Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN STASE MANAJEMEN PROFESI BIDAN

DI RUANG BERSALIN DI UPT PUSKESMAS BOJONEGARA


KABUPATEN SERANG TAHUN 2024

Oleh :

Kelompok 5 :

- Holifah (220706161)

- Linda Pramita (220706206)

- Mudiyati (220706226)

- Nurlela Azzlina (220706249)

- Saukiyatunnufus (220706285)

- Titin Sumarni (220706322)

- Yanti Heryani Salim ( 220706342)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

TAHUN 2024
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN STASE MANAJEMEN PROFESI BIDAN

DI RUANG BERSALIN DI UPT PUSKESMAS BOJONEGARA


KABUPATEN SERANG TAHUN 2024

Pembimbing Lahan Praktik

Tatu mulyati
(NIP : 19770820 200701 2 011 )

Pembimbing Mahasiswa

(Prof. Dr. Maryati Sutarno, S.Pd, SST, Bd, MARS, MH)


NIDK: 890-4820-021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................................1

A. Latar belakang ......................................................................................................1


B. Tujuan ...................................................................................................................2
C. Manfaat .................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI ..........................................................................................3

A. Manajemen Kebidanan..........................................................................................3
B. Peran Dan Uraian Tugas .....................................................................................10

BAB III ANALISIS SITUASIONAL SISTEM MANAJEMEN RUANG


KEBIDANAN UP T PUSKESMAS BOJONEGARA...............................................15
A. Gambaran Sistem Manajemen ruang Kebidanan Puskesmas Bojonegara..........15
B. Gambaran ketenagaan Bidan diruangan..............................................................15

BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................36
A. Analisi Kesenjangan Teori dan Penyelesaian..................................................36
1. Man.....................................................................................................................
36
2. Metode............................................................................................................37
3. Material...........................................................................................................38
4. Money ................................................................................................................
38

BAB V PENUTUP ........................................................................................................39


A. Kesimpulan ........................................................................................................39
B. Saran ..................................................................................................................39
C. Kesan .....................................................................................................................
40

iii
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................41
LAMPIRAN ..................................................................................................................42

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “ Laporan Stasae
Manajemen Profesi Bidan Di Ruang Bersalin Di UPT Puskesmas Bojonegara
Kabupaten Serang Tahun 2024 “Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak
mendapatkan dukungan dari berbaga pihak, baik secara moril maupun materil.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Maryati Sutarno, SPd, SST, Bd, MARS, MH Ketua Yayasan Abdi
Nusantara Jakarta dan selaku pembimbing yang telah memberikan banyak
masukan, pengarahan dan bantuan kepada penulis dalam melakukan
perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan laporan penulis.

2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, S.ST, MARS Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.

3. Ibu Tatu Mulyati sebagai pembimbing lahan praktik yang telah


memberikan masukan, pengarahan dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempuranaan laporan penulis.

4. Kepada keluarga dan rekan-rekan yang telah memotivasi penulis dalam


menyelesaikan laporan studi kasus.

Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan
khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya
kepada kita semua.

Serang, Februari 2024

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas ( Pusat Kesehatan Masyarakat ) adalah fasilitas pelayanan
Kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotive dan preventif, untuk mencapai
derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya di wilayah
kerjanya.( Permenkes no 43 Tahun 2019 ).
Untuk mewujudkan pelayanan Kebidanan yang berkualitas sesuai visi
dan misi Puskesmas tidak terlepas dari proses manajemen. Manajemen
merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Dalam organisasi Kebidanan,
pelaksanaan manajemen dikenal sebagai manajemen Kebidanan (Ritonga,
2014).
Praktek Kebidanan profesional yang diterapkan di Puskesmas
Bojonegara diharapkan dapat memperbaiki asuhan Kebidanan yang
diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan pelayanan yang bersifat
interaksi antar individu. Ciri-ciri dari pelayanan Kebidanan profesional
yaitu memiliki otonomi, bertanggung jawab dan bertanggung gugat
(accountability), menggunakan metode ilmiah, berdasarkan standar praktik
dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek legal.
Peningkatan mutu pelayanan Puskesmas semakin diperlukan sejalan
dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan haknya sebagai
penerima jasa pelayanan sehingga mampu memilih berbagai alternatif
pelayanan yang bermutu yang dapat memberikan kepuasan bagi dirinya
maupun keluarganya. Peningkatan mutu pelayanan Puskesmas, tidak
mudah karena terkait dengan banyak hal. Tinggi rendahnya mutu sangat
dipengaruhi sumber daya Puskesmas, interaksi pemanfaatan sumber daya
Puskesmas yang digerakkan melalui proses dan prosedur tertentu
menghasilkan jasa atau pelayanan. Mutu pelayanan Puskesmas harus dapat
dipertanggungjawabkan karena menyangkut banyak hal, salah satunya
adalah keselamatan pasien yang menjadi sasaran utama.
Puskesmas sebagai suatu tempat pelayanan kesehatan memiliki suatu
sistem yang terdiri dari tim pelayanan kesehatan seperti dokter, Bidan,
ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya, yang mempunyai satu tujuan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan.
Salah satu upaya meningkatkan menejerial yang berkompenen selain
didapatkan dibangku kuliah juga harus melalui pembelajaran praktik
dilahan praktik. Praktik Profesi Bidan Stikes Abdi Nusantara diharapkan
untuk mengaplikasikan langsung pengetahuan menejerial di Puskesmas
dengan arahan dari pembimbing lahan secara intensif. Diharapkan pada
proses praktik ini mampu memberikan dan menegelola suatu ruangan
Kebidanan dengan pendekatan proses menajemen kebidanan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan dengan
menggunakan keterampilan manajemen dan kepemimpinan untuk
menghasilkan kualitas pelayanan profesional yang berkualitas tinggi
dan memberikan pembaharuan sesuai teori – teori menajemen
kebidanan di Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Menerapakan konsep Kepemimpinan dalam mengelola Unit
Pelayanan Kebidanan
b. Melakukan kajian situasi di unit pelayanan sebagai dasar
penyusunan rencana
c. Membuat perencanaan pelayanan kebidanan dan Asuhan kebidanan
di Tingkat Unit Pelayanan Kebidanan
d. Mengorganisasikan pelayanan kebidanan di tingkat unit pelayanan
kebidanan
e. Melakukan pengelolaan staf
f. Menerapkan fungsi pengarahan pada tingkat unit pelayanan

1
kebidanan yang dikelolanya
g. Melakukan fungsi Pengendalian dalam Pelayanan kebidanan dan
Asuhan kebidanan.
h. Melakukan Evaluasi Program.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. (Farida, 2017 ) Managemen merupakan ilmu dan
seni mengatur suatu proses pemanfaatan sumber daya dan sumber
lainnya secara efektif dan efisien (Hasibuan, 2020 ). Manajemen yaitu
koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu ( Kristina
dan Widyaningrum , 2019 ) Manajemen Kebidanan adalah pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan,
perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi, ( IBI, 2007). Menurut Depkes RI,
manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu
dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan kebidanan kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Menurut Helen
Varney 1997, manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan Tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan – penemuan, keterampilan dalam rangkaian
tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis
dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik
klien maupun pemberi asuhan. Oleh karena itu, manajemen kebidanan
merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah / kerangka
dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
Proses Kebidanan terdiri dari 5 tahapan yaitu.

3
a. Pengkajian
Langkah awal dalam proses Kebidanan yang mengharuskan
Bidan untuk menganamnesa atau mendata pasien secara
komprehensif pengalaman, masa lalu, pengetahuan yang
dimiliki, perasaan dan harapan kesehatan.
b. Diagnosis
Merupakan tahap pengambilan keputusan professional dengan
menganalisis data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang
diambil dapat berupa rumusan diagnosis Kebidanan, yaitu
respon biopsikososial, spiritual terhadap masalah kesehatan
actual maupun potensial
c. Perencanaan
Dibuat setelah Bidan mampu memformulasikan diagnosis
Kebidanan. Bidan memilih metode khusus dan memilih
sekumpulan tindakan alternative untuk mempertahankan
kesejahteraan yang optimal
d. Implementasi
Merupakan langkah dalam proses Kebidanan yang digunakan
dalam memberikan asuhan Kebidanan pada pasien yang
direncanakan untuk menunjang tujuan pengobatan medis dan
memenuhi tujuan rencana Kebidanan. Implementasi rencana
asuhan Kebidanan mengarahkan, menolong, mengobservasi dan
mendidik semua personil Kebidanan yang terlibat dalam asuhan.
e. Evaluasi
Pertimbangan sistematis dan standar dari tujuan yang dipilih.
Evaluasi yang efektif hanya dapat dibuat jika tujuan identifikasi
sebelumnya cukup realistis serta dapat dicapai oleh Bidan,
pasien, dan keluarga. Kelima langkah proses Kebidanan
dilakukan secara terus- menerus oleh Bidan melalui metode
penguasaan yang ditetapkan oleh para manager Kebidanan
sebelumnya. Para manager Kebidanan terlibat dalam proses
managerial yang melibatkan berbagai fungsi managemen dalam

4
rangka mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya. Hal ini
dilakukan agar mampu memberikan asuhan Kebidanan yang
memadai sesuai dengan kode etik dan standar praktik
Kebidanan.

2. Fungsi Manajemen Kebidanan


Pada fungsi manajemen Kebidanan terdapat beberapa elemen
utama yaitu Planning (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian),Staffing (Kepeg awaian), Directing (Pengarahan),
Controllin (Pengendalian/Evaluasi).
a. Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam
manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-
fungsi manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, (2011)
fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi
manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan
tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat
dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan
pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan
yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan
akan dilakukan.
Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses
pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Swanburg
(2014) mengatakan bahwa planningadalah memutuskan
seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa
yang melakukannya. Dibidang kesehatan perencanaan dapat
didefenisikan sebagai proses untuk menumbuhkan, merumuskan
masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut :

5
1) Tujuan Perencanaan
a) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai
sasaran dan tujuan
b) Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia
lebih efektif
c) Membantu dalam koping dengan situasi kritis
d) Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
e) Membantu menurunkan elemen perubahan, karena
perencanaan berdasarkan masa lalu dan akan datang
f) Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk
berubah
g) Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
2) Tahap Dalam Perencanaan
a) Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
b) Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data
atau fakta.
c) Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas
masalah
d) Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang
ingin dicapai
e) Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala
dalam pelaksanaan program
f) Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
3) Jenis Perencanaan
a) Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses
berkesinambungan, proses yang sistematis dalam
pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini
dengan kemungkinan pengetahuan yang paling besar
dari efek-efek perencanaan pada masa depan,
mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk

6
melaksanakan keputusan ini terhadap hasil yang
diharapkan melalui mekanisme umpan balik yang dapat
dipercaya. Perencanaan strategis dalam Kebidanan
bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber
yang langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk
mengatur pekerjaan divisi Kebidanan.
b) Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan
prosedur yang akan digunakan, serta menyusun jadwal
waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-
orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas
dan prosedur. Menggambarkan cara menyiapkan orang-
orang untuk bekerja dan juga standard untuk
mengevaluasi Bidanan pasien. Di dalam perencanaan
operasional terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap
dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana
yang sudah ada dan menjadi pedoman di dalam
kegiatan setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan,
standard prosedur operasional dan peraturan.
Sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari p rogram
dan proyek.
4) Manfaat Perencanaan
a) Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
b) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat
untuk pelaksanaan
c) Memudahkan kordinasi
d) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan
gambaran operasional secara jelas
e) Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
f) Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih
mudah dipahami

7
g) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
h) Menghemat waktu dan dana
5) Keuntungan Perencanaan

a. Mengurangi atau menghilangkan jenis


pekerjaan yang tidak produktif
b. Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan
yang dicapai

c. Memberikan suatu landasan pokok fungsi


manajemen lainnya terutama fungsi
Kebidanan
d. Memodifikasi gaya manajemen

e. Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan


6) Kelemahan Perencanaan
a. Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal
ketepatan informasi dan fakta-fakta tentang masa
yang akan datang
b. Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
c. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis

d. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif

e. Perencanaan menyebabkan terhambatnya


tindakan yang perlu diambil

b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,
penetapan tugas- tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian
wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi
pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua
kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya,
2011).

8
1) Manfaat Pengorganisasian
a) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b) Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam
organisasi tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya
c) Pendelegasian wewenang
d) Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik
2) Langkah-langkah Pengorganisasian
a) Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah
tertuang dalam fungsi perencanaan
b) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok
untuk mencapai tujuan
c) Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan
kegiatan yang praktis
d) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan
e) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas
f) Mendelegasikan wewenang
c. Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang
teratur, sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk
menentukan jumlah personil suatu organisasi yang dibutuhkan
dalam situasi tertentu (Swanburg, 2014). Proses pengaturan staff
bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem
kontrol termasuk studi pengaturan staff, penguasaan rencana
pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi
Manajemen Kebidanan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu
kualitas Bidanan pasien, karakteristik dan kebutuhan Bidanan
pasien, perkiraan suplai tenaga Bidan yang diperlukan, logistik dari
pola program pengaturan staf dan kontrolnya, evaluasi kualitas
Bidanan yang diberikan.
d. Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang

9
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan
untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk
tujuan perusahaan yang nyata. Kepemimpinan merupakan faktor
penting dalam keberhasilan manajemen. Menurut Stogdill dalam
Swanburg (2014), kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya
menyusun dan mencapai tujuan. Gardner dalam Swanburg (2014),
menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi
dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok)
membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai
dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.
Tugas seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan
mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu
memperhatikan beberapa prinsip berikut:
1) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan
hasilnya mudah diukur, misalnya menepati jam kerja
2) Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting
dalam upaya mencapai tujuan organisasi
3) Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan
kepada semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa
tanggung jawab dan komitmen terhadap kegiatan program.
4) Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk
meyakinkan bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk
mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk memperbaiki
kinerja
5) Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik:
a) Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
b) Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
c) Harus memandang ke depan
d) Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
e) Harus objektif
f) Harus fleksibel

10
g) Harus menunjukkan pola organisasi
h) Harus ekonomis
i) Harus mudah dimengerti
j) Harus menunjukkan tindakan perbaiki.

Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji


pencapaian tujuan- tujuan Kebidanan adalah:
a. Analisa tugas: Kepala Bidan melihat gerakan, tindakan dan
prosedur yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal,
aturan, catatan, anggaran. Hanya mengukur dukungan fisik
saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk
analisa tugas dalam Kebidanan.
b. Kontrol kualitas: Kepala Bidan dihadapkan pada
pengukuran kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan
Kebidanan.
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat
dilaksanakan dengan tepat, maka akan diperoleh manfaat:
a) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program
telah dilaksanakan sesuai dengan standard atau rencana
kerja
b) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada
pengetahuan dan pengertian staf dalam melaksanakan
tugas-tugasnya
c) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya
telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara
benar
d) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan
atau bentuk promosi dan latihan lanjutan
e) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan
atau bentuk promosi dan latihan lanjutan

11
B. Peran Dan Uraian Tugas
1. Peran Kepala Ruangan
a. Tugas Pokok
Melaksanakan wewenang dan tanggung jawab dalam
mengelola kegiatan pelayanan kesehatan dan asuhan Kebidanan
diruang.
Uraian tugas :
1) Melakukan fungsi planniing (p1) meliputi :
a) Menyusun falsafah dan tujuan pelayanan Kebidanan
di Puskesmas Bojonegara
b) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga Kebidanan
dan tenaga lainnya yang dibutuhkan di Puskesmas
Bojonegara
c) Merencanakan jumlah dan jenis peralatan dan obat-
obatan yang dibutuhkan
d) Merencanakan pengembangan tenaga Kebidanan atau
tenaga lainnya yang dibutuhkan
e) Merencanakan capaian mutu pelayanan kesehatan
dan Kebidanan
f) Merencanakan metode pelayanan asuhan Kebidanan
yang sesuai dengan kondisi Puskesmas Bojonegara
g) Merencanakan pengembangan pelayanan kesehatan
dan Kebidanan di Puskesmas Bojonegara
2) Melaksanakan fungsi organizing (p2) meliputi:
a) Kordinasi dengan supervisor Kebidanan, ketua tim dan
pelaksanaan keBidanaan
b) Mengindentifikasi masalah yang terjadi diruang bersalin
cara penyelesainnya dan melaporkan ke Bidan
Koordinator

12
3) Melaksanakan fungsi aktuating (p3) meliputi :
a) Mengatur dan mengkondisikan seluruh kegiatan
pelayanan diruangan melalui kerjasama dengan petugas
lain yang bertugas diruang bersalin
b) Menyusun jadwal atau daftar dinas tenaga Kebidanan
dan tenaga lain sesuai dengan kebutuhan pelayanan
danperaturan yang berlaku di Puskesmas Bojonegara
c) Melaksanakan orientasi dengan tenaga Kebidanan baru
atau tenaga lain yang akan bekerja diruang bersalin
Puskesmas Bojonegara
d) Memberikan orientasi kepada mahasiswa Kebidanan
atau profesi lain yang mengunakan Puskesmas sebagai
lahan praktik
e) Bertanggung jawab dalam pelaksanakan orientasi
kepada pasien atau keluarga meliputiPenjelasan dan
peraturan internal Puskesmas Bojonegara
f) Tata tertib ruang Bidan dan fasilitas yang ada, cara
penggunaan fasilitas rutin sehari-hari
g) Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu
dengan staf Kebidanan dan petugas lain
h) Menghadiri pertemuan sesuai dengan agenda
PuskesmasBojonegara
i) Memberikan kesempatan atau izin kepada staf
Kebidanan untuk mengikuti kegiatan
ilmiah/penataran/melanjutkan pendidikan dengan
kordinasi Bidkoor/kepala TU / Kepala Puskesmas
j) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan atau
kebijakan Puskesmas

13
k) Mengatur dan kordinasi pemeliharaan alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai
l) Mengendalikan system pencatatan, pelaporan asuhan
Kebidanan dan kegiatan lain secara tepat danbenar
m) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara
dalam kebersihan ruang bersalin Puskesmas Bojonegara
n) Berkordinasi dengan Bidkor, KaTU, Kapus, dan dokter
dalam bertugas
o) Membahas dan mencarikan solusi terkait keluhan
pasien terhadap pelayanan
p) Sebagai fasiliotator bimbingan siswa atau mahasiwa dan
magang yang menggunakan Pkm Bojonegara sebagai
lahan praktik
q) Bertanggung jawab terhadap pelaksanakan metode
pemberian asuhan Kebidanan melalui kegiatan timbang
terima pre conference, BST (bed site teacing) ,
ronde,siang klinik, supervise, dan post conference
r) Bertanggung jawab terhadap pelaporan keuangan dan
billings atau koordinasi.
s) Mengawasi, dan menegndalikan menilai pendayagunaan
tenaga Kebidanan, peralatan, obat-obatan dan penunjang
t) Melakukan penilaian kinerja tenaga kebidanan dan
penunjang yang berada dibawah tanggungjawabnya
u) Mengawasi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman
belajar sesuai dengan tujuan program bimbingan yang
telah ditentukan2. Peran Ketua Tim
b. Tugas Pokok.
Melaksanakan wewenang dan ditugaskan untuk mengatur
sekelompok tenaga Kebidanan dalam melaksanakan asuhan
Kebidanan pada sekelompok pasien diruangan
c. Uraian Tugas:
1) Melaksanakan fungsi planning (PI), meliputi :

14
a) Menyusun rencana asuhan Kebidanan dan sesuai
kegiatan timnya
b) Menetapkan kebutuhan tenaga Kebidanan untuk
melaksanakan asuhan Kebidanan sesuai timnya
c) Merencanakan program bimbingan siswaa atau
mahasiswa institusi Kebidanan
d) Merencanakan program edukasi pasien
2) Melaksanakan fungsi organization (P2)
a) Koordinai dengan kepala ruangan dan koordinator
dalam melakukan asuhan Kebidanan
b) Mengidentifikasi maslah yang terjadi pada pasien yang
enjadi tanggung jawabnya, cara penyelesaiannya dan
melaporkan dan melaporkan ke koordinator dan kepala
ruangan
c) Mengidentifikasi perencaaan yang akan dilakukan ke
pasien yang menajdi tanggung jawabnya.
3) Melaksanakan fungsi actuating (P3), meliputi :
a) Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan
kegiatan asuhan Kebidanan
b) Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
siswa/mahasiswa institusi Kebidanan
4) Memberikan orientasi kepada pasien/keluarga meliputi:
a) Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan
kegiatan asuhan Kebidanan
b) Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
siswa/mahasiswa institusi Kebidanan
c) Penjelasan dan peraturan Puskesmas Bojonegara
d) Tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada, cara
penggunaan fasilitas serta kegiatan rutin sehari-hari
e) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan
sesuai dengan kebutuhan.
f) Mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu

15
dalam keadaan siap
g) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan
asuhan Kebidanan
h) Melakukan serah terima pasien, alat dan obat-obatan
pada saat penggantian dinas
i) Melaksanakan asuhan Kebidanan PK III
5) Melaksanakan fungsi controling (P4), meliputi :
a) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan sesuai timnya.
b) Mengawasi pelaksaan edukasi pasien
c) Mengawasi, mengendalikan pendayagunaan tenaga
kepearwatan, peralatan dan obat-obata
d) Melaksanakan supervisi pelaksanaan kebidanan di
timnya
e) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa untuk
memperoleh pengalaman belajar.

2. Peran Bidan Pelaksana


a. Tugas pokok
Seorang tenaga Kebidanan profesional yang di beri wewenang dan
di tugaskan untuk melaksanakan asuhan Kebidanan pada
sekelompok pasien diruang Bidanan.
Uraian Tugas :
1) Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungan
2) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku
3) Memelihara alat Kebidanan dan medis agar selalu dalam
keadaan siap pakai
4) Melakukan pengkajian Kebidanan dan menentukan diagnosa
Kebidanan
5) Menyusun rencana Kebidanan bersama katim
6) Melakukan tindakan Kebidanan kepada pasien sesuai

16
kewenangan klinik
7) Melaksanakan evaluasi : tindakan Kebidanan sesuai
kewenangan klinik
8) Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan
tindakan yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut,
sesuai kewenangan klinik
9) Bekerjasama dengan anggota tim, antar tim dan tim
kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan Kebidanan
10) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur
secara bergilir sesuai jadwal dinas
11) Mengikuti pertemun berkala yang diadakan oleh Bidkor
12) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang
Kebidanan antara lain. Melalui pertemuan ilmiah dan
penataran atas izin / persatuan atasan.
13) Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan
Kebidanan yang tepat dan benar sesuai standar asuhan
Kebidanan
14) Melaksanakan serah terima kepada petugas pengganti
secara lisan maupun tertulis, pada saat penggantian dinas
15) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarga sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien
16) Membimbing mahasiswa yang praktek di ruangan

17
BAB III
ANALISIS SITUASIONAL SISTEM MANAJEMEN RUANG KEBIDANAN
UPT PUSKESMAS BOJONEGARA
Analisis situasional fungsi manajemen dikaji oleh mahasiswa profesi Bidan
STIKes Abdi Nusantara untuk mencapai kompetensi praktek manajemen
Kebidanan. Analisa situasional mencakup seluruh kegiatan manajemen di ruangan
Ruang kebidanan Puskesmas Bojonegara yaitu keadaan ruangan, lingkungan dan
orang-orang yang melaksanakan pekerjaan di ruang. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran tentang kekuatan dan kelemahan dalam manajemen agar
dapat diberi intervensi.
A. Gambaran Sistem Manajemen ruang Kebidanan Puskesmas
Bojonegara
1. Pengkajian
Pengkajian sistem manajemen di Ruangan kebidanan Puskesmas
Bojonegara dilakukan dengan analisa situasi ruangan pada tanggal 19
Februari – 23 Februari 2024 melalui metode:
a. Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, beberapa
Bidan pelaksana, dan CI ruangan.
b. Observasi dilakukan oleh kelompok manajemen pada shift pagi,
yaitu observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan
Kebidanan, penyediaan sarana dan prasarana, sistem kerja, dan
komunikasi Bidan dalam memberikan asuhan Kebidanan7
c. Penyebaran kuesioner, kuesioner disebarkan pada tanggal 13 Juni–
16 juni 2023 Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan tabulasi
dan analisa data.
Gambaran hasil analisa situasi ruangan di Ruang kebidanan
Puskesmas Bojonegara dideskripsikan sebagai berikut:
1) MAN
Gambaran hasil analisa situasi diruangan Ruang kebidanan

18
Puskesmas Bojonegara dideskripsian sebagai berikut :

B. Gambaran ketenagaan Bidan diruangan


Jumlah Bidan di Puskesmas Bojonegara, 1 orang Bidan Koordinator
dengan jenjang pendidikan SST, 1 orang Kepala Ruangan dengan jenjang
pendidikan S.Keb,Bd dan 5 orang Bidan pelaksana dengan jenjang
pendidikan S.Keb, 1 orang dengan jenjang pendidikan S.keb,Bd, 8 orang
S.ST, dan 2 orang Bidan pelaksana dengan jenjang pendidikan DIII
Kebidanan.
Puskesmas Bojonegara memiliki tenaga Bidan yang terdiri dari:

No Nama Bidan Pendidikan


1 Dofiah, S,STkeb S,Stkeb
2 Helyati, Amd.Keb
3 Tatu Mulyati S.ST
4 Rahayuni S.Keb,Bd
5 Rita Amd.Keb
6 Sri Ernawati S.Keb, Bd
7 Iis Aisyah Amd.Keb
8 Linda Marlinda S.ST
9 Tati Alawiyah S.ST
10 Fitri Fatmawati S.ST
11 Susi Susanti S.Keb
12 Rifa Hadijah S.Keb
13 Susiana Dian S.Keb
Anggraini
14 Hj.Mustaanah S.ST
15 Ana noviana S.Keb
16 Saukiyatunnufus S.Keb
17 Eka oktavia sari S.ST
18 Hairunisah S.ST

19
2. Orientasi
Dalam proses memasuki tempat kerja baru, perlu adanya
program orientasi dimana kegitan ini bertujuan memberikan
pemahaman kepada tenaga baru dalam menjalankan tugasnya.
Pemahaman ini diberikan agar dalam menjalankan tugasnya pegawai
baru dapat menyesuaikan dengan prosedur yang ada di Puskesmas.
Pada proses orientasi, pegawai baru akan melakukan orientasi
terhadap pekerjaan dan Puskesmas, dimana diperlukan waktu 1
minggu untuk dapat beradaptasi. Orientasi memberikan gambaran
tentang tugas pokok di rumah sakit dengan tujuan :
a. Mempercepat proses adaptasi dan kerja sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
b. Memahami tugas, kewajiban, wewenang, dan prosedur kerja.
c. Memahami tujuan, falsafah dan peraturan-peraturan
dilingkungan Puskesmas serta kebijakan Puskesmas
d. Memahami prosedur-prosedur pengamanan dalam berbagai
bidang di berbagai unit kerja.
e. Memahami tehnik-tehnik mengerjakan basic life support
dalam keadaan darurat.
f. Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan
kerja staff Kebidanan.
Proses orientasi pegawai baru ddilakukan selama 1 minggu
yang kinerjanya dinilai langsung oleh kepala ruangan,
selanjutnya kepala ruangan akan menyampaikan penilaiannya
kepada Kepala TU dan diteruskan kebidang Kebidanan,
selanjutnya pegawai yang sudah diberikan penilaian akan di
tempatkan di ruangan yang sudah di tentukan.

3. Deskripsi Kerja
Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau

20
kegiatan yang harus diselesaikan untuk mencapai
tujuan.Pengorganisasian kegiatan dilakukan untuk memudahkan
pembagian tugas Bidan Koordinator sesuai dengan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki. Adapun uraian tugas yang dimiliki
struktur organisasi Ruang bersalin Puskesmas Bojonegara adalah
sebagai berikut :
a. Kepala Ruangan Kedudukan
Kepala ruangan adalah seorang Bidan profesional secara
teknis fungsional bertanggung jawab kepada Bidan
Koordinator secara operasional bertanggung jawab kepada
kepala Puskesmas.
1) Tugas pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
Kebidanan diruang bersalin yang berada di wilayah
tanggung jawab nya
2) Uraian Tugas
Melaksanakan fungsi Bidanan,meliputi:
a) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga
kebidanan serta lain sesuai dengan kebutuhan
b) Merencanakan jumlah jenis peralatan yang
diperlukan sesuai kebutuhan.
c) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan
atau asuhan Kebidanan yang akan di
selenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
d) Melaksanakan fungsi penggerakan dan
pelaksanaan meliputi:
e) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan pelayanan ruang bersalin
f) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga
Bidanan dan tenaga lain sesuai kebutuhan dan
ketentuan atau peraturan yang berlaku.
g) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga

21
Bidanan baru atau tenaga lain yang akan bekerja
di ruang rawat
h) Memberikan pengarahan dan motivasi kepada
tenaga bidan untuk melaksanakan asuhan
Kebidanan sesuai standard dan ketentuan.
i) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada
dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak
yang terlibat dalam pelayanan diruang bersalin
j) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana
Bidan dan tenaga lain yang berada di wilayah
tanggung jawabnya.
k) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dibidang Kebidanan antara lain melalui pertemuan
ilmiah.
l) Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan
serta mengusahakan pengadaannya sesuai
kebutuhan pasien agar mencapai pelayanan yang
optimal.
m) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan
alat,obat dan bahan lain yang di perlukan diruang
bersalin
n) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan
peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
o) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan
invetarisasi peralatan.
p) Melaksanakan program orientasi kepada pasien
dan keluarga meliputi penjelasan tentang
peraturan Interna,. Tata tertib ruangan,fasilitas
yang ada,cara penggunaannya serta kegiatan rutin
sehari-hari diruangan.
q) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling
(visite).

22
r) Mengelompokan pasien dan mengatur
penempatannya diruang bersalin, Ruang nifas, dan
IGD maternal menurut tingkat
kegawatannya,untuk memudahkan pemberian
asuha Kebidanan.
s) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien
yang di rawat untuk mengetahui keadaannya dan
menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang di hadapinya.
t) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan
terlindungi selama pelaksanaan pelayanan
Kebidanan berlangsung.
u) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien
ataupun keluarga dalam batas kewenangan.
v) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan
terlindungi selama pelaksanaan pelayanan
Kebidanan berlangsung.
w) Memeliharan dan mengembangkan sistem
pencatatan dan pelaporan asuhan Kebidanan dan
kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan
benar. Untuk tindakan Kebidanan selanjutnya.
x) Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala
ruangan rawat yang lain.
y) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang
baik antara petugas,pasien dan keluarganya
sehingga memberikan keterangan.
z) Memelihara buku register dan berkas catatan
medik.
aa) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai
pelaksanaan kegiatan asuhan Kebidanan
bb) Melaksanakan fungsi pengawasan,pengendalian
dan penilaian,meliputi:mengawasi dan menilai

23
pelaksanaan asuhan Kebidanan yang telah
ditentukan.
cc) Melaksanakan penilaian terhadap upaya
peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dibidang Kebidanan .
dd) Mengawasi dan megendalikan pendayagunaan
peralatan Kebidanan serta obat-obatan secara
efektif dan efisien
ee) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dna
pelaporan kegiatan asuhan Kebidanan

b. Ketua Tim Kedudukan


Bidan ketua grup atau Bidan primer adalah seorang Bidan
profesional dalam melaksanakan tugas,bertanggung jawab
kepada kepala ruangan.
1) Tugas pokok
Melaksanakan asuhan Kebidanan kepada klien atau
anggota keluarga sesuai dengan standard profesi serta
menggunakan daftar memeliharan logistik Kebidanan
secara efektif dan efisien.
2) Uraian Tugas
a) Melakukan kontrak dengan klien atau keluarga
pada awal masuk ruangan sehingga tercipta
hubungan tepeutik,hubungan ini dibina secara
terus menerus pada saat melakukan pengkajian
atau tindakan kepada klien/keluarga panduan
orientasi ini sebaiknya dilaminating dan digantung
di kamar klien sehingga setiap saat klien/keluarga
dapat membaca kembali.
b) Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau
melengkapi pengkajian yang sudah dilakukan
pada sore,malam atau hari libur.

24
c) Menetapkan rencana asuhan Kebidanan
berdasarkan analisis standard asuhan kebidanan
sesuai dengan hasil pengkajian.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan yang sudah
ditetapkan

c. CI (clinical instruktur)
Uraian tugas
1) Melihat dan membaca laporan pendahuluan peserta didik.
2) Melakukakan pre conference dan membahas laporan
pendahuluan.
3) Memberikan waktu kepada peserta didik untuk membaca
rekam medis pasien.
4) Membimbing peserta didik untuk meningkatkan
komunikasi terapeutik.
5) Membimbing peserta didik dalam menerapkan rencana
tindakan.
6) Melakukan bed side teaching.
7) Melakukan ronde Kebidanan.
8) Mengambil alih tindakan yang dilakukan peserta didik
dalam situasi tertentu.
9) Melakukan post conference yang membahas tentang
kegiatan peserta didik dalam melakukan asuhan
Kebidanan.
10) Membimbing peserta didik dalam rangka mengakhiri
praktek disuatu tempat/ruang.
11) Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan
kepada diklat apabila peserta didik tidak hadir, memberi
bimbingan peserta didik sesuai dengan tingkat
pendidikanya dalam hal melaksanakan asuhan Kebidanan
dengan penerapan proses Kebidanan, membimbing
pembuatan laporan kasus.

25
12) Memberi penilaian terhadap hasil kerja peserta didik
sesuai dengan tempat tugasnya.
13) Mengkoordinasikan tugas bimbingan kepada penanggung
jawab sore dan malam.

d. Bidan Pelaksana/ Bidan Ahli


Uraian Tugas
1) Membaca Asuhan kebidanan yang telah ditetapkan PP
2) Membina hubungan terapeutik dengan
klien/keluarga,sebagai lanjutan kontrak yang sudah
dilakukan PP.
3) Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan
informasi format orientasi klien/keluarga jika PP tidak
ada di tempat.
4) Melakukan tindakan Kebidanan pada kliennya
berdasarkan Askeb
5) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan mendokumentasikannya pada format
tersedia.
6) Mengikuti visite dokter bila PP tidak ditempat.
7) Memeriksa kerapian dan kelengkapan status Kebidanan
8) Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai di
paraf.
9) Mengomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila menemukan
masalah yang perlu diselesaikan.
10) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic,
laboratorium, pengobatan dan tindakan.
11) Berperan serta dalam memberikan pendidikan
kesehatan pada klien/keluarga yang dilakukan oleh PP
12) Melakukan investarisasi fasilitas yang terkait dengan
timnya.
13) Membantu tim lain yang membutuhkan.

26
14) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga
klien yang menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi
dengan PP.

3. Lingkungan Kerja
Jumlah bed yang tersedia 5 buah yang terdiri dari 2 bed partus,
2 bed nifas dan 1 bed IGD maternal. Puskesmas memberikan
kesempatan yang seluasnya untuk mengembangkan dan
meningkatkan SDM stafnya yaitu memberikan kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S1 Kebidanan),
dan mengenai pengaturan jadwal dinas disesuaikan oleh kepala
ruangan. Bidan juga diberikan kebebasan untuk mengikuti pelatihan
yang terkait dengan Kebidanan yang diadakan oleh pihak Puskesmas
maupun di luar Puskesmas Kepala ruangan Kebidanan juga
mengadakan pertemuan bulanan.
Pertemuan bulanan dilakukan tiap bulan pada untuk
membahas permasalahan yang terjadi selama sebulan di ruangan
bersalin baik yang berhubungan dengan pasien maupun yang
berhubungan dengan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh
kepala ruangan maka diserahkan kepada Bidan Koordinator dan
diteruskan kepada Kepala Puskesmas.Kepala ruangan juga melakukan
penilaian terhadap kinerja Bidan dengan setiap sebulan sekali, selain
itu kepala ruangan juga memberikan teguran/punishment langsung
kepada staf yang kinerjanya bagus, kepala ruangan juga memberikan
pujian/reward secara langsung dan menjadikan staf tersebut sebagai
role model terhadap staf yang lain.

27
4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien terhadap
Pelayanandi Ruang Bersalin Puskesmas Bojonegara
Kepuasan pasien

Frequency Percent
Valid Tidakpuas 0 0.0
Cukuppuas 2 20.0
Sangatpuas 8 80.0
Total 10 100.0

Berdasarkan dari hasil kuesioner yang dibagikan pada 10 orang


pasien dengan kriteria lama hari rawat>2 hari diperoleh hasil bahwa tidak
ada yang menyatakan tidak puas dengan pelayanan Di Puskesmas, (20%)
menyatakan cukup puas dengan pelayananan Puskesmas dan (80%)
menyatakan puas dengan pelayanan Puskesmas Bojonegara.

5) Metode
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi diketahui bahwa
Puskesmas Bojonegara memiliki visi, misi, budaya kerja/ Tata Nilai
dan motto . Visi, misi, Budaya kerja / Tata nilai motto Puskesmas
Bojonegara adalah:
a. Visi Puskesmas
Mewujudkan Kecamatan Bojonegara Maju, Sehat, Adil, Sejahtera
dan Agamis
b. Misi Puskesmas
 Membina Kebersamaan untuk meningkatkan kinerja pegawai
Puskesmas
 Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan di UPT

28
Puskesmas Bojonegara
 Memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada
masyarakat
 Mendorong kemandirian masyarakat untuk berprilaku hidup
bersih dan sehat

c. Budaya Kerja / Tata Nilai Puskesmas Bojonegara

“ MITRA” ( Melayanai Dengan Senyum, Sopan Santun, Tanggap


dan Ramah)

Motto Puskesmas Bojonegara


“KAMI ADALAH MITRA KESEHATAN MASYARAKAT”
d. Metode Asuhan Kebidanan
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, metode asuhan
Kebidanan yang dipergunakan ruang Bersalin Puskesmas
Bojonegara adalah Metode Tim.Yang terdiri dari ketua tim 2 orang,
memiliki PJ Shift (Bidan primer) 4 orang. Setiap Bidan primer
memiliki dua orang Bidan pelaksana

e. Standar Asuhan Kebidanan


Ruangan Bersalin Puskesmas Bojonegara memiliki Standar
Asuhan Kebidanan (SAK) yang terdiri dari : pengkajian
Kebidanan, diagnose Kebidanan, intervensi Kebidanan,
implementasi Kebidanan dan catatan asuhan Kebidanan. Dari
hasil observasi ditemukan bahwa format pengkajian dalam bentuk
pertanyaan terbuka sehingga dari hasil observasi pengisian format
tidak lengkap sehingga data pengkajian tidak optimal. Ruangan
sudah memiliki format pengkajian awal secara head to toe namun
belum berjalan secara efektif.

f. Penerimaan Pasien Baru


Pasien baru diterima oleh Bidan yang bertugas di ruangan Bersalin

29
Puskesmas Bojonegara. Prosedur penerimaan pasien baru diawali
dengan penerimaan informasi (pemberitahuan) dari IGD ataupun
poliklinik. Kemudian Bidan ruangan akan mempersiapkan
ruangadan tempat tidur untuk pasien baru. Saat pasien masuk ke
ruangan, Bidan akan menerima RM yaitu identitas pasien rawat
inap, ringkasan pada waktu pasien masuk, pengkajian pasien di Igd
Maternal. Setiap pasien baru memiliki hak dan kewajiban yang
berlaku di ruangan Bersalin Puskesmas Bojonegara
Metode penugasan Bidan adalah metode tim. Bidan
ruangan telah memiliki uraian tugas masing-masing. Apabila
kepala ruangan tidak hadir maka pendelegasian tugasnya diberikan
kepada Bidan primer. Jika Bidan primer yang tidak hadir maka
tugas didelegasikan kepada Bidan ahli/ Bidan pelaksana yang
ditunjuk.
Berdasarkan pengkajian melalui wawancara dan observasi, sistem
pendelegasian tugas Kebidanan di rungan Bersalin Puskesmas
Bojonegara dilaksanakan sesuai dengan model Kebidanan tim,
dimana pendelegasian dilakukan dari kepala ruangan kepada PP,
dan selanjutnya PP mendelegasikan kepada PA di dalam timnya.
Apabila kepala ruangan berhalangan atau sakit maka yang
bertanggung jawab untuk menggantikan kepala ruangan adalah PP,
dan bila PP berhalangan dalam melaksanakantugasnya, pelimpahan
tugas dan wewenang diberikan kepada PJ Shift.

b. Kepegawaian
Penyusunan daftar dinas pagi, sore, dan malam dilakukan oleh
kepala ruangan dengan ketentuan :
1) Ka. Tim : di dalam satu minggu libur 1x
2) Bidan Ahli : di dalam satu bulan masuk malam 4-5x
Operan tanggung jawab Bidanan dilakukan setiap Bidanan.
Operan tanggung jawab diikuti oleh semua Bidan yang
bertugas. Operan dengan cara bed to bed dilakukan saat

30
operan dinas pagi ke dinas sore, dinas sore ke dinas malam,
dinas malam ke dinas pagi. Operan bed to bed penting
dilakukan untuk mengetahui keadaan umum pasien
sehingga Bidan dapat mengetahui perkembangan kondisi
kesehatan pasien dan menentukan tindakan Bidanan
selanjutnya.
c. Pengarahan
Gaya kepemimpinan yang diterapakan kepala ruangan di ruang
Bersalin Puskesmas Bojonegara dalah gaya kepemimpinan
demokratis. Manajemen konflik di ruang Bersalin dilakukan
dengan cara pemecahan masalah (win-win solution) yang terdiri
dari tahapan:
1) Melakukan diskusi bersama
2) Menyadari adanya perbedaan
3) Memiliki sikap empati
4) Asertif dialog dengan bebagai perbedaan, prinsip, dan
permasalahan sesuai dengan pengakuan kelompok
5) Setuju terhadap keputusan bersama
Jadi straegi yang dilakukan oleh kepala ruangan di ruang
Ruang Bersalin Puskesmas Bojonegara untuk
menyelesaikan konflik dalam tim Bidan adalah “smoothing
over” yaitu mempertahankan keharmonisan kelompok,
walaupun memiliki pandangan berbeda, serta menyatakan
dengan komunikasi yang baik, dan tanpa emosional.

