Anda di halaman 1dari 15

PERANAN AGAMA DALAM BIMBINGAN KONSELING

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI PPKN


Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI
BANGKALAN
TA. 2021
BAB I
PENDAHULUAN
 Di dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan agama islam pastilah terdapat berbagai
macam problem baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini sangatlah
memerlukan perhatian khusus dari guru agama, karena guru agama dianggap sebagai kunci
sentral dalam membendung dan memfilter pengaruh negatif dari luar, karena kita mengetahui
suatu hal yang paling urgen dampaknya. Dalam hal ini adalah kenakalan remaja.
 Oleh karena itulah kelompok kami akan membahas dan mengupas peranan agama dan
psikologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling, pertamanya kami acuh tak acuh
terhadap pokok bahasan.tapi rasa acuh tak acuh itu berkembang menjadi sebuah kesadaran
untuk memotifasi dan menganggap diri kami sebagai kaum intelektual muslim yang masih
tahap belajar sering mendapat suatu pertanyaan-pertayaan” dimnakah peranan agama dan nilai
budaya (Moral) dalam pengembangan anak?”.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah peran agama dalam  bimbingan dan konseling?


2. Bagaimanakah pendekatan agama dalam bimbingan dan konseling?

C. TUJUAN

1. Mengetahui sejauh mana peran agama dalam bimbingan dan konseling?


2. Mengetahui kedekatan agama dalam bimbingan konseling?
BAB II
PEMBAHASAN

 Pendidikan agama harus diimulai dari rumah tangga, sejak si anak masih
kecil. Akan tetapi yang terpokok adalah penanaman jiwa percaya kepada
Tuhan, membiasakan mematuhi dan menjaga nilai-nilai dan kaidah-kaidah
yang ditentukan oleh ajaran agama.
 Menurut pendapat para ahli jiwa, bahwa yang mengendalikan kelakuan dan
tindakan seseorang adalah kepribadiannya.
 Dengan memberikan pengalaman-pengalaman yang baik, nilai-nilai moral
yang tinggi, serta kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama
sejak lahir, maka semua pengalaman it.
 Dengan demikian, pendidikan Agama berperan membentuk manusia
Indonesia yang percaya dan takwa kepada Allah SWT, menghayati dan
mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-sehariu akan
menjadi bahan dalam pembinaan kepribadian
A.    AJARAN ISLAM YANG BERKAITAN DENGAN BIMBINGAN
KONSELING

 Berbicara tentang agama terhadap kehidupan manusia memang cukup


menarik, khususnya Agama Islam. Hal ini tidak terlepas dari tugas para
Nabi yang membimbing dan mengarahkan manusia kearah kebaikan yang
hakiki dan juga para Nabi sebagai figure konselor yang sangat mumpuni
dalam memecahkan permasalahan (problem solving) yang berkaitan dengan
jiwa manusia, agar manusia keluar dari tipu daya syaiton. Dengan kata lain
manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuai dengan kemampuan
dan kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus memberi konseling agar tetap
sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang
sebenarnya
BEBERAPA TIPE KONSELING:
 Konseling krisis, dalam menghadapi saat-saat krisis yang dapat terjadi
misalnya akibat kegagalan sekolah, kegagalan pergaulan atau pacaran, dan
penyalahgunaan zat adiktif.
 Konseling fasilitatif, dalam menghadapi kesulitan  dan kemungkinan
kesulitan pemahaman diri dan lingkungan untuk arah diri dan pengambilan
keputusan dalam karir, akademik, dan pergaulan social.
 Konseling preventif, dalam mencegah sedapat mungkin kesulitan yang dapat
dihadapi  dalam pergaulan atau sexual, pilihan karir, dan sebagainya.
 Konseling developmental, dalam menopang kelancaran perkembangan
individual siswa seperti pengembangan kemandirian, percaya diri, citra diri,
perkembangan karir dan perkembangan akademik.
B. PENDEKATAN ISLAMI DALAM PELAKSANAAN
BIMBINGAN KONSELING

 Pendekatan Islami dapat dikaitkan dengan aspek-aspek psikologis


dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang meliputi pribadi,
sikap, kecerdasan, perasaan, dan seterusnya yang berkaitan dengan
klien dan konselor.
 Jika konselor memiliki prinsip tersebut (Rukun Iman) maka
pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu akan mengarahkan
klien kearah kebenaran
TIGA LANGKAH UNTUK
MENUJU PADA KESUKSESAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Pertama, memiliki mission statement yang jelas

 kedua memiliki sebuah metode pembangunan karakter sekaligus symbol
kehidupan yaitu “Shalat lima waktu”,
 ketiga, memiliki kemampuan pengendalian diri yang dilatih dan disimbolkan
dengan “puasa”.
 Hal demikian oleh agama-agama besar di dunia dipertegas bahwa manusia adalah
mahluk yang disebut mahluk beragama (homo religious. Pada diri counselee juga
ada benih-benih agama, sehingga untuk mengatasi masalah dapat dikaitkan
dengan agama, dengan demikian pembimbing dan konselor dapat mengarahkan
individu (counselee) ke arah agamanya, dalam hal ini Agama Islam.
C.    FUNGSI KEGIATAN KONSELING AGAMA

 Konseling sebagai langkah pencegahan (preventif).


