Pd
BE A
MOSLEM
COUNSELOR
Konsep dan praktik konseling islam
BAB I
MANUSIA DAN KEHIDUPAN
Bab ini berisi tentang kehidupan manusia di dunia sebagai jalan menuju akhirat. Bab
ini juga menjelaskan bagaimana manusia bisa mengambil manfaat dan menuai hasil sebesar-
besarnya dari kehidupannya di dunia sebagai ladang akhirat, termasuk bagaimana
menghargai semua musibah sebagai jalan untuk meningkatkan nilai kehidupan.”Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatandan hati agar kamu bersyukur” (Q.S Al
Nahl(16):78). Ilustrasi dari hubungan kehidupan dunia dan akhirat dapat kita simak pada
firman Allah yang artinya “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun,
niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan
seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.” (Q.S Az Zalzalah (99):7-8).
Siapa Manusia?
Manusia di ciptakan Allah Swt sebagai makhluk yang unik dan sebagai makhluk yang
terbaik, sebagaimana firman-Nya dalam surat At-Tiin, “sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.” Allah menciptakan manusia sebagai
makhluk teristimewa, di beri banyak fasilitas kehidupan yang tidak di berikan kepada
makhluk lain.
Manusia juga sangat di muliakan oleh Allah Swt dengan kedudukannya sebagai
khalifah dan abdi. Menjadi wakil Allah dalam memelihara kelesterian dunia. Manusia
memiliki dorongan untuk tumbuh dan terus berkembang. Ia mempunyai rencana dan harapan
– harapan keberhasilan di masa depannya. Namun, sejatinya manusia tidak mempunyai hak
apa-apa, sekalipun atas dirinya sendiri. Semua hak hanya milik Allah Swt.
Manusia juga mempunyai kemampuan dan keterbatasan untuk melakukan inovasi dan
kreativitas namun, apa yang sudah di rencanakan, bahkan telah di buat program pencapaian
kebersahilan jangka pendek dan jangka panjang yang di sertai dengan evaluasi di setiap
tahap, bisa jadi tidak memberikan hasil yang memadai. Kondisi tersebut karena manusia
mempunyai keterbatasan. Memang manusia harus berencana, tetapi Allah yang menentukan.
Dimensi Kehidupan
Pada dasarnya kehidupan adalah perjuangan dan keniscayaan. Berbagai rangkaian
peristiwa akan mewarnai perjalanan kehidupan kita yang kemudian menghadirkan kerangka
kehidupan yang berbeda antara manusia satu dan yang lain.
Manusia mempunyai kehidupan pribadi dan berbagai aspek yang saling
mempengaruhi. Dimensi pribadi kehidupan manusia memiliki tiga ciri sebagai berikut :
Sebagai makhluk Allah, manusia selalu dan selamanya terhubung dengan
penciptanya, yaitu Allah Sang Maha Pencipta.
Sebagai makhluk individu, manusia adalah makhluk mandiri yang mempunyai ciri
pribadi masing-masing.
Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berhubungan dengan manusia yang lain.
Setiap manusia mempunyai kehidupan karir masing-masing walaupun kadang-kadang
tidak direncanakan sejak awal. Untuk mencapai semua itu, manusia perlu memiliki ilmu
pengetahuan dan melaksanakan dengan berusaha. Ilmu pengetahuan merupakan pondasi awal
untuk mencapai kehidupan, baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.
Melakukan usaha untuk mencapai kesejahteraan hidup, merupakan kewajiban bagi
manusia. Namun, kadang-kadang manusia salah mengartikan kesejahteraan hidup. Banyak
orang mencari kesejahteraan hidup di dunia dengan kesenangan yang fana, harta yang
melimpah dan kedudukan yang tinggi. Islam tidak melarang tetapi islam melarang manusia
untuk hidup secara berlebihan. Oleh karena itu, sebaiknya harta benda yang di miliki
digunakan di jalan Allah.
Kehidupan sosial masyarakat merupakan cerminan kehidupan yang kompleks dengan
berbagai latar belakang budaya, adat istiadat, kebiasaan, dan keunikan yang ada di dalamnya.
