Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN STASE MANAJEMEN PROFESI BIDAN

DI RUMAH SAKIT ANNA MEDIKA

BEKASI UTARA TAHUN 2023

OLEH:
Kelompok

1.2307102049 Umi Isnaenul Kodriyah (Ketua)


2.2307102002 Dewi Sri Rahayu
3.2307102018 Maisaroh Ananda
4.2307102023 Nunung Kurdiawati
5.2307102024 Nurbayiti Lestari
6.2307102025 Nurul Hidayah
7.2307102026 Okti Susanti
8.2307102037 Siti Jubaidah
9.2307102044 Sukiyah
10. 2307102048 Umda Khasanah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya Makalah Organisasi Manajemen dalam Pelayanan Kebidanan ini
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah “Konsep sistem manajemen
pelayanan kebidanan di Rumah Sakit Anna Medika Bekasi Utara tahun 2023 ”
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam menyelesaikan laporan stase manajemen tempat praktik mandiri bidan


(TPMB) ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. DR. Maryati Sutarno, S.Pd, S.ST,Bd, MARS,MH, selaku Ketua Yayasan
Abdi Nusantara.
2. Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, ketua Stikes Abdi Nusantara
Jakarta.
3. Ibu Mariyani, S.SiT, Bd, M.Keb selaku Pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan- perbaikan untuk ke sempurnaan laporan penulis.
4. Resi Galaupa, S.Tr, Keb, Bd, M.Keb selaku Pembimbing yang telah
banyak memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis
dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk ke sempurnaan laporan
stase ini.
5. Dr. Anwar Fathoni Harahap, MARS selaku Direktur RS.Anna Medika
6. Staf Manajemen Rumah Sakit Anna Medika
7. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan laporan stase ini, yang tanpa
mengurangi rasa hormat tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini,


begitupun makalah yang telah penyusun buat, baik dalam hal isi maupun
penulisannya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan

PAGE \* MERGEFORMAT 49
untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, penyusun berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil bagi kemajuan
ilmu pengetahuan, baik di STIKES Abdi Nusantara , RS Anna Medika maupun
lingkungan masyarakat.

Jakarta, Desember 2023

Penyusun

PAGE \* MERGEFORMAT 49
DAFTAR ISI

JUDUL.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................2
C. Manfaat...........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Kebidanan....................................................................4
B. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Administrasi Pelayanan
Kebidanan.......................................................................................5
C. Fasilitas dan Peralatan................................................................19
D. Tata Laksana Pelayanan Kebidanan.........................................22
E. Keselamatan Pasien.....................................................................27
F. Keselamatan Kerja.......................................................................31
G. Pengendalian Mutu......................................................................33
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................35
B. Saran..............................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI

PAGE \* MERGEFORMAT 49
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah


kesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang ada di Indonesia. Angka
kematian ibu di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan jumlah
kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450/100.000 kelahiran hidup yang jauh
diatas angka kematian ibu di Filipina yang mencapai 170/100.000 kelahiran
hidup, Thailand 44/100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2010)
dan menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,
angka kematian bayi sebesar 34/1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan
global (Millenium Development Goals/MDG’s 2000) untuk tahun 2015,
diharapkan angka kematian ibu menurun menjadi 102/100.000 kelahiran hidup
dan angka kematian bayi menurun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesai, 2020).
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risiko
bagi ibu hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi
lainnya pada umumnya terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan 1
minggu pertama setelah melahirkan. Salah satu faktor penting dalam upaya
menurunkan angka kematian yaitu penyediaan pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal yang berkualitas. Pelayanan kebidanan dalam hal ini memiliki
peran yang sangat penting. Pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan
paripurna, berfokus kepada aspek pencegahan, promosi kesehatan dan
berlandaskan kemitraan adalah hal penting yang dapat membantu menurunkan
angka kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian Bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan
proses dari pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya
meliputi kebijakan, tenaga yang melayani, sarana dan prasarana, standar asuhan
kebidanan dan standar lain atau metode yang disepakati. Sedangkan faktor
proses adalah suatu kinerja dalam mendayagunakan input yang ada dalam

PAGE \* MERGEFORMAT 49
interaksi antara bidan dengan pasien yang meliputi penampilan kerja sesuai
dengan standar dan etika kebidanan.

Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di RS Anna


Medika, maka disusunlah pedoman pelayan kebidanan ini dengan harapan dapat
menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidananSalah satu upaya
meningkatkan menejerial yang berkopenten selain didapatkan dibangku kuliah
juga harus melalui pembelajaran praktik dilahan praktik. Praktik Profesi Bidan
Stikes Abdi Nusantara diharapkan untuk mengaplikasikan langsung pengetahuan
menejerial diruangan dan rumah sakit dengan arahan dari pembimbing lahan
secara intensif. Diharapkan pada proses praktik ini mampu memberikan dan
menegelola suatu ruangan Bidanan dengan pendekatan proses menajemen
kebidanan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
keterampilan manajemen dan kepemimpinan untuk menghasilkan kualitas
pelayanan professional yang berkualitas tinggi dan memberikan pembaharuan
sesuai teori – teori menajemen kebidanan di ruangan dan rumah sakit.

2. Tujuan Khusus
a) Menerapakan konsep Kepemimpinan dalam mengelola
Unit pelayanan kebidanan
b) Melakukan kajian situasi di unit pelayanan sebagai dasar penyusunan
rencana
c) Membuat perencanaan pelayanan kebidanan dan Asuhan
kebidanan di Tingkat Unit pelayanan kebidanan
d) Mengorganisasikan pelayanan kebidanan di tingkat unit pelayanan
kebidanan
e) Melakukan pengelolaan staf
f) Menerapkan fungsi pengarahan pada tingkat unit
pelayanan kebidanan yang dikelolanya
g) Melakukan fungsi Pengendalian dalam Pelayanan

PAGE \* MERGEFORMAT 49
kebidanan dan Asuhan kebidanan
h) Melakukan Evaluasi Program

C. Manfaat
1. Rumah sakit dan ruangan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan kebidanan
sesuai standar professional melalui pengelolaan menajemen
kebidanan sesuai peran dan fungsi menajemen diruang
2. Bidan
Meningkatkan mutu pengetahuan dan kemampuan dalam
memberikan pelayanan dan asuhan Kebidanan.
3. Dapat mengaplikasikan konsep – konsep menajemen
Kebidanan terutama di ruangan.

PAGE \* MERGEFORMAT 49
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pelayanan Kebidanan
1. Pengertian Kebidanan
Kebidanan Adalah suatu bidang ilmu yang memepelajari keilmuan dan seni
yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa
interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan monopuase, bayi baru lahir,
balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan
pada perempuan, keluarga dan komunitasnya.
a. Pelayanan Kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh bidan yang telah teregistrasi yang dapat dilakukan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan.
b. Praktik Kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan yang bersifat
otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya didasari etika dan
kode etik.
c. Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka fikir
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
d. Asuhan Kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan

2. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan


a. Poliklinik kebidanan
1) Melaksanakan pemeriksaan kehamilan, seleksi dan pencegahan
kehamilan resiko tinggi
2) Melaksanakan kegiatan penyuluhan, imunisasi dan senam hamil
3) Melaksanakan pelayanan post partum lanjutan
4) Melakukan deteksi dini terhadap kejadian infeksi luka operasi

PAGE \* MERGEFORMAT 49
b. Kamar Bersalin
1).Melayani ibu bersalin normal maupun patologis
2).Melayani ibu post partum sebelum dipindah ke rawat gabung
atau rawat inap khusus
3).Melakukan Inisisasi Menyusui Dini (IMD)
4).Melakukan pemeriksaan bayi baru lahir

3. Batasan Operasional Pedoman Pelayanan Kebidanan


a. Administrasi dan pengelolaan pelayanan kebidanan
b. Sumber daya manusia, staf dan pimpinan
c. Fasilitas dan peralatan
d. Kebijakan dan prosedur
e. Pengendalian mutu

PAGE \* MERGEFORMAT 49
B. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Administrasi Pelayanan
Kebidanan
1. Struktur Organisasi

2. Uraian Tugas
2.1 Kepala ruangan
Nama jabatan : Kepala Ruangan Kebidanan
Tugas pokok :
Memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelayanan
kamar bersalin berdasarkan standar yang berlaku agar dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas.

PAGE \* MERGEFORMAT 49
Uraian tugas :
a. Melakukan kerjasama dan berkomunikasi dengan seluruh bagian
terkait, pasien dan dokter serta menciptakan lingkungan kerja
yang kondusif sesuai dengan pedoman pelayanan dan pedoman
pengorganisasian agar pelayanan dapat berjalan secara
maksimal.
b. Melakukan pengawasan pelayanan kebidanan sesuai dengan
pedoman pelayanan agar pelayanan dapat berjalan sesuai
standar.
c. Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana,
inventaris alat dan bagian logistik di unit perawatan yang
menjadi supervisinya sesuai dengan kebijakan rumah sakit agar
selalu dalam keadaan tersedia dan siap pakai.
d. Membuat laporan setiap bulan sesuai dengan kebijakan agar
terinformasikan data pelayanan kebidanan.
e. Membuat jadwal dinas dan mengawasi pelaksanaannya serta
membuat rekapitulasinya sesuai dengan pedoman agar
ketenagaan yang ada sesuai dengan rasio pasien dan kompetensi
yang dibutuhkan.
f. Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi
personel yang berada dibawah supervisinya sesuai dengan
pedoman pengorganisasian agar pelayanan terlaksana dengan
baik.
g. Membuat usulan kebutuhan alat kesehatan yang diperlukan
sesuai dengan kebijakan rumah sakit agar terpenuhinya alat
kesehatan sesuai kebutuhan.
h. Mengusulkan promosi, rotasi dan peningkatan pendidikan bagi
bidan sesuai dengan peraturan kepegawaian dan kebijakan
pelayanan agar komposisi ketenagaan seimbang.
i. Melakukan pembinaan staf bidan sesuai dengan peraturan
kepegawaian agar tercipta sumber daya yang berkualitas.

PAGE \* MERGEFORMAT 49
j. Memberikan pelatihan keperawatan/sosialisasi SOP dan
melakukan orientasi pelayanan kepada karyawan perawat/bidan
lama maupun baru
k. Memberikan bimbingan tehnis keperawatan/kebidanan kepada
perawat/bidan.
l. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan secara
komprehensif
m. Melakukan penilaian terhadap kinerja staf bidan sesuai
dengan peraturan kepegawaian agar terlaksana sistem
penghargaan dengan baik.
n. Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang sedang
menjalankan praktik klinik keperawatan/kebidanan
o. Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya
apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesa
Tanggung jawab:
a. Keterwujudan koordinasi dengan seluruh bagian terkait, pasien,
dokter, tim kesehatan lain serta terciptanya lingkungan kerja yang
kondusif.
b. Kelancaran pelayanan keperawatan yang berkualitas dan sesuai
dengan standar serta mengevaluasinya.
c. Ketersediaan sarana dan prasarana, inventatris alat dan logistik di
unit yang menjadi supervisinya agar selalu dalam keadaan siap
pakai dan sesuai dengan kebutuhan.
d. Ketersediaan laporan bulanan
e. Ketersediaan jadwal dinas dan rekapitulasi jadwal dinas bagi
personel yang menjadi bawahannya
f. Terlaksananya distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang
berada dibawah supervisinya
g. Ketersediaan usulan kebutuhan akan alat kesehatan yang
diperlukan
h. Ketersediaan usulan promosi, rotasi, dan peningkatan pendidikan
bagi perawat

PAGE \* MERGEFORMAT 49
i. Ketercapaian pembinaan staf di unitnya
j. Keterlaksanaan penilaian terhadap kinerja staf di unitnya

Wewenang :
a. Mengatur sumber daya yang berada di bawah supervisinya.
b. Mengatur pelayanan kebidanan yang berada di bawah supervisinya
sesuai standar.
c. Mengelola sarana, prasarana dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya.
d. Mengatur pelaksanaan mutu asuhan kebidanan sesuai standar.
e. Mengatur kelancaran proses persalinan normal jika dalam keadaan
mendesak

2.2 Penanggung Jawab Shift


Nama jabatan : penanggung jawab shift ruang kebidanan
Tugas pokok :
Memimpin, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan
asuhan keperawatan unit selama dalam shift yang menjadi tanggung
jawabnya dan ketika kepala ruangan tidak ada di tempat sesuai
ketentuan yang berlaku agar pelayanan dapat berjalan lancar
Uraian tugas :
a. Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan
pedoman pelayanan agar dapat memberikan asuhan
keperawatan/kebidanan yang berkualitas dan komprehensif.
b. Melakukan pengawasan terhadap pelayanan asuhan kebidanan yang
diberikan kepada pasien dalam shift yang menjadi tanggung
jawabnya dan menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien,
dokter dan petugas kesehatan lainnya sesuai dengan pedoman
pelayanan dan pedoman pengorganisasian agar pelayanan berjalan
lancar.
c. Membuat laporan harian pelayanan kebidanan sesuai dengan
kebijakan keperawatan agar data pasien terinformasi dengan baik.

PAGE \* MERGEFORMAT 49
d. Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana dan
inventaris alat yang terdapat di unitnya sesuai dengan pedoman
pelayanan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
e. Melakukan partisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan kebijakan pelayanan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan staf.
f. Membantu melakukan penilaian prestasi bidan sesuai dengan
peraturan kepegawaian agar terlaksananya sistem penghargaan
dengan baik.
g. Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi personel
yang berada di bawah supervisinya selama jam kerjanya sesuai
dengan pedoman pengorganisasian agar pelayanan terlaksana
dengan baik.
h. Memberikan pelatihan keperawatan/sosialisasi SOP dan melakukan
orientasi pelayanan kepada karyawan perawat/bidan lama maupun
baru
i. Memberikan bimbingan tehnis keperawatan/kebidanan kepada
perawat/bidan.
j. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan secara
komprehensif
k. Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang sedang
menjalankan praktik klinik keperawatan/kebidanan
l. Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya
apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak
Tanggung jawab :
a. Pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas.
b. Kelancaran terhadap pemberian asuhan kebidanan secara
komprehensif.
c. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian
terkait, klien, dokter serta terciptanya lingkungan kerja yang
kondusif.
d. Ketersediaan laporan harian.

PAGE \* MERGEFORMAT 49
e. Ketersediaan sarana dan prasarana serta inventaris alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
f. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan
g. Ketersediaan penilaian kinerja karyawa
h. Kejelasan distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang berada
di bawah supervisinya
i. Kelancaran proses persalinan normal yang menjadi tanggung
jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan
mendesak

2.3 Bidan Senior


Nama jabatan :Bidan Senior
Tugas pokok :
Melaksanakan asuhan kebidanan di unit selama dalam shiftnya
sesuai ketentuan yang berlaku agar pelayanan dapat berjalan lancar.
Uraian tugas :
a. Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan
petugas kesehatan lain sesuai dengan pedoman pelayanan dan
pengorganisasian agar pelayanan berjalan lancar.
b. Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan
pedoman pelayanan agar dapat memberikan asuhan kebidanan yang
komprehensif dan berkualitas serta bertanggung jawab terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan.
c. Menjaga sarana dan prasarana yang berada di unitnya sesuai
pedoman pelayanan agar selalu berada dalam keadaan siap pakai
d. Melakukan inventaris alat kesehatan, alat medis dan alat rumah
tangga yang berada dalam unitnya sesuai dengan pedoman
pelayanan agar alat-alat selalu dalam keadaan siap pakai.
e. Membimbing dan mendampingi bidan junior dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan sesuai dengan pedoman pelayanan untuk
meningkatkan kemampuan bidan.

PAGE \* MERGEFORMAT 49
f. Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan kebijakan pelayanan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan staf.
g. Membantu melakukan penilaian prestasi bidan junior dan nurse aid
sesuai dengan peraturan kepegawaian agar terlaksananya sistem
penghargaan dengan baik.
h. Membantu persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya
apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan
mendesak.

Tanggung Jawab:
a. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian
terkait, klien, dokter serta terciptanya lingkungan kerja yang
kondusif.
b. Kelancaran pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas dan
sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
c. Memastikan sarana dan prasarana, alat kesehatan dan alat medis
yang ada di unitnya dalam keadaan baik dan siap pakai setiap shift
serta alat rumah tangga berfungsi dengan baik.
d. Memastikan bidan junior dapat melaksanakan pelayanan asuhan
kebidanan dengan benar.
e. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan.
f. Ketersediaan penilaian kinerja karyawan bidan junior dan asisten
perawat.

2.4 Bidan Junior


Nama jabatan :Bidan Junior
Tugas pokok :
Melaksanakan asuhan kebidanan di unit dalam shiftnya sesuai
dengan pedoman pelayanan agar pasien mendapatkan pelayanan
keperawatan yang berkualitas.
Uraian tugas :

PAGE \* MERGEFORMAT 49
a. Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan
petugas kesehatan lainnya sesuai dengan pedoman pelayanan dan
pedoman pengorganisasian agar pelayanan berjalan lancar.
b. Melakukan asuhan kebidanan dasar kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan pedoman pelayanan kebidanan
agar pasien mendapatkan pelayanan kebidanan yang berkualitas dan
komprehensif.
c. Menjaga sarana dan prasarana yang berada di unitnya sesuai dengan
pedoman pelayanan agar selalu berada dalam keadaan siap pakai.
d. Melakukan inventaris alat kesehatan, alat medis dan alat rumah
tangga yang berada dalam unitnya sesuai dengan kebijakan rumah
sakit agar alat-alat selalu dalam keadaan siap pakai.
e. Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan kebijakan pelayanan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan staf.
Tanggung jawab :
a. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian
terkait, klien dan dokter.
b. Kelancaran pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas dan
sesuai dengan standar asuhan kebidanan
c. Memastikan sarana dan prasarana yang ada di unitnya dalam
keadaan baik dan siap pakai
d. Ketersediaan inventaris alat
e. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan

2.5 Asisten Perawat/Bidan


Nama jabatan :Asisten Perawat/Bidan
Tugas pokok :.
Membantu perawat/bidan dalam memberikan asuhan keperawatan/
kebidanan sesuai dengan pedoman pelayanan agar pelaksanaan
asuhan keperawatan/ kebidanan berjalan lancar.
Uraian tugas :

PAGE \* MERGEFORMAT 49
a. Membantu kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan
dalam hal transportasi pasien tanpa alat bantu dan kondisi pasien
baik (minimal care) sesuai dengan pedoman pelayanan agar
pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan berjalan lancar.
b. Membantu kelancaran asuhan keperawatan/kebidanan dalam hal
serah terima linen kotor dan bersih, pengiriman dan pengambilan
instrument, pengiriman formulir dan sample pemeriksaan dan
mengantarkan berkas rekam medik pasien pulang sesuai dengan
pedoman pelayanan agar pelayanan berjalan lancar.
c. Membantu kegiatan pelayanan diluar asuhan
keperawatan/kebidanan sesuai dengan pedoman pelayanan agar
pelayanan berjalan lancar.
d. Menjaga kebersihan dan kerapihan ruang perawatan sesuai dengan
pedoman pelayanan agar ruangan selalu bersih dan rapi.
e. Mengambil barang permintaan logistik medis dan non medis sesuai
dengan pedoman pelayanan agar kebutuhan logistik medis dan non
medis selalu terpenuhi.
Tanggung Jawab:
a. Kelancaran transportasi pasien, serah terima linen, pengiriman dan
pengambilan instrument, pengiriman formulir pemeriksaan,
pengembalian berkas rekam medis, pengerjaan tugas diluar asuhan
keperawatan/kebidanan dan pengambilan permintaan logistik
b. Terjaganya kebersihan dan kerapihan ruangan

3. Standar Kualifikasi dan Kompetensi SDM

Persyaratan jabatan kepala ruang kebidanan

Persyaratan formal dan keahlian


1 Pendidikan : S1 kebidanan/DIV kebidanan
2 Pengalaman kerja minimal 5 tahun
3 Memiliki keterampilan kebidanan

PAGE \* MERGEFORMAT 49
4 Mampu melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV terapi
5 Memiliki kemampuan dalam hal penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal dan neonatal
6 Menguasai program komputer MS Word dan Excell
Persyaratan pelatihan informal
Pelatihan umum
1 Orientasi karyawan
2 Pelatihan communication skill
3 Pelatihan customer service quality
4 Program komputer MS Word, Excell dan Power Point
5 Basic supervisor
6 Handling complain
7 Pelatihan nosokomial infection control
8 Patient safety
9 Pelatihan K3
Pelatihan wajib
1 Manajemen kepala ruangan (manajemen bangsal)
2 APN
3 PONEK
4 IMD
5 Resusitasi neonates
6 Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
1 BLS
2 IV therapy
3 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
4 Pelaporan pelayanan kebidanan
TOT kebidanan
5 Standar asuhan kebidanan

Persyaratan jabatan penanggung jawab shift ruang kebidanan

Persyaratan formal dan keahlian


1 Pendidikan : S1 Kebidanan/D IV Kebidanan
2 Pengalaman kerja minimal 3 tahun
3 Memiliki keterampilan kebidanan
4 Mampu melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV terapi
5 Memiliki kemampuan dalam hal penatalaksanaan kegawatan maternal dan neonatal

PAGE \* MERGEFORMAT 49
6 Menguasai program komputer MS Word dan Excell
Persyaratan pelatihan informal

Pelatihan umum
1 Orientasi karyawan
2 Pelatihan communication skill
3 Pelatihan customer service quality
4 Program komputer MS Word, Excell dan Power Point
5 Handling complain
6 Pelatihan nosokomial infection control
7 Patient safety
8 Pelatihan K3
9 Kursus Bahasa Inggris
Pelatihan Wajib
1 APN
2 PONEK
3 Resusitasi neonatus/kegawatan neonates
4 BLS
Kegawatdaruratan maternal neonatal
5 IV therapy
6 IMD
7 Konselor ASI
8 Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
1 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
2 Senam hamil dan senam nifas
3 Standar asuhan kebidanan
4 Pijat bayi

Persyaratan jabatan bidan senior

Persyaratan formal dan keahlian


1 Pendidikan : D3 Kebidanan
2 Pengalaman kerja : minimal 3 tahun
3 Keterampilan kebidanan

PAGE \* MERGEFORMAT 49
4 melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV therapy
5 Penatalaksanaan kegawatan maternal dan neonatal
Persyaratan pelatihan informal
Pelatihan umum
1 Orientasi karyawan
2 Pelatihan communication skill
3 Pelatihan customer service quality

4 Pelatihan nosokomial infection control

5 Patient safety
6 Pelatihan K3
Pelatihan wajib
1 APN
2 PONEK
3 Resusitasi neonatus/kegawatan neonates
4 BLS
Kegawatdaruratan maternal neonatal
5 IV therapy
6 Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
1 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
2 Senam hamil dan senam nifas
3 Standar asuhan kebidanan
4 Pijat bayi
5 Kegawatdaruratan maternal neonatal

Persyaratan jabatan bidan junior

Persyaratan formal dan keahlian


1 Pendidikan : minimal D3 kebidanan
2 Pengalaman kerja : minimal 1 tahun atau baru lulus
3 Keterampilan kebidanan
4 Melaksanakan bantuan hidup dasa dan IV therapy
5 Penatalaksanaan kegawatan maternal dan neonatal

PAGE \* MERGEFORMAT 49
Persyaratan pelatihan informal
Pelatihan umum
1 Orientasi karyawan
2 Pelatihan communication skill
3 Pelatihan customer service quality
4 Pelatihan nosokomial infection control
5 Patient safety
6 Pelatihan K3
7 Kursus Bahasa Inggris
Pelatihan wajib
1 APN
2 PONEK
3 Resusitasi neonatus/kegawatan neonates
4 BLS
5 IV therapy
Kegawatdaruratan maternal neonatal
Pelatihan pendukung
1 Seminar workshop terkait konsep kebidanan
2 Pijat bayi

PAGE \* MERGEFORMAT 49
Persyaratan jabatan asisten perawat/bidan
Persyaratan formal dan keahlian
1 SMA/sederajat
2 Baru lulus/1 tahun
3 Menguasai program komputer MS Word dan Excell
Persyaratan Pelatihan informal
Pelatihan umum
1 Pelatihan communication skill
2 program komputer MS Word, Excell dan Power Point
3 Pelatihan nosokomial infection control
4 Pelatihan K3
Pelatihan wajib
1 Pelatihan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan asistensi keperawatan dasar
Pelatihan pendukung
1 BLS
2 Pelatihan pengarsipan dan kesekretariatan

4. Perhitungan Kebutuhan Tenaga

a. Kebutuhan tenaga bidan dihitung dengan menentukan :

1) Jumlah hari kerja efektif selama 1 tahun


2) Jumlah hari tidak kerja (hari non efektif) dalam 1 tahun
3) Jumlah jam perawatan setiap pasien dalam 24 jam/tingkat
ketergantungan pasien
4) Jumlah jam kerja perawat tiap shift
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari
Jumlah hari tidak kerja dalam 1 tahun :
Jumlah hari minggu = 52 hari
Jumlah hari libur nasional/hari besar = 14 hari
Jumlah cuti tahunan = 12 hari
Total hari tidak kerja (non efektif) = 78 hari
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun = 365 – 78 = 287

PAGE \* MERGEFORMAT 49
Jumlah jam perawatan setiap pasien dalam 24 jam
Kamar bersalin (standar tenaga keperawatan di rumah sakit,
Departemen Kesehatan, 2005)
1) 4 jam (mencakup kala I–IV)
2) Nifas : 3 jam/hari
3) Bayi/neonatus : 2,5 jam/hari

Rumus perhitungan tenaga

Jumlah pasien/hari x 4 jam


+ Loss Day + koreksi 10%
Jam kerja efektif/shift

B. ANALISA SWOT

Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan


untuk mengevaluasi Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats terlibat dalam
suatu proyek atau dalam bisnis usaha. Hal ini melibatkan penentuan tujuan usaha
bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang
baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan itu. Teknik ini dibuat oleh Albert
Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa
1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaanperusahaan Fortune
500.
Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk
merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah
singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau
Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan T adalah Threat atau
Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan
dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja.
Menurut Freddy Rangkuti (2005), SWOT adalah identitas berbagai faktor
secara sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkan

PAGE \* MERGEFORMAT 49
logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT membandingkan antara
faktor eksternal dan faktor internal. Diagram analisis SWOT.

