TIMBANG TERIMA
Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul Makalah Manajemen Keperawatan
“Timbang Terima” dengan tepat waktu.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh
perawat dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
4
3. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab
shift selanjutnya meliputi :
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
4. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan
tidak terburu- buri.
5. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung
melihat keadaan pasien.
2.5 Prosedur dalam Timbang Terima
1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-
masing penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan
tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah
dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu
dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medis.
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
4) Intervensi kolaborasi dan dependen.
5
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan
untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan
secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang kurang jelas penyampaian pada saat timbang terima secara
singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang
lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada
buku laporan ruangan oleh perawat.
6
3. PP menyampaikan timbang
terima pada PP berikutnya,
hal yang perlu disampaikan
dalam timbang terima :
Jumlah pasien
Identitas klien dan
diagnosis medis.
Data(
keluhan/subjektif
dan objektif).
Masalah
keperawtan yang
masih muncul.
Intervensi
keperawatan yang
sudah dan belum
dilaksanakan
(secara umum).
Intervensi
kolaboratif dan
dependen.
Rencana umum dan
persiapan yang
perlu dilakukan
(persiapan operasi,
pemeriksaan
penunjang, dan lain-
lain).
7
Pelaksanaan 1. Kedua kelompok dinas 20 menit Ners KARU, PP dan PA
sudah siap (shift jaga). station
2. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan buku
catatan.
3. Kepala ruang membuka
acara timbang terima.
4. Perawat yang melakukan
timbang terima dapat
melakukan klarifikasi,
Tanya jawab, dan
melakukan validasi
terhadap hal-hal yang telah
ditimbang terimakan dan
berhak menanyakan
mengenai hal-hal yang
kurang jelas.
5. Kepala ruang/PP
menanyakan kebutuhan
dasar pasien.
6. Penyampaian yang jelas,
singkat dan padat.
7. Perawat yang
melaksanakan timbang
terima mengkaji secara
penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan, Ruang
dan tindakan yang Perawatan
telah/belum dilaksanakan
serta hal-hal penting
8
lainnya selama masa
perawtan.
8. Hal-hal yang sifatnya
khusus dan memerlukan
perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian
diserah terimakan kepada
petugas berikutnya.
9. Lama timbang terima untuk
tiap pasien tidak lebih dari
5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan
memerlukan keterangan
yang rumit.
1. Diskusi. 5 menit Ners Karu, PP dan PA
2. Pelaporan untuk timbang station
terima dituliskan secara
langsung pada format
timbang terima yang
ditandatangani oleh pp
yang jaga saat itu dan pp
yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala
ruang.
3. Ditutup oleh kepala ruang.
9
Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu :
10
melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk
mendapatkan feedback.
Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga
baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh
berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan
diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan
terkait kondisi penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien
dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada
kondisi pasien secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan
pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi
penyakit atau persepsi medis yang lain.
11
Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman
implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:
1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya
pertanyaan dari penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi
terapi, pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus
diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat
penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca,
mengulang atau mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk
perawatan dan terapi sebelumnya.
5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan
kegagalan informasi atau terlupa.
12
timbulnya perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan
gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek
fisiologis hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi
dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat.
Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari.
Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat
atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan
tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh
efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat
mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap
perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini
cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi
masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita
diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan
kerja yang dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan
bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift
kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja.
Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat
kecelakaan industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan
bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih
banyak terjadi pada shift malam.
13
2.8 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan :
1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.
2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP).
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien.
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien .
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara
yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang
rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung di dekat klien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station.
2.9 Komunikasi SBAR
Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit adalah
komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation),
metode komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan handover ke
pasien. Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang
disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien.
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi
penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi
terhadap eskalasi yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR
juga dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara
shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan
semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi
pasien termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan
untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
Keuntungan dari penggunaan metode SBAR adalah Kekuatan perawat
berkomunikasi secara efektif :
14
Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat
paham akan kondisi pasien.
Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien.
Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background,
Assessment, Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan
oleh semua tenaga kesehatan, diharapkan semua tenaga kesehatan maka
dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan dokumentasi catatan
perkembangan pasien terintegrasi dengan baik. sehingga tenaga kesehatan
lain dapat mengetahui perkembangan pasien. Mealaui :
1. Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan?
Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
Diagnosa medis
Apa yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan
2. Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan
dengan situasi?
Obat saat ini dan alergi
Tanda-tanda vital terbaru
Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes
sebelumnya untuk perbandingan
Riwayat medis
Temuan klinis terbaru
3. Assessment : berbagai hasil penilaian klinis perawat
Apa temuan klinis?
Apa analisis dan pertimbangan perawat
Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4. Recommendation : apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki
masalah?
Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter?
15
Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi
pasien?
Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?
PASIEN
RENCANA TINDAKAN
PERKEMBANGAN/KEADAAN
PASIEN
MASALAH :
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGAIAN
4. MUNCUL MASALAH BARU
16
2.11 Contoh Rencana Strategi Timbang Terima
a. Pelaksanaan Timbang Terima
Hari/Tanggal :
Pukul :
Topik :
Tempat :
b. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
c. Medis
1. Status Klien
2. Buku timbang terima
3. Alat tulis
4. Leaflet
5. Sarana dan Prasarana perawatan
d. Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
Perawat Primer (pagi) :
Perawat Primer (sore) :
Perawat Associate (pagi) :
Perawat Associate (sore) :
Perawat Associate (malam) :
Perawat Associate (libur) :
Pembimbing/Supervisor :
e. Uraian Kegiatan
1. Prolog
Pada hari….. jam….. seluruh perawat (PP dan PA) shift pagi dan sore
serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan
timbang terima.
2. Sesi I di nurse station
17
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan
do’a dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk melaporkan
keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang
akan berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA shift sore memberikan
klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen.
Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang dan lain-lain), hal yang belum jelas atas
laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan timbang terima di
nurse station berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di
ruang perawatan pasien.
3. Sesi II di ruang perawatan pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ke tempat
pasien. PP dinas selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data
langsung kepada pasien atau keluarga yang mengalami masalah
khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus,
kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih 5 menit per
pasien. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan
keluarga perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station
setelah kunjungan ke pasien berakhir.
4. Epilog
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang
bersifat rahasia. Setelah proses timbang terima dilakukan, maka kedua
PP menandatangani laporan timbang terima dengan diketahui oleh
kepala ruang.
f. Evaluasi
1. Struktur (Input)
18
terima yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi
dan pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam
dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti
shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang
akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse
station kemudian ke ruang perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse
station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosis
keperawatan, dan intervensi yang belum/ sudah dilakukan. Waktu
untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/ serah terima :
Pasien Pertama
Situation (S) :
1. Nama : Sdr. Yuliarin umur 20 thn masuk interna jam 01.30 WIB,
DPJP : dr Ardi diagnosa medis : Typoid
2. Masalah keperawatan :
Nyeri akut
Hipertermi
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Background (B) :
1. Dengan keluhan mual, muntah,
2. Nyeri abdomen skala 7 dan mengeluh demam.
3. Hasil pemeriksaan KU : Lemah Kesadaran composmentis . Hasil TTV
TD : 110/70mmHg, RR:20x/menit, N:88x/menit, S:38.
Assassment (A)
1. Nyeri sedikit menurun tampak pasien sudah tidak menyeringai
2. Penurunan suhu pada pasien terlihat dari wajah tidak merah lagi
3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh masih bisa berlanjut
karena pasien masih mual dan muntah
Recommendation (R)
1. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
2. Kolaborasi Diet Bubur Halus,
3. Kolaborasi Injeksi Ranitidin 3x1 , Injeksi Santagesik 2x1,
4. Observasi TTV
5. Ambil hasil Lab jam 08.00
6. Konsultasi Hasil Lab
21
Pasien Kedua
Situation (S) :
1. Nama : Tn. Fajrus umur 30 tahun, perawatan hari ke 2, DPJP dr. Ardi,
diagnosa medis : Hemoroid Gread 1 + anemia
2. Masalah Keperawatan :
Nyeri akut
Gangguan perfusi jaringan
Resiko defisit volume cairan.
Backgroun (B) :
1. Pasien mengeluh nyeri pada anus dan memburuk saat defekasi, skala 8
2. Keluar darah dari dubur memancar
3. Hasil pemeriksaan KU : Lemah, kesadaran : composmentis TTV : TD
: 110/80mmHg, RR : 18x/menit, N:92x/menit, S:38 C. Darah yang
keluar ± 150cc hasil lab Hb trakhir : 8,5
Assassment (A) :
1. Pasien masih merasakan nyeri terlihat pasien mengganti posisi tubuh
secara hati-hati
2. Pasien tampak pucat dan CRT > 3 detik
3. Dari observasi darah masih keluar memancar
Recommendetion (R) :
1. Ambil sampel darah pemeriksaan Hb
2. Kolaborasi diet TKTP,
3. Kolaborasi injeksi
4. Pemberian antihemoroid subsupotoria
5. Observasi pendarahan dan observasi TTV
6. Serta hasil lab darah Hb segera dilaporkan kepada Dr.Diaz jika sudah
keluar.
22
DIALOG TIMBANG TERIMA
Prolog
Pada hari Sabtu, 02 April 2018 jam 07.30 WIB di RSUD Bangil Ruang
Bangsal terdapat 3 orang perawat shift malam yang sedang bertugas, terlihat juga
kepala ruangan di ruangannya. Tiba saat untuk pergantian shift di ruangan
tersebut dan 3 perawat shift pagi datang. Semua perawat di ruangan tersebut
bersiap-siap untuk melakukan kegiatan timbang terima yang sudah menjadi
kegiatan rutin setiap pergantian shift di ruangan tersebut. seluruh perawat (PP dan
PA) shift malam dan pagi serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk
melakukan timbang terima.
23
kolaboratif dan dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
(persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dll), hal yang belum jelas atas laporan
yang telah disampaikan.
PP malam (Eka) : “Terima kasih pada ibu kepala ruangan, saya akan
menyampaikan laporan kami. Di ruang interna ini
jumlah pasien ada 2 orang, yaitu Sdr Yuli arin , Tn
Fajrus
Pasien pertama, Sdr Yuli arin (20 thn) jam 01.30
WIB masuk interna pindahan dari UGD dengan
diagnosa medis Typoid. Dengan keluhan mual,
muntah, nyeri abdomen skala 7, dan demam. Hasil
24
pemeriksaan KU : Lemah Kesadaran
composmentis . Hasil TTV TD : 110/70mmHg, RR
: 20x/menit, N:88x/menit, S:38.
PA pagi ( Nandy) : Siapa Dokter yang akan menangani Sdr Yuli arin,
bu ?
PA malam (Yuli Alpiyah) : Dr. Ardi bu, oh iya serta tolong ambil hasil Lab
DL jam 8 dan dikonsultasikan kepada Dr.Ardi
PA malam (Pamela) : Pasien kedua kita adalah Sdr. Fajrus (30 tahun)
perawatan hari ke 2, Dengan diagnosa medis
hemoroid great 1 + anemia/ Dr. Rizki , px
mengeluh nyeri pada anus dan bertambah saat
25
defekasi, skala 8, keluar darah dari dubur
memancar, hasil pemeriksaan KU : Lemah,
kesadaran : composmentis TTV : TD :
110/80mmHg, RR : 18x/menit, N:92x/menit, S:38
C. Darah yang keluar ± 150cc hasil lab Hb trakhir :
8,5
26
Sesi II di ruang perawatan pasien
27
Sesi III Para Perawat dan Kepala Ruangan kembali ke nurse station
(perawat primer malam dan pagi melakukan tanda tangan dan disahkan oleh
kepala ruangan)
Kepala Ruangan (Ratna) : Ya sudah, kalau tidak ada. Timbang terima kali
ini cukup sampai disini, saya ucapkan terima kasih
pada tim perawat shift malam, silahkan pulang dan
berhati-hati di jalan, serta untuk yang shift pagi
selamat bekerja.
“SEKIAN”
28