KELOMPOK 3 :
SONY ABDILLAH
SISI PUSPITA
EGI RAHMAT
AGIL PRATAMA
GALIH.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA BARAT
TP 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
Perempuan.
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang diversi dan restoratif
Penyusun
Rumusan Masalah
PENGERTIAN DIVERSI.
Standart Minimum Rules for the Administration of Juvenile Justice (SMRJJ) atau
The Beijing Rules (Resolusi Majelis PBB 40/33 tanggal 29 November 1985), di
mana diversi tercantum dalam Rule 11.1 11.2 dan Rule 17.4. Berdasarkan
antara lain menghentikan atau tidak meneruskan dari proses peradilan pidana atau
Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa
pengadilan anak juga belum dapat memberikan tujuan yang sebenarnya seperti
b. Stigma atau cap jahat pada diri sipelaku sehingga anak tersebut selalu
sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan hukum dalam masyarakat dan belum
anak yang berhadapan dengan hukum, antara lain didasarkan pada peran dan tugas
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (selanjutnya disingkat SPP Anak).
Salah satu substansi yang diatur dalam Undang-Undang tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak ini pengaturan tentang Diversi. Pengertian dan tujuan Diversi (Pasal
6): Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara Anak dari proses peradilan
pidana, dan dilakukan terhadap anak yang berusia 12 tahun keatas. Proses Diversi
a.Kepentingan korban
d.Penghindaran pembalasan
Diversi yaitu :
b.Umur Anak
c.Hasil penelitian kemasyarakatan dari Bapas, dan
diancam pidana diatas 7 (tujuh) tahun. Sedangkan umur anak dalam ketentuan ini
dan semakin muda umur Anak semakin tinggi prioritas diversi. Jadi ukuran untuk
pada pengaturan hukum pidana materiel tentang anak. Hukum pidana materiil
anak banyak diatur dalam undang-undang di luar KUHP. Pengaturan lebih khusus
dan pengaturan masala jenis-jenis pidana dan tindakan yang dapat dijatuhkan
terhadap anak yang berkonflik dengan hukum. Selanjutnya implikasi terhadap
hukum pidana formil (hukum acara), menyangkut proses beracara dalam peradilan
pidana anak. Selama ini proses peradilan pidana anak dalam beracara berpedoman
dengan program diversi, sehingga setiap putusan pidana yang dijatuhkan oleh
hakim terhadap anak yang berkonflik dengan hukum tidak harus dibina dan
anak yang masuk dalam proses peradilan pidana; peningkatan penyelesaian kasus
pelaku, korban, keluarga, pelaku/korban, dan pihak lain yang terkait untuk bersam
pada keadaan semula, dan bukan pembalasan (Pasal1 angka 6 UU SPP Anak). Int
inya untuk mencapai restorative justice maka dapat ditempuh melalui diversi.
Salah satu produk dari restorative justice adalah diversi yaitu banyak pihak
berkepentingan guna mencapai suatu tujuan sebagai mana tercantum dalam Pasal
diversi agar anak menjadi lebih baik di kemudian hari. Dalam proses diversi yang
maka kegiatan ini wajib memperhatikan pula hal yang diatur dalam Pasal 8
anak dapat terpenuhi dengan baik serta melatih anak tanggung jawab kemudian
yang terjerat tindak pidana karena ada ketentuan tersendiri mengenai batasan
umur anak dalam melakukan diversi sebagai mana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak adalah anak yang
telah berumur 12 tahun tetapi belum berumur 18 tahun. Selain Pasal 21 Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak dalam hal anak
yang belum mencapai usia 12 tahun melakukan tindak pidana, maka polisi
(enam) bulan.
Hasil produk dari diversi adalah adanya sebuah kesepekatan diversi yang
Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana. Selain
dari pada itu ada berbagai hal yang menjadi faktor anak dalam melakukan
berbagai kejahatan, banyak sekali faktor seperti masalah ekonomi yang kurang
baik, lingkungan yang kurang kondusif untuk tumbuh kembang si anak dan faktor
pelaku tetapi hukuman tersebut bersifat mendidik sehingga memberi manfaat baik