Anda di halaman 1dari 11

Konseling Islam sesungguhnya telah ada sejak zaman Rasulullah, banyak

sumber yang menunjukkan bahwa nabi Muhammad SAW telah mempraktikkan

prinsip-prinsip konseling Islam secara sempurna, sehingga hanya dalam kurun

waktu 23 tahun Rasulullah dapat merubah suku bangsa yang mulanya jahiliyah

menjadi umat yang bertauhid, berakhlak mulia dan berbudaya tinggi. Namun

secara istilah konseling Islam agaknya baru muncul beberapa dekade belakangan

ini sehingga konseling Islam masih menjadi pembahasan baru dalam bidang

konseling.

Ada perbedaan mendasar antara konseling Islam dengan konseling secara

umum. Namun, bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya

beragama Islam agaknya konseling Islam dapat menjadi satu alternatif

pendidikan yang dapat diterapkan ditengah-tengah masyarakat, mengingat

konseling Islam sesungguhnya sudah ada sejak zaman Rasulullah dan

kompleksnya kehidupan masyarakat dari berbagai bidang. Konseling Islam

menyentuh segala aspek kehidupan manusia.

Makalah ini akan membahas mengenai konsep dasar bimbingan dan

konseling Islami diantaranya; pengertian, landasan, tujuan, dan ruang lingkup

garapan konseling Islami serta beda konseling Islami dengan konseling secara

umum.

1. Pengertian Konseling Islam

Berdasarkan literature bahasa Arab kata konseling disebut Al-Irsyad

atau Al-Istisyarah, dan kata bimbingan disebut Attaujih. Dengan demikian,

Guidance and Counselling dialih bahasakan menjadi At-taujih wa al-irsyad


atau at-taujih wa al-istisyarah. Secara etimologi kata Irsyad berarti alhuda,

ad-dalah yang dalam bahasa Indonesia berarti; petunjuk, sedangkan kata Al

istisyarah berarti; talaba min al-mansyurah an-nasihah, dalam bahasa

Indonesia berarti; meminta nasehat / konsultasi.¹

Sementara Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan

terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk

Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat?

Sebagai makhluk berproblem, di depan manusia telah terbentang

berbagai petunjuk solution (pemecahan, penyelesaian) terhadap problem

kehidupan yang dihadapinya. Namun, karena tidak semua problem dapat

diselesaikan oleh manusia secara mandiri, maka ia memerlukan bantuan

seorang ahli yang berkompeten sesuai denga jenis problemnya.

Kesempurnaan ajaran Islam menyimpan khazanah-khazanah berharga

yang dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan problem kehidupan

manusia. Secara operasional khazanah-khazanah tersebut tertuang dalam

konsep konseling Islami dan secara praktis tercermin dalam proses face to

face relationship (pertemuan tatap muka) atau personal contact (kontak

pribadi) antara seorang konselor professional dan berkompeten dalam

bidangnya dengan seorang klien/ konseli yang sedang menghadapi atau

berjuang menyelesaikan kehidupannya untuk mewujudkan amanah ajaran

Islam.

¹Wilda Yulis, Sikap Calon Konselor terhadap Konseling Islam, (Skripsi pada Jurusan Tarbiyah

Program Studi Bimbingan dan Konseling STAIN Batusangkar, 2013. Tidak dipublikasikan), h. 25

2Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta:UII Press, 2001), h. 4
Konseling Islam akan menjalin hubungan personal antara dua pihak

manusia, satu pihak ingin memecahkan menyelesaikan problem

kehidupannya untuk mewujudkan amanah ajaran Islam.

Konseling Islam akan menjalin hubungan personal antara dua pihak

manusia, satu pihak ingin memecahkan / menyelesaikan masalah dan satu

pihak lagi membantu memecahkan atau menyelesaikan masalah. Hasil

seminar bimbingan dan konseling Islami yang diselenggarakan oleh UII di

Yogyakarta pada tahun 1985 didapat sebuah rumusan bahwa "Konselin

Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari

kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras

dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan

di dunia dan di akhirat". ³

Sejalan dengan hal itu, Hellen mengungkapkan bahwa Konseling

Islam adalah suatu usaha membantu individu dalam menanggulang

penyimpangan perkembangan fitrah beragama yang dimilikinya, sehingga ia

kembali menyadari perannya sebagai khalifah Allah di muka bumi dan

berfungsi untuk mengabdi kepada Allah SWT sehingga akhirnya tercipta

kembali hubungan yang baik dengan Allah, dengan manusia dan alam

semesta.*

Berpijak pada beberapa pendapat di atas dapat kita pahami bahwa

konseling Islam adalah upaya bantuan yang diberikan oleh seorang konselor

kepada klien agar klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan

menggunakan Al-Qur;an dan hadist sebagai pedoman untuk bertindak. Senada

dengan hal tersebut, Tohari Musnamar mengemukakan bahwa Bimbingan dan


Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar

menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah yang

³Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islam, (Yogyakarta: Elsaq Press, 2007), h.85

"Hallen. A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta Selatan: Ciputat Press, 2012), h.22

seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga

dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat kita pahami bahwa konseling

Islam merupakan sebuah proses konseling yang menjadikan Al-Qur'an dan

Sunnah sebagai pedoman agar individu tersebut dapat menyelesaikan

masalahnya dan menyadari keberadaannya sebagai makhluk Allah SWT.

2. Landasan Konseling Islam

Landasan (pondasi atau dasar pijak) utama bimbingan dan konseling

Islami adalah Al-qur'an dan Sunnah Rasul, sebab keduanya merupakan

sumber dari segala sumber pedoman kehidupan umat Islam.

Al-qur'an dan sunnah Rasul merupakan landasan utama yang dilihat

dari sudut asal usulnya, merupakan landasan 'naqliyah', maka landasan lain

yang dipergunakan oleh bimbingan dan konseling Islami yang sifatnya

aqliyah' adalah filsafat dan ilmu, dalam hal ini filsafat Islami dan ilmu atau

landasan ilmiah yang sejalan dengan ajaran islam. Hasan Langgulung (dalam

Bukhari Umar) mengatakan bahwa sumber pendidikan Islam itu ada enam

macam, yaitu Al-Qur'an, As-Sunnah, kata-kata sahabat, kemaslahatan umat,

tradisi, maupun kebiasaan masyarakat, dan hasil pemikiran para ahli dalam

Islam."

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa Al-Qur'an dan


sunnah merupakan sumber tertinggi dan utama dibanding sumber-sumber

lainnya. Begitu juga dengan konseling Islam yang merupakan bagian dari

pendidikan menggunakan Al-Qur;an dan hadist sebagai landasan pertama dan

Tohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami, (Yogyakarta:

Elsaq Press, 2007), h.5

"Bukhari Umar, Hadist Tarbawi, (Batusangkar: STAIN Batusangkar Press, 2011), h.1

utama dalam prosesnya. Al-Qur'an dan sunnah dijadikan sumber pendidikan

Islam yang pertama dan utama karena ia memiliki nilai absolut yang

diturunkan dari Alah SWT. Allah yang menciptakan manusia, ia pula yang

akan menjaga dan membina manusia tersebut, disamping itu tak ada satupun

persoalan manusia yang tidak tercantum dalam Al-Qur'an, seperti yang

terdapat dalam QS. Al-An'am: 38.

☐☐☐☐☐ ☐☐ ☐☐‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒ ‒‒‒‒‒‒‒ ‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒‒

☐☐☐☐☐☐ ☐☐☐☐☐☐☐☐☐☐☐☐ ☐ ☐☐☐ ☐☐☐☐☐☐☐☐☐ ☐☐☐ ☐☐☐☐☐☐☐☐☐☐☐


☐☐☐ ☐☐☐☐☐☐ ☐ ☐000

☐☐☐☐☐☐ ☐☐☐☐☐ ☐‒‒ ‒‒ ‒‒‒‒‒‒‒ 0000

Dan Tiadalah binatang-binatang ang ada di bumi dan burung-burung

yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti

kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian

kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.

Berdasarkan ayat di atas, dapat diketahui bahwa Al-Qur'an merupakan

pedoman utama bagi manusia untuk menjalani kehidupan. Al-Qur'an

merupakan ayat-ayat suci Allah SWT yang di dalamnya mengandung makna

yang luar biasa untuk dijadikan pedoman bagi manusia karena Al-Qur'an
membahas segala aspek dari sisi kehidupan manusia.

Landasan filosofis Islam yang penting artinya bagi bimbingan dan

konseling Islami antara lain: 1) falsafah tentang dunia manusia (citra

manusia); 2) falsafah tentang dunia dan kehidupan; 3) falsafah tentang

pernikahan dan keluarga; 4) falsafah tentang pendidikan; 5) falsafah tentang

masyarakat dan kehidupan kemasyarakatan; 6) falsafah tentang upaya mencari

nafkah atau falsafah kerja.

Dalam gerak dan langkahnya, bimbingan dan konseling Islami

berlandaskan pula pada berbagai teori yang telah tersusun menjadi ilmu. Ilmu-

ilmu yang membantu dan dijadikan landasan gerak operasional bimbingan dan

konseling Islami itu antara lain: 1) ilmu jiwa (psikologi); 2) ilmu hukum

Islam; 3) ilmu-ilmu kemasyarakatan (sosiologi, antropologi sosial, dan

sebagainya).

3. Tujuan Konseling Islam

Secara sederhana konseling Islam bertujuan untuk menyeru berbuat

baik dan mencegah perbuatan munkar. Sedangkan "tujuan umum / jangka

panjang konseling Islam adalah agar individu menjadi muslim yang bahagia

dunia dan akhirat". Demi mencapai tujuan umum tersebut, perlu dibangun

kemandirian individu sebagai pribadi muslim. Ciri pribadi muslim yang

diharapkan terbentuk melalui konseling Islam adalah:

a. Individu yang mampu mengenal dirinya sebagai makhluk ciptaan Allah,

makhluk individu yang unik dengan segala kelebihan dan kekurangannya,

makhluk yang selalu berkembang dan makhluk sosial (yang harus

mengenal lingkungan sosialnya / keluarga, sekolah, masyarakatnya).


b. Individu menerima keberadaan diri dan lingkungannya secara positif dan

dinamis (sebagai hamba Allah, sebagai makhluk individu, dan sebagai

makhluk sosial) yang dituntut dengan sejumlah tugas dan tanggungjawab

dalam hidup.

c. Individu mampu mengambil keputusan yang sesuai tuntunan nilai Ilahi

dalam eksistensi dirinya sebagai makhluk ciptaan Allah yang diberi fitrah

dengan potensi hati atau kalbu, akal, fisik psikis dan hawa nafsu, sebagai

makhluk yang unik, sebagai makhluk sosial yang terikat dengan

lingkungan sosial / orang lain diluar dirinya.

d. Individu mampu mengarahkan dirinya sesuai keputusan yang diambilnya.

'Tohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami, (Yogyakarta:

Elsaq Press, 2007), h. 5-6

8 Erhamwilda, Konseling Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 119

e. Individu mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai insan yang tunduk

pada aturan Ilahi, menjd dirinya sendiri yang bersikap dan bertindak

sesuai fitrahnya, sebagai individu yang mampu menempatkan dirinya

dalam lingkungan sosialnya sesuai nilai-nilai Islam."

Secara singkat tujuan bimbingan dan konseling Islami dapat

dirumuskan sebagai berikut:10

1) Tujuan umum

Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.


2) Tujuan khusus

h. 36-37

a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah;

b) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya;

c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi

lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya

dan orang lain.

Menurut Erhamwilda tujuan jangka pendek proses konseling Islam

adalah "membantu klien mengatasi masalahnya dengan cara mengubah sikap

dan perilaku klien yang melanggar tuntunan Islam menjadi sikap dan perilaku

hidup yang sesuai dengan tuntunan Islam"." Berdasarkan pendapat diatas

dapat dipahami bahwa konseling Islam mempunyai tujuan jangka pendek dan

jangka panjang. Namun dibalik hal itu, ada tujuan yang lebih pasti dari

konseling Islam tersebut, yaitu kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Munandir dalam Saiful Akhyar Lubis mengemukakan bahwa tujuan

konseling Islam ialah "membantu seseorang untuk mengambil keputusan dan

9 Erhamwilda, Konseling..., h. 120

10 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2001),

11 Erhamwilda, Konseling..., h. 120

membantunya menyusun rencana guna melaksanakan keputusan itu. Dengan

keputusan itu ia bertindak atau berbuat sesuatu yang konstruktif sesuai dengan

perilaku yang didasarkan atas ajaran Islam".!²


Layanan Konseling Islam ditujukan untuk membantu manusia sedapat-

dapatnya agar terhindar dari masalah. Andaipun ia menghadapi masalah,

diharapkan ia dapat menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, sebagai

ketetapan dan anugrah dari Allah. Dapat diketahui bahwa konseling Islam

bertujuan menanamkan kebesaran hati dalam diri klien agar ia benar-benar

menyadari bahwa ia telah memiliki kemampuan memecahkan dan

menyelesaikan masalah. Selain itu, klien juga harus berupaya menumbuh

kembangkannya melalui latihan serta amal ibadah disetiap saat agar ia tidak

menghadapi masalah atau minimal ia tidak akan menghadapi masalah yang

sama dalam rentang kehidupannya.

Tujuan yang ingin dicapai melalui Bimbingan dan Konseling Islam

adalah agar fitrah yang dikaruniakan Allah kepada individu bisa

berkembang dan berfungsi dengan baik, sehingga menjadi pribadi kaffah,

dan secara bertahap mampu mengaktualisasikan apa yang diimaninya itu

dalam kehidupan sehari-hari yang tampil dalam bentuk kepatuhan

terhadap hukum-hukum Allah dalam melaksanakan tugas kekhalifahan di

bumi, dan ketaatan dalam beribadah dengan mematuhi segala perintah-

Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.¹3

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa tujuan konseling

Islam adalah agar klien dapat mengaktualisasikan apa yang diimaninya lewat

perbuatan sehari-hari, dengan kata lain individu dapat meningkatkan iman,

Islam dan ikhsan individu yang dibimbing hingga menjadi pribadi yang utuh

hingga pada akhirnya dapat hidup bahagia didunia dan akhirat.


1. Kesimpulan

Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu

agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga

dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Sedangkan

Konseling Islam merupakan sebuah proses konseling yang menjadikan Al-

Qur'an dan Sunnah sebagai pedoman agar individu tersebut dapat

menyelesaikan masalahnya dan menyadari keberadaannya sebagai makhluk

Allah SWT.

Berdasarkan QS. Al-an'am ayat 38, dapat diketahui bahwa Al-Qur'an

merupakan pedoman utama bagi manusia untuk menjalani kehidupan. Al-

Qur'an merupakan ayat-ayat suci Allah SWT yang di dalamnya mengandung

makna yang luar biasa untuk dijadikan pedoman bagi manusia karena Al-

Qur'an membahas segala aspek dari sisi kehidupan manusia.

Secara sederhana konseling Islam bertujuan untuk menyeru berbuat

baik dan mencegah perbuatan munkar. Sedangkan "tujuan umum / jangka

panjang konseling Islam adalah agar individu menjadi muslim yang bahagia

dunia dan akhirat". Demi mencapai tujuan umum tersebut, perlu dibangun

kemandirian individu sebagai pribadi muslim.

2. Saran

Demikianlah penjelasan tentang konsep dasar konseling Islam, untuk

lebih menambah wawasan pembaca tentang hal tersebut diharapkan kepada

para pembaca untuk menambah dan mencari sumber lain mengenai hal

tersebut dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam, Yogjakarta: UII Press,

2001.

Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2013.

Bukhari Umar, Hadist Tarbawi, Batusangkar: STAIN Batusangkar Press,

2011.

Erhamwilda, Konseling Islam, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Hallen. A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta Selatan: Ciputat Press, 2012.

Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islam, Yogyakarta: Elsaq Press, 2007.

Tohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling

Islami, Yogyakarta: Elsaq Press, 2007.

Tersedia: http://guslukman.blogspot.com/2008/08/perbedaan-bk-umum-dan-

bk-islami.html. diakses pada tanggal, 08 September 2013

Tersedia: http://www.slideshare.net/naeila/hakikat-bki. diakses pada tanggal.

08 September 2013

Wilda Yulis, Sikap Calon Konselor terhadap Konseling Islam, (Skripsi pada

Jurusan Tarbiyah Program Studi Bimbingan dan Konseling STAIN

Batusangkar, 2013. Tidak dipublikasikan)

Anda mungkin juga menyukai