Anda di halaman 1dari 8

MODEL KONSELING ISLAMI UNTUK MENINGKATKAN KOMITMEN

BERAGAMA
DOSEN PENGAMPU
Rufaidah Salam S.Pd.I.M.Pd

Oleh :
Nur Ashadia Yasmin
180103005

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURURAN
INSTITUT PARAHIKMA INDONESIA
2020
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendekatan rasional (kognitif) sangat sering dugunakan oleh ahli


psikologi sosial, berpendapat bahwa manusia pada dasarnya bersifat
konsisten dan orang akan membuat sesuatu dengan sifata dan
pembawaannya. Tetapi ini menggunakan pendekatan struktural, aktif,
direktif dan berjangka waktu singgkat untuk menghadapinya bahwa
keadaan emosi, perasaan dan tindakan seseorang sebagian besar
ditentukan, bagaimana reaksinya dapat berlangsung dengan baik dan
menghasilkan perubahan positif.

Dalam pendekatan rasional (kognitif) pemikiran seseorang


memberikan gambaran tentang rangkaian kejadian didalam kesadarannya.
Gejala perilaku yang berlainan menyimpan jauh dari fitrahnya sebagai
manusia. Sebagaii contih seseorang penderita depresi, rasa was-was yang
berlebihan dan mengalami hal-hal yang tidak enak pada dirinya. Dalam hal
ini, kognitif digunakan untuk mengidentifikasi dan memperbiki gejala
perilaku yang menyimpan.

Pada dasarnya layanan konseling adalah salah satu bentuk layanan


bentuk kemanusiaan. Layanan ini seharusnya diberikan dengan cara-cara
yang bermartabat. Layanan ini seharusnya yang diberikan konselor kepada
kliennya sebagai wujud pengabdian kemanusiaan yang bersifat
menghargai dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan secara universal.
Dengan ini, menurut islam berarti secara langsung tergambar karakteristik
dan identitas layanan yang berbangsa pada nilai-nilai islam.

Berbeda dengan konseling konvensional yang semata-mata


menggunakan kemampuan intelektual, di mana konseling bermartabat
menurut islam mengetengahkan suatu bentuk layanan bantuan dengan

2
mengfungsikan kekuatan intelektual dan kekuatan keimanan, dengan
menggunakan secara optimal daya nalar, dan merujuk kepada Allah SWT
mengeni manusia yang tertera dalam Al-Qur’an dan hadits dalam
pandangan para ulama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Rasional Konseling Islam ?
2. Bagaimana Devinisi Konseling Islam ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Rasional Konseling Islam.
2. Mengetahui Devinisi Konseling Islam.

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian konseling rasional

Konseling rasional (kognitif) menurut bernard dan Fullmer


mengatakan bahwa konseling kognitif adalah suatu usaha untuk mengubah
pandangan seseorang terhadap diri sendiri, orang lain atau lingkungan fisik
yang ada dimasyarakat. Sebagai contohnya seseorang dibantu untuk
mencapai identitas pribadi dan menentukan langkah-langkah untuk
menempuh perasaan berharga, berarti dan bertanggungjawab dilingkungan
masyarakat.

Menurut KBBI adalah menurut pikiran dan pertimbangan yang


logis, menurut pemikiran yang sehat cocok dengan akal.

Adapun tujuan konseling kognitif ialah :

1. Konselor harus bersikap sabar dengan penuh perhatian terhadap


ungkapan terhadap klien.
2. Klien dapat memahami serta melihat potensi yang ada pada dirinya.
3. Membantu seseorang untuk berbuat baik .
4. Mengembangkan kesadaran klien dalam berkomunikasi dengan orang
lain.

Dari beberapa ungkapan diatas, bahwa konseling adalah untuk


memberikan arahan dan bimbingan kepada seseorang agar ia mampu
keluar dari masalah yang dihadapinya serta mampu menyesuikan diri
dengan lingkungan masyarakat sesuai dengan tuntunan Allah SWT.

Bimbingan dan konseling islam merupakan bantuan yang bersifat


spiritual melalui kekuatan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT, seperti
seseorang dapat mengatasi sendiri problem yang sedang dihadapi, sesuai
dengan pendekatan rasional, yaitu memberikan petunjuk kepada klien agar

4
berfikir sesuai dengan dengan tuntunan ajaran agama islam, baik melalui
konseling maupun dalam dakwa islami.

B. Devinisi Konseling Islam

Konseling secara umum berasal dari bahasa latin yaitu


“concilium” yang berarti dengan atau bersama yang dirangkaikan
menerima dan memahami. Menurut Anglo-Saxon, istilah konseling
berasal dari “sellam” yang berarti menyerahkan atau menyempaikan.
Sementara menurut kamus bahasa inggris berasal dari kata “counsel”
yang memiliki beberapa arti yaitu nasehat, anjuran dan pembicaraan. Jadi,
secara etimologis konseling adalah pemberian nasehat, anjuran dan
pembicaraan dengan bertukar pikiran.

Sedangkan secara terminologi, ada beberapa pendapat menurut


para ahli ang ditimbulkan perkembangan konseling itu sendiri, diantarnaya
:

ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa


konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh
dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada
klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilan untuk
membantu kliennya menghadapi masalah-masalahnya.

Menurut KBBI ialah :

1. Pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada seseorang dengan


menggunakan metode psikologis dan sebagainya.
2. Pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli sehingga memahami
kemampuan terhadap dirinya sendiri untuk memecahkan masalah.

Mortenson mengatakan bahwa konseling adalah proses hubungan antara


pribadi dengan pribadi, dimana orang yang satu membantu yang lainnya
untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya.

5
Selanjutnya, Tohirin mengemukakan bahwa konseling adalah
relasi atau hubungan antara dua arang individu, dimana konselor berusaha
klien berusaha untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam
hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapina pada saat ini dan
yang akan datang.

Menurut Arifin, konseling Islami adalah usaha pemberian bantuan


kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriyah maupun
batiniyah yang menyangkut kehidupannya dimasa ini dan yang akan
datang. Bantuan tersebut dibidang mental dan spiritual agar orang yang
ada pada dirinya bersangkutan mampu mengatasi dengan kemampuan
iman dan takwa kepada Tuhan.

Selain itu, Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan


terarah, kontiniu dan sistematis kepada individu agar yang ia dapat
mengembangkan potensi yang atau fitrah beragama yang dimilikinya
secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang
terkandung di dalam Al-Qur’an dan Hadits.

Konseling Islami merupakan proses bimbingan sebagaimana


kegiatan bimbingan lainnya, tetapi dalam seluruh seginya berlandaskan
ajaran islam yaitu Al-Qur’an dan sunnah Rosul. Bimbingan konseling
islami merupakan proses pemberian bantuan, yang tidak menentukan atau
mengharuskan, melainkan sekedar membantu individu. Individu yang
dibantu tersebut mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petnjuk dari
Allah.

6
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan kognitif merupakan salah satu pendekatan dalam
konseling yang mencob mengembangkan tiga pendekatan yaitu
pengetahuan, filosofi dan tingkah laku. Pendekatan kognitif bertujuan
untuk mengajar klien agar bersifat lebih realistik, pendekatan ini juga leih
cenderung kepada pengajaran dan penilaian yang lebih dari konselor
kepada klien dengan istilah konseling islam adalah pendekatan
memberikan pengajaran baik yang dapat membawa pemikiran dan
perilaku klien kearah yang lebih baik sesuai Al-Qur’an dan hadits.

7
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan
Praktek), Semarang: CV. Cipta Prima Nusantara, 2007.
Dahlan, MD. Dasar-Dasar Konseptual Penanganan Masalah-
masalah Bimbingn dan Konseling Islami di Bidang Pendidikan,
Yogakarta: UII Press, 1987.
Muhammad Mansur Abdullah. Proses Konseling, (Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa dan Pusat 1986), hlm, 125.
Syamsu Yusuf, L. N. Landasan dan Konseling, (Bandung: PT,
Remaja Rosdakarya, 2006), hlm, 8.

Anda mungkin juga menyukai