Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Petunjuk pendidikan dalam al-Qur’an tidak terhimpun dalam kesatuan pragmen tetapi ia
diungkapkan dalam berbagai ayat dan surat al-Qur’an, sehingga untuk menjelaskannya perlu
melalui tema-tema pembahasan yang relevan dan ayat-ayat yang memberikan informasi-
informasi pendidikan yang dimaksud.
Petunjuk-petunjuknya bertujuan memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia,
baik secara pribadi maupun kelompok, dan karena itu ditemukan petunjuk-petunjuk bagi
manusia dalam kedua bentuk tersebut.
Muhammad Rasulullah dipandang sukses dalam mendidik masyarakatnya menjadi
masyarakat yang berbudi tinggi dan akhlak mulia. Pada mulanya masyarakat Arab adalah
masyarakat jahiliyah, sehingga perkataan primitif tidak cukup untuk menggambarkannya,
hingga datang Rasulullah yang membawa mereka untuk meninggalkan kejahiliahan tersebut
dan mencapai suatu bangsa yang berbudaya dan berkepribadian yang tinggi, bermoral serta
memberi pengetahuan.
Nabi Muhammad Saw sebagai utusan Allah untuk manusia di bumi ini di beri kuasa oleh
Allah sebagai penerima wahyu, yang diberi tugas untuk mensucikan dan mengajarkan
manusia sebagaimana dalam surat al-Baqarah ayat 151. Dalam ayat tersebut mensucikan
diartikan dengan mendidik, sedang mengajar tidak lain kecuali mengisi benak anak didik
dengan pengetahuan yang berkaitan dan metafisika dan fisika.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Pendidikan Islam..?
2. Apakah Tujuan Pendidikan Islam.?
3. Apakah Fungsi Pendidikan Islam.?
4. Bagaimanakah Konsep Pendidikan dalam Islam.?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan dalam Islam.


Konsep berasal dari bahasa Inggris “concept” yang berarti “ide yang mendasari sekelas
sesuatu objek”,dan “gagasan atau ide umum”. Kata tersebut juga berarti gambaran yang
bersifat umum atau abstrak dari sesuatu.

Pengertian pendidikan Islam yaitu sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan
manusia-manusia yang seutuhnya; beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta mampu
mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah dimuka bumi, yang berdasarkan kepada
ajaran Al-qur’an dan Sunnah, maka tujuan dalam konteks ini terciptanya insan kamil setelah
proses pendidikan berakhir.1

Allah Berfirman dalam Q.S Al-Israa ayat 24

         
  

Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
Telah mendidik Aku waktu kecil". (Q.S. Al-Israa:24)

          Ayat ke- 18 Q.S. Luqman / 31 : 18

             
   

Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
.menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri

Zarkowi Soejati dalam makalahnya yang berjudul “Model-model Perguruan Tinggi


Islam”  mengemukakan pendidikan Islam paling tidak mempunyai tiga pengertian. Pertama ;
1
. Jamali Sahrodi, Membedah Nalar Pendidikan Islam, Pengantar Ke Arah Ilmu Pendidikan Islam
(Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), h. 42.

2
lembaga pendidikan Islam itu pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat
mengejawantahkan nilai-nilai Islam yang tercermin dalam nama lemabaga pendidikan itu dan
kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Kedua ; lembaga pendidikan memberikan perhatian
dan menyelenggarakan kajian tentang Islam yang tercermin dalam program sebagai ilmu
yang diperlukanseperti ilmu-ilmu lain yang menjkadi program kajian lembaga pendidikan
Islam yang bersangkutan. Ketiga ; mengandung kedua pengertian di atas dalam arti lembaga
tersebut memperlakukan Islam sebagai sumber nilai bagi sikap dan tingkah laku yang harus
tercermin dalam penyelenggaraannya maupun sebagai bidang kajian yang tercermin dalam
program kajiannya.2

Sedangkan pengertian pendidikan menurut Mohamad Natsir adalah suatu pimpinan


jasmani dan ruhani menuju kesempurnaan kelengkapan arti kemanusiaan dengan arti
sesungguhnya.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 ayat 1,


pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Kemudian pengertian pendidikan Islam antara lain menurut Dr. Yusuf Qardawi
sebagaimana dikutip Azyumardi Azra memberi pengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan
manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.
Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup dan menyiapkan untuk
menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis pahitnya.

Pendidikan secara umum merupakan proses pemindahan nilai-nilai budaya dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Perbedaan tersebut dalam hal nilai-nilai yang dipindahkan
(diajarkan). Dalam pendidikan Islam, nilai-nilai yang dipindahkan berasal dari sumber-
sumber nilai Islam yakni Al-Qur’an, Sunah dan Ijtihad.

