Anda di halaman 1dari 7

Bimbingan Koseling Agama Islam Menurut Lukmanul Hakim (Q.

S: Luqman 12-19)

Dendi Abdul Majid ( 2018010159)

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri Kota Subulussalam

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam


Menurut literature bahasa Arab, kata konseling disebut Al-Irsyad atau AlIstisyarah,
dan kata bimbingan disebut Attaujih. Dengan demikian, Guidance and Counseling dialih
bahasakan menjadi at-taujih wa al-irsyad atau attaujih wa al-istisyarah. Secara etimologi
kata irsyad berarti alhuda, ad-dalah yang dalam bahasa Indonesia berarti petunjuk.
Sedangkan kata al-istisyarah berarti: talaba min al-munsyarah/an-nasihah, dalam bahasa
Indonesia berarti meminta nasihat atau konsultasi.1
Ada beberapa pengertian bimbingan dan konseling diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Menurut Aunur Rahim Faqih, istilah bimbingan islami diartikan sebagai proses
pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.2
b. Konseling Islam didefinisikan sebagai proses bantuan yang berbentuk kontak pribadi
antara individu atau sekelompok individu yang mendapat kesulitan dalam suatu
masalah yang dilakukan dengan seorang petugas professional dalam hal pemecahan
masalah, pengenalan diri, penyesuaian diri, dan pengarahan diri, untuk mencapai
realisasi diri secara optimal sesuai ajaran Islam.3Mubarak juga menyebutkan bahwa
yang dimaksud dengan konseling Islam adalah Al-Irsyad Al-Nafs yang diartikan
sebagai bimbingan kejiwaan, satu istilah yang cukup jelas muatannya dan bahkan bisa
lebih luas penggunaannya.4
c. Yahya Jaya juga menyatakan bahwa bimbingan dan konseling dalam Islam adalah
pelayanan bantuan yang diberikan oleh konselor agama kepada manusia yang
mengalami masalah dalam hidup keberagamannya serta mengembangkan dimensi
potensi keberagamaannya secara optimal, baik secara individu atau kelompok agar
menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang akidah,

1
Yulis, Konseling Islami, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 4.
2
Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 12.
3
Abdul Basit, Konseling Islam (Cimangis Depok: Kencana, 2017), h. 9.
4
Ramayulis dan Mulyadi, Bimbingan dan Konseling Islam di Mandrasah dan Sekolah (Jakarta: Kalam
Mulia, 2016), h. 121.
ibadah, akhlak dan muamalah melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits.5
d. Menurut Adz-Dzaky konseling Al-Qur’an adalah suatu aktifitas memberikan
bimbingan, pelajaran, dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien)
dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi akal
pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi
problematika hidup dalam kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang
bersumber kepada Al-Qur’an.6
e. Menurut Muhammad Surya bimbingan dan konseling Islam merupakan pemberian
bantuan yang terus menerus secara sistematis dari pembimbing kepada yang
dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkatan perkembangan optimal dengan
lingkungan.7

Cakupan bimbingan dan konseling itu sangat luas, salah satunya ada bimbingan dan
konseling berbasis islami, yang tidak sepenuhnya dikenal oleh masyarakat luas, mereka
hanya mengenali bimbingan dan konseling biasa yang nantinya akan memasuki dunia
pendidikan, semata-mata hanya menjadi guru yang ditakuti oleh siswa, sering kali disebut
sebagai polisi sekolah yang sangat menakutkan, seperti pada saat dipanggil untuk
memasuki ruangan BK.8 Padahal bimbingan dan konseling memiliki tujuan untuk
membina dan memberikan solusi bagi siapapun yang memiliki suatu permasalahan.

Bimbingan islami yang dilakukan oleh orang yang sudah profesional akan sangat
bermanfaat terhadap orang lain, apabila semua layanan itu berdasarkan ketentuan Allah
SWT dan mengikuti petunjuk Al-Qur’an. Namun seringkali bimbingan dan konseling
berbasis Islam ini dianggap sebelah mata oleh sebagian manusia. Apabila pada saat
menyebutkan nama bimbingan dan konseling Islam, seringkali masyarakat tidak bisa
membedakan bimbingan konseling Islam dengan bimbingan konseling biasa atau secara
umum.

