Anda di halaman 1dari 137

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA SDM

GURU DI MI MIFTAHUL MUBTADI’IN ISLAMIYAH BANYAKAN KEDIRI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

FAURELIN ZAKIYATUN NAJA


NIM. 932401218

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2022
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA SDM

GURU DI MI MIFTAHUL MUBTADI’IN ISLAMIYAH BANYAKAN KEDIRI

SKRIPSI
Diajukan kepada
Institut Agama Islam Negeri Kediri
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana

Oleh
Faurelin Zakiyatun Naja
932401218

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA SDM GURU

DI MI MIFTAHUL MUBTADI’IN ISLAMIYAH BANYAKAN KEDIRI

FAURELIN ZAKIYATUN NAJA

932401218

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Erwin Indrioko, M.Pd.I Nurul Huda Purnomo, M.Pd

NIP. 198401222015031005 NIP. 199001042018011003

ii
NOTA DINAS

Nomor : Kediri, 2022


Lampiran : 4 (empat) berkas
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri
Jl. Sunan Ampel No. 07 Ngronggo Kota Kediri

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dalam memenuhi permintaan Bapak Rektor untuk membimbing penyusunan skripsi
mahasiswa di bawah ini :
Nama : Faurelin Zakiyatun Naja
NIM : 932401218
Judul : STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN KINERJA SDM GURU DI MI
MIFTAHUL MUBTADI’IN ISLAMIYAH BANYAKAN
KEDIRI
Setelah diperbaiki materi dan susunannya, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut telah
memenuhi syarat sebagai kelengkapan ujian akhir semester Strata Satu (S-1).
Bersama ini kami lampirkan satu berkas naskah skripsinya, dengan harapan dengan waktu
yang telah ditentukan dapat diujikan dalam siding munaqosah. Demikian agar dimaklumi dan atas
ketersediaan Bapak kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Erwin Indrioko, M.Pd.I Nurul Huda Purnomo, M.Pd


NIP. 198401222015031005 NIP. 199001042018011003

iii
HALAMAN PENGESAHAN

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA SDM GURU DI

MI MIFTAHUL MUBTADI’IN ISLAMIYAH BANYAKAN KEDIRI

FAURELIN ZAKIYATUN NAJA

9.324.012.18

Telah diajukan di depan Sidang Munaqosah


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri
Pada tanggal Juli 2022

Tim Penguji,
1. Penguji Utama
Dr. Untung Khoiruddin, M.Pd.I (………………………)
NIP. 197205052006041001
2. Penguji I
Dr. Erwin Indrioko, M.Pd.I (………………………)
NIP. 198401222015031005
3. Penguji II
Nurul Huda Purnomo, M.Pd (………………………)
NIP. 199001042018011003

Kediri, ………………..
Dekan Fakultas Tarbiyah

Prof. Dr. Hj. Munifah, M.Pd


NIP. 197004121994032006

iv
MOTTO

‫ ُكلُّ ُك ْم َراع‬- ‫سلَّ َم‬


َ ‫علَيْه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ ُّ ‫ قَا َل النَّب‬- ‫ّللا‬
َ ‫ي‬ َ ‫ع ْن‬
َّ ‫عبْد‬ َ

‫َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسئُول‬


Dari Abdullah “Nabi Muhammad SAW bersabda : Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap

kalian akan dimintai pertanggungjawabannya ”.

Hadits Riwayat al-Bukhari: 4789

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

‫يم‬
ِ ‫ٱلر ِح‬ َٰ ‫ٱلر‬
َّ ‫حْم ِن‬ ِ َّ َٰ ‫س ِم‬
َّ ‫ٱَلل‬ ْ

Dengan mengucap segala puji syukur kehadirat Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan

kepada :

Yang pertama, untuk kedua orang tua saya. Bapak dan almarhumah Ibuk, yang menjadi

pemicu semangat saya untuk menimba ilmu dan sampai dengan saat ini dapat menyelesaikan

skripsi dengan mengarahkan segala kemampuan.

Kedua, untuk mbak-mbak dan mas saya, yang dengan ikhlas dan sabar mendampingi serta

memberikan support yang tidak terhingga dalam proses pengerjaan skripsi ini.

Terakhir , untuk teman-teman saya, yang senantiasa menemani dan bersama-sama melalui

proses yang tidak terlupakan ini. Semoga usaha kita dalam menapaki jalan untuk mengukir masa

depan senantiasa mendapat barokah dunia dan akhirat, Amin.

vi
PERSYARATAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Faurelin Zakiyatun Naja


NIM : 932401218
Program Sudi : Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
Fakultas : Tarbiyah

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar tulisan saya, dan
bukan merupakan plagiasi baik sebagian ataupun seluruhnya. Apabila dikemudian hari terbukti
atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil dari plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kediri, 18 Juli 2022


Yang membuat pernyataan

Faurelin Zakiyatun Naja

vii
ABSTRAK

NAJA, FAURELIN ZAKIYATUN. Dosen Pembimbing Dr. Erwin Indrioko, M.Pd.I dan Nurul
Huda Purnomo, M.Pd, Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja SDM Guru
di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Kediri, Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Kediri, 2022.
Kata kunci : Strategi, Kepala Sekolah, Kinerja

Kepala sekolah sebagai bagian dari sistem sekolah menduduki posisi strategis dalam
mengarahkan dan mendukung aktivitas guru dalam pembelajaran. Dalam paradigma baru
manajemen pendidikan. Kepala sekolah merupakan unsur vital bagi efektifitas lembaga
pendidikan. Kepala sekolah yang baik akan bersikap dinamis untuk menyiapkan berbagai macam
program Pendidikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan memiliki andil besar
dalam menciptakan suasana kondusif yang ada dalam lingkungan kerjanya. Suasana kondusif
tersebut merupakan faktor yang terpenting dalam menciptakan guru dengan SDM yang
berkualitas. Guru sebagai pendidik memiliki peran yang sangat penting terhadap kemajuan bangsa
Indonesia, guru juga sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan. Berangkat dari
latar belakang tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang membahas mengenai
strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja SDM guru di MI Miftahul Mubtadi’in
Islamiyah Banyakan Kediri. Fokus dalam penelitian ini meliputi 1) strategi kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja SDM guru di Mi Miftahul Mubtadiin Islamiyah Banyakan, 2) implementasi
peningkatan kinerja SDM guru di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif. Sumber data diperoleh melalui sumber primer yang meliputi Kepala Sekolah,
Waka serta guru-guru disekolah, sedangkan sumber data sekunder meliputi dokumentasi-
dokumentasi pada saat pelaksanaan wawancara antara lain jadwal tempat dan pelaksanaan KKG,
undangan diklat ataupun seminar, sertifikat serta dokumen pendukung lainnya. Teknik analisis
data melalui wawancara, observasi, maupun studi dokumentasi. Sedangkan untuk pengecekan
keabsahan data yang digunakan meliputi meningkatkan ketekunan, triangulasi, serta menggunakan
bahan referensi.
Hasil penelitian menunjukkan, dalam pelaksanaan peningkatan kinerja guru di MI Miftahul
Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Kediri, strategi yang digunakan oleh Kepala Sekolah ditempuh
melalui beberapa cara, antara lain pada strategi internal ditempuh melalui 1) pembinaan
kedisplinan dilaksanakan dengan kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap absensi guru
serta pendisiplinan pada perangkat pembelajaran 2) pengendalian dan pengawasan kinerja guru
dilakukan dengan melakukan supervisi kepala sekolah dan melaksanakan evaluasi secara rutin, 3)
membangun komitmen dengan memberikan motivasi kepada guru serta meningkatkan minat guru
sebagai pendidik, 4) pemberian reward dan punishment, pemberian reward dengan memberikan
insentif kepada guru dan punishment dengan melakukan teguran yang bersifat personal.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang

selalu melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dengan judul

“STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA SDM GURU DI MI

MIFTAHUL MUBTADI’IN ISLAMIYAH BANYAKAN KEDIRI” dapat terselesaikan dengan

baik.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tersenandungkan kepada beliau Nabi Muhammad

SAW sebagai rahmatan lil alamin yang telah membawa petunjuk kebenaran kepada seluruh umat

manusia di muka bumi ini.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan

terutama kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Wahidul Anam, M.Ag., selaku Rektor IAIN Kediri.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Munifah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Kediri.

3. Bapak Dr. Untung Khoiruddin, M.Pd.I, selaku Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan

Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Kediri.

4. Bapak Dr. Mukhammad Abdullah, M.Ag selaku pembimbing akademik dari awal masuk

tahun 2018 sampai sekarang.

5. Bapak Dr. Erwin Indrioko, M.Pd.I dan Bapak Nurul Huda Purnomo, M.Pd., selaku dosen

pembimbing I dan dosen pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan di

tengah-tengah kesibukannya meluangkan waktu dan telah memberikan bimbingan serta

arahan sehingga skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik.

ix
6. Ibu Dewi Komaril Uyun, S.Pd.I selaku Kepala MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan

Kediri yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian, membantu, dan memberi

arahan peneliti untuk melengkapi data dengan beberapa partisipan.

7. Segenap partisipan dari MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Kediri yaitu Bapak

Anwarudin,M.Pd. selaku Waka , Ibu Siti Halumni Rifna,M.Pd.I selaku guru kelas dan Bapak

Jamhuri,S.Pd selaku guru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menyelesaikan proses penelitian, memberikan bantuan, dan data-data selama penelitian

berlangsung.

8. Teman-teman seangkatan tahun 2018 dan mahasiswa di IAIN Kediri khususnya dari Program

Studi Manajemen Pendidikan Islam Kelas A dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini sesuai waktu yang telah ditentukan.

Semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat dan balasan yang tiada batas

kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Aamiin Ya

Rabbal ‘Alamin.

Kediri, 27 Juni 2022

Faurelin Zakiyatun Naja

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................................................. ii
NOTA DINAS ...........................................................................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................................................iv
MOTTO ..................................................................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................................................vi
PERSYARATAN KEASLIAN TULISAN ............................................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR............................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Konteks Penelitian ........................................................................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................................................ 6
E. Definisi Konsep.............................................................................................................................. 7
F. Penelitian Terdahulu .................................................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................................ 13
A. Kinerja Guru ............................................................................................................................... 13
1. Kinerja Guru ............................................................................................................................. 13
2. Kompetensi Guru ...................................................................................................................... 16
3. Peran dan Tugas Guru ............................................................................................................... 17
B. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru ................................................... 20
C. Strategi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru .................................................... 22
1. Strategi Kepala Sekolah ............................................................................................................ 22
2. Strategi Peningkatan Kinerja Guru ............................................................................................ 26
BAB III METODE PENELITAN .......................................................................................................... 36
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................................................ 36

xi
B. Kehadiran Peneliti ...................................................................................................................... 37
C. Lokasi Penelitian ......................................................................................................................... 37
D. Data dan Sumber Data ............................................................................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data......................................................................................................... 42
F. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................................................... 43
G. Pengecekan Keabsahan Data ................................................................................................. 45
H. Teknik Analisis Data ............................................................................................................... 46
I. Tahap-tahap Penelitian .............................................................................................................. 47
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ............................................................... 48
A. Paparan Data Penelitian ............................................................................................................. 48
B. Temuan Penelitian ...................................................................................................................... 81
BAB V PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 88
A. Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja SDM Guru di MI Miftahul
Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Kediri ........................................................................................... 88
B. Implementasi Peningkatan Kinerja SDM Guru di Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan
Kediri ................................................................................................................................................... 93
BAB VI PENUTUP .............................................................................................................................. 106
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 106
B. Saran .......................................................................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 108
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................................................... 112

xii
DAFTAR TABEL

tabel 3. 1 Jumlah Guru .............................................................................................................................. 40


tabel 3. 2 Jumlah Murid Tiga Tahun Terakhir .......................................................................................... 41

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Tata tertib guru mengajar ..................................................................................................... 52


Gambar 4. 2 Program Kerja Kepala Sekolah ........................................................................................... 54
Gambar 4. 3 Kode Etik Sekolah ............................................................................................................... 56
Gambar 4. 4 Rencana Kegiatan dan Anggran ........................................................................................... 58
Gambar 4. 5 Sertifikat BIMTEK LITNUM .............................................................................................. 61
Gambar 4. 6 Absensi guru bulan januari -Juli ........................................................................................... 64
Gambar 4. 7 Evaluasi Guru ....................................................................................................................... 69
Gambar 4. 8 Pemberian Motivasi.............................................................................................................. 71
Gambar 4. 9 Pembagian Tugas Guru ........................................................................................................ 73
Gambar 4. 10 Tata Tertib Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Dimulai ................................................. 75
Gambar 4. 11 Jadwal Pembiasaan Surat Pendek ...................................................................................... 75
Gambar 4. 12 KKG di MI Bolawen ......................................................................................................... 78
Gambar 4. 13 Pelaksanaan BIMTEK ....................................................................................................... 80
Gambar 4. 14 Sertifikat BIMTEK ............................................................................................................. 81

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

lampiran 1 . Pedoman wawancara .......................................................................................................... 112


lampiran 2. Timeline bimbingan skripsi................................................................................................. 114
lampiran 3. Surat izin penelitian ............................................................................................................ 116
lampiran 4. Surat keterangan penelitian ................................................................................................. 117
lampiran 5 . Dokumentasi ...................................................................................................................... 118
lampiran 6. Riwayat hidup .................................................................................................................... 119

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

pasal (1) disebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pendidikan merupakan suatu proses

dimana individu memperoleh pengetahuan, baik secara langsung atau tidak, baik

melalui Pendidikan formal, nonformal, maupun informal. Pendidikan bukan hanya

sekedar pengajaran tentang ilmu-ilmu umum saja, tetapi Pendidikan juga

berkontribusi dalam pembentukan kompetensi seseorang.

Salah satu yang menjadi faktor penting dan paling mendasar dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional adalah guru. Melalui kinerjanya, guru menjadi

salah satu komponen penting dan strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan

nasional serta menentukan mutu dan kualitas suatu lembaga. Kinerja guru ini tentunya
1
2

banyak sekali dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Guru

sebagai tenaga pendidik merupakan komponen yang paling menentukan, karena di

tangan gurulah kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana, dan iklim

pembelajaran menjadi sesuatu yang berarti bagi kehidupan peserta didik. Disinilah,

antara lain pentingnya guru. Guru sebagi komponen paling menentukan dalam sistem

pendidikan secara keseluruhan, harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama.

Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah

pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem

pendidikan. Guru sebagai peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya

yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan

keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar.

Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan

hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan

sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan

berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari

guru dan berujung pada guru pula.

Dalam mewujudkan kinerja guru yang sesuai dengan harapan dibutuhkan

seorang kepala sekolah profesional. Kepala sekolah sebagai bagian dari sistem

sekolah menduduki posisi strategis dalam mengarahkan dan mendukung aktivitas

guru dalam pembelajaran siswa. Mulyasa mengatakan bahwa dalam paradigma baru
3

manajemen pendidikan.1 Kepala sekolah merupakan unsur vital bagi efektifitas

lembaga pendidikan. Kepala sekolah yang baik akan bersikap dinamis untuk

menyiapkan berbagai macam program pendidikan. Dikatakan bahwa Keberhasilan

suatu lembaga pendidikan adalah keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah yang

berhasil adalah apabila dapat memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang

kompleks, serta mampu melaksanakan peranan dan tanggung jawab untuk memimpin

sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan memiliki andil besar

dalam menciptakan suasana kondusif yang ada dalam lingkungan kerjanya. Suasana

kondusif tersebut merupakan faktor yang terpenting dalam menciptakan guru dengan

SDM yang berkualitas. Guru sebagai pendidik memiliki peran yang sangat penting

terhadap kemajuan bangsa Indonesia, guru juga sebagai salah satu faktor penentu

keberhasilan pendidikan. Tenaga pendidikan terutama guru merupakan jiwa dari

madrasah. Oleh karena itu, peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan mulai

dari analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan,.

Strategi kepala sekolah di sebuah institusi pendidikan berkaitan erat dengan

peningkatan kualitas sumber daya manusia. Terwujudnya sumber daya manusia

tenaga pendidik yang berkualitas seperti yang diharapkan tujuan pendidikan nasional

merupakan tugas dan tanggung jawab sekolah atau madrasah terutama dalam

menciptakan peserta didik yang unggul dalam aspek intelektual, emosional, spiritual,

kreativitas, moral dan profesional dalam bidangnya masing-masing serta memiliki

daya saing yang tinggi. sumber daya manusia dimaknai pula sebagai strategi dan

1
Mulyasa. Menjadi kepala sekolah profesional, dalam konteks menyukseskan MBS dan KBK. (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005 ), 98
4

operasionalnya, sebuah organisasi termasuk di lembaga pendidikan tidak akan

mampu mempertahankan keberadaannya, mengembangkan dan memajukan dimasa

yang akan dating apabila ridak dapat menjaga kualitas sumber daya manusianya.

Sumber daya manusia sangat berperan dalam upaya meningkatkan dan

mengembangkan sebuah organisasi. Dalam dunia pendidikan, guru adalah sumber

daya yang nyata karena melalui guru inilah dapat memberikan kemampuan,

keterampilan, pengetahuan dan motivasi peserta didik. Guru pun tidak akan produktif

jika tidak diarahkan dan dikelola dengan baik. Maka pemberdayaan dan

pengorganisasian guru menjadi suatu keharusan bagi setiap Lembaga Pendidikan.

Dalam hal ini. Kepala sekolah di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

Banyakan melakukan beberapa strategi dalam rangka peningkatan kinerja guru,

antara lain dengan strategi yang digunakan dalam rangka peningkatan kinerja SDM

guru nya, yaitu secara internal dengan menumbuhkan rasa tanggung jawab guru akan

perannya sebagai pendidik serta secara eksternal dengan upaya pengembangan

potensi guru dengan melakukan pengembangan terhadap pembelajaran.

Strategi ekternal yang dilaukanoleh kepala sekolah antaralai melalui KKG

(Kelompok Kerja Guru) dilaksanakan setiap 3 bulan sekali di lembaga-lembaga se-

Kecamatan Banyakan secara bergilir. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah

simulasi mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam cara

mengajar yang benar, serta membuat soal-soal serta mendiskusikan penyelesaian

masalah yang terjadi selama proses KBM berlangsung. Selain itu juga

mengikutsertakan guru dalam kegiatan Diklat ataupun Seminar yang diselenggarakan

oleh kemenag.
5

Pencapaian visi, misi dan tujuan Lembaga akan berjalan sesuai harapan

apabila Lembaga memiliki sistem Pendidikan yang berkualitas. Hal ini dibutuhkan

kerja sama dan keselarasan pada semua aspek, salah satunya adalah menumbuhkan

budaya organisasi yang sehat. Selain mengikut sertakan guru dalam kegiatan-kegiatan

peningkatan kompetensi, kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah juga

menerapkan strategi menumbuhkan budaya organisasi yang sehat dalam

meningkatkan sdm guru. Berdasarkan stratetegi-strategi pengembangan yang

dilakukan oleh kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah, para guru

senantiasa mengembangkan anak didiknya dan meningkatkan professionalisme kerja.

Mengingat pentingnya peran guru dalam suatu lembaga pendidikan, maka

peningkatan SDM guru harus selalu dilakukan melalui strategi-strategi yang

dilakukan oleh kepala sekolah. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan untuk

menganalisis apakah strategi-strategi tersebut benar-benar sudah dilaksanakan dan

bagaimana implementasinya, dengan Judul “ Strategi Kepala Sekolah dalam

Meningkatkan SDM Guru di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat ditentukan fokus

dalam penelitian ini, meliputi :

1. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja SDM guru di

Mi Miftahul Mubtadiin Islamiyah Banyakan ?


6

2. Bagaimana implementasi peningkatan kinerja SDM guru di MI Miftahul

Mubtadi’in Islamiyah Banyakan ?

C. Tujuan Penelitian

Berangkat dari latar belakang dan fokus penelitian, maka tujuan dalam

penelitian ini antara lain :

1. Mendeskripsikan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja SDM guru

di Mi Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan.

2. Mendeskripsikan implementasi peningkatan kinerja SDM guru di Mi Miftahul

Mubtadi’in Islamiyah Banyakan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan, baik manfaat teoritis maupun praktis dari

penelitian antara lain :

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

kajian dan literatur dimasa mendatang sebagai bentuk dedikasi kami sebagai

mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam kepada Ilmu Pendidikan.

2. Manfaat praktis

a) Bagi Kepala Sekolah, penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat dijadikan

bahan pertimbangan dan evaluasi di masa mendatang.

b) Bagi Tenaga Pendidik, penelitian ini daiharapkan mampu menjadikan dorongan

untuk meningkatkan kompetensi demi meningkatkan mutu pendidik


7

c) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kajian dan literatur

untuk mengembangkan potensi diri.

E. Definisi Konsep

Definisi konseptual adalah unsur penelitian yang menjelaskan tentang

karakteristik sesuatu masalah yang hendak diteliti. Berdasarkan landasan teori yang

telah dipaparkan di atas, dapat dikemukakan definisi konseptual dari penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Strategi

Strategi dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang diterapkan oleh

seorang dalam hal ini pemimpin untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi

dapat juga diartikan sebagai kiat seseorang pemimpin untuk mencapai tujuan.

Strategi adalah kerangka yang membimbing dan mengendalikan pilihan-pilihan

yang menetapkan sifat dan arah suatu organisasi perusahaan. 2

Startegi juga dapat dikatakan sebagai rencana yang disatukan, memperluas

dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan

tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan

utama dari perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh

organisasi manajemen strategis dalam sejumlah keputusan dan tindakan yang

mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif

untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategis ialah

2
Akdon, “Strategic Management, for Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen”
(Bandung : ALFABETA, 2007), 4
8

cara dengan jalan mana para perencana strategis menentukan sasaran dan

mengambil keputusan.3

2. Kinerja

Kata kinerja berarti sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan;

serta kemampuan kerja. Makna kinerja pendidik tersebut berarti kerja keras yang

dilakukan oleh pendidik dalam hal menjalankan tugasnya mengajar, mendidik,

membina, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam

pembelajaran. 4. Kinerja guru dapat digambarkan sebagai tugas yang dilakukan

oleh seorang guru pada periode tertentu dalam sistem sekolah untuk mencapai

tujuan organisasi. 5

F. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil dari penelurusan yang dilakukan oleh peneliti, terdapat

beberapa literatur yang relevan yang digunakan sebagai pijakan dalam penyusunan

penelitian ini, antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dede Anik FH pada tahun 2011 dengan

judul “Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP

Al- Shighor” prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Fokus yang diangkat

3
Yacob, Muslem, Strategi Kepala Sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan perpustakaan
pada SMA Negeri Banda Aceh, Tesis Program Administrasi Pendidikan, Pascasarjana UNSYIAH, Banda
Aceh, 2012
4
Idhar, “Strategi Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada Pembelajaran
Di MAN 3 Bima,” UIN Alauddin Makassar (UIN Alauddin Makassar, 2012), 9.
5
Adeyemi . Principals’ Leadership Styles and Teachers’ Job Performance in Senior Secondary Schools in
Ondo State, Nigeria. Journal of Economic Theory, Department of Educational Foundations and
Management, University of Ado-Ekiti,(2011) 3(3), 84-92.
9

dalam skripsi ini berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan adalah

untuk mengetahui bagaimana bentuk bentuk strategi kepala sekolah untuk

meningkatkan kompetensi guru berdasarkan permasalahan-permasalahan

yang terjadi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Idhar pada tahun 2012 dengan judul

“Strategi Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja

Guru Pada Pembelajaran di Man 3 Bima” program Pascasarjana UIN

Alaudin Makasar. Fokus penelitian yang diangkat adalah membahas strategi

kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru

(pendidik) pada pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 3 Bima (MAN 3

Bima). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kepemimpinan yang

diterapkan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru sangat

efektif, hal itu terlihat pada peran yang sangat penting selaku kepala

madrasah, yaitu: sebagai pemimpin madrasah, sebagai administrator, dan

sebagai supervisor. Sedangkan langkah yang ditempuh dalam

meningkatkan kinerja guru antara lain menciptakan situasi dan kondisi yang

kondusif di lingkungan kerja, membangun hubungan kerjasama yang

harmonis, mendorong semangat guru agar terus mengembangkan

kreativitas dalam pembelajaran, meningkatkan kedisiplinan para guru,

memberi apresiasi dan penghargaan pada guru yang berkinerja baik serta

mampu mendorong peserta didik untuk berprestasi, melakukan seleksi

secara ketat terhadap penerimaan tenaga pengajar, memberikan jaminan


10

kesejahteraan bagi guru, serta melakukan evaluasi pada setiap kegiatan yang

sudah dilaksanakan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh M. syafi’i pada tahun 2017 dalam bentuk

tesis yang berjudul ”Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam

Meningkatkan Kinerja Guru Di Sman 3 Dusun Selatan Kabupaten Barito

Selatan” prodi Manajemen Pendidikan Islam Program Pascasarjana IAIN

Palangkaraya. Fokus dalam penelitian ini berdasarkan permasalahan yang

diangkat adalah berfokus pada startegi kepemimpinan kepala sekolah dalam

meningkatkan kinerja guru. Selain itu juga membahas mengenai kendala-

kendala yang muncul beserta penyelesainnya. Hasil penelitian, Strategi

kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMAN

3 Dusun Selatan dengan cara peningkatan disiplin memberikan motivasi,

menjadi teladan bagi para guru dan tenaga kependidikan dan melakukan

supervisi. Kendala yang terjadi dalam strategi kepemimpinan kepala

sekolah dalam peningkatan kinerja guru di SMAN 3 Dusun Selatan,

sebagian guru terlambat kesekolah, keluar lebih cepat dari waktu yang

ditentukan dalam mengakhiri proses belajar mengajar sekolah, tidak

termotivasi dalam meningkatkan kinerja, kurang merespon keteladanan

pimpinan dan supervisi di SMAN 3 dilaksanakan hanya 1 kali setahun.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Anggun Intansari pada tahun 2017 dengan

judul “Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru PAI (Studi

di MTs Nurul Huda Sukajawa)” jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro. Fokus dalam penelitian ini adalah
11

pentingnya peran kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Peran kepala madrasah dalam

meningkatkan kinerja guru di MTs Nurul Huda Sukajawa adalah Kepala

madrasah sebagai supervisor, Sebagai evaluator, serta Sebagai educator.

Strategi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Nurul

Huda Sukajawa adalah Membangkitkan semangat kinerja para guru, Kerja

sama dengan lembaga lain dalam mengikutkan workshop dan pelatihan,

Meningkatkan motivasi guru, Melakukan komunikasi persuasif dan

memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Hari Irawan pada tahun 2021 dengan judul

“Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia Yang Berkompetensi

Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Sdn Di Kecamatan Kalaena,

Kabupaten Luwu Timur (Studi Pada SDN 156 Kalaena)” program studi

Manajemen fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar. hasil dari penelitian ini adalah sumber daya manusia di SDN 156

Kalaena dapat di kategorikan baik atau memadai baik kuantitas maupun

kualitas. Upaya meningkatkan profesionalisme guru di SDN 156 Kalaena

sudah dilakukan dengan baik dalam hal memahami tuntutan profesi,

mencapai kualifikasi dan kompetensi, membangun hubungan kesejawatan

yang baik dan luas melalui organisasi profesi, mengembangkan etos kerja,

dan mengadopsi inovasi dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan

informasi. Penerapan manajemen sumber daya manusia oleh kepala sekolah

SDN 156 Kalaena sudah dilaksanakan dengan baik terutama dalam hal:
12

penempatan SDM, pelatihan dan pengembangan SDM, penilaian kinerja

menggunakan penilaian kualitatif dan kuantitatif, serta

kompensasi/pemberian honor insentif.

Berdasarkan hasil penelusuran dari penelitian-penelitian terdahulu,

terdapat perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perbedaan

tersebut antara lain adalah penelitian ini memfokuskan pada peningkatan

SDM guru yang dimana bukan hanya terfokus pada kinerja saja, tetapi juga

melalui budaya kerja yang dibangun oleh kepala sekolah di lembaga.

Walaupun ada persamaan dalam pembahasannya mengenai peningkatan

SDM guru melalui kinerja, tetapi belum peneliti temukan yang menjelaskan

secara khusus tentang membangun budaya kerja yang sehat dalam rangka

peningkatan SDM guru.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kinerja Guru

1. Kinerja Guru

Kinerja dapat berarti sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan,


6
dan kemampuan kerja. Secara terminologi kinerja dari terjemahan bahasa

Inggris performance yaitu ”actual accomplishment as distinguished from

potential ability, capacity, or attitude “ yang berarti pencapaian prestasi, aktual

yang berbeda dengan potensi kemampuan, kecakapan, atau bakat.Selain

beberapa makna di atas, Harold D. Stolovith dalam Muhammad Yaumi

menyatakan bahwa makna atau istilah performance improvement sering

diterjemahkan dengan perbaikan kinerja atau unjuk kerja dalam bahasa

Indonesia.7

Kata performance dapat ditinjau dari dua perspektif yang berbeda:

pertama, dilihat dari pengertian yang lebih mengarah pada pertunjukkan

panggung dari pada maknanya yang substantif, yakni suatu hasil, pencapaian

yang terukur atau pelaksanaan dari sesuatu yang dialami termasuk pencapaian

hasil pekerjaan. Kedua, dipandang sebagai pencapaian yang sangat bernilai yang

dihasilkan dari aktivitas yang menghabiskan biaya tinggi. 8 Performance juga

6
Saiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Cet. IV; Bandung: CV. Alfabeta, 2008), 171
7
Good, Carter V. “Dictionary of Education”, dalam Teriningsi, eds. Supervisi Pengajaran, Motivasi Kerja,
Kinerja Guru dan Prestasi belajar Siswa (Cet. I; Barru, 1959), 39.
8
Harold D. Stolovith dalam Muhammad Yaumi, The Development and Evolution of Human Performance
Improvement, dalam Dempsey, John V. And Reiser, Robert A. Trends and Issues in Instrctional Design
and Technology, Second Edition (New Jersey: Pearson Merril Prentice Hall, 2007), h. 134-146.

13
14

dimaknai sebagai hasil yang berguna yang telah dicapai oleh setiap individu atau

organisasi.Hal ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang melekat

pada individu atau organisasi yang diperoleh selama melakukan aktivitas belajar.

Pengertian performance (kinerja) dalam definisi tersebut di atas paling

tidak merujuk pada dua komponen utama, pertama, kemampuan pemelajar untuk

menggunakan dan menerapkan pengetahuan dan kemampuan baru yang

diperoleh. Kedua, kinerja dalam kaitannya dengan upaya untuk membantu

pemelajar menjadi lebih baik, peralatan dan pandangan-pandangan tentang

teknologi pendidikan dapat membantu pendidik dan perancang pembelajaran

untuk menjadi praktisi pendidikan yang lebih perspektif, dan mereka dapat

membantu organisasi dalam mencapai tujuan yang lebih efektif (unggul)

dibandingkan dengan yang dilakukan sebelumnya atau yang dilakukan oleh

pihak lain yang tidak berorientasi pada perbaikan kinerja sebagai mana yang

terdapat pada definisi di atas.9

Kinerja seseorang (termasuk guru) dapat diukur melalui lima indikator

berikut: 10

a. Kualitas kerja. Indikator ini berkaitan dengan kualitas kerja guru dalam

menguasai seagala sesuatu berkaitan dengan persiapan perencanaan

program pembelajaran dan penerapan hasil penelitian dalam pembelajaran

di kelas.

9
Suyadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan (Jakarta: Bina Aksara, 1999), 11.
10
Uno, H. B dan Lamatenggo, N. Teori kinerja dan pengukurannya. ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 34
15

b. Kecepatan/ketetapan kerja. Indikator ini berkaitan dengan ketepatan kerja

guru dalam menyesuaikan materi ajar dengan karakteristik yang dimiliki

peserta didik dan penyelesaian program pengajaran sesuai dengan kalender

akademik. 3 Inisiatif dalam kerja. Indikator ini berkaitan dengan inisiatif

guru dalam penggunaan model pembelajaran yang variatif sesuai materi

pelajaran dan penggunaan berbagai inventaris sekolah dengan bijak

c. Kemampuan kerja. Indikator ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam

memimpin keadaan kelas agar tetap kondusif, pengelolaan kegiatan belajar

mengajar, dan penilaian hasil belajar peserta didik

d. Komunikasi. Indikator ini berkaitan dengan komunikasi yang dilakukan

guru dalam proses layanan bimbingan belajar dengan siswa yang kurang

mampu mengikuti pembelajaran dan terbuka dalam menerima masukan

untuk perbaikan pembelajaran.

Penilaian kinerja guru yang merujuk pada Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun

2009 menyebutkan bahwa penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap

butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan,

dan jabatan. Penilaian kinerja guru sangat berkaitan dengan pelaksanaan tugas

utama seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan

dan ketrampilan sebagaimana kompetensi yang dibutuhkan. Hal ini sejalan

dengan teori yang dikemukakan oleh Soediarto dalam Zahroh menyatakan bahwa

seorang guru harus mampu menganalisis, mendiaknosis, dan memprognosis


16

situasi Pendidikan.11 Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Komptensi

Guru bahwa penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta

keterampilan guru, sangat menentukan tercapainya kualitas proses

pembelajaran atau pembimbingan siswa, dan pelaksanaan tugas tambahan

yang relevan bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi guru dengan tugas

tambahan tersebut.12

2. Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan karakteristik utama yang dimiliki oleh individu

dalam setiap bidang profesi yang dapat membantunya berhasil 13. Memperkuat

kompetensi guru, sehingga seluruh potensinya bisa dimaksimalkan, merupakan

salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Terdapat dua istilah

yang muncul dari dua aliran yang berbeda tentang konsep kompetensi dilihat dari

kesesuaian dalam pekerjaan yakni competency (kompetensi) yang berarti

deskripsi mengenai perilaku, dan competence (kecakapan) yang berarti deskripsi

tugas atau hasil pekerjaan . Kompetensi didefinisikan sebagai sekumpulan

pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman.

11
Zahroh, Aminatul. Kualitas pembelajaran melalui Dimensi Profesionalisme Guru. (Bandung: Yrama
Media,2017), 81
12
Anwar Prabu Mangkunegara. Manajemen sumber daya manusia perusahaan,( Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2001) 67
13
Hakim. Contribution of Competence Teacher (Pedagogical, Personality, Professional Competence and
Social) On the Performance of Learning. The International Journal Of Engineering And Science. 4 ,(2015).
01-12.
17

Kompetensi guru dibahas pada peraturan pemerintah undang-undang No.

14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada BAB IV dan V. Adapun kompetensi

yang harus dimiliki yaitu mencakup:14

a. Kompetensi pedagogik, kemampuan seorang pendidik dalam mengelola

proses pembelajaran yang berhubungan dengan peserta didik, perancangan,

evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi kepribadian, kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,

dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik serta

berakhlak mulia.

c. Kompetensi sosial, kemampuan pendidik untuk memahami dirinya sebagai

bagian dari masyarakat dalam berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan peserta didik, tenaga pendidik, sesama pendidik, orang tua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar.

d. Kompetensi profesional, kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik

agar dapat menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam.

Apabila syarat-syarat profesionalisme guru di atas dapat terpenuhi, maka

akan mengubah peran guru yang tadinya pasif menjadi guru yang kreatif dan

dinamis dalam melaksanakan tugasnya.

3. Peran dan Tugas Guru

Guru memilki satu kesatuan peran serta tugas yang tak terpisahkan, antara

kemampuan mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat

14
Peraturan Pemerintah Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
18

kemampuan tersebut merupakan kemampuan integrativ, yang satu sama lain tak

dapat dipisahkan dengan yang lain. Secara terminologis akademis, pengertian

mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih 15.

Secara komprehensif sebenarnya guru harus memiliki keempat kemampuan

tersebut secara utuh. Meskipun kemampuan mendidik harus lebih dominan

dibandingkan dengan kemampuan yang lainnya. Dari sisi lain, guru sering

dicitrakan memiliki peran ganda yang dikenal dengan EMASLIMDEF (

educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator, dinamisator,

evaluator, dan fasilitator). EMASLIM lebih merupakan peran kepala sekolah.

Akan tetapi, dalam skala mikro di kelas, peran itu juga harus dimiliki oleh para

guru. 16

a. Educator merupakan peran yang utama dan terutama, khususnya untuk

peserta didik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP). Peran ini lebih

tampak sebagai teladan bagi peserta didik, sebagai role model, memberikan

contoh dalam hal sikap dan perilaku, dan membentuk kepribadian peserta

didik.

b. Sebagai manager, pendidik memiliki peran untuk menegakkan ketentuan

dan tata tertib yang telah disepakati bersama di sekolah, memberikan

arahan atau rambu-rambu ketentuan agar tata tertib di sekolah dapat

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh warga sekolah.

15
Suparlan, Guru Sebagai Profesi, ( Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2006), hal 29.
16
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, ( Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005), 29
19

c. Sebagai administrator, guru memiliki peran untuk melaksanakan

administrasi sekolah, seperti mengisi buku presensi siswa, buku daftar

nilai, buku rapor, administrasi kurikulum, administrasi penilaian dan

sebagainya. Bahkan secara administratif para guru juga sebaiknya memiliki

rencana mengajar, program smester dan program tahunan, dan yang paling

penting adalah menyampaikan rapor atau laporan pendidikan kepada orang

tua siswa dan masyarakat.

d. Sebagai supervisor terkait dengan pemberian bimbingan dan pengawasan

kepada peserta didik, memahami permasalahan yang dihadapi peserta

didik, menemukan permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran,

dan akhirnya memberikan jalan keluar pemecahan masalahnya.

e. Sebagai leader bagi guru lebih tepat dibandingkan dengan peran sebagai

manager. Karena manager bersifat kaku dengan ketentuan yang ada. Dari

aspek penegakan disiplin misalnya, guru lebih menekankan disiplin mati.

Sementara itu, sebagai leader guru lebih memberikan kebebasan secara

bertanggung jawab kepada peserta didik. Dengan demikian, disiplin yang

telah ditegakkan oleh guru dari peran sebagai leader ini adalah disiplin

hidup.

f. Sebagai innovator, seorang guru harus memiliki kemauan belajar yang

cukup tinggi untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya sebagai

guru. Tanpa adanya semangat belajar yang tinggi, mustahil bagi guru dapat

menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu

pembelajaran di sekolah.
20

g. Sebagai motivator terkait dengan peran sebagai educator dan supervisor.

Untuk meningkatkan semangat dan gairah belajar yang tinggi, siswa perlu

memiliki motivasi yang tinggi, baik motivasi dari dalam dirinya sendiri

(intrisik) maupun dari luar (ekstrinsik), yang utamanya berasal dari

gurunya sendiri.

B. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru

Kepala sekolah merupakan unsur vital bagi efektifitas lembaga pendidikan.

Kepala sekolah yang dinamis akan dapat merencanakan dan menyiapakan berbagai

program pendidikan untuk lembaganya. Dikatakan bahwa keberhasilan suatu

lembaga pendidikan adalah keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah dapat

dikatakan berhasil apabila mampu memahami keberadaan lembaga sebagai suatu

organisasi yang kompleks, dan mampu bertanggung jawab dalam perannya sebagai

pemimpin sekolah.

Kepala sekolah adalah seseorang yang diangkat untuk menduduki jabatan

tertentu yang memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan

pendidikan dan pengajaran di sekolah.17 Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga

pendidikan mempunyai peran besar terhadap kondusifnya lingkungan sekolah.

Suasana kerja yang kondusif ini akan mendorong produktifitas guru dan

meningkatkan semangat guru untuk lebih berprestasi. Guru sebagai pendidik

memiliki peran yang sangat penting terhadap kemajuan bangsa Indonesia, guru juga

sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan.

17
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya,2001), 13
21

Peran adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat

mempengaruhi, mendorong, mangajak, mamantau dan kalau perlu memaksa orang

lain agar menerima pengaruh itu. Seorang kepala sekolah mempunyai peran

mengatur dan menggerakkan sejumlah orang yang memiliki berbagai sikap, tingkah

laku, dan latar belakang berbeda-beda. Untuk mendapatkan staf yang handal dan

dapat membantu tugas kepala sekolah secara optimal, diperlukan kemampuan untuk

mengarahkan bawahannya kepada tercapainya tujuan organisasi secara maksimal.

Kepala sekolah memiliki peran sebagai pemimpin di madrasahnya yang bertanggung

jawab untuk memimpin proses pendidikan di madrasah, berkaitan dengan

peningkatan mutu SDM, peningkatan kinerja guru, karyawan, dan semua yang

berhubungan sekolah.

Kepala madrasah sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk

pengawasan, meningkatkan kemauan dan kemampuan tenaga kependidikan,

membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas. Mereka harus memiliki

karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar,pengalaman dan

pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. Sebagai

pemimpin, kepala madrasah harus memiliki sifatnya yang jujur, percaya diri,

bertanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi

yang stabil, dan teladan.18

Peran kepala madrasah tidak terlepas dari ilmu Pendidikan di dalam

melaksanakan peranan-peranannya sebagaimana diungkapkan oleh Harry Mintzberg

18
Sudarwan Danim dan Khairil, Profesi Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), 82
22

yang secara jelas mengungkapkan ada tiga peranan seorang pemimpin, yaitu;

interpersonal roles, informational roles dan decisional roles.19

1. Peranan hubungan antar perseorangan (interpersonal roles) Peranan ini timbul

akibat otoritas formal dari seorang manajer meliputi :

a. Figurehead (lambang)

b. Leadership (kepemimpinan)

c. Liasion (penghubung)

2. Peranan informasional (informational roles), meliputi :

a. Sebagai monitor

b. Sebagai disseminator

c. Sebagai Spokesman

3. Peranan sebagai pengambil keputusan (decisional roles) Ada empat macam

peran kepala madrasah sebagai pengambil keputusan, yaitu:

a. Entrepreneur

b. Orang yang memperhatikan gangguan (disturbancehandler)

c. negotiator roles

d. Sebagai innovator

C. Strategi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru

1. Strategi Kepala Sekolah

Strategi dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang diterapkan

oleh seorang dalam hal ini pemimpin untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

19
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 89-93
23

Strategi dapat juga diartikan sebagai kiat seseorang pemimpin untuk mencapai

tujuan. Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai siasat, kiat, trik, cara.

Sedangkan secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan 20.

Menurut Ngalimun strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan

ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. 21Sementara

Salusu mengemukakan bahwa strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan

dan nara sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui

hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling

menguntungkan.22 Menurut Akdon “Strategi adalah kerangka yang membimbing

dan mengendalikan pilihan- pilihan yang menetapkan sifat dan arah suatu

organisasi perusahaan”. 23
Sedangkan menurut Drucker yang di kutip Akdon

“Strategi adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right things)”.

Lebih lanjut Winardi mengemukakan bahwa strategi merupakan pola

sasaran, tujuan atau maksud dan kebijakan utama serta rencana untuk mencapai

tujuan tersebut. Konsep tersebut lebih menitik beratkan pada upaya pimpinan

dalam menetapkan sasaran yang harus dicapai organisasi melalui suatu

perencanaan yang akurat, matang dan sistematis. Perencanan dalam hal ini

20
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama,
2011) 3.
21
Ngalimun,Femeir Liadi dan Aswan, Strategi Dan Model Pembelajaran Berbasis Paikem, (Banjarmasin:
Pustaka Banua, 2013 ).8.
22
Salusu, Strategi Pengambilan Keputusan, (Jakarta: Pressindo, 2014 ) 101
23
Akdon, Strategic Managemen For Education Managemen (Manajemen Strategik Untuk Manajemen
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011 ). 4.
24

merupakan suatu pola kebijakan tertentu dalam mengelola organisasi menuju

tujuan yang telah ditetapkan.24

Sejalan dengan pendapat Mac Donald yang dikutif oleh Syafaruddin,

dalam Ngalimun, strategi diartikan sebagai “ The art of crayying out a plan

skillfully “ Strategi adalah seni melaksanakan suatu rencana secara terampil.

Strategi adalah penetapan tujuan jangka panjang yang dasar dari suatu organisasi,

dan pemilihan alternative tindakan dan alokasi sumberdaya yang diperlukan untuk

mencapai tujuan. Ia membagi strategi kedalam beberapa jenis, meliputi :

a. Strategi Fasilitatif (facilitative strategies)

Pelaksanaan program perubahan social dengan menggunakan strategi

fasilitatif artinya untuk mencapai tujuan perubahan social yang telah

ditentukan, diutamakan penyediaan fasilitas dengan maksud agar program

perubahan social berjalan dengan mudah dan lancer.

b. Strategi Pendidikan ( re-educative strategies)

Dengan menggunakan strategi pendidikan berarti untuk mengadakan

perubahan sosial dengan cara menyampaikan fakta dengan maksud orang

akan menggunakan fakta atau informasi itu untuk menentukan tindakan yang

akan dilakukan.

c. Strategi Bujukan (persuasive strategies)

Penggunaan strategi bujukan, artinya untuk mencapai tujuan perubahan

sosial dengan cara membujuk (merayu) agar sasaran perubahan (klien), mau

mengikuti perubahan social yang direncanakan. Sasaran perubahan diajak

24
Winardi, Dasar-dasar Manajemen,( Bandung: Mandar Maju, 2012 ). 1.
25

untuk mengikuti perubahan dengan cara memberikan alasan, mendorong,

atau mengajak untuk mengikuti contoh yang diberikan. Strategi bujukan

dapat berhasil berdasarkan alasan yang rasional, pemberian fakta yang

akurat, tetapi mungkin juga justru dengan fakta yang salah sama sekali.

d. Strategi Paksaan (power strategies)

Pelaksanaan strategi paksaan , artinya dengan cara memaksa klien

(sasaran perubahan) untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa

merupakan bentuk dari hasil target yang diharapkan

Dari beberapa penjelasan diatas, Strategi dapat diartikan sebagai

susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai tujuan dengan

menggunakan tenaga, waktu, dan kemudahan secara optimal. Strategi juga

merupakan seperangkat tindakan yang koheren sebagai suatu pola tanggap

organisasi terhadap lingkungan dalam rencana jangka panjang berkenaan dengan

alokasi dan penggunaan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan, kiat,

cara, atau taktik untuk mencapai tujuan organisasi.25

Dalam hal ini, maka seorang pimpinan harus dituntut memiliki

kepandaian dalam menguasai situasi dan kondisi yang dimiliki oleh organisasi,

sehingga mampu menerapkan suatu pengembangan program dan menggerakkan

sumber daya organisasi yang dimilikinya. Salah satu faktor yang menentukan

efektifitas pelaksanaan program peningkatan SDM guru adalah ketepatan

penggunaan strategi, penggunaan berbagai macam strategi terletak pada seorang

25
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi, ( Jakarta: Rineka Cipta,
2012) 150.
26

pemimpin untuk dapat memahami beberapa strategi, akan dapat memilih dan

menentukan strategi mana yang akan diutamakan untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Raihani “untuk merealisasikan peningkatan kinerja guru, kepala sekolah

menetapkan strategi atau menyusun program-program yang meliputi strategi

prakondisional, akademik, non-akademik, pendukung, dan evaluative”.26

a. Strategi Prakondisional Strategi prakondisional mencakup tema-tema

berikut: menegakkan kedisiplinan, memberikan motivasi, membangun

kepercayaan.

b. Strategi Akademik Strategi akademik mengacu pada kurikulum dan

pengembangan program- program sekolah untuk meningkatkan wawasan

guru.

c. Strategi Non-Akademik Strategi Non-Akademik, mengacu pada kegiatan

ekstrakurikuler, guru bertanggung jawab mengkoordinir ekstra-kurikuler.

d. Strategi Pendukung Untuk mendukung program akademik dan non-

akademik, mencakup penerapan pengembangan fasilitas sekolah, dan

menyediakan program pendukung merupakan suatu strategi yang

dirancang untuk melayani siswa dan guru.

e. Strategi Evaluatif Kepala sekolah secara rutin mengevaluasi program-

program sekolah. Evaluasi umum diadakan setiap tahun dan para siswa

mengisi survey evaluasi setiap tahun menyangkut program-program

sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah.

2. Strategi Peningkatan Kinerja Guru

26
Raihani, Kepemimpinan Sekolah Transformatif, Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang, 2010, h. 184.
27

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan yang berada di sekolah

memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan atau membawa sekolah

yang dipimpinnya memperoleh mutu yang baik. Keadaan tersebut tentunya dapat

diwujudkan dengan baik, apabila kepala sekolah mampu menciptakan strategi

yang relevan dengan kondisi dalam meningkatkan kinerja guru. Beberapa cara

dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja guru

pada lembaga pendidikan. Diantara strategi yang dapat dilakukan oleh kepala

sekolah antara lain:27

a. Pembinaan terhadap kinerja guru

Menurut Ali Imron dalam bukunya Pembinaan Guru di Indonesia,

pembinaan guru secara terminologi diartikan sebagai serangkaian usaha

bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud layanan

professional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pemilik sekolah dan

pengawas serta pembinaan lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil

belajar.28 Berbeda dengan pendapat Ali Imron, menurut B. Suryo Subroto

dalam bukunya Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah

mengartikan pembinaan atau pengembangan guru yaitu pengembangan

profesi guru sebagai usaha-usaha melalui keaktifan sendiri untuk

meningkatkan pengetahuan dan kecakapan sehingga akan berguna dalam

menjalankan kewajiban sebagai guru.29

27
Dede Anik FH, Strategi Kepala Sekolah dalam menigkatkan Kinerja Guru di SMP Al-Shighor, Tesis
(UIN Syarif Hidaatullah Jakarta, 2011), 25
28
Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta : Pustaka Jaya, 1993), 9
29
B. Surya Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, ( Jakarta: Bina Aksara, 1984),
47
28

Kesimpulan dari kedua pendapat diatas, menjelaskan bahwa terdapat

berbagai cara yang dapat dilakukan antara lain melalui bantuan dari lain

baik itu kepala sekolah, pembina, ketua yayasan, pengawas, maupun

instansi lain yang dapat memberikan bantuan berupa pembinaan terhadap

guru-guru. Selain dari bantuan orang lain, dapat pula dilakukan sendiri leh

guru yang bersangkutan melalui kesadaran diri dan aktif untuk

mengembangkan potensi diri.

Ali Imron mengelompokkan pembinaan guru menjadi tiga macam

pembinaan, meliputi :

a. Pembinaan kemampuan guru dalam hal memelihara program

pengajaran di kelas

b. Kemampuan guru dalam hal menilai dan memperbaiki faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar anak didi.

c. Memperbaiki situasi belajar anak didik.

b. Pembinaan kedisplinan tenaga pendidik

Dalam meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah harus mampu

menumbuhkan disiplin tenaga kependidikan, terutama disiplin diri, dalam

hal ini kepala sekolah harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut : 30

1) Membantu tenaga kependidikan mengembangkan pola perilakunya

2) Membantu tenaga kependidikan meningkatkan standar perilakunya

3) Menggunakan pelakasanaan aturan sebagai alat.

30
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),141
29

Pembinaan kepala sekolah yang baik disertai kesadaran guru dalam

mengedepankan prinsip displin kerja dapat menghasilkan guru yang

professional dalam bidangnya. Menjadikan disiplin kerja sebagai acuan

dalam mencapai tujuan pendidikan dapat mengahsilkan sebuah lembaga

pendidikan yang berkualitas serta target pembelajaran dan pengajaran

dapat diraih dengan maksimal. Kepala sekolah yang dapat menjadi pioneer,

pelaksana dan pengawas dalam hal disiplin tenaga kependidikan ini.

c. Mengadakan pengendalian dan pengawasan

Menurut E. Mulyasa kepala sekolah harus mampu melakukan

berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga

kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar

kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.


31
Dalam hal pengawasan dan pengendalian kinerja guru, kepala sekolah

dapat melakukan pengawasan dan pengendalian dengan cara diskusi

kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi

pembelajaran. Namun dalam melaksanakan kepengawasannya, kepala

sekolah harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:32

1) Hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkhis

2) Dilaksanakan secara demokratis.

3) Berpusat pada tenaga kependidikan (guru).

4) Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan (guru).

31
Ibid, 111
32
Ibid, 113
30

5) Merupakan bantuan profesional.

Prinsip-prinsip di atas harus diperhatikan dengan benar oleh kepala

sekolah agar proses pengendalian dan pengawasan terhadap kinerja guru

dapat terlaksana dengan baik dan guru tidak merasa terbebani dengan

pengawasan yang ada, namun sebaliknya guru merasa dibantu dan

diperhatikan serta dihargai atas apa yang dia kerjakan.

d. Pemberian motivasi dan penghargaan

Tenaga kependidikan selalu mempunyai perbedaan karakteristik

pada setiap individunya, hal inilah yang harus menjadi perhatian utama

untuk kepala sekolah dalam meningkatkan sumber daya manusia di

lembaganya. Setiap individu pasti memiliki karakteristik khusus, tidak

hanya fisik, tetetapi juga psikisnya, hal ini harus dipahami leh kepala

sekolah dalam pemberian motivasi agar mereka dapat mengoptimalkan

kemampuannya dalam bekerja sehingga kinerjanya dapat meningkat.

Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia melalui kinerja dan

produktifitasnya, maka perlu diperhatikan motivasi para tenaga

kependidikan serta fakto-faktor yang mempengaruhinya.33

Motivasi ini dapat diberikan berupa penghargaan seperti

pemberian reward, apresiasi, beasiswa pendidikan, penugasan ataupun

promosi terhadap kinerja guru. Penghargaan sangat penting utuk

meningkatkan produktivitas kerja dan untuk mengurangi kegiatan yang

kurang produktif. Melalui penghargaan ini tenaga kependidikan dirangsang

33
Ibid, 143
31

untuk meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Penghargaan ini

akan bermakna apabila dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan

secara terbuka, sehingga setiap tenaga kependidikan meniliki peluang

untuk meraihnya. Penggunaan penghargaan ini perlu dilakukan secara

tepat, efektif, dan efisien, agar tidak menimbulkan dampak negatif.

Kepala sekolah yang mengerti kebutuahan seorang guru, maka dia

akan memberikan penyemangat agar guru dapat meningkatkan kinerjanya.

Hal ini bisa dengan, kenaikan pangkat, finansial, piagam. Dan harus

disesuaikan dengan tugas yang diberikan serta hasil kerja guru tersebut.

Sebagaimana yang diatur oleh Undang-Undang RI No.14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen bahwa guru yang berprestasi, berdedikasi luar

biasa, dan/atau bertugas khusus berhak memperoleh penghargaan.34

e. Pemberian punishment

1) Pengertian Punishment

Hukuman (punishment) adalah pelaksanaan suatu tindakan yang

tidak disenangi atau menghilangkan tindakan positif menyusul

terjadinya suatu tanggapan yang menurunkan frekuensi tanggapan

tersebut. Argumentasi yang menentang penggunaan hukuman dalam

situasiapapun meliputi dampak penindasan (penekanan), dampak

emosional sampingan yang tidak diharapkan, pengaruhnya yang

bersifat sementara, dan pengaruhnya terhadap karyawan lainnya.

Penggunaan hukuman dalam suatu organisasi memerlukan

34
Undang-undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ( Penghargaan pasal 36)
32

pertimbangan waktu pelaksanaan, intensitas, penjadwalan, kejelasan

alasan dan tidak bersifat pribadi.35

2) Prinsip-Prinsip Pemberian Punishment36

a) Kepercayaan terlebih dahulu kemudian hukuman. Metode terbaik

yang tetap harus diprioritaskan adalah memberikan kepercayaan

kepada anak. Memberikan kepercayaan kepada anak berarti tidak

menyudutkan mereka dengan kesalahankesalahannya, tetapi

sebaliknya kita memberikan pengakuan bahwa kita yakin mereka

tidak berniat melakukan kesalahan tersebut, mereka hanya khilaf

atau mendapat pengaruh dari luar.

b) Hukuman distandarkan pada perilaku. Sebagaimana halnya

pemberian hadiah yang harus distandarkan pada perilaku, maka

demikian halnya hukuman, bahwa hukuman harus berawal dari

penilaian terhadap perilaku, bukan ’pelaku’ nya. Setiap anak

bahkan orang dewasa sekalipun tidak akan pernah mau dicap jelek,

meski mereka melakukan suatu kesalahan.

c) Menghukum tanpa emosi. Kesalahan yang paling sering dilakukan

orangtua dan pendidik adalah ketika mereka menghukum anak

disertai dengan emosi kemarahan. Bahkan emosi kemarahan itulah

yang menjadi penyebab timbulnya keinginan untuk menghukum.

Dalam kondisi ini, tujuan sebenarnya dari pemberian hukuman

35
Pandji Anoraga dan Sri Suyati, Perilaku Keorganisasian (Semarang: Pustaka Jaya, 1995), 30
36
Eugene McKenna dan Nic Beech, The Essence of Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta:
ANDI, 2000), 107-112
33

yang menginginkan adanya penyadaran agar anak tak lagi

melakukan kesalahan, menjadi tak efektif.

d) Hukuman sudah disepakati. Sama seperti metode pemberian hadiah

yang harus dimusyawarahkan dan didiologkan terlebih dahulu,

maka begitu pula yang harus dilakukan sebelum memberikan

hukuman. Adalah suatu pantangan memberikan hukuman kepada

anak, dalam keadaan anak tidak menyangka ia akan menerima

hukuman, dan ia dalam kondisi yang tidak siap. Mendialogkan

peraturan dan hukuman dengan anak, memiliki arti yang sangat

besar bagi si anak. Selain kesiapan menerima hukuman ketika

melanggar juga suatu pembelajaran untuk menghargai orang lain

karena ia dihargai oleh orang tuanya.

e) Tahapan pemberian hukuman. Dalam memberikan hukuman tentu

harus melalui beberapa tahapan, mulai dari yang teringan hingga

akhirnya jadi yang terberat.

3) Prinsip dan Syarat Punishment


Menurut M. J Langeveld, dalam memberikan suatu hukuman atau

punishment, hendaknya berpedoman kepada prinsip Punitur, Quia

Peccatum est, yang artinya dihukum karena telah bersalah, serta

Punitur, ne Peccatum yang artinya dihukum agar tidak lagi berbuat


34

kesalahan. Selain itu terdapat beberapa prinsip yang harus dipegang

dalam pemberian hukuman atau punishment, yaitu sebagai berikut:37

a) Hukuman hendaknya dapat dirasakan sebagai suatu yang tidak enak

atau mencekam pada waktu dikenakan, sehingga subjek hukuman

menyadari bahwa pemberi hukuman berharap agar ia menghentikan

perbuatan yang menyimpang tersebut.

b) Pemberian hukuman hendaknya dengan bijaksana, hati-hati, dan

teliti agar subjek hukuman tidak menaruh sakit hati pada pemberi

hukuman.

c) Hukuman hendaknya dapat diberikan dalam ukuran yang sekecil-

kecilnya dengan bobot seringan-ringannya tetapi sudah cukup

dirasakan oleh subjek penerima hukuman sebagai alat untuk

memotivasi pengurangan perilaku menyimpang.

d) Pemberian hukuman hendaknya dikombinasikan dengan

pernyataan positif, seperti agar subjek menaati peraturan.

e) Hendaknya pemberian hukuman disertai dengan sesuatu yang

positif yang akan diberikan kepada subjek penerima hukuman

setelah mereka menunjukkan bahwa perilakunya sudah berubah.

f. Melakukan evaluasi

Evaluasi sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan kehidupan

manusia sehari-hari, karena disadari atau tidak, sebenarnya evaluasi sudah

sering dilakukan, baik untuk diri sendiri maupun kegiatan sosial lainnya.

37
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016)
35

Hal ini dapat dilihat mylai dari berpakaian, seteklah berpakaian ia berdiri

dihadapan kaca apakah penampilannya wajar atau belum.

Dalam ekonomi Islam evaluasi merupakan salah satu komponen

dari sistem yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai

alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam

proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran.38Dengan demikian

evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan

incidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara

terencana, sistematik, dan berdasarkan atas tujuan yang jelas.

Dengan mendasarkan pada pengertian di atas, maka dapat

dikemukakan bahwa evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai

seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai

tujuan. Sementara itu, evaluasi proses produksi adalah suatu proses

menentukan nilai proses produksi dengan menggunakan patokan-patokan

tertentu agar mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan

sebelumnya.39 Evaluasi dapat digunakan untuk menyusun gradiasi

kemampuan karyawan, sehingga ada penanda simbolik yang dilaporkan

kepada semua pihak. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif, obyektif,

kooperatif, dan efektif. Evaluasi dilaksanakan berpedoman pada tujuan.40

38
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta: Kalam Mulia, 2010), 220
39
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011, hal.
142.
40
Hendyat Soetopo, Pendidikan dan Pembelajaran (Teori, Permasalahan dan Praktek), UMM Press,
Malang, 2005, hal. 145.
BAB III

METODE PENELITAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dengan jenis penelitian deskriptif. Metode kualitatif membantu ketersediaan diskripsi

yang kaya atas fenomena, selain itu metode penelitian kualitatif mendorong

pemahaman atas substansi dari suatu peristiwa.41 Dalam proses penelitiannya, peneliti

mengamati dan memahami peristiwa, maupun fenomena-fenomena yang terjadi di

lokasi penelitian melalui wawancara, observasi, maupun studi dokumentasi yang

berkaitan dengan keperluan penelitian dan kemudian data-data tersebut akan dianalisis

dan disajikan dan diberi kesimpulan. Dalam penelitian kualitatif peneliti memaparkan

data-data hasil temuan dilapangan berdasarkan pengamatan secara langsung.

Tujuan dari penelitian ini adalah menggali data sesuai dengan faktanya di

lapangan yang kemudian dianalisis dengan teori yang sudah ada, serta untuk

mengetahui bagaimana strategi Kepala Sekolah dalam meningkatkan SDM Guru di MI

Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan. Dengan menggunakan pendekatan

kualitatif dengan metode deskriptif, penelitian ini tidak hanya untuk memenuhi

keinginan peneliti untuk mendapatkan gambaran/penjelasan, tetapi juga membantu

untuk mendapatkan analisis yang lebih mendalam tentang strategi kepala sekolah

dalam rangka peningkatan SDM guru.42

41
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methoders), Alfabeta (Bandung: Cv. Alfabeta, 2013).
42
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016), 6.

36
37

B. Kehadiran Peneliti

Nasution menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain

dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah

bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Oleh karena itu

kehadiran peneliti adalah wajib, peneliti selaku instrument utama masuk ke latar

penelitian agar dapat berhubungan langsung dengan informan dan dapat memahami

secara alami kenyataan atau fenomena secara langsung. Maka dari itu, peneliti

berperan penting sebagai instrument utama. Keberhasilan penelitian ini sangat

bergantung pada kehadiran peneliti, sehingga peneliti dapat memperoleh data yang

valid di lapangan dan mudah untuk menganalisisnya

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang menjadi tempat berlangsungnya proses penelitian ini

adalah di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan, yang beralamat di Jl. Masjid

Hasan Alwi, No.05 RT/RW: 05/02, Dsn. Margosari Kec. Banyakan, Kediri. Strategi

kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah untuk mengambangkan kompetensi

dan menjaga kualitas serta mutu dari tenaga pendidiknya yang melatarbelakangi

peneliti memilih lokasi ini sebagai lokasi penelitian. Beberapa pertimbangannya

terkait dengan strategi kepala sekolah di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah antara lain

1. Guru di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah secara aktif mengikuti kegiatan-

kegiatan peningkatan kompetensi guru seperti KKG, diklat, seminar, dll.

2. Kinerja guru di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah tergolong baik, hal ini

merupakan hasil dari proses pendisiplinan guru yang dilakukan oleh kepala
38

sekolah.

3. Salah satu strategi kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru adalah dengan

memberikan reward bagi guru yang telah memenuhi target.

4. Kepala sekolah secara konsisten menciptakan budaya kerja yang baik dan

menjadi contoh bagi guru-guru, salah satunya adalah dengan datang ke sekolah

paling awal.

Berikut ini kondisi dan karakteristik MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

Banyakan Kediri

1. Latar Belakang Lembaga Pendidikan

Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan setara dengan

sekolah dasar yang berlandaskan islami. Salah satu upaya yang dapat dilakukan

untuk mendukung terlaksananya proses belajar mengajar yang baik dan kondusif

diperlukan Pendidik MI yang berkualitas dan professional. Untuk pelayanan

prima pada Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah diperlukan Pendidik MI yang

memiliki kemampuan dan kinerja yang tinggi serta kesejahteraan yang cukup,

karena mereka memiliki tanggung jawab yang tidak ringan didalam mendidik

anak-anak bangsa agar menjadi anak-anak bangsa yang berkarakter dan beriman

yang kuat.

2. Visi, Misi, dan Tujuan

a. Visi

“UNGGUL, ISLAMI, MODEREN, POPULIS DAN MANDIRI”


b. Misi
- Membuat dan mengembangkan aktifitas bernafaskan islam
- Mengoptimalkan perkembangan potensi akademis melalui proses belajar
39

mengajar dan bimbingan belajar


- Melaksanakan bimbingan dan latihan dalam penelusuran bakat dan minat
anak
- Mengembangkan potensi olah raga kepada siswa yang berbakat pada
bidangnya
- Mengembangkan interaksi positif dan mengakar kepada masyarakat melalui
kegiatan ekstrakurikuler
- Menciptakan suasana dan iklim belajar yang kondusif, nyaman dan indah
- Menerapkan manajemen yang berbasis madrasah (School Based
Management)
c. Tujuan
Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Dasar dalam Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005 yaitu meletakkan dasar kecerdasan , pengetahuan ,
kepribadian, akhlak mulia , serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan untuk
mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka tujuan yang ingin dicapai oleh
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Mubtadiin Islamiyah Banyakan adalah sebagai
berikut :
1) Mencetak kader bangsa yang islami, beriman, bertaqwa dan berakhlakul
karimah.
2) Mencetak kader bangsa yang berpengetahuan luas, cerdas, trampil serta
berguna bagi nusa , bangsa dan negara.
3) Menerapkan pembelajaran PAKEM.

3. Profil Madrasah
Identitas Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Mubtadiin Islamiyah
1. Nama : Miftahul Mubtadiin Islamiyah
2. Alamat : Ds. Banyakan
3. Jalan : Masjid Hasan Alwi No. 05
4. Dusun : Margosari
5. Desa : Banyakan
40

6. Kecamatan : Banyakan
7. Kabupaten : Kediri
8. Propinsi : Jawa Timur
9. Kode Pos : 64157
10. Telpon : 081357314764
Identitas Kepala Madrasah Ibtidaiyah
1. Nama Lengkap : Dewi Komaril Uyun
2. Pendidikan Terakhir : S-1

Organisasi Madrasah Ibtidaiyah


1. Kepala/Pemimpin : Dewi Komaril Uyun, S.Pd.I
2. Sekretaris : Muh. Jamhuri, S.Pd.I
3. Bendahara : Eny Muslikah, S.Pd
4. Kontak Person Madrasah Ibtidaiyah (Yang Mudah Dihubungi)
a. Nama : Dewi Komaril Uyun, S.Pd.I
No Telp/HP : 081357314764
e-mail :-
b. Nama : Muh. Jamhuri, S.Pd.I
No Telp/HP : 085804278906
e-mail :-
c. Nama : Eny Muslikah, S.Pd
No Telp/HP : 085335330648
e-mail : enymuslikah@gmail.com
5. Jumlah ustadz/Guru : 8
tabel 3. 1 Jumlah Guru

Tahun Ajaran Guru Jumlah


PA PI
2016/2017 4 7 11
2017/2018 4 8 12
2018/2019 4 9 13
41

6. Jumlah murid : 198


tabel 3. 2 Jumlah Murid Tiga Tahun Terakhir

Tahun Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Jumlah


Ajaran Siswa
Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Siswa Romb Siswa Romb Siswa Romb Siswa Romb Siswa Romb Siswa Romb Siswa Romb
2019/2020 28 1 40 2 31 1 24 1 24 1 25 1 172 7
2020/2021 27 1 27 1 41 2 31 1 24 1 24 1 174 7
2021/2022 48 2 37 2 26 1 26 1 33 1 30 1 198 8

D. Data dan Sumber Data

Sumber data adalah salah satu yang paling vital dalam penelitian. Kesalahan

dalam menggunakan atau memahami sumber data, maka data yang diperoleh juga

tidak akan sesuai denga napa yang diperkirakan. Dalam penelitian ini data-data

yang diperlukan diperoleh dari dua sumber, yaitu :

1. Data Primer

Data yang diperoleh dari sumbernya secara langsung, diamati dan

dicatat secara langsung, seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi

dengan pihak yang terkait atau informan yang mengetahui secara jelas dan

rinci mengenai masalah yang sedang diteliti. Informan dalam penelitian ini

mempunyai ciri-ciri antara lain, memiliki karakter yang sesuai dengan latar

penelitian yakni yang mempunyai kualitas akademik yang bagus,

mempunyai waktu yang cukup, mampu memberikan analisis tentang

pertanyaan. Informan tersebut antara lain Kepala Sekolah, Waka serta guru-

guru disekolah.

2. Data Sekunder
42

Data sekunder Adalah data yang diperoleh dari data yang sudah ada

dan mempunyai hubungan masalah yang diteliti yaitu meliputi literatur-

literatur yang ada, dokumen-dokumen yang penting dan mendukung

penelitian. Dalam penelitian ini seperti dokumentasi-dokumentasi pada saat

pelaksanaan wawancara. Dokumen-dokumen tersebut antara lain jadwal

tempat dan pelaksanaan KKG, undangan diklat ataupun seminar, sertifikat

serta dokumen pendukung lainnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data primer untuk

keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang penting untuk

diperoleh dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan

digunakan, kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk menguji hipotesa yang telah

dirumuskan. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan.43

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data, serta instrumen pengumpulan data adalah alat

bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan

data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah. 44 Pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a. Observasi

Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu

pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau

43
Ahnah Tanzeh. Metode Penelitian Praktis. PT Bina Ilmu. Jakarta pusat.2004. halaman 28
44
Ridwan, Statistika Untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah/Swasta, (Bandung : Alfabeta, 2004), hal.
137
43

perilaku obyek sasaran.45 Metode observasi yatu melakukan pengamatan

secara langsung di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang yang melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang lain dengan

mengajukan pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.46 Wawancara dilakukan

langsung di lokasi penelitian dengan memanfaatkan informasi dari

narasumber.

c. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan-catatan penting tentang peristiwa yang

sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini metode dokumentasi

digunakan sebagai data yang menunjang akan kevalidan data yang diperoleh

dan untuk menguatkan hasil penelitian karena ada bukti dari penelitian itu

sendiri ketika melakukan wawancara.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat pengumplan

data adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument

menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan

pengumpulan data, menganalisis data serta membuat kesimplan atas temuannya.47

45
Abdurrahman Fatoni. Metodologi Penelitian dan tehnik Penyusunan Skripsi. PT. Rinekha cipta.
Jakarta.2006. halaman 104-105
46
Dedi Mulyana. Metodologi penelitian kualitatif. Rosda. Bandung. 2006. Halaman 120.
47
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D” (Bandung : ALFABETA, 2010), 222
44

Instrumen selain manusia ( angket, pedoman wawancara, pedoman observasi dan

sebagainya) dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung

tugas peneliti sebagai instrumen kunci.

a. Bentuk Instrumen Observasi

Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagi pemusatan perhatian

terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data.

Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa pedoman pengamatan, tes,

kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara. Bentuk observasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi dan observasi tidak

terstruktur. Observasi partisipasi adalah peneliti menghimpun data dan

melakukan pengamatan secara langsung di sekolah , sedangkan observasi tidak

terstruktur adalah dimana peneliti melakukan pengamatan langsung tanpa

menggunakan pedoman observasi sehingga peneliti dapat mengembangkan

temuannya.

b. Bentuk Instrumen Interview

Bentuk Instrumen Interview merupakan suatu bentuk dialaog yang

dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari responden dinamakan

interview. Instrumennya dinamakan pedoman wawancara atau interview guide

yang berisikan mengenai bagaimana strategi yang digunakan kepala sekolah

untuk meningkatkan SDM guru serta bagaimana pelaksanaanya. Dalam

pelaksanaannya, interview dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur

(bebas).

c. Bentuk instrumen dokumentasi


45

Instrument dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan

dicari datanya,. Pada pedoman dokumentasi, peneliti cukup menuliskan tanda

centang dalam kolom gejala.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Pengambilan data-data melalui tiga tahapan, diantaranya tahapan

pendahuluan, tahap penyaringan dan tahap melengkapi data yang masih kurang.

Pengecekan keabsahan data banyak terjadi pada tahap melengkapi data yang masih

kurang Pengecekan keabsahan data banyak terjadi pada tahap penyaringan data.

Pengecekan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan

urutan peristiwa akan dapat direkan secara pasti dan sistematis.

b. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian keabsahan data diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu. Tringulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tringulasi

sumber. Dengan menggunakan tringulasi sumber, peneliti setidaknya

membutuhkan tiga atau lebih narasumber yang akan diwawancarai yang

kemudian akan akan dideskripsikan, dikategorisasi, mana pandangan yang

sama atau yang berbeda dan mana yang spesifik dari tiga sumber data

tersebut.
46

c. Menggunakan bahan referensi

Bahan referensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya bahan

pendukung unutk membuktikan data yang dilakukan oleh penliti, seperti

adanya rekaman wawancara, gambaran suatu keadaan yang didukung oleh

bukti foto-foto ataupun dokumen autentik lainnya.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan saat pengumpulan data

berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Teknik

dalam analisis data antara lain :

a. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

b. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Penyajian data berupa uraian singkat, began, serta hubunga antar kategori. Dalam

penelitian ini, peneliti lebih menekankan teks yang bersifat naratif dalam

menyajikan data.

c. Penarikan kesimpulan

Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru. Temuan dapat

bersifat deskriptif atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya belum jelas
47

sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

I. Tahap-tahap Penelitian

a. Tahap pra lapangan

Menyusun proposal penelitian, Proposal penelitian ini digunakan untuk

meminta izin kepada lembaga yang terkait sesuai dengan sumber data yang

diperlukan. Mengurus perizinan melakukan penelitian di MI Miftahul

MUbtadi’in Islamiyah Banyakan.

b. Tahap pelaksanaan penelitian

1) Pengumpulan data

Observasi secara langsung di lapangan Wawancara dengan kepala

sekolah dan guru di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan untuk

menelaah teoriteori yang relevan

2) Mengidentifikasi data

Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara dan observasi

diidentifikasi sehingga memudahkan analisis data.

3) Tahap akhir penelitian

Tahap akhir dari penelitian ini adalah penyajian data sesuai dengan

aslinya dalam bentuk deskripsi dan selajutnya menganalisis data sesuai

dengan teori-teori yang sudah ada dan sesuai dengan tujuan yang ingin di

capai.
BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai paparan data serta temuan penelitian yang dilakukan

melalui proses pengumpulan data di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Kediri

dengan mengnakan Teknik observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil wawancara

pada paparan data diperoleh dengan melakukan sesi wawancara secara langsung yang

berpedoman pada instrument wawancara.

A. Paparan Data Penelitian

Pada bagian ini akan dipaparkan data-data yang diperoleh dari hasil observasi,

wawancara, serta dokumentasi di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah yang meliputi

strategi kepala sekolah dalam meningatkan kinerja SDM guru dan implementasi

peningkatan kinerja SDM guru di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan.

1. Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja SDM Guru di MI

Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Kediri.

Demi tercapainya tujuan suatu Lembaga Pendidikan, kepala sekolah sebagai

pemimpin harus mengerti akan kebutuhan lembaganya. Salah satu yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan lembaga Pendidikan adalah kebutuhan akan

sumber daya manusianya, yaitu guru. Kualitas guru ini dapat dilihat dari

bagaimana kinerjanya. Maka dari itu, kepala sekolah mempunyai peran penting

dalam proses peningkatan kinerja Guru. Ketekunan kepala sekolah dalam menjaga

kualitas SDM di lembaganya dapat menjadi tolak ukur keberhasilan Lembaga yang

48
49

dikelolanya. Seorang kepala sekolah harus mempunyai strategi-strategi yang

digunakan untuk meningkatkan kualitas SDM guru nya.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in

Islamiyah Banyakan, Ibu Dewi Komaril Uyun, S.Pd.I. dalam salah satu sesi

wawancara yang membahas mengenai pencapaian tujuan Lembaga melalui

peningkatan kinerja guru. Beliau mengatakan :

“ untuk mencapai tujuan Lembaga, saya rasa sebagai kepala sekolah


harus mengerti terlebih dahulu apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan Lembaga. Termasuk meningkatkan mutu Pendidikan melalui
kualitas SDM guru-gurunya. Dan dalam upaya peningkatan SDM guru
ini, saya sebagai kepala sekolah harus tahu apa saja kebutuhan para guru
untuk meningkatkan kinerjanya. Baik itu secara internal dengan
menumbuhkan rasa tanggung jawab guru akan perannya sebagai
pendidik ataupun secara eksternal dengan memenuhi kebutuhan guru
untuk mengembangkan potensinya, baik itu dalam hal pengembangan
cara mengajar atau kebutuhan untuk bersosialisasi dengan guru-guru lain
diluar sekolah. Hal ini kita lakukan untuk meningkatkan kinerja dari guru
tersebut”.
Berdasarkan keterangan dari kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

Banyakan , dapat diketahui bahwa terdapat dua strategi yang digunakan dalam

rangka peningkatan kinerja SDM guru nya, yaitu secara internal dengan

menumbuhkan rasa tanggung jawab guru akan perannya sebagai pendidik serta

secara eksternal dengan upaya pengembangan potensi guru dengan melakukan

pengembangan terhadap pembelajaran.

a. Internal

Pada dasarnya, strategi internal ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa

tanggung jawab guru sebagai pendidik. Strategi ini adalah bentuk

keprofesionalan kepala sekolah dalam upaya memberikan dampak positif


50

dalam sistem Pendidikan di sekolah. Salah satu diantaranya adalah

kepemimpinan kepala sekolah yang kuat sebagai pengelola sumber daya

tenaga pendidik yang efektif. Sebagaimana keterangan Ibu Dewi Komaril

Uyun,S.Pd.I. dalam salah satu sesi wawancara. Beliau menjelaskan :

“ sebagai seorang kepala sekolah, bagaimana kualitas SDM guru


adalah tanggung jawab saya. Dan untuk meningkatkan kualitas
SDM guru, maka para guru harus mempunyai rasa tanggung jawab
akan tugas dan perannya sebagai pendidik. Menurut saya, kepala
sekolah harus mempunyai kepribadian yang kuat untuk mampu
mengambil keputusan-keputusan dalam upaya meningatkan rasa
tanggung jawab guru. Seperti contoh, saya harus berani
mengambil keputusan-keputusan untuk mendisiplinkan guru.
Kemudian untuk mengurangi persentase guru yang terlambat, saya
melakukan pengawasan terhadap kinerja guru. Kemudian yang
pasti berkaitan dengan tanggung awab seorang guru adalah minat
mengajar. Saya juga melakukan pendampingan mengenai hal
tersebut, dan untuk meningkatkan semangat guru-guru disini, kami
memberlakukan reward untuk guru yang kinerjanya baik”. 48
Dari keterangan kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

Banyakan diatas, dapat diketahui bahwa kepemimpinan kepala sekolah

yang kuat diperlukan untuk melakukan pembinaan terhadap guru untuk

meningkatkan kinerjanya.

Berikut ini beberapa strategi yang digunakan oleh kepala sekolah

MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah dalam strategi internal, antara lain :

1) Pembinaan kedisiplinan guru

Terciptaya situasi yang disipli akan memengaruhi tujuan Lembaga

pendididikan. Demikian juga bagi guru, kedisiplinan harus selalu

48
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,Spd.I ( 14 Juni 2022, pukul 11.30 WIB )
51

diingkatkan agar kinerjanya sebagai pendidik dapat meningkat.

Pembinaan kedisplinan guru yag dilakukan oleh kepala sekolah di MI

Miftahul Mubtadi’in Islamiyah antara lai untuk menciptakan lingkungan

kerja yang sehat. Dimana linkungan kerja yang sehat ini akan

memengaruhi kinerja guru, sebagaimana yang Ibu Dewi Komaril Uyun,

S.Pd.I. sampaikan :

“ pembinaan kedisiplinan ini tentu saja dilakukan untuk


memupuk disiplin guru-guru disini mbak. Selain itu juga untuk
meningkatkan kesadaran guru akan tanggng jawabnya. Kan
kalau guru-guru nya disiplin pasti suasana bekerja akan lebih
sehat dan kondusif. Dalam proses belajar menajar pun akan
berjalan dengan lancar. Kalau untuk displin sendiri macem-
macem ya mbak, yang utama adalah membiasakan guru disini
untk selalu displin kerja dan waktu, jadi bagaimana caranya
agar guru disini membiasakan tepat waktu. Karena kalau
gurunya sendiri tidak disiplin ya bagaimana bisa kinerjanya
meningkat. Selain disiplin kerja dan waktu, ada juga disiplin
alam hal administratif, yang mana dalam hal ini adalah
Menyusun RPP, serta disiplin dalam tata busana, serperti dalam
berpakaian harus tertib sesuai peraturan disini”.49
Dalam pembinaan kedispilinan guru yang dilakukan oleh kepala

sekolah, hal yang senada juga di paparkan oleh Bapak Anwarudin,M.Pd.

selaku Waka di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan,beliau

mengatakan :

“Hal-hal yang mendasari kepala sekolah untuk melakukan


pembinaan kedisiplinan guru disini adalah yang paling utama
untuk membiasakan disiplin dalam hal tugas dan perannya
sebagai pendidik. Terlebih untuk meningkatkan rasa
tanggungjawabnya atas tugasnya untuk mengajar. Istilahnya
itu agar guru tidak terlambat masuk kelas mbak. Kan namanya
juga anak-anak, kalau gurunya terlambat masuk kelas ya
pastinya seneng. Bahkan ada yang sampai keluar kelas.
49
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,Spd.I ( 14 Juni 2022, pukul 11.30 WIB )
52

Otomatis kan suasana belajar mengajar jadi tidak kondusif.


Maka dari itulah kepala sekolah selalu senantiasa melakukan
pembinaan kedisiplinan di sekolah ini. Juga tujuan adalah
untuk menertibkan guru-guru terhadap tata tertib dan kode etik
guru di sekolah”. 50
Berdasarkan kedua keterangan keterangan,diperoleh kesimpulan

bahwa yang melatarbelakangi dilaksanakanya pembinaan kedisplinan

guru oleh kepala sekolah adalah untuk meningkatkan tanggngjawab guru

sebagai pendidik. Apabila lingkungan guru-guru disekolah dapat displin,

lingkungan kerja pun juga akan sehat dan proses belajar-mengajar

menjadi efektif. Berikut ini akan dipaparkan hasil observasi adanya tata

tertib guru dalam pembinaan kedisplinan guru.

Gambar 4. 1 Tata tertib guru mengajar


(Sumber : Data Sekunder)

2) Pengendalian dan pengawasan kinerja guru

Sebagai pemimpin Lembaga Pendidikan, kepala sekolah

memegang peranan penting dalam hal pengendalian dan pengawasan

50
Wawancara dengan Waka MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Bapak Anwarudin, M.Pd.I ( 15
Juni 2022, pukul 08.00 WIB )
53

kinerja guru. Hal ini dilakukan untuk sebagai bentuk controlling terhadap

guru untuk memastikan para guru melakukan proses pembelajaran sesuai

tupoksi masing-masing yang selalu berorientasi pada tujuan yang telah

ditetapkan serta menjaga kualitas mutu Pendidikan. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh Ibu Dewi Komaril Uyun, S.Pd.I, beliau mengatakan :

“pengendalian dan pengawasan kinerja guru penting untuk


dilakukan ya mbak, antara lain tujuannya adalah untuk
mengawasi guru atau istilahnya monitoring agar selalu sesuai
dengan jalur yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan agar para
guru dapat menjalankan tugas dan perannya sesuai dengan
tupoksi masing-masing. Tentu saja tujuannya adalah untuk
menjaga kualitas mutu sekolah”. 51
Hal senada juga diungkap oleh Bapak Anwarudin,M.Pd. selaku

Waka di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan, belia

mengatakan :

“ menurut saya dalam hal peningkatan kinerja guru,


pengendalian dan pengawasan ini penting ya untuk dilakukan.
Karena kalau tidak dilakukan hal seperti pengendalian ini ya
tidak ada semacam peraturan-peraturan yang mengikat guru,
seperti itu. Akibatnya bisa jadi guru menjadi tidak tertib, dan
otomatis tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.
Akibatnya kalau guru tidak dapat menjalankan tugasnya
dengan baik, proses belajar mengajar akan terhambat”. 52
Berdasarkan keterangan dari kepala sekolah serta Waka di MI

Miftahul Mubtadi’in Islamiyah, diperoleh kesimpulan bahwa hal-hal

yang melatarbelakangi dilaksakannya pengendalian dan pengawasan

kinerja guru adalah sebagai bentuk monitoring terhadap kinerja guru agar

51
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,Spd.I ( 14 Juni 2022, pukul 11.30 WIB )
52
Wawancara dengan Waka MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Bapak Anwarudin,M.Pd ( 15
Juni 2022, pukul 08.00 WIB )
54

berjalan sesuai dengan tupoksinya. Selain itu terdapat dampak yang

muncul apabila tidak ada pengendalian dan pengawasan yaitu

terganggunya proses pembelajaran di sekolah.

Berikut akan dipaparkan hasil observasi mengenai program kera

kepala sekolah dalam rangka melaksanakan pengendalian dan

pengawasan kinerja guru.

Gambar 4. 2 Program Kerja Kepala Sekolah 53


( Sumber : Data Sekunder)

3) Membangun komitmen guru

Loyalitas guru terhadap Lembaga Pendidikan adalah kunci

tercapainya tujuan Pendidikan. Hal inilah yang menjadi latar belakang

mengapa seorang kepala sekolah harus dapat membangun komitmen

guru terhadap Lembaga serta berkomitmen dalam pemenuhan tanggung

jawabnya akan tugas dan perannya sebagai pendidik. Seperti yang telah

53
Bukti Observasi mengenai adanya program kerja kepala sekolah, pada tanggal 18 Juni 2022 ( pukul 09.00
WIB)
55

dijelaskan oleh kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah dalam

salah satu sesi wawancara yang membahas mengenai pentingnya

membangun komitmen guru dalam upaya meningkatkan kinerja. Beliau

mengatakan :

“ mengapa membangun komitmen guru ini menjadi penting


untukbaga dilakukan, adalah karena untuk menumbuhkan
loyalitas guru terhadap Lembaga. Ketika guru sudah
mempunyai loyalitas, baik terhadap Lembaga ataupun
terhadap tugas dan perannya sebagai pendidik, maka
pemenuhan tanggung jawabnya bukanlah hal yang sulit lagi.
Dari sinilah secara tidak langsung, ketika guru selalu
memenuhi tanggung jawabnya, maka kinerjanya pun akan ikut
meningkat “.54
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Anwarudin, M.Pd.

terkait dengan membangun komitmen guru, beliau mengatakan :

“ ketika rasa pengabdian terhadap Lembaga sudah mendarah


daging, guru akan senantiasa bertanggung jawab terhadap
tugas dan perannya. Untuk menumbuhkan rasa pengabdian
yang kuat ini diperlukan komitmen yang kuat. Maka dari itu,
upaya membangun komitmen guru oleh kepala sekolah ini
penting untuk dilakukan”.
Berdasarkan kedua wawancara diatas, diperoleh kesimpulan

bahwa pentingnya membangun komitmen guru untuk meningkatkan

kinerja. Juga diketahui bahwa loyalitas guru terhadap Lembaga dan

tugas serta perannya sebagai pendidik dapat memengaruhi pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan 55

54
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,Spd.I ( 14 Juni 2022, pukul 11.30 WIB )
55
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Bapak
Anwarudin,M.Pd ( 14 Juni 2022, pukul 11.30 WIB )
56

Berikut ini akan dipaparkan hasil observasi berupa kode etik

sekolah untuk dijadikan sebagai landasan norma yang berlaku

disekolah dalam menumbuhkan loyalitas guru terhadap Lembaga.

Gambar 4. 3 Kode Etik Sekolah 56


(Sumber : Data Sekunder)

4) Pemberian reward dan punishment

Kepala sekolah yang mengerti akan kebutuhan gurunya, dia akan

senantiasa memberikan semangat kepada para guru untuk meningkatkan

kinerjanya. Hal-hal yang dapat memicu semangat para guru dalam hal ini

dapat berupa kenaikan pangkat, finansial maupun piagam penghargaan.

Pemberian reward ini dapat dijadikan ajang untuk menumbuhkan rasa

persaingan yang sehat antara guru. Sejalan dengan pemberian reward,

pemberian punishment terhadap guru yang tidak sesuai prosedur juga

harus diberlakukan. Sebagaimana yang kepala sekolah MI Miftahul

56
Bukti Observasi mengenai adanya kode etik sekolah, pada tanggal 18 Juni 2022 ( pukul 09.00 WIB)
57

Mubtadi’in Islamiyah paparkan dalam salah satu sesi wawancara, beliau

mengatakan :

“ pemberian reward yang selama ini dilakukan sebenarnya


mempunyai tujuan untuk menumbuhkan rasa persaingan yang
sehat antara para guru untuk meningkatkan kinerjanya. Jadi
dengan adanya reward kami berharap para guru dapat
termotivasi untuk menjadi lebih baik serta dapat
mengembangkan potensinya. Begitu juga dengan
pemberlakuan punishment untuk guru yang istilahnya tidak
tertib. Karena bagaimanapun kita ini berada di Lembaga
formal yang mana selalu ada prosedur dan kode etik dalam
melakukan apapun “.57

Pendapat mengenai pemberian reward dan punishment juga

dijelaskan oleh Bapak Anwardin,M.Pd. selaku Waka, beliau

mengatakan :

“ memang sedikit banyak yang melatarbelakangi pemberian


reward ini adalah untuk memberikan motivasi kepada guru
untuk meningkatkan kinerja. Reward ini bisa menjadi alasan
semangat untuk melakukan persaingan yang sehat. Dan untuk
punishment, diberlakukannya punishment adalah untuk
menjaga agar jalannya Pendidikan sesuai dengan jalur yan
ditetapkan”.58
Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat diketahui pentingnya

reward dan punishment dalam pelaksanaan Pendidikan. Reward

sebagai salah satu bentuk apresiasi terhadap kinerja guru dan serta

57
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,Spd.I ( 14 Juni 2022, pukul 11.30 WIB )
58
Wawancara dengan Waka MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Bapak Anwarudin, M.Pd.I ( 15
Juni 2022, pukul 08.00 WIB )
58

punishment digunakan untuk menjamin agar pelaksanaan Pendidikan

berjalan sesuai prosedurnya.

Berikut ini akan dipaparkan hasil obervasi mengenai Rencana

Kegiatan dan Anggaran dalam pemberian rewad berupa intensif guru.

Gambar 4. 4 Rencana Kegiatan dan Anggran59


(Sumber : Data Sekunder)

b. Eksternal

Pengembangan diri guru merupakan hal dasar dalam upaya untuk

pengembangan potensi guru sebagai pendidik untuk meningkatkan

kinerjanya. Selain itu pengembangan diri juga menjadi salah satu bentuk

upaya untuk meningkatkan kompetensi guru. Kebutuhan guru akan hal-hal

yang dapat mengembangkan kinerjanya melalui pengembangan potensi dan

kebutuhan untuk bersosialisasi dengan guru-guru diluar Lembaga juga patut

untuk dipenuhi.

59
Bukti Observasi mengenai adanya Rencana Kegiatan dan Anggaran, pada tanggal 18 Juni 2022 ( pukul
09.00 WIB)
59

Hal inilah yang melatarbelakangi Kepala sekolah melakukan strategi-

strategi dalam peningkatan kinerja berdasarkan analisis kebutuhan-

kebutuhan guru secara eksternal. Sebagaimana yang dijelaskan oleh kepala

sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan, Ibu Dewi Komaril

Uyun,S.Pd.I. dalam salah satu sesi wawancara yan membahas mengenai

kebutuhan-kebutuhan guru untuk menambah wawasannya, beliau

mengatakan :

“ sebagai seorang kepala sekolah saya harus sadar tentang


kebutuhan-kebtuhan guru dalam peningkatan kinerjanya.
Kebutuhan-kebutuhan seperti menambah wawasan, berinteraksi
dengan teman-teman guru yang lain. Ini sangat dibutuhkan para guru
kalau ingin mengembangkan potensi dirinya. Karena dengan
bersosialisasi dengan guru-guru yang lain, para guru akan
mendapatkan pengalaman-pengalaman baru untuk memperbarui
pola pembelaaran yang selama ini ia terapkan “60
Peningkatan kinerja guru yang dilakukan secara eksternal biasanya

berupa pelatihan-pelatihan peningkatan kompetensi guru. Seperti yang

dikatakan oleh kepala sekolah MI Miftahul Mubadi’in Islamiyah, beliau

mengatakan :

“ untuk meningkatkan kinerja guru, para guru disini aktif


mengikuti kegiatan-kegiatan seperti seminar, KKG, dan juga
BIMTEK. Menurut saya kegiatan-keiatan semacam itu akan
sangat bermanfaat untuk peningkatan kualitas SDM guru itu
sendiri mbak. Karena nanti para guru akan bisa sharing-
sharing dengan guru-guru yang lain dan berbagi pengalaman
mereka”61

60
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,Spd.I ( 14 Juni 2022, pukul 11.30 WIB )
61
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,Spd.I ( 20 April 2022, pukul 11.30 WIB )
60

Pendapat serupa juga dikatakan oleh Bapak Anwarudin,M.Pd.

beliau mengatakan

“ berbagai bentuk pelatihan yang bisa mempengaruhi kinerja


seorang guru sekarang banyak sekali ya kegiatannya, ada
workhop atau seminar, diklat itu sudah diatur oleh
Kementerian Agama sesuai dengan tujuan diklat atau seminar
yang akan dituju. Misalnya yang dituju adalah BIMTEK
untuk guru kelas, berarti nanti yang kita berangkatkan adalah
guru kelas, begitu juga untuk KKG. Yang menghadiri KKG
ini adalah Ibu kepala sekolah beserta guru, mulai dari guru
matpel, guru kelas, sesuai dengan agenda pada hari itu“.
Sejalan dengan kedua pendapat diatas, Ibu Siti Halumni

Rifna,M.Pd.I, juga mengatakan hal yang senada, beliau mengatakan :

“ salah satu upaya untuk meningkatan kinerja guru adalah


dengan mengikuti pelatihan seperti bimtek atau workshop
hendaknya bisa diikuti. Karena dalam segi manfaat, kegiatan-
kegiatan tersebut berkontribusi banyak dalam peningkatan
kinerja guru, baik untuk memperbarui cara-cara dalam
mengajar, maupun dalam pengembangan kompetensinya”.
Dari ketiga pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan-

pelatihan peningkatan kompetensi merupakan kegiatan yang dapat

membantu guru untuk mengembangkan potensi dan kinerjanya. Berdasarkan

hasil wawancara diatas diperoleh kesimpulan bahwa yang melatarbelakangi

adanya strategi eksternal ini adalah kebutuhan-kebutuhan akan

pengembangan potensi guru melalui interaksi antara guru dengan guru-guru

yang lain di luar Lembaga. Berikut ini akan dipaparkan hasil obervasi

mengenai peningkatan kinerja guru melalui kebutuhan pengembangan

potensi guru.
61

Gambar 4. 5 Sertifikat BIMTEK LITNUM62


(Sumber : Data Sekunder)

2. Implementasi Peningkatan Kinerja SDM Guru Di MI Miftahul Mubtadi’in

Islamiyah Banyakan Kediri

Dalam pelaksanaannya, peningkatan kinerja di MI Miftahul Mubtadi'in

Islamiyah dilakukan dengan berbagai cara, antara lain adalah melalui strategi

internal yang dilakukan oleh kepala sekolah di dalam Lembaga Pendidikan dan

strategi eksternal yang dilaksanakan dengan mengirim para guru untuk

mengikuti berbaai macam pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kinerjanya.

Dalam tahap pelaksanaan strategi inilah muncul faktor penghambat dan

pendukung peningkatan kinera guru di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

Banyakan.

Berikut ini merupakan implementasi peningkatan kinerja SDM guru di MI

Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Kediri.

a. Internal

1) Pembinaan kedisiplinan guru

62
Bukti Observasi mengenai Sertifikat BIMTEK LITNUM, pada tanggal 18 Juni 2022 ( pukul 09.00 WIB)
62

Pembinaan kedisplinan yang dilakukan oleh kepala sekolah di MI

Miftahul Mubtadi’in Islamiyah merupakan prinsip yang dijadikan

pedoman oleh beliau, seperti yang Ibu Dewi Qomaril Uyun, S.Pd.I selaku

kepala sekolah, beliau mengatakan :

“ berkaitan dengan pembinaan kedisiplinan, yang saya lakukan


sebagai kepala sekolah tentu saja saya mulai dari diri sendiri.
Karena begini mbak, saya memegang prinsip bahwa pemimpin
yang baik akan jadi teladan. Saya berusaha semaksimal mungkin
untuk menjadi contoh yang baik di sekolah ini, seperti misalnya
Ketika saya menginginkan semua warga sekolah, terkhusus para
guru untuk tidak terlambat, maka yang saya lakukan adalah
berangkat ke sekolah paling pagi. Nah dari situ saya yakin secara
tidak lansung para guru akan mencontoh dan istilahnya sungkan
kalau mereka terlambat “ 63

Begitu juga dengan Bapak Anwarudin, M.Pd. yang memberikan

tangapan bahwa Kepala sekolah yang menjadi teladan akan lebih

berpengaruh terhadap kedisiplinan guru, beliau mengatakan :

“ sebenarnya banyak sekali strategi yang dilakukan oleh kepala


sekolah untuk meningkatkan kinerja seorang guru, salah satunya
adalah melatih kedisiplinan, baik saat jam masuk ataupun saat jam
pulang. Kemudian mengecek daftar absen dan lain sebagainya. Serta
yang paling utama selalu dimulai dari kepala sekolahnya dahulu,
kalau mau mengawasi dalam bidang kedisplinan, terutama daftar
hadir, tentunya kepala sekolah datang lebih awal ke sekolah “.64

Penjelasan dari Ibu Kepala sekolah dan Bapak Waka juga

diperkuat dengan pendapat senada yang diutarakan oleh Ibu Siti Halumni

Rifna, M.Pd.I selaku guru kelas, beliau mengatakan

63
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,Spd.I ( 20 April 2022, pukul 09.30 WIB )
64
Wawancara dengan Waka MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Bapak Anwarudin,M.Pd ( 20
April 2022, pukul 11.00 WIB)
63

“ yang jelas pada hal penerapan disiplin pada jam masuk akan
selalu diingatkan oleh kepala sekolah, karena kepala sekolah
akan selalu memantau kami para guru misalnya dengan
mengecek daftar absen. Maka itu nanti akan ada pemberitahuan
kepada bapak ibu guru. 65

Dari hasil wawancara ketiga narasumber diatas dapat disimpulkan

bahwa contoh penerapan kedisplinan dari diri kepala sekolah sendiri

dapat memengaruhi kebiasaan dan dapat memotivasi para guru dan staff

untuk menerapkan kedisiplinan. Salah satu yang diterapkan adalah

dengan melakukan pengawasan terhadap absensi guru

a) Melakukan pengawasan terhadap absensi guru

Dalam pelaksanaan pembinaan kedislipinan yang dilakukan oleh

kepala sekolah, kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

selalu memantau guru-guru melalui absensi, seperti yang beliau

katakana dalam salah satu sesi wawancara :

“dalam pelaksanaan pembinaan kedisiplinan ini


alhamduillah dapat kami terapkan dengan baik mbak. Karena
dalam penerapannya saya selalu memantau daftar absen para
guru melalui daftar hadir yang sudah tersedia. Tetapi juga
tidak bisa dipungkiri dalam pelaksanaanya kita selalu
menemui faktor-faktor penghambat, yang antara lain masih
saja terdapat guru yang terlambat masuk kelas dengan
berbagai sebab-sebab keterlambatan. Tetapi dengan
pembinaan kedisplinan yang konsisten kami lakukan, hal-hal
tersebut dapat kami minimalisir”66
Hal tersebut juga diperkuat dengan pendapat dari Waka, Bapak

Anwarudin, M.Pd. beliau mengatakan :

65
Wawancara dengan Guru MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu oleh Ibu Siti Halumni Rifna,
M.Pd.I ( 20 April 2022, pukul 07.45 WIB)
66
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,Spd.I ( 20 April 2022, pukul 09.30 WIB )
64

“ di sekolah ini kami membiasakan diri untuk melakukan


absen ya mbak, dan dari situlah nanti kepala sekolah akan
memantau absensi guru. Dan sejauh yang saya amati
alhamdulillah sudah berjalan dengan baik, terbukti dengan
jumlah keterlambatan guru yang berkurang”67
Gambar 4. 6Absensi guru bulan januari -Juli
(Sumber: Data Sekunder)

Absensi Guru Januari Absensi Guru Februari

Absensi Guru Maret Absensi Guru April

Absensi Guru Mei Absensi Guru Juni

Wawancara dengan Waka MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Bapak Anwarudin, M.Pd. ( 20
67

April 2022, pukul 11.00 WIB )


65

Berikut akan dipaparkan hasil dokumentasi berupa daftar absensi

guru mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2022

b) Pendisliplinan pada perangkat pembelajaran

Pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru

dalam menstimulasi usaha-usaha kreatif guru, meningkatkan disiplin

dan kemampuan guru dalam merencanakan pelaksanaan

pembelajaran, salah satunya adalah dengan melakukan pendisiplinan

pada perangkat pembelajaran. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibu

Dewi Komaril Uyun, S.Pd.I, selaku Kepala sekolah MI Miftahul

Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Kediri, beliau mengatakan

“ sebagaimana yang saya jelaskan mbak, kedisiplinan guru


itu tidak hanya tetang disiplin kerja dan disiplin waktu,
tetapi juga harus disiplin dalam hal administratif. Disiplin
dalam hal administratif ini berupa tanggung jawab guru
terhadap ketepatan waktu dalam Menyusun perangkat
pembelaaran berupa RPP. Nah jadi pada awal pembelajaran
harus sudah ada, selain itu apa yang disusun dalam RPP
tersebut harus dapat diimplementasikan dalam kegiatan
belajar mengajar “68
Hal senada juga dipaparkan oleh Bapak Anwaruddin, M.Pd, selaku

Waka dalam salah satu sesi wawancara, beliau mengatakan

“ salah satu upaya yang dilakukan untuk selalu


meningkatkan disiplin guru disini salah satunya dengan
memantau RPP ya mbak, jadi ibu kepala sekolah biasanya
akan melakukan rapat dahulu pada awal tahun atau awal
semester untuk mengecek bagaimana RPP dari guru-guru

Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
68

Uyun,Spd.I ( 28 Juni 2022, pukul 08.00 WIB )


66

semua. Apakah ada kendala dalam penyusunannya, itu nanti


yang akan dibahas dan di carikan solusinya”69

Dari kedua pendapat diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa

untuk meningkatkan kinerja guru, perlu dilakuan pengendalian

kedisiplinan dalam hal administratif berupa kedisiplinan dan

ketepatan waktu dalam pembuatan perangkat pembelajaran.

2) Pengendalian dan pengawasan kinerja guru

a) Melaksanakan supervisi kepala sekolah

Pengendalian dan pengawasan kinerja guru di MI Miftahul

Mubtadi’in Islamiyah Banyakan salah satunya melalui kegiatan

supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Supervisi kepala

sekolah dapat dikatakan sebagai bantuan profesional kepada guru,

melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat

dan umpan balik yang obyektif, sehingga cara itu guru dapat

menggunakan balikan tersebut untuk memperbaiki kinerja

mengajarnya. Begitu halnya dengan Ibu Dewi Qomaril Uyun, sebagai

kepala melakukan beberapa supervise terhadap guru, berikut

penjelasannya :

“ salah satu kegiatan rutin yang saya lakukan seperti setiap


dua minggu sekali saya akan mengunjungi setiap kelas
untuk melakukan supervisi. Memang kunjungan rutin ini
saya lakukan sebagai bentuk monitoring secara langsung
terhadap pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di sekolah
ini “. 70

69
Wawancara dengan Waka MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Bapak Anwarudin, M.Pd. ( 28
Juni 2022, pukul 10.00WIB )
70
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,Spd.I ( 20 April 2022, pukul 09.30 WIB )
67

Hal itu juga senada dengan apa yang diuraikan oleh Bapak

Anwarudin, M.Pd. beliau mengatakan :

“ supervisi ini merupakan kegiatan rutin kepala sekolah


yang dilakukan dengan jangka waktu yang telah dilakukan
oleh kepala sekolah berupa kunjungan rutin ke kelas-kelas
begitu mbak. Ibu kepala sekolah nanti selain melakukan
kunjungan juga melakukan pemantauan terhadap proses
belajar mengajar di kelas“.71

Kedua pendapat diatas diperkuat oleh Ibu Siti Halumni Rifna,

M.Pd, beliau mengatakan :

“ biasanya supervisi ini dilakukan secara langsung ya


mbak pada saat KBM berlangsung. Jadi penerapannya
Ibu kepala sekolah akan berkeliling untuk mengecek
istilahnya di setiap kelas. Selain itu nanti ada penilaian
RPP serta jurnal mengajar”72
Berdasarkan paparan data diaatas, dapat disimpulakan bahwa

supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah ini dapat dilakukan

setiap waktu pada saat jam mata pelajaran berlangsung dengan

mengunjungi kelas-kelas

b) Melaksanakan evaluasi

Pada bagian ini akan dipaparkan bagaimana pelaksanaan

evaluasi kepala sekolah dalam pengendalian dan pengawasan

terhadap peningkatan kinerja guru di MI Miftahul Mubtadi’in

Islamiyah Banyakan. Dengan mengadakan evaluasi ini, kepala

sekolah akan mengetahui bagaimana perkembangan kinerja guru-

71
Wawancara dengan Waka MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Bapak Anwarudin,M.Pd ( 20
April 2022, pukul 11.00 WIB )
72
Wawancara dengan Guru MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Siti Halumni Rifna, M.Pd (
20 April 2022, pukul 07.45 WIB )
68

gurunya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Seperti yang

dikatakan oleh Ibu Dewi Qomaril Uyun mengenai evaluasi yang

dilakukan. Berikut penjelasannya :

“ disini kami mempunyai jadwal rutin untuk evaluasi


mbak, seperti rapat yang sudah teragendakan minimal
setiap satu bulan atau maximal dua bulan sekali. Selain itu
kami juga mengagendakan evaluasi rutin setiap akhir
semester ganjil dan genap “73

Hal yang sama juga dikatakan oleh Bapak anwaruddin selaku

waka, beliau mengatakan :

“ prosesnya biasanya dengan mengadakan rapat rutin yang


dilakukan setiap satu atau dua bulan sekali tergantung
kepada kebijakan sekolah. Tujuannya adalah untuk
mengecek hasil belajar-mengajar, seperti kendalanya dan
kekurangannya apa, baik fasilitas maupun yan lainnya.
Sehingga nanti setelah ketemu masalahnya akan diadakan
evaluasi. Serta pada akhir semester, yang nanti secara
umum mulai dari wali kelas, guru kelas, guru, serta staff
tenaga kependidikan yang bersifat umum secara
musyawarah“.74
Kedua pendapat diatas diperkuat dengan pendapat dari Ibu Siti

Halumni Rifna, M.Pd.I selaku guru kelas, beliau mengatakan :

”kalau evaluasi kinerja ini kalau secara struktral ada


ketentuan misalnya bulan depan ada rapat evaluasi
pengecekan jurnal atau penilaian jurnal, dan adajuga yang
terstruktur setiap akhir semester “.75

73
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,Spd.I ( 20 April 2022, pukul 09.30 WIB )
74
Wawancara dengan Waka MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Bapak Anwarudin,M.Pd ( 20
April 2022, pukul 11.00 WIB )
75
Wawancara dengan Guru MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Siti Halumni Rifna, M.Pd (
20 April 2022, pukul 07.45 WIB )
69

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa

evaluasi ini memegang peranan penting dalan pelaksanaan

peningkaan kinera guru. Evaluasi ini menjadi media dimana guru

dapat menjelaskan kendala-kendala selama proses pembelajaran.

Berikut ini akan dipaparkan hasil obserbvasi berupa evaluasi

guru dan kepala sekolah.

Gambar 4. 7 Evaluasi Guru76


(Sumber : Data Sekunder)

3) Membangun komitmen guru

a) Memberikan motivasi kepada guru

Dalam pelaksanaan strategi untuk membangun komitmen guru

sebagai pendidik, kepala sekolah melakukan beberapa cara, antara

lain dengan memberikan motivasi untuk melakukan tugas sesuai

dengan peran dan tanggungjawabnya. Dalam pelaksanaannya juga

dikaji mengenai faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam

76
Bukti Observasi mengenai adanya Rencana Kegiatan dan Anggaran, pada tanggal 18 Juni 2022 ( pukul
09.00 WIB)
70

membangun komitmen guru, yang salah satunya akan dipaparkan

pada bagian ini. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Dewi Qomaril Uyun,

S.Pd.I mengenai membangun komitmen guru berdasarkan faktor-

faktornya, beliau mengatakan :

“ menurut saya faktor penghambat yang paling dominan


dalam membangun komitmen guru sebagai pendidik adalah
guru belum menguasai bidang ajarnya mbak, ya hal ini dapat
terjadi karena banyak sekali faktornya, salah satunya ya
kurangnya motivasi dari guru tadi, maka dari itu kepala
sekolah berupaya untuk memberikan motivasi kepada guru
dengan mengirim para guru untuk aktif mengikuti kegiatan-
kegiatan pelatihan. Diharapkan Ketika guru aktif mengikuti
pelatihan, maka mereka dapat berinteraksi secara lansung
dengan guru-guru di sekolah lain dan mendapatkan ilmu-
ilmu baru. Begitu juga dengan faktor pendukungnya, minat
guru sebagai pendidik akan sangat memengaruhi “. 77
Pendapat mengenai peningkatan motivasi guru dapat menguatkan

komitmen guru sebagai pendidik juga dipaparkan oleh bapak

Anwaruddin,M.Pd. selaku Waka, beliau mengatakan :

“ tugas utama guru adalah mengajar, nah untuk mencapai


tujuan pembelajaran inilah guru harus mempunyai motivasi
yang kuat mbak. Ketika guru sudah mempunyai motivasi
yang tinggi untuk mengajar, maka secara tidak langsung,
mereka juga akan berkomitmen untuk berusaha menjadi
lebih baik lagi agar kinerjanya meningkat. Kemudian untuk
meningkatkan motivasi guru, biasanya secara professional
kepala sekolah akan mengirim guru-guru disini untuk
melakukan pelatihan peningkatan kinerja. Diharapkan disana
para guru akan mendapat ilmu baru dan dapat
mengembankan potensi dirinya”78

77
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,S.Pd ( 20 April 2022, pukul 09.30 WIB)
78
Wawancara dengan Waka MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Bapak Anwarudin,M.Pd ( 20
April 2022, pukul 11.00 WIB)
71

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa

Motivasi dan komitmen adalah dasar bertindak bagi guru sebagai

penentu perubahan sikap, peningkatan pengetahuan dan keterampilan

peserta didik. Guru yang memiliki motivasi tinggi akan tetap

berkomitmen menjadi motivator pembelajaran di kelas sehingga

siswa merasa tertarik mendalami materi yang disampaikan guru

secara komunikatif.

Berikut akan dipaparkan hasil observasi kegiatan pemberian

motivasi guru oleh kepala sekolah.

gambar 4. 8 Pemberian Motivasi79


(Sumber : Data Sekunder)

b) Meningkatkan minat guru sebagai pendidik

Berbagai pendapat para ahli menyebutkan terdapat banyak sekali

cara atau strategi yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk

membangun komitmen guru, salah satunya meningkatkan minat guru

79
Bukti Observasi mengenai adanya Rencana Kegiatan dan Anggaran, pada tanggal 18 Juni 2022 ( pukul
09.00 WIB)
72

sebagi pendidik. Hal itu juga yang diterapkan oleh Ibu Dewi Qomaril

Uyun, S.Pd.I untuk membangun komitmen guru. Seperti yang beliau

jelaskan :

“ langkah selanjutnya yang saya lakukan untuk membangun


komitmen guru disini adalah meningkatkan kesadaran guru
akan peran dan tangung jawabnya. Nah hal ini tentu saja akan
sejalan dengan minat guru sebagai pendidik mbak. Maka dari
itu saya akan memberikan tugas kepada guru yang sesuai
dengan kemampuannya. Ya karena kalau gurunya saja sudah
tidak minat ya mau diberi stimulus seperti apapun akan sulit
untuk membangun komitmennya“.80

Hal senada juga dijelaskan oleh Bapak Anwarudin,M.Pd. selaku

waka bahwa guru-guru di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

menjalankan tugas sesuai tugasnya, berikut penjelasannya :

” komitmen guru di MI banyakan ini terbilang bagus, karena


para guru disini menjalankan tugas masing-masing sesuai
dengan kemampuan dan yang paling penting sesuai
bidangnya “.81

Kedua pendapat diatas juga diperkuat dengan pendapat Ibu Siti

Halumni Rifna, beliau mengatakan

“seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, bahwa minat


guru sebagai pendidik menjadi faktor yang sangat
mempengaruhi dalam membanun komitmen guru sebagai
pendidik. Kalau misalnya guru mempunyai rasa pengabdian
yang besar, dalam artian minat mengajar, maka akan mudah
dalam pelaksanaan peningkatan kinerja seorang guru.
seorang guru yang baik adalah guru professional yang
melaksankan tugasnya dengan penuh kesadaran dan
berkomitmen sebagai guru, serta yang bertannggungjawab
akan profesinya yang artinya secara administrasi membuat

80
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,S.Pd ( 20 April 2022, pukul 09.30 WIB)
81
Wawancara dengan Waka MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Bapak Anwarudin, M.Pd ( 20
April 2022, pukul 11.00 WIB)
73

perangkat serta bukti pembelajaran serta menerapkan di


masing-masing kelas. Dan hal ini berkaitan dengan
keinginan bapak ibu guru sendiri, jadi apabila beliau-beliau
mempunyai keinginan yang kuat untuk mengajar itu tinggi
itu juga bisa mempengarhi komitmen guru.82
Berdasarkan hasil wawancara diatas, diperoleh kesimplan bahwa

guru yang mempunyai komitmen tinggi untuk mengajar adalah guru

yang mempunyai minat mengajar yang tinggi pula. Berikut ini akan

dipaparkan hasil observasi mengenai pembagian tugas guru.

Gambar 4. 9 Pembagian Tugas Guru83


(Sumber : Data Sekunder)

4) Pemberian reward dan punishment

a) Pemberian reward berupa insentif guru

Dalam pelaksanaanya, pemberian reward penting untuk dilakukan

dalam peningkatan kinerja seorang guru. Melalui penghargaan ini,

seorang guru diharapkan dapat meningkatkan kinerja positif dan

82
Wawancara dengan Guru MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Siti Halumni Rifna ( 20
April 2022, pukul 07.45 WIB )
83
Bukti Observasi mengenai adanya Rencana Kegiatan dan Anggaran, pada tanggal 18 Juni 2022 ( pukul
09.00 WIB)
74

produktif. Sejalan dalam pengendalian, pemberian reward ini juga

harus dilakukan secara efektif dan efisien. Begitu juga yang telah

diterapkan di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan,

sebagaimana keterangan Ibu Dewi Komaril Uyun,S.Pd. selaku kepala

sekolah, beliau mengatakan :

“ berhubungan dengan kedisplinan tadi mbak, disekolah ini


menerapkan system reward kepada guru yang tidak
terlambat. Sistemnya begini,di sekolah ini ada program
pembiasaan membaca surat-surat di juz 30 yang akan
dibagi per surat dari kelas 1 sampai 6. Nah program ini
dilaksanakan 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Jadi
Ketika guru masuk kelas tepat jam 7, otomatis nanti bisa
melakukan pembiasaan pada 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai. Dari sinilah nanti para guru akan
mendapat rewardnya berupa tambahan gaji yang dihitung
setiap minggu yang kemudian diakumulasikan
perbulannya “ 84
Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Rifna Selaku Guru Kelas,

Beliau mengatakan :

“ sebenarnya menurut saya, pemberian reward ini


memberikan dampak yang bagus terhadap peningkatan
kinerja. Karena dengan adanya reward para guru bisa
lebih termotivasi untuk lebih inovatif lagi dan tentunya
anak-anakuga bisa mencapai target pembiasaan yang telah
ditetapkan “85
Berdasarkan hal hasil wawancara tersebut, reward dapat dijadikan

salah satu strategi untuk meningkatkan kinerja yang dilakukan oleh

kepala sekolah secara internal. Berikut ini akan dipaparkan hasil

observasi berupa tata tertib sebelum pelajaran dimulai dan jadwal

84
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,S.Pd ( 20 April 2022, pukul 09.30 WIB)
85
Wawancara dengan Guru MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Siti Halumni Rifna,M.Pd (
20 April 2022, pukul 07.45 WIB)
75

pembiasaan pembacaan surat pendek dari kelas satu sampai dengan

enam.

Gambar 4. 10Tata Tertib Sebelum dan Sesudah


Pembelajaran Dimulai 86
(Sumber : Data Sekunder)

Gambar 4. 11 Jadwal Pembiasaan Surat Pendek 87


(Sumber : Data Sekunder)

86
Bukti Observasi mengenai tata tertib sebelum dan sesudah pembelajaran, pada tanggal 18 Juni 2022 (
pukul 09.00 WIB)
87
Bukti Observasi mengenai Jadwal Pembiasaan Surat Pendek, pada tanggal 18 Juni 2022 ( pukul 09.00
WIB)
76

b) Pemberian punishment berupa teguran

Sistem pengendalian berupa pemberian punishment lewat aturan

yang berlaku yang telah disepakati bersama antara kepala sekolah,

para guru dan karyawan merupakan Upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan kualitas kinerja dari semua warga sekolah, khususnya

guru. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibu Dewi Komaril

Uyun,S.Pd, dalam salah satu sesi wawancara. Beliau mengatakan :

“ untuk punishment yang kami terapkan masih dalam


bentuk teguran-teguran secara langsung, baru kemudian
kalau dengan teguran masih melakukan kesalahan yang
sama maka akan dilakukan pemanggilan terhadap guru
yang bersangkutan. Dari sinilah nanti akan ditanya secara
pribadi mengenai kesanggupan mengabdi di Lembaga.
Karena secara formal kami juga mempunyai kebijakan
untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja / PHK yang
sebenarnya sudah tertera dalam perjanjian kerja”.88
b. Eksternal

Salah satu upayayan dilakukan oleh kepala sekolah untuk

meningkatkan kinerja SDM gurunya adalah dengan Mengikuti pelatihan-

pelatihan yang sesuai dengan spesifikasi masing-masing guru. Hal ini sangat

penting dilakukan karena bukan hanya sebagai tuntutan profesi saja, tapi

dalam pelatihan-pelatihan tersebut guru akan diberikan stimulus agar dapat

mengembangkan potensi dirinya. Seperti yang kepala sekolah MI Miftahul

Mubtadi’in Islamiyah, Ibu Dewi Qomaril Uyun, S.Pd.I, sampaikan

88
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,S.Pd ( 20 April 2022, pukul 09.30 WIB)
77

“ dalam pelaksanaan kegiatan seperti workshop kami


mengutamakan yang linier atau sesuai dengan bidang ajar guru-
guru disini mbak. Salah satu contoh yang rutin kami ikuti itu ya
seperti KKG itu mbak, kalau KKG kan sudah jelas siapa saja
anggota dan kelompoknya, dan untuk lokasinya biasanya bergilir
di sekolah-sekolah anggotanya. 89
Hal serupa juga dikatakan oleh Bapak Anwarudin,M.Pd. selaku

Waka, beliau mengatakan :

“ ya seperti yang sudah katakana sebelumnya bahwa kegiatan-


kegiatan seperti seminar itu dilaksanakan sesuai dengan apa
yang akan dituju, dalam artian sesuai dengan bidang masing-
masing guru. Misalkan tujuannya focus untuk guru mapel PAI
maka nanti ya yang dituju ya guru mapel PAI. Kalau untuk guru
kelas nanti yang diikut sertakan ya guru kelas “. 90
Kedua pendapat tersebut diperkuat dengan pendapat Ibu Siti

Halumni Rifna, M.Pd.I selaku guru Kelas, sebagai berikut:

“ pelakasanaanya adalah lembaga bisa mengikutsertakan guru-


guru ke dalam pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan
bidangnya seperti KKG tingkat kecamatan atau nanti yang lebih
luas lagi tinkat kabupaten”.91

Kegiatan-kegiatan pelatihan yang selama ini dilakukan antara lain :

1) KKG

Dalam pelaksanaannya, kegiatan KKG ini dilakukan secara

terstruktur, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibu Dewi Komaril

Uyun,S.Pd.I, beliau menjelaskan :

” pelaksanaan KKG itu dilaksanakan setiap triwulan


sekali mbak. Untuk lokasinya pindah-pindah
menyesuaikan jadwal dari para anggotanya. Nah untuk
kecamatan Banyakan ini meliputi MI Bolawen, MI

89
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,S.Pd ( 06 Juni 2022, pukul 08.00 WIB)
90
Wawancara dengan Waka MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Bapak Anwarudin, M.Pd ( 06
Juni 2022, pukul 09.00 WIB)
91
Wawancara dengan Guru MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Siti Halumni Rifna ( 06
Juni 2022, pukul 09.30 WIB)
78

Tiron, MI Dahu, MI Selotopeng, MI PSM Sendang, MI


Sendang Timur, dan disini di MI Banyakan”92

Begitu juga dengan yang diutarakan oleh Bapak Jamhuri,

S.Pd.I mengenai pelaksanaan KKG, sebagai berikut :

“ kalau KKG ini dilakukan setiap dua sampai tiga bulan


sekali mbak, yan sering itu setiap triwulan. Dan untuk
KKG ini macem-macem ya jenisnya, ada KKG untuk guru
mapel, yang membahas mengenai masalah-masalah
dalam pembelajaran. Selain itu juga ada KKG untuk guru
PAI. ”.93
Dari kedua penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan KKG ini disesuaikan dengan kebijakan gugus ata

kecamatan terkait. Sedangkan untk agendanya adalah

menyesuaikan tujuan KKG diperuntukkan untuk guru mapel, guru

kelas, atapun guru PAI. Berikut akan dipaparkan hasil Observasi

pelaksanaan KKG

Gambar 4. 12KKG di MI Bolawen 94


(Sumber : Data Sekunder)

92
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,S.Pd ( 06 Juni 2022, pukul 08.00 WIB)
93
Wawancara dengan Guru MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Bapak Jamhuri, S.Pd ( 06 Juni
2022, pukul 10.00 WIB)
94
Bukti Observasi mengenai pelaksanaan KKG di MI Bolawen, pada tanggal 18 Juni 2022 ( pukul 09.00
WIB
79

2) BIMTEK

Pelaksanaan BIMTEK yang terakhir diikuti oleh MI

Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan adalah BIMTEK

mengenai pembaruan pembelajaran dan pengembangan kurikulum,

sebagaiman yang dikatakan oleh Ibu Dewi Komaril Uyun, S.Pd.I :

“ dalam rangka peningkatan kinerja guru ini, kami seringkali


mengirim guru-guru disini untk berpartisipasi dalam
kegiatan BIMTEK ini mbak. Biasanya kami selalu mengikuti
BIMTEK yang diselenggarakan oleh Kemenag. Banyak
sekali manfaat yang didapat dari kegiatan ini, terutama dalam
peningkatan kinerja guru. Isi materinya biasanya
berhubungan dengan pola-pola pembelajaran terbaru.
terakhir kali kita mengikuti BIMTEK itu pada tahun 2020
yang diselengarakan oleh Kemenag ya mbak, yang masih
dalam situasi pandemi kala itu. Jadi ntuk pelaksanaannya pun
juga melalui daring. Disana membahas tentang
pembelajaran-pembelajaran, tetapi untuk fokus utama adalah
perbaruan pola pembelajaran. Juga disinggung mengenai
pengembangan kurikulum “.95
Berdasarkan keterangan dari kepala sekolah, peneliti

melakukan wawancara kedua dengan Bapak Jamhuri, S.Pd.I, beliau

mengatakan :

“Bimtek yang pernah diselenggarakan pada tahun 2020


berbentuk daring karena pada tahun tersebut masih dalam
situasi pandemi, sehingga peraturan yang keluar memang
harus segera disosialisasikan untuk segera diterapkan yang
pada akhirnya dipakailah mode daring dalam pelaksanaan
BIMTEK ini. Untuk wilayah disini, di kabupaten Kediri itu
dijadikan tiga titik Zoom Meeting antara lain di MIN 1, MIN
2, dan MIN 3. Jadi untuk wilayah yang saya ikuti itu di MIN
2 Kediri yang berada di Doko. Disana diulas mulai dari
beban kerja guru terbaru, pengakuan atau ekuivalensi,
semisal untuk kepala itu berapa JTM, kemudian untuk
tingkat MI itu ada namanya koordinator Pendidikan MI yang

95
Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Ibu Dewi Komaril
Uyun,S.Pd ( 06 Juni 2022, pukul 08.00 WIB)
80

diekuivalensikan dengan 12 JTM. Kemudian untuk KMA


terbaru yang terbit tahun 2022 ini, yang berhubungan dengan
Kurikulum Merdeka kita belum mendapatkan BIMTEK
secara daring maupun luring. Karena untuk kurikulum
merdeka ini masih dalam tahap pengajuan, dimana pada
tahap pengajuan ini kita harus mempunyai prasyarat minimal
ya, antara lain madrasah harus sudah terakreditasi A, B, atau
C, kemudian yang kedua madrasah harus sudah mengikuti
sosialisasi KMA 347 tahun 2022 dan itu kita belum ada info
sampai ke sosialisasinya, kemudia tenaga pendidik dan
kependidikan sudah mengikuti sosialisasi seperti itu atau
BIMTEK implementasi kurikulum merdeka pada madrasah,
itu belum. Sehingga kita belum bisa mengajukan syarat
untuk kurikulum merdeka”.96

Dari kedua pendapat diaatas, dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan BIMTEK ini merupakan agenda yang diselenggarakan

oleh Kemenag dengan tujuan tertentu. Berikut akan dipaparkan

hasil Observasi pelaksanaan BIMTEK. Berikut ini akan dipaparkan

hasil Observasi pelaksanaan BIMTEK

Gambar 4. 13 Pelaksanaan BIMTEK 97


(Sumber : Data Sekunder)

96
Wawancara dengan Guru MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Bapak Jamhuri, S.Pd.I ( 06
Juni 2022, pukul 10.00 WIB)
97
Bukti Observasi mengenai pelaksanaan BIMTEK, pada tanggal 18 Juni 2022 ( pukul 09.00 WIB
81

Gambar 4. 14 Sertifikat BIMTEK98


(Sumber : Data Sekunder)

B. Temuan Penelitian

Berdasarkan paparan data diatas, pada bagian ini akan diuraikan temuan

penelitian sebagai berikut.

1. Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja SDM Guru Di MI

Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Kediri

Berbagai upaya maupun strategi dilakukan oleh kepala sekolah dalam

rangka meningkatkan kinerja guru di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

Banyakan Kediri yang sesuai dengan visi misi sekolah, antara lain :

a. Internal

. Seorang kepala sekolah harus mempunyai strategi-strategi yang

digunakan untuk meningkatkan kualitas SDM guru nya. Pada dasarnya,

strategi internal ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab

guru sebagai pendidik. Strategi ini adalah bentuk keprofesionalan kepala

98
Bukti Observasi mengenai Sertifikat BIMTEK, pada tanggal 18 Juni 2022 ( pukul 09.00 WIB
82

sekolah dalam upaya memberikan dampak positif dalam sistem

Pendidikan di sekolah. Salah satu diantaranya adalah kepemimpinan

kepala sekolah Terdapat strategi internal dari kepala sekolah di MI

Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan dalam peningkatan kinerja

SDM guru yang pertama adalah pengendalian kedisplinan guru. Hal yang

melatarbelakangi dilaksanakanya pembinaan kedisplinan guru oleh kepala

sekolah adalah untuk meningkatkan tanggngjawab guru sebagai pendidik.

Terciptaya situasi yang disipli akan memengaruhi tujuan Lembaga

pendididikan. Demikian juga bagi guru, kedisiplinan harus selalu

diingkatkan agar kinerjanya sebagai pendidik dapat meningkat.

Kedua adalah pengendalian dan pengawasan kinerja guru. Hal-hal

yang melatarbelakangi dilaksakannya pengendalian dan pengawasan

kinerja guru adalah sebagai bentuk monitoring terhadap kinerja guru agar

berjalan sesuai dengan tupoksinya serta sebagai bentuk controlling

terhadap guru untuk memastikan para guru melakukan proses

pembelajaran sesuai tupoksi masing-masing yang selalu berorientasi pada

tujuan yang telah ditetapkan.

Ketiga Membangun komitmen guru. Loyalitas guru terhadap

Lembaga Pendidikan adalah kunci tercapainya tujuan Pendidikan. Hal

inilah yang menjadi latar belakang mengapa seorang kepala sekolah harus

dapat membangun komitmen guru terhadap Lembaga serta berkomitmen

dalam pemenuhan tanggung jawabnya akan tugas dan perannya sebagai


83

pendidik. pentingnya membangun komitmen guru untuk meningkatkan

kinerja.

Keempat Pemberian reward dan punishment. Hal yang menjadi

latar belakang pemberian Reward dan punishment adalah Kepala sekolah

yang mengerti akan kebutuhan gurunya, dia akan memberikan semangat

kepada para guru untuk meningkatkan kinerjanya. Hal-hal yang dapat

memicu semangat para guru dalam hal ini dapat berupa kenaikan pangkat,

finansial maupun piagam penghargaan. Pemberian reward ini dapat

dijadikan ajang untuk menumbuhkan rasa persaingan yang sehat antara

guru.

b. Eksternal

Hal hal yang melatarbelakangi Kepala sekolah melakukan strategi-

strategi dalam peningkatan kinerja berdasarkan analisis kebutuhan-

kebutuhan guru secara eksternal adalah Pengembangan diri guru.

Pengembangan diri guru merupakan hal dasar dalam upaya untuk

pengembangan potensi guru sebagai pendidik untuk meningkatkan

kinerjanya. Selain itu pengembangan diri juga menjadi salah satu bentuk

upaya untuk meningkatkan kompetensi guru.

2. Implementasi Peningkatan Kinerja SDM Guru Di MI Miftahul

Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Kediri

a. Internal

Strategi pertama adalah pembinaan kedisiplinan guru yang

merupakan upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah adalah membantu


84

tenaga pendidik untuk mengembangkan pola pikirnya. Pembinaan

kedisplinan yang dilakukan oleh kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in

Islamiyah antara lain adalah dengan melakukan pengawasan terhadap

absensi dan pendisiplinan pada perangkat pembelaaran. Dalam upaya

meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran, kepala sekolah MI Miftahul

Mubtadi’in Islamiyah berupaya melakukan pembinaan dan juga

membuat kesepakatan bersama dalam rapat awal tahun tentang jadwal

kehadiran dimana para guru harus hadir 15 menit sebelum masuk kelas

atau sebelum bel berbunyi dan guru juga ketika pertama kali datang harus

terlebih dahulu menandatangani atau mengisi daftar hadir dan begitu juga

ketika pulang dan semua kesepakatan itu yang harus sama sama dipatuhi

oleh semua guru. Sedangkan untuk pendisiplinan pada perangkat

pembelaaran dilakuan pengendalian kedisiplinan dalam hal administratif

berupa kedisiplinan dan ketepatan waktu dalam pembuatan perangkat

pembelajaran

Strategi kedua adalah Melakukan pengendalian dan pengawasan

kinerja guru dilakukan melalui dua cara, yaitu melakukan supervisi kepala

sekolah dan melaksanakan evaluasi. Bentuk dari supervisi yang dilakukan

oleh kepala sekolah adalah berupa bantuan. Kepala sekolah akan

senatiansa memberikan bantuan kepada guru-guru dan Bersama-sama

mengatasi kendala-kendala yang terjadi. Kegiatan supervisi yang

dilakukan adalah melakkan kunjungan rutin setiap dua minggu sekali di

setiap kelas yang bertujuan untuk monitoring langsung. Sedangkan dalam


85

pelaksanaan evaluasi dilakukan dalam bentuk rapat rutin.. Fungsi dari

evaluasi disini adalah untuk mengetahui permasalahan-permasalah yang

terjadi, kemudian dapat dilakukan perbaikan. Evaluasi juga merupakan

salah satu bentuk monitoring terstruktur kepala sekolah. Jadwal evaluasi

yang dilakukan kepala sekolah di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

adalah setiap satu atau dua bulan sekali serta setaip akhir semester.

Strategi ketiga adalah Membangun komitmen guru. Dalam

pelaksanaan strategi untuk membangun komitmen guru sebagai pendidik,

kepala sekolah melakukan beberapa cara, antara lain dengan memberikan

motivasi untuk melakukan tugas sesuai dengan peran dan

tanggungjawabnya serta meningkatkan minat guru sebagai pendidik.

Dalam pelaksanaannya, pemberian motivasi dilakukan dengan

Peningkatan motivasi guru dilakukan dalam bentuk pengikutsertaan guru

dalam pelatihan peningkatan kinerja. Sedangkan untuk meningkatkan

minat guru sebagai pendidik, dilakukan peningkatan komitmen guru

dalam mengajar dengan memberikan tugas yang sesuai dengan

tupoksinya. Hal ini dilakukan karena Minat guru sebagai pendidik akan

sangat memengaruhi komitmen dan loyalitas guru pada Lembaga.maka

dari itu dikatakan bahwa guru yang mempunyai komitmen tinggi untuk

mengajar adalah guru yang mempunyai minat mengajar yang tinggi pula.

Strategi keempat adalah Pemberian reward dan punishment.

Pemberian penghargaan sangat penting dilakukan untuk meningkatkan

produktivitas kerja serta untuk mengurangi kegiatan yang kurang


86

produktif. Melalui penghargaan ini tenaga kependidikan dirangsang untuk

meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Dalam pelaksanaannya,

pemberian reward dilakukan dengan Pemberian insentif bertujuan untuk

memotivasi guru sehingga guru dapat meningkatkan kinerjanya dan

langsung terlibat dalam perkembangan Pendidikan yang ada di lembaga.

Sedangkan pemberian punishment berupa teguran. Dalam hal ini

diterapkan sistem punishment bagi guru yang melanggar ketentuan-

ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Dalam

pelaksanaannya mulai dari teguran-teguran yang bersifat personal, sampai

dengan dilakukan pemanggilan terhadap guru yang bersangkutan.

b. Eksternal

Strategi eksternal yang dilakukan oleh kepala sekolah MI Miftahul

Mubtadi’in Islamiyah Banyakan adalah mengikut sertakan guru kedalam

Pelatihan-pelatihan pengembangan Kompetensi guru. Kegiatan pelatihan

tersebut antara lain workshop, bimtek, seminar, KKG, diklat, dan lain

sebagainya. Dalam pelaksanaan strategi eksternal, mengikuti pelatihan

yang sesuai bidang ajar masing guru-guru adalah hal yang harus

dilakukan. Hal ini akan sangat memengaruhi peningkatan kinerja guru.

Forum-forum pelatihan tersebut menjadi suatu wadah yang akan

menampung permasalahan-permasalahan dalam proses belajar-mengajar

beserta penyelesaiannya serta mengembangkan ide-ide pembelajaran

untuk meningkatkan mutu Pendidikan. Pelatihan-pelatihan tersebut antara

lain KKG dan BIMTEK.


87

Kelompok kerja guru atau yang biasa disebut dengan KKG adalah

organisasi guru setingkat gugus atau Kecamatan yang beranggotakan

guru-guru dari sekolah di dalam gugus terkait anggotanya adalah guru

kelas pada jenjang yang bersangkutan. Dalam kegiatannya biasanya berisi

mengenai persiapan ulangan tengah semester, pembuatan soal ataupun

pembuatan kisi-kisi ulangan. Selain itu juga ada pengarahan dari

pengawas mengenai kedisiplinan dan tata tertib guru, danjuga memuat

info mengenai peringatan PHBI. Dalam pelaksanaannya, KKG ini rutin

dilakukan setiap triwulan. Macam-macam KKG yang diikuti oleh guru-

guru di MI Miftahul Mubtad’in Islamiyah ini meliputi KKG guru mapel,

KKG guru kelas, juga KKG guru PAI.

Sedangkan Pelatihan Bimbingan Teknis (Bimtek) adalah suatu

kegiatan dimana para peserta diberi pelatihan-pelatihan yang bermanfaat

dalam meningkatkan kompetensi peserta yang dimana materi yang

diberikan meliputi Membangun Tim Kerja Efektif. Dalam pelaksaaan

BIMTEK yang diikuti oleh guru-guru di MI Miftahul Mubtadi’in

Islamiyah Banyakan merupakan BIMTEK yang diselenggarakan oleh

Kemenag pada tahun 2020 dalam mode daring terkait dengan penguatan

kinerja guru yang berhubungan dengan KMA terbaru terbitan Kemenag

tahun 2019 yaitu KMA 184 dan KMA 185. Adapun yang dibahas dalam

KMA ini adalah tentang pengekuivalensian dan beban mengajar. Selain

itu dalam KMA tersebut juga disinggug mengenai cara-cara pembelajaran

terbaru.
BAB V

PEMBAHASAN

Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan bahasan hasil penelitian mengenai

strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja SDM guru berdasarkan temuan-

temuan yang di peroleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi di MI Miftahul

Mubtadi’in Islamiyah Banyakan untuk kemudian dianalisis dengan teori-teori yang ada

pada kajian teori. Adapun fokus pembahasan dalam hal ini, meliputi : 1) strategi kepala

sekolah dalam meningkatkan kinerja SDM guru di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

Banyakan Kediri, 2) implementasi peningkatan kinerja SDM guru di MI Miftahul

Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Kediri.

A. Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja SDM Guru di MI

Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Kediri

Berdasarkan hasil penelitian di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan

mengenai strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja SDM guru, diperoleh

hasil bahwa untuk meningkatkan kinerja guru, maka kepala sekolah harus selalu

mengerti akan kebutuhan guru-gurunya. Kepala sekolah akan mengidentifikasi apa

saja yang kiranya dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja guru. Dalam hal ini kepala

sekolah dituntut untuk dapat menguasai situasi dan kondisi sumber daya nya. Maka

dari itu, dalam strategi peningkatan kinerja guru, kepala sekolah MI Miftahul

Mubtadi’in Islamiyah Banyakan melakukan analisis mengenai kebutuhan-kebutuhan

apa saja yang akan dibutuhkan guru untuk mengembangkan pola-pola pembelajaran

yang dipakai, mulai dari secara internal dengan menumbuhkan rasa tanggung jawab

guru akan perannya sebagai pendidik serta secara eksternal dengan upaya

88
89

pengembangan potensi guru dengan melakukan pengembangan terhadap

pembelajaran.

Sejalan dengan temuan hasil penelitian diatas, Ngalim Purwanto, dalam

bukunya yang berjudul “Administrasi dan Supervisi Pendidikan”, mengatakan bahwa

Kepala sekolah adalah seseorang yang diangkat untuk menduduki jabatan tertentu

yang memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan

pendidikan dan pengajaran di sekolah.99 Dalam hal ini, kelancaran pelaksanaan

Pendidikan akan dapat terwujud apabila kepala sekolah mengerti akan kebutuhan

gurunya. Sejalan dengan hal itu, Raihani dalam bukunya yang berjudul “

kepemimpinan kepala sekolah transformatif” untuk merealisasikan peningkatan

kinerja guru, kepala sekolah menetapkan strategi atau menyusun program-program

yang meliputi strategi prakondisional, akademik, non-akademik, pendukung, dan

evaluative.100

Strategi prakondisional mencakup tema-tema yang meliputi menegakkan

kedisiplinan, memberikan motivasi, membangun kepercayaan. Kemudian Strategi

akademik mengacu pada kurikulum dan pengembangan program- program sekolah

untuk meningkatkan wawasan guru. Strategi Non-Akademik Strategi Non-

Akademik, mengacu pada kegiatan ekstrakurikuler, guru bertanggung jawab

mengkoordinir ekstra-kurikuler. Strategi Pendukung Untuk mendukung program

akademik dan non-akademik, mencakup penerapan pengembangan fasilitas sekolah,

dan menyediakan program pendukung merupakan suatu strategi yang dirancang

99
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya,2001), 13
100
Raihani, Kepemimpinan Sekolah Transformatif, Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang, 2010, h. 184.
90

untuk melayani siswa dan guru, sedangkan Strategi Evaluatif Kepala sekolah secara

rutin mengevaluasi program-program sekolah. Evaluasi umum diadakan setiap tahun

dan para siswa mengisi survey evaluasi setiap tahun menyangkut program-program

sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah.

Berdasarkan paduan antara temuan dengan teori mengenai strategi yang

dilakukan oleh kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah diatas, dapat

diperoleh kesimpulan bahwa strategi yang digunakan oleh kepala sekolah adalah

secara internal dengan menumbuhkan rasa tanggung jawab guru akan perannya

sebagai pendidik serta secara eksternal dengan upaya pengembangan potensi guru

dengan melakukan pengembangan terhadap pembelajaran. Kesesuaian dengan

pendapat yang diuraikan oleh Raihani mencakup strategi pra kondisional, strategi

akademik, serta strategi evaluative.

1. Internal

Sebagai pendidik yang professional, seorang guru tidak akan melupakan

tugas, peran serta tanggung jawabnya. Berdasarkan hasil penelitian, dalam upaya

untuk meningkatkan rasa tanggung jawab guru atas tugas dan perannya, kepala

sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah melakukan beberapa strategi,

diantaranya adalah dengan melakukan pembinaan kedisiplinan guru, melakukan

pengendalian dan pengawasan kinerja guru, membangun komitmen guru, serta

memberikan reward dan punishment. Hal-hal yang melatarbelakangi

dilakukannya strategi tersebut selain untuk meningkatkan tanggung jawab guru,

tetapi juga sebagai bentuk monitoring yang dilakukan oleh kepala sekolah

terhadap jalannya proses pembelajaran.


91

Sebagaimana pendapat Mac Donald yang dikutip oleh Syafaruddin, dalam

Ngalimun, strategi diartikan sebagai “ The art of crayying out a plan skillfully “

Strategi adalah seni melaksanakan suatu rencana secara terampil. Strategi adalah

penetapan tujuan jangka panjang yang dasar dari suatu organisasi, dan pemilihan

alternatif tindakan dan alokasi sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai

tujuan.101 Ia membagi strategi kedalam beberapa jenis, yang meliputi pertama,

strategi fasilitatif dimana penyediaan fasilitas digunakan untuk mencapai tujuan

perubahan social yang telah ditentukan, kedua adalah strategi Pendidikan , yaitu

untuk mengadakan perubahan sosial dengan cara menyampaikan fakta dengan

maksud orang akan menggunakan fakta atau informasi tersebut untuk menentukan

tindakan yang akan dilakukan, ketiga adalah strategi bujukan yang mana untuk

mencapai tujuan perubahan sosial dengan cara membujuk (merayu) agar sasaran

perubahan (klien), mau mengikuti perubahan social yang direncanakan, serta yang

terakhir adalah strategi paksaan yang dilakukan dengan cara memaksa klien

(sasaran perubahan) untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa

merupakan bentuk dari hasil target yang diharapkan

Dapat disimpulkan dari paduan antara temuan dengan teori, berdasarkan

tujuannya antara lain kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

melakukan strategi fasilitatif dengan melakukan pembinaan kedisplinan dimana

kepala sekolah menempatkan dirinya sebagai fasilitator untuk memantau

kedislipinan guru, melakukan strategi Pendidikan dengan melakukan

pengendalian dan pengawasan kinerja guru, melakukan strategi bujukan dengan

101
Ngalimun. “Strategi dan Model Pembelajaran” ( Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2016 ), 68
92

melakukan kegiatan yang membangun komitmen guru dan pemberian reward,

serta melakukan strategi paksaan dengan pemberian Punishment.

2. Eksternal

Berdasarkan hasil penelitian mengenai apa yang melatarbelakangi

diaksanakannya strategi eksternal ini adalah kebutuhan-kebutuhan guru akan

untuk mengembangkan potensi guru. kebutuhan-kebutuhan guru secara eksternal

adalah Pengembangan diri guru. Pengembangan diri guru merupakan hal dasar

dalam upaya untuk pengembangan potensi guru sebagai pendidik untuk

meningkatkan kinerjanya. Selain itu pengembangan diri juga menjadi salah satu

bentuk upaya untuk meningkatkan kompetensi guru. Pengembangan guru unutk

meningkatkan kinerjanya semata-mata dilakukan untuk menjadi guru yang

professional dalam mengajar.

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Soediarto dalam

Zahroh, (2017) menyatakan bahwa seorang guru harus mampu menganalisis,

mendiaknosis, dan memprognosis situasi pendidikan. Guru yang memiliki

kompetensi profesional perlu menguasai antara lain disiplin ilmu pengetahuan

sebagai sumber bahan pelajaran, bahan ajar yang diajarkan, pengetahuan tentang

karakteristik peserta didik, pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan,

pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar.102 Selain itu, Mulyasa

yaitu: Kompetensi profesional mengharuskan guru memiliki pengetahuan yang

luas dan dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan, serta

102
Zahroh, Aminatul. Kualitas pembelajaran melalui Dimensi Profesionalisme Guru. (Bandung: Yrama
Media,2017), 81
93

penguasan metodologi yaitu menguasai konsep teoritik mampu memiliki metode

yang tepat dan mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar.103

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam peningkatan kinerja guru,

kebutuhan-kebutuhan akan pengembangan potensi guru haruslah dilakukan

dengan tujuan untuk meningkatan keprofesionalan guru dalam mengajar.

Profesional guru dalam pengelolaan kelas meliputi pengelolaan pengajaran dan

manajemen sekolah, dilakukan agar terciptanya lingkungan kelas yang kondusif.

B. Implementasi Peningkatan Kinerja SDM Guru di Miftahul Mubtadi’in

Islamiyah Banyakan Kediri

Berdasarkan hasil penelitian di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

Banyakan mengenai strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja SDM guru,

diperoleh hasil bahwa kepala sekolah menjalankan beberapa strategi yang ditujukan

untuk meningkatkan kinerja guru. Peningkatan kinerja yang dilakukan bertujuan

untuk menjaga kualitas SDM guru sehingga pembelajaran yang efektif dapat tercapai.

Berdasarkan temuan di lapangan, kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

mempunyai peran aktif dalam Menyusun strategi peningkatan kinerja guru

sebagaimana tugas dan perannya sebagai pemimpin Lembaga Pendidikan yang dapat

memberikan petunjuk untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan tenaga

kependidikan , serta menjalankan dan melakukan pengendalian dalam proses

pelaksanaan strategi sebagaimana perannya sebagai pengelola Lembaga Pendidikan

103
Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), 22
94

yang dapat mengatur dan menggerakkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk

dapat mengambil keputusan-keputusan dalam rangka peningkatan kinerja guru.

Sebagaimana teori yang dijelaskan oleh Sudarwan Danim dan Khairil dalam

bukunya yang berjudul “Profesi Kependidikan” (2011), mengenai tugas kepala

madrasah sebagai pemimpin yang harus mampu memberikan petunjuk pengawasan,

meningkatkan kemauan dan kemampuan tenaga Pendidikan. Juga dijelaskan bahwa

sebagai pemimpin, kepala madrasah haruslah mempunyai sifat yang percaya diri,

bertanggung jawab, serta berani mengambil resiko.104 Sejalan dengan itu, Harry

Mintzberg juga menjelaskan teori mengenai tiga peranan seorang pemimpin yang

dibutuhkan dalam melakukan strategi peningkatan kinerja guru, yaitu; interpersonal

roles, informational roles dan decisional roles.105

Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran kepala sekolah dalam pelaksanaan

peningkatan kinerja guru sangat penting. Kepala sekolah diharuskan menjadi figur

seorang pemimpin Lembaga Pendidikan yang dapat memegang kendali dalam

penyusunan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi peningkatan strategi peningkatan

kinerja guru agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif. Dalam pelaksanaan

peningkatan kinerja, terdapat strategi serta evaluasi peningkatan kinerja yang

dilakukan oleh kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan,

1. Internal

a. Pembinaan kedisplinan guru

104
Sudarwan Danim dan Khairil, Profesi Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), 82
105
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 89-93
95

Berdasarkan hasil penelitian di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah, Dalam

meningkatkan kinerja guru kepala sekolah harus mampu menumbuhkan

kedisiplinan tenaga pendidik dalam upaya untuk meningkatkan kinerja nya.

Dalam pelaksanaanya, kepala sekolah di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

melakukan pembinaan kedisplinan dengan selalu memantau absensi guru

berdasarkan hal tersebut, upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah adalah

membantu tenaga pendidik untuk mengembangkan pola pikirnya yang kedua

adalah membantu tenaga pendidik untuk meningkatkan standar berdasarkan

perilakunya. Peningkatan disiplin dan kompetensi guru tidak begitu saja lepas

dari peranan dan usaha kepala sekolah. dalam menjalankan tugas pokok dan

fungsinya kepala sekolah sedemikian rupa sehingga kondisi dan hasil

pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Salah

satu usaha atau upaya menciptakan kondisi diatas adalah dengan terus

mengusahakan dan mengupayakan peningkatan disiplin guru.

Hal ini sejalan dengan pendapat E. Mulyasa, dalam bukunya yang berjudul

“ Menjadi Kepala Sekolah Profesional “ Dalam meningkatkan kinerja guru,

kepala sekolah harus mampu menumbuhkan disiplin tenaga kependidikan,

terutama disiplin diri, dalam hal ini kepala sekolah harus mampu melakukan

hal-hal seperti Membantu tenaga kependidikan mengembangkan pola

perilakunya serta Membantu tenaga kependidikan meningkatkan standar

perilakunya 106
. Ali Imron dalam bukunya “Pembinaan Guru di Indonesia”

juga menjelaskan pembinaan guru secara terminologi diartikan sebagai

106
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),141
96

serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud

layanan professional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pemilik sekolah dan

pengawas serta pembinaan lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil

belajar.107 Selain itu, B. Suryo Subroto dalam bukunya Dimensi-Dimensi

Administrasi Pendidikan di Sekolah mengartikan pembinaan atau

pengembangan guru yaitu pengembangan profesi guru sebagai usaha-usaha

melalui keaktifan sendiri untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan

sehingga akan berguna dalam menjalankan kewajiban sebagai guru.108

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pembinaan kepala sekolah yang baik

disertai kesadaran guru dalam mengedepankan prinsip displin kerja dapat

menghasilkan guru yang professional dalam bidangnya. Menjadikan disiplin

kerja sebagai acuan dalam mencapai tujuan pendidikan dapat mengahsilkan

sebuah lembaga pendidikan yang berkualitas serta target pembelajaran dan

pengajaran dapat diraih dengan maksimal.

b. Pengendalian dan pengawasan kinerja guru

Berdasarkan hasil penelitian di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah,

Bentuk pengendalian dan pengawasan kinerja guru yang dilakukan oleh

kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah adalah supervisi kepala

sekolah dan melakukan evaluasi.

1) Supervisi kepala sekolah

107
Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta : Pustaka Jaya, 1993), 9
108
B. Surya Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, ( Jakarta: Bina Aksara, 1984),
47
97

Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam bentuk

bantuan kepada guru. Kepala sekolah akan senatiansa memberikan bantuan

kepada guru dan mengatasi berbagai kendala yang terjadi bersama-sama

Kegiatan supervise yang dilakukan adalah melakkan kunjungan rutin setiap

dua minggu sekali di setiap kelas yang bertujuan untuk monitoring

langsung.

Hal ini sejalan dengan pendapat E. Mulyasa, dalam bukunya yang

berjudul “ Menjadi Kepala Sekolah Profesional “ , kepala sekolah harus

mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk

meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian

ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada


109
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal pengawasan dan pengendalian

kinerja guru, kepala sekolah dapat melakukan pengawasan dan

pengendalian dengan cara diskusi kelompok, kunjungan kelas,

pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah pelaksanaan

pengendalian dan pengawasan dalam bentuk supervisi kepala sekolah ini

dilakukan untuk memberikan bantuan professional kepada guru untuk

meningkatkan kinerjanya. Hal ini dilakukan gar proses pengendalian dan

pengawasan terhadap kinerja guru dapat terlaksana dengan baik dan guru

tidak merasa terbebani dengan pengawasan yang ada, namun sebaliknya

109
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),141, 111
98

guru merasa dibantu dan diperhatikan serta dihargai atas apa yang dia

kerjakan.

2) Melakukan evaluasi

Berdasarkan hasil penelitian di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

untuk meningkatkan kinerja, maka diperlukan evaluasi. Fungsi dari

evaluasi disini adalah untuk mengetahui permasalahan-permasalah yang

terjadi, kemudian dapat dilakukan perbaikan. Evaluasi juga merupakan

salah satu bentuk monitoring terstruktur kepala sekolah. Jadwal evaluasi

yang dilakukan kepala sekolah di MI MiftahulMubtadi’in Islamiyah adalah

setiap satu atau dua bulan sekali serta setaip akhir semester.

Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Ramayulis dalam

bukunya yang berjudul “ Ilmu Pendidikan Islam “evaluasi merupakan

salah satu komponen dari sistem yang harus dilakukan secara sistematis

dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang

akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran.

Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara

spontan dan incidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai

sesuatu secara terencana, sistematik, dan berdasarkan atas tujuan yang

jelas.110

Jadi, dapat diketahui bahwa evaluasi peningkatan kinerja yang

dilakukan di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah dilakukan secara sistematis

110
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta: Kalam Mulia, 2010), 220
99

dengan tujuan untuk dapat memberikan perbaruan-perbaruan dimasa

mendatang. Selain itu evaluasi juga diharapkan mempunyai makna yang

signifikan bagi semua pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah

dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Hasil penilaian hendaknya mencerminkan gambaran yang utuh tentang

produksi dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

c. Membangun komitmen guru

Berdasarkan hasil penelitian di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah, dalam

rangka meningkatkan kinerja guru,kepala sekolah memberikan motivasi

untuk melakukan tugas sesuai dengan peran dan tanggungjawabnya serta

meningkatkan minat guru sebagai pendidik. Dalam pelaksanaannya juga

dikaji mengenai faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam membangun

komitmen guru.

1) Pemberian motivasi

Pemberian motivasi secara implisit berarti bahwa pimpinan

sekolah harus seringkali berada di tengah-tengah para bawahannya,

menjalin komunikasi yang baik serta interaksi yang bersifat horisontal.

Hal ini sejalan dengan pendapat Hasibuan, dalam bukunya yang


111
berjudul “Manajemen Sumber Daya Manusia “, berpendapat bahwa

motivasi adalah suatu perangsang keinginan dan penggerak kemauan

bekerja seseorang; setiap motifnya mempunyai tujuan tertentu yang

dicapai.

111
Hasibuan. “Manajemen Sumber Daya Manusia “.( Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 32
100

Jadi dapat disimpukan bahwa Komitmen seorang guru pada

sekolah akan mendorong guru untuk meningkatkan kinerjanya sebagai

seorang guru. Komitmen yang efektif ditunjukkan dengan kehadiran guru

yang tepat waktu, semangat guru dalam mewujudkan misi sekolah,

semangat mengajar dan rasa kepemilikan atas sekolah. Komitmen ini

dapat dibangun dengan pemberian motivasi kepada guru untuk

menjalankan tugas dan peranya sebagai pendidik.

2) Peningkatan minat guru sebagai pendidik

Untuk meningkatkan minat guru sebagai pendidik, dilakukan

peningkatan komitmen guru dalam mengajar dengan memberikan tugas

yang sesuai dengan tupoksinya. Hal ini dilakukan karena Minat guru

sebagai pendidik akan sangat memengaruhi komitmen dan loyalitas guru

pada Lembaga.

Hal ini sejalan dengan pendapat Mulyasa menjelaskan untuk

menjadi guru yang professional salah satuya harus Menguasai secara

mendalam bahan/ mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarnya

kepada peserta didik 112

d. Pemberian Reward dan punishment

Berdasarkan hasil penelitian di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah, kepala

sekolah melakukan strategi pemberian reward dan punishment dalam rangka

peningkatan kinerja seorang guru.

112
Mulyasa, “ Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan “ (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
11
101

1) Pemberian reward dalam bentuk insentif

Melalui penghargaan ini, seorang guru diharapkan dapat

meningkatkan kinerja positif dan produktif. Sejalan dalam pengendalian,

pemberian reward ini juga harus dilakukan secara efektif dan efisien.

Dalam pelaksanaannya pemberian reward yan diberikan guru ini adalah

dalm bentuk insentif guru

Hal ini sejalan dengan pendapat Nugroho yang menjelaskan bahwa

reward adalah ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan yang bertujuan

agar seseorang menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau
113
meningkatkan kinerja yang telah dicapai. Selain itu Simamora juga

mengatakan bahwa reward adalah insentif yang mengaitkan bayaran atas

dasar untuk dapat meningkatkan produktivitas para karyawan guna


114
mencapai keunggulan yang kompetitif. . Ivancevich juga mengatakan

bahwa tujuan utama dari program reward adalah menarik orang yang

memiliki kualifikasi untuk bergabung dengan organisasi mempertahankan

karyawan agar terus datang untuk bekerja dan mendorong karyawan untuk

mencapai tingkat kinerja yang tinggi115

2) Punishment dalam bentuk teguran

Sejalan dengan pemberian reward, kebijakan sekolah juga

menerapkan sistem punishment bagi guru yang melanggar ketentuan-

113
Agung, Adi Nugroho. 2006. : Menumbuhkan Service Loyalty melalui Kualitas Pelayanan dan
Pengelolaan Respon Emosi Konsumen pada Perusahaan Jasa. Jurnal Manajemen. Vol. 5, No. 2
114
Simamora. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Yogyakarta: STIE YKPN, 2004)
115
Gibson, Ivancevich, Donnelly. Organisasi, Edisi 8, Jilid Pertama. (Jakarta: Penerbit Binapura Aksara,
1996)
102

ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Sejalan dengan

Mangkunegara, pengertian dari punishment adalah ancaman hukuman

yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja karyawan pelanggar

memelihara peraturan yang berlaku dan memberikan pelajaran kepada

pelanggar. Juga menurut Ivancevich juga mengatakan bahwa punishment

didefinisikan sebagai tindakan menyajikan konsekuensi yang tidak

menyenangkan atau tidak diinginkan sebagai hasil dari dilakukannya

perilaku tertentu.

Punishment dalam teguran yang dilakukan oleh kepala sekolah MI

Miftahul Mubtadi’in Islamiyah ini sesuai dengan prinsip-prinsip

pemberian punishment oleh M. J Langeveld, dalam memberikan suatu

hukuman atau punishment, hendaknya berpedoman kepada prinsip

Punitur, Quia Peccatum est, yang artinya dihukum karena telah bersalah,

serta Punitur, ne Peccatum yang artinya dihukum agar tidak lagi berbuat

kesalahan

Jadi dapat disimpulkan bahwa reward dan punishment ini digunakan

untuk mendorong agar guru melakukan tugas, peran dan tanggung jawabnya

sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dan diharapkan agar kesalahan

yang sama tidak terulang.

2. Eksternal

Berdasarkan hasil penelitian di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Strategi

eksternal yang dilakukan oleh kepala sekolah MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

Banyakan adalah mengikut sertakan guru kedalam Pelatihan-pelatihan


103

pengembangan Kompetensi guru. Kegiatan pelatihan tersebut antara lain

workshop, bimtek, seminar, KKG, diklat, dan lain sebagainya. Banyak sekali

manfaat yang didapatkan seperti pelatihan membuat inovasi RPP, jurnal

mengajar, serta diskusi Bersama dengan guru yang sesuai dengan bidang ajarnya

Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik dalam bukunya yang berjudul

“Profesi Kependidikan” mengenai Pentingnya kompetensi guru tersebut bagi

dunia pendidikan menurut Hamalik (2008: 35) antara lain kompetensi guru

penting dalam rangka pembinaan guru, kompetensi guru penting dalam rangka

penyusunan kurikulum, serta kompetensi guru penting dalam hubungannya

dengan kegiatan dan hasil belajar siswa.116

a. KKG

Berdasarkan hasil penelitian di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah

kegiatan KKG ini berisi mengenai persiapan ulangan tengah semester,

pembuatan soal ataupun pembuatan kisi-kisi ulangan. Selain itu juga ada

pengarahan dari pengawas mengenai kedisiplinan dan tata tertib guru, danjuga

memuat info mengenai peringatan PHBI. Dalam pelaksanaannya, KKG ini

rutin dilakukan setiap triwulan. Macam-macam KKG yang diikuti oleh guru-

guru di MI Miftahul Mubtad’in Islamiyah ini meliputi KKG guru mapel, KKG

guru kelas, juga KKG guru PAI.

Menurut Trimo yang mengatakan bahwa kelompok kerja guru yaitu suatu

organisasi guru yang bersifat struktural yang dibentuk oleh guru-guru di suatu

wilayah atau gugus sekolah sebagai wahana untuk saling bertukar pengalaman

116
Hamalik,. Profesi Kependidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 32
104

guna meningkatkan kemampuan guru dan memperbaiki kualitas

pembelajaran.117 Pendapat senada juga dikemukakan Sumadji (2013: 1) “

kelompok kerja guru ini merupakan wadah atau tempat bagi guru untuk

bermusyawarah tentang hal-hal untuk meningkatkan mutu dalam

pembelajaran”118. Menurut Dikdasmen , mengatakan KKG bertujuan untuk

memperlancar upaya peningkatan mutu pengetahuan, wawasan, kemampuan

dan ketrampilan profesional para tenaga kependidikan, khususnya bagi guru

sekolah dasar dalam meningkatkan mutu kegiatan/proses belajar mengajar

dan mendayagunakan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki sekolah

yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu belajar119

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Kelompok Kerja Guru merupakan wadah

pembinaan profesional tenaga pendidik dalam bentuk kegiatan pembinaan

professional, dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, wadah

penyebaran informasi, inovasi, dan pembinaan tenaga pendidik, penumbuh

rasa percaya diri dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban akademik, sosial,

kepribadian dan pedagogik.

b. BIMTEK

Berdasarkan hasil penelitian di MI Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Dalam

pelaksaaan BIMTEK yang diikuti oleh guru-guru di MI Miftahul Mubtadi’in

117
Trimo, . Studi Kasus Pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) di Gugus Inti 1 Kecamatan Kaliwungu
Kabupaten Kendal tahun 2006/2007. http: // pasca.uns.ac.id/?p=684. Pada hari Rabu 20 Desember 2017
pukul 08.36 WIB.
118
Sumadji,. Revitalisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan.
http://pendidik an.probolinggokab., 2013syofi
119
Syofiarni, . Hubungan Pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar di
Kecamatan Padang Panjang Barat. Jurnal Guru, 2(1), 23-25.2006
105

Islamiyah Banyakan merupakan BIMTEK yang diselenggarakan oleh

Kemenag pada tahun 2020 dalam mode daring terkait dengan penguatan

kinerja guru yang. Adapun yang dibahas dalam KMA ini adalah tentang

pengekuivalensian dan beban mengajar. Selain itu dalam KMA tersebut juga

disinggug mengenai cara-cara pembelajaran terbaru.

Sejalan dengan diadakannya pelatihan guru, Wiyono mengungkapkan

Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara

dan prosedur yang sistematis dan terorganisir. Proses yang dimaksud agar

peserta mencapai kemampuan tertentu dalam mencapai tujuan organisasi.

Maka dari itu, proses tersebut terikat dengan tujuan organisasi. 120

Jadi, dapat diketahui bahwa Sebagaimana diketahui pendidikan dan

pelatihan (diklat) maupun bimbingan teknis (bimtek), merupakan bagian

pelatihan dan pengembangan pengetahuan serta kemampuan sumber daya

manusia yang dapat digunakan memecahkan masalah yang dihadapi oleh

setiap individu maupun instansi tertentu. Sehingga dengan mengikuti diklat

dan bimtek diharapkan setiap individu maupun instansi tertentu, baik swasta

maupun lembaga pemerintahan, dapat mengambil sebuah manfaat dengan

berorientasi pada kinerja.

120
Wiyono, .Meningkatkan Kompetensi Manajerial Calon Kepala Sekolah Melalui On The Job Learning
(OJL).LPPKS Gondangrejo Karanganyar, Jawa TengahIndonesia, 2015
106
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Strategi Kepala Sekoah dalam Meningkatkan Kinerj SDM Guru Di MI

Miftahul Mubtadi’in Islamiyah Banyakan Kediri

Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di MI Miftahul

Mbtadi’in Islamiyah Banyakan ditempuh melalui dua strategi, yaitu strategi

internal dan eksternal. Strategi internal merupakan bentuk keprofesionalan

kepala sekolah dalam mengemban tugas dan perannya sebagai manajer

Pendidikan yang mempunyai tanggung jawab terhadap kualitas sumber daya

manusia guru dengan meningkatkan kinerja para gurunya. Strategi internal

ditempuh melalui empat cara, yaitu, a) pembinaan kedisiplinan guru, yang

dilakukan sebagai sarana untuk meningkatkan tanggung jawab guru sebagai

pendidik, b) pengendalian dan pengawasan kinerja guru, yang dilakukan

sebagai bentk controlling yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru, c)

membangun komitmen guru, dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas guru

terhadap Lembaga, dan d) pemberian reward dan punishment, sebagai bentuk

apresiasi terhadap kinerja guru dan untuk punishment bertujuan untuk

memastikan agar pelaksanaan Pendidikan berjalan sesuai dengan prosedurnya.

Sedangkan strategi eksternal dilatarbelakangi oleh kebutuhan guru untuk

mengembangkan potensinya serta kebutuhan bersosialisasi dengan guru-guru

yang lain di luar Lembaga untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam

mengembangkan pola pembelajaran.

106
107

2. Implementasi Peningkatan Kinerja SDM Guru Di MI Miftahul Mubtadi’in

Islamiyah Banyakan Kediri

Dalam pelaksanaan peningkatan kinerja guru, strategi yang digunakan

ditempuh melalui beberapa cara, antara lain pada strategi internal ditempuh

melalui a) pembinaan kedisplinan dilaksanakan dengan kepala sekolah

melakukan pengawasan terhadap absensi guru dan pendisiplinan pada

perangkat pembelajaran b) pengendalian dan pengawasan kinerja guru

dilakukan dengan melakukan supervisi kepala sekolah dan melaksanakan

evaluasi secara rutin, c) membangun komitmen dengan memberikan motivasi

kepada guru serta meningkatkan minat guru sebagai pendidik, d) pemberian

reward dan punishment, pemberian reward dengan memberikan insentif kepada

guru dan punishment dengan melakukan teguran yang bersifat personal.

B. Saran

Berdasarkan data-data yang diperoleh serta pembahasan, terdapat beberapa

saran yang dapat peneliti sampaikan diantaranya adalah sebagai Lembaga formal,

hendaknya senantiasa dapat meningkatkan kualitas SDM dengan meningkatkan

kinerja guru-gurunya. Hal ini akan dapat dicapai apabila selalu mempertahankan

program-program yang telah dilaksanakan yang terbukti dapat meningkatkan

kinerja guru dan menerima perbaikan dalam evaluasi-evaluasi yang dilaksanakan

serta dapat terbuka perubahan-perubahan yang terjadi atas berkembangnya sistem

Pendidikan di Indonesia. Selain itu juga diharapkan untuk selalu memperhatikan

mutu guru dengan melakukan analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan guru dengan

mengedepankan prinsip-prinsip pengembangan kinerja guru yang ada.


DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi. 2011. Principals’ Leadership Styles and Teachers’ Performance in Senior


Secondary Schools in Ondo State, Nigeria. Journal of Economic Theory,
Department of Educational Foundations and Management, University of Ado-
Ekiti,(2011) 3(3), 84-92.

Akdon. 2007. Strategic Management, for Educational Management (Manajemen


Strategik untuk Manajemen. Bandung : ALFABETA

Anoraga Pandji,. Sri Suyati. 1995. Perilaku Keorganisasian. Semarang: Pustaka Jaya

Danim, Sudarwan,.Khairil. 2011. Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Dede Anik FH. 2011. Strategi Kepala Sekolah dalam menigkatkan Kinerja Guru di SMP
Al-Shighor, Tesis. UIN Syarif Hidaatullah Jakarta.

Fathurrohman, Pupuh ,. M. Sobry Sutikno. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:


Refika Aditama

Fatoni, Abdurrahman. 2006. Metodologi Penelitian dan tehnik Penyusunan Skripsi.


Jakarta : PT. Rinekha cipta.

Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1996. Organisasi, Edisi 8, Jilid Pertama.. Jakarta:


Penerbit Binapura Aksara

Good, Carter V. 1959. “Dictionary of Education”, dalam Teriningsi, eds. Supervisi


Pengajaran, Motivasi Kerja, Kinerja Guru dan Prestasi belajar Siswa. Cet. I;
Barru

Hakim. 2015. Contribution of Competence Teacher (Pedagogical, Personality,


Professional Competence and Social) On the Performance of Learning. The
International Journal Of Engineering And Science. 4 ,. 01-12.

Hamalik, 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Idhar. 2012. “Strategi Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja


Guru Pada Pembelajaran Di MAN 3 Bima,” UIN Alauddin Makassar UIN
Alauddin Makassar.

Imron, Ali. 1993. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta : Pustaka Jaya

108
109

Kompri. 2016. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001. Manajemen sumber daya manusia perusahaan


Bandung : Remaja Rosdakarya

McKenna, Eugene., Nic Beech. 2000. The Essence of Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: ANDI

Mulyasa. 2005. Menjadi kepala sekolah profesional, dalam konteks menyukseskan MBS
dan KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya,

Mulyana, Dedi. 2006. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung. :. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E.. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Mulyasa, 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya,

Mulyasa. 2015. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Muslem, Yacob. 2012. Strategi Kepala Sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja
karyawan perpustakaan pada SMA Negeri Banda Aceh, Tesis Program
Administrasi Pendidikan, Pascasarjana UNSYIAH, Banda Aceh, 2012

Ngalimun,Femeir Liadi, Aswan. 2013. Strategi Dan Model Pembelajaran Berbasis


Paikem, Banjarmasin: Pustaka Banua

Ngalimun. 2016. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2016

Nugroho, Agung Adi 2006. : Menumbuhkan Service Loyalty melalui Kualitas Pelayanan
dan Pengelolaan Respon Emosi Konsumen pada Perusahaan Jasa. Jurnal
Manajemen. Vol. 5, No. 2

Peraturan Pemerintah Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Prawirosentono, Suyadi . 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Jakarta: Bina Aksara, 1999

Purwanto, Ngalim. 2001. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja


Rosdakarya

Raihani. 2010. Kepemimpinan Sekolah Transformatif, Yogyakarta: LKiS Printing


Cemerlang

Ramayulis. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia


110

Ridwan. 2004 Statistika Untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah/Swasta. Bandung :


Alfabeta,

Sagala Saiful. 2008. Administrasi Pendidikan Kontemporer.Cet . IV; Bandung: CV.


Alfabeta

Salusu. 2014. Strategi Pengambilan Keputusan. Jakarta: Pressindo

Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Yogyakarta: STIE YKPN, 2004)

Siregar, Eveline, Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia
Indonesia

Soetopo, Hendyat. 2005. Pendidikan dan Pembelajaran (Teori, Permasalahan dan


Praktek), Malang: UMM Press

Stolovith,.Harold D. 2007 . Dalam Muhammad Yaumi, The Development and Evolution


of Human Performance Improvement, dalam Dempsey, John V. And Reiser,
Robert A. Trends and Issues in Instrctional Design and Technology,
Second Edition New Jersey: Pearson Merril Prentice Hall.

Subroto, B. Surya. 1984. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah,. Jakarta:


Bina Aksara,

Sugiyono. 2010. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung :


ALFABETA

Suhardiman, Budi. 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta

Sumadji,. Revitalisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) Upaya Meningkatkan Mutu


Pendidikan. http://pendidik an.probolinggokab., 2013

Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif,.Yogyakarta: Hikayat Publishing

Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Syofiarni, . Hubungan Pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) dengan Kinerja Guru
Sekolah Dasar di Kecamatan Padang Panjang Barat. Jurnal Guru, 2(1), 23-
25.2006

Tanzeh, Ahnah. 2004.Metode Penelitian Praktis. Jakarta pusat : PT Bina Ilmu.

Trimo, . Studi Kasus Pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) di Gugus Inti 1
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal tahun 2006/2007. http: //
pasca.uns.ac.id/?p=684. Pada hari Rabu 20 Desember 2017 pukul 08.36 WIB.

Undang-undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ( Penghargaan pasal 36)
111

Uno, H. B dan Lamatenggo, N. 2011. Teori kinerja dan pengukurannya. Jakarta: Bumi
Aksara

Wahjosumidjo. 2010. Kepemimpinan Kepala Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Winardi, 2012. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Mandar Maju

Wiyono, 2015. .Meningkatkan Kompetensi Manajerial Calon Kepala Sekolah Melalui


On The Job Learning (OJL).LPPKS Gondangrejo Karanganyar, Jawa Tengah
Indonesia

Zahroh, Aminatul. 2017. Kualitas pembelajaran melalui Dimensi Profesionalisme Guru.


Bandung: Yrama Media
LAMPIRAN-LAMPIRAN

lampiran 1 . Pedoman wawancara

PEDOMAN WAWANCARA KEPSEK


1. Bagaimana persepsi Ibu mengenai kinerja dan SDM guru, dan arti pentingnya ?
2. Bagaimana strategi yang dlakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja
serta SDM Guru ?
3. Apa saja bentuk-bentuk pelatihan yang diikuti oleh guru untuk meningkatkan kinerja
nya ?
4. Bagaimana bentuk-bentuk pembinaan yang Ibu lakukan untuk meningkatkan Kinerja
guru ?
5. Untuk peningkatan SDM, apakah ada pembinaan dalam hal kedisiplinan ? dan
bagaimana Ibu menerapkannya ?
6. bagaimana standar perilaku yang ditetapkan oleh kepala sekolah dalam upaya
menjaga kualitas SDM guru, dan upaya apa saja yang dilakukan untuk
mempertahankan hal tersebut ?
7. berkaitan dengan kinerja guru, menurut Ibu apakah minat guru sebagai pendidik
dapat menjadi faktor untuk meningkatkan kinerja ? dan apakah hal ini akan sangat
mempengaruhi kompetensi dan rasa tanggung jawab seorang pendidik ?
8. bagaimana strategi yang akan Ibu gunakan untuk meningkatkan kompetensi serta
rasa tanggung jawab guru ?
9. berhubungan dengan rasa tanggung jawab guru sebagai pendidik, bagaimana cara
Ibu menanamkan serta meningkatkan komitmen guru akan tugas dan perannya
sebagai pendidik ?
10. Dalam hal pengawasan dan pengendalian guru, apa strategi yang Ibu lakukan untuk
meningkatkan kinerja dan menjaga kualitas SDM guru ?
11. Bagaimana strategi yang Ibu lakukan dalam hal penerapan displin dan apakah ada
sanksi kedisiplinan yang diterapkan ?
12. Bagaimana proses pembinaan dalam peningkatan kinerja guru ?

112
113

13. Bagaimana proses evaluasi kinerja guru dan kapan dilaksanakannya ?


14. Dalam penerapannya, apa faktor penghambat dan pendukung dalam upaya
peningkatan kinerja dan SDM guru ?

PEDOMAN WAWANCARA GURU DAN WAKA

1. bagaimana persepsi Bapak/Ibu mengenai kinerja guru ?


2. menurut Bapak/Ibu apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru ?
3. Menurut Bapak/Ibu, apa saja faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru ?
4. bagaimana strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja
guru ?
5. Apa saja bentuk-bentuk pelatihan yang diikuti oleh guru untuk meningkatkan kinerja
nya ?
6. menurut Bapak/Ibu, apa saja manfaat dan hasil yang diperoleh dari pelatihan-
pelatihan tersebut ?
7. bagaimana proses pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja guru dan bagaimana tanggapan anda ?
8. apa saja yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam hal pengendalian dan pengawasan
terhadap kinerja guru ?
9. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam hal penerapan displin
dan apakah ada sanksi kedisiplinan yang diterapkan ?
10. Bagaimana kepala sekolah dalam melakukan evaluasi kinerja dan kapan waktu
dilaksanakannya ?
11. Menurut Bapak/Ibu, apa faktor penghambat dan pendukung yang mempengaruhi
peningkatan kinerja ?
114

lampiran 2. Timeline bimbingan skripsi


115
116

lampiran 3. Surat izin penelitian


117

lampiran 4. Surat keterangan penelitian


118

lampiran 5 . Dokumentasi
119

lampiran 6. Riwayat hidup

Penulis bernama lengkap Faurelin Zakiyatun Naja , lahir di


Kediri pada tanggal 11 Maret 2000. Penulis beralamat di desa
Banyakan, kecamatan Banyakan, kabupaten Kediri. Penulis
merupakan anak keempat dari pasangan suami istri Bapak Nukman
Hakim dan Almh Ibu Istikomah.

Pendidikan yang telah ditempuh penulis yaitu TK Kusuma Mulia II


Banyakan lulus pada tahun 2006, MI Miftahul Mubtadi’in Islamiah Banyakan lulus pada
tahun 2012, MTsN 3 Kota Kediri lulus pada tahun 2015, SMAN 1 Grogol Kabupaten
Kediri program Ilmu Pengetahuan Sosial lulus pada tahun 2018, dan mulai tahun 2018
mengikuti Program Sarjana Strata Satu (S1) Manajemen Pendidikan Islam Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri sampai sekarang. Sampai dengan
penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa S1 Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Kediri

Anda mungkin juga menyukai