subjektif dan objektif)
3) Masalah keperawatan yang masih muncul
4) Intervensi keperawatan yang sudah dilaksanakan
5) Intervensi keperawatan/yang belum/akan dilaksanakan
6) Intervensi kolaboratif
7) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap
hal-hal yang telah ditimbang terimakan atau terhadap hal-
hal yang kurang jelas.
8) Mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat
9) Lama timbang terima untuk tiap klien tidak lebih dari 5
menit, kecuali dalam kondisi khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit
6. Pelaksanaan Timbang Terima
a) Penanggung jawab : Alvianita Mulya Putri, S. Kep
b) Waktu : Minggu ke 2
c) Tujuan : Setelah dilaksanakan praktek manajemen keperawatan
diharapkan ruang pink mampu melaksanakan timbang terima
dengan baik.
d) Rencana strategi
1) Menentukan penanggung jawab timbang terima
2) Menyusun format timbang terima serta petunjuk teknis
pengisiannya
3) Menyiapkan kasus kelolaan yang akan digunakan untuk
timbang terima
4) Menentukan jadwal pelaksanaan timbang terima
5) Timbang terima dapat dilakukan secara lisan atau tertulis
6) Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala
ruangan dan staf keperawatan
7) Dilaksanakan pada setiap pergantian shift

1
8) Dipimpin oleh Kepala ruangan sebagai penanggung perawat
pelaksana
9) Diikuti perawat mahasiswa yang berdinas atau akan berdinas
10)Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis
atau menggambarkan kondisi saat ini dengan tetap menjaga
kerahasiaan klien.
11)Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan
keparawatan rencana keperawatan, tindakan dan
perkembangan kesehatan klien
12)Mendokumentasikan hasil timbang terima
e) Kriteria evaluasi :
1) Struktur :
a. Mengajukan penanggung jawab timbang terima
b. Menyusun tehnik timbang terima bersama-sama dengan
staf keperawatan
c. Menentukan materi timbang terima
d. Status pasien disiapkan
e. Persiapan buku laporan dan buku pesanan khusus
f) Proses :
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan atau
perawat yang bertugas saat itu dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift
selanjutnya. Perawat pelaksana menggoperkan ke perawat
pelaksana berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang
terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed
klien dan kembali lagi ke nurse station.Isi timbang terima
mencakup jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang
sudah dilakukan.Intervensi yang belum dilakukan dan pesan
khusus, setiap klien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke
klien.

1
g) Hasil :
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift,
setiap perawat dapat mengetahui perkembangan klien,
komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
e. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan disamping klien,
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus
tertentu yang dilakukan oleh perawat primer, kepala ruangan,
perawat associate serta melibatkan seluruh anggota tim.
1. Kriteria klien yang dilakukan ronde :
a) Klien dengan penyakit kronis
b) Klien dengan komplikasi
c) Klien dengan penyakit akut
2. Karakteristik :
a) Klien dilibatkan secara langsung
b) Klien merupakan focus kegiatan
c) Perawat asociate dan perawat pelaksana dan konselor
melakukan diskusi bersama
d) Konselor memfasilitasi kreatifitas
e) Konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat
asociate, perawat pelaksana untuk meningkatakan kemampuan
mengatasi masalah
3. Tujuan :
a) Menumbuhkan cara berpikir kritis
b) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berasal dari masalah klien
c) Meningkatkan kemampuan justifikasi
d) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
e) Meningkatkan kemampuan untuk rencana keperawatan
4. Peran :
a) Kepala tim dan perawat pelaksama

1
1) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
2) Menjelaskan masalah keperawatan utama
3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
4) Menjelaskan tindakan selanjutnya
5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
b) Kepala tim dan atau konselor
1) Memberikan justifikasi
2) Memberikan reinforcement
3) Menilai kebenaran suatu masalah, intervensi keperawatan
serta tindakan yang rasional
4) Mengarahkan dan mengoreksi
5) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

1
5. Alur ronde keperawatan

Bagan 4.2 Alur Ronde Keperawatan


6. Prosedur pelaksanaan ronde keperawatan
a) Persiapan
1) Penepatan kasus minimal 1 hari sebelumnya waktu
pelaksanaan ronde
2) Pemberian informend consent kepada klien/keluarga

1
b) Pelaksanaan ronde
1) Penjelasan tentang klien oleh PERAWAT PELAKSANA
dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah
dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan
2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3) Pemberian justifikasi oleh PERAWAT PELAKSANA atau
konselor / kepala ruangan tentang masalah klien serta
rencana tindakan yang akan dilakukan
4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah
dan akan ditetapkan
c) Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut
serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
7. Penerapan Role Play ronde keperawatan
a) Penanggung jawab : Erin Safitri, S. Kep
b) Pelaksanaan : Minggu ke-2
c) Tujuan : Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan
diharapkan di ruang Pink mampu menerapkan ronde
keperawatan secara optimal
d) Rencana /strategi
1) Menentukan klien yang akan dijadikan subjek dalam ronde
keperawatan
2) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan dilakukan
3) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan
4) Menyiapkan petunjuk tehnik pelaksanaan ronde keperawatan
5) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala
ruangan dan staf keperawatan
e) Kriteria evaluasi
1) Struktur
a. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan
b. Mendapatkan kasus yang akan dirondekan