Al-Qur’an adalah salah satu rujukan yang dibutuhkan oleh manusia pada saat
mengalami masalah. Al-Qur’an ini adalah sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
5
Ibid, 122.
6
Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islam (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 129.
7
Ramayulis dan Mulyadi, Bimbingan dan Konseling Islam di Mandrasah dan Sekolah…, h. 104.
8
Yevi Oktaviani, Konsep Bimbingan dan Konseling Islam di dalam Al-Qur’an (Bengkulu: IAIN,
2021), h. 1.
dari berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh manusia dan dapat dijadikan
landasan dalam memberikan bimbingan kepada manusia. Kandungan Al-Qur’an sebagai
dasar ideal bimbingan Islam, mengandung hal-hal yang bersangkutan dengan aqidah atau
kepercayan dan juga mengandung hal-hal yang bersangkutan dengan kisahkisah dan
cerita-cerita jaman lampau, sebagai pelajaran. Kedua hal tersebut merupakan kandungan
Al-Qur’an Surat Luqman ayat 13-19 yang berisi tentang kisah Luqman. 9 Al-Qur’an juga
sebagai dasar dari pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling Islam juga sudah
menyediakan garis-garis besar dalam praktik layanan, seperti pendekatan, bidang
bimbingan, dan asas-asas yang terdapat dalam Al-Qur’an Surah Luqman ayat 12-19.10

Kemunculan Konseling Islami tidak dapat dipisahkan dari sekian problematika yang
dihadapi oleh manusia, seperti kritik terhadap pemikiran barat dan kegilasahan dalam
batin. Menurut Nashori, ummat Islam harus bangkit dan tampil untuk menguatkan
gagasan tentang perlunya menjadikan Islam sebagai sistem kehidupan pribadi dan sosial
kemasyarakatan, yang sudah terbukti dalam sejarah manusia, sebagai landasan pijak bagi
lahirnya peradaban emas yang menghargai dan menempatkan manusia secara hakiki dan
menghindarkan manusia dari kehancuran eksistensinya seperti pada jaman Jahiliyyah. 11
Menempatkan Al Qur’an dan Hadits sebagai sumber ilmu pengetahuan yang tidak ada
tandingannya serta mengimplementasikan tauhid sebagai pondasi dalam berperilaku. 12
Selain itu juga, pandangan sekuler yang dihasilkan oleh rasio barat, memunculkan
gerakan kritis di kalangan ummat Islam untuk mengembangkan ilmu yang berangkat dari
Al Qur’an dan Hadits.

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam


Dalam berbagai ungkapan atau kegiatan yang dilakukan pasti tentu memiliki tujuan,
begitu juga dengan bimbingan dan konseling Islam ini mempunyai tujuan yaitu supaya
dapat membantu individu dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami
ataupun pengarahan oleh konselor, untuk mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya
untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, mewujudkan dirinya
sebagaimana sesuai dengan hakikat sebagai manusia hamba Allah yaitu manusia yang

9
Nur Aini, Bimbingan Orang Tua Terhadap Anak Berdasarkan Surat Luqman (Lampung: UIN Raden
Intan Lampung, 2019), h. 8.
10
Ibid, h. 3.
11
Tarmizi, Bimbingan Konseling Islamii, (Medan: Perdana Publishing, 2018), h. 2.
12
H.D. Bastaman dan Fuad Nashori , Integrasi Psikologi dan Islam: Menuju Psikologi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1995), h. 5.
selaras, pelaksanaan unsur dalam dirinya serta kedudukannya sebagai mahluk Allah
SWT, mahluk individu, mahluk sosial dan budaya.13
Adapun tujuan jangka pendek yang ingin dicapai melalui konseling adalah bisa
terbinanya iman atau fitrah individu sehingga membuahkan amal sholeh yang dilandasi
dengan keyakinan yang benar, bahwa: manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang harus
selalu patuh dan tunduk pada segara aturan-Nya, selalu ada hikmah dibalik takdir Allah
yang berlaku pada setiap individu. Manusia adalah hamba yang harus beribadah kepada
Allah SWT sepanjang hayatnya sampai kita sebagai manusia fitrahnya kembali kepada
Allah.14 Manusia adalah hamba yang harus beribadah kepada Allah SWT sepanjang
hayatnya sampai kita sebagai manusia fitrahnya kembali kepada Allah.
Serta ada tujuan dari bimbingan dan konseling Islam yang dapat dicapai dalam waktu
panjang antara lain: konseli selamat dan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat
bukan sebaliknya kesengsaraan di dunia maupun akhirat dan supaya konselor beserta
klien menjadi umat terbaik.15 Secara khusus bimbingan konseling Islam bertujuan untuk
membantu individu yang memiliki sikap yang baik, kesadaran, pemahaman dan perilaku
yang:16
a. Memiliki kesadaran akan hakikat dirinya sebagai makhluk Allah.
b. Memiliki kasadaran akan fungsi hidupnya di dunia sebagai khalifah.
c. Mempunyai komitmen diri untuk senantiasa mengamalkan ajaran agama dengan
sebaik-baiknya baik hablum minallah maupun hablum minannas.
d. Mempunyai kebiasaan dan sikap belajar yang baik dan bekerja yang positif.
e. Memahami masalah dan menghadapinya secara wajar, tabah dan sabar. f. Memahami
faktor yang menyebabkan timbulnya masalah.
f. Mengambil hikmah dari masalah yang dialami, mampu mengontrol emosi dan
berusaha meredanya dengan introspeksi diri.

Agar tidak berseberangan dengan pandang Prayitno yang umum, Saiful Akhyar
mengumpulkan fungsi pokok konseling islami dapat dilihat dengan rumusan yang
bertahap sebagai berikut:17

13
Ramayulis dan Mulyadi, Bimbingan dan Konseling Islam di Mandrasah dan Sekolah (Jakarta: Kalam
Mulia, 2016), h. 132-135.
14
Yevi Oktaviani, Konsep Bimbingan dan Konseling Islam di dalam Al-Qur’an…, h.15.
15
Aep Kusnawan, Bimbingan Konseling Islam Berbasis Ilmu Dakwah (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2020), h. 74.
16
Abdul Basit, Konseling Islam (Depok: Kencana, 2017), h. 11.
17
Aep Kusnawan, Bimbingan Konseling Islam Berbasis Ilmu Dakwah..., h. 50.
a. Secara preventif membantu konseling untuk mencegah timbulnya masalah pada
dirinya.
b. Secara kuratif atau korektif membantunya untuk memecahkan dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
c. Secara perseveratif membantunya menjaga situasi dan kondisi dirinya yang telah baik
agar jangan sampai kembali tidak baik (menimbulkan kembali masalah yang sama).

Sedangkan tujuan yang dicapai melalui bimbingan dan konseling islami adalah agar
fitrah yang dikaruniakan Allah kepada individu bisa berkembang dan berfungsi dengan
baik, sehingga menjadi pribadi kaffah, dan secara bertahap mampu mengaktualisasikan
apa yang dimaknakannya dalam kehidupan sehari-hari, yang tampil bentuk kepatuhan
terhadap hukum-hukum Allah dalam melaksanakan tugas khalifah di bumi dan ketaatan
dalam beribadah dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-
Nya.18

Dengan kata lain tujuan dari konseling ini adalah meningkatkan iman Islam dan
ikhsan individu yang dibimbing sehingga menjadi pribadi yang utuh, maka sangat
berbeda ketika dibandingkan dengan konseling konvensionl yang hanya tertuju kepada
kehidupan di sini dan pada saat ini (here and now).19

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam


Menurut Anwar Sutoyo yaitu agar fitrah yang dikaruniakan Allah kepada individu
bisa berkembang dan berfungsi dengan baik, sehingga menjadi pribadi yang khaffah, dan
secara bertahap dapat mengaktualisasikan apa yang dalam kehidupan sehari-hari, yang
tampil dalam melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi, dan ketaatan dan beribadah
dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.20
Prayitno dan Saiful Akhyar mengumpulkan fungsi pokok konseling Islami dapat
dilihat dengan rumusan yang bertahap sebagai berikut:
a. Secara preventif membantu konseli untuk mencegah timbulnya masalah pada dirinya.
b. Secara kuratif atau korektif membantunya untuk memecahkan dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
c. Secara perseveratif membantunya menjaga situasi dan kondisi dirinya yang telah baik
agar jangan sampai kembali tidak baik (menimbulkan kembali masalah yang sama).

18
Alwi Said, Pendekatan dan Metode Konseling Islami,( Jakarta: Grasindo, 2018), h. 387.
19
Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islam (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 207.
20
Ibid, h. 120.
d. Secara perkembangan membantunya menumbuh kembangkan situasi dan kondisi
dirinya yang telah baik agar baik secara berkesinambungan, sehingga menutup
kemungkinan untuk munculnya kembali masalah dalam kehidupannya.
4. Metode Bimbingan dan Konseling Keagamaan Islam
Metode dapat diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk mengungkapkan cara
yang paling cepat dan tepat dalam melakukan sesuatu bimbingan dan konseling Islam, di
klasifikasikan berdasarkan segi komunikasi terbagi menjadi dua yaitu metode komunikasi
langsung atau disingkat metode langsung, metode komunikasi tidak langsung atau metode
tidak langsung.
Sedangkan menurut Ulwan menyebutkan ada lima metode pembinaan keagamaan
yaitu sebagai berikut:21
a. Metode keteladanaan
Pemberian keteladanan kepada anak-anak dalam hal ini adalah guru-guru dan
orang tua. keteladanan memberikan pengaruh yang besar daripada nasihat. Konseling
dengan metode suri tauladan yaitu pengaruh keteladaan itu sangat penting dan sangat
kuat, karena hendaklah seorang konselor atau pemberi nasehat, harus mampu menjadi
tauladan yang baik dalam hal ibadah, zuhud, tawadhu dan harus memberikan
keteladanan yang baik
b. Metode pembiasaaan
Metode pembiasaan merupakan sebuah cara yang dipakai oleh guru
pembimbing untuk membiasakan anak didiknya untuk mengerjalan suatu kebaikan
secara berulang-ulang. Sehingga menjadi kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan.

DAFTAR PUSTAKA

Aini Nur, (2019). Bimbingan Orang Tua Terhadap Anak Berdasarkan Surat Luqman,
Lampung: UIN Raden Intan Lampung.
21
Halwa Rizkqiyah, “Bimbingan dan Konseling islam Persfektif Dakwah Menurut Samsul Munir
Amin,” (Skripsi, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Raden Intan Lampung, 2017), h. 50.
Basit Abdul, (2017). Konseling Islam, Depok: Kencana.

Faqih, (2001). Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Fuad Nashori dan Bastaman, (1995). Integrasi Psikologi dan Islam: Menuju Psikologi Islam,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kusnawan Aep, (2020). Bimbingan Konseling Islam Berbasis Ilmu Dakwah, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.

Oktaviani Yevi, (2021). Konsep Bimbingan dan Konseling Islam di dalam Al-Qur’an,
Bengkulu: IAIN.

Ramayulis dan Mulyadi, (2016). Bimbingan dan Konseling Islam di Mandrasah dan Sekolah,
Jakarta: Kalam Mulia.

Rizkqiyah Halwa, (2017). Bimbingan dan Konseling islam Persfektif Dakwah Menurut
Samsul Munir Amin,”. Skripsi. Bandar lampung: Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Raden Intan Lampung.

Said Alwi, (2018). Pendekatan dan Metode Konseling Islami, Jakarta: Grasindo.

Sutoyo Anwar, (2015). Bimbingan dan Konseling Islam, Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Tarmizi, (2018). Bimbingan Konseling Islami, Medan: Perdana Publishing.

Yulis, (2013). Konseling Islami, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai