Anda di halaman 1dari 17

PRIVASI DAN INFORMASI LAYAK ANAK

Makalah diajukan untuk didiskusikan


Pada Mata Kuliah Analisis Kebijakan Hukum dan Perlindungan Anak
Dosen Pengampu : Dr. Hamid Patilima, S.Krim, M.Si.P.

Disusun oleh Kelompok 5:


1. Cep Unang
2. Nina Afrianti
3. Rachmasari Aulia (4862260123)
4. Mega Hendrica (

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


UNIVERSITAS PANCA SAKTI BEKASI
2023

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia serta rahmatNya sehinga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan judul PRIVASI DAN INFORMASI LAYAK ANAK. Makalah
ini kami buat sebagai tugas kelompok dalam mata kuliah Analisis Kebijakan
Hukum dan Perlindungan Anak pada Program Magister Pendidikan Anak Usia
Dini Universitas Panca Sakti Bekasi.
Kami menyadari sepenuhnya keterbatasan dan kelemahan kami dalam menyusun
tugas makalah ini sehingga makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Dalam
penyelesaian tugas makalah ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Bapak Dr. Hamid Patilima, S.Krim, M.Si.P. selaku Dosen pengampu mata
kuliah Analisis Kebijakan Hukum dan Perlindungan Anak atas bantuan dan
dukungan beliau.
Semoga tugas makalah yang sudah kami susun dapat memberikan
kebermanfaatan kepada mahasiswa/i Magister Pendiidikan Anak Usia Dini
Universitas Panca Sakti, khususnya dan juga seluruh mahasiswa atau praktisi
pendidikan yang membaca.

Bekasi,
Tim Penul

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Situasi Internasional

C. Situasi Regional

D. Situasi Nasional

E. Fokus Pembahasan

BAB II KONSEP

A. Privasi Anak (lebih ke definisi)


B. Informasi Layak Anak (lebih ke definisi)

BAB III PEMBAHASAN

A. Privasi Anak (lebih detail dibahas)

B. Informasi Layak Anak (lebih detail dibahas)

BAB IV KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi informasi kini sangat cepat dan jauh berbeda
dengan masa awal kehadiranya. Era globalisasi telah menempatkan
peranan teknologi informasi ke dalam satu posisi yang sangat
strategis karena dapat menghadirkan suatu dunia yang tanpa batas,
jarak, ruang dan waktu. Kemajuan teknologi dan informasi juga sangat
berdampak pada semakin meluasnya penggunaan sosial media
sebagai sarana mengabadikan cerita tentang pengasuhan anak dan
juga potret kegiatan anak, orang tua dan guru perlu tetap waspada
dan menjaga privasi dari anak mengingat hal tersebut adalah bagian
dari hak anak yang harus dilindungi dan dijaga. Privasi adalah sebuah
area fisik dan jiwa anak yang harus dijaga oleh orang tua, guru dan
orang dewasa lainnya. Setiap anak memiliki privasi masing-masing
kewajiban orang tua dan guru adalah menghargai dan menghormati
privasi anak. Menghargai privasi anak merupakan sebuah bentuk
kepercayaan orang tua dan guru terhadap anak. Dengan memberikan
mereka privasi, orang tua berarti memberikan mereka ruang untuk
belajar mandiri dan membangun rasa percaya diri mereka. Di samping
itu dampak negative dari kemajuan teknologi dan informasi yang
sedemikian dahsyat dan pengguanaan media sosial yang semakin
meluas,akan semakin banyak informasi yang tidak sesuai bagi anak.
Oleh karena itu orang tua dan guru hendaknya dapat membentengi
anak agar tidak mengkonsumsi informasi yang tidak layak bagi
mereka. Tetapi sebaliknya hendaknya orang tua memberikan anak
informasi yang layak bagi mereka. Informasi yang layak bagi anak
adalah informasi yang sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usia
anak, informasi yang dapat melindungi anak, tidak mengandung
muatan pornografi, kekerasan, sadisme dan tidak menggunakan anak
bahan eksploitasi. Konvensi hak anak pasal 17 menyebutkan bahwa
bahwa setiap anak berhak mengakses informasi dan materi lainya dari
beragam sumber baik nasional dan internasional, dari media
mainstream, media online ataupun media sosial. Tidak semua
informasi yang sangat mudah diakses itu layak dan aman untuk anak.
Sesuai Pasal 56 (1) Undang-Undang Perlindungan Anak dimana
pemerintah wajib mengupayakan dan membantu anak mengakses
informasi lisan atau tertulis sesuai dengan tahapan usia dan
perkembangan anak. Melihat pentingnya melindungi privasi anak dan
memberikan informasi yang layak bagi anak, maka penulis
memandang perlu membahas secara detail berkenaan dengan privasi
dan informasi layak bagi anak dan upaya pemerintah, orang tua dan
guru dalam menjaga privasi anak serta menjaga mereka agar mereka
mendapatkan informasi yang layak bagi mereka.

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui lebih dalam berkenaan dengan pengertian
privasi anak
2. Untuk menjelaskan lebih dalam berkenaan dengan informasi yang
layak bagi anak
3. Untuk menjelaskan lebih dalam berkenaan dengan upaya yang
dapat dilakukan untuk menjaga privasi anak dan memberikan
informasi yang layak bagi anak

BAB II
KONSEP

A. Privasi Anak

Privasi adalah kerahasiaan pribadi yang merupakan


kemampuan satu atau sekelompok individu untuk menutup dan
melindungi kehidupan dan urusan personalnya dari public.

Privasi anak adalah sebuah area fisik dan psikologi anak


yang tidak boleh diganggu oleh siapapun, contohnya
perbincangannya dengan sahabat- sahabatnya yang tidak mau
diketahui oleh orangtuanya sendiri . Privasi anak merupakan hak
yang wajib dihargai oleh orangtua, karena seorang anak memiliki
kerahasiaan yang mungkin dapat mengganggu anak jika diketahui
oleh orang lain.

Setiap anak berhak atas privasinya, maka dari itu Negara


kita Indonesia telah mengatur didalam undang- undang untuk
melindungi privasi anak- anak, rumah, keluarga , komunikasi dan
reputasi (atau nama baik ) dari serangan apapun.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Konvensi Hak anak telah


direfitikasi oleh Indonesia sejak tanggal 25 agustus tahun 1990,
landasa aturan mengenai privasi terhadap anak di atur pada
Keputusan Presiden nomor 36 tahun 1990. Yang tercantum
didalam pasal nomor 16 tahun 1990 dalam Konvensi Hak anak.
Untuk menegakkan privasi hak anak kita dapat melihat landasan
yang sudah disepakati oleh Negara untuk menjaga kerahasian dan
menghargai anak sebagai dirinya sendiri, ada tiga undang- undang
yang telah mengaturnya, diantaranya :

1. Undang- undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan


informasi public.
2. Undang- undang nomor 11 tahun 2012 tentang system keadilan
pidana anak.
3. Undang- undang nomor 27 tahun 2022 tentang Perlindungan
Data Pribadi .

Selain dari itu seorang anak juga harus dapat menghargai


privasi kedua orangtuanya dalam hal menjaga diri untuk melindungi
diri , sejak kapan anak dapat menghargai privasi orangtua
tersebut? Ya sejak anak berusia 3 tahun. Untuk memastikan agar
privasi anak benar- benar terlindungi seperti hasil Konvensi Hak
anak maka kita harus memahami isi dari pasal- pasal yang ada
pada hasil Konvensi hak anak tersebut tentang privasi anak,
diantaranya :

1. Pasal 8 tentang mempertahankan Identitas.


2. Pasal 9 tentang Privasi dalam Proses keluarga
3. Pasal 17 tentang peran Media
4. Pasal 19 tentang Privasi untuk korban kekerasan
5. Pasal 20 tentang Privasi dalam pengasuhan alternative
6. Pasal 40 tentang Tidak mengindentifikasi anak yang terlibat
system peradilan pidana anak .

Dengan kita dapat mengimplementasikan pasal- pasal diatas


maka kita berharap anak- anak kedepan dapan menghargai privasi
dan haknya serta juga dapat menjaga dan menghargai privasi dan
hak orang lain.

B. Informasi Layak Anak

Salah satu hak anak yang harus dipenuhi adalah mendapatkan


informasi yang layak anak. Informasi layak anak adalah informasi
yang sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usia anak, informasi yang
melindungi anak, tidak mengandung muatan pornografi, kekerasan,
dan sadisme, tidak menggunakan anak sebagai bahan eksploitasi,
bernuansa positif dan memberikan manfaat bagi tumbuh kembang
anak.

Hal ini sesuai dengan pasal 17 Konvensi Hak Anak (KHA), yaitu
“Tiap anak berhak mengakses informasi dan materi lainnya dari
beragam sumber. Informasi ini hendaklah berupa informasi yang
bermanfaat dan dapat dipahami anak.” (Sumber KHA UNICEF versi
anak-anak). Poin penting dari pasal 17 ini yaitu

1. anak-anak berhak untuk mendapatkan informasi dari internet, radio,


televisi, koran, buku, dan sumber lainnya.
2. Orang dewasa harus memastikan informasi yang diperoleh anak-
anak tidak berbahaya.
3. Pemerintah harus mendorong media untuk berbagi informasi dari
banyak sumber yang berbeda, dalam bahasa yang dapat dipahami
semua anak.

Sumber informasi layak anak dikelompokkan ke dalam enam kategori,


yaitu penyiaran; buku; terbitan berkala seperti majalah, koran; video;
internet dan sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut, tugas Negara adalah sebagai berikut :

1. Mengakui peran penting mass media

2. Menjamin bahwa anak dapat mengakses informasi dan sumber


yang beragam, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan,
spiritual dan moral serta Kesehatan fisik dan mental anak.

Hal ini juga sesuai dengan Undang-undang Perlindungan Anak


pasal 56 ayat 1 : “Pemerintah dalam menyelenggarakan pemeliharaan
dan perawatan wajib mengupayakan dan membantu anak agar anak
dapat, antara lain bebas menerima informasi lisan atau tertulis sesuai
dengan tahapan usia dan perkembangan anak”.
Untuk memastikan mass media baik televisi, radio, media cetak dan
lainnya, agar menyebarkan informasi yang sesuai dengan proses
tumbuh kembang anak serta berkaitan dengan informasi kesehatan,
pendidikan, sosial, budaya, maka Pemerintah (DPR bersama
Presiden) telah menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
dan UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Undang undang ini
berhasil membentuk Komisi Penyiaran Indonesia. Tujuan KPI ini adalah
mengawal dan memastikan bahwa penyiaran informasi aman
dikonsumsi oleh anak-anak Indonesia.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Privasi Anak

Setiap orang semua memiliki privasi , tapi bagaimana


dengan anak- anak ,sejauh mana sih anak- anak memiliki privasi
dan sejauh mana kita orangtua tahu batasan gterhadap privasi
anak. Pada Pembahasan ini kami tim akan menjabarkan Ladasa
hokum terhadap privasi anak , agar kita dapat mengetahui batasan-
batasan dan dapat menjaga kehormatan diri anak pada public yang
luas.

Undang- undang konvensi Hak anak telah menjelaskan


tentang privasi anak yang di cantum pada Pasal nomor 16 tahun
1990 yang diturunkan dari Keputusan Presiden nomor 36 Tahun
1990 , pada Pasal nomor 16 tahun 1990 negara menegaskan
bahwa undang- undang harus melindungi privasi hak anak dari
serangan apapun yang membuat anak menjadi tidak terjaga
privasinya.

Untuk memiliki pemahaman yang sebagai terhadap makna


dari pasal nomor 16 tahun 1990 ini ada tiga undang- undang lagi
yang mengatur tentang privasi anak ,diantaranya adalah

1. Undang- undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan


informasi public.
Undang – undang ini di pasal 17 meninformasikan yang
terkait dengan privasi anak yang harus kita lindungi dari
berbagai hal dan informasi apapun.
2. Undang- undang nomor 11 tahun 2012 tentang system peradilan
pidana anak.
Undang- undang ini dipasal 19 menginformasikan terkait
dengan anak, dia sebagai pelaku, sebagai korban atau
sebagai saksi, kita tidak boleh bocorkan data anak tersebut
melalui media ,karena akan terkjait dengan pasal 97 tentang
menegaskan hukuman pidana 5 tahun penjara dan denda
500 juta .
3. Undang- undang nomor 27 tahun 2022 tentang Perlindungan
Data Pribadi
Undang- undang ini menginformasikan terkait dengan
Perlindungan data pribadi anak yang terkait dengan undang-
undang yang lain seperti, tentang data pendidikan,
kesehatan , pencatatan sipil , kependudukan yang
semuanya harus dijaga Privasinya.

Untuk memastikan agar privasi anak tetap benar- benar


terlindungi maka kita harus memastikan pasal- pasal pada konvensi
hak anak , diantaranya :

1. Pasal 8 tentang mempertahankan Identitas.


Implemetasinya adalah kita melihat hak identitas anak sebagai
manusia, keluarga, komunitas, sekolah, agama dan berbangsa
harus terjaga, karena apabila identitas anak terusak maka yang
akan terjadi adalah anak tersebut akan membuka aib orang lain.
2. Pasal 9 tentang Privasi dalam Proses keluarga
Implemetasinya adalah jika ayah dan bunda tidak lagi satu
prinsip , atau harus berpisah dengan anak tersebut maka privasi
anak tersebut wajib dijada apabila privasi anak tidak sependapt
lagi dengan ayah dan ibunya, dan jika terjadi dengan anak usia
dini maka ayah dan ibu juga harus menjaga privasi anak tersebut
tidak sampai diketahui oleh masyarakat , dan kita wajib menjaga
jati diri nya dan tidak boleh di ekspose ke public.
3. Pasal 17 tentang peran Media
Implementasinya adalah Jika anak merupakan pelaku, korban
dan saksi sebaiknya jati diri anak jangan sampai terekpose kan
oleh media manapun, apalagi terkait sekarang dengan media
elektronik harus benar- benar dirahasiakan.
4. Pasal 19 tentang Privasi untuk korban kekerasan
Implementasinya adalah Privasi anak- anak yang menjadi korban
dan saksi dari kasus kekerasan wajib di rahasiakan dan dijaga
terutama anak- anak yang mengalami kekerasan fisi, psikis dan
seksualitas serta penelantaran anak oleh orangtua dan
masyarakat.
5. Pasal 20 tentang Privasi dalam pengasuhan alternative
Implemetasinya adalah untuk mengembalikan anak- anak ke
dalam masyarakat maka kita harus mencari keberadaan anak-
anak yang tidak terdeteksi , baik mereka yang berada di Panti
asuhan, panti social dan dirumah singah sehingga kita dapat
menjaga privasi mereka dan mereka harus terlindungu ditempat
mereka berada, anak- anak tersebut tidak perlu kita interogasi
tentenag keberadaan orangtua dan keluarganya , kita cukup
mengetahui mereka dan menjaga privasinya agar mereka juga
dapat diterima dilingkungan masyarakat nantinya.
6. Pasal 40 tentang Tidak mengindentifikasi anak yang terlibat
system peradilan pidana anak .
Implementasinya adalah Anak- anak yang berkonflik dengan
keluarga dan masyarakat jika bisa kita harus merahasiakan
identitasnya ke public dan media , apalagi anak- anak yang
berkonflik dengan kekerasan sehingga mereka benar- benar
terlindungi, terutama anak anak yang menjadi korban, dan saksi ,
khususnya diatur pada Peraturan Presiden nomor 75 tahun 2020
tentang pelaksanaan temuan hak anak tentang saksi dan
korban , identitasnya harus dirahasiakan, jika identitas anak
tersebut bocor maka anak tersebut berhak untuk meminta
kepada Negara untuk menggantikan identitas nya dengan
identitas baru.

Berhubungan untuk memastikan pasal no 16 tahun 1990


tentang Konvensi Hak anak yang berkaitan dengan Privasi anak
dan memastikan implementasi pasal tersebut terlaksana di
masyarakat luas.

B. Informasi Layak Anak Seiring Perkembangan Teknologi dan


Informasi

1. Perkembangan Teknologi Informasi

Saat ini, anak-anak Indonesia menghadapi perkembangan


teknologi dan informasi yang sangat cepat dan tersedia di depan
mata mereka. Semua informasi dengan mudah mereka terima
didalam genggaman alat teknologi yang dimiliki. Artinya, anak
Indonesia perlu dibekali dengan keterampilan berliterasi,
khususnya literasi digital.

Teknologi informasi yang dihadapi oleh anak Indonesia saat ini


memiliki dampak positif dan negatif bagi perkembangan mereka.
Dampak positif dari penggunaan teknologi informasi bagi anak dalam
mengakses informasi dengan mudah, murah dan cepat diantaranya
sebagai berikut :

1. Memungkinkan komunikasi antara pengguna di seluruh


dunia yang tidak terbatas geografis dan budaya.
2. Menyediakan layanan pendidikan, kesehatan, atau berita
3. Menyediakan sarana hiburan, pengembangan diri dan
berkreasi
4. Mengendalikan pekerjaan dari jarak jauh
5. Memungkinkan seseorang yang terkucil dari lingkungan
masyarakat dapat berinterkasi kembali.
6. Menyediakan wahana bisnis dalam dunia maya
Adapun dampak negatif dari perkembangan teknologi diantaranya sebagai
berikut :

1. Tidak ada yang menjamin keabsahan atau kebenaran informasi ,


maraknya berita hoaks.
2. Orang yang tidak bertanggung jawab lebih mudah melakukan
tindak kejahatan. Akses pornografi semakin mudah, kejahatan
siber dan seksual dilakukan via daring.dan memudahkan
seseorang menyalin hasil karya orang lain.
3. Terisolasinya pengguna teknologi dari interaksi sosial secara
langsung. Kecanduang gagdet.
4. Anak “belajar” konflik atau politik dari media online
5. Mengalami gangguan kesehatan akibat penggunaan gawai yang
berlebihan

2. Internet Sehat

Dalam perkembangan teknologi yang sangat massive saat ini,


kegiatan yang berbasis internet dan elektronik menjadi hal yang utama.
Penggunaan internet menjadi hal yang jamak dilakukan oleh semua
orang, termasuk di dunia pendidikan. Fasilitas internet memberikan
kemudahan bagi dunia pendidikan, baik bagi sekolah, orang tua maupun
siswa itu sendiri. Namun, internet ini juga dapt memberikan pengaruh
negatif jika tidak dikelola dengan baik dan tepat. Oleh karena itu,
dibutuhkan pemahaman kepada semua pihak tentang konsep internet
sehat.

Internet sehat adalah konsep penggunaan internet untuk


melindungi diri sendiri serta orang lain dari kemungkinan bahaya atau
resiko di dunai online (dilansir dari National Online Safety). Internet sehat
dan aman merupakan program Pemerintah yang dicanangkan oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia dengan tujuan untuk
mensosialisasikan penggunaan internet secara sehat dan aman melalui
pembelajaran etika berinternet secara sehat dengan melibatkan seluruh
komponen masyarakat (Wikipedia)

3. Melek Media Digital

Dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, literasi digital


atau melek media digital berkaitan dengan kemampuan pengguna.
Kemampuan untuk menggunakan teknologi secara bijak untuk
menciptakan interaksi dan komunikasi yang positif. Literasi digital ini
terkait dengan kemampuan penggunaan untuk memanfaatkan teknologi
yang disebut juga adalah melek teknologi digital. Melek teknologi
merupakan kemampuan buat memakai, memahami, mengelola, dan
menganalisis teknologi secara aman, efektif dan bertanggung jawab.

Kemampuan orang tua, guru bahkan masyarakat dalam


penggunaan teknologi atau melek media digital akan sangat membantu
proses tumbuh kembang anak. Media digital membantu membangun
kreatifitas anak dan mengeliminasi hal-hal yang dianggap negatif dari
internet. Penggunaan teknologi, literasi digital merupakan keniscayaan
bagi semua orang dalam memanfaatkan kemajuan teknologi.

Dalam rangka memenuhi hak anak untuk mendapatkan informasi


yang sesuai dengan anak, orang tua perlu membekali dirinya dalam
kemampuan literasi digital. Orang tua akan mampu memberikan arahan
dan edukasi terhadap anak dalam pemanfaatn teknologi di era digital.
Berikut adalahhHal-hal yang dapat dilakukan orang dalam mendidik anak
diera digital :

a. Mengarahkan penggunaan perangkat dan media digital dengan


tepat
b. Mengimbangi waktu penggunaan media digital dengan interaksi di
dunia nyata
c. Memilihkan aplikasi yang positif dan sesuai untuk anak
d. Menggunakan perangkat digital dengan bijaksana
e. Menelusuri kegiatan anak didunia maya

4. Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA)

Pemerintah membuat suatu wadah informasi layak anak yaitu Pusat


Informasi Sahabat Anak (PISA). PISA merupakan pusat informasi yang
terintegrasi, tidak hanya tempat untuk mencari informasi namun juga
sebagai tempat bermain, peningkatan kreativitas, tempat konsultasi
dengan pendekatan pelayanan ramah anak. Berbagai bentuk PISA,
diantaranya yaitu perpustakaan ramah anak, pusat informasi dunia anak,
mobil baca, pojok informasi anak digital, majalah dinding disekolah-
sekolah, dan taman baca anak.

Pembentukan PISA di kabupaten/kota merupakan salah satu upaya


bersama untuk menyediakan informasi layak anak, dan diharapkan dapat
diwujudkan di seluruh tanah air. Pembentukan PISA merupakan tanggung
jawab pemerintah daerah dengan dukungan dari berbagai pihak seperti
dunia usaha dan media massa. Pembentukan PISA di dikabupaten/kota
merupakan wujud terbentuknya kabupaten/kota layak anak.

Sasaran PISA secara langsung adalah anak dan perangkat daerah,


sedangkan sasaran tidak langsung yaitu media, forum anak, dunia usaha,
perpustakaan, dam masyarakat umum. Oleh karena itu, pemerintah
aderah melakukan sosialisasi terkait standarisasi PISA agar perangkat
daerah dan masyarakat memiliki pemahaman dan persepsi dari definisi
dan ukuran pelayanan PISA di masing-masing daerah. Hal ini dapat
mewujudkan informasi yang layak bagi anak secara menyeluruh melalui
sinergi dari seluruh pihak

https://puspa.jakarta.go.id/blog/standarisasi-pisa (diakses selasa, 4


april 2023)
BAB IV

KESIMPULAN

Era globalisasi telah menempatkan peranan teknologi informasi ke dalam satu


posisi yang sangat strategis karena dapat menghadirkan suatu dunia yang tanpa
batas, jarak, ruang dan waktu. Kemajuan teknologi dan informasi juga sangat
berdampak pada semakin meluasnya penggunaan sosial media sebagai sarana
mengabadikan cerita tentang pengasuhan anak dan juga potret kegiatan anak,
orang tua dan guru perlu tetap waspada dan menjaga privasi dari anak
mengingat hal tersebut adalah bagian dari hak anak yang harus dilindungi dan
dijaga.

Privasi adalah kerahasiaan pribadi yang merupakan kemampuan satu atau


sekelompok individu untuk menutup dan melindungi kehidupan dan urusan
personalnya dari public.

Anda mungkin juga menyukai