PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam wadah yang kita kenal sebagai masyarakat. Mula-mula ia berhubungan dengan
orang tuanya dan setelah usianya meningkat dewasa ia hidup bermasyarakat, dalam
berpedoman pada suatu aturan yang oleh sebagian besar warga masyarakat tersebut
hukum pidana termasuk bidang hukum publik. Artinya hukum pidana mengatur
hubungan antara warga dengan negara menitikberatkan kepada kepentingan umum atau
kepentingan publik. Secara historis hubungan hukum yang ada pada awalnya adalah
hubungan pribadi atau hubungan privat,tetapi dalam perjalanan waktu terdapat hal-hal
yang diambil alih kelompok atau suku dan akhirnya setelah berdirinya negara diambil
menegakkan hukum, dinyatakan atau dianggap sebagai peraturan dengan tujuan untuk
mengadakan suatu mengikat bagi sebagian atau seluruh tata yang di kehendaki oleh
penguasa tersebut.2
1
Prof.Dr.Teguh Prasetyo,S.H.,M.Si.Hukum pidana,yogyakarta 2011.hlm1.
2
www.academia.edu. Diakses pada tanggal 26 November 2018.
1
Hukum pidana merupakan hukum yang memiliki sifat khusus, yaitu dalam hal
sanksinya. Setiap kita berhadapan dengan hukum, pikiran kita mengarah pada sesuatu
ketentuan tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, serta
akibatnya. Yang pertama itu kita sebut sebagai norma sedangkan akibatnya kita
namakan sanksi. Yang membedakan hukum pidana dengan hukum yang lainnya, di
antaranya adalah bentuk sanksinya, yang bersifat negatif yang disebut sebagai pidana
bahkan dapat pula dirampas nyawanya, jika diputuskan dijatuhi hukuman mati.3
kebutuhan yang mendesak, kebutuhan pemuas diri dan bahkan kadang-kadang karena
keinginan atau desakan untuk mempertahankan status diri. Secara umum kebutuhan
setiap manusia itu akan dapat dipenuhi, walaupun tidak seluruhnya, dalam keadaan
yang tidak memerlukan desakan dari dalam atau orang lain. Terhadap kebutuhan yang
dilaksanakan tanpa pemikiran matang yang dapat merugikan lingkungan atau manusia
lain. Hal seperti itu akan menimbulkan suatu akibat negatif yang tidak seimbang dengan
suasana yang dari kehidupan yang bern9ilai baik. Untuk mengembalikan kepada
suasana dan kehidupan yang bernilai baik itu diperlukan suatu pertanggungjawaban dari
supaya dapat dirasakan juga penderitaan atau kerugian yang dialami. Pemberi
3
Prof.Dr.Teguh Prasetyo,S.H.,M.Si.Op.cit.hlm2.
2
pelimpahan dilakukan oleh individu atau sekelompok orang yang berwenang untuk itu
Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Dalam sistem peradilan pidana anak
bahwa terhadap anak adalah anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi
korban dan anak yang menjadi saksi dalam tindak pidana. Anak yang berkonflik
dengan hukum adalah anak yang yang telah berumur 12 tahun tetapi belum berumur
18 tahun yang diduga melakukan tindak pidana, Anak yang menjadi korban adalah
anak yang belum berumur 18 (delapan belas tahun) yang mengalami penderitaan fisik,
mental dan atau kerugian ekonomi yang disebabkan tindak pidana, Anak yang menjadi
saksi adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas tahun) yang dapat
penuntutan dan sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana yang didengar, dilihat
dan atau dialami. Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh anak sebelum genap berumur
18 tahun dan diajukan ke sidang pengadilan setelah anak melampaui batas umur 18
tahun tetapi belum mencapai umur 21 tahun anak tetap diajukan ke sidang anak (Pasal
Anak merupakan amanah dan anugerah dari tuhan yang maha esa yang dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Setiap anak
4
Prof.Dr.Teguh Prasetyo,S.H.,M.Si.Op.cit.hlm3.
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak pasal (1)
3
mempunyai harkat dan martabat yang patut di junjung tinggi dan setiap anak yang
terlahir harus mendapat hak-haknya tanpa anak tersebut meminta. Hal ini sesuai dengan
ketentuan konvensi hak anak yang diratifikasi oleh pemerintah Indonesia melalui
kelangsungan hidup dan tumbuh kembang, dan menghargai partisipasi anak. Prinsip-
prinsip tersebut juga terdapat di dalam ketentuan undang-undang Nomor 35 Tahun 2014
anak yang di bentuk oleh pemerintah agar hak-hak anak dapat di implementasikan di
anak sebenarnya sudah terlihat sejak Tahun 1979 ketika membuat Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. Akan tetapi, hingga keluarnya
Undang-undang dasar 1945 pasal 28 ayat 2 menyatakan Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungn dari
peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha Negara. Sekarang pasal 10
6
Rika Saraswati,S.H.,CN.,M.Hum., Hukum Perlindungan Anak di
Indonesia,Semarang,2015.hlm.1.
7
Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 ayat (2).
4
masing lingkungan peradilan tersebut, tidak menutup kemungkinan, misal dalam
undang. dari penjelasan pasal 10 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tersebut
dapat diketahui atau disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengadilan anak adalah
perkara tertentu.8
Lebih dari 4.000 angka anak diajukan kepengadilan setiap tahunnya atas
dukungan, baik dari pengacara maupun dinas sosial. Dengan demikian tidak
mengejutkan jika 9 dari 10 anak akhirnya di jebloskan kepenjara atau rumah tahanan.9
Keberadaan anak yang ada di lingkungan kita memang perlu mendapatkan kan
perbuatan tidak baik. Sehingga merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Tingah laku
yang demikian di sebabkan karena dalam masa pertumbuhan, sikap dan mental anak
belum stabil, dan juga tidak terlepas dari lingkungan pergaulan nya. Disamping itu
keadaan ekonomi pun bisa menjadi pendorong bagi anak untuk melakukan perbuatan
yang dilarang.10
8
R.Wiyono,S.H.Sistem Peradilan Anak Di Indonesia.2016.
9
Rika Saraswati,S.H.,CN.,M.Hum.,Op.cit.hlm.13.
10
Htpp://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=kriminalitas.diakses pada tanggal 27 september
2018.
5
Mengingat dan sifat yang khas pada anak dan demi perlindungan terhadap
pidana anak yang berada di lingkungan peradilan umum. Proses peradilan perkara anak
sejak di tangkap, ditahan, dan diadili pembinaannya wajib dilakukan oleh pejabat yang
memahami masalah anak. Jika dilakukan proses hukum terhadap anak maka tentunya
kurang adil jika kepada terdakwa anak diberlakuan proses hukum yang sama dengan
terdakwa dewasa. Begitu juga dengan pidana yang nantinya akan dijatuhkan kepada
anak,tentunya sangat tidak adil jika pidana yang harus di jalaninya sama dengan pidana
perjuangan bangsa, sehingga dalam menangani tidak pidana yang dilakukan oleh anak
perlakuan dan ancaman yang diatur dalam undang-undang ini dimaksudkan untuk
Diambil dari sebuah kasus yang terjadi di Teluk Kuantan yang mana anak sudah
MARTIN SINAGA yaitu seorang anak yang berumur 18 Tahun dan telah melakukan
tindak pidana pencurian yang disertai pembunuhan terhadap seorang penjaga sekolah di
11
Wigiati Soetedjo,Hukum Pidana Anak,Bandung,Refika aditama,2010.hlm.29.
6
Antonius Sinaga dinyatakan bersalah karena telah menghilangkan nyawa orang lain
sesuai dengan pasal 338 KUHP. Yang pada awalnya bermula dari melakukan tindak
pidana pencurian kemudian di pergoki oleh penjaga sekolah, karena rasa takut
memergokinya hingga terjadi tindak pembunuhan yang dilakukan oleh Gusveris. Salah
satu contoh tindak pidana anak yang dilakukan oleh Gusverius Antonius Sinaga yang
melakukan tindak pidana pembunuhan dan terbukti telah bersalah di Pengadilan Negeri
Rengat sehingga pengadilan menjatuhi pidana penjara kepada Gusvenius sesuai dengan
Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk mengkaji leih
dalam tentang penerapan hukum dan pertimbangan hukum hakim terhadap tindak
pidana yang dilakuan oleh anak. Untuk itu penulis mengangkat skripsi dengan judul
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagai mana yang diuraikan di atas maka
12
Putusan Perkara Nomor 14/Pid.Sus-Anak/2017/PN.Rgt.
7
2. Bagaimana pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana anak
14/Pid.Sus-Anak/2017/PN.Rgt
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dari proposal skripsi ini adalah sebagai
berikut :
Nomor 14/Pid.Sus-Anak/2017/Rgt.
tindak pidana terhadap hilangnya nyawa manusia yang dilakukan anak pada
D. Manfaat Penelitian
penulis hukum ini dapat memberikan kegunaan atau manfaat baik secara teoris
maupun praktis sebagai bagian yang tak terpisahkan, bagi kalangan akademis
hukum, yaitu :
1. Manfaat teoris.
8
khususnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penerapan hukuman
2. Manfaat praktis.
E. Kerangka Teori
antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu. Fakta
tersebut merupakan sesuatu yang dapat diamati dan pada umumnya dapat diuji secara
empiris. Dalam bentuk yang paling sederhana teori merupakan hubungan antara dua
Menurut Soekanto Secara konsepsional, maka inti dan arti penegakan hukum
kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaian
9
pergaulan hidup. Konsepsi yang mempunyai dasar filosofis tersebut, memerlukan
penjelasan lebih lanjut, sehingga akan tampak lebih konkret. Manusia didalam
apa yang baik dan apa yang buruk. Pandangan-pandangan tersebut senantiasa terwujud
nilai ketentraman, pasangan nilai kepentingan umum dengan nilai kepentingan pribadi.13
penyerasian antara nilai ketertiban dengan nilai ketentraman. Sebab, nilai ketertiban
bertitik tolak pada keterikatan, sedangkan nilai ketentraman titik tolaknya adalah
kebebasan di dalam wujud yang serasi. Pasangan nilai-nilai yang telah diserasikan
tersebut, memerlukan penjabaran secara lebih konkret lagi, karena nilai-nilai lazimnya
dalam hal ini kaidah-kaidah hukum, yang mungkin berisikan suruhan, larangan atau
kebolehan.
kebolehan.14
13
Prof.Dr.Soekanto,S.H.,M.A.Faktor-Faktor yang mempengaruhi penegakan Hukum,
rajagrafindo. jakarta. 2016.hlm 5.
14
Ibid.hlm6.
10
Menurut Wayne La-Fvre, Kaidah-kaidah tersebut kemudian menjadi pedoman
atau patokan bagi perilaku atau sikap tindak yang dianggap pantas, atau yang
penegakan hukum secara konsepsional. Penegakan hukum sebagai suatu proses, pada
tidak secara ketat diatur oleh kaidah hukum, akan tetapi mempunyai unsur penilaian
pada hakikatnya diskresi berada di antara hukum dan moral (etika dalam arti sempit).
dasar uraian tersebut dapatlah dikatakan , bahwa gangguan terhadap penegakan hukum
mungkin terjadi, apabila ada ketidakserasian antara “tritunggal” nilai, kaidah dan pola
berpasangan, yang menjelma di dalam kaidah-kaidah yang bersimpang siur, dan pola
2. Teori Pemidanaan
sebagai reaksi dari timbul dan berkembangnya kejahatan itu sendiri yang senantiasa
mewarnai kehidupan sosial masyarakat dari masa ke masa. Dalam dunia ilmu hukum
pidana itu sendiri, berkembang beberapa teori tentang tujuan pemidanaan, yaitu teori
15
Ibid.hlm7.
11
teori treatment dan teori perlindungan sosial (social defence). Teori-teori pemidanaan
pidana.16
telah dilakukan, jadi berorientasi pada perbuatan dan terletak pada kejahatan itu sendiri.
Pemidanaan diberikan karena si pelaku harus menerima sanksi itu demi kesalahannya.
