Anda di halaman 1dari 36

PERANAN PELAJARAN FIQIH DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS

IBADAH SISWA DI SDI IHYA' ULUMUDDIN

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
MUHLIS M
NIM. 19381051117

JURUSAN PENDDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi berjudul “Peranan Pelajaran Fiqih Dalam Meningkatkan


Aktifitas Ibadah Siswa di SDI Ihya'Ulumuddin” yang disusun oleh Muhlis M
diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Pamekasan, 27 Oktober 2022


Dosen Pembimbing,

Rony Harianto, M.Pd


NIP 197305041999031015
PERSETUJUAN PENGUJI PROPOSAL

Proposal Skripsi dengan judul ‘’Peranan Pelajaran Fiqih Dalam Meningkatkan


Aktivitas Ibadah Siswa di SDI Ihya'ulumuddin Sumber Batu Kadur Pamekasan’’
yang disusun oleh Muhlis M(19381051117) ini telah diujikan di hadapan dewan
penguji Proposal Skripsi dan telah direvisi serta disetujui untuk dijadikan acuan
penelitian dalam rangka menyusun skripsi.

Dewan Penguji Proposal:

1. Penguji 1 : .............................. ( )

2. Penguji 2 : .............................. ( )
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta Alam, yang
telah melimpahkan segala rahmat, nikmat, berkah dan kemudahan-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik yang berjudul ‘’Peranan
Pelajaran Fiqih Dalam Meningkatkan Aktivitas Ibadah Siswa di SDI
Ihya'ulumuddin Sumber Batu Kadur Pamekasan’’. Shalawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW pemimpin segala sumber Ummat Rahmatan Li
al-‘Alamin.
Karangan ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan sumbang saran
dari berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai penyusunan proposal ini.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Dr. H. Saiful Hadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Madura.
2. Ahmad Fawaid, M.Pd.I selaku Kaprodi PGMI IAIN Madura..
3. Bapak Rany Harianto, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan, bimbingan serta saran dan masukan sehingga proposal
penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Jajaran Dosen IAIN Madura yang telah tulus dan ikhlas memberikan ilmu
serta mendidik peneliti dari semester pertama sampai dengan semester
terakhir.
5. Kepala Sekolah beserta Guru di SDI Ihya'ulumuddin Sumber Batu Kadur
Pamekasan yang telah mengizinkan dan membantu untuk meneliti di sekolah
tersebut.
6. Kepada Kepala Perpustakaan beserta Staf Perpustakaan yang telah
memberikan pelayanan buku sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal.
7. Keluagaku tercinta. Terutama Kedua orang tua saya yang telah memberikan
support penuh dan doa sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
8. Sahabat dan teman-teman sekalian yang telah mendukung, membantu dan
selalu memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam proposal ini. Oleh
karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan
proposal ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pamekasan, 29 Oktober 2022


Penulis

MUHLIS M
NIM: 193381051117
DAFTAR ISI

A. Judul Proposal Skripsi…………………………..…………………………....1


B. Konteks Penelitian…………………………………………………………....1
C. Fokus Penelitian……………………………………………………………....4
D. Tujuan Penelitian……………………………………………………………...4
E. Kegunaan Penelitian…………………………………………………………..4
F. Definisi Istilah………………………………………………………………...5
G. Kajian Pustaka………………………………………………………………...6
1. Kajian Teoritik…………………………………………………………….6
2. Kajian Penelitian Terdahulu……………………………………………...10
H. Metode Penelitian…………………………………………………………….12
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian………………………………………….12
2. Kehadiran Peneliti………………………………………………………..13
3. Lokasi Penelitian…………………………………………………………13
4. Sumber Data……………………………………………………………...14
5. Prosedur Pengumpulan Data……………………………………………..14
6. Analisis Data……………………………………………………………..17
7. Pengecekan Keabsahan Data…………………………………………......19
8. Tahap-tahap Penelitian…………………………………………………...21
Daftar Rujukan…………………………………………………………………...23
A. PERANAN PELAJARAN FIQIH DALAM MENINGKATKAN
AKTIFITAS IBADAH SISWA DI SDI IHYA’ ULUMUDDIN
SUMBER BATU KADUR PAMEKASAN

B. Konteks Penelitian
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasan belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
menegembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian dan kecerdasan serta akhlak mulia
yan diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan Negara. 1Pendidikan merupakan
proses untuk memberikan manusia berbagai macam pelajaran yang bertujuan
mengembangkan diri. Jadi, banyak hal yang dibicarakan ketika membicarakan
pendidikan. Aspek-aspek yang biasanya paling dipertimbangkan antara lain:
penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, dan perubahan perilaku. Pendidikan
menjadi hal yang sangat penting bagi manusia karena dengan pendidikan
manusia dapat menemukan tentang apa dan bagaimana tindakan yang paling
efektif untuk mengubah dirinya agar terawat, tercerahkan, tersadarkan dan
menjadikan manusia yang dimanusiakan. Di sekolah juga terdapat pendidikan
yang berkenaan dengan hal-hal spiritual atau keagaamaan siswa. Sehingga
pendidikan keagamaan merupakan usaha sadar dan terencana dalam
menyiapkan siswa untuk mengenal dan menghayati, memahami, bertakwa dan
berakhlak mulia dan mengamalkan ajaran agama islam yang bersumber dari
Al-quran dan Al-hadist melalui bimbingan, pengajaran dan praktik serta
penggunaan pengalaman.
Melihat fenomena yang terdapat dalam suatu pendidikan tentunya
tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh siswa seperti
halnya merosotnya nilai-nilai moral dan juga nilai spritualnya, banyak siswa
khususnya sekolah dasar yang belum memahami betul mengenai cara
berIbadah dan menyembah Tuhannya seperti hasil penelitian sebelumnyaa
diketahui bahawa pengamalan Ibadah peserta didik pada jenjang pendidikan
sekolah dasar di MI sudah menjadi kebiasaan atau being. Siswa sudah bisa

1
Anselmous, Teori dan Filsafat Pendidikan, (Malang: Gunung Samudra, 2016),hlm 9
memahami namun belum bisa memaknai tentang manfaat dan tujuan Ibadah
secara spiritual dan seosial dapat dikatakan bahawa Ibadah yang diamalkan
oleh siswa belum mengkristal dan menjadi nilai atau perasaan moral. 2 Maka
dari itu sangat diperlukan bimbingan yang secara terus menerus dilakukan
oleh guru sehingga mereka tidak dapat mengembangkan cara melaksanakan
Ibadah dengan baik. Ketika siswa melakukan Ibadah tanpa dasar agama yang
baik maka siswa tersebut akan terus menerus melakukan Ibadah dengan cara
kurang benar.
Di sekolah tentunya banyak kegiatan yang dapat membantu siswa
dalam mengembangkan pengatahuan baik dalam bidang akademik maupun
dalam perkembangan moralnya, namun terdapat suatu kegiatan yang kurang
mendapat perhatian dari sebagian sekolah salah satunya adalah pengembangan
nilai-nilai agama siswa dan juga ketaatan siswa dalam melaksanaan nilai-nilai
keagamaan sehingga sekolah sangat diperlukan dalam memberikan pendidikan
terhadap siswa dalam mengembangkan aktivitas Ibadah siswa yang dapat
membantu siswa untuk mengamalkan nilai-nilai keagamaan. Salah satu
pelajaran yang dapat memberikan pemahaman tentang aktifitas Ibadah yang
baik adalah pembelajaran ilmu fiqih.
Pembelajaran fiqih merupakan salah satu mata pelajaran dalam
Sekolah Dasar Islam (SDI), fiqih berarti mengetahui, memahami dan
mendalami ajaran-ajaran agama serta mengetahui hukum-hukum syara’
mengenai perbuatan dan prilaku.3 Sedangkan menurut bahasa fikih adalah
memahami tujuan perkataan si pembicara. Menurut istilah fiqih diartikan ilmu
hukum tentang syariat yang bersifat alamiyah yang diambil dari dalil
terperinci.4
Pembelajaran fiqih diharapkan untuk mengantarkan siswa dapat
memahami pokok-pokok hukum islam dan tata cara pelaksanaanya untuk
diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat
menjalankan syariat islam secara kaffah. Pelajaran ini bertujuan untuk
2
Ashif Az Zafi, Pemahaman dan Penghayatan Peserta Didik Tentang Ibadah pembelajaran Fiqih
di MI Manafiul Ulum Geog Kudus (e journal. Raden Intan.ac.id. diakses pada Tanggal 23 Oktober
2022)
3
Djazuli, Ilmu Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), hlm 5
4
Muhammad Yusuf Musa, Pengantar Studi Fikih Islam (Jakata: Pusstaka Al Kaustar, 2014), hlm
3
membekali siswa agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum
islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia
dengan Allah yang diatur dalam fiqih dan menusia dengan sesama yang diatur
dalam fiqih muamalah, melaksansanakan dan mengamalkan Ibadah kepada
Allah dan Ibadah sosial.5 Tujuan belajar ilmu fikih adalah mencapai Ridho
Allah dengan selalu melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala
larangannya.6
Peneliti mengambil penelitian di sekolah dasar Islam (SDI) Ihya’
Ulumuddin Sumber Batu kadur Pamekasan karena obeservasi awal atau
preemilinary yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa sekolah ini melakukan
berbagai upaya dalam meningkatkan kegiatan Ibadah siswa seperti kegiatan
shalat dan membaca Al-Qur an serta membaca kitab kuning yang diterakan
oleh pesantren serta sekolah dasar yang berada dibawah naungan Yayasan
tersebut. Dalam meningkatkan kegiatan Ibdah siswa perlu diberi bimbingan
dan pembelajaran dengan mendalami pembelajaran fiqih, siswa dapat
terbimbing dan terarah dalam melaksanakan suatau ibdah dan Ibadah mereka
dapat diterima oleh Allah SWT. Dari hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Imamul Arif di Mts Hidayatul Quran diketahui bahwah
pengetahuan siswa mengenai pembelajaran fiqih mampu memberikan
dorongan melaksanakan Ibadah terutama shalat dan membantu siswa
melaksankan shalat berjemaah di sekolah. Hal ini bisa ditunjukkan pada hasil
pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh dari
hasil angket kemudian diperkuat dengan hasil wawancara dan observasi yang
menunjukkan hasil yang cukup baik nilainya.7
Dari uraian di atas penulis tertarik meneliti bagaimana tindakan dan
upaya SDI Ihya’ Ulumuddin dalam meningkatkan aktifitas Ibadah siswa
melalui pembelajaran fiqih beserta praktiknya, dengan judul “Peranan

5
Hayatun Sabariah, Peranan Guru Fiqih Terhadap Pembinaan Shalat Berjemaah Siswa Kelas IX
Mts Jamiyah Mahmudiyah, (e journal, laaroiba.ac.id, 2021 diakses tanggal 06 gustus 2022, pada
jam 18:00)
6
Ahmad Zaki, Strategi Pembelajaran Fiqih, (Medan, Mitra Jaya, 2022), hlm 3
7
Imamul Arif, Efektifitas Pembelajaran Fiqih untuk Meningkatkan Disiplin Ibadah Shalat Siswa
di MTs Hidayatul Quran Sayung Demak, 2015 (repository.unissula.ac.id. diakses pada tanggal 23
oktober 2022)
Pelajaran Fiqih Dalam Meningkatkan Aktifitas Ibadah Siswa Di SDI Ihya’
Ulumuddin Sumber Batu Kadur Pamekasan”.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini:
1. Bagaimana gambaran aktifitas Ibadah siswa di SDI Ihya’ulumuddin?
2. Bagaimana peranan pembelajaran fiqih dalam meningkatkan aktifitas
Ibadah siswa di SDI Ihya’ulumuddin?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat peranan pembelajaran
fiqih dalam meningkatkan aktifitas siswa di SDI Ihya’ulumuddin?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan gambaran aktifitas Ibadah siswa di SDI
Ihya’ulumuddin
2. Untuk mendeskripsikan peranan pembelajaran fiqih dalam meningkatkan
aktifitas Ibadah siswa di SDI Ihya’ulumuddin
3. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat peranan
pembelajaran fiqih dalam meningkatkan aktifitas siswa di SDI
Ihya’ulumuddin

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki banyak manfaat bagi mereka yang membaca
skripsi ini, diantaranya:
1. Teoritis
Penelitian ini memberikan manfaat teoritis dan menambah khazanah
baru tentang strategi guru dalam meningkatkan kegiatan ibdah siswa dengan
menerapakan pembelajaran fiqih terhdap siswa dan siswi di SDI Ihya’
Ulumuddin.
2. Praktis
a) Siswa SDI Ihya’ Ulumuddin
Sebagai bahan pemahaman bagi siswa untuk dapat meningkatkan
kegiatan Ibadah baik di sekolah ataupun di luar sekolah
b) Guru, Khususnya Guru Agama
Kepada guru, khususnya guru Agama dalam memberikan
pembelajaran dan praktik Ibadah terhadap siswa dapat dilaksanakan
semaksimal mungkin.
c) Orang Tua
Kepada orang tua supaya mampu memberikan dukungan terhadap
guru yang sudah memberikan pembelajaran di sekolah agar siswa dapat
memaksimalkan kegiatan pembelajaran Ibadahnya.
d) Mahasiswa PGMI IAIN Madura
Dengan hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan salah satu
refrensi bagi kalangan mahasiswa khusunya bagi mahasiswa program
studi pendidikan guru madrasah ibtidaiyah.

F. Definisi Istilah
Definisi dalam penyusunan proposal ini dimaksudkan untuk menghindari
perbedaan penafsiran makna terhadap hal-hal yang bersifat esensial yang dapat
menimbulkan kerancuan dalam mengartikan sebuah judul penelitian, maksud dari
samping itu sebagai penjelas secara redaksional agar mudah dipahami dan
diterima oleh akal sehingga tidak terjadi dikotomi antara judul dengan
pembahasan dalam skripsi ini. Definisi operasional ini merupakan suatu bentuk
kerangka pembahasan yang lebih mengarah dan relevan dengan permasalahan
yang ada hubungannya dengan penelitian.
Sesuai dengan judul “Peranan Pelajaran Fiqih dalam meningkatkan
Aktifitas Ibadah Siswa di SDI Ihya’ Ulumuddin.” maka batasan pengertian di atas
meliputi:
1. Peranan adalah pelaksanaan sesuatu sesuai dengan kedudukannya dalam artian
tidak melenceng dari hal yang sudah menjadi ketetapan.
2. Pelajaran Fiqih adalah suatu pembelajaran yang berisi tentang tata cara
berIbadah yang baik dan bagaimana cara melakasanakan Ibadah sesuai dengan
aturan agama seperti bersuci, shalat, puasa dan lain sebagainya.
3. Aktifitas Ibadah adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang hamba dengan
melaksanakan perintah tuhannya.
Jadi yang dimaksud judul penelitian ini adalah bagaimana peranan dari
guru dalam meningkatkan aktifitas Ibadah siswa melalui pembelajaran fiqih
ataupun melalui praktik Ibadah siswa di SDI Ihya’ Ulumuddin.

G. Kajian Pustaka
1. Kajian Teoritik
a. Tinjauan Tentang Pelajaran Fiqih
1) Pengertian pelajaran Fiqih
Menurut gegne dan brings mendefinisikan pembelajran sebagai
suatu rangkaian event atau kejadian, peristiwa, kondisi dan lain lain) yang
secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi anak didik sehingga poses
belajar dapat berlangsung dengan baik. Pembelajaran bukan hanya terbatas
pada kejadian yang dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua
kejadian maupun kegiatan yang mungkin mempunyai pengaruh langsung
pada proses belajar manusia. Sedangkan ilmu fiqih adalah ilmu
pengetahuan tentang hukum-hukum islam yang berhubungan dengan
perbuatan manusia. Ilmu ini merupakan bagian dari syariat islam dalam
arti luas yang meliputi hukum-hukum yang bertalian dengan perbuatan
manusia.
Dari pengertian di atas maka disimpukan bahawa pembelajran ilmu
fiqih adalah suatu rangkaian kejadian yang diakukan secara sadar, terarah
dan terancang mengenai hukum-hukum islam yang berhubungan dengan
perbuatan mukallaf baik bersifat Ibadah mauapun muamalah yang
bertujuan agar manusia dapat mengetahui, memahami serta melaksanakan
Ibadah dengan baik dan benar.8

8
Aisyah Azni, Strategi dan Model Pembelajaran Fiqih (Jawa Tengah: Anggota IKAPI, 2022),
hlm 01
2) Objek Ilmu Fiqih
Pada pokoknya, yang menjadi objek pembahasan dalam ilmu fiqih
adalah perbuatan mukallaf dilihat dari sudut hukum syara’. Perbuatan
tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar: Ibadah,
muamalah, dan uqubah.
Pada bagian Ibadah tercakup segala persoalan yang pada pokoknya
berkaitan dengan urusan akhirat. Artinya, segala perbuatan yang
dikerjakan dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah, seperti shalat,
puasa, haji, dan lain sebagainya.
Bagian muamalah mencakup hal-hal yang mengatur hubungan
sesama manusia dalam masalah harta, seperti jual beli, sewa menyewa,
meminjam, amanah, dan harta peningggalan. Pada bagian ini juga
dimaksudkan persoalan munakahat dan siasah.
Bagian uqubah mencakup segala persoalan yang menyangkut
tindak pidana seperti pembunuhan, pencurian, perampokan,
pemberontakan dan lain-lain. Bagian ini juga membicarakan hukuman-
hukuman, seperti qisas, had, diad, dan ta’zir.9
3) Tujuan dan fungsi pembelajaran Fiqih
Dalam kurikulum, fiqih adalah mata pelajaran yang bertujuan untuk
mempersiapkan pesertadidik dalam mengenal, memahami, dan
mengamalkan hukum islam, kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan, penggunaan
pengalaman, pembiasaan, dan keteladanan. Adapun fungsi dari
pembelajaran fiqih adalah:
a) Menyiapkan pengetahuan tentang ajaran islam dalam aspek hukum,
baik berupa ajaran Ibadah sebagai pedoman untuk kehidupan di dunia
maupun di akhirat.
b) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan megamalkan ajaran islam
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
c) Menanamkan sikap dan nilai keteladanan terhdap perkembangan
syariat islam.

9
Alaidin Koto, Ilmu FIqh dan Ushul Fiqh, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), hlm 5
d) Meningkatkan keimanan dan ketqwaan siswa kepada Allah SWT serta
mampu menangkal hal-halnegatif dari lingkungannya.10
Tujuan lain mengenai pembelajaran Fiqih di jelaskan di dalam
buku Ilmu Fiqh antara lain:
a) Memelihara agama, yang berarti dengan agama disini adalah agama
dalam arti sempi ata Ibadah madhah yaitu hubungan manusia dengan
Allah SWT termasuk did dalamnya aturan tentang syhadat, shalat,
zakat, puasa, haji dan aturan lainnya yang meliputi hubungan manusia
dengan Allah SWT, dan larangan yang meninggalkannya.
b) Memelihara diri, termasuk di dalam bagian kedua ini, laragan
membunuh diri sendiri dan membunuh orang lain, larangan menghina
dan lain sebagainya, dan kewajiban menjaga diri.
c) Memelihara keturunan dan kehormatan seperti aturan tentang
pernikahan, larangan perzinahan, dan lain-lain.
d) Memelihara harta termasuk baigian ini, kewajiaban kash al halal,
larangan mencuri mengkasab harta orang.
e) Memelihara akal termasuk di dalam larangan meminum minuman
keras dan kewajiban menuntut ilmu.11

b. Tinjauan Tentang Aktifitas Ibadah Siswa


1) Pengertian Ibadah
Ibadah berasal dari bahasa arab yaitu ya’budhu abada-abidun yang
berarti budak. Tujuan Ibadah adalah untuk mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat. Syarat diterimanya Ibadah adalah ikhlas, niatnya banar,
bukan karena dipuji dan disyariatkan mengikuti cara yang benar. Ibadah
terbagi menjadi dua yaitu Ibadah mahdah dan Ibadah ghairu mahdah.
Ibadah mahdah adalah hubungan manusia dengan Allah, seperti
Ibadah sholah, dzikir, dan lain-lain. Prinsip Ibadah mahdah adalah
keberadaanya harus berdasarkan dalil dan perintah, bersifat tidak rasional.
Sedagkan Ibadah ghairu mahdah adalah yaitu hubungan antara manusia
dengan manusia dan makhluk lainnya,seperti tolong menolong.
10
Abdul Wahhab, Kaidah Hukum Islam (Ushul Fiqh), (Yoqyakarta: Nur Cahaya, 1980), hlm 11
11
Djazuli, Ilmu Fiqh (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), hlm 27
Menurut Abu Al A’la al-Maududi kata Abdun secara bahasa pada
mulanya mempunyai pengertian ketundukan seseorang kepada orang
laindan orang tersebut menguasainya. Oleh karena itu ketika disebut kata
Al abdu dan Al Ibadah yang cepat tertangkap dalam pikiran orang adalah
ketundukan dia, kehinaan budak dihadapan majikan dan mengikuti segala
macam perintahnya. Ahli lughat mengartikan kata Ibadah dengan taat.12
Jadi dapat disimpulkan bahwa perngertian Ibadah adalah ketaan
dan kepatuhan seorang hamba terhadap sang pencipta dalam menjalankan
semua perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
2) Hakikat Ibadah
Hasbi Ash Shiddiqy menyatakan bahwa hakikat Ibadah ialah
ketundukan jiwa yang timbul karena hati (jiwa) merasakan cinta akan
tuhan yang ma’bud (disembah) dan merasakan kebesarannya lanataran
beri’tikad bahwa bagi alam ini ada kekuasaan yang akal tidak dapat
mengetahui hakikatnya.13 Dalam syariat Islam, Ibadah mempunyai dua
unsur yaitu ketundukan dan kecintaan yang paling dalam kepada Allah.
Unsur yang tertinggi adalah ketundukan sedangkan kecintaan merupakan
implementasi dari Ibadah tersebut. Disamping itu, Ibadah juga mempunyai
unsur kehinaan, yaitu kehinaan yang paling rendah dihadapan Allah. Pada
mulanya Ibadah merupakan hubungan karena adanya hubunngan hati yang
dicintai, menuangkan isi hati, kemudian tenggelam dan merasakan
keasikan, yang akhirnya sampai kepada puncak kecintaan kepada Allah.
3) Jenis-Jenis Ibadah
Ibadah yang ditetapkan Islam terbagi menjadi empat:
a. Ibadah-Ibadah yang semata-mata untuk kemaslahatan akhirat
b. Ibadah-Ibadah yang terkait dengan kemasalahatan dunia dan akhirat
c. Ibadah-Ibadah yang menonjolkan kemaslahatan dunia, seperti zakat
d. Ibadah-Ibadah yang menonjolkan kemaslahatan akhirat seperti shalat.14

12
Hasbi Ash-siddqy, Kuliah Ibadah (Jakarta: Bulan Bintang, 2000) hlm 1-2
13
Ibid hlm 8
14
Ibid hlm 61
4) Tujuan Melaksanakan Ibadah
Di dalam Al-quran banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan
perintah kepada Allah SWT untuk melaksanakan Ibadah. Ibadah dalam
islam sebenarnya bukan bertujuan supaya tuhan disembah dalam arti
penyembahan yang terdapat dalam agama-agama yang lain, melainkan
sebagai perwujudan rasa syukur atas nikmat yang telah dikaruniakan
Allah atas hamba-hamba-Nya.
Adapun ayat-ayat yang menyataan perintah untuk melaksanakan
Ibadah tersebut diantaranya sebagai berikut:
a. Firman Allah dalam surat yasin Ayat 60 yang artinya:
“Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu hai bani Adam supaya
kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagi kamu”.15
b. Firman Allah dalam surat Adz Dzariyat ayat 56 yang artinya:
“Dan tidak aku jadikan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
mentauhidkan Aku (menyembah akan Aku sendiri)”.16
Berdasarkan ayat di atas, Berdsarkan ayat di atas, jelaslah bahwa
Allah menciptakan jin dan manusia semata – mata untuk menyebah-nya,
walaupun sebenarnya Allah tidak berhajat untuk di sembah ataupun dipuji
oleh manusia. Allah adalah Maha sempurna dan tidak berhajat kepada
apapun. Oleh karena itu, kata “lya’budun” dalam ayat di atas lebih tepat
bila diartikan tunduk dan patuh. Senhingga arti ayat tersebut menjadi
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melaikan supaya mereka
tunduk dan patuh kepada-ku”.

