Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KONSELING ISLAM

“ASAS ASAS BIMBINGAN KONSELING ISLAM”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konseling Islam

Dosen Pengampu : Dr. Henni Syafriana Nasution, MA

KELOMPOK III

ENDAH CAHYA NINGTIYAS 0303192048

ILHAM HAMZAH HASIBUAN 0303193164

LAILAN MAHARANI 0303192074

NUR ALFI RAMADANI 0303192063

RIZKA ZAKIA ULFA 0303192058

BKPI-2 SEMESTER IV

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbill alamin…. Puji dan syukur kami persembahkan kehadirat Allah


Swt yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan dan pengetahuan sehingga
pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Asas Asas Bimbingan
Konseling Islam”. makalah ini merupakan bentuk pemenuhan tugas kelompok dari Dr. Henni
Syafriana Nasution, MA selaku Dosen pengampu mata kuliah Konseling Islam.

Dalam penyusunan makalah ini pemakalah mendapat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yang turut berpartisipasi langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian
makalah ini. Para pemakalah menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
berbagai kekurangan dan kesilapan baik dalam hal penulisan maupun isi. Untuk itu, pemakalah
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian yang bersifat membangun yang bisa
menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi pemakalah untuk kesempurnaan makalah ini
dikemudian harinya.

Akhirnya para pemakalah berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi saya para pemakalah dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Aamiin.

Asahan, 9 Juni 2021

Kelompok III

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2

A. Konsep dasar bimbingan konseling Islam ................................................................. 2


B. Tujuan dan dasar bimbingan konseling Islam ........................................................... 3
C. Asas-asas bimbingan konseling Islam ....................................................................... 4
D. Fungsi dan metode bimbingan konseling Islam ....................................................... 7
E. Syarat Menjadi Pembimbing dan Konselor Islam .................................................... 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 13

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 13
B. Saran ........................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan didunia dengan di bekali akal, pikiran, dan perasaan. Dengan bekal
itulah manusia disebut sebagai makluk yang paling sempurna dan diamanati oleh sang pencipta
sebagai pemimpin di bumi ini. Akan tetapi seiring dengan bekal akal, pikiran dan perasaan itu pula
manusia diselimuti oleh berbagai macam masalah, bahkan ada yang mengatakan bahwa manusia
merupakan makhluk dengan segudan gmasalah (human with multi problem). Dengan berbagai
masalah itu ada yang bisa mereka atasi dengan sendirinya atau mereka memerlukan bantuan
orang lain (konselor) untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Dan pemberian bantuan dari
orang yang ahli (konselor) kepada individu yang membutuhkan (klien) itulah yang
dinamakan“konseling”.
Dalam memecahkan masalahnya, manusia memiliki banyak pilihan cara, salah satunya
adalah dengan cara islam. Mengapa islam? Karena islam mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia tak terkecuali berkenaan dengan bimbingan dan konseling.
Dalam makalah ini kami akan memaparkan berbagai hal terkait dengan bimbingan
konseling islam, termasuk tujuan-tujuan dari bimbingan konseling islam dan bagaimana ketika
bimbingan dan konseling di implementasikan dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar bimbingan konseling Islam?
2. Bagaimana tujuan dan dasar bimbingan konseling Islam?
3. Bagaimana asas-asas bimbingan konseling Islam?
4. Bagaimana fungsi dan metode bimbingan konseling Islam?
5. Apa saja syarat menjadi pembimbing dan konselor Islami?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui konsep dasar bimbingan konseling Islam
2. Untuk dapat mengetahui tujuan dan dasar bimbingan konseling Islam
3. Untuk dapat mengetahui asas-asas bimbingan konseling Islam
4. Untuk dapat mengetahui fungsi dan metode bimbingan konseling Islam
5. Untuk dapat mengetahui syarat menjadi pembimbing dan konselor Islami.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Bimbingan Konseling Islam


Berdasarkan literature bahasa Arab kata konseling disebut Al-Irsyad atau Al-Istisyarah.
Dengan demikian, Guidance and Counselling dialih bahasakan menjadi At-taujih wa al-
irsyad atau at-taujih wa al-istisyarah. Secara etimologi kata Irsyad berarti alhuda, ad-dalah yang
dalam bahasa Indonesia berartipetunjuk, sedangkan kata Al istisyarahberarti; talaba min al-
mansyurah / an-nasihah, dalam bahasa Indonesia berarti; meminta nasehat / konsultasi.
Sementara Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar
mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
Kesempurnaan ajaran Islam menyimpan khazanah-khazanah berharga yang dapat
digunakan untuk membantu menyelesaikan problem kehidupan manusia. Secara operasional
khazanah-khazanah tersebut tertuang dalam konsep konseling Islami dan secara praktis tercermin
dalam proses face to face relationship (pertemuan tatap muka) atau personal contact (kontak
pribadi) antara seorang konselor professional dan berkompeten dalam bidangnya dengan seorang
klien /konseli yang sedang menghadapi atau berjuang menyelesaikan kehidupannya untuk
mewujudkan amanah ajaran Islam.
Konseling Islam akan menjalin hubungan personal antara dua pihak manusia, satu pihak
ingin memecahkan / menyelesaikan problem kehidupannya untuk mewujudkan amanah
ajaran Islam.
Konseling Islam akan menjalin hubungan personal antara dua pihak manusia, satu pihak
ingin memecahkan / menyelesaikan masalah dan satu pihak lagi membantu memecahkan atau
menyelesaikan masalah. Hasil seminar bimbingan dan konseling Islami yang diselenggarakan oleh
UII di Yogyakarta pada tahun 1985 didapat sebuah rumusan bahwa “Konseling Islami adalah
proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai
makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga
dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan diakhirat”.
Sejalan dengan hal itu, Hellen mengungkapkan bahwa Konseling Islam adalah suatu usaha
membantu individu dalam menanggulang penyimpangan perkembangan fitrah beragama yang
dimilikinya, sehingga ia kembali menyadari perannya sebagai khalifah Allah di muka bumi dan

2
berfungsi untuk mengabdi kepada Allah SWT sehingga akhirnya tercipta kembali hubungan yang
baik dengan Allah, dengan manusia dan alam semesta.
Berpijak pada beberapa pendapat di atas dapat kita pahami bahwa konseling Islam adalah
upaya bantuan yang diberikan oleh seorang konselor kepada klien agar klien dapat menyelesaikan
masalahnya dengan menggunakan Al-Qur;an dan hadist sebagai pedoman untuk bertindak. Senada
dengan hal tersebut, Tohari Musnamar mengemukakan bahwa Bimbingan dan Konseling Islam
adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali akan eksistensinya
sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat kita pahami bahwa konseling Islam merupakan sebuah
proses konseling yang menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman agar individu tersebut
dapat menyelesaikan masalahnya dan menyadari keberadaannya sebagai makhluk Allah SWT.1

B. Tujuan dan Dasar Bimbingan Konseling Islam


Thohari Musna marmem bagi tujuan bimbingan dan konseling Islami menjadi tujuan
umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum dari bimbingan dan konseling Islam adalah
membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat. Tujuan khusus bimbingan dan konseling Islami adalah :
• Membantuindividu agar tidakmenghadapimasalah.
• Membantu individu mengatasi masalah yang dihadapi.
• Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau
yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi
sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.
TujuankonselingIslamimenurutHamdaniBakran Adz-Dzuki, adalah :
• Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa dan
mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai (muthmainah), bersikap lapang dada
(radhiyah) dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya (mardhiyah).

1. Hallen. A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta Selatan: Ciputat Press, 2012), Hal.22

3
• Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan, tingkah laku yang dapat
memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja,
maupun lingkungan social dan alam sekitarnya.
• Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan
berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih sayang.
• Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi
segala perintah-Nya, serta ketabahan untuk menerima ujian-Nya.
• Untuk menghasilkan potensi ilahiyyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat
melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik, menanggulangi berbagai persoalan
hidup dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungan pada berbagai
aspek kehidupan.

C. Asas-asasBimbinganKonseling Islam
Asas bimbingan dan konseling Islam berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah Nabi di tambah
berbagai landasan filosofis dan landasan keimanan, yaitu :
1. Asas kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tujuan bimbingan dan konseling Islam adalah membantu klien mencapai kebahagiaan
hidup yang senantiasa didambakan setiap manusia.
2. Asas fitrah
Bimbingan dan konseling Islam merupakan bantuan kepada klien yang mengenal,
memahami, dan menghayati fitrahnya, sehingga segala gerak dan tingkah lakus erta tindakkannya
berjalan dengan fitrah-fitrah tersebut. Manusia menurut Islam dilahirkan dalam keadaan fitrah,
yaitu berbagai kemampuan potensi bawaan dan kecenderungan sebagai muslim atau beragama
Islam.
3. Asas “lillahiTa’ala”
Bimbingan dan konseling Islam ini dilaksanakan semata-mata karena Allah SWT.
Konsekuensi dari asas ini berarti pembimbing melakukan tugas denganpenuh keikhlasan. Klien
pun menerima, meminta bimbingan dan konseling dengan ikhlas dan rela pula karena semua pihak
merasa bahwa semua yang dilakukan karena untuk pengabdian kepada Allah SWT semata, sesuai
dengan fungsi dan tugasnya sebagai makhluk Allah yang harus senantiasa mengabdi kepada-Nya.

4
Firman Allah surat al-Bayinahayat 5 Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah
agama yang lurus”.
4. Asas bimbingan seumur hidup
Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari komponen pendidikan. Oleh karena itu,
pemberian layanan bimbingan dan konseling dilakukan sepanjang hidup manusia. Manusia yang
hidup di dunia tidak ada yang selalu bahagia kadangkala dalam kehidupan ini akan menjumpai
berbagai kesulitan dan kesusahan. Untuk itu di perlukan bimbingan dan konseling Islami yang
diharapkan bisa mengatasi semua permasalahan hidup sepanjang hayat.
5. Asas kesatuan jasmani-rohani
Bimbingan dan konseling Islami memandang manusia sebagai makhluk jasmaniah-
rohaniah tidak memandang sebagai makhuluk jasmaniah semata. Untuk itu bimbingan dan
konseling Islami membantu individu untuk hidup seimbang jasmaniah dan rohaniah.
6. Asas keseimbangan rohani
Allah telah memuliakan manusia dengan kelebihan-kelebihan atau keutamaan-keutamaan
yang tidak diberikan kepada makhuk lain selain manusia.
7. Asas kemauju dan individu
Bimbingan dan konseling Islam melihat kepada citra manusia menurut Islam. Seseorang
melihat eksistensi tersendiri. Individu mempunyai hak, mempunyai perbedaan kemerdekaan
pribadi.
8. Asas sosialitas manusia
Manusia merupakan makhluk social. Hal ini di akui dan diperhatikan dalam Bimbingan
dan konseling Islam. Pergaulan, cinta kasih, rasa aman, penghargaan terhadap diri sendiri dan
orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, merupakan aspek-aspek yang diperhatikan dalam
Bimbingan dan konseling Islami. Dalam bimbingan dan konseling Islami, sosialitas manusia
diakui dengan memperhatikan hak individu dalam batas tanggung jawab sosial.
9. Asas kekhalifahan manusia
Manusia menurut pandangan Islam diberikan kedudukan yang tinggi sekaligus tanggung
jawab yang besar, yakni mengelola alam semesta dengan kata lain, manusia di pandang makhluk
yang berbudaya yang mengelola alam sekitar sebaik-baiknya. Firman Allah surat Fathir ayat 39

5
Artinya : “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang
kafir, Maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri dan kekafiran orang-orang yang kafir
itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang
yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.
10. Asas keselarasan dan keadilan
Islam menghendaki keharmonisan, keselarasan, keseimbangan, keserasian, dalam segala
segi. Dengan kata lain, Allah menginginkan manusia berlaku adil terhadap diri sendiri, alam
semesta, dan juga kepada Allah SWT.
11. Asas pembinaan akhlakulkarimah
Bimbingan dan konseling Islam membantu kliena tau yang dibimbing memelihara,
mengembangkan sifat-sifat yang baik sejalan dengan tugas dan fungsi Rasulullah di utus oleh
Allah SWT.
12. Asas kasih sayang
Setiap manusia memerlukan cinta, kasih sayang dan rasa sayang dari orang lain. Rasa kasih
sayang ini dapat mengalahkan dan menundukkan banyak hal. Bimbingan dan konseling Islam
dilakukan dengan berlandasan kasih sayang, sebab dengan kasih sayang pemberian bimbingan dan
konseling akan menyentuh hati dan tujuan akan cepat tercapai.
13. Asasmusyawarah.
Bimbingan dan konseling Islam dilakukan dengan asas musyawarah artinyaa ntara
pembimbing dengan yang di bombing terjadi dialog yang baik, satu sama lain tidak mendiktekan,
tidak ada rasa tertekan dan terbuka dalam berpendapat.
14. Asas keahlian
Bimbingan dan konseling Islam dilakukan oleh orang-orang yang memang memiliki
kemampuan dan keahlian di bidang tersebut, baik keahlian dalam metodologi maupun keahlian
dalam teknik-teknik bimbingan dan konseling.

6
D. Fungsi dan Metode Bimbingan Konseling Islam
Fungsi bimbingan dan konseling Islami dapat dirumuskan sebagai berikut :
• Fungsi preventif, yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah
bagi dirinya.
• Fungsi kuratif atau korektif, membantu individu memecahkan masalah yang sedang di
hadapi atau di alami
• Fungsi preservatif, yakni membantu individu menjaga agar situasi atau kondisi yang
semula tidak baik telah menjadi baik (terpecahkan ) itu kembali menjadi tidak baik
(menimbulkan masalah kembali).
• Fungsi developmental atau pengembangan, yakni membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik dan menjadi lebih baik,
sehingga tidak memungkinkan menjadi sebab munculnya masalah baginya.
Berdasarkan fungsi bimbingan dan konseling Islami di atas, terlihat bahwa substansi
layanan tersebut adalah untuk memecahkan setiap persoalan yang di hadapi oleh peserta didik
terutama pada masa remaja dalam kehidupan sehari-hari serta mengusahakan sedapat mungkin
agar masalah yang sama tidak terulang lagi. Fungsi konseling secara implementasinya, maka
bimbingan konseling dan islam sebagai berikut :
1. Mengetahui, mengenal dan memahami akan eksistensi dan fitrahnya
2. Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, atau membantu
individu tawakal atau berserah diri kepada allah.
3. Membantu individu merumuskan masalah yang dihadapinya dan membantunya
menyelesaikan masalah yang ssedang dihadapinya.
4. Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan kadar
intelektual masing – masing individu, sperti yang di anjurkan al – qur’an yaitu, berlaku
sabar, membaca dan memaahami al – qur’an, dan berdzikir.
5. Membantu individu dalam mengembangkan kemampuan pengantisipasi masa depan,
sehingga akan bertindak secara hati – hati dan penuh pertimbangan di dalam memilih
alternatif tindakan.
Islam, dalam aplikasi penyebaran ajarannya banyak menggunakan metode bimbingan
dan konseling, sebagaimana di jelaskan Musfir bin Said Az Zahrani (2005:26), diantaranya sebagai
berikut :

7
1. Metode keteladanan, yang di gambarkan dengan suri tauladan yang baik, sebagai firman
allah: (Al-Ahzab:21):

‫ّٰللاَ َكثِي ًْر ۗا‬ ٰ ْ ‫ّٰللاَ َو ْاليَ ْو َم‬


‫اْل ِخ َر َوذَ َك َر ه‬ ‫سنَةٌ ِلِّ َم ْن َكانَ يَ ْر ُجوا ه‬
َ ‫ّٰللا اُس َْوة ٌ َح‬ ُ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َر‬
ِ ‫س ْو ِل ه‬

٢١ -
Artinya:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.

2. Metode penyadaran, metode ini banyak menggunakaan ungkapan – ungkapan nasehat dan
juga at-targhib wa-tarhib (janji dan ancaman. Sebagaimana dijelaskan dalam firman allah
dalam surat Al-Hajj ayat 1-2:

١ – ‫ع ِظيْم‬
َ ‫ش ْيء‬
َ ‫ع ِة‬ َّ ‫يٰٓاَيُّ َها النَّاس اتَّق ْوا َربَّك ْم ا َِّن زَ ْلزَ لَةَ ال‬
َ ‫سا‬
‫ت َح ْمل َح ْملَ َها َوت ََرى‬
ِ ‫ضع ك ُّل ذَا‬
َ َ‫ت َوت‬ َ ‫ع َّما ٰٓ اَ ْر‬
ْ َ‫ضع‬ ِ ‫يَ ْو َم ت ََر ْونَ َها تَ ْذهَل ك ُّل م ْر‬
َ ‫ضعَة‬
٢ - ‫ش ِديْد‬
َ ‫ّللا‬ َ َ ‫عذ‬
ِ ٰ ‫اب‬ َ َّ‫الن‬
َ ‫اس سكرى َو َما ه ْم ِبسكرى َول ِك َّن‬
Artinya:

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat
kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan
gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk,
Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.

3. Metode penalaran logis, metode ini berkisaran tentang dialog dengan alasan akal atau
logika dan perasaan individu, sebagaimana firman allah SWT. yang di jelaskan dalam surat
Al-Hujuraat : 12 :

8
ْ‫س ْوا َو َْل َي ْغتَب‬ ُ ‫س‬َّ ‫الظ ِِّن اِثْ ٌم َّو َْل تَ َج‬
َّ ‫ض‬ َّ َ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اجْ تَ ِنب ُْوا َك ِثي ًْرا ِ ِّمن‬
َ ‫الظ ِّۖ ِِّن ا َِّن َب ْع‬
‫اب‬
ٌ ‫ّٰللاَ ت ََّو‬ ‫ض ۗا اَي ُِحبُّ اَ َحدُ ُك ْم اَ ْن يَّأ ْ ُك َل لَحْ َم اَ ِخ ْي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهت ُ ُم ْو ۗهُ َواتَّقُوا ه‬
‫ّٰللاَ ۗا َِّن ه‬ ً ‫ض ُك ْم بَ ْع‬
ُ ‫بَّ ْع‬
١٢ - ‫َّر ِح ْي ٌم‬

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena


sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

4. Metode kisah (cerita). Al-Qur’an banyak merangkum kisah – kisah para nabi serta dialog
yang terjadi diantara mereka dengan kaumnya. Kisah ini bisa dijadikan sebagai contoh dan
teladan serta model yang mampu menjadi penjelas akan perilaku – perilaku yang
diharapkan, sehingga bisa dibiaskan, dan juga perilaku – perilaku yang tercela sehingga
bisa dihindari.2

E. Syarat Menjadi Pembimbing dan Konselor Islam


1. Pengertian Pembimbing atau Konselor
Pembimbing atau konselor adalah seseorang yang karena keahlian memberikan bantuan
kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah yang mana orang
tersebut tidak bisa mengatasinya sendiri tanpa bantuan orang lain. MenurutSayuti, (1988: 12)
Pembimbing adalah orang yang mempunyai kompetensi (kewenangan) untuk melakukan
bimbingan dan konselingIslami. Sedangkan dalam buku “Bimbingan dan Konseling Islami”
pembimbing adalah orang yang menguasai bimbingan dan konseling sosial Islami.
2. SyaratMenjadiKonselorIslami
Adapun syarat-syarat untuk menjadi pembimbing atau konselor yaitu:

2 Drs.Masdudi,M.Pd. 2012. Bimbingan Konseling Perspektif Sekolah. Cirebon : Al-Tarbiyah Press

9
a. Memiliki tiga sikap pokok antara lain:
• Sikap menerima berarti bahwa konselor menerima siswa sebagai adanya dan tidak
segera “mengadili” siswa tentang kebenaran dari pendapat,perasaan ataupun
perbuatannya.
• Sikap ingin memahami menuntut dari pembimbing agar dia berusaha sekuat tenaga
untuk menangkap dengan jelas dan lengkap hal-hal yang sedang dikemukakan oleh
siswa, baik dengan kata-kata maupun dengan isyarat yang lain. Maka pembimbing
atau konselor harus berusaha ikut merasakan(empaty) apa yang diungkapkan dan
apa yang dialami oleh siswa.
• Sikap bertindak dan berbicara secara jujur berarti bahwa konselor tidak boleh
berpura-pura, sehingga dalam pandangan siswa pembimbing atau konselor kelihatan
“spontan”.
• Kepekaan terhadap apa yang terdapat “dibelakang” kata-kata kelayan.
• Kemampuan dalam cara berkomunikasi yang tepat (rapport).
• Meskipun seorang pembimbing atau konselor di panti juga berfungsi sebagai
pendidik, tetapi janganlah pembimbing itu bertindak/berlagak “dominan”.
• Memiliki kesehatan jasmani dan mental yang layak.
• Menaati kode etika jabatan, yang meliputi seperti sikap, ketrampilan, syarat
pendidikan, penggunaan informasi yang diperoleh dari konseli, penggunaan testing,
hak dan kewajiban anggota profesi konselor.
3. Sedangkan syarat-syarat menjadi pembimbing atau konselor Islami sebagai berikut:
1) Memiliki pribadi yang menarik, serta rasa berdedikasi yang tinggi dalam tugasnya.
2) Menyakini tentang mungkinnya anak bimbing mempunyai kemampuan untuk
berkembang sebaik-baiknya bila disediakan kondisi dan kesempatan yang fovurable
untuk itu.
3) Memiliki rasa commited dengan nilai-nilai kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan untuk mengadakan komunikasi baik dengan anak bimbing
maupun lainnya.
5) Bersikap terbuka artinya tidak memiliki watak yang suka menyembunyikan sesuatu
maksud yang tidak baik.
6) Memiliki keuletan dalam lingkungan tugasnya termasuk pula lingkungan sekitarnya.

10
7) Memiliki rasa cinta terhadap orang lain.
8) Memiliki perasaan sensitif terhadap kepentingan anak bimbing
9) Memiliki kecekatan berfikir, cerdas sehingga mampu memahami yang dikehendaki
kelayan.
10) Memiliki personality yang sehat dan bulat, tidak terpecah-pecah jiwa (frustasi)
11) Memiliki ketenangan jiwa (kedewasaan) dalam segala perbuatan lahiriyah dan
batiniyah
12) Memiliki sikap mental suka belajar dalam ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan tugasnya
13) Bilamana pembimbinng tersebut bertugas di bidang agama, berakhlak mulia, serta
aktif menjalankan ajaran agamanya dan sebagainya.
4. Syarat lain pembimbing atau konselor Islami dikelompokkan, sebagai berikut:
a) Kemampuan keahlian (professional)
Pembimbing dam bimbingan konseling Islami tentu haruslah merupakan orang yang
memiliki kemampuan keahlian atau professional di bidang tersebut. Dengan istilah lain dikatakan
yang bersangkutan merupakan seorang “alim” di bidangnya. Keahlian (kealiman) dalam hal ini
merupakan syarat mutlak, sebab apabila yang bersangkutan tidak menguasai bidangnya, maka
bimbingan konseling tidak akan mencapai sasarannya, tidak akan berhasil. Hadits Nabi sebagai
berikut:“Apabila sesuatu perkara diserahkan (penanganannya) kepada orang yang bukan ahlinya,
tunggu sajalah saat (ketidak berhasilan atau kehancurannya)" (H.R.Bukhari).
b) Sifat kepribadian yang baik (akhlakul-karimah)
• Siddiq (mencintai dan membenarkan kebenaran), pembimbing harus memiliki sifat
siddiq, yakni cinta pada kebenaran dan mengatakan sesuatu yang memang benar.
• Amanah (bisa dipercaya), pembimbing harus dapat dipercaya, dalam arti yang
bersangkutan mau dan mampu menjaga rahasia orang yang menjadi yang dibimbing.
• Tabliqh (mau menyampaikan apa yang layak disampaikan), pembimbing harus
bersedia menyampaikan apa yang layak disampaikan.
• Fatonah (intelejen, cerdas, berpengetahuan), pembimbing harus memiliki
kemampuan dan kecerdasan yang memadai, termasuk sifat inovatif, kreatif, cepat
tanggap, cepat mengambil keputusan dan sebagainya. Pengetahuan dan ketrampilan
yang luas diperlukan untuk bisa membimbing dengan efektif.

11
• Mukhlis (ikhlas dalam menjalankan tugas), pembimbing harus ikhlas dalam
menjalankan tugasnya karena mengharapkan ridha Allah (lillahi ta’ala).
• Sabar, pembimbing harus memiliki sifat sabar, dalam arti ulet, tabah, ramah, tidak
mudah putus asa, tidak pernah marah, mau mendengarkan keluh kesah yang
dibimbing dengan penuh perhatian dan sebagainya.
• Tawaduk (rendah hati), pembimbing harus memiliki sifat rendah hati, tidak sombong,
tidak merasa paling tinggi kedudukan maupun ilmunya dan sebagainya. Sebagaimana
disebutkan dalam al-Quran.
• Saleh (mencintai, melakukan, membina, menyokong kebaikan), pembimbing harus
bersifat saleh, karena kesalehnnya itu akan memudahkannya melakukan tugasnya
dengan baik.
c) Adil, pembimbing dalam berlaku harus adil, dalam arti mampu mendudukkan
permasalahan dan klien sesuai dengan situasi dan kondisinya secara porposional.
• Mampu mengendalikan diri, pembimbing harus memiliki kemampuan kuat untuk
mengendalikan diri, menjaga kehormatan diri dan kehormatan yang dibimbing.
• Kemampuan kemasyarakatan (Hubungan sosial), pembimbing harus memiliki
kemampuan melakukan hubungan kemanusiaan atau hubungan sosial, ukhuwah
Islamiyah yang tinggi.
• Ketakwaan kepada Allah, ketakwaan mereka syarat dari segala syarat yang harus
dimiliki seorang pembimbing, sebab ketakwaan merupakan sifat paling baik.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap
individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup
selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia
dan diakhirat
Konseling Islam merupakan sebuah proses konseling yang menjadikan Al-Qur’an dan
Sunnah sebagai pedoman agar individu tersebut dapat menyelesaikan masalahnya dan menyadari
keberadaannya sebagai makhluk Allah SWT.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para calon guru BK atau pun guru BK untuk
menambah wawasan mengenai Konseling Islam. Kami sadar makalah kami terdapat banyak
kekurangan, untuk itu kami membutuhkan kritikan yang membangun agar kedepannya kami dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi dan tida mengulangi kesalahan yang salah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Drs.Masdudi,M.Pd. 2012. Bimbingan Konseling Perspektif Sekolah. Cirebon : Al-Tarbiyah Press

Hallen. A. 2012. Bimbingan dan Konseling. Jakarta Selatan: Ciputat Press.

http://kandidatkonselor.blogspot.com/2013/02/bimbingan-dan-konseling-islam-ii.html
(Diakses pada tanggal 9 Juni 2021)

http://alqatiry.blogspot.com/2013/12/makalah-bimbingan-dan-konseling-islam. html (Diakses


pada tanggal 9 Juni 2021)

14

Anda mungkin juga menyukai