DISUSUN OLEH :
Wandi Hutarsa
Nim : 1810207046
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Saaduddin,M.PdI
T.A 2018/2019
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KONSELING ISLAMI
A. Pengertian
Pengertian bimbingan dan konseling Islam menurut M Arifin
(dalam Abied : 2009) adalah “Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami
kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang
tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau
penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagian hidup saat
sekarang dan dimasa yang akan datang”.
Bertolak dari pendapat diatas dapat ditarik pengertian bahwa
bimbingan dan konseling Islam adalah suatu usaha pemberian bantuan
kepada individu yang mengalami kesulitan rohaniah baik mental dan
spiritual agar yang bersangkutan mampu mengatasinya dengan
kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui dorongan dari kekuatan
iman dan ketakwaan kepada Allah SWT, atau dengan kata lain bimbingan
dan konseling Islam ditujukan kepada seseorang yang mengalami
kesulitan, baik kesuliatan lahiriah maupun batiniah yang menyangkut
kehidupannya di masa kini dan masa datang agar tercapai kemampuan
untuk memahami dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dan
merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya dengan
tetap berpegang pada nilai-nilai Islam.
Bimbingan dan konseling tidak hanya berorientasi pada keumuman
saja atau dunia barat, tetapi juga dapat dipahami dengan orientasi islami.
Terdapat banyak perbedaan dalam tekhnik/ metode pendekatan konseling
secara islam dengan konseling secara konvensional.
Bebicara tentang agama terhadap kehidupan manusia memang
cukup menarik, khususnya Agama Islam. Hal ini tidak terlepas dari tugas
para Nabi yang membimbing dan mengarahkan manusia kearah kebaikan
yang hakiki dan juga para Nabi sebagai figure konselor yang sangat
maupun dalam memecahkan permasalahan (problem solving).
Dengan kata lain manusia diharapkan saling memberi bimbingan
sesuai dengan kemampuan dan kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus
memberi konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi
perjalanan kehidupan yangsebenarnya.
Proses pendidikan dan pengajaran agama tersebut dapat dikatakan
sebagai “bimbingan” dalam bahasa psikologi. Nabi Muhammad SAW,
menyuruh manusia muslim untuk menyebarkan atau menyampaikan ajaran
Agama Islam yang diketahuinya, walaupun satu ayat saja yang
dipahaminya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nasihat agama itu
ibarat bimbingan (guidance) dalam pandangan psikologi. Dalam hal ini
Islam memberi perhatian pada proses bimbingan,. Allah menunjukan
adanya bimbingan, nasihat atau petunjuk bagi manusia yang
beriman dalam melakukan perbuatan terpuji.
B. RUANG LINGKUP KONSELING ISLAM
1. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Islam
Ruang Lingkup Konseling Islami mencakup:
a. Pendidikan akademis yakni mengakui adanya perbedaan IQ tiap
individu dan mengarahkan sesuai potensi yang dimiliki. Misal :
hafalan, analisis & telaah, diskusi & orasi. Memulai pengajaran
dari masalah-masalah baru definisi.
b. Pekerjaan yakni mengakui adanya perbedaan IQ tiap individu dan
mengarahkan kepada tugasnya masing-masing sesuai minat dan
bakat. Selain itu perhatian kepada interaksi dalam pekerjaan, hak
dan kewajiban yang harus dipenuhi juga profesionalisme.
c. Agama dan perilaku yakni apa yang digambarkan dalam pemikiran
Islam telah menunjukkan hakikat fitrah manusia itu sendiri
d. Keluarga dan pernikahan meliputi kewajiban dan hak anggota
keluarga, konsep pencegahan masalah serta terapi jika terjadi
maslah di dalam keluarga.
Hal ini sesuai dengan hakikat diri dari manusia di dalam islam
yakni :
1. Manusia diciptakan dengan tujuan yang mulia yakni beribadah
kepada-Nya (QS Adz-Dzaariyaat: 56).
2. Sifat dasar manusia adalah baik.
3. Manusia makhluk ciptaan Allah yang mulia dan terbaik (QS Al-
Israa’: 70).
4. Manusia penuh dengan kesadaran dan tanggung jawab serta bisa
membedakan yang baik dan buruk.
5. Manusia memiliki titik lemah dalam dirinya yakni hawa nafsu
6. Memiliki motivasi kuat dan potensi besar mampu mengendalikan
perilaku.
Ruang Lingkup Bimbingan Konseling Berarti seluruh yang
menyangkup tentang isi Bimbingan Konseling, intinya dimana ada
manusia disitu ada Konseling. Adapun Ruang lingkup bimbingan dan
konseling secara umum yaitu meliputi segala sesuatu di sekitar kita yakni :
a. Siswa
b. Pekerjaan
c. Agama
d. Pendidikan
e. Psikologis
f. Sosial atau budaya
DASAR-DASAR QUR’ANI DALAM KONSELING ISLAMI
1. Konselor
2. Konseli (Klien)
1. Tujuan Umum
Membantu individu meewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar
tercapai kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat.
2. Tujuan Khusus
a. membantu individu agar tidak menghadapai masalah
b. membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya
c. membantu indvidu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi
yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik,
sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.
ASAS DAN PENDEKATAN KONSELING ISLAMI
A. Asas Konseling Islami
Asas berarti dasar, atau sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir dan
berpendapat. Dalam pelaksanaan bimbingan konseling Islami, perlu
diperhatikan beberapa asas dan pendekatan, hal ini bertujuan sebagai
landasan dan pedoman dalam pelaksanaan Konseling Islami. Asas konseling
Islami yang dimaksud adalah asas ketauhidan, asas amaliah, asas akhlakul
karimah, asas professional/keahlian, dan asas kerahasiaan.
Berikut akan dijelaskkan lebih rinci.
1. Asas Ketauhidan
Tauhid berarti meng-Esakan Tuhan pencipta semesta alam yang
tidak ada sekutu bagi-Nya dengan keyakinan yang bulat. Sehingga yakin
seyakin-yakinnya bahwa Allah maha kuasa dan tidak ada yang
menandingi-Nya. Ini lah yang menjadi inti ajaran agama. Iman tentang
adanya tuhan dan ke-Esaan-Nya akan memberi kebahagian hidup didunia
dan akhirat.
Tauhid merupakan pokok kajian utama dalam Islam, tauhid atau
akidah menjadi sangat penting untuk ditanamkan kepada setiap muslim.
Oleh karena itu, sejak awal konseling Islami sangat fokus kepada
penegakan fungsi tauhid pada posisi dan proporsi yang benar. Dalam
perspektif konseling Islami, penyebab klien/konseli yang mengalami
masalah bukan hanya disebabkan karena kurang percaya diri saja akan
tetapi karena kurangnya iman dan hubungan yang baik dengan Allah Swt.
Maka alternatif penyelesaiannya juga berorientasi pada penegakan akidah
atau tauhid.
2. Asas Amaliah
Kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat akan tercapai manakala
manusia mempersiapkan diri dengan melaksanakan amal saleh dan
berakhlak mulia, karena hanya dengan beriman dan beramal saleh-lah
manusia dapat mempertahankan fitrah atau kesucian diri seperti pada awal
kejadiannya. Amal saleh yang dilakukan manusia pada hakikatnya
bukanlah untuk orang lain, juga bukan untuk Allah, tetapi semua
perbuatan itu akan kembali kepada yang melakukannya. Hal ini berarti jika
klien melakukan kebaikan maka dampaknya adalah kebaikan pula yang
akan diterimanya. Demikian juga sebaliknya jika klien melakukan
kejahatan atau tindakan yang tidak terpuji, maka dampaknya berupa
keburukan juga akan diterimanya. Dalam Islam perkataan dan perbuatan
harus selaras dan seimbang, oleh karena itu Allah sangat murka kepada
orang-orang yang hanya pandai mengatakan tetapi tidak melakukan apa
yang ia katakan.
Oleh karenanya sebelum memberikan bimbingan, konselor harus
terlebih dahulu tampil sebagai sosok seorang yang konsisten dan benar-
benar telah mengamalkan yang ia katakan atau ilmu yang ia miliki.
3. Asas Akhlakul Karimah
Asas ini merupakan proses sekaligus tujuan dari konseling Islami.
Dari sisi tujuan, klien diharapkan memiliki akhlak yang mulia. Sedangkan
pada prosesnya interaksi antara konselor dan klien harus didasari pada
akhlak yang baik berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sebagaimana
tugas yang diemban oleh Rasulullah adalah untuk memperbaiki akhlak
manusia. Allah juga memberikan predikat kepada Rasulullah sebagai
manusia yang memiliki dan budi pekerti yang baik.
4. Asas Profesional (Keahlian)
Usaha bimbingan Konseling perlu dilakukan atas keahlian secara
sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik dan alat (instrumentasi
bimbingan dan konseling) yang memadai. Oleh karena itu para konselor
perlu mendapat latihan secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat
dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan. Pelayanan bimbingan
konseling adalah pelayanan profesional yang diselenggarakan oleh tenaga-
tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan itu. Asas keahlian selain
mengacu kepada kualifikasi konselor (misalnya pendidikan sarjana bidang
bimbingan dan konseling), juga kepada pengalaman. Teori dan praktek
bimbingan konseling perlu dipadukan. Oleh karena itu, seorang konselor
ahli harus benar-benar menguasai teori dan praktek konseling secara baik .
Seorang guru atau pembimbing dapat memberikan bantuan yang
efektif jika mereka dapat memahami dan mengerti persoalan, sifat,
kebutuhan, minat dan kemampuan anak didiknya. Karena itu, bimbingan
yang efektif menuntut secara mutlak pemahaman diri anak secara
keseluruhan. Karena tujuan bimbingan dan pendidikan dapat dicapai jika
programnya didasarkan atas pemahaman diri anak didiknya. Sebaliknya
bimbingan tidak dapat berfungsi efektif jika konselor kurang pengetahuan
dan pengertian mengenai motif dan tingkah laku konseli, sehingga usaha
preventif dan perawatan tidak dapat berhasil baik. “Apabila suatu
pekerjaan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah
kehancurannya”. Demikian hadis yang pernah disabdakan oleh Rasulullah
Saw. Hadis diatas menghendaki agar setiap urusan harus ditangani oleh
ahlinya. Demikian juga halnya dengan konseling Islami, seorang konselor
hendaknya memang pakar dibidangnya dan memiliki kualifikasi akademik
yang baik.
5. Asas Kerahasiaan
Asas kerahasiaan, yaitu menuntut dirahasiakannya segenap data
dan keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan,
data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang
lain. Dalam hal ini guru pembimbing/konselor berkewajiban penuh
memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaannya benar-benar terjamin.
Asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam upaya bimbingan
konseling. Jika asas ini benar-benar dijalankan, maka para penyelenggara
bimbingan dan konseling disekolah berjalan dengan bai (Tarmizi, 2011:
51) Islam memberikan tekanan pada penjagaan rahasia dalam pergaulan
hidup sehari-hari. untuk itu Islam menjadikan pahala bagi orang yang
dapat menjaga rahasia saudaranya, dan mencela seseorang karena tidak
mau menjaga rahasia atau membeberkan aib saudaranya. Dengan demikian
seorang konselor dituntut harus menjamin rahasia kliennya.
PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK KONSELING ISLAMI