1
c. Memberikan informant consent kepada klien dan keluarga
2) Proses
a. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala
ruangan dan staf keperawatan
b. Penjelasan tentang klien oleh perawat pelasakna dalam hal
ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan
intervensi yang telah dilaksanakan tetapi belum mampu
mengatasi masalah pasien
c. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
d. Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang
mampu mengatasi masalah klaen tersebut
3) Hasil
a. Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk
menyelesaikan masalah pasien.
b. Hasil diskusi yang disampaikan dapat tindak lanjuti dan
dilaksanakan
f. Sentralisasi Obat
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan
salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola/
alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dikontrol
oleh perawat sehingga resiko kerugian baik material maupun non
material dapat dieliminir, upaya sistematik meliputi uraian terinci
tentang pengelolaan obat secara ketat oleh perawat diperlukan
sebagai bentuk tanggung jawab perawat dalam menyelenggarakan
kegiatan keperawatan. Teknik pengelolaan obat kontrol penuh
(sentralisasi) adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat yang
diberikan pada klien diserahkan sepenuhnya pada perawat.
Pengeluaran dan pembagiaan obat sepenuhnya dilakukan
perawat:
1. Penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala ruangan
diserahkan operasional dapat didelegasikan pada staf yang di
tunjuk (perawat pelaksana).

1
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaan obat
3. Penerimaan obat
a. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga
diserahkan kepada perawat dengan menandatangani lembar
serah terima obat
b. Perawat menuliskan nama klien, register, jenis obat, jumlah
dan sediaan serta dosis obat dalam lembar kontrol obat dan
diketahui (tanda tangan) oleh keluarga dalam lembar kontrol
obat
c. Klien / keluarga untuk selanjutnya dapat melakukan kontrol
keberadaan obat pada lembar kontrol obat yang ada di sisi
klien (sisi bed klien)
d. Obat yang sudah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat
e. Keluarga dan klien wajib mengetahui letak kotak obat
4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku
sentralisasi obat dan lembar kontrol obat
b. Obat-obat yang telah diterima disimpan untuk selanjutnya
diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang telah
tercantum dalam buku sentralisasi obat dan lembar kontrol
obat
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping kemudian
memberi kode dan tandatangan setelah melakukan pemberian
obat
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh
kepala ruangan / petugas yang ditunjuk (PERAWAT
PELAKSANA) dan didokumentasikan dalam buku sentralisasi
dan lembar kontrol obat.
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis

1
atau perubahan rute pemberian obat, maka informasi ini akan

1
dimasukkan dalam buku sentralisasi obat dan lembar kontrol
obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu), maka
dokumentasi tetap di catat pada buku sentralisasi obat dan
lembar kontrol obat
6. Obat khusus
Obat tersebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki
efeksamping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu
tertentu saja
a. Pemberian obat khusus tetap dicatat pada buku sentralisasi
obat yang dilaksanakan oleh perawat pelaksama.
b. Informasi yang diberikan pada klien / keluarga ; nama obat,
kegunaan, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian. Wadah obat sebaiknya diserahkan / ditujukan pada
klien atau keluarga

1
Bagan 4.3 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat

DOKTER PERAWAT
Surat persetujuan sentralisasi obat dari perawa t
Pendek atan perawat

PASIEN / KELUARGA

FARMASI / APOTEK

PASIEN / KELUARGA
Lembar serah terima obat , buku se

PERAPERAWATYANG MENERIMA

PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN PERAWAT

PASIEN / KELUARGA
Keterangan :

Garis komando

Garis koordinasi
7. Persiapan Sentralisasi Obat
a. Penanggung jawab : Deffi Okta H.P, S. Kep
b. Waktu : Minggu ke-2-3
c. Tujuan : Setelah dilakukan peraktek manajemen keperawatan,
diharapkan diruang pink Rumah Sakit Wiyung Sejahtera
mampu menerapkan sentralisasi obat secara optimal
d. Rencana strategi :
1. Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat
2. Menyusun proposal sentralisasi obat

11
3. Melaksanakan sentralisasi obat klien bekerja sama dengan
perawat, dokter dan bagian farmasi
4. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan
sentralisasi obat
5. Melaksanakan sentralisasi obat klien bekerja sama dengan
perawat dokter dan bagian farmasi
6. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan
sentralisasi obat
e. Kriteria evaluasi
1. Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat
b) Menyiapkan sentralisasi obat
2. Proses :
a) Melaksanakan sentralisasi obat klien bersama-sama
dengan perawat, dokter dan bagian farmasi
b) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengolaan
sentralisasi
3. Hasil :
a) Klien menerima sistem sentralisasi obat
b) Perawat mampu mengelola obat klien
c) Mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian
obat meningkat
d) Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat baik
secara moral
e) Pengelolaan obat efektif dan efisien
g. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Kompon dari dokumentasi
mencakup aspek komunikasi, proses keperawatan, standar
keperawatan.

11
1. Tujuan dokumentasi :
a) Komunikasi
1) Koordinasi asuhan keperawatan
2) Cegah informasi berulang
3) Kesalahan lebih kecil dan meningkatkan asuhan
keperawatan
4) Penggunaan waktu efisiensi
b) Mekanisme pertanggung jawaban
c) Metode pengumpulan data
d) Sarana pelayanan keperawatan secara individu
e) Sarana untuk evaluasi
f) Sarana untuk meningkatkan kerja sama antar disiplin dalam
tim kesehatan
g) Sarana pendidikan lanjutan
h) Audit, pantau kualitas asuhan keperawatan yang diterima
dan kompetensi yang berhubungan untuk asuhan
keperawatan dibandingkan standart
2. Pendokumentasian proses keperawatan yang efektif :
a) Penggunaan standart terminologi (pengkajian, diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi)
b) Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian
dicatat sesuai dengan prosedur dalam catatan yang
permanent.
c) Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan
analisa data yang akurat
d) Rencana tindakan keperawatan
e) Perawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan
yang permanen
f) Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan
waktu

11
g) Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi
selama dirawat, dirujuk, pulang ataupun perubahan status
klien, respon klien terhadap tindakan
h) Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang
diharapkan klien
3. Lingkup pencatatan pada proses keperawatan yang spesifik:
a) Klien masuk rumah sakit
b) Kelengkapan riwayat keperawatan dan pemeriksaan
c) Diagnosa keperawatan
d) Rencana tindakan keperawatan
e) Pendidikan kepada klien
f) Dokumentasi para meter memonitoring dan intervensi
keperawatan lainnya
g) Perkembangan terhadap hasil yang diharapkan
h) Evaluasi perencanaan
i) Justifikasi terhadap proses intervensi
j) Sistem perujukan
k) Klien pulang
4. Dokumentasi pengkajian :
a) Gunakan format yang sistematis untuk mencatat pengkajian
yang meliputi : riwayat klien MRS, respon klien, riwayat
pengobatan, data klien rujukan, pulang dan keuangan.
b) Gunakan format dan kelompokkan data berdasarkan model
yang digunakan
1) Head to toe
Pendekatan ini dimulai dari kepala secara berurutan
sampai ke kaki (keadaan umum, tanda vital, kepala,
wajah, telinga, hidung, mulut, tenggorokan, leher, dada,
paru, jantung abdomen, ginjal ginetalia, rektum,
ekstremitas, dan punggung).

11
2) Pola fungsi kesehatan
Mengkaji status klien pada persepsi kesehatan, nutrisi,
eliminasi, aktivitas, istirahat tidur, kognitif, koping nilai /
kepercayaan
3) ROS
Mengkaji sistem tubuh secara berurutan. Adapun
mayor of body systems meliputi keadaan umum, tanda
vital, sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, sistem
persyarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan,
sistem muskuloskeletal dan integumen, serta sistem
reproduksi.
5. Dokumentasi diagnosa keperawatan :
Kategori diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI (Aktual,
Potensial, dan Risiko)
6. Dokumentasi rencana tindakan:
Komponen yang mendasari dari rencana tindakan terdiri dari
diagnosa keperawatan, kriteria hasil dan intervensi
keperawatan.
7. Karakteristik :
a) Ditulis oleh perawat
b) Dilaksanakan setelah kontak pertama kali dengan klien
c) Diletakkan ditempat yang strategis, seperti ditempat tidur
klien, diruang perawatan, dicatatan medis klien
d) Informasi yang selalu baru
8. Dokumentasi tindakan keperawatan :
a) Sistem pencatatan dalam dokumentasi keperawatan
menggunakan model catatan PIE (problem, intervensi, dan
evaluasi)
b) Jenis intervensi keperawatan meliputi :
1) Intervensi terapeutik
2) Intervensi pemantapan / obsevasi

11
9. Komponen penting dalam dokumentasi pelaksanaan :
e) Why
Harus dijelaskan tindakan alasan tindakan yang harus
dilaksanakan dan data yang ada dari hasil dokumentasi
pengkajian dan diagnosa keperawatan
f) What
Ditulis secara jelas dan singkat dalam bentuk action verb
g) When
h) Who
Siapa yang melaksanaakan harus selalu dituliskan bahwa
pada dokumentasi serta tanda tangan serta sebagai tanda
tangan sebagai pertanggungjawaban
i) How
10. Dokumentasi evaluasi keperawatan
Tujuan untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan :
a) Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah
mencapai tujuan yang telah ditetapkan)
b) Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien
mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan)
c) Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien
memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai
tujuan)
11. Komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan
keperawatan, yaitu:
a) Proses (sumatif)
Evaluasi dilaksanakan segera setelah rencana tindakan
dilakukan. Sistem penulisan dapat menggunakan sistem
SOAP. Evaluasi pada implementasi mengkaji respon dari
tindakan yang sudah diberikan.
b) Hasil (formatif)
Adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien
pada akhir tindakan keperawatan, dilaksanakan pada akhir

11
tindakan keperawatan secara paripurna. Sumatif evaluasi
adalah obyektif, fleksibel dan efisien.
12. Persiapan pendokumentasian keperawatan :
a) Tujuan: setelah dilakukan praktek manajemen
keperawatan, diharapkan semua perawat di ruang pink dan
mahasiswa unusa mampu menerapkan pendokumentasian
keperawatan secara optimal.
b) Rencana strategi :
1) Mendiskusikan format pengkajian dan
pendokumentasian sesuai dengan kasus diruang
bougenville 4
2) Menyiapkan format pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
3) Membuat SAK atau SOP
4) Menyiapkan format / pendokumentasian keperawatan
5) Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan
perawat ruangan
h. Discharge planning
Perencanaan pelaksanaan discharge planning adalah suatu
dokumentasi untuk menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi
pasien yang akan pulang dan asuhan keperawatan yang dirumah.
1. Tujuan :
a) Untuk pasien keluarga :
1) Pasien dan keluarga mendapatkan tindakan perencanaan
pulang dengan baik
2) Pasien dan keluarga mendapat pengetahuan perawatan
dirumah tentang: a) rencana untuk kontrol, b) obat yang
harus diminum, c) perawatan luka, d) aktivitas dan e) diet
3) Pasien dan keluarga dapat melakukan perawatan dirumah
secara mandiri
b) Untuk perawat :
1) Adanya perencanaan dokumentasi dengan benar

11
2) Terjadinya kerjasama dengan antar tim
2. Perencanaan pasien pulang
a) Kepala ruangan
Bertanggung jawab penuh terhadap pelayanan keperawatan
diruangan
b) Perawat pelaksana (Perawat Primer)
Bertanggung jawab dalam melakukan asuhan keperawatan
pasien sejak masuk sampai pasien pulang berdasarkan
diagnosa keperawatan hasil pengkajian
c) PA (Perawat Assosiate)
Ikut membantu dalam melakukan asuhan keperawatan yang
sudah direncanakan oleh perawat pelaksana.
3. Langkah-langkah dalam perencanaan pulang
a) Pra discharge planning
1) Kepala ruangan/perawat pelaksana mengidentifikasi pasien
yang direncanakan untuk pulang
2) Kepala ruangan/perawat pelaksana melakukan identifikasi
kebutuhan pasien yang akan pulang
3) Kepala ruangan/perawat pelaksana membuat perencanaan
pasien pulang
4) Melakukan kontak waktu dengan pasien dan keluarga
b) Tahap pelaksanaan discharge planning
1) Menyiapkan pasien dan keluarga, peralatan, status, kartu
dan lingkungan
2) Perawat primer dibantu perawat associate melakukan
pemeriksaan fisik sesuai kondisi klien
3) Perawat primer memberikan pendidikan kesehatan yang
diperlukan pasien dan keluarga untuk keperawatan dirumah
tentang : 1) rencana untuk kontrol, 2) obat yang harus
diminum dirumah, 3) aturan diet, 4) aktivitas, 5) yang harus
dibawa pulang, 6) yang perlu dibawa saat kontrol, 7)
prosedur kontrol dan, 8) jadwal pesan khusus

12
4) Perawat pelaksana memberi kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya bila belum mengerti
c) Tahap post pelaksanaan discharge planning
1) Kepala ruangan melakukan evaluasi terhadap perencanaan
pulang
2) Kepala ruangan memberikan reinforcement reward kepada
pasien dan keluarga jika dapat melakukan dengan benar apa
yang sudah diajarkan dan follow up
d) Kriteria evaluasi
1) Penangung jawab : Tasrifah, S.Kep
2) Waktu : Minggu ke-2
3) Tujuan : Setelah dilakukan praktik manajemen
keperawatan diharapkan semua perawat di ruang pink dan
mahasiswa melakukan discharge planning dengan benar
4) Rencana strategi :
a. Menentukan penanggung jawab discharge planning
b. Menentukan materi discharge planning
c. Menentukan klien yang akan dijadikan subjek
discharge planning
d. Menentukan jadwal pelaksanaan discharge planning
e. Melaksanakan discharge planning
5) Evaluasi struktur
a. Persiapan klien, peralatan, status, kartu dan lingkungan
b. Penyusunan stuktur tim pelaksanaan discharge planning
6) Evaluasi proses
a. Discharge planning dilaksanakan pada semua pasien
pulang
b. Materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan klien
7) Evaluasi hasil
a. Terdokumentasikannya pelaksanaan perencanaan
pasien pulang

12
b. Pasien dan keluarga dapat mengetahui tentang : 1)
rencana untuk kontrol , 2) obat yang harus diminum
dirumah, 3) aturan diet, 4) aktivitas, 5) yang harus
dibawa pulang, 6) yang perlu dibawa, 7) dan prosedur
kontrol
8) Alur Discharge Planning

Menyambut kedatangan pasien


Orientasi ruangan, jenis pasien,
peraturan dan denah ruangan
Pasien masuk Memperkenalkan pasien
padatemansekamar, perawat,
doketr dan tenaga kesehatan lain
Melakukan pengkajian

Pemeriksaan klinis dan penunjang yang lain


Melakukanasuhan keperawatan Penyuluhan kesehatan : penyakit,
Perawat pera
Dokter Tim k

Pasien selama dirawat

Pasien keluar Perencanaan punlga

Program HE :
Penyelesai
an Lain-lain
Pengobatan/ control
Kebutuhan nutrisi
Aktivitas dan
istirahat Perawatan

12
Monitoring oleh petugas kesehatan dari keluarga

Bagan 4.4 Alur Discharge Planning

12
i. Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru merupakan bagian terpenting dari
program keperawtan klien yang dimulai segera setelah klien masuk
rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan
kerjasama antara tim kesehatan, keluarga klien dan yang penting
bagi klien.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi
perawat dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah dengan
melakukan proses penerimaan pasien baru sesuai dengan standart.
Dengan harapan adanya faktor pengelolaan yang optimal mampu
menjadi wahana bagi peningkatan keefektifan pelayanan
keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap
pelayanan keperawatan.
1. Tujuan
a) Ruangan siap memberikan pelayanan ke pasien
b) Pasien bisa langsung menempati ruang perawatan
c) Memberikan rasa aman dan nyaman ke pasien
d) Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat
dan terapeutik
e) Meningkatkan komunikasi antar perawat dengan klien atau
keluarga klien
f) mengetahui kondisi dan keadaan umum klien secara umum
g) menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS
2. Kebijakan
a) Pasien berhak mendapatkan fasilitas ruang perawatan sesuai
yang dilakukan
b) Pasien harus diterima dengan baik dan ramah
3. Tahapan Penerimaan Pasien Baru
a) Tahap Pra Penerimaan Baru
1) Lembar pasien masuk Rumah Sakit
2) Buku status dan lembar format pengkajian pasien
3) Nursing Kit

12
4) Informed consent/ Lembar persetujuan sentralisasi obat
5) Lembar serah terima obat
6) Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
7) Lembar tingkat kepuasan pasien
8) Tempat tidur pasien baru
9) Paket perawatan / souvenir
10) Kartu penunggu pasien
b) Tahap Pelaksanaan Pasien Baru
1) Paseien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan /
perawat primer/ perawat yang diberi delegasi untuk
menerima pasien baru
2) Kepala ruangan memperkenalakan diri, termasuk perawat
primer dan perawat asociated kepada klien dan keluarganya
3) Ketua tim menunjukan kamar/ tempat tidur klien dan
mengankat ke tempat yang telah disiapkan
4) Perawat pelaksana bersama karyawan lain memindahkan
pasien ke tempat tidur (apabila pasien datang dengan
branchart/kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman
5) Ketua tim yang diberi delegasi kepala ruangan memberikan
informasi tentang segala hal yang berhubungan dengan
kebutuhan pasien, mulai dari tempat pengambilan obat,
kamar mandi, nurse stasion, dll
6) Ketua tim memperkenalkan pasien baru dengan pasieen
yang sekamar, bila ada (kelas 2/3)
7) Barang-barang untuk pasien diinverntarisasi, yang
diperlukan diletakan dialmari pasien, yang tidak diperlukan
dapat dibawa pulang oleh keluarganya
8) Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan,
perawat dapat membrikan informasi kepada klien dan
keluarga tentang :
a. Dokter, kepala ruangan dan perawat yang bertanggung
jawab akan merawat klien.

12
b. Letak kamar perawat, ruang konsultasi dokter dan
kamar mandi/wc
c. Jam berkunjung
Senin s/d Minggu, Pagi pukul 11.00-13.00 WIB, Sore
pukul 17.00-19.00 WIB
d. Persyaratan menunggu apabila diperlukan : penunggu
adalah
e. keluarga yang terdekat (diutamakan perempuan) dan
masingmasing pasien hanya boleh 1 penunggu
f. Administrasi ruangan yang perlu diketahui :
Sentralisasi obat dan Tata cara pembayaran jasa rumah
sakit
g. Dokter, nama kepala ruangan, perawat penanggung
jawab pasien dan tenaga non Keperawatan yang akan
berhubungan dengan pasien
h. Fadilitas dari RS yang dapat digunakan oleh klien
(tempat tidur, almari, lampu, kipas angin, dan AC bila
ada)
i. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan
informasi yang telah disampaikan, misalnya : mengenai
tata tertib pengunjung
j. Apabila pasien atau keluarga telah memahami apa yang
telah dijelaskan oleh perawat, pasien diminta
menandatangi lembar penerimaan pasien baru dan
lembar persetujuan sentralisasi obat
k. Perawat associated melakukan pengkajian terhadap
pasien sesuai dengan format dan memeriksa TTV pasien
l. Perawat menanyakan kepada pasien lembar kuesioner
tingkat kepuasan pasien
c) Tahap Post Penerimaan Pasien Baru
1) KEPALA RUANGAN memberikan reinforcement pada
kepala tim dan Perawat Pelaksana

12
2) Kepala ruangan memeriksa kembali kelengkapan pengisian
dokumen penerimaan pasien baru
3) Kepala tim menyusun intervensi keperawatan
4. Hal – hal yang perlu diperhatikan
a) Pelaksanaan secara efektif dan efisien
b) Dilakukan oleh kepala ruangan / perawat primer dan perawat
asociated yang telah didelegasikan
c) Saat pelaksaan tetap menjags privasi klien
d) Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik
5. Peran perawat dalam penerimaan pasien baru
a) Kepala Ruangan
1) Menerima pasien baru
2) Memeriksa kelengkapan yang diperlukan untuk persiapan
penerimaan pasien baru
3) Menyetujui dan menandatangani lembar pasien MRS
b) Ketua tim
1) Menyiapkan kelengkapan dan penerimaan pasien baru MRS
/ ruangan, seperti : format penerimaan pasien baru, format
pengkajian, dan format sentralisasi obat
2) Mengorientasikan pasien keruangan
3) Memberi penjelasan tentang kepala ruangan, perawat dan
dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien
4) Mendelegasikan pengkajian dan pemeriksaan fisik pada
pasien baru kepada perawat associated
c) Perawat Pelaksana
Membantu perawat pelaksana dalam pelaksanaan penerimaan
pasien baru, pengkajian dan pengerjaan fisik pada pasien baru

12
6. Alur Penerimaan Pasien Baru

P Kepala ruangan memberitahu perawat


ra pelaksana akan ada pasien di nurse
PERAWAT
1. Lembar pasien masku rumah sakit
2. Buku status dan format pengkajian pasien
3. Nursing kit
4. Inform consent / Lembar persetujuan
sentralisasi obat
5. Lembar serahetrima obat
6. Lembar tata tertib psaien dan pengunjung
7. Lembar tingkat kepuasnapasien
8. Tempat tidur pasien baru
9. Paket perawatan atau souvenir
10. Kartu penunggu pasien

Pelaksanaan Kepala pasien


Anamnesa ruangan, kepala
baru oleh tim, dantim
kepala perawat
dan
pelaksama

Kepala tim menjelaskan segala sesuatu yang tercantu dalam lembar pene

Terminasi

Po
st
Evaluasi

7. Penerapan Penerimaan Pasien Baru


a) Penanggung jawab : Erin Saitri, S.Kep
b) Tujuan : Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan
diharapkan semua perawat di ruang Paviliun Pink Rumah
Sakit Wiyung

12
Sejahtera Surabaya dan mahasiswa mampu melaksanakan
penerimaan pasien baru dengan benar
c) Waktu : Minggu ke 2
d) Rencana Strategi :
1) Menentukan penanggung jawab penerimaan pasien baru
2) Membuat proposal penerimaan pasien baru
3) Menentukan klien yang akan dijadikan subyek penerimaan
pasien baru
4) Melaksanakan penerimaan pasien baru
5) Kriteria Evaluasi :
1. Evaluasi struktur:
a. Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain
penerimaan pasien baru, informed consent,
sentralisasi obat, format pengkajian, Nursing kit,
buku status pasien, lembar kuesioner tingkat
kepuasaan klien dan lembar tata tertib pasien dan
pengunjung
b. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan
oleh kepala ruangan, Kepala tim, Perawat Pelaksana
dan pengunjung
2. Evaluasi pasien baru disambut oleh kepala ruangan,
Kepala tim, dan Perawat Pelaksana
a. Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi
ruangan, perawatan (termasuk sentralisasi obat),
medis serta tata tertib ruangan
b. Kepala tim dan Perawat Pelaksana melakukan
pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik
kepada pasien baru
c. Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan
klien dan keluarga

12
d. Kepala ruangan menemani kepala tim dan Perawat
Pelaksana dalam melaksanakan kegiatan penerimaan
pasien baru .

13
BAB 6
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Pelaksanaan

PELAKSANAAN EVALUASI INOVASI


Man adalah sumber daya Mengadakan
manusia yang dimiliki oleh pendidikan dan
organisasi. Dalam magemen pelatihan kepada
adalah yang paling menentukan perawat secara
M1
yang bertujuan untuk rutin untuk
menentukan proses mencapai meningkatkan
tujuan dalam organinsasi. pengetahuan dan
Sesuai dengan observasi di hard skill perawat
ruangan selama 2 minggu seingga mutu
didapatkan hasil bahwa SDM pelayanan rumah
diruang Paviliun Pink seimbang sakit akan
antara tenaga keperawatan dan meningkat juga.
beban kerja.

Material adalah bahan yang Mengajukan


menjadi pengontrolan yang ada anggaran untuk
dan sangat dibutuhkan dalam alat-alat yang
proses managemen dan berguna belum tersedia
M2
untuk proseds managemen agar untuk ruangan
berjalan sebaik mungkin. Paviliun Pink.
Sesuai dengan observasi terkait
sarana dan prasarana yang ada
diruang Paviliun Pink adalah
masih adanya beberapa alat
yang kurang terawat.

MAKP adalah suatu system Meningkatkan


(struktur, proses dan nilai-nilai hubungan kerja
professional) yang memfasilitasi sama antara katim
MAKP
perawat professional untuk dan perawat
memberikan asuhan asosiete untuk
keperawatan. mencapai asuhan
MAKP yang diterapkan di keperawatan yang
ruangan Paviliun Pink professional
menggunakan metode tim yang
dipimpin oleh ketua tim dan
untuk implementasi dilakukan
oleh perawat asosiete.

Suatu cara dalam menerima Komunikasi setiap


M3 kedatangan pasien baru pada perawat kepada
Penerimaan suatu ruangan untuk pasien
Pasien Baru mendapatkan perawatan yang dipertahankan.
baik dan sesuai tindakan SOP.

13
Sesuai dengan observasi selama
2 minggu pelaksanaan
penerimaan pasien baru sudah
sesuai dengan SOP yang ada
sehingga tidak ada kekurangan
pada penerimaan pasien baru.
Sentralisasi obat merupakan Komunikasi setiap
pengelolaan obat dimana seluruh perawat kepada
obat yang akan diberikan kepada pasien
Sentralisasi Obat pasien, diserahkan pengelolaan dipertahankan.
nya oleh perawat.
Sesuai dengan observasi selama
2 minggu pelaksanaan
sentralisasi obat telah
dilaksanakan dengan baik,
sehingga tidak ada kekurangan
pada sentralisasi.
Timbang terima adalah Dokumentasi
merupakan teknik yang keperawatan
digunakan untuk menyempaikan disampaikan
Timbang Terima
dan menerima laporan secara keseluruhan
sehubungan dengan klien atau sesuai dengan
pasien dengan keadan pasien, teori.
antar perawat dengan perawat
maupun antar perawat dengan
klien secara akurat dan lebih
nyata, bersifat jelas, singkat dan
lengkap.

Sesuai dengan observasi selama


2 minggu pelaksanaan timbang
terima tidak tersampaikan secara
detail dari hasil dokumentasi
keperawatan.
Suatu proses yang sistematis Komunikasi
dalam pelayanan kesehatan untuk perawat kepada
Discharge membantu pasien dan keluarga pasien
Planning dalam menetapkan kebutuhan, dipertahankan.
mengimplementasikan, serta
mengkoordinasikan rencana
perawatan yang akan dilakukan
setelah pasien pulang dari rumah
sakit, sehingga dapat
meningkatkan juga
mempertahankan kesehatan klien
atau pasien.
Sesuai dengan observasi selama
2 minggu pelaksanaan discharge
planning telah dilaksanakan
dengan baik. Namun perlu
adanya penyesuaian dengan
adanya penggunaan aplikasi, dan
belum adanya leaflet pendidikan
Kesehatan.

13
Merupakan kegiatan pengawasan Pelaksanaan
dan pembinaan yang dilakukan supervise
secara berkesinambungan oleh dilakukan setiap
Supervisi supervisor mencangkup masalah waktu yang
pelayanan keperawatan, masalah ditentukan dengan
ketenagaan, dan perawatan agar SOP yang ada
pasien mendapat pelayanan dengan
bermutu setiap saat menggunakan format
Setelah dilakukan observasi yang baku.
selama 2 minggu pelaksanaan
supervisi dilakukan di minggu
terakhir menggunakan format
dari mahasiswa praktik bersama
kepala ruangan. Untuk rumah
sakit sendiri, pelaksanaan
supervisi dilakukan setiap 1
minggu sekali.

Ronde keperawatan adalah suatu Pelaksanaan ronde


tindakan yang dilakukan oleh keperawatan
Ronde perawat yang juga melibatkan diharapkan dapat
Keperawatan pasien untuk mendiskusikan dan terlaksana
melakukan asuhan keperawatan, Diruangan sesuai
akan tetapi pada kasus tertentu SOP.
perawat primer dan atau
konselor, kepala ruangan,
perawat asosiate dan perlu juga
melibatkan semua anggota tim
Setelah dilakukan observasi
selama 2 minggu, dilakukan
pelaksanaan ronde keperawatan
oleh mahasiswa bersama tim
ronde ruang pink.
Tetapi, ruangan pink sendiri
belum pernah melakukan ronde
keperawatan sebelumnya
Money adalah salah satu unsur Mempertahankan
yang tidak adapat diabaikan alur keuangan
M4 oleh karna itu uang merupakan ruangan sesuai
alat penting untuk mencapai dengan prosedur.
tujuan dalam berorganisasi
karna berguna untuk membiayai
SDM, membeli alat yang
dibutuhkan dalam institusi
maupun organisasi.
Sesuai dengan observasi selama
2 minggu tidak ada hambatan
dan masalah dengan keuangan di
ruang Paviliun Pink , sehingga
telah telaksana dengan baik.
Bed occupancy rate adalah Mempertahankan
pemakaian tempat tidur pada kualitas pelayanan
BOR satu kesatuan waktu tertentu agar BOR tetap
oleh pasien. sesuai dengan

13
Sesuai dengan observasi selama standart normal.
M5 2 minggu BOR (Bor Occupation
Rate) yang ada diruangan
melebihi standar normal 98%.
Tingkat kesempurnaan Mempertahankan
Mutu pelayanaan kesehatan dirumah pelayanan kinerja
Pelayanan sakit sesuai dengan kode etik perawat terhadap
Keperawatan dan standart pelayanan yang pasien.
ditetapkan, sehingga
menimbulkan kepuasan bagi
setiap pasien.
Sesuai dengan observasi selama
2 minggu didapatkan hasil bahwa
kepuasan pasien terhadap kinerja
perawat ruangan Paviliun Pink
adalah PUAS.

2. Kesimpulan Supervise
Dari hasil supervise yang kita lakukan selama 1 minggu di ruang Paviliun
Pink didapatkan hasil bahwa supervise dengan format baru dari mahasiswa
unusa dapat dilaksanakan secara baik dan efektif tanpa adanya kendala.

3. Kesimpulan Ronde
Berdasarkan pelaksaan ronde di Ruang Paviliun Pink didapatkan hasil bahwa
ronde mampu dilaksanakan dan diterapkan dengan baik oleh tim ronde dari
ruang Paviliun Pink, diharapkan ronde dapat dilakukan ketika adanya pasien
dengan kasus khusus.

B. Saran
6.1.1 Bagi Rumah Sakit
Semoga dapat meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit baik pada
rawat jalan dan rawat inap.
6.1.2 Bagi Institusi Pendidikan
Semoga dapat menjadi referensi dan ilmu pengetahuan yang baru tentang
manajemen keperawatn di rumah sakit. Serta menjadi acuan untuk praktik
manajemen keperawatan di rumah sakit.
6.1.3 Bagi Mahasiswa
Semoga menambah wawasan pengetahuan dan daoat dijadikan referensi,
dan semoga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
6.1.4 Bagi Perawat
Semoga menjad contoh dan ilmu pengetahuan baru dalam penerapan
MAKP di ruangan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji. (2014). Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.

Erita. (2019). BUKU MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN


KEPERAWATAN.
Jakarta: Unversitas Kristen Indonesia.

Keliat, B. A., dkk. (2012). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC.

Mugianti, S. (2016). MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM PRAKTEK


KEPERAWATAN. Jakarta: Kemenkes RI.

Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Rosyidi, K. (2013). Manajemen Kepetrawatan dalam Keperawatan. Jakarta: Cv.


Trans Info Medis.

13
LAMPIRAN
Hasil Supervise
No Nama Perawat Total Nilai Keterangan
1 Noval 100 % Sangat baik
2 Anita Firdaus 100 % Sangat baik
3 Ikmal Riyandi 100 % Sangat baik
4 Nafisha Rahman 100 % Sangat baik
5 Amelia Nuranisa 100 % Sangat baik
6 Gita Maftuka 100 % Sangat baik
7 Anastya Irma 100 % Sangat baik
8 Arnia 100 % Sangat baik
9 Puri Tri Marta 100 % Sangat baik
10 M. Hadi P. 100 % Sangat baik

13
LAMPIRAN
Daftar Pasien
No Tanggal Penerimaan Nama Pasien Nama Perawat Penerima
1 11-04-2023 Tn. P Tasrifah, S. Kep
2 11-04-2023 Ny. M Tasrifah, S. Kep
3 11-04-2023 Tn. A Erin Safitri, S. Kep
4 12-04-2023 Tn. S Erin Safitri , S. Kep
5 12-04-2023 Tn. S Rody Masruchim, S. Kep
6 13-04-2023 Tn. H Rody Masruchim, S. Kep
7 13-04-2023 Tn. E Deffi Okta H.P, S. Kep
8 14-04-2023 Tn. B Deffi Okta H.P, S. Kep
9 14-04-2023 Tn. S Febta Lifga A, S. Kep
10 15-04-2023 Tn. I Febta Lifga A, S. Kep
11 17-04-2023 Sdr. M Nurul Laely, S. Kep
12 17-04-2023 Tn. W Nurul Laely, S. Kep
13 17-04-2023 Sdr. E Winda Q.S, S. Kep
14 18-04-2023 Tn. S Winda Q.S, S. Kep
15 18-04-2023 Tn. S Hananda P. E, S. Kep
16 27-04-2023 Tn. A Hananda P. E, S. Kep
17 27-04-2023 Ny. M Salsabila Anida P., S. Kep
18 27-04-2023 Ny. M Salsabila Anida P., S. Kep
19 27-04-2023 Ny. S Deffi Okta H.P, S. Kep
20 28-04-2023 Tn. H Rody Masruchim, S. Kep
21 28-04-2023 Ny. R M. Zayyin, S. Kep
22 29-04-2023 Tn. S M. Zayyin, S. Kep

13
DIAGRAM LAYANG AKHIR

KUADRAN 3 : Mendukung KUADRAN 1 : Mendukung


Strategi difensif 1,8 Strategi agresif
1,7
1,6
1,5 (TT : 1,4, 0,4)
(SPV : -0,9, 1,3) 1,4
(M4 : -1,5, 1,2) 1,3
1,2
1,0
0,9 (DP : 0,8, 0,6)
0,8
0,7 (SO : 1,
0,6)
0,6
0,5 (M5 : 0,4, 0,55)
0,4 (RK : 0, 0,3)
0,3 (DOKKEP : 0,2, 0,6)
0,2 (M1 : 0, 0,1)
(M2 : -0,3, 0) 0,1

-1,8 -1,7 -1,6 -1,5 -1,4 -1,3 -1,2 -1,1 -1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8

-0,1
-0,2
-0,3
-0,4 (PPB : -0,4, 0,2)
-0,5
-0,6
-0,7
-0,8
-0,9
-1
-1,1
-1,2
-1,3 (M3 : -1,3, 0,6)
-1,4
KUADRAN IV : Mendukung -1,5 KUADRAN 2 : Mendukung
Strategi turn arround -1,6 Strategi Diversifikasi
-1,7
-1,8

M1 (SDM)
M2 (Sarana Prasarana)
M3 (MAKP)
Sentralisasi Obat
Supervisi
Timbang Terima
Discharge Planning
Ronde Keperawatan
Dokumentasi Keperawatan
Penerimaan Pasien Baru
M4 (Money)
M5 (Marketing) 125
Prioritas Masalah

126

Anda mungkin juga menyukai