Kehidupan di dalam masyarakat akan terasa indah ketika di dalamnya terdapat suatu
persatuan yang didasari saling menghargai. Manusia juga mempunyai kewajiban yang besar
atas keluarganya.
Meningkatkan nilai kehidupan
Nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang merupakan faktor internal yang di
dapatkan dari pendidikan serta pengalaman hidupnya yang kemudian mengkristal dalam
dirinya. Makin tinggi nilai positif dan keluhuran budi seseorang, berarti makin meningkat
nilai kehidupannya. Sesuatu dianggap bernilai jika pribadi seseorang atau sekelompok orang
merasa sesuatu itu bernilai. Artinya, seberapa besar nilai sebuah perbuatan bergantung pada
seberapa besar sesuatu yang di rasakan maknanya oleh orang lain. Untuk mencapai berbagai
tujuan yang telah di tetapkan, manusia seringkali mengalami hambatan. Namun, keberadaan
hambatan dalam upaya pencapaian merupakan suatu kebutuhan untuk mencapai kebaikan.
BAB II
PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Bab ini berisi sejarah tentang mulai munculnya bimbingan dan konseling berikut
perkembangannya sampai sekarang. Penelusurannya diawali dari sejarah Yunani kuno yang
di pelopori oleh Plato dan Aristoteles. Selanjutnya dijelaskan perkembangannya di Amerika
sampai di Indonesia.
Pada bab ini di uraikan pula keberadaan bimbingan dan konseling Islam, yang sudah
ada sejak zaman Nabi Adam as. Banyak contoh bimbingan dan konseling yang telah
dilakukan oleh para rasulullah. Sumber utama dan konseling Islam adalah Alquran, pedoman
hidup umat Islam yang didalamnya penuh dengan ajaran, bimbingan serta contoh proses
bimbingan dan konseling, bahkan Allah Swt dalam menyampaikan ayat-ayatnya banyak
berupa bimbingan dan konseling. “Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang
telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi
Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya” (Q.S.Maryam (19):76). Keberadaan bimbingan dan
konseling islam dalam arti sederhana dan hakiki sudah ada sejak dahulu kala.
Menurut Kamal Ibrahim dalam Achmad Mubarok (2000), aktifitas konseling yang di
jumpai pada zaman klasik islam di kenal dengan nama hisbah atau ihtisab. Bentuk –bentuk
ihtisab/hisbah antara lain sebagai berikut :
Pemberian Nasihat (mau’idzah hasanah)
Bimbingan Ringan secara individual
Bimbingan Berat secara individual
Bimbingan massal
Perkembangan bimbingan dan konseling islam di indonesia dilakukan terutama
melalui kegiatan seminar dan lokakarya tingkat nasional. Dari seminar nasional ini diperoleh
rumusan, antara lain sebagai berikut :
Pengertian BK Islami. BK Islami merupakan suatu proses dalam bimbingan dan
konseling yang dilakukan berdasarkan ajaran islam untuk membantu individu yang
mempunyai masalah guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pembimbing adalah individu yang memiliki kewenangan untuk melakukan BK islami.
Isi BK islami mencakupi hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan individu yang
sedang menghadapi masalah.
Jenis BK Islami mencakupi hal sebagai berikut :
a) Bimbingan dan konseling perkawinan dan keluarga
b) Bimbingan dan konseling jabatan atau pekerjaan
c) Bimbingan dan konseling sosial
d) Bimbingan dan konseling klinis
Selain apa yang di paparkan di atas, unsur yang melatarbelakangi perlunya
memasyarakatkan bimbingan dan konseling islam, diantaranya adalah memelihara unsur
psikologis manusia sebagai makhluk relegius yang senantiasa harus di jaga dan di pelihara
agar berada di jalan yang diridhai Allah Swt.
BAB III
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
Bagian ini membuat konsep bimbingan dan konseling islam yang tercantum dalam
Alquran, baik berupa informasi tentang konsep bimbingan dan konseling maupun contoh
proses bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh para rasul –Nya, sejak nabi Adam as
sampai dengan nabi Muhammad saw. Bahkan, dijelaskan pula contoh bimbingan dan
konseling yang dilakukan oleh Allh Swt dalam membina hamba-hamba-Nya.
Bimbingan dan konseling islam merupakan bagian dari syariat islam. Bimbingan dan
konseling juga merupakan bagian dari ibadah kepada Allah Swt dalam hal membantu sesama
manusia untuk mempemudah proses pencapaian tujuan penciptaannya, baik sebagai abdi
Allah Swt maupun sebagai khalifah di muka bumi ini.
Apabila manusia dapat menjaga ketenteraman dirinya dalam hubungannya dengan
Allah sebagai penciptanya serta dapat menjaga keseimbangan antara dirinya dengan
lingkungannya, berarti ia benar-benar dapat merealisasikan firman Allah berikut ini :
“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka pahala yang tiada
putus-putusnya.”(Q.S.At Tiin (95):4-6).
Allah maha tahu kebutuhan manusia termasuk kelemahan hamba-Nya. Dalam rangka
mengarahkan manusia ke “ahsanitaqwim”, Allah menurunkan berbagai fasilitas untuk
mempermudah manusia melalui kehidupannya. Fasilitas utama yang diberikan Allah kepada
manusia adalah Alquran. Fasilitas kedua adalah adanya para utusan Allah Swt dan fasilitas
yang ketiga berupa potensi yang ada di dalam diri manusia itu sendiri.
Mengenai bimbingan, disampaikan oleh Allah Swt dalam Alqurqn, surat Al-baqarah
ayat 2 yang artinya : “kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka
yang bertakwa”. (Q.S. Al Baqarah (2):2)
Pada dasarnya, pengembangan diri seseorang dilakukan melalui pembimbingan.
Selanjutnya, apabila dalam pelaksanaan pembimbingan ditemukan hal khusus yang
memerlukan pendekatan khusus sesuai dengan kriteria tertentu, barulah dilakukan konseling.
Secara umum bimbingan dan konseling islam bertujuan membantu manusia untuk
mempermudah proses pencapaian tujuan penciptannya, baik sebagai abdi Allah Swt maupun
sebagai khalifah di muka bumi ini. Secara khusus Bimbingan dan konseling islam bertujuan
sebagai berikut :
Meningkatkan keyakinan terhadap Allah Swt
Menambah kesedaran manusia bahwa manusia tidak pernah bebas dari masalah
Memberikan pemahaman kepada manusia bahwa mereka memiliki potensi
Memberikan pemahaman kepada manusia bahwa ia dapat memaafkan kesalahan diri
sendiri dan orang lain
Mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat
Menyeru pada iman dan takwa serta menjauhi kemungkaran
Menjaga keseimbangan dunia dan akhirat
Visi dari bimbingan dan konseling islam adalah Al islam sebagai satu-satunya
jawaban yang benar dan bersih terhadap semua persoalan manusia.
Misi bimbingan dan konseling islam adalah membantu individu mewujudkan dirinya
sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam bimbingan
dan konseling islam masalah yang terdapat pada luar diri manusia dianggap sebagai bentuk
ujian positif untuk meningkatkan keutuhan kepribadiannya.
Ruang lingkup bimbingan dan konseling dapat di kelompokkan menjadi tiga aspek
sebagai berikut :
Bimbingan akidah
Bimbingan ibadah
Bimbingan muamalah
Untk mengatasi segala kesulitan hidup, iman dan ketakwaan seseorang yang sedang
mengalami kesulitan perlu dibangkitkan sehingga dapat menjadi tenaga pendorong terhadap
kemampuan dirinya dalam mengatasi segala kesulitan hidup yang di hadapi. Dengan
demikian diharapkan ia akan tegak kembali kesadarannya sebagai pribadi yang harus
mengurangi kehidupan nyata dalam masyarakat dan alam sekitar.
BAB IV
LAYANAN BIMBINGAN ISLAM
BAB V
LAYANAN KONSELING ISLAM
Bab ini menjelaskan bahwa konseling merupakan salah satu teknik bimbingan.
Karena sifatnya yang spesifik dan memiliki prosedur khusus dengan tahapan-tahapan yang
cukup rinci, konseling dipisahkan pembahasannya dari bimbingan. Berbagai teknik dan
proses konseling dijelaskan dengan bahasa yang sederhana.
Di uraikan pula bahwa Rasulullah saw telah melakukan konseling melalui proses
tatap muka, baik perorangan maupun berkelompok. Rasulullah saw juga berupaya membuka
pemikiran dan insight konseli serta memunculkan kesadaran dalam diri mereka yang
akhirnya membuat konseli mengambil keputusan sendiri dengan kesadaran akan apa yang ia
putuskan.
Memang, proses konseling tersebut tidak seperti layanan konseling yang ada sekarang
yang merupakan hasil pengembangan ilmuan. Konseling yang dilakukan oleh Rasulullah saw
telah terjadi lebih kurang 14 abad silam. Sekarang semua muslimin, terutama orang tua, guru,
para dai, dan murabbi perlu menyesuaikan layanan konseling dengan teknik-teknik konseling
yang telah berkembang. Sebagaimana sabda Rasulullah saw yang maknanya adalah “kamu
lebih tahu dengan urusan dunia kalian”.
Seperti halnya bimbingan, konseling juga dapat dilakukan dalam dua bentuk.
Konseling individual adalah konseling yang dilakukan bagi satu orang konseli, sedangkan
konseling yang dilakukan pada sekumpulan orang disebut dengan konseling kelompok.
Konseling individual merupakan konseling terhadap konseli secara pribadi dengan melihat
dan memperhatikan keunikannya. Secara umum dalam konseling individual dikenal tiga
teknik yaitu :
Direktif Konseling
Nondirektif Konseling
Elektik Konseling.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah pengumpulan data, seperti halnya
layanan bimbingan. Makin banyak informasi dan makin komplit data konseli, makin mudah
bagi konselor untuk melaksanakan konseling. Setelah data dianggap cukup, mulailah
dilakukan pengorganisasian data. Diagnosis adalah perumusan atau kesimpulan sementara
tentang hakikat atau sebab yang di hadapi konseli. Langkah prognosis adalah langkah
menentukan hubungan antara masa lalu, masa kini dan masa depan yang dapat menerangkan
sebab – sebab gejala.
Treatment adalah kegiatan pokok konseling yang bersifat teraputik. Kegiatan ini
memiliki langkah-langkah yang berlangsung sebagai suatu proses. Pada bagian ini konselor
sudah selesai dengan proses konseling yang dilakukannya.
Pada tahap pendahuluan ada dua langkah yang perlu dilalui yaitu pertama
memberikan perhatian. Langkah ini dapat dilakukan dengan menciptakan suasana yang aman,
selain kenyamanan yang telah terbina, sehingga memudahkan ekspresi perasaan konseli
menjadi lebih bebas. Langkah kedua yaitu membangun rapot. Rapot adalah sapaan yang
selanjutnya bisa menjadi dialog singkat. Pembicaraan berkisar pada situasi yang ada sehingga
masuk pada diri konseli. Pada tahap ini konselor sudah melaksanakan konseling dengan
memilih teknik yang dirasa tepat bagi konseli berdasarkan hasil rapot. Adapun teknik yang
biasa dilakukan pada proses inti konseling adalah sebagai berikut :
Eksplorasi
Menangkap pesan
Refleksi
Bertanya
Dorongan minimal
Interpretasi
Mengarahkan
Selama proses konseling, konselor perlu beberapa kali mengambil kesimpulan
sementara, yaitu menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin
jelas. Setelah pengambilan kesimpulan sementara, proses konseling dapat dilanjutkan sesuai
dengan proses yang ada didalam inti konseling.
Pada tahap penutup konselor mencairkan suasana konseling, membawa konseli pada
suasana saat ini, sambil menanamkan kesan bahagia, gembira serta semangat ke dalam diri
konseli. Karena konseling merupakan bantuan yang bersifat terapeutis dan dimaksudkan
untuk mengubah sikap dan perilaku konseli diperlukan pemahaman dan kehati-hatian di
dalam pelaksanaannya.
BAB VI
KONSELOR ISLAM
Bab ini membicarakan seputar konselor islam. Para orang tua, guru, para dai dan
murabbi adalah konselor alami. Mereka semua melakukan bimbingan dan konseling. Dalam
bimbingan dan konseling islam, konselor di harapkan dapat mendekatkan konseli kepada
penciptanya, Allah Swt serta mengarahkan konseli agar mendapatkan kehidupan yang aman,
tentram dan bermakna.
Di jelaskan pula pada bagian ini, agar berhasil dan sukses, konselor islam, yaitu para
orang tua, guru, dai dan murabbi, perlu memiliki tiga bekal pokok. Bekal pokok tersebut
adalah pengetahuan yang sesuai, kepribadian yang patut di jadikan teladan serta kemampuan
dan keterampilan yang memadai.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia konselor didefinisikan sebagai orang yang
melayani konseling, penasehat, penyuluh. Seseorang konselor memiliki tugas untuk
memberikan layanan konseling bagi mereka yang membutuhkannya. Konselor di Indonesia
mempunyai organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN).
Orang tua menjadi konselor secara otomatis. Orang tua mempunyai kompetensi untuk
menjadi konselor bagi anaknya. Mereka memiliki kemahiran dalam melakukan teknik-teknik
bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang tepat bagi anaknya.
Mereka mempunyai kedekatan emosional secara alami. Guru adalah orang yang
membimbing dan mendidik anak berdasarkan panggilan hati nurani atau orang yang
mendapat limpahan amanah dari orang tua ketika orang tua tidak mampu melakukannya.
Karena fungsi , posisi dan tugasnya dalam pendidikan anak, guru bukanlah sebagai
pentransfer ilmu, sekalipun ia adalah guru bidang studi tertentu.
Layaknya sebuah analogi, jika kita memberikan makanan kepada orang lain, kita
harus mempunyai makanan yang dapat kita berikan. Begitu pula jika kita ingin mampu
menjadi konselor yang sukses, baik sebagai orang tua, guru, dai atau murabbi yang berhasil,
sudah selayaknya kita memiliki bekal yang mantap dalam menjalankan fungsi tersebut.
Terdapat beberapa bekal pengetahuan yang wajib di miliki oleh seorang konselor yaitu :
Dasar-dasar bimbingan dan konseling yang akan membantu konselor dalam
melaksanakan tugasnya
Konsep manusia agar konselor mampu bersikap tepat dalam membina dalam
hubungannya dengan sesame manusia.
Komunikasi efektif serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat
membimbing.
Dinamika kelompok yang sangat diperlukan dalam melaksanakan konseling
kelompok.
Bekal kemampuan dan keterampilan agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik
setiap konselor perlu memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mempraktikan
kemampuan yang dimilikinya. Berikut ini beberapa kemampuan dan keterampilan yang perlu
dimiliki oleh seorang konselor adalah :
Pemahaman individu
Komunikasi efektif
Bimbingan individu
Bimbingan kelompok
Konseling individu
Konseling kelompok
Sebagai seseorang yang memiliki tugas memberikan bimbingan dan konseling kepada
masyarakat dilingkungannya, sudah selayaknya konselor memiliki kepribadian yang dapat
dijadikan panutan dan teladan. Sebagai acuan kpribadian yang harus dimiliki oleh seorang
konselor islam baik orang tua, guru, dai maupun murabbi adalah sebagai berikut :
Salimul Aqidah (memiliki akidah yang bersih)
Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Matinul Khuluq (Akhlak yang kokoh)
Qawiyyul Jismi (Kekuatan Jasmani)
Mutsaqqaful Fikri (cerdas dalam berfikir)
Mujahadatun Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)
Harishun ala waqtihi (pandai menjaga waktu)
Munazhzamun fi syu’unihi (teratur dalam suatu urusan)
Qadirun alal kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri / mandiri)
Naafi’un Lighairihi (bermanfaat bagi orang lain)