Anda di halaman 1dari 15

cMAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA

TENTANG

Strategi Pembelajaran Kontekstual

Relis Mawati

NPM : 181025376008

Dosen Pembimbing:

Petri Reni Sasmita, S.Pd., M.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)-


MUHAMMADIYAH SUNGAI PENUH
TAHUN AKADEMIK
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala karena


telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam proses pembuatan Makalah  ini. Tanpa dukungan dari berbagai
pihak mungkin makalah ini tidak bisa selesai tepat waktu.

Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata
kami mengharapkan Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang.............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan...........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6

A. Pengertian dari Pembelajaran Kontekstual...................................................6

B. Prinsip Pembelajaran Kontekstual................................................................7

C. Komponen-komponen yang Terdapat dalam Pembelajaran Kontekstual.....9

D. Kelebihan dan kekurangan dari Pembelajaran Kontekstual.......................12

E. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual.........................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

B. Saran............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning/CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan
bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran
yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural)
sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel
da-pat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke
permasalahan/ konteks lainnya.

CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan


situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Sagala
(2009: 92) dan Riyanto (2010: 168-169) menguraikan langkah-langkah
penerapan pembelajaran kontekstual. Oleh karena itu, pada makalah ini
penjelasan tentang pembelajaran kontekstual akan dibahas secara
mendalam.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari pembelajaran kontekstual?

2. Apakah prinsip pembelajaran kontekstual?

3. Apa saja komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran


kontekstual?

4. Apakah kelebihan dari pembelajaran kontekstual?

4
5. Apakah kelemahan dari pembelajaran kontekstual?

6. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kontekstual?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pembelajaran kontekstual

2. Mengetahui prinsip pembelajaran kontekstual

3. Mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran


kontekstual

4. Mengetahui kelebihan dari pembelajaran kontekstual

5. Mengetahui kelemahan dari pembelajaran kontekstual

6. Mengetahui langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kontekstual

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dari Pembelajaran Kontekstual


Proses pembelajaran kontekstual beraksentuasi pada pemrosesan
informasi, individualisasi, dan interkasi sosial. Pemrosesan informasi
menyatakan bahwa siswa mengolah informasi, memonitornya, dan
menyusun strategi berkaitan dengan informasi tersebut. Inti pemrosesan
informasi adalah proses memori dan berpikir.

Menurut Susdiyanto, Saat, dan Ahmad (2009: 27), pembelajaran


kontekstual adalah proses pembelajaran yang bertolak dari proses
pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, dalam arti bahwa apa yang akan
dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, sehingga
pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh
yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang


berorientasi pada penciptaan semirip mungkin dengan situasi “dunia
nyata”. Melalui pembelajaran kontekstual dapat membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata, sehingga
dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran. Sehubungan
dengan itu, Suprijono (2011: 79) menjelaskan bahwa pembelajaran
kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan
konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

6
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Penjelasan
ini dapat dimengerti bahwa pembelajaran kontekstual adalah strategi yang
digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran melalui proses
memberikan bantuan kepada siswa dalam memahami makna bahan
pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan
konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya
masyarakat.

Senada dengan itu, Sumiati dan Asra (2009: 14) mengemukakan


pembelajaran kontekstual merupakan upaya guru untuk membantu siswa
memahami relevansi materi pembelajaran yang dipelajarinya, yakni
dengan melakukan suatu pendekatan yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas.
Selanjutnya, pembelajaran kontekstual terfokus pada perkembangan ilmu,
pemahaman, keterampilan siswa, dan juga pemahaman kontekstual siswa
tentang hubungan mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata.
Pembelajaran akan bermakna jika guru lebih menekankan agar siswa
mengerti relevansi apa yang mereka pelajari di sekolah dengan situasi
kehidupan nyata di mana isi pelajaran akan digunakan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa


pembelajaran kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan
pengalaman atau dunia nyata, berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa,
siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar
menyenangkan, mengasyikkan, tidak membosankan, dan menggunakan
berbagai sumber belajar.

B. Prinsip Pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa prinsip dasar.
Adapun prinsip-prinsip dalam pembelajaran kontekstual menurut
Suprijono (2011: 80-81) adalah sebagai berikut.

7
1. Saling ketergantungan, artinya prinsip ketergantungan merumuskan
bahwa kehidupan ini merupakan suatu sistem. Lingkungan belajar
merupakan sistem yang mengitegrasikan berbagai komponen
pembelajaran dan komponen tersebut saling mempengaruhi secara
fungsional.

2. Diferensiasi, yakni merujuk pada entitas-entitas yang beraneka ragam


dari realitas kehidupan di sekitar siswa. Keanekaragaman mendorong
berpikir kritis siswa untuk menemukan hubungan di antara entitas-
entitas yang beraneka ragam itu. Siswa dapat memahami makna
bahwa perbedaan itu rahmat.

3. Pengaturan diri, artinya prinsip ini mendorong pentingnya siswa


mengeluarkan seluruh potensi yang dimilikinya. Ketika siswa
menghubungkan materi akademik dengan konteks keadaan pribadi
mereka, siswa terlibat dalam kegiatan yang mengandung prinsip
pengaturan diri.

Selanjutnya, Sumiati dan Asra (2009: 18) menjelaskan secara rinci


prinsip pembelajaran kontekstual sebagai berikut:

a. Menekankan pada pemecaham masalah;

b. Mengenal kegiatan mengajar terjadi pada berbagai konteks seperti


rumah, masyarakat, dan tempat kerja;

c. Mengajar siswa untuk memantau dan mengarahkan belajarnya


sehingga menjadi pembelajar yang aktif dan terkendali;

d. Menekankan pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa;

e. Mendorong siswa belajar satu dengan lainnya dan belajar bersama-


sama;

f. Menggunakan penilaian otentik.

8
Lain halnya dengan Nurhadi, ia mengemukakan prinsip-prinsip
pembelajara kontekstual yang perlu diperhatikan guru, yakni:

1. merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran mental sosial,

2. membentuk kelompok yang saling bergantung,

3. menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang


mandiri,

4. mempertimbangkan keragaman siswa,

5. mempertimbangkan multi intelegensi siswa,

6. menggunakan teknik-teknik bertanya untuk meningkatkan


pembelajaran siswa, perkembangan masalah, dan ketrampilan berpikir
tingkat tinggi,

7. menerapkan penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan antitesis


dari ujian stanar, penilaian autentik memberi kesempatan kepada
siswa untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka sambil
mempertunjukkan apa yang sudah mereka pelajari

Merujuk pada prinsip-prinsip di atas, maka pembelajaran


kontekstual berorientasi pada upaya membantu siswa untuk menguasai tiga
hal, yakni:

a. pengetahuan, yaitu apa yang ada di pikirannya membentuk konsep,


definisi, teori, dan fakta;

b. kompetensi atau keterampilan, yaitu kemampuan yang dimiliki untuk


bertindak atau sesuatu yang dapat dilakukan;

c. pemahaman kontekstual, yaitu mengetahui waktu dan cara bagaiman


menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam situasi kehidupan
nyata.

9
C. Komponen-komponen yang Terdapat dalam Pembelajaran
Kontekstual
Dalam pembelajaran kontekstual, ada beberapa komponen utama
pembelajaran efektif. Komponen-komponen itu merupakan sesuatu yang
tak terpisahkan dalam pembelajaran kontekstul. Komponen-komponen
dimaksud adalah konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning),
menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community),
permodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya
(authentic assessment).

1. Konstruktivisme; yakni mengembangkan pemikiran siswa akan


belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan atau keterampilan
barunya. Sumiati dan Asra (2009: 15) mengemukakan lima elemen
belajar konstruktivisme, yaitu:

a. pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activiating knowledge).

b. perolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge),

c. pemahaman pengetahuan (understanding knowledge),

d. mempraktekkan pengetahuan (applyng knowledge),

e. melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan


tersebut (reflecting knowledge).

2. Bertanya; yakni mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan


bertanya. Melalui proses bertanya, siswa akan mampu menjadi
pemikir yang handal dan mandiri. Dalam sebuah pembelajaran yang
produktif, kegiatan bertanya berguna untuk:

a. menggali informasi, baik administrasi maupun akademik;

b. mengecek pemahaman siswa;

10
c. membangkitkan respon pada siswa;

d. mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;

e. mengetahui hal-hala yang sudah diketahui siswa;

f. memfokuskan pengetahuan siswa pada sesuatu yang dikehendaki


guru;

g. membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; dan (h)


menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

3. Menemukan; merupakan bagian inti dari pembelajaran kontekstual.


Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan
bukan hanya hasil megingat seperangkat fakta-fakta, tetapi juga hasil
dari menemukan sendiri.

4. Masyarakat belajar; yaitu menciptakan masyarakat belajar (belajar


daam kelompok). Hasil belajar diperoleh dari sharing antarteman,
antarkelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu.

5. Permodelan; menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.


Dengan adanya model, siswa akan lebih mudah meniru apa yang
dimodelkan. Pemodel tidak hanya orang lain, guru atau siswa yang
lebih mahir dapat bertindak sebagai model.

6. Refleksi; dilakukan pada akhir pembelajaran. Refleksi merupakan


upaya untuk melihat kembali, mengorganisir kembali, menganalisis
kembali, mengklarifikasi kembali, dan mengevaluasi kembali hal-hal
yang telah dipelajari.

7. Penilaian sebenarnya; yaitu upaya pengumpulan berbagai data yang


bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data
dikumpulkan dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat
melakukan pembelajaran. Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar

11
menilai prestasi siswa adalah proyek/kegiatan dan laporannya, PR,
kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi,
laporan, jurnal, hasil tes tulis, dan karya tulis.

D. Kelebihan dan kekurangan dari Pembelajaran Kontekstual


Kelebihan dari pembelajaran kontekstal adalah sebagai berikut:

1. Peserta didik mampu menghubungkan teori dengan kondisi di


lapangan yang sebenarnya.

2. eserta didik dilatih agar tidak tergantung pada menghapal materi

3. Melatih peserta didik untuk berpikir kritis dalam meghapdapi suatu


permasalahan

4. Melatih peserta didik untuk berani menyampaikan argumen, bertanya,


serta menyampaikan hasil pemikiran

5. Melatih kecakapan interpersonal untuk berhubungan dengan orang


lain.

Kelemahan dari Pembelajaran Kontekstual adalah sebagai berikut:

1. Membutuhkan waktu lama dalam pelaksanaannya

2. Membutuhkan banyak biaya

E. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual


Langkah-langkah penerapan pembelajaran kontekstual sebagai
berikut:

1. mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna


dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya;

12
2. melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua pokok
bahasan;

3. mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya;

4. menciptakan masyarakat belajar;

5. menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran;

6. melakukan refleksi di akhir pertemuan;

7. melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Di sisi lain, berdasarkan Center for Occupational Research and


Development (CORD), penerapan strategi pembelajaran kontekstual
digambarkan sebagai berikut:

a. Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan


nyata. Konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk
membantu siswa agar yang dipelajari bermakna;

b. Experiencing, belajar adalah kegiatan “mengalami”, siswa berproses


secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan
eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan dan
menciptakan hal baru dari apa yang dipelajarinya

c. Applyng, belajar menekankan pada proses pendemonstrasian


pengetahuan yang dimiliki dalam kenteks dan pemanfaatannya;

d. Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif


melalui belajar berkelompok, komunikasi interpersonal, atau
hubungan intersubjektif;

e. Transferring, belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan


memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning/CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan
bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran
yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural)
sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel
da-pat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke
permasalahan/ konteks lainnya.

Pembelajaran kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan


pengalaman atau dunia nyata, berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa,
siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar
menyenangkan, mengasyikkan, tidak membosankan, dan menggunakan
berbagai sumber belajar.

B. Saran
Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan pada pembelajaran
kontekstual ini, maka guru dapat memilih materi mana yang cocok untuk
digunakan dalam model pembelajaran kontekstual, sehingga dapat
membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Djahura, Dirman. 2012. Konsep Pembelajaran Kontekstual. 18 Febuari 2016

http://dirman-djahura.blogspot.co.id/2012/09/pembelajaran-kontekstual.html

Hermawan, Ayahanda Iwan. 2014. Strategi Pembelajaran Kontekstual. 18


Febuari 2016

https://kirimtugas.wordpress.com/2014/05/03/strategi-pembelajaran-kontekstual/

Mahahani. 2011. Pengertian Pembelajaran Kontekstual Ctl / Contextual Teaching


And Learning. 18 Febuari 2016

http://www.m-edukasi.web.id/2011/12/pengertian-pembelajaran-kontekstual-
ctl.html

15

Anda mungkin juga menyukai