Menurut teori ini, dasar hukuman harus dicari dari kejahatan itu sendiri, karena
kejahatan itu telah menimbulkan penderitaan bagi orang lain, sebagai imbalannya
(vergelding) si pelaku harus diberi penderitaan. Setiap kejahatan harus diikuti dengan
pidana, tidak boleh tidak, tanpa tawar menawar. Seseorang mendapat pidana oleh
karena melakukan kejahatan. Tidak dilihat akibat-akibat apapun yang timbul dengan
penderitaan bagi orang lain.Menurut Hegel bahwa, pidana merupakan keharusan logis
sebagai konsekuensi dari adanya kejahatan.Ciri pokok atau karakteristik teori retributif,
yaitu :
12
5) Pidana melihat ke belakang, ia merupakan pencelaan yang murni dan
kembali si pelanggar.17
pelaku, tetapi sebagai sarana mencapai tujuan bermanfaat untuk melindungi masyarakat
menuju kesejahteraan. Dari teori ini muncul tujuan pemidanaan sebagai sarana
teori ini, hukuman yang dijatuhkan untuk melaksanakan maksud atau tujuan dari
itu. Tujuan hukuman harus dipandang secara ideal, selain dari itu, tujuan hukuman
Mendasarkan pidana pada asas pembalasan dan asas tertib pertahanan tata tertib
masyarakat, dengan kata lain dua alasan itu menjadi dasar dari penjatuhan pidana. Pada
dasarnya teori gabungan adalah gabungan teori absolut dan teori relatif. Gabungan
kedua teori itu mengajarkan bahwa penjatuhan hukuman adalah untuk mempertahankan
Teori gabungan ini dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu :
tidak boleh melampaui batas dari apa yang pelu dan cukup untuk dapatnya
17
Ibid hlm 59
18
Ibid hlm 60
13
2) Teori gabungan yang mengutamakan perlindungan tata tertib masyarakat,
tetapi penderitaan atas dijatuhinya pidana tidak boleh lebih berat daripada
4. Teori treatment
kejahatan, bukan kepada perbuatannya. Teori ini memiliki keistimewaan dari segi
dan moral masyarakat agar dapat berintegrasi lagi ke dalam masyarakat. Menurut Albert
Camus, pelaku kejahatan tetap human offender, namun demikian sebagai manusia,
seorang pelaku kejahatan tetap bebas pula mempelajari nilai-nilai baru dan adaptasi
baru. Oleh karena itu, pengenaan sanksi harus mendidik pula, dalam hal ini seorang
pemidanaan dikemukakan oleh aliran positif. Aliran ini beralaskan paham determinasi
yang menyatakan bahwa orang tidak mempunyai kehendak bebas dalam melakukan
keadaan jiwa seorang yang abnormal. Oleh karena itu si pelaku kejahatan tidak dapat
dipersalahkan atas perbuatannya dan tidak dapat dikenakan pidana, melainkan harus
19
Ibid.Hlm 62.
20
Ibid hlm 63
14
Atas dasar asas konkordasi Kitab Undang-undang Hukum pidana (KUHP)
Indonesia, yang dulu bernama Wetboek van Strafrecht indonesie merupakan semacam
kutipan dari WvS Nederland.bahasanya tentu saja bahasa belanda. Pasal 1 KUHP
dilakukan. Istilah tindak pidana merupakan terjemahan dari strafbaar feit di dalam kitab
yang di maksud dengan strafbaar feit itu sendiri, biasanya tindak pidana disinonimkan
dengan delik, yang berasal dari bahasa latin yakni kata delictum. Dalam kamus besar
Berdasarkan rumusan yang ada maka delik strafbaar feit memuat beberapa unsur
yakni:
a. Perbuatan manusia.
pertanggung jawabkan.21
feit telah melahirkan beberapa rumusan atau terjemahan mengenai strafbaar feit itu
sendiri,yakni:
a. Perbuatan pidana.
21
Prof.Dr.Teguh Prasetyo,S.H,M.H.Op.cit.hlm. 47.
15
Prof.mulyatno,S.H. Menerjemahkan istilah strafbaar feit dengan perbuatan
pidana. Menurut pendapat beliau istilah perbuatan pidana menunjukkan kepada makna
adanya suatu kelakuan manusia yang menimbulkan akibat tertentu yang dilarang hukum
dimana pelakunya dapat dikenakan sanksi pidana. Dapat di artikan demikian karena
kata perbuatan tidak mungkin berupa kelakuan alam,karena yang dapat berbuat dan
b. Peristiwa pidana.
resmi dalam Undang-Undang sementara 1950, yaitu dalam pasal 14 ayat 1. Secara
subtansif, pengertian dari istilah peristiwa pidana lebih menunjukkan kepada suatu
kejadian yang dapat di timbulkan baik oleh perbuatan manusia maupun oleh gejala
alam.Oleh karena itu, dalam percakapan sehari-hari sering di dengar suatu ungkapan
c. Tindak pidana.
gerak-gerik jasmani seseorang. Hal-hal tersebut terdapat juga seseorang untuk tidak
berbuat,akan tetapi dengan tidak berbuatnya dia, dia telah melakukan tindak pidana.
mengenai kewajiban untuk berbuat tetapi dia tidak berbuat yang di dalam undang-
undang menentukan pada pasal 164 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana),
ketentuan dalam pasal ini mengharuskan seseorang utuk melaporkan kepada pihak yang
berwajib apabila akan timbul kejahatan,ternyata dia tidak melaporkan kepada pihak
22
Ibid.hlm.48.
16
yang berwenang akan kejahatan, ternyata dia tidak melaporkan,maka dia dapat dikenai
pemakaian istilah tindak pidana dan beliau lebih condong memakai istilah tindak pidana
menggunakan istilah tindak pidana sehingga istilah pidana itu mempunyai pengertian
yang di pahami oleh masyarakat. oleh karena itu,setelah melihat berbagai defenisi di
atas, maka diambil kesimpulan bahwa yang disebut dengan tindak pidana adalah
perbuatan yang oleh aturan hukum di larang dan ancam dengan pidana,dimana
pngertian perbuatan di sini selain perbuatan yang bersifat aktif melakukan sesuatu yang
dan melaksanakan hukum materil atau dengan kata lain cara mengajukan suatu
3. Hukum pidana dalam arti objektif dan subjektif. Hukum pidana objektif atau ius
poenale adalah hukum pidana yang dilihat dari larangan-larangan berbuat, yaitu
23
Ibid.hlm.49.
24
KUHAP
25
KUHP
17
larangan yang disertai dengan ancaman pidana bagi siapa yang melanggar
Hukum pidana subjektif atau ius poenandi merupakan aturan yang berisi hak
c. Menjalankan sanksi pidana yang telah dijatuhkan oleh negara kepada pelanggar
hukum.
Secara tradisional dalam buku-buku hukum pidana kita lihat bahwa hukum
pidana itu dibagibatas hukum pidana umum dan hukum pidana khusus seperti hukum
pidana ekonomi ,hukum pidana fisikal dan hukum pidana militer. Hukum pidana umum
adalah hukum pidana yang ditujukan dan berlaku untuk semua warga negara (subjek
2) Sumbernya.
umum dan hukum pidana khusus, hukum pidana umum adalah semua ketentuan pidana
yang terdapat/bersumber pada kodifikasi (KUHP), sering disebut dengan hukum pidana
kodifikasi. Hukum pidana khusus adalah hukum pidana yang bersumber pada peraturan
26
Prof.Dr.Teguh Prasetyo,S.H,M.Si.Op.cit.hlm.10.
27
DR.Andi Hamzah,S.H. Asas-Asas Hukum Pidana.Jakarta.1994.Hlm.10.
18
perundang-undangan diluar KUHP. Hukum pidana khusus ini dibedakan atas dua
kelompok, yaitu:
3). Bentuk/wadahnya.
hak asasi seseorang, termasuk anak yang berkonflik dengan hukum. Meski demikian,
terdapat sejumlah hak dan kebebasan yang tidak boleh dikurangi dalam kondisi apa pun.
Sejumlah hak ini dikenal dengan hak-hak nonderogable, yaitu hak-hak yang bersifat
absolut yang tidak boleh dikurangi pemenuhannya oleh negara sekalipun dalam keadaan
darurat. Hak-hak tersebut adalah hak atas hidup, hak bebas dari penyiksaan,hak bebas
dari pemidanaan yang berlaku surut, dan hak sebagai subjek hukum [Pasal 4 ayat (2)
Kovonan Internasional Hak Sipil dan Hak Politik. Dalam rangka memberikan
28
Ibid.hlm.11.
29
Ibid.hlm.13.
19
pemenuhan hak terhadap anak yang berkonflik dengan hukum,pemerintah telah
adalah dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
yang memberlakukan proses pemeriksaan khusus bagi anak yang melakukan tindak
seperti Dinas Sosial yang secara terpadu dengan mengedapankan kepentingan yang
keadaan yang buruk, sehubungan dengan perilaku yang menyimpang dan pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh anak-anak dalam wilayah hukum negara Indonesia.
Khususnya bagi anak-anak yang telah mencapai umur 8 tahun, tetapi belum mencapai
melaksanakan persidangan perkara tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa yang
masih anak-anak, Undang-Undang Pengadilan Anak membatasi usia anak mulai dari 8
hingga 18 tahun. Mengingat hal tersebut maka haruslah diperlakukan secara khusus
30
Rika Saraswati,S.H.,CN.,M.Hum., Hukum Perlindungan Anak di Indonesia, Semarang,
2015.Hlm.107.
20
1. Melangsungkan persidangan secara tertutup, kecuali dalam hal tertentu dan di
2. Dengan tidak menggunakan toga atau pakaian dinas dalam persidangan tindak
Diindonesia yang dimaksud dengan anak tidak ada kesatuan pengertian .hal ini
1 angka 2 Undang-Undang Tahun 1979 menentukan bahwa anak adalah seorang yang
belum mencapai umur 21 (dua puluh satu tahun) dan belum pernah kawin.33
Anak,pasal 1 angka 1 menentukan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18
diketahui bahwa sistem peradilan pidana anak yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2012 adalah sistem mengenai proses penyelesaian perkara anak yang
anak pasal 1 angka 3 bahwa anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya
31
Ibid.hlm.108
32
R.Wiyono,S.H.Sistem Peradilan Anak Di Indonesia.2016.Hlm.10.
33
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak pasal 1 angka 2.
34
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak pasal 1 angka 1.
35
R.Wiyono,S.H.Sistem Peradilan Anak Di I ndonesia.2016.Hlm.14.
21
disebut anak adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum
berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana.36 Atau dengan
kata lain yang dimaksud dengan anak dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012
tahun.
F. Kerangka Konseptual
data, pengolahan, analisa dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis
b. Yuridis adalah segala hal yang mempunyai arti hukum dan telah disahkan oleh
pemerintah, jika atu ran tersebut dilanggar, maka siapapun yang melanggarnya
36
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak pasal 1
angka 3
37
R.Wiyono,S.H.Sistem Peradilan Anak Di Indonesia.2016.Hlm.16.
38
elib.unikom.ac.id/download.php?id=196514.diakses pada tanggal 28 september 2018
39
http://www.bhataramedia.com/forum/apa-pengertian-yuridis/.diakses pada tanggal 28
september 2018.
40
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 pasal 1 angka 1.
22
d. Pelaku adalah mereka yang melakukan,yang menyuruh melakukan dan yang
e. Tindak pidana adalah penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang
f. Pembunuhan adalah barang siapa yang dengan sengaja merampas nyawa orang
lain, di ancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima
belas tahun.43
G. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang konkrit dan relevan dengan tujuan penelitian ini,
melihat dan memperhatikan norma hukum yang berlaku di hubungkan dengan fakta
yang ada dari permasalahan yang di temui dalam penelitian, sebagai berikut :
Jenis dan sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
yuridis normatif yang dilakukan dengan mengumpulkan bahan hukum utama untuk
41
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP) pasal 55
42
Mahrus Ali,S.H.,M.H. Dasar-Dasar Hukum Pidana.yogyakarta.2011.
43
Kitab Undang-undang Hukum Pidana pasal 338 KUHP.
44
PN RENGAT
23
normatif dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman tentang pokok bahasan yang
jelas mengenai gejala dan objek yang sedang diteliti yang bersifat teoritis
2. Objek Penelitian
Adapun objek penelitian yang diangkat dalam proposal skripsi ini adalah
menjadi tujuan dari penelitian ini terdiri dari dua jenis data yaitu :
1. Data Primer, yaitu merupakan data atau informasi yang diperoleh secara
data primer ataupun data yang diperoleh secara tidak langsung yang terdiri
dari :
Yaitu bahan hukum yang bersifat pokok dan mengikat yaitu semua
Anak.
24
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak.
4. Analisa Data
yaitu dengan mengkaji data dan fakta yang dihasilkan atau dengan kata lain yaitu
secara deduktif yaitu smengambil kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum kepada
25
BAB II
TINJAUAN UMUM
berbagai macam arti, dan para sarjana itu mempunyai batasan dan alasan tersendiri
untuk menentukan pengertian het strafbaarfeit. Untuk lebih jelasnya, peneliti mengutip
beberapa pengertian tentang tindak pidana menurut pakar dan ahli hukum pidana seperti
26
Menurut Moeljatno dalam bukunya Asas-asas Hukum Pidana, menerjemahkan
istilah perbuatan pidana adalah:45 “Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum
larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa
melanggar larangan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah
perbuatan yang oleh suatu aturan dilarang dan diancam pidana, asal saja dalam pada itu
diingat bahwa larangan ditujukan kepada perbuatan, yaitu suatu keadaan atau kejadian
yang ditentukan oleh kelakuan orang. Sedangkan ancaman pidananya ditujukan kepada
dasar dalam ilmu hukum pidana sebagai istilah yang dibentuk dengan kesadaran
dalam memberikan ciri tertentu pada peristiwa hukum pidana, perbuatan pidana
lapangan hukum pidana, sehingga perbuatan pidana haruslah diberikan arti yang
bersifat ilmiah dan ditentukan dengan jelas untuk dapat memisahkan dengan
2) Peristiwa Pidana
45
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, Hlm. 54. 24
46
Bambang Purnomo, Asas-asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994, Hlm. 16.
27
3) Perbuatan Pidana
4) Tindak Pidana
maksudnya adalah, bahwa:47 “Hal itu dibuat oleh seseorang dan ada sebab maupun
tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja oleh seseorang yang
2) Definisi panjang atau lebih mendalam bahwa strafbaarfeit adalah suatu kelakuan
melawan hukum berhubung dilakukan dengan sengaja atau alpa oleh orang
dapat dipertanggungjawabkan.
47
Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana dan Penerapannya, Alumni AHM-PTHM, Jakarta, 1990
48
P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Sinar Baru, Bandung, 1994,
Hlm 172.
49
Martiman Prodjohamidjojo, Memahami Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT. Pradnya
28
Perbuatan pidana oleh Moeljatno dirumuskan sebagai perbuatan yang dilarang
dan diancam dengan pidana, barang siapa yang melanggar larangan tersebut dan
perbuatan tersebut harus betul-betul dirasakan oleh masyarakat sebagai perbuatan yang
masyarakat, perbuatan itu juga harus memenuhi unsur formil dan materil, unsur formil
adalah unsur yang sesuai dengan rumusan Undang-undang, dan unsur materil adalah
yang bersifat melawan hukum atau tidak sesuai dengan dicita-citakan mengenai
tindakan penghukuman.
melakukan atau perbuatan atau pengertian tidak melakukan, dan istilah peristiwa tidak
hukuman. Dan pelaku ini dapat dikatakan merupakan subjek tindak pidana”.
Hukum Pidana Indonesia menerangkan dari beberapa pakar hukum pidana memberikan
50
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Eresco, Bandung, 1986, Hlm.
55.
51
Martiman Prodjohamidjojo, Memahami Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia.
29
1) Simons, mengatakan bahwa strafbaarfeit adalah kelakuan yang diancam pidana
kelakuan orang yang bersifat melawan hukum yang patut dipidana dan
3) Van Hatum, mengatakan bahwa perbuatan oleh karena mana seseorang dapat
dipidana.
hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana barang siapa yang
Dari beberapa perumusan Strafbaarfeit jelas bahwa adanya suatu perbuatan yang
bersifat melawan hukum tersebut merupakan unsur-unsur yang sangat penting di dalam
Pidana Bagian Khusus, membedakan 2 macam unsur yaitu:52 Unsur subjektif; Unsur
pidana diantaranya adalah: Unsur Subjektif adalah unsur-unsur yang melekat pada si
52
Leden Marpaung, Hukum Pidana Bagian Khusus, Sinar Grafika, Jakarta, 1991, Hlm. 9
30
pelaku tindak pidana dalam hal ini termasuk juga sesuatu yang terkandung di dalam
Kemudian yang dimaksud dengan Unsur Objektif adalah unsur yang ada
31
Adapun menurut J. B. Daliyo dalam bukunya Pengantar Hukum Indonesia,
mengatakan tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi sehingga suatu peristiwa pidana
ialah:53
a. Harus ada suatu perbuatan, maksudnya bahwa memang benar-benar ada suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang, kegiatan itu
terlihat sebagai suatu perbuatan yang dapat dipahami oleh orang lain sebagai
b. Perbuatan itu harus sesuai dengan apa yang dilukiskan dalam ketentuan hukum
artinya perbuatannya sebagai suatu peristiwa hukum yang dapat memenuhi isi
dengan syarat ini hendaknya dapat dibedakan bahwa ada suatu perbuatan yang
membela diri dari ancaman orang lain yang mengganggu keselamatanya dan
orang itu dapat dibuktikan sebagai suatu perbuatan yang disalahkan oleh
ketentuan hukum.
53
J.B.Daliyo ,Pengantar Hukum Indonesia, PT. Prenhallindo, Jakarta, 2001, Hlm. 14
32
d. Harus berlawanan dengan hukum. Artinya suatu perbuatan yang berlawanan
mengatur tentang larangan atau keharusan dalam suatu perbuatan tertentu dan
harus dilaksanakan oleh para pelakunya. Kalau di dalam suatu perbuatan tertentu
hukuman tertentu.
berhubungan dengan unsur-unsur kesalahan yang mencakup beberapa hal yang penting
yaitu, unsur-unsur tindak pidana yang dilihat dari segi adanya perbuatan melawan
memenuhi rumusan undang-undang dan tidak adanya alasan pembenaran dan pemaaf.
Menurut Andi Hamzah dalam bukunya Asas-asas Hukum Pidana, delik itu dapat
pelanggaran itu: Untuk mengetahui yang mana delik kejahatan dan yang mana pula
33
delik pelanggaran, dalam KUHP lebih mudah karena jelas kejahatan pada buku II
Pada delik materil disebutkan adanya akibat tertentu, dengan atau tanpa
menyebut perbuatan tertentu. Pada delik formil, disebut hanya suatu perbuatan tertentu
sebagai dapat dipidana misalnya Pasal 160, 209, 242, 263, 362 KUHP.
1) Delik omisi murni adalah membiarkan sesuatu yang diperintahkan seperti pasal
Delik ini terjadi jika oleh Undang-undang tidak dikehendaki suatu akibat (yang
akibat itu dapat ditimbulkan dengan suatu pengabaian). Seperti Pasal 338 KUHP
Delik selesai adalah delik yang terjadi dengan melakukan suatu atau beberapa
perbuatan tertentu. Delik yang berlangsung terus ialah delik yang terjadi karena
34
Delik berangkai berarti suatu delik yang dilakukan dengan lebih dari satu
perbuatan untuk terjadinya delik itu. Van Hamel menyebut ini sebagai delik kolektif.
Contoh yang paling utama ialah delik yang dilakukan sebagai kebiasaan seperti pasal
296 KUHP.
delicten)
dasar, tetapi satu atau lebih keadaan yang memperberat pidanaatau tidak menjadi soal
apakah itu merupakan unsur atau tidak misalnya pencurian dengan membongkar,
keadaan pengurangan pidana (tidak menjadi soal apakah itu unsur ataukah tidak),
dipidana lebih ringan dari bentuk dasar, misalnya pembunuhan anak lebih ringan dari
pembunuhan biasa. Perbedaan antara delik bersahaja dan delik berkualifikasi (termasuk
g. Delik sengaja dan delik kelalaian atau culpa (doleuse en culpose dellicten)
Delik yang dilakukan sengaja dan delik kelalaian penting dalam hal percobaan,
h. Delik politik dan delik komun atau umum (politeeke en commune delicten)
1) Yang murni, tujuan politik yang hendak dicapai yang tercantum didalam bab
I buku II, pasal 107. Disini termasuk Landes Verrat dan Hochverrat. Di
35
dalam komperensi hukum pidana di Kopenhagen 1935 diberikan definisi
negara dan juga hak-hak warga negara yang bersumber dari situ”.
(umum).
Delik propia diartikan delik yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang
sehingga tidak sedikit dari masyarakat untuk menghalalkan segala cara untuk mendapat
apa yang mereka inginkan, keadaan tersebut tak mudah untuk dihadapi sehingga
keadaan faktor ekonomi merupakan salah satu penyebab paling sensitif akan perbuatan
satunya adalah membunuh, yaitu dengan kata lain merampas/ mengambil nyawa orang
lain dengan melanggar hukum, apabila dilihat dari kamus besar bahasa Indonesia
nyawa)”.
54
Dekdipbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta;Balai Pustaka,2005, hlm. 257
36
Perbuatan yang dikatakan membunuh adalah perbuatan yang oleh siapa saja
yang sengaja merampas nyawa orang lain. pembunuhan (Belanda : Doodslag) itu
dincam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun (Pasal 338 KUHP). jika
pembunuhan itu telah direncanakan lebih dahulu maka disebut pembunuhan berencana
(Belanda : Moord), yang diancam dengan pidana penjara selama waktu tertentu paling
lama dua puluh tahun atau seumur hidup atau pidana mati (Pasal 340 KUHP).55
“barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain dipidana karena
pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun”. Bunyi Pasal 340
KUHP adalah :
“Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang
lain diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati
atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua
puluh tahun”.
pembunuhan atau kejahatan terhadap jiwa orang. kejahatan ini dinamakan "makar mati"
55
33Hilman Hadikusuma, Bahasa Hukum Indonesia. Bandung. Alumni 2005, hlm., 129-130.
56
Lade Marpung. Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan Tubuh, Jakarta. Sinar Grafika, 1999,
hlm. 4.
37
2. Unsur Tindak Pidana Pembunuhan
Kejahatan terhadap nyawa diatur dalam KUHP BAB XIX Pasal 338-350. Arti
nyawa sendiri hampir sama dengan arti jiwa. Kata jiwa mengandung beberapa arti,
antara lain; pemberi hidup, jiwa, roh (yang membuat manusia hidup). Sementara kata
jiwa mengandung arti roh manusia dan seluruh kehidupan manusia. Dengan demikian
a. Berdasarkan KUHP,Yaitu:
57
Adami Chazawi.Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa. PT RajaGrafindo, Jakarta, 2001,
hlm. 50
38
d) Keinginan dari yang dibunuh
Dalam hal menghilangkan atau merampas jiwa orang lain, ada beberapa teori,
yaitu:
a. Teori Aequivalensi yang dianut oleh Von Buri atau dikenal dengan teori
b. Teori Adaequato yang dipegang oleh Van Kries atau lebih dikenal dengan teori
c. Teori Individualis dan Generalis dari T. Trager yaitu bahwa faktor dominan
menurut teori nyawa atau generalisasi faktor yang menyebabkan itu akibatnya
Dilakukan dengan sengaja yang diatur dalam pasal bab XIX KUHP
58
Ibid., hlm 63-64
39
b) Atas dasar objeknya (nyawa). Atas dasar objeknya (atas dasar kepentingan
1. Pengertian Anak
Anak adalah merupakan amanah sekaligus karunia Allah SWT. Tuhan Yang
Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga karena di dalam dirinya nelekat harkat,
martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijungung tinggi oleh manusia.
Selain itu juga anak sebagai bagian dari generasi muda yang merupakan penerus cita-
cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Pasal
330 KUHPerdata dapat kita lihat kriteria orang belum dewasa. Pasal 330 KUHPerdata
yang berbunyi :
“Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap 21 tahun dan
tidak terlebi dahulu kawin. Apabila perkawinan dibubarkan sebelum umur
mereka 21 tahun maka mereka tidak kembali lagi dalam belum dewasa. Mereka
yang belum dewasa tidak berada di bawah kekuasaan orang tua.”
Ketentuan dalam pasal 330 KUHPerdata ini banyak berlaku bagi orang Eropa
dal golongan Timur Asing (Tionghoa), sehingga bagi golongan Bumi putra (Indonesia)
diberikan Staatsbland 1917 No. 138 kemudian dicabut dan diganti staatsbland 1931 No.
54 yang berbunyi :
Ketentuan pasal 330 KUHPerdata tersebut diatas, maka batasan umur sehingga
seseorang dikategorikan anak masih di bawah umur yaitu yang belum mencapai umur
40
dua puluh satu tahun dan tidak dahulu kawin. Sedangkan dalam KUHP memberikan
pengertian mengenai anak yaitu dengan memberikan batasan umur sehingga dalam hal
penentuan, ada pembedaan antara pelaku tindak pidana yang dilakukan oleh anak-anak
anak, pengertian anak yaitu anak yang berhadapan dengan hukum, anak yang berkonflik
dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan anak yang menjadi saksi
tindak pidana, hal ini juga tidak terlepas dengan adanya undang-undang No. 13 Tahun
2006 tentang perlindungan saksi dan korban sehingga mempengaruhi definisi anak
dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak.
Anak yang berhadapan dengan hukum adalah anak yang berkonflik dengan
hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan anak yang menjadi saksi tindak
pidana.
Anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut anak adalah anak
yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun
Anak yang menjadi korban tindak pidana yang selanjutnya disebut anak korban
adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang mengalami penderitaan
fisik, mental, dan atau kerugian ekonomi yang disebabkan oleh tindak pidana.
41
Anak yang menjadi saksi tindak pidana yang selanjutnya disebut anak saksi
adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang dapat memberikan
pengadilan tentang suatu perkara pidana yang di dengar, dilihat, dan atau dialaminya
sendiri.
Menurut KUHAP apabila seorang anak yang telah berumur di atas 16 (enam
belas) tahun pada waktu melakukan tindak pidana (kejahatan dan pelanggaran), maka
tuntutannya sama dengan yang diberlakukan pada orang dewasa, jadi dianggap telah
dewasa dan bagi orang yang belum mencapai umur enam belas tahun pada waktu
melakukan perbuatan yang dapat di hukum, maka Hakim dapat memilih 3 alternatif
yaitu :
3. Menjatuhkan pidana
berikut :
3. Mulai dewasa, yaitu mulai terbit rasa cinta birahi atau waktu anak-anak mulai
42
3. 14 – 21 tahun = masa remaja/puberteit
“Jika di pandang dari segi psikologi, maka batas usia remaja lebih banyak
bergantung kepada keadaan masyarakat dimana remaja itu hidup. Yang dapat
ditentukan dengan pasti adalah permulaan puber pertama atau mulainya
perubahan jasmani dan anak-anak menuju dewasa kira-kira umur dua belas
tahun atau awal tiga belas tahun. Akan tetapi akhir masa remaja tidak sama atau
dengan yang lainnya.”
Pendapat tersebut menentukan bahwa remaja adalah seorang dalam usia tradisi,
dan perkembangan pada diri seseorang, maka ia masih termasuk dalam kategori anak-
anak. Sementara itu batas usia anak, remaja, dan dewasa dengan bertitik tolak pada usia
“Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa
yakni antara 12 tahun sampai 21 tahun”.
peraturan perundang-undangan dan pendapat para ahli hukum, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian anak di bawah umur adalah seseorang yang di bawah 21 (dua puluh
43
Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 Pasal 1 angka 1 menyebutkan pengertian
seorang anak yang belum berusia 18 tahun termasuk anak dalam kandungan. Sedangkan
dalam undang-undang No. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak Pasal 1 angka 2
menyebutkan anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum
pernah kawin. Namun dengan adanya putusan dari Mahkamah Konstitusi dalam
pidana 12 tahun.
adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang
1. Faktor Intelegentia
2. Faktor usia
3. Faktor kelamin
44
3. Pertimbangan Pemidanaan Anak
tindakan yang tidak memisahkan anak dari orang tuanya, atas pertimbangan bahwa
rumah yang jelek lebih baik dari lembaga pemasyarakatan anak yang baik (a bad home
Dalam hal ini hakim memutus untuk memberikan pidana pada anak maka ada
pidananya dan menjalani putusan tersebut, anak harus didampingi oleh petugas sosial
yang membuat case study tentang anak dalam sidang. Adapun yang tercantum dalam
a) Masalah sosialnya
b) Kepribadiannya
45
h) Latar belakang saat dilaksanakannya tindak pidana tersebut
dikemudian hari, karena didalam memutuskan perkara anak dengan melihat case study
dapat dilihat dengan nyata keadaan si anak secara khusus (pribadi). Sedangkan apabila
hakim yang memutus perkara anak tidak dibantu dengan pembuatan case study, maka
hakim tidak akan mengetahui keadaan sebenarnya dari si anak sebab hakim hanya boleh
bertemu terbatas dalam ruang sidang yang hanya memakan waktu beberapa jam saja
dan biasanya dalam case study petugas BISPA menyarankan kepada hakim tindakan-
tindakan yang sebaiknya diambil oleh para hakim guna kepentingan dan lebih
memenuhi kebutuhan
pidana yaitu pidana pokok dan pidana tambahan atau tindakan. Dengan menyimak pasal
23 ayat (1) dan ayat (2) diatur pidana pokok dan pidana tambahan bagi anak nakal.
a) Pidana Pokok
Ada beberapa pidana pokok yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal, yaitu :
1) Pidana Penjara
Pidana penjara berbeda dengan orang dewasa, pidana penjara bagi anak
nakal ½ (satu per dua) dari ancaman pidana orang dewasa atau paling lama 10
(sepuluh tahun). Kecuali itu pidana mati dan penjara seumur hidup tidak dapat
ancaman pidana terhadap anak, hal ini diamksudkan untuk lebih melindungi dan
mengayomi anak agar dapat menyongsong masa depannya yang masih panjang.
46
Selain itu, pembedaan tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan
kepada anak agar melalui pembinaan akan memperoleh jati dirinya untuk mejadi
3 Tahun 1997).
sebagai berikut :
Pidana penjara yang dapat dijatuhkan paling lama ½ (satu per dua) dari
Apabila melakukan tindak pidana yang diancam pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup maka pidana yang dapat dijatuhkan kepada anak
Apabila anak tersebut mencapai usia 12 (dua belas) tahun melakukan tindak
pidana yang diancam pidana mati atau pidana penjara seumur hidup maka
Apabila anak tersebut mencapai usia 12 (dua belas) tahun melakukan tindak
pidana yang tidak diancam pidana mati atau tidak diancam pidana penjara
2) Pidana Kurungan
kepada anak yang melakukan tindak pidana, paling lama ½ (satu per dua) dari
47
maksimum ancaman pidana kurungan terhadap tindak pidana yang dilakukan
Pasal 27).
3) Pidana Denda
denda terhadap anak nakal paling banyak ½ (satu per dua) dari maksimum
ancaman pidana denda bagi orang dewasa (vide Pasal 28 ayat (1)). Undang-
Undang pengadilan anak mengatur pula ketentuan yang relatif baru yaitu apabila
pidana denda tersebut ternyata tidak dapat dibayar maka diganti dengan wajib
bagi dirinya (vide penjelasan Pasal 28 ayat (2). Lama wajib latihan kerja sebagai
pengganti denda, paling lama 90 (sembilan puluh) hari kerja da lama latihan
kerja tidak lebih dari 4 (empat) jam sehari serta tidak dilakukan pada malam hari
perlindungan anak.
4) Pidana Pengawasan
Lamanya paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 2 (dua) tahun.
48
Pengawasan terhadap perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari di
5) Pidana Tambahan
Seperti telah disebut bahwa selain pidana pokok maka terhadap anak nakal
6) Tindakan
Beberapa tindakan yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal (Pasal 24 ayat
latihan kerja.
49
BAB III
1. Posisi Kasus
Bahwa terdakkwa Gusverius Antonius Sinaga Als Agus Bin Ruwin Martin Sinaga
pada saat peristiwa tindak pidana terjadi masih berumur 17 tahun berdasarkan Buku
Induk Register Peserta Didik SMPN 6 Teluk Kuantan, bersama-sama dengan saksi
Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga (penuntutan dilakukan
secara terpisah) pada hari Jum’at tanggal 17 Maret 2017 sekitar jam 18.00 wib atau
setidak-tidaknya pada suatu waktu dalm bulan Maret 2017 bertempat SDN O25 Dusun
Sinambek Kelurahan Sei Jering Kec. Kuantan Tengah Kab.Kuantan Singingi atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum
Pengadilan Negeri Rengat, dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain yaitu
Amrizal, perbuatan mana dilakukan oleh terdakwa dengan cara antara lain sebagai
berikut :
50
Bahwa berawal pada hari jumat tanggal 17 Maret 2017 sekitar jm 15.00 Wib
saksi Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga dengan
menggunakan baju kaos oblong motif ttangan memegang kamera canon dan
sandal warna biru bergaris putih datang ke warnet bersama sama dengan
tedakwa yang menggunakan baju kaos oblong motif kartun one piece meminjam
sepeda motor supra x 125 warna biru hitam milik saksi Frans Kurniawan.
Bahwa kemudian terdakwa dan saksi Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin
Ruwin Martin Sinaga berangkat menuju SDN 025 Desa Sinambek dan
Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga turun dari sepeda motor dan menyuruh
(disamping swalayan indah) dan membeli 1 (satu) buah pahat bergagang warna
biru bertuliskan Ferza dan 1 (satu) buah linggis dengan disaksikan oleh saksi
- Bahwa sebilah pisau dapur yang tertancap di dada sebelah kiri korban adalah
milik pihak SDN 025 Dusun Sinambek yang biasanya diletakkan di atas kulkas
yang berada di dalam ruangan majelis guru, setelah saksi diberitahu oleh ibu
- Bahwa kondisi disekolah tersebut sangat gelap karena lampu belum dihidupkan
dan yang berada ditempat kejadian tersebut hanya saksi, ibu kandung saksi dan
adik kandung saksi serta korban (ayah saksi). Menimbang, bahwa atas
51
keterangan saksi tersebut, Anak pada pokoknya menyatakan tidak berkeberatan
dan membenarkan.
pada hari Juma't tanggal 17 Maret 2017 sekira jam 17.30 Wib s/d 18.30 Wib di
halaman SDN 025 Dusun Sinambek Lingkungan III Kel. Sei. Jering Kec.
Kuantan Tengah.
- Bahwa Saksi tidak mengetahui siapa pelaku dari pembunuhan tersebut dan yang
- Bahwa Saksi mengetahui kejadian tersebut pada hari Juma't tanggal 17 Maret
2017 sekira jam 18.30 Wib yang saat itu saksi sedang berada didekat ayah
kandung Saksi yang mana sebelumnya ayah kandung saksi telah berada
sekolah.
memberitahukan hal tersebut kepada ibu kandung dan kakak kandung Saksi .
- Bahwa Saksi tidak ada melihat orang lain disaat ia menjumpai ayah kandungnya
- Bahwa saksi mengenali barang bukti yang diperlihatkan kepadanya dan diajukan
dalam persidangan.
