Disusun Oleh:
Nifa Nur Hasanah (2019030212)
DI WONOSOBO
2021
KATA PENGANTAR
Dalam pembuatan makalah ini kami tidak menemui kesulitan yang berarti.
Hanya saja kami harus lebih giat dalam mengumpulkan bahan-bahan makalah dari
buku.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………...ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………iii
BAB I :PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah…………………………………………..........4
C. Tujuan………………………………………………………........4
BAB II :PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………………………......14
B. Saran………………………………………................................15
Daftar Pustaka……………………………………………………………………...16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui konsep dasar bimbingan konseling Islam
2. Untuk dapat mengetahui fungsi dan metode bimbingan konseling Islam
3. Untuk dapat mengetahui pengertian pembimbing Bimbingan dan
konseling pendidikan Islam
4. Untuk dapat mengetahui syarat menjadi pembimbing dan konselor Islami
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras
dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan
di dunia dan diakhirat”.
Sejalan dengan hal itu, Hellen mengungkapkan bahwa Konseling
Islam adalah suatu usaha membantu individu dalam menanggulang
penyimpangan perkembangan fitrah beragama yang dimilikinya, sehingga ia
kembali menyadari perannya sebagai khalifah Allah di muka bumi dan
berfungsi untuk mengabdi kepada Allah SWT sehingga akhirnya tercipta
kembali hubungan yang baik dengan Allah, dengan manusia dan alam
semesta.
Berpijak pada beberapa pendapat di atas dapat kita pahami bahwa
konseling Islam adalah upaya bantuan yang diberikan oleh seorang konselor
kepada klien agar klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan
menggunakan Al-Qur;an dan hadist sebagai pedoman untuk bertindak.
Senada dengan hal tersebut, Tohari Musnamar mengemukakan bahwa
Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap
individu agar menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah
yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat kita pahami bahwa
konseling Islam merupakan sebuah proses konseling yang menjadikan Al-
Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman agar individu tersebut dapat
menyelesaikan masalahnya dan menyadari keberadaannya sebagai makhluk
Allah SWT.
B. Fungsi dan Metode Bimbingan Konseling Islam
Fungsi bimbingan dan konseling Islami dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Fungsi preventif, yakni membantu individu menjaga atau mencegah
timbulnya masalah bagi dirinya.
2. Fungsi kuratif atau korektif, membantu individu memecahkan masalah
yang sedang di hadapi atau di alami
7
3. Fungsi preservatif, yakni membantu individu menjaga agar situasi atau
kondisi yang semula tidak baik telah menjadi baik (terpecahkan ) itu
kembali menjadi tidak baik (menimbulkan masalah kembali).
4. Fungsi developmental atau pengembangan, yakni membantu individu
memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar
tetap baik dan menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkan menjadi
sebab munculnya masalah baginya.
Berdasarkan fungsi bimbingan dan konseling Islami di atas, terlihat
bahwa substansi layanan tersebut adalah untuk memecahkan setiap persoalan
yang di hadapi oleh peserta didik terutama pada masa remaja dalam
kehidupan sehari-hari serta mengusahakan sedapat mungkin agar masalah
yang sama tidak terulang lagi. Fungsi konseling secara implementasinya,
maka bimbingan konseling dan islam sebagai berikut :
a. Mengetahui, mengenal dan memahami akan eksistensi dan fitrahnya
b. Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, atau
membantu individu tawakal atau berserah diri kepada allah.
c. Membantu individu merumuskan masalah yang dihadapinya dan
membantunya menyelesaikan masalah yang ssedang dihadapinya.
d. Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah sesuai
dengan kadar intelektual masing – masing individu, sperti yang di
anjurkan al – qur’an yaitu, berlaku sabar, membaca dan memaahami al –
qur’an, dan berdzikir.
e. Membantu individu dalam mengembangkan kemampuan pengantisipasi
masa depan, sehingga akan bertindak secara hati – hati dan penuh
pertimbangan di dalam memilih alternatif tindakan.
Artinya:
8
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
Artinya:
3. Metode penalaran logis, metode ini berkisaran tentang dialog dengan alasan
akal atau logika dan perasaan individu, sebagaimana firman allah SWT. yang
di jelaskan dalam surat Al-Hujuraat : 12 :
Artinya :
4. Metode kisah (cerita). Al-Qur’an banyak merangkum kisah – kisah para nabi
serta dialog yang terjadi diantara mereka dengan kaumnya. Kisah ini bisa
dijadikan sebagai contoh dan teladan serta model yang mampu menjadi
penjelas akan perilaku – perilaku yang diharapkan, sehingga bisa dibiaskan,
dan juga perilaku – perilaku yang tercela sehingga bisa dihindari.
9
C. Pengertian Pembimbing Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
Pembimbing atau konselor adalah seseorang yang karena keahlian
memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan
atau masalah-masalah yang mana orang tersebut tidak bisa mengatasinya
sendiri tanpa bantuan orang lain. Menurut Sayuti, (1988: 12) Pembimbing
adalah orang yang mempunyai kompetensi (kewenangan) untuk melakukan
bimbingan dan konseling Islami. Sedangkan dalam buku “Bimbingan dan
Konseling Islami” pembimbing adalah orang yang menguasai bimbingan dan
konseling sosial Islami.
10
e. Memiliki kesehatan jasmani dan mental yang layak.
f. Menaati kode etika jabatan, yang meliputi seperti sikap, ketrampilan, syarat
pendidikan, penggunaan informasi yang diperoleh dari konseli, penggunaan
testing, hak dan kewajiban anggota profesi konselor.
Sedangkan syarat-syarat menjadi pembimbing atau konselor Islami sebagai
berikut:
1) Memiliki pribadi yang menarik, serta rasa berdedikasi yang tinggi dalam
tugasnya.
2) Menyakini tentang mungkinnya anak bimbing mempunyai kemampuan untuk
berkembang sebaik-baiknya bila disediakan kondisi dan kesempatan yang
fovurable untuk itu.
3) Memiliki rasa commited dengan nilai-nilai kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan untuk mengadakan komunikasi baik dengan anak
bimbing maupun lainnya.
5) Bersikap terbuka artinya tidak memiliki watak yang suka menyembunyikan
sesuatu maksud yang tidak baik.
6) Memiliki keuletan dalam lingkungan tugasnya termasuk pula lingkungan
sekitarnya.
7) Memiliki rasa cinta terhadap orang lain.
8) Memiliki perasaan sensitif terhadap kepentingan anak bimbing
9) Memiliki kecekatan berfikir, cerdas sehingga mampu memahami yang
dikehendaki kelayan.
10) Memiliki personality yang sehat dan bulat, tidak terpecah-pecah jiwa
(frustasi)
11) Memiliki ketenangan jiwa (kedewasaan) dalam segala perbuatan lahiriyah
dan batiniyah
12) Memiliki sikap mental suka belajar dalam ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan tugasnya
13) Bilamana pembimbinng tersebut bertugas di bidang agama, berakhlak mulia,
serta aktif menjalankan ajaran agamanya dan sebagainya.
Syarat lain pembimbing atau konselor Islami dikelompokkan sebagai berikut:
a) Kemampuan keahlian (professional)
11
Pembimbing dan bimbingan konseling Islami tentu haruslah merupakan
orang yang memiliki kemampuan keahlian atau professional di bidang
tersebut. Dengan istilah lain dikatakan yang bersangkutan merupakan seorang
“alim” di bidangnya. Keahlian (kealiman) dalam hal ini merupakan syarat
mutlak, sebab apabila yang bersangkutan tidak menguasai bidangnya, maka
bimbingan konseling tidak akan mencapai sasarannya, tidak akan berhasil.
Hadits Nabi sebagai berikut: “Apabila sesuatu perkara diserahkan
(penanganannya) kepada orang yang bukan ahlinya, tunggu sajalah saat
(ketidak berhasilan atau kehancurannya)" (H.R.Bukhari).
b) Sifat kepribadian yang baik (akhlakul-karimah)
1. Siddiq (mencintai dan membenarkan kebenaran)
Pembimbing harus memiliki sifat siddiq, yakni cinta pada kebenaran
dan mengatakan sesuatu yang memang benar.
2. Amanah (bisa dipercaya)
Pembimbing harus dapat dipercaya, dalam arti yang bersangkutan
mau dan mampu menjaga rahasia orang yang menjadi yang
dibimbing.
3. Tabliqh (mau menyampaikan apa yang layak disampaikan).
Pembimbing harus bersedia menyampaikan apa yang layak
disampaikan.
4. Fatonah (intelejen, cerdas, berpengetahuan).
Pembimbing harus memiliki kemampuan dan kecerdasan yang
memadai, termasuk sifat inovatif, kreatif, cepat tanggap, cepat
mengambil keputusan dan sebagainya. Pengetahuan dan ketrampilan
yang luas diperlukan untuk bisa membimbing dengan efektif.
5. Mukhlis (ikhlas dalam menjalankan tugas).
Pembimbing harus ikhlas dalam menjalankan tugasnya karena
mengharapkan ridha Allah (lillahi ta’ala).
6. Sabar
Pembimbing harus memiliki sifat sabar, dalam arti ulet, tabah, ramah,
tidak mudah putus asa, tidak pernah marah, mau mendengarkan keluh
kesah yang dibimbing dengan penuh perhatian dan sebagainya.
12
7. Tawaduk (rendah hati)
Pembimbing harus memiliki sifat rendah hati, tidak sombong, tidak
merasa paling tinggi kedudukan maupun ilmunya dan sebagainya.
Sebagaimana disebutkan dalam al-Quran;
8. Saleh (mencintai, melakukan, membina, menyokong kebaikan).
Pembimbing harus bersifat saleh, karena kesalehnnya itu akan
memudahkannya melakukan tugasnya dengan baik.
9. Adil
Pembimbing dalam berlaku harus adil, dalam arti mampu
mendudukkan permasalahan dan klien sesuai dengan situasi dan
kondisinya secara porposional.
10. Mampu mengendalikan diri.
Pembimbing harus memiliki kemampuan kuat untuk mengendalikan
diri, menjaga kehormatan diri dan kehormatan yang dibimbing.
c). Kemampuan kemasyarakatan (Hubungan sosial)
Pembimbing harus memiliki kemampuan melakukan hubungan
kemanusiaan atau hubungan sosial, ukhuwah Islamiyah yang tinggi.
d). Ketakwaan kepada Allah
Ketakwaan mereka syarat dari segala syarat yang harus dimiliki seorang
pembimbing, sebab ketakwaan merupakan sifat paling baik.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar
mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
2. Konseling Islam merupakan sebuah proses konseling yang menjadikan Al-
Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman agar individu tersebut dapat
menyelesaikan masalahnya dan menyadari keberadaannya sebagai makhluk
Allah SWT.
3. Fungsi dan Metode Bimbingan Konseling Islam
Fungsi bimbingan dan konseling Islami dapat dirumuskan sebagai berikut :
a) Fungsi preventif,.
b) Fungsi kuratif atau korektif,
c) Fungsi preservatif,
d) Fungsi developmental atau pengembangan.
4. Pembimbing atau konselor adalah seseorang yang karena keahlian memberikan
bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan atau masalah-
masalah yang mana orang tersebut tidak bisa mengatasinya sendiri tanpa
bantuan orang lain.
5. Syarat-syarat menjadi pembimbing atau konselor Islami sebagai berikut:
1) Memiliki pribadi yang menarik,
2) Menyakini tentang mungkinnya anak bimbing mempunyai kemampuan untuk
berkembang sebaik-baiknya
3) Memiliki rasa commited dengan nilai-nilai kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan untuk mengadakan komunikasi baik
5) Bersikap terbuka
6) Memiliki keuletan dalam lingkungan tugasnya
7) Memiliki rasa cinta terhadap orang lain.
8) Memiliki perasaan sensitif terhadap kepentingan anak bimbing
9) Memiliki kecekatan berfikir
14
10) Memiliki personality yang sehat dan bulat,
11) Memiliki ketenangan jiwa (kedewasaan)
12) Memiliki sikap mental suka belajar
13) Berakhlak mulia, serta aktif menjalankan ajaran agamanya dan sebagainya.
6. Syarat lain pembimbing atau konselor Islami dikelompokkan sebagai berikut:
a) Kemampuan keahlian (professional)
b) Sifat kepribadian yang baik (akhlakul-karimah)
c) Kemampuan kemasyarakatan (Hubungan sosial)
d) Ketakwaan kepada Allah.
B. Saran
Sebagai manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan dan karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan, maka kami mohon kepada rekan-rekan mahasiswa
dan bapak dosen kiranya dapat mengoreksi makalah ini, jika terdapat kesalahan-
kesalahan baik dalam penyajian materi maupun segi penulisan yang tidak sesuai
dengan standar yang telah ditentukan sehingga dapat menjadi bahan acuan bagi
penulisan selanjutnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat Ahmad. 2008. Peranan Kepala Sekolah, Guru, dan Wali Kelas Dalam
Bimbingan Konseling.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/13/peranan-kepala-sekolah-guru-dan-
wali-kelas-dalam-bimbingan-dan-konseling/ diakses tangal 11 Desember 2009.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/06/peran-guru-dalam-proses-
pendidikan/ diakses tanggal 11 Desember 2009.
16