Anda di halaman 1dari 11

Perkembangan Hukum Pidana Anak di Indonesia

Dosen Pengampu:
Hj. Anna Azharniyah, SH.MH.

Oleh:
Kelompok 3
Ahmad Syahbana
Muhammad Danil Fadillah
Muhammad Erwin Pramana
Muhammad Marcell Rully Ramadhan
Rifqi Huzaifi

KELAS REGULER PAGI 2021


SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM SULTAN ADAM
BANJARMASIN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Hj. Anna Azharniyah,
SH.MH. sebagai dosen pengampu mata kuliah Hukum Perlindungan Anak yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Banjarmasin, 22 Mei 2023

Kelompok 3

II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................II

DAFTAR ISI..............................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2

2.1 Pengertian hukum pidana anak.......................................................................................2

2.2 Dasar hukum...................................................................................................................3

2.3 Terminologi Pengadilan Anak dan Peradilan Pidana Anak...........................................4

2.4 Sejarah Pengadilan Anak................................................................................................4

2.5 Kompetensi Peradilan Pidana Anak...............................................................................5

BAB III PENUTUP.....................................................................................................7

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................7

III
BAB I
PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang
Perkembangan hukum pidana anak di Indonesia meliputi beberapa tahapan yang
penting. Dimulai dengan ratifikasi Konvensi Hak-hak Anak oleh Indonesia pada
tahun 1990, yang menjadi dasar penting dalam perlindungan hak-hak anak.
Kemudian, dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang
Pengadilan Anak, diakui bahwa anak-anak memiliki hak khusus dan perlindungan
dalam sistem peradilan pidana. Revisi dilakukan pada tahun 2012 dengan Undang-
Undang No. 11 Tahun 2012 yang menguatkan pendekatan rehabilitatif dan restoratif
dalam penanganan anak yang berhadapan dengan hukum. Selain itu, pemerintah juga
mengeluarkan peraturan pemerintah yang lebih rinci dan mengembangkan program
pemasyarakatan anak, bertujuan untuk memperbaiki perilaku anak dan memfasilitasi
reintegrasi mereka ke dalam masyarakat.

.2 Rumusan Masalah
 Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hukum pidana
anak di Indonesia

.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan berisi untuk mengetahui Salah satu tujuan utama
perkembangan hukum pidana anak di Indonesia adalah untuk melindungi hak-hak
anak yang terlibat dalam sistem peradilan pidana. Hukum pidana anak diarahkan
untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan perlakuan yang adil dan
proporsional, serta memperhatikan kebutuhan dan kepentingan terbaik anak.
BAB II
PEMBAHASAN

.4 Pengertian hukum pidana anak


Hukum pidana anak adalah cabang hukum yang mengatur tindakan pidana
yang dilakukan oleh individu yang berusia di bawah batas usia yang ditentukan
oleh undang-undang sebagai anak. Hukum pidana anak bertujuan untuk
memperhatikan kebutuhan dan karakteristik khusus anak, serta memberikan
perlindungan, rehabilitasi, dan reintegrasi sosial bagi mereka.

Pengertian hukum pidana anak melibatkan aspek-aspek berikut:


1. Definisi Anak: Hukum pidana anak memiliki batasan usia untuk menentukan
siapa yang dianggap sebagai anak. Batas usia ini dapat bervariasi dalam setiap
negara, tetapi umumnya berada dalam rentang antara 7 hingga 18 tahun. Di
bawah hukum pidana anak, individu yang berusia di bawah batas usia ini
diperlakukan secara berbeda dengan individu yang berusia di atasnya.
2. Perlindungan: Salah satu aspek penting dari hukum pidana anak adalah
perlindungan terhadap anak-anak yang terlibat dalam sistem peradilan pidana.
Perlindungan ini meliputi hak-hak anak, kesetaraan perlakuan, privasi, dan
kepentingan terbaik anak dalam setiap proses peradilan. Tujuan perlindungan ini
adalah untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan perlakuan yang adil
dan manusiawi.
3. Rehabilitasi: Hukum pidana anak menekankan pendekatan rehabilitatif
terhadap anak yang terlibat dalam kejahatan. Tujuannya adalah untuk
memperbaiki perilaku anak, membantu mereka mengatasi faktor penyebab
kejahatan, dan memfasilitasi reintegrasi mereka ke dalam masyarakat.
Rehabilitasi mencakup pendidikan, konseling, bimbingan, serta program dan
layanan sosial yang mendukung perbaikan anak.

2
4. Peradilan Alternatif: Hukum pidana anak juga mempromosikan penggunaan
pendekatan alternatif dalam menangani kasus anak, seperti mediasi, restorative
justice, dan program-program diversion. Pendekatan ini bertujuan untuk
menghindari kriminalisasi anak sebanyak mungkin, memberikan kesempatan
bagi anak untuk memperbaiki perilaku mereka tanpa konsekuensi jangka panjang
dari pidana dewasa.

.5 Dasar hukum
1. Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak:
Undang-undang ini merupakan payung hukum utama yang mengatur sistem
peradilan pidana anak di Indonesia. Undang-undang ini menetapkan prinsip-
prinsip, prosedur, dan tata cara penanganan kasus pidana anak, termasuk
pengaturan mengenai penangkapan, penahanan, pemeriksaan, persidangan,
hukuman, dan rehabilitasi anak.
2. Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak: Undang-undang ini mengatur
perlindungan anak secara umum, termasuk anak yang terlibat dalam sistem
peradilan pidana. Undang-undang ini memberikan penjelasan mengenai hak-hak
anak, prinsip-prinsip perlindungan, dan pengaturan mengenai penanganan anak
yang terlibat dalam tindak pidana.
3. Undang-Undang No. 12 Tahun 2009 tentang Kesehatan Jiwa: Undang-undang
ini mengatur perlindungan dan rehabilitasi anak dengan masalah kesehatan jiwa,
termasuk anak yang terlibat dalam kejahatan dengan latar belakang masalah
kesehatan jiwa.
4. Konvensi Hak Anak: Indonesia juga telah meratifikasi Konvensi Hak Anak
yang menjadi dasar hukum internasional dalam perlindungan dan penanganan
anak. Konvensi ini memberikan pedoman mengenai hak-hak anak, perlindungan

3
terhadap eksploitasi dan kekerasan, dan pendekatan rehabilitatif dalam sistem
peradilan pidana anak.

.6 Terminologi Pengadilan Anak dan Peradilan Pidana Anak


Terminologi dalam konteks pengadilan anak dan peradilan pidana anak
mencakup pengertian dan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan
dalam sistem peradilan untuk anak-anak. Beberapa istilah yang relevan antara lain:

1. Pengadilan Anak: Merujuk pada lembaga peradilan yang khusus menangani


kasus yang melibatkan anak-anak yang terlibat dalam tindak pidana. Pengadilan
anak berbeda dengan pengadilan pidana dewasa dalam pendekatan, prosedur, dan
sanksi yang diberlakukan.
2. Peradilan Pidana Anak: Merupakan sistem peradilan yang secara khusus
menangani kasus pidana yang melibatkan anak-anak. Peradilan pidana anak
menekankan pendekatan rehabilitatif dan perlindungan hak-hak anak, dengan
tujuan utama rehabilitasi dan reintegrasi sosial anak.
3. Anak Tersangka: Merujuk pada anak yang diduga melakukan tindak pidana dan
sedang dalam proses penyelidikan atau penuntutan.
4. Anak Terdakwa: Merujuk pada anak yang telah ditetapkan sebagai terdakwa
dalam sebuah kasus pidana dan sedang menjalani proses persidangan.

.7 Sejarah Pengadilan Anak


Sejarah pengadilan anak mencakup perkembangan sistem peradilan yang
khusus menangani kasus pidana yang melibatkan anak-anak. Sejarah ini meliputi
evolusi kebijakan, undang-undang, dan pendekatan dalam penanganan anak dalam
sistem peradilan pidana. Beberapa poin yang dapat dibahas dalam sejarah
pengadilan anak di Indonesia meliputi:

4
1. Periode Kolonial: Tinjauan terhadap pendekatan dan perlakuan terhadap anak
yang terlibat dalam tindak pidana pada masa penjajahan.
2. Periode Pasca-Kemerdekaan: Pengaruh perkembangan hukum pidana anak
setelah Indonesia meraih kemerdekaan, termasuk peraturan-peraturan awal yang
mempengaruhi pendekatan terhadap anak dalam sistem peradilan pidana.
3. Perkembangan Undang-Undang Perlindungan Anak: Tinjauan terhadap undang-
undang dan peraturan yang melindungi hak-hak anak dalam konteks peradilan
pidana anak.
4. Perubahan Paradigma: Perkembangan hukum dan kebijakan yang mengubah
paradigma penanganan anak dalam sistem peradilan pidana, termasuk perubahan
pendekatan dari pemidanaan menjadi rehabilitasi dan reintegrasi sosial.

.8 Kompetensi Peradilan Pidana Anak


Kompetensi peradilan pidana anak mencakup kualifikasi, pengetahuan, dan
keahlian yang diperlukan oleh para profesional yang terlibat dalam sistem
peradilan anak. Beberapa kompetensi yang penting dalam konteks peradilan
pidana anak antara lain:

1. Pengetahuan tentang Hukum Pidana Anak: Para profesional peradilan pidana


anak harus memiliki pemahaman yang baik tentang peraturan dan undang-undang
yang mengatur hukum pidana anak di negara mereka. Mereka perlu menguasai
konsep dan prinsip-prinsip hukum pidana anak serta memahami kerangka hukum
yang berkaitan dengan perlindungan anak.
2. Pemahaman tentang Hak-Hak Anak: Profesional peradilan pidana anak harus
memahami hak-hak anak yang dijamin oleh hukum nasional dan internasional.
Mereka harus mampu melindungi dan memastikan pemenuhan hak-hak anak

5
selama proses peradilan, termasuk hak atas pendidikan, perlakuan yang adil,
privasi, dan perlindungan dari kekerasan.
3. Pendekatan Rehabilitatif: Kompetensi peradilan pidana anak mencakup
pemahaman dan penerapan pendekatan rehabilitatif terhadap anak yang terlibat
dalam tindak pidana. Para profesional harus mampu merancang dan
mengimplementasikan program rehabilitasi yang sesuai dengan kebutuhan
individu anak, memfasilitasi proses perubahan perilaku, dan mendukung
reintegrasi sosial anak ke dalam masyarakat.
4. Keterampilan Komunikasi dan Empati: Profesional peradilan pidana anak perlu
memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan mampu berinteraksi dengan
anak secara efektif. Mereka harus mampu mendengarkan dengan empati,
memahami perspektif anak, dan membangun hubungan yang kuat dengan anak
serta keluarganya.
5. Pengetahuan tentang Psikologi Anak: Pemahaman tentang perkembangan
psikologis anak dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mereka sangat
penting bagi para profesional peradilan pidana anak. Mereka harus mampu
mengenali dan mengatasi masalah kesehatan mental, gangguan perilaku, dan
faktor-faktor sosial yang dapat memengaruhi anak dalam proses peradilan.
6. Kolaborasi dan Kerja Tim: Profesional peradilan pidana anak harus mampu
bekerja secara kolaboratif dengan berbagai pihak terkait, termasuk pekerja sosial,
psikolog, pendidik, dan lembaga kesehatan. Mereka perlu mampu membangun
jaringan kerja yang efektif untuk mendukung rehabilitasi dan reintegrasi sosial
anak.
7. Etika Profesional: Para profesional peradilan pidana anak harus menjunjung
tinggi etika profesional dalam melaksanakan tugas mereka. Mereka harus menjaga
kerahasiaan informasi, menghormati hak-hak anak, dan berperilaku adil serta
objektif dalam pengambilan keputusan.

6
BAB III
PENUTUP

.9 Kesimpulan
Dalam kesimpulan, makalah tentang sejarah perkembangan hukum pidana anak di
Indonesia memberikan gambaran mengenai evolusi sistem peradilan yang khusus
menangani anak-anak yang terlibat dalam tindak pidana. Makalah ini
menggambarkan perubahan paradigma dari pendekatan pemidanaan menjadi
pendekatan rehabilitatif, yang lebih menekankan perlindungan, rehabilitasi, dan
reintegrasi sosial anak.

Makalah ini juga menguraikan dasar hukum yang menjadi pijakan bagi
perkembangan hukum pidana anak di Indonesia, seperti Undang-Undang No. 11
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan Undang-Undang No. 35
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. Selain itu, ratifikasi Konvensi Hak Anak dan pengaruh hukum
internasional juga memainkan peran penting dalam perkembangan hukum pidana
anak di Indonesia.

Faktor-faktor seperti penelitian dan pemahaman yang lebih baik tentang anak,
kebutuhan anak, tuntutan organisasi internasional, serta perubahan sosial dan
perubahan nilai-nilai masyarakat juga telah mempengaruhi perkembangan hukum
pidana anak di Indonesia.

Dengan demikian, makalah ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang


sejarah perkembangan hukum pidana anak di Indonesia, menyoroti perubahan

7
signifikan yang terjadi dalam pendekatan dan perlakuan terhadap anak dalam sistem
peradilan pidana. Makalah ini memberikan wawasan tentang upaya-upaya yang telah
dilakukan untuk melindungi hak-hak anak, mengembangkan pendekatan rehabilitatif,
dan mendorong reintegrasi sosial anak yang terlibat dalam tindak pidana.

Anda mungkin juga menyukai