Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

Nama : Dicky Arfansuri


NIM : 3120190059
Matakuliah : Kapita Selekta Pndidikan Islam
Program studi : Pendidikan Agama Islam
Semester : VII (tujuh)
Dosen Pengampu : Dr. Sutiono, M.Pd

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan dengan prinsip kemandirian !.
1. Tujuan Pendidikan dalam Islam adalah membentuk, dan menanamkan intelektual,
spiritual dan emosional. Dan materi Pendidikan dalam Islam adalah keimanan,
ibadah dan akhlak.
Pertanyaan: jelaskan apa yang dimaksud soal diatas dan dengan argument yang
disertai baik dalil aqli maupun naqli!.
2. Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, memilki berbagai potensi
untuk tumbuh berkembang menuju kesempurnaan.
Pertanyaan: jelaskan bagaimana pandangan islam tentang manusia, dan jelaskan
konsep Al-Basyar, Al-Insan dan Al-Naas!.
3. Dasar Pendidikan Islam, setelah dikembangkan dalam pemahaman para ulama dalam
bentuk ijtihad maupun qiyas adalah Al-Qur’an, Al-Sunnah, perkataan dan perbuatan
para shahabat dan ijtihad itu sendiri.
Pertanyaan: jelaskan dasar Pendidikan Islam diatas !.
4. Diantara tantangan Pendidikan Islam di era global adalah masalah kualitas, karena
globalisasi artinya era persaingan bebas. Selain kualitas juga adalah soal moral karena
akibat pergaulan global.
Pertanyaan: Bagaimana pandangan saudara tentang tantangan Pendidikan Islam,
sehingga Pendidikan Islam kedepan tetap menjadi primadona masyarakat!.
5. Diantara kesuksesan Pendidikan Islam adalah adanya kurikulum, karena kurikulum
merupakan komponen operasional Pendidikan, tanpa kurikulum goal atau tujuan
Pendidikan tidak akan tercapai.
Pertanyaan: jelaskan pendapat saudara bagaimana seharusnya kurikulum Pendidikan
Islam?.

Jawaban
1. Dalam islam, pendidikan juga sangat diutamakan. Proses menuntut ilmu dan belajar sudah
diperintahkan oleh Allah sejak manusia mulai dari kecil hingga ia menuju ke liang lahat.
Sebagaimana hadist Rasulullah “Carilah ilmu mulai dari buaian hingga ke liang lahat”.
Pendidikan islam bukan hanya berkaitan dengan bagaimana orang mengenal agama dan
fungsi agama, melainkan juga bisa mempraktekkan nilai-nilai dan panduan tersebut dengan
baik dalam kehidupan diri, keluarga, dan masyarakat. Pendidikan islam bermaksud untuk
membangun pondasi agar segala bidang yang ada di masyarakat bisa terbangun secara baik,
benar, dan tidak menyesatkan manusia.
Dalilnya :
Dalam Al Quran (Surat Al Mujadalah ayat 11)
“Wahai orang-orang yang beriman!Apabila dikatakan kepadamu,”Berilah kelapangan
didalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat
orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat”
Dalam ayat tersebut Allah memberikan informasi kepada umat islam bahwa di dalam majelis
yaitu tempat untuk menuntut ilmu ditinggikan beberapa derajat bagi yang juga
mempersilahkan orang yang lain untuk ikut dalam majelis. Hal ini berarti menunjukkan
bahwa majelis ilmu adalah suatu hal yang penting diikuti sehingga Allah menyuruh untuk
memberikan tempat duduk kepada yang lain walau harus berdesakkan.

Dalam Al-Quran Surat Al-Alaq.


Hal ini menunjukkan bahwa Allah menyuruh kepada manusia untuk Iqro atau membaca.
Dalam hal ini membaca tidak dibatasi pada membaca teks, namun juga membaca realitas,
keadaan sekitar, dan apa yang nampak untuk bisa menyadari kekuasaan Allah dan mau untuk
tunduk pada Nya.

Dalam Hadist
“Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi
setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang
mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas” HR.Ibnu Majah

Dalam Al Quran Surat. Al-Dzariyat: 56 Tujuan Pendidikan untuk beribadah kepada Allah
QS. Al-Dzariyat ayat 56 dengan sangat jelas mengabarkan kepada kita bahwa tujuan
penciptaan jin dan manusia tidak lain hanyalah untuk “mengabdi” kepada Allah Swt

2. Menurut Islam, manusia adalah makhluk yang paling sempurna, ia diciptakan untuk
menjadi kholifah di bumi, pada saat manusia dilahirkan ia membawa kemampuan-
kemampuan yang disebut fitrah, fitrah inilah yang disebut dengan potensi Oleh karena itu,
dalam kaitannya dengan pendidikan, dalam Islam sangat dikenal adanya fitrah. Manusia
dalam Al-Quran adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan suci pendidikanlah yang
dapat mengubah dan menentukan manusia menjadi manusia yang konkrit.

Al-Insan.
Term al-Insan yang berasal dari kata al-Ins yang mendapatkan tambahan alif dan nun. Kata
Insan ini dinyatakan dalam Alquran sebanyak 65 kali dan tersebar dalam 43 surat. Ada yang
berpendapat bahwa, penggunaan kata Insan bagi manusia dalam Alquran bertujuan untuk
menguatkan karakter manusia sebagai makhluk sosial. Ataupun dengan istilah lain, manusia
adalah makhluk yang tidak bisa menjalankan aktivitas hidupnya dengan sempurna kecuali
ada keterlibatan pihak lain.
Kata al-Insan dalam QS Al Mukminun ayat 12-14 berarti menguatkan karakter manusia
sebagai insan, makhluk yang berdimensi rohani dan jasmani. Ini bisa dipahami dari redaksi
Tsumma, oleh para ulama disebut fase peniupan ruh, yang penyebutannya setelah
menjelaskan proses fisik manusia di dalam rahim. Karena itu term Insan kepada manusia
dalam Alquran bisa menunjukkan sifat dan karakter manusia tersebut sebagai makhluk rohani
yang berjasad kasar.

Al-Basyar.
Term al-Basyar yang juga berarti manusia. Al-Basyar dinyatakan dalam Alquran sebanyak 36
kali dan tersebat dalam 26 surat. Namun perbedaannya adalah bahwa term ini menunjuk pada
keberadaannya sebagai makhluk jasmani dan berjasad kasar. term Insan menunjuk kepada
karakteristik manusia sebagai makhluk jasmani-rohani, sementara term basyar berarti
manusia dari segi fisik – jasmaniah.
Atau lebih tepatnya, manusia adalah makhluk jasmani; justru, jasmani atau jasad kasar
diciptakan untuk mendukung keberadaan rohani atau subordinat bagi rohani. Karena itu ayat-
ayat yang mengecam manusia, selalu diarahkan kepada mereka yang diperbudak oleh
kebutuhan jasmaninya, yang biasanya dikendalikan oleh hawa nafsu.

An-Nas.
Term an-Naas berasal dari kata nawasa yang artinya goncangan atau fluktuatif. An-Nas
dalam Alquran disebutkan sebanyak 241 kali dan tersebar dalam 55 surat. Dikatakan
goncangan atau fluktuatif, karena manusia itu cenderung berubah jika bertemu dengan
sesamanya. Dari karakter manusia semacam ini, maka wajar jika Islam menganjurkan agar
selalu berada di tengah-tengah orang-orang yang baik.
Begitu juga term An-Nas yang lain, semuanya ditujukan kepada manusia yang dewasa dan
berakal sehat, tidak ditujukan kepada anak kecil dan orang gila, meski keduanya juga
manusia. Dalam pendapat yang lain, dikatakan bahwa konsep An-Nas selalu berhubungan
dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam artian bahwa manusia harus mengutamakan
kepentingan bersama dan menjaga keharmonisan hidup bermasyarakat. Inilah esensi daripada
konsep An-Nas itu sendiri.

3. a) Al-Qur`an
Al-Qur`an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Muhammad saw dalam bahasa
Arab yang terang, guna menjelaskan jalan hidup yang bermaslahat bagi umat manusia baik di
dunia maupun di akhirat. Terjemahan al-Qur`an kedalam bahasa lain dan tafsirannya
bukanlah al-Qur`an, dan karenanya bukan nash yang qath`i dan sah dijadikan rujukan dalam
menarik kesimpulan ajarannya.
Al-Qur`an menyatakan dirinya sebagai kitab petunjuk. Allah swt menjelaskan hal ini didalam
firman-Nya:
“Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa
bagi mereka ada pahala yang besar,” (Q.S. Al-Isra`: 9)

Petunjuk al-Qur`an sebagaimana di kemukakan Mahmud Syaltut di kelompokkan menjadi


tiga pokok yang disebutnya sebagai maksud-maksud al-Qur`an, yaitu: pertama, Petunjuk
tentang aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia dan tersimpul dalam
keimanan akan keesaan Tuhan serta kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
Kedua, Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma
keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupan. Ketiga, Petunjuk
mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus
diikuti oleh manusia dalam hubugannya dengan tuhan dan sesamanya

b) Sunnah

Al-Qur`an disampaikan oleh Rasulallah saw kepada manusia dengan penuh amanat,
tidak sedikitpun ditambah ataupun dikurangi. Selanjutnya, manusialah hendaknya yang
berusaha memahaminya, menerimanya dan kemudian mengamalkannya.
Sering kali manusia menemui kesulitan dalam memahaminya,dan ini dialami oleh para
sahabat sebagai generasi pertama penerima al-Qur`an. Karenanya mereka meminta
penjelasan kepada Rasulallah saw, yang memang diberi otoritas untuk itu. Allah SWT
menyatakan otoritas dimaksud dalam firman Allah SWT di bawah ini:
dan Kami turunkan kepadamu al-Dzikri (Al Quran), agar kamu menerangkan pada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka berfikir” (Q. S. al-
Nahl, 44).
Penjelasan itu disebut al-Sunnah yang secara bahasa al-Thariqoh yang artinya jalan, adapun
hubungannya dengan Rasulullah saw berarti perkataan, perbuatan, atau ketetapannya
Para ulama meyatakan bahwa kedudukan Sunnah terhadap al-Qur`an adalah sebagai penjelas.
Bahkan Umar bin al-Khaththab mengingatkan bahwa Sunnah merupakan penjelasan yang
paling baik. Ia berkata “ Akan datang suatu kaum yang membantahmu dengan hal-hal yang
subhat di dalam al-Qur`an. Maka hadapilah mereka dengan berpegang kepada Sunnah,
karena orang-orang yang bergelut dengan sunah lebih tahu tentang kitab Allah SWT.

c. Ra`yu

Masyarakat selalu mengalami perubahan, baik pola-pola tingkah laku, organisasi, susunan
lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan
wewenang dan sebagainya.
Pendidikan sebagai lembaga sosial akan turut mengalami perubahan sesuai dengan perubahan
yang tejadi di masyarakat. Kita tahu perubahan-perubahan yang ada di zaman sekarang atau
mungkin sepuluh tahun yang akan datang mestinya tidak dijumpai pada masa Rasulullah saw,
tetapi memerlukan jawaban untuk kepentingan pendidikan di masa sekarang. Untuk itulah
diperlukan ijtihad dari pendidik muslim.
Dasar hukum yang memboleh ijtihad dengan penggunaan ra’yu adalah sebuah hadits
percakapan Rasulullah dengan Muaz bin Jabal ketika akan diutus di Yaman.
Artinya,” Hai Muaz: Jika engkau diminta memutuskan perkara, dengan apakah engkau
memutuskannya?”. Muaz menjawab; dengan Kitab Allah (al-Quran), maka Rasulullah
bersabda; Kalau engkau tidak mendapati (dalam al-Quran itu)” kata Muaz: “dengan Sunnah
Rasulullah”, Rasulullah bersabda kembali; Jika engkay tidak mendapati di situ?’ Muaz
menjawab,” Saya berijtihad dengan pendapatku dan tidak akan kembali”.
Ijtihad pada dasarnya merupakan usaha sungguh- sungguh orang muslim untuk selalu
berprilaku berdasarkan ajaran Islam. Untuk itu manakala tidak ditemukan petunjuk yang jelas
dari al-Qur`an ataupun Sunnah tentang suatu prilaku ,orang muslim akan mengerahkan
segenap kemampuannya untuk menemukannya dengan prinsip-prinsip al-Qur`an atau
Sunnah.

5. Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan akhlak. Agama
dan akhlak itu harus diambil dri Al-Qur’an dan Hadist serta contoh-contoh dari tokoh
terdahulu yang saleh.
Kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan pengembangan menyeluruh aspek pribadi
siswa, yaitu aspek jasmani, akal dan ruhani.
Kurikulum pendidikan islam memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan masyarakat,
dunia dan akhirat; jasmani, akal dan ruhani manusia. Keseimbangan itu tentulah bersifat
relatif karena tidak dapat diukur secara objektif.
Kurikulum pendidikan islami memperhatikan juga seni halus, yaitu ukir, pahat, tulis indah,
gambar dan sejenisnya. Selain itu memperhatikan juga pendidikan jasmani, latijan militer,
teknik, ketrampilan, dan bahasa asing sekalipun semuanya ini diberikan kepada perseorangan
secara efektif berdasar bakat, minat dan kebutuhan.
Kurikulum pendidikan islam mempertimbangkan perebdaan-perbedaan kebudayaan yang
sering teradapat di tengah manusia karena perbedaan tempat dan juga perbedaan zaman.

Anda mungkin juga menyukai