Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Sungai Penuh, November 2019

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia.....................................5
B. Pengertian Pendekatan Komunikatif...............................................................7
C. Latar Belakang Munculnya Pendekatan Komunikatif...................................10
D. Ciri-ciri Pendekatan Komunikatif.................................................................11
E. Prosedur Pelaksanaan Pendekatan Komunikatif............................................11
F. Strategi Pembelajaran Dalam Pendekatan Komunikatif................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai institusi formal merupakan lingkungan yang
kondusif dalam menumbuhkembangkan potensi kreatif siswa. Agar dapat
tercipta kondisi yang demikian, pelaksanaan proses belajar-mengajar
sedapat mungkin dipusatkan pada aktivitas belajar siswa yang secara
langsung mengalami keterlibatan internal dan emosional dalam proses
belajar-mengajar.
Dalam lingkungan pendidikan banyak sekali hal yang harus
diperhatikan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai semaksimal
mungkin yang sering disebut sebagai hasil belajar. Hal yang harus
diperhatikan tersebut antara lain program, metode, teknik, pendekatan,
strategi, evaluasi, dan sebagainya yang tidak lepas dari aktivitas guru dan
siswa. Ke semua hal tersebut harus ada dalam proses belajar mengajar atau
dalam pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran harus diterapkan pada seluruh mata
pelajaran, tak terkecuali pembelajaran bahasa khususnya bahasa Indonesia
juga tak luput sebagai objek penerapan pendekatan. Pendekatan
pembelajaran bahasa mengacu pada seperangkat asumsi yang saling
berkaitan dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa. Pendekatan
merupakan dasar teoritis untuk suatu metode. Asumsi tentang bahasa
bermacam-macam, antara lain asumsi menganggap bahasa sebagai
kebiasaan, ada pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem
komunikasi yang pada dasarnya dilisankan, dan ada lagi yang menganggap
bahasa sebagai seperangkat kaidah, yang kesemuanya merupakan suatu
kesatuan fungsi bahasa.

3
Pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dipandang
sesuai dengan seperangkat asumsi yang saling berkaitan, yakni pendekatan
kontekstual, pendekatan komunikatif, pendekatan terpadu, pendekatan
proses, dan lain-lain. Pemahaman mengenai pendekatan sifatnya mutlak
bagi setiap guru dan calon guru pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Hal ini dikarenakan pendekatan sangat besar peranannya dalam
menentukan hasil suatu kegiatan, baik kegiatan belajar mengajar yang
bertujuan pada pencapaian hasil belajar yang memuaskan maupun
kegiatan lainnya.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, pendekatan memiliki
banyak peranan yang antara lain sebagai langkah pemberian pemahaman
yang lebih baik bagi guru maupun siswa mengenai tata bahasa,
penggunaan bahasa, dan abilitas lain yang berkaitan dengan kebahasaan.
Oleh karena itu, kita harus memahami hakikat pendekatan dalam
pembelajaran agar proses dan hasil dari pembelajaran dapat dicapai secara
maksimal yang dalam makalah ini dikhususkan pada pembahasan
pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia?
2. Bagaimanan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia yang baik?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan
berupa materi pembelajaran kepada pembaca mengenai pendekatan
komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia


Sebelum membahas pendekatan komunikatif dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, kita harus memahami hakikat belajar dan
pembelajaran. Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep yang tidak
bisa dipisahkan satu sama lain. Bila terjadi proses belajar maka bersama
itu juga terjadi proses pembelajaran. Hal ini kiranya mudah dipahami
karena bila ada yang belajar sudah tentu ada pembelajaran dan begitu juga
pembelajaran tentu saja ada yang belajar.
Definisi belajar menurut para ahli pendidikan memberikan arti
yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang mereka dalam proses dan
hasil belajar. Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Skinner (dalam Dimyati 2009:9) berpandangan bahwa belajar
adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi
lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responnya menjadi menurun,
sedangkan menurut Gagne (dalam Dimyati 2009:10) belajar adalah
seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi limgkungan,
melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru. Belajar dalam
makalah ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru agar mampu
menguasai materi pembelajaran yang telah diterimanya yang dapat
menciptakan perubahan tingkah laku baru dan belajar dapat diartikan
berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian.
Belajar juga diartikan sebagai proses, artinya dalam belajar akan
terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau
persoalan, menyimak, dan latihan. Dalam proses belajar guru harus dapat
membimbing dan memfasilitasi siswa agar dapat melakukan proses

5
belajar. Proses belajar harus diupayakan secara efektif agar terjadi
perubahan tingkah laku.
Seseorang dapat dikatakan belajar karena adanya indikasi
melakukan proses belajar secara sadar dan menghasilkan perubahan
tingkah laku yang diperoleh berdasarkan interaksi dengan lingkungan.
Lingkungan yang dimaksud adalah nara sumber, teman, guru, situasi dan
kondisi nyata, lingkungan alam, ingkungan buatan yang dapat dijadikan
sumber belajar.
Belajar dapat melalui pengalaman langsung dan melalui
pengamatan tidak langsung. Belajar melalui pengamatan langsung adalah
siswa melakukan sendiri atau dengan mengalami sendiri, contoh
melakukan percobaan. Akan tetapi bila siswa mengetahui karena mambaca
buku atau mendengarkan penjelasan guru disebut belajar melalui
pengalaman tidak langsung.
Pembelajaran didefinisikan sebagai upaya untuk membelajarkan
siswa (Degeng 1997:1). Bertolak dari definisi tersebut pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan yang memberikan fasilitas belajar yang
baik sehingga terjadi proses belajar. Pemberian fasilitas belajar bagi siswa
memerlukan suatu strategi, yaitu strategi pembelajaran.
Menurut Piaget (dalam Dimyati 2009:14-15), pembelajaran terdiri
dari empat langkah, yaitu:
1. Menentukan topic yang dapat dipelajari oleh anak sendiri;
2. Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topic tersebut;
3. Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan
pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah; dan
4. Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan
melakukan revisi.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa
Indonesia adalah proses belajar yang dilaksanakan oleh guru dan siswa
dalam mengkaji bahasa Indonesia dengan tujuan mencapai keberhasilan

6
berupa hasil belajar dan kemampuan siswa dalam mengolah dan
menggunakan bahasa dalam berkomunikasi dengan baik dan benar.
Suatu kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan berhasil jika
memenuhi kriteria yang diajukan oleh Djamarah dan Aswan Zain
(2006:105-106) berikut:
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/ instruksional khusus
(TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun
kelompok.
Dengan empat strategi dasar dalam pembelajaran berikut
(Iskandarwassid dan Sunendar 2009:6):
1. Mengidentifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik;
2. Memilih sistem pendekatan pembelajaran;
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran;
dan
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal ketuntasan.
B. Pengertian Pendekatan Komunikatif
Pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang
biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan
(Iskandarwassid dan Sunendar 2009:40). Jadi, pendekatan merupakan
seperangkat wawasan yang secara sistematis digunakan sebagai landasan
berpikir dalam menentukan metode, strategi, dan prosedur dalam
mencapai target hasil tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan
untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran
bahasa, juga mengembangkan prosedur-prosedur bagi pembelajaran empat
keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis),
mengakui dan menghargai saling ketergantungan bahasa. Pendekatan ini
lahir akibat ketidakpuasan para praktisi atau pengajar bahasa atas hasil
yang dicapai oleh metode tatabahasa terjemahan, yang hanya

7
mengutamakan penguasaan kaidah tatabahasa, mengesampingkan
kemampuan berkomunikasi sebagai bentuk akhir yang diharapkan dari
belajar bahasa (Iskandarwassid dan Sunendar 2009:55). Jadi, pendekatan
komunikatif ingin menekankan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
dalam proses interaksi antarmanusia. Komunikasi di sini juga bisa berupa
komunikasi lisan maupun tertulis.
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang berlandaskan
pada pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam
berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran
bahasa. Jadi pembelajaran yang komunikatif adalah pembelajaran bahasa
yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan yang memadai
untuk mengembangkan kebahasaan dan menunjukkan dalam kegiatan
berbahasa baik kegiatan produktif maupun reseptif sesuai dengan situasi
nyata, bukan situasi buatan yang terlepas dari konteks.
Pendekatan komunikatif berorientasi pada proses belajar-mengajar
bahasa berdasarkan tugas dan fungsi berkomunikasi. Prinsip dasar
pendekatan komunikatif ialah: a) materi harus terdiri dari bahasa sebagai
alat komunikasi, b) desain materi harus menekankan proses belajar-
mengajar dan bukan pokok bahasan, dan c) materi harus memberi
dorongan kepada pelajar untuk berkomunikasi secara wajar.
Selanjutnya, untuk memahami hakikat pendekatan komunikatif,
menurut Syafi’ie ada delapan hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Teori Bahasa
Pendekatan komunikatif berdasarkan pada teori bahasa yang
menyatakan bahwa pada hakikatnya bahasa itu merupakan suatu sistem
untuk mengekspresikan makna. Teori ini lebih memberi tekanan pada
dimensi semantik dan komunikatif. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran bahasa yang berdasarkan pendekatan komunikatif yang
perlu ditonjolkan ialah interaksi dan komunikasi bahasa, bukan
pengetahuan tentang bahasa.
2. Teori Belajar

8
Pebelajar dituntut untuk melaksanakan tugas-tugas yang bermakna
dan dituntut untuk menggunakan bahasa yang dipelajarinya. Teori
belajar yang cocok untuk pendekatan ini ialah teori pemerolehan bahasa
kedua secara alami. Teori ini beranggapan bahwa proses belajar bahasa
lebih efektif apabila bahasa diajarkan secara informal melalui
komunikasi langsung di dalam bahasa yang sedang dipelajari.
3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan pendekatan komunikatif
merupakan tujuan yang lebih mencerminkan kebutuhan siswa iaitu
kebutuhan berkomunikasi, maka tujuan umum pembelajaran bahasa
ialah mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi
(kompetensi dan performansi).
4. Silabus
Silabus disusun searah dengan tujuan pembelajaran, yang harus
dipehatikan ialah kebutuhan para pembelajar. Tujuan-tujuan yang
dirumuskan dan materi yang diilih harus sesuai dengan kebutuhan
siswa.
5. Tipe Kegiatan
Tipe kegiatan komunikasi dapat berupa kegiatan tukar informasi,
negosiasi makna, atau kegiatan berinteraksi.
6. Peranan Guru
Guru berperan sebagai fasilitator, konselor, dan manajer proses
belajar.
7. Peranan Siswa
Peranan siswa sebagai pemberi dan penerima, sebagai negosiator
dan interaktor. Di samping itu, pelatihan yang langsung dapat
mengembangkan kompetensi komunikatif pembelajar. Dengan
demikian, siswa tidak hanya menguasai struktur bahasa, tetapi
menguasai pula bentuk dan maknanya dalam kaitan dengan konteks
pemakaiannya.

9
8. Peranan Materi
Materi disusun dan disajikan dalam peranan sebagai pendukung
usaha meningkatkan kemahiran berbahasa dalam tindak komunikasi
yang nyata. Materi berfungsi sebagai sarana yang sangat penting dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa diharapkan
mampu melatih kemampuan berbahasa setiap individu yang berupa
(Hartinah 2010:109-110):
1. Mengkodifikasikan, mencatat, dan menyimpan berbagai hasil
pengalaman dan pengamatan.
2. Mentransformasikan dan mengolah berbagai bentuk informasi.
3. Mengkoordinasikan dan mengekspresikan cita-cita, sikap, penilaian,
dan penghayatan.
4. Mengkomunikasikan berbagai informasi.
C. Latar Belakang Munculnya Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa muncul pada
tahun 1970-an sebagai reaksi terhadap empat aliran pembelajaran bahasa
yang dianut sebelumnya (grammar translation method, direct method,
audiolingual method, dan cognitive learning theory). Keempat metode itu
memiliki ciri yang sama yaitu pembelajaran bahasa dalam bidang struktur
bahasa yang disebut pembelajaran bahasa struktural atau pembelajaran
bahasa yang berdasarkan pendekatan struktural. Pendekatan struktural
menitikberatkan pengajaran bahasa pada pengetahuan tentang kaidah
bahasa (tatabahasa) yang biasanya disusun dari struktur yang sederhana ke
struktur yang kompleks. Para pebelajar mula-mula diperkenalkan bunyi-
bunyi, bentuk-bentuk kata, struktur kalimat, kemudian makna unsur-unsur
tersebut.
Kelemahan pendekatan struktural ialah tidak pernah memberikan
kesempatan kepada pebelajar untuk berlatih menggunakan bahasa dalam
situasi komunikasi yang nyata yang sesungguhnya lebih urgen dimiliki
oleh para siswa ketimbang pengetahuan tentang kaidah-kaidah bahasa.

10
Memang kurikulum nasional berupaya menanggulangi dan memperbaiki
kelemahan tersebut dengan memberi perhatian pada tujuan akhir bahasa:
komunikasi fungsional dan pragmatik antara dan sesama insan (Henry
Guntur Tarigan 2009:137).
Kelemahan dari pendekatan struktural itulah yang mengilhami
lahirnya pendekatan komunikatif yang menitikberatkan perhatian pada
penggunaan bahasa dalam situasi komunikasi. Pendekatan komunikatif
memberikan tekanan pada kebermaknaan dan fungsi bahasa. Dengan kata
lain, bahasa untuk tujuan tertentu dalam kegiatan berkomunikasi.
D. Ciri-ciri Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (Iskandarwassid dan Sunendar 2009:55-56):
1. Acuan berpijaknya adalah kebutuhan peserta didik dan fungsi bahasa;
2. Tujuan belajar bahasa adalam membimbing peserta didik agar mampu
berkomunkasi dalam situasi yang sebenarnya;
3. Silabus pengajaran harus ditata sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa;
4. Peranan tatabahasa dalam pengajaran bahasa tetap diakui;
5. Tujuan utama adalah komunikasi yang bertujuan;
6. Peran pengajar sebagai pengelola kelas dan pembimbing peserta didik
dalam berkomunikasi diperluas; dan
7. Kegiatan belajar harus didasarkan pada teknik-teknik kreatif peserta
didik sendiri, dan peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil
E. Prosedur Pelaksanaan Pendekatan Komunikatif
Berkenaan dengan prosedur pembelajaran dalam kelas bahasa yang
berdasarkan pendekatan komunikatif, Finochiaro dan Brumfit
(dalam http://m.nasirazami.blogspot.com) menawarkan garis besar
kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Penyajian Dialog Singkat
Penyajian ini didahului dengan pemberian motivasi dengan cara
menghubungkan situasi dialog dengan pengalaman pembelajaran dalam
kehidupan sehari-hari.

11
2. Pelatihan Lisan Dialog yang Disajikan
Pelatihan ini diawali dengan contoh yang dilakukan oleh guru. Para
siswa mengulang contoh lisan gurunya, baik secara bersama-sama,
setengah, kelompok kecil, atau secara individu.
3. Tanya Jawab
Hal ini dilakukan dua fase. Pertama, Tanya jawab yang
berdasarkan topik dan situasi dialog. Kedua, tanya jawab tentang topik
itu dikaitkan dengan pengalaman pribadi siswa.
4. Pengkajian
Siswa diajak untuk mengkaji salah satu ungkapan yang terdapat
dalam dialog. Selanjutnya, para siswa diberi tugas untuk memberikan
contoh ungkapan lain yang fungsi komunikatifnya sama.
5. Penarikan Simpulan
Siswa diarahkan untuk membuat simpulan tentang kaidah tata
bahasa yang terkandung dalam dialog.
6. Aktivitas Interpretatif
Siswa diarahkan untuk menafsirkan beberapa dialog yang
dilisankan.
7. Aktivitas Produksi Lisan
Dimulai dari aktivitas komunikasi terbimbing sampai kepada
aktivitas yang bebas.
8. Pemberian Tugas
Memberikan tugas tertulis sebagai pekerjaan rumah.
F. Strategi Pembelajaran Dalam Pendekatan Komunikatif
Dalam pendekatan komunikatif, yang menjadi acuan adalah
kebutuhan si terdidik dan fungsi bahasa. Pendekatan komunikatif berusaha
membuat si terdidik memiliki kecakapan berbahasa. Dengan sendirinya,
acuan pokok setiap unit pelajaran ialah fungsi bahasa dan bukan tata
bahasa. Dengan kata lain, tata bahasa disajikan bukan sebagai tujuan akhir,
tetapi sarana untuk melaksanakan maksud komunikasi.

12
Strategi belajar-mengajar dalam pendekatan komunikatif
didasarkan pada cara belajar siswa/ mahasiswa aktif, yang sekarang
dikenal dengan istilah Student Centered Learning (SCL). Cara belajar aktif
merupakan perkembangan dari teori Dewey Learning by Doing (Pannen,
dkk. 2001:42). Dewey sangat tidak setuju dengan rote learning ‘belajar
dengan menghafal’. Dewey menerapkan prinsip-prinsip learning by doing,
yaitu siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan / siswa
terlibat secara aktif dalam proses belajar-mengajar. Berdasarkan
pemahaman tersebut, strategi pembelajaran SCL atau pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik adalah strategi pembelajaran yang member
kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk aktif dan berperan
dalam kegiatan pembelajaran (Iskandarwassid dan Sunendar 2009:27)

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan komunikatif adalah salah satu pendekatan
pembelajaran bahasa yang menekankan pada tujuan pembelajaran yang
mengutamakan penggunaan bahasa secara baik dan benar (komunikatif)
oleh peserta didik dalam lingkungan pendidikan ataupun social, bukan
bertujuan untuk memberikan pemahaman struktural bahasa semata. Oleh
karena itu, pendekatan komunikatif dirasa lebih baik dari pendekatan
lainnya karena mampu memberikan pemahaman penggunaan bahasa
sekaligus struktur bahasa kepada pembelajar.
B. Saran
Dalam kegiatan pembelajaran khususnya pembalajaran bahasa, kita
harus memilih dan menetapkan strategi yang mencakup pendekatan
pembelajaran dengan baik agar proses dan hasil belajar dapat meningkat
dan sesuai dengan yang kita harapkan. Hal tersebut harus didahului oleh
pemahaman kita mengenai pendekatan pembelajaran. Setelah kita
memahami barulah kita bisa menerapkannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Degeng, Nyoman Sudana. 1997. Strategi Pembelajaran. Malang: IKIP Malang.


Dimyati dan Mudjiono. 2009.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S.B dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hartinah, Sitti. 2010. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2009. Strategi Pembelajaran
Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pannen, Paulina dkk. 2001. Mengajar di Perguruan Tinggi: Konstruktivisme
dalam Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

15
16

Anda mungkin juga menyukai