Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

CARA MENYELESAIKAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI TIDAK

SEIMBANG DAN KEMEROSOTAN

Dosen Pengampu :

Siti Salamah Ginting, M. Pd

Disusun Oleh :

Kelompok Anggur:
1. Ade Ummi Safina (0305162080)
2. Cindy Widya Ningsih (0305162140)
3. Cut Haliza Chairunnisa (0305162068)
4. Fielia Aulina (0305161046)
5. Mhd. Ricky Murtadha (0305161045)
6. Vika Safitri (0305163192)
PMM-4/ Semester VI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Cara
Menyelesaikan Permasalahan Transportasi Tidak Seimbang dan Kemerosotan"
dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kejahiliyaan ke
zaman yang terang benderang.
Terima kasih kepada Ibu Siti Salamah Ginting, M.Pd. selaku dosen
pengampu yang telah memberikan tugas makalah kepada kami untuk menambah
wawasan dan pengetahuan kami. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Program Linier di kelas PMM-4.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
sangat diharapkan dari para pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan guna untuk memperbaiki makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh pembaca, dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Transformasi Tidak Seimbang .................................................................. 3


B. Kemerosotan (Degenaracy) ...................................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14

A. Kesimpulan ............................................................................................... 14
B. Saran .......................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan akan sumber belajar bagi mahasiswa yang terhimpun dalam
Jurusan Pendidikan Matematika yang mengambil mata kuliah Program Linear
adalah pembelajaran mengenai model transportasi. Transportasi merupakan
komponen penting dalam operasional perusahaan karena sangat berpengaruh
dengan biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri dalam
mendistrribusikan produk ke tempat pemasaran.
Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan dalam
pendistribusian barang dari sumber-sumber yang menyediakan barang yang sama
ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Pendistribusian barang
harus diatur sedemikian rupa sehingga permintaan dari beberapa tempat tujuan
dapat terpenuhi. Alokasi tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan biaya
pengangkutan yang bervariasi karena terdapat perbedaan jarak dan kondisi antar
lokasi.
Metode transportasi bermanfaat untuk memperlancar pendistribusian
barang, memaksimalkan pengalokasian dari sumber ke tujuan dan berguna dalam
usaha menekan total biaya transportasi. Dengan penerapan metode transportasi
ini, biaya, waktu, dan tenaga dapat dioptimalkan serta dapat meningkatkan
efisiensi perusahaan.
Tidak sedikit perusahaan yang menglami permasalahan dalam
pendistribusian barang. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain seperti
ketidak seimbangan antara permintaan masyarakat dengan persediaan produk,
pendistribusian yang memerlukan biaya yang sangat besar yang diakibatkan oleh
pendistribusian tidak tepat, dan kemerosotan. Maka dari itu, di dalam makalah ini
akan dipaparkan lebih lanjut bagaimana cara mengatasi dan menyelesaikan
berbagai permasalahan tersebut.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menyelesaikan masalah transportasi tidak seimbang ?
2. Bagaimana cara menyelesaikan masalah kemerosotan dalam transportasi ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah transportasi tidak seimbang,
2. Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah kemerosotan dalam
transportasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. TRANSPORTASI TIDAK SEIMBANG


Transportasi tidak seimbang adalah keadaan di mana jumlah kapasitas
tidak sama dengan jumlah kebutuhan. Dalam penyelesaian optimalnya pasti ada
kapasitas yang tidak terkirim (jika jumlah kapasitas lebih besar dari jumlah
kebutuhan) atau kebutuhan yang tidak terpenuhi (jika jumlah kapasitas lebih kecil
dari jumlah kebutuhan).
Kasus seperti di atas merupakan kasus yang dikategorikan dalam kasus
yang tidak normal, karena :
1. Apabila kapasitas > kebutuhan, akan terjadi kelebihan kapasitas dan hal
ini akan menimbulkan biaya simpan.
2. Apabila kapasitas < kebutuhan, akan terjadi kekurangan kapasitas yang
berarti akan menimbulkan biaya kehilangan kesempatan (opportunity
cost).
Oleh karena itu, sebelum dapat diselesaikan dengan metode solusi awal
dan solusi akhir yang sudah dipelajari sebelumnya, maka kasus semacam ini perlu
dinormalkan terlebih dahulu.

Contoh kasus 1

Sebuah perusahaan saat ini beroperasi dengan 3 buah pabrik yang memiliki
kapasitas 90 ton, 60 ton dan 100 ton hendak mengirim barang ke tiga kota dengan
kebutuhan masing-masing kota 50 ton, 110 ton dan 40 ton.
Biaya pengiriman (ribuan) dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel berikut:

PABRIK KOTA
A B C
1 20 5 8
2 15 20 10
3 25 10 19

Tentukan solusi awal dan solusi optimal dari soal tersebut!

3
Penyelesaian:
Perhatikan! Bahwa antara kapasitas pabrik dan kebutuhan tidak sama
yaitu kapasitas pabrik sebesar 250 ton sedangkan kebutuhan dari ketiga kota
sebesar 200 ton. Maka kasus yang sedang dihadapi adalah kasus tidak normal.
Untuk menyelesaiakan kasus ini (kapasitas > kebutuhan), maka dalam
tabel transportasinya perlu dibuatkan satu buah kolom lagi yang disebut dengan
kolom Dummy, untuk mengakomodir kelebihan kapasitas yang ada. Dalam kolom
ini, semua sel yang ada tidak memerlukan biaya, atau nol. Untuk
menyeimbangkan tabel, ditambahkan sebuah kebutuhan semu di kolom Dummy
yaitu kapasitas – kebutuhan = 250 – 200 = 50. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
tabel transportasinya, sebagai berikut :

Ke-
Kota A Kota B Kota C Dummy Kapasitas
Dari
20 5 8 0
Pabrik 1 90
15 20 10 0
Pabrik 2 60
25 10 19 0
Pabrik 3 100

Kebutuhan 50 110 40 50 250

Apabila digunakan metode LC (Least Cost) sebagai solusi awal untuk


menyelesaikan kasus ini, maka alokasi pertamanya akan menjadi :

Ke-
Kota A Kota B Kota C Dummy Kapasitas
Dari
20 5 8 0
Pabrik 1 90
90
15 20 10 0
Pabrik 2 20 40 60
25 10 19 0
Pabrik 3 30 50 100
20
Kebutuhan 50 110 40 50 250

4
Setelah itu, proses selanjutnya akan sama dengan penyelesaian kasus
normal sebelumnya. Untuk solusi optimal menggunakan metode Modified
Distribution.

Ke-
Kota A Kota B Kota C Dummy Kapasi Ui
Dari
tas
20 5 8 0
Pabrik 1 (+) 90 U1 = 0
90 (-)
15 20 10 0
Pabrik 2 20 (+) 40 (-) 60 U2 = (-5)
25 10 19 0
Pabrik 3 30 (-) 50 100 U3 = 5
20 (+)
Kebutuhan 50 110 40 50 250
Vj V1 = 20 V2 = 5 V3 = 15 V4 = (-5)
1515
C11 = 20 – 0 – 20 = 0
C13 = 8 – 0 – 15 = (-7) Nilai Negatif Terbesar
C14 = 0 – 0 – (-5) = 5
C22 = 20 – (-5) – 5 = 20
C24 = 0 – (-5) – (-5) = 10
C33 = 19 – 5 – 15 = (-1)
Karena masih ada yang bernilai negatif maka di lakukan alokasi yang
kedua, yaitu:

Ke-
Kota A Kota B Kota C Dummy Kapasi Ui
Dari
tas
20 5 8 0
Pabrik 1 90 U1 = 0
60 30
15 20 10 0
Pabrik 2 50 10 60 U2 = 2
25 10 19 0
Pabrik 3 50 100 U3 = 5
50
Kebutuhan 50 110 40 50 250
Vj V1 = 13 V2 = 5 V3 = 8 V4 = (-5)
8331515

5
C11 = 20 – 0 – 13 = 7
C14 = 0 – 0 – (-5) = 5
C22 = 20 – 2 – 5 = 13
C24 = 0 – (-5) – (-5) = 10
C31 = 25 – 5 – 13 = 7
C33 = 19 – 5 – 8 = 6
Karena sudah tidak terdapat nilai yang negatif berarti kita sudah
mendapatkan nilai optimumnya, yaitu:

TC = 60 (5) + 30 (8) + 50 (15) + 10 (10) + 50 (10) + 50 (0)

= 300 + 240 + 750 + 100 + 500 + 0 = 1890

Jadi nilai optimum dari soal di atas adalah 1890.

Contoh Kasus 2
Sebuah perusahaan saat ini beroperasi dengan 3 buah pabrik yang memiliki
kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak mengirim barang ke tiga kota dengan
kebutuhan masing-masing kota 100 ton, 110 ton dan 40 ton.

Biaya pengiriman (ribuan) dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel berikut:

PABRIK KOTA
A B C
1 20 5 8
2 15 20 10
3 25 10 19

Tentukan solusi awal dan solusi optimal dari soal tersebut!


Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan kasus tidak normal seperti ini, yang pertama perlu
dilakukan adalah membuatkan baris Dummy, untuk menampung kelebihan
kebutuhan dari kota A. Untuk menyeimbangkan tabel, ditambahkan sebuah
kapasitas semu di baris Dummy yaitu kapasitas – kebutuhan = 250 – 200 = 50.
Dengan demikian pada tabel transportasi pertama akan menjadi seperti tabel
berikut ini :

6
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari
20 5 8
Pabrik 1 90
15 20 10
Pabrik 2 60
25 10 19
Pabrik 3 50
0 0 0
Dummy 50

Kebutuhan 100 110 40 250

Apabila digunakan metode LC (Least Cost) sebagai solusi awal untuk


menyelesaikan kasus ini, maka alokasi pertamanya akan menjadi:
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas
Dari
20 5 8
Pabrik 1 90
90
15 20 10
Pabrik 2 60 60
25 10 19
Pabrik 3 50
30 20
0 0 0
Dummy 50
10 40
Kebutuhan 100 110 40 250

Setelah itu, proses selanjutnya akan sama dengan penyelesaian kasus


normal sebelumnya. Untuk solusi optimal menggunakan metode Modified
Distribution.

Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas Ui
Dari
20 5 8
Pabrik 1 (+) 90 U1 = 0
90 (-)
15 20 10
Pabrik 2 60 60 U2 = (-5)
25 10 19
Pabrik 3 50 U3 = 5
30 (-) 20 (+)
0 0 0
Dummy 50 U4 = (-20)
10 (+) 40 (-)
Kebutuhan 100 110 40 250
Vj V1 = 20 V2 = 5 V3 = 20

7
C11 = 20 – 0 – 20 = 0
C13 = 8 – 0 – 20 = (-12) Nilai Negatif Terbesar
C22 = 20 – (-5) – 5 = 20
C23 = 10 – (-5) – 20 = (-5)
C33 = 19 – 5 – 20 = (-6)
C42 = 0 – (-20) – 5 = 15

Karena masih ada yang bernilai negatif maka di lakukan alokasi yang
kedua, yaitu:

Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas Ui
Dari
20 5 8
Pabrik 1 90 U1 = 0
60 30
15 20 10
Pabrik 2 60 (-) (+) 60 U2 = 7
25 10 19
Pabrik 3 50 U3 = 5
50
0 0 0
Dummy 50 U4 = (-8)
40 (+) 10 (-)
Kebutuhan 100 110 40 250
Vj V1 = 8 V2 = 5 V3 = 8

C11 = 20 – 0 – 8 = 12
C22 = 20 – 7 – 5 = 8
C23 = 10 – 7 – 8 = (-5) Nilai Negatif Terbesar
C31 = 25 – 5 – 8 = 7
C33 = 19 – 5 – 8 = 6
C42 = 0 – (-8) – 5 = 3

Karena masih ada yang bernilai negatif maka di lakukan alokasi yang
ketiga, yaitu:

8
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kapasitas Ui
Dari
20 5 8
Pabrik 1 90 U1 = 0
60 30
15 20 10
Pabrik 2 50 10 60 U2 = 2
25 10 19
Pabrik 3 50 U3 = 5
50
0 0 0
Dummy 50 U4 = (-13)
50
Kebutuhan 100 110 40 250
Vj V1 = 13 V2 = 5 V3 = 8

C11 = 20 – 0 – 13 = 7
C22 = 20 – 2 – 5 = 13
C31 = 25 – 5 – 13 = 7
C33 = 19 – 5 – 8 = 6
C42 = 0 – (-13) – 5 = 8
C43 = 0 – (-13) – 8 = 5
Karena sudah tidak terdapat nilai yang negatif berarti kita sudah
mendapatkan nilai optimumnya, yaitu:

TC = 60 (5) + 30 (8) + 50 (15) + 10 (10) + 50 (10) + 50 (0)

= 300 + 240 + 750 + 100 + 500 + 0 = 1890

Jadi nilai optimum dari soal di atas adalah 1890.

B. KEMEROSOTAN (DEGENARACY)
Kemerosotan adalah termasuk kasus tidak normal, sering disebut dengan
masalah Degenaracy, di mana syarat alokasi / jumlah sel yang teralokasikan tidak
memenuhi syarat (m+n) – 1 atau jumlah sel yang terisi dan kosong tidak sesuai
dengan syarat yang ada.

Contoh:
Sebuah perusahaan saat ini beroperasi dengan 3 buah pabrik yang memiliki
kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak mengirim barang ke empat kota
dengan kebutuhan masing-masing kota 50 ton, 40 ton , 40 ton dan 70 ton.

9
Biaya pengiriman (ribuan) dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel berikut:

PABRIK KOTA
A B C D
1 20 5 8 11
2 15 20 10 15
3 25 10 19 20

Tentukan solusi awal dan solusi optimal dari soal tersebut!


Penyelesaian:

Ke-
Kota A Kota B Kota C Kota D Kapasitas
Dari
20 5 8 11
Pabrik 1 90
15 20 10 15
Pabrik 2 60
25 10 19 20
Pabrik 3 50

Kebutuhan 50 40 40 70 200

Apabila digunakan metode LC (Least Cost) sebagai solusi awal untuk


menyelesaikan kasus ini, maka alokasi pertamanya akan menjadi:
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kota D Kapasitas
Dari
20 5 8 11
Pabrik 1 90
40 40 10
15 20 10 15
Pabrik 2 60 60
25 10 19 20
Pabrik 3 50
50
Kebutuhan 50 40 40 70 200

Perhatikan, bahwa dengan metode solusi awal LC, jumlah sel yang terisi
hanya lima, sementara itu, menurut rumus yang disyaratkan adalah (m+n) – 1
atau (3+4) -1 = 6, jadi kurang satu sel.
Akibatnya adalah untuk pengujian sel yang masih kosong, hampir semua
sel yang masih kosong tidak dapat dipakai untuk menguji apakah masih memiliki

10
nilai negatif atau tidak, kecuali sel C22 dan C23.
Untuk menyelesaikan kasus Degeneracy ini, perlu diberikan nilai nol
pada salah satu sel yang masih kosong (di sel manapun yang masih kosong),
sehingga meskipun ada sel yang bernilai nol, tapi jumlah sel yang terisi telah
memenuhi syarat alokasi (m+n) – 1 atau 6 sel. Dengan pemberian nilai nol ini,
maka sekarang semua sel kosong dapat diuji dan proses mencari hasil optimal
dapat dilakukan seperti biasa. Maka tabelnya sebagai berikut:

Ke-
Kota A Kota B Kota C Kota D Kapasitas
Dari
20 5 8 11
Pabrik 1 90
40 40 10
15 20 10 15
Pabrik 2 60 60
25 10 19 20
Pabrik 3 50
50 0
Kebutuhan 50 40 40 70 200

Setelah itu, proses selanjutnya akan sama dengan penyelesaian kasus


normal sebelumnya. Untuk solusi optimal menggunakan metode Modified
Distribution.
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kota D Kapasi Ui
Dari
tas
20 5 8 11
Pabrik 1 90 U1 = 0
40 (-) 40 10 (+)
15 20 10 15
Pabrik 2 (+) 60 (-) 60 U2 = 4
25 10 19 20
Pabrik 3 100 U3 = 5
50 (-) 0 (+)
Kebutuhan 50 40 40 70 200
Vj V1 = 20 V2 = 5 V3 = 8 V4 = 11
8331515
C11 = 20 – 0 – 20 = 0
C21 = 15 – 4 – 20 = (-9) Nilai Negatif Terbesar
C22 = 20 – 4 – 5 = 11
C23 = 10 – 4 – 8 = (-2)
C33 = 19 – 5 – 8 = 6

11
C34 = 20 – 5 – 11 = 4
Karena masih ada yang bernilai negatif maka di lakukan alokasi yang
kedua, yaitu:
Ke-
Kota A Kota B Kota C Kota D Kapasi Ui
Dari
tas
20 5 8 11
Pabrik 1 90 U1 = 0
40 50
15 20 10 15
Pabrik 2 40 (+) 20 (-) 60 U2 = 4
25 10 19 20
Pabrik 3 100 U3 = 14
10 (-) 40 (+)
Kebutuhan 50 40 40 70 200
Vj V1 = 11 V2 = (-4) V3 = 8 V4 = 11
8331515
C11 = 20 – 0 – 11 = 9
C12 = 5 – 0 – (-4) = 9
C22 = 20 – 4 – (-4) = 20
C23 = 10 – 4 – 8 = (-2)
C33 = 19 – 14 – 8 = (-3)
C34 = 20 – 14 – 11 = (-5) Nilai Negatif Terbesar

Karena masih ada yang bernilai negatif maka di lakukan alokasi yang
ketiga, yaitu:

Ke-
Kota A Kota B Kota C Kota D Kapasi Ui
Dari
tas
20 5 8 11
Pabrik 1 90 U1 = 0
40 (-) 50 (+)
15 20 10 15
Pabrik 2 50 (+) 10 (-) 60 U2 = 4
25 10 19 20
Pabrik 3 100 U3 = 9
40 10
Kebutuhan 50 40 40 70 200
Vj V1 = 11 V2 = 1 V3 = 8 V4 = 11
8331515
C11 = 20 – 0 – 11 = 9
C12 = 5 – 0 – 1 = 4
C22 = 20 – 4 – 1 = 15

12
C23 = 10 – 4 – 8 = (-2) Nilai Negatif Terbesar
C31 = 25 – 9 – 11 = 5
C33 = 19 – 9 – 8 = 2
Karena masih ada yang bernilai negatif maka di lakukan alokasi yang
keempat, yaitu:

Ke-
Kota A Kota B Kota C Kota D Kapasi Ui
Dari
tas
20 5 8 11
Pabrik 1 90 U1 = 0
30 60
15 20 10 15
Pabrik 2 50 10 60 U2 = 2
25 10 19 20
Pabrik 3 100 U3 = 9
40 10
Kebutuhan 50 40 40 70 200
Vj V1 = 13 V2 = 1 V3 = 8 V4 = 11
8331515
C11 = 20 – 0 – 13 = 7
C12 = 5 – 0 – 1 = 4
C22 = 20 – 2 – 1 = 17
C24 = 15 – 2 – 11 = 2
C31 = 25 – 9 – 13 = 3
C33 = 19 – 9 – 8 = 2
Karena sudah tidak terdapat nilai yang negatif berarti kita sudah
mendapatkan nilai optimumnya, yaitu:

TC = 30 (8) + 60 (11) + 50 (15) + 10 (10) + 40 (10) + 10 (20)

= 240 + 660 + 750 + 100 + 400 + 200 = 2350

Jadi nilai optimum dari soal di atas adalah 2350.

13
BAB II
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Transportasi Tidak Seimbang
Transportasi tidak seimbang adalah keadaan di mana jumlah kapasitas
tidak sama dengan jumlah kebutuhan. Kasus seperti di atas merupakan kasus yang
dikategorikan dalam kasus yang tidak normal, karena :
1. Apabila kapasitas > kebutuhan, akan terjadi kelebihan kapasitas dan hal ini
akan menimbulkan biaya simpan.
2. Apabila kapasitas < kebutuhan, akan terjadi kekurangan kapasitas yang
berarti akan menimbulkan biaya kehilangan kesempatan (opportunity
cost).
Oleh karena itu, sebelum dapat diselesaikan dengan metode solusi awal
dan solusi akhir yang sudah dipelajari sebelumnya, maka kasus semacam ini perlu
dinormalkan terlebih dahulu.
2. Kemerosotan (Degenaracy)
Kemerosotan adalah termasuk kasus tidak normal, sering disebut dengan
masalah Degenaracy, di mana syarat alokasi / jumlah sel yang teralokasikan tidak
memenuhi syarat (m+n) – 1 atau jumlah sel yang terisi dan kosong tidak sesuai
dengan syarat yang ada.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas masih banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah diatas
dan semoga bagi yang membacanya menjadi bermanfaat.

14

Anda mungkin juga menyukai