Anda di halaman 1dari 14

Dra. Djauharah Bawazir, Psi.,M.

Pd

BE A
MOSLEM
COUNSELOR
Konsep dan praktik konseling islam

Bekal bagi orang tua,


Guru, da’I dan murabbi
Serta yang merasa dirinya
muslim

Nama : ISI FARIDAH, SST


KELAS :8
KELOMPOK :4

BAB I
MANUSIA DAN KEHIDUPAN

Bab ini berisi tentang kehidupan manusia di dunia sebagai jalan menuju akhirat. Bab
ini juga menjelaskan bagaimana manusia bisa mengambil manfaat dan menuai hasil sebesar-
besarnya dari kehidupannya di dunia sebagai ladang akhirat, termasuk bagaimana
menghargai semua musibah sebagai jalan untuk meningkatkan nilai kehidupan.”Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatandan hati agar kamu bersyukur” (Q.S Al
Nahl(16):78). Ilustrasi dari hubungan kehidupan dunia dan akhirat dapat kita simak pada
firman Allah yang artinya “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun,
niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan
seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.” (Q.S Az Zalzalah (99):7-8).

Siapa Manusia?
Manusia di ciptakan Allah Swt sebagai makhluk yang unik dan sebagai makhluk yang
terbaik, sebagaimana firman-Nya dalam surat At-Tiin, “sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.” Allah menciptakan manusia sebagai
makhluk teristimewa, di beri banyak fasilitas kehidupan yang tidak di berikan kepada
makhluk lain.
Manusia juga sangat di muliakan oleh Allah Swt dengan kedudukannya sebagai
khalifah dan abdi. Menjadi wakil Allah dalam memelihara kelesterian dunia. Manusia
memiliki dorongan untuk tumbuh dan terus berkembang. Ia mempunyai rencana dan harapan
– harapan keberhasilan di masa depannya. Namun, sejatinya manusia tidak mempunyai hak
apa-apa, sekalipun atas dirinya sendiri. Semua hak hanya milik Allah Swt.
Manusia juga mempunyai kemampuan dan keterbatasan untuk melakukan inovasi dan
kreativitas namun, apa yang sudah di rencanakan, bahkan telah di buat program pencapaian
kebersahilan jangka pendek dan jangka panjang yang di sertai dengan evaluasi di setiap
tahap, bisa jadi tidak memberikan hasil yang memadai. Kondisi tersebut karena manusia
mempunyai keterbatasan. Memang manusia harus berencana, tetapi Allah yang menentukan.
Dimensi Kehidupan
Pada dasarnya kehidupan adalah perjuangan dan keniscayaan. Berbagai rangkaian
peristiwa akan mewarnai perjalanan kehidupan kita yang kemudian menghadirkan kerangka
kehidupan yang berbeda antara manusia satu dan yang lain.
Manusia mempunyai kehidupan pribadi dan berbagai aspek yang saling
mempengaruhi. Dimensi pribadi kehidupan manusia memiliki tiga ciri sebagai berikut :
 Sebagai makhluk Allah, manusia selalu dan selamanya terhubung dengan
penciptanya, yaitu Allah Sang Maha Pencipta.
 Sebagai makhluk individu, manusia adalah makhluk mandiri yang mempunyai ciri
pribadi masing-masing.
 Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berhubungan dengan manusia yang lain.
Setiap manusia mempunyai kehidupan karir masing-masing walaupun kadang-kadang
tidak direncanakan sejak awal. Untuk mencapai semua itu, manusia perlu memiliki ilmu
pengetahuan dan melaksanakan dengan berusaha. Ilmu pengetahuan merupakan pondasi awal
untuk mencapai kehidupan, baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.
Melakukan usaha untuk mencapai kesejahteraan hidup, merupakan kewajiban bagi
manusia. Namun, kadang-kadang manusia salah mengartikan kesejahteraan hidup. Banyak
orang mencari kesejahteraan hidup di dunia dengan kesenangan yang fana, harta yang
melimpah dan kedudukan yang tinggi. Islam tidak melarang tetapi islam melarang manusia
untuk hidup secara berlebihan. Oleh karena itu, sebaiknya harta benda yang di miliki
digunakan di jalan Allah.
Kehidupan sosial masyarakat merupakan cerminan kehidupan yang kompleks dengan
berbagai latar belakang budaya, adat istiadat, kebiasaan, dan keunikan yang ada di dalamnya.
Kehidupan di dalam masyarakat akan terasa indah ketika di dalamnya terdapat suatu
persatuan yang didasari saling menghargai. Manusia juga mempunyai kewajiban yang besar
atas keluarganya.
Meningkatkan nilai kehidupan
Nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang merupakan faktor internal yang di
dapatkan dari pendidikan serta pengalaman hidupnya yang kemudian mengkristal dalam
dirinya. Makin tinggi nilai positif dan keluhuran budi seseorang, berarti makin meningkat
nilai kehidupannya. Sesuatu dianggap bernilai jika pribadi seseorang atau sekelompok orang
merasa sesuatu itu bernilai. Artinya, seberapa besar nilai sebuah perbuatan bergantung pada
seberapa besar sesuatu yang di rasakan maknanya oleh orang lain. Untuk mencapai berbagai
tujuan yang telah di tetapkan, manusia seringkali mengalami hambatan. Namun, keberadaan
hambatan dalam upaya pencapaian merupakan suatu kebutuhan untuk mencapai kebaikan.

BAB II
PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Bab ini berisi sejarah tentang mulai munculnya bimbingan dan konseling berikut
perkembangannya sampai sekarang. Penelusurannya diawali dari sejarah Yunani kuno yang
di pelopori oleh Plato dan Aristoteles. Selanjutnya dijelaskan perkembangannya di Amerika
sampai di Indonesia.
Pada bab ini di uraikan pula keberadaan bimbingan dan konseling Islam, yang sudah
ada sejak zaman Nabi Adam as. Banyak contoh bimbingan dan konseling yang telah
dilakukan oleh para rasulullah. Sumber utama dan konseling Islam adalah Alquran, pedoman
hidup umat Islam yang didalamnya penuh dengan ajaran, bimbingan serta contoh proses
bimbingan dan konseling, bahkan Allah Swt dalam menyampaikan ayat-ayatnya banyak
berupa bimbingan dan konseling. “Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang
telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi
Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya” (Q.S.Maryam (19):76). Keberadaan bimbingan dan
konseling islam dalam arti sederhana dan hakiki sudah ada sejak dahulu kala.
Menurut Kamal Ibrahim dalam Achmad Mubarok (2000), aktifitas konseling yang di
jumpai pada zaman klasik islam di kenal dengan nama hisbah atau ihtisab. Bentuk –bentuk
ihtisab/hisbah antara lain sebagai berikut :
 Pemberian Nasihat (mau’idzah hasanah)
 Bimbingan Ringan secara individual
 Bimbingan Berat secara individual
 Bimbingan massal
Perkembangan bimbingan dan konseling islam di indonesia dilakukan terutama
melalui kegiatan seminar dan lokakarya tingkat nasional. Dari seminar nasional ini diperoleh
rumusan, antara lain sebagai berikut :
 Pengertian BK Islami. BK Islami merupakan suatu proses dalam bimbingan dan
konseling yang dilakukan berdasarkan ajaran islam untuk membantu individu yang
mempunyai masalah guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
 Pembimbing adalah individu yang memiliki kewenangan untuk melakukan BK islami.
 Isi BK islami mencakupi hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan individu yang
sedang menghadapi masalah.
 Jenis BK Islami mencakupi hal sebagai berikut :
a) Bimbingan dan konseling perkawinan dan keluarga
b) Bimbingan dan konseling jabatan atau pekerjaan
c) Bimbingan dan konseling sosial
d) Bimbingan dan konseling klinis
Selain apa yang di paparkan di atas, unsur yang melatarbelakangi perlunya
memasyarakatkan bimbingan dan konseling islam, diantaranya adalah memelihara unsur
psikologis manusia sebagai makhluk relegius yang senantiasa harus di jaga dan di pelihara
agar berada di jalan yang diridhai Allah Swt.

BAB III
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

Bagian ini membuat konsep bimbingan dan konseling islam yang tercantum dalam
Alquran, baik berupa informasi tentang konsep bimbingan dan konseling maupun contoh
proses bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh para rasul –Nya, sejak nabi Adam as
sampai dengan nabi Muhammad saw. Bahkan, dijelaskan pula contoh bimbingan dan
konseling yang dilakukan oleh Allh Swt dalam membina hamba-hamba-Nya.
Bimbingan dan konseling islam merupakan bagian dari syariat islam. Bimbingan dan
konseling juga merupakan bagian dari ibadah kepada Allah Swt dalam hal membantu sesama
manusia untuk mempemudah proses pencapaian tujuan penciptaannya, baik sebagai abdi
Allah Swt maupun sebagai khalifah di muka bumi ini.
Apabila manusia dapat menjaga ketenteraman dirinya dalam hubungannya dengan
Allah sebagai penciptanya serta dapat menjaga keseimbangan antara dirinya dengan
lingkungannya, berarti ia benar-benar dapat merealisasikan firman Allah berikut ini :
“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka pahala yang tiada
putus-putusnya.”(Q.S.At Tiin (95):4-6).
Allah maha tahu kebutuhan manusia termasuk kelemahan hamba-Nya. Dalam rangka
mengarahkan manusia ke “ahsanitaqwim”, Allah menurunkan berbagai fasilitas untuk
mempermudah manusia melalui kehidupannya. Fasilitas utama yang diberikan Allah kepada
manusia adalah Alquran. Fasilitas kedua adalah adanya para utusan Allah Swt dan fasilitas
yang ketiga berupa potensi yang ada di dalam diri manusia itu sendiri.
Mengenai bimbingan, disampaikan oleh Allah Swt dalam Alqurqn, surat Al-baqarah
ayat 2 yang artinya : “kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka
yang bertakwa”. (Q.S. Al Baqarah (2):2)
Pada dasarnya, pengembangan diri seseorang dilakukan melalui pembimbingan.
Selanjutnya, apabila dalam pelaksanaan pembimbingan ditemukan hal khusus yang
memerlukan pendekatan khusus sesuai dengan kriteria tertentu, barulah dilakukan konseling.
Secara umum bimbingan dan konseling islam bertujuan membantu manusia untuk
mempermudah proses pencapaian tujuan penciptannya, baik sebagai abdi Allah Swt maupun
sebagai khalifah di muka bumi ini. Secara khusus Bimbingan dan konseling islam bertujuan
sebagai berikut :
 Meningkatkan keyakinan terhadap Allah Swt
 Menambah kesedaran manusia bahwa manusia tidak pernah bebas dari masalah
 Memberikan pemahaman kepada manusia bahwa mereka memiliki potensi
 Memberikan pemahaman kepada manusia bahwa ia dapat memaafkan kesalahan diri
sendiri dan orang lain
 Mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat
 Menyeru pada iman dan takwa serta menjauhi kemungkaran
 Menjaga keseimbangan dunia dan akhirat
Visi dari bimbingan dan konseling islam adalah Al islam sebagai satu-satunya
jawaban yang benar dan bersih terhadap semua persoalan manusia.
Misi bimbingan dan konseling islam adalah membantu individu mewujudkan dirinya
sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam bimbingan
dan konseling islam masalah yang terdapat pada luar diri manusia dianggap sebagai bentuk
ujian positif untuk meningkatkan keutuhan kepribadiannya.
Ruang lingkup bimbingan dan konseling dapat di kelompokkan menjadi tiga aspek
sebagai berikut :
 Bimbingan akidah
 Bimbingan ibadah
 Bimbingan muamalah
Untk mengatasi segala kesulitan hidup, iman dan ketakwaan seseorang yang sedang
mengalami kesulitan perlu dibangkitkan sehingga dapat menjadi tenaga pendorong terhadap
kemampuan dirinya dalam mengatasi segala kesulitan hidup yang di hadapi. Dengan
demikian diharapkan ia akan tegak kembali kesadarannya sebagai pribadi yang harus
mengurangi kehidupan nyata dalam masyarakat dan alam sekitar.

BAB IV
LAYANAN BIMBINGAN ISLAM

Pada bagian ini di sampaikan penjelasan seputar layanan bimbingan. Layanan


bimbingan dilakukan oleh konselor, baik oleh orang tua, guru, dai, maupun murabbi, kepada
orang yang memiliki masalah ringan. Bahkan, layanan bimbingan dapat di lakukan kepada
orang yang tidak merasa mempunyai masalah apa pun.
Proses bimbingan di lakukan oleh konselor kapan saja dan di mana saja dengan
berbagai pendekatan yang sesuai serta mengikuti tuntutan Alquran dan contoh yang di
lakukan oleh Rasulullah Saw. Dalam penyesuian dengan kondisi sekarang, di tampilkan pula
proses dan prosedur teknik bimbingan yang telah di kembangkan secara profesional.
Beberapa pendekatan yang umumnya di lakukan dalam proses bimbingan akan diuraikan
seperti berikut ini :
 Teknik bimbingan yang paling baik adalah keteladanan. Melalui keteladanan,
konselor dapat mengarahkan konseli tanpa membuat konseli merasa bahwa
sebenarnya ia sedang di arahkan.
 Memberikan perhatian juga merupakan siraman segar jiwa seseorang. Perhatian
membuat orang merasa berharga dan bermakna. Dengan demikian, perhatian dapat
menguatkan rasa percaya diri yang selanjutnya menghadirkan kekuatan untuk
menghadapi kesulitan maupun hambatan yang dihadapi dalam kehidupan.
 Memberikan pujian juga hampir sama dengan perhatian. Pujian yang tepat bagi
konseli memberikan kesan penghargaan dan penguatan atas apa yang dilakukannya.
Apabila perhatian tidak selalu di tampilkan dalam bentuk ucapan, pujian sebaliknya
selalu di tampilkan dalam ucapan.
 Bimbingan dengan menanamkan pembiasaan sungguh memberikan hasil yang luar
biasa. Konseli akan memiliki disiplin yang tanpa dilakukan dengan sengaja. Apabila
konselor baik orang tua, guru maupun murabbi membiasakan diri untuk menanamkan
kebiasaan pada konselinya, ia akan merasakan hasilnya secara otomatis dan
permanen.
 Mendengar kata nasehat, orang sering merasa tidak nyaman. Orang merasa
dipersalahkan. Hal ini terjadi karena nasihat biasanya diberikan untuk hal yang negatif
atau untuk membetulkan kesalahan sehingga seseorang menerima nasihat, ia sudah
merasa dipersalahkan.
 Memberikan anjuran juga sangat dekat dengan nasihat, tetapi tidak dirasakan sebagai
penilaian salah oleh yang menerima anjuran. Hal ini karena dalam anjuran tidak ada
kesan pemaksaaan.
 Kisah adalah informasi tentang keadaan masa lalu yang benar-benar terjadi. Kisah
banyak macamnya. Kisah tentang kepahlawanan, kejujuran, kedisiplinan, keuletan,
ketegaran dan banyak lagi.
 Hukuman juga merupakan salah satu bimbingan. Apabila dengan nasihat masih
tampak gejala yang tidak diharapkan, konselor dapat melakukan hukuman. Tentu saja
harus diperhatikan apa yang dinamakan hukuman dan bagaimana cara memberikan
hukuman.
Agar mendapatkan hasil yang maksimal, pelaksanaan bimbingan perlu di lakukan
dengan hati-hati, termasuk memperhatikan beberapa hal yang diperlukan agar terjalin
hubungan yang baik antara konselor dengan konseli. Alquran memberikan informasi tentang
cara berbicara dengan orang lain yang sangat penting bagi pelaksanaan bimbingan. Beberapa
diantaranya dirumuskan oleh imam Sayuti Farid seperti berikut :
 Qaulan Ma’rufan (Ucapan yang baik)
 Qaulan Sadidan (ucapan yang benar)
 Qaulan Maysuran (ucapan yang pantas)
 Qaulan Kariman (ucapan yang mulia)
 Qaulan Balighan (ucapan yang mengenai sasaran)
 Qaulan Layyinan (ucapan yang lembut)
Selama ini pelaksanaan bimbingan yang dilakukan oleh para orang tua, guru, dai dan
murabbi pada umumnya tidak menggunakan prosedur atau langkah-langkah yang
direncanakan. Pembimbingan dilakukan sesuai dengan kebutuhan saat itu, sesuai dengan
pemahaman dan kemampuan para orang tua, guru, dai dan murabbi.
Pengumpulan data/informasi dari konseli merupakan awal dari kegiatan bimbingan
karena pada dasarnya bimbingan adalah bantuan dalam rangka pengembangan diri.
Kelengkapan data akan membantu proses layanan bimbingan. Beberapa ahli menyebut
langkah awal ini dengan istilah analisis. Konselor mengumpulkan data yang diperlukan untuk
kepentingan analisis. Data-data yang diperlukan konseli adalah :
 Identitas diri
 Kondisi jasmaniah dan kesehatan
 Potensi atau kemampuan dasar yang dimiliki
 Sikap dan minatnya
 Watak dan temperamennya
 Cita-cita sekolah/pekerjaan serta aktivitas sosialnya
 Hobi dan pengisian waktu luangnya
 Latar belakang keluarganya
Data diri konseli yang dikumpulkan dapat diambil dari dua macam sumber yaitu,
sumber pertama adalah diri konseli itu sendiri yang dapat dilakukan melalui wawancara,
observasi ataupun teknik pengukuran dan sumber kedua adalah orang-orang yang ada
disekitar konseli, antara lain, orang tua dan keluarga terdekat konseli, guru-guru yang
pernah mengajar dan bergaul lama dengan konseli.
Setelah data terkumpul dan dipelajari, konselor dapat memperoleh gambaran tentang
diri konseli sekaligus mendapatkan gambaran tentang bimbingan apa yang tepat bagi
konseli. Layanan bimbingan adalah pemberian bantuan yang terarah dan kontinu serta
sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya
secara optimal.
Layanan bimbingan dapat dilakukan secara orang perorang, maupun bersama-sama
dengan banyak orang. Ada beberapa macam bimbingan yaitu bimbingan individual,
bimbingan kelompok dan bimbingan klasikal. Apabila pada diskusi tersebut tidak semata-
mata diajak memecahkan masalah, pada teknik pemecahan masalah konseli justru
dibimbing untuk dapat memecahkan masalah mereka. Langkah –langkah pemecahan
masalah secara sistematis adalah :
 Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
 Mencari sumber dan memperkirakan sebab masalah
 Mencari alternatif pemecahan masalah
 Menguji kekuatan dan kelemahan tiap alternatif
Halaqah tarbiyah adalah bentuk bimbingan kelompok yang telah ada sejak zaman
Rasulullah Muhammad saw. Halaqah artinya lingkaran, sedangkan istilah tarbiyah bererti
pendidikan atau pembinaan. Pada Halaqah tarbiyah sekelompok kecil muslim secara rutin
melakukan bimbingan kelompok dengan duduk bersimpuh dalam bentuk lingkaran. Agar
sebuah Halaqah tarbiyah dapat sukses dalam menjalankan perannya sebagaimana diatas,
setidaknya ada beberapa hal yang mesti ada dalam tubuh Halaqah tarbiyah antaranya adalah
yang pertama dan utama adalah istiqamah, yang kedua adalah inti dari istiqamah, yang ketiga
adalah disiplin dalam tanggung jawab (indibath bil-mas’uliyah) dan yang keempat adalah
paripurna dalam peran tarbiyah (at-takamuliyah fi daur at-tarbawi).

BAB V
LAYANAN KONSELING ISLAM

Bab ini menjelaskan bahwa konseling merupakan salah satu teknik bimbingan.
Karena sifatnya yang spesifik dan memiliki prosedur khusus dengan tahapan-tahapan yang
cukup rinci, konseling dipisahkan pembahasannya dari bimbingan. Berbagai teknik dan
proses konseling dijelaskan dengan bahasa yang sederhana.
Di uraikan pula bahwa Rasulullah saw telah melakukan konseling melalui proses
tatap muka, baik perorangan maupun berkelompok. Rasulullah saw juga berupaya membuka
pemikiran dan insight konseli serta memunculkan kesadaran dalam diri mereka yang
akhirnya membuat konseli mengambil keputusan sendiri dengan kesadaran akan apa yang ia
putuskan.
Memang, proses konseling tersebut tidak seperti layanan konseling yang ada sekarang
yang merupakan hasil pengembangan ilmuan. Konseling yang dilakukan oleh Rasulullah saw
telah terjadi lebih kurang 14 abad silam. Sekarang semua muslimin, terutama orang tua, guru,
para dai, dan murabbi perlu menyesuaikan layanan konseling dengan teknik-teknik konseling
yang telah berkembang. Sebagaimana sabda Rasulullah saw yang maknanya adalah “kamu
lebih tahu dengan urusan dunia kalian”.
Seperti halnya bimbingan, konseling juga dapat dilakukan dalam dua bentuk.
Konseling individual adalah konseling yang dilakukan bagi satu orang konseli, sedangkan
konseling yang dilakukan pada sekumpulan orang disebut dengan konseling kelompok.
Konseling individual merupakan konseling terhadap konseli secara pribadi dengan melihat
dan memperhatikan keunikannya. Secara umum dalam konseling individual dikenal tiga
teknik yaitu :
 Direktif Konseling
 Nondirektif Konseling
 Elektik Konseling.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah pengumpulan data, seperti halnya
layanan bimbingan. Makin banyak informasi dan makin komplit data konseli, makin mudah
bagi konselor untuk melaksanakan konseling. Setelah data dianggap cukup, mulailah
dilakukan pengorganisasian data. Diagnosis adalah perumusan atau kesimpulan sementara
tentang hakikat atau sebab yang di hadapi konseli. Langkah prognosis adalah langkah
menentukan hubungan antara masa lalu, masa kini dan masa depan yang dapat menerangkan
sebab – sebab gejala.
Treatment adalah kegiatan pokok konseling yang bersifat teraputik. Kegiatan ini
memiliki langkah-langkah yang berlangsung sebagai suatu proses. Pada bagian ini konselor
sudah selesai dengan proses konseling yang dilakukannya.
Pada tahap pendahuluan ada dua langkah yang perlu dilalui yaitu pertama
memberikan perhatian. Langkah ini dapat dilakukan dengan menciptakan suasana yang aman,
selain kenyamanan yang telah terbina, sehingga memudahkan ekspresi perasaan konseli
menjadi lebih bebas. Langkah kedua yaitu membangun rapot. Rapot adalah sapaan yang
selanjutnya bisa menjadi dialog singkat. Pembicaraan berkisar pada situasi yang ada sehingga
masuk pada diri konseli. Pada tahap ini konselor sudah melaksanakan konseling dengan
memilih teknik yang dirasa tepat bagi konseli berdasarkan hasil rapot. Adapun teknik yang
biasa dilakukan pada proses inti konseling adalah sebagai berikut :
 Eksplorasi
 Menangkap pesan
 Refleksi
 Bertanya
 Dorongan minimal
 Interpretasi
 Mengarahkan
Selama proses konseling, konselor perlu beberapa kali mengambil kesimpulan
sementara, yaitu menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin
jelas. Setelah pengambilan kesimpulan sementara, proses konseling dapat dilanjutkan sesuai
dengan proses yang ada didalam inti konseling.
Pada tahap penutup konselor mencairkan suasana konseling, membawa konseli pada
suasana saat ini, sambil menanamkan kesan bahagia, gembira serta semangat ke dalam diri
konseli. Karena konseling merupakan bantuan yang bersifat terapeutis dan dimaksudkan
untuk mengubah sikap dan perilaku konseli diperlukan pemahaman dan kehati-hatian di
dalam pelaksanaannya.

