Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN PROG PENGAJARAN FISIKA

TENTANG

Pengembangan Pengajaran Menurut Briggs, Bell H Banaty, PPSI,


Kemp.Gerlach-Ely, IDI

Disusun Oleh:

Relis Mawati

NPM : 181025376008

Dosen Pembimbing:

Shabrina Amalia S.Pd., M.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)-


MUHAMMADIYAH SUNGAI PENUH
TAHUN AKADEMIK
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala karena


telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam proses pembuatan Makalah  ini. Tanpa dukungan dari berbagai
pihak mungkin makalah ini tidak bisa selesai tepat waktu.

Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata
kami mengharapkan Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6

A. Pengembangan Pengajaran Menurut Briggs.................................................6

B. Pengembangan Pengajaran Menurut Bela H Banaty....................................7

C. Pengembangan Pengajaran Menurut PPSI....................................................8

D. Pengembangan Perencanaan Pengajaran Menurut Kemp...........................10

E. Pengembangan Pengajaran Menurut Gearlach-Ely....................................12

F. Pengembangan Pengajaran Menurut IDI....................................................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desain pembelajaran dapat diartikan sebagai proses pemecahan
masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik
dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi
yang tersedia. Dengan demikian, suatu desaun muncul karena kebutuhan
manusia untuk memecahkan suatu persoalan. Melalui suatu desain orang
bisa melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk memecahkan suatu
persoalan yang dihadapi. Dengan demikian suatu desain pada dasarnya
adalah suatu proses yang bersifat linear yang diawali dari penentuan
kebutuhan, kemudian mengembangkan rancangan untuk merespon
kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diuji cobakan dan
akhirnya dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil tentang
efektivitas rancangan (desain) yang disusun.
Sistem pengembangan instruksional sering kali direpresentasikan
sebagai model grafik. Beberapa tahun terakhir sejumlah model disain
pembelajaran diperkenalkan oleh beberapa ahli/tokoh. Gentry mengatakan
bahwa model disain pembelajaran adalah suatu representatif gafik tentang
suatu pendekatan sistem, yang dirancang untuk memfasilitasi
pengembangan yang efektif dan efisien dari pembelajaran. Tujuan dari
disain pembelajaran yaitu membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien
dan mengurangi tingkat kesulitan pembelajaran 

Pengajaran atau proses belajar-mengajar adalah proses yang diatur


sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaan
mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan ini dituangkan dalam bentuk
perencanaan mengajar. Setiap perencanaan selalu berkenaan dengan
proyeksi atau perkiraan mengenai apa yang akan dilakukan.

Demikian halnya dalam perencanaan mengajar memperkirakan


(memproyeksikan) mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada
waktu melaksanakan pengajaran. Mengingat pelaksanaan pengajaran
adalah mengkoordinasi unsur-unsur (komponen) pengajaran, maka isi
perencanaan pun pada hakikatnya mengatur antara lain tujuan, bahan atau
isi, metode dan alat, serta evaluasi/penilaian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Pengajaran Briggs?
2. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Pengajaran Bela H
Banaty?
3. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Pengajaran PPSI?
4. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Pengajaran Kemp?
5. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Pengajaran Gearlach-Ely?
6. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Pengajaran IDI?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Pengajaran Menurut Briggs


pembelajaran model Briggs yaitu desain pembelajaran yang
berorientasi pada rancangan sistem dengan sasaran dosen atau guru yang
akan bekerja sebagai perancang kegiatan instruksional maupun tim
pengembangan instruksional yang susunan anggotanya meliputi anatara
lain dosen, administrator, ahli bidang study, ahli evaluasi, ahli media dan
perancang instruksional.
Briggs berpendapat bahwa, model ini juga sesuai untuk
pengembangan latihan jabatan tidak hanya terbatas pada lingkungan
program-program akademis saja. Disamping itu, model tersebut dirancang
sebagai metodologi pemecahan masalah instruksional.
1. Kelebihan dari pengembangan pengajaran menurut Briggs
a. Kelengkapan komponen di dalamnya mengandung aspek positif,
yaitu mengantisipasi masalah pembelajaran.
b. Cakupan model adalah makro (kurikulum) dan mikro (KBM).
c. Pelaksanaan evaluasi formatif dan sumatif beserta uji coba dan
revisi member peluang perbaikan dan peningkatan mutu
pembelajaran pada umumnya, dan mutu KBM secara khusus.
d. Komponen KBM yang lengkap menyebabkan model ini tidak kalah
dengan model berorientasi KBM murni. Jadi, kesulitan dalam
KBM dapat ditelusuri sejak dini.
e. Adanya proses penggunaan dan penyebaran dari kurikulum ini
menjadi cirri khas model dibandingkadan model yang lain.
2. Kekurangan dari pengembangan pengajaran menurut briggs
a. Kegiatan penyusunan desain pembelajaran model ini memakan
waktu yang lama, tim kerja yang besar, serta anggaran yang banyak
b. Tim kerja banyak, tidak ada penjelasan siapa dan bidang apa saja
yang terlibat di dalamnya
c. Tidak semua lembaga atau organisasi pendidikan mampu
menyelenggarakan penerapan model ini untuk merancang
kurikulum

B. Pengembangan Pengajaran Menurut Bela H Banaty


 Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H.
Banathy. Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil
pembelajaran, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
sistem, yakni pendekatan yang didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan
belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas
banyak komponen yang satu sama lain harus bekerja sama secara baik
untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Model pengembangan sistem
pembelajaran ini berorientasi pada tujuan pembelajaran. 
1. Kelebihan
a. Menganalisis dan merumuskan tujuan dengan baik, baik tujuan
umum maupun tujuan khusus yang lebih spesifik, yang
merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai peserta didik.
b. Mengembangkan kriteria test yang sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai Hal ini dilakukan agar setiap tujuan yang
dirumuskan tersedia alat untuk menilai keberhasilannya.
c. Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni
merumuskan apa yang harus dipelajari (kegiatan belajar yang
harus dilakukan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar).
Kemampuan awal siswa harus di analisis atau dinilai agar mereka
tidak perlu mempelajari apa yang telah mereka kuasai.
d. Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.
Jadi model ini didasarkan pada hasil test peserta didik.
e. Langkah-langkahnya yang hanya sedikit sehingga kita bisa lebih
efektif untuk membuatnya.
2. Kelemahan
a. Sedikit langkah sehingga dikhawatirkan akan tidak efisien.
b. Model cenderung lebih fokus pada materi yang belum dikuasai
oleh anak didik sehingga mengabaikan materi yang sudah di
pelajari yang bisa lupa apabila tidak pernah di kaji ulang.

C. Pengembangan Pengajaran Menurut PPSI


PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) merupakan proses
dalam mengembangkan pengajaran sebagai suatu sistem, yaitu sebagai kesatuan
yang terorganisir, yang memuat sejumlah unsur antara lain tujuan, materi,
metode, alat bantu dan evaluasi pembelajaran.

PPSI adalah langkah-langkah pengembangan sistem instruksional yang


mendasari efektivitas praktek pengajaran. Fungsi PPSI adalah untuk
mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara
sistemik dan sistematis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik dalam
melaksanakan proses belajar-mengajar.

PPSI menggunakan pendekatan sistem yang mengutamakan adanya


tujuan yang jelas, sehingga dapat dikatakan bahwa PPSI merujuk pada pengertian
sebagai suatu sistem, yaitu sebagai kesatuan terorganisasi yang terdiri atas
sejumlah komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam
rangka mencapai tujuan yang diinginkan. PPSI merupakan model pembelajaran
yang menerapkan suatu sistem untuk mencaai tujuan secara efektf dan efesien.

Langkah-langkah pokok model pembelajaran PPSI:

1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Dalam merumuskan tujuan instruksional yang dimaksud adalah tujuan
pembelajaran khusus, yaitu rumusan yang jelas dan operasional tentang
kemampuan atau kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran. Kemampuan-kemampuan tersebut harus
dirumuskan secara spesifik dan teratur sehingga dapat diamati dan
dievaluasi.
2. Mengembangkan Alat Evaluasi
Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, langkah selanjutnya adalaha
mengembangkan alat evaluasi, yaitu tes tang berfungsi untuk menilai sejauh
mana siswa telah mengasai kemampuan atau kompetensi yang telah
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran khusus tersebut. Pengembangan alat
evaluasi tidak dilakukan pada akhir dari kegiatan pembelajaran, tetapi
setelah tujuan pembelajaran khusus ditetapkan. Hal ini didasarkan atas
prinsip yang berorientasi pada hasil, yaitu penilaian terhadap suatu sistem
pembelajaran didasarkan atas hasil yang dicapai. Dalam evaluasi perlu
ditentukan terlebih dahulu jenis-jenis tes dan bentuk-bentuk tes yang
digunakan. Hal ini sangat bergantung pada hakikat dan tujuan yang akan
dicapai.
3. Menantukan Kegiatan Belajar-Mengajar
Setelah tujuan dan alat evaluasi diterapkan, langkah selanjutnya adalah
menetapkan kegiatan belajar-mengajar, yaitu kegiatan yang harus digunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam menentukan kegiatan
belajar mengajar hal yang harus dilakukan adalah:
a. Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar yang diperlukan
untuk mencapai tujuan.
b. Menetapkan kegiatan belajar yang harus dilakukan dan yang tidak harus
dilakukan oleh siswa.
c. Menetapkan kegiatan belajar yang masih perlu dilaksanakan oleh siswa.
Setelah kegiatan belajar siswa ditetapkan, perlu dirumuskan pokok-pokok
materi pembelajaran yang akan diberikan pada siswa.
4. Merencanakan Program KBM
Titik tolak dalam merencanakan program kegiatan pembelajaran adalah
suatu pelajaran yang diambil dari kurikulum yang ditetapkan jumlah
jam/SKS-nya dan diberikan pada kelas dalam semester tertentu. Pada
langkah ini perlu disusun strategi proses pembelajaran dengan cara
merumuskan kegiatan mengajar dan kegiatan belajar yang dirancang secara
sistematis sesuai kelas. Metode pembelajaran yang akan digunakan dipilih
sesuai dengan tujuan dan karakteristik materi yang disampaikan.
5. Pelaksanaan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan program ini
adalah:
a. Mengadakan Pretest ( Tes Awal)
Fungsi tes awal ini adalah untuk memperoleh informasi tenteng
kemampuan awal siswa sebelum mereka mengikuti kegiatan
pembelajaran.
b. Menyiapkan Materi Pelajaran
Sebelum menyampaikan materi pelajaran, hendaknya guru
menjelaskan dulu kepada siswa tujuan/kompetensi yang akan dicapai,
sehingga mereka mengetahui kemampuan-kemampuan yang diharapkan
setelah selesai pelajaran.
c. Mengadakan Posttest
Posttest diberikan setelah selesai mengikuti program
pembelajaran. Tes ini berfungsi untuk menulai kemampuan siswa
mengenai penguasaan materi pelajaran setelah pembelajaran
dilaksanakan.

D. Pengembangan Perencanaan Pengajaran Menurut Kemp


Kemp mengembangkan model desain intruksional yang paling
awal bagi pendidikan. Model Kemp memberikan bimbingan kepada
siswanya untuk berpikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan
pembelajaran.
1. Kelebihan:
Dalam model pembelajaran Kemp ini, di setiap melakukan langkah
terdapat revisi terlebih dahulu guna menuju ke tahap berikutnya.
Tujuannya ialah terdapat kekurangan di tahap tersebut, dapat
dilakukan perbaikan sebelum melangkah ke tahap selanjutnya.
2. Kekurangannya:
Model pembelajaran Kemp condong ke pembelajaran klasikal atau
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peran guru sangat berpengaruh
besar, karena mereka dituntut dalam rangka program pengajaran,
instrument evaluasi, dan stategi pengajaran.
Ada 8 langkah-langkah model pembelajaran Kemp antara lain;
1. Menentukan Tujuan Pembelajaran Umum atau Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam setiap
pembelajaran.
2. Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini untuk
mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya
siswa memungkinkan untuk mengikuti program, serta langkah-
langkah apa yang perlu diambil.
3. Menentukan tujuan pembelajaran khusus atau indikator, yaitu tujuan
yang spesifik, operasional, dan terukur. Dengan demikian, siswa
dapat mengetahui apa yang harus dipelajari, bagaimana cara
mengerjakan, dan apa ukurannya bahwa siswa telah berhasil. Dari
segi guru, rumusan itu berguna dalam menyusun tes kemampuan dan
pemilihan bahan yang sesuai.
4. Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran khusus.
5. Menentukan penjajagan awal (preassessment) atau pretest, yaitu
untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memnuhi persyaratan
belajar. Dengan demikian, guru dapat memilih materi yang
dibutuhkan dan diperlukan tanpa harus menyajikan materi yang tidak
perlu dan siswa tidak cepat bosan.
6. Menentukan stategi belajar-mengajar dan sumber belajar yang
sesuai. Kriteria umumnya yaitu: efisiensi, keefektifan, ekonomis,
kepraktisan melalui suatu analisis alternative.
7. Koordinasi sarana penunjang yang diperlukan, meliputi biaya,
fasilitas, peralatan, waktu, dan tenaga.
8. Mengadakan evaluasi, yaitu mengontrol dan mengkaji keberhasilan
program secara keseluruhan yaitu siswa, program
pembelajaran,instrument evaluasi, dan metode yang digunakan
E. Pengembangan Pengajaran Menurut Gearlach-Ely
Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode
perencanaan pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis
pedoman atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena dalam model ini
diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun
tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini
juga diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya
serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu
rencana untuk mengajar.

Kelebihan model pengembangan desain instruksional


pembelajaran Gerlach dan Ely:
1. Sangat teliti dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
2. Cocok digunakan untuk segala kalangan
Kekurangan model pengembangan desain instruksional
pembelajaran Gerlach dan Ely:
1. Terlalu panjangnya prosedur perancangan desain pembelajaran
2. Tidak adanya tahapan pengenalan karakteristik siswa

F. Pengembangan Pengajaran Menurut IDI


Model pembelajaran IDI merupakan model pembelajaran yang
kompleks dan terpadu dari manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi
untuk mengelola usaha pemecahan masalah dalam situasi belajar dan
terkontrol.
1. Kelebihan

Model IDI bermanfaat untuk membantu sekolah yang


memiliki keterbatasan resources ( sumber, akal,ide)dan mengharapkan
untuk menemukan inovasi sebagai solusi yang efektif untuk
memecahkan masalah belajar dan pembelajaran.

Kekunggulan lain dari model IDI adalah model ini dapat


dijadikan perbaikan oleh guru dari pengalaman sebelumnya, jika
dikaitkan dengan pembelajaran maka hasil belajarnya pun akan lebih
baik, dilihat dari insight atau pengalaman, penggunaan tehnologi
pendidikan lainnya dan evaluasi yang sudah di rancang sedemikian
rupa.

2. Kelemahan

Desain Pembelajaran model IDI tidak terlepas dari


keterbatasan atau kelemahan tertentu, adapun kelemahan model ini
adalah : Model IDI Membutuhkan dana dan
fasilitas dalam proses pembelajaran, baik dalam penggunaan media,
alat atau bahan sehingga membutuhkan biaya yang lebih untuk
menunjang proses pembelajaran sedangkan fasilitas sekolah masih
minim.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terdapat kelebihan serta kekurangan antara desain pembelajaran
Briggs dan Banathi antara lain: kelebihan pada desain model pembelajaran
Briggs yaitu akan lebih komprehensif dalam melakukan evaluasi, karena
langkah-langkah yang harus dilakukan sangat menyeluruh. Sedangkan
kekurangan dari desain ini yaitu terlalu rumit jika menggunakan desain
pembelajaran model Briggs ini, karena kita harus mempersiapkan
komponen yang terlalu kompleks. Untuk kelebihan dari desain
pembelajaran Bannathi yaitu desain yang ditawarkan simple dan mudah.
Sedangkan kekurangannya adalah terlalu singkatnya langkah-langkah
desain pembelajaran model Bannathi.

pembelajaran sebagai proses menurut adalah  pengembangan


pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori
pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran. Mengandung arti
bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep
pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang
digunakan.
Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode
perencanaan pengajaran yang sistematis.
Pengembangan system instruksional model IDI ini terdiri dari tiga
tahapan besar, yaitu merumuskan (define), mengembangkan (develop),
dan menilai (evaluate). Setiap tahapan terbagi ke dalam tiga fungsi
sehingga seluruhnya menjadi Sembilan fungsi, di antaranya:
mengidentifikasi masalah, menganalisis, mengatur pengelolaan,
mengidentifikasi tujuan, pengkhususan metode, menyusun prototype,
pengujian prototype, analisis hasil, dan implementasi.
DAFTAR PUSTAKA

Wina Sanjaya, Perencanaan danh Desain Sistem Pembelajaran,(Jakarta: Prenada


Media Group, 2010)
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), hlm. 114-
118.
Abdul Majid. 2007. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, Bandung, Rosdakarya.
Janawi, 2013, Metodologi dan Pendidikan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ombak
Anggota IKAPI.

Rusman, 2010, MODEL-MODEL PEMBELAJARAN, Jakarta: PT RajaGrafindo


Persqada.

Rusydiyah, Evi Fatimatur, 2009, Perencanaan Pembelajaran Edisi Pertama,


Surabaya: Lapis.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, 2009, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar


Baru Algensindo.

Trianto, 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai