Anda di halaman 1dari 120

PENGEMBANGAN LKPD (LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK)

BERBASIS STEM (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, AND


MATHTEMATICS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PEMANASAN
GLOBAL DI SMA

SKRIPSI

Oleh
Qoriatul Furqoniyah
NIM. 160210102014

PROGRAM STUDI PENDIIDKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEBER
2021
PENGEMBANGAN LKPD (LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK)
BERBASIS STEM (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, AND
MATHTEMATICS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PEMANASAN
GLOBAL DI SMA

SKRIPSI

Disusun guna memenuhi tugas akhir dan salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Studi Pendidikan Fisika (S1) dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Qoriatul Furqoniyah
NIM 160210102014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021

i
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ayahanda Drs. Syaefudin, ibunda Holifatin Sakdiyah, yang selalu


memberkahi hidup saya dengan doa-doanya, serta memberikan segala materi,
dukungan, dan motivasi kepada saya.
2. Guru-guru saya sejak TK hingga Perguruan Tinggi dan guru mengaji saya
yang telah memberikan ilmu dan mendidik saya hingga menjadi seperti
sekarang.
3. Almamater tercinta Universitas Jember khususnya Program Studi Pendidikan
Fisika.

ii
MOTTO

“Pertolongan itu (datang) setelah kesabaran dan kelapangan itu (datang) setelah
kesempitan serta bahwa kemudahan itu (datang) setelah kesulitan”

(HR. Ahmad No. 2666)1

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil. Kita baru yakin
kalau kita telah melakukannya dengan baik”

(Evelyn Underhill)2

“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan
baginya jalan menuju surga”

(HR. Muslim No. 2699)3

“Sepiro gedhene sengsoro, yen tinompo namung dadi coba”

(Filsafah Persaudaraan Setia Hati Terate)4

1, 2, 3
Syaikh Abu Musa’ab Az-Zarqawi. 2007. Ke Baghdad Aku Meminang
Bidadari. Klaten: Kafaeyah Cipta Media

4
Filsafah Persaudaraan Setia Hati Terate. 1922

iii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Qoriatul Furqoniyah
NIM : 160210102014
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Pengembangan
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis STEM (Science, Technology,
Engineering, and Mthematics) dalam Pembelajaran Fisika Pemanasan Global di
SMA” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan yang sudah
saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi manapun dan
bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran
sisinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan
paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapatkan sanksi akademik jika
ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 01 Agustus 2021


Yang menyatakan,

Qoriatul Furqoniyah
NIM. 160210102014

iv
SKRIPSI

PENGEMBANGAN LKPD (LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK)


BERBASIS STEM (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, AND
MTHEMATICS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PEMANASAN
GLOBAL DI SMA

Oleh :
Qoriatul Furqoniyah
NIM 160210102014

Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama : Drs. Subiki, M. Kes
Dosen Pembimbing Anggota : Drs. Maryani, M. Pd

v
PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Pengembangan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis


STEM (Science, Technology, Engineering, and Mthematics) dalam Pembelajaran
Fisika Pemanasan Global di SMA” karya Qoriatul Furqoniyah telah diuji dan
disahkan pada :
Hari, tanggal :
Tempat : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember

Tim Penguji :

Ketua, Anggota I,

Drs. Subiki, M.Kes Drs. Maryani, M.Pd


NIP. 19630725 199402 1 001 NIP. 19640707 198902 1 002

Anggota II, Anggota III,

Dr. Sudarti, M.Kes Dr. Drs. Sri Handono Budi Prastowo, M.Si
NIP. 19620123 198802 2 001 NIP. 19580318 198503 1 004

Mengesahkan
Dekan Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember

Prof. Dr. Bambang Soepeno, M.Pd


NIP. 19600612 198702 1 001

vi
RINGKASAN

Pengembangan LKPD (LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK) BERBASIS


STEM (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, AND
MATHEMATICS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PEMANASAN
GLOBAL DI SMA; Qoriatul Furqoniyah, 160210102014; 2021; 53 halaman;
Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan di SMAN 1 Cluring bahwa
pembelajaran disana hanya menggunakan bahan ajar buku paket dari sekolah.
Khususnya pada materi pemanasan global pembelajaran hanya dilaksanakna
dengan metode ceramah sehingga siswa masih banyak mengalami miskonsepsi
tentang materi pemanasan global. Hal ini dikarenakan fenomena pemanasan
global tidak dapat diamati secara nyata. Jika pembelajaran pada materi pemanasan
global dilaksanakan dengan melakukan contoh yang dapat diamati dengan nyata,
maka siswa akan lebih mudah memahaminya. Oleh karena itu peneliti
mengembangkan bahan ajar berupa LKPD berbasis STEM untuk menunjang
pembelajaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan LKPD berbasis
STEM dalam pembelajaran fisika Pemanasan Global di SMA; (2)
Mendeskripsikan keefektifan LKPD (berbasis STEM dalam pembelajaran fisika
Pemanasan Global di SMA; (3) Mendeskripsikan respon peserta didik dan guru
terhadap LKPD berbasis STEM dalam pembelajaran fisika Pemanasan Global di
SMA.
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian pengembangan
(development research) dengan menggunakan model Nieveen. Teknik
pengambilan data yaitu validitas produk, tes, dan angket respon siswa. Hasil yang
diperoleh adalah hasil validitas produk, hasil efektivitas, dan hasil respon siswa.
Berdasarkan hasil validasi dari ahli dan pengguna terhadap LKPD berbasis
STEM secara keseluruhan menghasilkan skor sebesar 3,564 dengan presentase

vii
kevalidannya adalah 89%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa LKPD layak
digunakkan, sehingga LKPD dapat diimplementasikan ke sekolah atau ke tempat
uji pengembangan. Berdasarkan hasil analisis uji efektivitas bahwa LKPD
berbasis STEM yang dikembangkan dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar
siswa. Pada kelas uji terbatas presentase keefektifan sebesar 70% dan pada kelas
uji luas memperoleh presentase keefektifan sebesar 72%. Skor tersebut berada
pada kategori tinggi berdasarkan kriteria uji N-gain. Hasil analisis angket respon
siswa menunjukkan bahwa LKPD berbasis STEM mendapatkan respon positif
dari siswa dengan perolehan skor presentase sebesar 84% pada kelas uji terbatas
dan pada kelas uji luas hasil presentasse sebesar 82%.
Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu (1) LKPD berbasis STEM dinyatakan
sangat valid oleh validator ahli dan pengguna dengan presentase kevalidan sebesar
89%. Sehingga LKPD dapat diimplementasikan ke sekolah; (2) LKPD berbasis
STEM dinyatakan sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan
presentase 70% pada kelas uji terbatas dan 72% pada kelas uji luas. Skor tersebut
berada pada rentang tinggi berdasarkan kriteria uji n-gain; (3) LKPD berbasis
STEM mendapatkan respon positif dari siswa dengan perolehan skor presentase
sebesar 84% pada kelas uji terbatas dan pada kelas uji luas hasil presentasse
sebesar 82%.

viii
PRAKATA

Tiada kata yang paling indah kecuali mengucapkan puji syukur


Alhamdulillah atas segala nikmat dan limpahan karunia Allah SWT. yang telah
senantiasa memberikan hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik) berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mthematics) dalam pembelajaran fisika pemanasan global di SMA”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendiidkan strata satu
(S1) pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Soepeno, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruandan
Ilmu Pendidikan Universitas Jember yang telah memberikan fasilitas
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;
2. Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes., selaku ketua jurusan Pendidikan MIPA yang telah
memberikan fasilitas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
3. Drs. Bambang Supriadi, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember sekaligus
sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama
menjadi mahasiswa;
4. Drs. Subiki, M.Kes selaku pembimbing utama dan Drs. Maryani, M.Pd
selaku pembimbing anggota yang telah meluangkan waktu, pikiran,dan
bersabar membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai;
5. Dr. Sudarti M.Kes selaku dosen penguji utama dan Dr. Drs. Sri Handono
Budi Prastowo, M.Si selaku dosen penguji anggota yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan demi terselesaikannya
skripsi ini;
6. Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember;

ix
7. H. Mohamad Rosid, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Cluring yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
8. Suryadi, S.Pd, M.M., selaku guru yang memfasilitasi selama penulis
melakukan penelitian;
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga bantuan, bimbingan, arahan, serta motivasi yang diberikan dicatat
sebagi amal baik oleh Allah SWT. besar harapan penulis bila segenap pembaca
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesemprnaan skripsi
ini. Harapan terakhir, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu
pengetahuan.

Jember,
Penulis

x
DAFTAR ISI

SKRIPSI i
PERSEMBAHAN ............................................................................................................ ii
MOTTO iii
PERNYATAAN ...............................................................................................................iv
PENGESAHAN ...............................................................................................................vi
RINGKASAN ..................................................................................................................vii
PRAKATA ........................................................................................................................ix
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 6
2.1 Hakikat Pembelajaran Fisika .................................................................................... 6
2.2 Pemanasan Global ...................................................................................................... 9
2.3 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) .................................................................... 13
2.4 Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) 16
2.5 LKPD Berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)
........................................................................................................................ 22
2.6 Desain Pengembangan Nieven ............................................................................... 23
2.7 Kerangka Berpikir .................................................................................................... 24
2.8 Validasi LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) .................................................... 24
BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................................. 26
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian .................................................................. 26
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................................................... 26

ii
3.3 Definisi Operasional ................................................................................................ 26
3.4 Prosedur Pengembangan Nieveen ......................................................................... 27
3.5Uji Coba Empiris ...................................................................................................... 30
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 35
4.1 Hasil Pengembangan ............................................................................................... 35
4.2 Pembahasan .............................................................................................................. 41
BAB 5. PENUTUP ........................................................................................................ 48
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 48
5.2 Saran 48
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 49
LAMPIRAN .................................................................................................................... 55

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar ......................................................................................... 13


Tabel 2.2 Syarat Diktatik, Konstruksi, dan Teknis .................................................... 14
Tabel 2.3 Indikator Kelayakan ..................................................................................... 15
Tabel 2.4 Analisis Konten STEM ................................................................................ 23
Tabel 3.1 Kriteria penilaian Validitas.......................................................................... 32
Tabel 3.2 Kriteria Keefektifan LKPD ......................................................................... 33
Tabel 3.3 Kriteria Respon Siswa .................................................................................. 34
Tabel 4.1 Materi dan kompetensi dasar pemanasan global dan dampaknya dalam
kehidupan ...................................................................................................... 36
Tabel 4.2 Data Kuantitatif Validasi LKPD Berbasis STEM .................................... 37
Tabel 4.3 Data Kualitatif Validasi LKPD Berbasis STEM ...................................... 38
Tabel 4.4 Hasil nilai pretest dan posttest siswa (uji terbatas) .................................. 39
Tabel 4.5 Hasil nilai pretest dan posttest siswa (uji luas) ......................................... 40
Tabel 4.6 Hasil respon siswa terhadap LKPD berbasis STEM (uji coba terbatas) 40
Tabel 4.7 Hasil Respon Siswa Terhadap LKPD berbais STEM (uji coba luas) .... 41

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Alir Langkah Penyusunan LKPD Sumber: Andi Prastowo
(2014: 275) ........................................................................................... 16
Gambar 3.1 Modifikasi model pengembangan menurut Nieveen ....................... 30
(Sumber: Nieven, 2006) ........................................................................................ 30

v
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan berperan penting dalam kemajuan suatu negara. Saat ini sistem
pendidikan di Indonesia belum siap menghadapi permasalahan di abad 21.
Menurut pengamat pendidikan Indra Charismiadji (2018), anak-anak Indonesia
tidak siap menghadapi permasalahan di abad 21 dikarenakan model pembelajaran
yang diterapkan masih satu arah terjadi di sebagian besar sekolah. Dalam seminar
pendidikan di acara Global Educational Supplies and Solutions (GESS) Indonesia
2018 di Jakarta, Indra Charismiadji mengatakan Indonesia akan mampu dan siap
menghadapi era 21 ini tetapi nanti pada abad 31. Hal ini dikatakan berdasarkan
kajian dari CFEE Annual Research Digest 2016/2017. Anak – anak Indonesia
tidak terbiasa berpikir kreatif, inovatif, dan mampu memecahkan masalah.
Kondisi seperti ini harus dicegah dengan memperbaiki pola pembelajaran di
sekolah. Hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA)
tahun 2018, diketahui bahwa kemampuan sains siswa Indonesia masih rendah.
Dalam laporan hasil PISA 2018, rata-rata nilai sains siswa Indonesia adalah 403.
Menempati peringkat 74 dari 79 negara peserta PISA (OECD, 2018).
Pada abad 21 ini perkembangan teknologi sangat pesat. Sumber daya yang
kompeten pada sains, teknologi, desain teknik, dan matematika sangat dibutuhkan
untuk menghadapi persaingan di abad 21 ini. Perkembangan dunia pendidikan
sangat cepat sehingga Indonesia harus menyesuaikan kurikulum agar mampu
bersaing di era 21. Salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki sistem
pendidikan di Indonesia yaitu dengan menghadirkan kurikulum 2013. Pendidikan
berbasis STEM akan membuat siswa lebih percaya diri karena model
pembelajaran STEM mendorong siswa untuk memahami tentang sains dan
teknologi serta bereksplorasi, bereksperimen, dan berkarya. Melalui STEM siswa
akan belajar berpikir layaknya ilmuan maupun penemu karena dalam pendidikan
STEM siswa tidak terikat oleh teori, ideology, dan agama. Siswa diberikan
kebebasan untuk berpikir (Yahya, 2017).

1
2

Pembelajaran STEM dapat membantu kesuksesan siswa untuk terampil


dalam menghadapi persaingan abad 21, karena STEM menggabungkan 4
komponen yaitu sains, teknologi, desain teknik/rekayasa, dan matematika (Beers,
2011). Torlakson (2014) mengatakan bahawa sains memberikan pengetahuan
kepada peserta didik mengenai hukum-hukum dan konsep yang berlaku di alam.
Teknologi yang dibuat sebagai inovasi maupun perubahan serta modifikasi alam
lingkungan untuk memudahkan kebutuhan dan keinginan manusia. Dari hasil
penelitian Cantrell, et al (2016:301-309) mengatakan bahwa materi pembelajaran
yang didalamnya terdapat aspek engineering akan membuat kemampuan siswa
dalam berpikir tingkat tinggi dan menguasai konsep menjadi semakin
berkembang. Sedangkan mengintegrasikan aspek matematika dalam materi
pembelajaran juga sangat penting, karena matematika memudahkan dalam
memaknai sesuatu karena matematika merupakan cabang dari disiplin yang
mempelajari pola atau hubungan. Menurut Mulyani (2019), bahwa sebuah
masalah akan mudah mendapatkan solusi dan penyelesaian apabila siswa mampu
mengenali bahkan menguasai konsep pengetahuan dalam hal ini yang dimaksud
adalah science, pengetahuan yang sudah dikuasai dapat diterapkan dengan
membuat keterampilan berupa technology, pengetahuan dan keterampilan dapat
diwujudkan dengan kemampuan merancang bahkan menciptakan (engineering).
Kegiatan tersebut juga dianalisa dengan perhitungan data yang matematis
(mathematics). Karakter kemampuan pada siswa yang seperti dapat terbentuk
melalui proses pembelajaran menggunakan pendekatan STEM.
Salah satu mata pelajaran bidang sains yang penting adalah mata pelajaran
Fisika. Fisika menjadi dasar perkembangan teknologi yang ada di dunia. Namun,
pembelajaran fisika masih dianggap sulit oleh banyak siswa. Menurut Suherman
(2015), dalam mempelajari pelajaran yang sulit, biasanya minat belajar dan
motivasi berprestasi yang ditunjukkan oleh siswa juga rendah. Mengingat
pentingnya mata pelajaran fisika diharapkan guru berperan dalam pembelajaran
agar siswa bisa merubah pola pikir dan pandangan terhadap fisika. Untuk
meningkatkan hasil belajar fisika tentunya juga harus meningkatkan proses
pembelajaran fisika. Peningkatan proses pembelajaran fisika juga harus sesuai
3

dengan kurikulum 2013, salah satu caranya yaitu dengan menggunakan


pendekatan STEM (Gustiani, Widodo, & Suwarna 2017).
Peningkatan kualitas dan keberhasilan suatu pembelajaran tidak hanya
bergantung pada pendekatan pembelajaran tetapi juga pada perangkat
pembelajaran yang digunakan. Pemerintah telah menerbitkan buku paket
kurikulum 2013 untuk menunjang pembelajaran seiring diterapkannya kurikulum
2013. Bahan ajar berupa buku merupakan faktor yang sangat penting dalam
pembelajaran. Namun pembelajaran yang hanya menggunakan buku paket saja
belum menunjukkan hasil maksimal untuk siswa. Hal ini dikarenakan belum ada
arahan yang maksimal dari buku paket untuk membuat siswa belajar secara
mandiri. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya dengan mengembangkan bahan ajar berupa LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik).
LKPD memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat konsep
memecahkan masalah bukan hanya secara matematis tetapi juga secara aplikasi
dan terapan (Tjiptiyany, As’ari, & Muksar 2016). Pengemasan materi ajar secara
integrasi dalam sebuah LKPD dapat memungkinkan siswa untuk belajar secara
mandiri (Suyanto, at al :2011). Kegiatan atau pekerjaan yang termuat didalam
LKPD harus bisa membuat siswa lebih aktif dalam mengambil dan memahami
makna dari sebuah pembelajaran (Ozmen, Yildirim : 2005). Namun LKPD yang
digunakan sampai saat ini ternyata masih kurang untuk mnejadikan siswa untuk
mengembangkan keterampilan berfikirnya dan belum mampu membuat siswa
berfikir tingkat tinggi (Putri, 2015).
Peneliti memilih materi pemanasan global sebagai materi yang disajikan
dalam LKPD yang dikembangkan. Materi tersebut dipilih karena materi
pemanasan global sangat penting untuk dipelajari oleh siswa, mengingat
pemanasan global adalah permasalahan lingkungan yang terjadi secara global, dan
saat ini isu pemanasan global sedang menjadi perhatian dunia. Keanekaragaman
hayati yang semakin merosot dan kerusakan alam yang semakin meningkat,
manusia masih belum menyadari betapa pentingnya untuk melestarikan alam, dan
perlunya meningkatkan hubungan antara manusia dengan lingkungannya karena
4

manusia dan lingkungan saling terikat, serta bagaimana manusia memperlakukan


alam lingkungan. Dalam kurikulum revisi 2013 SMA kelas XI semester genap,
materi pemanasan global tercantum didalamnya, hal ini menunjukkan betapa
pentingnya mempelajari materi pemanasan global mengingat dampak pemanasan
global ini sangat besar. Namun materi pemanasan global dianggap materi yang
sulit oleh siswa sebab siswa tidak dapat mengamati secara langsung terhadap
proses-proses atau kejadian alam. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan siswa
kesulitan dalam memperlajari materi ini. Sutiyani (2015) menyatakan dalam
penelitiannya, bahwa pada materi pemanasan global hasil belajar siswa masih
tergolong rendah. Penelitian yang lain yaitu dari Freije dkk (2016) menemukan
dari 143 sampel hanya (50 ± 10,1850 siswa yang benar-benar memahami dengan
materi pemenasan global.
Clara Aldila, Abdurrahman, dan Feriansyah Susunan melakukan penelitian
yang mengembangkan LKPD matematika menggunakan pendekatan STEM.
Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan layak
digunakan sebagai sumber belajar dengan nskor N-gain sebesar 0,78 dan termasuk
dalam kategori tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani Putri Sukmagati
bahwa bahan ajar berupa LKPD berbasis STEM memiliki kriteria sangat layak
digunakan sebagai bahan ajar dan media pembelajaran dengan presentase
kelayakan 90,3%
Berdasarkan latar belakang dan hasil penelian sebelumnya, bahwa
penggunaan LKPD berbasis STEM memberikan dampak positif bagi peserta didik
maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Pengembangan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) Berbasis STEM (Science,
Technology. Engineering, and Mathemathics) dalam Pembelajaran Fisika
Pemanasan Global di SMA”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
5

1. Bagaimana validitas LKPD berbasis STEM dalam pembelajaran fisika


Pemanasan Global di SMA?
2. Bagaimana efektivitas LKPD berbasis STEM dalam pembelajaran fisika
Pemanasan Global di SMA?
3. Bagaimana respon peserta didik dan guru terhadap LKPD berbasis STEM
dalam pembelajaran fisika Pemanasan Global di SMA?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun beberapa tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan LKPD berbasis STEM dalam pembelajaran fisika
Pemanasan Global di SMA.
2. Mendeskripsikan keefektifan LKPD (berbasis STEM dalam pembelajaran
fisika Pemanasan Global di SMA.
3. Mendeskripsikan respon peserta didik dan guru terhadap LKPD berbasis
STEM dalam pembelajaran fisika Pemanasan Global di SMA.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi siswa dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk mempermudah
dalam mempelajari materi Pemanasan Global.
2. Bagi guru dapat digunakan sebagai sumber belajar dan pelengkap acuan guru
dalam proses pembelajaran fisika utamanya materi Pemanasan Global.
3. Bagi sekolah dapat digunakan sebagai pertimbangan bahan ajar yang dapat
digunakan di sekolah.
4. Bagi peneliti lain dapat digunakan sebagai kajian dan bahan referensi untuk
penelitian lebih.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Pembelajaran Fisika


Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara siswa dengan
lingkungannya yang mengakibatkan terjadinya perubahan kearah perilaku yang
lebih baik (Kunandar, 2007:265). Pembelajaran dapat juga didefinisikan sebagai
proses interaksi yang terjadi antara pendidik,peserta didik, dan berbagai sumber
belajar. Tugas yang paling pokok dari seorang guru dalam pembelajaran adalah
mampu mengantur dan mengontrol lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi siswa. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pengertian
pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara tenaga pendidik,
peserta didik, dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan
belajar atau sekolah. Secara nasional, apabila terjadi keterlibatan antar komponen-
komponen utama yang dalam hal ini adalah guru, peserta didik, dan sumber
belajar dalam suatu lingkungan belajar, disebut dengan pengertian pembelajaran
secara nasional. Sedangkan yang disebut dengan proses pembelajaran adalah
sistemnya, yaitu apabila suatu kesatuan komponen tersebut salling beinteraksi dan
dan berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil yang
diinginkan atau diharapkan.
Untuk mengetahui Terjadi atau tidaknya suatu proses pembelajaran, dapat
dilihat dengan ada tidaknya interaksi edukatif. Interaksi yang bersifat edukatif
apabila terjadi antara pendidik dan peserta didik yang terjadi secara terstruktur dan
memiliki tujuan, serta guru yang berperan untuk memberikan pelajaran atau
mengajar siswa. Sedangkan peran siswa sebagai penerima pelajaran atau sebagai
objek yang diajar. Maka dapat dikatakan telah terjadi proses pembelajaran (Aprida
dan Pan, 2017).
Fisika adalah salah satu mata pelajaran dari IPA yang mempelajari gejalan–
gejala, prinsip, peristiwa atau fenomena alam serta mengungkap segala rahasia
yang ada di alam semesta. Fisika termasuk dalam kelompok natural science atau
dalam bahasa Indonesia disebut Sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam.

6
7

Suriasumantri (1982:7) Pada dasarnya, sains atau dapat dikatakan sebagai


abstraksi dari penyederhanaan hukum – hukum alam. Kejadian yang ada di alam
sangat kompleks, sehingga dibutuhkan penyederhanaan untuk memudahkan
mempelajarinya. Untuk itu, pada umumnya cara kerja dari sains adalah dengan
selalu berlandaskan pada pada beberapa asumsi tentang sifat-sifat dari berbagai
objek empiris, yaitu sifat memperlihatkan berulang, sifat keberagaman, dan emua
itu saling berkaitan dan terjalin berdasarkan pola-pola tertentu. Dalam fisika tidak
ada kejadian alam yang terjadi secara kebetulan, akan tetapi mengikuti pola-pola
tertentu yang bersifat tetap atau deterministik. Ciri-ciri deterministik disini
hanyalah memiliki peluang untuk terjadi bukan bersifat mutlak.
Mempelajari fisika juga berarti mempelajari bagian dari ilmu alam. Menurut
Kemble (1966:7) secara klasik ilmu alam dibagi menjadi dua yaitu :
1. Ilmu ilmu-ilmu fisik (physical sciences), objeknya berupa energi, zat, dan
transformasi zat dan energy.
2. Ilmu-ilmu biologi (biological science) memiliki objek berupa makhluk
hidup dan lingkungannya.
Dalam materi IPA, khususnya fisika, istilah proses, produk, dan sikap telah
menjadi satu kesatuan dan tidak dapat dilepaskan. Dari fisika akan dihasilkan
beberapa produk yang berupa teori, fakta, prinsip, dan hukum. Selain objek, yang
terpenting dalam suatu proses fisika adalah subjek yang menjalankannya. Sikap
ilmiah yang memadai yang dimiliki dan dilakukan oleh subjek, akan menjadikan
suatu proses fisika berjalan dengan baik sesuai dengan kaidah dan aturan.
Melakukan sikap ilmiah yaitu dalam kehidupan sehari-harinya menerapkan
metode ilmiah serta konsep sains yang cenderung dilakukan seseorang untuk
berperilaku dan mengambil tindakan pemikiran ilmiah. Unsur – unsur tersebut
diharapkan bisa menciptakan proses pembelajaran fisika yang baik bagi siswa,
memahami peristiwa atau fenomena alam melalui metode ilmiah, dan belajar
mengikuti cara ilmuwan dalam memecahkan suatu persoalan terkait peristiwa atau
fenomena alam.
8

Ada beberapa istilah yang dikanal dalam suatu pembelajaran, diantaranya


pendekatan, stategi, teknik, model, taktik dan metode pembelajaran. Penjabaran
istilah – istilah tersebut menurut Sudrajat (2008) diantaranya :
1. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan sudut pandang dalam memandang
seluruh masalah terhadap proses pembelajaran, yang arah pandangannya adalah
tentang terjadinya suatu proses yang masih bersifat sangat umum. Pendekatan
pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan materi yang diajarkan sehingga
harus terencana dan juga luwes. Pendekatan pembelajaran memberikan wadah,
inspirasi, dan menjadi latar metode pembelajaran yang mencakup teoritis tertentu.
Jenis pendekatan pembelajaran yaitu student centered approach atau pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan ada pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada guru atau disebut teacher centered approach.
2. Strategi pemebelajaran
Strategi pembelajaran menggabungkan beberapa rangkaian kegiatan yang
harus dikerjakan oleh guru dan siswa untuk tercapainya tujuan suatu
pembelajaran. Kegiatan yang dilaksanakan seperti mengambil keputusan tentang
bahan ajar, cara pengorganisasian materi, media pembelajaran, dan juga waktu
yang akan digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan cara pengolahan dan
penyajian, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran
induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
3. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan penggunaan sebuah cara dalam
mengimplementasikan susunan rencana kedalam kegiatan yang nyata dan praktis
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran yang digunakan
harus tepat agar proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien. Sehingga
guru harus memahami dengan teknik dan taktik pembelajaran dalam
menggunakan metode pembelajaran. Teknik pembelajaran merupakan cara
seseorang melakukan dalam mengimplementasikan suatu metode secara
terperinci. Sedangkan yang dimaksud dengan taktik pembelajaran adalah
9

bagaimana seseorang ketika melakukan suatu metode pembelajaran tertentu


dengan gayanya sendiri.
Pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran akan menjadi
satu kesatuan rangkaian yang utuh. Dari kesatuan rangkaian ini maka suatu model
pembelajaran akan terbentuk. Bentuk pembelajaran yang terganbar dari awal
sampai akhir dengan penyajian yang khas oleh seorang guru merupakan
pengertian dari suatu model pembelajaran. Model pembelajaran dapat disebut
sebagai bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.

2.2 Pemanasan Global

2.2.1 Pengertian

Pemanasan global merupakan peningkatan suhu rata – atmosfer, laut dan


daratan yang menyebabkan perubahan iklim secara global. Pemanasan global
disebabkan oleh efek gas rumah kaca, misalnya emisi CO2 yang dtimbulkan oleh
aktivitas penggunaan bahan bakar fosil atau deforestasi, sehingga panas yang
harusnya terlepas dari bumi dari terperangkap (Anonim, 2004). Kini pemanasan
global menjadi permasalahan yang sangat serius diseluruh belahan bumi. Belum
banyak solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan global ini. Oleh
karena itu mempelajari materi pemanasan global disekolah sangat penting agar
generasi muda mampu melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap fenomena
pemanasan global.
Efek rumah kaca sendiri pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada
tahun 1824, yaitu keadaan suatu planet yang dipanaskan oleh atmosfernya.
Sedangkan istilah efek rumah kaca sendiri asal mulanya dari para petani yang
tinggal di iklim sedang. Pada musim dingin mereka memanfaatkan rumah kaca
sebagai penyimpan sayur-sayuran dan bunga. Petani memilih rumah kaca untuk
menyimpan bunga dan sayuran karena sifat dari kaca yang menyerap dan
memerangkap panas. Efek rumah kaca dapat dianalogikan sebagai gelas kaca
yang menyelimuti bumi.
10

Bumi memiliki atmosfer yang terdiri dari 4 lapisan yaitu troposfer,


stratosfer, mesosfer, dan termosfer. troposfer yang merupakan lapisan paling
bawah adalah bagian terpenting dari kasus rumah kaca. 35% radiasi matahari
tidak sampai dibumi karena tiga lapisan teratas dari atmosfer menyerap hampir
seluruh radiasi bergelombang pendek (sinar alpha, beta, dan ultraviolet), dan
sisanya dihamburkan serta dipantulkan kembali oleh molekul gas, awan, dan
partikel ke ruang angkasa. Sisanya sebesar 65% radiasi masuk di troposfer.
Didalam troposfer 14% akan diserap oleh uap air, gas-gas tertentu dan juga debu
sehingga radiasi yang bisa sampai ke permukaan bumi hanyalah sisanya yaitu
sebesar 51% yang terdiri dari 37% radiasi langsung dan 14%radiasi difus atau
yang telah mnegalami penghamburan dalam lapisan troposfer oleh molekul gas
dan debu.

2.2.2 Penyebab Pemanasan Global


Penyebab dari pemanasan global menurut Kristianto ada beberapa hal
diantaranya :
1) Gas rumah kaca
Uap air, CO2, CH4, CFC, merupakan gas rumah kaca yang keberadaannya di
atmosfer menyebabkan terjadinya pemanasan global (global warming). Sinar
inframerah yang memiliki panjang gelombang 4x103 sampai 7x103 nm terabsorbsi
oleh uap air, sedangkan yang diserap oleh CO2 adalah yang panjang
gelombangnya antara 7x103 dan 13x103 nm. Sehingga antara panjang gelombang
7x103 dan 13x103 nm terdapat interval jarak yang dapat dilalui oleh sinar
inframerah untuk dapat terlepas ke luar angkasa, sehingga intensitas efek rumah
kaca yang ditimbulkan oleh gas rumah kaca dapat berkurang. Disisi lain banyak
pencemaran udara yang oleh berbagai gas yang mempunyai spektrum absorbsi
antara 7x103 nm dan 13x103 nm, makin sedikit sinar infra merah yang dapat
interval jarak tersebut.
2) Efek rumah kaca
Efek dari rumah kaca menyebabkan peningkatan suhu permukaan bumi
karena panas yang dipantulkan oleh matahari akan tetap terperangkap oleh gas-
gas rumah kaca. Dengan meningkatnya efek rumah kaca yang berlebihan dan
11

diluar kemampuan sistem atmosfer menyebabkan suhu dibumi lebih panas yaitu
33°c, suhu rata-rata tanpa efek rumah kaca 18°c.
Berikut adalah contoh gambar terjadinya efek rumah kaca (Gealson, 2007)

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa didalam rumah kaca yang
digunakan dalam budidaya terutama di negara-negara yang memiliki musim
dingin atau salju atau percobaan tanaman dalam bidang biologi atau pertanian,
energy matahri yang masuk melalui atap kaca sebagian dipantulkan keluar ke
atmosfer dan sebagian lainnya terperangkap didalam rumah kaca sehingga suhu
didalamnya menjadi naik.
Contoh ilustrasi lain yang sederhana yaitu ketika kita berada didalam mobil
dengan kaca yang tertutup dan parker dibawah terik matahari. Panas yang masuk
melalui kaca mobil sebagian dipantulkan keluar oleh kaca tetapi sebagian lainnya
juga terperangkap didalam mobil sehingga suhu yang ada didalam mobil lebih
panas daripada yang diluar. Perhatikan gambar berikut (Gealson, 2007)

3) Lubang ozon
Ozon (O3) merupakan lapisan yang melindungi kehidupan yang ada dibumi
dari pancaran sinar ultraviolet yang memiliki gelombang pendek dan berenergi
tinggi. Sejak tahun 1985 lapisan stratosfer yang berada diatas benua antartika
12

mengalami penurunan konsentrasi ozon yang sangat drastis. Fenomena tersebut


kemudian dikenal dengan lubang ozon. Penyebab lubang ozon sendiri
karenaadanya zat kimia buatan manusia yang dikenal dengan klorflourekarbon
(CFC). Zat ini bnayak digunakan untuk industri plastic, sterofoam, karet, aerosol
dll.
Gas rumah kaca yang terbesar adalah emisi CO2. Emsisi CO2 berasal dari
penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam,
konversi lahan serta industri semen. Penyebab emisi CO2 terbesar adalah
penggunaan batu bara, 74% total emisi didunia berasal dari penggunaan bahan
bakar fosil berupa batu bara.

2.2.3 Dampak Pemanasan Global

Pemanasan global bukan hanya menyebabkan meningkatnya suhu dibumi,


tetapi juga berdampak sangat besar terhadap lingkungan, pertanian dan iklim.
Mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan air laut diseluruh dunia, gagal
panen besar-besaran, kepunahan spesies, meningkatnya suhu dan keasaman air
laut menyebabkan hilangnya terumbu karang. Semua itu merupakan dampak dari
pemanasan global (Chaeran, 2015). Menurut Parwit0 (2019) Pemanasan global
juga menyebabkan meningkatnya intensitas perubahan iklim yang ekstrem.
Fisika merupakan ilmu yang sesuai untuk menjelaskan pemanasan global
dan fenomena – fenomena alam yang terjadi sebagai akibat dari pemanasan
global.
Kompetensi dasar yang digunakan sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tertera
dalam tabel 2.1 berikut:
13

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar


Materi Kompetensi Dasar
3.12 Menganalisis gejala pemanasan global dan
dampaknya bagi kehidupan serta lingkungan
Pemanasan Global dan
Dampaknya pada 4.12 Mengajukan ide/gagasan penyelesaian
Kehidupan masalah gejala pemanasan global dan
dampaknya bagi kehidupan serta lingkungan

2.3 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)


LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) merupakan Sumber belajar dan media
pembelajaran yang dapat membantu siswa maupun guru dalam proses
pembelajaran (Syamsurizal, Epinur, & Dev, 2014). Pengertian lain dari LKPD
diungkapkan oleh Prastowo (2015) yaitu suatu bahan ajar yang dicetak pada
lembaran-lembaran, didalamnya berisi materi pembelajaran, petunjuk pelaksanaan
tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa yang tulis secara ringkas dan
tetap mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa. LKPD termasuk
media cetak hasil pengembangan teknologi cetak yang berupa buku (Rufaida,
Sudarmin, & Arif, 2013; Wijayanti, Saputro, & Nurhayati, 2015).
Untuk mencapai kompetensi dalam pembelajaran menurut BSNP (2007)
salah satunya adalah menggunakan LKPD yang sesuai dengan karakteristik siswa
dalam mata pelajaran, yaitu pembelajaran harus menerapkan proses-proses
elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi. Penyusunan harus memenuhi 3 syarat yaitu
diktatik, konstruksi, dan teknik.
14

Tabel 2.2 Syarat Diktatik, Konstruksi, dan Teknis


Syarat Indikator
Diktatik 1. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan
peserta didik
2. Mengajak peserta didik aktif dalam pembelajaran
3. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi emosional, sosial,
moral, dan estetika pada diri anak
4. Tujuan pengembangan pribadi menentukan pengalaman belajar
5. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep
Konstruksi 1. Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka
2. Struktur kalimat yang digunakan harus jelas
3. Menyediakan ruang yang cukup pada LKPD sehingga peserta didik
dapat menulis atau menggambar sesuatu pada LKPD tersebut
4. Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
5. Tidak mengacu pada buku sumber diluar kemampuan peserta didik
6. Memiliki tujuan belajar yang jelas dan bermanfaat
7. Kalimat yang digunakan sederhana dan pendek
8. Lebih banyak menggunakan ilustrasi daripada kalimat
9. Kegiatan dalam LKPD jelas
10. Administrasinya mudah karena memiliki identitas
Teknis 1. Penulisan yang digunakan konsisten
2. Penampilan
3. Penggunaan gambar yang tepat
Sumber. Hendro Darmodjo dan Jenny R.E.Kaligis (dalam Endang Widjajanti,
2008:4-6)
Berdasarkan Badan Standar Nasional (BSNP, 2012) dalam
mengembangkan LKPD ada beberapa aspek yang harus terpenuhi, diantaranya:
aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian, dan aspek kegrafisan.
Indikator kelayakan pengembangan LKPD disajikan dalam Tabel 2.2
15

Tabel 2.3 Indikator Kelayakan


Aspek Indikator
Kelayakan Kesesuaian LKPD dengan KI dan KD
isi Kesesuaian isi LKPD dengan kemampuan dan kebutuhan peserta
didik
Kebermanfaat kegiatan untuk menambah pengetahuan
Alat dan bahan dalam LKPD jelas, lengkap, dan mudah di dapat
Isi dan kegiatan dalam LKPD mengarah pada aspek STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematics)
LKPD memuat instruksi yang udah mengarah pada aspek aspek
STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)
Kebahasaan LKPD menggunakan Bahasa Indonesia yang baku dan sesuai EYD
LKPD menggunakan istilah fisika yang tepat dan benar
Bahasa yang digunakan dalam LKPD efektif dan sesuai dengan
tingkat kemampuan peserta didik
Penyajian Urutan sajian dalam LKPD runtut
Tujuan kegiatan yang disajikan dalam LKPD jelas dan rinci
Terdapat petunjuk penggunaan yang mudah dipelajari/dipahami
Penyajian permasalahan dan kegiatan dalam LKPD sesuai dengan
materi
Siswa dapat terbantu untuk menemukan konsep melalui kegiatan-
kegiatan yang disajikan dalam LKPD
Tampilan umum yang disajikan dalam LKPD menarik
Kegrafikan Desain tampilan menarik
Ilustrasi sampul menarik dan menggambarkan isi/materi dalam
LKPD
Ilustrasi/gambar jelas
Penggunaan jenis huruf dan ukuran huruf jelas, konsisten, dan
menarik
Lay out atau tata letak rapid an konsisiten
16

Langkah Penyusunan LKPD menurut Andi Prastowo sesuai gambar 2.1

Gambar 2.1 Diagram Alir Langkah Penyusunan LKPD Sumber: Andi Prastowo
(2014: 275)

2.4 Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and


Mathematics)

2.4.1 Pengertian STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)


National Science Foundation adalah yang pertama kali mengenalkan istilah
STEM yang merupakan singkatan dari Science, Technology, Engineering and
Mathematics dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai sains, teknologi,
rekayasa dan matematika . untuk merujuk program yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika. Istilah ini digunakan untuk
17

merujuk program yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan
matematika. Pembelajaran STEM didefinisikan sebagai sebuah integrasi atau
gabungan dari sains, teknologi, rekayasa dan matematika menjadi sebuah mata
pelajaran lintas disiplin disekolah (Dugger, 2010).
Pendekatan pembelajaran yang berbasis STEM tidak hanya memuat satu
bidang ilmu, tetapi didalamnya terdapat dua bahkan lebih bidang ilmu yang
digabungkan, bahkan didalam STEM juga terdapat penggabunagn antara suatu
bidang ilmu dengan mata pelajaran lain (Sanders, 2009). Pendekatan STEM dapat
dikatakan sebagai pendekatan pembelajaran berbasis desain rekayasa. Proses
disiplin dan isi dari STEM dengan sengaja disatukan agara konsepnya dapat
diperluas dan bisa diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lainnya (Lee
Hyonyong, 2014). Kelley dan Knowles (2016) juga berpendapat hal yang serupa
yaitu, didalam pembelajaran berbasis STEM diajarkan beberapa domain dari
STEM yang dihubungkan dengan tujuan untuk peningkatan proses pembelajaran
siswa. Pendapat lain mengenai STEM diungkapkan oleh Kolb dalam John G.
Wells (2016) yang mengatakan bahwa STEM merupakan pendekatan yang sangat
baik dan bermanfaat untuk membantu dan mendukung siswa menggali
pengetahuan melalui keterlibatan siswa dalam pembelajaran berbasis desain
teknik dan rekayasa. Disini tangan dan pikiran dihubungkan sehingga pemikiran
terhadap hasil belajar dapat langsung dicapai dengan sebuah pengalaman.
Pengetahuan, keterampilan, dan isis STEM yang diaplikasikan menjadi sebuah
pembelajaran pengalaman dapat mendukung siswa dalam mengatasi
danmenyelesaikan masalah yang berada dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat,
maupun lingkunga. Dengan menggunakan pendekatan ini maka siswa akan
terdorong untuk mengeksplorasi lingkungan dengan melalui kegiatan
penyelidikan maupun penyelesaian maslaah dalam dunia nyata.
18

2.4.2 Karakteristik Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and


Mathematic)

Dengan dibuatnya karakteristik pembelajaran STEM, akan mempermudah


guru untuk menerapkan pembelajaran berbasis STEM di sekolah. Berikut adalah
karakteristik Pembelajaran STEM:
a. Terdapat kegiatan penyelidikan yang melibatkan siswa.
b. Dapat membuat siswa belajar lebih peka terhadap masalah di lingkungan dan
dunia nyata.
c. Membuat siswa menggunakan justifikasinya dalam memberikan berbagai
jawaban atau solusi.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki jawaban atau produk
mereka
e. Terdapat kerjasama tim yang melibatkan siswa
f. Membuat siswa terlibat dalam menerapkan keterampilan proses desain.

2.4.3 Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)


Pembelajaran berbasis STEM memiliki tiga macam pendekatan yang telah
dikembangkan oleh Roberts dan Cantu sebagai berikut:
a. Pendekatan Silo
Pembelajaran yang STEM yang menggunakan pendekatan silo, subjek antar
STEM nya dipisah-pisahkan. Pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu:
1) Menggunakan pendekatan silo salah satu dari bidang STEM mungkin tidak
dapat membuat siswa tertarik mempelajarinya. Hal ini dapat mengurangi
manfaat belajar STEM yang diharapkan. Siswa akan sulit atau bahkan gagal
dalam memahami bahwa terjadi integrasi alami antara pembelajaran STEM
yang ada di dunia nyata karena tidak adanya praktek secara langsung. Hal
ini dapat membuat pertumbuhan akademik siswa menjadi terhambat. Salah
satu penyebab guru yang mengajar dengan masih mnegandalkan metode
ceramah daripada praktek adalah karena pendekatan silo, padahal siswa
lebih senang dan menginginkan adanya kegiatan pembelajaran secara
praktek.
19

2) Materi atau teori dalam pendekatan silo lebih terfokus sehingga stimulasi
pada lintas kurikuler dan pemahaman siswa menjadi terbatas.
b. Pendekatan Tertanam
Pendekatan STEM secara tertanam menjadikan siswa memperoleh ranah
pengetahuan melalui teknik pemecahan masalah dan penekanan pada dunia nyata.
Mengutamakan salah satu konten materi untuk mempertahankan integritas dari
subjek merupakan ciri dari pendekatan STEM secara tertanam. Perbedaan
mendasar dari pendekatan silo dengan pendekatan tertanam yaitu bahwa
pendekatan secara tertanam menunjukkan hubungan yang jelas antara materi yang
diutamakan dengan materi pendamping yang menjadi penguat konsep pada materi
utama.
Kelemahan dari pendekatan ini adalah jika siswa tidak mampu mencari
ketertkaitan antara materi utama dengan materi pendamping, kemungkinan bahwa
siswa tidak dapat belajar secara menyeluruh dan hanya mendapat sebagian dari
pembelajaran, dan siswa mendapatkan materi secara terpotong-potong. Hal ini
dikarenakan dalam pendekatan tertanam banyak kemungkinan terjadinya segresi
materi dari pembelajaran.
c. Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu dapat dikatakan sebagai pendekatan paling ideal. Hal ini
dikarenakan batas dari masing-masing komponen STEM dapat terhapus dengan
menggunakan pendekatan STEM secara terpadu. Keempat komponen STEM
diajarkan pada siswa sebagai satu subjek. Pendekatan terpadu diharapkan dapat
meningkatkan minat pada bidang STEM, terutama jika itu dimulai sejak siswa
masih muda.
Masing-masing dari ketiga pendekatan tersebut memiliki tantangan sendiri-
sendiri. Kebanyakan hanya konten sains dan matematika yang menjadi bagian dari
pembelajaran kurikulum konvensional, sementara konten teknik dan engineering
hanya menjadi bagian dalam kurikulum sekolah kejuruan.
20

2.4.1 Empat Disiplin STEM (Science, Technology, Engineering, and


Mathematics)
Sains (science) secara bahasa artinya adalah pengetahuan. Dalam arti sempit
memiliki arti ilmu fisik dan ilmu biologi. Sains bisa dikatakan sebagai ilmu yang
mempelajari segala sesuatu tentang alam termasuk hokum-hukumnya yang
berkaitan dengan kimia, fisika, dan biologi, serta menerapkan prinsip, fakta,
konsep, dan konvensi yang terkait. Mengaitkan sains dengan lingkungan,
teknologi, dan segala aspek masyarakat menjadikan belajar sains lebih bermakna
dengan syarat tetap memperhatikan keterkaitan bahasan agar seimbang dan
menyatu. Teknologi (technology) menjadikan manusia berinovasi untuk
memodifikasi alam dengan tujuan agar keinginan dan kebutuhan mereka
terpenuhi. Dengan teknologi maka segala sesuatu akan lebih mudah dan
kehidupan menjadi lebih baik. Teknologi tidak akan terjadi tanpa adanya
kemapuan rekayasa (engineering). Perngertian dari rekayasa (engineering) adalah
penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi manusia
dengan cara mendesain dan mengkonstruksi peralatan, system, material, dan
proses.
Persaingan dunia global yang semakin tinggi mengharuskan kita untuk
meningkatkan inovasi-inovasi teknologi dan juga ilmu pengetahuan. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut maka hadirlah rancangan perndidikan STEM.
Pendidikan STEM juga dirancang dengan tujuan agar masyarakat lebih
memahami integrasi dari pendidikan STEM. Dalam dunia pendidikan K-13,
STEM biasanya mengacu pada kursus yang berkaitan dengan 17 disiplin ilmu
tersebut. Masing-masing kategori ini dapat mencakup instruksi dalam beberapa
bidang studi (Dugger, 2010):
1. Science
Sains sangat berhubungan dengan apa yang ada di alam. Kebanyakan mata
pelajaran disekolah, universitas dan perguruan tinggi mengajarkan ilmu alam
seperti kimia, biologi, geologi, astronomi, dan lain-lain secara terpisah.
Pembelajaran sains menggunakan beberapa proses untuk menemukan makna sains
antara lain inkuiri, discoveri, eksplorasi, dan penggunaan metode saintifik.
21

2. Technology
Teknologi merupakan modifikasi dari alam untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh manusia (ITEA, 2000). Definisi ini sebanding
dengan definisi yang diberikan National Science Education Standards yang
menyatakan tujuan teknologi adalah untuk membuat modifikasi di dunia untuk
memenuhi kebutuhan manusia (NRC, 1996). Secara garis besar teknologi mampu
membuat kita mengubah dunia, jiwa, tangan, suara digunakan untuk menemukan
suatu peningkatan, untuk membentuk, memotong, ataupun meletakkan suatu
material dan memindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Definisi ini
diungkapkan oleh American Association for the Advancement of Sciences
(AAAS). Semua definisi teknologi yang diakui secara nasional di AS sangat mirip
dan saling memperkuat. Teknologi ini sangat peduli dengan apa yang dapat dan
harus (dirancang, dibuat, dan dikembangkan) dari bahan alam dan materi alam,
untuk 18 memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Beberapa proses yang
digunakan dalam teknologi untuk mengubah alam penemuan, inovasi, pemecahan
masalah praktis, dan desain (Dugger, 2010)
3. Engineering
Engineering (rekayasa) adalah profesi di mana pengetahuan dari matematika
dan sains, pengalaman, latihan dan praktek diterapkan berdasarkan pertimbangan
untuk mengembangkan cara-cara memanfaatkan bahan dan kekuatan alam secara
ekonomis untuk kepentingan umat manusia. Ada hubungan filosofis yang kuat
antara disiplin ilmu teknologi dan rekayasa.
4. Mathematics
Tseng, et.al (2011) mengatakan bahwa bahasa dari sains adalah matematika
begitupun engineering memiliki alat utama yaitu matematika untuk
pengaplikasian rekayasa. Matematika adalah ilmu tentang pola dan hubungan.
Matematika memberikan bahasa yang tepat untuk teknologi, ilmu pengetahuan,
dan rekayasa. Perkembangan teknologi, seperti komputer terjadi karena
matematika. Inovasi dalam teknologi meningkat seiring dengan perkembangan
matematika. Lebih lanjut Tseng, et.al (2011) menyatakan melalui pengintegrasian
konsep, keterampilan, dan pengetahuan secara sistematik dalam pendidikan
22

STEM dikembangkan maka pembelajaran yang dihasilkan akan lebih bermakna.


Program STEM mampu meningkatkan kompetensi mahasiswa pada profesi
STEM, dan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik pada pekerjaan ilmiah
dan rekayasa.

2.5 LKPD Berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and


Mathematics)
Menurut Prastowo LKPD adalah suatu bahan ajar yang dicetak pada
lembaran-lembaran, didalamnya berisi materi pembelajaran, petunjuk pelaksanaan
tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa yang tulis secara ringkas dan
menjadikan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa sebagai acuannya. STEM
adalah pendekatan pembelajaran yang dapat memperluas konsep sehingga dapat
digabungkan dengan mata pelajaran lainnya dengan cara mengintegrasikan proses
disiplin dan isi dari STEM. Permasalahn dalam kehidupan sehari-hari dapat
diselesaikan dengan adanya penerapan dari STEM.
Pengembangan bahan ajar berupa LKPD berbasis STEM ini berisi materi,
kegiatan, dan juga soal latihan yang memuat konten STEM yaitu science,
technology, engineering, and mathemathics. Siswa akan terpacu untuk
memperluas wawasannya melalui LKPD berbasis STEM. Analisis konten STEM
dalam LKPD yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:
23

Tabel 2.4 Analisis Konten STEM


No. Konten STEM Penjabaran
1. Sciemce  Faktual: CO2 menjadi salah satu penyebab
naiknya suhu di permukaan bumi
 Konseptual: dengan adanya pohon atau tumbuhan
bias mengurangi kadar CO2 di permukaan bumi
dan akan lebih banyak menghasilkan O2
 Prosedural: cara menggunakan sensor cuaca
untuk mengambil data percobaan. Sensor yang
dipakai disimpan didalam rumah masing-masing.
Selama selang waktu setiap 2 menit data akan
dicatat.
2. Technology  Rumah model anti pemanasan global
 Sensor cuaca sebagai pendeteksi suhu di dalam
rumah
 Internet untuk mencari informasi terkait
pemanasan global
3. Engineering  Merancang rumah model anti pemanasan global
 Membuat rumah model anti pemanasan global
 Mengevaluasi hasil pekerjaan
 Merancang ulang jika diperlukan berdasarkan hasil
evaluasi
4. Mathematics  Menghitung lebar, panjang, dan tinggu bangunan
 Membuat diagram garis dan table dari hasil
pengamatan

2.6 Desain Pengembangan Nieven


Desain pengembangan memiliki tiga tahapan berdasarkan Nieveen, Mc
Kenney & Akker (2006) dan Ploemp (2010) bahwa tahapan dalam pengembangan
24

meliputi (1) preliminary research, (2) prototyping stage, (3) assesment stage.
Berikut adalah penjelasan ketiga tahap pengembangan:
a) Preliminary research (Studi Pendahuluan)
Permasalahan dan pengembangan kerangka konsep akan dianalisis pada
tahap ini. Analisis dilakukan berdasarkan studi literature dari peneliti-peneliti
terdahulu. Rancangan awal akan terbentuk dari hasil tahap studi pendahuluan ini.
b) Prototyping stage ( Tahap Prototyping)
Rancangan akan diuji coba, dievaluasi, dan juga direvisi pada tahap ini. Ahli
akan menguji coba rancangan dengan melakukan evaluasi secara formatif, yaitu
tentang kepraktisan dan kevalidan dan hasil evaluasi akan diperbaiki dengan
revisi.
c) Assesment stage (Tahap Penilaian)
Hasil dari revisi dan penilaian dari ahli, maka prototype akan diuji coba
dengan menilai keefektifannya dan kepraktisan dalam segi penggunaan dalam
sebuah pembelajaran.

2.7 Kerangka Berpikir


Peneliti mengembangkan LKPD dalam pembelajaran fisika pada materi
Pemanasan Global yang menjadi perhatian penting pemerintah bahkan dunia
sehingga pada kurikulum 2013 Pemanasan Global menjadi KD yang wajib
diajarkan kepada peserta didik. KD Pemanasan Global di SMA meliputi KD 3.12
“menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan serta
lingkungan” dan KD 4.12 “mengajukan ide/gagasan penyelesaian masalah gejala
pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan.

2.8 Validasi LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)


Validasi dilakukan dengan tujuan menghasilkan LKPD dengan validitas
tinggi. Untuk mengetahui validitasnya maka dilakukan uji validasi yang dilakukan
oleh ahli. Validator dari validitasi ahli adalah para pakar atau ahli-ahli yang
memiliki kompetensi terkait dengan produk yang dikembangkan. Cara melakukan
validasi ahli yaitu produk yang telah dikembangkan dinilai menggunakan
25

instrument penilaian validasi dan dilakukan oleh seorang atau beberapa orang
yang ahli dalam bidang pembelajaran tersebut. Ahli juga akan memberikan kritik,
saran, dan masukan untuk memperbaiki produk yang dikembangkan (Akbar,
2013:37).
Validasi dilakukan dengan 2 tahapan:
1) Uji ahli materi
Uji ahli materi adalah penilian dari ahli terhadap suatu produk yang
dikembangkan, penilaian berdasarkan kelayakan isi, bahasa, dan penyajian dari
produk tersebut. Ahli yang menguji dan menilai produk merupakan orang yang
berkompeten dalam bidang fisika.
2) Uji ahli media
Penilaian yang dilakukan oleh ahli media adalah tentang kegrafisan suatu
produk tersebut.
BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian pengembangan
(development research). Penelitian pengembangan merupakan jenis penelitian
yang memfokuskan pada tujuan mengembangkan, menggali lebih jauh, dan
memperluas teori untuk dijadikan suatu produk yang memenuhi kriteria validitas
dan efektifitas. Produk yang dikembangkan pada penelitian ini dalah LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis STEM (Science, Technology, Engineering,
and Mathematics) dalam pembelajaran fisika Pemanasan Global di SMA.

3.1.2 Desain Penelitian


Peneliti menggunakan model pengembangan Nieveen (2006) untuk
melakukan penelitian. Peneltian pengembangan ini dilakukan mellaui tiga tahapan
yaitu; (1) Preliminary research, (2) Prototyping stage, dan (3) Assesment stage
(summative evaluation). Peneliti menggunakan one group pretest-posttest design
pada tahap asesmen.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian dipilih berdasarkan pada daerah yang sengaja dipilih.
Peneliti melakukan penelitian di SMAN 1 Cluring, siswa kelas XI IPA menjadi
subjek penelitian. Adapun pertimbangan memilih SMAN 1 Cluring sebagai
sebagai tempat penelitian sebagai berikut:
1. Belum ada penelitian yang sejenis di tempat tersebut
2. Adanya ketersediaan dari pihak sekolah untuk melakukan penelitian

3.3 Definisi Operasional


Berikut ini merupakan beberapa definisi dari penelitian yang digunakan
supaya tidak terjadi kesalahan dalam pendefinisiannya.

26
27

a. LKPD pembelajaran fisika berbasis STEM pada materi Pemanasan Global di


SMA merupakan yang mencakup 4 hal yang berkaitan yaitu Science,
Technology, Engineering, and Mathematics.
b. Validitas LKPD merupakan skor rata-rata hasil penilaian oleh 2 dosen
pendidikan fisika FKIP Universitas Jember dan 1 guru fisika SMAN 1
Cluring.
c. Efektifitas LKPD merupakan skor perbandingan selisih dari nilai pretest dan
posttest terhadap selisih dari nilai maximum dan nilai pretest.

3.4 Prosedur Pengembangan Nieveen


Prosedur pengembangan LKPD yang dilakukan pada penelitian ini mengacu
pada pengembangan menurut Nieveen (2006) yang meliputi; (1) preliminary
research (studi pendahuluan), (2) prototyping stage (tahap perancangan), dan (3)
assesment stage (tahap penilaian). Berikut adalah penjelasan rinci dari setiap
tahapan pengembangan dengan menggunakan model Nieveen sebagai berikut:

3.4.1 Tahap Studi Pendahuluan (Preliminary Research)


Tujuan dari studi pendahuluan adalah untuk mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan untuk proses pembelajaran seperti perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran disekolah, hasil belajar siswa, dan juga sumber belajar yang
digunakan oleh siswa. Dengan melakukan studi pendahuluan peneliti akan
memperoleh gambaran awal tentang pelaksaan penelitian
Pada tahap ini penelitian melakukan wawancara dengan salah satu guru
fisika di SMAN 1 Cluring. Hasil dari studi pendahuluan dilakukan, ternyata
pembelajaran pada materi pemanasan global hanya menggunakan buku paket
bahkan terkadang hanya sedikit yang diajarkan dari materinya karena keterbatasan
waktu diakhir semester.
Anaisis kebutuhan dan analisis permasalahan yang telah selesai
dilaksanakan, selanjutnya peneliti melakukan studi literatur dari peneliti-peneliti
terdahulu yaitu dengan mencari jurnal penelitian serta buku literatur, dan mencari
berbagai informasi pendukung yang berkaitan dengan rencana pengembangan
yaitu berkaitan dengan pengembangan fisika berbasis STEM.
28

3.4.2 Tahap Perancangan (Prototyping Stage)


a. Desain produk
Pada tahap kedua yaitu tahap penyusunan rancangan produk yang akan
dikembangkan yaitu LKPD yang berbasis STEM. Yang dilakukan pada tahap ini
dimulai dari mendesain draft LKPD berbasis STEM, serta menyusun perangkat
pendukung yang dibutuhkan diantaranya silabus, RPP, kisi-kisi soal, soal pretest
dan posttest, instrument penilaian validitas produk, dan angket untuk respon
siswa. Peneliti selanjunya melakukan pendesainan yang meliputi judul,
kompetensi dasae yang akan dicapai, teori atau materi, dan tugas atau kegiatan
yang harus dikerjakan. Peneliti juga mendesain instrument kevalidan berupa
validasi ahli dan keefektifan untuk penilaian kualitas produk yang akan
dikembangkan.
Pada tahap desain produk akan dihasilkan draft I yang meliputi produk yang
dikembangkan yaitu pembelajaran fisika berbasis STEM. Draff I perangkat
pendukung yaitu silabus, RPP, lembar validasi, kisi-kisi soal, pretest dan posttest
serta pedoman penskorannya.
b. Evaluasi dan revisi
Kevalidan dari draft Iyang dihasilkan pada tahap ini akan dinilai oleh ahli.
Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi maka diperlukan adanya
evaluasi dan revisi, yaitu LKPD berbasis STEM dimintakan masukan perbaikan,
pendapat, dan penilaian pengembangan LKPD berbasis STEM oleh ahli.
Masukan dan saran dari ahli akan digunakan untuk memperbaiki instrument.
Setelah dilakukan validasi ahli selanjutnya dilakukan analisis dari hasil
validasi. Apabila hasil data analisis kevalidan draff I adalah sangat valid atau
dapat digunakan tanpa revisi, maka produk dapat digunakan dalam uji coba.
Apabila cukup valid namun perlu direvisi kecil, maka dilakukan revisi seperti apa
yang disarankan oleh ahli sehingga produk yang direvisi dapat digunakan dalam
uji coba. Jika hasil analisis kurang valid maka disarankan tidak dipergunakan
karena perlu revisi besar. Sedangkan jika hasil analisis tidak valid, maka produk
tidak boleh dipergunakan dan harus divalidasi kembali oleh ahli hingga
didapatkan produk revisi yang valid.
29

3.4.3 Tahap Penilaian (Assessment Stage)


Pada tahap ini dihasilkan draff II yang kemudian di uji cobakan di lapangan
secara terbatas. Uji coba ini dilakukan dengan menggunakan LKPD berbasis
STEM. Uji coba dilakukan dengan tujuan mengetahui keefektifan dari
penggunaan produk yang dikembangkan di lapangan.
Hasil dari uji coba lapangan secra terbatas akan dianalisis. Apabila produk
telah memenuhi kriteria keefektifan berdasarkan hasil analisis data, maka tidak
perlu dilakukan revisi produk, dan draff ini akan menjadi produk final. Apabila
berdasarkan data hasil analisis produk tidak menunjukkan memenuhi keriteria
keefektifan, maka produk harus direvisi kemudian di uji cobakan kembali sampai
produk yang kembangkan memenuhi kriteria kefektifan.
Dalam penelitian ini siswa diberikan pretest terlebih dahulu sebelum
menggunakan LKPD berbasis STEM, kemudian siswa mengikuti pembelajaran
dengan LKPD berbasis STEM. Setelah mengikuti pembelajaran dengan LKPD
berbasis STEM dilakukan posttest.
Pada Gambar 3.1 berikut dapat dilihat tahapan atau prosedur penelitian
pengembangan berdasarkan Nieeven secara sistematis:
30

Identifikais permasalahan, Preliminary


kebutuhan dan kajian literatur
Research

Rancangan LKPD beserta


perangkat pendukung

Prototyping
Validasi Stage

Uji Coba Tebatas

Uji Coba Lapangan

Analisis Hasil Uji Coba Assesment

Produk final

Gambar 3.1 Modifikasi model pengembangan menurut Nieveen


(Sumber: Nieven, 2006)

3.5 Uji Coba Empiris

3.5.1 Validitas
a. Validator
Validasi produk pengembangan LKPD berbasis STEM akan dilakukan oleh
3 validator yang terdiri dari 2 orang dosen Pendidikan Fisika Universitas Jember
dan 1 pengguna yaitu guru fisika SMAN 1 Cluring. Validator memberikan
penilaian sesuai kriteria yang tertera pada lembar validasi dan memberikan saran-
saran untuk perbaikan.
31

b. Instrumen
Instrumen validitas berbentuk lembar penilaian yang digunakan validator
untuk menilai kualitas produk.
c. Metode Pengumpulan data
Penilaian produk dilakukan melalui pemberian skor terhadap pertanyaan
yang terlampir pada instrument validitas. Masing – masing aspek yang divalidasi
memiliki skala skor 1 hingga 4 (1 : tidak baik, 2 : kurang baik, 3 :baik, 4 : sangat
baik)
d. Teknik Analisa Data
Hasil skor yang diperoleh melalui lembar validasi dideskripsikan melalui
dua tahap, yaitu:
1) Rata-rata nilai validasi tiap indikator dari ketiga validator dihitung
menggunakan rumus:

(3.1)

Keterangan:

: nilai total validasi indikator ke-i

: nilai validasi indikator i dari validator 1

: nilai validasi indikator i dari validator 2

: nilai validasi indikator i dari validator 3

2) Total nilai validasi dihitung menggunakan rumus:

(3.2)

Keterangan:

= validitas ahli

= total skor empiris yang diperoleh


32

= total skor maksimal

(Akbar, 2013: 82).

Kemudian hasil validasi empiris tersebut di cocokkan dengan kriteria


validitas yang telah ditentukan pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Kriteria penilaian Validitas
No Kriteria Validitas Tingkat Validitas
1 85,01% < Va ≤ 100,00% Sangat valid, atau dapat digunakan
tanpa revisi

2 70,01% < Va ≤ 85,00% Valid, atau dapat digunakan namun


perlu direvisi kecil

3 50,01% < Va ≤ 70,00% Kurang valid, disarankan tidak


dipergunakan karena perlu revisi besar

4 01,00 < Va ≤ 50,00% Tidak valid, atau tidak boleh


dipergunakan, perlu revisi besar-
besaran

Sumber: Modifikasi Sugiyono (2014:15).

3.5.2 Efektivitas
a. Indikator
Keefektivan LKPD berbasis STEM diketahui melalui nilai akhir peserta
didik setelah menggunakan LKPD berbasis STEM. Keefektifan LKPD diketahui
melalui uji N-gain score yang dikembangkan oleh Hake dan Richard (2002).
b. Instrumen
Untuk menguji keefektifan LKPD menggunakan instrument berupa tes yang
terdiri dari soal essay yang diberikan kepada peserta didik.
c. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
pretest dan posttest. Pemberian soal pretest kepada siswa digunakan untuk
33

mendapatkan data hasil belajar pengetahuan awal siswa sebelum kegiatan dan
posttest digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar penggetahuan siswa
sesudah kegiatan.
d. Teknik Analisa data

Hasil dari pretest dan posttest akan diolah menjadi nilai efektifitas LKPd
dengan rumus perhitungan berikut:

( )

Tabel 3.2 Kriteria Keefektifan LKPD

No Klasifikasi Nilai N-gain Tingkat Efektifitas

1 g ≥ 70% Tinggi

2 30% ≤ g < 70% Sedang

3 g < 30% Rendah

3.5.3 Respon Siswa


a. Indikator
Pada angket respon siswa ada 3 aspek yang diamati yaitu kemenarikan,
bahasa, dan materi.
b. Instrumen
Peneliti menggunakan angket sebagai instrumen respon siswa unruk
mengetahui tanggapan dari siswa terhadap LKPD yang digunakan.
c. Metode Pengumpulan Data
Tanggapan siswa terhadap LKPD dituangkan dalam bentuk pemberian skor
terhadap pernyataan yang terlampir dalam angket. Masing-masing aspek yang
dinilai menggunakan skala likert, yaitu skor 1 hingga 4 (dengan keterangan 1 :
tidak baik; 2 : kurang baik; 3 : baik; 4 : sangat baik).
34

d. Teknik Analisa Data


Hasil skor yang diperoleh melalui lembar angket dideskripsikan melalui dua
tahap, yaitu:
1) Presentase skor penilaian respon siswa dihitung menggunakan rumus:


(3.3)

Keterangan:
: persentase perolehan skor
∑ : jumlah perolehan skor tiap item
∑ : jumlah skor ideal

2) Mencocokkan perolehan skor dengan kriteria respon sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kriteria Respon Siswa


% Skor (P) Kriteria
85% ≤ P Sangat Positif
70% ≤ P < 85% Positif
50% ≤ P < 70% Kurang Positif
P < 50% Tidak Positif
(Yamasari, 2010:2)
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengembangan


Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah LKPD (Lembar
Kerja Peserta Didik) berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematics) di SMA. LKPD yang dikembangkan pada materi pemanasan global.
Penelitian pengembangan ini meggunakan tahapan pengembangan menurut
Nieveen (2007) yang meliputi 1) preliminary research (studi pendahuluan), 2)
prototyping stage (tahap perancangan), 3) assessement stage (tahap penilaian).

4.1.1 Tahap Preliminary Research (Studi Pendahuluan)


Studi pendahuluan ini dilakukan dengan menganalisis permasalahan yang
dilakukan dengan cara memberikan wawancara kepada salah satu guru fisika di
SMAN 1 Cluring. Data hasil dari kegiatan ini selanjutnya dijadikan dasar dalam
penyusunan LKPD yang berbasis STEM.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada salah satu guru fisika
di SMAN 1 Cluring menunjukkan bahwa dalam pembelajaran fisika khususnya
materi pemanasan global belum pernah menggunakan bahan ajar yang berbasis
STEM. Bahan ajar yang digunakan masih menggunakan buku yang diterbitkan
oleh penerbit dan tidak memuat kegiatan-kegiatan yang menunjukkan fenomena
fisika khususnya tentang pemanasan global secara langsung.
Setelah melakukan wawancara langkah selanjutnya melakukan studi
literatur. Pada langkah ini yang dilakukan adalah mengkaji beberapa teori dan
penelitian-peneliatan terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan maupun hasil
survei lapangan. Tahap ini menghasilkan banyak referensi terkait LKPD yang
berbasis STEM dalam pebelajaran fisika.
Pada tahap preliminary research ini juga dilakukan analisis kebutuhan
yang bertujuan untuk menganalisis kurikulum yang digunakan sekolah untuk
mencapai kompetensi yang harus dimiliki siswa berdasarkan Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan kurikulum 2013, sehingga

35
36

peneliti menyesuaikan indikator dan tujuan pembelajaran pada LKPD yang akan
dikembangkan dengan KI dan KD yang telah ditentukan. Pokok bahasan dan
digunakan dalam LKPD adalah pemanasan Global. Kompetensi dasar yang
digunakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tertera dalam tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Materi dan kompetensi dasar pemanasan global dan dampaknya dalam
kehidupan
Materi Kompetensi Dasar
3.12 Menganalisis gejala pemanasan global dan
dampaknya bagi kehidupan serta lingkungan
Pemanasan Global dan
Dampaknya dalam 4.12 Mengajukan ide/gagasan penyelesaian
Kehidupan masalah gejala pemanasan global dan
dampaknya bagi kehidupan serta lingkungan

4.1.2 Tahap Prototyping Stage (Tahap Perancangan)


Pada tahap ini peneliti mulai merancang produk yang akan dikembangkan
yaitu berupa LKPD berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematics). LKPD yang dikembangkan terdiri dari sampul, kata pengantar,
daftar isi, standar isi, petunjuk penggunaan LKPD, peta konsep, pokok bahasan
atau materi, bahan diskusi, kegiatan proyek, dan uji kompetensi. LKPD berbasis
STEM ini terdiri dari 2 kegiatan belajar yaitu kegiatan belajar 1 penyebab,
dampak, dan cara penanggulangan pemanasan global serta perjanjian
Internasional tentang pemanasan global dan kegiatan 2 menguji coba miniature
bangunan yang menunjukkan fenomena pemanasan global. Selain itu, pada tahap
ini peneliti juga mengembangkan perangkat pendukung LKPD seperti RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), soal pretest dan posttest, instrument lembar
validasi LKPD, dan lembar angket respon siswa.
LKPD berbasis STEM divalidasi oleh 3 validator yang terdiri dari dua dosen
ahli dari Pendidikan Fisika Universitas Jember yaitu Drs.Subiki, M.Kes serta Drs.
37

Maryani, M.Pd dan satu guru fisika SMAN 1 Cluring yaitu Suryadi, S.Pd, M.M.
Dalam proses validasi LKPD menggunakan instrument berupa lembar validasi
ahli yang menggunakan skor likert skala 1 sampai 4 dengan keterangan; 1) tidak
valid; 2) kurang valid; 3) valid; 4) sangat valid. Lembar validasi juga berisi kolom
kritik dan saran yang dapat di isi oleh validator untuk memberikan masukan
kepada peneliti. Nilai yang diperoleh dari ketiga validator tersebut dirata-rata
untuk tiap aspeknya, kemudia dirata-rata secara keseluruhan untuk menentukan
nilai validitas akhir LKPD berbasis STEM. Nilai yang diperoleh akan
dikategorikan pada interval tingkat kevalidan produk yang dikembangkan.
Hasil penilaian validator terhadap LKPD berbasis STEM dapat dilihat pada
Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.2 Data Kuantitatif Validasi LKPD Berbasis STEM
Rata-rata Presentase Tingkat
No Aspek Validitas
Aspek Kevalidan Kevalidan

1. Kelayakan isi 3,611

2. Kebahasaan 3,667
3,564 89% Sangat Valid
3. Penyajian 3,444

4. Kegrafisan 3,533
38

Tabel 4.3 Data Kualitatif Validasi LKPD Berbasis STEM


Validator Penilaian Secara Umum Kritik dan Saran

Secara umum LKPD dapat


digunakan, hanya perlu
Validator Ahli 1 Dapat digunakan tanpa revisi kejelasan setiap urutan
pelaksanaannya. Unsur
kesimpulan harus jelas

Tambahkan tujuan
Validator Ahli 2 Dapat digunakan tanpa revisi pembelajaran dengan
menerapkan KKO sampai C6

Validator
Dapat digunakan tanpa revisi -
Pengguna

Berdasarkan data tabel 4.2 menunjukkan hasil validasi yang diperoleh dari
ketiga validator, rinciannya dapat dilihat pada lampiran 4.6 tabel 4.6.1. Hasil
validasi yang aspeknya meliputi: kelayakan isi, kebahasaan, penyajian termasuk
kategori yang sangat valid dengan presentase kevalidan 90%. Tabel 4.3
menunjukkan bahwa penilaian secara umum dari ketiga validator LKPD berbasis
STEM dapat digunakan tanpa revisi.

4.1.3 Tahap Assessment Stage (Tahap Penilaian)


LKPD berbasis STEM yang telah dinyatakan sangat valid kemudian diuji
pada kelas uji coba pengembangan. Subjek kelas yang digunakan dalam uji
pengembangan adalah XI MIPA 5 SMAN 1 Cluring. LKPD berbasis STEM diuji
cobakan (uji coba terbatas) pada 10 siswa dari XI MIPA 2 terlebih dahulu dan
apabila ada kekurangan maka dilakukan perbaikan. Kegiatan pembelajaran
dilakukan selama 3 kali pertemuan atau 6 x 35 menit. Jumlah dan waktu
pertemuan tersebut terbatas karena disesuaikan dengan keadaan pandemi yang
masih berlangsung. Sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran siswa diberikan
39

pretest terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum


menggunakan LKPD berbasis STEM yang dikembangkan oleh peneliti. Pretest
juga berfungsi sebagai pembanding nilai posttest yang akan dilaksanakan setelah
siswa selesai mempelajari seluruh materi. Nilai pretest dan posttest kemudian
diolah untuk mengetahui tingkat efektivitas LKPD menggunakan N-gain. Hasil
nilai pretest dan posttest secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 4.7 tabel
4.7.1 dan secara ringkas dapat diamati pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Hasil nilai pretest dan posttest siswa (uji terbatas)
N-gain
Komponen Pretest Posttest Selisih Kategori
(%)

Jumlah siswa 10 10

Rata-rata 25,1 77,6


52,5 70 Tinggi
Skor Tertinggi 60 90

Skor Terendah 11 54

Berdasarkan hasil analisis menggunakan N-gain skor menunjukkan adanya


perbedaan hasil belajar siswa melalui skor pretest dan posttest yang diujikan
melalui tes tertulis berupa soal uraian. Setelah siswa menggunakan LKPD
berbasis STEM yang dikembangkan terdapat peningkatan hasil belajar yang
awalnya rata-rata skor pretest sebesar 25,1 menjadi rata-rata skor posttest sebesar
77,6 dengan presntase keefetivitasan sebesar 70% dengan kategori tinggi. Dengan
demikian LKPD berbasis STEM efektif dan dapat langsung diuji cobakan secara
luas.
Prosedur dalam menguji coba produk secara luas sama dengan ketika uji
coba secara terbatas yaitu siswa diberikan soal pretest terlebih dahulu, kemudian
setelah seluruh materi pada LKPD selesai dipelajari maka diberikan soal posttest
untuk mengetahui ekefektifan LKPD. Uji coba secara luas dilakukan pada 36
40

siswa. Ringkasan nilai pretest dan posttest pada uji coba luas dapat dilihat pada
Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Hasil nilai pretest dan posttest siswa (uji luas)
N-gain
Komponen Pretest Posttest Selisih Kategori
(%)

Jumlah siswa 36 36

Rata-rata 23,5 77,75


54,25 72 Tinggi
Skor Tertinggi 64 100

Skor Terendah 6 36

Berdasarkan data pada tabel 4.5 diatas menunjukkan skor N-gain yang
diperoleh sebesar 72%. Dengan demikian LKPD berbasis STEM yang
dikembangkan oleh peneliti keefektivan nya berkategori tinggi.
Setelah siswa menggunakan LKPD yang dikembangkan oleh peneliti, maka
siswa memeberikan respon terhadap LKPD tersebut. Peneliti membagikan lembar
angket respon siswa yang harus diisi oleh siswa. Data hasil respon siswa secara
terperinci dapat dilihat pada lampiran 4.8 dan secara ringkas dapat dilihat pada
Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Hasil respon siswa terhadap LKPD berbasis STEM (uji coba terbatas)
Presentase Rata-rata
No. Aspek Kategori
Per Aspek Presentase

1. Ketertarikan 86%

2. Materi 85% 84% Positif

3. Bahasa 83%
41

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa presentase dari ketiga aspek adalah 86%,
85%, dan 83%. Sedangkan untuk presentase keseluruhan dari LKPD yang
dikembangkan sebesar 84% sehingga termasuk dalam kategori positif.
Pada uji coba luas siswa juga memberikan respon terhadap produk yang
dikembangkan yaitu LKPD berbasis STEM. Ringkasan hasil respon siswa
terhadap LKPD yang dikembangkn dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Respon Siswa Terhadap LKPD berbais STEM (uji coba luas)
Presentase Rata-rata
No. Aspek Kategori
Per Aspek Presentase

1. Ketertarikan 82%

2. Materi 82% 82% Sangat Positif

3. Bahasa 83%

Dari tabel 4.7 tersebut dapat dilihat bahwa presentase dari ketiga aspek
adalah 82%, 82%, dan 83%. Sedangkan secara keseluruhan presentase dari LKPD
yang dikembangkan adalah 82% sehingga termasuk dalam kategori positif.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Validitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


LKPD yang dikembangkan adalah LKPD berbasis STEM dalam
pembelajaran fiiska pada materi pemanasan global. LKPD yang dikembangkan
divalidasi oleh tiga validator yaitu dua dosen ahli dari Pendidikan Fisika
Universitas Jember dan satu guru fisika dari SMAN 1 Cluring. Lembar Validasi
dari ahli dan pengguna memiliki indikator yang sama, yaitu terdapat sebanyak 20
indikator yang dikelompokkan menjadi 4 aspek. Pertama, aspek kelayakan isi
yang terdiri dari 6 indikator. Kedua, aspek kebahasaan terdiri dari 3 indikator.
Ketiga, aspek penyajian terdiri dari 6 indikator. Keempat aspek kegrafisan yang
terdiri dari 5 indikator.
42

Aspek kelayakan isi digunakan untuk melihat kesesuaian isi LKPD terhadap
Kompetensi Inti (KI), Kompetensi dasar (KD), tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, integrasi materi dengan STEM, kebutuhan siswa, dan kesesuaian soal tes
dengan materi. Aspek kelayakan isi LKPD memperoleh skor dengan rata-rata
3,611 dengan presentase 90%. Berdasarkan tabel 3.1 hasil presentase tersebut
menunjukkan bahwa aspek kelayakan isi LKPD berkategori sangat valid.
Aspek kebahasaan digunakan untuk melihat bahasa yang digunakan pada
LKPD memenuhi aspek keterbacaan, sesuai dengan EYD, menggunakan istilah
fisika yang tepat dan benar, serta bersifat efektif. Aspek kebahasaan LKPD
memperoleh skor rata-rata 3,667 dengan presentase kevalidan 92%. Hasil
presentase tersebut menunjukkan bahwa aspek kebahasaan dalam LKPD termasuk
dalam kategori sangat valid. Aspek kebahasaan ini berkategori sangat valid karena
sesuai memenuhi komponen syarat bahan ajar yang ditetapkan Depdiknas (2008:
28) yang meliputi keterbacaan, kejelasan informasi, dan kesesuaian dengan kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar. LKPD ini menggunakan kaidah bahasa
Indonesia sesuai EYD, menggunakan istilah-istilah fiiska yang tepat dan benar,
serta bahasanya efektif dan sesuai dengan kemmapuan siswa.
Aspek penyajian digunakan untuk melihat LKPD yang digunakan memiliki
tujuan yang jelas dan rinci, urutannya runtut, petunjuk dalam LKPD mudah
dipahami, serta tampilan umum pada LKPD menarik. Skor rata-rata dari aspek
kebahasaan dalam LKPD sebesar 3,444 dengan presentase kevalidan sebesar 86%.
Hasil presentase tersebut menunjukkan bahwa aspek kebahasaan dalam LKPD
termasuk dalam kategori sangat valid. LKPD berbasis STEM yang dikembangkan
memiliki urutan penyajian yang runtut, penyajian tujuan kegiatan jelas dan
terperinci, permasalahan yang disajikan sesuai dan tidak menyimpang dari materi,
juga terdapat gambar-gambar ilustrasi yang mendukung materi pembelajaran.
Siswa dapat terbantu dalam penyerapan pengetahuan dan pemahaman terhadap
konsep dengan adanya ilustrasi pada suatu bahan ajar (Cook, 2008:39-54).
Aspek kegrafisan digunakan untuk melihat jenis font, lay out, dan juga
desain tampilan pada LKPD. Skor rata-rata dari aspek kegrafisan dalam LKPD
sebesar 3,533 dengan prsentase kevalidan sebesar 88%. Dalam hal ini
43

menunjukkan bahwa aspek kegrafisan dalam LKPD yang dikembangkan


berkategori sangat valid. Aspek kegrafisan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat keterbacaan. Jatnika (2007:198) mengatakan tingkat
keterbacaan dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor pertama yaitu bahasa yang
menyangkut bentuk kalimat, pemilihan kata, tata bahasa dan susunan paragraf.
Faktor kedua yaitu faktor rupa yang menyangkut tipografi atau tata huruf.
Gardjito (Syamsi et al, 2013:82-90) yeng mengemukakan tentang standar fisik
penulisan buku pelajaran yaitu tipografi isi pembelajaran hendaknya tidak
memilih atau menggunakan jenis huruf yang berlebihan. Penyusunan bahan ajar
LKPD ini jenis huruf yang digunakan adalah standar yaitu Times New Roman
berukuran 12-14 pt. Hal ini sesuai dengan yang dikatan oleh Mudzakir (2009:34-
46) bahwa salah satu komponen penyempurna bahan ajar cetak adalah ukuran
huruf 12-14 pt untuk jenis Times New Roman atau yang sebanding untuk jenis
yang lain. Untuk judul, sub bab, bab, jenis dan ukuran disesuaikan dengan
kebutuhan.
Validasi dari ahli dan pengguna terhadap LKPD berbasis STEM secara
keseluruhan menghasilkan skor sebesar 3,564 dengan presentase kevalidannya
adalah 89%. Hasil presentase tersebut menunjukkan bahwa LKPD berbasis STEM
yang dikembangkan oleh peneliti berkategori sangat valid sesuai dengan kategori
Sugiyono (2014). Berdasarkan hasil tersebut maka LKPD berbasis STEM layak
digunakan sehingga dapat diimplementasikan ke sekolah. Hasil validitas ini sesuai
dengan beberapa penelitian lain diantaranya penelitian yamg dilakukan oleh
Oktaviani Putri Sukmagati (2019) yang berjudul pengembangan LKS (Lembar
Kerja Siswa) berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematics) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP.
Penelitian ini menunjukkan LKS yang dikembangkan sangat layak digunakan
dengan hasil presentase kevalidan 90,03%.
Produk pengembangan berupa LKPD berbasis STEM ini mendapatkan
kategori sangat valid dikarenakan penyusunan LKPD ini memenuhi syarat yang
dinyatakan oleh Hendro Darmodjo dan Jenny R.E Kalinggis (dalam Endang
Widjajanti, 2008:4-6) yaitu diktatik, konstruksi, dan teknis.
44

4.2.2 Efektivitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Setelah LKPD dinyatakan sangat valid, selanjutnya LKPD diuji cobakan
kepada siswa untuk mengetahui efektifitas dari LKPD tersebut. Tahap uji coba
luas dilakukan di kelas XI MIPA 5 SMAN 1 Cluring, karena masih dalam kondisi
pandemi maka siswa yang masuk per kelas hanya 50% setiap harinya secara
bergantian. Dikarenakan untuk kebutuhan peneitian dan keterbatasan waktu, pihak
sekolah memberikan izin agar siswa kelas XI MIPA 5 masuk 100% namun tetap
menjadi 2 kelas yang dibagi sesuai urutan absen siswa. Pembelajaran
dilaksanakan selama dua hari atau 6 jam pelajaran.
Efektifitas LKPD berbasis STEM diketahui dengan cara menganalisis data
hasil pretest dan posttest dengan menggunakan uji N-gain. Pada uji coba terbatas
menghasilkan rata-rata skor N-gain sebesar 70% dengan kategori tinggi dan pada
uji coba luas mendapatkan rata-rata skor N-gain sebesar 72% dan berkategori
tinggi. Dari hasil uji N-gain ini membuktikan bahwa adanya peningkatan hasil
belajar siswa dari sebelum dan sesudah menggunakan LKPD berbasis STEM yang
dikembangkan oleh peneliti. Hal ini menunjukkan bahwa LKPD layak dan efektif
untuk digunakan.
Berdasarkan hasil analisis data pretest dan posttest bahwa sebelum
menggunakan LKPD berbasis STEM, nilai siswa masih tergolong rendah baik
dalam uji terbatas maupun uji luas. Nilai pretest siswa tidak ada yang mencapai
minimal ketuntasan yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Pada uji terbatas nilai
pretest siswa paling rendah adalah 11 dan niali tertingginya 60 dengan rata-rata
25,1. Sedangkan pada uji luas nilai terendah siswa yaitu 6 dan nilai tertingginya
64 dengan rata-rata 23,5. Setelah menggunakan LKPD berbasis STEM, hasil
belajar siswa mengalami peningkatan secara signifikan yaitu nilai terendah 54 dan
nilai tertinggi 90 dengan rata-rata 77,6 pada kelas uji terbatas. Pada kelas uji luas
nilai terendah 36 dan nilai tertinggi 100 dengan rata-rata 77,75.
Pembelajaran fisika yang menggunakan bahan ajar berupa LKPD
menjadikan hasil belajar siswa meningkat. Pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan serangkaian proses yang terdapat dalam LKPD. Melalui diskusi,
presentasi, pengerjaan proyek, uji coba proyek, dan evaluasi menjadikan siswa
45

menerima materi dengan baik. Kegiatan berdiskusi dan membuat proyek dapat
meningkatkan hasil belajar siswa seperti yang dikatakan Yuliati, et al (2011-23-
27) dalam penelitiannya. Selain itu, hasil penelitian dari Roberts (2021:1-4) yang
mengatakan bahwa pembelajaran berbasis STEM akan menambah pengalaman
siswa karena dari kegiatan praktik, diskusi, dan pengaplikasian prinsip-prinsip
umum dari materi membuat siswa memiliki rasa ingin tahu sehingga mendorong
siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama antar siswa serta menumbuhkan
kreativitas pada siswa. Aktivitas dalam pembelajaran fisika yang berkaitan dengan
science, technology, engineering and mathemathics melalui kegiatan berdiskusi,
praktikum, dan pembuatan proyek dapat menyenangkan siswa sehingga siswa
tertarik untuk terus belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa seperti yang
dikatakan dalam penelitian Yusuf (2015 :71-78). Aktivitas yang melibatkan
desain dan engineering menjadi fasilitas siswa untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran science.

4.2.3 Respon Siswa terhadap Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Tanggapan dari siswa terhadap LKPD berbasis STEM dapat diketahui
melalui angket respon siswa. Jawaban dari mayoritas siswa adalah setuju dengan
pernyataan yang diberikan. Sisanya ada yang sangat setuju bahkan tidak setuju
dengan pernyataan yang diberikan. Ada 12 pernyataan dalam angket respon siswa.
Pernyataan tersebut dibagi menjadi 3 kelompok aspek yang meliputi aspek
kemenarikan, aspek materi, dan aspek bahasa. Aspek kemenarikan terdiri dari 5
indikator, aspek materi terdiri dari 4 indikator, dan aspek bahasa terdiri dari 3
indikator.
Aspek pertama ketertarikan, digunakan untuk mengetahui seberapa besar
siswa tertarik dengan LKPD, termotivasi sehinga lebih bersemangat lagi
mempelajari fisika, belajar fisika tidak lagi membosankan, dan siswa lebih mudah
menguasai materi. Presentase rata-rata respon siswa di kelas uji terbatas terhadap
LKPD dalam aspek ketertarikan adalah 86%, angka ini menujukkan bahwa siswa
pada kelas terbatas memberikan respon yang sangat positif dalam aspek
ketertarikannya terhadap LKPD. Rata-rata presentase pada kelas uji luas dalam
46

aspek ketertarikan sebesar 82%. Hasil presentase tersebut menunjukkan bahwa


LKPD berbasis STEM yang dikembangkan mendapat respon positif dari siswa.
Aspek kedua yaitu materi yang digunakan untuk mengetahui apakah siswa
mudah memahami matri dalam LKPD, mendorong siswa untuk mendiskusikan
materi dengan teman, dan menguji seberapa jauh kemampuan Science,
technology, engineering, dan mathemathics siswa. Rata-rata presentase respon
siswa terhadap aspek materi pada kelas uji terbatas sebesar 85% dan pada kelas uji
luas rata-rata presentasenya sebesar 82%. Hasil presentase tersebut menunjukkan
bahwa respon siswa terhadap materi dalam LKPD positif.
Aspek ketiga yaitu bahasa yang digunakan untuk melihat bahwa kalimat dan
paragraf jelas mudah dipahami oleh siswa, menggunakan bahasa yang sederhana
sehingga mudah dimengerti, dan mudah dibaca. Respon siswa terhadap bahasa
dalam LKPD menghasilkan nilai presentase rata-rata pada kelas uji terbatas dan
kelas uji luas sebesar 83%. Hasil presentase ini menunjukkan bahwa siswa
memberikan respon positif terhadap aspek bahasa dalam LKPD berbasis STEM
yang dikembangkan oleh peneliti.
Hasil analisis dari angket respon siswa secara keseluruhan terhadap LKPD
berbasis STEM pada kelas uji terbatas sebesar 84% dan pada kelas uji luas
presentase rata-ratanya sebesar 82%. Berdasarkan kriteria respon siswa (oleh
Yamasari, 2010:2) hasil presentase ini menunjukkan bahwa siwa merespon positif
terhadap penggunaan LKPD berbasis STEM yang dikembangkan.
Respon positif yang diberikan siswa terhadap LKPD berbasis STEM ini
dikarenakan LKPD menggunakan bahasa dan istilah-istilah fisika yang mudah
dipahami serta disusun dengan sistematis sesuai dengan langkah penyusunan
LKPD yang dikemukanan oleh Andi Prastowo (2014 : 275). LKPD berbasis
STEM ini dilengkapi dengan gambar-gambar ilustrasi yang dapat menarik
perhatian siswa. Kegiatan didalam LKPD ini terdapat tugas proyek yang dapat
menambah pengetahuan siswa untuk menerapkan pengetahuan yang dimiliki
dalam kehidupan nyata. Tugas proyek serta eksperimen dalam kegiatan di LKPD
ini menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan dan tidak memberatkan
siswa.
47

Dalam penelitian pengembangan LKPD berbasis STEM ini terdapat


beberapa kendala diantaranya jadwal materi peneltian yang terlalu dekat dengan
akan dilaksanakannya ujian kenaikan kelas. Kendala lain yaitu siswa yang masuk
per hari hanya diperbolehkan 50% dari jumlah siswa. Solusi dari kendala ini maka
sekolah memberikan ijin untuk memakai jam pelajaran lain selama satu minggu
penuh.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperleh pada hasil penelitian dan pembahasan
pengembangan LKPD berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathamathics) yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpuan sebagai berikut:
a. LKPD berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathamathics) dikategorikan sangat valid oleh validator ahli dan validator
pengguna dengan total skor 3,564 dan presentase kevalidan 89%. Sehingga
LKPD dapat digunakan untuk pembelajaran.
b. LKPD berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathamathics) dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kelas
uji terbatas presentase keefektifan sebesar 70% dan pada kelas uji luas
memperoleh presentase keefektifan sebesar 72%. Skor tersebut berada pada
kategori tinggi berdasarkan kriteria uji N-gain.
c. LKPD berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathamathics) mendapatkan respon positif dari siswa dengan perolehan skor
presentase sebesar 84% pada kelas uji terbatas dan pada kelas uji luas hasil
presentasse sebesar 82%.

5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bahwa LKPD berbasis STEM
memiliki validitas yang tinggi sehingga disarankan bagi guru dan juga pihak
sekolah mengimplementasikan LKPD berbasis STEM sebagai bahan ajar untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi peneliti lain, LKPD yang dikembangkan
disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan sekolah sehingga penerapan LKPD
lebih maksimal.

48
DAFTAR PUSTAKA

Afnan Mahmood Freije, Tahani Hussain, Eman Ali Salman. (2016). Global
Warming Awarness Among the University of Bahrain Science Students.
Journal of the Association of Arab Universities for Basic Applied Science,
9-16.

Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

Aprida, Pane. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu
Keislaman, 3.

Beers, S. Z. (2011). 21st Century Skills: Preparing Students for Their Future.
Retrieved 2021, from
http://coseeos.umaine.edu/files/coseeos/21st_century_skills.pdf

BSNP, B. S. (2007). Standar Mutu Isi dan Grafika dalam Penilaian Buku Teks
Pelajaran. Jakarta, Jakarta: BSNP.

BSNP, B. S. (2012). Diskripsi Item Kegrafikan SMP-SMA-SMK. Jakarta: BSNP.

Chaeran, M. (2015). Global Warming. Jurnal Sains dan Teknologi Maritim


Volume XIII no 2.

Charismiadji, I. (2018). Menumbuhkan Kecakapan Abad 21 melalui Pendidikan


Digital. Global Educational Supplies and Solutions. Jakarta.

Clara Adila, Abdurrahman, Feriansyah Sesunan. (2019). Pengembangan LKPD


Berbasis STEM untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa. 85-95.

Cook, M. (2008). Students' Comprehension of Science Concepts Depicted in


Textbook Ilustration. Electronic Journal of Science Educatio 12 (1), 39-
54.

49
50

D.I Yuliati, D. Yulianti, S. Khanafiyah. (2011). Pembelajaran Fisika Berbasis


Hands on Activities untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis dan
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia 7, 23-27.

Darmojo,Hendro, Jenny R.E Kaligis. (1992). Media Pembelajaran. Jakarta:


Depdikbud.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Dian Wijayanti, Sulistyo saputro, Nanik Dwi Nurhayati. (2015). Pengembangan


Media Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Hierarki Konsep Untuk
Pembelajaran Kimia Kelas X Pokok Bahasan Pereaksi Pembatas. Jurnal
Pendidikan Kimia Volumen 4 no 2.

Dugger, W. E. (2010). Evolution of STEM in the United States. International


Technology and Engineering Educators Association.

Endang Novita Tjiptiyany, abdur rahman, makbul Muksar. (2016). Pengembangan


Modul pembelajaraan untuk Membantu Siswa SMA Kelas X dalam
Memahami Materi Peluang 1(10). Jurnal Pendidikan.

Gleason, K. K. (2007). Climate Classroom: What's up with global warming.


California: National Wildlife Federation.

H. Ozmen, N. Y. (2015). Effect of Work Sheets on Student Success Acids and


Bases Sample. Journal of Turkish Science Education 2(2), 10-11.

Hake, R. R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning


Gains in Mechanics with Gender, highschool physics, and pretest score on
mathematics and spatial visualization. Physics Education Research
Conference 8(1), 1-14.
51

Ineu Gustiani, Ari Widodo, & Irma rahma Suwarma. (2017). Developmen and
Validation of Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM)
Based Intructional Materian. AIP Conference Precidings , (pp. 1-7).

ITEA, I. T. (2000). Standar For Technological Literacy: Student Assesmen,


Profesional Development, and Program Standar. Reston VA: Author.

Jatnika, A. W. (2007). Tingkat Keterbacaan wacana Sains dengan Teknik Klos


10(6). Jurnal Sosioteknologi, 196-200.

Kastam Syamsi, Esti Swatika Sari, Setyawan Pujiono. (2013). Pengembangan


Model Buku Ajar Membaca Berdasarkan Pendekatan Proses bagi Siswa
SMP. Jurnal Cakrawala Pendidikan 5 (1), 82-90.

Kemble, E. C. (1966). Physical Science Its Structure and Development.


Messachusetts: M.I.T Press.

Kunandar. (2007). Guru Profesional : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.

Kuo-Hung Tseng, Chi-Cheng Chang, Wen-Ping Chen. (2011). Attitudes Towards


Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) in a Project-
Based Learning (PjBL) Environtment. International Journal of
Technology and Design Education 23, 87-102.

Lee Hyonyong, Kwon Hyukso, Park Kyungsuk, and Oh hee-Jin. (2014).


Development and Aplication of Integrative STEM (Science, Technology,
Engineering, and Mathematics) Education Model Based on Scientific
Inquiry. Journal of the Korean Association for Science Education 34
nomor 2, 63-78.

Mulyani, T. (2019). Pendekatan Pembelajaran STEM untuk Menghadapi Revolusi


Industry 4.0. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (Prosnampas),
(pp. 453-460). Semarang.
52

Nienke Nieeven, McKenney, Akker J.V. (2006). Educational Design Research


the Value of Variety. London: Routhledge.

NRC. (1996). The National Science Eucation Standars. Washington DC: National
Academi Press.

OECD. (2014). PISA 2012 Result in Focus: What 15-year-olds know and what
they can do with what they know. Retrieved Desember 27, 2019, from
[Online] http:// www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-result
overview.pdf)

Pamela Cantrell, Gokhan Pekcan, Ahmad Itani, Norma Velasquez-Bryant. (2006).


The Effect of Engineering Modules on Student Learning in Midle School
Classroom. Journal of Engineering Education 95 (4), 301-309.

Permendikbud. (2014). Patent No. 59. Jakarta.

Permendikbud. (2016). Patent No. 24. Jakarta.

permendiknas. (2006). Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Plomp, T. & Nieeven N. (2010). An Introduction to Educational Design Research.


Netherlands: Netzodruk Enschede.

Prastowo, A. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:


Diva Press.

Prastowo, A. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:


Diva Press.

Putri, D. (2015). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Mind Maping pada
Materi Laju Reaksi untuk Melatihkan Keterampilan Berfikir Kreatif Siswa
Kelas XI SMA. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan 4(2).

Roberts, A. (2012). A Justification for STEM Education. Technology and


Engineering Teacher 71 (8), 1-4.
53

S, M. A. (2009). Penulisan Buku Teks yang Berkualitas. Jurnal Bahasa dan


Sastra 9(1), 34-46.

Sanders, M. (2009). STEM, STEM Education, STEMAnia. The Technology


Teacher 68(4), 20-27.

Slamet Suyanto, Paidi, Insih Wilujeng. (2011). Lembar Kerja Siswa (LKS).
Pembekalan SM3T (Sarjana Mengajar di Daerah Terpencil, Terluar, dan
Tertinggal) . Yogyakarta: Akademi Angkatan Udara.

Sri Sutiyani, S. N. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Role Playing pada Hasil
Belajar Siswa SMP Kelas VII Tema Global Warming dan Dampaknya
bagi Ekosistem. Jurnal Pendidikan Sains.

Sudrajat, A. (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model


Pembelajaran. Bandung: Sinar baru Algensindo.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and


Development). Bandung: Alfabeta.

Suherman. (2015). Kreativitas Siswa dalam Memmecahkan Masalah Matematika


Materi Pola Bilangan dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR).
Aljabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(1), 81-90.

Sukmagati, O. P. (2019). Pengembangan lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis


STEM (Science, Technology, Engineering,and Mathematics) untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.

Suriasumantri. (1982). Ilmu dan Perspektif: Kumpulan Karangan tentang Hakekat


Ilmu. Jakarta: Gramedia Majalan.

Syamsurizal, Epinur, Devi Marzelina. (2014). Pengembangan Lembar Kerja


Peserta Didik (LKPD) non Eksperimen untuk Materi Kesetimbangan
Kimia Kelas XI IPA SMAN 8 Muaro Jambi. Journal of The Indonesian
Society of Integrated Chemistry volume 6 no 2.
54

Todd R. Kelley, J. Geoff Knowles. (2016). A Conceptual Framework for


Integrated STEM Education. International Journal of STEM Education
3(11), 1-11.

Torlakson, T. (2014). Innovate: A Blueprint for Science, Technology,


Engineering, and Mathematics in California Public Education.
Californiah: State Superintendent of Publik Instruction.

Triyanto, Samuel Agus, Susilo, Herawati, Rohman, Fatchur, Lestari, Endang Sri.
(2016, Mei 21). Kecakapan Berpikir Kritis dan Literasi Ilmiah Siswa
Kelas XI IPA 7 SMAN 1 Karangayanar. Isu-Isu Kontemporer Sains,
Lingkungan, dan Inovasi Pembelajarannya, p. 1.

Undang-undang. (2003). Patent No. 20. Republik Indonsia.

Undang-Undang. (2003). Paten No. 20. Republik Indonesia.

Wells, J. G. (2016). Pirposal Model of Integrative STEM Education Conceptual


and Pedagigical Framework for Classroom Implementation. Technology
and Engineering Teacher 75 no 6, 12-19.

Yamasari, Y. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis


ICT yang Berkualitas. Seminar Nasional Pascasarjana. Surabaya: ITS.

Yusuf, I. (2015). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Melalui


Pembelajaran Empece pada Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 5
Yogyakarta Thaun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah
Pikir Edukatif 19(1), 71-78.
55

LAMPIRAN

Lampiran 4.1 Matrik Penelitian

JUDUL TUJUAN PENELITIAN VARIABEL DATA DAN TEKNIK METODE PENELITIAN


PENGAMBILAN DATA

Pengembangan 1. Mendeskripsikan 1. Variabel Bebas: 1. Sumber data: 1. Jenis Penelitian:


LKPD (Lembar validitas LKPD berbasis Penggunaan media a. Validasi ahli Pengembangan
Kerja Peserta Didik) STEM dalam pembelajaran b. Hasil uji (Development Research)
Berbasis STEM pembelajaran fisika LKPD berbasis kompetensi 2. Desain Penelitian:
(Science, Pemanasan Global di STEM (Science, c. Buku rujukan Tiga langkah
Technology, SMA. Technology, d. Observasi pengembangan Nieeven,
Engineering, and 2. Mendeskripsikan Engineering, and 2. Teknik pengambilan meliputi:
Mathematics) dalam keefektifan LKPD Mathematics) data: a. Preliminary Research
Pembelajaran Fisika berbasis STEM dalam 2. Vaiabel Terikat: a. Validasi ahli b. Prototyping
Pemanasan Global di pembelajaran fisika a. Validitas b. Uji kompetensi c. Assesment
SMA Pemanasan Global di b. Efektivitas c. Respon siswa 3. Teknik pengumpulan
SMA. data:
4. Mendeskripsikan respon a. Validasiahli
peserta didik terhadap b. Uji ompetensi
56

berbasis STEM dalam c. Observasi


pembelajaran fisika 4. Analisis data:
Pemanasan Global di a. Validasi ahli
SMA.

b. Efektivitas

c. Respon siswa


57

Menyetujui, Menyetujui,

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Anggota

Drs. Subiki, M.Kes Drs. Maryani, M.Pd

NIP. 19630725 199402 1 001 NIP. 19640707 198902 1 002


58

Lampiran 4.2 Silabus

SILABUS

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : XI / Genap

Materi : Pemanasan Global

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama serta kepercayaan yang di anutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, dan damai),
bertanggung jawab, responsive, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional.
59

KI 3 : Memahami, menerapkan,dan menganalisispengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemnausiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran


60

3.12 Menganalisis gejala Gejala pemanasan global:  Menggali informasi tentang pemanasan global serta dampaknya
pemanasan global dan  Efek rumah kaca dalam kehidupan
dampaknya bagi  Emisi karbon dan  Mendiskusikan dan menganalisis tentang fenomena yang
kehidupan serta perubahan iklim berkaitan dengan pemanasan global
lingkungan  Dampak pemanasan  Merancang dan membuat miniature bangunan anti pemanasan
3.13 Mengajukan ide/gagasan global, antara lain (seperti global
penyelesaian masalah mencairnya es di kutub,
pemanasan global perubahan iklim)
sehubungan dengan gejala
dan dampaknya bagi Alternatif solusi:
kehidupan serta  Efisiensi penggunaan
lingkungan energi
 Pencarian sumber-sumber
energi alternatif seperti
energi nuklir

Hasil kesepakatan dunia


internasional:
61

 Intergovernmental Panel
on Climate Change
(IPCC)
 Protokol Kyoto
Asia-Pacific Partnership on
Clean Development and
Climate (APPCDC)
62

Lampiran 4.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Sekolah : SMA PGRI CLURING

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI/Genap

Materi Pokok :Pemanasan Global

Alokasi Waktu : 6 jp

A. Kompetensi Inti
 KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
 KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
63

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait


penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator

3.12 Menganalisis gejala pemanasan  Menjelaskan aktifitas manusia yang


global dan dampaknya bagi mengakibatkan berbagai dampak
kehidupan serta lingkungan pemanasan global, efek rumah kaca, dan
perubahan iklim
 Menganalisis fenomena pemanasan
global, efek rumah kaca, perubahan iklim
serta dampak yang diakibatkan bagi
manusia
 Menjelaskan hasil-hasil kesepakatan
Global IPCC, Protokol Kyoto, dan
APPCDC terkait pemanasan global

4.12 Mengajukan ide/gagasan  Menyajikan ide/gagasan penyelesaian


penyelesaian masalah masalah pemanasan global sehubungan
pemanasan global sehubungan dengan gejala dan dampaknya bagi
dengan gejala dan dampaknya kehidupan serta lingkungan
64

bagi kehidupan serta lingkungan

C. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan proses pemanasan global, mendeskripsikan penyebab
pemanasan global, membuat ide/gagasan penyelesaian masalah gejala
pemanasan global dan dampak pemanasan global bagi kehidupan di bumi
2. Peserta didik dapat terlatih untuk mengembangkan keterampilan abad 21
3. Membuat laporan dan hasil kerja kelompok

D. Materi Pembelajaran
Pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan

E. Strategi Pembelajaran
Pendekatan : STEM
Model Pembelajaran : PjBL
Metode : Presentasi, Demonstrasi, eksperimen, diskusi, dan
tanya jawab

F. Media dan Sumber Pembelajaran


1. LKPD berbasis STEM
2. Whiteboard dan spidol

G. Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1

Kegiatan Deskripsis Kegiatan Waktu


65

Pendahuluan Orientasi: 10
1. Guru mengucapkan salam pembuka dan menit
do’a untuk memulai pembelajaran
2. Mengecek daftar kehadiran peserta didik
Apersepsi dan motivasi:

1. Mengajukan pertanyaan pada siswa tentang


pemanasan global
2. Memberikan gambaran manfaat
mempelajari materi pemanasan global
Inti 1. Peserta didik membaca materi tentang 50
pemanasan global pada LKPD yang telah menit
diberikan atau sumber belajar lainnya
2. Peserta didik diarahkan untuk merumuskan apa
saja yang menyebabkan terjadinya pemanasan
global
3. Peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok
4. Pada LKPD terdapat tugas yang harus
dididkusikan dan tugas proyek. Peserta didik
mendiskusikan serta merancang miniatur
bangunan anti pemanasan global
5. Masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil rancangannya di depan kelas, peserta didik
dalam kelompok lain dan guru dapat
memberikan tanggapan dan masukan pada
rancangan tersebut
Penutup 1. Guru dan peserta didik membuat jadwal untuk 10
proses pembuatan rumah model anti pemanasan menit
global
66

2. Guru menutup pembelajaran


Pertemuan ke-2

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu

Pendahuluan Orientasi: 10
1. Guru mengucapkan salam pembuka dan menit
do’a untuk memulai pembelajaran
2. Mengecek daftar kehadiran peserta didik
Apersepsi dan motivasi:
1. Mengingatkan kembali materi prasyarat dan
bertanya
2. Masing-masing kelompok menyiapkan alat
dan bahan untuk proyek yang dirancang
Inti 1. Peserta didik membuat bangunan ramah 50
lingkungan sesuai rancangan masing-masing menit
2. Guru memantau dan membantu apabila ada
permasalahan pada kelompok
3. Setiap kelompok mempresentasikan bangunan
yang telah dibuat. Kelompok lain boleh
memberi pertanyaan maupun tanggapan
Penutup 1. Peserta diidk memperhatikan dan mencatat 10
arahan yang diberikan oleh guru untuk menit
pertemuan selanjutnya
2. Guru menutupmata pelajaran
Pertemuan ke-3

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu

Pendahuluan Orientasi: 5 menit


67

1. Gurumengucapkan salam pembuka dan do’a


untuk memulai pembelajaran
2. Mengecek daftar kehadiran peserta didik
Apersepsi dan motivasi:

1. Mengingatkan kembali materi prasyarat dan


bertanya
2. Peserta didik beserta kelompok menyiapkan
kebutuhan sesuai arahan guru pada
pertemuan sebelumnya
Inti 1. Guru memberikan LKPD pada peserta didik 55
2. Masing-masing kelompok melakukan praktikum menit
dan pengamatan sesuai dengan prosedur pada
LKPD
3. Peserta didik menuliskan dan mendiskusikan
hasil pengamatan
4. Peserta didik menjawab soal posttest
5. Masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil pengamatan didepan kelas
Penutup 1. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan 10
pada materi yang telah dipelajari menit
2. Guru menutup pelajaran

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
Tes dan Nontes
2. Jenis Penilaian:
Tes : Tertuis
68

Nontes : Sikap

Jember, Mei 2021


Guru Fisika Kelas XI Peneliti

Suryadi, S.Pd, M,M Qoriatul Furqoniyah


NIP.19790610 200501 1 011 NIM. 160210102014

Mengetahui,
Kepala Sekolah

H. Mohamadi Rosid, S.Pd

NIP. 19620813 198412 1 004


69

Lampiran 4.4 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest

KISI – KISI SOAL POST TEST

PEMANASAN GLOBAL DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI/Gasal

Alokasi Waktu : 60 menit

Jumlah soal :5

Jenis Soal : Uraian

Kompetensi Dasar :

3.12 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan serta lingkungan
70

4.12 Mengajukan ide / gagasan penyelesaian masalah gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan serta
lingkungan

No. Indikator Aspek Jenis Uraian Soal Kunci Jawaban Skor


Soal Kognitif Soal Maksimal

1 Menyebutkan C1 Uraia Pemanasan global adalah  Protokol Kyoto 20


kesepakatan n permasalahan yang sangat  UNFCCC
internasional penting sehingga menarik  IPCC
tentang perhatian dunia. Sebutkan  APCCDC
pemanasan kesepakatan Internasional
global tentang penanggulangan
pemanasan global

2 Menyebutkan C2 uraian  Alat transportasi dan 20


penyebab aktivitas industri
meningkatnya  Peternakan dan
emisi karbon pertanian
(penggunaan bahan
kimia)
Dari grafik tersebut terlihat  Penebangan hutan
71

bahwa emisi karbon  Pembakaran dengan


semakin tahun semakin  bahan bakar fosil
meningkat. Penyebab dari Pembakaran sampah
meningkatnya emisis karbon
adalah..

