Anda di halaman 1dari 37

MEDIA KREATIF BIMBINGAN DAN

KONSELING ISLAM

Annida Rizkia Kinanty


2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Illahi Rabbi
Semesta Alam yang masih memberikan kita kesempatan
menghirup udara segarnya, iman, ihsan, dan masih diberikan
kesempatan untuk beriman kepada-Nya. Karena berkah dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulisini. Tak lupa
pula sholawat serta salam panjatkan kepada Nabi Muhammad
Saw. atas perjuangan dan kegigihan beliaulah Islam dapat
berdiri dengan kokoh dan berjaya sampai detik-detik akhir
kehidupan.

Alhamdulillah penulis dapat bekerja secara optimal


demi terealisasikannya karya tulis ini. Karya tulis yang
mengambil judul: “Media Kreatif Bimbingan dan Konseling
Islam”. Penulis menyadari betapa banyak kendala yang
datang silih berganti dalam menyelesaikan karya tulis ini, dan
karya tulis ini masih banyak kekurangan yang belum penulis
sempurnakan. Namun, dengan adanya dukungan dari faktor
internal dan eksternal penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ini, kesulitan pun dapat dilewati sedikit-demi sedikit.

Penulis berharap dengan adanya buku ini dapat


membantu memenuhi kebutuhan pembaca, termasuk juga
penulis sendiri mengenai Media yang digunakan dalam
Konseling Kreatif di masa pandemik ini.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada


mereka yang mendukung keberhasilan penulisan buku ini,
juga kepada pembaca tulisan ini sebagai penunjang kalian.

i
Semoga Allah selalu melindungi kita semua dari
bahaya ataupun gangguan yang ada, dan semoga pembaca
buku ini mendapatkan manfaatnya. Amiin ya Rabb al-alamiin.

Purwakarta, Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................i
Daftar Isi....................................................................................iii
Bagian I
Bimbingan Konseling Islam
A. Pengertian Bimbingan....................................................1
B. Pengertian Konseling.....................................................3
C. Pengertian Islam............................................................4
D. Pengertian Bimbingan Konseling Islam..........................4
E. Sasaran Bimbingan Konseling Islam..............................6
BAGIAN 2
Media Bimbingan Konseling Islam
A. Pengertian Media...........................................................9
B. Karakteristik Media.......................................................10
C. Media Bimbingan Konseling Islam...............................11
BAGIAN 3
Media Kreatif Bimbingan Konseling Islam
A. Pentingnya Kreativitas dalam Bimbingan Konseling
Islam.............................................................................14
B. Jenis-jenis Bimbingan Konseling Islam Kreatif.............16
C. Jenis-jenis Media Bimbingan Konseling Islam.............23
D. Media Kreatif Bimbingan Konseling Islam....................25
Daftar Pustaka.........................................................................30

iii
BAGIAN I
Bimbingan Konseling Islam
Manusia dilahirkan di dunia dengan dibekali akal,
pikiran, dan perasaan. Dengan bekal itulah manusia disebut
sebagai makhluk yang paling sempurna dan diamanati oleh
sang pencipta sebgai pemimpin di bumi ini. Tetapi, seiring
dengan bekal akal, pikiran, dan perasaan itu pula manusia
diselimuti oleh berbagai macam masalah, bahkan ada yang
mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk dengan
segudang masalah.

Dengan berbagai masalah itu ada yang bisa mereka


selesaikan sendiri atau mereka memerlukan bantuan orang
lain (konselor) untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.
Dan pemberian bantuan dari orang yang ahli (konselor)
kepada individu yang membutuhkan bantuan (klien) itulah
yang dinakaman “konseling”.

Dalam memecahkan masalahnya manusia memiliki


banyak pilihan cara, salah satunya adalah dengan cara Islam.
mengapa Islam? karena Islam mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia, tak terkecuali berhubungan dengan
bimbingan dan konseling.

A. Pengertian Bimbingan
Secara etimologis kata bimbingan merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris “guidance” yang artinya

1
menunjukkan, membimbing, atau menuntun orang lain
kembali ke jalan yang benar.1

Bimbingan yaitu suatu proses pemberian


bantuan yang terus menerus dan sistematis dari
pembimbing kepada yang di bimbing agar tercapai
kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri,
pengarahan diri, dan perwujudan diri dalam mencapai
tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian
diri dengan lingkungan.2

Hallen dalam bukunya Samsul “Bimbingan dan


Konseling Islam” mengatalan, bimbingan adalah
proses bantuan yang terus menerus dari seorang
pembimbing yang dipersiapkan kepada individu yang
membutuhkannya dalam rangka mengembangkan
seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan
menggunakan berbagai media dan teknik bimbingan
dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai
kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat baik
untuk dirinya sendiri maupun lingkungannya.3

Dapat disimpulkan bahwa bimbingan


merupakan proses bantuan yang terus menerus dan
sistematis dari seorang pembimbing kepada individu
yang membutuhkan bantuan agar tercapai kemandirian
dalam mengembangkan seluruh potensi yang

1
Samsul Munir Amin, 2010, Bimbingan dan Konseling Islam,
Jakarta: Amzah, hlm.3.
2
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E Nila Kusumawati, 2008,
Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, hlm.2.
3
Samsul Munir Amin, Op. Cit., hlm.6-7.
2
dimilikinya secara optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungannya.

B. Pengertian Konseling

Istilah konseling berasal dari kata “counseling”


yang artinya memberikan saran dan nasehat atau
memberi anjuran kepada orang lain secara tatap muka
(face to face). Pengertian konseling dalam bahasa
Indonesia juga dikenal dengan istilah penyuluhan.

Rogers dalam bukunya Samsul Munir Amin


“Bimbingan dan Konseling Islam” mengemukakan,
konseling adalah serangkaian hubungan langsung
dengan individu yang bertujuan untuk membantunya
dalam merubah sikap dan tingkah laku. Konseling
sendiri yaitu salah satu teknik dalam pelayanan
bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu
berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian
pertemuan langsung dan tatap muka antara konselor
dengan konseli, dengan tujuan agar konseli itu mampu
memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap
dirinya, mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya, dan mampu mengarahkan dirinya untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki kearah
perkembangan yang optimal, sehingga dia dapat
mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan
sosial.4

4
Ibid., hlm.12-13.
3
C. Pengertian Islam

Istilah Islam dalam wacana studi Islam berasal


dari bahasa arab dalam bentuk masdar yang secara
harfiah berarti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata
kerja salima diubah menjadi bentuk aslama yang
berarti berserah diri. Dengan demikian arti pokok Islam
secara kebahasaan adalah ketundukan,
keselamatan,dan kedamaian.5

Pendapat lain menyatakan bahwa Islam adalah


agama yang dibawa oleh para utusan Allah dan
disempurnakan oleh Rasulullah SAW. yang memiliki
sumber pokok Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.
sebagai petunjuk umat Islam.

D. Pengertian Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan Konseling Islam terpusat pada tiga


dimensi dalam Islam, yaitu: ketundukan (keimanan),
kselamatan (keislaman), dan kedamaian (keikhsanan).
Batasan lebih spesifik bimbingan konseling Islam
dirumuskan oleh para ahlinya secara berbeda dalam
istilah dan redaksi yang digunakannya, namun sama
dalam maksud dan tujuan, bahkan satu dengan yang
lain saling melengkapi.

Berdasarkan beberapa rumusan tersebut


diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud Bimbingan
Konseling Islam adalah suatu proses pemberian
bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap

5
Asy’ari & Ahm dkk, 2004, Pengantar Studi Islam, Surabaya: IAIN
Sunan Ampel, hlm.2.
4
individu atau sekelompok orang yang sedang
mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat
memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah
yang dihadapinya sehingga dapat hidup secara
harmonis sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah
dan Rasul-Nya demi tercapainya kebahagiaan
duniawiah dan ukhrawiah.6

Istilah bimbingan konseling Islam dalam bingkai


ilmu dakwah adalah Irsyad, yang berarti proses
pemberian bantuan terhadap diri sendiri (irsyad
nafsiyah), individu (irsyad fardiyah), dan kelompok kecil
(irsyad fiah qalilah) agar keluar dari berbagai kesulitan
untuk mewujudkan kehidupan pribadi, individu, dan
kelompok yang salamah, hasanah thayibah, serta
memperoleh ridha Allah di dunia dan akhirat.

Pada wilayah Irsyad terdapat, bimbingan


(irsyad) yaitu kegiatan pemberian arahan atau nasihat
(bimbingan), konseling (tawjih) yaitu pemberian
layanan konsultasi (konseling), terapi (isytisyfa) yaitu
pemberian layanan pengobatan ringan (psikoterapi),
sedangkan penyuluhan (wa’zh) adalah pemberian
layanan pengembangan (penyuluhan).

Mengacu pada hakikat bimbingan konseling


Islam, ilmu bimbingan konseling Islam dapat
dirumuskan sebagai kumpulan, pengetahuan tentnag
internalisasi ajaran Islam dalam konteks dakwah
nafsiyah, fardiyah, dan fi’ah yang bersumber pada Al-
Quran, sunnah, dan ijtihad untuk mewujudkan

6
Ahmad Mubarok, 2002, Al-Irsyad an Nafsy: Konseling Agama
Teori dan Kasus, Yogyakarta: Fajar Pustaka, hlm.4-5.
5
kebenaran, keadilan, serta menegakkan fitrah
kemanusiaan muslim dalam kenyataan kehidupannya.7

Bimbingan konseling Islam adalah landasan


berpijak yang benar tentang bagaimana proses
konseling itu dapat berlangsung baik dan
menghasilkan perubahan-perubahan positif pada klien
mengenai caradan paradigma berfikir, cara
menggunakan potensi nurani, cara berperasaan, cara
berkeyakinan, dan cara bertingkah laku berdasarkan
wahyu dan paradigma kenabian (sumber hukum
Islam).8

Dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling


Islam adalah upaya membantu individu belajar
mengembangkan fitrah atau kembali kepada fitrah
dengan caramemberdayakan iman, akal, serta
kemauan yang dikaruniakan Allah kepadanya untuk
mempelajari tuntutan Allah dan Rasul-Nya agar fitrah
yang ada pada individu berkembang dengan benar dan
kokoh sesuai tuntutan Allah SWT.

E. Sasaran Bimbingan Konseling Islam

Sasaran merupakan tingkatan untuk mencapai


tujuan, adapun yang menjadi sasaran bimbingan
konseling Islam adalah:9

1. Membantu menyelesaikan masalah

7
Aep Kusnawan, 2020, Bimbingan Konseling Islam Berbasis Ilmu
Dakwah, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, hlm.51.
8
Farid Haryanto, 2007, Makalah dalam Bimbingan Konseling
Agama, Jakarta, hal.2.
9
Aep Kusnawan, Op. Cit., hlm 75-76.
6
2. Membnatu mengembangkan fitrh (potensi) jasmani,
rohani, nafs, dan iman.

Dari sasaran tersebut tampak bahwa bimbingan


konseling Islam hadir sebagai penolong dalam
menyelesaikan masalah klien. Hal tersebut akan
berkaitan dengan hal problem solving. Tetapi, tentu
bukan hanya itu, ada hal yang paling mendasar terkait
sasaran bimbingan konseling Islam, yaitu berkaitan
dengan pengembangan fitrah (potensi) diri klien yang
diharapkan dapat tumbuh dan berkembang sehat baik
aspek jasmani, rohani, nafs, maupun keimanannya
sesuai dengan petunjuk dari Penciptanya.

7
BAGIAN 2
Media Bimbingan Konseling
Islam
Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi
sangat berkembang pesat di dalam kehidupan masyarakat.
Penggunaan fasilitas komunikasi yang semakin canggih
memberikan peluang bagi setiap individu untuk mengakses
informasi sesuai keinginan serta dapat berkomunikasi dengan
mudah tanpa memikirkan waktu. Perkembangan teknologi
yang semakin canggih memberikan suatu perubahan besar
dalam komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat di era
modern.

Memasuki era globalisasi, remaja merupakan kalangan


yang sering menggunakan media internet khususnya media
sosial. Mulai dari usia 15-2- tahun dan 10-14 tahun meningkat
secara signifikan. Hal tersebut membuktikan bahwa media
saat ini berperan sebagai sarana penunjang bagi manusia
untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan.

Beberapa jejaring sosial yang digunakan oleh


masyarakat dunia, khususnya Indonesia diantaranya adalah
facebook, twitter, instagram, youtube, dan masih banyak lagi.
Kondisi tersebut membuat berbagai kalangan memanfaatkan
media untuk mengembangkan sesuatu, salah satunya yang
dilakukan oleh para konselor, yang memanfaatkan media
untuk mengembangkan media layanan pada bidang
bimbingan dan konseling yang dapat diintegrasikan dengan
penggunaan teknologi media sosial.
8
Di dalam bimbingan dan konseling metode komunikasi
yang digunakan ada komunikasi langsung dan komunkasi
tidak langsung. Komunikasi dengan metode langsung
merupakan proses komunikasi dalam bimbingan dan
konseling tersebut terjadi secara langsung atau tatap muka
atau face to face. Sedangkan komunikasi dengan metode
tidak langsung adalah metode bimbingan dan konseling yang
dilakukan melalui media komunikasi.

Media dalam bimbingan dan konseling adalah alat


bantu yang membawa pesan atau informasi yang
mengandung maksud-maksud bimbingan dan konseling.

A. Pengertian Media

Istilah media berasal dari bahasa Latin “medius”


dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang
secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau
“pengantar”. Kata media dalam Bahasa Arab juga
bermakna perantara dari kata “wasaailu” atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan.10

National Education Association mendefinisikan


edia sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak
maupun audio visual dan peralatannya, sehingga
media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dan
dibaca. Media selain berupa segala bentuk komunikasi
menurut Asosiasi teknologi dan komunikasi pendidikan
Amerika (AECT: Association of Education and
Communication Technology), juga merupakan

10
Azhar Arsyad, 2009, Media Pembelajaran, Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, hlm.3.
9
segenap saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi.11

Pendapat lain mengatakan bahwa media


merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada si
penerima, sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat sedemikian rupa.

Dilihat dari beberapa pendapat di atas, dapat


disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu alat
komunikasi baik cetak ataupun audio visual yang
digunakan untuk menyampaikan informasi dari
pengirim ke penerima pesan.

B. Karakteristik Media

Karakteristik media merupakan dasar pemilihan


media yang disesuaikan dengan situasi tertentu, yaitu
yang menggambarkan kemampuan media untuk
merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekontruksi suatu peristiwa atau obyek. Adapun
secara umum, karakteristik media adalah sebagai
berikut:

1. Media memiliki fisik (hardware), yaitu suatu benda


yang dapat dilihat, didengar, dan diraba dengan
panca indera.

11
Arief S. Sadiman, R. Rahardjo. Dkk, 2009, Media Pendidikan;
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta: Rajagrafindo,
hlm. 6-9.
10
2. Media memiliki non-fisik (sofware), yaitu
kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat
keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan.
3. Penekanan media terdapat pada audio dan visual
(verbal dan non verbal)
4. Sikap, perbuatan, organisasi, dan manajemen yang
berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
C. Media Bimbingan Konseling Islam

Media bimbingan konseling Islam merupakan


sebagai sarana atau alat bantu dalam proses
bimbingan konseling Islam agar proses bantuan yang
menjadi perhatian bimbingan konseling Islam dapat
berjalan lebih baik dan sesuai dengan harapan.

Unsur-unsur yang dapat dijabarkan, antara lain


media memiliki pengertian fisik yang sering dikenal
sebagai hardware (perangkat keras) yaitu suatu benda
yang dapat dilihat, didengar, dan diraba dengan panca
indera.

Media bimbingan konseling Islam juga memiliki


pengertian nonfisik yang dikenal sebagai sofware
(perangkat lunak) yaitu isi kandungan pesan dalam
perangkat keras yang ingin disampaikan individu.

Media bimbingan konseling Islam digunakan


dalam rangka komunikasi dan interaksi antara konselor
dengan konseli dalam proses bantuan.

Media layanan dalam bimbingan konseling


Islam adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan atau informasi dari
pembimbing atau konselor kepada konseli atau klien
11
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat sehingga individu akan mengalami
perubahan sikap, perilaku, atau perbuatan ke arah
yang lebih baik.

Media dan bimbingan konseling Islam tidak bisa


dipisahkan karena saling berkaitan satu sama lain.
Dalam hal yang berkaitan dengan salah satu bentuk
kegiatan dakwah bimbingan konseling Islam.

Adanya media dalam berdakwah merupakan


hal yang penting sebagai alat objektif yang menjadi
saluran yang dapat menghubungkan ide dengan umat
(klien atau konseli) sebagai suatu elemen yang
menjadi vital dan merupakan urat nadi dalam totalitas
dakwah yang keberadaannya sangat menentukan
perjalanan dakwah, termasuk dalam kegiatan
Bimbingan Konseling Islam.

Sehingga media merupakan salah satu unsur


penting sebagai penentu keberhasilan Bimbingan dan
Konseling Teknologi Informasi (termasuk media dalam
Bimbingan Konseling Islam).

12
BAGIAN 3
Media Kreatif Bimbingan dan
Konseling Islam
Konseling perlu melakukan tindakan kreatif dan inovatif
dalam memberikan pelayanan sehingga profesi sebagai
konselor tetap eksis, kokoh, dan di percaya oleh masyarakat
sebagai profesi yang selalu bergerak dinamis dan dapat
menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

Apalagi dalam situasi ini, dimana situasi masyarakat


5.0 adalah sebuah masyarakat yang dituntut untuk
berkemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai
perubahan permasalahan sosial yang berkaitan dengan
pemanfaatan teknologi hasil revolusi 4.0, sehingga kita harus
bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang dihasilkan
dari revolusi industry 4.0.

Manusia adalah makhluk perseptual, yaitu kemampuan


dalam memahami dan memaknai berbagai peristiwa yang
diterima oleh indra. Individu secara berkelanjutan akan secara
sengaja maupun tidak sengaja akan membentuk perseptual.

Kreativitas merupakan salah satu elemen kritis dalam


bimbingan konseling. Selama sesi konseling, konselor secara
kreatif berupaya melibatkan konseli dalam memahami
masalah dari berbagai perspektif.

Saat konselor dan konseli berurusan dengan ide-ide


abstrak atau isu yang ambigu, konselor berupaya

13
mengkonkritkan ide atau isu tersebut. Hal ini berimplikasi pada
pentingnya penggunaan beragam teknik kreatif dan metafora
dalam konseling.

A. Pentingnya Kreativitas dalam Bimbingan Konseling


Islam

Bimbingan Konseling Islam merupakan proses


antara konselor dan konseli yang lahir dari keadaan
frustasi atau ambigu serta adanya kebutuhan untuk
memecahkan masalah.

Melalui proses bimbingan konseling Islam,


konselor membantu konseli untuk menelaah dan
menguji world view konseli sera mengkonstruksi atau
merekontruksi makna suatu peristiwa dalam hidup.

Keadaan dan kreativitas yang terjadi selama


proses bimbingan konseling Islam menunjukkan
pentingnya kreativitas dalam bimbingan konseling
Islam. Kreativitas konselor dalam bimbingan konseling
Islam memberikan banyak manfaat bagi kehidupan
konseli.

Kreativitas dalam bimbingan konseling Islam


bermanfaat dalam meningkatkan efektivitas bimbingan
konseling Islam dan berperan penting dalam
memajukan profesi bimbingan konseling Islam.

Walaupun kreativitas adalah hal yang esensial


dalam proses konseling, tetapi proses kreatif tidak
terjadi secara otomatis. Konselor harus memfasilitasi
terciptanya suasana yang aman dan mendukung
sehingga konseli mampu secara kreatif mengkaji

14
masalah, membangun perspektif alternatif terhadap
masalah, serta menghasilkan dan mengevaluasi
beragam pilihan solusi masalah.

Kreativitas dalam bimbingan konseling Islam


merupakan sebuah pengalaman yang menimbulkan
pencerahan bagi konseli. Dalam hal ini konselor
berperan sebagai katalis yang membantu konseli
membangkitkan kemampuan kreatifnya. Walaupun
kreativitas merupakan faktor yang penting dalam
keberhasilam bimbingan konseling Islam. Masih
banyak konselor yang tidak menyadari dan tidak
terlatih dalam mengakses dan memberdayakan
kreativitas dirinya dan konseli.

Untuk mendorong berkembangnya kreativitas


dalam bimbingan konseling Islam terdapat tiga faktor,
yaitu faktor kepribadian konselor dan konseli, faktor
proses bimbingan konseling Islam, dan faktor hasil
konseling.

Proses kreatif dalam bimbingan dan konseling


Islam juga mencakup penggunaan berbagai teknik
kreatif yang memanfaatkan imajinasi, gambar, drama,
musik, cerita, dan berbagai alat lainnya yang biasa
ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Kreativitas dalam bimbingan konseling Islam


berhubungan erat dengan proses membantu klien
untuk mengalami (experiencing) seuasan tertentu yang
bersifat terapeutik.

B. Jenis-jenis Bimbingan Konseling Islam Kreatif

15
Dalam proses bimbingan konseling Islam setiap
konseli yang datang untuk meminta bantuan adalah
unik, entah masalah yang dialami, sampai pada
kepribadian atau realitas budaya yang begitu beragam.

Sebab itulah, sudah seharusnya konselor


secara profesional menggunakan cara-cara yang
kreatif dalam menjalankan proses konseling tersebut,
berikut beberapa teknik kreatif yang dapat digunakan
oleh konselor:

1. Konseling Kreatif Metafora

Metafora pada umumnya didefinisikan


sebagai transfer makna dari suatu elemen ke
elemen lain. Metafora merupakan upaya untuk
mendeskripsikan suatu ide atau persoalan secara
konkret, sehingga lebih mudah untuk dipahami.

Penggunaan metafora secara kreatif dalam


sesi konseling membantu konseli dan konselor
untuk memahami persoalan yang dihadapi serta
mengembangkan solusi untuk mengatasi persoalan
tersebut.

Metafora merujuk pada penggunaan


bahasa kias (verbal dan non verbal) secara kreatif
dalam menyampaikan pikiran atau perasaan.

Dalam bimbingan dan konseling Islam


metafora dapat digunakan untuk mengilustrasikan
isu-isu interpersonal tertentu, membantu konseli
untuk menangani dan memahami diri dan

16
lingkungan sekitarnya, serta membantu konseli
untuk membingkai ulang masalahnya.

2. Konseling Kreatif Impact

Impact merupakan pendekatan dalam


konseling kreatif yang menghargai ragam cara
belajar, cara berubah, dan cara berkembang
konseli. Pendekatan ini menekankan pada
pentingnya membantu konseli untuk memahami
permasalahan dan solusi permaslahan secara jelas
dan konkret.

Konseling impact menekankan pendekatan


multisensori yang melibatkan dimensi verbal,
visual, dan kinestik dalam proses konseling.
Pendekatan ini menekan pada pentingnya
membantu konseli untuk memahami permasalahan
secara jelas dan konkret.

Konseling impact sangat menekankan pada


penggunaan teori-teori konseling secara kreatif.
Proses perkembangan dan kemajuan pemahaman
konseli selama sesi konseling merupakan hal yang
penting dalam konseling impact.

Sekalipun konselor telah ahli dalam


mengimplementasikan teori konseling, akan tetapi
improvisasi secara kreatif masih sangat
dibutuhkan, sehingga konseli dapat berperan
secara aktif dalam melibatkan verbal, visual, dan
kinestetik selama sesi konseling.

3. Konseling Kreatif Ekspresif

17
Ekspresif merupakan salah satu cara agar
klien atau konseli mampu mengekspresikan
permasalahannya. Pendekatan ini digunakan
apabila konselor menemui klien yang merasa
kesulitan dan enggan untuk mengekspresikan
permasalahan yang mereka alami.

Melalui konseling ekspresif konselor dapat


membantu klien mengeksplorasi dan
mengungkapkan perasaannya melalui seni. Seni
membantu seseorang yang memiliki masalah dapat
melakukan relaksasi serta katarsis (metode
pelepasan emosi) tanpa merasa terbebani untuk
mengungkapkan masalahnya kepada orang lain.

Malchiodi berpendapat bahwa, konseling


ekspresif terdiri dari berbagai macam bentuk,
antara lain: seni visual, musik, drama, menulis
ekspresif, dan terapi dansa.

4. Konseling Kreatif Guided Imagery

Guided imagery merupakan strategi


konsentrasi terfokus, di mana gambar visual
digunakan untuk membuat penguatan perasaan
dan relaksasi.

Cormier mengatakatan, penggunaan


prosedur guided imagery konseli diarahkan untuk
fokus pada fikiran positif atau gambar yang
menyenangkan sambil membayangkan situasi
yang tidak nyaman atau menimbulkan kecemasan-
kecemasan.

18
Konseli diarahkan untuk dapat memblokir
hal-hal negatif dengan memanfaatkan ketidak
fokusian emosi antara perasaan senang dengan
kejadian yang tidak menyenangkan.

Pada pelaksaan guided imagery konselor


diarahkan untuk dapat bertindak sebagai fasilitator
atau pemandu yang menyediakan konseli
gambaran imajinasi positif yang akan diciptakan.

Pada prinsipnya, guided imagery


menyerupai dengan salah satu teknik dalam
pendekatan behavioral pelemahan, yakni
desentisasi. Selain itu, Jones menjelaskan konsep
yang sama terkait dengan salah satu komponen
keterampilan berpikir (mind skills).

Komponennya adalah menciptakan citra


visual yang membantu, terbukti efektif dapat
membantu individu. Apabila konselor menemukan
konseli yang over thinking atau memiliki
kecenderungan selalu negatif thinking dan pesimis
untuk suatu hal yang belum tentu terjadi, konselor
dapat menerapkan teknik guided imagery.

5. Konseling Kreatif Pro Intervention

Prop intervention merupakan pendekatan


koseling kreatif dengan menggunakan alat peraga.
Penggunaan alat peraga dapat memiliki dampak
yang kuat pada konseli dan dapat menjadi cara
yang bermanfaat untuk melibatkan konseli agar
berpartiipasi dalam konseling.

19
Alat peraga disebut sebagai objek fisik yang
menggambarkan konsep atau memfasilitasi proses
konseling. Melalui alat peraga konselor dapat
membantu konseli mendapatkan perspektif tentang
masalah, seperti: setres, kemarahan, pengambilan
keputusan, harga diri, dan sebagainya.

Implementasi plop intervention dalam


konseling kreatif akan memicu konseli agar aktif
terlibat selama proses konseling. Hal ini akan
menjauhkan kesan jenuh dan membosankan
daripada konseling dilakukan secara konvensional
melalui percakapan sepanjang pertemuan.
Keterlibatan konseli dan pengalaman langsung
yang dialami akan memungkinkan untuk dapat
pembelajaran yang mengesankan.

Dengan demikian, konseling akan dirasakan


kebermanfaatannya dan dinilai sebagai proses
bantuan yang menyenangkan.

6. Konseling Kreatif Reading Intervention

Pendekatan ini dapat disejajarkan dengan


layanan bibioterapi, yaitu sebagai penggunaan
literatur untuk nilai terapeutik.

Saat menggunakan invensi membaca untuk


konseli, konselor harus memilij buku yang
membawa rasa koneksi ke penulis. Karakater atau
ide antara konselo dan buku harus memiliki koneksi
agar dapat memaksimalkan bantuan dari proses
membaca.

20
Sesuai dengan perkembangan pada saat
ini, bahan bacaan tidak harus melalui buku cetak,
konselor dapat menyarankan sejumlah referensi
buku elektronik yang mudah diakses dan
menyenangkan untuk dibaca oleh konseli.

Bagaimanapun minat dan kemauan


membaca menjadi faktor yang tidak dapat
ditinggalkan dalam penerapan teknik ini. Konselor
harus kreatif dan inovatif dalam menyediakan
sumber bacan yang menarik konseli untuk
membaca dan mendapatkan pengalaman atau
pembelajaran.

7. Konseling Kreatif Writing Intervention

Writing intervention adalah bentuk


intervensi kreatif dengan cara menulis yang
biasanya terdiri dari empat jenis, yaitu: puisi, surat,
jurnal, dan mendongeng atau bercerita.

Puisi dapat membantu konseli


mengekspresikan diri, mendorong, mencari
kemandirian, dan menemukan diri. Surat dapat
membantu konseli dalah eksplorasi dan
bperubahan diri. Jurnal menyerupai buku harian
yang dapat dimanfaatkan oleh konseli ketika
mereka merasa setres atau menuliskan sesuatu
yang mereka lakukan setiap hari. Untuk konseli
yang tidak suka menulis dapat mengekspresikan
melalui bercerita.

Teknik ini memiliki kedekatan dengan


expressive writing, sangat sesuai jika diterapkan
21
bagi konseli yang mungkin mengalami kesulitan
untuk menyampaikan permasalahannya secara
langsung dan secara kebetulan konseli suka
menulis.

8. Konseling Kreatif Music Intervention

Music intervention merupakan penggunaan


musik sebagai bentuk intervensi kreatif, konseli
mungkin menggunakan musik sebagai cara untuk
mengekspresikan diri, mengatasi setres, bersantai,
dan bersenang-senang.

Musik dapat memainkan peran penting


dalam membentuk bagaimana konseli merasakan
dan mengalami dunianya. Pilihan musik konseli
juga harus diperhatikan oleh konselor, karena hal
itu dapat memberikan informasi bermanfaat tentang
sifat masalah mereka.

Musik seperti menjadi bagian dari hidup,


banyak aktivitas yang dilakukan sambil
mendengarkan musik. Bahkan musik juga menjadi
sarana efektif penghantar tidur bagi sebagaian
orang. Sebab itu, konselor dapat berinovasi dengan
mengkreasikan musik sebagai teknik pemberian
layanan konseling.

9. Konseling Kreatif Play Intervention

Play intervention merupakan intervensi


bermain yang dapat membantu konseli dalam
berpikir secara berbeda tentang diri mereka,
keluarga, dan teman-teman, serta masalah mereka

22
melalui penggunaan kegiatan yang menyenangkan
dan tidak mengancam.

Bermain juga memberikan kesempatan


untuk sosialisasi dan keterampilan membangun
hubungan. Mengingat generasi saat ini yang lebih
memilih berlama-lama dengan gadget daripada
berinteraksi dengan teman, maka play intervention
menjadi strategi efektif bagi koselor dalam
memberikan layanan konseling.

Langkah ini, akan menjadi salah satu upada


gar generasi di era disrupsi ini tidak terlalu candu
pada teknologi. Artinya, perkembangan dan
kemajuan teknologi dapat digunakan dan
dimanfaatkan dalam porsi yang tepat sehingga
tidak menggeser niai dan perilaku sosial serta
budaya masyarakat. Melalui teknik ini, diasumsikan
dapat mereduksi tingkat egosentris generasi
remaja yang saat ini sudah pada taraf kritis.

C. Jenis-jenis Media Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan dan Konseling merupakan proses


komunikasi, artinya di dalamnya terjadi proses
penyampaian pesan dari seseorang atau sekelompok
orang. Pesan tersebut merupakan isi layanan
bimbingan konseling.

Di perlukan saluran media bimbingan konseling


untuk menyampaikan pesan ini. Penggunaan media ini
dapat lebih meningkatkan tingkat keefektifan
pencapaian tujuan bimbngan dan konseling.

23
1. Media Grafis

Media grafis merupakan media visual yang


menyajikan fakta, ide, atau gagasan melalui
penyajian kata-kata, kalimat, angka, dan simbol
atau gambar.

Hal itu biasanya digunakan untuk menarik


perhatian, memperjelas penampilan, dan
mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik
orang dan mudah diingat. Yang termasuk media
grafis adalah:

a) Grafik, penyajian data berangka melalui


perpaduan antara angka, simbol, dan garis.
b) Diagram, penggambaran yang sederhana yang
dirancang untuk memperlihatkan hubungan
timbal balik yang biasanya disajikan melalui
garis simbol.
c) Bagan, perpaduan sajian kata-kata dan garis
simbol yang merupakan ringkasan suatu
proses, perkembangan, atau hubungan-
hubungan yang penting.
d) Sketsa, sajian kombinasi visual yang jelas,
mencolok, dan menarik perhatian orang-orang.
e) Papan tulis, gambaran atau tulisan-tulisan yang
biasanya langsung ditempelkan dengan
menggunakan lem atau penempel biasa.
2. Media Cetak

Media cetak adalah media yang


pembuatannya melalui proses percetakan atau
printing.

24
Media bahan cetak menyajikan pesannya
melalui huruf atau gambar yang diilustrasikan untuk
lebih memperjelas pesan atau informasi yang
disajikan. Yang termasuk media cetak adalah:

a) Buku teks, buku yang membahas cara


memecahkan masalah atau cara
menggambarkan diri, biasanya termasuk ke
dalam bibliokonseling.
b) Modul, suatu paket perogram yang disusun
dalam bentuk satuan tertentu dan desain
sedemikian rupa, guna memperlancar
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
3. Media Gambar Diam

Media gambar diam merupakan media


visual berupa gambar yang dihasilkan melalui
proses fotografi, yang berarti jenis gambar ini
adalah foto.

D. Media Kreatif Bimbingan Konseling Islam

Media bimbingan dan konseling merupakan


segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang
dapat merangsang pikiran, perhatian, dan kemauan
konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri,
mengambil keputusan, serta memecahkan masalah
yang dihadapi.

Pengetahuan mengenai media dalam


bimbingan konseling merupakan hal yang sangat
penting untuk diketahui, terlebih ketika era serba
teknologi ini. Pemanfaatn teknologi sekarang ini
25
merupakan media yang paling ampuh dalam
menyesuaikan kondidi zaman digital.

Sehingga menjadi penting pula dipelajari dalam


berbagai disiplin keilmuan, salah satunya bidang
dakwah dan komunikasi, khususnya bimbingan dan
konseling Islam.

Pendekatan kreatif dalam konseling merupakan


pendekatan konseling yang menghargai beragam cara
untuk memahami permasalahan dan solusi
permasalahan secara jelas. Konselor perlu
memfasilitasi terciptanya suasana yang aman dan
mendukung sehingga konseli mampu secara kreatif
mengkaji masalah, membangun perspektif alternatif
terhadap masalah, serta menghasilkan dan
mengevaluasi beragam pilihan solusi masalah.

Bimbingan Konseling Islam yang kreatif


bertujuan untuk memberikan pamahaman mengenai
bimbingan dan konseling Islam pada masyarakat luas
dengan menggunakan tiga macam platform
mainstream seperti YouTube, Instagram, dan sebsite
sebagai sarana utama yang diharapkan dapat
mempermudah akses layanan bimbingan konseling
Islam.

Konten yang dapat diunggah adalah konten


dalam bentuk layanan berupa infografis, video materi,
serta artikel yang dapat memberikan inisiasi
pengembangan diri serta bimbingan pada individu
untuk lebih mengenali dirinya sendiri dan tahap
perkembangan yang sedang atau akan dilalui.

26
Selain memuat layanan media, bimbingan
konseling Islam kreatif juga menyediakan layanan
bimbingan konseling yang interaktif atau kegiatan
curhat secara langsung dengan Konselor melalui DM
Instagram dan obrolan website, kerahasiaan terjamin
sebagai salah satu pemenhan standar kompetensi
konselor yang berlaku.

Topik mengenai bimbingan konseling Islam


serta pengembangan yang disediakan dan disebar
luaskan melalui media layanan bimbingan dan
konseling Islam kreatif ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman mengenai bimbingan
konseling Islam pada seluruh lapisan masyarakat,
terlepas dari stigma bimbingan dan konseling Islam
yang hanya melekat di dunia pendidikan.

Ketiga media yang digunakan pun memiliki


fungsi yang cukup berbeda. Instagram, dapat
digunakan sebagai sarana pemasaran utama layanan
yang telah dibuat. Karena saat ini instagram memiliki
jumlah pengguna aktif dengan pertumbuhan yang lebih
pesat daripada facebook.

YouTube, difokuskan untuk memberikan


layanan bimbingan dan konseling berupa materi yang
dibuat dalam bentuk video. Dalam menggunakan
YouTube siapapun bisa mengaksesnya kapan saja
dan dimana saja dengan mudah.

Sementara website berisi mengenai tulisan


lepas berbentuk materi pengembangan diri maupun
pengalaman dan opini penulisnya dengan berbagai
latar belakang.
27
Beberapa hal juga dapat digunakan dalam
layanan bimbingan konseling Islam yang kreatif, selain
curhat online, seperti quotes, layanan dan sharing,
kreativitas, dan inspiratif.

Quotes merupakan layanan dalam bentuk kata-


kata motivasi dari berbagai sumber yang diharapkan
dapat memberikan inspirasi serta semangat dalam
menjalani hari, konten ini dapat diunggah pada
platform Instagram secara berkala.

Lalu layanan dan sharing, yang merupakan


layanan bimbingan dan konseling Islam dalam bidang
dan bentuk (bisa berupa video materi, video sharing
dengan praktisi bimbingan dan konseling Islam, dn lain
sebagainya) yang bersifat edukatif untuk memberikan
pemahaman mengenai bimbingan dan konseling serta
pengembangan diri yang kredibel dan akurat. Konten
ini dapat diunggah di beberapa media sosial, baik itu
instgram, YouTube, maupun website.

Selanjutanya, kreativitas yaitu layanan


bimbingan konseling Islam dalam bentuk narativ,
video, atau foto yang akan menampilkan kreativitas
konseli dan konselor praktisi bimbingan dan konseling
Islam dalam bentuk sebuah karya yang akan diunggah
di beberapa media sosial seperti Instagram, Youtube,
dan website.

Terakhir, inspiratif yang bisa dikembangkan


dalam bentuk naratif berdasarkan pengalaman pribadi
seeorang yang diharapkan dapat memberikan motivasi
dalam menjalani masa perkembangan atau

28
menghadapi permasalahan. Konten ini dapat diunggah
pada platform website.

Konselor dapat berusaha untuk


mengadaptasikan layanan bimbingan konseling Islam
dengan perkembangan teknologi yang semakin
canggih pada masa kini.

Keunggulan praktis dan inovatif yang


dikembangkan oleh konselor diharapkan dapat terasa
oleh masyarakat umum bahwa bimbingan konseling
Islam tidak hanya ada di dunia pendidikan, tetapi juga
dibutuhkan pada setiap aspek kehidupan kita dan
dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

29
DAFTAR PUSTAKA
Amin, S. M. (2010). Bimbingan dan Konseing Islam. Jakarta: Amzah.

Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, dkk. (2009). Media Pendidikan;


Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfataatannya.
Jakarta: Rajagrafindo.

Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo.

Asy'ari, Ahm, dkk. (2004). Pengantar Studi Islam. Surabaya: IAIN


Sunan Ampel.

Basri, A. S. (2010). Peran Media dalam Layanan Bimbingan Konseling


Islam di Sekolah. Jurnal Dakwah , Vol. XI No. 1.

Ketut Sukardi, Dewa dan Desak P.E Nila Kusumawati. (2008). Proses
Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Haryanto, F. (2007). Makalah dalam Bimbingan Konseling Agama.


Jakarta.

Kusnawan, A. (2020). Bimbingan Konseling Islam Berbasis Ilmu


Dakwah. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Mubarok, A. (2002). Al-Irsyad an Nafsy: Konseling Agama Teori dan


Kasus. Yogyakarta: Fajar Pustaka.

Nursalim, M. (2015). Pengembangan Media Bimbingan dan


Konseling. Jakarta: Indeks.

Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.
30
Poedjiastuti, S. (1999). Media Pembelajaran. Surabaya: Unipress
UNESA.

Satriah, L. (2016). Bimbingan Konseling Pendidikan. Bandung: CV.


Mimbar Pustaka.

Sayuti, F. I. (2002). Pokok-pokok Bahasan Tentang Bimbingan


Penyuluhan Agama Sebagai Teknik Dakwah. Bandung:
Alfabeth.

31

Anda mungkin juga menyukai