Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMBIMBING BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan konseling

Dosen Pengampu: Abdurrahman Al Asy’ari, Dr. K.H. M.Pd.I

Disusun Oleh:
Nifa Nur Hasanah (2019030212)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN (UNSIQ) JAWA TENGAH

DI WONOSOBO

2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,


karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul PEMBIMBING BIMBINGAN DAN KONSELING
PENDIDIKAN ISLAM ini dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.

Makalah ini dibuat dalam rangka untuk menyelesaikan tugas pembuatan


makalah pada mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Selain itu juga tujuan dalam
pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan kita mengenai
Pembimbing bimbingan dan konseling pendidikan Islam

Dalam pembuatan makalah ini kami tidak menemui kesulitan yang berarti.
Hanya saja kami harus lebih giat dalam mengumpulkan bahan-bahan makalah dari
buku.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Harapan kami,
semoga makalah ini dapat bermanfaat pada khususnya dan pembaca pada
umumnya. Aamiin...

Wonosobo, 20 September 2021

Nifa Nur Hasanah

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………...ii

Daftar Isi…………………………………………………………………………iii

BAB I :PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………...4

B. Rumusan Masalah…………………………………………..........4

C. Tujuan………………………………………………………........4

BAB II :PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Bimbingan Konseling Islam ……………………...6


B. Fungsi dan metode bimbingan konseling Islam………………….7
C. Pengertian Pembimbing Bimbingan dan Konseling Pendidikan
Islam …………………………………...…….............................10
D. Syarat Menjadi Pembimbing dan Konselor Islami ………….....10
BAB III :PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………......14
B. Saran………………………………………................................15
Daftar Pustaka……………………………………………………………………...16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dilahirkan didunia dengan dibekali akal, pikiran, dan perasaan.


Dengan bekal itulah manusia disebut sebagai makluk yang paling sempurna dan
diamanati oleh sang pencipta sebagai pemimpin di bumi ini. Akan tetapi seiring
dengan bekal akal, pikiran dan perasaan itu pula manusia diselimuti oleh berbagai
macam masalah, bahkan ada yang mengatakan bahwa manusia merupakan
makhluk dengan segudang masalah (human with multiproblem). Dengan berbagai
masalah  itu ada yang bisa mereka atasi dengan sendirinya atau  mereka
memerlukan bantuan orang lain (konselor) untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya. Dan pemberian bantuan dari orang yang ahli (konselor) kepada
individu yang membutuhkan (klien) itulah yang dinamakan “konseling”.
Dalam memecahkan masalahnya, manusia memiliki banyak pilihan cara,
salah satunya adalah dengan cara islam. Mengapa islam? Karena islam mengatur
seluruh aspek  kehidupan manusia tak terkecuali berkenaan dengan bimbingan
dan konseling.
Dalam makalah ini kami akan memaparkan berbagai hal terkait dengan
bimbingan konseling islam, termasuk tujuan-tujuan dari bimbingan konseling
islam dan bagaimana ketika bimbingan dan konseling di implementasikan dalam
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar bimbingan konseling Islam?
2. Bagaimana fungsi dan metode bimbingan konseling Islam?
3. Bagaimana pengertian pembimbing Bimbingan dan Konseling
Pendidikan Islam?
4. Apa syarat menjadi pembimbing dan konselor Islami?

4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui konsep dasar bimbingan konseling Islam
2. Untuk dapat mengetahui fungsi dan metode bimbingan konseling Islam
3. Untuk dapat mengetahui pengertian pembimbing Bimbingan dan
konseling pendidikan Islam
4. Untuk dapat mengetahui syarat menjadi pembimbing dan konselor Islami

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Bimbingan Konseling Islam


Berdasarkan literature bahasa Arab kata konseling disebut Al-
Irsyad atau Al-Istisyarah, dan kata bimbingan disebut Attaujih. Dengan
demikian, Guidance and Counselling dialih bahasakan menjadi At-taujih wa
al-irsyad atau at-taujih wa al-istisyarah. Secara etimologi
kata Irsyad berarti alhuda, ad-dalah yang dalam bahasa Indonesia berarti
petunjuk, sedangkan kata Al istisyarahberarti; talaba min al-mansyurah / an-
nasihah, dalam bahasa Indonesia berarti; meminta nasehat / konsultasi.
Sementara Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan
terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk
Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Kesempurnaan ajaran Islam menyimpan khazanah-khazanah berharga
yang dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan problem kehidupan
manusia. Secara operasional khazanah-khazanah tersebut tertuang dalam
konsep konseling Islami dan secara praktis tercermin dalam proses face to
face relationship (pertemuan tatap muka) atau personal contact (kontak
pribadi) antara seorang konselor professional dan berkompeten dalam
bidangnya dengan seorang klien /konseli yang sedang menghadapi atau
berjuang menyelesaikan kehidupannya untuk mewujudkan amanah
ajaran Islam.
Konseling Islam akan menjalin hubungan personal antara dua pihak
manusia, satu pihak ingin memecahkan / menyelesaikan problem
kehidupannya untuk mewujudkan amanah ajaran Islam.
Konseling Islam akan menjalin hubungan personal antara dua pihak
manusia, satu pihak ingin memecahkan / menyelesaikan masalah dan satu
pihak lagi membantu memecahkan atau menyelesaikan masalah. Hasil
seminar bimbingan dan konseling Islami yang diselenggarakan oleh UII di
Yogyakarta pada tahun 1985 didapat sebuah rumusan bahwa “Konseling
Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari

6
kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras
dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan
di dunia dan diakhirat”.
Sejalan dengan hal itu, Hellen mengungkapkan bahwa Konseling
Islam adalah suatu usaha membantu individu dalam menanggulang
penyimpangan perkembangan fitrah beragama yang dimilikinya, sehingga ia
kembali menyadari perannya sebagai khalifah Allah di muka bumi dan
berfungsi untuk mengabdi kepada Allah SWT sehingga akhirnya tercipta
kembali hubungan yang baik dengan Allah, dengan manusia dan alam
semesta.
Berpijak pada beberapa pendapat di atas dapat kita pahami bahwa
konseling Islam adalah upaya bantuan yang diberikan oleh seorang konselor
kepada klien agar klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan
menggunakan Al-Qur;an dan hadist sebagai pedoman untuk bertindak.
Senada dengan hal tersebut, Tohari Musnamar mengemukakan bahwa
Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap
individu agar menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah
yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat kita pahami bahwa
konseling Islam merupakan sebuah proses konseling yang menjadikan Al-
Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman agar individu tersebut dapat
menyelesaikan masalahnya dan menyadari keberadaannya sebagai makhluk
Allah SWT.
B. Fungsi dan Metode Bimbingan Konseling Islam
Fungsi bimbingan dan konseling Islami dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Fungsi preventif, yakni membantu individu menjaga atau mencegah
timbulnya masalah bagi dirinya.
2. Fungsi kuratif atau korektif, membantu individu memecahkan masalah
yang sedang di hadapi atau di alami

7
3. Fungsi preservatif, yakni membantu individu menjaga agar situasi atau
kondisi yang semula tidak baik telah menjadi baik (terpecahkan ) itu
kembali menjadi tidak baik (menimbulkan masalah kembali).
4. Fungsi developmental atau pengembangan, yakni membantu individu
memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar
tetap baik dan menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkan menjadi
sebab munculnya masalah baginya.
Berdasarkan fungsi bimbingan dan konseling Islami di atas, terlihat
bahwa substansi layanan tersebut adalah untuk memecahkan setiap persoalan
yang di hadapi oleh peserta didik terutama pada masa remaja dalam
kehidupan sehari-hari serta mengusahakan sedapat mungkin agar masalah
yang sama tidak terulang lagi. Fungsi konseling secara implementasinya,
maka bimbingan konseling dan islam sebagai berikut :
a. Mengetahui, mengenal dan memahami akan eksistensi dan fitrahnya
b. Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, atau
membantu individu tawakal atau berserah diri kepada allah.
c. Membantu individu merumuskan masalah yang dihadapinya dan
membantunya menyelesaikan masalah yang ssedang dihadapinya.
d. Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah sesuai
dengan kadar intelektual masing – masing individu, sperti yang di
anjurkan al – qur’an yaitu, berlaku sabar, membaca dan memaahami al –
qur’an, dan berdzikir.
e. Membantu individu dalam mengembangkan kemampuan pengantisipasi
masa depan, sehingga akan bertindak secara hati – hati dan penuh
pertimbangan di dalam memilih alternatif tindakan.

Islam, dalam aplikasi penyebaran ajarannya banyak menggunakan metode bimbingan


dan konseling, sebagaimana di jelaskan Musfir bin Said Az Zahrani (2005:26),
diantaranya sebagai berikut :

1. Metode keteladanan, yang di gambarkan dengan suri tauladan yang baik,


sebagai firman allah: (Al-Ahzab:21):

Artinya:

8
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

2. Metode penyadaran, metode ini banyak menggunakaan ungkapan – ungkapan


nasehat dan juga at-targhib wa-tarhib (janji dan ancaman. Sebagaimana
dijelaskan dalam firman allah dalam surat Al-Hajj ayat 1-2:

Artinya:

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan


hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (ingatlah)
pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang
menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala
wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal
sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.

3. Metode penalaran logis, metode ini berkisaran tentang dialog dengan alasan
akal atau logika dan perasaan individu, sebagaimana firman allah SWT. yang
di jelaskan dalam surat Al-Hujuraat : 12 :

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka


(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.

4. Metode kisah (cerita). Al-Qur’an banyak merangkum kisah – kisah para nabi
serta dialog yang terjadi diantara mereka dengan kaumnya. Kisah ini bisa
dijadikan sebagai contoh dan teladan serta model yang mampu menjadi
penjelas akan perilaku – perilaku yang diharapkan, sehingga bisa dibiaskan,
dan juga perilaku – perilaku yang tercela sehingga bisa dihindari.

9
C. Pengertian Pembimbing Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
Pembimbing atau konselor adalah seseorang yang karena keahlian
memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan
atau masalah-masalah yang mana orang tersebut tidak bisa mengatasinya
sendiri tanpa bantuan orang lain. Menurut Sayuti, (1988: 12) Pembimbing
adalah orang yang mempunyai kompetensi (kewenangan) untuk melakukan
bimbingan dan konseling Islami. Sedangkan dalam buku “Bimbingan dan
Konseling Islami” pembimbing adalah orang yang menguasai bimbingan dan
konseling sosial Islami.

Konselor Pendidikan Islam adalah konselor yang bertugas dan


bertanggungjawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada
peserta didik di satuan pendidikan Islam.

D. Syarat Menjadi Konselor Islami

Adapun syarat-syarat untuk menjadi pembimbing atau konselor yaitu:


a. Memiliki tiga sikap pokok antara lain:
1. Sikap menerima berarti bahwa konselor menerima siswa sebagai
adanya dan tidak segera “mengadili” siswa tentang kebenaran dari
pendapat,perasaan ataupun perbuatannya.
2. Sikap ingin memahami menuntut dari pembimbing agar dia berusaha
sekuat tenaga untuk menangkap dengan jelas dan lengkap hal-hal
yang sedang dikemukakan oleh siswa, baik dengan kata-kata maupun
dengan isyarat yang lain. Maka pembimbing atau konselor harus
berusaha ikut merasakan(empaty) apa yang diungkapkan dan apa yang
dialami oleh siswa.
3. Sikap bertindak dan berbicara secara jujur berarti bahwa konselor
tidak boleh berpura-pura, sehingga dalam pandangan siswa
pembimbing atau konselor kelihatan “spontan”.
b. Kepekaan terhadap apa yang terdapat “dibelakang” kata-kata kelayan.
c. Kemampuan dalam cara berkomunikasi yang tepat (rapport).
d. Meskipun seorang pembimbing atau konselor di panti juga berfungsi sebagai
pendidik, tetapi janganlah pembimbing itu bertindak/berlagak “dominan”.

10
e. Memiliki kesehatan jasmani dan mental yang layak.
f. Menaati kode etika jabatan, yang meliputi seperti sikap, ketrampilan, syarat
pendidikan, penggunaan informasi yang diperoleh dari konseli, penggunaan
testing, hak dan kewajiban anggota profesi konselor.
Sedangkan syarat-syarat menjadi pembimbing atau konselor Islami sebagai
berikut:
1) Memiliki pribadi yang menarik, serta rasa berdedikasi yang tinggi dalam
tugasnya.
2) Menyakini tentang mungkinnya anak bimbing mempunyai kemampuan untuk
berkembang sebaik-baiknya bila disediakan kondisi dan kesempatan yang
fovurable untuk itu.
3) Memiliki rasa commited dengan nilai-nilai kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan untuk mengadakan komunikasi baik dengan anak
bimbing maupun lainnya.
5) Bersikap terbuka artinya tidak memiliki watak yang suka menyembunyikan
sesuatu maksud yang tidak baik.
6) Memiliki keuletan dalam lingkungan tugasnya termasuk pula lingkungan
sekitarnya.
7) Memiliki rasa cinta terhadap orang lain.
8) Memiliki perasaan sensitif terhadap kepentingan anak bimbing
9) Memiliki kecekatan berfikir, cerdas sehingga mampu memahami yang
dikehendaki kelayan.
10) Memiliki personality yang sehat dan bulat, tidak terpecah-pecah jiwa
(frustasi)
11) Memiliki ketenangan jiwa (kedewasaan) dalam segala perbuatan lahiriyah
dan batiniyah
12) Memiliki sikap mental suka belajar dalam ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan tugasnya
13) Bilamana pembimbinng tersebut bertugas di bidang agama, berakhlak mulia,
serta aktif menjalankan ajaran agamanya dan sebagainya.
Syarat lain pembimbing atau konselor Islami dikelompokkan sebagai berikut:
a) Kemampuan keahlian (professional)

11
Pembimbing dan bimbingan konseling Islami tentu haruslah merupakan
orang yang memiliki kemampuan keahlian atau professional di bidang
tersebut. Dengan istilah lain dikatakan yang bersangkutan merupakan seorang
“alim” di bidangnya. Keahlian (kealiman) dalam hal ini merupakan syarat
mutlak, sebab apabila yang bersangkutan tidak menguasai bidangnya, maka
bimbingan konseling tidak akan mencapai sasarannya, tidak akan berhasil.
Hadits Nabi sebagai berikut: “Apabila sesuatu perkara diserahkan
(penanganannya) kepada orang yang bukan ahlinya, tunggu sajalah saat
(ketidak berhasilan atau kehancurannya)" (H.R.Bukhari).
b) Sifat kepribadian yang baik (akhlakul-karimah)
1. Siddiq (mencintai dan membenarkan kebenaran)
Pembimbing harus memiliki sifat siddiq, yakni cinta pada kebenaran
dan mengatakan sesuatu yang memang benar.
2. Amanah (bisa dipercaya)
Pembimbing harus dapat dipercaya, dalam arti yang bersangkutan
mau dan mampu menjaga rahasia orang yang menjadi yang
dibimbing.
3. Tabliqh (mau menyampaikan apa yang layak disampaikan).
Pembimbing harus bersedia menyampaikan apa yang layak
disampaikan.
4. Fatonah (intelejen, cerdas, berpengetahuan).
Pembimbing harus memiliki kemampuan dan kecerdasan yang
memadai, termasuk sifat inovatif, kreatif, cepat tanggap, cepat
mengambil keputusan dan sebagainya. Pengetahuan dan ketrampilan
yang luas diperlukan untuk bisa membimbing dengan efektif.
5. Mukhlis (ikhlas dalam menjalankan tugas).
Pembimbing harus ikhlas dalam menjalankan tugasnya karena
mengharapkan ridha Allah (lillahi ta’ala).
6. Sabar
Pembimbing harus memiliki sifat sabar, dalam arti ulet, tabah, ramah,
tidak mudah putus asa, tidak pernah marah, mau mendengarkan keluh
kesah yang dibimbing dengan penuh perhatian dan sebagainya.

12
7. Tawaduk (rendah hati)
Pembimbing harus memiliki sifat rendah hati, tidak sombong, tidak
merasa paling tinggi kedudukan maupun ilmunya dan sebagainya.
Sebagaimana disebutkan dalam al-Quran;
8. Saleh (mencintai, melakukan, membina, menyokong kebaikan).
Pembimbing harus bersifat saleh, karena kesalehnnya itu akan
memudahkannya melakukan tugasnya dengan baik.
9. Adil
Pembimbing dalam berlaku harus adil, dalam arti mampu
mendudukkan permasalahan dan klien sesuai dengan situasi dan
kondisinya secara porposional.
10. Mampu mengendalikan diri.
Pembimbing harus memiliki kemampuan kuat untuk mengendalikan
diri, menjaga kehormatan diri dan kehormatan yang dibimbing.
c). Kemampuan kemasyarakatan (Hubungan sosial)
Pembimbing harus memiliki kemampuan melakukan hubungan
kemanusiaan atau hubungan sosial, ukhuwah Islamiyah yang tinggi.
d). Ketakwaan kepada Allah
Ketakwaan mereka syarat dari segala syarat yang harus dimiliki seorang
pembimbing, sebab ketakwaan merupakan sifat paling baik.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar
mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
2. Konseling Islam merupakan sebuah proses konseling yang menjadikan Al-
Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman agar individu tersebut dapat
menyelesaikan masalahnya dan menyadari keberadaannya sebagai makhluk
Allah SWT.
3. Fungsi dan Metode Bimbingan Konseling Islam
Fungsi bimbingan dan konseling Islami dapat dirumuskan sebagai berikut :
a) Fungsi preventif,.
b) Fungsi kuratif atau korektif,
c) Fungsi preservatif,
d) Fungsi developmental atau pengembangan.
4. Pembimbing atau konselor adalah seseorang yang karena keahlian memberikan
bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan atau masalah-
masalah yang mana orang tersebut tidak bisa mengatasinya sendiri tanpa
bantuan orang lain.
5. Syarat-syarat menjadi pembimbing atau konselor Islami sebagai berikut:
1) Memiliki pribadi yang menarik,
2) Menyakini tentang mungkinnya anak bimbing mempunyai kemampuan untuk
berkembang sebaik-baiknya
3) Memiliki rasa commited dengan nilai-nilai kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan untuk mengadakan komunikasi baik
5) Bersikap terbuka
6) Memiliki keuletan dalam lingkungan tugasnya
7) Memiliki rasa cinta terhadap orang lain.
8) Memiliki perasaan sensitif terhadap kepentingan anak bimbing
9) Memiliki kecekatan berfikir

14
10) Memiliki personality yang sehat dan bulat,
11) Memiliki ketenangan jiwa (kedewasaan)
12) Memiliki sikap mental suka belajar
13) Berakhlak mulia, serta aktif menjalankan ajaran agamanya dan sebagainya.
6. Syarat lain pembimbing atau konselor Islami dikelompokkan sebagai berikut:
a) Kemampuan keahlian (professional)
b) Sifat kepribadian yang baik (akhlakul-karimah)
c) Kemampuan kemasyarakatan (Hubungan sosial)
d) Ketakwaan kepada Allah.
B. Saran
Sebagai manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan dan karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan, maka kami mohon kepada rekan-rekan mahasiswa
dan bapak dosen kiranya dapat mengoreksi makalah ini, jika terdapat kesalahan-
kesalahan baik dalam penyajian materi maupun segi penulisan yang tidak sesuai
dengan standar yang telah ditentukan sehingga dapat menjadi bahan acuan bagi
penulisan selanjutnya.

Dan sebagai seorang pendidik, terutama sebagai pembimbing bimbingan dan


konseling harus bisa membuat seorag siswa nyaman, harus memahami karakter siswa
satu sama lain, memahami perasaan atau kemauan siswa, merencanakan sesuatu yang
berguna bagi siswa, agar seorang pembimbing tidak terkenal dengan sifat kurang
nyaman atau galak di mata para siswanya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rustanti. -. Peran Guru Kelas Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah


Dasar.

http://re-searchengines.com/rustanti40708.html diakses tanggal 11 desember 2009

Sudrajat Ahmad. 2008. Peranan Kepala Sekolah, Guru, dan Wali Kelas Dalam
Bimbingan Konseling. 

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/13/peranan-kepala-sekolah-guru-dan-
wali-kelas-dalam-bimbingan-dan-konseling/ diakses tangal 11 Desember 2009.

Sudrajat Ahmad. 2008. Peranan  Guru dalam Prose Pendidikan.

Sudrajat Ahmad. 2008. Peranan  Guru dalam Prose Pendidikan. 

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/06/peran-guru-dalam-proses-
pendidikan/ diakses tanggal 11 Desember 2009.

16

Anda mungkin juga menyukai