Konseling pada tingkat ini ditujukan kepada orang-orang yang diduga memiliki peluang untuk
menderita gangguan kejiwaan (kelompok berisiko),
 Konseling sebagai langkah kuratif atau korektif.
Konseling dalam fungsi ini sifatnya  memberi bantuan kepada individu klien memecahkan
masalah yang sedang dihadapi.
 Konseling sebagai langkah pemeliharaan (preservatif).
Konseling ini membantu klien yang sudah sembuh agar tetap sehat, tidak mengalami problem
yang pernah dihadapi. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mem¬bentuk semacam club yang
anggautanya para klien atau ex klien dengan menawarkan program-program yang terjadwal,
misalnya ceramah-ceramah keagamaan atau keilmuan
 Fungsi pengembangan (developmental).
Konseling dalam fungsi ini adalah membantu klien yang sudah sembuh agar dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya pada kegiatan yang lebih baik
D.    KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP KONSELING AGAMA

 Dari Sudut pandang itu maka urgensi Bimbingan dan


konseling Manusia merujuk kepada ke dua predikat
tersebut :
 Sebagai makhluk yang lemah suatu ketika Manusia tidak
tahan menghadapi realita kehidupan Yang pahit dan sempit
 Sebagai khalifah Allah, Manusia dibebani tanggung jawab
menyangkut kebaikan dirinya maupun untuk
masyarakatnya.
KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING AGAMA
 Bahwa Kodrat kejiwaan membutuhkan bantuan psikologis Manusia.
 Gangguan kejiwaan Yang berbeda-beda membutuhkan terapi yang tepat.
 Meskipun Manusia memiliki fitrah kejiwaan yang cenderung kepada keadilan dan
kebenaran, tetapi daya tarik keburukan lebih banyak sehingga motif lebih kepada
keburukan cepat merespon stimulus keburukan, mendahului kepada stimulus kebaikan.
 Keyakinan Agama (keimanan) merupakan kepribadian, sehingga getar batin dapat
dijadikan penggerak tingkah laku (motif) kepada kebaikan.
 Konselor lintas agama harus sadar akan nilai dan norma Di dalam proses konseling,
konselor harus sadar bahwa dia memiliki nilai dan norma yang harus dijunjung tinggi.
Konselor harus sadar bahwa nilai dan norma yang dimilikinya itu akan terus dijunjung
dan dipertahankannya. Di sisi lain, konselor harus menyadari bahwa klien yang akan
dihadapinya adalah mereka yang mempunyai nilai-nilai dan norma yang berbeda dengan
dirinya.      
KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
AGAMA
 Konselor sadar terhadap karakteristik konseling secara umum.
 Konselor di dalam melaksanakan konseling sebaiknya sadar terhadap pengertian dan kaidah dalam
melaksanakan konseling. Hal ini sangat perlu karena pengertian terhdap kaidah konseling akan
membantu konselor dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh klien.
 Konselor harus mengetahui pengaruh kesukuan, keagamaan dan mereka harus mempunyai perhatian
terhadap lingkungan serta agamanya.
 Konselor dalam melaksanakan tugasnya harus tanggap terhadap perbedaan yang berpotensi untuk
menghambat proses konseling. Terutama yang berkaitan dengan nilai, norma dan keyakinan yang
dimiliki oleh suku agama tertentu. Terelebih apabila konselor melakukan praktik konseling di
Indonesia yang mempunyai lebih dari 357 etnis dan 5 agama besar serta penganut aliran kepercayaan.
Untuk mencegah timbulnya hambatan tersebut, maka konselor harus mau belajar dan memperhatikan
lingkungan di mana dia melakukan praktik, baik agama maupun budayanya. Dengan mengadakan
perhatian atau observasi, diharapkan konselor dapat mencegah terjadinya rintangan selama proses
konseling.
BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan
 Definisi konseling sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu konseling, perbedaan
pandangan ahli, serta teori yang dianutnya. menurut Robinson (M.Surya dan Rochman N.,
1986:25) mengartikan konseling adalah “semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana
yang seorang yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap
dirinya sendiri dan lingkungannya”.
 Dapat dipahami bahwa konseling memiliki elemen-elemen antara lain:
 1.      Adanya hubungan
 2.      Adanya dua individu atau lebih
 3.      Adanya proses
 4.      Membantu individu dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan.
SARAN

 Memahami realita apa sebenarnya yang sedang di hadapi.


Kita diajak mengenali kembali siapa sebenarnya dia itu,
apa posisinya dan apa kemampuan - kemampuan yang
dimilikinya. Mengajak klien memahami keadaan yang
sedang berlangsung di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai