Anda di halaman 1dari 98

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA

GANTUNG MELALUI MEDIA BOLA GANTUNG PADA


SISWA KELAS VIII C SMPN 14 TANRALILI
KABUPATEN MAROS

SKRIPSI

HASRIADI

PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN JASMANI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2021
2

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA


GANTUNG MELALUI MEDIA BOLA GANTUNG PADA
SISWA KELAS VIII C SMPN 14 TANRALILI
KABUPATEN MAROS

SKRIPSI

Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Jasmani FKPI


Universitas Megarezky Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

HASRIADI

16093188201055

PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN JASMANI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2021

ii
3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS KEGURUAN


DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MEGAREZKY

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Dengan
Gaya Gantung Melalui Media Bola Gantung Pada Siswa Kelas VIII C Smpn 14
Tanralili” atas nama Hasriadi, Nim 16093188201055 diterima dan disahkan oleh
panitia ujian skripsi berdasarkan surat keputusan Dekan FKIP Universitas
Megarezky Nomor: /SK/ /XII/2020 tanggal 5 maret 2021 sebagai salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Sarjana
Pendidikan Jasmani, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Megarezky.

Makassar, 05 Maret 2021

Panitia Ujian,

1. Ketua : Kurnia Rusli, S.Pd., M.Pd. (................................)

2. Sekretari : Suhardianto, S.Pd., M.Pd. (................................)

3. Dosen Penguji : Awaluddin, S.Pd., M.Pd. (................................)

Disahkan oleh,

Ketua Prodi

S1 Pendidikan Jasmani Dekan FKIP Universitas Megarezky

Agus Ismail, S.Pd., M.Pd. Dr. Abdul Malik Iskandar, S.Ag., M.Si.
NIDN: 0915088603 NIDN. 0914106901

iii
4

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh


Dengan Gaya Gantung Melalui Media Bola
Gantung Pada Siswa Kelas VIII C Smpn 14
Tanralili
Nama Mahasiswa : Hasriadi
Nomor Induk Mahasiswa : 16093188201055
Program Studi : S1 Pendidikan Jasmani

Makassar, 05 Maret 2021

Hasriadi
NIM. 16093188201055

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Kurnia Rusli, S.Pd., M.Pd. Suhardianto, S.Pd.,.M.Pd.


NIDN: 0929058801 NIDN: 0922118801

Diketahui
Ketua Program Studi
S1 Pendidikan Jasmani
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Mega Rezky Makassar

Agus Ismail, S.Pd., M.Pd.


NIDN. 0915088063

iv
5

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing yang ditunjuk berdasarkan surat keputusan Dekan FKIP Universitas

Megarezky Nomor:……./…../……/…..tanggal…….untuk membimbing saudari:

Nama Mahasiswa : Hasriadi


Nomor Pokok : 16093188201055
Program Studi : S1 Pendidikan Jasmani
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh
Dengan Gaya Gantung Melalui Media Bola Gantung
Pada Siswa Kelas VIII C Smpn 14 Tanralili.

Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan dapat diujikan

dihadapan dewan penguji skripsi sarjana (S1) program studi pendidikan jasmani

FKIP Universitas Megarezky.

Makassar, 05 Maret 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Kurnia Rusli, S.Pd., M.Pd. Suhardianto, S.Pd., M.Pd.


NIDN: 0929058801 NIDN: 0922118801

Diketahui
Ketua Program Studi
S1 Pendidikan Jasmani
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Mega Rezky Makassar

Agus Ismail, S.Pd., M.Pd.


NIDN. 0915088603

v
6

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya, Hasriadi menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Lompat Jauh Dengan Gaya Gantung Melalui Media Bola Gantung

Pada Siswa Kelas VIII C Smpn 14 Tanralili, dibimbing oleh (1) Kurnia Rusli

S.Pd.,M.Pd dan (2) Suhardianto S.Pd.,M.Pd merupakan karya asli. Seluruh ide

yang ada dalam skripsi ini, kecuali yang saya nyatakan sebagai kutipan,

merupakan ide yang saya susun sendiri. Selain itu, tidak ada bagian dari skripsi ini

yang telah saya gunakan sebelumnya untuk memperoleh gelar atau sertifikat

akademik.

Jika pernyataan di atas terbukti sebaliknya, maka saya bersedia menerima

sanksi yang ditetapkan oleh FKIP Universitas Megarezky.

Diketahui Makassar, 05 Maret 2021


Ketua Program Studi Yang membuat pernyataan
S1 Pendidikan Jasmani

Materai
6000

Agus Ismail, S.Pd., M.Pd. Hasriadi


NIDN : 0915088603 NIM. 16093199201055

vi
7

ABSTRAK

HASRIADI. 2021. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Dengan


Gaya Gantung Melalui Media Bola Gantung Pada Siswa Kelas VIII C SMPN 14
Tanralili Kabupaten Maros. Dibimbing oleh Bapak Kurnia Rusli dan Suhardianto.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar lompat
jauh gaya gantung dengan media Bola gantung pada siswa kelas VIII C SMPN
14 Tanralili Kabupaten Maros Tahun ajaran 2020/2021. Penelitian ini merupakan
Penelitian dengan Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus tiap siklus terdiri atas perencanaan,pelaksanaan,tindakan,observasi, dan
Siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMPN 14 Tanralili
yang berjumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan tes dan
dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran
lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola gantung pada siswa kelas
VIII C SMPN 14 Tanralili. Hasil data yang diperoleh dari data siklus I 71,8 dan
persentase ketuntasan belajar siswa 50% dengan jumlah ketuntasan belajar 10
siswa, kemudian meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 84,4 dengan
persentase belajar 90.0% dengan jumlah ketuntasan 18 siswa. Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pembelajaran Lompat
jauh dengan gaya gantung melalui Media bola gantung pada siswa kelas VIII C
SMPN 14 Tanralili.

Kata Kunci : Bola Gantung, Gaya Gantung, Lompat Jauh.

vii
8

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Betapa aku senang jika semua ilmu yang aku ketahui di mengerti
oleh semua orang maka dengannya aku mendapat pahala meskipun
mereka tidak memujiku” ( IMAM SYAFI’I )

“Hai orang - orang yang beriman , jadikan lah sabar dan sholatmu
sebagai penolongmu sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang

Sabar “ ( Al –Baqarah:153)

PERSEMBAHAN

“Karya ini saya persembahkan sebagai tanda bukti dan cinta


kepada kedua orang tua saudara-saudaraku dan keluarga besarku”

viii
9
v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt. Karena atas berkah dan

limpahan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu

yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya

Gantung Melalui Media Bola Gantung Pada Siswa Kelas VIII C SMPN 14

Tanralili Kabupaten Maros”. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada

junjungan kita nabi Muhammad SAW. Yang telah mengantarkan umat dari zaman

jahiliyah menuju zaman terang benderang yakni agama islam.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

mendorong dan membimbing penulis baik tenaga, ide maupun pemikiran . Oleh

karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

1. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan, doa dan kasih

sayangnya yang tiada henti-hentinya

2. Ibu Ny Hj. Suryani, SH., Mh., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam

Megarezky.

3. Bapak Dr. H. Alimuddin , SH., MH., M, Kn. selaku Pembina Yayasan

Pendidikan Islam Megarezky

4. Bapak Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mappahya, Sp.PD.,Sp.JP(K) selaku Rektor

Universitas Megarezky

5. Bapak Dr. Abdul Malik Iskandar, S.Ag,M.Si selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta stafnya yang berkenan memberi izin

untuk melakukan penelitian.

ix
10

6. Bapak Agus Ismail, S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Prodi S1 Pendidikan Jasmani

Universitas Megarezky.

7. Ibu Kurnia Rusli S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing I yang telah berkenan

memberikan bimbingan dan pengarahan.

8. Bapak Suhardianto, S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing II yang telah berkenan

memberikan bimbingan dan pengarahan.

9. Bapak Awaluddin, S.Pd.,M.Pd selaku penguji I yang telah meluangkan

waktunya.

10. Seluruh bapak/ibu dosen dan Staf Prodi S1 Pendidikan Jasmani Universitas

Megarezky.

11. Kepada semua teman-teman Universitas Megarezky terkhusus Prodi S1

Pendidikan Jasmani angkatan 2016 yang selalu memberikan semangat,

dukungan dan kebersamaannya selama ini.

12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan

terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

baik dalam materi atau teknik penyajiannya. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Makassar, 25 Januari 2021


Penulis,

HASRIADI

x
9

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN JUDUL ii

HALAMAN PENGESAHAN iii-iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI vi

ABSTRAK vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR DIAGRAM xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

A. Landasan Teori 8

B. Kerangka Berpikir 25

C. Hipotesis Tindakan 28

xi
10

BAB III METODE PENELITIAN 29

A. Jenis Penelitian 29

B. Fokus Penelitian 30

C. Subjek Penelitian 30

D. Prosedur Penelitian 31

E. Teknik Pengumpulan Data 37

F. Instrumen Penelitian 37

G. Teknik Analisis Data 44

H. Indikator Kebersihan 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46

A. Hasil Penelitian 46

B. Pembahasan Hasil Penelitian 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 63

A. Kesimpulan 63

B. Saran 63

DAFTAR PUSTAKA 65

LAMPIRAN 67

PERSURATAN 80

RIWAYAT HIDUP 82

xii
12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rangkaian Gerakan Lompatan Jauh 15

Gambar 2.2 Lapangan Lompat Jauh 15

Gambar 2.3 Awalan dalam Lompat Jauh 16

Gambar 2.4 Tolakan dalam Lompat Jauh 17

Gambar 2.5 Sikap Melayang saat di udara 18

Gambar 2.6 Berbagai sikap diudara dalam lompat jauh 19

Gambar 2.7 Gerakan mendarat dalam lompat jauh 20

Gambar 2.8 Media 24

Gambar 2.9 Kerangka Berpikir 27

Gambar 3.1 Model Peneliti Tindakan Kelas 32

xiii
13

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Instrumen Penilaian Pengetahuan 38

Tabel 3.2 Instrumen Penilaian Sikap 39

Tabel 3.3 Instrumen Penilaian Keterampilan 40

Tabel 3.4 Indikator Penilaian 42

Tabel 4.1 Deskripsi data awal belajar siswa kelas VIII C SMPN 14 Tanralili 47

Tabel 4.2 Hasil data Siklus I 51

Tabel 4.3 Hasil data Siklus II 55

Tabel 4.4 Perbandingan hasil belajar siklus I dan Siklus II 57

xiv
14

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Persentase data awal belajar siswa kelas VIII C SMPN Tanralili 47

Diagram 4.2 Persentase Hasil belajar Siklus I 51

Diagram 4.3 Persentase Hasil Belajar Siklus II 56

Diagram 4.4 Persentase hasil belajar siklus I dan Siklus II 58

xv
15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penilaian Afektif I

Lampiran 2 Lembar Penilaian Kognitif I

Lampiran 3 Lembar Penilaian Psikomotorik I

Lampiran 4 Rekapitulasi Penilaian Siklus I

Lampiran 5 Lembar Penilaian Afektif II

Lampiran 6 Lembar Penilaian Kognitif II

Lampiran 7 Lembar Penilaian Psikomotorik II

Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Siklus II

Lampiran Dokumentasi

Persuratan

Riwayat Hidup

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah media mencerdaskan kehidupan bangsa dan

membawa bangsa ini pada era pencerahan. Pendidikan adalah suatu proses

dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri

sebaik mungkin dengan lingkungannya Pendidikan bertujuan untuk

membangun tatanan bangsa yang berbalut dengan nilai kepintaran,

kepedulian, terhadap kehidupan bangsa dan bernegara. Pendidikan dihadirkan

untuk mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang berpendidikan serta

beradab.

Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional ( sisdiknas ) pasal

1 NO. 20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara.

Pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan kemampuan

intelektual dan emosional secara menyeluruh, sebagai bagian integral dari

pendidikan pada umumnya, pendidikan jasmani memberikan kontribusi besar

bagi pencapaian tujuan-tujuan pendidikan pada umumnya. Pendidikan

1
2

jasmani memegang peran penting dalam mengembangkan nilai-nilai yang

diorientasikan pada peningkatan kualitas manusia yang seutuhnya.