KUADRAN I : merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan


tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang
ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif.
KUADRAN II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara
strategi diversifikasi (produk/jasa).
KUADARAN III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi
dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus perusahaan
ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat
merebut peluang pasar yang lebih baik.
KUADRAN IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

• Strenght

PAGE \* MERGEFORMAT 49
Setiap Rumah Sakit perlu menilai kekuatan dari kelemahannya dibandingkan
para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti
teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan
pemasaran, dan basis pelaggan yang
dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah keahlian dan kelebihan yang
dimiliki oleh bidan pesaing. Kekuatan yang di miliki oleh RS. Anna
Medika adalah :
 Tempat Strategis
 Fast Respon ( IGD )
 Fasilitas Lengkap
 Link Kepuasan Pelanggan
 Kompetensi SDM
 Melayani pasien BPJS
 Karyawan Loyal

 Weaknesses

Merupakan keadaan rumah sakit dalam menghadapi pesaing mempunyai


keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya
serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam
tubuh suatu satuan yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam
hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius
bagi penampilan kinerja yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai
keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana
dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang
rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, dan
tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai. Kelemahan yang
terdapat di RS Anna Medika yaitu :

 Kurangnya Tenaga Kerja


 50 % SDM masih banyak perlu bimbingan ( Fresh graduate )
 Rumah Sakit masih Tipe C

PAGE \* MERGEFORMAT 49
 Opportunities
Setiap Rumah Sakit memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari
rumah sakit lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan
beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat
dimanfaatkan. Dipihak lain, rumah sakit- rumah sakit baru bemunculan.

 Akreditasi RS Paripurna
 Telah dibuka Klinik Tumbuh Kembang Anak
 Kepercayaan masyarakat tinggi
 Sarana dan Prasarana Lengkap
 Melayani Pasien BPJS
 Link Kepuasan pelanggan

• Threats
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu
kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntung-kan dalam
lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan seorang bidan.
Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan. Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi yang
bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Dengan
melakukan kedua analisis tersebut maka seorang dikenal dengan melakukan
analisis SWOT.

 Banyak Rumah sakit baru disekitar wilayah Rs.Anna Medika

C. Fasilitas dan Peralatan


a. Standar alat kebidanan di ruangan kebidanan/kamar bersalin dengan
kapasitas persalinan 10 orang/hari

NO. NAMA BARANG RATIO


1. Partus set 70 % x persalinan/hari
2. Hecting set 50 % x persalinan/hari
3. Perdarahan Partus set 30 % x persalinan/hari
4. Alat vacuum 1 set
5. Alat forceps 1 set
6. Alat kuret 2 set
7. Alat resusitasi ibu dan bayi PAGE \* MERGEFORMAT
2 set 49
8. Infus set 6 set
9. Perlengkapan bayi baru lahir 1 set
10. Bengkok Sesuai kebutuhan
b. Kebutuhan Alat Tenun / Linen

NO. NAMA BARANG RATIO


1. Gordyn 1:2
2 Kimono/baju pasien 1:5
3 Sprei besar 1:5
4 Manset dewasa 1:¼
5 Mitela/topi 1 : 1/3
6 Penutup sprei 1:5
7 Selimut wool/bed cover 1:1
8 Selimut biasa 1:5
9 Sarung bantal 1:6
10 Sarung guling 1:3
11 Sarung Kasur 1:1
12 Sarung buli buli panas 1:¼
13 Stick laken 1:6
14 Handuk 1:3
15 Masker 1:½
16 Popok bayi 1 : 15
17 Baju bayi 1:8
18 Duk 1 : 1/3
19 Duk bolong 1 : 1/3

c. Kebutuhan Alat Medis/Rumah Tangga

NO. NAMA BARANG RATIO


1. Kursi roda 1-2/ruangan
2. Comode chair 1/ruangan
3. Lemari obat emergency 1/ruangan
4 Meja pasien 1:1
5 Over bed table 1:1
6 Standar infuse 2-3/ruangan
7 Lampu sorot/lampu Tindakan 1/ruangan

PAGE \* MERGEFORMAT 49
NO. NAMA BARANG RATIO
8 Lampu senter 1-2/ruangan
9 Nampan 2-3/ruangan
10 Tempat tidur pasien 1:1
11 Troly obat 1/ruangan
12 Timbangan berat badan/ timbangan badan 1/ruangan
13 Timbangan bayi 1/ruangan
14 Matras for adult 1:1
15 Matras for baby 1:1
16 Box bayi 20
17 Brancard 1
18 Standar waskom double 4-6/ruangan
19 Waskom mandi 8-12/ruangan
20 Canul curet no. 5 4
21 Canul curet no. 6 5
22 Canul curet no. 7 2
23 Canul curet no. 8 5
24 CTG 1
25 Dingklik 4
26 Dopler 2
27 Infant warmer 1
28 Kursi tindakan bulat 4
29 Meja mayo 3
30 Pasien monitor 1
31 USG 1
32 Chamber pot/pispot 1
33 Rak pispot 1/ruangan
34 Tempat sampah pasien 1:1
35 Tempat sampah besar tertutup (Tempat sampah Infeksius) 4/ruangan
36 Gelas ukur besar 2/ruangan
37 Gelas ukur sedang 1/ruangan

d. Kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan dengan kapasitas 30 orang


pasien

NO. NAMA BARANG RATIO


1. Formulir pengkajian awal 1:1
2. Formulir asuhan kebidanan 1:5
3. Formulir catatan perkembangan pasien 1 : 10
4. Formulir observasi 1 : 10
5. Formulir partograph 1:1
6. Formulir resume 1:1

PAGE \* MERGEFORMAT 49
NO. NAMA BARANG RATIO
7. Formulir catatan pengobatan 1 : 10
8. Formulir medik lengkap 1:1
9. Formulir laboratorium lengkap 1:3
10. Formulir rontgen 1:2
11. Formulir permintaan darah 1:1
12. Formulir keterangan kematian 5 lembar/bulan
13. Formulir keterangan kelahiran 10-20 lembar/bulan
14. Resep 10 buku/bulan
15. Formulir konsul 1:5
16. Formulir permintaan makanan 1:1
17. Formulir permintaan obat 1:1
18. Buku ekspedisi 10/ruangan/tahun
19. Buku register pasien 4/ruangan/tahun
20. Buku folio 4/ruangan/tahun
21. White board 1
22. Perforator 1
23. Steples 1
24. Pensil 2
25. Pensil merah biru 2
26. Spidol white board 1

e. Kebutuhan alat medis

NO. NAMA BARANG RATIO


1. Bed pasien kelas 1 2
2. Bed pasien kelas 2 2
3. Bed pasien kelas 3 8
4. Matras for adult 12
5. Matras for baby 20
6. Box bayi 20
7. Brancard 1
8. Canul curet no. 5 4
9. Canul curet no. 6 5
10. Canul curet no. 7 2
11. Canul curet no. 8 5
12. CTG 1
13. Dingklik 4
14. Dopler 2
15. Infant warmer 1
16. Kursi tindakan bulat 4
17. Lampu tindakan kecil 6

PAGE \* MERGEFORMAT 49
NO. NAMA BARANG RATIO
18. Lemari obat 2 pintu 1
19. Matras for baby besar 2
20. Matras sedang 1
21. Meja mayo 3
22. Pasien Monitor 1
23. USG 1
24. Chamber pot/pispot 1

D. Tata Laksana Pelayanan Kebidanan


1. Kebijakan dan prosedur
(a) Penerimaan pasien baru
1. Prosedur yang dilakukan oleh bidan
 Menerima pasien baru dan melakukan serah terima dengan
perawat/bidan dari ruangan sebelumnya.
 Mencocokkan gelang identitas pasien, meyakinkan ketepatan identitas
pasien dengan bertanya langsung kepada pasien. Setelah identitas
sesuai, gelang dikenakan ke tangan pasien.
 Menambahkan gelang pasien dengan tanda alergi atau resiko tinggi
sesuai dengan ketentuan.
 Melakukan pengkajian kebidanan.
 Melakukan observasi tanda-tanda vital.
 Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien.
 Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab dan
melakukan tindakan sesuai instruksi dokter.
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
2. Prosedur yang dilakukan oleh dokter
 Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien

PAGE \* MERGEFORMAT 49
 Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan.
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan

(b) Penerimaan dan perawatan pasien rawat inap sehari (one day care)
1. Prosedur yang dilakukan oleh bidan
 Menerima pasien di kamar bersalin (VK)
 Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien
 Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter operator dan dokter
anastesi bahwa pasien sudah di kamar bersalin
 Bidan kamar bersalin melakukan persiapan tindakan seperti
mengganti baju pasien, membersihkan lipstik dan melepaskan
perhiasan pasien, observasi tanda-tanda vital, anjurkan pasien buang
air kecil terlebih dahulu dan lain-lain
 Setelah tindakan dilaksanakan, pasien diobservasi kondisi umum
dan tanda-tanda vitalnya
 Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberi tahu keluarga
pasien untuk menyelesaikan administrasi
 Keluarga pasien menyerahkan kartu izin pulang dari penata
rekening pada bidan
 Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan paska
tindakan dirumah, menyerahkan obat pulang dan kartu kontrol
dengan menggunakan formulir resume keperawatan
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
C. Alur Pasien Unit Rawat Inap (Perina) RS Anna Medika

UGD/RAWAT JALAN/VK/OK/RUANG BAYI


Pasien ditetapkan sebagai pasien rawat inap/memenuhi kriteria pasien rawat inap

PAGE \* MERGEFORMAT 49
ADM RAWAT INAP
Keluarga pasien melakukan registrasi rawat inap

RUANG RAWAT INAP


1. Lakukan pemeriksaan dan pengisian formulir pengkajian awal medis
2. Membuat rencana perawatan pasien awal 1x24 jam
3. Menuliskan instruksi medis di formulir intruksi medis farmakologis dan
non farmakologis termasuk instruksi diet, aktifitas, pemeriksaan penunjang
dll
4. Mengisi formulir konsultasi ( jika diperlukan)
5. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang rencana
perawatan pasien yang berdasarkan hasil penilaian dan rencana perawatan
pasien yang telah disusun
6. Mendokumentasikan bukti edukasi pada formulir informasi dan edukasi
terintegrasi

DILAKUKAN SETIAP HARI DI RUANG RAWAT INAP


1. Melakukan follow up kondisi pasien setiap hari termasuk hari libur
2. Mendokumntasikan hasil follow up pasien dalam catatan perkembangan
pasien terintegrasi
3. Melakukan serah terima pasien antar shif jaga menggunakan metode SBAR
4. Memperbaharui rencana perawatan pasien sesuai dengan jadwal atau
perubahan kondisi atau kebutuhan pasien
5. Menyelenggarakan pertemuan multi disiplin dan multiprofesi pada kasus
kompleks dan menuliskan formulir rencana perawatan pasien
6. Memperbaharui instruksi medis farmakologis dan non farmakologis

7. Implementasi layanan kelompok resiko tinggi


8. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien dan
rencana perawatan pasien berdasarkan hasil penilaian dan rencana
perawatan pasien yang disusun
9. Menuliskan resep pasien secara lengkap
10. Melaporkan kejadian efek samping obat dalam formulir monitoring efek
samping obat

PERSIAPAN PASIEN PULANG


Dalam Waktu 1x24 jam sebelum pasien pulang lengkapi formulir resume medis dan
formulir discharge planning edukasi pasien pulang
PAGE \* MERGEFORMAT 49
KASIR RAWAT INAP
Keluarga pasien menyelesaikan administrasi rawat inap

1. Prosedur yang dilakukan oleh dokter


Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien
 Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng
akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi
baik selama tindakan maupun setelah selesai tindakan
 Melakukan tindakan di ruang tindakan
 Membuat resep dan menjadwalkan kontrol
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan

(b) Persiapan pasien pre op sectio cesarea


1. Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab
kepada pasien
Prosedur :
a) Memastikan bahwa pasien telah mendapatkan penjelasan dari
dokter penanggung jawab dan anestesi mengenai tindakan operasi
yang akan dilakukan
b) Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat persetujuan
tindakan section cesarea dan surat ijin tindakan anestesi
c) Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya sesuai anjuran dokter (hematologi, masa perdarahan,
PT/APTT)

PAGE \* MERGEFORMAT 49
d) Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, persiapkan darah bila
diperlukan, melepas protese dan lain-lain
e) Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat didalam
pendokumentasian
f) Menghubungi dokter spesialis anak untuk memberitahukan pasien
sudah siap diantar ke kamar operasi
g) Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan
diantar
h) Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 30 menit
sebelum jadwal operasi
i) Cek Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan disaksikan perawat kamar
operasi
j) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan

2. Prosedur yang dilakukan oleh dokter


i. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien
ii. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan
iii. Melakukan tindakan di kamar operasi
iv. Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya
v. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan

(c) Asistensi dokter dalam menolong persalinan normal


1. Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab kepada
pasien
Prosedur :

PAGE \* MERGEFORMAT 49
a) Kontrol his, monitor denyut jantung janin dan perhatikan keadaan
umum pasien
b) Mengkaji adanya faktor resiko pada ibu dan janin sebelum proses
persalinan, laporkan pada dokter
c) Periksa dalam untuk menentukan diagnosis sudah memasuki kala II
d) Monitor denyut jantung bayi sesuai dengan partograf
e) Lakukan perawatan kala III
f) Bantu dokter dalam proses penjahitan luka perineum
g) Lakukan perawatan kala IV
h) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan

2. Prosedur yang dilakukan oleh dokter


 Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien
 Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan
 Melakukan tindakan pertolongan persalinan
 Melakukan jahit perineum dengan didampingi oleh bidan
 Membuat resep dan membuat protap perawatan selanjutnya
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan

(d) Asistensi tindakan curretage


1. Prosedur :
 Memastikan pasien telah mendapatkan penjelasan tindakan yang
akan dilakukan oleh dokter operator
 Mempersiapkan surat izin tindakan curettage dan surat izin tindakan
anestesi yang telah ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien

PAGE \* MERGEFORMAT 49
 Persiapkan pasien seperti puasa, pasang infuse, pakaian pasien,
kosongkan kandunng kemih dan lain-lain
 Masukan jaringan dalam bokal berisi formalin 10% dan diberi
identitas pasien untuk jaringan yang akan dilakukan pemeriksaan
patologi anatomi, untuk jaringan yang tidak akan dilakukan
pemeriksaan patologi anatomi, jaringan dapat dimasukan dalam
bokal/plastik tanpa formalin dan diberikan pada keluarga (dicek
apakah boleh jaringan yanng sudah diambil tidak di PA)
 Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital dan perdarahan
sampai dengan 3-4 jam pasca tindakan curretage
 Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal, tidak ada
perdarahan dan keluhan, pasien diperbolehkan pulang setelah
menunjukkan surat ijin pulang.
 Mempersiapkan pasien pulang

2. Prosedur yang dilakukan oleh dokter


 Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan
pasien sesuai dengan kondisi pasien
 Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng
akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi
baik selama tindakan maupun setelah selesai tindakan.
 Pasien dilakukan anastesi oleh dokter anestesi
 Melakukan tindakan curretage
 Membuat resep dan jadwal kontrol
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab
yang melakukan tindakan

D. Keselamatan Pasien
a. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety)

PAGE \* MERGEFORMAT 49
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
a. Assesment resiko
b. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

b. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan

c. Standar keselamatan pasien di rumah sakit


a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan progam peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien

d. 7 langkah keselamatan pasien


Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
a. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien

PAGE \* MERGEFORMAT 49
b. Pimpin dan dukung staf anda
c. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
d. Kembangkan sistem pelaporan
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
g. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

e. Kejadian tidak diharapkan (KTD)


Adverse event adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang
mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil suatu tindakan yang seharusnya diambil dan bukan karena
penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.

f. Kejadian tidak diharapkan yang tidak dapat dicegah


Unpreventable adverse event adalah Suatu kejadian tidak diharapkan akibat
komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir.

g. Kejadian nyaris cedera (KNC)


Near miss adalah Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission) yang dapat menciderai pasien tetapi cedera serius tidak terjadi
karena keberuntungan (misalnya pasien terima suatu obat kontra indikasi
tetapi tidak timbul reaksi obat) karena pencegahan (suatu obat dengan
overdosis lethal akan diberikan tetapi staf lain mengetahui dan
membatalkannya sebelum obat diberikan) atau peringanan (suatu obat dengan
overdosis lethal diberikan tetapi diketahui secara dini lalu diberikan
antidotumnya)
.
h. Kesalahan medis
Medical errors adalah Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis
yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

PAGE \* MERGEFORMAT 49
termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan
rencana yang salah untuk mencapai tujuannya, dapat merupakan akibat dari
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil (omission).

i. Insiden keselamatan pasien


Patient safety incident adalah Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak
diharapkan yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
pada pasien.

j. Kejadian sentinel
Sentinel event adalah Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan
kematian atau cedera serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat
tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh
yang salah. Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang
terjadi sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya
masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.

k. Tata laksana kerja untuk keselamatan pasien


a. Semua Pasien yang datang baik dalam kondisi inpartu maupun
observasi kebidanan harus dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
b. Memperhatikan identitas pasien khususnya nama dan nomor rekam
medis
c. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter
penanggung jawab pasien atau dokter konsulen sebelum pasien
mendapatkan penatalaksanaan medis
d. Seluruh persalinan normal wajib ditolong oleh dokter spesialis
kebidanan, bidan boleh menolong persalinan dalam kondisi
emergensi, disaat tidak ada dokter atau dokter spesialis kebidanan
e. Pemeriksaan pervaginam dalam proses persalinan dilakukan setiap 4
jam sekali atau bila ada indikasi

PAGE \* MERGEFORMAT 49
f. Observasi pasien ODC dilakukan selama 3-4 jam pasca tindakan,
pasien baru diperbolehkan pulang setelah sadar penuh dan keadaan
umumnya baik
g. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan identitas
pasien yang lengkap, benar dan jelas
h. Setiap bayi yang lahir, langsung dilakukan pemeriksaan fisik, dicap
kaki dan diberikan peneng untuk identitas
i. Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan terpasang bila
ada pasien di atas tempat tidur
j. Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat
k. Kuku petugas harus pendek
l. Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan
m. Mempertahankan sterilitas dan menjaga kebersihan
n. Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan ukuran

E. Keselamatan Kerja
a. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut menjadi
lebih tinggi dan berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan
gejala dan yang lebih mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-
negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan
pencegahan dan penanggulangan secara memadai.
Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan dengan semakin
tingginya potensi penularan dimasyarakat. Hal ini di tunjang dengan perilaku
seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena
belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik dan penggunaan
bersama peralatan yang menembus kulit, tato, tindik dan lain-lain.
Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis B dan C
yang keduanya potensial menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan.
Kedua penyakit ini sering tidak dapat terkenali secara klinis karena tidak
menampakan gejala.

PAGE \* MERGEFORMAT 49
Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut di atas
memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur
yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya
pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “Universal Precaution”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang melakukan
kontak 24 jam dengan pasien mempunyai resiko terpajan lebih besar, oleh
sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

b. Tujuan
a. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan masyarakat
dari penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
b. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal precaution dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko
terpajan atau terinfeksi penyakit menular.

c. Tindakan yang beresiko terpajan


Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang tenaga kesehatan dapat
terpajan dengan infeksi menular yaitu:
a. Cuci tangan yang tidak benar
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang benar
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai

d. Prinsip keselamatan kerja


Prinsip utama dari prosedur universal precaution dalam kaitannya dengan
keselamatan kerja khususnya di Instalasi Kamar Bersalin adalah menjaga
higine sanitasi individu, higine dan sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Ketiga prinsip tersebut dapat dijabarkan dalam kegiatan yaitu:
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang

PAGE \* MERGEFORMAT 49
b. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) yaitu pelindung kaki/sandal sepatu
khusus kamar bersalin, apron/gaun pelindung, topi, masker, goggle/kaca
mata dan sarung tangan.
c. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan lainnya
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam lainnya untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
f. Pengelolaan alat tenun bekas pakai
g. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kesehatan dan pemberian
imunisasi

e. Hal-hal yang harus diketahui oleh petugas terpapar


Sebagai petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang harus dilakukan
jika terpajan/terpapar dengan infeksi menular sehingga dapat ditanggulangi
dengan tepat dan cepat. Hal-hal yang harus diketahui petugas kesehatan yang
terpapar adalah :
a. Tindakan sesuai dengan jenis paparan
b. Status kesehatan petugas terpapar
c. Status kesehatan sumber paparan
d. Kebijakan yang ada
e. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh
f. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai atau benda tajam bekas pakai
lainnya

F. Pengendalian Mutu
a. Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan yang digunakan di Rumah Sakit Umum
Daerah Pasar Minggu diambil dari Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 129/ Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit, yaitu:
(a) Kejadian kematian ibu karena persalinan
1. Perdarahan ≤ 1 %

PAGE \* MERGEFORMAT 49
2. Pre –Eklamsia ≤ 30%
3. Sepsis ≤ 0,2 %
(b) Pemberi pelayanan persalinan normal
1. Dokter spesialis kebidanan
2. Dokter umum terlatih asuhan persalinan normal
3. Bidan
(c) Pemberi pelayanan dengan persalinan penyulit : Tim PONEK
yang terlatih.
(d) Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
1. Dokter spesialis kebidanan
2. Dokter spesialis anak
3. Dokter spesialis anastesi
(e) Pertolongan persalinan melalui secsio cesaria ≤ 20%
(f) Keluarga berencana :
1. Persentase keluarga berencana vasektomi dan
tubektomi yang dilakukan oleh tenaga kompeten dokter
spesialis kebidanan, dokter spesialis bedah umum,
dokter spesialis urologi dan dokter umum terlatih 100%
2. Persentase peserta keluarga berencana mantap yang
mendapatkan konseling keluarga berencana mantap
oleh bidan terlatih 100%
3. Kepuasan pelanggan ≥ 80%

b. Evaluasi dan pengendalian mutu


Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian mutu pelayanan
berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, dapat dilakukan dengan cara :
1. Audit pelayanan Kebidanan

2. Audit pendokumentasian

3. Audit prosedur pelayanan kebidanan

4. Survey kepuasan pasien

PAGE \* MERGEFORMAT 49
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Konsep system manajemen pelayanan kebidanan di Rumah Sakit disusun
dalam rangka memberikan acuan bagi tenaga kesehatan yang bekerja di unit
pelayanan Kebidanan Rumah Sakit agar dapat menyelenggarakan pelayanan
Kebidanan yang bermutu, aman, efektif dan efisien dengan mengutamakan
keselamatan pasien.
Rumah sakit perlu menerapkan sistem manajemen yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan. Untuk itu rumah sakit di Indonesia harus menciptakan kinerja
yang unggul. Kinerja yang unggul atau Performance Excellence merupakan salah
satu faktor utama yang harus diupayakan oleh setiap organisasi untuk memenangkan
persaingan global.
Pihak-pihak yang berperan dalam manajemen rumah sakit dalam pelayanan
kebidnan adalah dokter dan bidan serta tekhnisi lain yang bekerja di rumah sakit

PAGE \* MERGEFORMAT 49
tersebut.Untuk mencapai organisasi rumah sakit yang baik diperlukan penerapan
manajemen yang baik pula.

B. SARAN
Masalah manajemen pelayanan kesehatan (masalah program) dapat diatasi
dengan cara mengkaji hambatan dan kelemahan program. Langkah-langkah yang
perlu dilakukan adalah membuat daftar hambatan dan kendala program kemudaian
mengeliminasi, memodifikasi, serta mengurangi yang tidak bisa dilakukan dan
menyesuaikannya dengan tujuan operasional kegiatan program. Prioritas masalah
secara praktis dapat ditetapkan berdasarkan pengalaman staf, dana, dan mudah
tidaknya masalah dipecahkan.
Masing-masing profesi terutama Dokter dan Bidan yang bekerja memberikan
pelayanan kebidanan di rumah sakit sebaiknya mengetahui bagaimana suatu fungsi
manajemen yang baik agar dapat menjalankan profesinya tersebut sekaligus menjaga
jalannya fungsi rumah sakit yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Dharmawansyah,Septian. 2015.Manajemen Rumah Sakit.Dikutip dari


https://www.academia.edu/12006424/Manajemen_Rumah_Sakit diakses tanggal 27
Juni 2019
Depkes RI, 2009. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009
TENTANG RUMAH SAKIT
Fadhila ,Dila dkk.2014 .Makalah Manajemen Pelayanan Rumah Sakit Dikutip
darihttps://www.academia.edu/8423075/MAKALAH_MANAJEMEN__PELAYAN
AN_KESEHATAN_UNIVERSITAS_JENDERAL_SOEDIRMAN_FAKULTAS_
KEDOKTERAN_DAN_ILMU_ILMU_KESEHATAN.diakses tanggal 27 Juni
2019
Luko,Paradoks.2016.Manajemen Kerja Pelayanan Rumah Sakit.Dikutip dari
https://www.academia.edu/36237529/manajemen_kerja_pelayanan_rumah_sakit.dia
kses tanggal 28 Juni 2019

PAGE \* MERGEFORMAT 49
Nurmawati, 2010. Mutu Pelayanan Kebidanan. Jakarta, Trans Info Media
Prawirohardjo Sarwono.2010.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta: PT.Bina
Pustaka
TIM DEPARTEMEN KESEHATAN RI Cetakan Ke Lima Diterbitkan oleh : Direktorat
Pelayanan Keperawatan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan Tahun 2001.Katalog Dalam Terbitan Departemen Kesehatan RI 610.73
Indonesia. Depertemen Kesehatan. Standar manajemen pelayanan keperawatan
dan kebidanan di saranan kesehatan .Jakarta : Depertemen
Kesehatan,2001,Diposkan 25 juli 2015 Dikutip dari https://dokumen.tips/health-
medicine/standar-manajemen-pelayanan-keperawatan-dan-kebidanan-di-sarana-
kesehatan.html diakses tanggal 28 Juni 2019
Viraseptia,Monica .2015.Pedoman Pelayanan Kebidanan.Diposkan tanggal 10 nov
2015.Dkutip dari https://dokumen.tips/download/link/pedoman-pelayanan-
kebidanan diakses tanggal 28 Juni 2019

LAMPIRAN

PAGE \* MERGEFORMAT 49
PAGE \* MERGEFORMAT 49
PAGE \* MERGEFORMAT 49
PAGE \* MERGEFORMAT 49
DOKUMENTASI KEGIATAN

PAGE \* MERGEFORMAT 49
PAGE \* MERGEFORMAT 49
PAGE \* MERGEFORMAT 49
PAGE \* MERGEFORMAT 49

Anda mungkin juga menyukai