52
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, Anak pada pokoknya
Saksi MARTINA alias IMAR bin NASAR, dibawah sumpah yang pada
- Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik yang BAP-nya tersebut telah saksi
terjadi pada hari Juma't tanggal 17 Maret 2017 sekira jam 18.30 Wib di halaman
SDN 025 Dusun Sinambek Lingkungan III Kel. Sei. Jering Kec. Kuantan
Tengah.
- Bahwa saksi mengetahui bahwa suaminya telah dibunuh dari anak laki-laki
- Bahwa pada hari Jumal tanggal 17 Maret 2017 sekira jam 18.30 Wib ia langsung
tangannya berlumuran darah, baju dan celananya berlumuran darah dan di dada
kirinya tertancap sebilah pisau dan saksi langsung mencambut pisau tersebut.
- Bahwa sebilah pisau tersebut diketahui saksi milik dari pihak SDN 025 Dusun
Sinambek yang biasanya terletak di atas kulkas yang berada di ruangan majelis
guru.
- Bahwa kondisi dan situasi pada saat Saksi menjumpai suaminya telah terbaring
berlumuran darah, lampu sekolah belum dihidupkan dan sangat gelap dan saksi
53
- Bahwa saat Saksi menjumpai suaminya yang telah terbaring berlumuran darah
dan sebilah pisau tertancap di dada sebelah kirinya, saksi juga menjumpai
sepasang sandal warna biru di dekat suaminya yang terbaring berlumuran darah
tersebut.
- Bahwa Saksi mengenali sebilah pisau yang tertancap di dada sebelah kiri
suaminya an. AMRIZAL adalah milik dari pihak SDN 025 Dusun Sinambek
- Bahwa saksi mengenali barang bukti yang diperlihatkan kepadanya dan diajukan
dalam persidangan.
- Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik yang BAP-nya tersebut telah saksi
pencurian terjadi pada hari Juma't tanggal 17 Maret 2017 sekira jam 18.30 Wib
- Bahwa yang menjadi korban pencurian tersebut adalah pihak sekolah SDN 025
Dusun Sinambek dan korban dari kejadian Pembunuhan tersebut adalah Sdr.
AMRIZAL yang merupakan suami penjaga sekolah SDN 025 Sinambek an.
MARTINA.
54
- Bahwa Saksi mengetahui bahwa Sdr. AMRIZAL telah meninggal dunia setelah
dapat informasi dari pihak UGD RSUD Teluk Kuantan bahwa Sdr. AMRIZAL
yang merupakan suami penjaga sekolah SDN 025 Dusun Sinambek telah
meninggal dunia akibat ditikam oleh orang, dan setelah saksi melihat tempat
kejadian (SDN 025 Dusun Sinambek) bersama dengan pihak kepolisian melihat
bahwa ruangan majelis guru dalam keadaan telah dibongkar dan berantakan dan
setelah dilakukan pengecekan uang sejumlah Rp. 4.000,- (empat ribu rupiah)
- Bahwa korban dibunuh dengan menggunakan sebilah pisau yang mana pisau
tersebut milik pihak SDN 025 yang biasanya terletak di atas lemari es yang
Saksi MUTIA IMELDA alias ONI binti AHMAD SAYUTI, dibawah sumpah
- Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik yang BAP-nya tersebut telah saksi
tersebut dan pencurian yang terjadi pada hari Jumat tanggal 17 Maret 2017
sekira jam 18.30 wib di Halaman SD Negeri 025 Sinambek Kel. Sei. Jering Kec.
55
- Bahwa saat ini Saksi bekerja sebagai guru Honorer di SD Negeri 025 Sinambek
sejak tahun 2013, sedangkan jabatan Saksi di SD Negeri 025 Sinambek tersebut
adalah Operator, selain sebagai Operator, Saksi juga sebagai pemegang uang
- Bahwa Hasil penjualan Es pada hari Jumat tanggal 17 Maret 2017 adalah
sebesar Iebih dari Rp. 200.000,- dan uang tersebut langsung disetorkan oleh Sdr
adalah pihak SD Negeri 025 Sinambek, sedangkan yang menjadi korban dari
- Bahwa benda yang dicuri oleh pelaku adalah uang koperasi SD 025 Sinambek
yang diletakkan di dalam buku kas di dalam meja Sdri ERNANIS sedangkan
- Bahwa Buku kas koperasi SD 025 Sinambek tersebut diletakkan di dalam meja
Sdri ERNANIS, yang mana meja Sdri ERNANIS berada di dalam ruang majelis
guru.
- Bahwa Setiap guru-guru pulang dan keluar dari ruang majelis guru, ruangan
majelis guru tersebut tidak dikunci, yang mengunci ruangan majelis guru adalah
Sdr AMRIZAL bernama istrinya yang bernama Sdri MARTINA, yang mana Sdr
guru dengan gaji sebesar Rp. 800.000 per tiga bulan untuk Sdri MARTINA,
56
sehingga kunci ruangan majelis guru dipegang oleh Sdr AMRIZAL dan Sdri
MARTINA, dan dapat Saksi jelaskan bahwa Sdri MARTINA juga berjualan dan
menyewa kantin milik pihak sekolah SD Negeri 025 Sinambek dengan harga
- Bahwa sistem pekerjaan Sdr AMRIZAL dan Sdri MARTINA untuk menjaga
guru dan mengunci ruangan majelis guru, dan jam 18.00 menurunkan bendera
terhadap Sdr AMRIZAL adalah pisau inventaris milik SD Negeri 025 Sinambek,
yang mana yang membeli pisau tersebut adalah saya sendiri sekira dua bulan
sebelum kejadian tersebut, :Alat yang digunakan oleh pelaku untuk membunuh
Sdr AMRIZAL adalah pisau besi berwarna putih dengan panjang lebih kurang
30 Cm.
- Bahwa Pisau tersebut seialu diletakkan didalam ruangan majelis guru dan
- Bahwa saksi mengenali barang bukti yang diperlihatkan kepadanya dan diajukan
dalam persidangan.
57
Saksi ASRI HAYATI alias SRI, dibawah sumpah yang pada pokoknya
- Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik yang BAP-nya tersebut telah saksi
- Bahwa Saksi mengetahui peristiwa tersebut pada hari Sabtu tanggal 18 Maret
2017 bahwa yang menjadi korban pembunuhan di SDN 025 Dusun Sinambek
- Bahwa setelah diperlihatkan 1 (satu) buah pahat dengan gagang berwarna Biru
merk FERZA, saksi mengatakan bahwa pahat tersebut ada dijual di toko
bangunan miliknya.
- Bahwa saksi tidak kenal dengan Terdakwa namun seingat saksi Terdakwa
tersebut pernah datang ke toko saksi untuk membeli pahat dan linggis kecil
disaat toko saksi akan tutup pada hari Juma't tanggal 17 Maret 2017 sore hari
(sekira jam 17.00 Wib) disaat toko bangunan saksi akan tutup dan harga dari
pahat Rp. 22.000,- (dua puluh dua ribu rupiah) dan linggis kecil dengan harga
- Bahwa saksi mengenali barang bukti yang diperlihatkan kepadanya dan diajukan
dalam persidangan.
58
Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik yang BAP-nya tersebut telah saksi
- Bahwa pada hari jumat tanggal 17 Maret 2017 saksi sedang berada di warnet
"Starnet" di desa Jao Kel. Simpang Tiga Kec. Kuantan Tengah dari jam 08.00
- Bahwa saksi pergi dari rumah dengan menggunakan sepeda motor jenis Honda
Merk Supra X 125 warna biru kombinasi hitam (spakboard depan dan belakang
warna hitam dengan kondisi trondol) dan saat itu saksi menggunakan baju jenis
SINAGA.
kepada saksi yaitu pada saat saksi lagi main game di dalam warnet kemudian
mengatakan "FRANS pakai dulu motor kau" saksi menjawab "kemana kau" Sdr
menjawab "aku tidak mau, mau balek aku" Sdr MANGIRING FRANSISCO
SINAGA mengatakan "ku isikan tu nanti minyak kau" mendengar hal tersebut
saksi mengatakan "ya udah pakai la isikan minyak nya jangan lama-ama aku
meninggalkan saksi dan saat itu saksi Sdr MANGIRING FRANSISCO SINAGA
meminjam motor kepada saksi sekitar pukul 14.30 Wib atau sekira jam 15.30
Wib.
59
- Bahwa pada saat saksi melihat Sdr MANGIRING FRANSISCO SINAGA
menjumpai saksi di dalam warnet memakai pakaian dengan baju kaos oblong
warna hitam dengan gambar tangan memegang kamera canon agak longgar,
pada hari itu juga (Jumat 17 Maret 2017) sekira jam 20.20 Wib di warnet
- Bahwa saksi mengenali barang bukti yang diperlihatkan kepadanya dan diajukan
dalam persidangan.
- Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik yang BAP-nya tersebut telah saksi
Pencurian yang diduga terjadi pada hari Jumat tanggal 17 Maret 2017 Sekira
pukul 18.30 Wib di SDN 025 Lingkungan Sinambek Kel. Sei jering Kec.
Pemeriksaan Saksi;
60
- Bahwa bukan saksi yang melakukan pencurian dan pembunuhan tersebut;
- Bahwa saksi mengenali barang bukti yang diperlihatkan kepadanya dan diajukan
dalam persidangan.
bahwa saksi dan terdakwa yang melakukan tindak pidana tersebut dan yang
semula;
- Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik yang BAP-nya tersebut telah saksi
Pencurian) pada hari Juma't tanggal 17 Maret 2017 diperkirakan sekira jam
18.30 Wib di SDN 025 Lingkungan Sinambek Kel. Sei. Jering Kec. Kuantan
- Bahwa yang menjadi korban adalah seorang laki-laki yang diketahui namanya
AMRIZAL selaku penjaga sekolah SDN 025 Lingkungan Sinambek Kel, Sei
Pencurian tersebut pada hari Jumal tanggal 17 Maret 2017 sekira jam 23.00 Wib
61
dengan maksud tujuan melakukan penyelidikan berupa mengolah TKP,
- Bahwa yang saksi jumpai di lingkungan SDN 025 Dusun Sinambek Kel. Sei
Jering tepatnya dihalaman depan sekolah tersebut dalam kondisi gelap dan di
jumpai berupa bercak darah bercecer dilantai terbuat dari paping blok tidak jauh
dari tiang bendera dihalaman sekolah SDN 025 yang diduga darah korban
pembunuhan an. AMRIZAL, sandal warna coklat sebelah kid (milik korban),
sebilah pisau dapur, sandal warna biru sebelah kiri, sandal warna cokelat sebelah
kanan (milik korban), kunci ruangan 2 (dua) ikat, sandal warna biru sebelah
kanan dan 1 (satu) buah pahat gagang warna biru bertuliskan FERZA, pintu
ruangan majelis guru dalam keadaan terbuka dan kunci sudah rusak, laci-laci
meja dalam ruangan majelis guru dalam keadaan terbuka diduga dibongkar
paksa oleh pelaku, pintu ruangan kepala sekolah di dalam ruangan majelis guru
dalam kondisi terkunci namun meja di dalam ruangan kepala sekolah sudah
teracak-acak/berantakan.
- Bahwa sebilah Pisau dapur yang ada bercak darah di duga darah korban
AMRIZAL, saksi temukan tidak jauh dari posisi bercak-bercak darah berserakan
- Bahwa Sandal sebelah kiri warna biru tersebut saksi temukan tidak jauh dari
- Bahwa sandal sebelah kanan warna biru ditemukan saksi tidak jauh dari sandal
sebelah kiri warna biru yang jaraknya lebih kurang 8,5 M (delapan koma lima
62
meter) dan jarak dari bercak-bercak darah berceceran lebih kurang 11,5 M
- Bahwa Saksi menemukan sebuah Pahat dengan gagang warna biru bertuliskan
FERZA tersebut dengan jarak lebih kurang dari tempat bercak-bercak darah
berserakan sekira 23,5 M (dua puluh tiga koma lima meter) tepatnya diujung
- Bahwa saksi mengenali barang bukti yang diperlihatkan kepadanya dan diajukan
dalam persidangan.
meskipun mengenai haknya tersebut telah dijelaskan kepada Anak oleh Majelis
Hakim di persidangan;
- Bahwa anak pernah diperiksa oleh penyidik dan keterangan yang diberikan di
- Bahwa anak telah ikut melakukan pembunuhan pada hari Jumat tanggal 17
Maret 2017 Sekira pukul 18.30 Wib di SDN 025 Lingkungan Sinambek Kel. Sei
63
- Bahwa perbuatan tesebut Terdakwa lakukan bersama dengan abang kandung
seorang laki-laki yang ia tidak ketahui namanya dan setelah kejadian yang is
ketahui korban tersebut adalah bekerja sebagai penjaga sekolah SDN 025
Lingkungan Sinambek Kel. Sei Jering Kec. Kuantan Tengah Kab. Kuansing.
- Bahwa awal merencanakan pencurian tersebut hari Rabu tanggal 15 Maret 2017
lokasi sekolah SDN 025 tersebut pada malam harinya sekira pukul 20.00 wib
dan pada hari Kamis Terdakwa dengan abangnya sepakat untuk melakukan
pencurian tersebut yang akan dilakukan pada hari Jumat tanggal 17 Maret 2017.
- Bahwa pada hari Jumat tanggal 17 Maret 2017 sekira pukul 15.00 wib Saksi
menuju warnet "StarNet" dan setelah sampai diwarnet tersebut saksi Mangiring
Sinaga langsung masuk kedalam warnet dan menemui Sdr FRANS SIMBOLON
dan langsung meminjam sepeda motor kepada FRANS dan mengambil sepeda
dengan Terdakwa pergi jalan-jalan dulu kearah bundaran simpang tiga tugu
pelajar dan ketaman jalur. Sekira pukul 16.30 wib abang Terdakwa saksi
kita lagi" dan kami langsung jalan menuju kearah SDN 025 tersebut dengan
melewati jalan raya dan pada saat kami dekat lampu merah simpang empat sei
64
sepeda motor dan mengatakan "pergi dulu bell pahat" dan Saksi MANGIRING
jalan dekat lampu merah dan tidak lama kemudian ± 20 menit Terdakwa
dikaitkan disamping kiri bodi sepeda motor, 1 (satu) buah pahat dengan
berdua langsung jalan kaki menuju tempat kejadian (SDN 025 Dusun
yang tidak Terdakwa tahu berapa jumlahnya. Setelah itu Saksi MANGIRING
meja dan lemari namun tidak ada di dapatkan berupa uang setelah itu Saksi
65
- Bahwa setelah itu Saksi MANGIRING SINAGA berdiri di sebelah kulkas dan
melihat ada seorang laki-laki sedang berdiri di sebelah jendela dan laki-laki
mengatakan " hai ngapain kalian disini, mancilok klian yo " mendengar hal
- Bahwa mendengar hal itu korban Amrizal tersebut langsung lari kearah halaman
berupa pahat mengarah kewajah nya dan korban Amrizal berusaha menangkis
SINAGA langsung menghujarkan sebilah pisau kearah dada sebelah kiri korban
Amrizal tersebut dengan mengatakan " matilah kau" sehingga sebilah pisau
sandal warna biru milik Terdakwa tertinggal di tempat kejadian serta sebuah
66
- Bahwa saat Saksi MANGIRING SINAGA meminjam sepeda motor milik
oblong warna hitam dengan gambar depannya tangan memegang kamera Canon,
celana tidak ingat lagi dan memakai sandal warna biru dengan les putih di
- Bahwa jenis sepeda motor yang dipinjam oleh Saksi MANGIRING SINAGA
kepada Sdr. FRANS SIMBOLON adalah jenis Honda merk Supra X 125 warna
tersebut berupa pahat dengan gagang berwarna biru, sandal milik Saksi
MANGIRING SINAGA yang berwarna biru dengan di punggung nya ada les
putih serta sebilah pisau yang tertancap di dada sebelah kiri korban.
berupa :
- 1 (satu) unit sepeda motor Honda Supra X 125 warna biru kombinasi hitam.
- 1 (satu) kaos lengan pendek warna hitam bergambar tangan memegang kamera
merk Canon.
67
- 1 (satu) kaos lengan pendek warna hitam bergambar One Piece.
- 1 (satu) buah buku besar daftar penjualan barang berwarna merah kotak-kotak
- 1 (satu) buah bungkus Pahat warna merah dengan merk FERZA FIRMER
barang bukti mana telah dilakukan penyitaan secara sah, sehingga dapat
perkara ini telah pula diperlihatkan di muka persidangan serta dibenarkan oleh
kematian" sebagaimana dakwaan Subsidair kami melanggar Pasal 365 Ayat (4)
Anak.
Als AGUS Bin RUWIN MARTIN SINAGA dengan pidana penjara selama 5
- 1 (satu) unit sepeda motor Honda Supra X 125 warna biru kombinasi hitam.
68
- 1 (satu) bilah pisau berwarna silver.
- 1 (satu) kaos lengan pendek warna hitam bergambar tangan memegang kamera
merk Canon.
- 1 (satu) buah buku besar daftar penjualan barang berwama merah kotak-kotak
- 1 (satu) buah bungkus Pahat warna merah dengan merk FERZA FIRMER
rupiah).
Menimbang, bahwa atas tuntutan pidana penuntut umum tersebut, Anak tidak
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim menilai alat bukti tersebut serta
69
maka diperoleh fakta hukum yang ada hubungannya dengan pembuktian
- Bahwa benar, anak telah ikut melakukan pembunuhan pada hari Jumat tanggal
17 Maret 2017 Sekira pukul 18.30 Wib di SDN 025 Lingkungan Sinambek Kel.
adalah seorang laki-laki yang ia tidak ketahui namanya dan setelah kejadian
yang ia ketahui korban tersebut adalah bekerja sebagai penjaga sekolah SDN
025 Lingkungan Sinambek Kel. Sei Jering Kec. Kuantan Tengah Kab.
Kuansing.
memantau ke lokasi sekolah SDN 025 tersebut pada malam harinya sekira pukul
20.00 wib dan pada hari Kamis Terdakwa dengan abang nya sepakat untuk
melakukan pencurian tersebut yang akan dilakukan pada hari Jumat tanggal 17
Maret 2017.
- Bahwa benar, pada hari Jumat tanggal 17 maret 2017 sekira pukul 15.00 wib
berjalan kaki menuju warnet "StarNet" dan setelah sampai diwamet tersebut
saksi Mangiring Sinaga Iangsung masuk kedalam warnet dan menemui Sdr
70
dan mengambil sepeda motor yang diparkirkan didepan warnet kemudian saksi
simpang tiga tugu pelajar dan ketaman jalur. Sekira pukul 16.30 wib abang
perkataan "berangkat kita lagi" dan kami Iangsung jalan menuju kearah SDN
025 tersebut dengan melewati jalan raya dan pada saat kami dekat lampu merah
memberhentikan sepeda motor dan mengatakan "pergi dulu beli pahat" dan
membeli pahat tersebut kearah kantor camat dan Saksi MANGIRING SINAGA
menunggu dipinggir jalan dekat lampu merah dan tidak lama kemudian 20 menit
Iinggis yang dikaitkan disamping kiri bodi sepeda motor, 1 (satu) buah pahat
mereka berdua Iangsung jalan kaki menuju tempat kejadian (SDN 025 Dusun
71
yang tidak Terdakwa tahu berupa jumlahnya. Setelah itu Saksi MANGIRING
meja dan lemari namun tidak ada di dapatkan berupa uang setelah itu Saksi
kulkas dan melihat ada seorang laki-laki sedang berdiri di sebelah jendela dan
laki-laki tersebut Iangsung berdiri di depan pintu ruangan majelis guru sambil
mengatakan " hai ngapain kalian disini, mancilok klian yo " mendengar hal
- Bahwa benar, mendengar hal itu korban Amrizal tersebut Iangsung lari kearah
berupa pahat mengarah kewajah nya dan korban Amrizal berusaha menangkis
SINAGA langsung menghujamkan sebilah pisau kearah dada sebelah kin korban
72
Amrizal tersebut dengan mengatakan " matilah kau" sehingga sebilah pisau
- Bahwa benar, melihat korban tidak bergerak lagi, Saksi MANGIRING SINAGA
sandal warna biru milik Terdakwa tertinggal di tempat kejadian serta sebuah
oblong warna hitam dengan gambar depannya tangan memegang kamera Canon,
celana tidak ingat lagi dan memakai sandal warna biru dengan les putih di
Bahwa benar , jenis sepeda motor yang dipinjam oleh saksi Mangiring Sinaga
kepada Sdr. Frans Simbolon adalah jenis honda merk Supra X 125 warna biru
kombinasi hitam.
berupa pahat dengan gagang berwarna biru, sendal milik saksi Mangiring Sinaga
yang berwarna biru dengan di punggungnya ada les putih serta sebilah pisau
tidak termuat dalam putusan ini akan tetapi secara lengkap tercatat dalam Berita
73
putusan ini dan merupakan dasar pertimbangan bagi Majelis Hakim untuk
diatas, apakah hal tersebut sudah cukup untuk dijadikan dasar hukum yang telah
maka dalam hal ini Majelis Hakim akan mempertimbangkan dan membuktikan
dengan cara menghubungkan satu dengan yang lainnya dari keseluruhan fakta-
2. Pembahasan
Majelis Hakim dalam menjatuhkan pidana kepada Terdakwa harus terlebih dahulu
telah memenuhi semua syarat untuk dilakukan pemidanaan atas diri Terdakwa seperti
dinyatakan oleh Leo Polak, maka pemidanaan harus memenuhi tiga syarat yaitu :
bertentangan dengan etika, yaitu bertentangan dengan kesusilaan dan tata hukum
objektif;
b) Pidana hanya boleh memperhatikan apa yang sudah terjadi. Pidana tidak boleh
memperhatikan apa yang mungkin akan atau dapat terjadi. Jadi, pidana tidak
74
ukuran objektif boleh diberi kepada penjahat. Menurut ukuran-ukuran objektif
c) Sudah tentu beratnya pidana harus seimbang dengan beratnya delik. Beratnya
pidana tidak boleh melebihi beratnya delik. Hal ini perlu supaya penjahat tidak
Dari hasil penelitian terhadap putusan perkara Pengadilan Negeri Rengat Nomor
yang berhubungan dengan obyek penelitian serta mengacu pada pendapat Leo Polak
undang Hukum Pidana pada tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh
perkara pidana yang menyangkut anak. Dan sistemnya juga berbeda dengan
Undang Pengadilan Anak pada Pasal 40 menyatakan bahwa hukum acara yang berlaku
dalam acara pengadilan anak ialah Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP) kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini. Dengan demikian, hukum
acara yang berlaku bagi anak adalah KUHAP dan Undang-undang Pengadilan Anak.
59
Agung Wahyono dan Ny. Siti Rahayu , Tinjauan Tentang Peradilan Anak Di Indonesia, Sinar
Grafika, Jakarta, 1993, Hal. 14
75
Ada 2 (dua) kategori perilaku anak yang membuat ia harus berhadapan dengan hukum,
yaitu:
1) Status Offence adalah perilaku kenakalan anak yang apabila dilakukan oleh
diterapkan pula dalam acara pengadilan anak, kecuali ditentukan lain dalam
undang-undang ini”, ini berarti hukum acara yang berlaku (Kitab Undang-
undang Hukum Acara Pidana) diterapkan juga dalam acara pengadilan anak,
kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang anak tersebut. Rumusan Pasal 338
Analisis Penulis
dakwakan melanggar Pasal 338 jo pasal 55 ayat (1) ke 1 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, maka unsur-unsur tentang tindak pidana tersebut harus terpenuhi seluruhnya,
Oleh sebab itu untuk membuktikannya, penulis akan mengkaji unsur unsur tersebut:
76
a. Barang Siapa
Yang dimaksud dengan “barang siapa” dalah subyek hukum berupa orang yang
ditujukan kepada siapa saja (natuurlijke personen) sebagai subyek hukum sebagai
pendukung hk dan kewajiban dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani dalam
berbuat hukum dan memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab (Toerekenings vaan
Baarheid) atas segala perbuatan yang telah dilakukan setelah dikonstruksikan sebagai
pelaku perbuatan pidana yang memenuhi semua unsur-unsur dari yang terdapat dalam
perumusan-perumusan delik.
Bahwa yang dalam perkara ini yang dimaksud sebagai subyek hukum oleh
Penuntut Umum adalah terdakwa GUSVERIUS ANTONIUS SINAGA alias AGUS bin
RUWIN MARTIN SINAGA yang telah diperiksa identitasnya pada awal persidangan
ternyata sesuai dengan identitas terdakwa sebagaimana tercantum dalam surat dakwaan
penuntut umum. Berdasarkan fakta dan pertimbangan hukum di atas, unsur ini telah
terpenuhi dan terbukti secara sah menurut hukum sehingga tidak tedapat adanya error in
persona.
Menghendaki artinya ada akibat yang diharapkan atau diinginkan dari perbuatan yang
dilakukannya itu, dan mengetahui artinya bahwa pelaku sebelum melakukan suatu
membawa akibat sebagaimana yang diharapkan itu dan mengetahui pula bahwa
perbuatan yang hendak dilakukannya adalah melawan hukum. Merampas nyawa orang
77
lain adalah sadar akan menghilangkan nyawa seseorang atau sadar akan membunuh
seseorang.
diketahui bahwa berawal pada hari jumat tanggal 17 Maret 2017 sekitar jm 15.00 Wib
saksi Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga dengan
menggunakan baju kaos oblong motif ttangan memegang kamera canon dan sandal
warna biru bergaris putih datang ke warnet bersama sama dengan tedakwa yang
menggunakan baju kaos oblong motif kartun one piece meminjam sepeda motor supra x
125 warna biru hitam milik saksi Frans Kurniawan. Bahwa kemudian terdakwa dan
saksi Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga berangkat menuju
SDN 025 Desa Sinambek dan sesampainya di Simpang empat Abdurrauf saksi
Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga turun dari sepeda
motor dan menyuruh terdakwa untuk membeli pahat dan menyerahkan uang sebesar
Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah). Bahwa terdakwa kemudian berangkat menuju toko
bangunan pak Nur (disamping swalayan indah) dan membeli 1 (satu) buah pahat
bergagang warna biru bertuliskan Ferza dan 1 (satu) buah linggis dengan disaksikan
oleh saksi Erhan dan saksi Asri Hayati. Bahwa kemudian terdakwa menjemput saksi
Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga di simpang empat
lampu merah Abdurrauf dan bersama sama menuju SDN 025 Desa Sinambek. Bahwa
sesampainya di SDN 025 Sinambek langsung masuk ke ruangan Majelis guru dan pada
saat berada dalam ruangan guru SDN 025 Desa Sinambek bertemu dengan korban
78
Amrizal yang merupakan penjaga sekolah sekira pukul 18.30 wib dan korban langsung
berkata “Oi ngapo kalian disiko, mau maling yo”, mendengar hal tersebut saksi
Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga langsung mengambil
pisau yang berada diatas kulkas diruangan majelis guru, melihat hal tersebut korban
Amrizal lari kearah halaman sekolah, dan kemudian dikejar oleh terdakwa dan saksi
Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga. Bahwa terdakwa
kemudian terdakwa membalikkan badan korban Amrizal dan langsung memukul kearah
wajah korban dengan menggunakan tangan kanan yang sedang memegang pahat namun
ditangkis oleh korban dengan menggunakan tangan kiri korban sehingga tangan kiri
korban mengalami robek. Bahwa kemudian datang saksi Mangiring Fransisco Sinaga
Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga menarik baju korban dan langsung menikam korban
dengan pisau kearah dada sebelah kiri korban Amrizal hingga pisau tersebut tertancap
di dada korban, selanjutnya saksi Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin
Martin Sinaga memukul kearah dahi korban sebanyak 2 (dua) kali sambil berkata
“matilah kau”. Bahwa benar niat pertama terdakwa dan saksi Mangiring Fransisco
Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga adalah untuk mencuri dan karena ketahuan
oleh korban Amrizal maka terdakwa dan saksi Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran
Bin Ruwin Martin Sinaga lalu mengejar korban dengan maksud agar korban tidak
Berdasarkan penjelasan fakta hukum diatas terdakwa telah terbukti berniat untuk
diketahui oleh korban, sehingga perbuatan terdakwa kurang relevan dengan penjelasan-
79
penjelasan elemen unsur sebagaimana tersebut diatas, sehingga perbuatan tedakwa tidak
relevan apabila disesuaikan dengan unsur-unsur pasal dalam dakwaan primair ini.
Berdasarkan uraian di atas, maka terhadap unsur kedua ini tidak terpenuhi
melanggar pasal 365 ayat (4) KUHP jo Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang
sistem peradilan pidana anak yang mempunyai unsur unsur delik sebagai berikut :
1. Barang siapa;
6. Untuk sampai pada barang yang diambil dilakukan dengan merusak, memotong
atau memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau
pakaian palsu,
7. Yang didahului, disertai atau diiukuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
pencurian atau dalam hal tertangkap tangan untuk memungkinkan melarikan diri
sendiri atau perserta lainnya atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri
Oleh sebab itu untuk membuktikannya, penulis akan mengkaji unsur unsur tersebut:
80
1. Barang siapa.
Bahwa majelis hakim a quo mengambil alih pertimbangan unsur “barang siapa”
dakwaan subsidair, maka terhadap unsur “barang siapa” ini dipandang telah terpenuhi;
Yang dimaksud dengan unsur mengambil suatu barang adalah untuk mengambil
Bahwa setelah pintu ruangan majelis guru tersebut terbuka lalu saksi mangiring
Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga bersama terdakwa masuk kedalam
ruang majelis guru dan membuka semua laci meja ruangan guru dengan menggunakan
pahat dan menemukan uang tunai Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) terdakwa
termasuk kedalam ruang majelis guru dan membuka semua laci meja ruangan guru
dengan menggunkan pahat dan menemukan dam kembali mengambil uang tunai
Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) lalu memasukkannya kedalam saku celana dan
kemudian saksi mengiring Fransisco Sinaga Als Bin Ruwin Martin Sinaga memanjat
ruangan majelis guru yang ada didalam ruangan majelis gurru,dan kemudian dari dalam
ruangan guru yang terkunci tersebut saksi mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin
Ruwin Martin Sinaga meminta pahat kepada terdakwa untuk membuka laci meja dan
81
Bahwa dengan demikian terhadap unsur ini telah dapat dibuktikan dengan cara
Yang dimaksud dengan unsur sebagian atau seluruhnya milik orang lain adalah
“sebagan” yaitu apabila barang tersebut dibelinya secara bersama-sama dan barang
tersebut disimpan dirumah salah satu dan barang tersebut diambil oleh salah satunya
lagi, sedangkan seluruhnya milik orang lain yaitu barang milik satu orang yang telah
diambil dan berpindah tangan atau tempat untuk dimiliki sendiri oleh si pengambil
barang tersebut.
mengambil suatu barang berupa uang tunai Rp.50.000,- (lima puluh ibu rupiah) yang
berada dalam sebuah laci diruangan majelis guru SDN 025 Dusun Sinambek bukan
milik terdakwa.
Dengan demikin terhadap unsur ini telah dapat dibuktikan secara sah dan
meyakinkan;
“kesengajaan”. Maksud tidak sama dengan motif. Motif menjelaskan mengapa pelaku
berbuat, sedangkan maksud menjelaskan apa yang hendak di capai oleh pelaku dengan
perbuatan yang sadar tujuan. yang dimaksud “memiliki” adalah menguasai sepenuhnya
82
Bahwa berdasarkan keterangan para saksi, keterangan terdakwa bahwa uang
tunai Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) yang berada dalam sebuah laci diruangan
majelis dewan guru SDN 026 Dusun Sinambek tersebut adalah untuk diwakili oleh
terdakwa dengan tidak terdapat izin dari si pemilik uang tersebut dan saksi mangiring
Fransisco Sinaga;
Dengan demikian terhadap unsur ini telah dapat dibuktikan secara sah dan
meyakinkan.
yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia besama-sama dengan saksi Mangiring
Fransisco Sinaga.
Dengan demikian terhadap unsur ini telah banyak dapat dibuktikan secara sah
dan meyakinkan;
putusan pengadilan :
diketahui bahwa berawal pada hari jumat tanggal 17 Maret 2017 sekitar jm 15.00 Wib
saksi Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga dengan
83
menggunakan baju kaos oblong motif ttangan memegang kamera canon dan sandal
warna biru bergaris putih datang ke warnet bersama sama dengan tedakwa yang
menggunakan baju kaos oblong motif kartun one piece meminjam sepeda motor supra x
125 warna biru hitam milik saksi Frans Kurniawan. Bahwa kemudian terdakwa dan
saksi Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga berangkat menuju
SDN 025 Desa Sinambek dan sesampainya di Simpang empat Abdurrauf saksi
Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga turun dari sepeda
motor dan menyuruh terdakwa untuk membeli pahat dan menyerahkan uang sebesar
Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah). Bahwa terdakwa kemudian berangkat menuju toko
bangunan pak Nur (disamping swalayan indah) dan membeli 1 (satu) buah pahat
bergagang warna biru bertuliskan Ferza dan 1 (satu) buah linggis dengan disaksikan
oleh saksi Erhan dan saksi Asri Hayati. Bahwa kemudian terdakwa menjemput saksi
Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga di simpang empat
lampu merah Abdurrauf dan langsung menuju rumah makan Yolanda, sesampainya di
bersama dengan saksi Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga
berjalan menuju SDN 025 Dusun Sinambek dan sekitar pukul 17.30 wib terdakwa
bersama dengan saksi Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga
tiba di Gerbang SDN 025 Dusun Sinambek dan melihat lokasi, dan setelah memastikan
tidak ada orang kemudian terdakwa bersama dengan saksi Mangiring Fransisco Sinaga
Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga masuk ke pekarangan sekolah dengan cara
memanjat dinding pagar gerbang sekolah tersebut dan kemudian saksi Mangiring
Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga mengelilingi bangunan sekolah
84
dan setelah sampai di depan ruangan majelis guru saksi Mangiring Fransisco Sinaga Als
Fran Bin Ruwin Martin Sinaga memanggil terdakwa dan meminta pahat kepada
terdakwa, dan kemudian saksi Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin
Sinaga membuka pintu ruangan majelis guru dengan menggunakan pahat tersebut.
Bahwa setelah pintu ruangan majelis guru tersebut terbuka lalu saksi mengiring
Fransisco Sinaga Als Fran Bin Ruwin Martin Sinaga bersama terdakwa masuk kedalam
ruang majelis guru dan membuka semua laci meja ruangan guru dengan menggunakan
pahat dan menemukan uang tunai Rp.50.000,- ( lima puluh ribu rupiah) terdakwa masuk
kedalam ruang majelis guru dan membuka semua laci meja ruangan guru dengan
menggunakan pahat dan menemukan dan kemudian mengambil uang tunai Rp.50.000,-
Dengan demikian terhadap unsur ini telah dapat dibuktikan secara sah dan
menyakinkan;
Bahwa bedasarkan keterangan para saksi, terdakwa, barang bukti bahwa benar
pada hari Jumat tanggal 17 Maret 2017 sekira pukul 15.00 wib saksi Mangiring
Fransisco Sinaga meminjam sepeda motor Sdr Frans Simbolon dengan cara terdakwa
dengan saksi Mangiring Fransisco Sinaga berjalan kaki menuju warnet “StarNet” dan
85
setelah sampai diwarnet tersebut saksi Mangiring Fransisco Sinaga langsung masuk ke
dalam warnet dan menemui Sdr Frans Simbolon dan langsung meminjam sepeda motor
kepada Frans dan mengambil sepeda motor yang diparkirkan didepan warnet kemudian
saksi Mangiring Fransisco Sinaga dengan terdakwa pergi jalan-jalan dulu ke arah
bundaran simpang tiga tugu pelajar dan ke taman jalur. Sekira pukul 16.30 wib abang
perkataan “berangkat kita lagi” dan kami langsung jalan menuju kearah SDN 025
tersebut dengan melewati jalan raya dan pada saat kami dekt lampu merah simpang
sepeda motor dan mengatakan “pergi dulu beli pahat” dan Mangiring Fransisco Sinaga
Selanjutnya terdakwa langsung pergi membeli pahat tersebut kearah kantor camat dan
Mangiring Fransisco Sinaga menuggu dipinggir jalan dekat lampu merah dan tidak lama
membawa : 1 (satu) buah linggis yang dikaitkan disamping kiri bodi sepeda motor, 1
motornya disamping rumah makan Yolanda, setelah itu mereka berdua langsung jalan
kaki menuju tempat kejadian (SDN 025 Dusun Sinambek), setelah sampai terdakwa
memberikan pahat kepada Sdr. Mangiring Fransisco Sinaga dan langsung mencongkel
pintu ruangan majelis guru dan setelah terbuka pahat tersebut diserahkan Mangiring
Fransisco Sinaga kepada terdakwa dan mereka langsung memeriksa laci-laci meja di
dalam ruangan tersebut dan di dapatkan Mangiring Fransisco Sinaga berupa uang yang
86
tidak tahu berapa jumlahnya. Setelah itu Mangiring Sinaga memanjat dinding ruangan
didalam ruangan majelis guru tersebut setelah berhasil masuk Mangiring Sinaga
langsung memeriksa laci meja dan lemari namun tidak ada di daptkan berupa uang
setelah itu Mangiring Sinaga meminta kepada terdakwa berupa pahat dan Mangiring
Sinaga mencongkel pintu ruangan yang ada di dalam ruangan majelis guru sehingga ia
bisa keluar.
Bahwa setelah itu Mangiring Sinaga berdiri di sebelah kulkas dan melihat ada
seorang laki-laki sedang berdiri di sebelah jendela dan laki-laki tersebut berdiri di depan
pintu ruangan majelis guru sambil mengatakan “hai ngapain kalian disini, mancilok
kalian yo”. Mendengar hal tersebut Mangiring Sinaga langsung mengambil sebilah
pisau yang berada diatas kulkas dan Mangiring Sinaga langsung mengatakan kepada
Bahwa mendengar hal itu korban Amrizal tersebut langsung lari ke arah
halaman sekolah dan Mangiring Sinaga dengan terdakwa langsung mengejar sehingga
saat itu terdakwa berhasil mendapatkan orang tersebut sambil mendorong sehingga
korban terjatuh dan terdakwa langsung meninju dengan cara membungkukkan badannya
yang ditangan terdakwa berupa pahat mengarah ke wajahnya dan korban Amrizal
saksi Mangiring Sinaga langsung menarik terdakwa dan saksi Mangiring Sinaga
langsung menghujamkan sebilah pisau kearah dada sebelah kiri korban Amrizal tersebut
dengan mengatakan “matilah kau” sehingga sebilah pisau tersebut tertancap di dadanya
setelah itu saksi Mangiring Sinaga langsung meninju dahi laki-laki tersebut sebanyak
dua kali.
87
Bahwa dengan demikian terhadap unsur ini telah dapat dibuktikan secara sah
dan meyakinkan.
dilakukan terhadap orang bukan terhadap barang yang dilakukan sebelum, pada saat
atau setelah pencurian tersebut dilakukan dengan maksud untuk memudahkan pencurian
Bahwa pada saat terdakwa bersama saksi Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran
Bin Ruwin Martin Sinaga berada di dalam ruang majelis guru, terdakwa melihat korban
Amrizal selaku penjaga sekolah spontan terdakwa mengejar dan mendorong korban
Amrizal hingga terjatuh. Kemudian saksi Mangiring Fransisco Sinaga Als Fran Bin
Ruwin Martin Sinaga menarik terdakwa dan langsung menikam korban Amrizal dengan
menggunakan pisau tepat di bagian dada sebelah kiri korban Amrizal. Bahwa
pemeriksaan luar terhadap seorang laki-laki usia 50 tahun dalam keadaan sudah
meninggal, pada pemeriksaan fisik ditemukan tampak bercak darah yang telah
mengering di bagian wajah, dada, perut, kaki dan tangan. Tampak luka robek sepanjang
1,3 cm dibagian sudut alis mata kanan dan luka robek 1,2 cm dibagian kening sebelah
kanan diduga akibat trauma benda tumpul. Tampak luka obek dengan ukuran panjang
3,5 cm lebar 0,4 cm dan dalam tidak dapat diperkirakan pada dada depan bagian kiri
diduga akibat trauma tajam. Tampak memar kemerahan sepanjang 3 cm pada dada
depan bagian tengah, diduga akibat trauma benda tumpul. Tampak memar kemerahan
88
sepanjang 2,3 cm pada dada bagian belakang sebelah kiri, diduga akibat trauma tumpul.
Tampak luka lecet sepanjang 1,5 cm di bagian telunjuk tangan kanan dan luka lecet 1
cm dibagain jempol tangan kanan, diduga akibat trauma benda tumpul. Tampak luka
robek dengan kulit terkelupas bentuk tidak beraturan, diameter 3 cm dibagian luar
Dengan demikian terhadap unsur ini telah dapat dibuktikan secara sah dan
myakinkan.
14/Pid.Sus-Anak/2017/Rgt.
1. Pertimbangan Hakim
Putusan Hakim merupakan mahkota dan puncak dari suatu perkara yang sedang
diperiksa dan diadili oleh Hakim tersebut. Oleh karena itu, tentu saja Hakim membuat
keputusan harus memperhatikan segala aspek di dalamnya, mulai dari perlunya kehati-
hatian, dihindari sedikit mungkin ketidakcermatan, baik yang bersifat formal maupun
yang bersifat materil sampai dengan adanya kecakapan teknik membuatnya. Jika hal-hal
negatif tersebut dapat dihindari, tentu saja diharapkan dalam diri hakim lahir, tumbuh,
dan berkembang adanya sikap atau sifat kepuasan moral jika kemudian putusannya itu
dapat menjadi tolak ukur untuk perkara yang sama, atau dapat menjadi bahan referensi
89
bagi kalangan teoritisi maupun praktisi hukum serta kepuasan nurani sendiri jika
Penuntut Umum dengn dakwaan Subsidaitas yakni Primair Pasal 338 jo pasal 55 ayat
Peradilan Pidana Anak dan Subsidair Pasal 365 Ayat (4) KUHPidana Jo Undang-
sumpah menurut agamanya masing-masing antara lain sebagai berikut : Saksi Rina
Syafriani binti Amrizal, Saksi M.Fadli bin Amrizal, Saksi Martina bin Nasar, Elpis bin
Taharudin, Mutia Imelda bin Ahmad Sayuti, Asri Hayati, Frans Kurniawan Simbolon,
Manggiring Fransisco Sinaga, dan Bambang Eko HP, telah memberikan keterangan
sesuai apa yang diberikan kepada penyidik dan keterangan telah termuat dalam berita
Menimbang, bahwa dipersidangan telah diajukan dan diperlihatkan barang bukti dan
barang bukti tersebut telah dibenarkan oleh saksi-saksi dan diakui oleh terdakwa
sebagai barang yang telah dibuat pada saat terdakwa melakukan kejahatannya tersebut.
pokoknya telah mengakui perbuatannya dan keterangan tersebut telah termuat dalam
90
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka didapatlah fakta-fakta
sumpah antara yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berhubungan dengan
keterangan terdakwa serta dengan diajukan barang bukti dipersidangan maka unsur-
unsur yang terkandung dalam pasal dakwaan jaksa penuntut umum telah terpenuhi oleh
perbuatan terdakwa.
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur-unsur dalam rumusan delik telah
terpenuhi semua oleh perbuatan terdakwa maka terdakwa dinyatakan terbukti secara
menurut hukum dan Hakim yakin akan kesalahan terdakwa telah melakukan perbuatan
Menimbang, bahwa hakim tidak melihat adanya alasan penghapus pidana baik alasan
perbuatan yang didakwakan kepadanya karenanya harus dihukum pula untuk membayar
ongkos perkaranya.
Menimbang, bahwa oleh karena terhadap diri Anak dilakukan penahanan, maka masa
penahanan yang telah dijalani Anak tersebut dikurangkan seluruhnya terhadap lamanya
Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan putusan pidana atas diri Anak, terlebih
91
-Perbuatan terdakwa anak mengakibatkan korban meninggal dunia;
- Anak masih dalam usia Anak dan masih memiliki masa depan yang panjang
Analisis Penulis
Suatu proses peradilan berakhir dengan putusan akhir (vonis) yang didalamnya
terdapat penjatuhan sanksi pidana (penghukuman), dan di dalam putusan itu hakim
menyatakan pendapatnya tentang apa yang telah dipertimbangkan dan apa yang menjadi
amar putusannya. Sebelum sampai pada tahapan tersebut, ada tahapan yang harus
terdakwa.
Dalam menjatuhkan Pidana, hakim harus berdasarkan pada dua alat bukti yang
sah kemudian dua alat bukti tersebut hakim memperoleh keyakinan bahwa tindak
pidana yang didakwakan benar-benar terjadi dan terdakwalah yang melakukannya. Hal
Selain dari apa yang dijelaskan penulis di atas, yang perlu dilakukan oleh Hakim
adalah untuk dapat dipidananya si pelaku, disyaratkan bahwa tindak pidana yang
Dilihat dari sudut terjadinya tindakan dan kemampuan bertanggung jawab, seseorang
akan dipertanggungjawabkan atas tindakan dan perbuatannya serta tidak adanya alasan
92
pembenar/pemaaf atau peniadaan sifat melawan hukum untuk pidana yang
dilakukannya.
Majelis Hakim menurut Penulis sudah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku seperti
yang dipaparkan oleh penulis sebelumnya, yaitu berdasarkan dua alat bukti yang sah,
dimana dalam kasus ini, alat bukti yang digunakan Hakim adalah keterangan saksi dan
keterangan terdakwa serta alat bukti yang dipakai terdakwa melakukan pembunuhan.
bahwa pada saat melakukan perbuatannya, terdakwa sadar akan akibat yang
ditimbulkan. Terdakwa dalam melakukan perbuatannya berada pada kondisi yang sehat
Selain hal diatas, Hakim juga tidak melihat adanya alasan pembenar atau alasan
pemaaf yang dapat menjadi alasan penghapusan pidana terhadap perbuatan yang
dilakukan oleh terdakwa. Sama halnya dengan Jaksa Penuntut Umum, Majelis Hakim
dalam usia Anak dan masih memiliki masa depan yang panjang.
93
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
Tahun 2012, Subsidair Pasal 365 ayat (4) KUHP jo Undang-Undang Nomo 11
Tahun 2012. Diantara unsur-unsur Pasal yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut
Umum tersebut, yang terbukti secara sah dan meyakinkan adalah Pasal 365 ayat
(4) KUHP. Dimana, antara perbuatan dan unsur-unsur Pasal saling mencocoki.
94
aturan hukum yang berlaku seperti yang diharapkan oleh Penulis. Karena
berdasarkan alat bukti yang sah, dalam kasus yang diteliti Penulis ini, alat bukti
yang digunakan Hakim adalah keterangan saksi dan keterangan terdakwa beserta
penghapusan pidana.
B. Saran
1. Jaksa Penuntut Umum harus teliti dan cermat dalam menyusun surat dakwaan,
2. Hakim tidak serta merta berdasar pada tuntutan Jaksa Penuntut Umum dalam
menjatuhkan pidana, melainkan pada dua alat bukti yang sah ditambah dengan
keyakinan hakim. Hakim harus lebih peka untuk melihat fakta-fakta apa yang
timbul pada saat persidangan, sehingga dari fakta yang timbul tersebut,
menimbulkan keyakinan hakim bahwa terdakwa benar dapat atau tidak dipidana.
95
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Indonesia, Semarang,2015.
rajagrafindo. jakarta.2016.
96
B. Peraturan Perundang-Undangan
C. Internet
september 2018.
september 2018.
97