Anda di halaman 1dari 127

SKRIPSI

PENGARUH STRATEGI PERMAINAN BINGO TERHADAP


KECERDASAN EMOSIONAL SISWA PADA MATA
PELAJARAN PAI-BP KELAS XI
DI SMAN PINTAR RIAU

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Kuantan Singingi
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

AGUS MALINI
190307002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI
TELUK KUANTAN
1444 H/2023 M
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Agus Malini

Tempat/Tanggal Lahir : Banjar Nan Tigo, 26 Agustus 2000

NPM : 190307002

Alamat : Banjar Nan Tigo, Kecamatan Inuman, Kabupaten

Kuantan Singingi

Program Studi : Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan

keguruan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Strategi


Permainan Bingo Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Pada Mata
Pelajaran PAI-BP Kelas XI SMAN Pintar Riau” adalah benar karya saya
sendiri.

Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila


dikemudian hari pernyataan saya ini terbukti tidak benar, maka saya bersedia
menanggung segala resikonya.

Teluk Kuantan,............2023
Hormat Saya,

Agus Malini
NPM: 190307002

ii
ZULHAINI, S.PD.I.,M.A
DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI

NOTA DINAS
Perihal : Skripsi Agus Malini

Kepada Yth,

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Kuantan Singingi
Di-

Teluk Kuantan

Assalamu’alaikum Warahmaullahi Wabarakatuh

Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan


terhadap Skripsi saudara:

Nama : Agus Malini

NPM : 190307002

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Judul : “Pengaruh Strategi Permainan Bingo Terhadap


Kecerdasan Emosional Siswa Pada Mata
Pelajaran PAI-BP Kelas XI SMAN Pintar Riau”

Maka dengan ini dapat disetujui untuk diuji dan diberikan penilaian dalam
sidang Munaqasyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Kuantan Singingi.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Teluk Kuantan,.......................2023
Pembimbing I

Zulhaini, S.Pd.I.,M.A
NIDN. 1012098004

iv
ANDRIZAL, S.Psi.,M.Pd.I

DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI

NOTA DINAS
Perihal : Skripsi Agus Malini

Kepada Yth,

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Kuantan Singingi
Di-

Teluk Kuantan

Assalamu’alaikum Warahmaullahi Wabarakatuh

Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan


terhadap Skripsi saudara:

Nama : Agus Malini

NPM : 190307002

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Judul : “Pengaruh Strategi Permainan Bingo Terhadap


Kecerdasan Emosional Siswa Pada Mata
Pelajaran PAI-BP Kelas XI SMAN Pintar Riau”

Maka dengan ini dapat disetujui untuk diuji dan diberikan penilaian dalam
sidang Munaqasyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Kuantan Singingi.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Teluk Kuantan,.......................2023
Pembimbing II

Andrizal, S.Psi.,M.Pd.I
NIDN. 2111108301

v
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi dengan judul “Pengaruh Strategi Permainan Bingo Terhadap Kecerdasan


emosional Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas
XI di SMA Negeri Pintar” yang ditulis oleh Agus Malini, NPM. 190307002 telah diujikan
dalam sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Kuantan
Singingi pada tanggal 25 Mei 2022, skripsi ini sudah diterima sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Agama Islam.
Teluk Kuantan, .....................2022
Mengesahkan,
Tim Sidang Munaqasyah
Ketua

Zulhaini, S.Pd.I, MA
NIDN. 1012098001

Moderator Sekretaris

Andrizal, S.Psi, M.Pd.I Alhairi, S.Pd.I, M.Pd.I


NIDN.2111108301 NIDN. 1010038901

Penguji I Penguji II

Andrizal, S.Psi., M.Pd.I Helbi Akbar, S.Pd.I, MA


NIDN.2111108301 NIDN.2118088502
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Kuantan Singingi

Bustanur, S.Ag, M.Us


NIDN. 2120067501

iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Strategi Permainan Bingo


Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI di SMA Negeri Pintar Riau” yang
ditulis oleh Agus Malini, NPM. 190307002 dapat diterima dan disetujui dalam
sidang Munaqasyah Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Kuantan Singingi untuk
memenuhi salah satu persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

Teluk Kuantan, .....................2022

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Zulhaini, S.Pd.I., M.A Andrizal, S.Psi., M.Pd.I


NIDN.1012098001 NIDN.2111108301

Mengetahui
Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam

Alhairi, S.Pd.I, M.Pd.I


NIDN. 1010038901

v
MOTTO

Tidak ada sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Tidak ada sesuatu yang
mustahil untuk diselesaikan.

‫ِاَّن َهّٰللا َباِلُغ َاْم ِرٖۗه َقْد َجَعَل ُهّٰللا ِلُك ِّل َش ْي ٍء َقْد ًرا‬

“Sesungguhnya Allah bebas melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan


untuk setiap sesuatu menurut takarannya.” (QS At-Thalaq: 3)

vii
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ilmiah ini yang penuh cinta dan dedikasi ini kepada
mereka yang aku sayangi:

1. Ibunda tercinta Rosmidar yang tiada hentinya mendoakan dengan tulus,


menumpahkan keringat, darah dan air mata setetes demi setetes demi
kebahagiaan dan kesuksesan anak-anaknya. Teruntuk Ayahanda Abu Hanipa,
dengan cucuran keringat dapat mengantarkan anak-anaknya mengenyam
pendidikan sampai keperguruan tinggi.

2. Keluarga Besar Alm. Datuk Muhammad Ali dan Ino Juma’ina. Saudariku
Dahlia, Repika Tri Yurni, Yuliana, Restiana, Gusti Ningsih, Arina Wati,
Misriawati.

3. Keluarga besar Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam


Kuantan Singingi Angkatan 2019.

4. Keluarga KUKERTA FTK dan FIS Universitas Islam Kuantan Singingi


Tahun 2022, Desa Pulau Lancang, Kec. Benai, Kab. Kuansing.

5. Keluarga PPL SMA Negeri Pintar Riau tahun 2022: Nurpika Ansari,
Muhammad Hendra dan Syamsul Arifin.

6. Kerabat dan keluarga Intelektual: Bapak Alhairi, S.Pd.I., M.Pd.I, Ustadz


Helbi Akbar, S.Pd.I., MA, Ibu Zulhaini, S.Pd.I., M.Pd.I, Bapak Andrizal
S.Psi,M.Pd.I Abang Fernanda Efendi, S.Pd, Dodi Indrawan, Nurpika Ansari,
Muhammad Hendra dan Linda Tri Winurti.

7. Almamaterku Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah


dan Keguruan Universitas Islam Kuantan Singingi.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini

dengan judul: “Pengaruh Permainan Bingo Terhadap Kecerdasan Emosional

Siswa Pada Mata Pelajaran PAI-BP Kelas XI Di SMAN Pintar Selanjutnya

penulis bersholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta para

keluarga dan para sahabatnya, yang telah membawa umat manusia dari zaman

jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Penulisan proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus

ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan Strata I (SI) pada Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS).

Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

yang sebesarnya karena penyusunan proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan

rasa hormat dan menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat:

1. Bapak DR. H. Nopriadi, S.K.M., M.Kes selaku Rektor Universitas Islam

Kuantan Singingi.

2. Bapak Bustanur, S.Ag., M.Us selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Kuantan Singingi.

xi
3. Bapak Alhairi, S.Pd.I., M.Pd.I selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Kuantan Singingi.

4. Ibu Zulhaini, S.Pd.I., M.A selaku Dosen Pembimbing 1.

5. Bapak Andrizal, S.Psi.,M.Pd.I.selaku Dosen Pembimbing 2.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Kuantan Singingi yang telah banyak memberikan ilmu kepada Penulis

selama masa perkuliahan.

7. Kedua Orang Tua Tercinta Ayahanda Abu Hanipa dan Ibunda Rosmidar

yang tidak pernah luput memberikan doa, motivasi, dan semangat,

sehingga penulis selalu semangat dan berusaha sebaik mungkin dalam

kuliah dan menimba ilmu dikampus. Terimakasih banyak salam hormat

dan ucapan terimakasih buat beliau.

8. Saudara kandung penulis kakakku dan adikku tercinta Dahlia dan Repika

Tri Yurni yang telah banyak mendo’akan dan memberikan motivasi

kepada penulis.

9. Saudaraku sekaligus orang terdekatku yang selalu mendo’akan,

membarikan motivasi dan bantuan materi dalam setiap prosesku Gusti

Nengsi, Yuliana, Restiana.

10. Sahabat seperjuanganku Nurpika Ansari, Dodi Indrawan, Muhammad

Hendra, Wiwing, dan Putri Oktavia, Linda Tri Winurti yang telah banyak

memberikan bantuan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

xii
11. Seluruh teman-teman Pendidikan Agama Islam (PAI A) dan (PAI B)

angkatan 2019 dan rekan-rekan seperjuangan yang tidak dapat disebutkan

satu persatu.

12. Semua pihak yang telah turut membantu penulis, Hanya terimakasih yang

mampu penulis ucapkan.

Teluk Kuantan, Maret 2022

Penulis,

AGUS MALINI

xiii
xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................... i
SURAT PERNYATAAN.................................................................... ii
NOTA DINAS PEMBIMBING I....................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING II..................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................... v
PENGESAHAN PENGUJI................................................................ vi
MOTTO ............................................................................................. vii
PERSEMBAHAN............................................................................... viii
ABSTRAK........................................................................................... ix
ABSTRACT......................................................................................... x
KATA PENGANTAR......................................................................... xi
DAFTAR ISI........................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL............................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR........................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................. 1
B. Identifikasi Masalah....................................................... 9
C. Batasan Masalah............................................................. 9
D. Rumusan Masalah.......................................................... 9
E. Tujuan Penelitian............................................................ 10
F. Kegunaan Penelitian....................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teoritis................................................................ 11
B. Penelitian Relevan.......................................................... 34
C. Kerangka Konseptual..................................................... 36
D. Hipotesis......................................................................... 37
E. Definisi Operasional....................................................... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian............................................................... 39
B. Waktu dan Lokasi Penelitian.......................................... 39
C. Subjek dan Objek Penelitian.......................................... 40
D. Populasi dan Sampel...................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data............................................. 42
F. Teknik Analisis Data...................................................... 43

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA


A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian.............................. 46
B. Penyajian Data............................................................. 54

xiv
C. Analisis Data................................................................ 91

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................. 102
B. Saran............................................................................ 102

DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Relevan................................................................................34

Tabel 2.2 Defenisi Operasional.............................................................................38

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian...................................................................41

Tabel 3.2 Bobot Nilai Pada Angket Strategi Permainan Bingo Dan
Kecerdasan Emosional..........................................................................44

Tabel 4.1 Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Negeri Pintar Riau.............50

Tabel 4.2 Keadaan Siswa Kelas X-XII SMA Negeri Pintar Riau........................53

Tabel 4.3 Keadaan Prasarana................................................................................53

Tabel 4.4 Jumlah Siswa Kelas XI SMA Negeri Pintar Riau yang menjadi
Sampel Penelitian..................................................................................55

Tabel 4.5 Persentase Jawaban Responden Pada Butir Soal 1 Variabel X............56

Tabel 4.6 Persentase Jawaban Responden Pada Butir Soal 2 Variabel X............56

Tabel 4.7 Persentase Jawaban Responden Pada Butir Soal 3 Variabel X............57

Tabel 4.8 Persentase Jawaban Responden Pada Butir Soal 4 Variabel X............57

Tabel 4.9 Persentase Jawaban Responden Pada Butir Soal 5 Variabel X............58

Tabel 4.10 Persentase Jawaban Responden Pada Butir Soal 6 Variabel X............59

Tabel 4.11 Persentase Jawaban Responden Pada Butir Soal 7 Variabel X............59

Tabel 4.12 Persentase Jawaban Responden Pada Butir Soal 8 Variabel X............60

Tabel 4.13 Persentase Jawaban Responden Pada Butir Soal 9 Variabel X............60

Tabel 4.14 Rekapitulasi Angket Variabel X...........................................................61

Tabel 4.15 Persentase Jawaban Responden Pada Butir Soal 1 Variabel Y............62

Tabel 4.16 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 2 Variabel Y.............63

Tabel 4.17 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 3 Variabel Y.............63

xvi
Tabel 4.18 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 4 Variabel Y.............64

Tabel 4.19 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 5 Variabel Y.............64

Tabel 4.20 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 6 Variabel Y.............65

Tabel 4.21 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 7 Variabel Y.............65

Tabel 4.22 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 8 Variabel Y.............66

Tabel 4.23 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 9 Variabel Y.............66

Tabel 4.24 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 10 Variabel Y


...............................................................................................................67

Tabel 4.25 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 11 Variabel Y


...............................................................................................................68

Tabel 4.26 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 12 Variabel Y


...............................................................................................................68

Tabel 4.27 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 13 Variabel Y


...............................................................................................................69

Tabel 4.28 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 14 Variabel Y


...............................................................................................................69

Tabel 4.29 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 15 Variabel Y


...............................................................................................................70

Tabel 4.30 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 16 Variabel Y


...............................................................................................................70

Tabel 4.31 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 17 Variabel Y


...............................................................................................................71

Tabel 4.32 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 18 Variabel Y


...............................................................................................................72

Tabel 4.33 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 19 Variabel Y


...............................................................................................................72

Tabel 4.34 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 20 Variabel Y


...............................................................................................................73

xvii
Tabel 4.35 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 21 Variabel Y
...............................................................................................................73

Tabel 4.36 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 22 Variabel Y


...............................................................................................................74

Tabel 4.37 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 23 Variabel Y


...............................................................................................................74

Tabel 4.38 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 24 Variabel Y


...............................................................................................................75

Tabel 4.39 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 25 Variabel Y


...............................................................................................................75

Tabel 4.40 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 26 Variabel Y


...............................................................................................................76

Tabel 4.41 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 27 Variabel Y


...............................................................................................................76

Tabel 4.42 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 28 Variabel Y


...............................................................................................................77

Tabel 4.43 Persentase Jawaban Responden pada Butir Soal 29 Variabel Y


...............................................................................................................78

Tabel 4.44 Rekapitulasi Angket Variabel Y...........................................................78

Tabel 4.45 Hasil Wawancara Terstruktur Siswa pada Butir Soal 1........................79

Tabel 4.46 Hasil Wawancara Terstruktur Siswa pada Butir Soal 2........................80

Tabel 4.47 Hasil Wawancara Terstruktur Siswa pada Butir Soal 3........................81

Tabel 4.48 Hasil Wawancara Terstruktur Siswa pada Butir Soal 4........................81

xviii
Tabel 4.49 Hasil Wawancara Terstruktur Siswa pada Butir Soal 5........................82

Tabel 4.50 Hasil Wawancara Terstruktur Siswa pada Butir Soal 6........................82

Tabel 4.51 Hasil Wawancara Terstruktur Siswa pada Butir Soal 7........................83

Tabel 4.52 Hasil Wawancara Terstruktur Siswa pada Butir Soal 8........................83

Tabel 4.53 Hasil Observasi Siswa/Siswi SMA Negeri Pintar Riau........................89

Tabel 4.54 Coefficients Data Penggunaan Permainan Bingo dan Kecerdasan


Emosional Siswa...................................................................................91

Tabel 4.55 Model Summary Data Penggunaan Permainan Bingo dan


Kecerdasan Emosional Siswa...............................................................94

xix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual................................................................36

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin riset

Lampiran 2 Surat Balasan Riset

Lampiran 3 Angket Penelitian untuk Variabel X

Lampiran 4 Angket Penelitian untuk Variabel X

Lampiran 5 Hasil wawancara dengan siswa kelas XI SMAN Pintar Riau


terkait variabel X (Permainan Bingo)

Lampiran 6 Hasil wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam dan


Budi Pekerti kelas XI SMAN Pintar Riau terkait variable X
(Permainan Bingo)

Lampiran 7 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana variabel X (Permainan


Bingo) dan Variabel Y(Kecerdasan Emosional Siswa)

Lampiran 8 Hasil Uji validitas variabel X dan variabel Y

Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas variabel X dan Reliabilitas variabel Y

Lampiran 10 Distribusi Frekuensi | Data Variabel X (Permainan Bingo) dan


Variabel Y(Kecerdasan Emosional Siswa)

Lampiran 11 RPP

Lampiran 12 Dokumentasi foto

xx
ABSTRAK
Agus Malini (2023) NPM: 190307002, “Pengaruh Strategi Permainan Bingo
Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa pada Mata Pelajaran PAI-BP Kelas
XI di SMAN Pintar Riau”

Strategi Permainan bingo merupakan suatu startegi pengalaman yang bisa


menimbulkan rangsangan refleksi pribadi yang bisa membuat pelajaran menjadi
tidak menjemukan, memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan
siswa akan lebih menaruh perhatian. Dengan bermain anak dapat belajar mencapai
perkembangan baik fisik, emosi, intelektualitas maupun jiwa sosialnya.
Kecerdasan emosional berarti kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri
terhadap kondisi apapun yang berasal dari luar dan memahami perasaan dirinya
sendiri dan juga orang lain.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kecerdasan untuk
mengelola kondisi emosional ini, di era modern ini para remaja sangat
memerlukan pembinaan kecerdasan emosional,selain itu kecerdasan intelektual
yang tinggi saja tidak cukup untuk menghantarkan seseorang menuju
kesuksesannya jika tidak diringi dengan kecerdasan emosional yang baik.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis asosiatif kausal,
yang dilaksanakan di SMA Negeri Pintar Riau. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah kuisioner dengan instrument berupa angket, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan software SPSS 20.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan
signifikan dari Permainan Bingo, pada uji signifikansi ditemukan persamaan
bahwa nilai (sig.) 0,027 < dari probabilitas 0,05 sehingga disimpulkan terdapat
pengaruh variabel X terhadap Y.

Kata Kunci: Strategi Permainan Bingo, Kecerdasan Emosional

ix
ABSTRACT

Agus Malini (2023) NPM: 190307002, "The Influence of Bingo Game Strategy
on Students' Emotional Intelligence in Class XI PAI-BP Subject at SMAN
Pintar Riau"

bingo game strategy is an experiential strategy that can stimulate personal


reflection which can make lessons less boring, provide a fun learning experience
and students will pay more attention. By playing, children can learn to achieve
development both physically, emotionally, intellectually and socially. Emotional
intelligence means a person's ability to control himself against any conditions that
come from outside and understand his own feelings and those of others.
This research is motivated by the importance of intelligence to manage
this emotional condition, in this modern era teenagers really need the
development of emotional intelligence , besides that high intellectual intelligence
alone is not enough to lead someone to success if it is not accompanied by good
emotional intelligence .
This research is a quantitative research with a causal associative type,
which was carried out at SMA Negeri Pintar Riau. The data collection technique
used was a questionnaire with instruments in the form of questionnaires,
interviews and documentation. Data analysis using SPSS 20 software .
The results showed that there was a positive and significant influence from
the Bingo Game. In the significance test, it was found that the value (sig.) 0.027 <
than the probability of 0.05, so it was concluded that there was an effect of
variable X on Y.

Keywords: Bingo Game Strategy , Emotional Intelligence

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu proses yang sengaja

diselenggarakan untuk mewariskan dan mengembangkan pengetahuan,

keterampilan, dan keahlian oleh generasi yang lebih tua kepada generasi

berikutnya. Beberapa orang mencoba memperbaiki kehidupan mereka

melalui pendidikan. Akan ada hubungan yang kuat antara tingkat pendidikan

seseorang dengan tingkat kehidupannya. Jika pendidikan seseorang baik,

tentu kehidupannya juga akan lebih baik, begitu pula sebaliknya. Menurut

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,

negara.78

Dunia pendidikan sendiri pun erat kaitannya dengan lingkungan

sekolah di mana peran sekolah sangat urgen sebagai wadah untuk

memecahkan permasalahan manusia. Sekolah menurut Etzioni, berperan

sentral dalam membina karakter dengan menanamkan disiplin diri dan

empati, yang pada gilirannya memungkinkan keterlibatan tulus terhadap nilai

78
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang SISDIKNAS 2003, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2003), hlm. 2.

11
2

peradaban dan moral jika kita menyinggung pembinaan karakter, disiplin diri

dan empati maka hal-hal yang demikian sangat berkaitan dengan emosional.79

Garis sejajar peneguhan pelajaran emosi ini bukan cuma di ruang

kelas, melainkan juga di tempat bermain; bukan cuma sekolah, melainkan

juga di rumah, sangatlah baik. Itu berarti menjalin sekolah, orangtua, dan

masyarakat secara lebih erat. Tindakan itu meningkatkan kemungkinan

bahwa apa yang telah dipelajari anak dalam pelajaran keterampilan emosional

tidak akan tertinggal di sekolah, melainkan akan diuji, dipraktikan, dan

dipertajam dalam tantangan kehidupan yang nyata.80

Di era modern ini para remaja sangat memerlukan pembinaan

kecerdasan emosional, karena masa remaja sangat rentan dengan emosi yang

tidak stabil, baik di sekolah maupun luar sekolah. Anak remaja akan

selalu mudah tersinggung, mudah marah dan sulit untuk mengendalikan diri.

Di sekolah guru sangat di perlukan dalam pembinaan ini, dengan adanya guru

di sekolah, anak -anak yang kurang pengawasan orang tua akan sangat mudah

dalam memahami emosinya. Tidak hanya dalam mengontrol emosi yang

terjadi pada anak remaja, akan tetapi dengan bantuan guru, anak-anak akan

lebih tahu bagaimana simpati dan empati terhadap orang lain baik dalam

keadaan senang maupun susah.81 Dalam makna yang paling harfiah, Oxford

English Dictionary mendefenisikan “emosi sebagai setiap kegiatan atau

79
Sukoco, dkk, Daniel Goleman Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional),
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2021), hlm . 403.
80
Ibid, hlm. 396.
81
Lutfi Fadilah, Adi Wijaya, PAI Teacher's Strategy In Developing Student's Emotional
Intelligence, Journal of Contemporary Islamic Education, Vol.2, No.1, 2022. hlm. 32.
3

pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau

meluap luap”.82

Pentingnya kecerdasan untuk mengelola kondisi emosional ini

menurut Elias seperti yang dikutip oleh Lutfi Fadilah dan Adi Wijaya:

Goleman menguraikan bahwa kecerdasan intelektual Intelektual


Quotient (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan. Sedangkan
80% disumbangkan oleh faktor kekuatan-kekuatan lain yang
diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient
(EQ). Kecerdasan emosional sendiri adalah kemampuan memotivasi
diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur
suasana hati mood, berempati serta kemampuan bekerja sama.83
Menurut Siswanto dan Kholidah seperti yang dikutip oleh Lutfi

Fadilah dan Adi Wijaya :

Konsep ini muncul dari beberapa pengalaman bahwa kecerdasan


intelektual yang tinggi saja tidak cukup untuk menghantarkan
seseorang menuju kesuksesannya. Orang yang memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi adalah mereka yang mampu mengendalikan
diri, memahami dirinya sendiri, memelihara dan memacu motivasi
untuk terus berupaya dan tidak mudah menyerah atau putus asa.
Mereka juga mampu berhubungan dengan sesama manusia dengan
baik.84

Maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional dapat dideteksi

dari pengendalian diri, semangat, ketekunan serta kemampuan untuk

memotivasi diri.

Adapun bagi peserta didik jika memiliki kecerdasan emosional yang

baik, akan mudah untuk:

1. Meningkatnya keterampilan dalam menyelesaikan masalah

2. Meningkatnya keterlibatan dengan rekan-rekan sebaya

82
Sukoco, Daniel Goleman…, hlm. 409.
83
Lutfi Fadilah dan Adi Wijaya, PAI Teacher's Strategy..., hlm. 32.
84
Ibid.
4

3. Pengendalian dorongan hati yang lebih baik

4. Tingkah laku yang lebih baik

5. Perbaikan efektifitas dan popularitas antar pribadi

6. Meningkatkan keterampilan dalam menghadapi masalah

7. Lebih terampil dalam mengatasi masalah-maslah antarpribadi

8. Lebih cakap mengatasi kecemasan

9. Berkurangnya perilaku kasar dan meningkatnya keterampilan dalam

menyelesaikan konflik.85

Ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan

sekaligus meningkatkan kecerdasan emosional siswa tersebut. Di antaranya

adalah pembelajaran dengan menggunakan format permainan. Menurut

Noorlaila seperti yang dikutip oleh Ellen Prima:

Dengan bermain anak dapat belajar mencapai perkembangan baik


fisik, emosi, intelektualitas maupun jiwa sosialnya. 86

Oleh karena itu, biarkan anak bermain dengan keinginannya namun

tetap memberikan permainan yang dapat membantu meningkatkan

perkembangan emosionalnya.87 Salah satunya permainan yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran untuk dapat membantu perkembangan

emosional adalah permainan bingo karena permainan bingo merupakan jenis

permainan kata dan huruf yang dapat memberikan suatu situasi belajar yang

santai, bebas dari ketegangan dan kecemasan.88


85
Sukoco dkk, Daniel Goleman..., hlm. 434.
86
Ellen Prima, Pengembangan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Game DOTA
(Defence of The Ancients), KOMUNIKA, Vol. 11, No. 1, Januari - Juni 2017, hlm. 152.
87
Ibid.
88
Dina Novitasari Nasution, Aman Simare-Mare, Pengaruh Permainan Bingo Kata
Terhadap Kemampuan Membaca Anak Usia 5-6 Tahun Kelompok B RA Al-Qur’an Kota Padang
5

Menurut Angela Coco.et,al, yang dikutip oleh Nurul Puspita dan

Amelya Herda Losari:

The Bingo Game is an holistic, experiential strategy which provokes


personal reflection.89

Jadi dari kutipan diatas permainan bingo ini merupakan suatu startegi

pengalaman yang bisa menimbulkan rangsangan refleksi pribadi. Menurut

Silbermen, strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah

yang telah siswa pelajari selama menempuh mata pelajaran. 90

Jadi, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa permainan bingo

merupakan sebuah permainan yang bisa membuat pelajaran menjadi tidak

menjemukan, memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan

siswa akan lebih menaruh perhatian karena guru menjadikannya dalam format

permainan bingo.

Dengan permainan bingo, guru dapat merangsang siswa dengan

memberikan pertanyaan melalui permainan sebagai perangsang inisiatif

siswa untuk membangun kerjasama antar siswa agar bisa menjawab

pertanyaan secara cepat dan kompak. Pertanyaan yang diberikan harus bisa

mendorong siswa untuk berpikir kritis, berdiskusi, dan bisa melatih sikap

sabar dan tidak ceroboh dalam memberikan jawaban walaupun dalam strategi

permainan bingo ini siswa dituntut untuk menjawab dengan cepat dan tepat.

Sidimpuan T.A 2018/2019, Jurnal Usia Dini, Vol 5 No 1, 2019, hlm 4.


89
Nurul Puspita dan Amelya Herda Losari, The Influence of Using Bingo Game Towards
Students’Vocabulary Mastery at the First Semester of the Seventh Grade of MTs N 2 Bandar
Lampung in the Academic Year of 2016/2017, English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris
Vol. 9 No. 2, 2016, hlm. 384.
90
Melvin L.Silbermen, Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject (Allyn and
Bacon, Baston, 1996), “terj” Raisul Muttaqien, cetakan XI, (Bandung:NUANSA CENDEKIA),
2016, hlm. 265.
6

Dengan adanya interaksi antara siswa dengan guru, maupun antara siswa

dengan siswa lainnya selama proses pembelajaran inilah dapat menumbuhkan

sekaligus meningkatkan kecerdasan emosional siswa.

Berdasarkan hasil pra penelitian yang penulis lakukan dengan

wawancara kepada guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti di SMAN Pintar Riau, yaitu Ibu Pricila Cindiana, S.Pd., diketahui

bahwa beliau menggunakan permainan bingo ini dalam mata pelajaran PAI

dan Budi Pekerti yang ditujukan untuk dapat menumbuhkan sekaligus

meningkatkan kecerdasan emosional siswa yang baik. Beliau sudah

menerapkan permainan bingo ini di semua jenjang kelas yaitu kelas X, XI,

dan XII. Permainan bingo ini sudah diterapkan sejak semester ganjil Tahun

Ajaran 2021/2022, permainan ini diterapkan secara dominan oleh beliau

diakhir kegiatan pembelajarannya saat mengajar di mata pelajaran PAI dan

Budi Pekerti. Permainan bingo ditujukan untuk memotivasi siswa lebih aktif

dalam pembelajaran, setiap siswa ikut berperan dalam kegiatan pembelajaran

sehingga tidak ada siswa yang ribut ataupun siswa yang keluar masuk kelas.91

Oleh karena itu, Idealnya kecerdasan emosional siswa harusnya

terbentuk dengan baik sebab guru sudah menerapkan permainan bingo yang

salah satu pengaruhnya adalah membangun sekaligus kecerdasan emosional.

Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara dan observasi pra penelitian

penulis menemukan gejala-gejala yang menunjukkan permasaahan terkait

kecerdasan emosional siswa kelas XI di SMAN Pintar Riau, sebagai berikut:

91
Wawancara dengan guru mata pelajaran PAI -Budi Pekerti, Pricila Cindiana, tanggal 17
Maret 2022 di SMA N Pintar Riau, Jam 09.00 WIB
7

1. Adanya siswa menyontek dalam mengerjakan ulangan,

mengambil/menyalin jawaban teman sebagaimana hasil wawancara

dengan Ibu Pricilia Cindiana, S.Pd. 92 Hal ini kemudian diperkuat oleh

hasil observasi pada tanggal 16 November 2022, di mana memang

terdapat siswa yang menyontek atau menyalin jawaban temannya

ketika ulangan sebanyak kurang lebih 7 orang.93

2. Adanya beberapa peserta didik yang tidak bersemangat saat belajar,

mengantuk, lemes dan pasif.94 Hal ini kemudian diperkuat oleh hasil

observasi pada tanggal 07-11 November 2022, di mana memang

terdapat siswa yang mengantuk, lemes, dan tidak bersemangat ketika

belajar, pasif dan tidak berpartisipasi ketika menjawab pertanyaan

pertanyaan ringkas dari guru kurang lebih sebanyak 3 orang.95

3. Adanya peserta didik yang tidak berinisiatif membantu temannya,

acuh dan tidak peduli saat temannya mengalami kesulitan ketika

belajar.96 Hal ini kemudian diperkuat oleh hasil observasi pada tanggal

07-11 November 2022. Ketika diberikan tugas latihan kelompok yang

harus diselesaikan dengan cara diskusi untuk mencari jawabannya.

Akan tetapi ada empat (4) orang siswa yang mengerjakan tugas

latihan kelompok namun dikerjakannya sendiri dan tidak mau

92
Ibid.
93
Observasi, Rabu 07 s/d 20 November 2022 , di SMAN Pintar Riau, Jam 10.50 Ss/d
11.35WIB.
94
Wawancara dengan guru mata pelajaran PAI -Budi Pekerti, Pricila Cindiana, tanggal 17
Maret 2022 di SMA N Pintar Riau, Jam 09.00 WIB.
95
Observasi, Rabu 07 s/d 20 November 2022 , di SMAN Pintar Riau, Jam 10.50 Ss/d
11.35WIB.
96
Wawancara dengan guru mata pelajaran PAI -Budi Pekerti, Pricila Cindiana, tanggal
17 Maret 2022 di SMA N Pintar Riau, Jam 09.00 WIB.
8

berdiskusi dengan teman kelompoknya. Empat orang siswa tersebut

termasuk siswa yang menduduki peringkat bagus dikelas.97

4. Adanya siswa yang keluar masuk kelas saat jam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.98 Hal ini kemudian

diperkuat oleh hasil observasi pada tanggal 08 November 2022, di

mana memang terdapat siswa yang keluar masuk kelas saat proses

pembelajaran berlangsung.99

5. Adanya peserta didik yang mengeluh karena menghadapi kesulitan

dalam proses pembelajaran dan tugas yang diberikan. Hal ini

berdasarkan hasil observasi pada tanggal 21 November 2022, peneliti

menemukan bahwa adanya siswa/siswi yang mengeluh dalam

menghadapi kesulitan dalam proses pembelajaran dan mengerjakan

tugas yang diberikan guru.100

Berdasarkan uraian di atas, Maka peneliti tertarik untuk melakukan

suatu penelitian berangkat dari gejala-gejala yang ditemukan dengan judul:

“Pengaruh Permainan Bingo Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Pada

Mata Pelajaran PAI-BP Kelas XI Di SMAN Pintar Riau”.

B. Identifikasi masalah

1. Adanya siswa menyontek dalam mengerjakan ulangan,

mengambil/menyalin jawaban teman.

97
Observasi, tanggal 07 s/d 20 November 2022, di SMAN Pintar Riau, Jam 10.50 S/d
11.35WIB.
98
Wawancara dengan guru mata pelajaran PAI -Budi Pekerti, Pricila Cindiana, tanggal 17
Maret 2022 di SMA N Pintar Riau, Jam 09.00 WIB.
99
Observasi, tanggal 08 November 2022,
100
Ibid
9

2. Adanya beberapa peserta didik yang tidak bersemangat saat belajar,

mengantuk, lemes dan pasif.

3. Adanya peserta didik yang tidak berinisiatif membantu temannya, acuh

dan tidak peduli saat temannya mengalami kesulitan ketika belajar.

4. Adanya siswa yang keluar masuk kelas saat jam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

5. Adanya peserta didik yang mengeluh karena menghadapi kesulitan

dalam proses pembelajaran dan tugas yang diberikan.

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah “Pengaruh

Strategi Permainan Bingo Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Pada Mata

Pelajaran PAI-BP Kelas XI di SMAN Pintar”.

D. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang menjadi fokus pembahasan adalah:

Apakah ada Pengaruh Strategi Permainan Bingo Terhadap Kecerdasan

Emosional Siswa Pada Mata Pelajaran PAI-BP Kelas XI di SMAN Pintar?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh

Strategi Permainan Bingo Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Pada Mata

Pelajaran PAI-BP Kelas XI di SMAN Pintar.


10

F. Kegunaan Penelitian

1. Untuk peneliti: Penelitian ini memberikan pengetahuan untuk


mengetahui gambaran kuantitatif tentang seberapa besar pengaruh
penggunaan Strategi Permainan Bingo terhadap kecerdasan emosional
siswa.

2. Untuk sekolah: penelitian ini diharapkan mampu membantu pihak


sekolah untuk melihat pentingnya peran penggunaan Strategi
pembelajaran yang tepat salah satunya Strategi Permainan Bingo untuk
dapat meningkatkan kecerdasan emosional pada siswa.

3. Untuk guru: penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan Strategi


Permainan Bingo secara efektif dalam pembelajaran PAI-BP agar
melatih kecerdasan emosional peserta didik, memotivasi siswa dalam
belajar serta mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

4. Bagi Siswa: meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar serta


meningkatkan potensi kecerdasan emosional siswa.
11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Strategi Permainan Bingo

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Menurut Lefudin Strategi berasal dari bahasa Yunani,

strategous yang berarti jenderal atau panglima, sehingga strategi

diartikan sebagai ilmu jenderal atau ilmu kepanglimaan.101

Dalam kajian teknologi pendidikan, strategi pembelajaran

termasuk kedalam ranah perancangan pembelajaran.

Perkembangan strategi pembelajaran sebagai suatu ilmu

mengalami perkembangan yang diawali dari dunia militer, dan

selanjutnya dipergunakan dalam lapangan pendidikan dan

pembelajaran.102

Menurut Gulo seperti yang dikutip oleh Lefudin:

Strategi adalah suatu seni dan ilmu untuk membawakan


pengajaran di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang
telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.103

Menurut T. Raka Joni seperti yang dikutip oleh Lefudin:

101
Lefudin, Belajar dan Pembelajaran (ModePembelajaran, Strategi Pembelajaran,
Pendekatan Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran). Yogyakarta: deepublish, 2017, hlm. 221-
222.
102
Haidir dan salim, Strategi Pembelajaran (suatu pendekatan bagaimana meningkatkan
kegiatan belajar siswa secara transformatis) ( Medan: Perdana Publishing, 2014), hlm. 97.
103
Lefudin, Belajar dan Pembelajaran (ModePembelajaran, Strategi Pembelajaran,
Pendekatan Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran)....

11
12

Strategi belajar sebagai pola dan urutan umum perbuatan


guru murid dalam kegiatan belajar mengajar.104

Menurut Ensiklopedia pendidikan, Seperti yang dikutip

Oleh Siti kholijah rambe:

Strategi adalah suatu seni, yaitu seni membawa pasukan ke


medan tempur dalam posisi paling menguntungkan.105
Sedangkan strategi pembelajaran menurut Kemp seperti

yang dikutip oleh Bunyamin:

Strategi pembelajaran ialah suatu kegiatan pembelajaran


yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.106
Selanjutnya, menurut J. R David seperti yang dikutip oleh

Bunyamin:

Strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.


Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat
konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil
dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.107
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-

garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran

yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar,

strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan

anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk

mencapai tujuan yang telah digariskan.

104
Ibid
105
Siti kholijah rambe, Pengaruh Strategi Bingo Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Ski Materi Kemajuan Yang Dicapai Umat Islam Pada Masa Abu Bakar Ash
Siddiq Ra Di Kelas Vii Mts Pab-1 Helvetia Medan, (Medan: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sumatera Utara Medan, 2020), hlm. 50
106
Bunyamin, Implementasi Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad Saw,.......hlm 8
107
Ibid
13

b. Pengertian Permainan Bingo

Permainan berasal dari kata game yang diambil dari bahasa

inggris. Arief Sadiman mengungkapkan bahwa permainan (game)

adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama

lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan

tertentu pula.108

Menurut Sadiman seperti yang dikutip oleh Rustiana Kusuma

Wardani dan Lucky Rachmawati:

Permainan sebagai media pembelajaran mempunyai beberapa


kelebihan yaitu pembelajaran lebih menyenangkan dan dapat
menghibur. Permainan dilakukan untuk membuat siswa
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajarannya.109

Menurut Golchai dkk, seperti yang dikutip oleh Rustiana

Kusuma Wardani dan Lucky Rachmawati:

Dalam penelitiannnya menjelaskan bahwa dengan


menggunakan permainan dalam pendidikan dapat
mengarahkan peserta didik meningkatkan kegembiraan dan
pengembangan sikap positif terhadap pebelajaran.110

Permainan adalah sesuatu yang bisa dimainkan dengan aturan

tertentu sehingga ada yang menang dan ada yang kalah, biasanya

dalam konteks tidak serius atau dengan tujuan refreshing. Suatu cara

belajar yang digunakan dalam menganalisa interaksi antara sejumlah

pemain maupun perorangan yang menunjukkan strategi-strategi yang


108
Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan dan Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2010), hlm 75.
109
Rustiana Kusuma Wardani dan Lucky Rachmawati, Pengembangan Permainan Ultako
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Taman, JUPE. Vol. 6 No.
2, 2018, hlm. 56.
110
Ibid.
14

rasional. Dengan menggunakan permainan, siswa lebih merasa

senang saat pembelajaran berlangsung.

Permainan yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran

adalah permainan bingo. Sedangkan menurut Angela Coco,et, all,

The Bingo Game is an holistic, experiential strategy which provokes

personal reflection.111 Permainan Bingo adalah strategi pengalaman

holistik yang memancing refleksi pribadi. Menurut Silbermen seperti

yang dikutip oleh Hesti Pramudita:

Salah satu permainan yang bisa diterapkan dalam


pembelajaran adalah permainan bingo, pelajaran bisa menjadi
tidak menjemukan dan siswa akan lebih menaruh perhatian
jika guru menjadikannya dalam bentuk permainan bingo.112
Menurut Siberman seperti yang dikutip oleh Oktaviani:

Bingo merupakan permainan berupa tabel bernomor, ketika


siswa dapat menjawab soal lima deret secara horizontal,
vertikal maupun diagonal maka kelompoknya akan menang
dan mendapat poin yang berpengaruh terhadap nilai
kelompok.113
Menurut McMahon seperti yang dikutip oleh Oktaviani:

Permainan bingo modern merupakan permainan lotere dari


orang Italia yang biasa disebut sebagai Lo Giuocodel Lotto
d’Italia Permainan bingo adalah permainan tentang
kesempatan.114

111
Angela Coco,et, all, Bingo for Beginners: A Game Strategy for Facilitating Active Learning,
Teaching Sociology, Vol.29, No. 4, 2001, hlm. 492.
112
Hesti Pramudita, Eksperimentasi Media Permainan Bingo untuk Meningkatkan
Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Insan Kreatif Kembaran,
Jurnal MAHARAT, Vol. 1 No. 2, April 2019, hlm. 151.
113
Oktaviani, dkk. Penerapan Pembelajaran Aktif Dengan Metode Permainan Bingo
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. Jurnal Mibar Ilmu, (Online), Vol. 24, No. 1,
2019. hlm. 49 (http://ejournal.udiksha.ac.id, diakses 04 januari 2023).
114
Ibid.
15

Sedangkan menurut Silbermen seperti yang dikutip oleh

Hapsari dan Vicky Dwi Wicaksono:

Bingo adalah permaian berupa tabel bernomer, jika siswa


dapat memperoleh lima deret secara horizontal, vertikal,
maupun diagonal dengan menjawab setiap soal dengan benar
maka dia dapat berhak untuk menulis kan B – I – N – G – O
dan berhak mendapat poin karena berhasil menjawab 5
pertanyan dengan benar disesuaikan sedemikian rupa dengan
kebutuhan pembelajaran dan materi.115

Menurut Silbermen seperti yang kutip Siti Khodijah Rambe:

Permainan bingo merupakan sebuah permainan yang bisa


membuat pelajaran menjadi tidak menjemukan dan siswa akan
lebih menaruh perhatian jika guru menjadikannya dalam
bentuk permainan bingo.116

Dengan adanya permainan bingo maka siswa tidak bosan

dalam mengikuti pelajaran dan siswa akan lebih aktif, dikarenakan

semua siswa iktu serta dalam permainan dan siswa akan berusaha

agar ia dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dalam permainan.

Sehingga siswa dapat memahami atau mengetahui materi yang

disampaikan serta dapat mencapai tujuan dan capaian pembelajaran

yang diinginkan.

c. Langkah-langkah permaianan bingo.

Langkah-langkah permainan bingo menurut Silbermen seperti

yang dikutip oleh Nurul Puspita dan Amelya Herda Losari:

115
Dinar Hapsari dan Vicky Dwi Wicaksono, Pengaruh Metode Permainan Bingo
Terhadap Motivasi Dan Pemahaman Materi Ppkn Kelas Iv Sdn Sumokembangsri Sidoarjo,
JPGSD, Vol 01 No 01, 2012, hlm. 4.
116
Siti Kholijah Rambe, ............hlm. 54.
16

1) Each student is given a bingo card (also known as "bingo


board"or"bingo worksheet") containing a grid of squares.
Each square in the grid is printed with a different word.
2) The teacher, playing the part of bingo caller, reads out the
definition for a word. The students then attempt to find the
matching square on their bingo card, and if they find it,
cover that square with a counter.
3) The process of teacher reading out definitions, and the
students trying to find matches continues until one student
achieves a winning pattern (for example a line of five
countered covered squares - although the definition of a
winning pattern can be varied) and calls out "Bingo!" .117

Sedangkan menurut Silbermen dalam buku active learning

terjemahan Raisul muttaqien langkah-langkah permaianan bingo

sebagai berikut:118

1) Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyaan tentang materi pelajaran

anda yang bisa dijawab dengan istilah baku yang digunakan

dalam mata pelajaran anda.

2) Sortirlah pertanyaan menjadi 5 tumpukan. Labeli tiap tumpukan

dengan huruf B-I-N-G-O...kartu bingo untuk tiap siswa.kartu-

kartu ini mesti mirip betul dengan kartu bingo biasa, dengan

nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matriks 5X5 (celah

tengah”kosong”).

3) Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika

seorang siswa memiliki angkanya dan dia tidak menuliskan

jawabannya dengan benar, maka dia dapat mengisi celah tersebut.

4) Bila seorang siswa mencapai 5 jawaban benar dalam sebuah

deretan (baik vertikal, horizontal, maupun diagonal), siswa


117
Nurul Puspita dan Amelya Herda Losari, The Influence..., hlm. 386.
118
Melvin L.Silbermen, Active Learning…, hlm. 265.
17

tersebut boleh meneriakkan “bingo”. Permainan dapat diteruskan

hingga ke 25 celah tersebut terisi.

Sebagaimana kutipan diatas maka langkah-langkah

penggunaan permaianan bingo dalam pembelajaran sebagai berikut:

1) Guru menyusun sejumlah pertanyaan kira-kira sebanyak 24-25

butir pertanyaan tentang materi pelajaran berikut dengan

jawabannya yang bersifat jawaban singkat. Adapun materi

pelajaran yang akan disusun sebagai pertanyaan oleh guru, dapat

disampaikan dalam metode belajar apa pun seperti metode

ceramah, bermain gambar, dan lain sebagainya. Sehingga inti dari

permainan ini adalah penguatan penguasaan materi siswa dengan

menjawab pertanyaan secara tepat dan benar. Sedangkan cara

penyampaian materi dapat disesuaikan oleh guru menurut

pertimbangan masing-masing.

2) Guru menyortir pertanyaan menjadi lima tumpukan, dan melabeli

tiap tumpukan dengan hurup B-I-N-G-O buat kartu bingo untuk

tiap siswa. Kartu-kartu ini mesti harus mirip dengan kartu bingo

biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 ×

5 (celah tengah “kosong”).

3) Guru membacakan sebuah pertanyaan dari kartu tersebut sesuai

dengan angka yang terpilih. Jika seorang siswa memiliki

angkanya dan dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar,

maka dia dapat mengisi celah tersebut.


18

4) Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah

deretan (baik vertical, horizontal, maupun diagonal), siswa

tersebut boleh meneriakkan “Bingo”. Permaianan dapat

diteruskan hingga ke-25 celah tersebut terisi.

d. Kelebihan dan kekurangan penggunaan permaianan bingo

Adapun kelebihan dan kekurangan permainan bingo sebagai

berikut :

1) Kelebihan penggunaan permainan bingo:

a) Guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan

pelajaran yang telah disampaikan.

b) Setiap siswa ikut berperan dalam kegiatan pembelajaran

sehingga tidak ada siswa yang rebut ataupun siswa yang keluar

masuk kelas.

c) Permainan bingo dianggap sangat efektif dalam mempertajam

ingatan siswa tentang materi yang telah diajarkan.

d) Untuk lebih memotivasi pembelajaran aktif.119

Menurut Richardson seperti yang dikutip oleh Nurul

Puspita dan Amelya Herda Losari:

Bingo game has a lot of advantages meanwhile the


disadvantages. Here are the advantages of Bingo game:
a) Bingo game is a game that suitable for all ages.
b) More motivation for using while learning how to play.
c) Be able to help the students remember some
vocabularies which are difficult to be memorized.

119
Siti Kholijah Rambe, Pengaruh strategi…, hlm. 54.
19

d) Improve the ability to cooperate with each other (if using


groups).
e) Invites students to think quickly.
f) Influences students to be more creative and active.120

2) Kekurangan penggunaan permainan bingo

Menurut Richardson seperti yang dikutip oleh Nurul

Puspita dan Amelya Herda Losari:

The disadvantages of Bingo game in teaching and learning


process:
a) Makes the class difficult to be controlled.
b) Students will be asked to make games continuously more
than the material.121

a) Permainan bingo lebih bertumpu pada keberuntungan siswa

dan kecepatan siswa dalam menjawab.

b) Permainan bingo menggunakan konsep permainan sehingga

bisa saja siswa tidak terkondisikan.

2. Kecerdasan Emosional

a. Pengertian Kecerdasan Emosional

1) Kecerdasan

Kecerdasan dalam bahasa Inggris disebut intelligence

dan dalam bahasa Arab disebut al-dzaka. Menurut bahasa

kecerdasan adalah pemahaman, kecepatan dan kesempurnaan

sesuatu. Dalam arti, kemampuan dalam memahami sesuatu

secara cepat dan sempurna. J.P Chaplin merumuskan tiga

dimensi kecerdasan yaitu Pertama, kemampuan menghadapi

120
Nurul Puspita dan Amelya Herda Losari, The Influence…, hlm. 387.
121
Ibid.
20

dam menyesuaikan diri terhadap situasi baru serta cepat dan

efektif. Kedua, kemampuan menggunakan konsep abstrak

secara efektif yang meliputi empat unsur seperti memahami,

berpendapat, mengontrol dan mengkritik. Ketiga, kemampuan

memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat

sekali.122

Kecerdasan adalah mempertahankan pilihan yang tetap

dalam kumpulan kapasitas global individu untuk berbuat

menurut tujuannya secara tepat sehingga akan memperoleh

tujuan yang diinginkan. Seseorang yang memiliki kecerdasan

lebih cendrung untuk mengambil dan mempertahankan pilihan

yang tetap, kapasitas untuk beradaptasi dengan maksud

memperoleh tujuan yang diinginkan dan kekuatan untuk auto

kritik. Menurut D. Wechsler seperti yang dikutip oleh Purwa

Admaja Prawira:

Kecerdasan merupakan kumpulan kapasitas atau


kapasitas global individu untuk berbuat menurut
tujuannya secara tepat, berpikir secara rasional, dan
menghadapi alam sekitar secara efektif.123

Dalam pengertian yang lebih luas, William Stern, yang

dikutip oleh Crow and Crow mengemukakan bahwa:

Kecerdasan berarti kepasitas umum dari seorang individu


yang dapat dilihat pada kesanggupan pikiran pikirannya
dalam mengatasi tuntutan kebutuhan-kebutuhan baru,
122
J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan), (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003), hlm. 45.
123
Purwa Admaja Prawira, Psiklogi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Yogyakarta :
AR-RUUZ MEDIA, 2014), hlm. 140.
21

keadaan ruhaniah secara umum yang dapat disesuaikan


dengan problema-problema dan kondisi-kondisi yang
baru didalam kehidupan.124

Jadi, kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki

oleh setiap individu memahami mengatasi dan menyesuaikan

diri terhadap problema dan kondisi serta situasi didalam

kehidupan.

2) Emosional

Dalam makna paling harfiah, Oxford English Dictionary

mendefinisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan

pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental hebat atau

meluap-luap”. Emosi merujuk ada perasaan dan pikiran-

pikiran khasnya, suatu keadaan biologi dan psikologis, dan

serangkaian kecenderungan untuk bertindak.125 Sejumlah

Teoretikus mengelompokkan emosi dalam golongan-golongan

besar, Beberapa anggota golongan tersebut adalah sebagai

berikut:

a) Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel,

kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung,

bermusuhan, dan barang kali yang paling hebat, tindak

kekerasan dan kebencian yang patologis.

124
Imam Malik, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Kalimedia, 2016), hlm. 103.
125
Sukoco dkk, Daniel Goleman…, hlm. 409.
22

b) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis,

mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau

menjadi patologis; depresi berat.

c) Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, waswas,

perasaan takut sekali, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri,

kecut; sebagai patologi, fobia dan panik.

d) Kenikmatan: bahagia gembira, riang, puas, ringan, senang,

terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa

terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa,

senang, senang sekali, dan batas ujungnya; mania.

e) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan

hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.

f) Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.

g) Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau

muntah.

h) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan

hati hancur lebur.126

Emosional didasarkan pada perasaan atau sikap

seseorang dalam bereaksi pada suatu kondisi. Emosional

adalah suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan

biologis, psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk

bertindak.

126
Ibid, hlm. 409-410.
23

3) Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional merupakan konsep baru yang

dikembangkan oleh Daniel Goleman. Ia menjelaskan makna

emosi merujuk kepada makna yang paling harfiah yang

diambil di Oxford Enghlish Dictonary yang memaknai emosi

sebagai setiap kegiatan tau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu,

setiap keadaan mental yang hebat dan melua-luap.127

Menurut Daniel Goleman seperti yang dikutip oleh

Ghesya Athira Hasna’ul Fauzyah, ddk:

Emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran


pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis,
dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.128

Menurut Goleman dalam buku Emotional Intellegence

seperti yang dikutip oleh Ghesya Athira Hasna’ul Fauzyah,

ddk:

Menyatakan bahwa merupakan kesuksesan hidup


seseorang tidak hanya bergantung pada IQ (Intellegence
Quotient) semata, melainkan ada kemampuan lain yang
sangat berpengaruh yaitu EQ (Emotional Quotient). 129

Selanjutnya, Nurul Zuriyah berpendapat bahwa

kecerdasan emosional merupakan gabungan kemampuan

emosional dan sosial. Seseorang yang mempunyai kecerdasan

emosional akan mampu mengahadapi masalah yang terjadi


127
Ibid.
128
Ghesya Athira Hasna’ul Fauzyah, dkk, Pengaruh Pendampingan Orang Tua Pada
Pembelajaran Daring Terhadap Kecerdasan Emosional, JPD: Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 11,
No. 2, 2020, hlm.198.
129
Ibid.
24

dalam kehidupan karena mempunyai kemampuan kesadaran

terhadap emosinya, mampu menumbuhkan motivasi dalam

dirinya karena selalu bergerak melakukan aktifitas dengan baik

dan ingin mencapai tujuan yang diinginkannya, serta dapat

mengungkapkan perasaan dengan baik dan kontrol dirinya

sangat kuat.130

Menurut Rusyan seperti yang dikutip oleh Wiwik

Suciati:

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang


mengelola perasaan dirinya agar lebih baik dan
kemampuan membina hubungan sosialnya.131

Para peneliti menemukan bahwa emosi mempersiapkan

tubuh untuk berbagai jenis reaksi dan kerja emosi tersebut

dilakukan detail-detail fisiologi atau jaringan syaraf-syaraf

otak manusia. Oleh karena itu, emosi bukanlah mutlak takdir

manusia yang tidak dapat diubah, tetapi dapat dikelola dan

dikendalikan dengan memakai pikiran rasional. Luapan-luapan

emosi tergantung dengan kemampuan memakai pikiran untuk

mengelola dan mengendalikan emosi.

Menurut Peter Salovey dan John Mayar seperti yang

dikutip oleh Fadhilah Suralaga:

Kecerdasan emosional terdapat kemampuan merasakan


dan menunjukkan emosi secara akurat dan adaptif,
130
Nurul Zuriah, Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan, Cet. 4,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hlm.37.
131
Wiwik Suciati, Kiat Sukses Melalui Kecerdasan Emosional dan Kemandirian Belajar
(Bandung: CV, Rasi Terbit, 2016), hlm. 8.
25

memahami prespektif orang lain, menggunakan perasaan


guna menfasilitasi pikiran seperti berada dalam suasana
hati yang positif yang berkaitan dengan pemikiran
kreatif, serta untuk mengukur emosi dalam diri sendiri
dan orang lain seperti kemampuan untuk mengendalikan
amarah.132
Johanes Pap seperti yang dikutip oleh Rohmalina

Wahab:

Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri,


semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi
frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan
hati dan emosi, tidak melebihkan kesenangan, mengatur
suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak
menghambat kemampuan berpikir, untuk membaca
perasaan terdalam orang lain dan berdoa, untuk
memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya,
kemampuan untuk menyelesaikan konflik.133

Kemampuan mengelola dan mengendalikan emosi

adalah langkah membuat emosi menjadi cerdas yang oleh para

ahli psikologi disebut dengan kecerdasan emosional. Menurut

Daniel Goleman seperti yang dikutip oleh Andi Thahir:

Yang termasuk dalam wilayah emosi manusia adalah


amarah, kesedihan, kecemasan, dorongan hati untuk
pasrah, optimis, empati dan menjaga hubungan sosial
dibutuhkan pikiran yang mengarah kearah emosi
tersebut, dan dalam hal ini pembiasaan dari kecil bahkan
sejak bayi merupakan faktor penting bagi seseorang agar
mempunyai kemampuan menggunakan pikiran untuk
mengarahkan emosi.134

132
Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan Implikasi Dalam Pembelajaran (Depok: PT.
Raja Grafindo Persada, 2021), hlm. 64.
133
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016), hlm.
152.
134
Andi Thahir, Psikologi Belajar (Lampung: LP2M UIN Raden Intan Lampung, 2014),
hlm. 62.
26

Menurut Vebri seperti yang dikutip oleh Ahmad

Yulianto, dkk:

Kecerdasan emosinal merupakan kemampuan siswa


untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri
dan mengenali emosi orang lain, memotivasi diri
sendiri serta kemampuan menjalin hubungan dengan
orang lain.135
Sedangkan menurut Ardana, Aritonang dan Dermawan

yang dikutip oleh Ahmad Yulianto, dkk:

Melalui kecerdasan emosional siswa dapat mengontrol


dirinya, mampu berkomunikasi baik dengan orang lain
dan dapat mempengaruhi berkembangnya kemampuan
kognitif siswa.136

Kecerdasan emosi sendiri dipengaruhi oleh dua faktor

yaitu faktor keluarga dan nonkeluarga. Lingkungan sekolah

memiliki salah satu peran dalam pembentukan kecerdasan

emosi anak, sebab 5-6 jam dalam sehari waktu anak dihabiskan

di sekolah. Ini artinya guru memiliki peranan khusus dalam

pembentukan kecerdasan emosi anak. Cara guru

memperlakukan anak, mengajar dan mengelola kelas akan

berpengaruh pada kecerdasan emosi mereka.137

Jadi, Kecerdasan emosional adalah kemampuan

seseorang dalam mengendalikan diri terhadap kondisi apapun

135
Ahmad Yulianto, dkk, Pengaruh Model Guided Note Taking(GNT)
TerhadapKecerdasan Emosional SiswaMata Pelajaran PPkn Kelas V SD Negeri 26Kota Sorong,
Jurnal Papeda: Vol 2, No2, Juli 2020, hlm.66.
136
Ibid.
137
Dian Nur Arini, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap
Kecerdasan Emosi Siswa Kelas V Sd, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5
2016.
27

yang berasal dari luar dan memahami perasaan dirinya sendiri

dan juga orang lain.

4) Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Menurut Goleman ada 2 faktor yang mempengaruhi

kecerdasan emosional yaitu:

a) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

seseorang yang dipengaruhi oleh keadaan otak emosional

seseorang.138 Menurut Le Dove faktor internal disini yakni

(1) Fisik, bagian yang paling berpengaruh terhadap

kecerdasan emosional seseorang adalah anatomi saraf

emosi yang berada diotak. Bagian otak yang

digunakan untuk berfikir berperan penting dalam

memahami sesuatu secara mendalam, menganalisis

mengalami perasaan tertentu dan selanjutnya berbuat

sesuatu untuk mengatasinya.

(2) Psikis, kecerdasan emosional selain dipengaruhi oleh

kepribadian individu, juga dapat ditumbuhkan dan

diperkuat dalam diri seseorang.139

b) Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri

seseorang dan mempengaruhi sifat seseorang secara

perorangan, secara kelompok, antar perorangan


138
Darmadi, Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar
Siswa (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hlm. 156.
139
Alaika M. Bagus Kurnia, Psikologi Pendidikan Islam (Sukabumi: Haura Utama,
2020), hlm. 39.
28

dipengaruhi kelompok atau sebaliknya, juga dapat bersifat

tidak langsung yakni melalui perantara.140 Adapun faktor

eksternal yang dimaksud disini yakni.

(1) Lingkungan keluarga, kehidupan keluarga merupakan

sekolah pertama dalam mempelajari emosi.

Kecerdasan emosional dapat diajarkan pada saat

masih bayi melalui ekspresi. Peristiwa memosional

yang terjadi pada masa anak-anak akan melekat dan

menetap secara permanen hingga dewasa.

Pembelajaran emosi tidak hanya melalui ucapan dan

perbuatan orang tua secara langsung kepada anak-

anaknya, namun juga contoh yang diberikan ketika

menangani perasaan mereka sendiri.

(2) Lingkungan non keluarga, yang terdiri dari

lingkungan masyarakat dan pendidikan. Kecerdasan

emosional ini berkembang sejalan dengan

perkembangan fisik dan mental seseorang.141

5) Indikator Kecerdasan Emosional

Menurut Goleman ada beberapa indikator kecerdasan

emosional antaralain:142

140
Ibid.
141
Ibid.
142
Indah Yuni Astuti, Kecerdasan Emosional Dan Komitmen Kerja Dalam
Mempengaruhi Kerja Karyawan ....
29

a) Kesadaran diri (self awareness) yaitu kemampuan

seseorang untuk mengenali dan memahami semua proses

yang terjadi di dalam dirinya, perasaannya, pikirannya dan

latar belakang tindakannya. Misalnya kesadaran diri itu

bentuknya antara lain:

(1) Menyadari emosi diri seperti merasakan perubahan

emosi tiba-tiba khawatir atau tiba-tiba sedih.

(2) Mampu meniai diri seperti dapat memperkirakan

mampu atau tidak mengerjakan tugas-tugas belajar.

(3) Memiliki kepercayaan diri seperti tidak menyontek

atau menyalin jawaban teman saat ujian karena yakin

dengan kemampuan sendiri, berani bertanya,

berargumen atau pun menjelaskan materi

pembelajaran jika diminta oleh guru.

b) Kemampuan mengelola emosi (managing emotions) yaitu

kemampuan seseorang mengendalikan dan

menyeimbangkan emosi-emosi yang dialaminya baik yang

berupa emosi positif maupun emosi negatif. Misalnya,

kemampuan mengelola emosi itu bentuknya antara lain:

(1) Mampu mengendalikan diri seperti sabar bila

menghadapi kesulitan belajar, tetap tenang, bahkan

dalam situasi yang membuat orang lain marah ketika

di dalam pembelajaran, lebih cepat merasa tenang


30

apabila diserang panik dalam menghadapi tantangan

belajar yang sulit, Segera menyelesaikan tugas belajar

yang sudah rencanakan dengan tidak mengulur-ulur

waktu, menunda pemuasan kesenangan sesaat,

misalnya mengobrol, menonton TV, main game,

jalan-jalan,dll demi mencapai hasil belajar yang

maksimal.

(2) Memiliki sikap waspada seperti menyiapkan diri agar

tidak larut dalam kekecewaan apabila gagal dalam

pembelajaran atau ujian.

(3) Memiliki sikap adaptif tidak kesulitan menyesuaikan

diri dalam berbagai metode dan aktivitas belajar.

(4) Menyukai inovasi seperti memikirkan apa yang harus

dilakukan sehingga tahu apa yang diinginkan dalam

aktivitas belajar.

c) Optimisme (motivating oneself) yaitu kemampuan

seseorang untuk memotivasi diri ketika berada dalam

situasi putus asa, dapat berpikir positif, dan meningkatkan

sikap optimis dalam hidupnya. Misalnya kemampuan

seseorang untuk memotivasi diri itu bentuknya antara lain:

(1) Memiliki dorongan untuk berprestasi seperti segera

menyelesaikan tugas belajar yang sudah direncanakan

dengan tidak mengulur-ulur waktu, tertarik pada


31

pekerjaan yang menuntut dirinya memberikan

gagasan, sering melakukan introspeksi untuk

menemukan kembali hal-hal yang penting dalam

hidup.

(2) Memiliki sikap optimis seperti, berusaha untuk bisa

memahami pembelajaran maupun menyelesaikan

tugas-tugasnya walaupun mengalami kesulitan dalam

mengerjakan tugas dan memahami materi belajar,

tetap merasa yakin dapat menyelesaikan tantangan di

dalam belajar meskipun pernah gagal berkali-kali, dan

tetap terus mencoba menyelesaikannya.

d) Empati (empathy) yaitu kemampuan seseorang dalam

memahami perasaan, pikiran dan perbuatan orang lain

berdasarkan sudut pandang orang tersebut. Misalnya

empati itu bentuknya antara lain:

(1) Memahami orang lain seperti, mengetahui apa yang

teman-teman tidak sukai ketika sedang belajar di

dalam kelas, dapat memahami perasaan teman-teman

yang sedang kesulitan dalam belajar, memahami

kesulitan teman-teman yang lain dalam belajar.

(2) Orientasi melayani seperti membantu teman yang

kesulitan dalam belajar, tetapi tidak memberikan


32

contekan, berinisiatif membantu Ketika teman-teman

memiliki masalah belajar.

(3) Menerima keragaman seperti menghargai dan

menerima perbedaan pendapat dengan teman-teman

di dalam belajar.

e) Keterampilan sosial (social skill) yaitu kemampuan

seseorang berhubungan secara efektif dengan orang lain,

dan dapat mempertahankan hubungan sosial tersebut.143

Misalnya Kemampuan mengelola emosi itu bentuknya

antara lain:

(1) Memiliki kemampuan berkomusikasi seperti mudah

memulai diskusi belajar dengan teman-teman, tidak

merasa tertekan dan banyak memberikan tanggapan

ketika dalam diskusi maupun presentasi, menerima

masukan dan kritik dari teman-teman saat belajar

dengan pikiran terbuka.

(2) Memiliki karakteristik pemimpin seperti

mengesampingkan permasalahan pribadi dengan

teman-teman kelas jika sedang berkegiatan dalam

belajar kelompok.

(3) Mampu mengelola kelompok atau tim seperti dapat

merangkul teman-teman agar aktif dan mau

bersumbangsih dalam kegiatan diskusi belajar,


143
Wiwik Suciati…, hlm. 4.
33

mampu mengorganisasi dan memotivasi suatu

kelompok belajar.

3. Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti

Ramayulis mengatakan seperti yang dikutip oleh Heri Gunawan:

Pendidikan Agama Islam adalah proses mempersiapkan manusia


supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air,
dan tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlak), teratur
pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaanya, manis
tutur katanya, baik dengan lisan maupun tulisan. Sedangkan
Zakiyah Daradjat berpendapat bahwa Pendidikan Agama Islam
adalah suatu usaha sadar untuk membina dan mengasuh peserta
didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara
menyeluruh (kaffah), lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan
hidup.144

Dalam dokumen Kurikulum 2013, PAI mendapatkan tambahan

kalimat “dan Budi Pekerti” sehingga Menjadi Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti, sehingga dapat diartikan sebagai pendidikan yang

memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan

keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam,

yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran pada

semua jenjang pendidikan.

Pendidikan ialah perintah Allah, maka Allah banyak memberikan

petunjuk terkait masalah pendidikan ini. Surah Al-Alaq ayat 1 – 5 yang

merupakan wahyu pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW.

Syarat dengan petunjuk-Nya tentang pendidikan.

144
Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hlm. 202
34

B. Penelitian Relevan

Tabel 2.1 Penelitian Relevan

No Nama, Judul, dan Tahun


1 Nurfidiatun B, Penerapan Model Active Learning Tipe Permainan Bingo
Dalam Meningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V MI Al- Markaz Al-
Islami Maros
PERSAMAAN

Persamaan penelitian Nurfidiatun B dengan penelitian penulis, yaitu


variabel X sama-sama meneliti tentang permaianan bingo

PERBEDAAN
Perbedaan penelitian Nurfidiatun B dengan penelitian penulis, yaitu: 1)
Variabel Y nya meneliti tentang Hasil Belajar, sedangkan variabe Y
penulis meneliti tentang kecerdasan emosional siswa. 2) Jenis penelitian
nya adalah penelitian tindakan kelas, sedangkan jenis penelitian penulis
adalah penelitian kuantitatif jenis asosiatif kausal. 3) Teknik pengumulan
data nya adalah lembar observasi dan tes, sedangkan teknik pengumlan
data pada penelitian penulis yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi,
dan angket
2 Dinar Hapsari dan Vicky Dwi Wicaksono, Pengaruh Metode Permainan
Bingo Terhadap Motivasi Dan Pemahaman Materi PPKN Kelas IV SDN
Sumokembangsri Sidoarjo
PERSAMAAN
Persamaan penelitian Dinar Hapsari dan Vicky Dwi Wicaksono dengan
penelitian penulis, yaitu variabel X sama-sama meneliti tentang
permaianan bingo
PERBEDAAN
Perbedaan penelitian Dinar Hapsari dan Vicky Dwi Wicaksono dengan
penelitian penulis, yaitu: 1) Variabel Y nya meneliti tentang Motivasi
Dan Pemahaman, sedangkan variabe Y penulis meneliti tentang
kecerdasan emosional siswa. 2) jenis penelitian nya adalah penelitian
kuantitatif jenis eksperimen, sedangkan jenis penelitian penulis adalah
penelitian kuantitatif jenis asosiatif kausal. 3) Teknik pengumulan data
nya adalah lembar tes, sedangkan teknik pengumlan data pada penelitian
penulis yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket
35

3 Siti Kholijah Rambe, Pengaruh Strategi Bingo Terhadap Hasil Belajar


Siswa Pada Mata Pelajaran SKI Materi Kemajuan Yang Dicapai Umat
Islam Pada Masa Abu Bakar Ash Shiddiq RA di Kelas VII MTs PAB-1
Helvetia Medan.
PERSAMAAN
Persamaan penelitian Siti Kholijah Rambe dengan penelitian penulis,
yaitu variabel X sama-sama meneliti tentang permaianan bingo, daan
penelitian ini sama-sama penelitian kuantitatif
PERBEDAAN
Perbedaan penelitian Siti Kholijah Rambe dengan penelitian penulis,
yaitu: 1) Variabel Y nya meneliti tentang Hasil Belajar, sedangkan
variabe Y penulis meneliti tentang kecerdasan emosional siswa. 2) jenis
penelitian nya adalah penelitian kuantitatif jenis eksperimen, sedangkan
jenis penelitian penulis adalah penelitian kuantitatif jenis asosiatif kausal.
3) Teknik pengumulan data nya adalah lembar tes, wawancara, dan
dokumentasi sedangkan teknik pengumlan data pada penelitian penulis
yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket
4 Ellen Prima, Pengembangan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Game
DOTA (Defence of The Ancients)

PERSAMAAN
Persamaan penelitian Ellen Prima dengan penelitian penulis, yaitu
variabel Y sama-sama meneliti tentang kecerdasan emosional, dan
penelitian ini sama-sama penelitian kuantitatif
PERBEDAAN
Perbedaan penelitian Ellen Prima dengan penelitian penulis, yaitu: 1)
Variabel X nya meneliti tentang game DOTA, sedangkan variabe X
penulis meneliti tentang permainan bingo. 2) jenis penelitian nya adalah
penelitian kualitatif jenis deskriptif, sedangkan jenis penelitian penulis
adalah penelitian kuantitatif jenis asosiatif kausal.
36

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ialah suatu bentuk kerangka berpikir tentang

bagaimana suatu teori berkaitan dengan berbagai faktor yang telah di

identifikasikan sebagai masalah yang penting. 145 Adapun kerangka konseptual

pada penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Permainan Bingo Kecerdasan Emosional

Keterangan:
Faktor- faktor yang Faktor-faktor yang
mempengaruhi permainan
: Variabel yang diteliti mempengaruhi kecerdasan
bingo emosional
: Variabel yang tidak diteliti

: Arah variabel yang diteliti

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang

sedang diteliti.146 Hipotesis yaitu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Yaitu:

1. Hipotesa kerja (Ha):Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan

permainan bingo terhadap kecerdasan emosional siswa.

2. Hipotesa nihil (Ho):Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam

penggunaan permainan bingo terhadap kecerdasan emosional siswa .

145
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D), Cetakan ke- 26, (Bandung: ALFABETA, 2017), hlm. 91-92.
146
Ibid, hlm 96
37
38

E. Defenisi Operasional

Tabel 2.2 Defenisi Operasional Penelitian

VARIABEL SKALA
INDIKATOR
PENELITIAN
1. Guru menyusun sejumlah 24 atau 25 Interval
pertanyaan.
2. Guru menyortir pertanyaan menjadi
lima tumpukan.
Variabel
3. Guru membaca sebuah pertanyaan
Independen (X)
dengan angka yang terkait.
(Permainan
4. Bila seorang siswa mencapai lima
Bingo)
jawaban benar dalam sebuah deretan
(baik vertical, horizontal, maupun
diagonal), siswa tersebut boleh
meneriakkan “Bingo”.
Interval
1. Siswa memiliki kesadaran diri (self
awareness)
2. Siswa memiliki kemampuan
Variabel mengelola emosi (managing
Dependen (Y) emotions)
(Kecerdasan 3. Siswa memiliki optimisme
Emosional) (motivating oneself)
4. Siswa memiliki Empati (empaty)
5. Siswa memiliki Keterampilan sosial
(social skill)
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu untuk pengumpulan data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.147

Selanjutnya penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif

kausal, dimana penelitian asosiatif kausal adalah hubungan yang bersifat

sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen X (variabel yang

mempengaruhi) dan dependen Y (dipengaruhi).148

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 25 januari s/d 16 maret 2023.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMAN Pintar Riau yang beralamat di

Kelurahan Sei Jering, Teluk Kuantan, Kecamatan Kuantan Tengah,

Kabupaten Kuantan Singingi. Pemilihan lokasi ini didasari atas

147
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D dan
Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta CV, 2021), hlm. 23.
148
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D (Bandung: Alfabeta CV, 2019), hlm. 37.

39
40

pertimbangan dan alasan bahwa masalah-masalah yang dikaji peneliti ada

di lokasi ini.

3. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam

rangka pembuntutan sebagai sasaran.149 Subjek pada penelitian ini adalah

siswa kelas XI SMAN PINTAR, tahun ajaran 2022/2023, berjumlah 75

orang.

2. Objek penelitian

Objek adalah benda, hal dan sebagainya yang dijadikan sasaran

untuk diteliti, diperhatikan, dan sebagainya.150 Dari penelitian ini yang

menjadi objek penelitian adalah pengaruh Permainan Bingo Terhadap

kecerdasan emosional Siswa pada Mata Pelajaran PAI-BP Kelas XI di

SMA Negeri Pintar Riau tahun ajaran 2022/2023.

4. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.151 Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek

dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
149
Dapertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed.5, cet.3
(Jakarta:Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016).
150
Sugiyono, Metodologi… hlm. 793.
151
Ibid, hlm. 80.
41

yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimilki oleh subyek atau obyek itu. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri Pintar

Riau yang berjumlah 75 orang yang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 56

orang perempuan.

Tabel 3.1
Jumlah Populasi Penelitian
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
XI 1 7 18 25 Orang
XI 2 6 19 25 Orang
XI 3 6 19 25 Orang
Jumlah 19 56 75 Orang
Sumber: Data Tata Usaha (TU) SMAN Pintar Riau

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi

harus betul-betul representatif (mewakili).152

Adapun teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan yaitu

teknik total sampling. Sampel total merupakan teknik pengambilan

sampel dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel semua. 153 Oleh

karena itu, jumlah sampel di dalam penelitian ini adalah 75 orang siswa

yang merupakan seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri Pintar Riau.


152
Ibid, hlm. 81.
153
Nurwulan Purnasari, Metodologi Penelitian, (Indonesia: Guepedia, 2021), hlm. 79
42

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai peoses biologis dan psikologis. Dua diantara

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. 154 Peneliti

dengan observasi ini mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan

dengan kegiatan permainan bingo pada mata pelajaran PAI dan Budi

Pekerti kelas XI SMA Negeri Pintar Riau.

2. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan

berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan wawancara

adalah untuk mendapatkan informasi dimana sang pewawancara

mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh narasumber.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur,

dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun

menggunakan telepon.155 Peneliti dalam hal ini melakukan wawancara

terstruktur dengan 1 orang guru Pendidikan Agama Islam dan Budi

pekerti, dan 75 orang siswa Kelas XI SMAN Pintar Riau, yang dianggap

perlu.

3. Angket

154
Ibid, hlm. 145.
155
Ibid, hlm. 138.
43

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya.156

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket/kuisioner tipe

tertutup, yaitu kuisioner yang ditujukan kepada responden dengan cara

tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia menggunakan

model skala Likert.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.157 Dokumentasi ini untuk

memperoleh data yang bersifat dokumenter seperti profil SMA Negeri

Pintar Riau yang terdiri dari sejarah berdirinya, visi misi, keadaan tenaga

pendidik dan kependidikan, serta keadaan guru dan siswanya.

6. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis

dengan menggunakan rumus statistik berupa analisis regresi linear sederhana.

Untuk keperluan anlisis ini, penulis mengumpulkan dan mengolah data yang

diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap

pernyataan. Untuk bobot pada angket, peneliti menggunakan skala likert yang

interval skor jawabannya adalah 3, 4, 5, 6, dan 7. 158 Butir soal berupa


156
Ibid, hlm. 142.
157
Sandu Siyoto dan Ali Sodik. Dasar Metodologi Pendidikan (Yogyakarta: Literasi
Media Publishing), hlm. 65.
158
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D)… hlm. 139
44

pernyataan dengan kalimat positif, dengan urutan nilai tertinggi hingga yang

terendah dimuli dari jawaban “Selalu (S)” dengan skor 4, “Sering (S)” dengan

skor 3, “Jarang Sekali (JS)” dengan skor 2, dan “Tidak Pernah (TP), dengan

skor 1.

Tabel 3.2
Bobot Nilai Pada Angket Strategi Permainan Bingo Dan Kecerdasan
Emosional

Opsi Jawaban Skor


Selalu (S) 4
Sering (S) 3
Kadang-kadang (KK) 2
Tidak Pernah (TP) 1

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Regresi Linear Sederhana. Regresi Linear Sedarhana sendiri adalah model

untuk mencari pengaruh pada variabel bebas (X) terhadap variabel terikatnya

(Y).159 Dipilihnya Regresi Linear Sedarhana sebagai teknik analisis dalam

penelitian ini kerena jenis data yang digunakan adalah data interval. Jenis

data ini tergolong pada analisis statistik parametrik, yang salah satu rumusnya

Regresi Linear Sederhana.160 Model regresi tersebut dinyatakan dengan

persamaan sebagai berikut:

Ȳ = a + bX + e

e = Error/ tingkat kesalahan (kesalahan pengganggu)

159
Andi Supangat, Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan NonParametrik,
Cetakan Ke-IV, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm.334.
160
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,
Cetakan Ke-1, (Jakarta: Prenamedia Group, 2014), hlm. 256.
45

( Σx ) (Σy)
Σ ( xy )−
n
b= 2
(Σx)
( Σ x )−
2
n

Σy−bΣx
a=
n

Keterangan:

a = Intercept ( konstanta) dan b = Koefesien regresi

a = Nilai y taksiran pada saat x = 0

b = Koefesien regresi = yang menunjukan besarnya perubahan untuk


unit akibat adanya perubahan tiap satu unit x.

x = Independent variable / variabel bebas/ variabel yang


dipengaruhi variabel lain dalam hal ini variable b.

Ȳ = Dependent Variable/Variabel tidak bebas/variabel yang


dipengaruhi lain.
46

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Sekolah161

a. Data Umum

Identitas Sekolah:

Nama Sekolah : SMA Negeri Pintar

Tahun Berdiri : 2007

Status : Negeri

NSS :301091402003

NPSN :10403792

Izin Operasional : -Nomor :421.3/Dikpora/2007/761

-Tanggal : 04 Juni 2007

SK Pendirian : -Nomor : 7 Tahun 2010

-Tanggal : 10 Maret 2010

Program : Ilmu Pengetahuan Alam

Alamat Sekolah : -Provinsi : Riau

-Kabupaten : Kuantan Singingi

-Kecamatan : Kuantan Tengah

-Desa/Lurah : Sungai Jering

-Jalan : Proklamasi

-Kode Pos : 29562

161
Data TU(Tata Usaha) Sekolah SMAN Pintar

46
47

Telepon : 0760-561925

E-mail : smanpintar@yahoo.co.id

Website : smanpintar.sch.id

NPWP : 30.157.637.7.213.000

Nama NPWP :Bendahara SMA Negeri Pintar

Kabupaten Kuantan Singingi

2. Sejarah Sekolah162

SMA Pintar Kabupaten Kuantan Singingi adalah sebuah

lembaga pendidikan yang digagas oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Kuantan Singingi dibawah kepemimpinan Bupati H.

Sukarmis dan Wakil Bupati Drs. H. Mursini, M.Si yang berada di

kota Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau

dengan konsep Boarding School (berasrama) yang diperuntukkan

bagi peserta didik tamatan SLTP Kabupaten Kuantan Singingi

yang “miskin berprestasi” tanpa biaya atau gratis yang ditanggung

pembiayaan keseluruhannya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Kuantan Singingi.

Operasional sekolah ini berdasarkan izin Nomor;:

421.3/Dikpora/2007/761 tanggal 4 Juni 2007 dan memulai aktivitas

pembelajaran pertama kali pada tanggal 17 juli 2007, dengan

jumlah peserta didik angkatan pertama 61 orang yang berasal dari

12 kecamatan masing-masing 5 orang.

162
Ibid
48

Pada awal berdirinya sekolah ini masih memamfaatkan

tempat atau ruangan SKB dan SLB di desa Jake Kecamatan

Kuantan Tengah, karena bangunan sekolah SMA Pintar Kabupaten

Kuantan Singingi masih tahapan pembangunan. Untuk pertama

sekalinya sekolah ini dinakhodai oleh Bapak Drs. H. Yuli

Hermanto, MM sebagai Plt Kepala SMA Pintar Kabupaten

Kuantan Singingi dan Tenaga Pendidik 10 orang. Awalnya sekolah

ini masih berstatus swasta, maka pada tahun 2010 SMA Pintar

resmi menjadi Sekolah Negeri dengan nama SMA Negeri Pintar

Kabupaten Kuantan Singingi dengan SK Nomor : 7 Tahun 2010

tanggal 10 Maret 2010.

Bulan Februari 2011 SMA Negeri Pintar kabupaten Kuantan

Singingi pindah gedung SLB jake ke gedung baru yang telah

diresmikan pemakaiannya oleh Bapak Bupati Kuantan Singingi

tangal 24 Februari 2011 di tengah kota Teluk Kuantan Kabupaten

Kuantan Singingi dengan fasilitas yang memadai.

Pergantian Kepala Sekolah:

a. Plt . Drs. H. Yuli Hermanto, MM periode 2007-2008.

b. H. Zulhefis, S.Pd, MM periode 2008 – 2011

c. Familus, S.Pd, M.Pd periode 2012 sampai sekarang.

3. Visi, Misi, Tujuan, dan Motto SMA Negeri Pintar Riau163

163
Ibid
49

Visi

Berkarakter, Berprestasi, Melanjutkan

Misi

a. Terwujudnya pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta

didik yang berkarakter (18 karakter).

b. Terwujudnya pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta

didik yang berprestasi baik di tingkat daerah, nasional,

maupun internasional.

c. Terwujudnya lulusan yang melanjutkan pendidikan di

perguruan tinggi yang berkualitas di dalam maupun diluar

negeri.

Tujuan

a. Mempersiapkan peserta didik yang bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak mulia.

b. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang

berkepribadian cerdas, berkualitas dan berprestasi dalam

bidang olahraga dan seni.

c. Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan

teknologi informasi dan komunikasi serta mampu

mengembangkan diri secara mandiri.

d. Menanamkan peserta didik sikap ulet dan gigih dalam

berkompetensi,beradaptasi dengan lingkungan dan

mengembangkan sikap sportifitas.


50

e. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi agar mampu bersaing dan melanjutkan

kejenjang yang lebih tinggi.

Motto

“ PINTAR GENERASIKU, PINTAR BANGSAKU

4. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Tabel 4.1
Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Negeri Pintar Riau

Tempat Tanggal Status


No Nama JK NIP Jenis PTK
Lahir Lahir Kepegawaian

Familus, S.Pd, 19770502 200501 1 Kepala


1 L Koto Sentajo 02-Mei-77 PNS
M.Pd 011 Sekolah
Elni Yeti S.Pd, Teluk 19720128 199702 2
2 P 28-Jan-72 PNS Guru
M.M, M.Pd Kuantan 001
19730927 199702 1
3 Helmaheri, M.Pd L Pauh Angit 27-Sep-73 PNS Guru
001
Teluk 19770406 200604 2
4 Eri Yanti SE P 06-Apr-77 PNS Guru
Kuantan 030
17-Agust- 19770817 200604 1
5 Marlius M.Pd L Rengat PNS Guru
77 008
Teluk 19810208 200801 2
6 Yesi Erianti S.Pd P 08-Feb-81 PNS Guru
Kuantan 014
Teratak Air 19790910 201001 1
7 Subrantas S.Si L 10-Sep-79 PNS Guru
Hitam 009
Koto Teratak 19790604 200801 2
8 Hani Pusni S.Pd P 04-Jun-79 PNS Guru
Air Hitam 024
Teberau 19820223 200903 2
9 Risna Sastia ST P 23-Feb-82 PNS Guru
Panjang 004
Pintu Gobang 19830220 201001 1
10 Budi Wijaya S.ST L 20-Feb-83 PNS Guru
Kari 015
Jumitra Irawani 19850111 201001 2
11 P Muara Lembu 11-Jan-85 PNS Guru
S.Pd 019
Riska Yeni S.Pd, 19851109 201001 2
12 P Pulau Bayur 09-Nop-85 PNS Guru
M.Mat 020
Budi Muhammad 19861014 201001 1
13 L Koto Kari 14-Okt-86 PNS Guru
S.Pd 009
Pispian Rahman Pasar Baru 19821012 2010011
14 L 12-Okt-82 PNS Guru
S.Sn Pangean 011
Gina Andreliana 19861117 201002 2
15 P Tangkerang 17-Nop-86 PNS Guru
S.Pd 003
19860328 201001 0
16 Jupriadi S.Pd.I L Tebing Tinggi 28-Mar-86 PNS Guru
011
18-Agust- 19910881 201503 2
17 Widianita S.pd P Rengat Guru
91 005
Sri Rahayu , S.S, Teratak Air
18 P 01-Jan-81 Guru
MM Hitam
51

Riffi Maulidri Banjar Nan


19 L 11-Feb-87 Guru
S.Pd.I Tigo
Maiderawati S.Pd,
20 P Pantai 21-Mei-91 Guru
M.Pd
Arini Desmarinda Teluk
21 P 10-Sep-91 Guru
S.Pd Kuantan
Susfiarni Safitri
22 P Bandar Alai 18-Sep-91 Guru
S.Sn
Beringin
23 Ella Gustina S.Pd P 30-Okt-93 Guru
Taluk
Pricilia Cindiana Seberang
24 P 25-Mar-96 Guru
S.Pd taluk
Lubuk
25 Mexi Safrida S.Pd P 30-Mar-98 Guru
Terentang
19731231 199403 1
26 Alwi S.Pd L Petalongan 31-Des-73 PNS Pelaksana
009
17-Agust- Operator
27 Gusti Hutri P Kinali
87 Komputer
Operator
28 Riga Gunawan SE L Muara Lembu 04-Jan-91
Komputer
Titin Maidasari Operator
29 P Bukit Kauman 21-Mei-94
S.Pd Komputer
Rozi Winaldi Teluk Operator
30 L 25-Des-93
Reda S.Pd Kuantan Komputer
Meiyana Pulau Operator
31 P 15-Mei-90
Herawati, SH Komang Komputer
Koto Tuo Operator
32 Ratul Huzzah L 29-Mar-99
Kopah Komputer
Sri Ramadanis, Pulau Operator
33 P 22-Des-96
SE Kopuong Komputer
Teberau Petugas
34 Faridul Islam L 01-Apr-92
Panjang Pustaka
Pulau Petugas
35 Suti Sapriani , SJP P 28-Apr-96
Mungkur Pustaka
Tenaga
Rina Handayani
36 P Kebun Lado 07-Mei-85 Rekam
A.Md. Kep
Medis
Tenaga
37 Nurdiana AMK P Purba Tua 27-Jan-88 Rekam
Medis
38 Afrianto L Sawah Lunto 26-Jun-76 Satpam
Kuala
39 Bayu Rudiandi L 28-Mei-94 Satpam
Tunggal
Kampung
40 Edo Primustiawan L 17-Nop-00 Satpam
Baru Sentajo
Ardeni Teluk 10-Agust-
41 L Satpam
Oktaviandri Kuantan 92
Pulau
42 Nopriadi L 02-Jul-93 Satpam
Kopuong
Kampuong
43 Gatri L 30-Jul-85 Satpam
Baru Sentajo
25-Agust-
44 Arip Priaman L Kopah Satpam
87
45 Setiawan Wijaya L Pekanbaru 29-Okt-85 Satpam
46 Fahriadi L Koto Sentajo 01-Sep-95 Satpam
52

Guntung
47 Harlis Suhendra L 06-Feb-85 Satpam
Medan
Teratak Air
48 Zulheri L 10-Des-74 Satpam
Hitam
Kasbi Saputra pembina
49 L Teratak Jering 01-Apr-90
S.Pi Asrama
Diki Yuwanda pembina
50 L Medan 31-Mar-97
S.Pd Asrama
Delvia Rizka pembina
51 P Pekanbaru 16-Jan-96
Khairunnisa, SE Asrama
Nur Fira Mita Muaro pembina
52 P 09-Feb-97
Fitri, SP Tombang Asrama
Pulau Petugas
53 Safran S.HI L 05-Sep-83
Kopuong Mesjid
Muhammad Pulau Petugas
54 L 13-Mei-00
hendra Kopuong Mesjid
Pulau Petugas
55 Arni Wati P 20-Jan-77
Komang Kebersihan
Pulau 09-Agust- Petugas
56 Serdawati P
Komang 77 Kebersihan
Muaro Petugas
57 Helpi Sukaisih P 12-Sep-83
Sentajo Kebersihan
Pulau Petugas
58 Irawati P 04-Okt-77
Komang Kebersihan
Kampuong Petugas
59 Erningsih P 05-Sep-79
Baru Sentajo Kebersihan
Pulau Petugas
60 Hairati P 15-Mei-76
Komang Kebersihan
Petugas
61 Ekawanis P Sentajo 16-Jun-68
Kebersihan
Pulau Petugas
62 Putri Yeni P 07-Jun-79
Komang Kebersihan
Pulau Petugas
63 Yusnalinda P 17-Jul-89
Komang Kebersihan
Kampuong Petugas
64 Marnis P 17-Mar-69
Baru Sentajo Kebersihan
Pulau Petugas
65 Mustika Deliana P 11-Sep-79
Komang Kebun
Pulau Petugas
66 Ferbri Indrawan L 30-Nop-90
Kopuong Kebun
Petugas
67 Jasmadi L Koto Sentajo 10-Feb-69
Kebun
Petugas
68 Sardipon L Padang Kunik 01-Jul-86
Kebun
Sumber: Tata Usaha(TU) SMA Negeri Pintar Riau

5. Keadaan Siswa

Tabel 4.2
Keadaan Siswa Kelas X-XII SMA Negeri Pintar Riau
53

Siswa
No Kelas Siswa Laki-laki Jumlah
Perempuan

1 X 20 55 75
2 XI 12 63 75
3 XII 22 53 75
Jumlah 54 171 225
Sumber: Tata Usaha(TU) SMA Negeri Pintar Riau

6. Keadaan Prasarana

Tabel 4.3
Keadaan Prasarana

No Nama Sarana Jumlah


1 Ruang Teori/Kelas 12
2 Laboratorium Kimia 1
3 Laboratorium Fisika 1
4 Laboratorium Biologi 1
5 Laboratorium Bahasa 1
6 Laboratorium Komputer 1
7 Ruang Perpustakaan 1
8 Ruang Multimedia 1
9 Ruang Pusat Sumber Belajar 1
10 Ruang Keterampilan 1
11 Ruang Serba Guna/Aula 1
12 Ruang UKS 1
13 Ruang Koperasi/Toko 1
14 Ruang BP/BK 1
15 Ruang Kepala Sekolah 1
16 Ruang Wk Kepsek 1
17 Ruang Guru 1
18 Ruang Tata Usaha 1
19 Ruang OSIS 1
20 Ruang Esktrakurikuler 1
21 Kamar Mandi Guru Laki-laki 2
22 Kamar Mandi Guru Perempuan 2
23 Kamar Mandi Siswa Laki-laki 8
24 Kamar Mandi Siswa Perempuan 8
25 Ruang Ibadah 1
26 Rumah Dinas Kepsek 1
54

27 Rumah Dinas Guru 22


28 Asrama Siswa 4
29 Ruang Olahraga 1
30 Dapur/Pantry 1
31 Kantin 1
32 Lapangan Olahraga/Upacara 1
33 Tempat Parkir 3
Sumber: Tata Usaha(TU) SMA Negeri Pintar Riau

B. Penyajian Data

Data yang penulis sajikan dalam penelitian ini diambil dari

Siswa/Siswi Kelas XI SMA Negeri Pintar Riau dengan jumlah 75

orang. Data primer bersumber dari dua angket, yaitu 9 butir pernyataan

untuk variabel X (Permainan Bingo) dan 29 butir pernyataan untuk

variabel Y (Kecerdasan Emosional) untuk dianalisis dalam menjawab

rumusan masalah adakah pengaruh Permainan Bingo terhadap

Kecerdasan Emosional Siswa. Sedangkan data sekunder, penulis

peroleh dari hasil wawancara serta dokumentasi sebagai data

pendukung mengenai variabel Permainan Bingo dan Kecerdasan

Emosional siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam dan budi

pekerti kelas XI SMA Negeri Pintar Riau.

Tabel 4.4
Jumlah Siswa Kelas XI SMA Negeri Pintar Riau yang menjadi Sampel
Penelitian

No Kelas sampel (N) Jenis Kelamin


55

Laki-laki Perempuan

1 XI1 25 7 18
2 XI2 25 6 19
3 XI3 25 6 19
Total 75 19 56
Presentase 100% 25% 75%
Sumber: DataHasil Pengolahan data tahun 2022

Berdasarkan tabel diatas, dapat dipahami bahwa jumlah

responden terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 56 atau 75%

dari total sampel penelitian ini. Kemudian, jumlah sampel masing-

masing kelas adalah 25 orang siswa dengan total sampel yang diambil

seluruhnya adalah 75 orang siswa.

Penelitian ini berjenis kuantitatif asosiatif kausal, yakni mencari

pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Dari pengisian angket dan

pengumpulan data kemudian diolah dengan rumus Regresi Linear

Sederhana maka akan dapat dilihat apakah Permainan Bingo

mempengaruhi Kecerdasan Siswa atau tidak.

Berdasarkan hasil pengolahan data angket variabel X terkait

“Permainan Bingo” didapatlah rekapitulasi data sebagai berikut:

1. Permainan Bingo( Variabel X)

Tabel 4.5
56

Guru menyusun pertanyaan sebanyak 25 pertanyaan pada kartu sesuai


dengan materi yang telah disampaikan

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 30 40,0 %
B Sering 21 28,0 %
C Kadang-Kadang 18 24,0 %
D Tidak Pernah 6 8,0 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel X

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 40,0 % atau 30

siswa menjawab selalu, 28,0 % atau 21 siswa menjawab sering, 24,0%

atau 18 siswa menjawab kadang-kadang, 8,0 % atau 6 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa Guru selalu menyusun

pertanyaan sebanyak 25 pertanyaan pada kartu sesuai dengan materi yang

telah disampaikan.

Tabel 4.6
Guru menyiapkan kartu Permainan Bingo yang siap pakai; bukan
membuatnya saat akan dimainkan.

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 28 37,3 %
B Sering 15 20,0 %
C Kadang-Kadang 15 20,0 %
D Tidak Pernah 17 22,7 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel X

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 37,3 % atau 28

siswa menjawab selalu, 20,0 % atau 15 siswa menjawab sering, 20,0 %

atau 15 siswa menjawab kadang-kadang, 22,7 % atau 17 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi


57

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa guru selalu menyiapkan

kartu Permainan Bingo yang siap pakai; bukan membuatnya saat akan

dimainkan.

Tabel 4.7
Guru menyusun kartu yang berisi pertanyaan menjadi lima tumpukan
sesuai dengan jumlah huruf pada kata B-I-N-G-O

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 26 34,7 %
B Sering 20 26,7 %
C Kadang-Kadang 14 18,7 %
D Tidak Pernah 15 20,0 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel X

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 34,7 % atau 26

siswa menjawab selalu, 26,7 % atau 20 siswa menjawab sering, 18,7 %

atau 14 siswa menjawab kadang-kadang, 20,0 % atau 15 siswa

menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

jawaban tertinggi terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa

guru selalu menyusun kartu yang berisi pertanyaan menjadi lima

tumpukan sesuai dengan jumlah huruf pada kata B-I-N-G-O.

Tabel 4.8
Guru membacakan pertanyaan yang tercantum pada kartu sesuai dengan
angka yang didapat siswa

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 39 52,0 %
B Sering 13 17,3 %
C Kadang-Kadang 9 12,0 %
D Tidak Pernah 14 18,7 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel X
58

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 52,0 % atau 39

siswa menjawab selalu, 17,3 % atau 13 siswa menjawab sering, 12,0%

atau 9 siswa menjawab kadang-kadang, 18,7 % atau 14 siswa

menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

jawaban tertinggi terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa

guru selalu membacakan pertanyaan yang tercantum pada kartu sesuai

dengan angka yang didapat siswa.

Tabel 4.9
Siswa yang memiliki nomor sesuai kartu pertanyaan diberikan
kesempatan menjawab oleh guru.

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 32 42,7 %
B Sering 20 26,7 %
C Kadang-Kadang 8 10,7 %
D Tidak Pernah 15 20,0 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel X

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 42,7 % atau 32

siswa menjawab selalu, 26,7 % atau 20 siswa menjawab sering, 10,7%

atau 8 siswa menjawab kadang-kadang, 20,0 % atau 15 menjawab tidak

pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa Siswa yang memiliki

nomor sesuai kartu pertanyaan selalu diberikan kesempatan menjawab

oleh guru.

Tabel 4.10
Siswa yang jawabannya benar berhak mengisi celah oleh guru.

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


59

A Selalu 38 50,7 %
B Sering 12 16,0 %
C Kadang-Kadang 9 12,0 %
D Tidak Pernah 16 21,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel X

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 50,7 % atau 38

siswa menjawab selalu, 16,0 % atau 12 siswa menjawab sering, 12,0 %

atau 9 siswa menjawab kadang-kadang, 21,3 % atau 16 siswa

menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

jawaban tertinggi terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa

Siswa yang jawabannya benar selalu berhak mengisi celah oleh guru.

Tabel 4.11
Siswa yang jawabannya salah tidak berhak mengisi celah oleh guru.

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 33 44,0 %
B Sering 17 22,7 %
C Kadang-Kadang 9 12,0 %
D Tidak Pernah 16 21,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel X

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 44,0 % atau 33

siswa menjawab selalu, 22,7 % atau 17 siswa menjawab sering, 12,0 %

atau 9 siswa menjawab kadang-kadang, 21,3 % atau 16 siswa

menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

jawaban tertinggi terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa

Siswa yang jawabannya salah selalu tidak berhak mengisi celah oleh

guru.
60

Tabel 4.12
Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar secara vertikal,
horizontal, maupun diagonal, guru membolehkan mereka untuk
meneriakkan kata “Bingo”.

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 29 37,8 %
B Sering 14 18,7 %
C Kadang-Kadang 18 24,0 %
D Tidak Pernah 14 18,7 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel X

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 37,8 % atau 29

siswa menjawab selalu, 18,7 % atau 14 siswa menjawab sering, 24,0 %

atau 18 siswa menjawab kadang-kadang, 18,7 % atau 14 siswa

menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

jawaban tertinggi terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa

Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar secara vertikal,

horizontal, maupun diagonal, guru selalu membolehkan mereka untuk

meneriakkan kata “Bingo”.

Tabel 4.13
Siswa yang mencapai lima jawaban benar ditetapkan sebagai pemenang
oleh guru dalam Permainan Bingo.
Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
A Selalu 38 50,7 %
B Sering 17 22,7 %
C Kadang-Kadang 7 9,3 %
D Tidak Pernah 13 17,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel X

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 50,7 % atau 38

siswa menjawab selalu, 22,7 % atau 17 siswa menjawab sering, 9,3 %


61

atau 7 menjawab kadang-kadang, 17,3 % atau 13 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban

tertinggi terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa siswa yang

mencapai lima jawaban benar selalu ditetapkan sebagai pemenang oleh

guru dalam Permainan Bingo.

Tabel 4.14
Rekapitulasi Angket Variabel X

Valid Komulatif
Frekuensi Persen
Persen Persen
9 5 6.7% 6.7% 6.7%
10 1 1.3% 1.3% 8.0%
11 1 1.3% 1.3% 9.3%
12 5 6.7% 6.7% 16.0%
16 1 1.3% 1.3% 17.3%
17 1 1.3% 1.3% 18.7%
18 6 8.0% 8.0% 26.7%
19 1 1.3% 1.3% 28.0%
20 1 1.3% 1.3% 29.3%
21 2 2.7% 2.7% 32.0%
23 1 1.3% 1.3% 33.3%
24 1 1.3% 1.3% 34.7%
Valid
25 1 1.3% 1.3% 36.0%
26 4 5.3% 5.3% 41.3%
27 2 2.7% 2.7% 44.0%
28 1 1.3% 1.3% 45.3%
29 1 1.3% 1.3% 46.7%
30 6 8.0% 8.0% 54.7%
31 4 5.3% 5.3% 60.0%
32 5 6.7% 6.7% 66.7%
33 10 13.3% 13.3% 80.0%
34 5 6.7% 6.7% 86.7%
36 10 13.3% 13.3% 100.0%
Total 75 100.0% 100.0%
Sumber: Data rekapitulasi angket variabel X
62

Berdasarkan tabel hasil rekapitulasi angket variabel X di atas

diketahui bahwa, jumlah skor tertinggi adalah 36 dengan frekuensi 10

orang siswa atau 13,3%, sedangkan jumlah skor terendah adalah 9

dengan frekuensi 5 orang siswa atau 6,7%.

2. Kecerdasan Emosional (Variabel Y)

Tabel 4.15
Saya menyadari perubahan emosi tanpa alasan tertentu seperti tiba-
tiba khawatir atau tiba-tiba sedih

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 13 17,3 %
B Sering 28 37,3 %
C Kadang-Kadang 26 34,7 %
D Tidak Pernah 8 10,7 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 17,3 % atau 13

siswa menjawab selalu, 37,3 % atau 28 siswa menjawab sering, 34,7 %

atau 26 siswa menjawab kadang-kadang, 10,7 % atau 8 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa siswa sering menyadari

perubahan emosi tanpa alasan tertentu seperti tiba-tiba khawatir atau tiba-

tiba sedih.

Tabel 4.16
Saya merasa mampu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam
belajar.
63

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 23 30,7 %
B Sering 44 58,7 %
C Kadang-Kadang 8 10,7 %
D Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 30,7 % atau 23

siswa menjawab selalu, 58,7 % atau 44 siswa menjawab sering, 10,7 %

atau 8 siswa menjawab kadang-kadang, 0 % atau 0 siswa menjawab tidak

pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa siswa sering merasa

mampu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam belajar.

Tabel 4.17
Saya dapat memperkirakan diri mampu atau tidak mengerjakan tugas-
tugas belajar.

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 39 52,0 %
B Sering 34 45,3 %
C Kadang-Kadang 2 2,7 %
D Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 52,0 % atau 39

siswa menjawab selalu, 45,3 % atau 34 siswa menjawab sering, 2,7 % atau

2 siswa menjawab kadang-kadang, 0 % atau 0 siswa menjawab tidak

pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa siswa selalu dapat

memperkirakan diri mampu atau tidak mengerjakan tugas-tugas belajar.


64

Tabel 4.18
Saya tidak meragukan kemampuan diri sendiri dalam menuntaskan tugas
belajar maupun ujian

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 31 41,3%
B Sering 23 30,7%
C Kadang-Kadang 17 22,7%
D Tidak Pernah 4 5,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 41,3 % atau 31

siswa menjawab selalu, 30,7 % atau 23 siswa menjawab sering, 22,7 %

atau 17 siswa menjawab kadang-kadang, 5,3 % atau 4 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa siswa selalu tidak

meragukan kemampuan diri sendiri dalam menuntaskan tugas belajar

maupun ujian.

Tabel 4.19
Saya tidak menyontek atau menyalin jawaban teman saat ujian karena
yakin dengan kemampuan sendiri

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 40 53,3 %
B Sering 28 37,3 %
C Kadang-Kadang 6 8,0 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 53,3 % atau 40

siswa menjawab selalu, 37,3 % atau 28 siswa menjawab sering, 8,0 % atau

6 siswa menjawab kadang-kadang, 1,3 % atau 1 siswa menjawab tidak

pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi


65

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa siswa selalu tidak

menyontek atau menyalin jawaban teman saat ujian karena yakin dengan

kemampuan sendiri.

Tabel 4.20
Saya berani bertanya, berargumen atau pun menjelaskan materi
pembelajaran jika diminta oleh guru

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 29 38,7 %
B Sering 23 30,7 %
C Kadang-Kadang 23 30,7 %
D Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 38,7 % atau 29

siswa menjawab selalu, 30,7 % atau 23 siswa menjawab sering, 30,7 %

atau 23 siswa menjawab kadang-kadang, 0 % atau 0 siswa menjawab tidak

pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa siswa selalu berani

bertanya, berargumen atau pun menjelaskan materi pembelajaran jika

diminta oleh guru.

Tabel 4.21
Saya bersabar bila menghadapi kesulitan dalam belajar.

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 38 50,7 %
B Sering 23 30,7 %
C Kadang-Kadang 14 18,7 %
D Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 75 100 %
Berdasarkan
Sumber:Data tabel variabel
olahan angket di atas dapat diketahui bahwa, 50,7 % atau 38

Y siswa menjawab selalu, 30,7 % atau 23 siswa menjawab sering, 18,7 %


66

atau 14 siswa menjawab kadang-kadang, 0 % atau 0 siswa menjawab tidak

pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa siswa selalu bersabar

bila menghadapi kesulitan dalam belajar.

Tabel 4.22
saya lebih cepat merasa tenang apabila diserang panik dalam menghadapi
tantangan belajar yang sulit

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 18 24,0 %
B Sering 25 33,3 %
C Kadang-Kadang 29 38,7 %
D Tidak Pernah 3 4,0 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 24,0 % atau 18

siswa menjawab selalu, 33,3 % atau 25 siswa menjawab sering, 38,7 %

atau 29 siswa menjawab kadang-kadang, 4,0 % atau 3 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option C yang menunjukkan bahwa siswa kadang-kadang

lebih cepat merasa tenang apabila diserang panik dalam menghadapi

tantangan belajar yang sulit.

Tabel 4.23
Saya menyiapkan diri agar tidak larut dalam kekecewaan apabila gagal
dalam pembelajaran atau ujian

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 39 52,0 %
B Sering 32 42,7 %
C Kadang-Kadang 4 5,3 %
D Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y
67

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 52,0 % atau 39

siswa menjawab selalu, 42,7 % atau 32 siswa menjawab sering, 5,3 % atau

4 siswa menjawab kadang-kadang, 0 % atau 0 siswa menjawab tidak

pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa siswa selalu menyiapkan

diri agar tidak larut dalam kekecewaan apabila gagal dalam pembelajaran

atau ujian.

Tabel 4.24
Saya tidak kesulitan menyesuaikan diri dalam berbagai metode dan
aktivitas belajar

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 25 33,3 %
B Sering 34 45,3 %
C Kadang-Kadang 14 18,7 %
D Tidak Pernah 2 2,7 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 33,3 % atau 25

siswa menjawab selalu, 45,3 % atau 34 siswa menjawab sering, 18,7 %

atau 14 siswa menjawab kadang-kadang, 2,7 % atau 2 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa siswa sering tidak

kesulitan menyesuaikan diri dalam berbagai metode dan aktivitas belajar.

Tabel 4.25
Saya memikirkan apa yang harus saya lakukan sehingga tahu apa yang
saya inginkan dalam aktivitas belajar

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


68

A Selalu 36 48,0 %
B Sering 30 40,0 %
C Kadang-Kadang 8 10,7 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 48,0 % atau 36

siswa menjawab selalu, 40,0 % atau 30 siswa menjawab sering, 10,7 %

atau 8 siswa menjawab kadang-kadang, 1,3 % atau 1 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa siswa selalu memikirkan

apa yang harus mereka lakukan sehingga tahu apa yang mereka inginkan

dalam aktivitas belajar.

Tabel 4.26
Saya segera menyelesaikan tugas belajar yang sudah saya rencanakan
dengan tidak mengulur-ulur waktu

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 21 28,0 %
B Sering 35 46,7 %
C Kadang-Kadang 19 25,3 %
D Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 28,0 % atau 21

siswa menjawab selalu, 46,0 % atau 35 siswa menjawab sering, 25,3 %

atau 19 siswa menjawab kadang-kadang, 0 % atau 0 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa siswa sering segera


69

menyelesaikan tugas belajar yang sudah saya rencanakan dengan tidak

mengulur-ulur waktu.

Tabel 4.27
Saya tertarik pada aktivitas belajar yang menuntut saya memberikan
gagasan

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 21 28,0 %
B Sering 34 45,3 %
C Kadang-Kadang 19 25,3 %
D Tidak Pernah 1 1,3%
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 28,0 % atau 21

siswa menjawab selalu, 45,3 % atau 34 siswa menjawab sering, 25,3 %

atau 19 siswa menjawab kadang-kadang, 1,3 % atau 1 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa siswa sering tertarik

pada aktivitas belajar yang menuntut mereka memberikan gagasan.

Tabel 4.28
Saya melakukan introspeksi untuk menemukan kembali hal-hal yang
penting dalam belajar.

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 27 36,0 %
B Sering 42 56,0 %
C Kadang-Kadang 6 8,0 %
D Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 36,0 % atau 27

siswa menjawab selalu, 56,0 % atau 42 siswa menjawab sering, 8,0 % atau

6 siswa menjawab kadang-kadang, 0 % atau 0 siswa menjawab tidak


70

pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa siswa sering melakukan

introspeksi untuk menemukan kembali hal-hal yang penting dalam belajar.

Tabel 4.29
Saya merasa tidak takut gagal dalam pembelajaran maupun
menyelesaikan tugas-tugasnya

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 24 32,0 %
B Sering 32 42,7 %
C Kadang-Kadang 18 24,0 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 32,0 % atau 24

siswa menjawab selalu, 42,7 % atau 32 siswa menjawab sering, 24,0 %

atau 18 siswa menjawab kadang-kadang, 1 % atau 1,3 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa siswa sering merasa

tidak takut gagal dalam pembelajaran maupun menyelesaikan tugas-

tugasnya.

Tabel 4.30
Saya tetap merasa yakin dapat menyelesaikan tantangan di dalam belajar
meskipun pernah gagal berkali-kali

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 36 48,0 %
B Sering 24 32,0 %
C Kadang-Kadang 15 20,0 %
D Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y
71

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 48,0 % atau 36

siswa menjawab selalu, 32,0 % atau 24 siswa menjawab sering, 20,0 %

atau 15 siswa menjawab kadang-kadang, 0 % atau 0 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa siswa selalu tetap

merasa yakin dapat menyelesaikan tantangan di dalam belajar meskipun

pernah gagal berkali-kali.

Tabel 4.31
Meskipun mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas dan memahami
materi belajar, saya tetap terus mencoba menyelesaikannya

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 30 40,0 %
B Sering 39 52,0 %
C Kadang-Kadang 5 6,7 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 40,0 % atau 30

siswa menjawab selalu, 52,0 % atau 39 siswa menjawab sering, 6,7 % atau

5 siswa menjawab kadang-kadang, 1,3 % atau 1 siswa menjawab tidak

pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa meskipun mengalami

kesulitan dalam mengerjakan tugas dan memahami materi belajar, siswa

sering tetap terus mencoba menyelesaikannya.


72

Tabel 4.32
Saya mengetahui apa yang teman-teman tidak sukai dari saya ketika
sedang belajar di dalam kelas

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 29 38,7 %
B Sering 27 36,0 %
C Kadang-Kadang 17 22,7 %
D Tidak Pernah 2 2,7 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 38,7 % atau 29

siswa menjawab selalu, 36,0 % atau 27 siswa menjawab sering, 22,7 %

atau 17 siswa menjawab kadang-kadang, 2,7% atau 2 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa siswa selalu mengetahui

apa yang teman-teman tidak sukai dari dirinya ketika sedang belajar di

dalam kelas.

Tabel 4.33
Saya dapat memahami perasaan teman-teman yang sedang kesulitan
dalam belajar

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 25 33,3 %
B Sering 32 42,7 %
C Kadang-Kadang 17 22,7 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 33,3 % atau 25

siswa menjawab selalu, 42,7 % atau 32 siswa menjawab sering, 22,7 %

atau 17 siswa menjawab kadang-kadang, 1,3 % atau 1 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi


73

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa siswa sering dapat

memahami perasaan teman-teman yang sedang kesulitan dalam belajar.

Tabel 4.34
Saya membantu teman yang kesulitan dalam belajar, tetapi tidak
memberikan contekan

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 26 34,7 %
B Sering 35 46,7 %
C Kadang-Kadang 14 18,7 %
D Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 34,7 % atau 26

siswa menjawab selalu, 46,7 % atau 35 siswa menjawab sering, 18,7 %

atau 14 siswa menjawab kadang-kadang, 0 % atau 0 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa siswa sering membantu

teman yang kesulitan dalam belajar, tetapi tidak memberikan contekan.

Tabel 4.35
Ketika teman-teman memiliki masalah belajar, saya berinisiatif
membantu mereka

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 17 22,7 %
B Sering 46 61,3 %
C Kadang-Kadang 11 14,7 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 22,7 % atau 17

siswa menjawab selalu, 61,3 % atau 46 siswa menjawab sering, 14,7 %

atau 11 siswa menjawab kadang-kadang, 1,3 % atau 1 siswa menjawab


74

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa siswa sering berinisiatif

membantu teman-temannya yang memiliki masalah belajar.

Tabel 4.36
Saya menghargai dan menerima perbedaan pendapat dengan teman-
teman di dalam belajar

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 43 57,3 %
B Sering 30 40,0 %
C Kadang-Kadang 1 1,3 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 57,3 % atau 43

siswa menjawab selalu, 40,0 % atau 30 siswa menjawab sering, 1,3 % atau

1 siswa menjawab kadang-kadang, 1,3 % atau 1 siswa menjawab tidak

pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa siswa selalu menghargai

dan menerima perbedaan pendapat dengan teman-teman di dalam belajar.

Tabel 4.37
Saya tidak kesulitan memulai diskusi belajar dengan teman-teman.

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 29 38,7 %
B Sering 39 52,0 %
C Kadang-Kadang 6 8.0 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 38,7 % atau 29

siswa menjawab selalu, 52,0 % atau 39 siswa menjawab sering, 8,0 % atau
75

6 siswa menjawab kadang-kadang, 1,3 % atau 1 siswa menjawab tidak

pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa siswa sering tidak

kesulitan memulai diskusi belajar dengan teman-teman.

Tabel 4.38
Saya tidak merasa tertekan ketika dalam proses pembelajaran dalam
diskusi maupun presentasi

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 39 52,0 %
B Sering 23 30,7 %
C Kadang-Kadang 13 17,3 %
D Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 52,0 % atau 39

siswa menjawab selalu, 30,7 % atau 23 siswa menjawab sering, 17,3 %

atau 13 siswa menjawab kadang-kadang, 0 % atau 0 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa siswa selalu tidak

merasa tertekan ketika dalam proses pembelajaran dalam diskusi maupun

presentasi.

Tabel 4.39
Saya menerima masukan dan kritik dari teman-teman saat belajar
dengan pikiran terbuka

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 41 54,7 %
B Sering 28 37,7 %
C Kadang-Kadang 6 8,0 %
D Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y
76

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 54,7 % atau 41

siswa menjawab selalu, 37,7 % atau 28 siswa menjawab sering, 8,0 % atau

6 siswa menjawab kadang-kadang, 0 % atau 0 siswa menjawab tidak

pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option A yang menunjukkan bahwa siswa selalu menerima

masukan dan kritik dari teman-teman saat belajar dengan pikiran terbuka.

Tabel 4.40
Saya mengesampingkan permasalahan pribadi dengan teman-teman kelas
jika sedang berkegiatan dalam belajar kelompok

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 32 42,7 %
B Sering 32 42,7 %
C Kadang-Kadang 10 13,3 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 42,7 % atau 32

siswa menjawab selalu, 42,7 % atau 32 siswa menjawab sering, 13,3 %

atau 10 siswa menjawab kadang-kadang, 1,3 % atau 1 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option A dan B yang menunjukkan bahwa siswa selalu dan

sering mengesampingkan permasalahan pribadi dengan teman-teman kelas

jika sedang berkegiatan dalam belajar kelompok.

Tabel 4.41
Saya merangkul teman-teman agar aktif dan mau bersumbangsih dalam
kegiatan diskusi belajar

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 18 24,0 %
B Sering 44 58,7 %
77

C Kadang-Kadang 13 17,3 %
D Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 24,0 % atau 18

siswa menjawab selalu, 58,7 % atau 44 siswa menjawab sering, 17,3 %

atau 13 siswa menjawab kadang-kadang, 0 % atau 0 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa siswa sering merangkul

teman-teman agar aktif dan mau bersumbangsih dalam kegiatan diskusi

belajar.

Tabel 4.42
Saya mampu mengorganisasi suatu kelompok belajar

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 24 32,0%
B Sering 39 52,0 %
C Kadang-Kadang 12 16,0 %
D Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 32,0 % atau 24

siswa menjawab selalu, 52,0 % atau 39 siswa menjawab sering, 16,0 %

atau 12 siswa menjawab kadang-kadang, 0 % atau 0 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa siswa sering mampu

mengorganisasi suatu kelompok belajar.


78

Tabel 4.43
Saya mampu memotivasi suatu kelompok belajar

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 21 28,0%
B Sering 39 52,0 %
C Kadang-Kadang 13 17,3 %
D Tidak Pernah 2 2,7 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket variabel Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, 28,0 % atau 21

siswa menjawab selalu, 52,0 % atau 39 siswa menjawab sering, 17,3 %

atau 13 siswa menjawab kadang-kadang, 2,7 % atau 2 siswa menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi

terdapat pada option B yang menunjukkan bahwa siswa sering mampu

memotivasi suatu kelompok belajar.

Tabel 4.44
Rekapitulasi Angket Variabel Y

Frekuens Persen Valid Komulatif


i Persen Persen

67 1 1.3% 1.3 1.3%


74 1 1.3% 1.3 2.7%
77 2 2.7% 2.7 5.3%
78 1 1.3% 1.3 6.7%
79 1 1.3% 1.3 8.0%
80 3 4.0% 4.0 12.0%
81 3 4.0% 4.0 16.0%
Valid
82 1 1.3% 1.3 17.3%
83 2 2.7% 2.7 20.0%
84 3 4.0% 4.0 24.0%
85 1 1.3% 1.3 25.3%
86 2 2.7% 2.7 28.0%
87 2 2.7% 2.7 30.7%
88 1 1.3% 1.3 32.0%
79

89 1 1.3% 1.3 33.3%


90 2 2.7% 2.7 36.0%
91 4 5.3% 5.3 41.3%
92 1 1.3% 1.3 42.7%
93 5 6.7% 6.7 49.3%
94 4 5.3% 5.3 54.7%
95 4 5.3% 5.3 60.0%
96 5 6.7% 6.7 66.7%
97 4 5.3% 5.3 72.0%
98 3 4.0% 4.0 76.0%
99 1 1.3% 1.3 77.3%
100 1 1.3% 1.3 78.7%
101 4 5.3% 5.3 84.0%
102 1 1.3% 1.3 85.3%
103 2 2.7% 2.7 88.0%
104 3 4.0% 4.0 92.0%
105 1 1.3% 1.3 93.3%
106 3 4.0% 4.0 97.3%
107 1 1.3% 1.3 98.7%
116 1 1.3% 1.3 100.0%
Total 75 100% 100%
Sumber: Data rekapitulasi angket variabel Y

Berdasarkan tabel hasil rekapitulasi angket variabel Y di atas

diketahui bahwa, jumlah skor tertinggi adalah 116 dengan frekuensi 1,3%

atau 1 orang siswa, jumlah terendah adalah 67dengan frekuensi 1,3%.

Selanjutnya, untuk penyajian data wawancara terstruktur yang

peneliti lakukan kepada seluruh sampel penelitian yang merupakan data

sekunder di dalam penelitian ini, dapat dilihat pada keterangan berikut:

Tabel 4.45
Apakah guru berusaha untuk menuntaskan penyampaian materi
sebelum memulai permainan Bingo

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 46 61,3 %
B Sering 27 36,0 %
C Kadang-Kadang 2 2,7 %
80

D Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket wawancara terstruktur siswa

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 75 orang sampel

penelitian yang diwawancarai, paling banyak menjawab "Selalu" ketika

diberi pertanyaan tentang apakah guru berusaha untuk menuntaskan

penyampaian materi sebelum memulai permainan Bingo, yakni

sebanyak 46 orang atau 61,3% dari 75 orang sampel penelitian.

Tabel 4.46
Apakah guru PAI dan Budi Pekerti terlihat berusaha agar
siswanya dapat berpartisipasi dalam permainan Bingo

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 54 72,0 %
B Sering 19 25,3 %
C Kadang-Kadang 1 1,3 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket wawancara terstruktur siswa

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 75 orang sampel

penelitian yang diwawancarai, paling banyak menjawab "Selalu" ketika

diberi pertanyaan tentang apakah guru PAI dan Budi Pekerti terlihat

berusaha agar siswanya dapat berpartisipasi dalam permainan Bingo,

yakni sebanyak 54 orang atau 72,0% dari 75 orang sampel penelitian.


81

Tabel 4.47
Apakah siswa terlihat berusaha memperhatikan dengan seksama
pembelajaran sejak awal guru mulai menyampaikan materi sampai
dengan memulai permainan Bingo

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 52 69,3 %
B Sering 21 28,0 %
C Kadang-Kadang 1 1,3 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket wawancara terstruktur siswa

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 75 orang sampel

penelitian yang diwawancarai, paling banyak menjawab "Selalu" ketika

diberi pertanyaan tentang apakah siswa terlihat berusaha

memperhatikan dengan seksama pembelajaran sejak awal guru mulai

menyampaikan materi sampai dengan memulai permainan Bingo, yakni

sebanyak 52 orang atau 69,3% dari 75 orang sampel penelitian.

Tabel 4.48
Apakah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti berusaha memberikan apresiasi kepada siswa yang
berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan permainan Bingo

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 44 58,7 %
B Sering 27 36,0 %
C Kadang-Kadang 3 4,0 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket wawancara terstruktur siswa

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 75 orang sampel

penelitian yang diwawancarai, paling banyak menjawab "Selalu" ketika

diberi pertanyaan tentang apakah guru mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti berusaha memberikan apresiasi kepada


82

siswa yang berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan permainan

Bingo, yakni sebanyak 44 orang 58,7% dari 75 orang sampel penelitian.

Tabel 4.49
Apakah menurut anda setiap kali berpartisipasi dalam permainan
Bingo hal tersebut membuat kondisi emosional anda merasa baik

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 35 46,7 %
B Sering 33 44,0 %
C Kadang-Kadang 6 8,0 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket wawancara terstruktur siswa

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 75 orang sampel

penelitian yang diwawancarai, paling banyak menjawab "Selalu" ketika

diberi pertanyaan tentang apakah menurut anda setiap kali

berpartisipasi dalam permainan Bingo hal tersebut membuat kondisi

emosional anda merasa baik, yakni sebanyak 35 orang atau 46,7% dari

75 orang sampel penelitian.

Tabel 4.50
Apakah teman-teman di kelas terlihat berusaha untuk saling
bekerja sama dalam pembelajaran

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 46 61,3 %
B Sering 27 36,0 %
C Kadang-Kadang 1 1,3 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket wawancara terstruktur siswa

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 75 orang sampel

penelitian yang diwawancarai, paling banyak menjawab "Selalu" ketika

diberi pertanyaan tentang apakah teman-teman di kelas terlihat


83

berusaha untuk saling bekerja sama dalam pembelajaran, yakni

sebanyak 46 orang 61,3% dari 75 orang sampel penelitian.

Tabel 4.51
Apakah ketika dalam proses pembelajaran siswa terlihat berusaha
untuk saling membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam
memahami materi belajar
Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
A Selalu 40 53,3 %
B Sering 20 26,7 %
C Kadang-Kadang 14 18,7 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket wawancara terstruktur siswa

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 75 orang sampel

penelitian yang diwawancarai, paling banyak menjawab "Selalu" ketika

diberi pertanyaan tentang apakah ketika dalam proses pembelajaran

siswa terlihat berusaha untuk saling membantu temannya yang

mengalami kesulitan dalam memahami materi belajar, yakni sebanyak

40 orang 53,3% dari 75 orang sampel penelitian.

Tabel 4.52
Apakah siswa terlihat berusaha untuk menghargai temannya yang
sedang menyampaikan argumen ketika berdiskusi

Option Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


A Selalu 52 69,3 %
B Sering 18 24,0 %
C Kadang-Kadang 4 5,3 %
D Tidak Pernah 1 1,3 %
Jumlah 75 100 %
Sumber:Data olahan angket wawancara terstruktur siswa

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 75 orang sampel

penelitian yang diwawancarai, paling banyak menjawab "Selalu" ketika

diberi pertanyaan tentang apakah siswa terlihat berusaha untuk


84

menghargai temannya yang sedang menyampaikan argumen ketika

berdiskusi, yakni sebanyak 52 orang atau 69,3% dari 75 orang sampel

penelitian.

Adapun hasil wawancara dengan guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Negeri Pintar Riau,

yakni Ibu Pricilia Cindiana, S.Pd yang dilakukan pada tanggal 27

Januari 2023, didapatlah data sebagai berikut:

Pada butir pertanyaan nomor 1, yaitu “Apakah ketika proses

pembelajaran siswa masih keluar masuk kelas?” pada ketiga kelas,

yakni kelas XI MIPA1, XI MIPA 2 dan XI MIPA 3, beliau menjawab

“Kadang-kadang” dari empat alternatif jawaban yang tersedia yakni;

“Selalu”, “Sering”, “Kadang-kadang” dan “Tidak Pernah”. Berdasarkan

data tersebut dapat diketahui bahwa siswa pada tiga kelas tersebut

Kadang-kadang keluar masuk kelas ketika proses pembelajaran

berlangsung dalam pandangan guru mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti kelas XI MIPA.164

Butir pertanyaan nomor 2, yaitu “Apakah permainan bingo

selalu digunakan setelah selesai proses pembelajaran?” pada ketiga

kelas, yakni kelas XI MIPA1, XI MIPA 2 dan XI MIPA 3, beliau

menjawab “Sering” dari empat alternatif jawaban yang tersedia yakni;

“Selalu”, “Sering”, “Kadang-kadang” dan “Tidak Pernah”. Berdasarkan

data tersebut dapat diketahui bahwa permainan bingo sering digunakan


164
Wawancara Kepada Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Kelas XI MIPA di SMA Negeri Pintar Riau, Ibu Pricilia Cindiana, S.Pd., Pada Tanggal
30 Januari 2023.
85

guru setelah selesai proses pembelajaran. Namun di dalam penerapan

permainan bingo ini guru tetap menyesuaikan dengan materi ajar mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI MIPA

sehingga tidak selalu permainan tersebut diterapkan.165

Butir pertanyaan nomor 3, yaitu “Apakah siswa selalu berupaya

untuk saling bekerja sama dalam pembelajaran?” pada ketiga kelas,

yakni kelas XI MIPA 1, XI MIPA 2, dan XI MIPA 3, beliau menjawab

“Selalu” dari empat alternatif jawaban yang tersedia yakni; “Selalu”,

“Sering”, “Kadang-kadang” dan “Tidak Pernah”. Berdasarkan data

tersebut dapat diketahui bahwa siswa pada tiga kelas tersebut Selalu

berupaya untuk saling bekerja sama dalam pembelajaran, dalam

pandangan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti kelas XI MIPA.166

Butir pertanyaan nomor 4, yaitu “Apakah siswa yang diajarkan

selalu membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam

memahami materi yang disampaikan?” pada ketiga kelas, yakni kelas

XI MIPA 1, XI MIPA 2 dan XI MIPA 3, beliau menjawab “Selalu” dari

empat alternatif jawaban yang tersedia yakni; “Selalu”, “Sering”,

“Kadang-kadang” dan “Tidak Pernah”. Berdasarkan data tersebut dapat

diketahui bahwa guru pada tiga kelas tersebut Selalu mengajarkan

siswa untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam

165
Ibid.
166
Ibid.
86

memahami materi yang disampaikan, dalam pandangan guru mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI MIPA.167

Pada butir pertanyaan nomor 5, yaitu “Apakah siswa

memperhatikan dengan seksama ketika guru menjelaskan materi

pembelajaran?” pada ketiga kelas, yakni kelas XI MIPA 1, XI MIPA 2

dan XI MIPA 3, beliau menjawab “Selalu” dari empat alternatif

jawaban yang tersedia yakni; “Selalu”, “Sering”, “Kadang-kadang” dan

“Tidak Pernah”. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa siswa

pada tiga kelas tersebut Selalu memperhatikan dengan seksama ketika

kelompok penyaji maupun yang disampaikan guru, dalam pandangan

guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI

MIPA.168

Pada butir pertanyaan nomor 6, yaitu “Apakah siswa

menghargai temannya ketika menyampaikan argumen ketika

berdiskusi?” pada ketiga kelas, yakni kelas XI MIPA 1, XI MIPA 2 dan

XI MIPA 3, beliau menjawab “Selalu” dari empat alternatif jawaban

yang tersedia yakni; “Selalu”, “Sering”, “Kadang-kadang” dan “Tidak

Pernah”. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa siswa pada

tiga kelas tersebut Selalu menghargai temannya menyampaikan

argumen ketika berdiskusi, hal ini sesuai dalam pandangan guru mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI MIPA.169

167
Ibid.
168
Ibid.
169
Ibid.
87

Pada butir pertanyaan nomor 7, yaitu “Apakah emosional siswa

selalu tumbuh atau mengalami peningkatan apabila guru menggunakan

permainan bingo ketika diakhir proses pembelajaran?” pada ketiga

kelas, yakni kelas XI MIPA 1, XI MIPA 2 dan XI MIPA 3, beliau

menjawab “Kadang-kadang” dari empat alternatif jawaban yang

tersedia yakni; “Selalu”, “Sering”, “Kadang-kadang” dan “Tidak

Pernah”. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa siswa pada

tiga kelas tersebut Kadang-kadang emosionalnya itu meningkat, apabila

guru menggunakan permainan bingo ketika diakhir proses

pembelajaran, dalam pandangan guru mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI MIPA.170

Butir pertanyaan nomor 8, yaitu “Apakah guru Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti selalu memberikan reward kepada

siswanya yang ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan

bermainan bingo?” pada ketiga kelas, yakni kelas XI MIPA 1, XI

MIPA 2 dan XI MIPA 3, beliau menjawab “Selalu” dari empat

alternatif jawaban yang tersedia yakni; “Selalu”, “Sering”, “Kadang-

kadang” dan “Tidak Pernah”. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui

bahwa siswa pada tiga kelas tersebut Selalu diberikan reward, di mana

reward ini bertujuan agar setiap siswa itu saling berpacu dalam prores

permainan berlangsung dan memotivasi siswa. Hal ini sesuai dalam

170
Ibid.
88

pandangan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti kelas XI MIPA.171

Untuk pengumpulan data melalui observasi, peneliti memilih

proses pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti, yaitu dengan Ibu Pricilia Cindiana, S.Pd dikelas XI MIPA

2 di SMA Negeri Pintar Riau. Observasi ini dilakukan sebanyak satu

kali dimana peneliti mengamati satu sesi aktivitas ketika guru

menerapkan permainan bingo dan ketika siswa melakukan permainan

bingo dalam proses pembelajaran PAI pada tanggal 01 Februari

2023.172 Untuk kelas XI MIPA 1 dan kelas XI MIPA 3 peneliti tidak

melakukan observasi, karena pada saat peneliti mengumpulkan data

observasi Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti sudah cuti melahirkan dan tidak melakukan aktivitas mengajar

ke sekolah sampai jadwal yang telah ditentukan.

Observasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan

permianan bingo dan emosional siswa selama proses pembelajaran

berlangsung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti. Berikut data hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 01

Februari 2023 tersebut.

171
Ibid.
172
Observasi, tanggal, Rabu 01Februari 2023, di SMAN Pintar Riau, Jam 14.20
s/d15.40 WIB
89

Tabel 4.53
Hasil Observasi Siswa/Siswi SMA Negeri Pintar Riau

DATA HASIL OBSERVASI


Siswa/siswi SMA Negeri Pintar Riau
Rabu/01 Februari 2023
Ruang Kelas XI MIPA 2/Pukul 14.20-15.40 WIB
SUB VARIABEL
NO.
Guru menyusun pertanyaan sebanyak 25 pertanyaan pada kartu
sesuai dengan materi yang telah disampaikan.
Terlihat guru telah menyusun pertanyaan sebanyak 25
pertanyaan pada kartu sesuai dengan materi yang telah
disampaikan. Adapun materi pelajaran yang akan disusun
1
sebagai pertanyaan oleh guru, dapat disampaikan dalam
metode belajar apa pun seperti metode ceramah, bermain
gambar, dan lain sebagainya.
SUB VARIABEL
Guru menyiapkan kartu Permainan Bingo yang siap pakai;
bukan membuatnya saat akan dimainkan.
Pada observasi pertama ini, peneliti melihat guru menyiapkan
2 kartu Permainan Bingo yang siap pakai; bukan membuatnya
saat akan dimainkan.
SUB VARIABEL
Guru menyusun kartu yang berisi pertanyaan menjadi lima
tumpukan sesuai dengan jumlah huruf pada kata B-I-N-G-O
Pada saat akan memulai permaianan guru menyusun kartu yang
berisi pertanyaan menjadi lima tumpukan sesuai dengan jumlah
huruf pada kata B-I-N-G-O buat kartu bingo untuk tiap siswa.
3
Kartu-kartu tersebut mirip dengan kartu bingo biasa, dengan
nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 × 5 (celah
tengah “kosong”).
SUB VARIABEL
Guru membacakan pertanyaan yang tercantum pada kartu
sesuai dengan angka yang didapat siswa
Peneliti melihat guru membacakan pertanyaan yang tercantum
4
pada kartu sesuai dengan angka yang didapat siswa.
SUB VARIABEL
Siswa yang memiliki nomor sesuai kartu pertanyaan diberikan
kesempatan menjawab oleh guru.

Terlihat guru memberikan kesempatan kepada siswa yang


5 memiliki nomor sesuai kartu untuk menjawab pertanyaan.

SUB VARIABEL
Siswa yang jawabannya benar berhak mengisi celah oleh guru
90

Terlihat jika seorang siswa memiliki nomornya dan dia dapat


6 menuliskan jawabannya dengan benar, maka dia dapat mengisi
celah tersebut.
SUB VARIABEL
Siswa yang jawabannya salah tidak berhak mengisi celah oleh
guru.
Terlihat siswa yang jawabannya salah tidak berhak mengisi
7
celah tersebut.
SUB VARIABEL
Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar secara
vertikal, horizontal, maupun diagonal, guru membolehkan
mereka untuk meneriakkan kata “Bingo”.

Terlihat Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar


8 secara vertikal, horizontal, maupun diagonal, guru
membolehkan mereka untuk meneriakkan kata “Bingo”.

SUB VARIABEL
Siswa yang mencapai lima jawaban benar ditetapkan sebagai
pemenang oleh guru dalam Permainan Bingo.

Terlihat siswa yang mencapai lima jawaban benar ditetapkan


9
sebagai pemenang oleh guru dalam Permainan Bingo.

CATATAN LAINNYA:
Siswa/siswi Kelas XI yang menjadi responden penelitian berjumlah 75
orang dengan guru 1 Orang masing-masing kelas yang terdiri dari 3 kelas
yaitu, XI MIPA 3, XI MIPA 2, XI MIPA 1.
91
91

C. Analisis Data

Teknik analisa data primer yang digunakan dalam penelitian ini

adalah rumus regresi linear sederhana untuk menentukan adakah ada

pengaruh permainan bingo sebagai variabel X terhadap kecerdasan

emosional siswa yang merupakan variabel Y. Analisis ini menggunakan

bantuan software spss 20, maka didapatlah hasil sebagai berikut:

Tabel 4.54
Nilai Signifikansi (Sig)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 85.442 3.251 26.286 .000

Permainan .267 .118 .256 2.263 .027


Bingo
a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional
Sumber:Data olahan angket variabel X dan varabel Y

Pada tabel di atas, didapatlah persamaan regresi linear sederhana

dimana Y= a + Bx adalah sebagai berikut: a (konstanta dari

unstandardized coefficients) sebesar 85,442 dengan deskripsi jika tidak

ada Permainan Bingo sebagai variabel X maka nilai konsistensi terhadap

“Kecerdasan Emosional” pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di

kelas XI SMA Negeri Pintar Riau atau variabel Y adalah sebesar 85,442.

Sedangkan b yang merupakan angka konstanta regresi nilainya adalah

sebesar 0,267 dengan artian setiap penambahan 1% dari penerapan


92

permainan bingo (variabel X). Maka kecerdasan emosional siswa (variabel

Y) akan mengalami peningkatan 0,267 Maka berdasarkan angka-angka

tersebut maka persamaan yang dapat dibuat adalah sebagai berikut:

Y = 85.442+0,267X.

Karena nilai koefisien regresi bernilai (+) sebagaimana yang

tercantum dalam persamaan di atas, maka dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa Permainan Bingo (X) berpengaruh terhadap

Kecerdasan Emosional Siswa (Y).

Pada uji hipotesis atau uji pengaruh dimana hipotesis yang diajukan

adalah:

Ho : ρ = 0 Tidak ada pengaruh permainan bingo terhadap kecerdasan

emosional siswa.

Ha : ρ ≠ 0 Ada pengaruh permainan bingo terhadap kecerdasan emosional

siswa.

Dilakukan pengambilan keputusan dengan cara membandingkan

nilai signifikansi (sig.) berdasarkan hasil output SPSS dengan persamaan:

a. Jika nilai signifikansi (sig.) lebih kecil < dari probabilitas 0,05 maka

terdapat pengaruh permainan bingo terhadap kecerdasan emosional

siswa.

b. Jika nilai signifikansi (sig.) lebih kecil > dari probabilitas 0,05 maka

tidak ada pengaruh permainan bingo terhadap kecerdasan emosional

siswa.
93

Pada tabel di atas, nilai signifikansi adalah sebesar 0,02 sehingga

dapat dibuat persamaan sebagai berikut:

Nilai signifikansi (sig.) 0,027 lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau

0,027 < 0,05. Maka ditemukan bahwa ada pengaruh “Permainan Bingo

Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa” pada Mata Pelajaran PAI-BP

Kelas XI SMAN Pintar Riau. Uji hipotesis juga dilakukan dengan cara uji-

t atau membandingkan nilai thitung dengan ttabel, di mana dasar pengambilan

keputusannya adalah:

a. Jika nilai thitung lebih besar > dari nilai ttabel maka ada pengaruh

permainan bingo terhadap kecerdasan emosional siswa.

b. Jika nilai thitung lebih kecil < dari nilai t tabel maka tidak ada pengaruh

permainan bingo terhadap kecerdasan emosional.

Berdasarkan hasil output dari tabel olahan data di SPSS diatas, di

dapatlah nilai thitung sebesar 2.263. Adapun nilai ttabel, dicari melalui rumus

berikut:

Nilai a / 2 = 0,05 / 2 = 0,025

Derajat Kebebasan (dk)/Degree Freedom = n - 2 = 75 - 2 = 73

Nilai 0,025 dengan df 73, maka pada tabel distribusi nilai t tabel adalah

sebesar 1,996

Karena nilai thitung 2.263 lebih > dari nilai ttabel 1,996 maka dapat

disimpulkan ada pengaruh permainan bingo terhadap kecerdasan

emosional siswa pada Mata Pelajaran PAI-BP Kelas XI SMA Negeri

Pintar Riau.
94

Untuk persentase besaran pengaruh variabel X (Permainan Bingo)

terhadap variabel Y (Kecerdasan Emosional Siswa) dapat dilihat output di

R Square yang tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 4.55
Koefisien Determinasi (R²)
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .256a .066 .053 8.99591
a. Predictors: (Constant), Permainan Bingo

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai R-Square

adalah 0,066 sehingga persentase pengaruh variabel X terhadap Y pada

penelitian ini adalah 6,6%. Ini berarti, kecerdasan emosional siswa

kelas XI SMA Negeri Pinta Riau dipengaruhi 6,6% oleh permainan

bingo pada mata pelajaran PAI-BP. Sedangkan sisanya dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Adapun hasil analisis pada data wawancara terstruktur dengan

siswa diketahui bahwa:

Pada pertanyaan nomor satu yakni apakah guru berusaha untuk

menuntaskan penyampaian materi sebelum memulai permainan Bingo,

secara dominan sampel penelitian ini berpandangan bahwa guru selalu

berusaha untuk menuntaskan penyampaian materi sebelum memulai

permainan Bingo.

Pada pertanyaan nomor dua yakni apakah guru PAI dan Budi

Pekerti terlihat berusaha agar siswanya dapat berpartisipasi dalam

permainan Bingo, secara dominan sampel penelitian ini berpandangan


95

bahwa guru PAI dan Budi Pekerti selalu terlihat berusaha agar siswanya

dapat berpartisipasi dalam permainan Bingo.

Pada pertanyaan nomor tiga yakni apakah siswa terlihat

berusaha memperhatikan dengan seksama pembelajaran sejak awal

guru mulai menyampaikan materi sampai dengan memulai permainan

Bingo, secara dominan sampel penelitian ini berpandangan bahwa

siswa selalu terlihat berusaha memperhatikan dengan seksama

pembelajaran sejak awal guru mulai menyampaikan materi sampai

dengan memulai permainan Bingo.

Pada pertanyaan nomor empat yakni apakah guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti berusaha memberikan

apresiasi kepada siswa yang berpartisipasi dalam proses pembelajaran

dan permainan Bingo, secara dominan sampel penelitian ini

berpandangan bahwa guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti selalu berusaha memberikan apresiasi kepada siswa yang

berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan permainan Bingo.

Pada pertanyaan nomor lima yakni apakah menurut anda setiap

kali berpartisipasi dalam permainan Bingo hal tersebut membuat

kondisi emosional anda merasa baik, secara dominan sampel penelitian

ini berpandangan bahwa kondisi emosional siswa selalu merasa baik

setiap kali berpartisipasi dalam permainan bingo.

Pada pertanyaan nomor enam yakni apakah teman-teman di

kelas terlihat berusaha untuk saling bekerja sama dalam pembelajaran,


96

secara dominan sampel penelitian ini berpandangan bahwa di kelas

siswa selalu berusaha untuk saling bekerja sama dalam pembelajaran.

Pada pertanyaan nomor tujuh yakni apakah ketika dalam proses

pembelajaran siswa terlihat berusaha untuk saling membantu temannya

yang mengalami kesulitan dalam memahami materi belajar, secara

dominan sampel penelitian ini berpandangan bahwa di kelas siswa

selalu berusaha untuk saling membantu temannya yang mengalami

kesulitan dalam memahami materi belajar.

Pada pertanyaan nomor delapan yakni apakah siswa terlihat

berusaha untuk menghargai temannya yang sedang menyampaikan

argumen ketika berdiskusi, secara dominan sampel penelitian ini

berpandangan bahwa siswa selalu berusaha untuk menghargai

temannya yang sedang menyampaikan argumen ketika berdiskusi.

Berikutnya, berdasarkan hasil analisis terhadap data sekunder

berupa wawancara dengan guru mata pelajaran pendidikan agama

islam dan budi pekerti SMA Negeri Pintar Riau didapatlah hasil sebagai

berikut:

Berkenaan dengan pertanyaan nomor 1 pada wawancara dari

tiga kelas yakni XI MIPA 1, XI MIPA 2, dan XI MIPA 3, berdasarkan

pandangan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti di SMA Negeri Pintar Riau siswa pada ketiga kelas tersebut

dapat dipahami, bahwa siswa “Kadang-kadang” keluar masuk kelas

ketika proses pembelajaran berlangsung.


97

Berkenaan dengan pertanyaan nomor 2 pada wawancara dari

tiga kelas yakni XI MIPA 1, XI MIPA 2, dan XI MIPA 3, berdasarkan

pandangan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti di SMA Negeri Pintar Riau, pada ketiga kelas tersebut dapat

dipahami bahwa guru bidang studi “Sering” menerapkan Permainan

Bingo ini, namun di dalam penerapan permainan tersebut guru tetap

menyesuaikan dengan materi ajar mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti kelas XI sehingga tidak selalu permainan

tersebut diterapkan.

Berkenaan dengan pertanyaan nomor 3 pada wawancara dari

tiga kelas yakni XI MIPA 1, XI MIPA 2, dan XI MIPA 3, berdasarkan

pandangan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti di SMA Negeri Pintar Riau, pada ketiga kelas tersebut dapat

dipahami bahwa siswa “Selalu” berupaya untuk bekerja sama dalam

proses pembelajaran.

Berkenaan dengan pertanyaan nomor 4 pada wawancara dari

tiga kelas yakni XI MIPA 1, XI MIPA 2, dan XI MIPA 3, berdasarkan

pandangan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti di SMA Negeri Pintar Riau pada ketiga kelas tersebut dapat

dipahami bahwa guru “Selalu” mengajarkan siswa untuk selalu

membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam memahami

materi yang disampaikan.


98

Berkenaan dengan pertanyaan nomor 5 pada wawancara dari

tiga kelas yakni XI MIPA 1, XI MIPA 2, dan XI MIPA 3, berdasarkan

pandangan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti di SMA Negeri Pintar Riau siswa pada ketiga kelas tersebut

dapat dipahami bahwa siswa “Selalu” memperhatikan dengan seksama

ketika guru menjelaskan materi pembelajaran.

Berkenaan dengan pertanyaan nomor 6 pada wawancara dari

tiga kelas yakni XI MIPA 1, XI MIPA 2, dan XI MIPA 3, berdasarkan

pandangan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti di SMA Negeri Pintar Riau siswa pada ketiga kelas tersebut

dapat dipahami bahwa siswa “Selalu” menghargai temannya

menyampaikan argumen ketika berdiskusi.

Berkenaan dengan pertanyaan nomor 7 pada wawancara dari

tiga kelas yakni XI MIPA 1, XI MIPA 2, dan XI MIPA 3, berdasarkan

pandangan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti di SMA Negeri Pintar Riau siswa pada ketiga kelas tersebut

dapat dipahami bahwa siswa “Kadang-kadang” emosional siswa selalu

tumbuh atau mengalami peningkatan apabila guru menggunakan

permainan bingo ketika diakhir proses pembelajaran.

Berkenaan dengan pertanyaan nomor 8 pada wawancara dari

tiga kelas yakni XI MIPA 1, XI MIPA 2, dan XI MIPA 3, siswa pada

ketiga kelas tersebut dapat dipahami guru Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti bahwa “Selalu” memberikan reward kepada siswanya


99

yang ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan bermainan

bingo.

Dari seluruh hasil analisis data wawancara di atas, dapat

disimpulkan bahwa guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti pada kelas XI SMA Negeri Pintar Riau menerapkan

Permainan Bingo dengan intensitas sering sebab harus menyesuaikan

dengan karakterisktik materi ajar dan selalu memberikan reward kepada

siswa yang ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Selain itu,

siswa juga diketahui dalam pandangan guru kadang-kadang keluar

masuk kelas ketika proses pembelajaran berlangsung. Namun siswa

“Selalu” menghargai temannya menyampaikan argumen ketika

berdiskusi dan juga dipandang mengalami peningkatan kecerdasan

emosional yang sifat kadang-kadang.

Berikutnya, menurut guru, siswa dipandang aktif berkenaan

dengan permainan bingo tersebut di mana mereka selalu berupaya

untuk bekerja sama dalam proses pembelajaran, membantu temannya

yang mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan,

dan memperhatikan dengan seksama ketika guru menjelaskan materi

pembelajaran.

Pada hasil analisis observasi, didapatlah informasi sebagai

berikut:

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 01

Februari 2023 dengan Ibu Pricilia Cindiana, Terlihat bahwa guru telah
100

menyusun sejumlah pertanyaan kira-kira sebanyak 24-25 butir

pertanyaan tentang materi pelajaran berikut dengan jawabannya yang

bersifat jawaban singkat. Adapun materi pelajaran yang akan disusun

sebagai pertanyaan oleh guru, dapat disampaikan dalam metode

belajar apa pun seperti metode ceramah, bermain gambar, dan lain

sebagainya. Sedangkan cara penyampaian materi dapat disesuaikan

oleh guru menurut pertimbangan masing-masing.

Terlihat guru menyortir pertanyaan menjadi lima tumpukan,

dan melabeli tiap tumpukan dengan hurup B-I-N-G-O buat kartu bingo

untuk tiap siswa. Kartu-kartu ini mesti harus mirip dengan kartu bingo

biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 × 5

(celah tengah “kosong”).

Selanjutnya ditemukan guru membacakan sebuah pertanyaan

dari kartu tersebut sesuai dengan angka yang terpilih. Jika seorang

siswa memiliki angkanya dan dia dapat menuliskan jawabannya

dengan benar, maka dia dapat mengisi celah tersebut.

Kemudian bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar

dalam sebuah deretan (baik vertical, horizontal, maupun diagonal),

siswa tersebut boleh meneriakkan “Bingo”. Permaianan dapat

diteruskan hingga ke-25 celah tersebut terisi.

Pada hasil analisis terhadap data observasi, peneliti menemukan

bahwa secara umum siswa/siswi mengikuti permainan bingo dengan


101

baik selama permainan berlangsung, hal ini selaras dengan skor

angket dan asumsi yang juga baik.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikumpulkan, di mana

nilai thitung adalah 2.263 dan nilai t tabel 1,996 maka dapat disimpulkan bahwa

ada pengaruh permainan bingo terhadap kecerdasan emosional siswa pada

mata pelajaran PAI-BP kelas XI SMAN Pintar Riau. Hal ini dikarenakan

thitung > nilai ttabel.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini hendaknya:

1. Diharapkan kepada siswa agar tidak hanya berhasil menumbuhkan

kecerdasan emosional saja, melainkan juga mampu memanfaatkan

kecerdasan emosional tersebut sebagai pendukung keberhasilan

dibidang intelektual sehingga tercapai suatu keberhasilan dalam proses

pembelajaran.

2. Dilakukan perbaikan secepatnya terhadap indikator-indikator yang

belum terpenuhi teori agar kecerdasan emosional siswa kelas XI SMA

Negeri Pintar Riau bisa meningkat.

3. Dapat dilakukan kerjasama dengan civitas akademika Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Kuantan Singingi terkait

peningkatan pengembangan kompetensi guru dalam upaya

menumbuhkan dan meningkatkan kecerdasan emosional yang baik bagi

siswa di SMA Negeri Pintar Riau.

102
Ahmad Susanto, 2013, Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar, (Jakarta:Kencana).

Ahmad Yulianto, dkk, 2020, Pengaruh Model Guided Note Taking(GNT)


TerhadapKecerdasan Emosional SiswaMata Pelajaran PPkn Kelas V SD Negeri
26Kota Sorong, Jurnal Papeda: Vol 2, No2.
Arief Sadiman, dkk, 2010, Media Pendidikan dan Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada).
Alaika M. Bagus Kurnia, 2020, Psikologi Pendidikan Islam (Sukabumi: Haura Utama).
A. Muri Yusuf, 2014, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,
Cetakan Ke-1, (Jakarta: Prenamedia Group).
Angela Coco,et, all, 2001, Bingo for Beginners: A Game Strategy for Facilitating Active
Learning, Teaching Sociology, Vol.29, No. 4.
Andi Thahir, 2014, Psikologi Belajar (Lampung: LP2M UIN Raden Intan Lampung).
Andi Supangat, 2014, Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan NonParametrik,
Cetakan Ke-IV, (Jakarta: Kencana).
Bunyamin, Implementasi Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad Saw
Darmadi, 2017, Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar
Siswa (Yogyakarta: Deepublish).

Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Undang-Undang SISDIKNAS 2003, (Jakarta: Sinar


Grafika).
Dina Novitasari Nasution, Aman Simare-Mare, 2019, Pengaruh Permainan Bingo Kata
Terhadap Kemampuan Membaca Anak Usia 5-6 Tahun Kelompok B RA Al-Qur’an
Kota Padang Sidimpuan T.A 2018/2019, Jurnal Usia Dini, Vol 5 No 1.

Dinar Hapsari dan Vicky Dwi Wicaksono, 2012, Pengaruh Metode Permainan Bingo
Terhadap Motivasi Dan Pemahaman Materi Ppkn Kelas Iv Sdn Sumokembangsri
Sidoarjo, JPGSD, Vol 01 No 01.
Dian Nur Arini, 2016, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap
Kecerdasan Emosi Siswa Kelas V Sd, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14
Tahun ke-5

Ellen Prima, 2017, Pengembangan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Game DOTA
(Defence of The Ancients), KOMUNIKA, Vol. 11, No. 1.

Fadhilah Suralaga, 2021, Psikologi Pendidikan Implikasi Dalam Pembelajaran (Depok: PT.
Raja Grafindo Persada).
Ghesya Athira Hasna’ul Fauzyah, dkk, 2020, Pengaruh Pendampingan Orang Tua Pada
Pembelajaran Daring Terhadap Kecerdasan Emosional, JPD: Jurnal Pendidikan Dasar,
Vol. 11, No. 2.

Haidir dan salim, 2014, Strategi Pembelajaran (suatu pendekatan bagaimana meningkatkan
kegiatan belajar siswa secara transformatis) ( Medan: Perdana Publishing).
Hamruni, 2012, strategi pembelajaran, (Yogyakarta:Insan Madani).

Hesti Pramudita, 2019, Eksperimentasi Media Permainan Bingo untuk Meningkatkan


Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Insan Kreatif
Kembaran, Jurnal MAHARAT, Vol. 1 No. 2.
Heri Gunawan, 2013, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung:
Alfabeta).
Imam Malik, 2016, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Kalimedia).

103
Indah Yuni Astuti, 2021, Kecerdasan Emosional Dan Komitmen Kerja Dalam
Mempengaruhi Kerja Karyawan (Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management).
J.P. Chaplin, 2003, Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan), (Jakarta: Raja Grafindo
Persada).

Lefudin, 2017, Belajar dan Pembelajaran (ModePembelajaran, Strategi Pembelajaran,


Pendekatan Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran). Yogyakarta: deepublish.

Lutfi Fadilah, Adi Wijaya, 2022, PAI Teacher's Strategy In Developing Student's Emotional
Intelligence, Journal of Contemporary Islamic Education, Vol.2, No.1.

Melvin L.Silbermen, 2016, Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject (Allyn and
Bacon, Baston, 1996), “terj” Raisul Muttaqien, cetakan XI (Bandung:NUANSA
CENDEKIA).

Nurul Puspita dan Amelya Herda Losari, 2016, The Influence of Using Bingo Game Towards
Students’Vocabulary Mastery at the First Semester of the Seventh Grade of MTs N 2
Bandar Lampung in the Academic Year of 2016/2017, English Education: Jurnal Tadris
Bahasa Inggris Vol. 9 No. 2.

Nurul Zuriah, 2015, Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan, Cet. 4,
(Jakarta: Bumi Aksara).
Nurwulan Purnasari, 2021, Metodologi Penelitian, (Indonesia: Guepedia).
Oktaviani, dkk. 2019, Penerapan Pembelajaran Aktif Dengan Metode Permainan Bingo
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. Jurnal Mibar Ilmu, (Online), Vol. 24,
No. 1.
Purwa Admaja Prawira, 2014, Psiklogi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Yogyakarta :
AR-RUUZ MEDIA).
Rohmalina Wahab, 2016, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada).
Rustiana Kusuma Wardani dan Lucky Rachmawati, 2018, Pengembangan Permainan Ultako
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Taman, JUPE.
Vol. 6 No. 2.
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Pendidikan (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing).
Siti Kholijah Rambe, 2020, Pengaruh strategi bingo terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ski materi kemajuan yang dicapai umat islam pada masa abu bakar ash
siddiq ra di kelas vii mts pab-1 helvetia medan, (Medan: universitas islam negeri
sumatera utara Fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan)
Sukoco dkk, 2021, Daniel Goleman Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional),
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama).
Sugiyono, 2017, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D), Cetakan ke- 26, (Bandung: ALFABETA).
Sugiyono, 2021, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D dan
Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta CV).
Sugiyono, 2019, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D
(Bandung: Alfabeta CV).
Wiwik Suciati, 2016, Kiat Sukses Melalui Kecerdasan Emosional dan Kemandirian Belajar
(Bandung: CV, Rasi Terbit).

104
105

Anda mungkin juga menyukai