Anda di halaman 1dari 32

Miniriset Magang I

LAPORAN HASIL OBSERVASI KULTUR DAN


MANAJEMEN SEKOLAH, 4 KOMPETENSI GURU, DAN
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK, SERTA PROSES
PEMBELAJARAN DI MTs LABORATORIUM UIN-SU
MEDAN

Dosen Pengampu : Anugrah Mulia Tampubolon, M.Pd.

Disusun Oleh : Ari Kusnadi (0305161026)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2018
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ari Kusnadi


NIM : 0305161026
Fakultas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini menyatakan bahwa judul mini riset Magang I (Kultur atau
Budaya Manajemen Sekolah, 4 Kompetensi Guru, Proses Pembelajaran MM dan
Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MM di SMP NEGERI 13 MEDAN
benar bebas dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Medan, 23 April 2018


Yang membuat pernyataan,

Ari Kusnadi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karna rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan miniriset yang berjudul
“Laporan Hasil Observasi Kultur Sekolah, Manajemen Sekolah, 4 Kompetensi
Guru, Dan Karakteristik Peserta Didik Di SMP Negeri 13 Medan“. Pada dasarnya,
tujuan penulisan laporan ini diselesaikan guna untuk memenuhi tugas matakuliah
Magang I pada Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara.

Dalam penulisan laporan ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang
dialami penulis. Namun, berkat semangat dan dukungan dari orang-orang terdekat
sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Bapak Anugrah Mulia Tampubolon, M.Pd. selaku guru pengampu


matakuliah Magang I.
2. B. Si-Maremare selaku guru MM SMP Negeri 13 Medan, yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan observasi.
3. Teman-teman yang telah membantu saya dalam mencari lokasi
observasi.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan


laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan oleh
penulis guna untuk memperbaiki laporan selanjutnya.

Semoga laporan ini dapat dipahami oleh pembaca, dan semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 26 April 2018

Observer, Ari Kusnadi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORITIS


A. KULTUR ATAU BUDAYA MANAJEMEN SEKOLAH
B. EMPAT KOMPETENSI GURU
C. PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA
D. AKTIFITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
MATEMATIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. KAPAN KEGIATAN OBSERVASI DILAKUKAN
B. DIMANA KEGIATAN OBSERVASI DILAKUKAN
C. BAGAIMANA KEGIATAN OBSERVASI DILAKUKAN
D. METODE YANG DIGUNAKAN

BAB IV PEMBAHASAN
A. KULTUR ATAU BUDAYA MANAJEMEN
B. EMPAT KOMPETENSI GURU
C. PROSES PEMBELAJARAN
D. AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Budaya Sekolah sebagai karakteristik khas dari sekolah yang dapat
diidentifikasi melalui nilai-nilai yang dianutnya, sikap yang dimilikinya,
kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya, dan tindakan yang ditunjukan oleh
seluruh personil sekolah yang membentuk satu kesatuan khusus dari sistem sekolah.

Dunia pendidikan tidak lepas dari peran seorang guru. Peran guru sangat
dibutuhkan dalam program pendidikan, karena tanpa seorang guru siapa yang akan
mengajar anak-anak di sekolah. Menjadi guru adalah profesi yang tidak mudah,
walaupun profesi seorang guru sangatlah mulia. Banyak yang tidak diketahui
tentang bagaiman menjadi seorang guru. Sebagai calon guru kita harus mengetahui
bagaimana menjadi guru yang profesiaonal dan juga syarat-syarat menjadi guru
yang profesional. Namun terlebih dahulu kita harus tahu tentang pengertian profesi
keguruan tersebut. Jika kita ingin menjadi seorang guru yang benar-benar ingin
profesional kita harus memiliki sikap yang profesional untuk menjadi guru yang
profesional secara baik sesuai dengan aturannya.

Selain itu sekolah sebagai lembaga pendidikan, yang merupakan wadah


tempat proses pendidikan dilakukan. Dalam kegiatannya, sekolah adalah tempat
yang bukan hanya sekedar tempat berkumpul guru dan murid, melainkan verada
dalam satu tatanan sistem yang rumit dan saling berkaitan, oleh karena itu sekolah
dipandang sebagai organisasi yang membutuhkan pengelolaan. Oleh sebab itu
dalam pelaksanaanya untuk mencapai suatu tujuan yang efektif dan efesien suatu
sekolah harus memiliki manajemen sekolah yang baik. Di mana manajemen
sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan, atau penerapan manajemen
pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai komponen dari sistem pendidikan
yang berlaku. Pelaksanaan manajemen sekolah dimulai dari manajemen substansi
pendidikan di suatu sekolah, untuk meningkatan mutu sekolah.

Kemudian pendidikan adalah investi masa depan yang tak ternilai, sehingga
harus dimulai dengan keseriusan dan persiapan. Pembentukan kemapuan siswa di
sekolah dipengaruhi oleh proses belajar yang ditempuhnya. Proses belajar akan
terbentuk berdasarkan pandangan dan pemahaman guru tentang karakteristik siswa
dan hakikat pembelajaran. Proses belajar yang terjadi tergantung pada pandangan
guru terhadap makna belajar yang akan mempengaruhi aktivitas peserta didik.
Dengan demikian proses belajar perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan
siswa di sekolah tersebut, sehingga diperlukan pengamatan mengenai karakteristik
dari peserta didik.

Pembelajaran matematika hendaknya diarahkan guna membantu untuk


berfikir, karena untuk memungkinkan siswa dapat menyelesaikan masalah dengan
benar dan benarnya penyelesaian itu bukan karena guru itu yang mengatakan
demikian, tetapi karena penalarannya. Jadi agar proses pembelajaran terjadi, maka
bahasan matematika seyogyanya tidak disajikan dalam bentuk yang sudah tersusun
secara final, melainkan siswa dapat terlibat aktif didalam menemukan konsep-
konsep, struktur-struktur kepada teorema-teorema atau rumus-rumus.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kultur sekolah di SMP Negeri 13 Medan?
2. Bagaimana manajemen sekolah yang ada di SMP Negeri 13 Medan?
3. Bagaimana kompetensi guru profesional di SMP Negeri 13 Medan?
4. Bagaimana karakteristik peserta didik di SMP Negeri 13 Medan?
5. Bagaimana proses pembelajaran di SMP Negeri 13 Medan?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui kultur sekolah di SMP Negeri 13 Medan.
2. Untuk mengetahui manajemen sekolah yang ada di SMP Negeri 13 Medan.
3. Untuk mengetahui kompetensi guru profesional di SMP Negeri 13 Medan.
4. Untuk mengetahui karakteristik peserta didik di SMP Negeri 13 Medan.
5. Untuk mengetahui proses pembelajaran di SMP Negeri 13 Medan.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai kultur sekolah
di lapangan.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai manajemen
sekolah.
3. Menambahan pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai kompetensi
guru yang profesional dalam mengajar di dalam kelas.
4. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai karakteristik
peserta didik dalam proses pembelajaran.
5. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai proses
pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kultur Sekolah

Setiap sekolah mempunyai budayanya sendiri, yang berupa serangkaian


nilai, norma, aturan norma, dan kebiasaan yang telah membentuk perilaku dan
hubungan-hubungannya di dalamnya. Sekolah yang memperbaiki kinerja sekolah
yang bersangkutan dengan mengenditifikasi kondisi aneka kultur yang saat ini ada
dan posisi kultur dalam kaitannya dengan belajar.

Menurut (Ariefa Efaningrum, 2009:11) Kultur merupakan pandangan


hidupyang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat yang mencakup cara
berfikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun
abstrak. Kultur ini juga dapat dilihat sebagai suatu perilaku, nilai-nilai, sikap hidup,
dan cara hidup untuk melakukan suatu penyesuaian dengan lingkungan, dan
sekaligus sebagai cara untuk memandang persoalan dan memecahkannya. Oleh
karena itu, suatu kultur secara alami akan diwariskan oleh suatu generasi kepada
generasi berikutnya.

Setiap sekolah mempunyai budaya sekolah yang berbeda dan mempunyai


pengalaman yang tidak sama dalam membangun budaya sekolah. Perbedaan
pengalaman inilah yang menjadikan “keunikan” dalam dinamika budaya sekolah.

Jadi, dalam hal ini budaya sekolah atau kultur sekolah mempengaruhi
dinamka yang tetap menekankan pentingnya kesatuan, stabilitas, realitas serta
harmoni social pada sekolah. Budaya sekolah juga mempengaruhi kecepatan
sekolah dalam merespon perubahan tergantung kemampuan sekolah dalam
merancang pelayanan sekolah.

Cavanagh dan Dellar (1998) menyatakan bahwa budaya sekolah dihasilkan


dari persepsi individu dan persepsi kolektif yang ada di sekolah serta dari interaksi
antar personal-personal sekolah, orang tua, dan sistem pendidikan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa budaya sekolah memiliki unsur-unsur yang terdiri dari asumsi-
asumsi dasar, nilai-nilai, sikap dan norma yang dipegang oleh anggota-anggota
sekolah dan kemudian mengarah pada bagaimana mereka berperilaku serta akan
menjadi karakteristik sekolah.

B. Manajemen Sekolah

Manajemen pendidikan merupakan suatu usaha bersama sekelompok


manusia untuk mencapai tujuan organisasi yang efisien dan daya guna yang ada
untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Ali Imron berpendapat bahwa
manajemen pendidikan adalah proses penataan kelembagaan pendidikan, dengan
melibatkan sumber potensi baik yang bersifat manusia maupun non manusia, guna
untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Tujuan manajemen pendidikan adalah tujuan yang dikehendaki harus jelas,


makin operasional tujuan, makin mudah terlihat dan makin tepat program-[rogram
yang disususun untuk mencapai tujuan yang ditentukan, program itu harus
menyeluruh dan ada koordinasi terhadap komponen yang melaksanakan program
sekolah. Sehingga manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan
tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan, karena dengan
adanya manajemen yang baik maka tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara
optimal, efektif, dan efisien.

C. Kompetensi Guru Profesional

Majid (2005) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud
dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan professional dalam menjalankan
tugasnya sebagai guru. Diyakini Robotham (1996), kompetensi yang diperlukan
oleh seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun
pengalaman.

Dalam perspektif kebijakan pendidkan nasional, pemerintah telah


merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam
Penjelasan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, yaitu :
1. Kompotensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman guru
terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
kengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci, tiap
subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut :
a. Memahami siswa secara mendalam, dengan indikatoresensial:
memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian
dan mengidentifikasi bekal-ajar awal siswa.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran, dengan indikator esensial, memahami
landasan kependidikan, menerapkan teori bealajar dan pembelajaran ,
menetukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa,
menetapkan kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta
menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran, dengan indikator esensial menata latar
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan guru secara personal
yang tercermin pada kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara
rinci, subkompetensi kepribadian terdiri atas :
a. Kepribadian yang mantap dan stabil, dengan indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai dengan norma
sosial, bangga sebagai guru yang profesional, dan memiliki konsistensi
dalam bertindak sesuai dengan yang berlaku dalam kehidupan
b. Kepribadian yang dewasa, dengan indikator esensial: menampilakan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
yang tinggi.
3. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki
subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:
a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, dengan
indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan siswa, guru bisa
memahami keinginan dan harapan siswa.
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan, misalnya bisa berdiskusi tentang
masalah-masalah yang dihadapi siswa serta solusinya.
4. Kompetensi professional
Kompetensi profesional adalah kompetensi dasar tentang disiplin
ilmu yang dipelajarinya atau yang menjadi bidang spesialisasinya baik
pengusaha teoretis maupun praktis, kemampuan didaktif, metodik,
psikologis, keterampilan perencanaan dan pengelolaan, serta kemampuan
mengevaluasi hasil belajar mengajar.
Setiap sub kompetensi tersebut memiliki indikator sebagai berikut :
a. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki implikasi bahwa
guru harus menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian untuk
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
b. Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
c. Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi atau
koheren dengan materi ajar
d. Memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait
e. Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
f. Menguasai langkah-langkah penilaian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.

Wina (2008: 207) menyatakan bahwa mengajar merupakan proses


penyampaian pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering
juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Dan Suhermi (2006: 18)
menyatakan bahwa pembelajaran matematika dimaksudkan sebagai proses yang
sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan kelas atau
sekolah yang memungkinkan kegiatan peserta didik belajar matematika sekolah.
Untuk menerapkan pembelajaran matematika yang efektif, efisien dan lebih
menyenangkan, dibutuhkan metode, model atau strategi pembelajaran yang tepat.
D. Karakteristik Peserta Didik

Karakteristik siswa merupakan salah satu variabel dari kondisi pengajaran.


Variabel ini merupakan aspek-aspek atau kualitas perseorangan peserta didik.
Aspek-aspek ini bisa berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar,
kemampuan berpikir, dan hasil belajar yang telah dimilikinya. Karakteristik siswa
kan sangat mempengaruhi dalam pemilihan startegi pengelolaan, yang berkaitan
dengan bagaimana menata pengajaran, agar sesuai dengan karakteristik
peseorangan siswa (Uno, 2010 : 158).

Karakteristik siswa yang amat kompleks tersebut harus ada juga yang
dijadikan pijakan dasar dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan
digunakan.

Karakteristik siswa merupakan ciri atau sifat dan atribut yang melekat pada
siswa yang menggambarkan kondisi siswa, misalnya kemampuan akademis yang
telah dimiliki, gaya, dan cara belajar serta kondisi sosial ekonomi (Pribadi, 2009 :
211).

a. Aspek Psikologis Siswa


1. Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan
efektif, mengetahui menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat (Slameto, 2003 : 56).

2. Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata
tertuju pada suatu objek. Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunya perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan belajar tidak
menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak suka belajar
(Slameto, 2003 : 56).
3. Minat

Minat adalah kecendrungan yang tepat untuk memperhatikan dan


mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
secara terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat sangat besar
pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajarannya dipelajari tidak
sesuai dengan minat, sehingga siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya
(Slameto, 2003 : 56).

4. Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat sangat mempengaruhi


belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka
hasil belajarnya lebih baik dan lebih giat dalam belajarnya (Slameto, 2003 : 56).

5. Motif

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam
belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar
dengan baik untuk befikir, dan memutuskan perhatian, merencanakan, dan
melaksanakan, kegiatan yang berhubungan untuk menunjang pelajaran (Slameto,
2003 : 56).

6. Kematangan

Kematangan adalah tingakat dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-


alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakn kecakapan baru. Dengan kata lain
anak yang sudah siap belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar
(Slameto, 2003 : 56).

7. Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untu memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu
timbulah dalam diri seseorang dan juga berhungan dengan kematangan. Kesiapan
perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya
sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik (Slameto, 2003 : 56).
b. Gaya Belajar

Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Karena,


ketika peserta didik mencapai hasil belajar yang tidak baik, sehingga tidak dapat
disimpulkan bahwa anak tersebut malas belajar. Sehingga secara fisikal terdapat
tiga gaya belajar peserta didik, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditif, dan
gaya belajar kinestetik (Rasyidin, 2011 : 10)

Menurut Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan kecenderungan


siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk
tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan
tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran.

Para peneliti menemukan adanya berbagai macam gaya belajar pada siswa
yang dapat digolongkan menurut kategori tertentu, dengan kesimpulan bahwa :

1. Tiap murid belajar menurut cara sendiri yang kita sebut dengan gaya
belajar.

2. Kita dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrumen tertentu

3. Kesesuaian gaya belajar mempertinggi efektivitas belajar.

Dengan demikian siswa yang mempunyai keragaman gaya belajar yang


variatif dan untuk diharapkan akan dapat tercipta suasana belajar yang kondusif.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini saya laksanakan di SMP Negeri 13 Medan, Jl. Sampali


Kecamatan Medan Area . Pada tanggal 19 Maret sampai 23 April 2018.
Observasi kesekolah memakan waktu selama 2-4 jam/ hari. Saya melakukan
penelitian satu kali dalam satu minggu.
B. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, saya mewawancarai bapak Budianto Simaremare,


S.Pd, selaku guru matematika di SMP N 13 Medan. Segala informasi dari
sekolah ini, saya dapatkan dari bapak ini
C. Intrumen Penelitian
Metode (Lapangan) adalah metode penelitian di mana prose pengumpulan
data dilakukan dengan terjun langsung kelapangan, melakukan wawancara dan
melihat terjadinya konflik serta pemecahan yang dilakukan oleh guru matematika
tersebut metode ini meliputi:

1. Metode Wawancara
a) Metode wawancara adalah metode di mana penulis mengadakan tinjaun
langsung kelokasi untuk mengadakan tanya jawab (wawancara) secara
langsung dengan pihak yang menguasai bidangnya serta ikut dalam
kegiatan pelaksanaan di lapangan.
2. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode di mana penulis mengadakan tinjauan


langsung kelokasi mengenai kondisi fisik dan juga proses kegiatan belajar mengajar
di SMP Islam Setia Nurul Azmi Medan.

D. Analisis Data
Pengumpulan data yang saya tuliskan dalam laporan ini bersumber dari guru
mata pelajaran matematika dan guru-guru lainya di sekolah SMP Negeri 13 Medan.
Dimana saya memperoleh data mengenai kultur manajemen sekolah, aktivitas guru,
pemahaman peserta didik, dan proses pembelajaran di kelas.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN /OBSERVASI

A. KULTUR DAN MANAJEMEN SEKOLAH

Dalam pengamatatan penulis kebanyakan siswa berprilaku baik di dalam


maupun luar kelas, meskipun sebahagian dari mereka masih ada yang yang
berprilaku tidak baik. Contohnya : ada bebrapa siswa yang dipanggil oleh gurunya
mereka malah lari, karena takut dimarahi.

Kebiasaan yang dibudayakan di MTs Al-Jam’iyatul Washliyah ialah


panggilan siswa terhadap guru dengan panggilan Mu’allim dan Mu’allimah, ini
adalah salah satu ciri yang baik dan jarang ditemui di sekolah-sekolah pada saat
sekarang ini. Dari jadwal sekolah seperti apabila ada tanggal merah yang berbau
non islam, MTs Al-Jam’iyatul Washliyah tetap melakukan proses pembelajaran,
walaupun sekolah-sekolah yang umum libur mereka tetap semangat dan antusias
belajar mereka tidak berkurang.

Masalah kedisiplinan siswa sudah sangat bagus meskipun ada beberapa


siswa yang terlambat masuk kelas, mungkin faktor macat dijalan dll. Kebersihan
disekolah lumayan bersih karena kesadaran siswa sangat kuat tentang “kebersihan
itu sebagian dari iman”.

B. EMPAT KOPETENSI GURU

Dalam penguasaan materi pendidik sangat menguasai materi yang


disampaikannya, begitu juga dengan metode-metode pembelajaran yang dilakukan
guru. Guru mengaitkan materi dengan aplikasi lapangan sehingga siswa faham
dengan materi teresebut. Bahkan guru mengulang apa yang telah diterangkannya
berkali-kali sampai siswanya Farhan dengan materi yang disampaikan dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.

Dari yang saya amati Guru berpakaian dengan rapi, berpenampilan


layaknya pendidik (guru), berbica bantun dengan siswa, disiplin dalam
melaksanakan tugas, dan juga guru menjadi inspirator bagi siswa dalam belajar.
Dalam kopetensi sosial guru juga sangat baik, menggunakan kata yang tidak
menyinggung orang lain dalam berbicara, guru dapat berkomunikasi baik dengan
semua orang berbagai jenjang umur, guru dapat berkomunikasi dengan semua
orang tanpa melihat rasa atau suku dan agama, tanpa memperhatikan
status/pekerjaan orang tersebut, bahak guru berkomunikasi dengan baik dan lancar
tanpa melihat.

Dalam kopetensi profesional guru menyajikan materi yang mudah difahami


oleh siswa, walaupun siswa ada yang belom Farhan sepenuhnya dengan materi
tersebut tapi guru tidak menyerah untuk terus mengulang-ulang materi hingga siswa
faham. Guru juga memancing siswa untuk aktif dalam bertanya dan menanggapi
pertanyaan tersebut dengan ringkas dan tuntas.

C. PEMAHAMAN PESERTA DIDIK

Masalah yang didapatkan penulis dalam pemahaman peserta didik ini yaitu
tentang memahami karakter siswa, karena semua orang itu memiliki karakter yang
berbeda-beda begitu Juga halnya siswa, jika ada di dalam kelas itu 30 orang maka
guru harus berhadapan dengan 30 karakter pula. Di dalam hal ini guru harus
menemukan model dan metode pembelajaran yang harus diterapkan.

Dalam partisipasi siswa sangat baik, siswa merespon semua materi yang
diberikan guru kepada siswa walaupun ada sebagian yang tidak mendengarkan guru
sewaktu menerangkan.

D. PROSES PEMBELAJARAN

Dalam hal ini penulis melihat bahwasanya guru kurang dalam persiapan
pembelajaran, guru tidak memberi motivasi kepada siswa agar mereka lebih
memperhatikan apa yang akan disampaikan oleh guru. Karena persiapan dalam
pembelajaran itu sangat penting, tanpa adanya persiapan maka pembelajaran akan
lambat dan bahkan dapat berhenti.

Dalam kegiatan pembuka yang dilakukan guru sudah sangat baik, dan sudah
mencakup semua seperti salam, do’a, mengecek kehadiran siswa, dan tujuan
pembelajarannya. Hanya saja guru kurang dalam Apersepsi sebelum ia masuk ke
materi ajar.

OBSERVASI BUDAYA SEKOLAH

Nama Sekolah : MTs. Al-Jam’iyatul Washliyah

Alamat : Jl.Ismailiyah No. 82 Medan

Petunjuk pengisian :
1. Di bawah ini Anda akan menjumpai sejumlah pernyataan yang
menggambarkan tentang Budaya Organisasi di sekolah yang anda
observasia.Anda diminta memberikan pendapat tentang kebiasaan, suasana
dan tata cara berperilaku atau bertindak yang sudah sejak lama dilakukan
atau dikembangkan di sekolah Anda.
2. Bubuhkan tanda check list ( ) pada kolom yang telah disediakan untuk
pilihan jawaban yang menurut Anda paling tepat setelah anda konvirmasi
dengan wawancara.

Keterangan :
SL = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang-kadang
JR = Jarang
TP = Tidak Pernah

JAWABAN
NO PERNYATAAN
SL SR KK JR TP
1. Guru memberi salam saat memasuki kelas 
2. Siswa memberi salam saat memasuki kelas 
Sebelum memulai pembelajaran, siswa
3.
berdo’abersama. 
4. Dalam diskusi, siswa berkomunikasi dengan santun 
JAWABAN
NO PERNYATAAN
SL SR KK JR TP
Secara berkala, di sekolah ini diselenggarakan acara
5. pertemuan keluarga besar staf sekolah, dengan suasana
yang akrab dan penuh canda 
Secara berkala, di sekolah ini diselenggarakan acara
sarasehan atau temu wicara yang melibatkan seluruh
6.
warga sekolah untuk bertukar fikiran mengenai
perkembangan dan kemajuan pendidikan di sekolah ini. 
Para siswa selalu menyapa dan mengucapkan salam jika
7.
bertemu dengan guru. 
Dalam percakapan sehari-hari dengan sesama siswa,
8. para siswa menggunakan bahasa yang sopan dan dapat
menunjukkan keterpelajarannya. 
Jika ada tamu yang datang ke sekolah, khususnya orang
tua siswa, petugas piket menyambut ramah dengan
9.
mengatakan ada yang bisa saya bantu atau ungkapan
kalimat lain yang sejenis. 
Siswa mengenakan pakaian seragam sekolah secara
10.rapih dan tertib, lengkap dengan atributnya, seperti tanda
lokasi sekolah, lambang OSIS, dan atau emblem sekolah. 
Di sekolah ini dipampang tulisan-tulisan atau
11.monumen yang mencerminkan komitmen sekolah
terhadap peningkatan mutu pendidikan. 
Siswa di sekolah ini memiliki disiplin yang tinggi, baik
12.
dalam kehadiran, pergaulan, maupun dalam belajar 
Di sekolah ini tidak terdapat kasus-kasus kenakalan
13.remaja, seperti perkelahian, terlibat narkoba atau
pergaulan bebas. 
Prestasi akademik siswa di sekolah ini sudah dapat
14.
dibanggakan 
JAWABAN
NO PERNYATAAN
SL SR KK JR TP
Di sekolah ini, para siswa memiliki kebiasaan belajar
15.
yang baik 
Disekolah ini kemampuan guru dalam melaksanakan
16.
pembelajaran siswa sudah sangat baik. 
Motivasi kerja guru di sekolah ini sudah sangat
17.
memadai 
Pada umumnya, guru di sekolah ini memiliki disiplin
18.
yang tinggi dalam melaksanakan tugas-tugasnya. 
Guru-guru di sekolah ini sudah dapat menunjukkan
19.
keteladanan dan layak menjadi panutan. 
Tata tertib/aturan yang diberlakukan di sekolah ini, baik
untuk guru maupun untuk siswa dipandang telah cukup
20.
efektif untuk mengendalikan perilaku guru maupun
siswa 
Tata tertib siswa diberitahukan sejak awal siswa
21.memasuki sekolah ini, dengan disertai pernyataan
kesanggupan siswa untuk mematuhinya. 
Di setiap kelas, terpampang tata tertib siswa dengan
22.
penataan yang mudah dilihat 
Dalam berbagai kesempatan, guru maupun kepala
23.sekolah mengingatkan tentang isi dan konsekwensi dari
tata tertib siswa kepada para siswa 
Setiap ada guru baru di sekolah ini selalu diberitahukan
24.tentang tata-tertib/atau aturan main yang berlaku di
sekolah ini 
Seluruh warga sekolah, baik kepala sekolah, guru,
25.maupun para siswa telah menyadari tentang pentingnya
upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ini. 
JAWABAN
NO PERNYATAAN
SL SR KK JR TP
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ini,
26.para guru selalu berusaha meningkatkan kemampuan
profesionalnya. 
Dalam rangka pencapaian mutu pendidikan di sekolah
27.ini, sekolah sangat memperhatikan kesejahteraan guru,
baik yang bersifat materi maupun non materi. 
Agar mutu pendidikan di sekolah ini dapat tercapai
dengan baik, maka secara terus menerus sekolah
28.
melaksanakan berbagai perbaikan berdasarkan pada data
hasil evaluasi atau penelitian. 
Sekolah mengembangkan kerja sama dengan para
29.pengusaha, tokoh masyarakat dan ahli untuk kepentingan
peningkatan mutu pendidikan di sekolah ini. 
Untuk menjamin mutu pendidikan di sekolah ini,
sekolah memberikan sanksi yang tegas kepada guru
30.
maupun siswa yang sering melanggar ketentuan atau
peraturan sekolah. 
Upaya untuk memberikan kepuasan kepada para siswa,
orang tua maupun masyarakat merupakan dasar dan
31.
keyakinan para guru dan personil sekolah dalam
melaksanakan tugas. 
Sekolah menanggapi secara positif terhadap setiap
32.keluhan yang dilontarkan oleh siswa, orang tua maupun
masyarakat. 
Untuk dapat memberikan kepuasan kepada siswa, di
33.sekolah ini berupaya untuk menyediakan sarana dan
prasarana belajar yang dibutuhkan siswa. 
Setiap ruangan di sekolah ini ditata dengan rapih dan
34.
bersih sehingga menimbulkan rasa betah. 
JAWABAN
NO PERNYATAAN
SL SR KK JR TP
Kondisi setiap bangunan terawat dengan baik sehingga
35.
merasa aman dan nyaman untuk menggunakannya 
Di halaman sekolah disediakan taman dan ditanami
36.
pohon yang rindang sehingga tampak asri dan indah. 
Setiap ruangan memiliki penerangan dan ventilasi yang
37.
memadai sehingga tidak terasa pengap. 
Sekolah ini dikelilingi pagar atau benteng sekolah
38.sehingga mendukung terhadap keamanan dan ketertiban
sekolah. 
Kapasitas ruangan guru dan kelas disesuaikan dengan
39.
jumlah penghuninya sehingga tidak terasa sumpek. 
40. Ada acara peringatan keagamaan secara terjadwal 
41. Apakah ada seminar berkala 
LEMBAR KERJA

PENGAMATAN TERHADAP PESERTA DIDIK

Petunjuk :
1. Bacalah pertanyaan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Isilah kolom yang kosong sesuai dengan hasil pengamatan yang kamu
lakukan

Nama Sekolah : MTs. Al-Jam’iyatul Washliyah


Kurikulum : KTSP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas Semester : VII-B, VIII-A, dan VIII-B.
Tahun Pelajaran : 2018-2019

NO PERNYATAAN SL SR JR TP
Peserta mengalami keluhan terhadap masalah 
1.
kesehatan
Peserta didik dapat menentukan minat, bakat, 
2.
intelegensinya
Peserta didik dapat mengendalikan emosi (mudah 
3. tersinggung, simpati, tolong menolong,menghargai
org lain)
Peserta didik sudah mampu berfikir abstrak 
4.
(Melihat, merasa, meraba)
Peserta didik dapat bersosialisasi dengan teman
temannya dengan baik, seperti mengenal teman,
5. menghafal nama teman, dapat mengatasi 
perselisihan dengan teman, mempunyai perasaan
yang berbeda dengan lawan jenis.
Peserta didik termasuk orang yang suka dengan 
6. orang yang berkata kasar atau yang sikap kurang
sopan
Peserta didik dapat mengenal agamanya dengan
7. baik (seperti melaksanakan kewajiban agamanya, 
merasa imannya sering naik dan turun).
Peserta didik merasa kebutuhan dasar seperti
sandang pangan dan papan sudah terpenuhi,
8. mendapat kasih sayang yang cukup dari orang tau, 
teman teman mempunyai rasa empati atau
kepedulian terhadapnya
Peserta didik sudah mantap dengan jurusan yang di
pilih, merasa yakin akan lulus dengan nilai yang
maksimum, sudah dapat menerima kondisi
9. kemapuannya dari hasil yang di dapatkan, Sudah - - - -
memiliki hubungan yang serius dengan lawan jenis,
berkeinginan dan berusaha menjadi orang yang
peduli dan saling tolong-menolong kepada sesama.
Peserta didik sudah yakin lingkungan yang
sekarang sudah cukup nyaman, merasa mempunyai
10. 
kesulitan dalam beradaptasi di lingkungannya dan
mempunyai masalah di lingkungannya.
LEMBAR KERJA

PENGAMATAN TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN

Petunjuk :
1. Bacalah pertanyaan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Isilah kolom yang kosong sesuai dengan hasil pengamatan yang kamu
lakukan

Nama Sekolah : MTs. Al-Jam’iyatul Washliyah


Kurikulum : KTSP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas Semester : VII-B, VIII-A, dan VIII-B
Tahun Pelajaran : 2018/2019

NO PERNYATAAN SL SR JR TP

1 Apakah guru menggunakan fasilitas dan sumber 


belajar ketika megajar ?

2 Apakah guru melaksanakan tugas rutin di kelas? 

3 Apakah guru melaksanakan pembelajaran yang 


sesuai dengan tujuan pembelajaran?, sesuai dengan
situasi siswa dan lingkungan siswa?

4 Apakah guru menggunakan alat bantu ( media)


pembelajaran yang sesuai dengan tujuan?. sesuai

dengan situasi siswa dan lingkungan siswa?.

5 Apakah guru melaksanakan pembelajaran dalam 


urutan yang logis?

6 Apakah guru melakukan perbaikan pembelajaran 


secara individu, kelompok atau klasikal ?.
7 Apakah guru menggunakan waktu mengajar secara 
efisien ?.

8 Apakah guru memberi petunjuk dan penjelasan yang 


berkaitan dengan isi pembelajaran?

9 Apakah guru menanggapi setiap pertanyaan yang di 


ajukan oleh siswa?.

10 Apakah guru menggunakan ekspresi lisan, tulisan, 


isyarat dan gerak badan ketika berhadapan dengan
siswa yang ada di kelas?.

11 Apakah guru memicu dan memelihara ketertiban 


siswa?.

12 Apakah guru memantapkan penguasaan materi 


pembelajaran di dalam pengelolaan interaksi kelas?.

13 Apakah guru menunjukkan sikap ramah, luwes, 


terbuka, penuh pengertian dan sabar kepada siswa?

14 Apakah guru bersemanagat dalam mengajar? 

15 Apakah guru mengembangkan hubungan antar 


pribadi yang sehat dan serasi?

16 Apakah guru membatu siswa menyadari kelebihan 


dan kekurangan ?.

17 Apakah guru membantu siswa dalam menumbuhkan 


kepercayaan diri?

18 Apakah guru mendemonstrasikan kemampuan


khusus dalam perbaikan pembelajaran mata
pelajaran tertentu? Mis: (Matematika) Menanamkan
konsep matematika sesuai dengan karakteristik 
materi, menguasai symbol-symbol matematika,
mengaplikasikan soal matematika dalam kehidupan
sehari hari, menguasai materi matematika.

19 Apakah guru melaksanakan penilaian selama proses 


pembelajaran berlangsung?

20 Apakah guru melaksanakan penilaian pada akhir 


pembelajaran ?

21 Apakah guru efektif dalam melaksanakan proses 


pembelajaran?

22 Apakah guru menggunakan Bahasa Indonesia secara 


lisan dengan baik dan benar?

23 Apakah guru peka terhadap masalah masalah yang 


di hadapi siswa di dalam kelas? Seperti dalam
penguasaan materi, Interaksi antara guru dengan
siswa dan antara siswa dengan siswa?

24 Apakah guru peka terhadap bahasa Indonesia yang 


baik dan benar?

25 Bagaimana penampilan guru dalam pembelajaran di 


dalam kelas?
LEMBAR KERJA

PENGAMATAN TERHADAP GURU DALAM PROSES


PEMBELAJARAN

Petunjuk:
1. Bacalah pertanyaan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Isilah kolom sesuai dengan hasil pengamatan yang kamu lakukan

Nama Guru : H. Sastrawan, S.Ag


Mata pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII-B, VIII-A, dan VIII-B
Nama Sekolah : MTs. Al-Jam’iyatul Washliyah
Tanggal Pengamatan : 15 Maret 2018

NO Pernyataan Hasil Pengamatan


Kompetensi Pedagogik SL SR JR TP
1 Guru memperhatikan karakter/pribadi siswa 
dalam menentukan tempat duduk
2 Guru memperhatikan kecerdasan siswa dalam 
membagi kelompok diskusi
3 Guru memperhatikan siswa yang belum 
memahami materi yang disampaikan
4 Guru menyapa siswa yang tidak memperhatikan 
guru menjelaskan materi
5 Dalam PBM, guru secara acak bertanya kepada 
siswa untuk mengulangi materi
6 Dalam PBM, guru menyuruh siswa secara acak 
untuk menjelaskan materi yang didiskusikan
7 Guru memberikan penguatan pada setiap materi 
yang penting
8 Guru memberi penghargaan bagi siswa yang 
menyerap materi yang disampaikan
Kompetensi Kepribadian SL SR JR TP
1 Guru berpakaian rapi dalam mengajar 
2 Guru berpenampilan sebagai pendidik (guru) 
3 Guru berbicara santun dengan siswa 
4 Guru disiplin dalam melaksanakan tugas 
mengajar
5 Guru menjadi inpirator bagi siswa dalam belajar 
Kompetensi Sosial SL SR JR TP
1 Guru menggunakan kata yang tidak menyinggung 
orang lain dalam berbicara
2 Guru dapat berkomunikasi baik dengan semuan 
orang berbagai jenjang umur
3 Guru dapat berkomunikasi baik dengan semua 
orang tanpa melihat rasa atau suku dan agama
4 Guru berkomunikasi dengan orang secara baik, 
tanpa mempertahikan status/pekerjaan orang
tersebut
5 Guru berkomunikasi dengan lancar, tanpa melihat 
tempat/lokasinya.
Kompetensi Profesional SL SR JR TP
1 Guru mengaitkan materi dengan aplikasi di 
lapangan
2 Guru menyajikan materi dengan mudah dipahami 
siswa
3 Guru memancing siswa untuk 
bertanya/mengemukakan pendapat
4 Guru menanggapi pertanyaan siswa dengan 
ringkas dan tuntas
5 Guru membuat kesimpulan materi dengan singkat 
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari beberapa permasalahan yang ditemukan di lapangan, dapat


disimpulkan bahwa permaslahan yang buat peserta didik tidak kondusif dalam
proses pembelajaran karena faktor sarana dan prasana, dan juga pemahaman
terhadap karakteristik siswa yang berbeda-beda. Guru langsung membuka proses
pembelajaran tanpa melukukan persiapan terlebih dahulu.

B. SARAN

Meskipun pembelajaran diadakan dalam Mushalla tanpa meja dan bangku


tapi guru harus bisa membuat sasana belajar itu lebih kondusif misalnya memakai
metode permainan sehingga siswa tidak fakum dalam pembelajaran yang
dilakukan. Begitu halnya tentang apersepsi, diharapkan kepada guru agar tidak lupa
dengan hal yang satu ini, karena apersepsi ini sangat penting untuk dilakukan,
apersepsi akan memberikan Kam,bara yang berantai bagi para siswa tenteng
pelajaran yang diterima sebelumnya. Seorang guru harus mampu mengaitkan
pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran sekarang agar m,teri yang
disampaikan mudah difahami oleh siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.

Khadijah. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Citra Pustaka Media.

Roestiyah. 2009. Didaktik/Metodik. Jakarta: Bina Aksara.

Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: Raja grafindo persada.

A.

Anda mungkin juga menyukai