Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN MINI RISET

MENEROPONG MANAJEMEN PENDIDIKAN

DI SMK NEGERI 3 PINRANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir


Matakuliah Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu : Mujahidah, S.Pd.I, M.Pd

DisusunOleh :
Sasfhira Hardin (2020203888203060)
Muhammad Mazhur (2020203888203062)
Ihya Ulumuddin (2020203888203063)

KELAS PBI33
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.karena dengan rahmat,


karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas
Laporan Mini Risetini. Dan juga tidak lupa kami berterima kasih kepada Dosen
mata kuliah Manajemen Pendidikan.
Penulis sangat berharap tugas laporan mini riset ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun bagi orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Pinrang, 28 Desember 2021

Penulis
UCAPAN TERIMAH KASIH

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT.atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan kesempatan pada peneliti sehingga
mini riset ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam menyelesaikan mini riset ini
banyak kendala yang dihadapi peneliti dan dapat diselesaikan berkat bimbingan
dan dorongan dari berbagai pihak yang akhirnya penulisan ini dapat diselesaikan
sebagaimana adanya. Peneliti secara khusus mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Peneliti banyak
menerima bimbingan, petunjuk dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak
baik yang bersifat moral maupun material.
Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Mujahidah, S.Pd.I, M.Pd sebagai Dosen pembimbing observasi yang telah
memberikan pedoman bimbingan wawancara saran dan kepada peneliti sejak
awal sampai dengan terselesaikannya penulisan makalah mini riset ini.
2. Bapak Supu, M.Pd sebagai Kepala sekolah SMK Negeri 3 Pinrang.
3. Bapak Drs. Nasrun, M.S, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
4. Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada Dr. Sudirman,S.E, M.Pd.
Dra. Rosdiana, M.Pd dan Drs. Elizon Nainggolan, M.Pd sebagai Dosen
pembimbing yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Terima kasih juga peneliti sampaikan kepada Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd, dan
Dr. Sudirman, S.E, M.Pd selaku ketua dan sekertaris Jurusan Pendidikan Luar
Sekolah yang turut memberikan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada kak Surya
Indrawati,S.Pd dan kak Ika serta Staf pegawai Jurusan Pendidikan Luar
Sekolah FIP Unimed yang telah banyak membantu peneliti.
7. Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada Christina Br Sitanggang,
S.Pd selaku kepala sekolah PAUD Metro Plus Helvetia Medan serta
Ekaristina Saragih,S.Pd, Damay Rentina Siahaan, S.Pd, dan Hotmaniar
Harahap, S.Pd dan yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu selaku staf
pengajar di PAUD Metro Plus Helvetia Medan yang telah banyak memberikan
izin penelitian serta dukungan motivasi dalam pelaksaan penelitian.
8. Teristimewa peneliti sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda tercinta H.Gurning dan Ibunda Y.Sitanggang dan Abangku Gideon
Novian Gurning, S.Pt yang senantiasa telah memberikan bantuan, motivasi,
doa yang tulus dan dukungan moril serta material sehingga peneliti dapat
menyelesaikan perkuliahan dan menyelasikan skripsi ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIS MANAJEMEN PENDIDIKAN


A. LANDASAN DASAR/KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN
B. MANAJEMEN ORGANISASI DAN LEMBAGA PENDIDIKAN
C. MANAJEMEN KURIKULUM
D. MANAJEMEN PESERTA DIDIK
E. MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN
F. MANAJEMEN FASILITAS PENDDIKAN
G. MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
H. MANAJEMEN HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN
MASYARAKAT
I. MANAJEMEN KETATALAKSANAAN
J. MANAJEMEN KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN


A. METODE DESKRIKTIF KUALITATIF
B. INTSTRUMEN PENGAMBILAN DATA
1. TEMPAT DAN WAKTU
2. WAWANCARA
3. OBSERVASI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PROFIL SEKOLAH
B. KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN DI
C. MANAJEMEN ORGANISASI DAN LEMBAGA PENDIDIKAN DI
D. MANAJEMEN KURIKULUM DI
E. MANAJEMEN PESERTA DIDIK
F. MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN
G. MANAJEMEN FASILITAS PENDDIKAN
H. MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
I. MANAJEMEN HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN
MASYARAKAT
J. MANAJEMEN KETATALAKSANAAN
K. MANAJEMEN KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN FOTO BUKTI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk


menjalankan sistem pendidikan di Indonesia. Karena tanpa adanya manajemen
dalam instansi pendidikan maka akan sangat sulit bagi instansi tersebut untuk
berkembang. Manajemen pendidikan yang diterapkan dengan baik akan
menghasilkan pendidikan yang visioner artinya adalah pendidikan memiliki visi
yang jelas sehingga dapat menghasilkan output yang berkualitas.

Dalam manajemen pendidikan memerlukan sumber daya manusia yang baik


dan berkualitas , oleh karena itu pelaksanaan manajemen pendidikan di sekolah di
kelola langsung oleh kepala sekolah. Aedi Nur (2016:1) mengemukakan bahwa
Sekolah yang unggul adalah sekolah yang menunjukan tingkat keefektifan tinggi
dalam artian sekolah dapat mencapai visi, misi serta tujuanya diwujudkan dalam
aktivitas sekolah yang efektif dengan adanya daya dukung tinggi dari seluruh
komponen sekolah. Daya dukung ini salah satunya ditunjukan dari performa kerja
kepala sekolah yang mampu mengelola sumberdaya manusianya serta performa
kerja seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikanya yang bekerja secara
profesional. Dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1992 pasal 3 ayat 3
dijelaskan bahwa “pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah,
direktur, ketua, rektor dan pimpinan 2 satuan pendidikan luar sekolah”. Kepala
sekolah sebagai salah satu pengelola satuan pendidikan juga disebut sebagai
administrator, dan disebut juga sebagai manajer pendidikan. Kepala sekolah
memiliki posisi strategis dalam mengkoordinasikan upaya bersama dalam
mencapai tujuan pendidikan pada sekolah yang dipimpin.

