Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP ORANG TUA ABAI

TERHADAP HAK ANAK PASCA PERCERAIAN


( Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak)

Disusun untuk dijadikan sebagai tugas UAS pada mata kuliah Penelitian
Hukum; Methods and Approaches

Pengampu:
Dr. Trianah Sofiani, M.H. dan Dr. Hj. Shinta Dewi Rismawati, M.H.

Oleh:

DADANG ROHENDI

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
IAIN PEKALONGAN
2021

0
A. Latar Belakang
Perkembangan dan dinamika hukum keluarga Islam di Indonesia tidak
bisa lepas dari beberapa masalah yang masih mengendap, mengundang
kontroversi, dan impementasinya tidak berjalan efektif, terlebih kalau dikaitkan
dengan sanksi menurut hukum apa yang dapat diberikan atas pelanggaran-
pelanggaran hukum ,kepastian hukum, pemenuhan rasa keadilan, dan
kemanfaatan hukum itu sendiri. Salah satu masalah yang sudah menjadi rahasia
umum dan sering terjadi di masyarakat adalah soal pemenuhan Hak Anak
sebagai hak Asasi manusia Pasca Putusnya Perkawinan dari orang tua;
Dari sebelum lahirnya UU No. 1 Tahun 1974, terbitnya Inpres Tahun
1991 hingga sekarang, masalah Hak anak yang oleh hukum Islam sangat
dilindungi, namun dalam pelaksanaannya sering dipertanyakan keadilan dan
keberpihakan hukumnya terhadap Anak-Anak. Lahirnya UU No. 1 Tahun 1974
kemudian sedikit memberikan kabar gembira, terutama bagi Anak, dengan
diberlakukannya undang-undang Perkawinan yang mensyaratkan Perceraian
hanya dapat dilakukan dimuka Pengadilan. Hanya saja, dalam penerapannya
masih sulit memastikan pelaksanaan Putusan pengadiilan mengenai Tanggung
jwab orag tua dalam melindung Hak Anak.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak diharapkan dapat menjadi landasan hukum untuk
melakukan Perlindungan terhadap Hak Anak dan dapat menjadi Dasar hukum
untuk melakukan pemberlakukan sanksi bagi setiap yang melanggar Hak Hak
anak. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah: apakah pelaksanaan
Perlindungan anak Pasca utusnya Perceraian Orang tua sudah sesuai dengan
Aturan Perundang_Undangan ? Apakah Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak
Bertitik pola dari pemikiran-pemikiran tersebut diatas maka penulis merasa tertarik
mengkaji masalah ini dalam tulisan dengan judul “PENERAPAN SANKSI
PIDANA TERHADAP ORANG TUA ABAI ATAS HAK ANAK PASCA

1
PERCERAIAN (Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak)

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, saya membatasi pembahasan dan
penelitian pada tiga masalah, yakni:
1. Bagiamana ketentuan Mengenai Perlindungan Hak Anak Oleh Orang Tua
Pasca Perceraian?
2. Bagaimana Ketentuan UU perlindungan anak memberikan pelindungan
terhadap pemenuhan hak nafkah anak pasca perceraian?
3. Sejauhmana Penegakan hukum dari pelanggaran terhadap ketentuan Pidana
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
dapat berjalan efektif?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Perlindungan Hak Anak Sebagaimana diatur
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
dapat efektif berlaku dalam melindungi Hak Anak dalam Keluarga Putus
Perkawinan Karena Perceraian
2. Untuk mengetahui Ketentuan UU perlindungan anak memberikan
pelindungan terhadap pemenuhan hak nafkah anak pasca perceraian?
3. Untuk menegetahui sejauh mana penegakan hukum dari pelanggaran
terhadap ketentuan Pidana Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah sebagai
berikut:

1. Secara teoritis

2
a. Memberikan dedikasi dan kontribusi keilmuan dari penulis untuk
pengembangan ilmu hukum keluarga , dalam hal ini mengenai
Kewajiban Perlindungan Hak Anak Oleh Orang tua Pasca Perceraian
b. Dapat mengetahui akibat hukum dan sanksi bagi orang tua yang
melanggar UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua UU No.
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
c. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan UU No. 35 Tahun 2014
tentang Perubahan kedua UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak oleh orang tua pasca
2. Secara praktis
a. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan
informasi kepada masyarakat umum bahwa perlindungan hak anak
sangat penting dan dijamin serta diatur tegas oleh negara.
b. Bagi para akademisi dan praktisi dan penegak hukum diharapkan
dapat memberikan khazanah keilmuan dan dapat mensosialisasikan
dan menerapkan regulasi yang telah ada dengan baik.
E. Penelitian Terdahulu

Nora Andini,Sanksi Hukum Bagi Ayah Yang Tidak Melaksanakan Kewajiban


Nafkah Terhadap Anak Pasca Perceraian (Studi Komparatif Perspektif Hukum Islam dan
Hukum Positif di Indonesia) Pengadilan Agama Argamakmur. Penelitian ini bertujuan
bagaimana sanksi hukum bagi ayah yang tidak melaksanakan kewajiban nafkah terhadap
anak pasca perceraian dan bagaimana ketentuan kewajiban nafkah ayah terhadap anak
pasca perceraian dalam perspektif hukum Islam dan hukum positif di Indonesia, Dimana
peneliti lebih membandingkan Perlindungan Anak menurut Hukum Islam dan Hukum
Positif, sementara Penulis dalm penelitian ini focus pada Penegakan hukum bagi
pelanggaran pidana UU Perlindungan Anak oleh orang tua pasca perceraian.
Indah Zulfa, PERLINDUNGAN DAN HAK ANAK YANG DITELANTARKAN PASCA
PERCERAIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN UNDANGUNDANG NOMOR 35
TAHUN 2014 (Studi di UPTD Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Anak Provinsi Lampung), pokok masalah dalam skripsi ini pertama

3
Peneliti membahas bagaimana upaya UPTD Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Lampung dalam menanggulangi hak anak
yang ditelantarkan pasca perceraian. Kedua, bagaimana pandangan hukum Islam dan
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan dan hak anak yang
ditelantarkan pasca perceraian. Sedangkan Penulis membahas bagaimana hukum positif di
Indonesia mengatur tentang perlindungab anak dan lebih focus pada penegakan hukum
Aturan pidana yang mengatur perlindungan anak di Indonesia.
F. Kerangka Teoretik
Dalam perlindungan hukum bagi anak dapat diartikan sebagai upaya
perlindungan hukum terhadap berbagai kekerasan dan hak anak serta berbagai upaya
yang berhubungan dengan kesejahteraan anak, ada beberapa konsep dan pengertian
yang telah dikemukakan mengenai perlindungan.
Menurut Arif Gosita, perlindungan anak merupakan suatu usaha mengadakan
kondisi dan situasi yang memungkinkan pelaksanaan hak dan kewajiban anak secara
manusiawi1 Dengan demikian Setiap hak anak harus dilindungi dan dijunjung tnggi,
untuk keberlangsungan hidup anak sebagai generasi penerus bangsa.
Pengertian anak diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak yang berbunyi “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
. Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,
dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah,2
Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas,
berakhlak mulia, dan sejahtera.3
G. Metode Penelitian

1
Arief Gosita, Masalah Korban Kejahatan, (Jakarta: Akademindo Pressindo, 1993)
2
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 Tentang Perlindungan Anak
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
3
Ibid.

4
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan yuridis empiris ,
dilakukan dengan memperoleh data dari lapangan di wilayah kec Wiradesa Kab.
Pekalongan. Prosedur yang dilakukan untuk mengolah bahan hukum dilakukan sesuai
dengan standar ilmiah penulisan karya ilmiah, yang pada umumnya dilakukan melalui
prosedur identifikasi dan inventarisasi kemudian dilakukan klasifikasi sesuai dengan
permasalahan yang dikaji.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian tesis ini adalah penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang bersifat deskriptif. Bertujuan untuk membuat deskripsi
sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah
tertentu.
3. Sumber Data
Dalam jenis penelitian ini data-data yang dijadikan acuan bersumber dari:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber-sumber yang memberikan data langsung dari
tangan pertama.24Artinya dalam konteks penelitian ini bahwa sumber data tersebut
kemudian dijadikan acuan utama karena mengandung data-data penting. Sebagai
rujukan utama dalam penelitian ini adalah buku-buku yang mengkaji tentang hal-hal
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data primer ialah data utama yang
langsung diperoleh dari sumber utama. Dalam penelitin ini, sumber utamanya adalah
Al-Qur‟an, Undang-udang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Kompilasi
Hukum Islam, dan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah sekumpulan data yang akan menompang data-data primer
yang berkaitan dengan objek penelitian. Sumber data sekunder ini berupa
wawancara, dan buku-buku yang berkaitan dengan tesis ini
4. Bahan Hukum Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan sumber bahan hukum primer dan sekunder.
a. Bahan hukum primer