2. Kajian Penelitian Terdahulu


Penelitian tentang kenakalan siswa sebenarnya telah ada yang meneliti
terlebih dahulu, seperti berikut ini:
a) Skripsi yang ditulis oleh Nurul Pratiwi Program Studi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Agama Islam universtas Muammadiyah Makassar 2022, yang
berjudul “Stratgi Guru Fiqih Dalam Mengatasi Problematika Pembelajaran
15
Halimah, Al-Quran, Terjemah, Tafsir, Tajwid untuk Wanita, hlm 444
16
Ibid hlm 523
Siswa Di Kelas VIII MTs Hidayatullah Mburak Labuan Bojo Nusa Tenggara
Timur”. Pada penelitian ini mendeskripsikan bagimana strategi guru fiqih
dalam mengatasi permasalah yang dihadapi siswa dalam pembelaran di dalam
kelas. Persamaan penelitian kali ini dengan penelitian sebelumnya adalah
tentang upaya guru fiqih dalam memberikan pelajaran fiqih dengan
pengamalan Ibadah, dan bedanya adalah peneliti menitikberatkan
probelmatika pembelajaran siswa di dalam kelas sedangkan perbedaan
penelitian yang saya lakukan lebih menekankan pada peranan dari pelajaran
fiqih dalam meningkatkan aktifitas Ibadah siswa.
b) Skripsi yang ditulis oleh Puput Ritna Sari, mahasiswa Program Sarjana
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Istitut Agama
Islam Negeri Tulungagung, 2022 yang berjudul “Usaha Guru Pendidikan
Agama Islam Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Ibadah Pada Siswa Mts Al
Maarif Tulungagung”. Pada penelitian ini mendeskripsikan peran guru Fiqih
dalam meningkatkan kedisiplinan Ibadah siswa. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas peranan guru
Fiqih atau pelajaran fiqih, dan bedanya adalah jika peneliti tersebut menitik
beratkan pada kedisiplinan Ibadah siswa sedangkan perbedaan penelitian yang
saya lakukan adalah aktifitas Ibadah siswa.
c) Skripsi yang ditulis oleh Viani Kasirul Khamdiyah, mahasiswa Program
Sarjana Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Istitut
Agama Islam Negeri Tulungagung, 2021 “Implementasi Pembiasaan Ibadah
Oleh Guru Penddikan Agama Islam Kepada Siswa Kelas XI Di SMK Islam 1
Duren Trenggalek”. Pada penelitian ini mendeskripsikan peran Guru Fiqih
dalam meningkatkan ketaatan Ibadah siswa melalui kegiatan pembiasaan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama
membahas peranan guru Fiqih atau pelajaran fiqih, dan bedanya adalah jika
peneliti tersebut menitik beratkan pada tingkat sekolah menengah Kejuruan
sedangkan perbedaan penelitian yang saya lakukan adalah pada tingkat
sekolah dasar Islam.
d) Skripsi yang ditulis oleh Mardikawati, mahasiswa Program Sarjana
Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar 2020, yang
berjudul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penanaman Kebiasaan
BerIbadah Siswa Kelas IV di SD Pakkingkingan Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa”. Pada penelitian ini mendeskripsikan peran guru PAI dalam
menanamkan kebiasaan siswa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah sama-sama membahas peranan guru agama atau pelajaran
fiqih, dan bedanya adalah jika peneliti tersebut menitik beratkan pada
kebiasaan Ibadah siswa sedangkan perbedaan penelitian yang saya lakukan
adalah aktifitas Ibadah siswa.
e) Skripsi yang ditulis oleh Mardikawati, Mahasiswa Program Sarjana
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar, 2020 yang berjudul “Peran Pendidikan Agama Islam Dalam
Penanaman Kebiasaaan BerIbadah Siswa Kelas IV Di SD INPRES
Pakingkingan Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”. Pada penelitian ini
mendeskripsikan tentang peran dari guru agama terhadap siswa dalam
membiasakan Ibadah baik shalat, ngaji dan Ibadah lainnya. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas
tentang tata caara beribadah siswa di sekolah dasar, dan bedanya adalah jika
peneliti tersebut menitik beratkan pada siswa kelas IV sedangan penelitian
yang penulis lakukan adalah siswa sekolah dasar baik dari tinggkat bawah
ataupun tingkat atas.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian yang saya lakukan adalah
penelitian yang bersifat mengembangkan atau memperluas pemahaman
tentang bagaimana cara meningkatkan kebiasaan Ibadah yang dilakukan
oleh siswa di sekolah dasar.

H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif diamana menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip oleh Lexy J.
Moleong bahwa pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati17 Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya
membangun pandangan mereka yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-
kata, gambaran holistik dan rumit. Definisi ini lebih melihat perspektif emik
dalam penelitian yaitu memandang suatu upaya membangun pandangan subjek
penelitian yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Pendekatan ini merupakan suatu proses pengumpulan data secara sistematis untuk
mengamati tentang Peranan Pelajaran Fiqih dalam Meningkatkan kegiatan Ibadah
Siswa di SDI Ihhya’ Ulumuddin. Adapun jenis penelitian, peneliti menggunakan
jenis penelitian fenomenologis disebut juga dengan paradigma fenomenologis
yang mengharuskan meneliti dilatar yang alamiah, maka paradigma ini disebut
juga dengan paradigma alamiah.

2. Kehadiran Peneliti
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul
data. Dengan melakukan observasi peneliti mengetahui dan memahami gambaran
yang utuh tentang objek penelitian. Untuk penelitian kualitatif kehadiran peneliti
mutlak diperlukan untuk memperoleh informasi atau seperangkat data yang
dibutuhkan peneliti sesuai dengan tujuan peneliti. Pada tahap penelitian awal di
SDI Ihya’ Ulumuddin, peneliti mendatangi kepala sekolah SDI Ihya’ Ulumuddin
untuk meminta izin meneliti tentang Peranan Pelajaran Fiqih dalam Meningkatkan
kegiatan Ibadah Siswa, selanjutnya mengumpulkan data sesuai dengan waktu
senggang subyek penelitian.

3. Lokasi Penelitian
Langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang peneliti sebelum
mengambil dan menganalisis data adalah mengetahui subjek penelitian, yaitu
dengan jalan menentukan lokasi penelitian, dalam hal ini peneliti mengambil
lokasi penelitian di SDI Ihya’ Ulumuddin. Dengan alasan karena lembaga
pendidikan ini satu-satunya sekolah dasar yang berbasis islami yang berlokasi di
Dusun Berbatoh Desa Kadur. Di samping itu lokasi penelitian ini tempatnya
17
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),
hlm. 4.
sangat strategis berada tidak jauh dari tempat peneliti, sehingga mempermudah
bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian.

4. Sumber Data
Menurut Lofland sebagaimana dikutip oleh Basrowi bahwa sumber data
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu, pada
bagian ini jenis data dibagi ke dalam kata-kata, tindakan, sumber data tertulis, dan
foto.18
Dalam penelitian ini jenis datanya berupa pernyataan-pernyataan yang
disampaikan oleh subjek sesuai dengan seperangkat pertanyaan yang
dikemukakan peneliti dengan merujuk pada penelitian yang ada sebagai pedoman.
Jadi sumber data dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa
dan orang tua. Data tersebut dirumuskan dalam bentuk transkip wawancara dan
catatan, pengamatan lapangan, serta dokumen.
Kepala sekolah sebagai subjek penelitian dengan alasan bahwa kepala
sekolah adalah orang yang memegang peranan penting dalam pengelolaan
lembaga pendidikan yang banyak mengetahui terhadap persoalan. Guru Agama
dijadikan subjek penelitian karena guru merupakan orang yang paling banyak
bergelut dalam penelitian. Sedangkan siswa dipilih menjadi subjek penelitian
karena mereka merupakan akibat dari upaya tersebut.

5. Prosedur Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah
peneliti sendiri, untuk mencari data dengan berinteraksi secara simbolik dengan
subjek yang diteliti.19 Mengingat pentingnya pengumpulan data dalam penelitian,
maka peneliti dituntut untuk mampu menentukan metode pengumpulan data yang
tepat dalam proses penelitian yang akan berlangsung.

18
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 169.
19
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2014), hlm. 163.
Untuk menjawab permasalahan penelitian, data dikumpulkan melalui
wawancara, observasi (jelas apa objeknya, tempatnya) atau dokumentasi, sambil
mencatat, merekam suara atau gambar (foto).20Oleh sebab itu, untuk proses
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan prosedur - prosedur
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (peneliti) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (yang diteliti) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.21
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur,
dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.
Wawancara terstruktur digunakan karena informasi yang akan diperlukan
penelitian sudah pasti. Proses wawancara terstruktur dilakukan dengan
menggunakan instrumen pedoman wawancara tertulis yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan kepada informan.22
Sedangkan Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara memiliki
keloggaran dalam banyak hal termasuk dalam hal pedoman wawancara.
Wawancara tidak tersruktur lebih tepat digunakan pada koteks wawancara santai
dengan tujuan yang tidak terlalu fokus.
Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi
structured”. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi terstruktur “semi srtuctured” yang merupakan gabungan antara
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam hal ini peneliti diberikan
kebebasan sebebas-bebasnya dalam bertanya dan memiliki kebebasan dalam
mengatur alur dan setting wawancara.23 Dalam wawancara ini informan yang akan
dimintai keterangan adalah kepala sekolah, guru, dan siswa SDI Ihya’ Ulumuddin.
2. Observasi (Pengamatan)
Observasi Menurut Kartono sebagaimana yang dikutip oleh Imam
Gunawan adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap studi yang
20
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif (Malang: UMM Press, 2010), hlm. 96.
21
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 127.
22
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
hlm. 162.
23
Haris Herdiansyah, Wawancara,Observasi,Dan Focus Groups (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013)
hlm. 66 dan 69.
disengaja dalam suatu fenomena dan gejala-gejala dalam objek
penelitian.Observasi dilakukan peneliti untuk melihat yang ada di lapangan
sehingga dengan observasi peneliti dapat mengumpulkan data yaitu secara
mekanis dan dapat memperoleh data yang maksimal sesuai yang diinginkan oleh
peneliti.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian
dengan pelaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data,
observasi dapat dibedakan menjadi observasi partisipan dan observasi non
partisipan.
a) Observasi Partisipan
Dalam observasi ini, peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh
sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan penelitian observasi
partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sambil
mengetahui pada tingkat makna setiap perilaku yang nampak.

b) Observasi Non Partisipan


Peneliti dalam observasi non partisipan ini tidak terlibat langsung dengan
aktivitas orang-orang yang diamati dan hanya sebagai pengamatan dependen.
Dalam hal ini peneliti mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat membuat
kesimpulan tentang perilaku orang-orang yang diteliti. Pengumpulan data dengan
observasi non partisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, tidak
sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik perilaku yang
tampak, yang terucap dan yang tertulis.24
Adapun jenis observasi yang digunakan oleh peneliti adalah observasi non
partisipan dimana peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang
yang diamati dan hanya sebagai pengamatan dependen. Dalam hal ini peneliti
mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang
perilaku orang-orang yang diteliti.
24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.
145.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pencarian data mengenai hal-hal yang berupa catatan
transkrip, buku-buku yang relevan, surat kabar, laporan, dan foto.25
Dokumen biasanya di bagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi.
a) Dokumen Pribadi
Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis
tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Yang meliputi dokumen
pribadi, yaitu buku harian, surat pribadi, dan otobiografi.
b) Dokumen Resmi
Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen eksternal.
Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga
masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Termasuk
didalamnya risalah atau laporan rapat, keputusan pemimpin kantor dan
semacamnya. Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan
oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang
disiarkan kepada media massa.26
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Menurut Bogdan dan Biklen sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J.
Moleong bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain.27
Analisis dalam penelitian ini yang juga dilakukan dalam penelitian skripsi
adalah non statistik. Data yang dikumpulkan terdapat dalam transkrip wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi.
Adapun analisis data dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
25
Buna’I, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pamekasan: STAIN Pamekasan Press, 2006), hlm
107.
26
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , hlm. 217-219.
27
Ibid. hlm. 248.
1. Reduksi Data
Reduksi data ini sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus
selama penelitian berlangsung bahkan sebelum data benar-benar
terkumpul.28Adapun tahap-tahap dalam reduksi data ini adalah:
a. Cheeking (Pengecekan)
Pada langkah ini, peneliti harus mengecek lagi lengkap tidaknya data
penelitian, memilih dan menyeleksi data, sehingga hanya yang relevan saja yang
digunakan dalam analisis. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
1) Meneliti lagi lengkap tidaknya identitas subyek yang diperlukan dalam
analisis data. Misalnya: nomor urut, jenis kelamin, kelas, asal daerah,
pekerjaan dan sebagainya.
2) Meneliti lengkap tidaknya data yaitu apakah instrumen-instrumen data sudah
secara lengkap diisi, jumlah lembarannya tidak ada yang lepas atau sobek,
dan sebagainya.
Hasil checking ini berupa pembetulan kesalahan, kembali lagi ke
lapangan, atau mengedrop lagi item yang tidak dapat dibetulkan.
b. Editing Data (Pengeditan Data)
Data yang telah diteliti lengkap tidanya, perlu diedit yaitu dibaca sekali
lagi dan diperbaiki, bila masih ada yang kurang jelas atau meragukan. Kegiatan
ini betul betul menuntut kejujuran intelektual (intelectual honesty) dari peneneliti,
yakni peneliti tidak boleh mengganti jawaban, angka, atau apapun dengan maksud
agar data tersebut sesuai dengan konsisten dengan rencana risetnya.
c. Codding (Pemberian Kode)
Coding data yaitu mengubah data menjadi kode-kode yan dapat
dimanipulasi sesuai dengan prosedur analisis statistik tertentu. Oleh karena itu,
pemebrian kode pada jawaban-jawaban sangat penting untuk memudahkan proses
analisis data. Kode apa yang akan digunakan, tergantung kepada kesukaan
peneliti, bisa kode angka atau huruf, pada umumnya orang lebih menyukai kode
angka. Unutk pelaksanaan coding ini, peneliti haru membuat pedoman coding

28
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 307.
yang disebut coding guide atau coding book yaitu memberikan petunjuk atau arti
masing-masing kode dan di kolom mana kode itu di rekam.29
2. Display Data (Penyajian Data)
Setelah selesai melakuakan reduksi data, maka langkah selanjtnya adalah
mendisplay data. Dengan melakukan penyajian data maka data akan
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan lebih mudah di
pahami. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa di lakukan dalam bentuk
uraan singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dengan mendisplay
data, maka akan memudahkan unutk memahami apa yang terjadi, merencankan
kerja selanjutnya berdasakan apa yang telah di pahami tersebut.
3. Penarikan kesimpulan (Verification)
Adapun langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan atau verivikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara dan bersifat tentative, dan hal itu akan berubah jika tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, di dukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga yang diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif.30

7. Pengecekan Keabsahan Data


Untuk dapat mengecek keabsahan temuan dari data-data yang diperoleh di
lapangan, maka peneliti mengecek temuan dengan menggunakan teknik-teknik
sebagai berikut:

1. Perpanjangan Keikutsertaan
29
Moh Kasiram, Metodologi Penelitian (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm 124-125
30
Sugiyono. Metodologi Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2009) hlm 434 dan 438.
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumplan data.
Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi
memerlukan perpanjangan pada latar penelitian sehingga akan memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.
Keikutsertaan peneliti dalam pengumpulan data bukan hanya dalam waktu
singkat akan tetap hampir setiap hari datang kelokasi untuk mendapatkan data.
Karena dengan tersebut penelitian akan memugkinkan tingkat kepercayaan data
yang dikumpulkan.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur
dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang di cari
dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersbut secara rinci.
Dalam hal ini peneliti melakukan interview dengan pihak-pihak terkait
seperti guru BK, kepala sekolah dan siswa. Selain itu peneliti juga melakukan
observasi di lingkungan sekolah seperti di dalam sekolah, ruang BK dan ruang
guru.

3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik memperoleh keabsahan data dengan
menggunakan sumber, metode, peneliti dan teori.31 Adapun triangulasi sumber
adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai sumber
memperoleh data. Dengan demikian, triangulasi sumber berarti membandingkan
(mencek ulang) informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.
Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data, atau mengecek
keabsahan temuan panelitian.
Triangulasi peneliti adalah menggunakan lebih dari satu peneliti dalam
mengadakan obeservasi dan wawancara. Sedangkan triangulasi teoritik
berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat
kepercayaanya dengan satu atau lebih teori. Dengan demikian teknik yang dipakai
peneliti adalah triangulasi dengan teknik melalui nara sumber yaitu kepala

31
Buna’I, Metodologi Penelitian Pendidikan, hlm. 112-116.
sekolah, guru dan siswa serta teknik metode wawancara observasi dan
dokumentasi.32

8. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang ditempuh oleh peneliti adalah dengan cara
mengkategorikan kedalam tiga tahapan yaitu tahap pra lapangan, tahap pekerjaan
lapangan, dan tahap analisis data.33
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap ini terdiri dari kegiatan penyusunan ataupun merancang dalam
rencana penelitian, memlilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki
dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan
perlengkapan penelitian, menjaga etika penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahap ini dapat dilakukan oleh peneliti yang terdiri dari memahami latar
penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan penelitian, dan mengamati
sambil mengumpulkan data.

3. Tahap Analisis Data


Dalam tahap ini peneliti menelaah segala data yang telah diperoleh melalui
dokumentasi, observasi, dan wawancara. Mengelola data dapat dilakukan dengan
efisien, dalam tahap penelitian ini peneliti menggunakan langkah-langkah
pertama, membuat catatan lapangan maksud dari langkah ini adalah peneliti
mencatat, merekam, memotret apa yang ada di lapangan. Kedua, membuat catatan
penelitian, dalam langkah ini peneliti menulis kembali semua yang diperoleh dari
langkah pertama.Ketiga, mengelompokan data yang sejenis.

DAFTAR RUJUKAN

Abdul Wahhab, Kaidah Hukum Islam (Ushul Fiqh), Yoqyakarta: Nur Cahaya,
1980
Ahmad Zaki, Strategi Pembelajaran Fiqih, Medan, Mitra Jaya, 2022
32
Imam Gunawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 219-221.
33
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 127.
Aisyah Azni, Strategi dan Model Pembelajaran Fiqih (Jawa Tengah: Anggota
IKAPI, 2022
Alaidin Koto, Ilmu FIqh dan Ushul Fiqh, Jakarta: Rajawali Press, 2014
Anselmous, Teori dan Filsafat Pendidikan, Malang: Gunung Samudra, 2016
Ashif Az Zafi, Pemahaman dan Penghayatan Peserta Didik Tentang Ibadah
pembelajaran Fiqih di MI Manafiul Ulum Geog Kudus (e journal.
Raden Intan.ac.id. diakses pada Tanggal 23 Oktober 2022)
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta,
2008
Buna’I, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pamekasan: STAIN Pamekasan Press,
2006
Djazuli, Ilmu Fiqh, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005
Halimah, Al-Quran, Terjemah, Tafsir, Tajwid untuk Wanita
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif Malang: UMM Press, 2010
Haris Herdiansyah, Wawancara,Observasi,Dan Focus Groups, Jakarta: PT Raja
Grafindo, 2013
Hasbi Ash-siddqy, Kuliah Ibadah, Jakarta: Bulan Bintang, 2000
Hayatun Sabariah, Peranan Guru Fiqih Terhadap Pembinaan Shalat Berjemaah
Siswa Kelas IX Mts Jamiyah Mahmudiyah, (e journal, laaroiba.ac.id,
2021 diakses tanggal 06 gustus 2022, pada jam 18:00)
Ilahi, Mohammad Takdir. Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012.
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013
Imamul Arif, Efektifitas Pembelajaran Fiqih untuk Meningkatkan Disiplin Ibadah
Shalat Siswa di MTs Hidayatul Quran Sayung Demak, 2015
(repository.unissula.ac.id. diakses pada tanggal 23 oktober 2022)
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014
Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Malang: UIN Maliki Press, 2010
Muhammad Yusuf Musa, Pengantar Studi Fikih Islam Jakata: Pusstaka Al
Kaustar, 2014
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2011

PEDOMAN WAWANCARA

1. Wawancara Kepada Guru Agama


Nama :
Jabatan :
Tanggal :
Waktu :

NO Indikator Pertanyaan Jawaban

1. Gambaran 1. Bagaimana
Aktifitas Ibadah Pandangan Bapak /
siswa di SDI Ibu mengenai
Ihya’ Ulumudin kegiatan Ibadah
siswa di sekolah ini?
2. Apa saja kegiatan
Ibadah bagi siswa di
sekolah ini?
3. Apakah kegiatan
Ibadah yang ada di
sekolah ini bersifat
wajib bagi siswa?

2 Peranan 4. Apakah Bapak dan


Pembelajaran Ibu memberikan
Fiqih dalam bimbingan dalam
Meningkatkan meningkatkan
Akifitas Ibadah kegiatan Ibadah
Siswa di SDI siswa?
Ihya’ Ulumuddin 5. Bagaimana peranan
pembelajaran Fiqih
terhadap kegiatan
Ibadah siswa?
6. Apakah pembelajaran
fiqih di dalam kelas
membantu terhadap
pengembangan
aktifitas Ibadah
siswa?
7. Setelah materi
pembelajran fiqih
disampaikan, apakah
ada praktik yang di
terapkan Bapak atau
Ibu agar ada
peningkaan terhadap
Ibadah siswa?

3 Faktor 8. Bagaimana hambatan


Pendukung dan atau dukungan dalam
Pengambat pembelajaran fiqih
Peranan untuk meningkatkan
Pembelajaran aktifitas Ibadah
Fiqih dalam siswa?
Meningkatkan
Akifitas Ibadah
Siswa di SDI
Ihya’ Ulumuddin

2. Wawancara Kepada Kepala Sekolah


Nama :
Jabatan :
Tanggal :
Waktu :

NO Indikator Pertanyaan Jawaban

1. Gambaran 1. Bagaimana
Aktifitas Ibadah Pandangan Bapak /
siswa di SDI Ibu mengenai
Ihya’ Ulumudin kegiatan Ibadah
siswa di sekolah ini?
2. Apa saja kegiatan
Ibadah bagi siswa di
sekolah ini?
3. Apakah kegiatan
Ibadah yang ada di
sekolah ini bersifat
wajib bagi siswa?

2 Peranan 4. Apakah Bapak dan


Pembelajaran Ibu memberikan
Fiqih dalam bimbingan dalam
Meningkatkan meningkatkan
Akifitas Ibadah kegiatan Ibadah
Siswa di SDI siswa?
Ihya’ Ulumuddin 5. Bagaimana peranan
pembelajaran Fiqih
terhadap kegiatan
Ibadah siswa?
6. Apakah pembelajaran
fiqih di dalam kelas
membantu terhadap
pengembangan
aktifitas Ibadah
siswa?
7. Setelah materi
pembelajran fiqih
disampaikan, apakah
ada praktik yang di
terapkan Bapak atau
Ibu agar ada
peningkaan terhadap
Ibadah siswa?

3 Faktor 8. Bagaimana hambatan


Pendukung dan atau dukungan dalam
Pengambat pembelajaran fiqih
Peranan untuk meningkatkan
Pembelajaran aktifitas Ibadah
Fiqih dalam siswa?
Meningkatkan
Akifitas Ibadah
Siswa di SDI
Ihya’ Ulumuddin

9. Wawancara Kepada Siswa


Nama :
Jabatan :
Tanggal :
Waktu :

NO Indikator Pertanyaan Jawaban

1. Gambaran 1. Apakah adik selalu


Aktifitas Ibadah mengikuti kegiatan
siswa di SDI Ibadah di sekolah
Ihya’ Ulumudin ini?
2. Kegiatan Ibadah apa
saja yang Adik ikuti?

2 Peranan 3. Apakah guru Agama


Pembelajaran kalian memberikan
Fiqih dalam bimbingan melalui
Meningkatkan pembelajaran fiqih di
Akifitas Ibadah dalam kelas?
Siswa di SDI 4. Apakah adik
Ihya’ Ulumuddin mendengarkan materi
yang disampaikan
oleh guru Agama
kelian?
5. Apakah ada praktik
setelah materi fiqih
di sampaikan oleh
guru Agama kalian?
6. Apakah adik
menyukai terhadap
pembelajaran fiqih?

3 Faktor 9. apakah adik pernah


Pendukung dan mendapatkan sanksi
Pengambat ketika tidak
Peranan mengikuti salah satu
Pembelajaran kegiatan Ibadah di
Fiqih dalam sekolah?
Meningkatkan 10. Apakah ada teguran
Akifitas Ibadah dari setiap guru
Siswa di SDI ketika adik tidak
Ihya’ Ulumuddin melaksanakan
kegiatan Ibadah di
sekolah?
11. Apakah ada pujian
dari guru agama
kalian ketika kalian
melaksanakan Ibadah
dengan baik dan
benar?

PEDOMAN OBSERVASI

NO Objek keter Angan ket


Observasi
Ada Tidak

1 Kegaiatan belajar siswa

2 Pemberian pembelajaran fiqih

3 Praktik Ibadah di sekolah

4 Sanksi terhadap siswa yang tidak


mengikuti kegiatan Ibadah

5 Pemberian tauladan oleh Guru terhadap


siswa dalam beribadah

Pedoman Dokumentasi

1. Dokumen tentang sejarah berdirinya sekolah dasar SDI Ihya'Ulumuddin

2. Dokumentasi data siswa SDI Ihya'Ulumuddin

3. Dokumentasi data guru SDI Ihya'Ulumuddin

4. Dokumentasi kegiatan wawancara dan observasi

Anda mungkin juga menyukai