Anda di halaman 1dari 149

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)


PADA SISWA KELAS IV SD INPRES BORONGBULO
KECAMATAN BONTOLEMPANGAN
KABUPATEN GOWA.

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.

Oleh:

WAHIDAH
105401135718

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021

i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Kantor jl Sultan Alauddin No. 259, (0411) 866132, Fax (0411 860132)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi atas nama Wahidah, NIM 105401135718 diterima dan disahkan oleh
panitia ujian skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar Nomor : 0004/FKIP/A.4-II/III/1441/2021 pada
Tanggal 17 Rajab 1442 H, 01 Maret 2021 M, sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar pada hari Senin tanggal 27 Februari 2021.

15 Rajab 1442 H
Makassar, -------------------------
27 Februari 2021 M

Panitia Ujian

Pengawas Umum : Prof. DR. H. Ambo Asse., M. Ag (....................)

Ketua : Erwin Akib, S.Pd., M.Pd.,Ph. D (....................)

Sekretaris : Dr. Baharullah, M. Pd (....................)

Penguji : 1. Ernawati, S.Pd, M.Pd (....................)

2. Hamdana Hadaming, S.Pd, M.Si (....................)

3. Andi Ardhillah Wahyudi ,S.Pd., M.Si (....................)

4. Kristiawati, S.Pd., M.Pd (....................)

Disahkan oleh :
Dekan FKIP Unismuh Makassar

Erwin Akib, S. Pd., M. Pd., Ph. D


NBM. 860 934

ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Kantor jl Sultan Alauddin No. 259, (0411) 866132, Fax (0411 860132)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

JUDUL SKRIPSI : PENINGKATAN HASILBELAJAR MATEMATIKA


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS
IV SD INPRES BORONGBULO KECAMATAN
BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA.

Mahasiswa yang bersangkutan :

Nama Mahasiswa : WAHIDAH


NIM : 105401135718
Jurusan : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan
layak untuk diujikan.

Makassar, 27 Februari 2021


Disetujui Oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing II

Ernawati, S.Pd, M.Pd. Hamdana Hadaming, S.Pd, M.Si


NIDN. 0911108702 NIDN. 0918108602

Diketahui :
Dekan FKIP Ketua Jurusan Pendidikan
Unismuh Makassar Guru Sekolah Dasar

Erwin Akib, S. Pd., M. Pd., Ph. D Aliem Bahri, S. Pd., M. Pd


NBM. 860934 NIDN. 091168101

iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Kantor jl Sultan Alauddin No. 259, (0411) 866132, Fax (0411 860132)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wahidah

Nim : 105401135718

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps)
Pada Siswa Kelas Iv Sd Inpres Borongbulo Kecamatan
Bontolempangan Kabupaten Gowa.

UPT SPF : SD Inpres Borongbulo

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di


depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan ciptaan
orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima
sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Borongbulo ,27 Februari 2021


Yang Membuat Pernyataan

Wahidah

iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Kantor jl Sultan Alauddin No. 259, (0411) 866132, Fax (0411 860132)

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wahidah

Nim : 105401135718

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikian

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya ( tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Borongbulo 27 Februari 2021


Yang Membuat Perjanjian

Wahidah

v
MOTTO

Selalu ada harapan

Bagi mereka yang sering berdoa

Selalu ada jalan

Bagi mereka yang berusaha

Kupersembahkan Karya ini untuk Kedua

orang tuaku, Saudara, dan sahabatku atas

keikhlasan dan doanya dalam mendukung

penulis dalam mewujudkan harapan

menjadi kenyataan

vi
ABSTRAK

WAHIDAH 2021, Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV SD
Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.(dibimbing
oleh Ernawati dan Hamdana Hadaming).
Penelitian ini mengkaji tentang Peningkatan Hasil Belajar Matematika
melalui Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada siswa
kelas IV SD Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.
Tujuan penelitian ini yaitu Untuk mengetahui Peningkatan Hasil belajar
Matematika Setelah penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Shre (TPS) Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Borongbulo Kecamatan
Bontolempangan Kabupaten Gowa. Penelitian ini merupakan penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri
dari empat tahap, yakni 1) Perencanaan; 2) pelaksanaan tindakan; 3) observasi:
dan 4) refleksi. Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SD Inpres
Borongbulo yang berjulmlah 16 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada
semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar observasi guru dan siswa, tes hasil belajar dan
dokumentasi. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif
deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Thin Pair Share (TPS) di kelas IV SD Inpres
Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa dilaksnakan sesuai
dengan langkah–langkah pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
dimana siswa dituntut untuk aktif dalam belajar sehingga konsep materi lebih
muda untuk dipahami. 2) Hasil belajar Matematika siswa Kelas IV SD Inpres
Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa pada siklus I berada
pada kategori sedang yaitu mencapai ketuntasan sebesra 67 % dan belum tuntas
secara klasikal karena proses pembelajaran belum dilaksanakan secara maksimal
dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata ketuntasan klasikal
berada pada kategori sangat tinggi yaitu mencapai 100 % dengan KKM 70.

Kata kunci : Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS), Hasil Belajar
Matematika

vii
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam karena atas

kehendaknyalah penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan Judul

“Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV SD Inpres

Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa” Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulisan Skripsi ini

tidak tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. H. Ambo Asse., M. Ag., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Erwin Akib, S. Pd., M. Pd., Ph. D., Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Syarifuddin, S.Pd.I Kepala Sekolah SD Inpres Borongbulo.

4. Bapak Aliem Bahri, S. Pd., M.Pd, sebagai ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah

Makassar.

5. Ernawati, S.Pd, M.Pd. sebagai Pembimbing I dan Ibu Hamdana

Hadaming, S.Pd, M.Si Pembimbing II, yang dengan senang hati

memberikan motivasi dan bimbingan kepada kami.

viii
6. Juliyati, S.Pd sebagai guru Pamong yang telah memberikan 4begitu

banyak masukan terutama dalam melaksanakan proses belajar

mengajar di kelas.

7. Bapak dan ibu guru serta staff tata usaha SD Inpres Borongbulo, yang

telah mendukung pelaksanaan Penelitian di SD Inpres Borongbulo.

8. Peserta didik kelas SD Inpres Borongbulo yang telah berpartisipasi

aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar selama Penelitian

berlangsung.

9. Rekan- rekan mahasiswa yang telah bekerjasama dengan baik.

Semoga kebersamaan itu memberikan hikmah yang bermanfaat bagi

kita semua.

Namun sepenuhnya penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak luput dari

kekurangan ataupun kesalahan, olehnya itu penulis sangat mengharapkan saran

dan kritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan Penelitian

selanjutnya.

Demikian Skripsi ini saya buat, semoga Allah SWT selalu mencurahkan

Rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-Nya dan semua amal bakti kita dapat

bernilai ibadah disisi-Nya. Amin Ya Rabbil Alamin. Billahi Fiisabilil Haq

Fastabiqul Khaerat.

Borongbulo 27 Februari 2021

Penulis

ix
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR PERSUTUJUAN PEMBIMBING iii

SURAT PERNYATAAN iv

SURAT PERJANJIAN v

MOTTO vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii


DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii


DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 8
D. Manfaat Penelitian 8
1. Manfaat Teoritis 8
2. Manfaat Praktis 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10
A. Kajian Teori 10
1. Hasil Belajar 10
a. Pengertian Hasil Belajar 10
b. Jenis - Jenis Hasil Belajar 11
c. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 14
2. Hakikat Pembelajaran Matematika 17

x
a. Pengertian Matematika 17
b. Matematika di Sekolah Dasar 17
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) 18
a. Pembelajaran Kooperatif 18
b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif 19
c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 20
d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) 22
B. Penelitian Relevan 26
C. Kerangka Pikir 27
D. Hipotesis Penelitian 31
BAB III METODE PENELITIAN 31
A. Jenis Penelitian 31
B. Lokasi dan Subjek Penelitian 31
C. Fokus Penelitian 31
D. Definisi Operasional 32
E. Prosudur Pelaksanaan Penelitian 32
F. Instrumen Penelitian 35
G. Teknik Analisis Data 36
H. Indikator Keberhasilan 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40

A. Hasil Penelitian 40

B. Pembahasan Penelitian 61

BAB V PENUTUP 65

A. Kesimpulan 65

B. Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 67

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS 22

Tabel 3. 1 Kriteria Tingkat Keberhasilan siswa. 38

Tabel 3.2 Persentase Keberhasilan Aktivitas Mengajar Guru dan 39

Belajar Siswa

Tabel 3.3 KKM kelas IV SD Inpres Borongbulo tahun pelajaran 2019/2020 39

Tabel 4.1Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I 48

Tabel 4.2 Presentase Ketuntasan belajar siswa pada Siklus I 49

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II 57

Tabel 4.4 Presentase Ketuntasan belajar siswa pada Siklus I 57

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir 28

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pelaksanaan Penelitian 32

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Data Awal Hasil Observasi Belajar Siswa Kelas IV 69


SD Inpres Borongbulo.
Lampiran 2 Silabus siklus I dan Siklus II 70

Lampiran 3 RPP Siklus I dan Siklus II 72

Lampiran 4 Materi Siklus 1 dan Siklus II 93

Lampiran 5 Tes Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II 99

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Siklus I dan Siklus II 109

110
Lampiram 7 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Siklus I dan
Siklus II

Lampiram 8 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru dan 112


Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 9 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas IV 121
SD Inpres Borongbulo

Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Mengajar 132


Peneliti dan Belajar Siswa Kelas IV.

Lampiran 12 Dokumentasi 133

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah program yang melibatkan sejumlah

komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang

diprogramkan dan merupakan aktifitas sadar dan sengaja diarahkan untuk

mencapai suatu tujuan. Purwanto (2017 : 1). Hal ini sejalan dengan dengan

pengertian pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat 1

yang berbunyi:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi anak

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu faktor yang saling menunjang dalam pendidikan, antara lain

adalah sekolah. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang di

dalamnya terdapat proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional. Selain itu terdapat delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang

1
menjadi suatu kriteria minimal yang menunjang sistem pendidikan di seluruh

wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu: Standar Kompetensi

Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidikan dan Tenaga

Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar

Pembiayaan Pendidikan, Standar Penilaian Pendidikan.

Di dalam ruang lingkup sekolah, anak dituntut untuk bisa memahami

pelajaran apa yang diberikan oleh gurunya. Koesoema (2007: 225)

menyimpulkan “Jika dipahami secara lebih komprehensif, sekolah benar-benar

menjadi sebuah wahana bagi proses pendidikan nilai. Di dalam sekolahlah

diharapkan para siswa belajar mengaktualisasikan nilai-nilai yang telah mereka

terima secara langsung”. Kesimpulanya adalah fungsi pendidikan adalah

membimbing anak kearah suatu tujuan yang kita nilai tinggi.

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat 10 mata

pelajaran yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa

Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni

Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, Muatan

Lokal dan Pengembangan Diri. Didalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional

ditegaskan bahwa mata pelajaran matematika merupakan ilmu universal yang

mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam

berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan

menciptakan teknologi dimasa depan, diperlukan penguasaan matematika

yangkuat sejak dini.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terintegrasi yang memungkinkan

2
siswa baik secara individual maupun secara klasikal aktif menggali dan

menemukan konsep dan prinsip-prinsip secara holistik bermakna dan otentik,

melalui pertimbangan itu maka berbagai pandangan dan pendapat tentang

pembelajaran terintegrasi, tapi semuanya menekankan pada penyampaian

pembelajaran yang bermakna dengan melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran, sehingga melalui pembelajaran terintegrasi ini siswa diharapkan

memperoleh pengetahuan secara menyeluruh dengan cara mengaitkan satu

pelajaran dengan pelajaran yang lain.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai

dari Sekolah Dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan memperoleh, mengolah

dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu

berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Pemahaman yang benar tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip

matematika sangat diperlukan siswa untuk membangun penalaran dalam

memecahkan berbagai masalah. Bertolak dari anggapan tersebut dapat

mempengaruhi mental siswa yang menimbulkan sifat negatif pada siswa, antara

lain siswa enggan untuk mengikuti pelajaran matematika, takut dan benci jika ada

jadwal pelajaran matematika. Bahkan terkadang kebencian siswa tersebut tidak

hanya pada mata pelajarannya saja tetapi juga pada guru yang mengajar.

Keterampilan matematika tidak datang dengan sendirinya tetapi

didasarkan atas pemahaman dan latihan yang cukup sehingga tidak mudah lupa

terhadap konsep-konsep dan teorema-teorema yang telah dipelajari. Guru sebagai

3
penggerak proses belajar mengajar diharapkan mampu memantau tingkat

kesukaran yang dialami siswa, memberikan motivasi serta mampu mengarahkan

dan mendorong kegiatan belajar.

Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa dapat memahami

materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dan mendapatkan hasil belajar yang

diharapkan. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas ditinjau dari segi

proses apabila seluruhnya atau sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif,

baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping

menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan

percaya pada diri sendiri. Penerapan pembelajaran melalui kelompok kecil yang

saling bekerja sama dan melibatkan siswa secara aktif diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran

matematika.

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat bergantung pada sejauh

mana pembelajaran itu didesain atau direncanakan. Sebaliknya, suatu

pembelajaran yang tidak didesain secara sistematis tidak memperoleh hasil yang

maksimal. Namun, tidak semua guru berkesempatan untuk melakukannya,

mungkin karena banyaknya pekerjaan sampingan yang dilakukan selain

menjalankan tugas sebagai guru atau mungkin menganggap bahwa pembelajaran

yang hendak dilakukan sudah dapat dikuasai sehingga merasa tidak perlu didesain

atau direncanakan lagi. Khusus pada mata pelajaran matematika, proses

pembelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang

serius.

4
Namun, kenyataanya di dalam kelas seorang guru mengajar dalam

pembelajaran, siswa tentunya memperhatikan dan mendengarkan apa yang sedang

diuraikan oleh gurunya. Keadaan ini sungguh bertolak belakang dengan apa yang

ialami pelajar sekarang. Mereka menyepelekan dan malas belajar yang sudah

menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar. Misalnya anak sedang

membaca buku, pasti kita beranggapan bahwa dia belajar. Padahal belum tentu,

Siapa tahu pandangan matanya diarahkan ke dalam buku tersebut, tetapi

pikirannya menerawang ke arah lain yang menarik baginya. Hal seperti ini

haruslah mendapatkan pengamatan yang mendalam. di sekolah memang berbeda-

beda. Kemampuan siswa yang tergolong rendah, akan sangat mempengaruhi

perolehan pengetahuannya. Padahal, perolehan pengetahuan berbanding lurus

dengan perolehan nilai di sekolahnya. Masalah kemampuan siswa dalam

menerima materi di sekolah ini dapat dilihat dari faktor internal, misalnya dari

segi gizi yang kurang terpenuhi sehingga daya tahan tubuhnya terganggu, yang

mengakibatkannya jadi kurang konsentrasi di sekolah. Selain itu, faktor psikologis

siswa, misalnya kurang diperhatikan orang tua atau gurunya.

Berdasarkan observasi yang dilaksanakan Peneliti pada hari Selasa 21

Januari 2020 di SD Inpres Borongbulo dengan Mewawancarai Guru Kelas IV

SD Inpres Borongbulo. Hasil belajar matematika dikelas tersebut tergolong

rendah. Dengan nilai Rata-rata 56,76 % Hal ini disebabkan karena pada saat

proses pembelajaran Guru masih menggunakan pembelajaran yang

bersifatkonvensional dimana guru kebanyakan menggunakan metode ceramah

dan siswa diminta untuk mendengarkan dan menghafal rumus-rumus yang sudah

5
ada padahal jika hanya dengan menghafal saja tanpa tahu konsepnya maka siswa

akan lebih muda melupakan rumus tersebut. Guru kurang inovatif dalam

pembelajaran sehingga membuat siswa cepat bosan dan malas mengerjakan tugas

yang diberikan. Faktor siswa juga sangat mempengaruhi rendahnya hasil

belajar matematika, siswa kelas IV SD Borongbulo siswa masih cenderung pasif

dalam mengikuti pembelajaran matematika kebanyakan siswa yang duduk

dibelakang asyik bermain sendiri dan berbicara dengan temannya. Faktor lain

yaitu Guru hanya berfokus untuk mengejar materi yang harus disampaikan

kepada anak dan kurang memperhatikan kebermaknaan pengetahuan tersebut.

Sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif menemukan

sendiri konsepnya. Perilaku siswa tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil

belajar matematika. Hal ini terbukti masih rendahnya hasil belajar matematika di

Kelas IV SD Inpres Borongbulo . Dari 16 jumlah siswa kelas IV, terdapat 7 siswa

atau 44% yang memperoleh nilai standar dan 9 siswa atau 56 % yang memperoleh

nilai dibawah standar dengan Kriteria Ketuntasan Minimal 70 (KKM) untuk mata

pelajaran matematika yang telah ditetapkan.

Salah satu upaya yang dikembangkan oleh peneliti untuk menunjang

peningkatan hasil belajar Matematika siswa Kelas IV SD Inpres Borongbulo yaitu

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

dalam pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan Hasil belajar matematika

Siswa dan aktivitas belajar siswa yaitu dengan siswa dapat berpikir, berpasangan

dan berbagi atau bekerja sama dengan siswa lain.

6
Model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) merupakan tipe

yang sederhana dengan banyak keuntungan karena dapat meningkatkan partisipasi

siswa dan pembentukan pengetahuan oleh siswa. Dengan menggunakan suatu

prosedur, para siswa belajar dari siswa yang lain dan berusaha untuk

mengeluarkan pendapatnya dalam situasi nonkompetisi sebelum

mengungkapkannya didepan kelas.

Lie (Daryanto 2014: 38) mengungkapkan: Dengan model


pembelajaran klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa
maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, Model
pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) memberi
kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap
siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi kepada orang
lain.

Hal tersebut ditegaskan Kembali oleh lyman (Daryanto, 2014:


38) Model Pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS)
membantu para siswa untuk mengembangkan pemahaman
konsep dan materi pembelajaran, mengembangkan kemampuan
untuk berbagi informasi dan menarik kesimpulan, serta
mengembangkan kemampuan untuk mempertimbangkan nilai-
nilai dari suatu pelajaran.

Fogarty dan Robin (1996:1) memperkuat pendapat Lyman menyatakan bahwa

model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) memilki beberapa

keuntungan sebagai berikut : (a) mudah dilaksanakan dalam kelas yang besar, (b)

memberikan waktu kepada siswa untuk merefleksikan isi materi pelajaran, (c)

memberikan waktu kepada siswa untuk melatih mengeluarkan pendapat sebelum

berbagi dalam kelompok kecil atau kelas secara keseluruhan,(d) meningkatkan

kemampuan penyimpanan jangka panjang dan isi materi pelajaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti akan melakukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar

7
Matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair

Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Borongbulo Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Setelah penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Shre (TPS) Pada Siswa Kelas IV SD Inpres

Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa” ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Peningkatan Hasil belajar

Matematika Setelah penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think

Pair Shre (TPS) Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Borongbulo Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi lembaga pendidikan yaitu dapat menjadi literatur dalam

pengembangan proses belajar mengajar dan sebagai masukan dalam

upaya meningkatkan hasil belajar sehingga dapat meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia.

b. Bagi peneliti yaitu dapat menjadi referensi atau bahan pembanding

8
untuk penelitian yang relevan denganvariabel yang berbeda.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru, model pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)

merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan

dalam meningkatkan hasil belajar matematika.

b. Bagi siswa khususya kelas IV, melalui model pembelajaran

cooperative tipe Think Pair Share (TPS) dapat memberikan

pengalaman belajar yang lebih aktif dan menyenangkan serta

memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

c. Bagi sekolah yaitu dapa memberikan masukan positif dalam

perbaikan proses dan hasil pembelajaran sehingga dapat

mening9katkan mutu pendidikan.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil Belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu „hasil‟ dan „belajar‟.

Sebagaimana dikemukakan oleh UNESCO ada empat pilar hasil belajar yang

diharapkan dapat dicapai oleh pendidikan, yaitu: learning to know, learning to be,

learning to life together, dan learning to do. Ruhimat (2011: 140)

Menurut Suprijono (2012: 6) bahwa:

Hasil belajar yaitu perubahan - perubahan yang terjadi pada


individu baik dari aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Hasil belajar seringakali digunakan sebagai
ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang
menguasai bahan yang sudah diajarkan. Pengertian tersebut
dipertegas oleh hasil belajar mencakup kemampuan
koginitif, afektif, dan psikomotorik”. Hasil belajar adalah
“perubahan perilaku yang berupa pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap yang diperoleh peserta didik selama
berlangsungnya proses belajar mengajar atau yang lazim
disebut dengan pembelajaran”

Menurut Sudjana (2010: 22) Bahwa:

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki


siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Sedangkan, pengertian belajar adalah aktivitas yang
disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan
kemampuan diri, dengan belajar siswa yang tadinya tidak
mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan
sesuatu, atau siswa yang tadinya tidak terampil, menjadi
terampil.

10
Slameto (2010: 2) mengemukakan bahwa: “Belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang terjadi pada
seseorng untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut
Sanjaya (2006: 112)

“Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga

menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena

adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari”.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

suatu perubahan pengetahuan dan tingkah laku yang diperoleh dari proses belajar

sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Sehingga, belajar tidak akan

membuahkan hasil tanpa melalui proses pembelajaran. Dan hasil belajar itu tidak

akan membuahkan hasil tanpa melalui proses pembelajaran. Dan hasil belajar itu

tidak akan hanya diperoleh dari rana kognitif saja, tetapi juga dilihat dari ranah

efektif dan psikomotorik.

b. Jenis-jenis Hasil Belajar

Kingsley (Sudjana 2006:112) “membagi tiga macam hasil belajar, yaitu

keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-

cita”.

Jenis-jenis hasil belajar dari bloom (Sudjana 2006:112)


secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu
ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yakni aspek mengingat,
memahami, menerapakan, menganalisis, mencipta, dan
menilai. Kedua aspek pertama tersebut kognitif tingkat
rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif
tingkat tinggi. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang
terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau
reaksi, penghargaan, organisasi, dan karakterisasi

11
berdasarkan nilai-nilai. Ranah psikomotoris, berkenaan
dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (Suharsimi Arikunto: 2008:138)

hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perinciannya adalah sebagai berikut:

1) Aspek Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek

yaitu, Pengetahuan (knowledge), merupakan pengetahuan yang sifatnya faktual.

(a) Pemahaman merupakan kemampuan menangkap makna atau konsep

secara operasional siswa mampu membedakan, menjelaskan,

maramalkan, menafsirkan dan memberi contoh.

(b) Penerapan/aplikasi, merupakan kemampuan untuk menerapkan suatu

kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang

konkret dan baru.

(c) Analisis, merupakan kesanggupan memecahkan, menguraikan sesuatu

integrasi (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur bagian yang

mempunyai arti.

(d) Evaluasi adalah mengetahui sejauh mana siswa mampu menerapkan

pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai

sesuatu kasus yang diajukan oleh penyesusan soal.

2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi ilmu jenjang

kemampuan yaitu:

(a) Receiving atau attending yaitu kepekaan dalam menerima rangsangan

12
(stimulus) dari luar yang datang pada siswa baik dalam bentuk

masalah situasi maupun gejala.

(b) Responding (jawaban) yaitu reaksi yang di berikan seseorang terhadap

stimulus yang datang dari luar.

(c) Valuing (penilaian) yaitu berkenaan terhadap nilai dan kepercayaan

terhadap gejala.

(d) Organisasi yaitu pengembangan nilai terhadap suatu sistem organisasi

termasuk menentukan hubungan atau nilai ke dalam suatu nilai lain

dimilikinya.

(e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai keterpaduan dari semua

sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola

kepribadian dan tingkah lakunya.

3) Apek Psikomotorik

Apek psikomotorik merupakan merupakan bentuk keterampilan atau

skill, kemauan bertindak individu (seseorang) yang meliputi enam

tingkatantingkatan keterampilan yakni:

(a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sabar).

(b) Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar.

(c) Kemampuan kontekstual termasuk didalamnya membedakan visual,

auditif psimotorik, dan lain-lain.

(d) Kemampuan bidang fisik.

(e) Gerakan skill materi dari keterampilan sederhana sampai kepada

keterampilan yang kompleks.

13
(f) Keterampilan yang berkenaan dengan nondecursive komunikasi. Tipe

hasil belajar kognitif lebih dominan dari pada afektif dan

psikomotorik karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotorik

dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses

pembelajaran di sekolah.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Subini (2013: 18) Hasil belajar yang dicapai oleh para peserta

didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:

1. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak itu

sendiri. Faktor internal sangat tergantung pada perkembangan fungsi otaknya.

Lebihlebih saat dalam kandungan ibu. Oleh karena itu, faktor gizi ibu dan anak

sangatlah penting dalam menentukan kecerdasan otaknya nanti. Faktor internal

di bagi menjadi:

a) Faktor jasmaniah, Yaitu meliputi faktor kesehatan (kemampuan

mengingat, kemampuan pengindraan seperti melihat, mendengar dan

merasakan) dan cacat tubuh.

b) Faktor psikologis, Yaitu yang meliputi usia, jenis kelamin,

kebisaanbelajar, intelegensi, perhatian, bakat, minat, emosi dan

motivasi/cita-cita, perilaku/sikap, konsentrasi, kemampuan/unjuk hasil

kerja, rasa percaya diri, kematangan dan kelelahan.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di

14
sekitar anak. Faktor eksternal ini meliputi tiga hal, antara lain:

a) Faktor keluarga

Lingkungan pertama yang mempengaruhi pada kehidupan anak sebelum

kondisi di sekitar anak (masyarakat dan sekolah). Karena 75% waktu anak habis

dalam keluarga, mulai bangun tidur, hingga anak beristirahat keluargalah yang

ada disekelilingnya. Karena itulah keluarga yang pertama kali mencetak

bagaimana kepribadian anak. Dalam lingkungan keluarga yang dapat

memengaruhi tingkat kecerdasan atau hasil belajar pada anak antara lain: Cara

mendidik anak, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, latar belakang dan kebudayaan.

b) Faktor sekolah

Sekolah merupakan tempat belajar anak setelah keluarga. Faktor

lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar anak, antara

lain: Guru, metode mengajar, instrument/fasilitas, kurikulum sekolah, relasi

guru dan anak, relasi antaranak, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu, standar

pelajaran, kebijakan penilaian, keadaan gedung dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat

Selain keluarga dan sekolah, anak juga berinteraksi dengan lingkungan

masyarakat yang dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain berupa kegiatan

anak dalam masyarakat.

Ruseffendi (Susanto, 2013: 14) mengidentifikasi “faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar kedalam sepuluh macam, yaitu: kecerdasan, kesiapan

anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi

15
dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat”. Selain

faktor-faktor yang bersifat umum diatas,

menurut Syah (2002: 185) ada pula faktor-faktor lain


yang juga mempengaruhi hasil belajar siswa, Diantara
faktor-faktor yang dapat dipandang sebagai faktor khusus ini
ialah sindrom psikologis berupa learning disability
(ketidakmampuan belajar). Sindrom (syndrome) yang berarti
satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya
keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar
seperti ketidakmampuan belajar membaca (disleksia),
ketidakmampuan belajar menulis (disgrafia) dan
ketidakmampuan belajar matematika (diskalkulia). Jenis Alat
Penilaian Hasil Belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan

Berdasarakan beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dapat

diklasifkasikan atas dau faktor, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri

siswa (internal) dan faktor dari luar diri (eksternal). Faktor-faktor tersebut dapat

berpengaruh terhadap hasil belajar, baik hasil belajar yang meningkat maupun

hasil belajar yang menurun.

Menurut Mudjijo (1995: 27) bahwa Alat penilaian digunakan


oleh setiap guru untuk mengukur sejauh mana keberhasilan
siswa dalam memahami pelajaran. Namun, alat penilaian
disini juga memiliki berbagai macam jenis, dan yang
seringkali dikenali adalah alat penilaian jenis tes dan juga
non-tes. Penilain jenis tes adalah suatu teknik atau cara yang
digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran,
yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan,
atau serangkain tugas yang harus dikerjakan atau dijawab
oleh siswa untuk mengukur aspek perilaku siswa. Dalam
referensi lain, tes adalah salah satu teknik penilaian yang
termasuk ke dalam pengukuran.

16
2. Hakikat Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Matematika

Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang

berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedang dalam bahasa Belanda,

matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan

penalaran. Depdiknas mengatakan bahwa “matematika merupakan aktivitas insani

(human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas”.

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam

penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan

dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah ilmu pasti yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir yang harus

dikaitkan dengan realitas di kehidupan sehari-hari.

b. Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika di sekolah dasar sangat diperlukan, bahwa

penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal

kepada peserta didik untuk hidup bermasyarakat dan dapat melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, maka tujuan pembelajaran matematika

di sekolah dimaksudkan agar siswa tidak hanya terampil menggunakan

matematika, tetapi dapat memberikan bekal kepada siswa dengan tekanan

penataan nalar dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari di

tengah-tengah masyarakat di mana ia tinggal.

17
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang di ajarkan pada

semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan

tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal.

Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar matematika, kita akan

belajar bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif. Matematika merupakan ide-ide

abstrak yang berisi simbol - simbol, maka konsep-konsep matematika harus

dipahami terlebih dahulu sebelum memanipulasi simbol-simbol itu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar

sangat diperlukan karena matematika merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

a. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Suprijono (2009: 54) menyebutkan

bahwa “pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua

jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru

atau diarahkan oleh guru“.

Sedangkan Menurut Daryanto (2014: 35) Model


pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan
setting kelompok- kelompok kecil dengan mempertahankan
keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa untuk
bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui
interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu
dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi

18
narasumber bagi teman yang lain.

Menurut Rusman (2011: 202) bahwa: “pembelajaran


kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara murid belajar dan bekerja dalam
kelompo-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur
kelompok yang bersifat heterogen”. Senada dengan pendapat
tersebut, Sugiyanto (2010: 37) menjelaskan bahwa
pengertian”pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
adalahpendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar”.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan pembelajaran yang

menuntut adanya kerjasama antar siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif.

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran lain.

Perbedaan dapat dilihat dari proses pembelajarannya yang lebih menekankan

pada proses kerjasama dalam kelompok. Isjoni (2011) menyatakan bahwa “ ada

lima unsur yang membedakan cooperative learning dengan kerja kelompok

yaitu: (1) setiap anggota memiliki peran, (2) terjadi hubungan interaksi langsung

diantara siswa, (3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya

dan juga teman-teman kelompoknya, (4) guru membantu mengembangkan

keterampilan- keterampilan interpersonal kelompok, (5) guru hanya berinteraksi

dengan kelompok saat diperlukan”. Hal ini senada dengan pendapat Rusman

(2011: 207) menjelaskan bahwa”Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran

kooperatif adalah sebagai berikut: (1) Pembelajaran secara tim, (2) didasarkan

19
pada manajemen kooperatif, (3) kemauan untuk bekerjasama, dan (4)

keterampilan bekerjasama”.

Menurut Lie (2010: 31) bahwa “ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah

adanya unsur-unsur yang saling terkait, yaitu: (1) saling ketergantungan

positif, (2) tanggung jawab perseorangan (3) tatap muka, (4) komunikasi

antar anggota (5) evaluasi proses kelompok”. Sedangkan menurut Salvin (2009:

10) “ada tiga konsep yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif, yaitu

penghargaan kelompok, pertanggung jawaban individu, dan kesempatan yang

sama untuk berhasil”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang

menjadi karakteristik atau ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif, yaitu:

1. Adanya kerjasama antar anggota kelompok.

2. Terjadinya hubungan timbal balik antar anggota kelompok.

3. Setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang

sama.

4. Setiap anggota kelompok mempunyai peluang untuk berhasil.

c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang dirancang untuk

membelajarkan kecakapan akademik (akademik skill), sekaligus keterampilan

sosial (social skill), serta kecakapan pribadi (interpersonal skill). Hal ini senada

dengan pendapat Ibrahim, dkk. (Trianto, 2007: 44) bahwa “tujuan pembelajaran

kooperatif mencakup tiga jenis, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan

terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan social”. Johnson &

20
Johnson (Trianto, 2010: 57) “menyatakan bahwa tujuan pokok belajar

kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi

akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok”.

Menurut Daryanto (2014: 35) mengemukakan bahwa :

tujuan model pembelajaran kooperatif adalah menciptakan


suasana dimana keberhasilan individu ditentukan atau
dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Model
pembelajaran alternatif dan merupakan perbaikan dari
pembelajaran klasikal yang bertujuan untuk: (a) memberikan
kesempatan kepadasiswa untuk mengembangkan
kemampuannya dalam memecahkan masalah secara rasional,
(b) mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong
royong dalam kehidupan, (c) mendinamiskan kelompok
dalam belajar sehingga setiap kelompok merasa bahwa
dirinya bagian dari kelompok yang bertanggung jawab, (d)
mengembangkan kemampuan-kemampuan kepemimpinan
setiap anak.

Menurut Slavin (2009: 33) mengemukakan bahwa “tujuan pembelajaran

kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep,

kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi

anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang menjadi

tujuan pembelajaran kooperatif adalah kerjasama yang dilakukan oleh beberapa

orang dalam suatu kelompok untuk mengembangkan kemampuannya dan

memperoleh hasil yang lebih baik. Terdapat enam langkah utama atau tahapan

didalam pelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Trianto

(2007: 48) sebagai berikut:

21
Tabel 2.1: Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Tahap Tingkah laku Guru

Guru menyampaikan tujuan


pelajaran yang akan dicapai pada
Tahap 1 kegiatan pelajaran dan menekankan
Menyampaikan tujuan pentingnya topik yang akan
dan memotivasi siswa dipelajari dan memotivasi siswa
belajar

Tahap 2 Guru menyajikan informasi atau


materi kepada siswa dengan
Menyampaikan informasi jalan demonstrasi atau melalui
bahan bacaan

Tahap 3 Guru menjelaskan kepada siswa


bagaimana caranya membentuk
Mengorganisasikan siswa kelompok belajar dan membimbing
kedalam kelompok-kelompok setiap kelompok belajar dan
belajar membimbing setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efektif
dan efisien

Tahap 4 Guru membimbing kelompok-


kelompok belajar pada saat mereka
Membimbing kelompok bekerja mengerjakan tugas mereka
dan belajar

Tahap 5 Evalusi Guru mengevalusi hasil belajar


tentang materi yang telah
dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya
Tahap 6 Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun
Memberikan penghargaan hasil belajar individu dan kelompok

22
d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) merupakan strategi

pembelajaran yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di

University Of Maryland pada 1985 dan diadopsi oleh banyak penulis di bidang

pembelajaran kooperatif pada tahun-tahun selanjutnya. Strategi ini

memperkenalkan gagasan tentang waktu ‟tunggu atau berpikir‟ (Wait or think

time) pada elemen interaksi pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi salah

satu faktor ampuh dalam meningkatkan respon siswa terhadap pertanyaaan

Strategi Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan

jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola

interaksi siswa. Huda (2014: 206)

Menurut Daryanto (2014: 38) Bahwa:

Model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS)


merupakan tipe pembelajaran yang sederhana dengan
banyk keuntungan karena dapat meningkatkan partisipasi
siswa dan pembentukan pengetahuan oleh siswa.dengan
menggunakan suatu prosedur, para siswa belajar dari siswa
yang lain dan berusaha untuk mengeluarkan pendapatnya
dalam situasi non kompetisi sebelum mengungkapkannya
didepan kelas.

Lebih lanjut menurut Lie (2010: 57) mengemukakan bahwa:

Pembelajaran Think Pair Share (TPS) memberi siswa


kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama
dengan orang lain. Model pembelajaran TPS ini
mempunyai keunggulan optimalisasi partisipasi siswa.
Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu
siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas,
TPS memberikan kesempatan sedikitnya delapan kali lebih
banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan
menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.

23
Nurhadi (2005: 119-120) menjelaskan bahwa “Think Pair Share (TPS)

menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-

pola interaksi siswa. Struktur ini menghendaki agar siswa kerja sama, saling

melengkapi dan saling bergantung dalam kelompok kecil secara kooperatif”.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperaif tipe Think Pair Share (TPS) adalah suatu model

pembelajaran yang yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa

yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama

dengan orang lain yang terdiri dari beberapa tahapan.

Arends (Trianto, 2010: 82) menyebutkan bahwa langkah-langkah

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah sebagai berikut:

1) Langkah 1:Berpikir (Thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berfikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa

berbicara atau mengerjakan bukan dari bagian berfikir.

2) Langkah 2 Berpasangan (Pairing)

Selanjutnya guru meminta untuk berpasangan dan mendiskusikan apa

yang telah mereka peroleh. Interksi selama waktu yang disediakan dapat

meyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan

gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru

memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

24
3) Langkah 3 : Berbagi (Sharing)

Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk

berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar

sebagian pasangan mendapat pasangan untuk melaporkan.

a. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think

pair Share (TPS)

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, menurut Fadholi (2009: 1)

bahwa pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) memiliki kelebihan

dan kekurangan, yaitu:

Kelebihannya sebagai berikut:

1) Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung

memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh

kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.

2) Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan

pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam

memecahkan masalah.

3) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam

kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang.

4) Siswa memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya

dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.

5) Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses

25
pembelajaran.

Sedangkan kekurangannya, sebagai berikut:

1) Sangat sulit diterapkan disekolah yang rata-rata kemampuan siswanya

rendah

2) Waktu yang terbatas, sedangkan jumlah kelompok yang terbentuk banyak.

B. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan pembahasan ini yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rusdial Martal pada tahun 2017, dengan

judul ”Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan menggunakan Model

Think Pair Share (TPS) diSekolah Dasar” Berdasarkan penelitian tersebut

menunjukkan bahwa persamaan Penelitian terdahulu yang dilaksanakan

peneliti yaitu Peneliti ingin meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa

dengan penggunaan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan

mencapai Ketuntasan belajar secara Klasikal Selanjutnya yang menjadi

perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu selain peneliti ingin

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata Pelajaran Matematika dalam

penelitian ini peneliti ingin Meningkatkan Aktivitas Belajar siswa dan

Aktivitas Mengajar Guru.

2. Penelitian yang dilakukan Nika Fitria Trisnawati pada tahun 2016, dengan

judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

(TPS) Pada siswa Kelas IV B SD Muhammadiyah 1 Sorong” Berdasarkan

penelitian tersebut menunjukkan bahwa persamaan penelitian terdahulu

26
yaitu penilitian ini dilaksanakan di kelas IV dengan menggunakanModel

Pembelaran TPS untuk meningkatkan hasil belajar Matematika Selanjutnya

yang menjadi perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu selain peneliti

ingin meningkatkan hasil belajar siswa pada mata Pelajaran Matematika

dalam penelitian ini peneliti ingin Meningkatkan Aktivitas Belajar siswa

dan Aktivitas Mengajar Guru.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang telah dilaksanakan oleh

Rusdial Martal dan Nika FitriaTrisnawati dengan menggunakan Model Think

Pair Share (TPS) pada Mata pelajaran Matematika Maka dapat disimpulkan

bahwa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair

Share (TPS) dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran

Matematika dengan mencapai ketuntasan Belajar Secara Klasikal. Selanjutnya

peneliti ingin mengambil Model yang sama namun yang menjadi perbedaan

dengan penelitian terdahulu yaitu selain peneliti ingin meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata Pelajaran Matematika dalam penelitian ini peneliti ingin

Meningkatkan Aktivitas Belajar siswa dan Aktivitas Mengajar Guru.

C. Kerangka Pikir

Pencapaian hasil belajar yang maksimal merupakan target yang paling

utama dalam proses belajar mengajar. Untuk mencapai hasil belajar yang

maksimal, seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat.

Di SD Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, mata

pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang

diminati oleh siswa Kelas IV Rendahnya hasil belajar siswa di Kelas IV dalam

27
proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua aspek yaitu aspek guru dan siswa.

Aspek guru disebabkan karena guru masih menggunakan model pembelajaran

Konvensional , guru kurang mengawasi siswa dalam proses pembelajaran, serta

guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan dari aspek siswa

disebabkan Kurangnya minat dan motivasi siswa terhadap materi pelajaran

Matematika, Tidak fokus dan Lebih banyak bermain pada saat proses

pembelajaran, serta siswa Pasif dalam kegiatan pembelajaran. Olehnya itu

dalam usaha peningkatan hasil belajar siswa diperlukan suatu model

pembelajaran yang dapat menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat diharapkan mampu

mengoptimalisasi prestasi akademik siswa. Dalam hal ini, model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat menjadi pilihan untuk melibatkan

semua siswa dalam menelaah materi terhadap isi peajaran tersebut sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa Kelas IV SD Inpres

Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa

28
Secara singkat, skema kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut: Pembelajaran Matematika di


Kelas IV SD Borongbulo

m Faktor Guru: Faktor Siswa


Masih menggunakan Model Siswa cepat bosan dan malas
Pembelajaran Konvensional mengerkjakan tugas.
Kurang Inovatif dalam Tidak Fokus dan Lebih
pembelajaran banyak bermain pada saat
Kurang melibatkan siswa proses pembelajaran.
dalam proses pembelajaran Siswa Pasif dalam kegiatan
pembelajaran

Hasil Belajar Matematika rendah

Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)


Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share (TPS) yaitu:
Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok
Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok
Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas
tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu
Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan.
Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya.
Setelah siswa mengidentifikasi persoalan dengan
pasangannya setiap pasangan berbagi dengan pasangan
lain
Presentasi di depan kelas.

Hasil Belajar Matematika Meningkat

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

29
D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah: “jika model pembelajaran koopeatif tipe

Think Pair Share (TPS) diterapkan pada mata pelajaran matematika maka hasil

belajar siswa kelas IV SD Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan

Kabupaten Gowa dapat meningkat apabila memperoleh nilai standar minimal

sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 70.

30
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research). Secara sederhana, Arikunto (2010: 58) mengemukakan bahwa

“Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan (Action Research) yang

dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya”.

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi, yang selanjutnya tahap-tahap tersebut

dirangkai dalam satu atau lebih siklus kegiatan.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Borongbulo Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa pada semester Ganjil tahun pelajaran

2020/2021 Adapun subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD

Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa Jumlah siswa

sebanyak 16 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

yang menjadi fokus dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

pada mata pelajaran matematika di Kelas IV SD Borongbulo hal ini dapat

dilihat dari proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi

31
Aktivitas belajar siswa dan Guru.

2. Hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) pada mata pelajaran Matematika di Kelas IV SD

Borongbulo.

D. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think pair Share (TPS) adalah

kooperaif tipe Think Pair Share (TPS) adalah suatu model

pembelajaran yang yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri

dan bekerja sama dengan orang lain yang terdiri dari beberapa tahapan.

2. Hasil belajar Matematika adalah kemampuan yang dimiliki atau

diperoleh siswa dalam mata pelajaran matematika setelah mengikuti

proses pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang

diukur melalui tes tertulis.

E. Prosedur pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui rancangan Penelitian Tindakan Kelas

atau PTK yang terdiri dua atau tiga siklus, masing-masing siklus tingkatan

keberhasilannya disesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai

siswa. Mekanisme penelitian ini didasarkan pada model Arikunto (2010) dengan

tiap siklus mencakup 4 tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan refleksi.

32
Adapun tahap penelitian yang dimaksud sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I
Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan

Siklus ke- n

Gambar 3.1.Bagan Prosedur Pelaksanaan Penelitian (Arikunto 2010: 16)

1. Tahap Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Persiapan menyamakan persepsi antara peneliti, sekolah dan guru kelas

IV SD Inpres Borongbulo dalam menentukan strategi pelaksanaan dengan

menggunakan model `pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

pada mata pelajaran Matematika, sebagai berikut:

1) Menelaah kurikulum 2013 dan Silabus SD kelas IV semester genap mata

pelajaran Matematika yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.

2) Membuat perangkat pembelajaran (RPP) dan LKS yang mengacu pada model

pembelajaran kooperatif tipe Think pair Share (TPS)

3) Membuat lembar observasi tiap pertemuan untuk memantau aktivitas siswa

selama proses belajar mengajar.

33
4) Membuat tes hasil belajar Matematika untuk mengetahui pencapaian hasil

belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi rencana pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS), dengan tahapan sebagai berikut :

1) Guru menyajikan materi pelajaran.

2) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok secara heterogen setiap kelompok

terdiri dari 2 anggota/siswa

3) siswa mengerjakan LKS secara mandiri

4) Setelah mengerjakan secara mandiri siswa ditugaskan untuk berpasangan

dengan teman kelompoknya dan mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya

5) Setelah siswa mengidentifikasi persoalan dengan pasangannya setiap pasangan

berbagi dengan pasangan lain

6) Presentasi di depan kelas.

c. Observasi

Pada tahap ini, dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan

tindakan dengan cara-cara:

1. Peneliti memperhatikan segala sesuatu yang terjadi pada awal sampai akhir

kegiatan pembelajaran.

2. Pemantauan keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung

berdasarkan format yang telah disiapkan.

3. Peneliti memperhatikan sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar

34
kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas pada mata pelajaran Matematika

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS).

d. Refleksi

Tahap refleksi dilakukan dengan mengkaji hasil dan kekurangan-

kekurangan yan ditemui selama berlangsungnya proses pembelajaran

Matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS) pada siklus I sehingga menjadi pertimbangan atau masukan dalam

pembelajaran Matematika pada siklus berikutnya.

2. Tahapan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi tindakan yang dilaksanakan pada siklus I,

maka dilakukan perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II disesuaikan dengan perubahan yang ingin

dicapai. Hasil yang dicapai pada siklus ini, atau siklus berikutnya yang akan

dikumpulkan serta dianalisa untuk menetapkan suatu kesimpulan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data-

data yang diperlukan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Lembar observasi, tes hasil belajar dan dokumentasi.

Instrumen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar Observasi digunakan untuk mengamati langkah-langkah yang

dilakukan oleh guru dalam pembelajaran Matematika melalui penerapan model

35
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan seluruh aktivitas siswa

selama proses pembelajaran berlangsung dengan kelompoknya yang dibagi secara

heterogen.untuk Instrumen Lembar Observasi Mengajar Guru Terdapat 9

Indikator yang harus dicapai dan untuk Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

ada 8 Indikator

2. Tes hasil belajar

Hasil belajar merupakan pengumpulan data dengan menggunakan soal-

soal. Tes diberikan oleh guru kepada siswa sebagai alat untuk mengetahui hasil

belajar Matematika setelah diterapkannya sebagai model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS). Tes diberikan pada setiap akhir siklus yang terdiri

dari tes siklus I dan tes siklus II atau siklus ke-n berupa soal-soal dalam bentuk

isian dan uraian.

3. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan melalui pengumpulan data tertulis dari sekolah

mengenai nama dan jumlah siswa kelas IV SD Inpres Borongbulo Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa , KKM mata pelajaran Matematika, serta hasil

belajar Matematika siswa kelas IV SD Inpres Borongbulo semester Ganjil tahun

pelajaran 2020/2021.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh dari observasi mengajar guru dan

belajar siswa yang dianalisis secara kualitatif. Sedangkan untuk hasil belajar

Matematika siswa kelas IV SD Borongbulo Kecamatan Bontolempangan

36
Kabupaten Gowa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS), berdasarkan tes hasil belajar siklus I dan II (hasil data

kuantitatif) dianalisis secara deskriptif.

1. Analisis Aktivitas Mengajar Guru dan Belajar Siswa

Analisis hasil observasi terhadap aktivitas mengajar guru dan belajar siswa

dilakukan dengan menghitung frekuensi rata-rata dan presentasi tiap aspek pada

setiap pertemuan. Selanjutnya aktivitas dalam pembelajaran tersebut merupakan

rata-rata aktivitas mengajar guru dan belajar siswa pada setiap siklus.

2. Analisis Hasil Belajar Matematika

Kriteria yang digunakan untuk menetukan pencapaian hasil belajar

Matematika dalam penelitian ini adalah menggunakan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) pada kelas IV di SD Borongbulo Kecamatan Bontolempangan

Kabupaten Gowa . Seorang siswa dianggap berhasil dalam belajar apabila

memperoleh nilai minimal sama dengan KKM yaitu 70. Secara klasikal dikatakan

tuntas belajar apabila 85% siswa mencapai skor minimal sama dengan KKM.

Bentuk tes yang digunakan adalah isian dan uraian. Soal-soal tersebut

disesuaikan dengan indikator dan penskoran 2 untuk menjawab benar pada isian

dan penskoran 3 atau 4 pada soal uraian, dan untuk jawaban yang salah atau

kurang tepat diserahkan pada kebijaksanaan guru.

Data dari hasil evaluasi ini digunakan untuk menyusun refleksi dalam

rangka persiapan perencanaan berikutnya jika ada masalah. Sedangkan kriteria

yang digunakan SD Inpres Borongbulo untuk mengungkapkan keberhasilan dari

segi hasil pembelajaran adalah sebagai berikut :

37
Tabel 3. 1 Kriteria Tingkat Keberhasilan siswa

Skor Kategori
85 < x ≤ 100 Sangat Baik
69 < x ≤ 85 Baik
54 < x ≤ 69 Cukup
39 < x ≤ 54 Kurang
0 ≤ x ≤ 39 Sangat Kurang
Sumber: Arikunto (Suyadi, 2013)

Setelah hasil belajar yang diperoleh setelah dilakukan tindakan kelas

untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar secara klasikal dihitung dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≥ 70


Ketuntasan klasika = 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat dari dua segi, yaitu:

1. Indikator proses dalam penelitian ini dilihat dari adanya peningkatan keaktifan,

kerjasama dan rasa tanggungjawab siswa kelas IV SD di SD Borongbulo

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa dalam proses pembelajaran

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila aktivitas mengajar guru dan

belajar siswa berada pada kategori (C) dengan persentase 55% - 69%.

Peningakatan persentase aktivitas mengajar guru dan belajar siswa dalam skala

deksriptif sebagai berikut :

38
Tabel 3.2 Persentase Keberhasilan Aktivitas Mengajar Guru dan Belajar

Siswa

Aktivitas Kategori
85%-100% Sangat Baik
70%-85% Baik
55%-69% Cukup
40%-54% Kurang
0%-39 Sangat Cukup
Sumber: Arikunto (Suyadi, 2013)

2. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil

belajar siswa kelas IV SD Inpres Borongbulo pada pembelajaran Matematika

setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS)

apabila terdapat 85% siswa yang memperoleh nilai minimal 70 maka kelas

dianggap tuntas secara klasikal. Dan siswa mencapai ketuntasan individual

apabila memperoleh nilai 70 keatas yang sesuai dengan kriteria ketuntasan

yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan yang digunakan berdasarkan

kategorisasi standar yang ditetapkan oleh guru kelas IV di SD Inpres

Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa

Tabel 3.3 KKM kelas V SD Inpres Borongbulo tahun pelajaran 2020/2021

No. Skor/ Nilai Kriteria


1 70-100 Tuntas
2 0-69 Tidak Tuntas
Sumber: SD Inpres Borongbulo

39
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Tahap Pendahuluan

Sebelum dilaksanakan tindakan untuk setiap siklus dalam penelitian ini,

peneliti melakukan pertemuan awal dengan kepala SD Inpres Borongbulo untuk

melaporkan maksud kedatangan peneliti ke Sekolah tersebut. Tujuan pertemuan

ini yaitu untuk menyampaikan informasi tentang rencana mengadakan penelitian

disekolah tersebut. Dalam pertemuan tersebut Kepala SD Inpres Borongbulo

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa. menyambut baik keinginan

peneliti dan memberikan izin pelaksanaan penelitian dengan Melaksanakan

Penelitian Secara Luring dengan alasan disekolah tempat peneliti melaksanakan

penelitian siswa belum diberi ijin untuk melakukan pembelajaran disekolah.

Setelah bertemu dengan Kepala Sekolah, pada hari yang sama peneliti

mengadakan pertemuan dengan dengan guru Kelas IV selaku wali kelas yang

akan menjadi subyek dalam penelitian. Pada pertemuan ini, peneliti juga

menyampaikan maksud kedatangannya disekolah tersebut. Selanjutnya peneliti

memberikan informasi dengan tujuan dan prosedur penelitian yang akan

dilakukan sekaligus merencanakan waktu pelaksanaan tinadakan setiap siklus.

Adapaun pelaksanan penilitian ini yaitu disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran

Matematika di Kelas IV dan kesepakan guru kelas dan peneliti.

Selanjutnya peneliti menyerahkan perangkat pembelajaran yang terdiri

dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Materi Pembelajaran, Lembar

40
Kerja Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar (THB) kepada guru Kelas IV SD Inpres

Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa untuk dipelajari dan

dijadikan acuan dalam proses pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dalam beberapa siklus.

2. Penyajian data siklus 1

Kegiatan yang dilaksanakan pada pembelajaran Matematika dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada

tindakan siklus 1 meliputi perencanaan, pelaksanaan, obervasi dan refleksi.

Masing-masing kegiatan dapt diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Rencana tindakan pada siklus I ini merupakan upaya untuk meningkatkan

pemahaman terhadap pembelajaran Matematika pada siswa Kelas IV SD Inpres

Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa. pelaksanaan

pembelajaran pada siklus I ini yaitu pelajaran Bangun Datar dengan Sub Materi

Mengenal Bangun Datar. Pada penelitian ini, Peneliti bertindak sebagai pemberi

tindakan dalam proses pembelajaran, sedangkan kegiatan pengamatan/observasi

dilakukan oleh Guru Kelas IV.

Adapaun rancangan tindakan siklus I disusun sebagai berikut:

1) Peneliti menjelaskan materi yang akan diajarkan Mengenal Bangun Datar

kemudian menjelaskan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

2) Siswa dibagi dalam 4 kelompok secara Heterogen masing-masing kelompok

beranggotakan 4 orang.

3) Setiap anggota kelompok diberi tugas (LKS)

41
4) Setelah semua siswa mendapatka LKS, siswa diberikan waktu untuk

mengerjakan secara mandiri.

5) Setelah mengerjakan secara mandiri siswa ditugaskan untuk berpasangan

dengan teman kelompoknya dan mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya

pada tugas mandiri untuk mengidentifikasi persoalan dan menemukan solusi

bersama-sama.

6) Setelah siswa mengidentifikasi persoalan dengan pasangannya setiap pasangan

berbagi dengan pasangan lain dengan keseluruhan kelas.

7) Setiap pasangan menyimpulkan hasil diskusinya secara bergiliran di depan

kelas

8) Setiap akhir siklus akan diberi tes hasil belajar.

Pada siklus I direncanakan 3 kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali

pertemuan untuk proses pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk

melaksanakan tes hasil belajar. Pada setiap pertemuan proses dilaksanakan

selama 2 x 35 menit yang dialokasikan 3 kegiatan yakni kegiatan awal, kegiatan

inti, dan kegiatan akhir. Meskipun perencanaan dalam kegiatan proses dibagi

menjadi 3 kegiatan namun setiap kegiatan tidak berdiri sendiri, tetapi saling

berkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya. Adapun tujuan

kelas yang ingin dicapai adalah siswa dapat menyerap isi materi dan dapat

memberikan tanggapan terhadap materi yang diperoleh.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran mengenai materi Mengenal Bangun Datar yang

dilaksanakan secara Luring dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

42
tipe Think Pair Share (TPS) dikelas IV SD Inpres Borongbulo. Untuk tindakan

siklus I dilakasnakan 2 kali pertemuan proses dengan alokasi waktu 2x35 menit

dan satu kali pertemuan untuk melaksanakan tes hasil belajar. Pertemuan pertama

untuk proses pembelajaran dilaksanakan pada hari kamis 16 Juli 2020, dan

pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis 23 Juli 2020 , dalam pelaksanaan

siklus I ini peneliti bertindak melaksanakan proses pembelajaran , dan Ibu Juliyati,

S.Pd. sebagai guru yang bertindak sebagai Observes (pengamat) . Guru dalam

mengajarkan materi Matematika yaitu Mengenal Bangun Datar di kelas IV dibagi

menjadi 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir

pembelajaran.

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal termasuk pada tahap orientasi siswa yaitu guru menyuruh

ketua kelas untuk menyiapakan temannya dalam mengikuti pelajaran dengan

mengucapkan salam kepada guru dan pemimpin Do‟a serta guru mengabsen

kehadiran siswa, melakukan apersepsi mengenai materi sebelumnya,

menyampaikan tujuan pembelajaran serta memotivasi siswa agar lebih aktif dalam

proses pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti dilaksanakan melalui 6 tahap, yaitu; 1) peneliti

menyajikan materi pelajaran, 2) Siswa dibagi dalam 4 kelompok secara Heterogen

masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang 3).siswa mengerjakan LKS

secara mandiri, 4) Setelah mengerjakan secara mandiri siswa ditugaskan untuk

berpasangan dengan teman kelompoknya dan mendiskusikan apa yang telah

43
dipikirkannya, 5). Setelah siswa mengidentifikasi persoalan dengan pasangannya

setiap pasangan berbagi dengan pasangan lain 6). Presentasi di depan kelas

Pada tahap penyajian materi, peneliti menjelaskan materi pelajaran yaitu

tentang Mengenal Bnagun Datar. Dalam penyajian materi peneliti dan siswa

melakukan tanya jawab mengenai materi pelajaran. peneliti memberikan beberapa

pertanyaan untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa, begitupun dengan

siswa yang diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum

dimngerti sebelum siswa diberikan tugas kelompok.

Pada tahap selanjutnya siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen,

dimana setiap kelompok beranggotakan masing-masing 4 orang. Setiap kelompok

terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi, sedang dan

rendah. Sehingga siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat membantu

temannya yang memiliki kemampuan rendah. selanjutnya masing-masing siswa

dibagikan LKS masing-masing siswa mengerjakan LKS secara mandiri.

Pada tahap selanjutnya Setelah mengerjakan secara mandiri siswa

ditugaskan untuk berpasangan dengan teman kelompoknya dan mendiskusikan

apa yang telah dipikirkannya pada tugas mandiri untuk mengidentifikasi persoalan

dan menemukan solusi bersama-sama Setelah siswa mengidentifikasi persoalan

dengan pasangannya setiap pasangan berbagi dengan pasangan lain secara

bergiliran pada tahap berikutnya Setiap pasangan menyimpulkan hasil diskusinya

secara bergiliran di depan kelas.

3) Kegiatan akhir

Kegiatan akhir pembelajaran merupakan tahap menarik kesimpulan , yaitu

44
guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi

pembelajaran yaitu Bangun Datar. Pada tahap ini juga peneliti memberikan

penghargaan dan penguatan kepada siswa, baik yang hasil kerjanya bagus maupun

kinerjanya yang masih kurang.

Pada hari tanggal Kamis 30 Juli 2020, guru memberikan tes hasil belajar

kepada seluruh siswa sebagai akhir tindakan siklus I. Setelah membagikan lembar

tes hasil belajar, peneliti mempersilahakan siswa untuk mengerjakan tes secara

individual dan tidak diperbolehkan untuk bekerjasama dan menyontek jawaban

teman. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal yaitu 60 menit. Selama

siswa mengerjakan soal-soal yang diberiakan, peneliti berkeliling untuk

mengamati kegiatan siswa.

Setelah 60 menit, guru menyatakan bahwa waktu untuk mengerjakan tes

telah selesai. peneliti mengingatkan kepada siswa untuk mengecek kambali nama

dan jawaban yang telah dikerjakan, kemudian siswa diminta mengumpulkan

lembar jawabannya. Kegiatan selanjutnya guru bersama siswa melakukan tanya

jawab mengenai tes hasil belajar untuk mengetahui soal yang dianggap sulit oleh

siswa.

c. Observasi

1) Hasil observasi mengajar guru siklus I

Keberhasilan tindakan pada siklus I ini diamati setelah proses pelaksanaan

dan setelah tindakan. Fokus pengamatan dalam penelitian ini yaitu aktivitas

mengajar guru dan belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui penerapan

langkah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Lembar

45
observasi mengunnakan skala Baik (B), Cukup (C), dan kurang (K). Setiap aspek

yang diamati terdiri dari 3 indikator. Setiap aspek dikatakan baik apabila ketiga

indikator dari aspek tersebut terlaksana, dikatakan cukup apabila hanya dua

indikator yang terlaksana dan dikatakan kurang apabila hanya satu indikator yang

terlaksana. Data hasil observasi aktivitas mengajar guru siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I

Siklus I
Indikator Pertemuan Pertemuan II
I
Baik (3) 0 1
Cukup (2) 4 6
Kurang (1) 5 2
Persentase 42,30 % 65,38 %.

Kategori Kurang Cukup

Pada siklus I pertemuan I persentase pencapaiannya yaitu 42,30 %,

persentase pencapaiannya termasuk kategori kurang. Hal ini dapat dilihat dari

hasil observasi mengajar guru pada siklus I pertemuan 1 menunjukkan bahwa

guru belum melaksanakan semua indikator yang direncanakan sesuai dengan

langkah- langkah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

Dalam pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) ada sembilan aspek

aktivitas mengajar guru yang akan diamati.

Pada siklus I pertemuan 1 belum ada aspek yang memenuhi kategori baik,

terdapat tiga aspek yang memenuhi kategori cukup yaitu terdapat pada aspek

nomor 1, 2, 6, dan 7 . aspek yang memenuhi kategori kurang 3, 4, 5 dan 8 dan

terdapat yang sama sekali belum dilaksanakan oleh guru pada aspek nomor 9

46
yaitu memberikan penghargaan atau penguatan kepada siswa, baik berupa tepuk

tangan maupun pujian.

Pada siklus 1 pertemuan 2, persentase pencapaiannya meningkat 65,38 %.

aktivitas mengajar guru dikatakan cukup. Hal ini terlihat dari terlaksananya

beberapa indikator dari beberapa aspek yang diamati pada pembelajaran dengan

menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Aspek

yang memenuhi kategori baik hanya 1 yaitu aspek pertama yaitu memberikan

penjelasan tentang materi yang akan diajarkan.

Lembar observasi siklus I pertemuan 2 ada 6 aspek termasuk kategori

cukup yaitu aspek nomor 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 adapun aspek yang termasuk kategori

kurang yaitu aspek ke 8 dan 9 masing-masing kedua aspek tersebut yaitu

menyimpulkan hasil diskusi kelompok dan memberikan penghargaan kepada

siswa. Berdasarkan hasil observasi tindakan siklus I pertemuan 1, aktivitas

mengajar guru dikategorikan kurang terlihat dari persentase pencapaiannya 42,30

%. Sedangkan aktivitas mengajar guru pada pertemuan 2 dikategorikan cukup

dengan melihat persentase pencapaiannya yang mengalami peningkatan menjadi

65,38 %

2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1

Pada penelitian ini ada delapan aspek aktivitas belajar siswa yang akan

diamati dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi untuk belajar

siswa ini sama dengan lembar observasi mengajar guru yaitu dari setiap aspek ada

tiga indikator yang harus dilaksanakan oleh siswa. Apabila siswa melaksanakan

ketiga indikator dari setiap aspek maka dikategorikan baik, namun apabila hanya

47
melaksanakan dua indikator dari setiap aspek maka dikategorikan cukup dan

apabila hanya melaksnakan satu indikator dari setiap aspek maka dikategorikan

kurang Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Siklus I
Indikator Pertemuan I Pertemuan II
Baik (3) 0 2
Cukup (2) 3 3
Kurang (1) 4 2
Persentase 47,61% 66,67%.
Kategori Kurang Cukup

Hasil observasi aktivitas belajar siswa Kelas IV SD Inpres Borongbulo

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) menggunakan tiga kategori

yaitu baik (B), cukup (C), dan kurang (K). Sesuai dengan indikator yang

dilaksanakan siswa pada setiap aspek. Adapun persentase pencapaian aktivitas

belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 ini yaitu 47,61%

Pada siklus I pertemuan 1 ini, persentase belajar siswa belum mencapai

kategori baik. Hal ini terlihat dari lembar observasi dimana terdapat beberapa

indikator yang belum dilaksanakan dari setiap aspek. Aspek yang mencapai

kategori cukup hanya 3 yaitu aspek nomor 1, 2 dan 7. Aspek nomor 1 yaitu

menyimak penjelasan guru, aspek nomor 2 yaitu membentuk kelompok dan

aspek nomor 7 yaitu mengadakan persentase hasil diskusi. Ada empat aspek

yang berada pada kategori kurang yaitu aspek nomor 4, 5, 6, dan 7

48
Pada lembar observasi untuk siklus 1 pertemuan 2 terlihat masih banyak

indikator yang belum terlaksana. Pada pertemuan ini ada dua aspek yang

mencapai kategori baik yaitu aspek nomor 3 dan 4. Yaitu berfikir secara mandiri

dan membentuk kelompok berpasangan. Adapun aspek yang termasuk kategori

cukup yaitu aspek nomor 1, 2 dan 6. Sedangkan aspek yang termasuk dalam

ketegori kurang yaitu aspek nomor 5 dan 7. Aspek nomor 5 yaitu berbagi dengan

pasangan lain dan aspek nomor 7 yaitu menyimpulkan hasil diskusi kelompok.

Berdasarkan hasil observasi tersebut,maka aktivitas belajar siswa selama

proses pembelajaran Matematika pada pertemuan 1 dikategorikan kurang. Hal ini

terlihat pada presentase pencapaian aktivitas belajar siswa hanya 47,61 % dan

pertemuan 2 persentase pencapaiannya meningkat menjadi 66,67%. Aktivitas

belajar siswa pada pertemuan 2 dikategorikan cukup. Melihat persentase

pencapaian aktivitas belajar siswa yang masih rendah, maka aktivitas belajar

siswa masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu data observasi siswa tersebut akan

dianalisis sehingga akan menjadi bahan refleksi untuk pelaksanaan siklus II.

3) Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus 1

Hasil belajar pada siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat di ketahui melalui tes

akhir siklus. Berdasarkan data yang diperoleh, dari 16 siswa Kelas V SD Inpres

Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa. Terdapat 10 orang

yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 sehingga

ketuntasan Klasikal yang dicapai pada siklus I yaitu 67% hal ini berarti masih ada

6 orang siswa yang mencapai nilai KKM dengan persentase ketidaktuntasan yaitu

33 % selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3

49
Tabel. 4.3. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase

85 < x ≤ 100 Sangat Baik 0 0%

69 < x ≤ 85 Baik 10 62,50%

54 < x ≤ 69 Cukup 4 25%

39 < x ≤ 54 Kurang 1 6,25%

0 ≤ x ≤ 39 Sangat Kurang 1 6,25%

Jumlah 16 100%

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut, tampak bahwa dari 16 Siswa Belum ada siswa

yang mencapai nilai pada Kategori Sangat Baik , 10 orang siswa pada kategori

Baik dengan persentase 62 % , 4 orang siswa pada kategori cukup dengan

persentase 25 % ,1 orang siswa berada pada kategori Kurang dengan persentase

6,25 % dan 1 orang berada pada kategori sangat Kurang dengan persentase 6,25

%. Berdasarkan hasil belajar pada siklus 1, maka persentase ketuntasan belajar

siswa dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus 1

No. Skor/ Nilai Kriteria Frekwensi Persentase

1 70-100 Tuntas 10 67 %
2 0-69 Tidak Tuntas 6 33 %
Jumlah 16 100 %

d. Refleksi

50
Pada tahap ini guru dan peneliti merefleksikan semua kegiatan yang

melalui lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa serta tes akhir siklus 1

dapat disimpulkan bahwa siswa belum mencapai indikator keberhasilan secara

klasikal yang telah dirumuskan sebelumnya dan dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran belum maksimal dalam menerapakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS); diantaranya yaitu:

1. Kekurangan dari aspek Siswa

a. Masih ada siswa yang kurang termotivasi dalam belajar dan bekerjasama

secara berkolompok bahkan bercerita dengan temannya walaupun ditegur

karena tidak memperhatikan pelajaran

b. Dalam proses pembelajaran masih banyak siswa yang kurang menyerap

materi pelajaran.

c. Pada saat pembagian kelompok suasana kelas sangat ribut dan ramai.

Hal ini dapat terlihat siswa mula-mula kurang bisa menerima pembagian

kelompok secara heterogen.

d. Pada saat berpasangan masih banyak Siswa yang ragu dan kurang percaya

diri dalam mengemukakan pendapatnya kepada siswa lain terutama siswa

yang memiliki kemampuan rendah.

e. Dalam proses pembelajaran masih banyak siswa yang melalakukan

aktivitas lain diluar pembelajaran.hal ini bisa terlihat pada saat siswa

berdiskusi dengan teman kelompoknya.

2. Kekurangan dari aspek guru

51
a. Guru belum menjelaskan materi secara sistematis sehingga siswa kurang

menyerap materi pelajaran

b. Dalam mengerjakan LKS Secara mandiri guru kurang membimbing siswa.

c. Guru kurang membimbing seluruh kelompok dalam kegiatan diskusi secara

maksimal baik dalam saat siswa berpasangan maupun berbagi dengan

keseluruhan kelas.

d. Guru tidak menunjuk beberapa siswa untuk memberikan tanggapan pada

saat presentasi sehingga diskusi kurang aktif.

e. Waktu pembelajaran tidak sesuai dengan yang direncanakan dikarenakan

guru kurang mampu mngelola waktu secara efisien.

Berdasrkan uraian tahap refleksi, maka tindak lanjut yang dapat dilakukan

terhadap perbaikan pembelajaran siklus 1, yaitu:

1) Pemberian motivasi dan perhatian agar siswa dapat berperan secara

aktif melakukan kerjasama kelompok agar lebih memahami materi

Matematika dan siswa lebih berani mengemukakan pendapat .

2) Menjelaskan materi secara sistematis agar lebih mudah dipahami dan

diserap oleh siswa.

3) Membimbing siswa /kelompok dalam berdiskusi agar diskusi lebih

terarah.

4) Menunjuk bebrerapa siswa untuk memberikan tanggapan pada saat

presentasi kelompok agar diskusi lebih hidup dan dapat menyamakan

persepsi antara siswa yang satu dan yang lainnya.

5) Guru hendaknya dapat memperhatikan dan mengeloal waktu secara

52
efisien, agar di dalam melaksanakan keseluruhan rencana pembelajaran

dapat dilaksanakan dengan baik.

Kesimpulan yang diperoleh dari masalah-masalah yang ditemukan dalam

siklus I ini, peneliti berusaha untuk mengadakan perbaikan dengan harapan agar

siklus ke II jauh lebih baik daripada siklus sebelumnya. Oleh karena itu,

diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan pada siklus ke II sehingga dapat terjadi

peningkatan kualitas pembelajaran di siklus berikutnya.

3. Penyajian Data Siklus II

Kegiatan dilakukan pada tindakan siklus II sama dengan kegiatan tindakan

pada siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi tindakan.

Masing - masing kegiatan akan diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada tindakan siklus II masih

membahas tentang Bangun Datar Dengan Sub Tema Menghitung Luas dan

Keliling Bangun Datar. Peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri

dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Materi Pembelajaran, Lembar

Kerja Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar (THB).

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini, peneliti melaksanakan

Pembelajaran dan Wali Kelas Ibu Juliyati sebagai observer (Pengamat yang

melaksanakan pembelajaran) Untuk tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali

pertemuan proses dengan alokasi waktu 2x35 menit dan satu kali pertemuan untuk

melaksanakan tes hasil belajar. Pertemuan pertama untuk proses pembelajaran

53
dilaksanakan pada hari Rabu 05 Agustus 2020, dan pertemuan kedua dilaksanakan

pada hari Rabu 12 Agustus 2020. Guru mengajarakan Materi Menhitung Luas

dan Keliling bangun datar, berorentasi pada langkah- langkah pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) antara

lain :

1) peneliti menjelaskan materi yang akan diajarkan yaitu Menhitung Luas dan

Keliling dan Bangung Datar kemudian menjelaskan tindakan yang akan

dilakukan selanjutnya.

2) Siswa dibagi dalam 4 kelompok secara Heterogen masing-masing kelompok

beranggotakan 4 orang

3) Setiap anggota kelompok diberi tugas (LKS)

4) Setelah semua siswa mendapatka LKS, siswa diberikan waktu 10 menit untuk

mengerjakan secara mandiri.

5) Setelah mengerjakan secara mandiri siswa ditugaskan untuk berpasangan

dengan teman kelompoknya dan mendiskusikan apa yang telah

dipikirkannya pada tugas mandiri untuk mengidentifikasi persoalan dan

menemukan solusi bersama-sama.

6) Setelah siswa mengidentifikasi persoalan dengan pasangannya setiap pasangan

berbagi dengan pasangan lain

7) Setiap pasangan menyimpulkan hasil diskusinya secara bergiliran di depan

kelas

8) Setiap akhir siklus akan diberi tes hasil belajar

Setiap proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

54
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)yang terbagi kedalam tiga kegiatan

pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran.

1) Kegiatan awal

Kegiatan awal termasuk pada tahap orientasi siswa dan guru menyuruh

ketua kelas menyiapakan teman-temannya mengikuti pelajaran dengan

mengucapkan salam dan berdo‟a serta guru mengabsen kehadiran siswa-siswanya.

Di samping itu guru juga mengadakan apersepsi mangenai materi yang lalu,

menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberi motivasi agar semua siswa

terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Pada tahap penyajian materi, guru menjelaskan materi pelajaran yaitu

Mengenai Menhitung Keliling dan Luas Bangun Datar . Dalam penyajian materi

guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi pelajaran. Guru

memberikan beberapa pertanyaan untuk mengembangkan kreativitas berpikir

siswa, begitupun dengan siswa yang diberi kesempatan untuk bertanya tentang

materi yang belum dimngerti sebelum siswa diberikan tugas kelompok.

Pada tahap selanjutnya siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen,

dimana setiap kelompok beranggotakan masing-masing 4 orang. Setiap kelompok

terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi, sedang dan

rendah. Sehingga siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat membantu

temannya yang memiliki kemampuan rendah. selanjutnya masing-masing siswa

dibagikan LKS masing-masing siswa mengerjakan LKS secara mandiri

Pada tahap selanjutnya Setelah mengerjakan secara mandiri siswa

55
ditugaskan untuk berpasangan dengan teman kelompoknya dan mendiskusikan

apa yang telah dipikirkannya pada tugas mandiri untuk mengidentifikasi persoalan

dan menemukan solusi bersama-sama Setelah siswa mengidentifikasi persoalan

dengan pasangannya setiap pasangan berbagi dengan pasangan lain secara

bergiliran pada tahap berikutnya Setiap pasangan menyimpulkan hasil diskusinya

secara bergiliran

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pembelajaran merupakan tahap menarik kesimpulan , yaitu

guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi

pembelajaran yaitu peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan. Pada tahap ini juga

guru memberikan penghargaan dan penguatan kepada siswa, baik yang hasil

kerjanya bagus maupun kinerjanya yang masih kurang

Pada hari selasa tanggal 18 Agustus 2020, guru memberikan tes hasil

belajar kepada seluruh siswa sebagai akhir tindakan siklus II. Pelaksanaan tes ini

sama dengan pelaksanaan pada siklus I yaitu dengan menggunakan waktu 60

menit. Dalam pelaksanaannya , siswa menyelesaikan secara individual soal-soal

yang diberikan, guru mengelilingi dan mengamati setiap aktivitas siswa.

Setelah beberapa lama kemudian, peneliti mengingatkan kepada siswa

untuk mengecek kambali nama dan jawaban yang telah dikerjakan, kemudian

siswa diminta mengumpulkan lembar jawabannya. Kegiatan selanjutnya guru

bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai tes hasil belajar. Guru menunjuk

siswa secara acak untuk menjawab soal-soal secara lisan. Kemudian memberikan

pesan- pesan moral.

56
c. Observasi

1) Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II

Tabel 4.5 Data Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I

Siklus I
Indikator Pertemuan I Pertemuan II
Baik (3) 3 5
Cukup (2) 6 4
Kurang (1) 0 0
Persentase 80,76 %. 88, 46 %
Kategori Baik Sangat Baik

Tahap ini merupakan temuan penelitian tentang keberhasilan peneliti

dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

Pada siklus II pertemuan 1 menunjukkan ada 3 aspek ( no 1, 4, dan 7) yang

termasuk kategori baik yaitu: 1) Memberikan penjelelasan tentang materi yang

akan diajarkan, 2) membimbing siswa berfikir mandiri, 3) mengadakan persentase

hasil diskusi.

Adapun aspek kategori cukup yaitu aspek nomor 2, 3, 5, 6, 8, dan 9. pada

pertemuan ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas mengajar guru dengan

persentase pencapaian 80,76 %. Kesimpulan aktivitas guru dikatakan baik.

Pada siklus II pertemuan 2, peneliti dapat melaksanakan 5 aspek dengan

kategori baik yaitu: 1) Memberikan petunjuk tentang materi yang akan diajarkan;

2) Membimbing siswa berfikir mandiri; 3) Membentuk kelompok berpasangan; 4)

Mengadakan presentasi hasil diskusi; 5) menyimpulkan hasil diskusi kelompok

dan Untuk kategori Cukup ada 4 Aspek yang sudah terpenuhi. Pada pertemuan ini

persentase menunjukkan adanya peningkatan aktivitas mengajar guru dengan

57
persentase pencapaian 88, 46 % dan berada pada kategori sangat baik.

2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II.

Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Siklus I
Indikator Pertemuan I Pertemuan II
Baik (3) 1 4
Cukup (2) 6 3
Kurang (1) 0 0
Persentase 71,43% 85, 71 %.
Kategori Baik Sangat Baik

Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus II pertemuan 1

diperoleh 71,43 Hasil observasi pada pertemuan ini berada pada kategori baik.

Berdasarkan lembar observasi, sebagian besar siswa telah melaksanakan hampir

semua indikator dari aspek yang ada. Adapun aspek yang dikategorikan baik yaitu

aspek kedua. Aspek yang termasuk kategori cukup yaitu aspek ke satu , tiga,

empat, lima, enam , dan tujuh . Sedangkan aspek yang kategori kurang sudah

tidak ada di siklus II ini. Hasil observasi belajar siswa pada siklus II pertemuan 2

mengalami peningkatan yaitu mencapai 85, 71 % . aktivitas belajar siswa pada

pertemuan ini dikategorikan sangat baik. Dari ketujuh aspek yang diamati ada 4

aspek yang berada pada kategori baik, yaitu kesatu, kedua, ketiga, dan keempat.

Sedangkan aspek yang termasuk kategori cukup ada 3, yaitu aspek ketiga,

keenam, dan ketujuh. Dan tidak ada aspek yang berada pada kategori kurang.

3) Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II

Hasil belajar pada siklus II diperoleh melalui tes akhir siklus. Data yang

58
diperoleh terdapat 16 orang dari 16 siswa yang memenuhi nilai KKM yaitu 70

dengan persentase ketuntasan 100 %. Hal ini menunjukkan semua siswa sudah

memunuhi nilai KKM. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase

85 < x ≤ 100 Sangat Baik 6 37,50%

69 < x ≤ 85 Baik 10 62,50%

54 < x ≤ 69 Cukup 0 0%

39 < x ≤ 54 Kurang 0 0%

0 ≤ x ≤ 39 Sangat Kurang 0 0%

Jumlah 16 100%

Berdasrkan tabel 4.3 tersebut tampak dari 16 siswa, terdapat 6 orang

siswa yang memporoleh hasil belajar pada kategori sangat tinggi dengan

persentase 37,50%, 10 orang siswa yang memperoleh hasil belajar pada

kategori tinggi dengan persentase 62,50 %

Berdasarkan hasil belajar pada siklus II persentase ketuntasan belajar

siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II


No. Skor/ Nilai Kriteria Frekwensi Persentase

59
1 0-69 Tidak Tuntas 0 0%
2 70-100 Tuntas 16 100 %
Jumlah 16 100 %

Berdasarkan Tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa pada siklus II semua

siswa sudah berada pada kategori tuntas dengan ketuntasan belajar mencapai

100%.

d. Refleksi

Pembelajaran pada siklus II difokuskan pada peningkatan aktivitas

mengajar guru dan belajar siswa sehingga diharapkan hasil belajar juga dapat

meningkat. Berdasarkan data tindakan siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan Materi Bangung Datar

mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Hasil analisis dan refleksi dari

pembelajaran yang terjadi pada tindakan ini adalah sebagai berikut:

1) Peneliti mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan

langkah-langkah model-model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS).

2) Semua siswa telah termotivasi dalam belajar dan bekerja sama secara

berkolompok. Hampir smua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan

mampu berdikusi dengan baik.

3) Pada saat mngerjakan LKS atau tugas yang diberikan guru dalam

kelompok suasana kelas tampak lebih tenang.

4) Waktu pembelajaran berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. Guru

sudah mampu mengelola waktu secara efisien.

60
Menyikapi hasil refleksi siklus II dan setelah mengamati berbagai

kekurangan dan kemajuan belajar mengajar bahwa sebagian besar kekurangan

yang ditemukan pada siklus I dari 67 % mengalami peningkatan pada siklus II

menjadi 100 % sehingga dapat dikatakan penelitian ini berhasil karena dapat

meningktkan hasil belajar dalam mata pelajaran Matematika setelah diterapkan

model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS)

B. Pembahasan

Berdasarkan Paparan data yang dikemukakan Sebelumnya maka Fokus

Pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) karena dipandang dapat membuat Siswa

lebih aktif dalam pembelajaran sehingga siswa akan lebih mudah memahami

konsep- konsep yang diajarkan. Selain itu siswa juga dapat mngembangkan

keterampilan berfikir dan dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan

idenya.

Pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) siswa di tuntut lebih aktif dalam pembelajaran. Selama kegiatan belajar

berlangsung, sebagian besar aktivitas dilaksanakan oleh siswa, sehingga konsep

materi akan lebih muda untuk dipahami. Sedangkan pembelajaran yang biasa

dilakukan guru di sekolah dalam mengerjakan Matematika hanya meminta siswa

untuk membentuk kelompok sesuai dengan dengan urutan absen, membaca buku

paket masing-masing kemudian mengerjakan tugas yang ada pada buku paket

61
tersebut, sehingga diskusi kelompok yang terjadi lebih di dominasi oleh siswa

yang kemampuan akademiknya tinggi. Dengan pembelajaran yang kurang

bervariasi kebanyakan aktivitas siswa hanya membaca dan menulis. Hal ini

membuat siswa lebih banyak bermain, bercerita, dan bahkan mengganggu teman

yang lain.

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS),siswa diberikan tugas untuk dikerjakan secara

mandiri sehingga dapat mngembangkan keterampilan berpikir siswa dan dapat

menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Kemudian

siswa berpasangan siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar

pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam

memecahkan masalah dan saling membantu antara satu sama lain dalam

kelompok kecil. Selain itu dapat memperbaiki rasa percaya diri siswa dan semua

siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. Setelah berdiskusi

dengan pasangannya dalam kelompok kecil dan sudah ada penyatuan pendapat

atas jawaban yang mereka pikirkan siswa kemudian berbagi dengan kesuluruhan

kelas untuk menyampaiakan hasil diskusinya atau pendapatnya penyampaian hasil

tugas bisa di depan kelas untuk menghemat waktu.

Siswa yang belajar dengan model pembelajaran koopertaif tipe Think Pair

Share (TPS) akan menjadi lebih aktif, bertanggung jawab dan termotivasi untuk

belajar. Pada saat berdikusi, siswa menjadi lebih aktif, lebih bersemangat dan

lebih percaya diri mengemukakan pendapatnya. Menurut Daryanto (2013: 38 )

Bahwa. Model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) merupakan tipe

62
pembelajaran yang sederhana dengan banyk keuntungan karena dapat

meningkatkan partisipasi siswa dan pembentukan pengetahuan oleh siswa.dengan

menggunakan suatu prosedur, para siswa belajar dari siswa yang lain dan

berusaha untuk mengeluarkan pendapatnya dalam situasi non kompetisi.

Oleh karena itu, model pembelajaran koopertaif tipe Think Pair Share

(TPS) memungkinkan untuk dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran

dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran

Matematika .

2. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Menerapkan Model

Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran Matematika dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) di kelas

IV SD Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa dalam

meningkatkan hasil belajar Matematika siswa di Kelas IV dengan materi pokok

“Bangun Datar” hal tersebut dibuktikan dengan nilai ketuntasan belajar

Matematika yang dicapai siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus I mencapai 67 % sedangkan pada siklus

II sebesar 100 % hasil ini menunjukkan hasil belajar siswa mengalami

peningkatan sebelum dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dimaksudkan

untuk membantu guru dalam mengerjakan materi dan membantu siswa dalam

63
memahami materi yang dipelajari. Selama proses pembelajaran, siswa secara aktif

dan bertanggungjawab terhadap materi-materi yang dipelajari sehingga mudah

memahami atau menguasai materi yang diajarkan.

Pembelajaran Matematika dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dikelas IV SD Inpres Borongbulo

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa. Dapat meningkatkan Aktivitas

belajar IPS siswa. Pada materi pokok “Bangun Datar” hal tersebut dibuktikan

dengan nilai ketuntasan belajar Matematika yang dicapai siswa setelah diterapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) sebesar 100 % lebih

tinggi dibandingkan hasil ketuntasan belajar Matematika yang dicapai siswa

sebelum menerapakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

64
A. Kesimpulan

Berdasrkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan, maka dapat

dismpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS) pada mata pelajaran Matematika dapat meningkatkan sebagai

berikut:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Thin Pair Share (TPS)

di kelas IV SD Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan

Kabupaten Gowa dilaksnakan sesuai dengan langkah - langkah

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dimana siswa

dituntut untuk aktif dalam belajar sehingga konsep materi lebih muda

untuk dipahami.

2. Hasil belajar Matematika siswa Kelas IV SD Inpres Borongbulo

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa pada siklus I berada

pada kategori sedang yaitu mencapai ketuntasan sebesra 67 % dan

belum tuntas secara klasikal karena proses pembelajaran belum

dilaksanakan secara maksimal dan pada siklus II mengalami

peningkatan dengan rata-rata ketuntasan klasikal berada pada kategori

sangat tinggi yaitu mencapai 100% dengan KKM 70.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka saran yang

dapat dikemukakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

65
1. Memilih model pembelajaran sebaiknya lebih berpusat pada

siswa sehingga siswa dapat termotivasi untuk melakukan aktivitas

yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar yang sesuai

dengan tujuan yang diinginkan

2. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat

dikembangkan sebagai model pembelajaran yang menarik

sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran

Matematika khususnya dan dapat diimplementasikan pada mata

pelajaran lainnya.

3. Guru perlu menguasai beberapa model pembelajaran sehingga

pelaksanaan pembelajaran dapat lebih bervariasi sehingga siswa

tidak merasa jenuh atau bosan dalam belajar dan mudah

0memahami materi pelajaran.

4. Calon peneliti yang akan melakukan penelitian dalam bidang

kependidikan agar dapat meneliti lebih lanjut tentang model-

model pembelajaran yang lebih efektif dan efisien dalam

mengatasi kesulitan belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran

Matematika dan umumnya pada semua mata pelajaran

66
DAFTAR PUSTAKA

Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Ed. Revisi. Jakarta:


Bumi Aksara.

2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Daryanto.2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:


Gava Media.

A, Doni Koesoema. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo.

Fadholi, A. 2009. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Think Pair


Share, (Online), (http://ariffadholi. blogspot. Com /2009/10/kelebihan-
kekurangan - tps.html, Diakses 10 April 2020.

Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta:


Pustaka Pelajar Celeban Timur.

Isjoni. 2011. Cooperative Learning (Efektifitas Pembelajaran Kelompok).


Bandung: Alfabeta.

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di


Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo.

Mudjijo. 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya, 1995.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.

2006. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja


Rosda Karya.

67
Nurhadi. 2003. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Grasindo.

Subini, Nini. 2013. Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Yogyakarta:


Javalitera

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Slavin, E.R. 2009. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktek. Bandung: Nusa
Media.

Susanto, A.2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di SD. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.

Suprijono, A.2009. Cooperative Learning (Teori& Aplikasi PAIKEM).


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ruhimat, Toto. 2011. Kurikulum & Pembelajaran. Jakarta: Raja grafindo Persada
.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Bandung: kencana.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Kencana Prenada


Media Goup.

2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorentasi Kontruktivistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Bagian Penjelasan Tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta: Kemendikbud

68
Lampiran I

DATA AWAL HASIL OBESERVASI MATA PELAJARAN


MATEMATIKA KELAS IV SD INPRES BORONGBULO
KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA
TAHUN AJARAN 2019/2020

No No Induk Nama Jenis Nilai Ket


Kelamin
1 1671001 AL FAJRI L 59 Tidak Tuntas
2 1617002 ANA P 40 Tidak Tuntas
3 1617003 BURHAN L 67 Tidak Tuntas
4 1617004 FURQAN L 70 Tuntas
5 1617005 HAIKAL L 68 Tidak Tuntas
6 1617006 JESIKA P 60 Tidak Tuntas
7 1617007 MUH RIJAL L 75 Tuntas
8 1617008 MUH REZA L 70 Tuntas
9 1617009 NABIL L 56 Tidak Tuntas
10 16170010 NABILA P 73 Tuntas
APRILIA
11 16170011 NITA P 71 Tuntas
12 16170012 NITA P 63 Tidak Tuntas
KUSTIANI
13 16170013 FAREL L 70 Tuntas
14 16170014 RESKI P 64 Tidak Tuntas
15 16170015 SAFIRA P 75 Tuntas
16 16170016 SAKRI P 54 Tidak Tuntas
JUMLAH 1035 64,68 %

69
Lampiran 2. Silabus Pembelajaran
SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD Inpres Borongbulo


Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas/Semester : IV/I (Ganjil)

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pengalaman Indikator Penilaian Alokasi Sumber


Teknik Bentuk Contoh Belajar
Belajar Waktu
Instrumen Instrumen
3.9 Menjelaskan • Keliling dan • Mengidentifikasi 3.9.2. Tertulis Uraian/Pili Tentukanlah 2x35 • Buku
dan menentukan luas daerah berbagai bangun Menghitung han Ganda sifat-sifat menit siswa
keliling dan luas • Mengenal datar persegi, keliling Individu bangun datar • Buku
persegi, persegi bangun datar persegi panjang bangun datar 1x guru
panjang, dan • Keliling dan segitiga (persegi, Pertemuan
segitiga serta bangun • Melakukan persegi
hubungan pangkat datar eksplorasi panjang, dan
dua Dengan akar • Luas bangun pengukuran segitiga).
pangkat dua datar bangun datar 4.9.2.
4.9 Menyelesaikan persegi,persegi Menyelesaik
• Keliling panjang, an masalah
bangun • Mengenal berkaitan
Pangkat dua dan
akar pangkat dua
• Menyelesaikan
permasalahan

70
masalah berkaitan Datar yang melibatkan dengan
dengan keliling dan • Luas bangun keliling dan luas keliling
luas persegi, datar daerah (persegi, bangun datar
persegipanjang, dan (Persegi, persegipanjang, (persegi,
segitiga termasuk Persegi segitiga) persegi
melibatkan pangkat panjang, • Menyajikan panjang, dan
dua dengan akar Segitiga) penyelesaian segitiga).
pangkat dua permasalahan
yang melibatkan
keliling dan luas
daerah (persegi,
persegi panjang,
segitiga)

Borongbulo, 2020

71
Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS I PERTEMUAN I
Satuan Pendidikan : SD Inpres Borongbulo
Kelas / Semester : IV /I (Ganjil)
Pelajaran : Bangun Datar
Sub Pelajaran : Mengenal Bangun Datar
Pertemuan :1
Alokasi waktu : 2x 35 menit
Hari/ Tanggal : Kamis, 16 Juli 2020

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan

logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

72
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
C. Muatan: Matematika

Kompetensi Dasar Indikator


3.9. Menjelaskan dan menentukan 3.9.1. Menjelaskan arti dari persegi,

keliling dan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga.

persegipanjang, dan segitiga

serta hubungan pangkat dua

dengan akar pangkat dua

D. TUJUAN

1. Melalu penjelasan guru siswa mampu memahami arti dari bangun datar.

2. Melalu penjelasan guru siswa mampu menjelaskan tentang macam-

macam bangun datar.

3. Melalui diskusi dan pengamatan siswa mampu mengidentifikasi berbagai

bangun datar persegi, persegi panjang, dan segitiga.

4. Melalu penjelasan guru siswa mampu menyebutkan sifat-sifat dari

persegi, persegi panjang, dan segitiga.

E. MATERI

1. Bangun Datar

F. TEKNIK PEMBELAJARAN

Ceramah, demontrasi, ekspositori (menerangkan), tanya

jawab, latihan dan penugasan.

73
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan 10
menit
Pendahuluan salam, menanyakan kabar dan mengecek

kehadiran siswa.

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin

oleh salah seorang siswa. Siswa yang

diminta membaca do’a adalah siswa

siswa yang hari ini datang paling awal.

(Religius dan Integritas)

3. Untuk menjaga semangat nasionalisme

menyanyikan salah satu lagu wajib

atau nasional.

4. Guru mengulas tugas belajar dirumah

bersama orangtua yang telah dilakukan.

(Mandiri)

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari

ini.

Kegiatan 1. Guru menyajikan materi pelajaran 45


Menit
Inti mengenai bangun Datar.

2. Siswa mengamati penjelasaan guru

tentang berbagai pengertian dan sifat

bangun datar.

74
3. Siswa dibagi dalam kelompok-

kelompok secara heterogen setiap

kelompok terdiri dari 2 anggota/siswa

4. siswa mengerjakan LKS secara mandiri

5. Setelah mengerjakan secara mandiri siswa

ditugaskan untuk berpasangan dengan

teman kelompoknya dan mendiskusikan

apa yang telah dipikirkannya.

6. Setelah siswa mengidentifikasi persoalan

dengan pasangannya setiap pasangan

berbagi dengan pasangan lain

7. di depan kelas.
15 Menit
Penutup 1. Presentasi Guru memberikan penguatan

materi tentang bangun datar

2. Guru mengapreZ siasi hasil kerja siswa

dan memberikan motivasi untuk

menambah semangat belajar siswa.

3. Guru menyampaikan tugas dirumah kerja

sama dengan Orang Tua, (Mandiri)

4. Menyanyikan salah satu lagu daerah

untuk menumbuhkan Nasionalisme,

Persatuan, dan Toleransi.

5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh

75
salah satu siswa. (Religius)

H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes
2. Bentuk : Pilihan Ganda
I. SUMBER DAN MEDIA
Buku Pedoman Guru Tema 4 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 4 Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016).
1. Kertas untuk mengambar bangun datar

2. Papan tulis

3. Spidol.

Borongbulo, 16 Juli 2020


Wali Kelas IV Peneliti

Juliyati, S.Pd. Wahidah

Mengetahui Kepala Sekolah

Syarifuddin, S.Pd.I
NIP.198012152008011020

76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I PERTEMUAN 2

Satuan Pendidikan : SD Inpres Borongbulo

Kelas / Semester : IV / I (Ganjil)

Pelajaran : Bangun Datar


Sub Pelajaran : Mengenal Bangun Datar
Pertemuan : 2
Alokasi waktu : 2x 35 menit
Hari/ Tanggal : Kamis, 23 Juli 2020

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan

logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

77
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan: Matematika
Kompetensi Dasar Indikator
4.9. Menyelesaikan masalah 4.9.1. Menyelesaikan masalah

berkaitan dengan keliling dan berkaitan dengan persegi,

luas persegi, persegipanjang, persegi panjang, dan segitiga

dan segitiga termasuk menggunakan pangkat dua

melibatkan pangkat dua dan akar pangkat dua.

dengan akar pangkat dua 4.9.2. Menyelesaikan masalah

berkaitan dengan persegi,

persegi panjang, dan

segitiga.

C. TUJUAN
1. Melalui penjelasan guru siswa mampu memahami arti dari bangun datar.

2. Melalui penjelasan guru siswa mampu menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan persegi

3. Melalui penjelasan guru siswa mampu menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan persegi panjang dan segitiga

4. Melalui diskusi dan pengamatan siswa mampu menyelesaikan soal segitiga

sekaligus pangkat dua.

D. MATERI

Mengenal Bangun Datar

78
E. TEKNIK PEMBELAJARAN

Ceramah, demontrasi, ekspositori (menerangkan), tanya

jawab, latihan dan penugasan.

I. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan A. Mengamati 10
Pendahuluan Menit
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,

menanyakan kabar dan mengecek kehadiran

siswa.

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh

salah seorang siswa. Siswa yang diminta

membaca do’a adalah siswa siswa yang hari ini

datang paling awal. (Religius dan Integritas)

3. Untuk menjaga semangat nasionalisme

menyanyikan salah satu lagu wajib atau

nasional.

4. Guru mengulas tugas belajar dirumah bersama

orangtua yang telah dilakukan. (Mandiri)

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

Kegiatan 1. Siswa mengamati penjelasan guru 45


Inti Menit
tentang berbagai pengertian dan sifat bangun datar.

2. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok

secara heterogen setiap kelompok terdiri dari 2

79
anggota/siswa

3. siswa mengerjakan LKS secara mandiri

4. Setelah mengerjakan secara mandiri siswa

ditugaskan untuk berpasangan dengan teman

kelompoknya dan mendiskusikan apa yang telah

dipikirkannya.

5. Setelah siswa mengidentifikasi persoalan dengan

pasangannya setiap pasangan berbagi dengan

pasangan lain

6. Presentasi di depan kelas.


Penutup 1. Guru memberikan penguatan materi tentang
15 Menit
bangun datar

2. Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan

memberikan motivasi untuk menambah semangat

belajar siswa.

3. Guru menyampaikan tugas dirumah kerja sama

dengan Orang Tua, (Mandiri)

4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk

menumbuhkan Nasionalisme, Persatuan, dan

Toleransi.

Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu

siswa. (Religius)

80
J. PENILAIAN
6655.

1. Teknik : Tes
2. Bentuk : Pilihan Ganda
K. SUMBER DAN MEDIA
a. Buku Pedoman Guru Tema 4 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 4
Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016).

b. Papan tulis

c. Spidol.

Borongbulo, 23 Juli 2020

Wali Kelas IV Peneliti

Juliyati, S.Pd. Wahidah

Mengetahui Kepala Sekolah

Syarifuddin, S.Pd.I
NIP.198012152008011020

81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
SIKLUS II PERTEMUAN 1
Satuan Pendidikan : SD Inpres Borongbulo

Kelas / Semester : IV / I (Ganjil)

Pelajaran : Bangun Datar

Sub Pelajaran : Menghitung Keliling Bangun Datar

Pertemuan :3

Alokasi waktu : 2x 35 menit

Hari/ Tanggal : 05 Agustus 2020

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,

melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,

dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

82
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan: Matematika
Kompetensi Dasar Indikator
3.9. Menjelaskan dan menentukan 3.9.2. Menghitung keliling bangun datar
keliling dan luas daerah (persegi, persegi panjang, dan
persegi, persegi panjang, dan segitiga).
segitiga.

C. TUJUAN
1. Melalui penjelasan guru siswa mampu memahami arti dari bangun datar.

2. Melalui penjelasan guru siswa mampu memahami rumus-rumus keliling

dari persegi, persegi panjang, dan segitiga.

3. Melalui diskusi dan pengamatan siswa mampu menggunakan rumus

untuk menentukan keliling bangun datar persegi, persegi panjang, dan

segitiga.

4. Melalu penjelasan guru siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang

melibatkan keliling persegi, persegi panjang, dan segitiga.

D. MATERI

1. Keliling Bangun Datar

E. TEKNIK PEMBELAJARAN

Ceramah, demontrasi, ekspositori (menerangkan), tanya

jawab, latihan dan penugasan.

83
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 10

Pendahuluan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. menit

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah

seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a

adalah siswa siswa yang hari ini datang paling

awal. (Religius dan Integritas)

3. Untuk menjaga semangat nasionalisme

menyanyikan salah satu lagu wajib atau

nasional.

4. Guru mengulas tugas belajar dirumah bersama

orangtua yang telah dilakukan. (Mandiri)

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

84
Kegiatan 1. Guru menyajikan materi pelajaran mengenai 45
Inti
bangun Datar tentang keliling dan luas bangun Menit

datar (persegi, persegi panjang, dan segitiga)

2. Siswa mengamati penjelasan guru tentang

berbagai pengertian dan sifat bangun datar.

3. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok secara

heterogen setiap kelompok terdiri dari 2

anggota/siswa.

4. siswa mengerjakan LKS secara mandiri

5. Setelah mengerjakan secara mandiri siswa

ditugaskan untuk berpasangan dengan teman

kelompoknya dan mendiskusikan apa yang telah

dipikirkannya.

6. Setelah siswa mengidentifikasi persoalan dengan

pasangannya setiap pasangan berbagi dengan

pasangan lain.

7. Presentasi di depan kelas.

1. Guru memberikan penguatan materi


Kegiatan
Penutup 2. Guru memberikan motivasi untuk menambah

semangat belajar siswa

85
3. Guru menyampaikan tugas dirumah kerja sama

dengan Orang Tua, (Mandiri)

4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk

menumbuhkan Nasionalisme, Persatuan, dan

Toleransi.

Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu

siswa. (Religius)

Borongbulo, 05 Agustus 2020

Wali Kelas IV Peneliti

Juliyati, S.Pd. Wahidah

Mengetahui Kepala Sekolah

Syarifuddin, S.Pd.I
NIP.19801215200801102

86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II PERTEMUAN II

Satuan Pendidikan : SD Inpres Borongbulo

Kelas / Semester : IV / I (Ganjil)

Pelajaran : Bangun Datar


Sub Pelajaran : Menghitung Luas Bangun Datar
Pertemuan :4
Alokasi waktu : 2x 35 menit
Hari/ Tanggal : 12 Agustus 2020

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

87
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Muatan: Matematika
Kompetensi Dasar Indikator
3.9. Menjelaskan dan menentukan 3.9.4. Menghitung luas dari
keliling dan luas persegi, bangun datar persegi,
persegipanjang, dan segitiga serta persegi panjang, dan
hubungan pangkat dua dengan akar segitiga.
pangkat dua

C. TUJUAN
1. Dengan bimbingan guru siswa mampu memahami rumus luas dari bangun
datar.

2. Dengan bimbingan guru siswa siswa mampu mengetahui cara menghitung


luas bangun datar.

3. Dengan berbagai latihan siswa mampu mandiri menghitung luas


bangun datar.
D. MATERI
Luas Bangun Datar
E. TEKNIK PEMBELAJARAN
Ceramah, demontrasi, ekspositori (menerangkan), tanya
jawab, latihan dan penugasan.

88
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 10
Pendahuluan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran Menit
siswa.
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh
salah seorang siswa. Siswa yang diminta
membaca do’a adalah siswa siswa yang hari
ini datang paling awal. (Religius dan
Integritas)
3. Untuk menjaga semangat nasionalisme
menyanyikan
salah satu lagu wajib atau nasional.
4. Mengulas sedikit materi yang telah
disampaikan sebelumnya
5. Guru mengulas tugas belajar dirumah
bersama orangtua yang telah dilakukan.
(Mandiri)
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Kegiatan 1. Guru menyajikan materi pelajaran mengenai 45
Inti bangun Datar tentang tentang menghitung Menit
bilangan luas bangun datar,
2. Siswa mengamati penjelasan guru
tentang berbagai pengertian dan sifat bangun
datar.
3. Siswa dibagi dalam kelompok-
kelompok secara heterogen setiap kelompok
terdiri dari 2 anggota/siswa.
4. siswa mengerjakan LKS secara mandiri
5. Setelah mengerjakan secara mandiri siswa
ditugaskan untuk berpasangan dengan
teman kelompoknya dan mendiskusikan apa
yang telah dipikirkannya.
6. Setelah siswa mengidentifikasi persoalan
dengan pasangannya setiap pasangan
berbagi dengan pasangan lain.
7. Presentasi di depan kelas.

89
Penutup 1. Guru memberikan penguatan materi tentang
bangun datar 15 Menit
15 Menit

2. Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan


memberikan motivasi untuk menambah
semangat belajar siswa
3. Guru menyampaikan tugas dirumah kerja sama
dengan Orang Tua, (Mandiri)
4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan Nasionalisme, Persatuan, dan
Toleransi.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah
satu siswa. (Religius)

90
G. PENILAIAN
1. Teknik : Tes
2. Bentuk : Pilihan Ganda
H. SUMBER DAN MEDIA
1. Buku Pedoman Guru Tema 4 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 4 Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016).

2. Papan tulis

3. Spidol.

Borongbulo, 12 Agustus 2020

Wali Kelas IV Peneliti

Juliyati, S.Pd. Wahidah

Mengetahui Kepala Sekolah

Syarifuddin, S.Pd.I
NIP.198012152008011020

91
Lampiran 4

MATERI AJAR

A. Bangun Datar

Apakah kamu pernah memperhatikan benda-benda yang berada

disekelilingmu? Apakah kamu pernah memperhatikan bahwa benda yang berada

disekelilingmu ternyata berbentuk seperti bangun datar? Dapatkah kamu

menyebutkan benda apa saja yang berbentuk seperti bangun datar tersebut?

Bangun Datar adalah bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang

dan lebar yang dibatasi oleh garis lurus atau melengkung. Yang termasuk ke

dalam bangun datar adalah persegi, persegi panjang,

segitiga, jajar jenjang, belah ketupat, layang-layang,

trapesium, dan lingkaran. Pada bahan ajar ini kami akan

memfokuskan membahas tentang persegi, persegi pajang,

dan segitiga saja.

1) Persegi

Setelah melihat gambar diatas, apa yang ada dibenakmu tentang bangun datar

persegi tersebut ?

Jadi, Persegi adalah Bangun datar yang dibentuk oleh empat buah sisi yang sama

panjang dan memiliki empat buah sudut siku-siku.

Adapun Sifat-sifat bangun datar persegi adalah :

• Memiliki 4 buah titik sudut

• Memiliki 4 buah sisi

92
• Terdiri atas 2 pasang sisi sejajar yang saling berhadapan yang ukurannya sama

panjang

• Terdiri atas 4 buah sudut yang sama besar yaitu 90º

Setelah melihat ciri-ciri dari persegi, bisakah kamu menyebutkan apa saja ciri-

ciri dari persegi tanpa harus melihat buku ?

KETERANGAN
L= Luas
L=SxS
K = keliling S= sisi
Keliling Persegi

Keliling merupakan hasil dari menjumlahkan seluruh sisi persegi.

K=4xS

Mengapa rumus nya demikian ? karena jumlah sisi yang ada pada persegi adalah

4, dan karena keliling merupakan hasil dari menjumlahkan seluruh sisi persegi

maka dapat dikali kan 4 sesuai dengan jumlah sisi yang ada pada persegi.

Contoh bangun datar persegi dalam kehidupan sehari-hari adalah keramik, kertas

origami, jendela, jam, bingkai foto, dan lain sebagainya.

Contoh soal

Jika sebuah persegi memiliki panjang sisi 7cm, maka tentukankah keliling persegi

tersebut!

Jawab :

Diketahui : S = 7cm

Ditanya : Keliling?

Jawab :

K=4xS

93
K=4x7

K = 28cm2

2) Persegi Panjang

Perhatikan! Apa yang dapat kamu simpulkan setelah melihat bangun datar diatas?

Dapatkah kamu menyebutkan ciri-ciri dari bangun datar tersebut tanpa melihat

catatan ?

Persegi panjang adalah bangun datar segi empat yang keempat sudutnya siku-siku

dan sisi-sisi yang berhadapan sama panjang.

Sifat-sifat Persegi Panjang

• Memiliki empat buah sisi dan empat buah titik sudut

• Terdiri atas dua pasang sisi sejajar yang saling berhadapan yang

ukurannya sama panjang

• Terdiri atas empat buah sudut yang sama besar yaitu 90' (sudut siku-siku).

Luas Persegi panjang Keterangan!


L= Luas K= Keliling
L= P x l L = Lebar P= Panjang

Keliling Persegi

K= 2 (P+l) atau K= (P+l) (p+l)

94
Contoh bangun datar persegi panjang dikehidupan sehari-hari adalah papan, meja,

kertasA4, buku, pintu, HP, TV, kasur, penggaris, lemari, papan tulis, dan

penghapus.

Contoh soal pertama :

Bila sebuah bangun datar berbentuk persegi panjang memiliki panjang sisi yaitu

7cm dan lebarnya 6cm, maka tentukanlah luas persegi panjang tersebut!

Jawab :

Diketahui : P = 7cm

l = 6cm

Ditanya : Luas?

Jawab :

L=Pxl

L=7x6

L = 42 cm2

Contoh soal kedua :

Bila sebuah bangun datar berbentuk persegi panjang memiliki panjang sisi yaitu

8cm dan lebarnya 5cm, maka tentukanlah keliling persegi panjang tersebut!

Jawab :

Diketahui : P = 8cm

L = 5cm

Ditanya: Keliling ?

Jawab : K= 2 (P+l)

K= 2 (8+5)

95
K= 2 (13)

K= 26 cm2

3) Segitiga

Segitiga adalah Segitiga adalah bangun datar

yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan mempunyai

tiga buah titik sudut yang saling berpotongan.

Ciri- Ciri Segitiga :

▪ Mempunyai 3 sisi dengan jumlah

panjang dua sisinya lebih panjang dari panjang sisi yang lain.

▪ Mempunyai 3 sudut yang jumlah besarnya 180 derajat.

Keterangan
L = Luas
Luas Segitiga a = Alas
t = Tinggi
L=½axt

Contoh Soal :

Sebuah bangun segitiga memiliki alas sepanjang 4 cm,

Dengan tinggi 3 cm, hitunglah berapa luas segitiga tersebut!

Jawab :

Diket : a = 4 cm

T = 3 cm

Ditanya : .... L?

Jawab :

L=½axt

=½4x3

96
= 6 cm2
Keterangan
Keliling Segitiga K = keliling
S = sisi a
K = Sisi a + sisi b + sisi c

Contoh Soal :

Sebuah bangun memiliki jumlah sisi dengan panjang 3 cm, hitunglah berapa

keliling bangun datar segitiga tersebut ?

Jawab :

Diket : Panjang sisi = 3 cm

Ditanya : ..... K?

Jawab : K = Sisi a + Sisi b + Sisi C

K = 3 cm + 3 cm + 3 cm

K = 9 cm

97
Lampiran 5

TES HASIL BELAJAR (SIKLUS I)

Mata pelajaran : Matematika Nama :

Waktu : 60 Menit NISN :

Hari / Tanggal : Kelas : IV (Empat)

Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan tepat !

Soal

1. Bangun datar dibawah ini disebut…..

A. Persegi empat

B. Segi Lima

C. Segitiga sama kaki

D. Jajar Genjang

2. Bangun segitiga sama kaki mempunyai 2 sisi yang ....


A. Sama
B. Beda
C. Tinggi
D. Pendek
3. Segitiga dibawah ini disebut…..

A. Segitiga sembarang

B. Segitiga bermuda

C. Segiti sama kaki

98
D. Segitiga sama sisi

4. Gambar dibawah yang merupakan segitiga sembarang adalah….

A. gambar a

B. gambar b

C. gambar c

D. Gambar d

5. Segitiga yang ketiga sisinya sama panjang disebut ...

A. Segitiga sama sisi

B. Segitika sembarang

C. Segitiga siku – siku

D. Segitiga bermuda

6. Gambar dibawah ini disebut.......

A. Segitiga sama sisi

B. Segi empat

C. Segitiga siku – siku

D. Jajar Genjang

99
7. Sifat-sifat bangun datar persegi empat dibawah ini adalah, Kecuali….

A. Memiliki 4 buah titik sudut

B. Tidak memiliki titik sudut

C. Terdiri atas 2 pasang sisi sejajar yang saling berhadapan

yang ukurannya sama panjang

D. Terdiri atas 4 buah sudut yang sama besar yaitu 90º

8. Bangun datar dibawah ini merupakan bangun datar……

A. Jajar genjang

B. Persegi empat

C. Segitiga siku – siku

D. Persegi panjang

9. Jumlah Keempat sudut dalam persegi panjang adalah….

A. 90o

B. 180o

C. 190o

D. 360o

100
10. Perhatikan gambar dibawah ini!

Dari gambar diatas, jumlah keliling bangun tersebut adalah…..


A. 14

B. 20

C. 17

D. 25

**************SELAMAT MENGERJAKAN*****************

101
KUNCI JAWABAN

TES HASIL BELAJAR (SIKLUS I )

1. A

2. B

3. C

4. A

5. B

6. A

7. A

8. B

9. B

10. D

102
TES HASIL BELAJAR (SIKLUS II)

Mata pelajaran : Matematika Nama :

Waktu : 60 Menit NISN :

Hari / Tanggal : Kelas : IV (Empat)

Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan tepat !


1. Keliling segitiga yang sisinya 10 cm, 10 cm dan 10 cm adalah ...

A. 30 cm

B. 35 cm

C. 40 cm

D. 25 cm

2. Berdasarkan gambar di bawah ini, sisi yang sama panjang dengan PS adalah ...

P S

Q R

A. PS

B. SR

C. QR

D. PR

103
Perhatikan gambar dibawah ini! Luas bangun disamping adalah…

12cm

8 cm

10cm

A. 30 cm

B. 35 cm

C. 49 cm

D. 72 cm

3. Perhatikan gambar dibawah ini!

Luas bangun di atas adalah…


A. 30 cm

B. 35 cm

C. 49 cm

D. 50 cm

Perhatikan gambar disamping ini! Keliling bangun ini adalah….


A. 30 cm
B. 35 cm
C. 40 cm
D. 37 cm

104
4. Luas persegi disamping adalah ...
A. 58

B. 29 7

C. 49 7

D. 25

5. Pangkat dua dari 5 adalah….

A. 64

B. 25

C. 40

D. 77

6. Akar pangkat dua dari √49 adalah…..

A. 7

B. 10

C. 4

D. 9

7. Dari gambar dibawah ini, panjang luas pesegi jika diketahui panjang sisinya

7 cm adalah

A. 70

B. 80

105
C. 40

D. 49

8. Luas gambar dibawah jika diketahui panjang 8 cm dan lebar 5 cm adalah….

A. 40

B. 10

C. 45

D. 90

106
KUNCI JAWABAN
TES HASIL BELAJAR SIKLUS II

1. A

2. C

3. D

4. D

5. A

6. C

7. B

8. D

9. D

10. A

107
Lampiran 6

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

KELOMPOK
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas IV
Alokasi Waktu :

NamaKelompok :
Nama Anggota Kelompok :1 .........................................

