Yuliastuti, M.Kep
Oleh:
Uswatun Hasanah (P17320313060)
Tingkat 1A
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat
rahmat dan karunia-NYA lah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Semoga Beliau
senantiasa menjadi tauladan bagi kita semuanya.
Ada pun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas dari
mata kuliah Dokumentasi Keperawatan, pendukung kegiatan belajar-mengajar
dan untuk informasi bagi para pembacanya.
Makalah ini sudah tentu masih terdapat kekurangannya dan masih jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan bagi para pembaca
dapat memberikan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan kami
kedepan nantinya. Akhirnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan mohom
maaf atas kekurangan dalam penyajian makalah ini. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi para pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................2
C. Rumusan Masalah.................................................................................2
F. Rekam Medik......................................................................................11
Asuhan Keperawatan..........................................................................16
A. Pengkajian...........................................................................................16
B. Analisa Keperawatan.........................................................................23
C. Diagnosa Keperawatan........................................................................24
D. Intervensi Keperawatan.......................................................................25
E. Implementasi Keperawatan.................................................................27
BAB IV PENUTUP...........................................................................................29
iii
A. Kesimpulan.........................................................................................29
B. Saran....................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses keperawatan sebagai alat bagi perawat untuk melaksanakan asuhan
keperawatan yang dilakukan pada pasien memiliki arti penting bagi kedua belah
pihak yaitu perawat dan klien. Sebagai seorang perawat proses keperawatan dapat
digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah klien, dapat menunjukkan
profesi yang memiliki profesionalitas yang tinggi, serta dapat memberikan
kebebasan kepada klien untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan
kebutuhannya.
Sehingga dapat dirasakan manfaatnya baik dari perawat maupun klien,
manfaat tersebut antara lain dapat meningkatkan kemandirian pada perawat dalam
melaksanakan tugasnya karena didalam proses keperawatan terdapat metode
ilmiah keperawatan yang berupa langkah-langkah proses keperawatan, akan dapat
meningkatkan kepercayaan diri perawat dalam melaksanakan tugas, karena klien
akan merasakan kepuasan setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan
pendekatan proses keperawatan, akan dapat selalu meningkatkan kemampuan
intelektual dan teknikal dalam tindakan keperawatan karena melalui proses
keperawatan dituntut mampu memecahkan masalah yang baru sesuai dengan
masalah yang dialami klien, sehingga akan timbul perasaan akan kepuasan kerja.
Dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi
perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang
merugikan atau menghindari tindakan yang legal. Semua tatanan perawatan
kesehatan secara hukum perlu mencatat observasi keperawatan, perawatan yang
diberikan, dan respons pasien.
Berfungsi sebagai alat komunikasi dan sumber untuk membantu dalam
menentukan keefektifan perawatan dan untuk membantu menyusun prioritas
keperawatan berkesinambungan.
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal.
b. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.
b. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan
belum tercapai.
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perawatan gawat darurat?
2. Apa tujuan dari keperawatan gawat darurat?
3. Bagaimana skema terjadinya kecelakaan/bencana?
4. Bagaimana pengolaan/penanggulangan korban gawat darurat?
5. Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pasien gawat darurat?
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
4
2) Asphixia
3) Keracunan CO
4) Tension Pneumothorax
5) Henti jantung
6) Tamponade Jantung
b. Potentially Life Threatening Case
1) Ruptura Tracheobronkial
2) Kontusio Jantung / Paru
3) Perdarahan Masif
4) Koma
c. Kelompok kasus yang perlu penanganan segera karena adanya
ancaman kecatatan
1) Fraktur tulang disertai cedera pada persyarafan
2) Crush Injury
3) Sindroma Kompartemen
2. Triage
Triage adalah suatu proses yang mana pasien digolongkan menurut
tipe dan tingkat kegawatan kondisinya. Triage terdiri dari upaya klasifikasi
kasus cedera secara cepat berdasarkan keparahan cedera mereka dan
peluang kelangsungan hidup mereka melalui intervensi medis yang segera.
Sistem triage tersebut harus disesuaikan dengan keahlian setempat. Prioritas
yang lebih tinggi diberikan pada korban yang prognosis jangka pendek atau
jangka panjangnya dapat dipengaruhi secara dramatis oleh perawatan
sederhana yang intensif. Sistem triase ini digunakan untuk menentukan
prioritas penanganan kegawat daruratan. Sehingga tenaga medis benar-benar
memberikan pertolongan pada pasien yang sangat membutuhkan dengan
penanganan secara cepat dan tepat, dapat menyelamatkan hidup pasien
tersebut. Selain itu triage akan memilah-milah korban sesuai dengan tingkat
kegawatannya untuk memperoleh prioritas tindakan.
a. Golongan I Tidak gawat, tidak darurat TGTD “false emergency” ( label
hijau ) korban memerlukan tindakan medis tdk segera. Contoh : Pasien
tidak luka dan tidak memerlukan tindakan bedah.
8
F. Rekam Medik
Catatan rekam medik memiliki 3 manfaat utama:
1. Rekam medis gawat darurat adalah catatan penting informasi pasien
yang berguna untuk diagnosis dan pengobatan
2. Rekam medis digunakan untuk mempermudah pengantian biaya untuk
intitusi. Dalam hal ini catatan harus mencerminkan pengobatan apa yang
telah diindikasikan, bagaimana hasilnya, dan apakah intervensi lebih
lanjut. Dokumentasi berdampak langsung pada kelangsungan hidup
institusi pelayanan kesehatan dan kehidupan ratusan karyawannya.
3. Rekam medis gawat darura tmerupakan catatan legal tentang pasien.
Beberapa informasi mungkin saja diperlukan tidak dalam kaitannya
dengan perjalan klinis, seperti untuk investigasi forensik yang melibatkan
pernyataan korban, mekanisme cedera, pola luka dan sebagainya.
G. Penerapan Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
1. Pengkajian
Pengkajian berdasarkan pada sistem triage. Setelah primary survey
(pemeriksaan cepat untuk menentukan kondisi yang mengancam nyawa)
dan intervensi selesai, perawat harus mengkaji riwayat pasien. Jika pasien
tidak dapat memberikan informasi, keluarga atau teman bisa menjadi data
sekunder.
AMPLE mnemonic dapat digunakan sebagai pengingat informasi
komponen penting yang harus di data.
12
A : Allergies (alergi)
M : Medications ( pengobatan : termasuk frekuensi,dosis dan rute)
P : Past medical history (riwayat medis lalu, seperti diabetes, masalah
kardiovaskuler atau pernafasan
L : Last oral intake (obat terakhir yang dikonsumsi)
E : Events (kejadian-kejadian)-keluhan utama, deskripsi gejala,
mekanisme trauma.
a. Pengkajian primer
Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera masalah
actual/potensial dari kondisi life threatening (berdampak terhadap
kemampuan pasien untuk mempertahankan hidup). Pengkajian tetap
berpedoman pada inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi jika hal tersebut
memungkinkan.
Prioritas penilaian dilakukan berdasarkan :
A. Airway (jalan nafas) dengan kontrol servikal
B. Breathing dan ventilasi
C. Circulation dengan kontrol perdarahan
D. Disability
E. Exposure control, dengan membuka pakaian pasien tetapi cegah
hipotermi
4) Disability
Kaji :
a) Tingkat kesadaran
b) Gerakan ekstremitas
c) Glasgow coma scale (GCS), atau pada anak tentukan : Alert (A),
Respon verbal (V), Respon nyeri/pain (P), tidak berespons/un
responsive (U)
d) Ukuran pupil dan respons pupil terhadap cahaya
5) Exposure
Kaji :
a) Tanda-tanda trauma yang ada
b. Pengkajian sekunder
Pengkajian sekunder dilakukan setelah masalah airway, breathing, dan
circulation yang ditemukan pada pengkajian primer diatasi. Pengkajian
sekunder meliputi pengkajian objektif dan subjektif dari riwayat
keperawatan (riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu,
riwayat pengobatan, riwayat keluarga) dan pengkajian dari kepala sampai
kaki.
2. Diagnosa
Pasien UGD sering mengalami gejala yang dramatis dari sebab itu
perawat mempunyai tantangan besar untuk menentukan diagnosisi
keperawatan.
14
4. Implementasi
Standar praktik ENA yang berkaitan dengan implementasi
menyatakan,perawat gawat darurat harus mengimplementasikan rencana
perawatan berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan dan
diagnosis medis (ENA 1995). Berikut ini beberapa contoh tindakan perawat
gawat darurat dalam pendokumentasian:
a. Pemberian obat
Perawat harus mencatat lokasi injeksi IM, jumlah dan jenis obat.
b. Selang nasogastrik
Harus di dokumentasikan pemasangan dan pemeriksaan termasuk warna
dan jumlah haluaran.
c. Akses IV
Ketika pemasangan IV perawat harus mendokumentasikan bahwa teknik
aseptik sudah di gunakan,darah belum di ambil, tidak ada pembengkakan
atau kemerahan yang terjadi pada daerah penusukan jarum.
15
5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan di ruang gawat darurat meliputi evaluasi
tentang pelaksanaan triage, keadaan dan status kesehatan pasien,
dokumentasi dilakukan setiap tindakan selesai atau selama perawatan di unit
gawat darurat, dan evaluasi dengan cara subyektif, obyektif, analisa, dan
planning (SOAP).
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Keperawatan pada An. A dengan fraktur Cruris Dextra
Pengkajian
No. Rekam Medis : 79-26-38-22 Diagnosa Medis : Fraktur Cruris Dextra
IDENTITAS
TRIAGE P1 P2 P3 P4
GENERAL IMPRESSION
Keluhan Utama :
klien mengeluh kaki kanan sakit sekali
Mekanisme Cedera :
Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) : Baik Tidak Baik, ... ... ...
AIRWAY
N/A
Keluhan Lain: ... ...
BREATHING
Gerakan dada: Simetris Asimetris
Irama Nafas : Cepat Dangkal Normal
Pola Nafas : Teratur Tidak Teratur
Retraksi otot dada : Ada N/A
Sesak Nafas : Ada N/A RR : 24 x/mnt
Keluhan Lain: … …
CIRCULATION
16
17
Diagnosa Keperawatan:
1. Imobilitas berhubungan d
DISABILITY fraktur
Intervensi :
Pupil : Isokor Unisokor Pinpoint Medriasis
Refleks Cahaya: Ada Tidak Ada
1. Kaji tingkat immobilisasi
Keluhan Lain : Kaki kanan klien tidak dapat digerakan
PRIMER SURVEY
EXPOSURE
Deformitas : Ya Tidak
Contusio : Ya Tidak
Abrasi : Ya Tidak
Penetrasi : Ya Tidak
Laserasi : Ya Tidak
Edema : Ya Tidak
Keluhan Lain:
……
Diagnosa Keperawatan:
ANAMNESA 1. Nyeri berhubungan d
SECONDARY SURVEY
fiksasi.
Even/Peristiwa Penyebab:
Pada tanggal 21 april 2014 ketika klien masih di 3. Mengatur posisi kaki dan lu
sekolah klien mengalami kecelakaan di sekolahnya, tanpa mempengaruhi axis tu
klien jatuh ketika berlari di dalam kelas dan kaki
kanan klien terbentur meja, keluarga klien 4. Ajarkan tehnik relaksasi na
SSSSURVEY
S: 36,50 C RR : 24 x/menit
Dada:
Inspeksi : dada simetris, tidak ada lesi Intervensi :
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
RONTGEN CT-SCAN USG EKG
ENDOSKOPI Lain-lain, ... ...
Hasil :
Dari hasil rontgen, klien mengalami fraktur cruris
dextra
Implementasi Keperawatan
Tanggal Jam No DX Implementasi Evaluasi Paraf
A. Kesimpulan
Keperawatan gawat darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan
keperawatan yang komprehenshif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau
sakit yang mengancam kehidupan.
Keperawatan gawat darurat bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat,
serta memerlukan pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat harus
mengkaji pasien meraka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil
berkolaborasi dengan dokter gawat darurat. Dan harus mengimplementasikan
rencana pengobatan, mengevaluasi evektivitas pengobatan, dan merevisi
perencanaan dalam parameter waktu yang sangat sempit. Hal tersebut merupakan
tantangan besar bagi perawat, yang juga harus membuat catatan perawatan yang
akurat melalui pendokumentasian.
B. Saran
Dalam makalah ini diharapkan dapat diambil manfaatnya bagi penulis dan
pembaca. dapat pula dijadikan sebagai dasar pembuatan makalah berikutnya.
22
DAFTAR PUSTAKA