Skripsi
Disusun Oleh:
Winda Kurniawati
NIM 11170110000031
Dosen Penguji I
Dr. Akhmad Sodiq, M.Ag. 20/4/2022 .……………
NIP. 19710709 199803 1 001
Dosen Penguji II
Yudhi Munadi, M.Ag.
NIP. 19701203 199803 1 003
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
iii
iv
ABSTRAK
Winda Kurniawati (NIM: 11170110000031). Penanaman Nilai-Nilai
Pendidikan Islam pada Program Ekstrakurikuler Taekwondo di SDIT
Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor.
v
pelatih mengawasi adzan dan iqomah anggota. Adapun nilai akhlak yang
diwujudkan dengan penanaman melalui beberapa perilaku diantaranya; disiplin,
percaya diri, melarang siswa berkata kotor, saling menghormati, memberi sanksi
atau hukuman yang bertujuan agar anggota tidak mengulangi perkataan kotor lagi
dan dapat terbiasa berbicara dengan perkataan yang baik, adil, rendah hati, dan
amanah. Dari pelaksanaan tentunya terdapat dua faktor pendukung dan
penghmabat. Faktor pendukung yaitu adanya kerja sama antara kepala sekolah,
guru, dan orang tua, serta antusias siswa dalam mengikuti taekwondo dan adanya
fasilitas sekolah. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain kedisplinan, kurang
fokusnya anggota dalam mengikuti latihan taekwondo.
vi
ABSTRACT
Winda Kurniawati (NIM: 11170110000031). “Instilling Islamic Educational
Values in the Taekwondo Extracurricular Program at SDIT Andalusia
Ciseeng, Bogor Regency”.
vii
students from saying dirty words, respecting each other, giving sanctions or
punishments with the aim that members do not repeat dirty words again and can get
used to speaking with good, fair, humble, and trustworthy words. From its
implementation, of course, there are two supporting and inhibiting factors. The
supporting factors are the cooperation between the principal, teachers, and parents,
as well as the enthusiasm of students in participating in taekwondo and the existence
of school facilities. While the inhibiting factors include discipline, the lack of focus
of members in participating in taekwondo training.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirrabbil ‘alamin, dengan segala puji dan syukur kehadirat Allah
Swt, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Shalawat dan salam tak
lupa terlimpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad saw yang telah membawa
kita dan membimbing kita dengan kesempurnaan akhlak dari zaman jahiliyah
hingga zaman ilmu pengetahuan seperti sekarang.
Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, dan penulis
menyadari bahwa banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Akan tetapi, berkat
dukungan, doa-doa, serta saran dan kalimat yang membangun dari berbagai pihak
itulah yang membantu penulis untuk terus istiqomah dan bersungguh-sungguh
dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, saya sebagai penulis mengucapkan
terimakasih banyak kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc.,M.A selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
3. Drs. Abdul Haris, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Rusdi Jamil M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
5. Dr. Siti Khadijah, M.A selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing dan mengarahkan selama proses pembuatan skripsi.
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis, semoga senantiasa dalam perlindungan Allah Swt
dan ilmu yang telah diberikan menjadi manfaat untuk penulis.
7. Ibu Oriyansih Andrikas, S.Sos, S.Pd selaku kepala sekolah SDIT Andalusia
Ciseeng, Kabupaten Bogor.
ix
8. Sabeum Mulyadi selaku pelatih taekwondo di SDIT Andalusia Ciseeng,
Kabupaten Bogor.
9. Para atlet Taekwondo SDIT Andalusia yang telah meluangkan waktu untuk
penulis saat penelitian berlangsung.
10. Kedua Orang Tua, Bapak Kusno dan Ibu Parmah atas pengorbanan selama
ini, sejak dalam kandungan sampai usia sekarang ini, yang tidak pernah lelah
dalam mendidik, mendoakan, dan berjuang untuk anak-anaknya.
11. Kakak tercinta Windi Kuswidiyanti yang tak henti-hentinya memberikan
dukungan, doa, semangat, motivasi dan kasih sayangnya hingga saat ini.
12. Kawan-kawan mahasiswa/i Angkatan 2017 yang sudah membantu
kontribusi, memberi dukungan, dorongan, do’a dan semangat.
13. Dan kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun turut
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Penulis mengakui jasa kalian tak dapat terbalaskan oleh apapun, penulis hanya
dapat mendoakan kembali dan semoga menerima balasan dari Allah Swt dengan
kebaikan yang lebih baik di dunia ataupun di akhirat, Aamiin.
Demikianlah bentuk skripsi yang penulis buat. Penulis berusaha dengan sebaik
mungkin dalam mengurangi kesalahan dari segi tulisan ataupun lainnya. Penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya, khususnya bagi
penulis sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang membaca, serta penulis
mengharapkan saran atau kritikan yang membangun dari semua pihak tentunya
sehingga pada akhirnya akan lebih baik lagi penulisan yang dibuat oleh penulis di
masa yang mendatang.
Penulis
WINDA KURNIAWATI
NIM. 11170110000031
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................ v
xi
4. Sejarah Taekwondo .............................................................................. 32
5. Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Islam pada Program Ekstrakurikuler
Taekwondo ........................................................................................... 34
C. Penelitian Relevan ...................................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 40
LAMPIRAN .......................................................................................................... 90
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Observasi ............................................................................. 41
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ......................................................................... 43
Tabel 4.1 Tabel Guru SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor .................. 50
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor ... 52
Tabel 4.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Penanaman Nilai-nilai
Pendidikan Islam pada Program Ekstrakurikuler
Taekwondo di SDIT Ciseeng, Kabupaten Bogor ...............................81
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan amanat dari Allah Swt. sebagai amanat, anak harus
dipelihara, diberi bekal hidup dan dididik agar kelak menjadi manusia yang
dewasa secara fisik dan mental. Anak berhak memperoleh perlindungan dari
semua yang menghambat, apalagi yang merusak perkembangannya secara
jasmani maupun rohani. Orang tua dan masyarakat berkewajiban untuk
memberikan perlindungan kepada anak, sedangkan pemerintah dan masyarakat
wajib menyiapkan sarana pendidikan anak yang dimaksudkan untuk
mengoptimalkan kecerdasan intelektual yang telah dimiliki oleh setiap anak
guna untuk mencapai cita-citanya.1
Dalam konsep dasar Islam bahwa setiap anak lahir dengan dibekali potensi
(bakat) untuk tumbuh agar menjadi manusia sehat, cerdas, baik akhlak, beriman
dan beramal. Ini disebut dengan fitrah, fitrah ialah sifat asal, bakat, pembawaan
dari asal mula kejadian manusia, suci bersih dari dosa, dan sebagainya. Fitrah
ini sebagai anugerah dari Allah Swt. yang diberikan kepada manusia atas
keikhlasan dan kebesaran-Nya, dan khusus, karena Allah telah menjadikan
manusia khalifah di muka bumi-Nya. Pasti Allah tidak mau melihat manusia
gagal dalam peran itu. Dan pasti Allah akan memudahkan
manusia untuk memperoleh kesempurnaan, kecermerlangan sifat, keterampilan
dan iman agar manusia mudah sukses dalam menjalani tugasnya sebagai
khalifah di muka bumi.2
Dalam al-Qur’an, anak disebut sebagai berita baik, hiburan pada pandangan
mata, dan perhiasan hidup. Firman Allah dalam QS. Maryam ayat 7:
1
Ayuhan, “Konsep Pendidikan Anak Salih dalam Perspektif Islam”. (Yogyakarta: Deepublish,
2018). Cet. I, h. 41-42.
2
Ibid., h. 39.
2
Anak telah menjadi perhatian ajaran Islam sejak ia belum dilahirkan, bahkan
sejak ia belum terbentuk di rahim Ibu. Dapat dilihat pada prinsip-prinsip agama
Islam tentang perkawinan dan pentingnya memelihara kebersihan keturunan,
memelihara kebersihan keturunan adalah satu dari lima prinsip (al-Qawaid al-
Khamsah) yang dirumuskan oleh ilmu usul fikih tentang tujuan syariat dan
hukum-hukum Islam, yaitu: Pertama, terpeliharanya jiwa, Kedua, terpeliharanya
agama, Ketiga, terpeliharanya keturunan; Keempat, terpeliharanya akal, dan;
Kelima, terpeliharanya harta.3
Pendidikan anak yang pertama dan paling utama dalam Islam adalah
pendidikan dalam keluarga yang berprespektif Islam. Pendidikan dalam
keluarga yang berprespektif Islam adalah pendidikan yang didasarkan pada
tuntunan agama Islam yang diterapkan dalam keluarga yang dimaksudkan untuk
membentuk anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan
Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia yang mencakup etika, moral, budi
pekerti, spiritual atau pemahaman dan pengalaman nilai-nilai keagamaan dalam
3
Ibid., h. 40-41.
3
4
Mufatihatut Taubah, “Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Islam”. Jurnal Pendidikan
Agama Islam. Volume 03, Nomor 01, Mei 2015, h. 110-136.
5
Uci Sanusi, dan Rudi Ahmad Suryadi, “Ilmu Pendidikan Islam”. (Yogyakarta: CV Budi
Utama, 2018). Cet. I, h. 7-8.
4
yang ideal sebagai ladang pembentuk umat perlu diteliti dan dicari satu kesatuan
yang membentuk pendidikan ideal.6
Setiap anak memiliki kecerdasan yang bervariasi. Variasi kecerdasan ini
perlu mendapatkan perhatian khusus bagi sekolah selaku pihak yang wajib
mengembangkan potensi yang ada di dalam diri anak. Sekolah tidak hanya fokus
pada mata pelajaran regular sebagai cara mengukur kemampuan anak melalui
tugas, ulangan, dan ujian. Hal-hal tersebut tidak cukup sebagai acuan bahwa
anak dapat dikatakan cerdas jika memperoleh nilai bagus dalam suatu pelajaran
tertentu. Mengacu pada tujuan pendidikan Nasional yang tercantum pada
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, pasal 3, tentang Sistem Pendidikan
Nasional, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan potensi anak secara optimal agar menjadi manusia seutuhnya.7
Manusia dituntut untuk berkembang semaksimal mungkin sesuai dengan
kecerdasan, kemampuan, ataupun bakatnya secara mandiri maupun dengan
bantuan orang lain. Sejalan dengan uraian di atas, bahwa manusia mempunyai
berbagai kecerdasan atau sering disebut dengan kecerdasan majemuk. Menurut
Wicaksono, dkk, “Kecerdasan majemuk ialah berbagai keterampilan dan bakat
yang dimiliki peserta didik untuk menyelesaikan persoalan dalam
pembelajaran”.8
Untuk itu agar anak dapat berkembang semaksimal mungkin maka
dibutuhkan usaha-usaha dari pendidik, baik yang diselenggarakan di sekolah
maupun di luar sekolah, seperti keluarga dan masyarakat. Dalam konteks
pendidikan di sekolah, usaha-usaha pendidik dilakukan melalui proses belajar
mengajar secara intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kecerdasan
kinestetik dapat dikembangkan melalui berbagai cara salah satunya melalui
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan di sekolah
bertujuan untuk mengembangkan potensi, minat, dan bakat peserta didik agar
6
Hairul Huda, dan Khairiyatul Jannah, “Konsepsi Pendidikan Islam Dalam Gagasan Pemikiran
Ismail Raji al-Faruqi”. (Jember: CV Pustaka Abadi, 2021), h. 73-74.
7
Marzuki, “Politik Pendidikan Nasional dalam Bingkai Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional”. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 17, No. 2, Oktober 2012, h. 25.
8
Wicaksono, dkk. “Teori Pembelajaran Bahasa (Suatu Catatan Singkat)”. (Yogyakarta:
Gandhawaca, 2016), h. 254.
5
9
Ria Yuni Lestari, “Peran Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Mengembangkan Watak
Kewarganegaraan Peserta Didik”. Jurnal UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016. ISSN: 2541-6693,
h. 139-140.
6
10
Muhaimin, “Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam
di Sekolah”. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 75.
11
Zulkarnain, “Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam”. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset, 2008), h. 64
7
B. Identifikasi Masalah
Jadi dari latar belakang di atas dapat disimpulkan identifikasi masalahnya
adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan ekstrakurikuler taekwondo yang menekankan pada aspek nilai-
nilai pendidikan Islam.
8
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah
pada penelitian ini agar lebih jelas dan terarah. Adapun pembatasan masalah
yang akan diteliti yaitu sebagai berikut:
1. Proses pelaksanaan program ekstrakurikuler taekwondo di SDIT Andalusia
Ciseeng, Kabupaten Bogor.
2. Penanaman nilai-nilai pendidikan Islam pada program ekstrakurikuler
taekwondo dalam penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan Islam pada
ruang lingkup nilai ibadah dan nilai akhlak yang telah diterapkan oleh pelatih
taekwondo di SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis
mengambil pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan program ekstrakurikuler taekwondo di SDIT
Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor?
2. Apa saja nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam ekstrakurikuler
taekwondo di SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor?
3. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penanaman nilai-
nilai pendidikan Islam pada siswa program ekstrakurikuler taekwondo di
SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan program ekstrakurikuler taekwondo
di SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor.
9
2. Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam
ekstrakurikuler taekwondo di SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
penanaman nilai-nilai pendidikan agama pada program ekstrakurikuler
taekwondo di SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis:
a. Bagi penulis
Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana
pendidikan (S.Pd) pada program studi pendidikan agama Islam.
b. Bagi lembaga pendidikan
Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu,
bahan laporan atau pedoman mengambil kebijakan tentang metode
penanaman nilai-nilai pendidikan Islam dalam proses program
ekstrakurikuler taekwondo.
c. Bagi para pengembang kurikulum
Sebagai pemacu dalam upaya pencarian format pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler yang mengandung nilai-nilai pendidikan Islam
yang sesuai di sekolah.
d. Bagi guru pembina ekstrakurikuler
Sebagai bahan pertimbangan dan sumber daya guna perbaikan dan
peningkatan perannya dalam upaya pelaksanaan kegiatan dan
penanaman nilai-nilai pendidikan Islam di sekolah.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk digunakan
sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya tentang
penanaman nilai-nilai pendidikan Islam pada program ekstrakurikuler
taekwondo. Serta sebagai sumbangan pemikiran ilmiah yang dapat
membantu mengurangi dampak adanya kenakalan anak yang mencemaskan
masyarakat.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam
1. Pengertian Nilai
Kata nilai dalam istilah bahasa Inggris adalah “value”, secara umum
dapat dimaknai sebagai suatu keyakinan seseorang tentang sesuatu hal yang
dianggapnya baik.1 Jadi sesuatu yang bernilai artinya sesuatu yang dianggap
baik atas dasar keyakinan dan pandangan seseorang.
Nilai di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah sifat-sifat yang
penting atau berguna untuk kehidupan manusia.2 Nilai merupakan suatu
realita alam, manusia, dan budaya yang sah dalam aspek kehidupan. 3 Nilai
juga merupakan tolak ukur perilaku manusia di dalam kehidupan untuk
mencapai keteraturan dan menghargai orang lain dalam kehidupan sosial.4
Menurut Chabib Thoha, “Nilai adalah sifat yang sangat erat kaitannya
dengan sesuatu (sistem kepercayaan) yang telah berhubungan dengan
subjek yang memberi arti (manusia yang meyakini). Jadi, nilai adalah
sesuatu yang bermanfaat bagi manusia sebagai acuan tingkah laku manusia
dalam kehidupannya sehari-hari”.5
Beberapa definisi nilai menurut orang barat dipaparkan oleh Gie yang
dikutip oleh Syaiful Sagala, antara lain:
a. Howard Becker dalam bukunya A Dictionary of the Social Sciences
menyatakan nilai menunjuk suatu (any object of any need, attitude, or
desire), yaitu suatu objek yang mempunyai hubungan interaksi secara
nyata dengan berbagai kebutuhan, sikap, atau keinginan manusia.
1
Hartono, “Bimbingan Karier”. (Jakarta: Kencana, 2016), h. 109.
2
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008), h. 1004.
3
Halimatussa’diyyah, “Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Multikultural”. (Surabaya: CV.
Jakad Media Publishing, 2020), h. 11.
4
Ibid., h. 12.
5
Ahmad Saefulloh, dkk. “Model Pendidikan Islam bagi Pecandu Narkotika”. (Yogyakarta:
CV. Budi Utama, 2019), Cet. I, h. 87.
11
6
Syaiful Sagala, “Etika dan Moralitas Pendidikan”. (Jakarta: Kencana, 2001), Cet. I, h. 6.
7
Maswardi Muhammad Amin, “Pendidikan Karakter Anak Bangsa”. (Jakarta: Badouse Media
Jakarta, 2011), Cet. I, h. 79.
12
dari saat lahir hingga tumbuh dewasa dan tua. Adanya hubungan timbal
balik antara diri manusia dengan konteks sosial yang membentuk
identitasnya hingga terjadi habitualisasi dalam diri manusia. Sementara itu,
dalam kenyataan subyektif, manusia dipandang sebagai organisme yang
memiliki kecenderungan tertentu dalam diri manusia. Dapat dilihat dari
kenyataan atau dunia kehidupan menyatakan eksistensinya sebagai sesuatu
yang sangat mempengaruhi kesadaran manusia dengan cara yang paling
massif, mendesak, dan mendalam, sehingga sangat sukar bagi manusia
untuk mengabaikannya.8 Tidak lain karena kenyataan itu sudah
diobjektifikasi,9 sedemikian rupa sebagai sesuatu yang telah di tata sebelum
keberadaan seorang individu.
Dalam pemikiran Berger selain masyarakat dipahami sebagai realitas
objektif, masyarakat juga dipahami sebagai kenyataan subjektif yang
dilakukan melalui internalisasi. Internalisasi adalah pemahaman atau
penafsiran individu secara langsung atas peristiwa objektif sebagai
pengungkapan makna.10
Dalam perspektif pemikiran Berger, internalisasi bukan proses mekanis
melainkan konstruktif. Hal ini berdasarkan pandangan antropologi filosofis
yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Riyanto
mengemukakan:11
Manusia adalah makhluk yang memiliki kehendak bebas. Manusia
berbeda dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya, seperti binatang
maupun tumbuhan. Manusia memiliki kapasitas untuk berpikir,
mengartikulasikan makna secara sosial dan memiliki kebebasan untuk
memilih. Manusia bukanlah makhluk yang pasif, oleh karena itu
internalisasi bukan sebagai proses belajar yang mekanis tetapi dinamis
dan konstruktif.
8
Peter L. Berger, “Tafsir Sosial atas Kenyataan: Sebuah Risalah tentang Sosiologi
Pengetahuan”. (Jakarta: LP3ES, 1990), h. 31-32.
9 9
Peter L. Berger, “Langit Suci”. (Jakarta: LP3ES, 1991), h. 5.
10
Agus Suprijono dan Gurniwan Kamil Pasya, “Konstruksi Sosial Remaja Asing Terhadap
Ritus Buyut Cili Sebagai Civic Culture Untuk Pembentukan Jati Diri”. Jurnal UNESA. ISSN 1412-
565 X, h. 188.
11
Ibid.,
13
12
Halid Hanafi, dkk, “Ilmu Pendidikan Islam”. (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018), h. 37.
13
Dwi Tri Andiyanto, “Peran Pendidik Agama terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Usia
Dini”. Jurnal IJIGAED, Vol. 1 No. 2, Juni 2021. ISSN: 2746-2269, h. 27.
14
14
Tim Dosen PAI, “Bunga Rampai Penelitian Pendidikan Agama Islam”. (Yogyakarta: CV
Budi Utama, 2012). Cet. 1, h. 132.
15
Ibid.,
16
Ibid., h. 133.
17
Arifah Budiarti, dkk. “Pengaruh Model Discovery Learning dengan Pendekatan Scientific
Berbasis E-book pada Materi Rangkaian Induktor terhadap Hasil Belajar Siswa”. Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro, Vol. 2, Nomor 2, September 2017. P-ISSN: 2477-8346. E-ISSN: 2477-
8354, h. 21.
18
Imam Mohtar, “Problematika Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat”.
(Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2017). Cet. I, h. 14.
15
19
Halid Hanafi, Op.Cit., h. 37.
20
Imam Mohtar, Op.Cit., h. 15.
21
A. Tafsir, dkk. “Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam”. (Bandung: Media Transformasi
Pengetahuan, 2004). Cet. I, h. 1.
22
Endang Saiffudin Anshari, op. cit., h. 39
16
23
Efendi, “Pendidikan Islam Transformatif ala KH. Abdurrahman Wahid”. (Bogor: Guepedia,
2016), h. 172.
17
24
Thoyib Sah Saputra dan Wahyudin, “Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak untuk
Madrasah Aliyah Kelas X”. (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2014). Cet. I, h. 5-6.
25
Ahmad Saefulloh, dkk. loc. cit., h. 97.
18
26
Faisal Abdullah. “Konsepsi Ibnu Miskawaih Tentang Moral, Etika dan Akhlak Serta
Relevansinya Bagi Pendidikan Islam”, Journal of Research and Thought of Islamic Education, Vol.
3, No. 1, April 2020, h. 43.
19
apa yang dicintai dan diridhai Allah Swt. Baik berupa ucapan atau
perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Dari ucapan atau perbuatan
tersebut menyatakan bakti manusia kepada Allah yang didasari dengan
ketaatan dalam mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-
Nya.27
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
ibadah merupakan ajaran Islam yang tidak dapat dipisahkan dari
keimanan, karena ibadah merupakan bentuk perwujudan dan keimanan.
Hal ini dapat dilihat dari kepatuhan seorang hamba kepada Sang
Pencipta, berupa perwujudan diri terhadap perintah Allah Swt. Maka,
jika keimanan seseorang bagus, akan dapat terlihat dari implikasi
prinsip-prinsip dasar aqidah yang dimilikinya. Dengan demikian, kuat
atau lemahnya ibadah seseorang itu dapat ditentukan oleh kualitas
imannya. Semakin bagus sikap ibadah yang dimiliki seseorang maka
akan semakin tinggi pula keimanannya. Jadi, ibadah adalah cerminan
atau bukti nyata dari aqidah.
Dalam pembinaan ibadah, Allah Swt berfirman di dalam QS. Taha
ayat 132:
ۗ ۗ ۗ
١٣٢ َك َوالم َعاقِبَةُ لِلتا مق ٰوى َ ُاصطَِ مِب َِعلَمي َها ََل نَ مسَل
َ َُك َِرمزقا َمَن ُن نَ مرُزق
ِ وأممر اَهلََك ِاًبل ا
ّٰص ٰلوة َو م َ َ ُم م
Artinya: “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat
dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta
rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu, dan akibat
(yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”
27
Ahmad Saefulloh, dkk. Op. cit., h. 98.
20
َك ِم منِف وانمه ِع ِن المممن َك ِر واصِِب ِع ٰلى مآ اَصاب َۗك اِ ان ٰذل
ِ َن اَقِ ِم ال ا
َ َ َ َ َ َ ّٰص ٰلوَة َوأم ُم مر ِاًبلم َم مع ُرمو َ َ َ ُ َ م م يٰ بُ َا
١٧ َِع مزِم ماَلُُم موَِر
Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah)”.
28
Ibid., h. 99.
29
Marzuki, “Kemitraan Madrasah dan Orang Tua dalam Menanamkan Kedisiplinan Ibadah
Siswa MA Asy-Syafi’iyah Kendari”, Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 10 No. 2, Juli-Desember 2017, h. 168.
21
30
Ahmad Saefulloh, dkk. op. cit., h. 136.
31
Muhammad Muh Al Jumhuri, “Belajar Aqidah Akhlak: Sebuah Ulasan Ringkas tentang Asas
Tauhid dan Akhlak Islamiyah”. (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2015), h. 14.
22
اص موا ِاًب مْلَ ِق ِ ِ ٰ اِاَل الا ِذين اٰمنُوا وِع ِملُوا٢ اَلنمسا َن لَِفي َخس ىر
ِ ِ ِوالمع ى
ە َ الّٰصل ٰٰحُت َوتَ َو َ َ مَ َ م م ُم َ ا ان م١ ّٰصر
َ َم
اص موا ِاًبل ا
٣ ࣖ ّٰص مِِب َ َوتَ َو
Artinya: “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
32
Ibid., h. 102-105.
24
33
Heri Gunawan, “Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh”. (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2014), h. 255.
34
H. M. Arifin, “Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner”. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 65.
35
Heri Gunawan, op. cit., h. 274.
25
harus berperan aktif. Siswa dituntut agar mereka tidak tergantung pada
keaktifan guru/pelatih saja.36
Metode tanya jawab dimaksudkan untuk meninjau materi yang
sudah disampaikan sebelumnya agar peserta didik memusatkan
perhatiannya pada pelajaran yang telah dicapai sehingga dapat
melanjutkan pelajaran selanjutnya.
c. Metode Diskusi
Metode diskusi digunakan dalam pendidikan Islam untuk mendidik
dan mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian
dan sikap pengetahuan mereka terhadap sesuatu masalah.37
Dalam pembelajaran pendidikan Islam, metode diskusi sangat
membantu peserta didik untuk mengetahui lebih banyak tentang Islam
sehingga dapat saling menghargai perbedaan.
d. Metode Latihan
Metode latihan (drill) merupakan metode yang digunakan untuk
memperoleh suatu keterampilan atau ketangkasan terhadap suatu
materi. Dalam pendidikan Islam, materi yang diajarkan menggunakan
metode ini adalah materi yang bersifat pembiasaan, seperti ibadah
sholat, membaca al-Qur’an dan lain-lain.
Pada metode ini peran guru ialah hanya memberikan umpan balik
terhadap respon peserta didik dan memberikan penguatan terhadap
respon peserta didik yang benar dan mengkoreksi tanggapan peserta
didik yang salah.38
e. Metode Moral Reasoning
Metode moral reasoning disebut juga dengan metode mencari nilai
moral. Metode ini merupakan metode pembelajaran yang mengajak
peserta didik untuk menentukan suatu perbuatan. Dalam metode ini,
36
Muhammad Anas, “Mengenal Metodologi Pembelajaran”. (Pasuruan: CV Pustaka Hulwa,
2014), h. 17.
37
Rahmat, “Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Konteks Kurikulum 2013”.
(Yogyakarta: Bening Pustaka, 2019). Cet. I, h. 10.
38
Ibid., h. 26.
26
39
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, “Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam”. (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), h. 29.
40
An-Nisa Apriyani dan Ruwet Rusiyono, “Pengaruh Metode Moral Reasoning terhadap
Penanaman Karakter Nasionalisme Siswa SD dalam Pembelajaran Tematik”. Jurnal JPSD, Vol. 5
No. 1, 2018. h. 15.
41
Debby Nur Safitri, “Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Melalui Program
Ekstrakurikuler Karawitan di SMK Negeri 2 Wonosari Gunung Kidul”, Thesis UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2019. h. 26.
27
42
Moh. Abdullah, dkk. “Pendidikan Islam Mengupas Aspek-aspek dalam Dunia Pendidikan
Islam”. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2019). Cet. I, h. 103-104.
43
Muhamad Syamsul Taufik, dkk. “Manajemen Penjas”. (Indramayu: CV. Adanu Abimata,
2020). Cet. I, h. 147.
44
Novan Ardy Wiyani, “Menumbuhkan Pendidikan Karakter di SD (Konsep, Praktek dan
Strategi)”. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 103.
28
45
Devi Tirtawirya, “Perkembangan dan Peranan Taekwondo dalam Pembinaan Manusia
Indonesia”. Jurnal Olahraga Prestasi, Vol. 1 No 2, Juli 2005, h. 32-33.
46
Moh. Abdullah, dkk, op. cit., h. 106-107.
47
Ibid., h. 107.
29
48
Karim, “Pengaruh Keikutsertaan Siswa dalam Bimbingan Belajar dan Ekstrakurikuler
terhadap Prestasi Belajar Matematika”. JPM IAIN Antasari, Vol. 1 No. 1 Juli-Desember 2013, h.
2.
30
49
Muhamad Syahrial, “Buku Jago Beladiri”. (Pamulang: Tim Cemerlang, 2020). Cet. I, h. 1-
2.
31
Maka dari itu olahraga sangatlah penting apalagi jika dilihat dari unsur
tujuan dan manfaatnya, dari segi pendidikan anak usia dini olahraga
memberikan efek positif terhadap anak. Hal ini menunjukkan bahwa
pentingnya olahraga dalam mewujudkan generasi yang kuat jasmaninya.
Sebagaimana Allah menjelaskan dalam QS. Al-Anfal ayat 60:
٦٠
Artinya: “Persiapkanlah untuk (menghadapi) mereka apa yang kamu
mampu, berupa kekuatan (yang kamu miliki) dan pasukan berkuda.
Dengannya (persiapan itu) kamu membuat gentar musuh Allah, musuh
kamu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya,
(tetapi) Allah mengetahuinya. Apa pun yang kamu infakkan di jalan
Allah niscaya akan dibalas secara penuh kepadamu, sedangkan kamu
tidak akan dizalimi”.
3. Pengertian Taekwondo
Tae Kwon Do merupakan olahraga beladiri modern yang berakar dari
beladiri tradisional Korea. Taekwondo terdiri dari 3 kata yaitu: Tae berarti
menyerang menggunakan kaki dengan teknik tendangan, Kwon berarti
memukul/menghantam dan mempertahankan diri dengan teknik tangan,
serta Do yang berarti seni/cara mendisplinkan diri. Jadi jika diartikan secara
32
4. Sejarah Taekwondo
Taekwondo adalah suatu ungkapan fisik dari kehendak manusia untuk
beradaptasi dengan lingkungan dan juga suatu aktivitas untuk memenuhi
keinginan rohani dari seseorang. Pada dasarnya semua tindakan yang ada di
dalam aktivitas taekwondo ini dikembangkan dari naluri manusia untuk
pertahankan diri diperkuat dengan unsur-unsur yang positif, dan pada
akhirnya dapat menjangkau status yang absolut untuk mengalahkan ego dan
50
Adinda Rarasti dan Zulfan Heri, “Pengembangan Alat Bantu Latihan Samsak Berbasis Traffic
Light terhadap Kecepatan Reaksi Tendangan pada Atlet Taekwondo Tahun 2018” Jurnal Ilmu
Keolahragaan, Vol. 18 No. 1, Januari-Juni 2019, h. 25.
51
Ria Listina, “Dr. Olahraga Mengajarkan Taekwondo”. (Jakarta: PT Balai Pustaka (Pesero),
2012). Cet. I, h. 1-7.
33
52
Devi Tirtawirya, op. cit., h. 198.
53
Maureen Eman, dkk. “Perancangan Buku Panduan Pembelajaran Taekwondo untuk Anak
Usia 8-12 Tahun”. (Yogyakarta: Institut Seni Indonesia, t.t), h. 4
34
Kukkiwon, Seoul, Korea Selatan dan hingga sampai saat ini kejuaraan dunia
rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali.
Untuk meningkatkan kualitas instruktur taekwondo di seluruh dunia,
Kukkiwon membuka Taekwondo Academy, mulai tahun 1998 telah
membuka Program pelatihannya bagi instruktur taekwondo dan seluruh
dunia. Kukkiwon, sebagai markas besar taekwondo dunia, pusat sekretariat
promosi ujian tingkat internasional.
Pada tanggal, 28 Mei 1973 didirikan The World Taekwondo Federation
(WTF), dan sekarang mempunyai 156 negara anggota, taekwondo telah
dipraktekkan oleh lebih dari 50 juta orang di seluruh penjuru dunia, dan
angka ini masih akan terus bertambah seiring perkembangan taekwondo
yang semakin maju dan populer, hingga sampailah ke Indonesia dan
berkembang sekitar tahun 1970.
Taekwondo telah dipertandingkan diberbagai pertandingan baik
nasional maupun internasional di seluruh dunia, dan telah dipertandingkan
sebagai ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan telah
dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Olympic Games tahun
2000 di Sydney. Pada Olympic Games di Athena tahun 2004 para atlet
Indonesia belum beisa menyumbangkan medali, dan harus belajar banyak
untuk mewujudkan medali di pesta olahraga.54
54
Devi Tirtawirya, op. cit., h. 198-199.
55
Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., h. 1435.
35
C. Penelitian Relevan
Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis merasa tertarik untuk meneliti
Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Program Ekstrakurikuler
Taekwondo di SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor. Penulis juga
melakukan tinjauan pustaka sebagai berikut:
1. Skripsi yang ditulis oleh Rheviana Dian Miranti dari Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan judul penelitian “Penanaman
Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam pada Siswa Program Ekstrakurikuler
Tapak Suci Putera Muhammadiyah di MTS Negeri 6 Sleman”. Penelitian ini
menggunakan metodologi kualitatif deskriptif. Dalam skripsinya
menjelaskan bahwa penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam melalui
kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang dimaksud
56
https://www.dadangjsn.com/2018/09 diakses pada tanggal 22 Maret 2021 pukul 23:56 WIB.
37
57
Rheviana Dian Miranti. “Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam pada Siswa
Program Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di MTs Negeri 6 Sleman”. Skripsi
pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2020. h. 26.
38
58
Azriyah. “Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Ekstrakurikuler
Pendidikan Olahraga Renang dan Panahan di Kelas II dan III SD Teladan Yogyakarta”. Skripsi
pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019. h. 6.
59
Usni. “Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam pada Siswa Melalui Kegiatan PAI
Terpadu Kelas XII di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Palembang”. Skripsi pada Jurusan
39
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Raden Fatah Palembang, 2018. h. 11.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul “Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Islam pada
Program Ekstrakurikuler Taekwondo di SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten
Bogor” ini dilaksanakan di SDIT Andalusia, yang beralamat di Jl. H. USA Kp.
Cibogo RT 03 RW 03, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat. Adapun waktu yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan objek penelitian yaitu pada bulan September 2021 –
November 2021.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi penyeledikan yang menekankan
pada pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, symbol,
ataupun deskripsi suatu fenomena, yang bersifat alami dan holistik,
mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara serta disajikan secara
naratif.1 Jadi, penelitian kualitatif ini untuk menemukan jawaban terhadap suatu
fenomena dengan mendeskripsikan secara kritis atau menggambarkan peristiwa
interaksi sosial dalam masyarakat untuk mencari makna yang ada sesungguhnya.
1
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. (Jakarta:
Kencana, 2017). Cet. IV, h. 329.
41
2
J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif. (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010),
h. 34.
3
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 78.
4
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Kencana, 2016), Cet. I, h. 87.
42
b. Keadaan Guru
2. Program pelaksanaan program a. Langkah-langkah program
ekstrakurikuler taekwondo kegiatan ekstrakurikuler
taekwondo
3. Penanaman nilai-nilai pendidikan a. Nilai Ibadah
Islam pada program b. Nilai akhlak
ekstrakurikuler taekwondo
4. Faktor pendukung dan faktor a. Faktor peserta didik
penghambat dalam proses b. Faktor guru
penanaman nilai-nilai pendidikan c. Faktor fasilitas sekolah
Islam pada siswa program
ekstrakurikuler taekwondo
2. Wawancara
Pada teknik wawancara ini peneliti akan saling berhadapan muka secara
langsung dengan responden atau subjek yang diteliti.5 Wawancara disebut
juga sebagai proses interaksi dan komunikasi. Oleh karena itu, antara
pewawancara dengan yang diwawancara harus dapat berkomunikasi dengan
bahasa yang baik agar dapat saling dimengerti. Sedangkan interaksi sosial
harus sangat diperhatikan baik situasi maupun topik ketika wawancara,
karena akan mempengaruhi kualitas perolehan data yang didapat.6 Adapun
macam-macam wawancara ialah:7
a. Wawancara terencana-terstruktur adalah suatu bentuk wawancara, di
mana pewawancara menyusun terlebih dahulu secara terinci pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan menurut pola tertentu dengan
menggunakan format yang standar. Pedoman itu akan mengarahkan,
menuntut, dan membimbing pewawancara dalam mencapai tujuan
wawancara. Dengan begitu, peneliti hanya membacakan pertanyaan
5
Sukardi, op.cit., h. 79.
6
Mamik, Metodologi Kualitatif. (Sidoarjo: Zifatama, 2015), Cet. I, h. 109.
7
A. Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia dan Kegiatan Mutu
Pendidikan. (Jakarta: Kencana, 2015), Edisi I, h. 109-110.
43
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
legger, agenda, dan sebagainya. Dokumen-dokumen ini dapat
mengungkapkan bagaimana subjek dapat mendefinisikan dirinya sendiri,
lingkungan dan situasi yang dihadapinya.8 Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh sebuah data tentang
penanaman nilai-nilai pendidikan Islam pada program ekstrakurikuler
taekwondo di SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor. Peneliti mencari
data-data yang berkaitan dengan penelitian, baik berupa data tertulis maupun
yang lainnya dan dikumpulkan menjadi satu sehingga akan memperoleh data
yang lengkap dan akurat.
8
Sutiah, Pengawas Pendidikan Agama Islam sebagai Quality Control Implementasi Kurikulum
dalam Pengingkatan Mutu Pendidikan di Madrasah. (Sidoarjo: Nizmia Learning Center, 2016), h.
53.
9
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisaan
Skripsi. (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2015), h. 74.
45
kepala sekolah, maka peneliti dapat menggali data dari kepala sekolah itu
sendiri lalu triangulasi terhadap para wakil kepala sekolah, lalu meluas ke
bagian tata usaha dan guru lalu ke para siswa.10
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik adalah penggunaan beragam teknik pengungkapan
data yang dilakukan kepada sumber data. Menguji ungkapan data yang
dilakukan kepada sumber data. Menguji kredibilitas data dengan triangulasi
teknik yaitu mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Triangulasi teknik ini dapat dilakukan dengan menggabungkan
teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.11 Misalnya setelah
memperoleh data melalui wawancara, lalu dicek lagi data tersebut melalui
observasi atau dokumentasi. Bila menghasilkan data yang berbeda, maka
peneliti harus melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lainnya. Hal itu dilakukan untuk memastikan data
mana yang benar,
3. Triangulasi Waktu
Waktu sering mempengaruhi kredibilitas data. Maka, peneliti dapat
mengecek konsistensi, kedalaman, dan ketepatan atau kebenaran suatu data
dengan melakukan triangulasi waktu. Menguji kredibilitas data dengan
triangulasi waktu dilakukan dengan cara mengumpulkan data pada waktu
yang berbeda. Peneliti yang melakukan wawancara di sore hari, dapat
dilakukan berulang-ulang di pagi hari, dan mengeceknya di siang hari atau
sebaliknya.12 Bila hasil uji berbeda, maka lakukan secara berulang-ulang
sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.
F. Analisis Data
Setelah memperoleh data baik hasil wawancara, observasi dan dokumentasi,
maka data dianalisis. Adapun teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian
10
Helaluddin dan Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori & Praktik.
(Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2019), h. 94.
11
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, op. cit, h. 95.
12
Ibid., h. 95-96.
46
ini melalui tiga tahapan, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan:13
1. Reduksi Data
Penulis memilih data yang diperoleh dari lapangan berupa hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai dinamika latihan yang
ada seperti bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan Islam yang
dilakukan oleh pelatih, respon dan hasil dari latihan yang dilakukan oleh
anggota. Data yang direduksi akan mempermudah peneliti dalam melakukan
pengumpulan data selanjutnya.
2. Sajian Data
Setelah melalui reduksi data, langkah selanjutnya dalam analisis data
adalah penyajian data di mana peneliti mengelompokkan hal-hal yang serupa
menjadi kategori. Data-data yang diklasifikasikan berdasarkan tema-tema
inti pada proses penyajian data ini.14 Data yang disajikan bisa dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, atau teks yang berbentuk
narasi. Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah cara penanaman nilai-
nilai pendidikan Islam oleh pelatih, dan respon serta hasil latihan yang di
dapat oleh atlet. Data-data yang diperoleh, kemudian penulis susun secara
berurutan. Serta menyederhanakan data-data yang memang penting untuk
dijadikan bahan analisis.
3. Penarikan Kesimpulan
Tahap terakhir merupakan penarikan kesimpulan. Kesimpulan yang
telah di ambil bersifat kredibel apabila didukung dengan bukti-bukti yang
sesuai dengan konsistensi.15 Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi
yaitu dilakukannya uji kesesuaian hasil wawancara antara informan yang
satu dengan yang lainnya serta akan dicocokkan dengan hasil observasi yang
ada di Taekwondo SDIT Andalusia.
13
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. III, h. 330.
14
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 192.
15
M. Jamal, Paradigma Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 149.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor
a. Profil Sekolah
Nama Satuan : SDIT Andalusia
NSS : 102020233073
NPSN : 69897165
Bentuk Pendidikan : SD
Status Sekolah : Swasta
Status Kepemilikan : Lainnya
SK Izin Operasional : 421.2/617-Disdik/2015
Tanggal SK : 2015-05-29
Alamat : Jl.H.Usa Kp.Cibogo RT 03 RW 03
Desa Ciseeng Kecamatan Ciseeng
Bogor
Desa/Kelurahan : Ciseeng
Kecamatan : Ciseeng
Kabupaten/Kota : Bogor
Provinsi : Jawa Barat
RT/RW : 03/03
Nama Dusun : Ciseeng
Kode Pos : 16120
Lintang/Bujur : -6.483569000000/106.689110000000
Layanan Kebutuhan Khusus : Tidak Ada
SK Pendirian : 01/Y-IMAN/SK/VII/2014
Tanggal SK : 2014-07-14
No. Rekening BOS : 0078032596001
Nama Bank : BJB
Nama KCP/Unit : Parung
Atas Nama : SDIT ANDALUSIA
49
MBS : Tidak
Luas Tanah Milik : 1436 m
Luas Tanah Bukan Milik :0m
1
Wawancara dengan Kepala Sekolah SDIT Andalusia, tanggal 23 September 2021 pukul 09:01
WIB.
2
Dokumen 1 KTSP, Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19, SD Islam Terpadu
Andalusia Tahun Pelajaran 2021/2022, Pemerintah Kabupaten Bogor Dinas Pendidikan, disahkan
pada tanggal 6 Juli 2021, h. 21-22. Didapatkan tanggal 23 September 2021 pukul 08:55 WIB.
50
3
Dokumentasi, data guru SDIT Andalusia, didapatkan tanggal 23 September 2021 pukul 09:01
WIB.
51
e. Tujuan Sekolah
Tujuan Sekolah secara umum dibagi dua, yaitu sebagai berikut:4
1) Tujuan Jangka Pendek (3 tahun ke depan)
a) Nilai raport kelas I s.d. VI rata-rata mencapai 7,50.
b) Nilai Ujian Sekolah bagi siswa kelas VI rata-rata mencapai
8,00.
c) Proporsi lulusan yang diterima di SMP Favorit mencapai 50%.
d) Mempersiapkan peserta didik agar dapat mencapai standar
kelulusan belajar minimal/kriteria ketuntasan minimal yang
ditentukan sekolah.
e) Setiap kegiatan lomba dapat masuk 5 besar di tingkat
kecamatan.
2) Tujuan Jangka Menengah (3-6 tahun)
a) Nilai rapor kelas I s.d. kelas VI rata-rata mencapai 7,50.
b) Nilai Ujian Sekolah dan Ujian Nasional rata-rata mencapai
8,00.
c) Setiap kegiatan lomba dapat masuk 3 besar di tingkat
kecamatan.
4
Dokumen 1 KTSP, Kurikulum Sekolah 2013 Masa Pandemi Covid-19, SD Islam Terpadu
Andalusia Tahun Pelajaran 2021/2022, Pemerintah Kabupaten Bogor Dinas Pendidikan, disahkan
pada tanggal 6 Juli 2021, h. 23. Didapatkan tanggal 23 September 2021 pukul 08:55 WIB.
52
5
Dokumentasi, https://dapo.kemdikbud.go.id/sekolah/7E74272456252E6D2596, diakses
tanggal 13 Oktober 2021 pukul 14:38 WIB.
53
6
Marciano Norman, “Buku Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga”
(https://ww.pbti.info/1/images/sampledata/pdf/AD-ART-SCAN.pdf, diakses pada tanggal 7
Desember 2021 pukul 23:13)
55
7
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
8
Wawancara dengan Kepala Sekolah SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal 23
September 2021.
9
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
58
wajib, sedangkan untuk tambahan latihan siswa bisa mengikuti latihan yang
biasanya dilaksanakan pada hari minggu di aula sekolah Al-Mukhlishin. Hal
tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan pelatih taekwondo, beliau
menerangkan bahwa:
“Penjadwalan kegiatan latihan biasanya di utamakan di jam sekolah yaitu
di hari Rabu pukul 14:00 s/d 16:00. Latihan di sekolah di adakan
seminggu sekali, dan jika anak-anak ingin latihan seminggu 2x maka di
hari minggu anak-anak di ajak untuk mengikuti latihan gabungan dengan
unit lain. Jika ada yang berminat untuk mengikuti latihan gabungan
silahkan gabung”.10
10
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
11
Wawancara dengan Kepala Sekolah SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal 23
September 2021.
59
12
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
13
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
60
2) Pemanasan
Setelah salam atau hormat dilanjutkan dengan pemanasan.
Seperti yang disampaikan oleh pelatih taekwondo:
“Setelah itu lalu dilanjutkan dengan stracing atau pemanasan
untuk melemaskan otot sebelum memulai latihan yang terdiri
dari pelemasan leher, tangan, kaki, pinggang”.14
Kegiatan pemanasan dipimpin langsung oleh pelatih
taekwondo. Namun ketika pelatih belum datang atau berhalangan
untuk hadir, maka akan dipimpin oleh salah satu anggota senior. Hal
tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan pelatih taekwondo,
beliau menerangkan bahwa:
“Biasanya ketika saya belum datang atau berhalangan untuk
hadir latihan, saya akan meminta bantuan kepada anggota
taekwondo senior untuk membantu saya menghandle kegiatan
latihan tersebut”. 15
b. Tahapan Inti
1) Latihan Fisik
Latihan fisik ini selain untuk menjaga kesehatan dan kebugaran
anggota, juga berfungsi untuk melatih fisik anggota agar menjadi
taekwondoin yang tangguh, sehingga ketika menghadapi
perlombaan dapat tampil secara maksimal. Hal tersebut sesuai
dengan hasil wawancara dengan pelatih taekwondo, beliau
menerangkan bahwa:
“Habis pemanasan itu kadang kita latihan fisik, seperti push up,
sit up dan back up”.16
Dari hasil wawancara yang didapat diketahui bahwa kegiatan
latihan fisik dilakukan dengan beberapa gerakan. Ada beberapa
gerakan dasar yang biasa digunakan seperti push up, sit up dan back
up. Push up banyak sekali macamnya, tetapi push up yang biasa
14
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
15
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
16
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
61
17
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
18
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
62
19
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
20
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
63
yang dilakukan seperti di awal latihan. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara dengan pelatih taekwondo, beliau mengatakan bahwa:
“Setelah selesai berlatih menggunakan pecing pad, kegiatan
taekwondo ini diakhiri dengan do’a dan salam atau hormat sebagai
penutup dari kegiatan latihan taekwondo”.21
4. Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Ekstrakurikuler
Taekwondo di SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor
Penanaman nilai-nilai pendidikan Islam pada ekstrakurikuler bela diri
sangatlah penting. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan
Kepala Sekolah SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, beliau
mengatakan bahwa:
“Penting, karena ekstrakurikuler itu juga kan menunjang pelajaran.
Menunjang dalam pembentukan karakter anak. Jadi tidak bisa tuh jika
intrakurikuler saat pembelajaran biasanya kita sudah menerapkan nilai-
nilai keislaman, kemudian pas ekstrakurikuler itu ternyata los dalam hal
itu. Jadi memang harus sejalanlah, baik intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler itu harus sejalan”.22
21
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
22
Wawancara dengan Kepala Sekolah SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal 23
September 2021.
23
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
64
24
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
65
25
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
26
Wawancara dengan Anggota Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor,
tanggal 17 Oktober 2021.
27
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
28
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
66
2) Percaya diri
Sikap percaya diri ini sangatlah penting ditanamkan sedini
mungkin. Percaya diri ini masuk ke dalam sikap dasar seorang
pemimpin. Seperti yang disampaikan oleh pelatih taekwondo:
“Sikap yang ditanamkan pada kegiatan taekwondo yaitu
menanamkan sikap dasar yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin. Karena terkadang siswa SD itu kebanyakan yang takut
untuk menjadi seorang pemimpin, makanya kita harus bisa
membentuk anak-anak yang mengikuti latihan untuk menjadi
seorang pemimpin”.31
29
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
30
Wawancara dengan Anggota Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor,
tanggal 04 November 2021.
31
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
32
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
67
4) Saling menghormati
Kegiatan ekstrakurikuler taekwondo merupakan kegiatan yang
saling menghormati satu sama lain. Seperti yang disampaikan oleh
pelatih taekwondo:
“…setelah berdo’a lalu di lanjutkan dengan salam/hormat kepada
pelatih”.35
33
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
34
Wawancara dengan Anggota Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor,
tanggal 04 November 2021.
35
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
36
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
68
7) Rendah hati
Pernyataan dari pelatih taekwondo:
“Rendah hati juga saya tanamkan dalam taekwondo, agar anak
tidak sombong saat memenangkan kejuaraan”.39
37
Wawancara dengan Anggota Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor,
tanggal 04 November 2021.
38
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
39
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
69
8) Amanah
Pernyataan dari pelatih taekwondo:
“Biasanya ketika saya belum datang atau berhalangan untuk hadir
latihan, saya akan meminta bantuan kepada anggota taekwondo
senior untuk membantu menghandle kegiatan latihan tersebut”.40
Berdasarkan hasil pengamatan, pelatih taekwondo memang
menerapkan sikap amanah ini kepada para anggota. Pelatih selalu
memberikan amanah ketika pelatih datang terlambat, atau pelatih
berhalangan untuk hadir, maka latihan akan di alihkan kepada
anggota senior untuk memimpin latihan agar latihan tetap berjalan.
40
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
70
3) Fasilitas sekolah
Pernyataan dari kepala sekolah SDIT Andalusia:
“Iya untuk mendukung kegiatan tersebut di sekolah ini sudah
tersedianya lapangan, kemudian adanya alat-alat latihan
taekwondo seperti pecing pad, body protector, dan matras”.43
41
Wawancara dengan Kepala Sekolah SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal 23
September 2021.
42
Wawancara dengan Kepala Sekolah SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal 23
September 2021.
43
Wawancara dengan Kepala Sekolah SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal 23
September 2021.
71
b. Faktor Penghambat
Semua pelaksanaan kegiatan di mana pun tidak akan pernah lepas
dari hambatan yang menghalanginya. Termasuk dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler taekwondo di SDIT Andalusia Ciseeng,
Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil wawancara dengan pelatih
taekwondo beberapa hambatan yang dialami terkait pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler ini.
Hambatan pertama yang dialami adalah terkait kedisiplinan
anggota taekwondo. Karena terkadang masih banyak anggota yang
datang terlambat dalam mengikuti latihan. Hal tersebut sesuai dengan
hasil wawancara dengan pelatih taekwondo, beliau mengatakan:
“Kadang anak-anak masih sering telat untuk datang latihan”.45
44
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
45
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
72
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang terkumpul selama di SDIT Andalusia
Ciseeng, Kabupaten Bogor dengan melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi maka selanjutnya penulis akan melakukan analisis data untuk
menjelaskan lebih detail dari hasil penelitian sesuai dengan hasil analisis data
yang dipilih oleh penulis yaitu menggunakan analisis deskriptif.
1. Proses Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler Taekwondo di SDIT Andalusia
Ciseeng, Kabupaten Bogor
Menurut Abuddin Nata, “Pendidikan Islam ialah upaya membimbing,
mengarahkan, dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan
terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai
ajaran Islam.47 Dari aktivitas memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan)
agama Islam itu dapat bertujuan untuk membantu seseorang atau sekelompok
anak didik dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan ajaran Islam dan
nilai-nilai untuk dijadikan sebagai pandangan hidupnya. Kegiatan
ekstrakurikuler taekwondo yang diadakan di SDIT Andalusia Ciseeng,
Kabupaten Bogor bertujuan untuk mewujudkan visi dan misi sekolah.
Kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan
dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler ini siswa akan
dapat mengembangkan minat dan bakat yang ada pada diri siswa. Selain itu
ekstrakurikuler mampu membuat anak berprestasi pada ekstrakurikuler yang
mereka minati. Ekstrakurikuler taekwondo ini memiliki tujuan, yakni
membentuk siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik tidak lain
adalah sebagai upaya mewujudkan tujuan dari pendidikan Islam. Hal tersebut
dikarenakan di dalam kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya diajarkan jurus-
46
Wawancara dengan Pelatih Taekwondo SDIT Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor, tanggal
03 Oktober 2021.
47
Abuddin Nata, “Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran”, (Jakarta: Kencana, 2009),
h. 340.
73
a. Tahapan Awal
Tahapan awal merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menciptakan suasana agar siswa dapat memfokuskan dirinya agar mampu
mengikuti proses pembelajaran dengan baik.48 Kegiatan yang dilakukan
di awal kegiatan pada ekstrakurikuler taekwondo diantaranya yaitu
dengan pembacaan do’a bersama sebelum dimulainya latihan. Bacaan
do’a yang dipanjatkan yaitu dengan membaca surat al-fatihah. Setelah
berdo’a dilanjutkan dengan salam atau hormat. Penghormatan kepada
pelatih dan senior dilakukan dengan cara membungkukan badan sebagai
bentuk hormat.
Selanjutnya dilanjutkan dengan pemanasan yang dipimpin oleh
pelatih. Namun ketika pelatih belum datang atau berhalangan untuk hadir,
maka akan dipimpin oleh salah satu anggota senior. Kegiatan pemanasan
ini dilakukan seperti kegiatan olah raga lainnya yang dimulai dari tubuh
bagian atas seperti kepala, kemudian tubuh bagian tengah seperti tangan,
dan tubuh bagian bawah seperti kaki. Setelah pemanasan, kegiatan
dilanjutkan dengan berlari kecil di sekitar tempat latihan dengan lima kali
putaran.
b. Tahapan Inti
Tahapan ini merupakan kegiatan yang difokuskan pada kegiatan-
kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan.49 Tahapan
inti pada ekstrakurikuler taekwondo ini diawali dengan latihan fisik.
Latihan fisik ini selain untuk menjaga kesehatan dan kebugaran anggota,
juga berfungsi untuk melatih fisik anggota agar menjadi kuat dan tangguh,
sehingga ketika menghadapi perlombaan atau kejuaraan anggota dapat
tampil secara maksimal. Ada beberapa gerakan dasar yang biasa
digunakan seperti push up, sit up dan back up. Push up banyak sekali
macamnya, tetapi push up yang biasa dilakukan diantaranya adalah push
48
Zaki Mubarak, “Problematika Pendidikan Kita Masalah-masalah Pendidikan Faktual dari
Guru, Desain Sekolah dan Dampaknya”. (Depok: Ganding Pustaka, 2019). Cet. I, h. 79.
49
Ibid.,
75
50
Suci Cahyati, “Martial Arts Hapkido Basic For Beginner”. (Yogyakarta: UNY Press, 2019),
Edisi I, h. 13.
51
Devi Tirtawijaya, op. cit., h. 200-201.
52
Muh Hambali dan Eva Yulianti, “Ekstrakurikuler Keagamaan terhadap Pembentukan
Karakter Relegius Peserta Didik di Kota Majapahit”. Jurnal Pedagogik, Vol. 05, 2018. h. 197-198.
77
53
M. Indra Saputra, “Hakekat Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam”. Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 6, 2015, h. 82.
54
Danny Abrianto, “Menjadi Pendidik Profesional”. (Medan: Umsu Press, 2021), Cet. I, h. 86
55
Suherman Saleh, dkk. “Arus Baru Pemikiran Islam Catatan Kritis dari Gang Buni Ciputat”.
(Serang: A-Empat, 2021), Edisi I, h. 32
78
56
Nurhadi dan Muhammad Irhamuddin Harahap. “Konsep Tanggung Jawab Pendidik dalam
Islam”. (Pekanbaru: Guepedia, 2020), h. 125
79
57
Ainul Yaqin, “Pendidikan Akhlak-Moral Berbasis Teori Kognitif”. (Depok: Rajawali Pers,
2020), Cet. I, h. 22
80
58
Beny Prasetiya, dkk. “Metode Pendidikan Karakter Religius Paling Efektif di Sekolah”.
(Lamongan: Academia Publication, 2021), Cet. I, h. 62
59
Ria Listina, op.cit., h. 58
60
Kiki Sajidah, dkk. “Strategi Kepemimpinan dalam Islam”. (Serang: Guepedia, 2021), h. 48
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas yang merupakan hasil
dari perpaduan kajian teoritis dengan hasil penemuan di lapangan, maka
kesimpulan yang peneliti peroleh ialah sebagai berikut:
1. Dalam proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler taekwondo di SDIT
Andalusia Ciseeng, Kabupaten Bogor ada beberapa tahapan. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan oleh pelatih dalam kegiatan
ekstrakurikuler yaitu: Tahapan awal yaitu berdo’a dan pemanasan, tahapan
inti yaitu latihan fisik, materi dan praktik, istirahat dan evaluasi, dan
tahapan tindak lanjut yaitu bermain pecing pad. Pada saat bermain pecing
pad gerakan yang dilakukan yaitu gerakan yang telah di evaluasi oleh
pelatih.
2. Dalam penanaman nilai-nilai pendidikan Islam pada ekstrakurikuler
taekwondo, pelatih menggunakan metode diantaranya: Metode latihan,
Metode tanya jawab, Metode diskusi. Adapun nilai-nilai pendidikan Islam
yang terdapat dalam ekstrakurikuler taekwondo di SDIT Andalusia
Ciseeng, Kabupaten Bogor adalah nilai ibadah dan nilai akhlak. Masing-
masing nilai tersebut diusahakan oleh kepala sekolah dengan pelatih untuk
senantiasa ditanamkan kepada para anggota taekwondo. Ada beberapa
nilai-nilai yang senantiasa ditanamkan diantaranya: Nilai ibadah
diwujudkan dengan penanaman beberapa perilaku seperti; berdoa sebelum
memulai kegiatan, melaksanakan sholat berjama’ah, serta pelatih
mengawasi adzan dan iqomah anggota. Adapun nilai akhlak yang
diwujudkan dengan penanaman melalui beberapa perilaku diantaranya;
disiplin, percaya diri, melarang siswa berkata kotor, saling menghormati,
memberi sanksi atau hukuman yang bertujuan agar anggota tidak
mengulangi perkataan kotor lagi dan dapat terbiasa berbicara dengan
perkataan yang baik, adil, rendah hati, dan amanah.
83
Saefulloh, Ahmad, dkk. 2019. Model Pendidikan Islam bagi Pecandu Narkotika.
Yogyakarta: CV. Budi Utama. Cet. I.
Sagala, Syaiful. 2001. Etika dan Moralitas Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2001.
Cet. I.
Sajidah, Kiki, dkk. 2021. Strategi Kepemimpinan dalam Islam. Serang: Guepedia.
Saleh, Suherman, dkk. 2021. Arus Baru Pemikiran Islam Catatan Kritis dari Gang
Buni Ciputat. Serang: A-Empat. Edisi I.
Sanusi, Uci dan Rudi Ahmad Suryadi. 2018. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta:
CV Budi Utama, 2018. Cet. I.
Saputra, Thoyib Sah dan Wahyudin. 2014. Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak
untuk Madrasah Aliyah Kelas X. Semarang: PT Karya Toha Putra. Cet. I.
Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana. Cet. I.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta. Cet. III.
Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sutiah. 2016. Pengawas Pendidikan Agama Islam sebagai Quality Control
Implementasi Kurikulum dalam Pengingkatan Mutu Pendidikan di
Madrasah. Sidoarjo: Nizmia Learning Center.
Syahrial, Muhamad Syahrial. 2020. Buku Jago Beladiri. Pamulang: Tim
Cemerlang. Cet. I.
Tafsir, A, dkk. 2004. Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Media
Transformasi Pengetahuan.
Taufik, Muhamad Syamsul, dkk. 2020. Manajemen Penjas. Indramayu: CV. Adanu
Abimata. Cet. I.
Tim Dosen PAI. 2012. Bunga Rampai Penelitian Pendidikan Agama Islam.
Yogyakarta: CV Budi Utama. Cet. 1.
Wicaksono, dkk. 2016. Teori Pembelajaran Bahasa (Suatu Catatan Singkat).
Yogyakarta: Gandhawaca.
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Menumbuhkan Pendidikan Karakter di SD (Konsep,
Praktek dan Strategi). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
87
Lampiran 1
Nama Informan :
Hari/Tanggal Wawancara :
Jabatan :
Tempat Wawancara :
Lampiran 2
Nama Informan :
Hari/Tanggal Wawancara :
Jabatan :
Tempat Wawancara :
Lampiran 3
Nama Informan :
Hari/Tanggal Wawancara :
Lampiran 4
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa saja ekstrakurikuler yang Ekstrakurikuler di SDIT Andalusia
ada di SDIT Andalusia? itu ada:
1. Pramuka (ekskul wajib)
2. Taekwondo, ekskul taekwondo
ini sudah cukup lama.
3. Futsal
4. Menari
5. Marawis
2. Apakah tujuan terbentuknya Pelaksanaan program kegiatan
ekstrakurikuler taekwondo di ekstrakurikuler taekwondo ini
SDIT Andalusia? berlatar belakang oleh Visi dan Misi
yang diterapkan oleh sekolah untuk
meningkatkan penguatan pendidikan
serta mewujudkan Visi dan Misi
sekolah dalam membentuk siswa-
siswi yang berakhlaq Qur’ani,
berbudaya dan berkarakter yang
berwawasan kebangsaan yang
berakhlakul karimah, serta
mengembangkan potensi yang
96
Lampiran 5
No Pertanyaan Jawaban
1. Berapa lama sabeum sudah Saya sudah mulai melatih taekwondo
menjadi pelatih taekwondo di dari sejak tahun 1997 dan mulai
SDIT Andalusia? menjadi pelatih taekwondo di SDIT
Andalusia sejak tahun 2015 sampai
sekarang.
2. Apakah tujuan dibentuknya Kegiatan ekstrakurikuler taekwondo
ekstrakurikuler taekwondo di ini bertujuan untuk mewujudkan Visi
SDIT Andalusia? dan Misi sekolah selain itu juga
bertujuan untuk mefasilitasi minat
dan bakat yang ada pada diri siswa.
Contohnya, mengembangkan potensi,
mengasah kemampuan, melatih siswa
dalam kegiatan suatu lomba tingkat
Nasional, Internasional, dll dan juga
sebagai pembiasaan dalam penguatan
pendidikan karakteristik siswa.
3. Bagaimana proses pelaksanaan Kegiatan ekstrakurikuler taekwondo
ekstrakurikuler taekwondo dari ini seperti yang kamu tahu bahwa
kegiatan awal sampai akhir di diawali dengan berdo’a terlebih
SDIT Andalusia? dahulu. Setelah berdo’a lalu
99
Lampiran 6
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa alasan kamu mengikuti Awalnya karena disuruh orang tua
ekstrakurikuler taekwondo? Sudah tetapi lama kelamaa malah
berapa lama kamu mengikuti menjadi hobi. Saya mengikuti
taekwondo? taekwondo sudah 6 tahun.
2. Apa saja yang kamu dapatkan Saya mendapatkan teman, cara
ketika mengikuti latihan membela diri, piagam, dan
taekwondo? keberanian.
3. Apakah ada motivasi yang kamu Motivasi yang saya dapatkan yaitu
dapatkan dari orang tua dan dari selalu bekerja keras, pantang
pelatih kamu? menyerah, berani, mandiri, dan
tidak takut untuk mencoba hal
baru.
4. Apakah saat latihan pelatih selalu Iya.
memberikan bimbingan berupa
penanaman nilai-nilai pendidikan
Islam?
5. Apakah pada saat latihan Iya.
taekwondo pelatih selalu
memberikan nasehat terkait
penanaman nilai-nilai pendidikan
Islam?
106
Lampiran 7
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa alasan kamu mengikuti Awalnya karena suruhan orang
ekstrakurikuler taekwondo? Sudah tua, tapi lama kelamaan jadi hobi
berapa lama kamu mengikuti sendiri. Saya sudah 5 tahun
taekwondo? mengikuti taekwondo
2. Apa saja yang kamu dapatkan Saya mendapatkan banyak teman,
ketika mengikuti latihan piagam dan ilmu bela diri
taekwondo?
3. Apakah ada motivasi yang kamu Menjadi jati diri yang lebih
dapatkan dari orang tua dan dari mandiri, berani, serta disiplin dan
pelatih kamu? bertanggung jawab
4. Apakah saat latihan pelatih selalu Iya.
memberikan bimbingan berupa
penanaman nilai-nilai pendidikan
Islam?
5. Apakah pada saat latihan Iya
taekwondo pelatih selalu
memberikan nasehat terkait
penanaman nilai-nilai pendidikan
Islam?
6. Apakah pada saat latihan pelatih Iya, siswa yang tidak bisa menjaga
selalu menegur dan memberikan lisannya (bicara kotor) selalu
diberi teguran/hukuman
108
Lampiran 8
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
Lampiran 9
Lampiran 10
DOKUMENTASI
Lingkungan Sekolah
Materi Poomsae
Teknik Tendangan
123