d. Pengawasan
Di ruang Bersalin Puskesmas Bojonegara pemeriksan
dokumentasi asuhan Kebidanan pasien dilakukan secara berkala
oleh bagian bidang Kebidanan yaitu 1x dalam 4 bulan.Namun,
berdasarkan observasi pendokumentasian asuhan kebidanan pasien
belum sesuai dengan standard asuhan keparawatan yang terdapat di
ruangan bersalin. Format pengkajian belum diisi dengan baik dan

31
jelas.
Kepala ruangan memberikan penilaian kinerja kepada Ka Tim, dan
Bidan pelaksana.Penilaian Bidan Pelaksana dibantu juga oleh Ka
Tim.Hasil penilaian kinerja Bidan akan disampaikan ke Ka TU.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja Bidan
menjadi motivasi bagi Bidan dalam menjalankan tugasnya. Untuk
itu, kepala ruangan berusaha memperhatikan bagaimana kinerja
masing-masing Bidan yang dipimpinnya.

6) Material
Pengadaan barang logistik di ruang Bersalin Puskesmas Bojonegara
ditanggung jawabi oleh 2 orang pegawai ruangan. Barang logistik yang
dibutuhkan akan disampaikan kepada kepala ruangan lalu dilaporkan
kepada instalasi farmasi. Jika persediaan habis, maka penanggungjawab
peralatan akan mendaftarkannya dan melaporkan kepada kepala ruangan.
Waktu untuk permintaan logistik dilakukan saat barang logistik
diperlukan, tanpa ada ketetapan waktu yang rutin. Pengadaan logistik di
ruangan Bersalin cukup lengkap baik alat tenun maupun alat-alat
kesehatan. Dalam pengadaan logistik baik alat tenun maupun alat
kesehatan diatur secara terstruktur.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, telah tersedia
pembuangan sampah yang terpisah di ruang Belida, yaitu tempat
pembuangan sampah medis, tempat pembuangan sampah domestik, dan
tempat pembuangan sampah benda tajam, penggunaan papan identitas
pasien sudah tidak digunakan lagi namun diganti dengan menggunakan
daftar pasien dalam bentuk file yang disimpan didalam map transparan.
Gelang nama berwarna biru digunakan pada pasien pria, gelang nama
berwarna pink digunakan pada pasien wanita, penggunaan gelang tangan
sebagai identitas pasien juga telah berjalan dengan baik. Di ruangan Belida
juga tersedia obat- obat emergency yang tersusun rapi di dalam lemari dan
perlengkapan alat- alat medis lainnya. Sistem pengamprahan kebutuhan
peralatan medis yang dibutuhkan di ruangan dilakukan secara terstruktur

32
dan terperinci sesuai dengan kebutuhan ruangan. Jumlah tempat tidur di
ruang Belida terdiri dari 5 tempat tidur dan kesemuanya dalam kondisi
yang baik.
Daftar Nama Alat Kebidanan, Jumlah dan Standar yang tersedia di
Ruangan Bersalin Puskesmas Bojonegara :
Standar
No Nama Alat Jumlah Keterangan
Depkes
1 Tensimeter 1 2/ruangan
2 Stetoskop 1 2/ruangan
3 Set irrigator - 2/ruangan
4 Oksigen 1 2/ruangan
5 Slym zuiker (suction) 1 2/ruangan
6 VC set - 1/ruangan
7 Gunting perban 1 2/ruangan
8 Bak instrumen besar 1 2/raungan
9 Bak instrumen 2 2/ruangan
10 sedang Bak 1 2/ruangan

11 instrumen kecil Blas - 2/ruangan

12 spuit -2 2/ruangan
Glaserin spuit - 2/ruangan
13
Bengkok 2/ruangan
14 -
Pispot 2/ruangan
15 -
Urinal 2/ruangan
16 1
Set ganti 2/ruangan
17 2
balutan 1: ½
18 2 6/ruangan
Termometer
19 Standar infuse 1 6/ruangan
20 Masker oksigen 1 1/ruangan
21 Nasal kateter
Timbangan berat
badan

33
Daftar Obat dalam trolley Emergency, Jumlah dan Standar yang
tersedia di ruangan Bersalin Puskesmas Bojonegara
Standar
No Nama Jumlah Keterangan
Depkes
1 Dextrose 5% 2 fls
2 Ringer laktat 2 fls
3 Dextrose 10% 2 fls
4 NaCl 0,9% 2 fls
5 FC 20 2 Pcs
6 FC 18 1 Pcs
7 FC 16 1 Pcs
8 FC 14 1 Pcs
9 SP 5 cc 1 Pcs
10 SP 3 cc 1 Pcs
11 SP 10 cc 3 Pcs
12 Urin Bag 3 Pcs
13 Abocat 18 3 Pcs
14 Abocath 20 3 Pcs
15 Abocath 22 3 Pcs
16 Abocath24 3 Pcs

34
Daftar Alat Tenun, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan Bersalin
Puskesmas Bojonegara

No Nama barang Jumlah Standar Keterangan


1 Gordyn 5
2 Sprei 5
3 Selimut biasa 1
4 Sarung Bantal 5

Daftar Alat Rumah Tangga, Jumlah dan Standar yang tersedia di


ruangan bersalin Puskesmas Bojonegara
No Nama barang Jumlah Standar Keterangan
1 Troli Obat 1\[]
2 Lemari obat emergency 1
3 Meja pasien 4
4 Standar infuse 2
5 Timbangan BB/TB 1
6 Dorongan oksigen 1
7 Tempat sampah pasien 3
8 Tempat sampah tertutup 3

7) Money
Ruang di ruangan Ruang Bersalin Puskesmas Bojonegara memiliki
system budgeting yang diatur langsung oleh Kepala Puskesmas baik
untuk pelayanan pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan. Setiap
pegawai di ruangan Ruang bersalin Puskesmas Bojonegara mendapatkan
gaji, Jasa pelayanan. Bidan juga mempunyai jaminan pelayanan kesehatan
BPJS dari Depkes.

35
Setiap kegiatan di ruangan diatur langsung oleh Kepala ruangan
hanya memberikan laporan mengenai apa yang ingin dilakukan termasuk
untuk renovasi ruangan, sedangkan untuk pendanaan operasional dan
fasilitas kesehatan diatur langsung oleh instalasi sarana dan prasarana..
Ruangan Bersalin juga memberlakukan punishment kepada pegawai yang
tidak hadir tanpa keterangan dengan melaporkan ke kepala Tata Usaha,
pegawai yang salah menggunakan pakaian dinas dengan memberi teguran,
pegawai yang izin sakit harus ada keterangan yang jelas.

36
Analisa SWOT di Ruangan Bersalin UPT Puskesmas Bojonegara
1. MAN
Stre Weakness Opportunity Threatened
nght

37
 Adanya orientasi kepada  Berdasarkan  Puskesmas Bojonegara  Adanya tuntutan
pegawai baru selama 1 observasi masih merupakan Puskesmas masyarakat yang tinggi
minggu. adanya Bidan Poned dan Rawat Inap untuk mendapatkan
 Jumlah tenaga Bidan di yang tidak  Puskesmas Bojonegara pelayanan yang lebih
Ruangan Belida memakai atribut merupakan Puskesmas professional.
berjumlah 18 orang, lengkap seperti Pendidikan.  Semakin maju dan
dengan jenjang papan nama setiap berkembangnya pemikiran
pendidikan S1 Kebidanan harinya. serta
5 orang, SST, bd 2 orang,  Tidak adanya Visi Pendidikan masyrakat
S.ST 2 orang, DIII Misi Ruangan sehingga dapat
Kebidanan 9 orang.  Belum adanya membandingkan kualitas
 Dari hasil observasi jadwal rutin pelayanan dan memilih
diperoleh bahwa asuhan Suvervisi kepala pelayanan yang
Kebidanan yang diberikan Ruangan dan lebih baik.
oleh Bidan sudah sesuai Ronde Kebidanan
dengan SOP.  Kurangnya
 Bidan di Ruangan kepatuhan
Bersalin diberikan seragam sesuai
kesempatan untuk Jadwal yang telah

38
melanjutkan pendidikan. di tentukan
 Adanya penilaian hasil
kinerja Bidan yang
dilakukan oleh karu setiap
satu kali sebulan.
 memiliki kinerja yang
kurang baik akan
mendapatkan sanksi
berupa teguran dari kepala
ruangan
 Kepala ruangan
memberikan kesempatan
kepada Bidan untuk
menyampaikan kendala
yang ada di ruangan.
 Berdasarkan hasil
kuesioner kepuasan pasien
diperoleh 88,6%
menyatakan puas dengan

39
pelayanan di Puskesmas
Bojonegara dan 11,4%
menyatakan cukup puas
dengan pelayanan di
Puskesmas Bojonegara.

40
2. METODE

Strength Weakness Oppurtunity Threat


 Kepala ruangan telah melakukan  Sudah terdapat format  Puskesmas Bojonegara  Adanya tuntutan
fungsinya sesuai dengan peran pada pengkajian sistem checklist Merupakan Puskesmas akan pelayanan
fungsi pengendalian dan evaluasi. di Ruangan Bersalin namun Poned dan Rawat Inap Kebidanan yang
Hal ini dilihat dari adanya operan pre masih ada dokumen yang lebih baik.
dan post conference belum lengkap.
 Ruangan Bersalin memberikan  Metode penugasan Bidan
pelayanan kepada pasien Umum dan adalah metode tim tetapi
BPJS. Bidan belum melaksanakan
 Memiliki struktur organisasi yang tugasnya secara optimal
jelas dan melakukan pendelegasian  Supervisi terhadap
sesuai alur struktur pendokumentasian
 Di setiap shift, ada asuhan Kebidanan
penanggungjawab terhadap ruangan. belum dilakukan
 Terdapat jadwal dinas yang disusun optimal
setiap bulan

41
 Deskripsi tugas Bidan tersusun
dengan jelas
 Sudah adanya format dokumentasi
yang terintergrasi (catatan integrasi)
yang digunakan sebagai
dokumentasi semua tenaga medis.
 Ruangan Bersalin puskesmas
Bojonegara telah difasilitasi dengan
KAK dan SOP

42
3. MATERIAL

Strength Weakness Opportunity Threatened


 Ruang Ruangan Bersalin  Terdapat beberapa  Puskesmas  Adanya persaingan
telah memberikan fasilitas lemari pasien yang Bojonegara mutu pelayanan
gelang tangan sebagai terlihat kurang rapi. merupakan antar Puskesmas
identitas pasien sebagai  Belum tersedianya Puskesmas Poned yang secara
pengganti papan nama kotak saran yang dapat dan Rawat Inap yang langsung
identitas pasien. dimanfaatkan sebagai memungkinkan maupun tidak
 Ruangan Bersalin telah masukan bagi ruangan untuk memperoleh langsung
memiliki pembagian alat yang bisa diisi oleh fasilitas yang mempengaruhi
medis dan alat tenun semua pihak guna lengkap sehingga aspek pelayanan
 Telah terdapat petunjuk meningkatkan mutu ruang memiliki kesehatan.
teknik cuci tangan yang pelayanan di Ruangan kesempatan yang
benar yang diletakkan di Bersalin besar untuk
dekat tempat desinfektan  Masih terlihat atap melengkapi fasilitas
untuk cuci tangan di yang berlubang dan kesehatan yang

43
Ruangan Bersalin yang berjamur terdapat belum tersedia.
dapat dimanfaatkan oleh diatas Nurse Station
semua pihak baik dokter, Ruang Bersalin
Bidan, mahasiswa, pasien
maupun keluarga pasien.
 Telah tersedia tempat
sampah yang berbeda untuk
jenis sampah medis, non
medis, domestik dan alat-
alat tajam.

44
4. MONEY

Strenght Weakness Opportunit Threatened


y
 Ruangan Bersalin memiliki system  Bantuan jaminan pembayaran Umum
budgeting yang diatur langsung oleh dan BPJS.
Puskesmas baik untuk pelayanan  Pembayaran jasa pelayanan Umum
maupun untuk pendanaan kesehatan dan BPJS langsung dilakukan
bagi petugas kesehatan. transaksi di Kasir Puskesmas
 Pergantian alat yang rusak diruangan Bojonegara sesuai dengan rincian
dilaporkan oleh Bidan pelaksana tindakan.
kepada Bidan penanggung jawab alat  Adanya izin/tugas belajar
dan Bidan penanggung jawab dari Kepala Puskesmas
membuat laporan kepada Penanggung  Penerimaan gaji bulanan pegawai
jawab barang dan atas persetujuan Ruangan
kepala ruangan Bersalin Bersalin dilakukan langsung
. melalui Bank

45
5. Planning Of Action Management Profesi Bidan STIKes Abdi Nusantara di Ruang Bersalin

No Masalah Rencana Tindakan Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

46
Man
 Masih adanya Bidan yang  Melakukan pengecekan SDM Setiap hari sebelum
tidak memakai atribut lengkap beserta pemakaian papan nama / pelaksanaan dinas
seperti papan nama setiap identitas Bidan setelah Pre
harinya. Conference untuk meningkatkan
kedisiplinan.
 Kurangnya kepatuhan  Jika ada yang tidak patuh diberi
seragam sesuai Jadwal yang teguran, jika masih terulang
telah di tentukan. melanggar diberikan surat
peringatan Setiap hari
Metode
 Pendokumentasian asuhan  Mengobservasi dan supervisi

Kebidanan di Ruangan kelengkapan status Kebidanan di

Bersalin belum optimal setiap status klien, kemudian Setiap bulan

masih ada dokumen yang merapikan dan melengkapi status

belum lengkap. Kebidanan yang belum lengkap

 Supervisi terhadap  Membuat perencanaan dan jadwal

pendokumentasian asuhan dalam melakukan supervisi

Kebidanan belum dilakukan


optimal Setiap hari

47
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Analisi Kesenjangan Teori dan Penyelesaian

Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa profesi


manajemen Kebidanan STIKes Abdi Nusantara pada 19 Februari 2024
sampai 23 Februari 2024 di ruangan Bersalin UPT Puskesmas
Bojonegara, terdapat beberapa masalah. Setelah dianalisa dan dengan
mempertimbangkan kemampua kelompok, maka kelompok memutuskan
untuk mengatasi beberapa masalah seperti tersebut dibawah ini yang
terkait dengan sistem manajemen yang dapat di intervensi oleh
mahasiswa. Setelah di intervensi kelompok mengevaluasi kinerja dan
membandingkan kembali dengan konsep teoritis yang ada dan bagaimana
pencapaian kelompok.

Adapun gambaran masalah fungsi manajemen yang di intervensi


mahasiswa dan kinerja kelompok adalah sebagai berikut:
1. Man
Masalah yang ditemukan kelompok di ruangan Ruang bersalin UPT
Puskesmas Bojonegara terkait dengan man yaitu Dari hasil observasi
kelompok selama 2 minggu, kelompok masih menjumpai Bidan yang
masih belum menggunakan papan nama / indentitas Bidan. Hal ini
bisa disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya kurangnya
pengawasan kerja. Untuk itu kepala ruangan perlu memberikan
pengawasan terhadap Bidan agar dapat menjalankan aturan rumah
sakit khususnya dalam pemakaian papan nama Bidan.
Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi
sesuai dengan rencana yang ditetapkan/ disepakati, instruksi yang
telah dikeluarkan, serta prinsip- prinsip yang telah ditentukan, yang
bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat
diperbaiki (Fayol, 1998). Dengan Bidan memakai atribut atau papan

48
nama, pasien dapat mengenal Bidan yang merawatnya, disamping itu
untuk menjalin hubungan Trust antara Bidan dengan pasien sehingga
mutu pelayanan akan berjalan dengan baik.
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan
dengan tepat, maka akan diperoleh manfaat :
a. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah
dilaksanakan sesuai dengan standard atau rencana kerja.
b. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan
pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya
c. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah
mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar.
d. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau
bentuk promosi dan latihan lanjutan.
Dengan berjalannya fungsi pengawasan dan pengendalian
yang dilaksanakan dengan tepat membuat Bidan termotivasi
dalam bekerja dengan mendapatkan reward sebagai salah satu
bentuk upaya dalam meningkatkan kinerja.
Namun yang perlu diperhatikan dalam memberikan
motivasi kerja yaitu karakter individu. Orang dengan
kemampuan yang terbatas dan kurangnya pelatihan, ataupun
rasa ketidakamanan, memerlukan perilaku kepemimpinan
yang berbeda dari mereka yang tinggi kesiapannya dan
mempunyai kemampuan, ketrampilan, percaya diri, dan
kemampuan bekerja yang baik (Daft, 2003).
2. Metode
Pendokumentasian asuhan Kebidanan sangat diperlukan karena
memiliki aspek legalitas yang akan menjadi aspek hukum untuk
melindungi setiap tindakan Kebidanan, bila sesuatu hal yang tidak
diinginkan terjadi, pendokumentasian asuhan Kebidanan dapat
menjadi bukti otentik telah dilakukan tindakan Kebidanan kepada
pasien (Carpenito, 1999).
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada kepala

49
Bidan UPT Puskesma Bojonegara dalam hal pendokumentasian
asuhan Kebidanan, SAK dan pendokumentasian askep belum
dijalankan secara maksimal dimana dari 30 orang pasien diperoleh
bahwa pendokumentasian asuhan Kebidanan untuk pengkajian terisi
lengkap sebanyak 21 orang (70%), diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi tertulis lengkap. Hal ini disebabkan beban
kerja yang terlalu besar sehingga Bidan melakukan peran ganda
dalam kasus hukum, dokumentasi Kebidanan menjadi landasan
berbagai kasus gugatan atau sebagai alat pembela diri Bidan (Gillies,
D.A., 1994). Jadi meskipun beban kerja Bidan tinggi harus tetap
membuat dokumentasi asuhan Kebidanan.
Untuk masalah pendokumentasian pengkajian, pihak rumah sakit
sudah membuat system checklist yang sudah disosialisasikan di
ruangan menyarankan agar dilakukan pengecekan status setiap hari
dan melalukan supervisi dokumen setiap bulan.

3. Material
Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada
kompetensi dari manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi
untuk mengelola logistik melalui fungsi antara lain mengidentifikasi,
merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga
mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan
efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan
memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi
peningkatan mutu pelayanan secara umum.
Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian
darurat, membuat skala prioritas serta melakukan perubahan yang
dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit. Manajemen
logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas. Manajer
logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan
pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat tersebut yang
akan memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya

50
operasional rumah sakit (Urrahman, 2009).
Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan
rumah sakit dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara lain:
obat, bahan kimia, gas medik, peralatan kesehatan), persediaan
makanan, persediaan logistik umum dan teknik.
Berdasarkan hasil observasi kelompok terhadap logistik yang
tersedia di ruang Kebidanan UPT Puskesma Bojonegara, terdapat
beberapa lemari pasien yang terlihat kurang rapi. Pada tanggal 7 Juni
– 17 Juni 2021 kelompok melakukan penataan ruangan. Kelompok
melakukan pembersihan ruangan yang terlihat kurang bersih
sehingga Bidan merasa lebih nyaman dalam bekerja. Ruang rawat
pasien terlihat jauh lebih rapi dan pasien di ruangan merasa lebih
nyaman dan melakukan penerapan 5R yang dilakukan seluruh Bidan
Ruang Belida
4. Money
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi kelompok di UPT
Puskesmas Bojonegara tidak terdapat masalah terkait dengan
keuangan di ruangan ini.

51
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelaksanan kegiatan praktek manajemen di UPT Puskesmas
Bojonegara dimulai pada tanggal 19 - 23 Februari 2024. Kelompok
melakukan pengkajian selama 5 hari dari tanggal 19-23 Februari kemudian
data diolah/analisa dan merumuskan masalah dimana kelompok
menemukan beberapa masalah yang perlu diintervensi. Dari masalah –
masalah tersebut kelompok sudah melakukan intervensi yaitu :
1. Melakukan observasi dalam pengisian Asuhan Kebidanan mulai dari
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Kelengkapan dokumentasi terkait dengan Kebidanan.
2. Melakukan sosialisasi tentang uraian tugas Bidan baik Ketua Tim
maupun Bidan pelaksana. Mengobservasi kegiatan pelaksanaan
terutama dalam pemberian obat , beberapa Bidan masih menggunakan
metode fungsional yang seharusnya sudah tidak dipergunakan lagi
dalam pelaksanaan asuhan Kebidanan. Dengan menggunakan metode
tim, Bidan mampu memberikan asuhan Kebidanan secara holistik baik
bio- psiko-sosial-spiritual.
3. Melakukan penataan ruangan dengan membersihkan lemari sehingga
Bidan merasa nyaman dalam bekerja.
Beberapa masalah lain yang ditemukan kelompok di ruangan Bersalin
Puskesmas Bojonegara tidak dapat diintervensi karena keterbatasan
kemampuan kelompok dalam mengatasi masalah tersebut, seperti
perekrutan tenaga Bidan dan peningkatan SDM untuk ruangan
Bersalin, pengadaan beberapa bahan logistik fisik dan material yang
dibutuhkan beberapa ruangan Bersalin yang disesuaikan dengan
standart Depkes, dan lain – lain.

52
B. Saran
1. Pihak Puskesmas
Menindak lanjuti rekomendasi untuk beberapa perbaikan material yang
dibutuhkan ruangan Kebidanan Puskesmas Bojonegara
2. Pihak Bidan ruangan
b. Bidan melaksanakan pendokumentasian dengan baik dan benar
demi terpenuhinya kebutuhan pasien
c. Sebaiknya ruangan Kebidanan tetap menjalankan metode tim
supaya kebutuhan pasien terpenuhi serta menjalankan peran sesuai
dengan pembagian tugas dan tanggungjawab yang menjadi
standarisasi metode tim.
d. Bidan memakai atribut atau papan nama Bidan, agar memudahkan
pasien dalam memenuhi kebutuhan selama dirawat diruang
e. Penerapan 5 R setiap hari pada Ruang kebidanan.
f. Pendokumentasian asuhan Kebidanan sebaiknya dilanjutkan
dengan SOP sebagai standart pendokumentasian Askeb
g. Sosialisasi pendokumentasian sebaiknya dilakukan secara berkala
h. Sebaiknya seluruh pegawai ruangan sebelum masuk ruangan sudah
memakai atribut yang lengkap dan rapi.

C. Kesan
Kelompok mendapatkan pengalaman yang berharga selama dinas di
ruangan kebidanan, dimana kelompok mendapat pengetahuan bagaimana
memanajemen suatu ruangan bersalin serta proses-proses yang berjalan dalam
sebuah ruangan.Bidan dapat menerima kehadiran tim manajemen Profesi
Bidan STIKes Abdi Nusantara dengan terbuka, Bidan juga banyak
memberikan masukan dan bimbingan yang berharga bagi kelompok baik
kepada Karu, CI, Ka.Tim dan Bidan lainnya

53
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, N. (2021). Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. EUREKA MEDIA


AKSARA.

Bakri, M. H. (2017). Manajemen Kebidanan (konsep dan aplikasi dalam praktik


Kebidanan profesional). Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Basuki Duwi. (2018). Buku Ajar Manajemen Kebidanan Untuk Mahasiswa dan
Praktisi. Jakarta: Indonesia Pustaka

Damayanti, M. (2018). Gambaran Sistem Pelayanan Farmasi Rumah Sakit di


Rumah Sakit “X” Kota Bogor. Universitas Ibnu Khaldun Bogor.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014


Effendy, A. A., & Fitria, J. R. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi
Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus PT.
Modernland Realty, TBK). JENIUS (Jurnal Ilmiah Manajemen Sumber
Daya Manusia), 3(3), 264. https://doi.org/10.32493/jjsdm.v3i3.4864

Freddy Rangkuti. (2015) Analisis SWOT. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.


Firmansyah, A., & Mahardika, B. (2018). Pengantar Manajemen. Deepublish.

Nursalam. (2016). Manajemen Kebidanan, Aplikasi dalam Praktik Kebidanan


Profesional. Edisi II. Jakarta: Salemba Medika.
Puskesmas Bojonegara (2023). Profil Kesehatan UPT Puskesmas
Bojonegara. Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Bojonegara
Saputra, A. (2020). Pengaruh Pengawasan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pada Pt Centric Powerindo Di Kota Batam. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 8(1),
672–683.

Wirajaya, M. K., & Nuraini, N. (2019). Faktor Faktor yang Mempengaruhi


Ketidaklengkapan Rekam Medis Pasien pada Rumah Sakit di Indonesia.
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 7(2), 165.
https://doi.org/10.33560/jmiki.v7i2.225

54
LAMPIRAN

55
56
57

Anda mungkin juga menyukai