Dosen Pengampu:
Hj. Anna Azharniyah, SH.MH.
Oleh:
Kelompok 3
Ahmad Syahbana
Muhammad Danil Fadillah
Muhammad Erwin Pramana
Muhammad Marcell Rully Ramadhan
Rifqi Huzaifi
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Hj. Anna Azharniyah,
SH.MH. sebagai dosen pengampu mata kuliah Hukum Perlindungan Anak yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 3
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................II
DAFTAR ISI..............................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................7
III
BAB I
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Perkembangan hukum pidana anak di Indonesia meliputi beberapa tahapan yang
penting. Dimulai dengan ratifikasi Konvensi Hak-hak Anak oleh Indonesia pada
tahun 1990, yang menjadi dasar penting dalam perlindungan hak-hak anak.
Kemudian, dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang
Pengadilan Anak, diakui bahwa anak-anak memiliki hak khusus dan perlindungan
dalam sistem peradilan pidana. Revisi dilakukan pada tahun 2012 dengan Undang-
Undang No. 11 Tahun 2012 yang menguatkan pendekatan rehabilitatif dan restoratif
dalam penanganan anak yang berhadapan dengan hukum. Selain itu, pemerintah juga
mengeluarkan peraturan pemerintah yang lebih rinci dan mengembangkan program
pemasyarakatan anak, bertujuan untuk memperbaiki perilaku anak dan memfasilitasi
reintegrasi mereka ke dalam masyarakat.
.2 Rumusan Masalah
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hukum pidana
anak di Indonesia
.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan berisi untuk mengetahui Salah satu tujuan utama
perkembangan hukum pidana anak di Indonesia adalah untuk melindungi hak-hak
anak yang terlibat dalam sistem peradilan pidana. Hukum pidana anak diarahkan
untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan perlakuan yang adil dan
proporsional, serta memperhatikan kebutuhan dan kepentingan terbaik anak.
BAB II
PEMBAHASAN
2
4. Peradilan Alternatif: Hukum pidana anak juga mempromosikan penggunaan
pendekatan alternatif dalam menangani kasus anak, seperti mediasi, restorative
justice, dan program-program diversion. Pendekatan ini bertujuan untuk
menghindari kriminalisasi anak sebanyak mungkin, memberikan kesempatan
bagi anak untuk memperbaiki perilaku mereka tanpa konsekuensi jangka panjang
dari pidana dewasa.
.5 Dasar hukum
1. Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak:
Undang-undang ini merupakan payung hukum utama yang mengatur sistem
peradilan pidana anak di Indonesia. Undang-undang ini menetapkan prinsip-
prinsip, prosedur, dan tata cara penanganan kasus pidana anak, termasuk
pengaturan mengenai penangkapan, penahanan, pemeriksaan, persidangan,
hukuman, dan rehabilitasi anak.
2. Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak: Undang-undang ini mengatur
perlindungan anak secara umum, termasuk anak yang terlibat dalam sistem
peradilan pidana. Undang-undang ini memberikan penjelasan mengenai hak-hak
anak, prinsip-prinsip perlindungan, dan pengaturan mengenai penanganan anak
yang terlibat dalam tindak pidana.
3. Undang-Undang No. 12 Tahun 2009 tentang Kesehatan Jiwa: Undang-undang
ini mengatur perlindungan dan rehabilitasi anak dengan masalah kesehatan jiwa,
termasuk anak yang terlibat dalam kejahatan dengan latar belakang masalah
kesehatan jiwa.
4. Konvensi Hak Anak: Indonesia juga telah meratifikasi Konvensi Hak Anak
yang menjadi dasar hukum internasional dalam perlindungan dan penanganan
anak. Konvensi ini memberikan pedoman mengenai hak-hak anak, perlindungan
3
terhadap eksploitasi dan kekerasan, dan pendekatan rehabilitatif dalam sistem
peradilan pidana anak.
4
1. Periode Kolonial: Tinjauan terhadap pendekatan dan perlakuan terhadap anak
yang terlibat dalam tindak pidana pada masa penjajahan.
2. Periode Pasca-Kemerdekaan: Pengaruh perkembangan hukum pidana anak
setelah Indonesia meraih kemerdekaan, termasuk peraturan-peraturan awal yang
mempengaruhi pendekatan terhadap anak dalam sistem peradilan pidana.
3. Perkembangan Undang-Undang Perlindungan Anak: Tinjauan terhadap undang-
undang dan peraturan yang melindungi hak-hak anak dalam konteks peradilan
pidana anak.
4. Perubahan Paradigma: Perkembangan hukum dan kebijakan yang mengubah
paradigma penanganan anak dalam sistem peradilan pidana, termasuk perubahan
pendekatan dari pemidanaan menjadi rehabilitasi dan reintegrasi sosial.
5
selama proses peradilan, termasuk hak atas pendidikan, perlakuan yang adil,
privasi, dan perlindungan dari kekerasan.
3. Pendekatan Rehabilitatif: Kompetensi peradilan pidana anak mencakup
pemahaman dan penerapan pendekatan rehabilitatif terhadap anak yang terlibat
dalam tindak pidana. Para profesional harus mampu merancang dan
mengimplementasikan program rehabilitasi yang sesuai dengan kebutuhan
individu anak, memfasilitasi proses perubahan perilaku, dan mendukung
reintegrasi sosial anak ke dalam masyarakat.
4. Keterampilan Komunikasi dan Empati: Profesional peradilan pidana anak perlu
memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan mampu berinteraksi dengan
anak secara efektif. Mereka harus mampu mendengarkan dengan empati,
memahami perspektif anak, dan membangun hubungan yang kuat dengan anak
serta keluarganya.
5. Pengetahuan tentang Psikologi Anak: Pemahaman tentang perkembangan
psikologis anak dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mereka sangat
penting bagi para profesional peradilan pidana anak. Mereka harus mampu
mengenali dan mengatasi masalah kesehatan mental, gangguan perilaku, dan
faktor-faktor sosial yang dapat memengaruhi anak dalam proses peradilan.
6. Kolaborasi dan Kerja Tim: Profesional peradilan pidana anak harus mampu
bekerja secara kolaboratif dengan berbagai pihak terkait, termasuk pekerja sosial,
psikolog, pendidik, dan lembaga kesehatan. Mereka perlu mampu membangun
jaringan kerja yang efektif untuk mendukung rehabilitasi dan reintegrasi sosial
anak.
7. Etika Profesional: Para profesional peradilan pidana anak harus menjunjung
tinggi etika profesional dalam melaksanakan tugas mereka. Mereka harus menjaga
kerahasiaan informasi, menghormati hak-hak anak, dan berperilaku adil serta
objektif dalam pengambilan keputusan.
6
BAB III
PENUTUP
.9 Kesimpulan
Dalam kesimpulan, makalah tentang sejarah perkembangan hukum pidana anak di
Indonesia memberikan gambaran mengenai evolusi sistem peradilan yang khusus
menangani anak-anak yang terlibat dalam tindak pidana. Makalah ini
menggambarkan perubahan paradigma dari pendekatan pemidanaan menjadi
pendekatan rehabilitatif, yang lebih menekankan perlindungan, rehabilitasi, dan
reintegrasi sosial anak.
Makalah ini juga menguraikan dasar hukum yang menjadi pijakan bagi
perkembangan hukum pidana anak di Indonesia, seperti Undang-Undang No. 11
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan Undang-Undang No. 35
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. Selain itu, ratifikasi Konvensi Hak Anak dan pengaruh hukum
internasional juga memainkan peran penting dalam perkembangan hukum pidana
anak di Indonesia.
Faktor-faktor seperti penelitian dan pemahaman yang lebih baik tentang anak,
kebutuhan anak, tuntutan organisasi internasional, serta perubahan sosial dan
perubahan nilai-nilai masyarakat juga telah mempengaruhi perkembangan hukum
pidana anak di Indonesia.
7
signifikan yang terjadi dalam pendekatan dan perlakuan terhadap anak dalam sistem
peradilan pidana. Makalah ini memberikan wawasan tentang upaya-upaya yang telah
dilakukan untuk melindungi hak-hak anak, mengembangkan pendekatan rehabilitatif,
dan mendorong reintegrasi sosial anak yang terlibat dalam tindak pidana.