2. ...........................................

3. ...........................................

4..............................................
I. Petunjuk

1. Lakukan kegiatan ini secara berkelompok!

2. Lakukan pengarahan yang disampaikan oleh guru!

3. Bacalah buku yang berisi tentang materi mengenai bangun Datar

4. Tuliskan sifat-sifat Bangun-bangun datar beserta gambarnya

5. Setiap siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir

mengerjakan sendiri tugas yang diberikan

6. Kemudian siswa berpasangan dan mendiskusikan jawaban yang telah

mereka peroleh dengan pasangannya

7. Selanjutnya setiap pasangan berbagi dengan kesuluruhan kelas .

8. Tiap kelompok mempersentasikan hasil diskusinya.

108
Lampiran 7

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS 1 SD INPRES


BORONGBULO TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas V : IV Empat
KKM : 70

Nama Siswa Nilai Ujian


Jenis
No Semester Ganjil Keterangan
Kelamin
1 ALFAJRI L 51 Tidak Tuntas

2 ANA P 70 Tuntas

3 BURHAN L 72 Tuntas

4 FURQAN L 76 Tuntas

5 HAIKAL L 80 Tuntas

6 JESIKA P 70 Tuntas

7 MUH RIJAL L 61 Tidak Tuntas

8 MUH REZA L 62 Tidak Tuntas

9 NABIL L 74 Tuntas

10 NABILA APRILIA P 71 Tuntas

11 NITA P 58 Tidak Tuntas

12 NITA KUSTANTI P 37 Tidak Tuntas

13 FAREL L 72 Tuntas

14 RESKI L 68 Tidak Tuntas

15 SAFIRA P 71 Tuntas

16 SAKRI L 80 Tuntas

Jumlah 1073
Nilai Rata-rata Kelas 67,06
Tuntas 10 orang (10x 100%/16= 62,50%

Tidak Tuntas 6 orang (6x 100 %/16 = 37,50%

109
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS II SD INPRES BORONGBULO
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas V : IV Empat
KKM : 70

Nilai Ujian
Jenis
No Nama Siswa Semester Keterangan
Kelamin
Ganjil
1 ALFAJRI L 76 Tuntas

2 ANA P 86 Tuntas

3 BURHAN L 78 Tuntas

4 FURQAN L 82 Tuntas

5 HAIKAL L 80 Tuntas

6 JESIKA P 70 Tuntas

7 MUH RIJAL L 75 Tuntas

8 MUH REZA L 76 Tuntas


9 NABIL L 88 Tuntas
10 NABILA APRILIA P 74 Tuntas
11 NITA P 86 Tuntas
12 NITA KUSTANTI P 83 Tuntas
13 FAREL L 91 Tuntas
14 RESKI L 75 Tuntas
15 SAFIRA P 80 Tuntas

16 SAKRI L 100 Tuntas


Jumlah 1300

Nilai Rata-rata Kelas 81,25 %

Tuntas 11 orang (16x 100%/16= 100%

Tidak Tuntas 0 Orang (0x 100 %/16 = 0%

110
Lampiran 8

INSTRUMEN OBSERVASI MENGAJAR GURU

Pelaksanaan Pengajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Mata Pelajaran : Matematika

Tindakan Sikus : SIKLUS I

Skala Penilaian

Pertemuan Pertemuan
No Aspek yang diamati/ Indkator
I II
B C K B C K
1 Memberikan petunjuk tentang materi yang akan
diajarkan
Indikator:
Menjelaskan Materi sesuai tujuan
√ √
yang ingin dicapai

Menjelaskan materi secara sistematis


√ Menyampaikan pertanyaan yang 2 3
√ √
berhubungan dengan materi yang akan
Disampaikan
2 Membentuk
Kelompok Indikator:
Membagi siswa secara heterogen
√ √
Mengarahkan siswa untuk bergabung 2 2
√ √
kedalam kelompok masing-masing
Membimbing kelompok dalam
pengerjaan tugas

112
3 Membagikan LKS
Indikator:

√ √ Membagi LKS kepada masing- 1 2


masing siswa
Membagikan LKS dengan tertib dan
√ teratur

4 Membingmbing siswa berfikir mandiri


indikator
Siswa ditugaskan untuk mengerjakan
√ √ soal-soal pada LKS secara mandiri
Mengarahakan siswa untuk 1 2
√ mengerjakan tugas pada LKS

Membimbing siswa yang mengalami


kesulitan dalam mengerjakan tugas

5 Membentuk kelompok berpasangan


indikator
Mengarahkan siswa untuk
√ √
berpasangan dan mendiskusikan apa
yang telah dipikirkannya secara
mandiri

√ Membimbing siswa didalam berdiskusi 1 2


dengan pasangannya Memperhatikan
jalannya diskusi

113
Berbagi dengan pasangan lain
indikator
6 Mengarahkan pasangan berbagi
√ √ dengan pasangan lain
2 2
√ √ Memperhatikan jalannya diskusi
Mengecek kerja siswa disetiap
kelompok.

Mengadakan presentasi hasil diskusi


7
indikator
Mengarahkan setiap kelompok untuk
√ √ 2 2
mempersenatsikan hasil diskusinya
Mempersilahkan siswa yang ingin
memberikan tanggapan
Membimbing jalannya presentasi
√ √
setiap kelompok

8 Menyimpulkan hasil diskusi


kelompok Indikator:
Mengajak siswa untuk menyimpulkan
hasil pembelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa 1 1
yang ingin menyimpulkan materi
pelajaran

Memberikan kepada siswa untuk


√ √ mencatat rangkuman materi pelajaran

114
9 Memberikan penghargaan atau penguatan
kepada siswa
Indikator
Mengajak siswa untuk bertepuk
tangan
Memberikan pujian kepada siswa yang

kinerjanya bagus 1
Memberikan nasehat kepada siswa
yang kinerjanya masih kurang

Jumlah skor yang diperoleh 11 17

Jumlah skor keseluruhan 26

Presentasi (%) 46,15 % 65,38 %

Keterangan:

B (3) = jika melaksanakan semua Indikator

C (2) = jika melaksanakan sebagian indikator

K (1) = jika melaksanakan satu indikator

Borongbulo , 2021

Observer

Juliyati, S.Pd

115
INSTRUMEN OBSERVASI MENGAJAR GURU

Pelaksanaan Pengajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Mata Pelajaran : Matematika

Tindakan Sikus : SIKLUS II

Skala Penilaian

Pertemuan Pertemuan
No Aspek yang diamati/ Indkator
I II

B C K B C K

1 Memberikan petunjuk tentang materi yang akan


diajarkan

Indikator:

Menjelaskan tentang pembelajaran


√ √
TPS 3
3
Menjelaskan materi secara sistematis
√ √

Menyampaikan pertanyaan yang


√ √
Disampaikan

116
2 Membentuk Kelompok
Indikator:

√ √ Membagi siswa secara heterogen


2 2

√ Mengarahkan siswa untuk bergabung


kedalam kelompok masing-masing
√ Membimbing kelompok dalam
pengerjaan tugas
3 Membagikan LKS

Indikator:

√ √ Membagi LKS kepada masing-


masing siswa 2 2

Membagikan LKS dengan tertib dan


√ √
Teratur

4 Membimbing siswa berfikir mandiri

indikator

Siswa ditugaskan untuk mengerjakan


√ √
soal-soal pada LKS secara mandiri
Mengarahakan siswa untuk
√ √
mengerjakan tugas pada LKS 3
3
Membimbing siswa yang mengalami
√ √
kesulitan dalam mengerjakan tugas

117
Membentuk kelompok berpasangan

indikator

Mengarahkan siswa untuk


√ √
berpasangan dan mendiskusikan apa
5 yang telah dipikirkannya secara
mandiri 2 3

√ √ Membimbing siswa didalam


berdiskusi dengan pasangannya
√ Memperhatikan jalannya diskusi

Berbagi dengan pasangan lain


6 indikator

Berbagi dengan pasangan lain


indikator
Mengarahkan pasangan berbagi 2
√ √
2
dengan pasangan lain
√ √ Memperhatikan jalannya diskusi
Mengecek kerja siswa disetiap
kelompok

7 Mengadakan presentasi hasil diskusi


indikator
Mengarahkan setiap kelompok untuk
√ √
mempersenatsikan hasil diskusinya
Mempersilahkan siswa yang ingin 3 3
√ √
memberikan tanggapan
Membimbing jalannya presentasi
√ √
setiap kelompok

118
8 Menyimpulkan hasil diskusi kelompok

Indikator:

Mengajak siswa untuk menyimpulkan


√ √
hasil pembelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa

yang ingin menyimpulkan materi 2 3
pelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa
√ √
untuk mencatat rangkuman materi
pelajaran

9 Memberikan penghargaan atau penguatan


kepada siswa

Indikator

Mengajak siswa untuk bertepuk



tangan
Memberikan pujian kepada siswa yang 2 2
√ √
kinerjanya bagus
√ Memberikan nasehat kepada siswa
yang kinerjanya masih kurang

Jumlah skor yang diperoleh 21 23

Jumlah skor keseluruhan 26

Presentasi (%) 80,76 % 88,46%

119
Keterangan:

B (3) = jika melaksanakan semua Indikator

C (2) = jika melaksanakan sebagian indikator

K (1) = jika melaksanakan satu indikator

Borongbulo ,2020

Observer

Juliyati, S.Pd.

120
Lampiran 9

INSTRUMEN OBSERVASI BELAJAR SISWA


Pelaksanaan Pengajaran dengan Menggunakan Model
Kooperatif Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS).

Mata Pelajaran : Matematika

Tindaka Sikus : SIKLUS I

Petunjuk Pengisian:

Amatilah aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Isilah lembar observasi dengan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Observasi ditujukan untuk semua siswa/ kelompok

2. Observer memberikan tanda (√) pada kategori observasi sesuai pada

baris dan kolom yang tersedia.

Skala Penilaian

Pertemuan Pertemuan
No Aspek yang diamati/ Indkator
I II

B C K B C K

1 Menyimak penjelasan Guru


Indikator:
Tenang dalam mendengarkan
√ √
penjelasan guru

Mencatat materi pelajaran 2


√ √ 2
Menanggapi umpan balik dari guru

121
2 Membentuk Kelompok
Indikator:
Membentuk kelompok sesuai perintah
√ √
guru

Bergabung dengan anggota


kelompoknya dengan tertib
2 2
Saling menerima antar anggota
√ √ kelompok

3 Berfikir secara mandiri


indikator

√ √ Mengerjakan soal-soal pada LKS


secara mandiri
1 3
√ Mengerjakan soal-soal dengan tenang

√ Antusias dalam mengerjakan soal

4 Membentuk kelompok berpasangan


indikator
Berpasangan dan mendiskusikan apa
√ √
yang telah dipikirkannya secara
1 3
mandiri
√ Saling bertukar pendapat dengan
pasanganny

√ Saling menghargai dengan


pasanganny

122
5 Berbagi dengan pasangan lain
Indikator

Berbagi dengan Kelompok lain


dengan tertib
Saling berbagi informasi dengan 1 1
√ √ kelompok lain

Saling menghargai dengan kelompok


lain.

6 mempresentasikan hasil diskusi kelompok


indikator
mempersenatasikan hasil diskusi
√ √
dengan tertib 2 2
Menanggapi hasil diskusi kelompok
lain
Menyimak kelompok lain
√ √ mempresentasikan hasil diskusinya

7 Menyimpulkan hasil diskusi kelompok


Indikator:
Antusias dalam menyimpulkan materi
pelajaran
Menyimpulkan materi pembelajaran 1 1
dengan tertib dan tenang

√ √ mencatat rangkuman dal buku catatan

Jumlah skor yang diperoleh 10 14

Jumlah skor keseluruhan 21

Presentasi (%) 47,61 % 66,67 %

123
Keterangan:

B (3) = jika melaksanakan semua Indikator

C (2) = jika melaksanakan sebagian indikator

K (1) = jika melaksanakan satu indikator

Borongbulo , 2020

Observer

Wahidah

124
HASIL OBSERVASI BELAJAR SISWA

Pelaksanaan Pengajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Mata Pelajaran : Matematika

Tindakan Sikus : SIKLUS II

Petunjuk Pengisian:

Amatilah aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

1. Isilah lembar observasi dengan dengan prosedur sebagai berikut:

2. Observasi ditujukan untuk semua siswa/ kelompok

3. Observer memberikan tanda (√) pada kategori observasi sesuai pada baris

dan kolom yang tersedia.

Skala Penilaian

Pertemuan Pertemuan
No Aspek yang diamati/ Indkator
I II

B C K B C K

1 Memberikan petunjuk tentang materi yang akan


diajarkan
Indikator:
Tenang dalam mendengarkan
√ √
penjelasan

√ √ Mencatat materi pelajaran


2 3

√ Menanggapi umpan balik dari guru

125
2 Membentuk Kelompok
Indikator:

√ √ Membentuk kelompok sesuai


perintah guru
Bergabung dengan anggota 3 3
√ √
kelompoknya dengan tertib.

Saling menerima antar anggota


√ √
kelompok

3 Membimbing siswa berfikir mandiri


indikator
√ √ Mengerjakan soal-soal pada LKS
secara mandiri

Mengerjakan soal-soal dengan tenang 2 3

√ √ Antusias dalam mengerjakan soal

√ Membentuk kelompok berpasangan

4 Indikator
Berpasangan dan mendiskusikan apa
√ √
yang telah dipikirkannya secara tertib

√ √ Saling bertukar pendapat dengan


pasangannya
2 3
Saling menghargai dengan
√ pasangannya

126
5 Berbagi dengan pasangan lain
Indikator
Berbagi dengan Kelompok lain 2 2

dengan tertib

Saling berbagi informasi dengan


√ √
kelompok lain
Saling menghargai dengan kelompok

lain

6 Mengadakan presentasi hasil diskusi


indikator
mempersentasikan hasil diskusi 2 2
√ √
dengan tertib
Menanggapi hasil diskusi kelompok
lain
Menyimak kelompok lain
√ √
mempresentasikan hasil diskusinya

7 Menyimpulkan hasil diskusi kelompok


Indikator:
Antusias dalam menyimpulkan materi 2 2
√ √ pelajaran

√ √ Menyimpulkan materi pembelajaran


dengan tertib dan tenang
mencatat rangkuman dal buku catatan

Jumlah skor yang diperoleh 15 18

Jumlah skor keseluruhan 21

127
Keterangan:

B (3) = jika melaksanakan semua Indikator

C (2) = jika melaksanakan sebagian indikator

K (1) = jika melaksanakan satu indikator

Borongbulo , 2020

Observer

Wahidah

128
Lampiran `10

REKAPITULASI NILAI HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV


SD INPRES BORONGBULO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPEARTIF
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

NO NAMA JENIS DATA NILAI NILAI


KELAMIN AWAL AKHIR AKHIR
SIKLUS SIKLUS II
I
1 AL FAJRI L 61 51 76

2 ANA P 65 70 86

3 BURHAN L 67 72 78

4 FURQAN L 70 76 82

5 HAIKAL L 68 80 80

6 JESIKA P 69 70 70

7 MUH RIJAL L 75 61 75

8 MUH REZA L 70 62 76

9 NABIL L 65 74 88

10 NABILA APRILIA P 73 71 74

11 NITA P 71 58 86

12 NITA KUSTIANI P 63 37 83

13 FAREL L 70 72 91

14 RESKI P 68 68 75

15 SAFIRA P 75 71 80

16 SAKRI P 65 80 100

Jumlah 999 1073 1300

Rata-Rata 62,43 % 67,06 81,25 %

129
Ketuntasan 43,75 62,50% 100%
Secara
Klasikal
Nilai Tertinggi 75 80 100

Nilai Terendah 40 37 70

130
Lampiran 12

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI

AKTIVITAS MENGAJAR GURU DAN BELAJAR SISWA KELAS IV


SD INPRES BORONGBULO

Aspek Persentase /kategori


yang
No diamati Siklus 1 Siklus II
Ket
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
1 2 1 2
Mening
kat
1 Guru 46,15 % 65,38 % 80,72% 88,46 %
(Kurang) (Cukup) (Baik) (Sangat
Baik)

2 Siswa 47,61% 66,67 % 71,43 % 85, 71% Mening


kat
(Kurang) (Cukup) (Baik) (Sangat
Baik)

131
Lampiran 12

DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS IV DI SD


BORONGBULO KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA

132
133
134

Anda mungkin juga menyukai