Tetapi kepala sekolah bukan merupakan satu-satunya yang bertanggung jawab


dalam upaya pencapaian tujuan tersebut karena masih banyak faktor –faktor yang
dibutuhkan untuk memenuhi tanggung jawab tersebut seperti para guru ,staf
karyawan sekolah , peserta didik dan lingkungan dalam proses pembelajaran.
Kepemimpinan kepala sekolah seyogyanya dapat memerikan pengaruh dalam
menciptakan iklim kerja dan hubungan kondusif serta harmonis antar sumberdaya
manusia disekitarnya. Oleh karena itu kemampuan, keahlian, kecakapan dalam
memimpin sangatlah penting untuk dimiliki seorang kepala sekolah demi
menciptakan manajemen pendidikan yang efektif guna mencapai tujuan
pendidikan.
Sehingga semua tugas manajemen yang dilakukan akan tersusun dengan baik,
pelaksanaanya dapat terukur dan sesuai dengan tujuan manajemen yang telah
ditetapkan. Berdasarkan uraian diatas para peneliti tertarik dan memutuskan untuk
meneliti tentang manajemen pendidikan SMK Negeri 3 Pinrang guna mengetahui
seberapa penting manajemen dan cara memaksimalkan peran manajemen
sekaligus untuk memenuhi tugas UAS (ujian akhir semester), yang akan
dituangkan dalam makalah dengan judul: “MENEROPONG MANAJEMEN
PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 3 PINRANG”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatsan masalah yang diuraikan


diatas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pandangan kepala sekolah SMK Negeri 3 Pinrang tentang manajemen


pendidikan, bagaimana cara memaksimalkan fungsi manajemen Pendidikan serta
bagaimana ruang lingkupnya ?

2. Bagaimana ketatalaksanaan kurikulum pada SMK Negeri 3 Pinrang dan cara


pengembangannya ?

3. Bagaimana cara SMK Negeri 3 Pinrang melakukan pencatatan data peserta


didik dan mutasi, serta cara pengadaan tenaga pendidikan, pengangkatan, dan
penempatannya ?

4. Cara pengadaan, pendayagunaan, pemeliharaan, dan penghapusan fasilitas


pendidikan SMK Negeri 3 Pinrang ?

5. Darimana sumber-sumber pembiayaan pendidikan SMK Negeri 3 Pinrang serta


cara pengawasannya ?

6. Bagaimana hubungan antara SMK Negeri 3 Pinrang dengan masyarakat, serta


cara peningkatan pastisipasi masyarakat dengan sekolah ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui persepsi guru tentang manajemen Pendidikan serta cara


memaksimalkan peran manajemen Pendidikan khususnya di SMK Negeri 3
Pinrang.
2. Untuk mengetahui pengaruh dan peran guru terhadap manajemen pendidikan di
sekolah menengah SMK Negeri 3 Pinrang.

3. Untuk mengetahui pengaruh manajemen terhadap guru dan peserta didik. Dan
pengaruh manajemen terhadap kinerja guru sekolah menegah SMK Negeri 3
Pinrang.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini menjelaskan mengenai persepsi kepala sekolah, guru, dan tata
usaha tentang manajemen Pendidikan.

2. Manfaat praktis

a. Bagi kepala sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan


informasi dan masukan dalam upaya meningkatkan fungsi dan peran manajemen
Pendidikan.

b. Bagi guru Hasil penelitian ini diharapkan menjadi evaluasi bagi peningkatan
peran serta guru dalam meningkatkan manajemen Pendidikan serta dapat
memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen
Pendidikan.

c. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan
untuk penelitian yang lebih luas dengan menambah variabel lain dalam penelitian.
BAB II
LANDASAN KAJIAN TEORITIS
MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. LANDASAN DASAR/KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN


Manajemen berasal dari bahasa latin dari kata “manus” yang artinya
“tangan” dan “agere” yang berarti “melakukan”. Kata-kata ini digabung
menjadi “managere” yang bermakna menangani sesuatu, mengatur, membuat
sesuatu menjadi seperti apa yang diinginkan dengan mendayagunakan seluruh
sumber daya yang ada. Dan “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, dan akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”. Menurut Usman (2004: 8) manajemen pendidikan adalah seni dan
ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkn
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

B. MANAJEMEN ORGANISASI DAN LEMBAGA PENDIDIKAN


Organisasi Lembaga Pendidikan adalah koordinasi secara rasional
sejumlah orang dalam membentuk institusi pendidikan. Tujuannya antara lain
adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, memperkya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan. Jalur Pendidikan Formal Pendidikan formal
merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada
umumnya. Jalur Pendidikan Nonformal Pendidikan nonformal adalah jalur
pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal juga disebut pendidikan luar
sekolah. Jalur Pendidikan Informal Pendidikan informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri.

C. MANAJEMEN KURIKULUM
Manajemen kurikulum merupakan sistem pengelolaan kurikulum yang
dibuat secara kooperatif, komprehensif, sistemik dan juga sistematik sebagai
salah satu cara untuk mencapai suatu tujuan kurikulum. dimana dalam
pelaksanaanya dikenal sebagai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Oleh karena itu otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan dalam
mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan
ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan dengan tidak
mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan. Ruang lingkup
manajemen kurikulum meliputi diantaranya perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi kurikulum.
Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan
untuk merealisasikan dan merelevensikan antara kurikulum nasional dengan
kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum
yang dijalankan mampu menjadi kurikulum yang integritas dengan peserta
didik maupun dengan linkungan dimana sekolah tersebut berada.
Kooperatif: prinsip yang berhubungan dengan perolehan hasil yang
diharapkan harus diikuti dengan kerja sama yang positif di antara pihak-pihak
yang terlibat. Efektif dan efisien: Melihat efektivitas dan efisiensi pada
berbagai komponen yang ada di dalam manajemen kurikulum seperti biaya,
waktu dan tenaga kerja. Mengarah visi, misi dan tujuan yang sudah ditetapkan
dalam manajemen kurikulum.

D. MANAJEMEN PESERTA DIDIK


Peserta didik menurut ketentuan umum undang-undang RI Nomor 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah
individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan dengan
bakat, minat, dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik
serta mempunyai kepuasaan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh
pendidiknya. Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik atau
pupil personnel administration sebagai suatu layanan yang memusatkan
perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan peserta didik di kelas dan
di luar kelas seperti: Pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti
pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang
di sekolah.
Manajemen peserta didik adalah penataan dan pengaturan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan
keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Pengertian masuk di sini
adalah sejak peserta didik pertama kali mendaftar di suatu sekolah sampai ia
lulus/keluar dari sekolah tersebut. Fungsi manajemen peserta didik secara
umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri
seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya,
segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi
peserta didik lainnya.

E. MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN


Manajemen tenaga kependidikan didefinisikan sebagai kegiatan
menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang pelaksanaan pendidikan. Sedangkan pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, tutor, instruktur,
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Adapun guru adalah
pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah (Rugaiyah dan atiek sismiati, 2011 : 79-80).
Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 khususnya Bab I Pasal 1 ayat (5)
menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan. Dimana tenaga kependidikan tersebut memenuhi syarat yang
ditentukan oleh undang-undang yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang
berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan dan digaji pula menurut aturan
yang berlaku. Tenaga kependidikan berbeda dengan tenaga personil (tenaga
lembaga pendidikan). Lembaga pendidikan merupakan organisasi pelaksana
pendidikan dan pengelola penyelenggara pendidikan. Tenaga pendidikan
termasuk personil yang ada di dalam lembaga pendidikan, tetapi tidak semua
personil yang ada di dalam lembaga pendidikan dapat disebut tenaga
pendidikan.
Tenaga kependidikan adalah tenaga- tenaga (personil) yang berkecimpung
di dalam lembaga atau organisasi pendidikan yang memiliki wawasan
pendidikan (memahami falsafah dan ilmu pendidikan), dan melakukan
kegiatan pelaksanaan pendidikan (mikro atau makro) atau penyelenggaraan
pendidikan. Menurut UU No.20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2, pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
F. MANAJEMEN FASILITAS PENDDIKAN
Fasilitas adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau
mempermudah sesuatu dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha. Bisa juga
dianggap sebagai suatu alat. Sesuatu yang dapat memudahkan dan
melancarkan sutu usaha tersebut biasanya berupa benda-benda atau uang.
Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang mempunyai
peranan dapat memudahkan dan melancarkan suatu usaha. Fasilitas fisik dapat
disebut juga dengan fasilitas materiil.Fasilitas Uang adalah segala sesuatu
yang dapat memberi kemudahan suatu kegiatan sebagai akibat dari “nilai
uang".
Manajemen fasilitas merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinuiti terhadap benda-benda pendidikan agr senantiasa
siap pakai (ready to use), efektif dan efisien guna membantu tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan. Prinsip-prinsip Manajemen Fasilitas Pendidikan
Prinsip Pencapaian Tujuan : berhasil bilamana fasilitas selalu siap pakai setiap
saat bila akan digunakan. Prinsip efiensi : kegiatan pengadaan fasilitas dengan
perencanaan, disertai dengan juknis penggunaan dan pemeliharaan. Prinsip
administratif : pengelolaan fasilitas memperhatikan Undang-Undang (UU),
perturan, instruksi dan pedoman yang berlaku. Prinsip kejelasan
tanggungjawab : perlu kejelasan tugas dan tanggungjawab personil. Prinsip
kekohesifan : manajemen fasilitas hendaknya dapat terealisasikan dalam
bentuk proses kerja yang kompak dan baik.

G. MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN


Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang
berkenaan dengan penataan sumber penggunaan dan pertanggungjawaban
dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada
dalam manajemen pembiayan pendidikan meliputi tiga hal, yaitu : penyusunan
anggaran (budgeting), pembukuan (accounting), dan pemeriksaan
(controling). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen artinya
penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Manajemen keuangan
adalah sumber daya yang diterima yang akan dipergunakan untuk
penyelenggaraan pendidikan. Manajemen keuangan dimaksudkan sebagai
suatu manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya
Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar adalah sebagai berikut: Sumber
biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh
Pemerintah dan atau pemerintah daerah yang tercantum dalam pasal 5 adalah
anggaran pendapatan dan belanja negara; anggaran pendapatan dan belanja
daerah; sumbangan dari peserta didik atau orang tua/walinya; sumbangan dari
pemangku kepentingan pendidikan dasar di luar peserta didik atau orang
tua/walinya; bantuan lembaga lainnya yang tidak mengikat; bantuan pihak
asing yang tidak mengikat; dan/atau sumber lain yang sah.
Kemudian dalam pasal 6, sumber biaya pendidikan pada satuan
pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah bantuan dari
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan; pungutan, dan atau
sumbangan dari peserta didik atau orang tua/walinya; bantuan dari masyarakat
di luar peserta didik atau orang tua/walinya; bantuan Pemerintah; bantuan
pemerintah daerah; bantuan pihak asing yang tidak mengikat; bantuan
lembaga lain yang tidak mengikat; hasil usaha penyelenggara atau satuan
pendidikan; dan atau sumber lain yang sah. Sumber-sumber pembiayan
pendidikan di sekolah menurut (Amirin, 2013 : 92) dikategorikan menjadi
lima yaitu :
• Anggaran rutin dan APBN (anggaran pembangunan)
• Dana penunjang pendidikan (DPP)
• Bantuang/sumbangan dari BP3
• Sumbangan dari pemerintah daerah setempat (kalau ada)
• Bantuan lain-lain
H. MANAJEMEN HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN
MASYARAKAT
Organisasi pendidikan merupakan suatu sistem yang terbuka. Sebagai
sistem terbuka, berarti lembaga pendidikan selalu mengadakan kontak
hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai suprasistem yang
dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak mudah hilang
atau mati. Hanya sistem terbuka yang memiliki negentropy, yaitu suatu usaha
yang terus-menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadinya entropy atau
kematian.Ini berarti hidup atau matinya sistem itu sebagian besar ditentukan
oleh usaha lembaga itu sendiri. Konsep ini bisa dicocokan dengan praktek-
praktek pendidikan yang telah terjadi. Sekolah yang tidak memiliki nama baik
di mata masyarakat dan akhirnya mati adalah sekolah yang tidak mampu
membuat hubungan baik dengan masyarakat pendukungnya.
Dengan berbagai sebab masyarakat enggan menyekolahkan putra-putrinya
ke sekolah itu, hal tersebut yang membuat sekolah itu tidak mempunyai siswa
dan sebaliknya. Pemerintah menyerukan bahwa pendidikan adalah tanggung
jawab bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat. Dengan
demikian tampaklah bahwa lembaga pendidikan itu bukanlah badan yang
berdiri sendiri dalam membina pertumbuhan dan perkembangan putra-putri
bangsa, melainkan merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari
masyarakat.
Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara lembaga
pendidikan dengan masyarakatnya. Lembaga pendidikan merealisasikan apa
yang dicita-citakan oleh masyarakat tentang pengembangan putra-putri
mereka disamping layanan terhadap masyarakat berupa pendidikan dan
pengajaran, lembaga pendidikan juga menyediakan diri sebagai agen pembaru
atau penerang bagi masyarakat. Lembaga pendidikan sesungguhnya
melaksanakan fungsi rangkap terhadap masyarakat yaitu memberi layanan dan
sebagai agen pembaru. Dikatakan fungsi layanan karena ia melayani
kebutuhan-kebutuhan masyarakat, dan fungsi pemimpin ia memimpin
masyarakat disertai dengan penemuan-penemuannya untuk memajukan
kehidupan masyarakat. Selanjutnya dengan mengadakan kontak hubungan
dengan masyarakat memudahkan organisasi pendidikan tersebut mampu
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lingkungannya. Lembaga
pendidikan lebih mudah menempatkan dirinya di masyarakat dalam arti dapat
diterima sebagai bagian dari milik warga masyarakat. Lembaga pendidikan
dapat mengikuti arus dinamika masyarakat lingkungannya.
Pendekatan situasional memang diperlukan oleh lembaga pendidikan
sebagai sistem terbuka. Pendekatan ini mengharuskan lembaga-lembaga
tersebut menaruh perhatian kepada masyarakat dan mengamati aspirasi
mereka, kebutuhan mereka, kemampuan dan kondisi mereka. Manajer
pendidikan bersama warga masyarakat mencoba berusaha mencari jalan
keluar dan mewujudkannya dalam lembaga pendidikan untuk keputusan
bersama.
Hubungan kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat, mengikuti
perubahan-perubahan lingkungan dengan pendekatan situasional,
memungkinkan lembaga tersebut tetap berdiri. Sebab ia berada dalam hidup
bersama masyarakat.

I. MANAJEMEN KETATALAKSANAAN
Ketatalaksanaan Pendidikan Tata laksana atau disebut juga tata usaha
pendidikan yaitu segenap proses kegiatan menghimpun (menerima), mencatat,
mengolah, menggandakan, mengirim, dan menyimpan semua bahan
keterangan yang diperlukan oleh organisasi dengan demikian, ketatalaksanaan
lembaga pendidikan adalah usaha dari lembaga pendidikan untuk
melaksanakan tata laksana atau usaha.
Adapun konsep dasar dari ketatalaksanaan lembaga pendidikan adalah:
1. Menyangkut administrasi kurikulum,
2. Menyangkut administrasi murid,
3. Menyangkut administrasi personil,
4. Menyangkut inventaris sekolah,
5. Mengenai pekerjaan surat-menyurat,
6. Menunjang penataan keuangan,
7. Menunjang administrasi sarana prasarana,
8. Menunjung hubungan sekolah dengan masyarakat.(Hartati Sukirman,
Administrasi dan Supervisi Pendidikan:33-34).
Atas konsep dasar tersebut, maka fungsi dari ketatalaksanaan lembaga
pendidikan adalah:
1. Memperlancar pencapaian tujuan pengajaran.
2. Memperlancar kegiatan pencatatan siswa dari proses penerimaan
hingga murid tersebut keluar dari sekolah, disebabkan karena telah
tamat, atau sebab lain.
3. Memperlancar proses penataan tenaga kerja untuk lembaga secara
efisien.
4. Memperlancar proses penataan pengadaan, pendayagunaan, dan
pengelolaan sarana pendidikan.
5. Memperlancar proses pengelolaan surat-menyurat.
6. Memperlancar proses penataan keuangan.
7. Memperlancar hubungan sekolah dengan masyarakat.

J. MANAJEMEN KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN


Kepemimpinan pendidikan dalam supervisi merupakan suatu kemampuan
dan proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan
orang lain yang fokus pada peningkatan mutu pendidikan untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan, guru merupakan
komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-
menerus. Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan
pra-jabatan maupun program dalam jabatan. Tidak semua guru yang dididik di
lembaga pendidikan terlatih dengan baik.
Potensi sumber daya guru itu perlu terus bertumbuh dan berkembang agar
dapat melakukan fungsinya secara potensial. Selain itu pengaruh perubahan
yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta mobilitas masyarakat. Masyarakat mempercayai, mengakui dan
menyerahkan kepada guru untuk mendidik tunas-tunas muda dan membantu
mengembangkan potensinya secara professional. Kepercayaan, keyakinan, dan
penerimaan ini merupakan substansi dari pengakuan masyarakat terhadap
profesi guru. Implikasi dari pengakuan tersebut mensyaratkan guru harus
memiliki kualitas yang memadai. Tidak hanya pada tataran normatif saja
namun mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi
personal, professional, maupun kemasyarakatan dalam selubung aktualisasi
kebijakan pendidikan.
Hal tersebut lantaran guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan
melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya
meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek “guru” dan tenaga
kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun
kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang professional. Untuk
dapat menjaga keprofesionalan guru maka sangat diperlukan seorang
pemimpin yang selalu mengawasi kinerja bawahannya. Melalui kegiatan
supervisi itulah hal tersebut dapat di laksanakan kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Apabila dipadukan dengan pendidikan, maka akan muncul istilah
kepemimpinan pendidikan.
Kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dan proses
mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orang lain
yang fokus pada peningkatan mutu pendidikan untuk mencapai tujuan
tertentu. Pada dasarnya terdapat tiga pendekatan utama dalam kepemimpinan,
yaitu pendekatan sifat, pendekatan perilaku dan pendekatan situasional
(contingency).
Kepemimpinan supervisor memiliki tiga model, yaitu model
kepemimpinan kontingensi Fiedler, model kepemimpinan tiga dimensi, dan
model kontinum berdasarkan banyaknya peran serta bawahan dalam
penganbilan putusan. Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang
ditunjukkan oleh pemimpin dalam mempengaruhi orang lain. Menurut Kurt
Lewin, Lippit dan White (1939), membedakan ketiga gaya kepemimpinan,
yaitu: gaya kepemimpinan yang autocratic, gaya kepemimpinan yang
democratic, dan gaya kepemimpinan laissez faire.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. METODE DESKRIKTIF KUALITATIF


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Menurut Sugiyono (2016:9) metode deskriptif kualitatif adalah
metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik
pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk
menggambarkan, melukiskan, menerangkan, menjelaskan dan menjawab
secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan mempelajari
semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian.
Dalam penelitian kualitatif manusia merupakan instrumen penelitian dan hasil
penulisannya berupa kata-kata atau pernyataan yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya.

B. INSTRUMEN PENGAMBILAN DATA


1. TEMPAT DAN WAKTU
Penelitian ini dilakukan di SMK NEGERI 3 PINRANG terletak di
Jl. Poros Pinrang – Parepare, RT.02/RW.02, Desa Padaidi, Kecamatan
Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang. Waktu pelaksanaan penelitian
dilaksanakan pada 28 Desember 2021.
2. WAWANCARA
Menurut Sugiyono, (2016:231) wawancara merupakan pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Teknik
Wawancara di sini dilakukan dengan tanya jawab kepada Kepala sekolah,
guru, dan Staff/admin serta siswa. Tujuan wawancara ini dilakukan untuk
memperoleh data atau informasi secara mendalam mengenai Manajemen
Kependidikan SMK NEGERI 3 PINRANG yang berkaitan dengan peran
manajemen Pendidikan, struktur organisasi, cara memaksimalkan
manajemen Pendidikan, ketatalaksanaan kurikulum, pengembangan
kurikulum, pencatatan data peserta didik, mutase dan promosi peserta
didik, layanan-layanan khusus. Cara pengadaan, pengangkatan,
penempatan, dan penmberhentiaan tenaga kependidikan. Jenis-jenis,
pengadaan, pendayahgunaan, pemeliharaan, dan penghapusan fasilitas
Pendidikan. Sumber-sumber, perencanaan, cara pelaksanaan, dan
pengawasan pembiayaan Pendidikan. Hubungan sekolah dengan
masyarakat, sistem informasi manajemen Pendidikan, dan supervise.
3. OBSERVASI
Menurut Sugiyono, (2016:145) Obsevasi merupakan teknik
pengolahan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik yang lain. Dalam hal ini observasi dilakukan dengan
mengamati secara langsung tentang Manajemen Kependidikan pada SMA
NEGERI 3 PINRANG.
1. Memberikan surat izin penelitian sekaligus perizinan penelitian dan
survey tempat ke SMK NEGERI 3 PINRANG dilakukan pada hari
senin tanggal 20 desember 2021.
2. Pelaksaan ke SMK NEGERI 3 PINRANG kegiatan wawancara
dilakukan pada tangggal 28 desember 2021.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PROFIL SEKOLAH

SMKN 3 Pinrang merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan


(SMK) Negeri di Kabupaten Pinrang. Adapun pelajaran yang diberikan
disesuaikan dengan jurusan SMK yang diambil. Ada juga kegiatan-kegiatan
ekstrakulikuler sekolah seperti karate, basket, futsal, grup belajar dan lainnya.
SMKN 3 Pinrang memiliki staf pengajar guru yang kompeten pada bidang
pelajarannya sehingga berkualitas dan menjadi salah satu SMK terbaik di
Kabupaten Pinrang.Tersedia juga berbagai fasilitas SMK seperti ruang kelas
yang nyaman, laboratorium praktikum, perpustakaan, lapangan olahraga, dan
lainnya.

1. Sejarah SMK Negeri 3 Pinrang


Berdasarkan data yang diperoleh penulis setelah mengkompirmasi
Wakil Kepala sekolah urusan SDM yaitu bapak Alimuddin, S.Pd., M.Pd.
beliau mengemukakan bahwa. SMK Negeri 3 Pinrang merupakan sekolah
kejuruan negeri pertama yang berbasis teknologi.didirikan mulai pada
tanggal 07 Februari 2007 dengan nomor SK Pendirian 420/529/DPK/2006
yang ditandatangani oleh bupati Pinrang. Kepala sekolah pertama SMK
Negeri 3 Pinrang adalah Drs. Sakri Condeng, M.Si menjabat dari tahun
2007-2013, di mana program jurusan hanya 3 jurusan yaitu Teknik
Instalasi Tenaga Listrik (TITL), Teknik Kendaraan Ringan (TKR), dan
Teknik Audio Visual (TAV) dan jumlah angkatan pada tahun tersebut
sebanyak 115 peserta didik. Dan terjadinya mutasi atau pergantian kepala
sekolah pada tahun 2013sampai sekarang yakni pak Drs. H. Abdul Azis,
M.Pd yang dulunya menjabat sebagai kepala sekolah SMK Negeri 1
Pinrang, dimana jurusan/keahliannya ditambah 4 programkeahlian pada
tahun 2014 yakni keahlian Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Multimedia,
Akuntansi, dan Administrasi Perkantoran, dan dihilangkan/dihapuskan
program keahlian Teknik Audio Visual (TAV) pada tahun 2013 karena
kurangnya peminat di program keahlian tersebut.
SMK Negeri 3 Pinrang terletak di selatan kota Pinrang dengan jarak
tempuh 13 KM tepatnya di Kecamatan. Mattirobulu Desa Pananrang.
Demikian sejarah singkat tentang keberadaan SMK Negeri 3 Pinrang dan
diharapkan mampu memberikan informasi yang jelas tentang kedudukan
dan keberadaan lembaga. Sebagaimana data yang berhasil diperoleh
penulis setelah mewawancarai bapak Drs. H. Abdul Azis, M.Pd., Kepala
SMK Negeri 3 Pinrang. Mengingat bahwa SMK Negeri 3 Pinrang, bukan
sebagai satu-satunya Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di sekitar
Pinrang yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat Pinrang,
namun masyarakat tetap berantusias memasukkan anaknya untuk
mendapatkan ilmu/menambahkan ilmu di SMK Negeri 3 Pinrang.
Adapun program kompetensi keahlian SMK Negeri 3 Pinrang
sebagaimana yang disampaikan oleh bapak Alimuddin, S.Pd., M.Pd
Wakasek urusan SDM SMK Negeri 3 Pinrang adalah sebagai berikut : (1)
Teknik Kendaraan Ringan (TKR), (2) Teknik Instalasi Tenaga Listrik
(TITL), (3) Teknik Komputer Jaringan (TKJ), (4) Multimedia, (5)
Akuntansi, (6) Administrasi Perkantoran.
2. Visi dan Misi SMK Negeri 3 Pinrang
Adapun visi yang diemban oleh SMK Negeri 3 Pinrang adalah untuk
menjadi sekolah menengah kejuruan yang unggul, religious, berkrakter,
berdaya saing, dan berwawasan lingkungan, serta dapat bersaing13 Untuk
merealisasikan visi tersebut, maka misi SMK Negeri 3 Pinrang adalah
sebagai berikut: (a) Mengembangkan model pendidikan kejuruan yang
unggul dibidang teknologi dan bisnis manajemen berbasis E-Learning, (b)
Mengembangkan standar rancangan pelaksanaan proses pembelajaran
yang relegius dan berkarakter (c) Mengembangkan standar fasilitasi
pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
(d) Meningkatkan peran aktif warga sekolah dalam upaya pelestarian,
perlindungan, dan pencegahan akibat pencemaran dan kerusakan
lingkungan, (e) Melakukan sertifikasi kompetensi dibidang teknologi dan
bisnis manajemen, (f) Mengembangkan jiwa kewirausahaan melalui
produksi barang dan jasa yang berorientasi pelanggan, (g)
Mengembangkan dan mendayagunakan potensi sumber daya internal dan
eksternal, (h) Mengembangkan sistem manajemen mutu dalam
pembelajaran formal dan informal.

3. Struktur Organisasi SMK Negeri 3 Pinrang


B. KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN
Menurut Bapak Drs. Supu selaku kepala sekolah SMK Negeri 3 Pinrang
beliau mengatakan bahwa “Manajemen itu sangat penting karena manajemen
itu mengatur dan merangkum keseluruhan dan bagaimana memenej sehingga
pendidikan itu bisa berjalan yang sesuai dengan yang di inginkan secara
efektif dan efisien. Karena kepala sekolah itu peran penting dalam suatu
sekolah sehingga kepala sekolah dapat memahami bagaimana memenej
sekolah tidak bisa maju, guru dan siswanya segala aspek dari sarana dan
prasarana”.
Beliau mengatakan bahwa untuk memaksimalkan peran dan fungsi
manajemen pendidikan untuk cepat dan maksimal tentu kita selaku
pemimpinan melaksanakan fungsi-fungsi yang telah ditetapkan. Sebagaimana
melaksanakan kepemimpinan memperhatikan bawahan dari segala aspek
mulai dari masalah kehidupan ekonomi, keluarga harus mengetahui tugas
pokok sebagaimana tugas pokok itu lengkap.mengetahui jumlah guru nama-
nama dari segala tenaga kependidikan berarti sesuai dengan aspek supaya bisa
memaksimalkan peran manajemen.
Ruang lingkup manajemen pendidikan yang mencakup segalanya mulai
dari :
1. Siswa,
Siswa/siswi adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang
pendidikan dasar, menengah dan berperan sebagai objek pembelajaran
dan sebagai objek tujuan dicapai.
2. Tenaga pendidik,
Tenaga pendidik adalah yang berperan sebagai subject, atau
seseorang yang mendidik atau memberikan pengajaran kepada object
(siswa/siswi).
3. Tenaga kependidikan,
Tenaga kependidikan yaitu kepala satuan pendidikan, pendidik,
dan tenaga kependidikan lainnya. Sedangkan pengertian tenaga
kependidikan menurut ketentuan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan.
4. Sarana dan prasarana
Ruang kelas, ruang praktek, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang
TU (tata usaha), ruang perpustakaan, ruang UKS (unit kesehatan sekolah,
ruang ruang BK (Bimbingan Konseling), ruang kantin, ruang ibadah
(Mushollah), toilet siswa dan guru, lapangan olahraga, upacara, halaman
parkir kendaraan guru dan siswa, laboratorium ada 5, kursi, meja, papan
tulis, LCD untuk setiap kelas, loker khusus setiap kelas, dan ada pula
CCTV.

C. MANAJEMEN ORGANISASI DAN LEMBAGA PENDIDIKAN


Kepala sekolah SMKN 3 Pinrang hanya melakukan penyesuaian untuk
melakukan pengorganisasian di sekolah yang beliau pimpin, penyesuaian
adalah suatu hal yang sangat penting menurut beliau.
Untuk mengetahui berhasilnya suatu lembaga pendidikan, Bapak Drs.
Supu mengatakan “Hal itu merupakan suatu hal yang tidak dapat diukur
dengan angka, menurut beliau keberhasilan suatu lembaga pendidikan adalah
apabila adanya peningkatan. Walaupun kualitas rendah, fasilitas minim tetapi
apabila terlihat adanya peningkatan maka itu menjadi indikasi berhasilnya
suatu lembaga pendidikan”.

D. MANAJEMEN KURIKULUM
Beliau tidak ingin mengaitkan ketatalaksanaan Manajemen Kurikulum
dengan teori, tetapi beliau hanya mengaitkan hal itu dengan kepemimpinan.
Katanya beliau bahwa “hubungan antara pemimpin dan bawahan sangat
penting untuk mendukung tercapainya tujuan kurikulum, beliau mengatakan
bahwa tidak boleh ada jarak antara kepala sekolah dan guru serta menjaga
kebersamaan dan khususnya memberikan keadilan. Beliau memberikan
perumpamaan kepemimpinan ini seperti ketika saat Sholat, di mana kepala
sekolah berperan sebagai imam dan guru/lainnya sebagai makmum. Apabila
semua makmum mengikuti arahan imam, maka InyaAllah tujuan akan kita
capai dengan mudah .
Untuk melakukan pengorganisasian kurikulum menurut Bapak Hj.
Herman bahwa hal itu hanya disesuaikan kebutuhan untuk mencapai tujuan.
Ketatalaksanaan kurikulum dilakukan dengan cara mengikuti ketetapan
ketetapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kemudian dilaksanakan
secara sistematis. Kemudian untuk melakukan pengembangan kurikulum yaitu
dengan melihat kebutuhan industri atau melibatkan dunia industri.

E. MANAJEMEN PESERTA DIDIK


Konsep dasar manajemen peserta didik yaitu melakukan usaha pengaturan
terhadap peserta didik mulai dari peserta didik itu masih sekolah sampai
dengan mereka lulus sekolah. Adapun cara pencatatatn data peserta didik
sebagian besarnya dilakukan secara online yaitu dengan cara dicatatkan
kedalam DAPODIK. Mutasi dilakukan dengan cara siswa tersebut harus
terlebih dahulu membuat laporan/mengkomfirmasi kesekolah tujuan mutasi
dan kembali kesekolah untuk pengurusan berkas kebutuhan mutasi. Adapun
cara promosi sekolah yaitu dengan melampirkan segala prestasi prestasi yang
telah dicatatkan sekolah dan dengan cara melakukan pameran piala piala.
Untuk pelayanan khusus sendiri masih minim.
Seperti apa jenis jenis tenaga pendidikan kepala staff, kepala tata usaha,
kesiswaan, dan persuratan. Cara pengadaan tenaga kependidikan kebanyakan
dilakukan perekrutan terpusat namun terkadang dilakukan perekrutan secara
mandiri disekolah apabila ada kebutuhan tenaga kependidikan yang mendesak.
Bagaimana mekanisme pengangkatan dan penempatan, pengangkatan dan
penempatan tentu dilakukan dengan cara melihat dari kompetensi dan prestasi
dari guru yang dimaksudkan.
Bagaimana cara pembinaan dan pengembangan tenaga pendidikan,
pembinaan dan pengembangan dilakukan oleh kepala tata usaha dengan cara
mengevaluasi dan melakukan supervisi kepada tenaga kependidikan untuk
melihat perkembangannya. Bagaimana cara melakukan pemberhentian tenaga
pendidikan, pemberhentian tenaga pendidikan umunya disebabkan karena
pensiun dan pengunduran diri apabila seorang tenaga pendidik diterima di
sekolah lain adapun pemberhentian secara tidak hormat itu jarang terjadi tapi
tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi apabila adanya pelanggaran yang
serius yang dilakukan oleh tenaga kependidikan

F. MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN

Dalam organisasi kependidikan disklh ini jg merupakan sumber daya manusia


potensial yang turut berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktifitas
yang harus dilakukan mulai
dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidi
kan sampaia hirnya berhenti melalui proses perenpanaan SDM, perekrutan,
seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan
latihan atau pengembangan dan pemberhentian.

MANAJEMEN FASILITAS PENDIDIKAN

Sarana dan prasarana sekolah adalah segala sesuatu yang dirancang berupa
alat dan perlengkapan yang menjadi fasilitas sebagai penunjang keberhasilan
dalam proses pendidikan di sekolah. Sarana dan prasrana sekolah memiliki
peran yang sangat penting dan pengaruh yang sangat besar terhadapa
terselenggaranya suatu pendidikan disekolah. Suatu sekolah tidak akan memiliki
kualitas dan mutu yang baik serta tingkat keberhasilan dalam proses pendidikan
akan menurun jika suatu lembaga atau sekolah tidak memperhatikan
pengembangan sarana dan prasarananya dengan baik. Dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan banyak aspek yang mempengaruhi kualitas pendidikan, salah
satunya yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan adalah sarana dan prasarana
pendidikan disekolah.

Aspek sarana dan prasarana di sekolah merupakan salah satu dasar yang
sangat penting dan harus dapat dimengerti oleh setiap lembaga penyelenggara
pendidikan dan pendidiknya. Sarana dan prasarana yang kurang memadai
akan mempengaruhi dan menghambat proses belajar mengajar disuatu
sekolah. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan memiliki peran yang
sangat penting dalam pencapaian tujuan pendidikan baik bersifat kuantitatid
maupun kualitatif. Perencanaan pengadaan, pemanfaatan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan merupakan bagian yang tak terpisakan dalam
kajian manajemen sarana dan prasarana pendidikan.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses kegiatan


yang direncakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinu terhadap bendabenda pendidikan, agar senantiasa
siap pakai dalam PBM (Mulyono, 20009, hlm.184). menurut Rohiat (2012,
hlm. 26) manajeman sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur
untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagi terselenggaranya proses
pendidikan disekolah. Manajemen sarana dan prasarana merupakan
keseluruhan proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan
sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan disekolah dapat
tercapai secara efektif dan efisien.

Pengaturan dan pengelolaan sarana dan prasarana disekolah akan lebih


mudah dilaksanakan dengan adanya manjemen tentang sarana dan prasarana
disekolah karena didalam manajemen sarana dan prasarana memuat tujuan-
tujuan dan prinsip-prinsip yang dapat menunjang keberhasilan suatu proses
pendidikan Kriteria diatas perlu ditaati, disamping itu ada beberapa langkah
perencanaan, pengadaan perlengkapan yang perlu diperhatikan. berpendapat
bahwa ada beberapa langkah perencanaan pengadaan perlengkapan
pendidikan disekolah ini , yaitu sebagai berikut:

a. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan


setiap unit kerja sekolah dan atau menginvetasikan kekurangan perlengkapan
sekolah.

b. Menyusn rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu,


misalnya untuk satu triwulan atau satu tahun pelajaran.

c. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan


yang telah tersedia sebelumnya.

d. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang


telah tersedia. perlengkapan tersebut. Semua perlengkapan yang urgen segera
didaftar.

e. Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan dengan dana atau


anggaran yang ada. Apabila ternyata masih melebihi dari anggaran yang
tersedia perlu dilakukan seleksi lagi dengan cara membuat skala prioritas.

f. Penetapan rencana pengadaan akhir.

G. MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN


Pengelolaan pembiayaan dipandang sebagai komponen yang dominan
dalam penyelenggaraan operasional sekolah. Sekolah dipandang sebagai
satuan pendidikan yang eksistensinya paling urgen. Sebagai salah satu bentuk
pendidikan dasar, sekolah merupakan satuan pendidikan yang paling urgen
keberadaanya.

Dapat diketahui hal paling urgen di dalamnya yaitu: pertama; melalui


jenjang pendidikan dasar peserta didik dibekali kemampuan dasar yang akan
sangat berguna dalam menopang jenjang pendidikan yang ditempuh di
atasnya. Kedua; sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang
menanamkan dasar-dasar bagi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan
pada jenjang berikutnya.Masalah dalam penelitian ini adalah difokuskan pada
upaya-upaya sekolah untuk mengatasi pembiayaan pendidikan, terutama
ketika mulai tahun ajaran baru sementara dana BOS belum keluar.

H. MANAJEMEN HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN


MASYARAKAT

Era globalisasi peranan lembaga pendidikan semakin dituntut memberikan


manajemen dan layanan yang profesional kepada masyarakat. Hal ini
dikarenakan semakin meningkatnya minat dan kebutuhan masyarakat
melanjutkan studi. Masyarakat sebagai salah satu konsumen lembaga
pendidikan sekarang ini lebih kritis dan realitis dalam memilih lembaga
pendidikan. Banyak komponen penting yang dinilai turut menentukan
keberhasilan proses pendidikan dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan
pencapaian output yang berkualitas.

Salah satu diantara komponen itu adalah partisipasi masyarakat


sebagaimana tertulis dalam uu nomor 20 tahun 2003 pasal 7 ayat 1 yang
berbunyi bahwa orang tua berhak berperan serta dalam memilih suatu
pendidikan dan memilih informasi tentang perkembangan pendidikan
anaknya. Agar mutu sebuah sekolah selalu meningkat perlu adanya jembatan
antara sekolah dengan mayarakat atau yang lebih dikenal dengan public
relation. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: perencanaan
manajemen humas merupakan langkah awal suatu kegiatan, smk negeri 3
pinrang membuat program berdasarkan petunjuk atau acuan renstra dari dinas
pendidikan, yang dilakukan melalui rapat dengan semua elemen sekolah.

Kegiatan perencanaan ini dilakukan di awal tahun ajaran baru. Program


kerja humas yaitu prakerin, menjalin kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan, kunjungan industri, dan kunjungan atau promosi ke sekolah-
sekolah. Pelaksanaan manajemen humas di Smk negeri 3 pinrang dilakukan
mulai dari mengirimkan siswa ke perusahaan untuk melaksanakan prakerin,
sekolah bekerjasama dengan du/di terutama perusahaan otomotif terbesar di
kota pinrang, dengan luar negeri dalam hal pertukaran sdm guru dan siswa,
bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk meningkatkan mutu sekolah
dan keterampilan siswa serta menjalin silaturahmi dengan masyarakat.
Sekolah juga mengadakan kunjungan industri baik internal maupun eksternal,
dan mengadakan kunjungan ke sekolah–sekolah untuk mempromosikan
keunggulan sekolah.

Teknik yang digunakan sekolah dalam penyebaran program humas yaitu


dengan mengadakan kunjungan industri maupun kunjungan ke sekolah-
sekolah serta dengan menggunakan media seperti web sekolah, papan
pengumuman, facebook untuk menginformasikan mengenai lowongan
pekerjaan yang sangat bermaanfaat terutama bagi alumni. Adapun yang
menjadi faktor pendukung dalam program humas yaitu sekolah dipercaya
perusahaan untuk mengirimkan siswanya dalam melaksanakan prakerin, sdm
guru sangat profesional dan berkualitas di bidangnya terutama untuk
membimbing siswa prakerin, fasilitas yang menunjang dalam melaksanakan
program humas, serta peran orang tua yang mendukung program prakerin.
Sedangkan yang menjadi kendala atau hambatan yaitu kurangnya pengawasan
dari pihak sekolah dalam program prakerin sehingga ada beberapa siswa yang
membolos. Hal ini dijadikan koreksi dan ditingkatkan pengawasannya oleh
pihak sekolah untuk lebih mendisiplinkan siswa. Evaluasi dan pengawasan
manajemen humas di smk negeri 3 pinrang Selain itu perusahaan yang
bekerjasama dengan sekolah, turut mengevaluasi kinerja bkk yang ada di smk
negeri 3 pinrang .

Proses pengawasan yang digunakan sekolah mempunyai kriteria mengacu


pada iso, du/di juga mempunyai kriteria tersendiri dalam evaluasi tetapi alat
instrumennya yang menentukan pihak sekolah. Evaluasi program setiap
kegiatan bertujuan untuk mencari pemecahan apabila terdapat masalah.
Sehingga diharapkan program atau kegiatan tersebut dilaksanakan kembali
dapat berjalan dengan lancar dan menjadi lebih baik.

I. MANAJEMEN KETATALAKSANAAN

Di lingkungan lembaga pendidikan di sekolah SMK NEGERI 3


PINRANG dari unit yang terendah sampai yang tertinggi diperlukan dan
diselenggarakan kegiatan tata usaha yang terarah dan tertib. Beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut, Penerimaan dan Pencatatan
Murid/Mahasiswa. Tata usaha memiliki tiga peranan pokok yaitu: (1)
melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan
dari suatu organisasi, (2) menyediakan keterangan-keterangan bagi pucuk
pimpinan organisasi itu untuk membuat keputusan atau melakukan tindakan
yang tepat, dan (3) membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai
suatu keseluruhan.

Secara garis besar, Tata Usaha sebagai salah satu kegiatan manajemen
operatif, menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: Menerima,
mencatat, memproses surat keluar dan surat masuk, mengurus penyimpanan,
pemeliharaan, pengawetan arsip, mengatur dan melayani kebutuhan arsip bagi
penjabat pimpinan dan pihak lain yang memerlukan secepat-cepatnya,
mengatur pemakaian buku agenda, buku ekspedisi dan mengirimkan surat
keluar, bertanggung jawab atas penyimpanan dan pemakaian cap/stempel,
mempersiapkan dan mengolah rancangan surat-surat, mengurus
percetakan/pengadaan formulir-formulir, kartu-kartu dan menyediakan alat
tulis menulis lainya, mengatur penyelenggaraan rapat dinas, mengatur
komunikasi dan hubungan dengan pihak luar, memperhatikan pendapat umum
untuk disampaikan pada pimpinan dan melakukan pencatatan tentang
pemberitaan, dan melakukan aktivitas-aktivitas yang lain atas perintah atasan.

Sistem Informasi Manajemen lembaga Pendidikan. Manajemen suatu


organisasi, dalam bidang apapun, akan berkembang dengan sangat baik serta
dapat menghasilkan serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
dengan maksimal apabila proses manajerial organisasi tersebut dapat
menggunakan juga memanfaatkan informasi secara sistem dengan sebaik-
baiknya. Keberhasilan seorang manajer memimpin suatu organisasi
bergantung pada terampil atau tidaknya dia beserta perangkat kerja yang
terlibat di dalamnya dalam menggunakan fasilitas informasi yang tersebar,
baik di dalam organisasi tersebut ataupun di lingkungan sekitar organisasi.

Dalam bidang pendidikan di skolAH ini pun semakin perlu kehadiran SIM
yang canggih. Hal ini guna menjawab tantangan-tantangan pendidikan dalam
meningkatkan kualitas serta kuantitas pendidikan di Indonesia yang saat ini
terbilang masih rendah bila dibanding negara-negara berkembang lainnya.

J. MANAJEMEN KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI

Menurut bapak kepemimpinan adalah orang yang dikenal dan berusaha


mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisir visinya. Dari pengertian
tersebut, pada pokoknya kepemimpinan adalah Perilaku mengarahkan
aktivitas-aktivitas hubungan kekuasaan dengan anggota melalui proses
komunikasi dalam mengarahkan suatu kegiatan untuk mencapai hasil dan
tujuan yang telah menjadi target. Dalam pelaksanaan kegiatan dan keputusan
kerja Namun pada prinsipnya kepemimpinan tidak hanya berkenaan dengan
model yang ditampilkan oleh pemimpin, karena tidak satupun model yang
dapat ditetapkan secara konsisten pada ragam situasi organisasi. Peran kepala
sekolah sangat penting dalam menentukan orientasi kerja harian, mingguan,
bulanan, semesteran, dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai
problematika pendidikan di sekolah.pemecahan problem etika ini berperan
sebagai komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan
supervisi pengajaran konsultasi dan perbaikan penting guna meningkatkan
kualitas pembelajaran.

Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor untuk


mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian
masalah manajerial engan sasaran kepala sekolah dalam mengembangkan
kelembgaan serta masalah-masalah lain yng berhubungan, serta berorientasi
pada peningkatan mutu pendidikan dan masalah kademik dengan sasaran para
guru kelas dan atau mata pelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran di
kelas, di laboratorium, dan atau di alam bebas serta memperbaiki pencapaian
hasil belajar peserta didik.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil observasi yang kami lakukan di SMK Negeri 3 Pinrang sebagian
besar pelaksanaan manajemen kependidikan sudah dilaksanakan dengan sangat
baik sbagai contoh manajemen kesiswaan dan manajemen sarana dan prasarana
sudah baik, dan sesuai dengan ruang lingkup manajemen peserta didik dan
manajemen sarana dan prasarana. Pentingnya manajemen kependidikan di sekolah
adalah membantu memperlancar pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara
efektif dan efisien. Dari hasil tersebut terbukti bahwa manajemen, khususnya
untuk manajemen kependidikan sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan
terutama pengaruhnya terhadap hasil (output). Dengan manajemen sekolah yang
baik tercerminlah mutu dan kualitas sekolah tersebut, dalam hal ini SMK Negeri 3
Pinrang yang menjadikannya dapat diperhitungkan untuk bersaing dengan sekolah
lain.

Observasi di sekolah berjalan dengan lancar. Pengelolaan pendidikan dan cara


manajemen beragam dengan cara tersendiri untuk mncapai tujuan manaemen.
Penulis menyimpulkan bahwa SMK Negeri 3 Pinrang sangat bagus dalam
mengelola pendidikan. Kepala sekolah juga berperan aktif dalam memimpin
pengelolaan pendidikan atau manajemen pendidikan di sekolah.

B. SARAN
Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan terhadap penulisan makalah ini.

Penulis berharap semua hal-hal yang berkaitan dengan manajemen pendidikan


dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya halangan demi tercapainya tujuan
pendidikan seperti yang diingankan. Semoga SMK Negeri 3 Pinrang bisa menjadi
contoh/cerminan bagi sekolah-sekolah lain khususnya tingkat menengah dalam
memaksimalkan pengelolaan pendidikan atau manajemen kependidikan.
LAMPIRAN FOTO BUKTI PENELITIAN
Gambar 1.

Gambar 2
Gambar 3

Gambar 4
Gambar 5

Gambar 6

Anda mungkin juga menyukai