Pendidikan jasmani ditingkatkan di sekolah dengan tujuan untuk

membantu siswa dalam meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan

melalui pengenalan dan penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak

dasar dan berbagai pendekatan jasmani bagi siswa. Oleh karena itu,

pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan mata pelajaran wajib

dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Ini terbukti bahwa

pendidikan jasmani diberikan di tiap sekolah mulai dari sekolah dasar hingga

sekolah menengah atas.

Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan sangat penting sebagai

proses pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan nasional sehingga dalam

kurikulum 2013 ada penambahan jam pelajaran dari sebelumnya 2 jam per

minggu menjadi 3 jam per minggu. Dengan adanya tambahan jam belajar,

guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses

pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran siswa juga dituntut lebih aktif dalam proses pembelajaran

penjas dan guru harus berpedoman pada kurikulum tersebut, sehingga

diharapkan siswa akan dapat mencapai standar kompetensi masing-masing.

Masalah dalam pendidikan jasmani di indonesia hingga saat ini adalah

belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah.

pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih dari

sekedar mengembangkan keterampilan olahraga. Pengajaran tersebut pada


3

hakikatnya merupakan proses sistematis yang diarahkan pada pengembangan

pribadi untuk seutuhnya. Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran

pendidikan jasmani berbeda pelaksanaannya dengan pembelajaran mata

pelajaran lain, pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas

jasmani.

Dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai

keterampilan dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis,

mengembangkan keterampilan generik serta nilai dan sikap positif, dan

memperbaiki kondisi fisik tubuh untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani.

Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang relatif

sama dengan program pendidikan lainnya dalam hal pembelajarannya, yaitu

sama-sama mengembangkan tiga ranah utama yaitu psikomotor, afektif, dan

kognitif. Namun ada kekhasan dari pendidikan jasmani yang tidak dimiliki

program pendidikan lainnya, yaitu dalam hal mengembangkan wilayah

psikomotor, yang biasanya dicapai dengan tujuan mengembangkan kebugaran

jasmani anak dan pencapaian keterampilan geraknya.

Lompat jauh adalah suatu aktivitas dalam atletik dengan gerakan yang

dilakukan di dalam lompatan untuk mencapai lompatan yang sejauh-jauhnya.

Lompat jauh adalah melompat sejauh-jauhnya dengan tahapan awalan,

tolakan, melayang, dan mendarat. Lompat jauh juga memperpadukan

kecepatan, kelenturan, kekuatan, daya tahan, dan ketepatan.

Berdasarkan hasil pengamatan observasi dan wawancara dengan guru

pendidikan jasmani yang ada di SMPN 14 Tanralili Kabupaten Maros


4

mengatakan bahwa pada saat proses pembelajaran materi lompat gaya

gantung anak cenderung malas dan kurang berminat sehingga hasil belajarnya

rendah, berbeda saat materi pelajaran sepak bola atau bola basket anak

cenderung bersemangat. narasumber juga menjelaskan kriteria ketuntasan

minimal (KKM) untuk mata pelajaran pendidikan jasmani kelas VIII C

SMPN 14 Tanralili Kabupaten Maros adalah 75, sehingga semua materi

pelajaran pendidikan jasmani harus mencapai nilai KKM 75. Namun pada

kenyataannya guru tersebut menyebutkan masih banyak siswa yang belum

mencapai ketuntasan minimal dalam pembelajaran pendidikan jasmani

khususnya materi lompat jauh gaya gantung. Dari hasil belajar tersebut

menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa hanya 8 siswa yang memenuhu nilai

KKM 75 dengan persentase 40% dan siswa yang tidak memenuhi kriteria

ketuntasan minimal 12 siswa dengan persentase 60%.

Dari penjelasan diatas dalam pelajaran pendidikan jasmani, Mayoritas

siswa kurang begitu senang dengan materi yang diberikan, ini dibuktikan

dengan antusias dan keaktifan siswa yang masih kurang selama kegiatan

pembelajaran.Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya guru

belum menerapkan model pembelajaran konvensional yang hanya

berorientasi pada tehnik saja tanpa memperhatikan respon dari siswa, hal ini

menyebabkan siswa terlihat bosan dan malas selama pembelajaran

berlangsung.Sehingga siswa tidak bisa memahami dan mempelajari materi

yang diberikan dengan baik akibatnya, masih ada beberapa gerakan yang
5

kurang maksimal dan bahkan ada beberapara siswa yang tidak tau tehnik

dasar dalam permainan lompat jauh.

Guru harus mendesain pembelajaran yang dapat meningkatkan minat

dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga mencapai hasil

belajar yang maksimal. Guru sangat berperan dalam upaya meningkatkan

minat dan motivasi siswa dalam suatu proses pembelajaran, yaitu dengan cara

memberi stimulus untuk menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang

menarik, antara lain dengan menggunakan modifikasi model pembelajaran

dan alat pembelajaran dalam pelajaran penjas salah satunya melalui media

bola gantung dalam pembelajaran lompat jauh gaya gantung (hang style)

dalam pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

Kreativitas seorang guru sangat diperlukan agar bisa menciptakan

suatu kondisi pembelajaran yang efektif misalnya dengan pembelajaran yang

baru melalui media. Sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang

tepat. Dengan memilih dan memanfaatkan media pembelajaran yang baru,

guru akan dapat menciptakan suasana belajar yang bermakna dan

menyenangkan bagi siswa. Belajar akan lebih bermakna dan menyenangkan

bagi siswa bila siswa memahami apa yang dipelajarinya. Sehingga dalam

pelaksanaan pembelajaran lompat jauh gaya gantung, kreativitas sangat

diperlukan untuk menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang baru melalui

media yang dimodifikasi.

Maksud dan tujuan pembelajaran lompat jauh gaya gantung adalah

untuk memudahkan siswa dalam mempelajari dan memahami keterampilan

maupun konsep lompat jauh dengan baik dan benar. Disamping itu juga untuk
6

meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,

dikarenakan pembelajaran telah dikonsep dalam situasi yang senang dan

gembira. Pada akhirnya semua itu nanti ditujukan agar dapat meningkatkan

hasil belajar siswa

Berdasarkan uraian dan penjelasan dalam latar belakang di atas, maka

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya gantung (Hang Style)

Dengan Media Bola Gantung Pada Siswa VIII C SMPN 14 Tanralili

Kabupaten Maros”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah : Apakah ada peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya Gantung

pada siswa kelas VIII C SMPN 14 Tanralili Kabupaten Maros pada setiap

siklus ?

C. Tujuan Peneliti

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

lompat jauh gaya gantung dengan media Bola gantung pada siswa kelas

VIII C SMPN 14 Tanralili Kabupaten Maros.

D. Manfaat Peneliti

Jika tujuan peneliti di atas dapat tercapai, maka hasil yang didapat akan

bermanfaat :
7

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan hasil belajar lompat jauh.

2. Bagi guru

Sebagai bahan acuan untuk meningkatkan pembelajaran lompat jauh

sebagai guru yang profesional.

3. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat memberikan pengaruh positif tingkat pemahaman dan

penguasaan keterampilan tolakan dalam lompat jauh.


8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan

aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk

mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional dalam kerangka sistem

pendidikan nasional (Rosdiani, 2014:137).

Menurut Kanca 2017 Pendidikan jasmani merupakan suatu proses

pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan,

dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi

(Mustafa & Dwiyogo, 2020) Menurut Rusli lutan 2001 pendidikan jasmani

merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan.

Jadi dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa pendidikan jasmani merupakan program pendidikan yang dimana

menampilkan gerak atau permainan dan olahraga sekaligus mendidik

dalam hal ini berupa keterampilan fisik, motorik, keterampilan juga

meningkatkan secara organik, kognitif, emosional, dan sosial dalam sistem

pendidikan nasional.

8
9

2. Pembelajaran

Pembelajaran (Instruction) adalah a goal-directed teaching process

which is more or less pre-planned. Dalam pembelajaran memiliki tujuan

yang utama dan setiap proses pengajaran senantiasa diarahkan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu, proses pengajaran harus

direncanakan. Ketercapaian tujuan dapat dicek atau dikontrol sejauh mana

tujuan itu telah tercapai. Itu sebabnya, suatu sistem pengajaran selalu

mengalami dan mengikuti tiga tahap, yakni tahap analisis (menentukan

dan merumuskan tujuan), tahap sintesis (perencanaan proses yang akan

ditempuh), dan tahap evaluasi (mengetes pada tahap pertama dan kedua)

(Oemar 2010:55-56).

3. Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap,

dan mengokohkan kepribadian (Suyono, dkk. 2017:9).

Menurut hilgard dalam (Suyono, dkk 2017:12), belajar adalah suatu

proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon

terhadap suatu situasi. Selanjutnya bersama dengan Marquis, Hilgard

memperbaharui definisinya dengan menyatakan bahwa belajar merupakan

proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan,

pembelajaran, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan dalam diri.

Menurut W.S Winkel (2002) adalah suatu aktivitas mental yang

berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan


10

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai-nilai yang bersifat relatif konstan dan berbekas.

Belajar merupakan suatu proses perubahan secara aktif dan integrative

yang terjadi di dalam diri manusia itu sendiri agar dapat memperoleh ilmu

pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan bagi mereka

dan dalam pembelajaran (Saputra, Hartati, & Usra, 2020)

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh

perubahan pengetahuan sebagai hasil dari pengalaman dalam interaksi

dengan lingkunganya, perubahan perilaku tersebut tidak berasal dari

proses pertumbuhan. Dengan kata lain belajar, belajar adalah suatu

kegiatan atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar

memperoleh perubahan kemampuan diri. sebagai hasil dari pengalaman

individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan belajar, siswa

yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak mampu melakukan sesuatu

menjadi mempu melakukan, atau yang tidak terampil menjadi terampil.

4. Unsur-unsur belajar

Unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi indikator

keberlangsungan proses belajar. Menurut Cronbach dalam (Suyono,dkk

2017:126) menyatakan ada tujuh unsur utama dalam proses belajar, yang

meliputi :

a. Tujuan

Belajar dimulai dengan adanya suatu tujuan yang diinginkan untuk


11

dicapai. Tujuan ini muncul karena adanya suatu kebutuhan. Perbuatan

belajar atau pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan kepada

tujuan yang jelas dan bermakna bagi individu.

b. Kesiapan

Agar mampu melaksanakan kegiatan belajar dengan baik, anak

perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis, maupun kesiapan

berupa kematangan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan

pengalaman belajar.

c. Situasi

Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun yang

dimaksud situasi belajar ini adalah tempat, lingkungan sekitar,alat dan

bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah, pegawai administrasi, dan

seluruh warga sekolah yang lain.

d. Interpretasi

Disini anak melakukan interpretasi yaitu melihat hubungan antara

komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan

tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian

tujuan.

e. Respon

Berlandaskan hasil interpretasi tentang ketidak mungkinannya

dalam mencapai tujuan belajar, maka anak membuat respon. Respon ini

dapat berupa usaha yang terencana dan sistematik, baik juga berupa

usaha coba-coba (trial and error).


12

f. Konsekuensi

Berupa hasil, dapat berupa hasil positif (keberhasilan), maupun

hasil negatif (kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih

siswa.

g. Reaksi terhadap kegagalan

Kegagalan dapat menurunkan semangat, motivasi, memperkecil

usaha-usaha belajar selanjutnya. Namun, dapat juga membangkitkan

siswa karena dia mau belajar dari kegagalan.

5. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan perilaku yang

diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Chatarina Tri

Anni, dkk, 2007:5). Hasil belajar merupakan faktor yang sangat penting,

karena hasil belajar cerminkan kemampuan siswa dalam mempelajari satu

mata pelajaran. Bentuk dari hasil belajar biasanya ditunjukkan dengan

nilai yang diberikan guru.

Seperti yang diungkapkan Rifa’I (2009:85), menyatakan bahwa

hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah

mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku

tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu,

apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan

perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan perilaku siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dan
13

dari tidak dimengerti menjadi dimengerti yang diukur menggunakan teknik

penilaian tertentu setelah mengalami kegiatan belajar. Hasil belajar

digunakan oleh guru untuk dijadikan patokan, ukuran atau kriteria dalam

mencapai suatu tujuan.

Blom dalam Rifa’I (2009:86), menyatakan bahwa hasil belajar

meliputi tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar. Diantaranya

yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah sikap (affective domain),

ranah psikomotor (psychomotor domain). Rinciannya sebagai berikut:

a. Ranah kognitif

Berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan

dan kemahiran intelektual. Mencakup kategori pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.

b. Ranah afektif

Berkaitan dengan hasil belajar berupa perasaan, sikap, minat, dan

nilai. Mencakup kategori penerimaan, penanggapan, penilaian.

Pengorganisasian dan pembentukan pola hidup.

c. Ranah psikomotor

Berkaitan dengan hasil belajar berupa kemampuan fisik seperti

keterampilan motorik dan saraf, manipulasi objek dan koordinasi

syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotor yaitu persepsi,

kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks,

penyesuain dan kreativitas.


14

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.

Diantara tiga ranah, ranah kognitif lah yang banyak dinilai karena

berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi pembelajaran.

Hasil belajar afektif dan psikomotorik juga harus menjadi bagian dari

penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Hasil belajar pendidikan jasmani materi lompat jauh yaitu berupa

kemampuan kognitif yang dimiliki siswa yang dapat diketahui melalui

tes formatif. Dan hasil belajar afektif dapat diperoleh melalui

pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa menggunakan lembar

pengamatan aktivitas siswa. Serta hasil belajar psikomotorik dapat

diperoleh melalui tes keterampilan atau tes praktek.

6. Lompat jauh

a. Pengertian lompat jauh

Lompatan merupakan salah satu keterampilan pokok yang harus

dikuasai oleh siswa melalui pembelajaran pendidikan jasmani.

Keterampilan melompat memiliki empat nomor yaitu, lompat jauh,

lompat tinggi, lompat jangkit, dan lompat galah.

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat yang diawali

dengan gerakan horizontal dan diubah dengan gerakan vertikal dengan

jalan melakukan tolakan pada satu kaki yang terkuat untuk memperoleh

jarak yang sejauh-jauhnya (Giri Wiarto,2013:32). Tujuan dari lompat

jauh adalah melompat sejauh-dengan memindahkan seluruh tubuh dari

titik tertentu ke titik lainnya.


15

Gambar 2.1 Rangkaian gerakan lompat jauh

Sumber : Muhajir (2016:78)

b. Lapangan lompat jauh

Lapangan lompat jauh terdiri dari bak lompatan, balok tumpuan,

dan lintasan. Ukuran lapangan lompat jauh tertera pada gambar berikut:

Gambar 2.2 lapangan lompat jauh

Sumber: Giri Wiarto (2013:33)

Lebar lintasan dalam lompat jauh ± 1,22 m dan memiliki panjang ±

45-50 m, balok tumpuan berukuran 20 cm (l) × 122 cm (p) × bak

lompatan adalah panjang ± 9 m dan lebarnya 2,75 m. Bak lompatan

harus terisi pasir yang lembut dan memiliki kedalaman pasir ± 75 cm.

Dibagian depan balok tumpuan terdapat papan yang dilumuri plastisin

yang berguna untuk mengetahui dia atau tidaknya atlet ketika


16

melompat. Papan plastisin ini berukuran panjang 1,22 m, lebarnya 5

cm, dan memiliki ketebalan 1 cm.

c. Teknik dasar lompat jauh

Menurut Giri Wiarto (2013:33-35) menyatakan teknik dasar

lompat jauh sebagai berikut:

1) Awalan

Awalan (approach) adalah gerakan permulaan dalam usaha

untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya pada waktu

akan melakukan tolakan. Panjang awalan untuk melaksanakan

awalan dalam lompat jauh tergantung pada tiap-tiap pelompat (30-

45 meter). Cara melakukan awalan atau ancang-ancang dalam

lompat jauh adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3 Awalan dalam lompat jauh

Sumber: Muhajir (2016:77)

Jarak awalan harus jauh dan berlari dengan percepatan untuk

mendapatkan momentum yang paling besar. Lari ancang-ancang

tergantung pada kemampuan masing-masing pelompat. Kecepatan


17

awalan dan irama langkah harus tetap. Tambah kecepatan lari

awalan sedikit demi sedikit sebelum bertumpu. Pada saat

melangkah konsentrasi tertuju pada balok lompatan.

2) Tolakan atau tumpuan (take off )

Tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerak dari gerak

horizontal ke gerak vertikal yang dilakukan secara cepat. Tumpuan

atau tolakan kaki harus kuat agar tercapai tinggi lompatan yang

cukup tanpa kehilangan kecepatan maju. Kaki ayun digerakkan

secara aktif agar membantu menaikkan badan menjaga

keseimbangan berat badan sedikit kedepan titik tumpuan. Cara

melakukan tumpuan atau tolakan pada lompat jauh adalah sebagai

berikut :

Gambar 2.4 Tolakan dalam lompat jauh

Sumber : Muhajir (2016:77)

Pada saat menumpu atau bertolak badan sudah agak condong

ke depan. Titik berat badan terletak di depan kaki tumpu yang

terkuat. Letak titik berat badan ditentukan oleh panjangnya langkah

yang terakhir sebelum melompat. Ayunkan paha kaki ke posisi


18

horizontal dan pertahankan. Lurus kan sendi mata kaki, lutut dan

pinggang pada waktu melakukan tolakan. Bertolak ke depan atas

dan usahakan melompat dengan setinggi-tingginya. Ketika bertolak

membentuk sudut tolakan 45°.

3) Sikap badan saat melayang diudara (flying)

Sikap melayang di udara yaitu sikap setelah kaki tolak

menolakkan kaki pada balok tumpuan. Badan akan dapat terangkat

melayang diudara, bersamaan dengan ayunan kedua ke depan atas.

Tinggi dan jatuhnya hasil lompatan sangat tergantung dari besarnya

kekuatan kaki tolak dan pelompat harus meluruskan kaki tumpus

lurus-lurusnya dan secepat-cepatnya. Cara melakukannya adalah

sebagai berikut :

Gambar 2.5 Sikap melayang saat di udara

Sumber : Muhajir (2016:78)


19

Sesaat setelah bertumpu kaki tumpu segera diluruskan.

mengangkat pinggul ke atas diusahakan selama mungkin diudara

dengan cara menjaga keseimbangan dan persiapan pendaratan.

Pada saat melayang diudara kedua kaki sedikit ditekuk sehingga

posisi badan berada dalam sikap jongkok. Sikap tubuh saat

melayang ditentukan oleh gaya dalam lompat jauh yaitu gaya

jongkok (Tuck style), gaya menggantung atau melenting (Hang

style), gaya berjalan diudara (Walking in the air style).

Gambar 2.6 Berbagai sikap diudara dalam lompat jauh

Sumber : Giri Wiarto (2013:36)

4) Mendarat (landing)

Untuk menghindar kan pada pendaratan pada pantat, kepala

ditundukkan dan lengan diayunkan ke depan sewaktu kaki

menyentuh pasir. Kaki tidak kaku dan tegang, melainkan lemas


20

dan lentur. Maka sendi lutut harus siap menekuk pada saat yang

tepat. Gerakan seperti ini memerlukan waktu yang tepat.

Gambar 2.7 Gerakan mendarat dalam lompat jauh

Sumber : Muhajir (2016:78)

7. Lompat jauh gaya gantung (Hang style)

Gaya menggantung (Hang style) merupakan salah satu gaya dalam

lompat jauh. Disebut demikian karena gerak dan posisi badan pelompat

saat berada diudara menyerupai orang yang sedang menggantung atau

melenting ke belakang. Gerakan-gerakan yang harus dikuasai pelompat

gaya menggantung adalah awalan, tumpuan atau tolakan, tahap melayang,

dan mendarat. Pada saat di udara badan dilentingkan ke belakang, lalu

segera dibungkukkan ke depan, sehingga badan dan lutut hamper merapat.

Gerakan ini dibantu pula oleh juluran tangan ke muka. Pada waktu

mendarat, lutut ditekuk sehingga mungkin diperoleh suatu momentum

yang membuat badan terangkat ke depan atas.

8. Media pembelajaran
21

a. Pengertian media pembelajaran

Menurut Miarso dalam Giri Wiarto (2016:2) bahwa media

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan, siswa untuk

belajar. Menurut Gerlach bahwa media jika dipahami secara garis besar

adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi, yang

menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan

atau sikap (Giri Wiarto, 2016:2). Jadi menurut pengertian ini, guru,

teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan lingkungan luar

sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Sedangkan menurut

Association of Education and Communication Technology (AECT)

memberikan pengertian tentang media sebagai salah satu bentuk dan

saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi.

Jadi media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan

untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujuan untuk

membuat tahu siswa. Media adalah pembawa pesan yang berasal dari

suatu sumber pesan yang dapat berupa orang atau benda kepada

penerima pesan. Dalam proses pembelajaran penerima pesan adalah

siswa sedangkan pembawa pesan adalah media, berinteraksi dengan

siswa melalui alat indra mereka. Siswa dirangsang dengan media itu

untuk menggunakan indranya untuk menerima informasi.

Menurut samsuddin (2008:53) dalam Giri Wiarto (2016:3)

menyatakan bahwa media pembelajaran secara umum dapat diartikan


22

sebagai alat atau sarana untuk menyampaikan informasi dari satu pihak

kepihak yang lain. Selanjutnya Samsuddin (2008:53) dalam Giri Wiarto

(2016:2) menyatakan bahwa pendidikan jasmani secara umum dapat

disampaikan melalui berbagai macam media, surat kabar, majalah, radio,

televisi, film, video, OHP, gambar-gambar dan sebagainya.

9. Pembelajaran bola gantung

Bola gantung adalah bola yang digantung dengan seutas tali yang

diikat pada ujung yang berporos pada pengikat tali dengan menggunakan

bola pada ketinggian sesuai dengan jangkauan pemain (Almaturidi, 2020)

Media pembelajaran bola gantung merupakan suatu bentuk media

pembelajaran yang dibuat peneliti dengan menggunakan bola gantung

yang dibuat dengan memanfaatkan bola plastik yang diikat menggunakan

tali rafia berwarna dan dibuatkan tongkat yang berguna sebagai tempat

menggantung bola. Pembuatan media ini sangat muda dan tidak

memerlukan banyak biaya.

Tujuan dilaksanakannya, pembelajaran media bola gantung adalah:

1) Meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk melakukan gerakan yang

benar.

2) Meningkatkan hasil belajar.

3) Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga

hasil belajar.

4) Meningkatkan keberanian siswa dalam mencoba teknik gerakan yang

benar.
23

5) Meningkatkan interaksi siswa.

6) Memberikan suasana dan nuansa baru dalam proses pembelajaran.

7) Meningkatkan minat siswa.

Adapun kesalahan yang terjadi ketika melakukan lompat jauh gaya

menggantung adalah sikap badan kaku, langkah kaki atau footwork kurang

pas merasa tergesah-gesah, melayang terlalu tinggi gaya yang tidak jelas,

kaki atau badan kurang rileks dan seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjut.

Adapun tata cara pelaksanaannya:

1. Guru menjelaskan tata cara pelaksanaan lompat jauh dengan

menggunakan media bola gantung.

2. Siswa melakukan ancang-ancang atau awalan dengan lari cepat dari

jarak 30 atau 45 meter.

3. Pada saat berlari siswa memperhatikan gerakan kaki cepat atau lambat

supaya tepat pada tumpuan atau papan lompatan.

4. Saat posisi sudah dekat dengan papan lompatan atau tumpuan jangan

sekali-kali mengurangi kecepatan kaki.

5. Gunakan salah satu kaki terkuat sebagai tumpuan dalam melakukan

tolakan.

6. Pada saat melayang di udara posisi badan dan tangan dilentingkan ke

belakang.

7. Setelah itu posisi kedua tangan berada disamping telinga dalam

keadaan lurus keatas.

8. Rapatkan kaki kemudian diayunkan dari belakang ke arah depan.


24

9. Ayunkan lutut ke arah depan saat posisi tolakan dengan tenaga penuh

maksimal.

10. Pada saat pendaratan lutut kaki diluruskan ke depan dan bagian lengan

agak sedikit ditekuk.

11. Kedua tumit menjadi tumpuan awal pada saat pendaratan dan

Jika kedua kaki sudah mendarat posisi badan dilemaskan atau

mengeper dan sedikit bungkuk.

Gambar 2.8 Media

Keterangan :

1. Bak lompat jauh yang berisi pasir yang ukurannya 7 meter dan

lebarnya 2,75 meter.

2. Lintasan lari 30-40 meter.

3. Papan tumpuan berukuran lebar 20 cm dan panjangnya 122 cm.

4. Tinggi tiang masing-masing 200 cm.

5. Panjang tali melintang 3 meter dan tali menggantung 15 cm.

6. Bola yang digunakan terbuat dari plastik dengan ukuran 20 cm.

7. Meteran yang digunakan untuk mengukur jauhnya lompatan siswa.


25

Fungsi dari bola gantung yaitu :

1. adapun fungsi dari media bola gantung untuk memudahkan para pengajar

menyampaikan secara tepat dan efisien kepada siswa bagaimana cara

melompat dengan baik dan benar sehingga kita menggunakan media bola

gantung untuk membuat

2. Mempermuda dan juga sebagai alat bantu yang turut mempengaruhi

kegiatan belajar mengajar dengan fasilitas yang muda ditemukan di

sekolah khususnya.

B. KERANGKA BERPIKIR

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan mata pelajaran

yang mengkaji tentang ilmu pembelajaran melalui aktivitas jasmani. Materi-

materi dalam penelitian jasmani mengandung konsep-konsep abstrak yang

sulit dipahami siswa jika penerapannya hanya sebatas teori tanpa dibarengi

praktek dilapangan.

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa kurang memperhatikan

materi yang disampaikan khususnya materi lompat jauh gaya gantung,

akibatnya siswa tidak dapat memahami materi pendidikan jasmani yang

disampaikan, serta interaksi antar siswa kurang terbangun.

Pada permasalahan diatas dalam pembelajaran pendidikan jasmani,

maka perlu adanya suatu inovasi pembelajaran sebagai upaya meningkatkan

kualitas pembelajaran. Guru perlu menciptakan media pembelajaran yang

mampu mengaktifkan siswa, membangkitkan perhatian siswa, serta


26

memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran pendidikan

jasmani khususnya materi lompat jauh gaya gantung sehingga hasil belajar

siswa dapat meningkat.

Media pembelajaran yang dapat diterapkan sebagai upaya

meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani khususnya lompat jauh gaya

gantung salah satunya yaitu menerapkan media pembelajaran bola gantung.

Melalui media bola gantung ini diharapkan tercipta suasana belajar yang

menyenangkan, karena selama pembelajaran siswa akan lebih berpartisipasi

aktif dalam pembelajaran sesuai materi yang sedang dipelajari, sehingga

memudahkan siswa dalam memahami dan mencerna materi pembelajaran.

Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

KONDISI Hasil belajar


AWAL rendah Siklus I: peneliti
penyusun pengajaran
yang bertujuan
meningkatkan teknik
dasar lompat jauh
gaya gantung melalui
Menerapkan
media bola gantung
pembelajaran
TINDAKAN
lompat jauh gaya
gantung dengan
media bola
Siklus II: upaya
perbaikan dari siklus
I untuk
Melalui media 27
KONDISI meningkatkan teknik
pembelajaran bola
AKHIR dasar lompat jauh
gantung siswa lebih
gaya gantung dalam
aktif dan
pembelajaran dengan
bersemangat
media bola gantung
berpartisipasi dalam
mengikuti
pembelajaran
sehingga hasil
belajar meningkat

Gambar 2.9 Kerangka Berpikir

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kerangka pikir yang telah disusun, maka diajukan

hipotesis terhadap penelitian sebagai berikut: Dengan media pembelajaran

menggunakan bola gantung, hasil belajar siswa kelas VIII C SMPN 14


28

Tanralili Kabupaten Maros pada materi pembelajaran lompat jauh gaya

gantung dapat meningkat dan siswa dapat memahami materi dan praktek

yang telah diajarkan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
29

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan yang dikenal dalam

lingkup persekolahan dengan penelitian tindakan kelas (classroom research).

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan

praktik pengajaran dan melakukan refleksi kemudian mempraktekkan secara

sistematik mengenai berbagai permasalahan yang ada di dalam kelas.

Menurut Suharsimi Arikunto, (2016:194) Menyatakan bahwa:

”Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang menggunakan siklus atau

putaran tindakan yang berkelanjutan, maka putaran atau siklusnya minimal dua

kali setiap peraturan mulai empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi”.

Menurut Suhardjono, (2016 : 196) menyatakan bahwa : “Penelitian

tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategi bagi pendidik untuk

meningkatkan atau memperbaiki layanan pendidikan dalam konteks pelajaran

dikelas. Jadi penelitian tindakan kelas atau PTK adalah jenis penelitian yang

memaparkan baik proses maupun hasil, yang melakukan tindakan di kelas

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa, meningkatkan kualitas

proses pembelajaran melalui suatu tindakan tertentu dalam siklus tujuan utama

penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan masalah nyata yang terjadi

didalam kelas dan meningkatkan kegiatannya”.

B. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar


29
lompat jauh gaya gantung dengan menggunakan media bola gantung pada

siswa kelas VIII C SMPN 14 Tanralili Kabupaten Maros.


30

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

2020/2021 di SMPN 14 Tanralili Kabupaten Maros yang terdiri dari 20 siswa

dengan jumlah siswa perempuan 12 orang dan siswa laki-laki 8 orang, sebelum

melakukan tindakan peneliti terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada

siswa untuk melakukan lompatan untuk tujuan peneliti ingin melihat apakah

siswa SMPN 14 Tanralili Kabupaten Maros khususnya siswa VIII C mampu

melakukan lompat jauh dengan benar. Setelah siswa kelas VIII C melakukan

lompat jauh ternyata masih ada sebagian siswa yang masih kurang mampu dan

belum memahami melakukan lompat jauh dengan benar serta nilai hasil

belajarnya masih dibawah standar nilai KKM yang ada di sekolah. Maka

peneliti bertujuan untuk melakukan penelitian PTK melalui media bola

gantung dengan tiga kali pertemuan. Alasan peneliti memilih kelas VIII C

sebagai subjek peneliti adalah karena pada kelas VIII C peneliti melihat

pembelajaran dalam mata pelajaran lompat jauh pada teknik dasar kurang

tepat dan belum memenuhi KKM

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini peneliti melaksanakan dalam dua siklus yang mana dari

siklus pertama ditemukan kelebihan dan kekurangan dari perbaikan yang telah

dilaksanakan. Dari kekurangan yang ditemukan dari siklus pertama, maka


31

penelitian dilanjutkan pada siklus kedua seperti yang telah kita ketahui

sebelumnya konsep pokok penelitian tindakan ini terdiri dari 4 (empat)

komponen, yaitu : (1) perencanaan (planning), misalnya membuat rancangan

pembelajaran, lembar observasi dan lain-lain, (2) tindakan (acting) peneliti

akan melakukan tindakan-tindakan berdasarkan apa yang telah direncanakan,

(3) pengamatan (observing) hal ini dilaksanakan pada saat melakukan

tindakan atau sembari melakukan tindakan peneliti juga mengamati kegiatan-

kegiatan yang telah dilakukan, (4) refleksi (reflecting) berupa penilaian atau

diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan

digunakan untuk memperbaiki kinerja pada pertemuan selanjutnya. Dengan

demikian, penelitian tindakan kelas tidak dapat dilaksanakan dalam sekali

pertemuan, hasil refleksi membutuhkan waktu untuk melakukannya sebagai

perencanaan untuk siklus selanjutnya.

Penelitian ini direncanakan dan akan dilaksanakan dalam satu siklus,

namun bila siklus pertama tidak tuntas akan dilanjutkan ke siklus dua.

Apabila metode yang dilaksanakan berhasil, maka kesimpulan bisa langsung

ditarik apabila metode yang digunakan masih perlu perbaikan maka dilakukan

rencana selanjutnya sampai metode yang dilakukan benar-benar berhasil.

Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Suharsimi Arikunto,

(2016:42) menyatakan bahwa siklus adalah suatu peraturan kegiatan yang

terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, seperti

gambar berikut

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan/observasi
Perencanaan
32

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan/observasi

Gambar 3.1 Model Peneliti Tindakan Kelas

Sumber: Suharsimi Arikunto (2016:42)

Prosedur penelitian ini menggunakan dua siklus yakni siklus 1 dan

siklus 2, setiap siklus terdapat empat tahap yang terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dari keempat tahap tersebut diatas akan

diterangkan secara rinci sebagai berikut:

1. Rancangan Siklus I

Pertemuan pertama
33

Siklus pertama dalam penelitian ini dilaksanakan berdasarkan empat

konsep pokok penelitian tindakan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi, sebagai berikut:

a. Perencanaan

1) Mempersiapkan instrumen yang digunakan dalam siklus PTK

2) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

disusun untuk setiap pertemuan

3) Menyusun lembar penilaian

4) Mempersiapkan sarana dan prasarana lompat jauh

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti

melaksanakan pembelajaran dengan materi pokok lompat jauh gaya

gantung. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan cara

menyampaikan materi secara lisan yang diajarkan yaitu lompat jauh gaya

gantung melalui media bola gantung. Penjelasan ini dimaksudkan untuk

memberikan suatu pemahaman tentang gerakan lompat jauh gaya

gantung. Adapun proses pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam

2) Menyiapkan media berupa bola gantung, bak pasir serta cangkul untuk

meratakan pasir di bak.

3) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa.

4) Melakukan pengelolaan kelas, meliputi :

a) Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.


34

b) Mengadakan presensi dari semua siswa yang hadir.

c) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lompat jauh gaya gantung

5) Melakukan pemanasan.

6) Melakukan latihan teknik dasar lompat jauh gaya Gantung

menggunakan media bola gantung.

7) Penelitian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

8) Melakukan pendinginan.

9) Menarik kesimpulan

c. Observasi

1) Peneliti memperhatikan keseluruhan siswa untuk mengetahui siapa

yang hadir dan siapa yang tidak hadir.

2) Mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Kegiatan ini dilakukan pada tahap menganalisis data yang

diperoleh pada tahap observasi berdasarkan analisis data dilakukan

refleksi guna melihat kekurangan dan kelebihan yang terjadi dalam

proses pembelajaran.

Pertemuan kedua

a. Tahap perencanaan

Kegiatan ini merupakan tidak lanjut dari pelaksanaan tindakan dari

siklus 1 pertemuan pertama. Hasil refleksi dari pertemuan sebelumnya

menerapkan pedoman untuk tindakan berikutnya. Tahap perencanaan


35

siklus pertama pertemuan kedua, guru menyiapkan rencana pembelajaran

dan menyiapkan sarana dan prasarana belajar yang digunakan untuk

proses pembelajaran.

Alat yang digunakan pada siklus 1 pertemuan kedua masih sama

dengan pertemuan sebelumnya karena merupakan lanjutan pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Tahap yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti melaksanakan

pembelajaran dengan materi lompat jauh gaya gantung sebagai berikut:

1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam

2) Menyiapkan media berupa bola gantung, bak pasir serta cangkul untuk

meratakan pasir di bak.

3) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa.

4) Melakukan pengelolaan kelas, meliputi :

a) kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

b) Mengadakan presensi dari semua siswa yang hadir.

5) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lompat jauh gaya gantung

6) Melakukan pemanasan.

7) Melakukan latihan teknik dasar lompat jauh gaya gantung

menggunakan media bola gantung.

8) Penelitian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

9) Melakukan pendinginan.

10) Menarik kesimpulan.

c. Observasi
36

1. Peneliti memperhatikan keseluruhan siswa untuk mengetahui siapa

yang hadir dan siapa yang tidak hadir.

2. Mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Kegiatan ini dilakukan pada tahap menganalisis data yang

diperoleh pada tahap observasi berdasarkan analisis data dilakukan

refleksi guna melihat kekurangan dan kelebihan yang terjadi dalam

proses pembelajaran yang masih terlihat pada pelaksanaan pertemuan

kedua.

2. Rancangan siklus II

Siklus 2 merupakan pengulangan dari siklus 1. peneliti

mengadakan evaluasi hasil dari proses pembelajaran pada siklus 1 dan

merefleksi kembali hal-hal apa saja atau tindakan penelitian selanjutnya,

sehingga dapat terjadi peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya gantung

dari siklus 1 dan siklus 2.

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa, tes dan

dokumentasi dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut:

1. Tes, dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman siswa

terhadap pembelajaran Penjaskes. Tes dilakukan pada akhir penelitian

setelah dilakukan serangkaian tindakan.


37

2. Dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan berbagai data yang

diperlukan selama penelitian berlangsung sebagai bahan acuan penarikan

kesimpulan hasil penelitian nantinya dan sebagai tanda bukti pelaksanaan

penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Berikut ini merupakan uraian tentang analisis data yang digunakan

dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif

berupa hasil belajar, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif

dengan menggunakan ketuntasan belajar dan mean (rata-rata) kelas. Dengan

demikian nilai ketuntasan belajar siswa diperoleh melalui rumus sebagai

berikut:

1. Tes kognitif

Penilaian pengetahuan

a. Teknik penilaian

Pengamatan oleh pendidik

TABEL 3.1 INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

1. Tes kognitif

Penilaian pengetahuan

No Butir Pertanyaan Kriteria


Nilai
Penskoran
Akhir
38

1 2 3 4 ∑

1. Sebutkan 4 tahap dalam lompat jauh !

2. Jelaskan cara melakukan tahap

awalan lompat jauh !

3. Jelaskan cara melakukan tahap tolakan

lompat jauh !

Jelaskan cara melakukan tahap melayang


4.
di udara gaya menggantung (Hang style)

lompat jauh !

5. Jelaskan cara melakukan tahap mendarat

lompat jauh !

SKOR MAKSIMAL : 20

Keterangan:

Nilai 1: Jika komponen jawaban kurang secara kualitas dan kuantitas

Nilai 2: Jika komponen jawaban cukup secara kualitas dan kuantitas

Nilai 3: Jika komponen jawaban baik secara kualitas dan kuantitas

Nilai 4: Jika komponen jawaban sangat baik secara kualitas dan kuantitas

Jumlah skor yang diperoleh


Penilaian Pengetahuan = X 100
Jumlah skor maksimal

2.Tes Afektif
39

Penilaian sikap spiritual

TABEL 3.2 INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Aspek Sikap yang Dinilai N



A
Nama
No Kerjasam Sportivita Tanggun
Siswa Toleransi Disiplin
a s g Jawab

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

SKOR MAKSIMAL : 20

Kriteria penilaian:

1 = Kurang baik

2 = Cukup

3 = Cukup baik

4 = Baik

Jumlah skor yang diperoleh


Penilaian keterampilan X100
= Jumlah skor maksimal
100

TABEL 3.3 INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN


40

1. Psikomotorik

NO
Kriteria Penilaian
Nama Nilai
Sk
Akhi
Awalan Tolakan Melayang Mendarat or
r

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

JUMLAH SKOR MAKSIMAL : 16

Keterangan

4 = sangat baik

3 = baik

2 = cukup

1 = kurang

Jumlah skor yang diperoleh


Penilaian keterampilan X 100
Jumlah skor maksimal
=

2. Tes psikomotor

Penilaian Keterampilan
41

a. Lembar pengamatan proses variasi dan kombinasi keterampilan gerak

awalan atau ancang-ancang, tumpuan, melayang di udara, dan mendarat

lompat jauh.

1) Teknik penilaian

Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam perlombaan)

2) Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran

Peserta didik diminta untuk melakukan variasi dan kombinasi

keterampilan gerak awalan atau ancang-ancang, tumpuan, melayang

di udara, dan mendarat lompat jauh yang dilakukan berkelompok

dalam bentuk perlombaan.

Nama : ...........................................................

Kelas : ...........................................................

Petugas Pengamatan : ........................................................

a) Petunjuk Penilaian

Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap

peserta didik menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak

yang diharapkan

b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak

c) Pedoman penskoran

TABEL 3.4 Indikator Penilaian

No. Indikator Penilaian Hasil Penilaian


LT T CT KT
42

(4) (3) (2) (1)


1. Sikap gerakan kaki
2. Sikap gerakan ayunan lengan
3. Sikap posisi badan
4 Sikap mendarat
SKOR MAKSIMAL : 16

(1) Sikap gerakan kaki

Skor Baik jika :

(a) Kaki melangkah selebar dan secepat mungkin

(b) Kaki belakang saat menolak dari tanah harus ditendang

lurus dengan cepat

(c) Lutut ditekuk secara wajar agar paha mudah terayun ke

depan

(d) Lutut agak bengkok

Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar.

Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan

secara benar.

(2) Sikap gerakan lengan

Skor Baik jika :

(a) Lengan diayun ke depan atas sebatas hidung

(b) Siku ditekuk kurang lebih membentuk sudut 90°

(c) Lengan diayunkan secara bergantian secara konsisten

(d) Lengan diayunkan ke depan dan ke belakang

Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar.
43

Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan

secara benar.

(3) Sikap posisi badan

Skor Baik jika :

(a) saat berlari badan rileks

(b) kepala segaris punggung

(c) pandangan ke depan

(d) badan condong ke depan

(4) Sikap mendarat

a) Kaki diluruskan dan mendarat dengan kedua kaki

b) Tangan dalam posisi lurus ke depan dan badan dicondongkan

ke depan untuk melewati titik berat badan.

Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar.

Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan

secara benar.

b. Pengolahan skor

Skor maksimum: 16

Skor perolehan peserta didik: SP

Nilai keterampilan yang diperoleh peserta didik: SP/9 X 100

c. Lembar pengamatan penilaian hasil keterampilan gerak awalan, tumpuan,

melayang, dan mendarat.

G. Teknik Analisis Data


44

Analisis data hasil penelitian mengenai peningkatan hasil belajar

lompat jauh gaya gantung pada siswa kelas VIII C SMPN 14 Tanralili

Kabupaten Maros, digunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Data hasil tes pada siklus I dan siklus II secara kuantitatif, dan didukung hasil

observasi. Selanjutnya menghitung nilai rata-rata hasil tes atau evaluasi hasil

belajar. Pengujian hipotesis tindakan bahwa dengan melalui media bola

gantung terhadap lompat jauh gaya gantung pada siswa SMPN 14 Tanralili

Kabupaten Maros hasil belajar dapat meningkat, dilakukan dengan cara

membandingkan dengan nilai rata-rata hasil tes antara siklus I dan siklus II

didukung oleh hasil observasi. Berdasarkan fokus penelitian sampai kepada

penutupan pengkualifikasian (kualitas) dan fokus penelitian sebagai berikut:

1. Reduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan dan

menyederhanakan semua data yang telah diperoleh mulai dari awal

pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian.

2. Menyajikan data dapat dilakukan dalam rangka mengorganisasikan reduksi

dengan cara penyusunan secara naratif sekumpulan informasi yang telah

diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan kemungkinan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Menarik kesimpulan dan verifikasi data adalah memberikan kesimpulan

terhadap hasil penafsiran data evaluasi yang mencakup pencarian makna

data serta memberikan penjelasan selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi

yaitu menguji kebenaran, kekokohan makna-makna yang muncul dari data.

H. Indikator Keberhasilan
45

Indikator keberhasilan penelitian ini, dikatakan berhasil jika 80% atau

lebih dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai

taraf keberhasilan maksimal. Dalam penelitian ini siswa yang berhasil memiliki

nilai minimal 75. Sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang

ditetapkan untuk siswa kelas VIII C SMPN 14 Tanralili Kabupaten Maros

pada mata pembelajaran pendidikan jasmani khususnya lompat jauh.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian
46

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di SMPN 14 Tanralili yang

bertempat di Kabupaten Maros, Subjek penelitian ini ada siswa kelas VIII C,

dengan jumlah siswa 20 terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas tentang Upaya meningkatkan hasil

belajar lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola gantung pada siswa

kelas VIII C SMPN 14 Tanralili.

Hasil penelitian PTK ini merupakan pengamatan langsung dari lapangan,

yang dilakukan peneliti mengenai proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan

jasmani khususnya Upaya meningkatkan hasil belajar lompat jauh dengan gaya

gantung melalui media bola gantung pada siswa kelas VIII C SMPN 14 Tanralili,

Kec.Tanralili Kab.Maros, Prov. Sulawesi Selatan.

1. Data awal hasil belajar Lompat jauh gaya gantung melalui media bola

gantung pada siswa kelas VIII C SMPN 14 Tanralili.

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas terlebih dahulu

peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui keadaan yang terjadi

di kelas untuk memberikan tindakan yang akan diberikan peneliti. Berikut

adalah data awal yang didapat peneliti pada siswa kelas VIII C SMPN 14

Tanralili.

Tabel 4.1 Deskripsi Data Awal Belajar Siswa Kelas VIII C SMPN 14 Tanralili

Kriteria
Kategori 46 Frekuensi Persentase
ketuntasan

≥75 Tuntas 8 40%


47

≤74 Tidak Tuntas 12 60%


Jumlah 20 100%

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa persentase ketuntasan hasil belajar

Lompat jauh 40% tuntas dari jumlah frekuensi 8 dan 60% tidak tuntas dari jumlah

frekuensi 12 Jadi data hasil belajar lompat siswa kelas VIII C SMPN 14 Tanralili

dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini :

70
60
60
50
40
40
30 tidak tuntas

20
10
0
tuntas tidak tuntas

Diagram 4.1 persentase data awal belajar siswa kelas VIII C SMPN 14 Tanralili.

Berdasarkan gambar persentase data awal hasil belajar lompat jauh kelas

VIII C SMPN 14 Tanralili, sebelum dilakukan tindakan dapat dijelaskan bahwa

dari jumlah keseluruhan siswa, belum ada peningkatan hasil belajar lompat jauh

yang benar dengan nilai 40% dari 8 siswa yang dinyatakan belum tuntas dan yang

dinyatakan tuntas dengan nilai persentase 60% dari 12 siswa

Data awal diatas dapat dijelaskan bahwa data tersebut belum mencapai

kriteria nilai minimal yang baik, oleh karena itu perlu adanya tindakan yang

diberikan pada kemampuan lompat jauh dengan gaya gantung siswa kelas VIII C
48

SMPN 14 Tanralili, yaitu melalui media bola gantung. Dimana penelitian

tindakan kelas ini akan dilakukan sebanyak dua siklus dan apabila di siklus

pertama masih ada siswa yang belum tuntas atau nilai yang dicapai masih ada di

bawa 75 menurut KKM, maka akan dilanjutkan di siklus kedua Yang terdiri dari

tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan tindakan, tahapan observasi, dan

tahapan refleksi.

1. Siklus 1

Tahap penelitian tindakan kelas pada siklus 1 dalam hasil belajar Lompat

jauh dengan gaya gantung melalui media bola gantung, dalam meningkatkan hasil

belajar Lompat Jauh kelas VIII C SMPN 14 Tanralili yang terdiri dari empat

tahap : a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) pengamatan, d) refleksi. Keempat tahap

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan siklus 1

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan dikembangkan oleh peneliti

dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, lalu menyiapkan sarana dan

prasarana yang ingin digunakan pada saat pembelajaran seperti:

Bola, tali, tiang, alat tulis, lembar soal, lembar penilaian, absensi

.Pembelajaran ini berlangsung selama 3x40 menit dengan materi lompat jauh

dengan gaya gantung melalui media bola gantung.

b. Tahap pelaksanaan siklus 1

Pada tahap siklus 1 tes hasil belajar berlangsung 3 kali pertemuan,

dengan perincian 2 pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 kali


49

pertemuan untuk hasil belajar lompat jauh dengan gaya gantung melalui

media bola gantung. Setiap pertemuan berlangsung 3x40 menit.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti melaksanakan

pembelajaran dengan materi pokok lompat jauh gaya gantung peneliti

melaksanakan pembelajaran dengan cara menyampaikan materi secara lisan

yang diajarkan yaitu lompat jauh gaya gantung melalui media bola gantung.

Penjelasan ini dimaksudkan untuk memberikan suatu pemahaman tentang

gerakan lompat jauh gaya gantung.

Kegiatan yang dilakukan setiap tahap pelaksanaan tindakan meliputi

kegiatan awal dan kegiatan inti. Pada tahap ini peneliti melaksanakan

pembelajaran dengan materi pokok lompat jauh gaya gantung. Penelitian

melaksanakan pembelajaran dengan cara menyampaikan materi secara lisan

kemudian dengan peragaan agar peserta didik lebih mudah memahami materi

yang diajarkan melalui media bola gantung.

1. Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah

melaksanakan proses pembelajaran di kelas dan dilanjutkan di lapangan.

dilaksanakan selama 15 menit dan dilakukan dalam proses pembelajaran

lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola gantung. Pada siklus 1

yaitu : 1. Siswa dibariskan 4 bersaf, setelah itu berdoa terlebih dahulu untuk

memulai pelajaran setelah itu baru mengabsen siswa. 2. Siswa melakukan

pemanasan dan peregangan terlebih dahulu untuk mempersiapkan tubuh agar

mengurangi resiko terjadinya cedera pada saat pembelajaran.


50

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilaksanakan selama 90 menit, guru menjelaskan materi

pelajaran mengenai lompat jauh gaya gantung. Kemudian guru

menginstruksikan kepada siswa untuk berkumpul. Setelah semua siswa

berkumpul guru memberikan contoh atau mendemonstrasikan kepada siswa

gerakan teknik lompat jauh yang baik dan benar, kemudian siswa berlatih

melakukan teknik dasar Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media

bola gantung.

c. Tahap pengamatan

Berdasarkan hasil observasi pada siklus 1, terhadap aktivitas siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi Lompat jauh dengan gaya

gantung melalui media bola gantung,. Masih ada beberapa siswa yang

kurang memperhatikan saat diberi penjelasan mengenai lompat jauh gaya

gantung sehingga pada saat siswa melakukan praktek Lompat Jauh masih

ada beberapa siswa yang belum memahami teknik Lompat jauh dengan gaya

gantung melalui media bola gantung.

d. Hasil penelitian siklus 1

Kegiatan yang telah dilakukan pada siklus 1 yaitu penyajian materi

Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola gantung, sebanyak 3

kali pertemuan dan pertemuan ke 3 pengambilan hasil atau tes yaitu dari

psikomotorik. Kemudian untuk pengambilan data afektif dan kognitif

diambil pada saat kegiatan inti selesai setiap pertemuan. Berdasarkan hasil
51

penelitian pada siklus 1 dapat dipresentasikan ketuntasan hasil peningkatan

hasil belajar siswa sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Data Siklus I


Kriteria
Kategori Frekuensi Persentase
ketuntasan
≥75 Tuntas 10 50%
≤74 Tidak Tuntas 10 50%
JUMLAH 20 100%

Pada data hasil siklus 1 menunjukkan persentase ketuntasan hasil

belajar siswa meningkat beberapa persen, dilihat dari data hasil awal siswa

kelas VIII C SMPN 14 Tanralili hanya 40% dan setelah diberi tindakan

persen tingkatan hasil belajar siswa meningkat jadi 10% persen hasil

belajar siswa adalah tuntas 50% dan tidak tuntas 50% dari jumlah

frekuensi 16. Kemudian hasil belajar siswa dapat dilihat dari diagram

sebagai berikut.

60
50 50
50

40

30
tidak tuntas
20

10

0
Tuntas Tidak tuntas

Diagram 4.2 Persentase


Berdasarkan Hasilbatang
diagram Belajardiatas
Siklusskor
I persentase dari data awal

hasil belajar siswa kelas VIII C SMPN 14 Tanralili meningkat 10% siswa

yang tuntas dalam pembelajaran lompat jauh gaya gantung di data awal
52

hanya 8 siswa (40%) dan tidak tuntas 12 siswa (60%) kemudian setelah

diberi tindakan Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola

gantung,, siswa yang tuntas 10 siswa (50%) dan tidak tuntas 10 siswa

(50%) dan siswa yang tuntas dengan nilai rata-rata 71,8% dengan standar

KKM 75.

e. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama siklus 1, siswa

belum mencapai indikator keberhasilan belajar secara klasikal yang telah

dirumuskan sebelumnya. Kemudian sebagai bentuk refleksi yang menjadi

pertimbangan dalam melakukan revisi atau perbaikan di siklus 1 sebelum

melangkah ke siklus 2 yaitu: masih ada siswa yang kurang memperhatikan

guru saat menjelaskan, dan sering mengganggu teman sekelasnya pada

saat proses belajar, kurang percaya diri sehingga gerakan yang digunakan

kurang efektif atau kurang maksimal.

2. Siklus II

Tahap penelitian tindakan kelas pada siklus 1 dalam hasil belajar

Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola gantung,dalam

meningkatkan hasil belajar Lompat Jauh kelas VIII C SMPN 14 Tanralili

yang terdiri dari 4 tahap: a) Perencanaan, b) perencanaan, c) observasi, d)

refleksi. Keempat tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan siklus II

Perencanaan pada siklus II sebagai langkah awal dalam penelitian

tindakan kelas ini dengan berdasarkan pada refleksi pada siklus I sehingga
53

merumuskan rencana tindakan pada siklus II. Yaitu mempersiapkan segala

sesuatu dalam rangka pelaksanaan tindakan demi perbaikan atas apa yang

telah dilakukan di siklus I, meliputi penyusunan rencana pembelajaran

(RPP) siswa kelas VIII C SMPN 14 Tanralili Lompat jauh dengan gaya

gantung melalui media bola gantung, dengan melihat kekurangan yang

terdapat pada siklus I dan menambah variasi atau model pembelajaran

yang lebih menarik dari siklus I, menyiapkan sarana dan prasarana yang

akan digunakan dalam proses pembelajaran, membuat tes penilaian hasil

belajar Lompat Jauh berdasarkan materi yang diajarkan melalui melalui

media bola gantung,. Hasil belajar yang dilakukan di siklus I.

b. Pelaksanaan tindakan siklus II

Pada tahap pelaksanan penelitian tindakan kelas (PTK) pada siklus

II berlangsung sebanyak 3 kali pertemuan dengan rincian yaitu 2 kali

pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 kali untuk tes hasil belajar

Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola gantung,. Setiap

pertemuan berlangsung 3 X 40 menit. Kegiatan yang dilakukan pada tahap

pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti.

1. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah

melaksanakan proses pembelajaran di kelas dan dilanjutkan di lapangan.

dilaksanakan selama 15 menit dan dilakukan dalam proses pembelajaran

Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola gantung,. Pada

siklus 1 yaitu : 1. Siswa dibariskan 4 bersaf, setelah itu berdoa terlebih


54

dahulu untuk memulai pelajaran setelah itu baru mengabsen siswa. 2.

Siswa melakukan pemanasan dan peregangan terlebih dahulu untuk

mempersiapkan tubuh agar mengurangi resiko terjadinya cedera pada saat

pembelajaran.

2. Kegiatan inti

Kegiatan inti dilaksanakan selama 90 menit, guru menjelaskan

materi pelajaran mengenai Lompat Jauh. Kemudian guru

menginstruksikan kepada siswa untuk berkumpul. Setelah semua siswa

berkumpul guru memberikan contoh atau mendemonstrasikan kepada

siswa gerakan teknik Lompat Jauh yang baik dan benar, kemudian siswa

berlatih melakukan teknik dasar Lompat Jauh.

c. Tahap pengamatan

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, maka hasil observasi

terhadap hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan dengan materi Lompat jauh dengan gaya

gantung melalui media bola gantung,, setelah masuk di siklus II siswa

lebih semangat dan memperhatikan apa yang diinstruksikan guru pada

saat pembelajaran berlangsung. Kesalahan yang terjadi pada siklus I siswa

sudah memperbaiki dan mampu meningkatkan hasil belajar Lompat jauh

dengan gaya gantung melalui media bola gantung,dengan baik.

d. Hasil penelitian siklus II

Kegiatan yang telah dilakukan pada siklus II adalah penyajian

materi Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola


55

gantung,bermain, sebanyak 3 kali pertemuan dan di pertemuan ke 3

memberikan tes, yang dinilai mulai dari kognitif, afektif dan psikomotor.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II dapat dilihat persentase

ketuntasan hasil belajar Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media

bola gantung, di bawah ini :

Tabel 4.3 Hasil Data Siklus II


Kriteria ketuntasan Kategori Frekuensi Persentase
≥75 Tuntas 18 90%
≤74 Tidak Tuntas 2 10%
Jumlah 20 100%

Pada tabel diatas menunjukkan persentase ketuntasan hasil belajar

siswa pada siklus II 90% tuntas dari jumlah Frekuensi 18 siswa dan 10%

tidak tuntas dari frekuensi 2 siswa. Adapun alasan siswa tidak memenuhi

nilai ketuntasan dikarenakan siswa tersebut kurang memperhatikan saat

penjelasan materi Lompat jauh sehingga pada saat proses pelaksanaan

kurang maksimal, akibatnya siswa tersebut tidak memenuhi kriteria

ketuntasan minimal KKM.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Lompat jauh dengan gaya

gantung melalui media bola gantung,pada siswa kelas VIII C SMPN 14

Tanralili. Pada siklus II mencapai persentase ketuntasan dengan persentase

90% kategori sangat baik dapat dilihat pada diagram batang skor nilai

persentase pada siklus berikut.


56

100
90
90
80
70
60
50
tidak
40 tuntas
30
20
10
10
0
tuntas tidak tuntas

Diagram 4.3 Persentase Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan diagram batang nilai persentase siklus II diatas, tampak

bahwa 20 sampel penelitian terdapat 2 siswa tidak tuntas dan 18 siswa yang

tuntas

e. Refleksi

Refleksi pada siklus II, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran

untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada pada siklus I

upaya yang dilakukan pada siswa mengalami peningkatan hasil belajar

berdasarkan hasil pengamatan sebagai berikut: masih ada siswa yang kurang

memperhatikan guru saat menjelaskan, dan sering mengganggu teman

kelasnya pada saat proses belajar, kurang percaya diri sehingga gerakan yang

digunakan kurang efektif atau kurang maksimal.

3. Perbandingan siklus I dan siklus II

untuk lebih mengetahui perbandingan hasil belajar Lompat jauh


57

dengan gaya gantung melalui media bola gantung,pada siswa kelas VIII C

SMPN 14 tanralili, pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Perbandingan hasil belajar siklus I dan siklus II

Siklus I Siklus II

NO Nilai Kategori Frekuens


Frekuensi Persentase Persentase
i

1 ≥75 Tuntas 10 50% 18 90%

2 ≤74 Tidak 10 50% 2 10%

Tuntas

Jumlah 20 100% 20 100%

Dari perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan II dapat

disimpulkan bahwa dari data awal ke siklus I mengalami peningkatan hasil belajar

Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola gantung,meningkat dari 10

siswa yang tuntas (50%), 10 siswa yang tidak tuntas (50%) dari hasil penelitian

siklus I masih belum mencapai indikator keberhasilan yakni 80% sehingga

peneliti ingin melanjutkan ke siklus II dan mengalami peningkatan menjadi 2

siswa yang tidak tuntas dan melebihi indikator keberhasilan 80% menjadi 90%

dari ketuntasan yang telah dicapai pada siklus II maka peneliti menghentikan

siklusnya

Ketuntasan hasil belajar Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media

bola gantung,pada siswa kelas VIII C SMPN 14 Tanralili, Kec Tanralili

Kab.Maros Prov.Sulawesi selatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram

batang skor nilai persentase berikut ini.


58

100
90
90
80
70
60
50 50
50 tuntas
tidak tuntas
40
30
20
10
10
0
Siklus I Siklu II

Diagram 4.4 Persentase hasil belajar siklus I dan siklus II

Berdasarkan diagram hasil belajar persentase pada siklus I dan II siswa

kelas VIII C SMPN 14 Tanralili yang menjadi sampel penelitian dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. persentase ketuntasan hasil belajar siswa setelah mengaplikasikan Lompat

jauh dengan gaya gantung melalui media bola gantung,untuk kategori tuntas

sebesar 50% pada siklus I, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 90%

dengan melakukan Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola

gantung,dengan variasi yang berbeda.

b. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa setelah mengaplikasikan Lompat

jauh dengan gaya gantung melalui media bola gantung,untuk kategori tidak

tuntas 50% pada siklus I, kemudian pada siklus II menurun menjadi 10%

dengan melakukan Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola

gantung,dengan variasi yang berbeda.

Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah siswa yang berada dalam

kategori tuntas mengalami peningkatan yakni 50% pada saat siklus I proses
59

ketuntasan terjadi dalam waktu 3 kali pertemuan proses dan pelaksanaan yang

diberikan, dan pada siklus II mengalami ketuntasan 90% dengan pelaksanaan

proses yang hampir sama dengan siklus I tetapi siklus II ada beberapa variasi

yang berbeda yang diberikan agar siswa lebih bersemangat dan tidak bosan

dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian ini menunjukkan ketuntasan kelas

secara klasikal pada siklus II sebanyak 90% dan mencapai ketuntasan secara

individu dengan nilai peserta didik berada pada kategori sangat baik.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan referensi dari analisis data yang terkumpul maka hasil

penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa pada akhir siklus ada

peningkatan mutu pembelajaran dalam Lompat jauh dengan gaya gantung

melalui media bola gantung,. Adapun kendala yang didapatkan peneliti adalah

dikarenakan sulitnya menghadirkan siswa tepat waktu dan juga cuaca yang

selalu berubah – ubah dan adanya pandemi covid -19 sehingga menghambat

proses dan waktu yang peneliti telah tetapkan tetapi alhamdulillah karena

adanya kolaborator dengan guru pendidikan jasmani dan bantuan kepala

sekolah sehingga memudahkan peneliti melakukan penelitian.Dalam

penelitian ini dimana mengupayakan meningkatkan hasil belajar Lompat jauh

dengan gaya gantung melalui media bola gantung,. Penelitian ini dilaksanakan

pada tanggal 05 Januari 2021 sampai 29 Januari 2021 di SMPN 14 Tanralili,

penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan II siklus.

1. Siklus I
60

Pada siklus I tindakan dalam proses pembelajaran Lompat jauh dengan

gaya gantung melalui media bola gantung siswa kelas VIII C SMPN 14

Tanralili. Dalam proses pembelajaran siswa merasa senang dan gembira dan

tidak melupakan sasaran yang ingin dicapai yaitu siswa melakukan teknik

dasar Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola gantung,dengan

baik namun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam mengikuti

pembelajaran, sehingga hasil yang di dapatkan pada siklus I lompat jauh pada

Siswa kelas VIII C adalah masih banyak siswa yang mendapatkan nilai ≤ 75

adalah 10 siswa atau 50%, siswa yang mendapatkan nilai 75-79 sebanyak 9

siswa dan siswa yang mendapatkan nilai 80-85 sebanyak 1 siswa. Jadi jumlah

siswa yang mendapatkan nilai ≥75 yaitu sebanyak 10 orang atau 50%,

berdasarkan masukan dari kolaborator makan peneliti melanjutkan pada siklus

II.

2. Siklus II

Pada siklus II prosess pembelajaran Lompat jauh dengan gaya gantung

melalui media bola gantung ada beberapa siswa kelas VIII C SMPN 14

Tanralili sudah lebih baik lagi dan cukup memuaskan. Tindakan yang

diberikan pada siklus II ini dengan menambahkan metode yang lebih cepat

dipahami oleh siswa yang mana modifikasi pembelajaran yaitu siswa

melakukan lompatan yang bertujuan untuk meningkatkan tolakan pada saat

lompat jauh dan juga memberikan reward kepada siswa agar meningkatkan

atau menumbuhkan semangat belajar pada siswa., variasi pembelajaran, yaitu

dengan mengkombinasikan variasi dari siklus I. Pada siklus II ini terdapat


61

peningkatan Lompat jauh kelas VIII C SMPN 14 Tanralili, hal ini dibuktikan

pada hasil rata-rata penilaian dalam Lompat jauh dengan gaya gantung melalui

media bola gantung, siswa kelas VIII C yaitu ≤75 yaitu 2 siswa atau10% dan

siswa yang memiliki nilai 75-80 yaitu 3 siswa, dan siswa yang memiliki nilai

81-91 sebanyak 15 siswa . jadi jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥75

yaitu sebanyak 18 siswa atau 90% dan memberikan reward kepada 3 siswa

yang memilki nilai tetinggi.

Dari dua penjelasan tiap siklus , menunjukkan bahwa hasil observasi

dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Lompat jauh dengan gaya gantung

melalui media bola gantung,selalu ada peningkatan yang baik, serta motivasi

yang diberikan guru dalam proses pembelajaran membuat siswa menjadi

termotivasi untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang Lompat Jauh.

Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti dan kolaborator sepakat

bahwa proses pembelajaran Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media

bola gantung,dapat di jadikan satu pembelajaran Lompat Jauh untuk siswa

kelas VIII C SMPN Tanralili.

Hal ini menunjukkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif

dalam penjasorkes sangat bermanfaat dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Penggunaan media dalam dan bentuk permainan dalam pembelajaran sanat

baik di gunakan dalam pembelajaran penjasorkes. (Mia, 2018)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Mia

Kusumawati ( 2018) yang berjudul “Upaya peningkatan hasil belajar lompat

jauh melalui media bola gantung pada siswa kelas V SDN Cipinang besar
62

selatan 18 pg Jakarta Timur” dengan hasil yaitu proses pembelajaran lompat

jauh melalui media bola gantung dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas

V SDN Cipinang Besar Selatan.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang di

lakukan oleh Armaini (2018) yang berjudul peningkatan hasil belajar lompat

jauh gaya Hang Style dengan media bola gantung siswa kelas VII.1 SMPN

Gunung Toar Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantar singingi” dengan

hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai rata-rata

siswa pada siklus II”

BAB V
63

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan di SMPN 14 Tanralili,

Kec.Tanralili, Kab. Maros, Prov.Sulawesi Selatan T.A 2020-2021.

Pembelajaran Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola gantung

pada siswa kelas VIII A SMPN 14 Tanralili. Dari hasil analisis yang diperoleh

terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II. Hasil belajar Lompat jauh pada

siklus I dalam kategori tuntas 50% dengan jumlah siswa yang tuntas 10 siswa.

dan pada siklus II terjadi peningkatan persentase hasil belajar Lompat jauh

siswa dalam kategori tuntas sebesar 90% dengan jumlah siswa yang tuntas 18

siswa.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa upaya meningkatkan

hasil belajar Lompat jauh dengan gaya gantung melalui media bola gantung

dapat meningkatkan hasil belajar Lompat jauh. Oleh karena itu peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi sekolah

Agar menyediakan atau memperbaharui sarana pembelajaran olahraga,

jangan hanya memperbaharui sarana pembelajaran lainnya. Perlunya

diperbanyak referensi/buku-buku pendidikan khususnya metode

pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran.

2. Bagi guru

63
64

Bagi guru yang mengalami kesulitan dalam peningkatan kemampuan

Lompat jauh PTK ini dapat dijadikan bahan masukan untuk mengatasi

masalah

3. Bagi siswa

Diharapkan agar siswa lebih fokus saat pembelajaran sedang berlangsung

dan mendengarkan apa yang disampaikan guru/peneliti.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan digunakan bagi

mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
65

Anni, Tri chatarina. 2017. Psikologi Belajar, semarang; UTP UNNES.

Arikunto suharsimi. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung; Alfabeta

Armaini 2018. Peningkatan Hasil Lompat Jauh Gaya Hang Style dengan Media
Bola Gntung Siswa Kelas VII.1 SMPN 1 Gunugn Toar Kecamatan Gunungn Toar
Kabupaten Kuantan Singing.Riau

Aswan Zain. 2013. Strategi belajar mengajar; Jakarta: Rineka Cipta

Djunaedi M & Almanshur Fausan. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif.


Jogjakarta; Ar-Ruz Media.

Gumatri,dkk. 2016. Metode Penelitian Pendidikan; mitra wacana media.

Hamalik oemar, 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta; Bumi aksara.

Husdarta. 2015. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung; Alfabeta.

Irfan, Adriana. 2014. .Filsafat Pendidikan jasmani. Makassar; Fakultas Ilmu


Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.
Kusumawati Mia & Rizky M. Saputro 2018. Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Lompat Jauh Melalui Media Bola Gantung pada Siswa Kelas V SDN
Cipinang Besar Selatan 18 Pg Jakarta Timur. Bekasi

Muhajir, 2016. Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Edisi
Revisi. Jakarta; Penerbit Pusat Kurikulum dan Perbukuan , Balitbang,
Kemdikbud.

Nungky Puji. 2017.Atletik. Jakarta; Media Pesindo.

Nuh Muhammad. 2014. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Pusat


Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Rifa’i Ahmad,dkk.2009.Psikologi Pendidikan.Semarang;Universitas Negeri
Semarang

Suyono, dkk. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Bandung; PT Remaja Rosdakarya

Thobroni M. 2017. Belajar & pembelajaran. Teori dan Praktik/M. Thobroni.


Yogyakarta; Ar-Ruz. Media

Wiarto Giri.2013.Atletik.Yogyakarta;Graha Ilmu


Wiarto Giri. 2016. Media Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani.
Yogyakarta; Laksitas
66

Wandini Rizky Rora & Maya Rani Sinaga 2018. Games Pak Pos Membawa Surat
Pada Sintak Model Pembelajaran Tematik. Sumatera utara

Siklus I Lampiran 1
67

Lembar Penilaian Afektif I

Penilaian Kompetensi Sikap Skor


Akhi Nilai
Penilaian Proses r
N
Nama Siswa
O Kerja Tanggung
Toleransi Sportivitas Disiplin
Sama Jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Adelia
16 80
1 Sahrani     √       √       √       √         √
2 Adelia     √       √       √     √         √   14 70
Anita Dwi
14 70
3 Cahya     √       √       √       √     √    
4 Asmiranda     √       √       √       √     √     13 65
5 Azizah Putri       √     √       √       √         √ 17 85
6 Citra Ayu     √       √       √     √       √     13 65
7 Dandi   √       √         √       √     √     12 60
Dimas
12 60
8 Fajriansya     √     √       √         √     √    
9 Gaffar     √       √       √     √       √     13 65
Hadriani
13 65
10 Putri   √         √       √     √         √  
11 Indah Sari     √       √       √       √       √   15 75
12 Ismail Harun   √         √       √       √       √   14 70
13 Kiki Salsabila     √       √       √       √       √   15 75
Muh.Abdilla
17 85
14 h     √       √         √     √         √
15 Muh.Ilham     √       √       √       √       √   15 75
Muh.Nur
16 80
16 Fajrin       √     √       √       √       √  
17 Nur Khalisa     √     √         √       √       √   14 70
18 Reza     √       √       √       √     √ 16 80
19 Rini Santika     √       √       √     √         √   14 70
20 Rezti Afrianti     √       √       √       √       √   15 75

Lampiran 2
68

Lembar Penilaian Kognitif I

Nilai
Kriteria Penilaian Skor
Akhir
No Nama
Soal I Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Adelia
15 75
1 Sahrani     √       √       √       √       √  
2 Adelia     √         √     √         √   √     16 80
Anita Dwi
14 70
3 Cahya     √     √         √       √       √  
4 Asmiranda   √         √     √         √       √   13 65
5 Azizah Putri     √       √       √       √       √   15 75
6 Citra Ayu     √     √         √       √       √   14 70
7 Dandi       √     √     √       √         √   14 70
Dimas
12 60
8 Fajriansya   √         √     √         √     √    
9 Gaffar     √       √       √       √       √   15 75
Hadriani
14 70
10 Putri     √     √         √       √       √  
11 Indah Sari     √       √       √       √       √   15 75
12 Ismail Harun   √       √     √         √   √   16 80
13 Kiki Salsabila     √       √       √     √         √   14 70
Muh.Abdilla
14 70
14 h       √   √       √         √       √  
15 Muh.Ilham     √       √       √     √         √   14 70
Muh.Nur
16 80
16 Fajrin       √     √     √         √         √
17 Nur Khalisa     √       √       √       √       √   15 75
18 Reza     √       √       √       √       √ 16 80
19 Rini Santika   √         √       √       √       √   14 70
20 Rezti Afrianti       √     √       √       √       √   16 80

Lampiran 3

Lembar Penilaian Psikomotorik I


69

Nilai
Kriteria Penilaian Skor
N Akhir
Nama
o Awalan Tolakan Melayang Mendarat    
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4    
1 adelia sahrani     √       √       √         √ 13 81,25
2 Adelia       √     √       √       √   13 81,25
Anita Dwi
12 75
3 Cahya   √       √         √     √    
4 Asmiranda     √       √     √       √     10 62,5
5 Azizah Putri     √       √       √     √     11 68,75
6 Citra Ayu     √     √       √         √   10 62,5
7 Dandi   √         √     √       √     9 56,25
Dimas
10 62,5
8 Fajriansya     √     √         √     √    
9 Gaffar   √         √     √         √   10 62,5
Hadriani
9 56,25
10 Putri   √       √       √         √  
11 Indah Sari     √       √       √         √ 13 81,25
12 Ismail Harun       √   √     √       √ 14 87,5
13 Kiki Salsabila     √     √       √       √     9 56,25
Muh.Abdilla
13 81,25
14 h     √       √         √     √  
15 Muh.Ilham       √     √         √     √   14 87,5
Muh.Nur
11 68,75
16 Fajrin     √       √       √     √    
17 Nur Khalisa     √       √     √         √   11 68,75
18 Reza     √     √       √       √ 13 81,25
19 Rini Santika   √         √       √     √     10 62,5
20 Rezti Afrianti     √       √       √       √   12 75

Lampiran 4

Rekapitulasi Penilaian siklus I


Jumla
Aspek Penilaian Nilai Keterangan
No Nama h
Kognitif Psikomotorik Afektif
1 Adelia Sahrani 75 81,25 80 236,25 78 Tuntas
2 Adelia 80 81,25 70 231,25 77 Tuntas
70

3 Anita Dwi Cahya 70 75 70 215 72 Tidak tuntas


4 Asmiranda 65 62,5 65 192,5 64 Tidak tuntas
5 Azizah Putri 75 68,75 85 228,75 76 Tuntas
6 Citra Ayu 70 62,5 65 197,5 66 Tidak tuntas
7 Dandi 70 56,25 60 186,25 62 Tidak tuntas
8 Dimas Fajriansya 60 62,5 60 182,5 61 Tidak tuntas
9 Gaffar 75 62,5 65 202,5 67 Tidak tuntas
10 Hadriani Putri 70 56,25 65 191,25 64 Tidak tuntas
11 Indah Sari 75 81,25 75 231,25 77 Tuntas
12 Ismail Harun 80 87,5 70 237,5 79 Tuntas
13 Kiki Salsabila 70 56,25 75 201,25 67 Tidak tuntas
14 Muh.Abdillah 70 81,25 85 236,25 78 Tuntas
15 Muh.Ilham 70 87,5 75 232,5 77 Tuntas
16 Muh.Nur Fajrin 80 68,75 80 228,75 76 Tuntas
17 Nur Khalisa 75 68,75 70 213,75 71 Tidak tuntas
18 Reza 80 81,25 80 241,25 80 Tuntas
19 Rini Santika 70 62,5 70 202,5 67 Tidak tuntas
20 Rezti Afrianti 80 75 75 230 77 Tuntas
Jumlah 1436  
Rata-rata 71,8  
Nilai Tertinggi 80  
Nilai Terendah 61  
50,00
Ketuntasan %  

Hasil data siklus 1

KKM Kategori Frekuensi Persentase


≥75 Tuntas 10 50,00%
Tidak
≤74 Tuntas 10 50,00%
  20 100%
Lampiran 5 Siklus II

Lembar Penilaian Afektif II

Nam Penilaian Kompetensi Sikap Skor


Nilai
No Penilaian Proses Akhir
a Kerja sama Toleransi Sportivitas Disiplin Tanggung
71

Jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Adelia
1 Sahrani     √       √       √       √     √   16 80
2 Adelia     √         √     √         √   √   17 85
Anita Dwi
3 Cahya     √     √       √       √       √ 16 80
4 Asmiranda     √     √       √       √   √   14 70
5 Azizah Putri     √       √       √       √     √   16 80
6 Citra Ayu     √     √       √     √       √ 17 85
7 Dandi       √     √     √     √     √   17 85
Dimas
8 Fajriansya     √     √     √     √       √ 18 90
9 Gaffar     √     √     √       √     √   18 90
Hadriani
10 Putri     √     √     √       √       √ 16 80
11 Indah Sari     √     √       √     √       √   17 85
12 Ismail Harun     √       √     √       √       √ 18 90
13 Kiki Salsabila       √     √         √     √     √   18 90
Muh.Abdilla
14 h       √   √   √       √       √ 18 90
15 Muh.Ilham     √       √       √     √     √   17 85
Muh.Nur
16 Fajrin       √     √       √       √     √   18 90
17 Nur Khalisa     √       √         √     √       √   16 80
18 Reza       √     √         √     √       √ 18 90
19 Rini Santika     √     √         √       √     √   14 70
20 Rezti Afrianti       √     √       √       √       √ 18 90

Lampiran 6

Lembar Penilaian Kognitif II

Sko Nilai
Kriteria Penilaian
r Akhir
No Nama
Soal I Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Adelia     √       √       √       √     √   16 80
72

Sahrani
2 Adelia     √         √     √         √   √     16 80
Anita Dwi
15 75
3 Cahya     √     √       √       √       √  
4 Asmiranda     √     √       √     √     √   14 70
5 Azizah Putri     √       √     √       √       √   16 80
6 Citra Ayu     √     √       √       √       √   15 75
7 Dandi       √     √     √     √       √   16 80
Dimas
15 75
8 Fajriansya     √     √     √       √     √  
9 Gaffar     √     √     √       √       √   17 85
Hadriani
15 75
10 Putri     √     √     √       √       √  
11 Indah Sari     √     √       √     √       √   17 85
12 Ismail Harun     √       √     √       √       √ 18 90
13 Kiki Salsabila       √     √         √     √       √   17 85
Muh.Abdilla
16 80
14 h       √   √   √       √       √  
15 Muh.Ilham     √       √       √       √     √   16 80
Muh.Nur
17 85
16 Fajrin       √     √       √         √     √  
17 Nur Khalisa     √       √         √     √       √   16 80
18 Reza       √     √         √     √       √   17 85
19 Rini Santika     √     √         √       √     √   14 70
20 Rezti Afrianti       √     √       √       √         √ 17 85

Lampiran 7

Lembar Penilaian Psikomotorik II

Kriteria Penilaian
Nilai
No Nama Awalan Tolakan Melayang Mendarat Skor
Akhir
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Adelia
1 √ √ √ √ 14 87,5
Sahrani
73

2 Adelia √ √ √ √ 14 87,5
Anita Dwi
3 √ √ √ √ 13 81,25
Cahya
4 Asmiranda √ √ √ √ 12 75
5 Azizah Putri √ √ √ √ 15 93,75
6 Citra Ayu √ √ √ √ 13 81,25
7 Dandi √ √ √ √ 16 100
Dimas
8 √ √ √ √ 14 87,5
Fajriansya
9 Gaffar √ √ √ √ 15 93,75
Hadriani
10 √ √ √ √ 14 87,5
Putri
11 Indah Sari √ √ √ √ 14 87,5
12 Ismail Harun √ √ √ √ 15 93,75
13 Kiki Salsabila √ √ √ √ 14 87,5
14 Muh.Abdillah √ √ √ √ 16 100
15 Muh.Ilham √ √ √ √ 16 100
Muh.Nur
16 √ √ √ √ 15 93,75
Fajrin
17 Nur Khalisa √ √ √ √ 12 75
18 Reza √ √ √ √ 15 93,75
19 Rini Santika √ √ √ √ 11 68,75
20 Rezti Afrianti √ √ √ √ 15 93,75

Lampiran 8

Rekapitulasi Penilaian II

Aspek Penilaian
No Nama Jumlah Nilai Keterangan
Kognitif Psikomotorik Afektif
1 Adelia Sahrani 80 87 80 247 82 tuntas
2 Adelia 80 87,5 85 252,5 84 tuntas
3 Anita Dwi Cahya 75 81 80 236 79 tuntas
4 Asmiranda 70 75 70 215 71 tidak tuntas
5 Azizah Putri 80 93,75 80 253,75 84 tuntas
6 Citra Ayu 75 81,25 85 241,25 80 tuntas
7 Dandi 80 100 85 265 89 tuntas
8 Dimas Fajriansya 75 87,5 90 252,5 84 tuntas
74

9 Gaffar 85 93,75 90 268,75 90 tuntas


10 Hadriani Putri 75 87,5 80 242,5 80 tuntas
11 Indah Sari 85 87,5 85 257,5 85 tuntas
12 Ismail Harun 90 93,75 90 273,75 91 tuntas
13 Kiki Salsabila 85 87,5 90 262,5 88 tuntas
14 Muh.Abdillah 80 100 90 270 90 tuntas
15 Muh.Ilham 80 100 85 265 88 tuntas
16 Muh.Nur Fajrin 85 93,75 90 268,75 89 tuntas
17 Nur Khalisa 80 100 80 260 86 tuntas
18 Reza 85 93,75 90 268,75 89 tuntas
19 Rini Santika 70 68,75 70 208,75 70 tidak tuntas
20 Rezti Afrianti 85 93,75 90 268,75 89 tuntas

Hasil Data Siklus II

KKM Kategori Frekuensi Persentase


≥75 Tuntas 18 90,00%
Tidak
≤74 Tuntas 2 10,00%
  20 100%

LAMPIRAN DOKUMENTASI

1. Penyerahan surat Penelitian


75

2. Berdoa sebelum memulai pembelajaran

3. Melakukan Pemanasan
76

5. Siswa melakukan Posisi Melayang

6. Melakukan lompat jauh untuk meningkatkan tolakan


77

7. Siswa melakukan posisi Tolakan siklus II

8. memberikan contoh posisi melayang siklus II


78

9. siswa melakukan posisi melayang Siklus II

10. Siswa melakukan posisi Memdarat siklus II


79

11. Foto bersama siswa dan peneliti


80
81

RIWAYAT HIDUP

Hasriadi, Lahir di Matompi Desa Matompi Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu

Timur Pada Tanggal 19 Februari 1998 Provinsi Sulawesi Selatan . Hasriadi adalah

Anak Ke Enam dari Tujuh Bersaudara Dari Pasangan AyahHanda Pandu dan

Ibunda Jannati. Adapun jenjang pendidikan yang telah penulis lalui yaitu sebagai

berikut : masuk sekolah di SD MI Muhammadiyah Matompi Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur Pada Tahun 2004 dan Tamat pada Tahun 2010.

Kemudian Pada Tahun Yang Sama Melanjutkan Pendidikan di SMPN 1 Towuti


82

Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur dan Tamat pada tahun 2013

Selanjutnya Melamjutkan Pendidikan di SMA Negeri 1 Towuti yang sekarang

berubah nama menjadi SMA Negeri 3 Luwu Timur Kecamatan Towuti Kabupaten

Luwu Timur dan tamat pada tahun 2016 Setelah selesai pada jenjang Menengah

Atas , Pada tahun 2016 Penulis Melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi dan

terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan jasmani di Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan Universitas Mega Rezky Makassar Program Sarjana (S1).

Anda mungkin juga menyukai