Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ferry Humaini

NIM : 1703120020

Prodi : BKI Semester 5

Bimbingan dan Konseling Islam

1. Jelaskan Fungsi Bimbingan Konseling Islam

1. Pencegahan(Preventif)
Bimbingan konseling islam senantiasa berupaya untuk membantu seseorang dalam
mengatasi permasalahan yang mungkin terjadi dam berusaha untuk mencegahnya.
Dengan fungsi ini, Konselor Islam diharapkan dapat memberikan bimbingan kepada
konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan yang bisa membahayakan diri
konseli, tentunya berdasarkan Syariat islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadist.
2. Pengembangan
Yakni membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang
telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya
menjadi sebab munculnya masalah baginya, tentunya berdasarkan syariat Islam yang
sudah ditetapkan. Konselor islam berupaya untuk menciptakan keadaan yang kondusif,
untuk belajar maupun kehidupan tempat tinggal bagi kehidupan suatu keluarga, layanan
yang dapat diberikan antara lain; layanan informasi yang berkaitan dengan profesi
konseli dan lain-lain.
3. Penyaluran
Konselor islam berupaya memberikan bantuan layanan dalam rangka memaksimalkan
potensi-potensi yang dimiliki oleh konseli, sehingga dapat diaktualisasikan termasuk
memanfaatkan waktu luang, dengan beribadah seperti baca Al-Qur’an, sholat sunnah
ataupun kegiatan yang bermakna lainnya.
4. Perbaikan
Upaya untuk memberikan bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial karier, maupun agama. Konselor islam melihat
bagaimana kualitas ibadah konseli, jika dalam artian bagus maka perlu dipertahankan,
jikalau sebaliknya maka diperlukan perbaikan.
2. Jelaskan Asas-asas Pelaksanaan BKI
1. Asas kebahagiaan Dunia dan akhirat
BKI mempunyai tujuan akhir yaitu, membantu konseli untuk mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat. Karena dalam islam kebahagiaan dunia hanya bersifat
sementara, sedangkan kebahagiaan akhirat itu kekal abadi. Dengan kita senantiasa
Taat kepada Allah, maka kebahagiaan akhirat pasti akan kita dapatkan dalam artian
kita tidak berbuat syirik sedikitpun.
2. Asas Fitrah
Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah/suci, yaitu fitrah islam. Sejak kita lahir,
sebenarnya kita itu sudah menjadi seorang muslim, walaupun lahir dari orang tua
non-muslim. Namun ketika kita beranjak dewasa, pengaruh dari orang tua lah yang
membuat kita jadi orang non-muslim. Dengan BKI membantu konseli mengenal
kembali fitrahnya tersebut manakala si konseli pernah tersesat, serta membantu
mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
3. Asas Lillahita’ala
BKI ini diselenggarakan semata-mata karena Allah shubhanahuwata’ala. Dalam
artian konselor melakukan tugasnya dengan penuh keikhlasan dalam membantu
konseli, tanpa pamrih. Disini kita bukan tidak boleh meminta bayaran, namun kita
tidak niatkan hal itu, melainkan niat membantu seseorang dan itu akan bernilai pahala
bagi kita, masalah bayaran itu di akhir.
4. Asas kesatuan jasmaniah dan rohaniah
Bimbingan konseling islame memperlakukan kliennya sebagai makhluk jasmaniah-
rohaniah, tidak memandangnya sebagai makhluk biologis semata, atau makhluk
rohaniah semata. Bimbingan konseling islami membantu individu untuk hidup dalam
keseimbangan jasmaniah dan rohaniah tersebut.
5. Asas keseimbangan Rohaniah
Rohani manusia memiliki daya kemampuan fakir, merasakan atau menghayati dan
kehendak atau hawa nafsu, serta juga akal. Kemampuan ini merupakan sisi lain dari
kemampuan fundamental potensial. Klien diajak untuk mengetahui apa-apa yang
perlu diketahuinya, kemudian memikirkan apa-apa yang perlu difikirkannya,
sehingga memperoleh keyakinan, tidak menerima begitu saja, tetapi tidak juga
menolak begitu saja. Kemudian diajak memahami apa yang perlu dipahami dan
dihayatinya setelah berdasarkan pemikiran dan analisis yang jernih diperoleh
keyakinan tersebut. Klien diajak untuk menginternalisasikan norma dengan
mempergunakan semua kemampuan rohaniah potensialnya tersebut, bukan hanya
mengikuti hawa nafsu semata.
6. Asas kekhalifahan manusia
Manusia menurut islam diberikan kedudukan yang tinggi sekaligus tanggung jawab
yang besar, yaitu sebagai pengelola alam semesta. Dengan kata lain, manusia
dipandang sebagai makhluk berbudaya yang mengelola alam sekitar sebaik-baiknya.
Sebagai khalifah manusia harus memelihara keseimbangan ekosistem, sebab
masalah-masalah kehidupan kerap kali muncul dari ketidakseimbangan ekosistem
tersebut yang diperbuat oleh manusia itu sendiri.
7. Asas Bimbingan seumur hidup
Manusia hidup betapapun tidak akan ada yang sempurna dan selalu bahagia. Dalam
kehidupannya mungkin saja manusia akan menjumpai berbagai kesulitan dan
kesusahan. Oleh karena itu, maka Bimbingan Konseling Islam diperlukan selama
hayat di kandung badan.
3. Jelaskan Unsur-unsur BKI

1. Masalah
Menurut sudarsono dalam kamus konseling, masalah adalah suatu keadaan yang
mengakibatkan seseorang atau kelompok menjadi rugi atau sakit dalam
melakukan sesuatu. H.M. Arifin menerangkan beberapa yang dihadapi seseorang
atau masyarakat yang memerlukan bimbingan dan konseling islam ,
yaitu:
1) Masalah perkawinan
2) Problem karena ketegangan jiwa atau syaraf
3) Problem karena masalah alkoholismedirasa problem tapi tidak dinyatakan
dengan jelas secara khusus memerlukan bantuan.

Dengan demikian dapatlah dipahami tentang apa yang dimaksud dengan masalah
yaitu identik dengan suatu kesulitan yang dihadapi oleh individu, yaitu sesuatu
yang menghambat, merintangi jalan yang menuju tujuan atau sesuatu.

2. Obyek Bimbingan Konseling Islam


Bila konselor menjadi subjek bimbingan konseling agama, maka yang berperan
sebagai objek bimbingan konseling agama adalah konseli. Dimana konseli adalah
pihak yang dibantu dalam menghadapi masalahnya. Willis mendefinisikan klien
adalah setiap individu yang diberikan bantuan profesioal oleh seorang konselor
atas permintaan dirinya atau orang lain. Sedangkan menurut Rogers, konseli
adalah individu yang datang kepada konselor dalam keadaan cemas.
3. Subjek
Pada dasarnya yang menjadi subjek dalam bimbingan dan konseling Islam adalah
manusia itu sendiri. Namun hal ini yang menjadi subjek bimbingan dan konseling
agama adalah konselor. Konselor adalah pihak yang membantu klien dalam
proses konseling. Konselor dalam menjalankan peranannya bertindak sebagai
fasilitator bagi konseli. Selain itu konselor juga bertindak sebagai penasehat, guru,
konsultan yang mendampingi konseli sampai konseli dapat menemukan dan
mengatasi masalah yang sedang duhadapinya.
4. Jelaskan 4 Bidang pengembangan dari layanan BKI dalam Pendidikan
1. Orientasi kehidupan sekolah
Mendidik manusia untuk menjadi hamba Allah yang tugasnya mengabdi kepada Allah
dan menghadirkan dirinya sendiri sebagai manusia di muka bumi. Mendidik manusia
dalam rangka menumbuhkembangkan kelengkapan dasar dan potensi fitrah anak didik
secara optimal untuk menuju kedewasaan intelektual dan kematangan emosional.
Perencanaan pendidikan
2. Pemilihan kegiatan belajar
cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai
sasaran. Bagaimana cara guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori
apa yang akan digunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan sangat memengaruhi
hasilnya. Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan menggunakan pendekatan
yang berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda sebagaimana
tersebut di atas. Norma sosial seperti baik, buruk, adil, dan sebagainya akan melahirkan
kesimpulan yang berbeda, bahkan mungkin bertentangan bila dalam cara pendekatannya
menggunakan berbagai disiplin ilmu yang berbeda-beda pula. Sehubungan dengan hal
tersebut, seorang guru harus memastikan terlebih dahulu tentang pendekatan mana yang
akan digunakan dalam kegiatan belajarnya, apakah pendekatan dari segi tujuannya,
sasarannya, dan sebagainya.

3. Cara belajar yang efektif


Dalam kitab suci al Qur’an dan hadist telah digariskan jika cara manusia belajar berbeda-
beda antara yang satu dengan yang lainnya.Belajar ini dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu:
 Belajar dengan meniru
 Belajar dengan pengalaman Trial dan Error
 Belajar dengan berpikir
4. Perencanaan Pendidikan
 Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
 Menetapkan skala prioritas
 Mengambil manfaat dari segala apa yang dilakukan
 Mengerjakan apa yang telah direncanakan dengan usaha sungguh-sungguh
 Mengerjakan sesuai kemampuan
 Menggantungkan hasilnya kepada Allah
5. Jelaskan perkembangan Sejarah BKI di Indonesia
1. Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Islami I, 15-16 Mei 1985, prakarsa
UII Yogyakarta.

Dalam sebuah catatan di jelaskan, bahwa rintisan pertama dilakukan oleh


Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dengan mengadakan kegiatan Seminar
Nasional Bimbingan dan Konseling Islam I pada 15 – 16 Mei 1985. Dalam seminar
tersebut mereka memiliki beberapa tujuan yang hendak mereka capai, tujuan tersebut
antara lain; menemukan konsep-konsep, dasar-dasar BKI, menemukan metode BKI,
dan terwujudnya manusia pancasialis yang mandiri dalam eksistensinya sebagai
Khalifah di muka bumi.
Dan dalam seminar tersbut memperoleh beberapa rumusan, pertama pengerrtian
BKI; kedua, pembimbing (konselor) adalah individu yang memiliki kewenangan
untuk melaksanakan BKI. Ketiga isi BK mencakup hal yang berkaitan dengan
kebutuhan individu baik kebutuhan jasmani maupun rohani yang berorientasi kepada
kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Seminar dan LOKNAS BKI II, 15-17 Oktober 1987, lahir Perhimpunan
Pembimbing Islami Indonesia (PPII).

Seminar kedua pun di gelar di tempat yang sama seperti halnya Seminar I di UII
Yogyakarta tepatnya pada tanggal 15 – 17 Oktober 1987, yang mana dalam kegiatan
ini memperoleh beberapa catatan penting, bahwa layanan BKI bukan hanya bertumpu
pada berupaya untuk membentuk mental yang sehat dan kedupan yang sejahtera
namun lebih dari hal itu, BKI berusaha menuntun mereka pada kehidupan yang
sakinah, batin yang merasa tenang dan tentram sebab kedekatannya dengan Rabb-
nya.
Dalam seminar kedua pun telah melahikan beberapa rumusan yakni; tentang di
bedakannya antara pengertian Bimbingan dan Konseling Islami, tujuan, ruang
lingkup, kode etik, beberapa prinsip dasar (asas) yang menjadi landasan filosofis dan
operasional BKI.
Seorang Konselor islami yang professional dan terampil harus pula mempunyai
dua hal; pertama, pengetahuan tentang bimbingan dan konseling secara umum, kedua,
pengetahuan agama Islam secara mendalam.
3. Dari Simposium Psikologi Islami
Setelah beberapa tahun terhenti di karenakan sekjen PPII mendapatkan musibah
terowongan Mina maka munculah upaya baru dengan terselenggaranya kegiatan
Simposium Psikologi Islami yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah
Surakarta pada tanggal 11 – 13 Maret 1994. Kertas kerja dalam kegiatan ini kemudian
di bukukan oleh M. Thoyibi dan M. Ngemron dengan judul “Psikologi Islaam”, yang
diterbitkan oleh Muhmmadiyah University Press tahun 1994.
PUSTAKA

Ma’ali, Dhoiful. 2014. “HADRAH SEBAGAI INSTRUMEN BKI DALAM MENANGANI


SEORANG REMAJA YANG SULIT MENGONTROL EMOSINYA.” PhD Thesis, UIN
Sunan Ampel.

Suja’i, Ahmad. 2019. “KONSEP PERENCANAAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF


ISLAM.” Disertasi, UIN Raden Intan Lampung.

Anda mungkin juga menyukai