Anda di halaman 1dari 50

PROPOSAL PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA MELALUI


PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 22 TONDONGKURA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Strata 1 (S1)
Stkip Andi Matappa Pangkep

Oleh:

NURAENI.N
NPM.917862060052

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STKIP ANDI MATAPPA PANGKEP
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA


MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI 22 TONDONGKURA

Atas nama saudara/i:

Nama : Nuraeni.N
Npm : 917862060052
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Program studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Setelah di periksa/diteliti ulang, telah memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Pangkep, 2021
Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II

FIRDHA RAZAK, S.Pd.,M.Pd A. JAYA ALAM PASSALOWONGI, SH.,MH

Diketahui Oleh:

Ketua STKIP Andi Matappa Ketua Program Studi


Pendidikan Guru Sekolah Dasar

A. ZAM IMMAWAN ALAM, SH.,MH HASBAHUDDIN, S.Pd., M.Pd

ii
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, penulis panjatkan puji dan syukur


yang tiada henti-hentinya dan penulis haturkan kehadirat Allah swt atas segala
rahmat dan hidayah, inayah dan pertolongan-Nya sehingga proposal penelitian ini
dapat diselesaikan yang berjudul “ Peningkatkan Keterampilan Bertanya Melalui
Pendekatan Saintifik Pada Siswa Kelas V di SD Negeri 22 Tondongkura” dan
dirampungkan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi pada jurusan ilmu
pendidikan STKIP Andi Matappa

Tak lupa peneliti kirimkan salam serta shalawat kepada nabi besar kita
yaitu Rasulullah Muhammad Sallalhu Alaihi Wasallam yang merupakan
inspirator terbesar, serta tak lupa pula salam segala keteladanannya.

Dalam penulisan proposal penelitian ini ada banyak sekali hambatan dan
kesulitan yang dilalui penulis sehingga pada akhirnya memberikan pelajaran
tersendiri bagi penulis walau penulis memiliki kemampuan yang terbatas namun
tidak melemahkan semangatnya untuk terus menyelesaikan proposal penelitian ini
karena di kelilingi oleh orang baik yang siap membantunya. Oleh karena itu
penulis haturkan ucapan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini. Mengenai hal tersebut,
penulis haturkan ucapan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Hj. Zaorah Sapan, S.Pd. selaku ketua yayasan STKIP Andi Matappa.
2. Bapak A.Zam Immawan Alam, SH.,MH selaku Ketua Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Andi Matappa Pangkep.
3. Bapak Hasbahuddin, S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Andi
Matappa Pangkep.
4. Ibu Firdha Razak, S.Pd.,M.Pd dan Bapak A. Jaya Alam Passalowongi,
SH,.MH selaku dosen pembimbing pertama dan selaku dosen pembimbing

iii
kedua yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan
memotivasi penulis dalam penyususnan proposal penelitian ini.

5. Kedua orang tua dan juga keluarga yang senantiasa memberikan


dukungan, doa serta motivasi yang bisa membangkitkan semangat saya
untuk menyelesaikan proposal ini dari awal hingga selesai.
6. Segenap dosen STKIP Andi Matappa, khususnya jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar yang telah mendidik dan mengajarkan ilmunya.
7. Teman-teman seperjuangan mahasiswa program studi PGSD Angkatan
2017 yang berjuang bersama untuk menyelesaikan proposal peneilitian ini.
8. Semua pihak yang telah membantu saya baik secara langsung maupun
tidak langsung terima kasih dukungan dan perhatiannya untuk
menyelesaikan penelitian proposal ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini sangat jauh dari yang
namanya kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan penelitian ini.

Akhirnya hanya kepada Allah Swt, penulis memohon ridha-Nya, semoga


segala dukungan serta bantuan semua pihak mendapat pahala yang berlipat
ganda di sisi Allah swt, semoga penelitian ini dapat bermanfaat kepada semua
pembaca, Aamiin… Wassalam.

Pangkep, 2021
Penulis

NURAENI.N

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang
B. Perumusan dan pemecahan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat hasil penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka
B. Kerangka Pikir
C. Hipotesis Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


B. Fokus Penelitian
C. Setting dan Subjek Penelitian
D. Rancangan Tindakan
E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan

DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1
Gambar 3.2

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan, ini berarti

bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang

dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses

kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk untuk dapat hidup dan

melangsungkan kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting sebab

tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang,

pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang

berkualitas dan mampu bersaing.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk memberikan

bimbingan atau pertolongan dalam mengembangkan jasmani dan rohani yang

diberikan oleh orang dewasa kepada peserta didik untuk mencapai kedewasaannya

serta mencapai tujuan agar peserta didik mampu melaksanakan tugas hidupnya

secara mandiri. Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2003 dalam Abdul Kadir (2015:62) menegaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

1
2

Selain itu, dalam Undang-undang tersebut pada Pasal 3 juga menyebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.

Dalam rangka mewujudkan tujuan nasional, dalam pendidikan di sekolah

kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil atau tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar

mengajar dilaksanakan pada peserta didik. Sebagaimana dalam perspektif

psikologi dijelaskan bahwa belajar ialah suatu proses perubahan yaitu perubahan

di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Dimana, perubahan-perubahan tersebut akan

dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Jadi, belajar merupakan perubahan

perilaku yang dapat diamati melalui kaitan antara stimulus dan respon menurut

prinsip yang mekanistik. Pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu peserta didik dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Dalam dunia pendidikan, aktivitas belajar tidak terlepas dari berpikir.

Berpikir didefinisikan sebagai proses yang melibatkan operasi mental seperti

penalaran. Berpikir diartikan sebagai kemampuan untuk menganalisis, mengkritik,

dan mencari kesimpulan berdasarkan referensi atau pertimbangan yang saksama.

Selama proses pembelajaran, siswa dituntut untuk menggunakan pemikirannya


3

dalam rangka penyelesaian masalah yang ditemui yang berkaitan dengan

kompetensi yang harus dicapai. Siswa tidak diharapkan hanya menerima saja

materi yang diberikan oleh guru, tetapi siswa diharapkan dapat menggunakan

penalaran mereka untuk mencerna materi dari guru dan mengevaluasi serta

menarik kesimpulan sehingga mereka dapat mengambil keputusan sesuai dengan

pandangan sendiri.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan harus

diperbaiki dan ditingkatkan hasil belajarnya sedari mereka masih berada dibangku

sekolah dasar, karena dasar untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Dalam hal ini

perbaikan pembelajaran pendidikan itu salah satunya harus diterapkan pendekatan

pembelajaran yang tepat, untuk meningkatkan potensi yang dimiliki peserta didik,

serta tenaga pendidik bukan hanya bertugas sepenuhnya untuk mentransfer ilmu

pengetahuan, tetapi guru juga harus memfasilitasi siswa, mengatur dan

mengarahkan kegiatan pembelajaran, memberikan informasi, memberikan

penjelasan bagi siswa ketika siswa mendapatkan kesulitan dalam proses

pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan bsertanya siswa.

Mengajukan pertanyaan merupakan salah satu metode sederhana yang

cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan berfikir siswa dan juga kualitas

hasil belajar. Pertanyaan yang diajukan akan lebih baik jika menggunakan teknik

bertanya yang efektif. Tujuan dari penggunaan teknik bertanya yang efektif adalah

untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.


4

Dwi Ana Lestari (2015:71), mengemukakan bahwa bertanya merupakan


ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang
diberikan dapat berupa pengetahuan sampai hal-hal yang merupakan hasil
pertimbangan. Jadi, bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong
kemampuan berfikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan
peranan penting sebab perrtanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik
pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa.

Bertanya yaitu melemparkan suatu pertanyaan kepada guru mengenai

pembelajaran yang sedang berlangsung tentang materi yang belum dipahami baik

itu secara lisan maupun tertulis. Bertanya tentang sesuatu yang belum dipahami

akan bermanfaat bagi peserta didik mampu memotivasi diri sendiri dan orang lain

untuk mengembangkan pengetahuannya. Dalam suatu pembelajaran yang

produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk: (1) menggali informasi

tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran, (2)

membangkitkan motivasi siswa untuk belajar, (3) merangsang keingintahuan

siswa terhadap sesuatu, (4) memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan, (5)

membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.

Keterampilan bertanya merupakan suatu kemampuan dalam

mengungkapkan rasa ingin tahu baik secara lisan ataupun tulisan yang diawali

dengan kata tanya “apa, mengapa, berapa, kapan, siapa, dimana, dan bagaimana”

kepada pihak yang akan diberi pertanyaan dengan tujuan memperoleh informasi.

Adapun menurut Arida Rusmayanti (2017:2) bahwa keterampilan bertanya

memiliki tujuan utama yaitu, agar siswa mampu mencapai kompetensi yang telah

ditentukan. Pertanyaan tidak hanya digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar

siswa, melainkan untuk mengembangakan kemampuan siswa dalam berpikir,

mengolah dan menilai informasi yang pernah diperoleh. Oleh karena itu, guru
5

harus menciptakan pertanyaan-pertanyaan kritis yang mendorong siswa untuk

meningkatkan daya berpikirnya.

Upaya untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam

pembelajaran merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap pendidik.

Banyak upaya yang telah dilakukan, banyak pula keberhasilan telah dicapai,

meskipun disadari apa yang telah dicapai belum sepenuhnya memberikan

kepuasan sehingga menuntut pemikiran dan kerja keras. Upaya yang dilakukan

untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa diantaranya dapat dilakukan

melalui perbaikan proses pembelajaran. Dalam hal ini guru memegang peranan

penting, yaitu menerapkan pendekatan pembelajaran.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

keterampilan bertanya siswa, yaitu pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik

adalah proses pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah

melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan

menganalisis data penelitian (observasi) untuk menghasilkan sebuah kesimpulan

(Abidin, 2014:125). Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan

pemahaman kepada siswa dalam mencari informasi dari berbagai sumber melalui

observasi, dan tidak hanya transfer informasi (ceramah) dari guru.

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran memiliki komponen proses

pembelajaran antara lain: mengamati (observing), menanya (questioning),

mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting), menalar/asosiasi

(associating), dan membentuk/melakukan komunikasi (communicating).

Pembelajaran pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menggunakan


6

pendekatan ilmiah dan inkuiri, dimana siswa berperan secara langsung baik secara

individu maupun kelompok untuk menggali konsep dan prinsip selama kegiatan

pembelajaran, sedangkan tugas guru adalah mengarahkan proses belajar yang

dilakukan siswa dan memberikan koreksi terhadap konsep dan prinsip yang

didapatkan siswa.

Mengajar yang baik adalah mengajar dengan sepenuh hati, ikhlas, inovatif,

sabar, memunculkan motivasi, memunculkan minat dan tentunya memunculkan

semangat, namun untuk mendapatkan keberhasilan pembelajaran bukanlah hal

yang mudah, dibutuhkan usaha dalam membimbing, mengajar, mendidik dan

terutama dalam memahamkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar tentunya harus didukung oleh

pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat, karena akan berpengaruh dengan

hasil belajar peserta didik sehingga keberhasilan pembelajaran pun juga akan

tercapai dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri

22 Tondongkura, tahun ajaran 2020/2021 siswa kelas 5 saat ini masih banyak

siswa yang mengalami kendala tentang bertanya, beberapa hal masalah yang

ditemukan diantaranya :

1. Masih ada diantara siswa yang malu untuk bertanya

2. Masih ada siswa yang kurang percaya diri dalam bertanya

3. Siswa kurang aktif dalam bertanya karena takut atau tidak tahu apa yang

harus dipertanyakan

4. Masih ada siswa yang tidak fokus menyimak pembelajaran


7

5. Ketika siswa diminta untuk bertanya hanya beberapa orang saja yang

Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan cara yang tepat agar

permasalahan yang muncul dapat teratasi pada siswa kelas V di SD Negeri 22

Tondongkura yaitu dengan menerapkan pendekatan saintifik. Dengan

menggunakan pendekatan saintifik, guru akan merasa lebih mudah untuk

mengetahui sampai dimana keterampilan bertanya siswa dan kesiapan siswa

sehingga pembelajaran tidak hanya menoton dan membosankan tetapi kegiatan

pembelajaran juga akan menjadi lebih menyenangkan bagi semua peserta didik.

Menggunakan pendekatan pembelajaran pada siswa kelas 5 harus sesuai dengan

yang diharapkan dimana yang diharapkan ialah untuk meningkatkan keterampilan

bertanya yang ada pada tema 5 di subtema 3 pembelajaran 1 tentang

“Keseimbangan Ekosistem” tanpa ada rasa takut dan kurang percaya diri, dimana

dalam proses kegiatan pembelajaran ini mampu meningkatkan keaktifan siswa

dan siswa lebih tertarik untuk belajar. Sehingga diterapkanlah pendekatan saintifik

pada siswa kelas 5 dimana pendekatan ini mampu meningkatkan dan

mengarahkan siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami

Berdasarkan uraian diatas, penulis akan melakukan penelitian yang

berkaitan dengan pendekatan saintifik diharapkan siswa dapat meningkatkan

kemampuan bertanya yang dampaknya adalah menguatnya sikap percaya diri

peserta didik. Oleh karena itu, masih dibutuhkan suatu penelitian untuk

membuktikan hal tersebut inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan

penelitian tentang “Peningkatan keterampilan bertanya melalui pendekatan

saintifik pada siswa kelas V SD Negeri 22 Tondongkura”.


8

B. Perumusan dan pemecahan masalah

1. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan

masalah yaitu “Apakah dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat

meningkatkan keterampilan bertanya pada siswa kelas V SD Negeri 22

Tondongkura?“

2. Pemecahan masalah

Guru harus berupaya membangkitkan kepercayaan diri dan semangat peserta

didik untuk mengutarakan pertanyaan apa yang peserta didik rasakan dan alami

tanpa harus takut salah ketika di minta oleh guru untuk bertanya yang belum

dipahami. Setiap proses kegiatan pembelajaran guru sangat berperan penting

mengajarkan peserta didik untuk meningkatkan keterampilan bertanya agar

mereka tidak lagi merasa gugup ataupun merasa takut sehingga mereka tetap

percaya diri ketika ingin bertanya.

Dengan diterapkannya pendekatan sanitifik ini, mampu menarik perhatian

peserta didik agar lebih aktif lagi dalam bertanya ketika proses pembelajaran

sedang berlangsung karna dalam pembelajaran ini mereka belajar secara mandiri

atau kelompok untuk mencari tahu sendiri informasi dari materi yang di jelaskan

oleh gurunya, maka di harapkan peserta didik mampu melatih dan

mengembangkan pengetahuannya dan tidak gampang bosan ketika proses

pembelajaran sedang berlangsung.


9

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk

meningkatkan keterampilan bertanya melalui pendekatan saintifk pada siswa kelas

V SD Negeri 22 Tondongkura.

D. Manfaat hasil penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait yang

ditinjau dari segi teoritis dan praktis:

1. Manfaat teoritis

a. Sebagai bahan untuk memberikan sumbangan bagi perkembangan dan

pengembangan kurikulum di sekolah dasar.

b. Sebagai bahan untuk mengembangkan pembelajaran tematik integratif dengan

pendekatan saintifik.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Guru

Dapat memberikan bahan referensi yang tepat bagi guru sebagai masukan

dalam rangka pemilihan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi Siswa

Dengan menggunakan pendekatan saintifik siswa dapat terlatih mengikuti

pembelajaran dengan aktif, serta siswa dapat termotivasi, karena kegiatan

pembelajaran dikemas dengan menyenangkan dan menarik.


10

c. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dan dapat memberikan acuan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya dan kemampuan peserta didik khususnya

dalam penerepan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Sehingga dapat

menunjang tercapainya tujuan pembelajaran dan meningkatnya prestasi

sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian.

d. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti tentang pendekatan

saintifik sehingga nantinya dapat diterapkan di sekolah.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Bertanya

Bertanya merupakan proses mengajukan pertanyaan untuk

mendapatkan jawaban dari orang yang ditanyai. Bertanya ialah salah satu

strategi untuk menarik perhatian para pendengarnya, khususnya

menyangkut hal-hal penting yang menuntut perhatian dan perlu

dipertanyakan

Adapun menurut Dwi Ana Lestari (2015:71) bahwa:


Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seorang
yang dikenal. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai hasil
yang merupakan hasil pertimbangan. Bertanya merupakan stimulus efektif
yang mendorong kemampuan berpikir.
Sependapat dengan menurut ahli di atas, adapun menurut Nurlaili (2014:9)
bahwa:
Bertanya (question) merupakan strategi yang amat efektif untuk
menganalisis dan mengeksplorasi gagasan-gagasan segar anak didik.
Pertanyaan-pertanyaan spontan yang diajukan siswa dapat digunakan untuk
merangsang mereka berpikir, berdiskusi, dan berspekulasi.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa bertanya adalah

memberikan atau menyampaikan respn dari seseorang atas suatu masalah

yang belum dipahami dalam bentuk lisan atau tulisan dengan

menggunakan bahasa sendiri yang mudah dipahami seseorang. Pentingnya

di terapkan kegiatan bertanya pada peserta didik agar mampu mengajukan

pertanyaan dengan baik, jelas dan mudah dimengerti.

11
12

Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peran penting

dan akan memberikan dampak positif bagi peserta didik diantaranya:

a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar

b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap suatu

masalah yang sedang dibicarakan

c. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif siswa sebab berpikir itu

sendiri sesungguhnya adalah bertanya

d. Menuntun proses berpikir siswa terhadap masalah yang sedang dibahas

e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

2. Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang paling

sederhana dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Keterampilan

bertanya adalah kecakapan atau proses fisikal, emosional, dan intelektual

untuk mengucapkan sesuatu dimana dari ucapan tersebut meminta respon

atau tanggapan dari orang yang mendengar ucapan tersebut.

Dalam kegiatan pembelajaran, keterampilan bertanya mendominasi

kelas. Aktivitas bertanya peserta didik diharapkan diharapkan dapat

membiasakan diri untuk tampil lebih berani dengan pribadi yang lebih

percaya diri (confidence). Menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik

butuh sebuah proses dan situasi yang benar-benar terkondisikan. Dengan

bertanya peserta didik diberikan ruang untuk berlatih menata kalimat

dalam pertanyaan yang disampaikan.


13

Dwi Ana Lestari (2015:72), mengemukakan bahwa Keterampilan

bertanya adalah kecakapan atau kemampuan dalam meminta keterangan

atau penjelasan terhadap sesuatu hal.

Ghita Tamalia (2018:7), Keterampilan bertanya merupakan kegiatan

dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa

berpikir dan memperleh pengetahuan yang lebih banyak.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

bertanya adalah kemampuan seseorang dalam suatu hal yang penting

untuk dipertanyakan dan diterapkan pada peserta didik dalam proses

pembelajaran, sehingga ada umpan balik (respon) antara guru dan siswa

agar suasana dalam kelas tidak membosankan, dimana peserta didik yang

tidak tahu di beri kesempatan untuk bertanya materi yang belum dipahami.

Keterampilan bertanya merupakan bagian dari keterampilan berbicara,

dimana keterampilan bertanya sangat penting untuk ditingkatkan pada peserta

didik agar dalam proses kegiatan pembelajaran peserta didik dapat mengajukan

pertanyaan dengan cara menyampaikan suatu masalah tentang apa yang mereka

belum pahami pada materi pembelajaran yang sedang berlangsung. Seseorang

yang memiliki keterampilan bertanya yang baik adalah yang mengetahui aspek

apa saja yang menjadi dasar dalam penilaian untuk bertanya.


14

Saat mengajukan pertanyaan hendaknya memperhatikan kaidah bertanya

berikut:

1) Mengetahui segala sesuatu mengenai masalah yang akan dipertanyakan

sebelum mengajukan pertanyaan kepada pembicara

2) Jangan ingin menguji pembicara

3) Singkat dan tepat

4) Pertanyaan tidak boleh berbelit-belit harus jelas dan lugas.

Dapat diambil kesimpulan oleh peneliti bahwa dalam mengajukan

pertanyaan hendaknya memperhatikan kaidah dalam bertanya mengetahui

apa masalah yang akan dipertanyakan, menghindari pertanyaan yang

hanya semata-mata menguji seseorang, singkat dan jelas.

Keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran


sangat berperan penting dalam menunjang siswa aktif
dalam pembelajaran, dimana menumbuhkan rasa ingin
tahu, mengembangkan kreativitas, dan untuk membentuk
pikiran kritis siswa.

Diperlukan dorongan dan motivasi guru sebagai


pendidik agar siswa aktif dalam kelas dan tercipta
umpan balik antara guru dan siswa.

Hasil yang diharapkan dalam keterampilan bertanya


melalui pendekatan saintifik adalah mengembangkan
pola pikir siswa supaya proses pembelajaran berjalan
sesuai yang diharapkan.
15

a. Komponen- Komponen Keterampilan Bertanya

Adapun komponen-komponen keterampilan bertanya, diantaranya:

1) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat

Guru beserta peserta didik saat mengajukan pertanyaan harus

mengungkapkan kata secara jelas dan singkat, dengan menggunakan kata-

kata yang mudah dipahami oleh pendengar sesuai dengan taraf

perkembangan.