3 Menganalisis C4 uraian Apa saja dampak dari  Kebakaran hutan 20


dampak terjadinya pemanasan secara besar-besaran
pemanasan global?  Perubahan iklim
global secara global
 Bencana alam berupa
banjir dan angin topan
 Makhluk hidup
banyak yang
kehilangan tempat
tinggal sehingga
terancam punah
4 Memeriksa C5 uraian Apakah pemanasan global Iya, pemanasan global 20
pengaruh memengaruhi kehidupan memengaruhikehidupan
pemanasan makhluk hidup dibumi
72

global dengan makhluk hidup di bumi? yaitu terganggunya


kehidupan ekologi misalnya
makhluk hidup dengan peningkatan
dibumi permukaan air laut
ekosistem mangrove
menjadi rusak. Banyak
hewan yang bermigrasi
bahkan punah karena
kehilangan habitatnya.

5 Merancang C6 uraian Hal apa saja yang bisa kita  Menanam tanaman 20
ide/gagasan lakukan untuk mengurangi disekitar rumah
penyelesaian dampak pemanasan global?  Mengurangi
masalah gejala pengunaan ac
pemanasan  Mengurangi
global dan penggunaan barang
dampaknya bagi yang menyebabkan
kehidupan serta sampah
lingkungannya  Menggunakan alat
elektronik dirumah
73

dengan bijaksana
 Menggunakan lampu
yang hemat energy
 Menggunakan
kendaraan umum
 Menggunakan energy
alternative
74

Lampiran 4.5 Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis STEM


75
76
77
78
79
80

Lampiran 4.6 Hasil Analisis Validasi Ahli dan Pengguna

HASIL ANALISIS VALIDASI AHLI TERHADAP LKPD BERBASIS STEM

Nama Sekolah : SMAN 1 Cluring

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : XI / Genap

Materi : Pemanasan Global

A. Tujuan
Lembar validasi ini disusun untuk mengukur kevalidan LKPD berbasis STEM
(Science, Technology, Engineering, and Mathematics).

B. Petunjuk
1. Sebelum mengisi angket ini, mohon Bapak/Ibu terlebih dahulu membaca atau
mempelajari LKPD yang di kembangkan.
2. Mohon Bapak/Ibu menjawab pertanyaan-pertanyaan dalaminstrumen ini
dengan memberi silang (×) pada kolom yang berguna untuk menilai kualitas
LKPD tersebut.
3. Mohon Bapak/Ibu memberikan kritik dan saran pada kolom yang disediakan
dengan keterangan sebagai berikut
Skor 4 : Sangat Baik
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Sangat Kurang
4. Keterangan Penilai
81

V1 : Validasi ahli pertama : Drs. Subiki, M.Kes


V2 : Validasi ahli kedua : Drs. Maryani, M.Pd
V3 : Validasi pengguna : Suryadi, S.Pd, M.M
C. Penilaian

Skor
No Aspek Rata-
Validasi SKOR
rata
Kelayakan Isi V1 V2 V3
1 Kesesuaian LKPD dengan KI dan KD 4 4 4 4
Kesesuaian isi LKPD dengan kemampuan dan
2 3 3 4 3,333
kebutuhan peserta didik
Kebermanfaat kegiatan untuk menambah
3 3 3 3 3
pengetahuan
Alat dan bahan dalam LKPD jelas, lengkap,
4 4 4 4 4
dan mudah di dapat
3,611
Isi dan kegiatan dalam LKPD mengarah pada
5 aspek STEM (Science, Technology, 3 4 4 3,667
Engineering, and Mathematics)
LKPD memuat instruksi yang udah mengarah
6 pada aspek aspek STEM (Science, 3 4 4 3,667
Technology, Engineering, and Mathematics)
Kebahasaan
LKPD menggunakan Bahasa Indonesia yang
7 4 4 4 4
baku dan sesuai EYD
LKPD menggunakan istilah fisika yang tepat
8 4 3 4 3,667
dan benar 3,667
Bahasa yang digunakan dalam LKPD efektif
9 3 3 4 3,333
dan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta
82

didik
Penyajian
10 Urutan sajian dalam LKPD runtut 4 4 4 4
Tujuan kegiatan yang disajikan dalam LKPD
11 3 3 3 3
jelas dan rinci
Terdapat petunjuk penggunaan yang mudah
12 3 3 4 3,333
dipelajari/dipahami
Penyajian permasalahan dan kegiatan dalam
13 4 4 4 4 3,444
LKPD sesuai dengan materi
Kegiatan yang disajikan dalam LKPD dapat
14 3 3 4 3,333
membantu peserta didik menemukan konsep
Tampilan umum yang disajikan dalam LKPD
15 3 3 3 3
menarik
Kegrafisan
Penggunaan Jenis Huruf dan ukuran huruf
1 3 4 4 3,667
jelas, konsisten, dan menarik
2 Lay out atau tata letak rapi dan konsisten 4 4 3 3,667
3 Ilustrasi atau gambar jelas 3 3 4 3,333
3,533
4 Desain tampilan menarik 3 3 3 3,000
Ilustrasi sampul menarik dan menggambarkan
5 4 4 4 4,000
isi/materi dalam LKPD
Total 3,564
Presentase Kevalidan (%) 89%
83

Bukti Lembar Validasi

A. Validasi Ahli 1
84
85

B. Validasi Ahli 2
86
87

C. Validasi Pengguna
88
89

Lampiran 4.7 Hasil Analisis Efektifitas LKPD Berbasis STEM

N-
Pre Post Gain
Nama Test Test Selisih Skor Kriteria
Reisya Diancayudha 34 90 56 85% Tinggi
Rizky Prasetyo 31 85 54 78% Tinggi
Salsabila Mardhatulloh 60 83 23 58% Tinggi
Salsabila Nurina N 16 54 38 45% Sedang
Sulthon Afandi 31 90 59 86% Sedang
Uvia Ardinaz 16 81 65 77% Tinggi
Wimanda Zahra 14 70 56 65% Sedang
Windi Rahayu 22 77 55 71% Sedang
Yessy Nabila A 16 57 41 49% Sedang
Yovanda Gilang 11 89 78 88% Sedang
Rata-Rata 25,1 77,6 52,5 70% Tinggi
Tabel 4.7.1 Hasil Analisis Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Uji Terbatas
90

Bukti Lembar Hasil Pretest dan Posttest


91

Tabel 4.7.2 Hasil Analisis Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Uji Luas

Pre Post N-Gain


Nama Test Test Selisish Skor Kriteria
Agung Wijayanto 10 80 70 78% Tinggi
Aliyah Salwa Siregar 27 82 55 75% Tinggi
Alta Rozy Arjuna Kharisma 23 79 56 73% Tinggi
Anita Mawar 31 62 31 45% Sedang
Arini Azrin Fakhira 31 100 69 100% Tinggi
Cindi Lestari 57 91 34 79% Tinggi
Dany Mei Yansi Valennsa 31 100 69 100% Tinggi
Den Yocky Syairil Khamsa 12 85 73 83% Tinggi
Desy Aulia Faricha 64 100 36 100% Tinggi
Devanda Galang Pratama 9 52 43 47% Sedang
Dimas Aulia Akbar 12 100 88 100% Tinggi
Erisa Dwi Sepbelia 13 82 69 79% Tinggi
Friska Kusumaning Suci 23 78 55 71% Tinggi
Gita Kurnia Agustin 32 89 57 84% Tinggi
Hera Putri Ramadhani 20 36 16 20% Rendah
Ilham Satriya Pamungkas 6 56 50 53% Sedang
Indah Ayu Safitri 10 100 90 100% Tinggi
Jenny Aufa Salsha Bella P 24 62 38 50% Sedang
Karin Dela Puspita 22 90 68 87% Tinggi
Krisna Gunata 13 81 68 78% Tinggi
Kuntum Amzaka Syifa 28 88 60 83% Tinggi
Muhammad Ilham Ayyasy 18 77 59 72% Tinggi
Nadia Khioirun Nisa 55 100 45 100% Tinggi
Nadilla Yuli Nurcahyani 27 47 20 27% Rendah
92

Nazilia Safitri Wulandari 16 67 51 61% Sedang


Putri Eka Widianti 55 96 41 91% Tinggi
Putri Novitasari 34 90 56 85% Tinggi
Putut Listya Pradhana 31 85 54 78% Tinggi
Rafi Pasha Raharja 16 83 67 80% Tinggi
Rista Agata Vury 16 54 38 45% Sedang
Ryan Ahmad Al Salafi S 10 68 58 64% Tinggi
Salsabila Nandya Santika 11 77 66 74% Tinggi
Vadilla Putri Widiana 14 70 56 65% Sedang
Vemas Riqzanu Musyawa 18 70 52 63% Sedang
Yeyen Febriani 16 57 41 49% Sedang
Tegar Wahyu Pradana 11 65 54 61% Sedang
Rata-Rata 23,5 77,75 54,25 72% Tinggi
93

Bukti Lembar Hasil Pretest dan Posttest


94
95

Lampiran 4.8 Hasil Analisis Respon Siswa terhadap LKPD Berbasis STEM

Hasil Analisis Respon Siswa Terhadap LKPD Berbasis STEM


Nama Sekolah : SMAN 1 Cluring
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI / Genap
Materi : Pemanasan Global

A. Tujuan
Lembar angket respon siswa ini disusun untuk mengetahui ketertarikan dan
respon siswa terhadap LKPD berbasis STEM
B. Petunjuk
1. Mulai dengan bacaan basmallah
2. Sebelum mengisi angket respon siswa ini, pastikan anda telah membaca dan
menggunakan LKPD Berbasis STEM (Science, Technologi, Engineering,
and Mathematics) dalam Pembelajaran Fisika Pemanasan Global di
SMA.
3. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dalam angket ini sebelum anda
memberikan penilaian
4. Melalui instrument ini anda dimohon memberikan penilaian tentang LKPD
Berbasis STEM (Science, Technologi, Engineering, and Mathematics)
dalam Pembelajaran Fisika Pemanasan Global di SMA yang akan
digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
LKPD ini.
5. Anda dimohon memberikan tanda silang (×) pada kolom yang sesuai untuk
menilai kualitas tentang LKPD Berbasis STEM (Science, Technologi,
Engineering, and Mathematics) dalam Pembelajaran Fisika Pemanasan
Global di SMA dengan keterangan:
SS : Sangat setuju
96

S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju\

Tabel 4.8.1 Indikator Penilaian terhadap LKPD berbasis STEM


Alternatif
Indikator Penilaian
No Pernyataan
Penilaian
TS KS S SS

1 Ketertarikan Tampilan LKPD fisika ini menarik

2 LKPD fisika ini membuat saya Lebih


bersemangat dalam belajar fisika
3 Dengan menggunakan LKPD ini dapat
membuat belajar fisika tidak
membosankan
4 Adanya LKPD ini mendukung saya
menguasai pelajaran fisika khususnya
pemanasan global
5 Dengan adanya ilustrasi dapat
memberikan motivasi untuk
mempelajari materi
6 Materi Penyampaian materi dalam LKPD ini
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
7 Materi yang disajikan dalam LKPD ini
mudah saya pahami
8 Penyajian materi dalam LKPD ini
mendorong saya untuk berdiskusi
97

dengan teman yang lain


9 LKPD ini memuat kegiatan-kegiatan
yang dapat menguji seberapa jauh
kemampuan science, technology,
engineering, and mathematics saya
10 Bahasa Kalimat dan paragraf yang digunakan
pada LKPD ini jelas dan mudah
dipahami
11 Bahasa yang digunakan dalam LKPD
ini sederhana dan mudah dimengerti
12 Huruf yang digunakan sederhana dan
mudah dibaca

C. Penilaian
Tabel 4.8.2 Hasil Analisis Angket Respon Siswa Terhadap LKPD Berbasis STEM
Uji Terbatas

Nama Indikator Penilaian


Ketertarikan Materi Bahasa
Pernyataan Ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3
Reisya Diancayudha 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Rizky Prasetyo 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
Salsabila Mardhatulloh 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4
Salsabila Nurina N 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4
Sulthon Afandi 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3
Uvia Ardinaz 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4
98

Wimanda Zahra 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4
Windi Rahayu 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3
Yessy Nabila A 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Yovanda Gilang 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
Rata-Rata 3,42 3,4 3,3
Ta
Presentase 86% 85% 83%
bel
Keseluruhan Presentase 84%
4.8.
Kriteria Positif
3
Hasil Analisis Respon Siswa terhadap LKPD Berbasis STEM

Indikator Penilaian
Nama Ketertarikan Materi Bahasa
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3
Agung Wijayanto 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3
Aliyah Salwa Siregar 3 2 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3
Alta Rozy Arjuna Kharisma 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3
Anita Mawar 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4
Arini Azrin Fakhira 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3
Cindi Lestari 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4
Dany Mei Yansi Valennsa 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4
Den Yocky Syairil Khamsa 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3
Desy Aulia Faricha 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4
Devanda Galang Pratama 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4
Dimas Aulia Akbar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Erisa Dwi Sepbelia 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3
Friska Kusumaning Suci 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4
Gita Kurnia Agustin 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4
Hera Putri Ramadhani 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3
99

Ilham Satriya Pamungkas 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4


Indah Ayu Safitri 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4
Jenny Aufa Salsha Bella P 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4
Karin Dela Puspita 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3
Krisna Gunata 3 3 4 3 2 3 3 2 4 4 3 3
Kuntum Amzaka Syifa 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3
Muhammad Ilham Ayyasy 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4
Nadia Khioirun Nisa 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4
Nadilla Yuli Nurcahyani 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4
Nazilia Safitri Wulandari 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Putri Eka Widianti 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4
Putri Novitasari 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
Putut Listya Pradhana 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3
Rafi Pasha Raharja 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Rista Agata Vury 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
Ryan Ahmad Al Salafi S 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4
Salsabila Nandya Santika 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4
Vadilla Putri Widiana 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4
Vemas Riqzanu Musyawa 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
Yeyen Febriani 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4
Tegar Wahyu Pradana 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4

Rata-Rata 3,278 3,278 3,324


Presentase 82% 82% 83%
Keseluruhan Presentase 82%
Kriteria Positif
100

Bukti Lembar Respon Siswa


101

Lampiran 4.9 Dokumentasi Kegiatan Uji Pengembangan


102
103
104
105

Anda mungkin juga menyukai