Anda di halaman 1dari 10

CRITICAL JURNAL REVIEW

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Pendidikan Multikultural

Dosen Pengampu : Wina Asry, S. Pd. I, M.Pd.

Disusun Oleh :
Ade Ummi Safina (0305162080)
PMM 4 Semester VI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
IDENTITAS REVIEWER

NAMA : ADE UMMI SAFINA

NIM : 0305162080

NO HP : 085373390774

EMAIL : adeummisafina08@gmail.com

PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEMESTER : VI

FAKULTAS : ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIV. : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Jurnal Review (CJR) yang
Pendidikan Multikultural ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari zaman kejahiliyaan ke zaman yang terang benderang.

Terima kasih kepada Ibu Wina Asry, S. Pd. I, M.Pd. selaku dosen
pengampu yang telah memberikan tugas Critical Jurnal Review (CJR) kepada
saya untuk menambah wawasan saya dan menambah keberanian untuk
menyampaikan pendapat didalam pembelajaran serta membimbing saya sehingga
saya bisa menyelesaikan Critical Jurnal Review (CJR) ini dengan sebaik
mungkin.
Adapun tujuan penyusunan Critical Jurnal Review (CJR) ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas Ibu Wina Asry, S. Pd. I, M.Pd. selaku dosen
Pendidikan Multikultural. Selain itu Critical Jurnal Review (CJR) ini juga
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendidikan multikultural di Indonesia
maupun di Sekolah.

Sangat disadari bahwa Critical Jurnal Review (CJR) ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari para pembaca
demi membangun ilmu pengetahuan untuk masa yang akan datang. Dan saya
mohon maaf jika ada kesalahan di dalam Critical Jurnal Review (CJR) ini.
Dengan kerendahan hati, semoga apa yang tertulis dalam Critical Jurnal Review
(CJR) ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Reviewer

2
DATA/ IDENTITAS JURNAL

JURNAL I

JUDUL : Pendidikan Multikultural-Religius untuk Mewujudkan Karakter


Peserta Didik yang Humanis-Religius
PENULIS : Zainal Arifin

VOLUME :1

TAHUN : 2012

Jlh Hal : 15

JURNAL II

JUDUL : Urgensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis


Multikultural di Sekolah
PENULIS : Erlan Muliadi

VOLUME :1

TAHUN : 2012

Jlh Hal : 14

JURNAL III

JUDUL : The Necessity Of Multicultural Education In Indonesia


PENULIS : Yeni Rachmawati

VOLUME :2

TAHUN : 2014

Jlh Hal : 12

3
KEKHASAN DAN KEMUTAHIRAN

JURNAL I

Di dalam jurnal ini terdapat kekhasan yaitu isi dari jurnal ini sesuai dengan
judul dari jurnal tersebut, penulis menjelaskan secara bertahap-tahap, di mana penulis
menjelaskan terlebih dahulu bagaimana pendidikan multikultural secara umum setelah
itu baru penulis menjelaskan multikultural yang religius. Kekhasan jurnal ini
membahas tentang pendidikan multikultural-religius untuk mewujudkan karakter
peserta didik yang humanis-religius istilah pendidikan multikultural-religius
mengandung dua konsep pendidikan yang dipadukan, yaitu antara pendidikan
multikultural dan pendidikan agama. Pendidikan multikultural sebagai basis
pendidikan yang menghargai kemajemukan budaya sedangkan pendidikan agama
sebagai basis pendidikan yang bersumberkan pada nilai-nilai keagamaan untuk
melahirkan manusia-manusia religius. Di mana Perpaduan dua konsep pendidikan ini
bertujuan untuk dapat membangun sistem pendidikan yang dapat mengintegrasikan
dari keduanya atau mengurangi kelemahannya, khususnya untuk mewujudkan
karakter peserta didik yang humanis dan religius. Kemutahiran, isi dari jurnal ini
sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan multikultural di Indonesia.

JURNAL II

Di dalam jurnal ini terdapat kekhasan yaitu isi dari jurnal ini kurang sesuai
dengan judul karena di dalam jurnal ini ada yang lari dari pembahasan judul jurnal
tersebut. Kekhasan jurnal ini membahas tentang pentingnya pembelajaran pendidikan
Agama Islam berbasis multikultural di sekolah. Pelajaran teologi di sekolah
cenderung diajarkan sekedar untuk memperkuat keimanan dan pencapaiannya menuju
surga tanpa dibarengi dengan kesadaran berdialog dengan agama-agama lain. Kondisi
inilah yang menjadikan pendidikan agama sangat eksklusif dan tidak toleran. Padahal
di era pluralisme dewasa ini, pendidikan agama mesti melakukan reorientasi filosofis-
paradigmatik tentang bagaimana membangun pemahaman keberagamaan peserta
didik yang lebih inklusif-pluralis, multikultural, humanis, dialogis-persuasif,
kontekstual, substantif dan aktif sosial. Dengan adanya pendidikan multikultural di
4
sekolah, sekolah menjadi lahan untuk menghapus prasangka, dan sekaligus untuk
melatih dan membangun karakter siswa agar mampu bersikap demokratis, humanis
dan pluralis. Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam pembangunan pendidikan
multikultural di sekolah, yaitu; pertama, melakukan dialog dengan menempatkan
setiap peradaban dan kebudayaan yang ada pada posisi sejajar. Kedua,
mengembangkan toleransi untuk memberikan kesempatan masing-masing
kebudayaan saling memahami. Toleransi disini tidak hanya pada tataran konseptual,
melainkan juga pada teknik operasionalnya. Kemutahiran, jurnal ini sesuai dengan
perkembangan zaman dan perkembangan multikultural di sekolah.

JURNAL III

Di dalam jurnal ini terdapat kekhasan yaitu isi dari jurnal ini sesuai dengan
judul dari jurnal tersebut karena penulis menjelaskan secara bertahap tentang
kenbutuhan pendidikan multikultural di Indonesia. Kekhasan jurnal ini membahas
tentang pentingnya identitas nasional yang menawarkan pendidikan multikultural
sebagai masalah dalam reformasi pendidikan di Indonesia. Pertama, jurnal ini
mengangkat masalah identitas nasional sebagai alasan bahwa Indonesia membutuhkan
pendidikan multikultural karena Indonesia terdiri dari banyak suku, budaya, agama,
ras dan adat yang beragam. Kedua, menguraikan pandangan historis tentang
munculnya pendidikan multikultural di AS diikuti oleh sejarah Indonesia tentang
masalah ini. Ketiga, jurnal ini menawarkan dampak kelas sosial ke bidang pendidikan
di AS dan fenomena Indonesia yang terkait dengan masalah ini. Yang terakhir, jurnal
ini membahas tentang bagaimana menjaga keragaman di Indonesia. Kemutahiran,
jurnal ini sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan multikultural di
Indonesia.

5
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

JURNAL I

KELEBIHAN KELEMAHAN

1. Jurnal ini cukup bagus karena 1. Ada beberapa kata penulisan yang
jurnal ini membuat foot note, salah di dalam jurnal ini.
dengan adanya foot note pembaca 2. Ada beberapa kata di dalam jurnal
jadi mengetahui referensi yang ini yang kurang dimengerti,
diambil oleh penulis. seharusnya penulis membuat note
2. Pembahasan dijurnal ini sesuai agar pembaca lebih mudah mengerti.
dengan judul dari jurnal tersebut, 3. Di dalam jurnal ini tidak
penulis pun menjelaskan materi memberikan contoh tentang
secara sistematis. pendidikan multikultural di sekolah.
3. Bahasa yang digunakan oleh
penulis cukup mudah dimengerti.
4. Penulis mencantumkan identitasnya
secara lengkap.

JURNAL II

KELEBIHAN KELEMAHAN

1. Jurnal ini cukup bagus karena 1. Ada beberapa kata penulisan yang
jurnal ini membuat foot note, salah dan kata asing tidak dicetak
dengan adanya foot note pembaca miring di dalam jurnal ini.
jadi mengetahui referensi yang 2. Ada beberapa kata di dalam jurnal
diambil oleh penulis. ini yang kurang dimengerti,
2. Penulis mencantumkan identitasnya seharusnya penulis membuat note
secara lengkap. agar pembaca lebih mudah mengerti.
3. Penjelasan dari jurnal ini kurang

6
sistematis jadi pembaca kurang
mengerti.
4. Di dalam jurnal ini tidak
memberikan contoh tentang
pendidikan multikultural di sekolah

JURNAL III

KELEBIHAN KELEMAHAN

1. Jurnal ini cukup bagus karena jurnal 1. Bahasa di dalam jurnal ini kurang
ini membuat body note, dengan mudah dimengerti.
adanya body note pembaca jadi 2. Di dalam jurnal ini tidak
mengetahui referensi yang diambil memberikan contoh tentang
oleh penulis. pendidikan multikultural di
2. Di abstrak penulis memaparkan sekolah.
masalah apa saja yang akan
diangkatnya di dalam jurnal tersebut
sehingga membuat pembaca tertarik
untuk membaca karena sudah
mengetahui masalah apa yang ingin
dibahas oleh penulis.
3. Pembahasan dijurnal ini sesuai dengan
judul dari jurnal tersebut, penulis pun
menjelaskan materi secara sistematis.
4. Di dalam jurnal ini penulis membuat
peta konsep sehingga membuat
pembaca menarik untuk membacanya.
5. Penulis mencantumkan identitasnya
secara lengkap.

7
REKOMENDASI

Ketiga jurnal di atas direkomendasikan sebagai bahan untuk membuat Critical


jurnal review dengan tema Pendidikan Multikultural, sebagai bahan untuk membuat
karya ilmiah ataupun makalah, dan juga ketiga jurnal di atas dapat juga dijadikan
pembanding jurnal-jurnal yang lain dengan tema yang sama karena ketiga jurnal
diatas cukup bagus dan ketiga jurnal di atas juga membuat referensi dari mana penulis
mengambil materi jurnal sehingga pembaca bisa mengetahui dari penulis mengambil
materi jurnal tersebut.

8
KESIMPULAN

Dari keseluruhan ketiga jurnal di atas cukup bagus seperti yang saya paparkan
dikelebihan dan kelemahan, jadi kesimpulan dari ketiga jurnal di atas adalah:

JURNAL I
Pendidikan sebagai basis nilai moral-spiritual harus dapat menjadi solusi
terhadap munculnya dampak globalisasi. Konsep pendidikan multikultural-religius
merupakan perpaduan antara konsep pendidikan multikultural yang menekankan
sikap penghargaan terhadap keberagaman dengan konsep pendidikan agama yang
menekankan sikap tunduk dan patuh terhadap semua perintah Allah. Perpaduan
konsep ini diharapkan dapat memunculkan bentuk pendidikan yang dapat melahirkan
manusia-manusia yang humanis dan religius.

JURNAL II
Pendidikan multikultural kian mendesak untuk dilaksanakan di sekolah.
dengan pendidikan multikultural, sekolah menjadi lahan untuk menghapus prasangka,
dan sekaligus untuk melatih dan membangun karakter siswa agar mampu bersikap
demokratis, humanis dan pluralis.
Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam pembangunan pendidikan
multikultural di sekolah, yaitu; pertama, melakukan dialog dengan menempatkan
setiap peradaban dan kebudayaan yang ada pada posisi sejajar. Kedua,
mengembangkan toleransi untuk memberikan kesempatan masing-masing
kebudayaan saling memahami. Toleransi disini tidak hanya pada tataran konseptual,
melainkan juga pada teknik operasionalnya.

JURNAL III
Memang, perubahan budaya membutuhkan waktu. Ini terlihat jelas dari
pandangan historis di negara Barat. Mereka membutuhkan sekitar 50 tahun (1960-an -
saat ini) untuk berubah. Saat ini, mereka masih dalam proses membangun masalah ini.
Begitu juga Indonesia, tentu saja, perlu waktu lama untuk berubah. Namun, tidak
pernah lebih baik daripada tidak pernah mencoba mengembangkan reformasi
pendidikan baru.

Anda mungkin juga menyukai