2) Pemberian acuan

Sebelum memberikan pertanyaan, guru perlu memberikan acuan berupa

pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang

diharapkan dengan peserta didik.

3) Pemindahan giliran

Adabaiknya pertanyaan perlu dijawab oleh beberapa peserta didik, karena

jawaban peserta didik benar atau belum memadai.

4) Penyebaran

Untuk melibatkan semua peserta didik didalam pembelajaran, guru perlu

menyebarkan giliran jawaban pertanyaan secara acak, dan guru hendaknya

berusaha agar semua siswa mendapat giliran secara merata.

5) Pemberian waktu berpikir

Setelah mengajukan pertanyaan kepada peserta didik, guru sebaiknya

memberikan waktu beberapa menit untuk berpikir sebelum menunjuk salah

satu peserta didik untuk menjawab.


16

6) Pemberian tuntunan

Bagi siswa yang menjawab/mengajukan pertanyaan salah satu atau tidak

dapat menjawab, guru sebaiknya memberikan tuntunan kepada peserta

didik agar dapat menemukan jawaban/pertanyaan yang akan dilontarkan.

b. Pinsip-Prinsip Keterampilan Bertanya

Adapun prinsip-prinsip yang harus dipedomani dalam memberikan

keterampilan bertanya sebagai berikut:

1) Kehangatan dan antusias

Guru harus menunjukkan kepada peserta didik bahwa guru

menguasai persoalan yang dibahas dan pertanyaan yang diajukan peserta

didik menarik dan bukan asal-asalan. Hal ini dapat dibuktikan melalui sikap

baik pada waktu mengajukan pertanyaan dan ketika menerima jawaban.

Sikap dan gaya termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan

menampakkan ada atau tidaknya antusiasme pendidik.

2) Kebiasaan yang perlu dihindari

a) Jangan mengulang-ulang pertanyaan jika peserta didik tidak mampu

menjawabnya, hal ini dapat menyebabkan menurunnya perhatian dan

partisipasi

b) Jangan mengulang-ulang jawaban peserta didik

c) Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum peserta

didik mendapatkan kesempatan untuk menjawabnya

d) Usahakan supaya peserta didik tidak menjawab pertanyaan secara

serempak
17

e) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan

pertanyaan.

c. Indikator Keterampilan Bertanya

Dalam mengajukan pertanyaan guru dan siswa memerlukan teknik

tertentu. Teknik tersebut menunjukkan indikator keterampilan siswa dalam

bertanya. Ada beberapa indikator dalam keterampilan bertanya diantaranya:

1) Konten (isi pertanyaan)

2) Performansi non verbal (gerak gerik dalam berbahasa lisan)

3) Suara

4) Kategori pertanyaan (tingkat pertanyaan)

5) Sikap

d. Fungsi Keterampilan Bertanya

Fungsi keterampilan bertanya pada siswa dalam pembelajaran, adalah:

1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar

2) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap suatu

masalah yang sedang dibicarakan

3) Mengembangkan pola dan cara belajar aktif peserta didik

4) Menuntun proses berpikir peserta didik sebab pertanyaan yang baik akan

membantu dalam menentukan jawaban yang baik

5) Memusatkan perhatian peserta didik terhadap masalah yang sedang

dibahas.
18

e. Tujuan Keterampilan Bertanya

Guna menciptakan kegiatan bertanya dengan melakukan berbagai macam

cara sebaiknya komunikasi tidak dilakukan searah tetapi multi arah antara guru

dengan siswa dan siswa dengan siswa, sehingga akan terjadi interaksi di dalam

kelas. Adapun tujuan dari keterampilan bertanya diantaranya sebagai berikut:

1) Mendorong anak berpikir untuk memecahkan suatu masalah

2) Membangkitkan pengertian yang lama atau yang baru

3) Menyelidiki dan menilai penguasaan peserta didik tentang bahan

pelajaran

4) Membangkitkan minat siswa untuk suatu masalah, sehingga timbul

keinginan untuk mempelajarinya

5) Mendorong menggunakan pengetahuan dalam situasi-situasi.

f. Alasan Keterampilan Bertanya Perlu Dikuasai

Memberikan pertanyaan merupakan salah satu aspek yang penting

dalam perbuatan guru. Beberapa alasan mengapa keterampilan bertanya perlu

dikuasai adalah:

1) Guru cenderung mendominasi ceramah dalam kelas

2) Siswa belum terbiasa mengajukan pertanyaan

3) Siswa harus dilibatkan secara mental-intelektual secara maksimal

4) Adanya anggapan bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk menguji

pemahaman siswa.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan oleh peneliti, pentingnya peserta didik

bertanya mendorong terjadinya interaksi antar guru dengan siswa dan siswa
19

dengan siswa, agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab

terhadap pertanyaan yang diajukan. Bertanya sangat penting untuk

membangkitkan minat peserta didik, rasa ingin tahu, dan memusatkan perhatian

peserta didik terhadap suatu pokok bahasan, mendiagnosis kesulitan yang

mengahambat peserta didik dalam belajar, memberikan kesempatan peserta didik

untuk mengkritisi suatu masalah yang didapatkan, sehingga dapat menguji dan

mengukur kemampuan hasil belajar siswa.

3. Pembelajaran Pendekatan Saintifik

a. Pengertian Pendekatan

Pendekatan adalah suatu pandangan guru terhadap peserta didik dalam

menilai, menentukan sikap dan perbuatan yang dihadapi dengan harapan dapat

memecahkan masalah yang dihadapi dalam mengelola kelas yang nyaman dan

meyenangkan dalam proses pembelajaran.

Adapaun menurut Musfiqon dan Nurdyansyah (2015:50) yang mengatakan

bahwa:

Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi,


menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran
diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu, banyak pandangan
yang menyatakan bahwa pendekatan sama artinya dengan metode.

Sedangkan menurut Muhammad Abdurrahman (2015) mengatakan bahwa:

Pendekatan adalah jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai
tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu. Pendekatan ini
juga diartikan sebagai titik tolak dalam melaksanakan pembelajaran karena
pendekatan yang dipilih dapat membantu dalam mencapai tujuan
pembelajaran.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

adalah sebuah langkah awal yang dilakukan guru pada peserta didik dalam
20

menentukan ide dalam suatu permasalahan. Pendekatan ini juga

menentukan arah dari pelaksanaan ide-ide guna mendeskripsikan

perlakuan yang diterapkan untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran

yang akan dicapai.

b. Pendekatan Saintifik

1) Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan dalam proses

pembelajaran yang dilakukan melalui tahap mengamati, merumuskan masalah,

mengajukan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep dalam

menyelesaikan masalah sehingga mampu memberikan pemhaman materi dan

kemampuan kepada siswa dalam mengembangkan keterampilan, sikap dan

pengetahuan siswa baik dalam mengembangkan konsep dan intelektual siswa,

serta melatih kemampuan dalam komunikasi.

Menurut Fitiria (2017:14), mengatakan bahwa:

Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada


peserta didik dan memberi pemahaman dalam mengenal, memahami berbagai
metari menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari
mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh
karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta dan diarahkan
untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber
observasi dan bukan hanya diberi tahu.

Sedangkan dalam pandangan Barringer, et al. (Agus Pahrudin dkk 2019:39)

mengatakan bahwa:

Pembelajaran proses saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa


berpikir sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang
penyelesaiannya tidak mudah dilihat.
21

Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat

kepada peserta didik, dimana peserta didik itu sendiri yang berusaha mencari

tahu informasi yang belum diketahuinya. Apa yang dipelajari dan diperoleh

peserta didik dilakukan dengan indra dan akal pikirannya sehingga mereka

sendiri secara langsung mencari tahu permasalahan dalam proses mendapatkan

ilmu pengetahuan.

Nurul (Indriyanti dkk, 2017:15), menyebutkan bahwa Pembelajaran

berpendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menggunakan

pendekatan ilmiah dan inkuiri, dimana siswa berperan secara langsung baik

secara individu maupun kelompok untuk menggali konsep dan prinsip selama

kegiatan pembelajaran, sedangkan tugas guru adalah mengarahkan proses

belajar yang dilakukan siswa dan memberikan koreksi terhadap konsep dan

prinsip yang didapatkan siswa.

Pendekatan pembelajaran ini dapat membuat peserta didik untuk

mencapai tujuan dalam pembelajaran. Dengan demikian, penerapan

pembelajaran pendekatan saintifik ini ialah mampu mendorong peserta didik

untuk siap dan bersedia mencari tahu apa saja yang perlu dipertanyakan pada

materi pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuannya. Di harapkan

peserta didik selalu ikut serta dan antusias untuk mengikuti proses

pembelajaran.
22

Fitria (2017:15) proses pembelajaran yang mengimplementasikan

saintifik akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan

(kognitif), dan keterampilan (psikomotorik). Dengan proses pembelajaran yang

demikian maka diharapkan hasil belajar dapat melahirkan peserta didik yang

produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan

dan pengetahuan yang terintegrasi.

Ina Magdalena dkk (2020) Pembelajaran pendekatan saintifik

(pendekatan ilmiah) dengan menyentuh tiga ranah berdasarkan Taksonomi

Bloom dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Ranah pengetahuan (kognitif) “tahu apa”, ranah yang mencakup ingatan

atau pengenalan terhadap fakta-fakta tertentu, pola-pola procedural dan

konsep-konsep yang memungkinkan berkembangnya kemampuan dan

skill intelektual

2) Ranah sikap (sikap) “tahu mengapa”, ranah yang berkaitan dengan

perkembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi

3) Ranah keterampilan (psikomotorik) “tahu bagaimana”, ranah yang

berkataitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan

motorik.

Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa melalui pertanyaan apa,

mengapa dan bagaimana, peserta didik dirangsang untuk menyelesaikan

masalah melalui proses yang lebih panjang. Peserta didik diajarkan bagaimana

menarik kesimpulan, bukan hanya menerima pengetahuan dengan cara

mekanis seperti mendengarkan atau menghafal. Bukan berarti kegiatan


23

mendengarkan ceramah dan menghafal itu tidak penting, namun yang hendak

peneliti katakan adalah proses berpikir ilmiah itu penting ditonjolkan dalam

proses pembelajaran.

c. Prinsip Pendekatan Saintifik

Sejalan dengan definisi pendekatan saintifik yang telah diuraikan

sebelumnya, maka beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran berpusat pada siswa

2) Pembelajaran membentuk students self concept (membangun konsep

berdasarkan pemahamannya sendiri)

3) Pembelajaran terhindar dari verablisme

4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum dan prinsip

5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa

6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan motivasi

mengajar guru

7) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melatih kemampuan

dalam komunikasi

d. Kelebihan Pendekatan Saintifik

1) Proses pembelajaran lebih terpusat pada peserta didik sehingga

memungkinkan siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran.


24

2) Peserta didik dapat menemukan fakta dengan sendirinya dan menjadikan

peserta didik lebih teliti serta sungguh-sungguh dalam mencari informasi.

3) Membentuk pemikiran yang kritis, mendorong peserta didik untuk berani

bertanya serta mendapatkan jawaban dari apa yang kurang dipahaminya.

4) Mendorong peserta didik untuk lebih aktif dalam mencari sumber lain selain

dari buku dan peserta didik mendapatkan jawaban dari apa yang

dipertanyakan dengan usahanya sendiri.

5) Melatih peserta didik untuk lebih teliti dalam mengolah data yang

diperolehnya, meningkatkan kemampuan dalam hubungan sebab akibat dan

pengetahuan yang didapatkan lebih mendalam dan lebih luas.

6) Menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan pendapat/hasil kerja

peserta didik, mengembangkan kemampuan berbahasa dan mengembangkan

kemampuan berkomunikasi dengan singkat, padat dan jelas.

7) Langkah-langkah pembelajarannya sistematis sehingga memudahkan untuk

memanajemen pelaksanaan pembelajaran.

8) Memberi peluang guru untuk lebih kreatif, dan mengajak siswa untuk aktif

dengan berbagai sumber belajar.

e. Kekurangan Pendekatan Saintifik

1) Pendidik memerlukan persiapan yang matang agar apa yang disajikan untuk

diamati sampai pada maksud yang diinginkan.

2) Tidak semua peserta didik mempunyai keberanian untuk bertanya serta

pendidik harus siap dengan segala pertanyaan yang tidak terduga.

3) Memerlukan waktu yang agak lama untuk mendapatkan jawaban.


25

4) Informasi yang diperoleh peserta didik terkadang kurang sesuai atau kurang

tepat.

5) Tidak semua peserta didik siap mengemukakan pendapat di depan kelas dan

pendapat yang disampaikan terkadang tidak jelas.

f. Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik

Menurut Muhammad Abdurrahman (2017:32), penerapan

pendekatan saintifik melibatkan lima keterampilan proses, yaitu

mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba/mengumpulkan

informasi (experimenting), menalar/ asosiasi (associating), dan

membentuk jejaring/melakukan komunikasi (communicating).

a) Mengamati (observing)

Observasi adalah menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi.

Tahap mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran

(meaningfull learning).

b) Menanya (questioning)

Guru yang profesional mampu menginspirasi peserta didik untuk

meningkatkan dan mengembangkan sikap, keterampilan dan

pengetahuannya.

c) Mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting)

Kegiatan ini memungkinkan siswa melakukan aktivitas fisik yang

memaksimalkan panca indera dengan berbagai cara, media, dan pengalaman

yang bermakna dalam mengumpulkan ide, gagasan, konsep, dan prinsip

sesuai dengan kompetensi mata pelajaran.


26

d) Menalar/asosiasi (associating)

Asosiasi merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan

mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya

menjadi penggalan memori.

e) Komunikasi (communicating)

Kemampuan berkomunikasi perlu dimiliki oleh siswa karena kemampuan

ini sama pentingnya dengan pengetahuan dan keterampilan. Salah satu cara

yang dapat dilakukan untuk membentuk kemampuan siswa dalam

membangun komunikasi adalah dengan menempatkan siswa untuk bekerja

sama dalam sebuah kelompok.

g. Penelitian yang Relevan

Adapun hasil penelitian terdahulu yang sejalan dengan penelitian tindakan

kelas adalah sebagai berikut :

a. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Sugiarti (2015:28) dengan judul

“Peningkatan Keaktifan Bertanya Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD

Melalui Pendekatan Saintifik” menyimpulkan bahwa terlihat pada siklus I

terdapat 24 siswa kriteria aktif bertanya (80%), 6 siswa kriteria kurang aktif

bertanya (20%). Hasil belajar pada siklus 1 diperoleh 18 siswa (60%)

mendapat nilai dibawah 70 KKM, dan 12 siswa (40%) mendapat nilai di

atas 70 KKM. Dilanjutkan pada siklus II terdapat 29 siswa aktif bertanya

(96,67%), 1 siswa kriteria kurang aktif bertanya (3,33%). Hasil belajar pada

siklus II 0 siswa (0%) mendapat nilai dibawah 70 KKM, dan 30 siswa

(100%) mendapat nilai diatas 70 KKM. Dari hasil tersebut maka keaktifan
27

bertanya dan hasil belajar siswa meningkat dengan menggunakan

pendekatan saintifik.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Indriyanti dkk (2017:22) dengan judul

“Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Keterampilan

Bertanya Siswa Kelas V Sekolah Dasar” menyimpulkan bahwa

meningkatnya keterampilan bertanya siswa pada siklus I diharapkan

mampu memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Akan tetapi,

dari 2 orang siswa terdapat 22 orang siswa atau sekitar 92% yang telah

mencapai ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar siswa ditetapkan

berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berlaku yaitu 70.

Dengan nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus I yaitu 91,88.

Setelah dilakukan perbaikan, meningkatnya keterampilan bertanya siswa

pada siklus II mulai memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar

siswa. Selain itu, hal ini juga diduga karena adanya reinforcement dan

punishment oleh guru. Jika pada siklus I terdapat 22 orang siswa atau

sekitar 92% yang mencapai ketuntasan

belajar, maka pada siklus II jumlahnya meningkat sebesar 4% menjadi 23

orang siswa atau sekitar 96% yang nilainya mencapai ketuntasan belajar.

Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II mengalami peningkatan

sebesar 6,41 yaitu menjadi 96,46.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Betty Simanjuntak dkk (2016:34-45)

dengan judul “Peningkatan Keterampilan Bertanya Siswa Pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Strategi Probing


28

Promting Learning Di Kelas IV Sd Negeri 101767 Tembung T.A

2015/2016” menyimpulkan bahwa pada siklus I pertemuan I dan II terlihat

keterampilan bertanya siswa tergolong kurang, dengan rata-rata kelas

56,67 68,12 dengan ketuntasan belajar klasikal keterampilan bertanya

siswa pada siklus I pertemuan I dan II mencapai klasikal 9 orang (37,50%)

dinyatakan terampil, dan 15 orang (62,50%) dinyatakan tidak terampil.

Serta 13 orang (54,17%) dinyatakan terampil, dan 11 orang (45,83%)

dinyatakan tidak tidak terampil. Dengan demikian siswa belum bisa

mencapai ketuntasan klasikal sebesar 70%.

2 Kerangka Berfikir

Belajar merupaka suatu proses yang akan mengakibatkan perubahan dalam

diri individu. Perubahan tersebut bisa berupa tingkah laku yang ditimbulkan

melalui latihan atau pengalaman. Dalam belajar terjadi interaksi antara guru dan

siswa dimana dari interaksi itu terjadi transfer ilmu dari guru dan siswa. Seorang

guru harus memiliki strategi pembelajaran yang tepat dan ilmu yang disampaikan

dapat dipahami peserta didik dengan baik.

Keterampilan bertanya pada peserta didik itu sangat penting untuk

ditingkatkan karena dengan keterampilan bertanya dalam kegiatan proses

pembelajaran menjadi pemicu bagi keberhasilan pembelajaran yang

dilaksanakannya. Siswa kelas V di SD Negeri 22 Tondongkura memiliki

keterampilan bertanya yang kurang, dengan demikian keadaan tersebut

menunjukkan bahwa pembelajaran masih di dominasi oleh guru karena tidak


29

memupuk rasa percaya diri yang tinggi pada peserta didik sehingga tidak ada

timbal balik antara guru dan siswa.

Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang

menekankan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran agar mereka tidak

mudah merasa bosan dan jenuh sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung

dengan baik.

Alasan peneliti memilih pendekatan saintifik ini karena sangat tepat untuk

di terapkan pada kelas rendah ataupun kelas tinggi dimana siswa dituntut aktif

dalam pembelajaran, berpikir ilmiah dan terciptanya suasana kelas yang

menyenangkan. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran antara lain untuk

meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, membentuk kemampuan dalam

menyelesaikan masalah secara sistematik dan menciptakan kondisi pembelajaran

supaya peserta didik merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan dan

mendorong peserta didik dalam dalam mencari tahu informasi.

Dengan kegiatan tersebut, maka aktivitas siswa pada proses pembelajaran

sangat ditekankan. Oleh sebab itu, maka diharapkan dengan pendekatan saintifik

ini dapat meningkatkan keterampilan bertanya pada siswa kelas V SD Negeri 22

Tondongkura. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar kerangka pikir berikut

ini.
30

Kurangnya keterampilan bertanya Siswa

Aspek Guru Aspek Siswa


Metode mengajar guru membuat siswa Siswa kurang motivasi untuk
merasa cepat bosan mengajukan pertanyaan

Kurangnya partisipasi guru dalam Masih ada siswa yang merasa takut
mendorong siswa agar meningkatkan dan malu untuk bertanya
kepercayaanya.
Keterampilan bertanya siswa masih
Guru kurang melibatkan siswa dalam kurang
kegiatan belajar mengajar

Langkah-langkah pendekatan saintifik yaitu :


Mengamati (observing)
Siswa mengamati menggunakan panca indra untuk memperoleh
informasi
Menanya (questioning)
Siswa merumuskan pertanyaan apa saja yang belum dipahami terkait
dengan pembelajaran
Mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting)
Siswa melakukan aktivitas fisik yang memaksimalkan berbagai cara,
media dan pengalaman
Menalar/asosiasi (associating)
Siswa menggunakan data yang sudah dikumpulkan untuk
menjawab/bertanya tentang apa yang mereka rumuskan
Komunikasi (communication)
Siswa menyampaikan jawaban/pertanyaan secara lisan/tertulis
Keterampilan bertanya pada siswa kelas V di SD
Negeri 22 Tondongkura meningkat mencapai kkm
70 (Tuntas)
31

3. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka diatas dapat dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas jika pendekatan saintifik diterapkan maka keterampilan bertanya

pada siswa kelas V SD Negeri 22 Tondongkura akan meningkat.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya

menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Menurut Hardani, dkk (2020:255)

mengemukakan pengertian pendekatan kualitatif:

Pendekatan kualitatif adalah penekanan pada proses dan makna yang tidak
dikaji secara ketat atau belum diukur, menekankan sifat realita yang
terbangun secara sosial, hubungan erat yang di teliti dengan peneliti,
tekanan situasi yang membentuk penyelidikan, syarat nilai, menyoroti cara
munculnya pengalaman sosial sekaligus perolehan maknanya.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti berupa Penelitian Tindakan kelas

(PTK). Menurut Wijaya Kusumah et,al (Sulaiman Saat dkk, 2020:204)

mengemukakan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

kelasnya sendiri dengan cara; (1) merencanakan, (2) melakukan (3)

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan

memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Penelitian

ini langsung melibatkan peneliti dalam proses belajar mengajar dikelas.

32
33

B. Fokus Penelitian

1. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik yang diterapkan dikelas V SD Negeri 22 Tondongkura

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

b) Guru menyediakan sumber belajar

c) Mendorong siswa berinteraksi dengan sumber belajar (menugaskan)

d) Mengajukan pertanyaan agar siswa memikirkan hasil interaksinya

e) Guru menjelaskan materi pembelajaran

f) Guru memantau persepsi dan proses berpikir siswa serta memberikan

scaffolding

g) Mendorong siswa berdialog atau berbagi hasil pemikirannya

h) Menginformasikan pemahaman yang diperoleh

i) Siswa secara kelompok diminta guru maju kedepan kelas untuk menyajikan

hasil kerja siswa

j) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum dimengerti

k) Mendorong siswa untuk merefleksikan pengalaman belajarnya

l) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran

2. Keterampilan bertanya

Keterampilan bertanya adalah suatu potensi yang harus dimiliki peserta

didik agar mudah menyampaikan suatu pertanyaan dalam bentuk lisan

meskipun diketahui potensi kemampuan bertanya pada setiap anak itu berbeda-
34

beda. Indikator keterampilan bertanya dalam penelitian ini adalah keterampilan

bertanya siswa di kelas V SD Negeri 22 Tondongkura adalah sebagai berikut:

1) Konten (isi pertanyaan)

2) Performasi non verbal (gerak gerik dalam berbahasa lisan)

3) Suara

4) Kategori pertanyaan (tingkat pertanyaan)

5) Sikap

C. Subjek Penelitian

1. Tempat dan Waktu penelitian

Peneliti tindakan kelas ini dilaksanakan oleh peneliti di SD Negeri 22

Tondongkura, Desa Tondongkura, Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten

Pangkep pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian yang digunakan peneliti ini adalah siswa kelas V SD

Negeri 22 Tondongkura. Jumlah siswa terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 15

orang siswa perempuan sehingga jumlah keseluruhan adalah 25 orang pada tahun

ajaran 2020/2021 dan wali kelas Marhati Majid, S.pd.

3. Rancangan Tindakan

Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas menurut Sulaiman Saat

(2020:214) secara garis besarnya dilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu:

1. Perencanaan

Perencanaan tindakan dimulai dari proses mengidentifikasi, mulai dari

proses identifikasi masalah yang akan diteliti, kemudian di lanjutkan


35

merencanakan dengan tindakan apa yang akan dilakukan. Pada tahap perencanaan

tindakan mencakup semua secara rinci, pada tahap ini segala keperluan

pelaksanaan penelitian tindakan kelas dipersiapkan mulai dari bahan ajar dan

rencana pembelajaran, Menyiapkan sumber belajar, menyediakan media

pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan, subjek penelitian, serta teknik

dan instrument observasi yang disesuaikan dengan rencana agar dapat berjalan

dengan baik.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu tindakan yang akan dilakukan sebagai upaya

perubahan yang dilakukan. Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan

pendekatan saintifik yang menerapkan tindakan mengacu kepada skenario

pembelajaran.

a. Guru menyajikan permasalahan pokok pikiran dan jaring-jaring makanan yang

berhubungan dengan materi yang akan diajarkan

b. Guru mengorganisasikan permasalahan dengan memberikan beberapa contoh

kongkrit tentang materi yang diajarkan

c. Guru memberikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk memahami

permasalahan

d. Guru meminta siswa secara berkelompok untuk memecahkan permasalahan

yang diberikan dan membuat catatan dari penemuan yang mereka lakukan

e. Guru meminta siswa untuk menyajikan hasil diskusi kelompoknya dan

kelompok lain yang menanggapi


36

f. Guru menampung pertanyaan siswa agar membantu siswa memecahkan

permasalahan yang didapatkan

g. Setelah semua masalah terpecahkan, guru mengajak siswa untuk

menyimpulkan materi pembelajaran.

3. Pengamatan

Untuk menjalankan kegiatan observasi ini, perlu melibatkan observer,

tugasnya untuk melihat atau mengamati aktivitas guru dan siswa selama

pembelajaran berlangsung dalam pembelajaran tematik, hal ini dilakukan untuk

memberi masukan dan pendapat terhadap pelaksanaan pembelajaran yang

dilakukan, sehingga masukan-masukan dari observer dapat dipakai untuk

memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya. Adapun pengamatan tersebut

yaitu sebagai berikut:

Melakukan observasi dengan memakai format observasi.


a. Guru

1) Identifikasi kebutuhan siswa;

2) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan

generalisasi pengetahuan;

3) Seleksi bahan, problema atau tugas-tugas;

4) Membantu dan memperjelas tugas atau problema yang dihadapi siswa serta

peranan masing-masing siswa;

5) Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;

6) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;

7) Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;

8) Membantu siswa dengan informasi atau data jika diperlukan oleh siswa;
37

9) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang

mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;

10) Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;

11) Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil

penemuannya.

b. Siswa

1) Persiapan dalam belajar seperti siswa menyiapkan alat tulis dan buku paket.

2) Siswa dapat mengajukan pertanyaan atau mengeluarkan pendapat dalam

proses pembelajaran.

3) Siswa dapat menarik kesimpulan dari hasil belajar.

4) Pendekatan saintifik sangat berpengaruh pada siswa untuk diterapkan

karena dengan pendekatan ini siswa dapat secara aktif dan melatih daya

tangkap ketelitiannya untuk menuangkan pikirannya dalam bentuk lisan

sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

5) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format.

4. Refleksi

Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis.

Adapun refleksi tersebut sebagai berikut:

a. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario

pembelajaran dan lain-lain.

b. hasil observasi dianalisis untuk mengetahui di mana kekurangan dan

kelemahan guru dalam proses pembelajaran untuk dilakukan tindakan

perbaikan pada siklus berikutnya.


38

c. Setelah itu di lakukan evaluasi tindakan.

d. Uyunun Nadliroh (2019:45), empat tahapan dalam pelaksanaan PTK

membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral

sebagai berikut:

Pelaksanaan

Perencaanaan SIKLUS I Pengamatan

Refleksi

SIKLUS berikutnya

Gambar 3.1 Tahap pelaksanaan siklus 1 dan siklus berikutnya

D. Teknik dan prosedur pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang di lakukan oleh peneliti

untuk mendapatkan atau mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui observasi, tes, dan

dokumentasi.

1. Observasi

a. Observasi Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran dengan

penerapan pendekatan saintifik. Observasi pengolaan pembelajaran dengan

penerapan pendekatan saintifik adalah untuk meningkatkan aktivitas guru

dan siswa dalam mengelola pembelajaran di kelas dengan menggunakan


39

pendekatan saintifik, serta lembar aktivitas siswa selama proses belajar

mengajar.

b. Observasi aktivitas siswa

Observasi yang digunakan adalah observasi aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik

Obrservasi ini menggunakan skala likert untuk mengukur kemampuan

bertanya siswa didepan kelas.

No Skor Keterangan

1. 5 Sangat baik

2. 4 Baik

3. 3 Cukup baik

4. 2 Kurang

5. 1 Sangat kurang

2. Tes

Pemberian tes dilakukan untuk mengukur hasil kemampuan komunikasi

peserta didik setelah diberi tindakan berupa pembelajaran dengan pendekatan

saintifik. Mengukur keterampilan bertanya siswa menggunakan 3 aspek yaitu

aspek kognitif, aspek afektif dan aspek pikomotorik. Aspek kognitif tentang

kemampuan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, aspek afektif tentang

kemampuan cara bersikap saat melakukan peran dalam menceritakan pengalaman


40

dan psikomotrik tentang kemampuan cara mengekspresikan tubuh saat melakukan

peran. Tes yang diberikan peneliti kepada siswa berupa pre test dan post test

digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan atau pengetahuan siswa

setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik untuk

meningkatkan keterampilan bertanya. Tes hasil belajar dilaksanakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II, serta tes yang

digunakan adalah dalam bentuk essai.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah biasa berbentuk tulisan,

buku, gambar, dan karya-karya seseorang. Dokumentasi bertujuan untuk

mengambil gambar untuk memperoleh informasi atau kegiatan yang dilakukan

guru dan siswa dengan mengumpulkan foto-foto kegiatan yang dilakukan di

sekolah dalam proses kegiatan belajar dan mengajar siswa kelas V SD Negeri 22

Tondongkura Kabupaten Pangkep.

E. Teknik analisis data dan indikator keberhasilan

1. Teknik Analisis Data

Analisis data keterampilan bertanya siswa

Analisis data keterampilan bertanya siswa dilakukan secara deskriptif yang

bertujuan untuk mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa. Data yang

dianalisis untuk mendeskripsikan ketuntasan keterampilan bertanya siswa yaitu

merupakan data tes keterampilan bertanya siswa untuk setiap siklus. Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) di SD Negeri 22 Tondongkura, setiap siswa


41

dikatakan tuntas belajar (ketuntasan individu) jika siswa tersebut telah mencapai

nilai KKM yaitu 70.

Adapun kriteria persentase keterampilan bertanya siswa menurut Khairun

Nisa (2017:10) adalah sebagai berikut:

ST
KS= X 100 %
N

Keterangan:

KS = Ketuntasan Klasikal

ST = Jumlah siswa yang tuntas

N = Jumlah siswa dalam kelas.

2. Indikator keterampilan bertanya


Indikator keterampilan bertanya dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dinyatakan secara individu dapat meningkatkan hasil belajar apabila siswa berada
di kriteria baik dengan mencapai skor nilai ≥ 60-79.

Adapun kriteria tingkat keberhasilan belajar yang dikelompokkan ke


dalam lima kategori keseluruhan sebagai berikut:

No Skor Kriteria

1. 0%-19,99% Sangat kurang sekali

2. 20%-39,99% Kurang baik

3. 40%-59,999% Cukup
42

4. 60%-79,99% Baik

5. 80%-100% Sangat baik

Gambar 3.2 kategori nilai Keterampilan Bertanya


43

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. (2015). dasar-dasar pendidikan. Jakarta. Prenamedia Group.

Abdurrahman, M. (2017). Pendekatan Scientific dalam Meningkatkan


Kemampuan Berfikir Kritis pada Mata Pelajaran Pkn Kelas IV SDN 56
Kota Bengkulu. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama
Islam Negeri Bengkulu. Bengkulu.
Fahmi, M., N. (2017). Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS kelas IV SDN
Tambakromo 2 Ngawi. Jurnal Pendidikan Nusantara. Vol.3 (1):106-117

Fitria. (2017). Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Kreativitas


Peserta Didik dalam Pembelajaran IPA di MIN Lambaro Aceh Besar.
Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry-Banda Aceh. Aceh.
Hardani dkk. 2020. Penelitian Tindakan Kelas. Mataram. CV Pustaka Ilmu Group
Yogyakarta.
Helmiati. (2013). Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar.
Yogyakarta: Aswaja Pressido.
Indriyanti, dkk. (2017). Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Keterampilan Bertanya Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Universitas
Pendiddikan Indonesia. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. vol. II
(II):1-25
Lestari, D., A. (2015). Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik untuk
meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa. jurnal widyagogik. vol 3
(1):71
Magdalena, I., dkk. (2020) Tiga Ranah Taksonomi Bloom Dalam Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Tangerang. Jurnal Edukasi dan Sains. vol 2
(1):132-139
Munawaroh, A. (2014,). Upaya Meningkatkan Kreativitas dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Melalui Keterampilan Bertanya Dasar pada
Siswa Kelas IV SD Negeri Nolobangsang Yogyakarta, Skripsi. Fakultas
Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu Uin Sunan
Kalijaga. Yogyakarta.
Musfiqon, Nurdyansyah. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Siduarjo.
Nisamia Learning Center.

Nadliroh Uyunun. (2017). Peningkatan pemahaman pada mata pelajaran ipa


materi pesawat sederhana melalui strategi cerita berangkai siswa kelas v
mi hidayatussibyan glugu deket lamongan tahun pelajaran 2016/2017.
44

Skripsi. Progam studi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas


Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Surabaya.
Nisa, K. (2017). Penerapan Model Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Fiqih Siswa Min 2 Aceh Besar. Skripsi. Prodi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry. Banda Aceh.

Nurlaili. (2014). Peningkatan Keterampilan Bertanya pada Siswa melalui


Penerapan Metode Diskusi di SMP Negeri 9 Banda Aceh. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh. Aceh.
Pahruddin, A., & Pratiwi,D.,D. (2019). Pendekatan Saintifik dalam Implementasi
Kurikulum 2013 dan Dampaknya Terhadap Kualitas Proses dan Hasil
Pembelajaran pada MAN di Provinsi Lampung. Pustaka Ali Imron,
Lampung.

Rusmayanti, A,. et al, 2017. Penerapan Keterampilan Bertanya dan Memberikan


Penguatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VII SMP
Negeri 4 Jember. Lingua Franca. Vol 2 (2):510-518

Saat, S, dan Mania, S. (2020). Pengantar Metodologi Penelitian. Gowa Sulawesi


Selatan. Pustaka Almaida.
Simanjuntak, E., B, dkk. (2016). Peningkatan Keterampilan Bertanya Siswa Pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Strategi Probing
Prompting Learning di Kelas IV SD Negeri 101767 Tembung T.A
2015/2016, Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP Unimed. Jurnal Handayani.
vol 5 (1):34-35

Sugiarti Siti. (2015). Peningkatan Keaktifan Bertanya dan Hasil Belajar Peserta
didik Kelas IV SD Melalui Pendekatan Saintifik. Jurnal Ilmiah Guru
“COPE” (Volume 1 Nomor 1)
Tamalia G. (2018). Peningkatan Keterampilan Bertanya Siswa dengan Penerapan
Model Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV SD
Islam Iaman Quraniyah Jakarta Selatan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Wulandari, D, F. (2016). Penerapan Metode Talking Stick untuk Meningkatkan
Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Boga Dasar di
SMKN 3 Magelang. Skripi. Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik
Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakata. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai