Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Ari Kusnadi

NIM : 0305161026

KELAS : PMM-4/VI

MATKUL : Bimbingan Konseling Islam

RESUME BAB VI

Peran Guru BK Dalam Konseling Islami

1. Metode dalam konseling Islami

Esensi dari konseli Islami pada dasarnya adalah membimbing individu agar
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan fitrah yang
dimilikinya. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan fitrah manusia tidak hanya bisa
dicapai dengan memberikan kebutuhan yang bersifat material semata. Melainkan
juga, perlunya memberikan nafkah spiritual sesuai dengan ketentuannya.

Zakiah Daradjat menyatakan bahwa dimensi yang hendak dikembangkan


dalam diri manusi terdiri dari tujuh macam, yaitu: fisik, akal, iman, akhlak,
kejiwaan, keindahan, dan sosial kemasyarakatan. Selanjutnya, Zakiah Daradjat
juga menegaskan bahwa, ketujuh dimensi yang ada pada diri manusia dapat
berkembang apabila, pada praktiknya muatan-muatan keagamaan dapat dijadikan
salah satu bagian dalam proses pendidikan maupun konseling terapi. Pandangan di
atas didasarkan atas firman Allah Swt, dalam Q.S. Al Qashas, 28:77

‫ٱَّللُ ِإلَ ۡي َۖكَ َو ََل‬


‫سنَ ه‬َ ‫َصيبَكَ ِمنَ ٱلد ُّۡنيَ َۖا َوأ َ ۡحسِن َك َما ٓ أ َ ۡح‬ َ ‫هار ۡٱۡل ٓ ِخ َر َۖة َ َو ََل ت‬
ِ ‫َنس ن‬ ‫َو ۡٱبت َغِ فِي َما ٓ َءات َٰىكَ ه‬
َ ‫ٱَّللُ ٱلد‬
(77) َ‫ٱَّللَ ََل ي ُِحبُّ ۡٱل ُم ۡف ِسدِين‬
‫ض ِإ هن ه‬ َۖ ِ ‫سادَ فِي ۡٱۡل َ ۡر‬ َ َ‫ت َۡبغِ ۡٱلف‬

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Salah satu tujuan yang diharapakn dari konseling Islami adalah membangun
individu agar tumbuh seimbang sesuai dengan ketentuan Allah. Berbagai
persoalan-persoalan dalam kehidupan siswa, pada dasarnya tidak bisa dilepaskan
dari fitrah, mental dan cara berifikir yang masih terus mencari jati dirinya sebagai
individu yang akan beranjak dari masa remaja menuju masa dewasa.

Praktik layanan konseling Islami Individu di kedua MAN Medan yang diteliti,
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan praktik konseling konvensional hanya saja,
pada konseling konvensional komunikasi yang terjalin bersifat diadic sedangkan
komunikasi yang terbangun dalam konseling Islami menggunakan model triadic.

Dalam proses konseling Islami ciri khas yang menjadi patokan adalah
menghadirkan Allah sebagai pencipta dan yang memberikan kemudahan dalam
segala permasalahan hamba jika hamba tersebut berkenan meminta dan mengingat
Allah. (Q.S Al-Baqarah 2:186, 2:210, Al-Imran 3:109). Selanjutnya, Konselor
sekolah juga memanggil orang tua siswa yang bersangkutan untuk memberikan
pemahaman terkait masalah yang sedang dihadapi anaknya agar tidak terjadi
misunderstanding antara orangtua dan anak yang sedang butuh perhatian. Upaya
Konselor sekolah untuk melakukan komunikasi dengan orang tua wali siswa
bersangkutan bukan merupakan proses konseling melainkan sebagai bentuk
penjalinan konsultasi sebagai bagian dari proses layanan responsif

KOMUNIKASI TRIADIC KONSELING ISLAMI

Tabel di atas menunjukkan pola komunikasi konseling Islami, dimana


komunikasi konseling dengan model triadis. Artinya, proses konseling bukan hanya
antara konselor dan konseli, akan tetapi peran Tuhan (Musyar Ilaihi) sangat
berpengaruh dalam proses konseling.
Dari sini kiranya telah jelas bahwa konsep konseling islami (irsyad al islami)
tidak bisa melepaskan dirinya dari peran Allah sebagai Konselor Utama dalam
setiap tindakan dan aktivitas hidup manusia.

KOMUNIKASI KONSELING KONVENSIONAL

Konselor Konseli

Anwar Sutoyo menjelaskan beberapa prinsip yang terkait denga layanan


konseling islami sebagai berikut:

a. Hindari penggunaan kata “harusnya, seyogyanya” yang mengafirmasikan


makna wajib. Akan tetapi gunakan kata-kata yang baik lagi tepat
b. Proses konseling merupakan upaya ikhtiyar manusia untuk berusaha
semampunya sebagai konsekuensi khalifah di samping kuasa Allah atas kun fa
yakun( jadilah maka terjadi )
c. Terdapat hikmah dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia.
d. Setipa musibah yang diterima oleh individu bukan berarti bala’ (siksaan),
mungkin saja musibah berarti peringatan atau ujian yang diberikan oleh Allah
kepada HambaNya
e. Allah telah menkaruniakan kepada manusia berbagai macam fithrah yang
dipergunakan untuk berfikir akan kuasa Allah dan kemampuan dirinya dalam
mengatasi masalah
f. Pada dasarnya pengingkaran yang dilakukan oleh individu bersifat sementara
g. Fithrah manusia tidak akan bisa berkembang secara baik dan benar jika tidak
difungsikan sesuai dengan perintah Allah
h. Seorang konselor tidak diperkenankan melihat seseorang hanya berdasarkan
asumsi subyektif atau berdasarkan aqidah orang tua semata.
i. Perilaku yang dapat menimbulkan masalah adalah perilaku yang mudah
tergelincir dari jalan Allah dan mengikuti godaan syaitan.
j. Proses layanan konseling harus didasari dengan pengetahuan tentang Syari’at
Islam sebagai pondasi utama dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-
hari

Metode merupakan suatu jalur atau jalan yang harus dilalui untuk pencapaian
suatu tujuan, karena kata metode berasal dari meta berarti memalui dan hodos
berarti jalan. Dalam Bimbingan Konseling bisa dikatakan sebagai suatu cara
tertentu yang digunakan dalam proses bimbingan dan konseling.

Menurut Guru yang BK di MAN 2 Model Medan, metode konseling Islami


yang mereka gunakan sesuai dengan cara yang pernah mereka pelajari dahulu
ketika mereka kuliah di UIN Sumatera Utara yakni dengan menggunakan teknik
lahir dan teknik batin.

a) Teknik yang bersifat lahir. Teknik yang bersifat lahir ini menggunakan alat
yang dapat dilihat dan dirasakan oleh konseli. Yaitu dengan menggunakan
tangan dan lisan.
b) Teknik yang bersifat batin. Teknik yang hanya dilakukan dalam hati dengan
doa dan harapan.

Kedua teknik di atas menunjukkan ciri konseling Islami yang disampaikan


oleh Hamdan bakran ad-dzaky yang berkaitan dengan teknik konseling dan
psikoterapi dalam Islam. Dengan demikian telah tampak kiranya, ciri konseling
islami yang diterpkan di MAN 2 Model Medan yakni dengan menghadirkan Allah
dalam proses konseling sebagai Konselor Utama.

Selain metode yang disampaikan di atas, peneliti juga mengamati bahwa pada
ranah implementasi, layanan bimbingan dan konseling Islami di kedua MAN di
kota Medan yang diteliti menggunakan metode pembelajaran langsung yang
bersifat aplikatif. Seperti kegiatan membaca Al Qur’an sebelum kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan, sholat dhuhur berjamaah, menghafal Al Qur’an, dan
kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Dalam konteks metode bimbingan
konseling Islami, pembelajaran langsung, berupaya mendidik siswa untuk
mengerti, dan memahami konten yang diberikan agar dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-sehari, baik di sekolah maupun di masyarakatnya.
Dalam melaksanakan proses konseling Islami di setidaknya ada beberapa hal,
yang dapat dipetik dari kegiatan Konseling Islami di MAN yang di teliti:

1. Koselor/guru BK menggunakan model basyira (menyenangkan). Basyira


dapat diartikan kabar gembira. Al-Thobari mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan kata Basyira pada Q.S (3:179) adalah Nabi Muhammad diutus untuk
menyampaikan kebenaran ajaran Islam dan diberikannya ganjaran (reward) bagi
mereka yang bersedia mengkutinya. Maksud basyiro (kabar gembira) dalam
pendekatan rahmah dapat berbentuk:
a) Motivasi. Motif atau motivasi keadaan yang mendorong individu untuk
melakukan aktifitas.
b) reward (pujian), Penghargaan berupa pujian sangat diperlukan untuk
memupuk dan memicu semangat individu.
c) memberikan pandangan yang berupa informasi pengetahuan tentang hakikat
manusia. Hal ini disebabkan bahwa, pendekatan rahmah meyakini bahwa
setiap individu memiliki fitrah masingmasing, kelebihan, kekurangan, bakat
minat, dan kemampuan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
2. Memudahkan (yusra). Aspek yusra menuntut konselor mampu
memusyawarahkan sejumlah alternatif pemecahan masalah yang kiranya dapat
membantu konseli untuk menyelesaikan masalahnya, akan tetapi bukan berarti
konselor mengintervensi tindakan konseli.
Aspek ini berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya manusia memiliki
kelemahan dan pengetahuan yang memiliki batas, sehingga kemampuan
konselor dalam memilah pemecahan masalah dapat mendorong untuk
menemukan solusi yang mudah dan tidak memberatkan. Hal-hal yang berkaitan
dengan aspek ini berupa: menemukan solusi pemecahan masalah, mengetahui
kondisi riil konseli, dan tidak memaksakan kehendak konselor. Aspek
muyassiro dapat dibagi menjadi dua, yakni:
a. Melakukan hubungan dialogis/musyawarah. Salah satu cara dalam
menghadapi masalah adalah dengan cara bermusyawarah atau dialog.
Tujuan aspek ini adalah untuk menemukan strategi yang sesuai untuk
menyelesaikan cara yang tepat dan sesuai dengan kondisi konseli.
b. Kemandirian. Aspek dilakukan atas dasar nilai yang dimaknai bersumber
dari kerahasiaan permasalahan konseli dan kemampuan yang dimiliki
konseli. Upaya pemahaman kembali konsep diri bagi klien/konseli
hendaknya dilakukan oleh konselor dengan membangkitkan kembali rasa
percaya diri konseli, sehingga merasa mampu menyelesaikan masalahnya
secara mandiri.
3. Refleksi. Merupakan pantulan komunikasi yang terjadi saat layanan bimbingan
dan konseling islami berlangsung. Refleksi berfungsi sebagai sarana bagi
konselor untuk memberikan pantulan yang dapat menyadarkan konseli akan
tindakan yang sebaiknya dilakukan. Proses refleksi dapat dilakukan dengan
jalan analisis diri.
Pada proses konseling analisis diri bertujuan agar konseli mencapai insight
tentang dirinya Sehingga, analisis diri berupa pertanyaan dan pernyataan
Tujuan dari aspek ini adalah agar konseli memahami siapa dirinya, kedudukan
dirinya, harga dirinya, dan kemampuan yang dimilikinya.

2. Konteks Kerja Guru BK

Konteks tugas konselor bertujuan memandirikan individu yang normal dan


sehat dalam menavigasi perjalanan hidupnya melalui pengambilan keputusan
termasuk yang terkait dengan keperluan untuk memilih, meraih serta
mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan
sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum
melalui pendidikan. Prayitno mengatakan bahwa Konselor sekolah adalah guru
yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam
kegiatan Bimbingan Konseling terhadap sejumlah peserta didik.

Permendiknas No 27 Tahun 2008 menegaskan bahwa konteks tugas konselor


berada dalam kawasan pelayanan yang bertujuan mengembangkan potensi dan
memandirikan konseli dalam pengambilan keputusan dan pilihan untuk
mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum.
Pelayanan dimaksud adalah pelayanan bimbingan dan konseling. Konteks tugas
konselor adalah proses pengenalan diri oleh konseli yang dipersandingkan dengan
peluang dan tantangan yang ditemukannya dalam lingkungan, sehingga
memfasilitasi penumbuhan kemandirian konseli dalam mengambil sendiri berbagai
keputusan penting dalam perjalanan hidupnya dalam rangka mewujudkan
kehidupan yang produktif, sejahtera, dan bahagia serta peduli kepada kemaslahatan
umum, melalui berbagai upaya yang dinamakan pendidikan. Sedangkan ekspektasi
kinerja konselor dalam menyelenggarakan pelayanan ahli bimbingan dan konseling
senantiasa digerakkan oleh motif altruistik, sikap empatik, menghormati
keragaman, serta mengutamakan kepentingan konseli, dengan selalu mencermati
dampak jangka panjang dari pelayanan yang diberikan.

Wilayah kerja di atas menunjukkan bahwa dalam satuan lembaga pendidikan


terdapat tiga wilayah kerja yang masing-masing wilayah diberikan kepada guru
yang benar-benar memiliki kompetensi pada bidangya masingmasing.

Pertama, wilayah manajemen dan kepemimpinan yang diisi oleh individu


yang memiliki kemampuan manajerial melalui jalur pendidikan manajemen
kependidikan. Pada ranah ini, tugas yang harus dilaksanakan terkait dalam bidang
manajemen dan suvervisi masalah pendidikan pada lembaga tersebut.

Kedua, wilayah pembelajaran, yang ditangan oleh guru bidang studi (guru
mata pelajaran) pada bidang studi masing-masing dan memiliki komptensi yang
sudah tersertifikasi.

Ketiga, wilayah bimbingan konseling, yang bertugas untuk membantu untuk


mengembangkan psikologis siswa dengan berbagai model layanan yang telah
direncanakan.
Adapun tugas guru BK di kedua MAN yang diteliti berdasarkan wawancara
yang peneliti lakukan sebagai berikut adalah:

a. Bertanggung jawab tentang keseluruhan pelaksanaan layanan bimbingan dan


konseling.
b. Mengumpulkan, menyusun, mengolah serta menafsirkan data siswa yang
kemudian dapat dipergunakan seperlunya.
c. Memilih dan mempergunakan berbagai instrumen tes psikologi untuk
memperoleh berbagai informasi mengenai bakat, minat, kepribadian dan
intelegensi untuk masing-masing siswa.
d. Menjalankan layanan-layanan Bimbingan Konseling sesuai dengan kebutuhan
siswa.
e. Melayani orang tua/ wali murid yang ingin mengadakan konsultasi tentang
anak-anaknya.
f. Menjalankan pengadministrasian AUM, Angket dan sosiometri.
g. Membatu siswa dalam mengentaskan permasalahan-permasalahan yang
dialaminya dan membantu siswa agar kongkrit pemikirannya untuk berkarir di
masa depan.
h. Mengelaborasikan pemenuhan kebutuhan fisik, psikis dan spiritualitas siswa
dalam bentuk program dan kegiatan layanan bimbingan konseling Islami.
i. Dan yang paling penting mengajak siswa untuk bahagia dunia dan akhirat.

Mengamati tugas guru BK di kedua MAN yang dilakukan penelitian di atas,


maka sangat besar harapan peneliti terhadap tercapainya tugas perkembangan siswa
yang optimal. Sebab, melalui perkembangan siswa yang optimal, maka
kemandirian siswa akan dapat terwujud, sihingga siswa mampu memahami diri,
menerima diri, merencanakan diri, dan merealisasikan kehidupannya dengan baik.
Ditambah lagi, mampu menyeimbangkang kebutuhan material dan spiritualnya.

Anda mungkin juga menyukai