BAB VI
KONSELOR ISLAM

Bab ini membicarakan seputar konselor islam. Para orang tua, guru, para dai dan
murabbi adalah konselor alami. Mereka semua melakukan bimbingan dan konseling. Dalam
bimbingan dan konseling islam, konselor di harapkan dapat mendekatkan konseli kepada
penciptanya, Allah Swt serta mengarahkan konseli agar mendapatkan kehidupan yang aman,
tentram dan bermakna.
Di jelaskan pula pada bagian ini, agar berhasil dan sukses, konselor islam, yaitu para
orang tua, guru, dai dan murabbi, perlu memiliki tiga bekal pokok. Bekal pokok tersebut
adalah pengetahuan yang sesuai, kepribadian yang patut di jadikan teladan serta kemampuan
dan keterampilan yang memadai.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia konselor didefinisikan sebagai orang yang
melayani konseling, penasehat, penyuluh. Seseorang konselor memiliki tugas untuk
memberikan layanan konseling bagi mereka yang membutuhkannya. Konselor di Indonesia
mempunyai organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN).
Orang tua menjadi konselor secara otomatis. Orang tua mempunyai kompetensi untuk
menjadi konselor bagi anaknya. Mereka memiliki kemahiran dalam melakukan teknik-teknik
bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang tepat bagi anaknya.
Mereka mempunyai kedekatan emosional secara alami. Guru adalah orang yang
membimbing dan mendidik anak berdasarkan panggilan hati nurani atau orang yang
mendapat limpahan amanah dari orang tua ketika orang tua tidak mampu melakukannya.
Karena fungsi , posisi dan tugasnya dalam pendidikan anak, guru bukanlah sebagai
pentransfer ilmu, sekalipun ia adalah guru bidang studi tertentu.
Layaknya sebuah analogi, jika kita memberikan makanan kepada orang lain, kita
harus mempunyai makanan yang dapat kita berikan. Begitu pula jika kita ingin mampu
menjadi konselor yang sukses, baik sebagai orang tua, guru, dai atau murabbi yang berhasil,
sudah selayaknya kita memiliki bekal yang mantap dalam menjalankan fungsi tersebut.
Terdapat beberapa bekal pengetahuan yang wajib di miliki oleh seorang konselor yaitu :
 Dasar-dasar bimbingan dan konseling yang akan membantu konselor dalam
melaksanakan tugasnya
 Konsep manusia agar konselor mampu bersikap tepat dalam membina dalam
hubungannya dengan sesame manusia.
 Komunikasi efektif serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat
membimbing.
 Dinamika kelompok yang sangat diperlukan dalam melaksanakan konseling
kelompok.
Bekal kemampuan dan keterampilan agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik
setiap konselor perlu memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mempraktikan
kemampuan yang dimilikinya. Berikut ini beberapa kemampuan dan keterampilan yang perlu
dimiliki oleh seorang konselor adalah :
 Pemahaman individu
 Komunikasi efektif
 Bimbingan individu
 Bimbingan kelompok
 Konseling individu
 Konseling kelompok
Sebagai seseorang yang memiliki tugas memberikan bimbingan dan konseling kepada
masyarakat dilingkungannya, sudah selayaknya konselor memiliki kepribadian yang dapat
dijadikan panutan dan teladan. Sebagai acuan kpribadian yang harus dimiliki oleh seorang
konselor islam baik orang tua, guru, dai maupun murabbi adalah sebagai berikut :
 Salimul Aqidah (memiliki akidah yang bersih)
 Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
 Matinul Khuluq (Akhlak yang kokoh)
 Qawiyyul Jismi (Kekuatan Jasmani)
 Mutsaqqaful Fikri (cerdas dalam berfikir)
 Mujahadatun Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)
 Harishun ala waqtihi (pandai menjaga waktu)
 Munazhzamun fi syu’unihi (teratur dalam suatu urusan)
 Qadirun alal kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri / mandiri)
 Naafi’un Lighairihi (bermanfaat bagi orang lain)

Anda mungkin juga menyukai