Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN KEGIATAN

ROLE PLAY RONDE KEPERAWATAN


PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KM.EPERAWATAN
DI RUANG BONA II RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA

PERIODE 29 APRIL – 25 MEI 2019

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

1. Marissa Ulfah, S.Kep 131813143072


2. Miladina Nahar , S.Kep 131813143041
3. Novita Anggraeni Astutik, S.Kep 131813143004
4. Nur Hidayanti, S.Kep 131813143025
5. Putri Mei Sundari, S.Kep 131813143040
6. Putri Nandani Alifah., S.Kep 131813143067
7. Retno Dwi Susanti., S.Kep 131813143033
8. Ria Restu Resmi Rahayu, S.Kep 131813143095
9. Shindy Ariatna Andinar, S.Kep 131813143111
10. Thaliah Jihan Nabila, S.Kep 131813143074
11. Tiffani Rosita, S.Kep 131813143089
12. Yolanda Eka Maulida, S.Kep 131813143042

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat taufik
dan hidayah-Nya sehingga kami menyelesaikan pembuatan laporan kegiatan ronde
keperawatan praktek profesi manajemen keperawatan di Ruang Bona II RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. Pembuatan laporan ini dibuat untuk melaporkan hasil kegiatan
dalam pemenuhan kompetensi manajemen keperawatan dalam penerapan model
asuhan keperawatan professional. Kami selaku tim penulis menyadari bahwa tidak
ada sesuatu yang sempurna, begitu pula laporan kegiatan yang kami buat ini, baik
dari segi isi maupun penulisannya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan laporan kegiatan kami selanjutnya.
Kami juga berterima kasih pada pembimbing klinik Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga, pembimbing klinik di RS, pasien dan keluarga serta teman-
teman kelompok yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan kegiatan
role play ronde keperawatan. Penyusun berharap agar ini dapat memberikan
pengetahuan dan rmanfaat bagi semua calon perawatan dan masyarakat pada
umumnya.

Surabaya, 13 April 2019

Tim Praktik Menejemen Keperawatan


Ruang Bona II RSUD Dr. Soetomo Surabaya

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
BAB 1 ..................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ................................................................................................... 3
BAB 2 ..................................................................................................................... 5
2.1 Ronde Keperawatan ............................................................................... 5
2.1.1 Definisi .............................................................................................. 5
2.1.2 Karakteristik Ronde .......................................................................... 5
2.1.3 Tujuan ............................................................................................... 5
2.1.4 Manfaat ............................................................................................. 6
2.1.5 Karakteristik Pasien Ronde Keperawatan ......................................... 6
2.1.6 Alur Kegiatan Ronde Keperawatan .................................................. 6
2.1.7 Peran perawat .................................................................................... 7
2.1.8 Kriteria Evaluasi Ronde Keperawatan .............................................. 8
BAB 3 ..................................................................................................................... 9
3.1 Rencana Pelaksanaan Kegiatan ................................................................. 9
3.2 Pengorganisasian ......................................................................................... 9
3.3 Materi............................................................................................................ 9
3.4 Metode .......................................................................................................... 9
3.5 Media .......................................................................................................... 10
3.6 Mekanisme kegiatan ................................................................................. 10
3.7 Kriteria Evaluasi ....................................................................................... 11
BAB 4 ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...........................................Error! Bookmark not defined.
Lampiran ................................................................Error! Bookmark not defined.

i
2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingginya tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan dan


perkenbangan IPTEC maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model
asuhan keperawatan profesional yang efektif dan efesien. Profesionalisme dalam
pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan memaksimalkan peran dan fungsi
perawat, khususnya peranan fungsi mandiri perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan. Ronde keperawatan merupakan bentuk dari pelaksanaan Model
Asuhan Keperawatan dengan metode Keperawatan Primer, sehingga metode
pemberian pelayanan keperawatan harus ditingkatkan dan dimantapkan (Nursalam,
2015). Salah satu tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan
kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan. Pelaksanaan kegiatan ronde
keperawatan ini dapat meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan di ruang Bona II RSUD DR. Soetomo Surabaya.

Pelaksanaan ronde keperawatan di ruang Bona II RSUD Dr. Soetomo belum


dilakukan secara terstruktur dan berkala. Seringkali perawat dan tenaga medis
lainnya saling berdiskusi mengenai kasus tertentu yang dinilai perlu perhatian
khusus dan melakukan validasi ke pasien secara bersama-sama secara informal dan
tidak terstruktur yang dianggap menyerupai pelaksanaan ronde keperawatan.
Secara teori, dalam pelaksanaan ronde keperawatan setelah dilakukan pelaporan
kasus secara lisan, dilakuan validasi ke pasien secara bersama-sama. Reassesment
yang didapatkan saat validasi menjadi dasar dari rencana perawatan pasien
selanjutnya. Keakuratan data yang diberikan saat ronde keperawatan sangat
penting, karena dengan ronde keperawatan ini maka pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan akan bisa dilakukan secara profesional dan maksimal. Hal ini akan
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, menurunkan cost dan hari
perawatan serta meningkatkan kepuasan pasien.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka mahasiswa Program S1 Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga akan melaksanakan ronde
3

keperawatan pasien An. N dengan masalah keperawatan utama defisit nutrisi di


ruang Bona II RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah definisi ronde keperawatan ?
2) Bagaimana karakteristik ronde keperawatan ?
3) Apakah manfaat ronde keperawatan ?
4) Bagaimanakah kriteria pasien ronde keperawatan ?
5) Apa saja langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan ?
6) Bagaimana peran perawat dalam ronde keperawatan ?
7) Apa saja kriteria evaluasi ronde keperawatan ?
1.3 Tujuan
a. Tujuan umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis dan diskusi.
b. Tujuan khusus
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan validasi pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien
5) Meningkatkan kemampuan modifikasi rencana asuhan keperawatan
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Pasien :
1) Membantu menyelesaikan masalah klien sehingga mempercepat masa
penyembuhan.
2) Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada klien.
3) Memenuhi kebutuhan klien
4) Menurunkan biaya perawatan yang dikeluarkan oleh klien
1.4.2 Bagi Perawat :
1) Meningkatkan kognitif dan afektif dan psikomotor perawat di ruangan.
2) Meningkatkan kerjasama antar tim.
3) Menciptakan kerja perawat yang profesional.
4

1.4.3 Bagi rumah sakit :


1) Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
2) Menurunkan lama hari perawatan klien.
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ronde Keperawatan


2.1.1 Definisi
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilakukan oleh perawat selain itu melibatkan pasien
dalam membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Saat –saat dalam kasus
tertentu ronde keperawatan dilaksanakan oleh perawat primer dan atau konselor,
kepala ruangan, perawat pelaksana yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
kesehatan (Nursalam, 2015).
2.1.2 Karakteristik Ronde
1) Pasien dilibatkan secara langsung
2) Pasien merupakan fokus kegiatan
3) PA, PP, dan konselor melakukan diskusi bersama
4) Konselor memfasilitasi kreatifitas
5) Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah(Nursalam, 2015)
2.1.3 Tujuan
1) Tujuan umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis dan
diskusi
2) Tujuan khusus
(1) Membutuhkan cara berfikir kritis dan sistematis
(2) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
(3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
(4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
(5) Meningkatkan kemampuan modifikasi rencana asuhan keperawatan
(6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
(7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja(Nursalam,2015 ).
6

2.1.4 Manfaat
1) Masalah pasien teratasi
2) Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3) Tercapainya komunitas keperawatan yang profesional
4) Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
5) Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan yang tepat dan
benar
2.1.5 Karakteristik Pasien Ronde Keperawatan
1) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
2) Pasien dengan kasus baru dan langka
2.1.6 Alur Kegiatan Ronde Keperawatan

Tahap Pra PP

1. Penetapan Pasien

2. Persiapan Pasien
a. Informed consent
b. Hasil pengkajian/
validasi data

Tahap Pelaksanaan 3. Penyajian Masalah a. Apa Diagnosis


di nurse station keperawatannya?
b. Apa data yang mendukung?
c. Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?
d. Apa hambatan yang
ditemukan?

Tahap Pelaksanaan 4. Validasi data di bed pasien


di kamar pasien

PP, Konselor, KARU

Pascaronde 5. Lanjutan-Diskusi di nurse station


(nurse station)
6. Kesimpulan dan
rekomendasi solusi masalah
7

Gambar 1.1 Alur pelaksanaan ronde keperawatan(Nursalam, 2015)


Keterangan
1) Tahap persiapan
(1) Menentukan kasus dan topik
(2) Menentukan tim ronde
(3) Mencari sumber atau literatur
(4) Membuat proposal
(5) Pemberian informed consent kepada klien / keluarga
(6) Diskusi tentang diagnosis keperawatan, data yang mendukung, asuhan
keperawatan yang dilakukan dan hambatan selama perawatan
2) Tahap pelaksanaan ronde
(1) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer / ketua tim yang difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah
dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
(2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
(3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer / perawat konselor / kepala
ruangan tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3) Tahap pasca ronde
(1) Evaluasi, revisi, dan perbaikan
(2) Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi keperawatan
selanjutnya.
2.1.6 Peran perawat
1) Peran perawat primer dan perawat associate
(1) Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah klien
(2) Menjelaskan diagnosis keperawatan
(3) Menjelaskan intervensi yang dilakukan
(4) Menjelaskan hasil yang didapat
(5) Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
(6) Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaji
2) Peran perawat konselor dan tenaga kesehatan lainnya
1) Memberikan justifikasi
2) Memberikan reinforcement
8

3) Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta


rasional tindakan
4) Mengarahkan dan koreksi
5) Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari
2.1.7 Kriteria Evaluasi Ronde Keperawatan
1) Struktur
(1) Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
(2) Menetapkan kasus yang akan dirondekan.
(3) Persyaratan administratif (informed consent,alat, dan lainnya)
(4) Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
(5) Persiapan dilakukan sebelumnya
2) Proses
(1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
(2) Perawat primer menjelaskan tentang pasien yang berfokus pada masalah
keperawatn dan intervensi yang telah dilaksanakan namun belum mampu
mengatasi masalah pasien.
(3) Diskusi antar anggota tim tentang kasus keperawatan.
(4) Solusi tindakan lain yang diberikan dan yang mampu mengatasi masalah
pasien.
3) Hasil
(1) klien merasa puas dengan hasil pelayanan
(2) Masalah pasien dapat teratasi
(3) Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir yang aktif dan kritis.
2) Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
3) Meningkatkan kemampuan validitas data klien
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien
6) Meningkatkan kemampuan pada modifikasi rencana asuhan
keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan justifikasi
BAB 3
KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN

3.1 Rencana Pelaksanaan Kegiatan


Topik : Pasien dengan diagnosa medis West syndrome + S.
Laringomalacia + severely wasted + microcephaly + ASD dan
masalah keperawatan utama defisit nutrisi
Hari / Tanggal : kamis, 17 April 2019
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Ruang Bona II RSUD DR Soetomo

3.2 Pengorganisasian
Penanggung jawab : Tiffani Rosita, S.Kep
Kepala ruangan : Nur Hidayanti, S.Kep
Perawat Primer 1 : Ria Restu Resmi Rahayu, S.Kep
Perawat Primer 2 : Retno Dwi Susanti, S.Kep
Perawat Associate 1 : Shindy Ariatna Andinar, S.Kep
Perawat Associate 2 : Putri Mei Sundari, S.Kep
Konselor : Titiek Widiarti, Amd.Kep
Dokter : Prastiya Indra Gunawan. Dr.SpA
Ahli gizi : Rahmia Widyanti, S.Gz, RD
Farmasi : M. Qibtiyah Ssi Apt
Pembimbing akademik : Eka Misbahatul M. Has, S. Kep., Ns.,M. Kep
Ilya Krisnana, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pembimbing klinik : Suparmiasih, S.Kep., Ns.
Ertawati, S.Kep., Ns, MM
Supervisor : Prof.Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)
Kushartinah, S. Kep., Ns, MM

3.3 Materi
Asuhan keperawatan pada pasien Anak N dengan diagnosa medis west
syndrome + S. Laringomalacia + severely wasted + microcephaly + ASD dan
masalah keperawatan utama defisit nutrisi di ruang Bona II RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
3.4 Metode
Diskusi dan presentasi
10

3.5 Media
1) Dokumentasi klien / Medical Record
2) Materi yang disampaikan secara lisan
3) Sarana diskusi ( alat tulis dan LCD)

3.6 Mekanisme kegiatan

Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Kegiatan Tempat


Pasien
3 hari Persiapan Persiapan/pra ronde : Penanggung - R. Bona
sebelum 1. Menentukan kasus jawab II
ronde dan topik
2. Menentukan
literatur
3. Membuat proposal
4. Mempersiapkan
pasien dengan
pemberian
informed consent
5 menit Ronde Pembukaan : Kepala - Nurse
1. Salam pembukaan ruangan Station
2. Memperkenalkan
tim ronde
3. Menjelaskan tujuan
ronde.
30 Penyajian masalah :
menit 1. Memberi salam dan PP - Nurse
memperkenalkan Station
pasien
2. Menjelaskan
riwayat
penyakit,masalah
keperawatan
pasien, rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan dan
menetapkan
priotitas yang perlu
didiskusikan

Validasi data (bed Karu, PP, Memberikan Ruang


pasien) : Perawat respon dan Perawatan
3. Menvalidasi data Konselor. menjawab pasien
yang telah pertanyaan
disampaikan
dengan wawancara,
11

secara langsung,
dan melihat
dokumentasi
4. Diskusi tim dan
pasien tentang
masalah
keperawatan
tersebut di bed
pasien
5. Pemberian Karu, PP,
justifikasi oleh Perawat
perawat primer Konselor.
atau konselor atau
kepala ruang
tentang masalah
pasien
30 Pasca 1. Melanjutkan Karu, - Nurse
menit ronde diskusi dan Supervisor, Station
masukkan dari tim Perawat
2. Menyimpulkan Konselor,
untuk menentukan Pembimbing
tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas
yang telah
ditetapkan
3. Merekomendasikan
intervensi
keperawatan
4. Penutup

3.7 Kriteria Evaluasi


1) Struktur :
a. Ronde keperawatan dilaksanakan ruang Bona II RDUD Dr. Soetomo
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
c. Persiapan dilakukan 3 hari sebelum ronde
2) Proses :
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan
3) Hasil :
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan
12

b. Masalah pasien dapat teratasi


c. Perawat dapat :
(1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis
(2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
(3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
(4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
(5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
(6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
(7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
4) Informed Concent
Sebelum role play ronde keperawatan dilaksanakan, tim akan meminta surat
persetujuan kepada pasien dan keluarga untuk ronde keperawatan.
13

BAB 4
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “N”
DENGAN DIAGNOSA MEDIS WEST SYNDROME + S
LARINGOMALACIA +SEVERELY WASTED + MICROCEPHALY + ASD
DAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA DEFISIT NUTRISI
DI RUANG BOBO 2 RSUD DR. SOETOMO

4.1 Pengkajian
Nama : An. N Nama Ayah : Tn. S
Tanggal lahir : 22-09-2018 Nama Ibu : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan Ayah/Ibu : SMA/SMA
Umur : 7 bulan Pekerjaan Ayah/Ibu : Pegawai swasta
Alamat : Banyuwangi Agama Ayah/Ibu : Islam/Islam
Sumber Informasi : Orangtua & RM Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Tanggal Pengkajian : 13-05-2019 Alamat : Banyuwangi
Tanggal MRS : 07-05-2019
Diagnosa Medis : West syndrome + S. Laringomalacia + severely wasted +
Microcephaly + ASD

A. Keluhan Utama : Ibu pasien mengatakan anaknya menangis terus dan


berat badan tidak naik-naik.

B. Riwayat penyakit Sekarang


1 hari sebelum MRS di rumah sakit Al-Huda Banyuwangi, Ibu pasien
mengatakan pasien mengalami kejang. Pasien lalu dirawat di RS Al-Huda
selama 9 hari dan dapat rujukan untuk dilakukan scan jantung di RS
Blambangan Banyuwangi, hasil scan jantung menyebutkan bahwa ada
kelainan pada jantung pasien, setelah itu pasien dirujuk kembali ke RS Al-
Huda. Di rumah sakit Al-Huda, dr. Rika menjelaskan bahwa tidak ad aobat
untuk penyakit jantung pasien, sehingga pasien dirujuk ke Graha Amerta
untuk dilakukan san jantung oleh dr. Alit, akan tetapi hasil scan
menunjukkan bahwa tidak ditemukan masalah pada jantung pasien. Lalu,
pasien diserahkan ke dr. Pras, dan atas rekomendasinya asien melakukan
EEG di rumah sakit Siloam. Hasil EEG menyebutkan bahwa pasien
mengalami gangguan syaraf di otak stage 4, sehingga pasien dirujuk ke
RSUD Dr. Soetomo dan MRS di Ruang Bona 2.

C. Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama seperti pasien.

D. Riwayat Persalinan
BB Lahir : 2500 gr
PB Lahir : ibu lupa
14

Jenis Persalinan : normal, dibantu oleh bidan

E. Riwayat Nutrisi
ASI Eksklusif = 0 bulan
Susu Formula = sejak usia 0 bulan
BB: 4000 gr PB: 69 cm BB ideal = (n : 2) + 4
LLA : 10 cm = (7 : 2) + 4
LK : 40 cm BB Ideal = 3,5 + 4
= 7,5 kg = 7500gr
(underweight)
Masalah Keperawatan : Defisit nutrisi

F. Riwayat Perkembangan
Menegakkan Kepala : belum Berdiri : belum
Tengkurap : belum Berjalan : belum
Duduk : belum Bicara : belum

Masalah Keperawatan : Keterlambatan Perkembangan

G. Riwayat Imunisasi
Hepatitis B : 1 kali Campak : belum
Polio : 1 kali BCG : usia 1 bulan
DPT : 1 kali

4.2 Keadaan Umum


GCS : E4, V4, M6 Kesadaran : composmentis
Tekanan Darah: 100/70 mmHg Nadi : 128x/menit
RR : 30x/menit Suhu : 36,4oC SpO2:
98%
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan Masalah Keperawatan

4.3 Pemeriksaan Fisik (Head to toe)


A. Kepala/Leher
Rambut kecoklatan, sklera ikterus, konjungtiva anemis, mukosa bibir
lembab, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak terlihat pembesaran
kelenjar tiroid pada leher. Terpasang NGT. Reflek menghisap +.
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
B. Dada
Pergerakan dada simetris, ada retaksi dada dan tidak ada penggunaan otot
bantu pernapasan, RR : 30x/menit, SpO2 : 98% tanpa O2 tambahan.
Pulmo : vesikuler pada seluruh lapang paru, tidak ada ronchii, tidak ada
wheezing
Cor : S1/S2 tunggal, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
C. Abdomen
Abdomen supel, Bising usus 11x/menit.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
D. Genitalia
15

Kebersihan alat genital : bersih


Produksi BAK : 250 cc/24 jam, kuning
BAB 1x/24 jam warna coklat.
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
E. Ekstremitas
Pergerakan bebas, kekuatan otot 5,5,5,5. Akral hangat, kering, pucat, kulit
tidak ikterus, tidak ada edema dan CRT< 2 detik. Reflek menggenggam +.
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan

4.4 Hasil Pemeriksaan Penunjang


A. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Tanggal
Pemeriksaan Nilai Normal
7 Mei 2019 13 Mei 2019
WBC/Leco 3,6-11 x 103 /µL 11,19 20,95
HGB/Hb 11,7-15,5 g/dL 9,9 11,1
RBC 3,69-5,46 g/dL 3,65 3,93
HCT/PVC 35-47% 30,2 34,9
PLT/Trombo 150-400 x 103 /µL 199 87
Albumin 3,4 – 5,5 g/dL 3,9
BUN 7 - 18 12
Kreatin Serum 0,6 – 1,3 mg/dL 0,05
SGOT 0 – 35 U/L 311
SGPT 0 – 35 U/L 257
Kalsium 8,5 – 10 mg/dL 8,7

B. Pemeriksaan EGG
Pemeriksaan tanggal : 08-05-2019
Hasil : West Syndrome

C. Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan tanggal : 08-05-2019
1) Babinski test : +/+
2) Chaddoch test : +/+
3) Meningeal sign : -
4) Pupil PBI : 3mm/3mm
5) Reflek fisiologis : +3 | +3
+2 | +2

4.5 Terapi
Tanggal : 11 Mei 2019
1. Methylprednisolon 120 mg IV (1/3)
2. Phenytoin 10 mg tiap 8 jam personde
3. Phenobarbital 10 mg tiap 12 jam personde
4. Vitamin B6 5 mg tiap 24 jam personde
5. Infantrini 12 X 50Ml

Tanggal : 11 Mei 2019


1. Methylprednisolon 120 mg IV (2/3)
16

2. Phenytoin 10 mg tiap 8 jam personde


3. Phenobarbital 10 mg tiap 12 jam personde
4. Vitamin B6 5 mg tiap 24 jam personde
5. Infantrini 12 X 50mL

Terapi tanggal 12 Mei 2019


1. Methylprednisolon 120 mg IV (3/3)
2. Phenytoin 10 mg tiap 8 jam personde
3. Phenobarbital 10 mg tiap 12 jam personde
4. Vitamin B6 5 mg tiap 24 jam personde
5. Infantrini 12 X 50mL

4.6 Diagnosa Keperawatan


A. Analisa Data
HARI/TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH
Senin/ 13 Mei 2019 DS : Ibu pasien Mikrocepali Defisit nutrisi
mengatakan berat ↓ (D.0019)
an. N tidak naik- West Syndrome
naik ↓
Gangguan pada
DO : jantung (ASD)
KU lemah ↓
Sistem
Antopometri pengangkatan O2
BB saat ini 4,2 kg dalam tubuh
BB ideal 7,5 kg terganggu

Biochemical Asupan nutrisi tidak
Hb = 9,9 g/dL adekuat

Clinical sign Defisit nutrisi
LLA = 11 cm
(normal >13,5 cm)
An. N terlihat
kurus

Diet
ASI sudah berhenti
sejak 0 bulan
17

Senin/ 13 Mei 2019 DS : Ibu Mikrocepali Gangguan tumbuh


mengatakan anak ↓ kembang (D.0106)
N belum bisa West Syndrome
melakukan ↓
aktivitas yang Gangguan pada
seharusnya sudah jantung (ASD)
bisa dilakukan ↓
pada kelompok Sistem
anak seusianya (7 pengangkatan O2
bulan) dalam tubuh
terganggu
DO : ↓
Umur 7 bulan An Sel-sel tubuh tidak
N belum bisa ternutrisi adekuat
bergerak aktif ↓
seperti tengkurap Gangguan tumbuh
dan merangkak, kembang
mengucap ma.ma,
da.da, makan
biscuit sendiri,
bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN


1. Defisit nutrisi (D.0019)
2. Gangguan tumbuh kembang (D.0106)

B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan tumbuh kembang (D.0106) berhubungan dengan kelainan
jantung bawaan (ASD sekundum)

4.7 Rencana Intervensi Keperawatan


1. Defisit nutrisi (D.0019) b.d proses penyakit

NOC NIC
Nutritional status: food and fluid Nutritional monitoring ( 1160 )
intake ( 1008 ) 1. Berat badan pasien dalam
( Doamin II, Class K ) batas normal.
Tujuan 2. Monitor adanya penurunan
berat badan.
Setelah dilakukan tindakan 3. Monitor tipe dan jumlah
keperawatan selama 4x24 jam aktivitas yang biasa di
kebutuhan tubuh dapat terpenuhi. lakukan.
Kriteria hasil :
18

1. Mempertahankan berat badan 4. Monitor lingkungan selama


dalam batas normal (8,0kg- makan.
8,9 kg) 5. Jadwalkan pengobatan dan
2. Klien mampu menghabiskan tindakan tidak selama jam
½ porsi makanan yang makan.
disediakan 6. Monitor kulit kering dan
3. Klien mengalami perubahan pigmentasi.
peningkatan nafsu makan 7. Monitor turgor kulit.
4. Intake nutrient adekuat 8. Monitor kekeringan, rambut
5. Intake makanan adekuat (725 kusam, total protein, Hb dan
kkal/ hari) kadar Ht.
6. Bising usus 5 – 30 x/menit 9. Monitor makanan kesukaan.
7. Abdomen tidak terdapat nyeri 10. Monitor pucat, kemerahan,
tekan dan kekeringan jaringan
konjungtiva.

Nutritional management ( 1100 )


1. Kaji adanya alergi makanan.
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
3. Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli
gizi )
4. Ajarkan keluarga pasien
bagaimana membuat catatan
makan harian.
5. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori.
6. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi kepada
keluarga pasien.
7. Monitor BB dan TB pasien .

2. Gangguan tumbuh kembang (D.0106) b.d kelainan jantung bawaan (ASD


sekundum)
Diagnosa 2 : Gangguan tumbuh kembang

Luaran Intervensi

Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital


keperawatan perkembangan anak anak (terutama suhu 36,5-
37,5 derajat celcius)
19

mengalami peningkatan, dengan 2. Identifikasi pemahaman


kriteria hasil : proses penyakit anak
Perkembangan anak usia 7 bulan 3. Gunakan pendekatan yang
tenang dan menyakinkan
1. Anak duduk tanpa dibantu
4. Mengobservasi adanya
2. Anak dapat meraih benda
tanda-tanda yang
dengan gerakan menyapu
menghambat
3. Anak dapat meniru suara
perkembangan anak (tanda-
orang bicara
tanda kejang)
4. Anak dapat memadukan
5. Berikan kesempatan pada
berbagai suara
orang tua untuk bertanya.
5. Anak mulai merangkak
6. Jelaskan pada keluarga
dengan menggerakkan
bahwa bayi memberikan
perut
isyarat perilaku yang
6. Anak dapat meraih benda
menunjukkan kebutuhan
disekitarnya
(missal bayi gelisah,
7. Anak dapat melambaikan
membuka mulut dan
tangan
menggeleng-gelengkan
8. Anak dapat merangkak
kepala)
dengan baik.
7. Jelaskan stimulus yang
dapat membantu
mengoptimalkan
perkembangan anak
8. Anjurkan keluarga untuk
meningkatkan komunikasi
dan stimulus pada anak
9. Ajarkan cara
mengidentifikasi isyarat
perilaku anak (misalnya
lapar atau tidak nyaman)
10. Ajarkan cara stimulus
perkembangan motoric
kasar, motoric halus, dan
Bahasa sesuai tahapan usia
anak.
11. Motivasi keluarga untuk
menentukan harapan yang
realistis
12. Anjurkan keluarga untuk
memberikan reinforcement
yang positif pada anak.
13. Ciptakan lingkungan yang
aman dan menyenangkan
bagi anak.

4.8 Implementasi Keperawatan

1) Implementasi 1
20

Hari/Tanggal : Rabu , 08 Mei 2019 (Shift pagi, 07.00 –


14.00 WIB)
Diagnosa : Defisit nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
08.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Ria Restu,
keadaan umum lemah, GCS 335, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 8 x 50 ml = 400
ml/ hari secara enteral; kolaborasi pemberian
terapi infus D5 ¼ Ns 200 ml/24 jam
08.05 Mengobservasi vital sign S: 36,70C, N: Ria Restu,
119x/menit, RR: 36x/Menit SpO2: 99% S.Kep
Skala nyeri: 0 PEWS:0
08.30 Kolaborasi pemberian injeksi phenytoin 10 Ria Restu,
mg/8 jam S.Kep
12.00 Mengobservasi vital sign S: 37,60C, N: Ria Restu,
126x/menit, RR: 26x/Menit SpO2: 99% S.Kep
Skala nyeri: 0 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
08.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Ria Restu,
36 oC, N = 110x/menir, RR = 36x/menit, S.Kep
SPO2 = 99%
08.20 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Ria Restu,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
08.30 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Ria Restu,
tanda-tanda kejang S.Kep
10.00 Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan Ria Restu,
komunikasi dan stimulus pada anak, seperti S.Kep
mengajak anak berbicara saat melakukan
aktivitas, memuji anak meskipun anak
belum mengerti.

Hari/Tanggal : Rabu , 08 Mei 2019 (Shift Siang, 14.00 –


21.00 WIB)
Diagnosa : Defisit Nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
14.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Nur Hidayanti,
keadaan umum lemah, GCS 335, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 8 x 50 ml = 400
ml/ hari secara enteral; kolaborasi pemberian
terapi infus D5 ¼ Ns 200 ml/24 jam
21

16.00 Mengobservasi vital sign S: 37,60C, N: Nur Hidayanti,


114x/menit, RR: 28x/Menit SpO2: 98% S.Kep
Skala nyeri: 0 PEWS:0
17.00 Kolaborasi pemberian injeksi phenytoin 10 Nur Hidayanti,
mg/8 jam S.Kep
20.00 Mengobservasi vital sign S: 37,60C, N: Nur Hidayanti,
126x/menit, RR: 26x/Menit SpO2: 99% S.Kep
Skala nyeri: 0 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
14.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Nur Hidayanti,
37,5 oC, N = 110x/menir, RR = 28x/menit, S.Kep
SPO2 = 98%
14.30 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Nur Hidayanti,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
14.35 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Nur Hidayanti,
tanda-tanda kejang S.Kep
16.00 Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan Nur Hidayanti,
komunikasi dan stimulus pada anak, seperti S.Kep
mengajak anak berbicara, memuji anak
meskipun anak belum mengerti

Hari/Tanggal : Rabu, 07 Mei 2019 (Shift malam, 21.00 –


07.00 WIB)
Diagnosa : Defisit nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
21.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Tiffani Rosita,
keadaan umum lemah, GCS 335, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 8 x 50 ml = 400
ml/ hari secara enteral; kolaborasi pemberian
terapi infus D5 ¼ Ns 200 ml/24 jam
24.00 Mengobservasi vital sign S: 37,50C, N: Tiffani Rosita,
125x/menit, RR: 28x/Menit SpO2: 98% S.Kep
Skala nyeri: 0 PEWS:0
24.10 Kolaborasi pemberian injeksi phenytoin 10 Tiffani Rosita,
mg/8 jam S.Kep
05.00 Mengobservasi vital sign S: 37,50C, N: Tiffani Rosita,
105x/menit, RR: 26x/Menit SpO2: 97% S.Kep
Skala nyeri: 0 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
22

22.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Tiffani Rosita,


37,5 oC, N = 128x/menir, RR = 28x/menit, S.Kep
SPO2 = 98%
22.10 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Tiffani Rosita,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)

2) Implementasi 2

Hari/Tanggal : Kamis , 09 Mei 2019 (Shift pagi, 07.00 –


14.00 WIB)
Diagnosa : Defisit nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
08.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Ria Restu,
keadaan umum lemah, GCS 335, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 8 x 50 ml = 400
ml/ hari secara enteral; kolaborasi pemberian
terapi infus D5 ¼ Ns 200 ml/24 jam
08.05 Mengobservasi vital sign S: 37,60C, N: Ria Restu,
132x/menit, RR: 28x/Menit SpO2: 98% S.Kep
Skala nyeri: 0 PEWS:0
12.00 Mengobservasi vital sign S: 37,60C, N: Ria Restu,
126x/menit, RR: 26x/Menit SpO2: 99% S.Kep
Skala nyeri: 0 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
08.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Ria Restu,
36, 1 oC, N = 119x/menir, RR = 36x/menit, S.Kep
SPO2 = 99%
08.20 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Ria Restu,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
08.30 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Ria Restu,
tanda-tanda kejang S.Kep
10.00 Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan Ria Restu,
komunikasi dan stimulus pada anak, seperti S.Kep
mengajak anak berbicara saat melakukan
aktivitas, memuji anak meskipun anak
belum mengerti.

Hari/Tanggal : Kamis , 09 Mei 2019 (Shift Siang, 14.00 –


21.00 WIB)
Diagnosa : Defisit Nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
23

14.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Novita, S.Kep


keadaan umum lemah, GCS 335, pasien
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 8 x 50 ml = 400
ml/ hari secara enteral; kolaborasi pemberian
terapi infus D5 ¼ Ns 200 ml/24 jam
16.00 Mengobservasi vital sign S: 37,60C, N: Novita, S.Kep
132x/menit, RR: 28x/Menit SpO2: 98%
Skala nyeri: 0 PEWS:0
20.00 Mengobservasi vital sign S: 35,80C, N: Novita, S.Kep
116x/menit, RR: 29x/Menit SpO2: 99%
Skala nyeri: 0 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
14.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Novita, S.Kep
37,5 oC, N = 110x/menir, RR = 28x/menit,
SPO2 = 98%
14.30 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Novita, S.Kep
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot,
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
14.35 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Novita, S.Kep
tanda-tanda kejang
16.00 Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan Novita, S.Kep
komunikasi dan stimulus pada anak, seperti
mengajak anak berbicara, memuji anak
meskipun anak belum mengerti

16.30 Menjelaskan pada keluarga tentang Novita, S.Kep


pentingnya nutrisi terhadap pertumbuhan
dan perkembangan anak, pemberian susu
sesuai dengan jadwal yang ditentukan

Hari/Tanggal : Kamis , 09 Mei 2019 (Shift malam, 21.00


– 07.00 WIB)
Diagnosa : Defisit nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
21.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Nur Hidayanti,
keadaan umum lemah, GCS 335, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 8 x 50 ml = 400
ml/ hari secara enteral; kolaborasi pemberian
terapi infus D5 ¼ Ns 200 ml/24 jam
24.10 Kolaborasi pemberian obat phenobarbital 10 Nur Hidayanti,
mg/8 jam per oral, phenytoin 10 gr/8 jam per S.Kep
oral
24

05.00 Mengobservasi vital sign S: 37,50C, N: Nur Hidayanti,


105x/menit, RR: 26x/Menit SpO2: 97% S.Kep
Skala nyeri: 0 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
22.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Nur Hidayanti,
37,5 oC, N = 128x/menir, RR = 28x/menit, S.Kep
SPO2 = 98%
22.30 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Nur Hidayanti,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
22.35 Edukasi keluarga untuk melapor bila Nur Hidayanti,
terdapat tanda-tanda kejang S.Kep

3) Implementasi 3

Hari/Tanggal : Jumat , 10 Mei 2019 (Shift pagi, 07.00 –


14.00 WIB)
Diagnosa : Defisit nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
08.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Yolanda Eka,
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 10 x 50 ml = 500
ml/ hari secara enteral; kolaborasi pemberian
terapi infus D5 ¼ Ns 200 ml/24 jam
08.05 Mengobservasi vital sign S: 350C, N: Yolanda Eka,
116x/menit, RR: 29x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri: 0 PEWS:0
12.00 Mengobservasi vital sign S: 37,60C, N: Yolanda Eka,
126x/menit, RR: 26x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri: 0 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
08.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Yolanda Eka,
37,5 oC, N = 110x/menir, RR = 28x/menit, S.Kep
SPO2 = 98%
08.30 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Yolanda Eka,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
08.35 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Yolanda Eka,
tanda-tanda kejang S.Kep
10.00 Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan Yolanda Eka,
komunikasi dan stimulus pada anak, seperti S.Kep
25

mengajak anak berbicara, memuji anak


meskipun anak belum mengerti

Hari/Tanggal : Jumat , 10 Mei 2019 (Shift Siang, 14.00 –


21.00 WIB)
Diagnosa : Defisit Nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
14.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Retno Dwi,
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 10 x 50 ml = 400
ml/ hari secara enteral; kolaborasi pemberian
terapi infus D5 ¼ Ns 200 ml/24 jam
16.00 Mengobservasi vital sign S: 36,90C, N: Retno Dwi,
134x/menit, RR: 40x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri: 0 PEWS:0
19.00 Melakukan kolaborasi pemberian
Methilprenidsolon I 50 mg secara drip habis
dalam 1 jam
20.00 Mengobservasi vital sign S: 37,40C, N: Retno Dwi,
117x/menit, RR: 24x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri: 0 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
14.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Retno Dwi,
36,9 oC, N = 134x/menir, RR = 40x/menit, S.Kep
SPO2 = 99%
14.30 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Retno Dwi,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
14.35 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Retno Dwi,
tanda-tanda kejang S.Kep
16.00 Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan Retno Dwi,
komunikasi dan stimulus pada anak, seperti S.Kep
mengajak anak berbicara, memuji anak
meskipun anak belum mengerti

Hari/Tanggal : Jumat , 10 Mei 2019 (Shift malam, 21.00


– 07.00 WIB)
Diagnosa : Defisit nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
21.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Ria Restu,
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 10 x 50 ml = 500
26

ml/ hari secara enteral; kolaborasi pemberian


terapi infus D5 ¼ Ns 200 ml/24 jam
24.00 Mengobservasi vital sign S: 37,60C, N: Ria Restu,
132x/menit, RR: 32x/Menit SpO2: 98% Skala S.Kep
nyeri: 0 PEWS:0
05.00 Mengobservasi vital sign S: 37,80C, N: Ria Restu,
111x/menit, RR: 28x/Menit SpO2: 97% Skala S.Kep
nyeri: 0 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
22.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Ria Restu,
37,8 oC, N = 128x/menir, RR = 28x/menit, S.Kep
SPO2 = 98%
22.10 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Ria Restu,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
22.15 Menganjurkan keluarga untuk kompres Ria Restu,
hangat pada lipatan badan anak S.Kep

4) Implementasi 4

Hari/Tanggal : Sabtu , 11 Mei 2019 (Shift pagi, 07.00 –


14.00 WIB)
Diagnosa : Defisit nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
08.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Miladina,
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 10 x 50 ml = 500
ml/ hari secara enteral
08.05 Mengobservasi vital sign S: 37,70C, N: Miladina,
111x/menit, RR: 28x/Menit SpO2: 96% Skala S.Kep
nyeri: 0 PEWS:0
12.00 Mengobservasi vital sign S: 36,80C, N: Miladina,
127x/menit, RR: 21x/Menit SpO2: 98% Skala S.Kep
nyeri: 0 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
07.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Miladina,
37, 7 oC, N = 120x/menir, RR = 28x/menit, S.Kep
SPO2 = 99%
07.07 Menganjurkan keluarga untukkompres Miladina,
hangat pada anak S.Kep
08.00 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Miladina,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
27

08.30 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Miladina,


tanda-tanda kejang S.Kep

Hari/Tanggal : Sabtu , 11 Mei 2019 (Shift Siang, 14.00 –


21.00 WIB)
Diagnosa : Defisit Nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
14.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Shindy Ariatna,
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 10 x 50 ml = 400
ml/ hari secara enteral; kolaborasi pemberian
terapi infus D5 ¼ Ns 200 ml/24 jam
16.00 Mengobservasi vital sign S: 36,90C, N: Shindy Ariatna,
134x/menit, RR: 40x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri: 0 PEWS:0
19.00 Melakukan kolaborasi pemberian Shindy Ariatna,
Methilprenidsolon II 50 mg dalam D5% S.Kep
secara drip habis dalam 1 jam
20.00 Mengobservasi vital sign S: 37,40C, N: Shindy Ariatna,
112x/menit, RR: 40x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri: 0 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
14.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Shindy Ariatna,
36,7 oC, N = 112x/menir, RR = 40x/menit, S.Kep
SPO2 = 98%
14.30 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Shindy Ariatna,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
14.35 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Shindy Ariatna,
tanda-tanda kejang S.Kep
16.00 Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan Shindy Ariatna,
komunikasi dan stimulus pada anak, seperti S.Kep
mengajak anak berbicara, memuji anak
meskipun anak belum mengerti

Hari/Tanggal : Sabtu , 11 Mei 2019 (Shift malam, 21.00 –


07.00 WIB)
Diagnosa : Defisit nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
21.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Thaliah Jihan,
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 10 x 50 ml = 500
ml/ hari secara enteral
28

21.15 Melakukan kolaborasi pemberian


Methilprenidsolon III 50 mg dalam D5%
secara drip habis dalam 1 jam
24.00 Mengobservasi vital sign S: 36,70C, N: Thaliah Jihan,
112x/menit, RR: 40x/Menit SpO2: 98% Skala S.Kep
nyeri: 02 PEWS:0
05.00 Mengobservasi vital sign S: 360C, N: Thaliah Jihan,
101x/menit, RR: 40x/Menit SpO2: 97% Skala S.Kep
nyeri:2 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
22.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Thaliah Jihan,
37,7 oC, N = 142x/menir, RR = 30x/menit, S.Kep
SPO2 = 98%
22.10 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Thaliah Jihan,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
22.15 Menganjurkan keluarga untuk kompres Thaliah Jihan,
hangat pada lipatan badan anak S.Kep

5) Implementasi 5

Hari/Tanggal : Minggu , 12 Mei 2019 (Shift pagi, 07.00 –


14.00 WIB)
Diagnosa : Defisit nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
08.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Novita, S. Kep
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 10 x 50 ml = 500
ml/ hari secara enteral
08.05 Mengobservasi vital sign S: 37,60C, N: Novita, S. Kep
148x/menit, RR: 38x/Menit SpO2: 99% Skala
nyeri: 2 PEWS:0
12.00 Mengobservasi vital sign S: 37,50C, N: Novita, S. Kep
140x/menit, RR: 32x/Menit SpO2: 99% Skala
nyeri: 2 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
08.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Novita, S. Kep
36, 1 oC, N = 119x/menir, RR = 36x/menit,
SPO2 = 99%
08.10 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Novita, S. Kep
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot,
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
29

08.30 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Novita, S. Kep


tanda-tanda kejang
10.00 Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan Novita, S. Kep
komunikasi dan stimulus pada anak, seperti
mengajak anak berbicara saat melakukan
aktivitas, memuji anak meskipun anak belum
mengerti.

Hari/Tanggal Minggu , 12 Mei 2019 (Shift Siang, 14.00 –


21.00 WIB)
Diagnosa : Defisit Nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
14.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Shindy Ariatna,
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 10 x 50 ml = 400
ml/ hari secara enteral
16.00 Mengobservasi vital sign S: 37,50C, N: Shindy Ariatna,
140x/menit, RR: 32x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri: 2 PEWS:0
16.30 Melakukan pemeriksaan GDA (Nilai GDA= Shindy Ariatna,
102 gr/dL) S.Kep
17.00 Melakukan kolaborasi pemberian Shindy Ariatna,
Methilprenidsolon IV 50 mg dalam D5% S.Kep
secara drip habis dalam 1 jam
20.00 Mengobservasi vital sign S: 37,20C, N: Shindy Ariatna,
139x/menit, RR: 32x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri: 2 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
14.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Shindy
37,5 oC, N = 110x/menir, RR = 28x/menit, Ariatna, S.Kep
SPO2 = 98%
14.30 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Shindy
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, Ariatna, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
14.35 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Shindy
tanda-tanda kejang Ariatna, S.Kep
16.00 Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan Shindy
komunikasi dan stimulus pada anak, seperti Ariatna, S.Kep
mengajak anak berbicara, memuji anak
meskipun anak belum mengerti

Hari/Tanggal : Minggu , 12 Mei 2019 (Shift malam, 21.00


– 07.00 WIB)
30

Diagnosa : Defisit nutrisi


Jam Implementasi Keperawatan Perawat
21.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Tiffani R,
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 10 x 50 ml = 500
ml/ hari secara enteral
24.00 Melakukan kolaborasi pemberian obat Retno Dwi,
phenobarbital 10 mg12 jam p.o., obat S.Kep
phenytoin 10 mg/8jam p.o, obat diazepam 0,8
mg/12 jam per oral
24.00 Mengobservasi vital sign S: 37,70C, N: Retno Dwi,
142x/menit, RR: 30x/Menit SpO2: 98% Skala S.Kep
nyeri: 02 PEWS:0
05.00 Mengobservasi vital sign S: 37,60C, N: Retno Dwi,
128x/menit, RR: 32x/Menit SpO2: 98% Skala S.Kep
nyeri:2 PEWS:0
06.00 Melakukan kolaborasi pemberian obat Retno Dwi,
paracetamol 100 mg p.o. S.Kep
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
22.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Retno Dwi,
36,9 oC, N = 125x/menir, RR = 36x/menit, S.Kep
SPO2 = 98%
22.10 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Retno Dwi,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
22.15 Menganjurkan keluarga untuk selalu memberi Retno Dwi,
stimulus pada anak S.Kep

6) Implementasi 6

Hari/Tanggal : Senin , 13 Mei 2019 (Shift pagi, 07.00 –


14.00 WIB)
Diagnosa : Defisit nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
08.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Putri Mei,
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 12x 50 ml = 600
ml/ hari secara enteral
08.05 Mengobservasi vital sign S: 37,50C, N: Putri Mei,
151x/menit, RR: 40x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri: 2 PEWS:0
Melakukan kolaborasi pemberian obat
phenobarbital 10 mg12 jam p.o., obat
31

phenytoin 10 mg/8jam p.o, vit B6 5 mg/24


jam p.o
12.00 Mengobservasi vital sign S: 37,50C, N: Putri Mei,
140x/menit, RR: 32x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri: 2 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
08.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Putri Mei,
37,3 oC, N = 149x/menir, RR = 36x/menit, S.Kep
SPO2 = 99%
08.10 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Putri Mei,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
08.30 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Putri Mei,
tanda-tanda kejang S.Kep
10.00 Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan Putri Mei,
komunikasi dan stimulus pada anak, seperti S.Kep
mengajak anak berbicara saat melakukan
aktivitas, memuji anak meskipun anak belum
mengerti.

Hari/Tanggal : Senin , 13 Mei 2019 (Shift Siang, 14.00 –


21.00 WIB)
Diagnosa : Defisit Nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
14.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Yolanda Eka,
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 12 x 50 ml = 600
ml/ hari secara enteral
16.00 Mengobservasi vital sign S: 36,90C, N: Yolanda Eka,
139x/menit, RR: 38x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri: 5 PEWS:0
17.00 Melakukan kolaborasi pemberian terapi Yolanda Eka,
nebulizer tiap 8 jam S.Kep
20.00 Mengobservasi vital sign S: 37,20C, N: Yolanda Eka,
143x/menit, RR: 38x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri:5 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
14.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Yolanda Eka,
36,4 oC, N = 147x/menir, RR = 28x/menit, S.Kep
SPO2 = 97%
32

14.30 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Yolanda Eka,


yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
14.35 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Yolanda Eka,
tanda-tanda kejang S.Kep
16.00 Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan Yolanda Eka,
komunikasi dan stimulus pada anak, seperti S.Kep
mengajak anak berbicara, memuji anak
meskipun anak belum mengerti

Hari/Tanggal : Senin , 13 Mei 2019 (Shift malam, 21.00 –


07.00 WIB)
Diagnosa : Defisit nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
21.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Retno Dwi,
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 10 x 50 ml = 500
ml/ hari secara enteral
24.00 Mengobservasi vital sign S: 36,90C, N: Retno Dwi,
125x/menit, RR: 30x/Menit SpO2: 98% Skala S.Kep
nyeri:5 PEWS:0
01.00 Melakukan kolaborasi pemberian terapi Retno Dwi,
nebulizer/8 jam S.Kep
05.00 Mengobservasi vital sign S: 36,90C, N: Retno Dwi,
125x/menit, RR: 36x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri:5 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
22.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = 37 Retno Dwi,
o
C, N = 123x/menir, RR = 34x/menit, SPO2 S.Kep
= 99%
22.10 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Retno Dwi,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
22.15 Menganjurkan keluarga untuk selalu memberi Retno Dwi,
stimulus pada anak S.Kep

7) Implementasi 7

Hari/Tanggal : Selasa , 14 Mei 2019 (Shift pagi, 07.00 –


14.00 WIB)
Diagnosa : Defisit nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
08.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Yolanda Eka,
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien S.Kep
33

sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi


pemberian nutrisi infantrini 12x 50 ml = 600
ml/ hari secara enteral
08.05 Mengobservasi vital sign S: 37,30C, N: Yolanda Eka,
149x/menit, RR: 36x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri: 4 PEWS:0
09.00 Melakukan kolaborasi pemberian terapi Yolanda Eka,
nebulizer/8 jam S.Kep
12.00 Mengobservasi vital sign S: 37,1OC, N: Yolanda Eka,
127x/menit, RR: 29x/Menit SpO2: 97% Skala S.Kep
nyeri:4 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
07.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Yolanda Eka,
36, 1 oC, N = 119x/menir, RR = 36x/menit, S.Kep
SPO2 = 99%
08.00 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Yolanda Eka,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
08.30 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Yolanda Eka,
tanda-tanda kejang S.Kep
10.00 Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan Yolanda Eka,
komunikasi dan stimulus pada anak, seperti S.Kep
mengajak anak berbicara saat melakukan
aktivitas, memuji anak meskipun anak belum
mengerti.

Hari/Tanggal : Selasa , 14 Mei 2019 (Shift Siang, 14.00 –


21.00 WIB)
Diagnosa : Defisit Nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
14.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Ria Restu,
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 12 x 50 ml = 600
ml/ hari secara enteral
16.00 Mengobservasi vital sign S: 36,90C, N: Ria Restu,
147x/menit, RR: 38x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri: 5 PEWS:0
20.00 Mengobservasi vital sign S: 36,90C, N: Ria Restu,
129x/menit, RR: 30x/Menit SpO2: 97% Skala S.Kep
nyeri:4 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
34

14.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Ria Restu,


37,4 oC, N = 120x/menir, RR = 36x/menit, S.Kep
SPO2 = 98%
14.30 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Ria Restu,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
14.35 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Ria Restu,
tanda-tanda kejang S.Kep
16.00 Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan Ria Restu,
komunikasi dan stimulus pada anak, seperti S.Kep
mengajak anak berbicara, memuji anak
meskipun anak belum mengerti

Hari/Tanggal : Selasa, 14 Mei 2019 (Shift malam, 21.00 –


07.00 WIB)
Diagnosa : Defisit nutrisi
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
21.00 Mengobservasi keadaan umum pasien, Tiffani Rosita,
keadaan umum lemah, GCS 456, pasien S.Kep
sedang tertidur diatas bednya, Kolaborasi
pemberian nutrisi infantrini 12 x 50 ml = 600
ml/ hari secara enteral
24.00 Mengobservasi vital sign S: 370C, N: Tiffani Rosita,
123x/menit, RR: 24x/Menit SpO2: 99% Skala S.Kep
nyeri:4 PEWS:0
01.00 Melakukan kolaborasi pemberian terapi Tiffani Rosita,
nebulizer/8 jam S.Kep
05.00 Mengobservasi vital sign S: 37,10C, N: Tiffani Rosita,
125x/menit, RR: 32x/Menit SpO2: 98% Skala S.Kep
nyeri:4 PEWS:0
Diagnosa : Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Jam Implementasi Keperawatan Perawat
22.00 Mengobservasi tanda-tanda vital anak S = Tiffani Rosita,
37,7 oC, N = 142x/menir, RR = 30x/menit, S.Kep
SPO2 = 98%
22.10 Mengobservasi adanya tanda-tanda kejang Tiffani Rosita,
yang terjadi pada anak (Panas, mata melotot, S.Kep
bibir mencucu, kekakuan pada anak)
22.15 Menganjurkan keluarga untuk kompres Tiffani Rosita,
hangat pada lipatan badan anak S.Kep
22.20 Edukasi keluarga untuk melapor bila terdapat Tiffani Rosita,
tanda-tanda kejang S.Kep

4.9 Evaluasi Keperawatan


35

Hari/Tangg Jam Nomor SOAP Perawat


al Diagnos
a
Selasa, 07 13.3 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Ria
mei 2019 0 an. N tidak naik-naik Restu,
0
O: KU lemah, S: 36,7 C, N: S.Kep
119x/menit, RR: 36x/Menit
SpO2: 99% Skala nyeri: 0
PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5
¼ Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 8 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.

A: Defisit nutrisi belum teratasi


P : Intervensi nomor 1-10
dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Ria
anak masih tetap sama, hanya Restu,
diam dan menangis S.Kep
O : S = 36 oC, N = 110x/menir, RR
= 36x/menit, SPO2 = 99%
Anak hanya diam dan menangis,
belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
20.3 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Nur
0 an. N tidak naik-naik Hidayant
O : KU: lemah, S: 37,60C, N: i, S.Kep
114x/menit, RR: 28x/Menit SpO2:
98% Skala nyeri: 0 PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5 ¼
Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 8 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.
A: Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-10
dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Nur
anak masih tetap sama, hanya Hidayant
diam dan menangis i, S.Kep
36

O : S = 37,5 oC, N = 110x/menir,


RR = 28x/menit, SPO2 = 98%
Anak hanya diam dan menangis,
belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
06.0 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Tiffani
0 an. N tidak naik-naik Rosita,
O:KU:lemah,S:37,50C,N:125x/me S.Kep
nit, RR: 28x/Menit SpO2: 98%
Skala nyeri: 0 PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5 ¼
Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 8 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.
A: Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-10
dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Tiffani
anak masih tetap sama, hanya Rosita,
diam dan menangis S.Kep
O : S = 37,5 oC, N = 128x/menir,
RR = 28x/menit, SPO2 = 98%
Anak hanya diam dan menangis,
belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
Rabu, 08 13.3 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Ria
mei 2019 0 an. N tidak naik-naik Restu,
O : KU: lemah, S: 36,70C, N: S.Kep
119x/menit, RR: 36x/Menit SpO2:
99% Skala nyeri: 0 PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5 ¼
Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 8 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.
37

A: Defisit nutrisi belum teratasi


P : Intervensi nomor 1-10
dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Ria
anak masih tetap sama, hanya Restu,
diam dan menangis S.Kep
O : S = 36, 1 oC, N = 119x/menir,
RR = 36x/menit, SPO2 = 99%
Anak hanya diam dan menangis,
belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
20.3 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Nur
0 an. N tidak naik-naik Hidayant
O : KU: lemah, S: 37,60C, N: i, S.Kep
114x/menit, RR: 28x/Menit SpO2:
98% Skala nyeri: 0 PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5 ¼
Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 8 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.
A: Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-10
dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Nur
anak masih tetap sama, hanya Hidayant
diam dan menangis i, S.Kep
S = 37,5 oC, N = 110x/menir, RR
= 28x/menit, SPO2 = 98%
Anak hanya diam dan menangis,
belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
06.0 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Tiffani
0 an. N tidak naik-naik Rosita,
S.Kep
38

O : KU: lemah, S: 37,50C, N:


125x/menit, RR: 28x/Menit SpO2:
98% Skala nyeri: 0 PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5 ¼
Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 8 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.
A: Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-10
dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Tiffani
anak masih tetap sama, hanya Rosita,
diam dan menangis S.Kep
S = 37,5 oC, N = 128x/menir, RR
= 28x/menit, SPO2 = 98%
Anak hanya diam dan menangis,
belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
Kamis, 09 13.3 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Ria
mei 2019 0 an. N tidak naik-naik Restu,
O : KU: lemah, S: 37,60C, N: S.Kep
132x/menit, RR: 28x/Menit SpO2:
98% Skala nyeri: 0 PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5 ¼
Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 8 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.
A: Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-10
dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Ria
anak masih tetap sama, hanya Restu,
diam dan menangis S.Kep
S = 37 oC, N = 128x/menir, RR =
36x/menit, SPO2 = 99%
Anak hanya diam dan menangis,
belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
39

A: Gangguan tumbuh kembang


belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
20.3 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Novita,
0 an. N tidak naik-naik S.Kep
O : KU: lemah, S: 37,60C, N:
132x/menit, RR: 28x/Menit SpO2:
98% Skala nyeri: 0 PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5 ¼
Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 8 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.
A: Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-10
dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Novita,
anak masih tetap sama, hanya S.Kep
diam dan menangis
S = 37 oC, N = 128x/menir, RR =
36x/menit, SPO2 = 99%
Anak hanya diam dan menangis,
belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
06.0 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Nur
0 an. N tidak naik-naik Hidayant
O : KU: lemah, S: 37,50C, N: i, S.Kep
105x/menit, RR: 26x/Menit SpO2:
97% Skala nyeri: 0 PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5 ¼
Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 8 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.
A: Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-10
dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Nur
anak masih tetap sama, hanya Hidayant
diam dan menangis i, S.Kep
S = 37oC, N = 123x/menir, RR =
28x/menit, SPO2 = 98%
40

Anak hanya diam dan menangis,


belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
Jumat, 10 13.3 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Yolanda
mei 2019 0 an. N tidak naik-naik Eka,
O : KU: lemah, S: 37,60C, N: S.Kep
126x/menit, RR: 26x/Menit SpO2:
99% Skala nyeri: 0 PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5 ¼
Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 10 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.
A: Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-10
dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Yolanda
anak masih tetap sama, hanya Eka,
diam dan menangis S.Kep
S = 37,5 oC, N = 110x/menir, RR
= 28x/menit, SPO2 = 98%
Anak hanya diam dan menangis,
belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
20.3 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Retno
0 an. N tidak naik-naik Dwi,
O : S: 36,90C, N: 134x/menit, RR: S.Kep
40x/Menit SpO2: 99% Skala
nyeri: 0 PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5 ¼
Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 10 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.
A: Defisit nutrisi belum teratasi
41

P : Intervensi nomor 1-10


dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Retno
anak masih tetap sama, hanya Dwi,
diam dan menangis S.Kep
S = 36,9 oC, N = 134x/menir, RR
= 40x/menit, SPO2 = 99%
Anak hanya diam dan menangis,
belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
06.0 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Ria
0 an. N tidak naik-naik Restu,
O : S: 37,80C, N: 111x/menit, RR: S.Kep
28x/Menit SpO2: 97% Skala
nyeri: 0 PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5 ¼
Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 10 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.
A: Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-10
dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Ria
anak masih tetap sama, hanya Restu,
diam dan menangis S.Kep
S = 37,8 oC, N = 128x/menir, RR
= 28x/menit, SPO2 = 98%
Anak hanya diam dan menangis,
belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
Sabtu, 11 13.3 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Miladina
mei 2019 0 an. N tidak naik-naik , S.Kep
42

O : S: 36,80C, N: 127x/menit, RR:


21x/Menit SpO2: 98% Skala
nyeri: 0 PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5 ¼
Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 10 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.
A: Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-10
dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Miladina
anak masih tetap sama, hanya , S.Kep
diam dan menangis
S = 37, 7 oC, N = 120x/menir, RR
= 28x/menit, SPO2 = 99%
Anak hanya diam dan menangis,
belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
20.3 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Shindy
0 an. N tidak naik-naik Ariatna,
O : S: 37,40C, N: 112x/menit, RR: S.Kep
40x/Menit SpO2: 99% Skala
nyeri: 0 PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5 ¼
Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 10 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.
A: Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-10
dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Shindy
anak masih tetap sama, hanya Ariatna,
diam dan menangis S.Kep
S = 36,7 oC, N = 112x/menir, RR
= 40x/menit, SPO2 = 98%
Anak hanya diam dan menangis,
belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
43

A: Gangguan tumbuh kembang


belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
06.0 1 S : Ibu pasien mengatakan berat Thaliah
0 an. N tidak naik-naik Jihan,
O : S: 360C, N: 101x/menit, RR: S.Kep
40x/Menit SpO2: 97% Skala
nyeri:2 PEWS:0
Pasien mendapat terapi infus D5 ¼
Ns 200 ml/24 jam, dan nutrisi
infantrini 10 x 50 ml = 400 ml/ hari
secara enteral.
A: Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-10
dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan keadaan Thaliah
anak masih tetap sama, hanya Jihan,
diam dan menangis S.Kep
S = 37,7 oC, N = 142x/menir, RR
= 30x/menit, SPO2 = 98%
Anak hanya diam dan menangis,
belum bergerak aktif seperti
tengkurap dan merangkak,
mengucap ma.ma, da.da, makan
biscuit sendiri, bermain tepuk
tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan

Minggu, 12 13.30 1 S : Ibu mengatakan anak tidak Novita, S.


mei 2019 mengalami kenaikan berat Kep
badan
O : S: 37,60C, N: 148x/menit,
RR: 38x/Menit SpO2: 99%
Skala nyeri: 2 PEWS:0
A : Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nutritional
monitoring 1-10 dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan Novita, S.
keadaan anak masih tetap sama, Kep
hanya diam dan menangis
S = 36, 1 oC, N = 119x/menir,
RR = 36x/menit, SPO2 = 99%
Anak hanya diam dan
menangis, belum bergerak aktif
44

seperti tengkurap dan


merangkak, mengucap ma.ma,
da.da, makan biscuit sendiri,
bermain tepuk tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
20.30 1 S : Ibu mengatakan anak tidak Shindy
mengalami kenaikan berat Ariatna,
badan S.Kep
O : S: 37,50C, N: 140x/menit,
RR: 32x/Menit SpO2: 99% A :
Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nutritional
monitoring 1-10 dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan Shindy
keadaan anak masih tetap sama, Ariatna,
hanya diam dan menangis S.Kep
S = 37,5 oC, N = 110x/menir,
RR = 28x/menit, SPO2 = 98%
Anak hanya diam dan
menangis, belum bergerak aktif
seperti tengkurap dan
merangkak, mengucap ma.ma,
da.da, makan biscuit sendiri,
bermain tepuk tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
06.00 1 S : Ibu mengatakan anak tidak Retno Dwi,
mengalami kenaikan berat S.Kep
badan
O : S: 37,60C, N: 128x/menit,
RR: 32x/Menit SpO2: 98%
A : Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nutritional
monitoring 1-10 dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan Retno Dwi,
keadaan anak masih tetap sama, S.Kep
hanya diam dan menangis
S = 36,9 oC, N = 125x/menir,
RR = 36x/menit, SPO2 = 98%
Anak hanya diam dan
menangis, belum bergerak aktif
seperti tengkurap dan
merangkak, mengucap ma.ma,
45

da.da, makan biscuit sendiri,


bermain tepuk tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
Senin, 13 13.30 1 S : Ibu mengatakan anak tidak Putri Mei,
mei 2019 mengalami kenaikan berat S.Kep
badan
O : S: 37,50C, N: 151x/menit,
RR: 40x/Menit SpO2: 99%
A : Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nutritional
monitoring 1-10 dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan Putri Mei,
keadaan anak masih tetap sama, S.Kep
hanya diam dan menangis
S = 37,3 oC, N = 149x/menir,
RR = 36x/menit, SPO2 = 99%
Anak hanya diam dan
menangis, belum bergerak aktif
seperti tengkurap dan
merangkak, mengucap ma.ma,
da.da, makan biscuit sendiri,
bermain tepuk tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
20.30 1 S : Ibu mengatakan anak tidak Yolanda Eka,
mengalami kenaikan berat S.Kep
badan
O : S: 37,20C, N: 143x/menit,
RR: 38x/Menit SpO2: 99%
A : Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nutritional
monitoring 1-10 dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan Yolanda Eka,
keadaan anak masih tetap sama, S.Kep
hanya diam dan menangis
S = 36,4 oC, N = 147x/menir,
RR = 28x/menit, SPO2 = 97%
Anak hanya diam dan
menangis, belum bergerak aktif
seperti tengkurap dan
merangkak, mengucap ma.ma,
da.da, makan biscuit sendiri,
bermain tepuk tangan/ci-luk-ba
46

A: Gangguan tumbuh kembang


belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
06.00 1 S : Ibu mengatakan anak tidak Retno Dwi,
mengalami kenaikan berat S.Kep
badan
O : S: 36,90C, N: 125x/menit,
RR: 36x/Menit SpO2: 99%
A : Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nutritional
monitoring 1-10 dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan Retno Dwi,
keadaan anak masih tetap sama, S.Kep
hanya diam dan menangis
S = 37 oC, N = 123x/menir, RR
= 34x/menit, SPO2 = 99%
Anak hanya diam dan
menangis, belum bergerak aktif
seperti tengkurap dan
merangkak, mengucap ma.ma,
da.da, makan biscuit sendiri,
bermain tepuk tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
Selasa, 14 13.30 1 S : Ibu mengatakan anak tidak Yolanda Eka,
mei 2019 mengalami kenaikan berat S.Kep
badan
O : S: 37,1OC, N: 127x/menit,
RR: 29x/Menit SpO2: 97%
A : Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nutritional
monitoring 1-10 dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan Yolanda Eka,
keadaan anak masih tetap sama, S.Kep
hanya diam dan menangis
S = 36, 1 oC, N = 119x/menir,
RR = 36x/menit, SPO2 = 99%
Anak hanya diam dan
menangis, belum bergerak aktif
seperti tengkurap dan
merangkak, mengucap ma.ma,
da.da, makan biscuit sendiri,
bermain tepuk tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
47

P : Intervensi nomor 1-13


dilanjutkan
20.30 1 S : Ibu mengatakan anak tidak Ria Restu,
mengalami kenaikan berat S.Kep
badan
O : S: 36,90C, N: 129x/menit,
RR: 30x/Menit SpO2: 97%
A : Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nutritional
monitoring 1-10 dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan Ria Restu,
keadaan anak masih tetap sama, S.Kep
hanya diam dan menangis
S = 37,4 oC, N = 120x/menir,
RR = 36x/menit, SPO2 = 98%
Anak hanya diam dan
menangis, belum bergerak aktif
seperti tengkurap dan
merangkak, mengucap ma.ma,
da.da, makan biscuit sendiri,
bermain tepuk tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
06.00 1 S : Ibu mengatakan anak tidak Tiffani
mengalami kenaikan berat Rosita, S.Kep
badan
O : S: 37,10C, N: 125x/menit,
RR: 32x/Menit SpO2: 98%
A : Defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi nutritional
monitoring 1-10 dilanjutkan
2 S : Ibu klien mengatakan Tiffani
keadaan anak masih tetap sama, Rosita, S.Kep
hanya diam dan menangis
S = 37,7 oC, N = 142x/menir,
RR = 30x/menit, SPO2 = 98%
Anak hanya diam dan
menangis, belum bergerak aktif
seperti tengkurap dan
merangkak, mengucap ma.ma,
da.da, makan biscuit sendiri,
bermain tepuk tangan/ci-luk-ba
A: Gangguan tumbuh kembang
belum teratasi
P : Intervensi nomor 1-13
dilanjutkan
48
49
50

BAB 5
PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN

5.1 Persiapan
Pelaksanaan ronde keperawatan di Ruang Bona II diawali dengan menunjuk
penanggung jawab kegiatan ronde keperawatan, memilih kasus yang yang tepat dan
masalah keperawatan yang belum teratasi, menyusun proposal kegiatan dan
konsultasi proposal kegiatan pada pembimbing akademik dan pembimbing klinik,
menyusun pengorganisasian pelaksanaan ronde keperawatan, menetapkan waktu
untuk pelaksanaan Ronde Keperawatan, mengadakan kontrak dengan pasien dan
keluarga, dokter, farmasi dan ahli gizi akan diadakan kegiatan role play ronde
keperawatan.

5.2 Pelaksanaan Kegiatan


Hari : Kamis, 16 Mei 2019
Pukul : 12.00 WIB
Topik : Ronde Keperawatan Pada An. N dengan Diagnosa Medik
West syndrome + S. Laringomalacia + severely wasted +
microcephaly + ASD dan masalah keperawatan utama defisit
nutrisi.

Tempat : Ruang Pertemuan Pelatihan Irna Anak RSUD Dr. Soetomo


Surabaya
Acara dihadiri oleh :
1. Suparmiasih, S.Kep., Ns (Kepala Ruang Bona dan Perawat konselor)
2. Ertawati, S.Kep., Ns (Kepala Keperawatan IRNA Anak)
3. Eka Misbahatul Mar’ah Has, S.Kep., Ns., M.Kep (Pembimbing
Akademik)
4. Rahmia Widyanti, S.Gz, RD (Ahli Gizi)
5. Mahasiswa Profesi Manajemen Kelompok 5 Fakultas Keperawatan
UNAIR 2014
51

5.3 Dukungan dan Hambatan


1) Dukungan
Dukungan dalam pelaksanaan role play ronde keperawatan diperoleh dari
Kepala Ruangan, Kepala Keperawatan IRNA Anak, dan ahli gizi yang telah
banyak memberikan masukan terkait masalah yang belum teratasi pada
pasien dan saran untuk mengatasi masalah tersebut.
52

2) Hambatan

No Masalah Penyebab Rekomendasi


1. Mekanisme :
Pelaksanaan Pra Ronde sampai dengan Post
Ronde
a. Pemilihan pasien untuk dijadikan kasus a. Tidak ada kasus yang sesuai a. Berkonsultasi dengan pembimbing
ronde keperawatan mengalami kesulitan dengan kriteria ronde klinik sehingga diputuskan untuk
keperawatan, yakni kasus langka, mengambil kasus An. N yang
kasus baru atau kasus yang dinilai mendekati kriteria
masalahnya tidak terselesaikan b. –
b. Penentuan TIM Ronde : Tidak ada b. –
masalah c. –
c. Penentuan literatur : Tidak ada masalah c. – d. –
d. Pembuatan Proposal : Tidak ada masalah d. – e. –
e. Pemberian informed consent: Tidak ada e. –
masalah
f. Penyajian Masalah : data yang disajikan f. Data yang disajikan adalah data f. Memperbarui data yang disajikan
untuk mendukung masalah keperawatan saat pengkajian, bukan data dengan data terbaru dari pasien
defisit nutrisi kurang lengkap, intervensi terakhir dari pasien, intervensi sesuai dengan perkembangan
yang disajikan belum terfokus pada yang disajikan adalah intervensi pasien saat ini, memfokuskan
masalah defisit nutrisi keperawatan harian secara umum intervensi tentang defisit nutrisi
g. Validasi data ke pasien : tidak dilakukan g. Validasi data ke pasien tidak g. Persiapan ronde sebaiknya
dilakukan karena ruangan tempat dilakukan jauh – jauh hari.
pelaksaan ronde jauh dari ruang
53

perawatan an.N yakni di ruang


Neuro Bona II.

h. – h. –
h. Pelaksanaan diskusi dengan tim
kesehatan lain : tidak ada masalah

i. Belum ada pembacaan kesimpulan oleh i. Keterbatasan waktu i. KARU menyampaikan kembali
KARU. menyebabkan tidak tentang intervensi apa saja yang
tersampaikannya kesimpulan harus dilakukan dan kapan harus di
dari ronde keperawatan evaluasi ulang.
2. Isi
a. Assesment : Data pengkajian masih a. Data yang diambil adalah data a. Melengkapi data pengkajian
kurang optimal : riwayat penyakit saat ini pengkajian awal, belum mencakup
masih tertulis data SMRS hingg pasien di data pasien setelah operasi hingga
operasi, data pasien setelah dioperasi muncul masalah keperawatan
hingga saat ini belum ada utama
b. Intervention : belum fokus intervensi b. Intervensi yang tertulis adalah b. Memfokuskan penyajian data
tentang defisit nutrisi intervensi harian, belum intervensi sesuai masalah
difokuskan intervensi dalam keperawatan utama
mengatasi masalah defisit nutrisi
c. Recomendation : sebelum berdiskusi c. Belum adanya penyampaikan c. Sebelum ke perawat konselor
dengan perawat konselor tidak dilakukan diskusi dari PP 1 ke PP 2 dalam sebaiknya dilakukan FGD antara
diskusi pertukaran informasi dari PP 1 ke pelaporanhasil perkembangan PP dan PA yang merawat pasien.
PP 2 untuk memvalidasi apabila ada data kondisi pasien.
tambahan yang perlu di tambahkan.
54

3. Peran
a. Peran tim ronde tidak ada masalah dan a. - a. -
sudah sesuai dimana ronde dibuka oleh
case manager, penyajian masalah
dilakukan oleh perawat primer
BAB 6

EVALUASI KEGIATAN

6.1 Evaluasi Struktur


Persiapan ronde keperawatan mulai dilaksanakan pada minggu ketiga.
Persiapan yang dilakukan antara lain:
1) Membentuk penanggung jawab dari pelaksanaan ronde keperawatan
2) Membuat proposal ronde keperawatan
3) Menetapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan ronde keperawatan
4) Menyiapkan inform consent
5) Menyiapkan resume medis kasus pasien yang akan dilakukan ronde
keperawatan
6) Konsultasi pada pembimbing akademik, pembimbing ruangan mengenai
resume kasus ronde keperawatan
7) Menyiapkan tim ronde keperawatan (NUM, perawat primer 1, perawat
primer 2, perawat asosiate 1, perawat asosiate 2, perawat konsultan, ahli
gizi, apoteker dan dokter)
8) Menyiapkan pelaksanaan ronde keperawatan

6.2 Evaluasi Proses


1) Kegiatan dihadiri oleh Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,
Karu Ruang BONA II, Kepala Keperawatan IRNA Anak RSUD Dr.
Soetomo Surabaya.
2) Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan peran
masing-masing.
3) Kegiatan dimulai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan, ahli gizi datang tepat waktu sesuai jadwal.
4) Kegiatan berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal.

55
56

HASIL EVALUASI ROLE PLAY RONDE KEPERAWATAN


DI RUANG BONA II RSUD Dr SOETOMOSURABAYA
Ruang : Ruang Pertemuan Pelatihan
Hari/tanggal : kamis, 17 Mei 2019
Waktu : 60 menit

No Diagnosa Justifikasi Solusi TTD


1. 1. Rumus Ahli Gizi Sudah
perhitungan BB ditambahkan
yang digunakan dan
saat pengkajian disampaikan
berbeda dengan kepada
standart keluarga
perhitungan BB
menurut ahli gizi

5 1. Munculkan kaidah Kepala Sudah


ronde Keperawatan ditambahkan
keperawatan, IRNA Anak
bahas masalah
keperawatan
utama sejak awal.
2. Simpulkan hasil
diskusi dan
sampaikan kapan
intervensi tersebut
akan dievaluasi
6 1. Gunakan data Pembimbing Sudah
terakhir untuk Akademik ditambahkan
disampaikan saat
ronde keperawtan
2. Data harus
lengkap dan
sinergis

Evaluasi Hasil
1 Keluarga pasien merasa senang dan puas dengan adanya ronde keperawatan.
2 Rencana intervensi yang didapatkan berdasarkan hasil ronde keperawatan yaitu
mempertahankan nutrisi adekuat dengan susu infantry.
3 Perawat mendapatkan:
57

a. Cara berpikir yang kritis dan sistematis tentang masalah yang dihadapi oleh
pasien, yaitu cara menangani nutrisi pasien yang kurang dengan
memberikan susu furamino yang memiliki penyerapan nutrisi yang cepat,
hipoalbumin yang dialami pasien diatasi dengan transfusi albumin
maintenance.
b. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
c. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien.
e. Meningkatkan kemampuan modifikasi rencana asuhan keperawatan.
f. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
g. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
BAB 7
PENUTUP

7.1 Simpulan
Pelaksanaan roleplay ronde keperawatan di ruang Bona II dapat terlaksana
dengan baik, dan dihadiri oleh para tim ronde keperawatan. Hambatan dalam
pelaksanaan role play ini adalah memantapkan kaidah ronde keperawatan mulai
dari awal dibukanya ronde keperawatan yang mana tim ronde keperawatan
hendaknya fokus membahas masalah utama pasien yang ingin diselesaikan melalui
ronde keperawatan. Hasil dari diskusi dalam ronde keperawatan yaitu pemantauan
BB pasien tiap hari untuk melihat peningkatan berat badan pasien, memberikan KIE
kepada keluarga terkait dengan kondisi pasien, hal-hal yang perlu dicegah, dan
perawatan klien dirumah. Pasien dan keluarga pasien merasa puas dan senang
dengan adanya tim ronde keperawatan.

7.2 Saran
Sebagai seorang perawat yang profesional sudah seharusnya kita mengetahui
dan memahami tentang ronde keperawatan, sehingga perawat dapat memberikan
pelayanan keperawatan profesional pada pasien. Selain itu perawat juga harus bisa
menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis dan diskusidan
mengimplementasikannya dalam praktik keperawatan.

58
59

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2015, Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional, Jakarta, Salemba Medika.
Bulllock, et. al. 2012. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th ed. Elsivier. USA
Clement, I. 2011. Management Nursing Services and Education. Edition I.Elsevier. India
Herdman, T., & Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing Diagnoses:
Definitions and Classification, 2015-2017. Wiley Blackwell. Oxford
Ismainir, H. 2015. Manajemen Unit Kerja: untuk Perekam Medis dan Informatika
Kesehatan Ilmu Kesehatan Masyarakat Keperawatan dan Kebidanan.
Deepublish .Yogyakarta
Morhead, et. al. 2013. Nursing Outcomes Intervention (NOC) 5th. ed. Elsivier. USA
Maliya, Arina & Endang Z.S. 2009. “Pelatihan Ronde Kasus Untuk Meningkatkan
Kinerja Staf Keperawatan di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Surakarta”. WARTA, Vol.12, No.2 (Hlm. 184-191)
Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan dan Aplikasinya. Salemba Medika. Jakarta.
Saleh, Zainduddin. 2012. Pengaruh Ronde Keperawatan terhadap Tingkat Kepuasan
Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD ABDUL WAHAB
Sjahrianie Samarinda. UI. Depok.
Sitorus, R. 2006. Model Keperawatan Profesional di Rumah Sakit: Penataan Struktur
dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawtan di Ruang Rawat. Cetakan I.
Jakarta: EGC

59
60

60

Anda mungkin juga menyukai