5
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang No.
23 Tahun 2002
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum ini sebagai pendukung untuk menyempurnakan jawaban dari bahan
hukum primer seperti buku, jurnal dan sebagainya.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang relevan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik dokumen; dengan menginventarisir bahan hukum seperti
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
anak,Kompilasi Hukum Islam. Prosedur yang dilakukan untuk mengolah bahan hukum
dilakukan sesuai dengan standar ilmiah penulisan karya ilmiah, yang pada umumnya
dilakukan melalui prosedur identifikasi dan inventarisasi kemudian dilakukan klasifikasi
sesuai dengan permasalahan yang dikaji.
6. Teknik Analisis Data
Analisis Konten
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Teknik analisis Kualitatif konten,
diperlukan ketika kita harus memahami keseluruhan tema pada data kualitatif yang
kita miliki.4 Dalam metode penelitian ini, kita dapat menerapkan kode warna untuk
tema atau ide tertentu. Penguraian data tekstual seperti ini membantu kita
menemukan rangkaian data yang paling umum.
G. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan tesis ini Peneliti merujuk pada tehnik penulisan yang ada pada
buku “ Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Program Pasca Sarjana tahun 2018 IAIN
Pekalongan” dengan tujuan agar tehnik penulisan dalam tesis ini dapat memenuhi
persyaratan penulisan yang baik dalam membuat suatu tulisan ilmiah. Maka untuk
memberikan gambaran yang jelas mengenai materi pokok penulisan tesis ini dan
agar memudahkan para pembaca dalam mempelajari tata urutan penulisan ini, maka
Peneliti menyusun sistematika penulisan sebagai berikut :

4
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/teknik-analisa-data-apa-bagaimana-dan-ragam-
jenisnya#:~:text=gambaran%20seperti%20apa,merupakan%20salah%20satu

6
Dalam tesis ini, sistematika pembahasan merupakan gambaran singkat dan urutan
antar bab dari tesis yang dirumuskan secara berurutan dari bab per bab dengan
tujuan agar pembaca dapat mudah dan cepat memahami tesis.
Dalam pedoman penulisan karya ilmiah, tesis terdiri enam bab yang diawali dengan
halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, kata pengantar,
abstraksi, daftar isi yang dilanjutkan dengan bab I sampai dengan bab V.
Bab I berisi pendahuluan yang merupakan gambaran umum mengenai penelitian
yang dilaksanakan yang berisi tentang konteks penelitian, focus penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian baik manfaat teoritis maupun praktis, definisi istilah
dan sistematika penulisan.
Bab II berisi kajian pustaka yang di dalamnya mencakup Penelitian terdahulu dan
kajian teori yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti yaitu aspek hukum
perlindungan anak akibat perceraian.
Bab III membahas tentang metodologi penelitian yang dilakukan oleh Peneliti
terkait dengan pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan, kehadiran Peneliti,
subyek penelitian, sumber data, tekhnik pengumpulan data, uji keabsahan data serta
tahap-tahap penelitian.
Bab IV berisi tentang paparan dan Pembahasan serta hasil penelitian yang terdiri
dari paparan dan hasil analisis data, pembahasan yang disesuaikan dengan fokus
penelitian serta hasil penelitian dan temuan penelitian.
Bab V yang terdiri dari kesimpulan dan saran, bab ini merupakan akhir dari
penulisan karya ilmiah dan merupakan kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan. Dan sebagai akhir dari penelitian ini ditutup dengan saran-saran, baik
saran yang ditujukan kepada Pemerintah serta masyarakat.

7
8

Anda mungkin juga menyukai