Jadi, Menurut pemakalah konsep pendidikan Islam adalah proses bimbingan baik
jasmani dan rohani berdasarkan ajaran-ajaran agama Islam untuk menjadikan generasi bangsa
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, serta mampu mewujudkan keberadaannya sebagai

2
. Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga di
Sekolah dan di Masyarakat, (Semarang, Diponegoro,1989), h, 84

3
khalifah Allah dimuka bumi, yang berdasarkan kepada ajaran Al-qur’an dan Sunnah, maka
tujuan dalam konteks ini terciptanya insan khamil.3

B. Konsep Pendidikan Dalam Islam

 Ayat ke-13 Q.S. Luqman Ayat 13

        


      

Artinya : Dan ingatlah ketika lukman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
4
.sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar

Dalam ayat ini, disebutkan bahwa syirik (mempersekutukan Allah swt. merupakan benar-
benar kezaliman yang besar. Karena itulah, mengapa Luqman memberikan pelajaran kepada
anak akan pentingnya meninggalkan syirik.

Hadist tentang anjuran untuk shalat

Dari Amr Bin Syu’aib dari Ayahnya dari kakeknya berkata :

“Rasulullah SAW bersabda: Periintahkanlah anak-anakmu melaksankan shalat sedang


mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka karena tinggal shalat sedang mereka
berusia seputuh tahun, dan pisahkanlah mereka dari tempat tidurnya.”

Konsep Menurut Tokoh Muhammad Ali Ramdhani

1. Integritas = Pengajaran pendiidkan secara ilmu pengetahuan


2. Kemanusiaan = Kejujuran rasa kerjasama di Madrasah
3. Spritualitas = Nilai Ibadah, senatiasa melaksanakan perintah Allah swt
4. Adaptasi = Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan

3
. Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di rumah dan masyarakat, (Jakarta: Gema Insani Press,
1995), h. 34
4
. Bachtiar Surin, Az-Zikra Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an, (Bandung : Angkasa, 2002).Jilid 5. h. 1734

4
5. Kebangsaan = Rasa Cinta Tanah Air harus disampaikan.

a) Konsep Pendidikan Islam Non Formal


Pengertian Lembaga Pendidikan Islam Non Formal Lembaga pendidikan non formal
adalah lembaga pendidikan yang teratur namun tidak mengikuti peraturan-peraturan
yang tetap dan ketat. Abu ahmadi mengartikan lembaga non formal kepada semua bentuk
pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib dan terencana diluar kegiatan
lembaga sekolah (lembaga pendidikan formal).
Contohnya: seperti les agama, mendengarkan kajian di mesjid, belajar mengaji dengan
guru mengaji, les bahasa arab, dll

b) Tujuan Pendidikan Nonformal


Santoso S. Hamijoyo menyatakan bahwa tujuan pendidikan luar sekolah adalah supaya
individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial dan alamnya dapat secara bebas dan
bertanggung jawab menjadi pendorong kearah kemajuan, gemar berpartisipasi memperbaiki
kehidupan mereka. Memperbaiki kehidupan atau tarap hidup adalah tujuan yang ingin
dicapai. Artinya apapun yang dipelajari orang-orang tersebut hendaknya mampu membantu
mereka guna memperbaiki kualitas hidupnya secara nyata sekarang dan tidak dijanjikan
dalam waktu lama atau yang akan datang. Kebebasan serta tanggungjawab berarti para
peserta didik bebas mau belajar apa saja asalkan bermanfaat kepada masyarakat dan tidak
sebaliknya belajar sesuatu yang membahayakan masyarakat. Demikian pula apa yang
dipelajari bukan hal-hal yang bertentangan dengan norma masyarakat dan nilai kemanusiaan.
Perubahan yang dilakukan bukan sekedar perubahan, melainkan harus tertuju pada pada
kemajuan bukan sebaliknya.5

c) Jenis Pendidikan Non Formal


1. Keluarga
Lingkungan pertama dalam pendidikan islam adalah lingkungan keluarga. Ajaran islam
menekankan agar setiap manusia dapat memelihara keluarganya dari bahaya api siksa neraka,

5
https://www.academia.edu/19499365/lembaga_pendidikan_islam_non_formal diakses pada tanggal
25 Maret 2021 pada pukul 09.01

5
juga termasuk menjaga anak dan harta agar tidak menjadi fitnah yaitu dengan cara mendidik
anak mutlak dilakukan oleh orang tuanya untuk menciptakan pribadi anak yang maksimal.6
Sebagaimana firman Allah dalam surah At-Tahrim ayat 6 :

        


         
   
Artinya : “wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar dan keras yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang dia
perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Ayah merupakan sumber kekuasaan yang memberikan pendidikan anaknya tentang
manajemen dan kepemimpinan, sebagai penghubung antara keluarga dan masyarakat dengan
memberikan pendidikan anaknya komunikasi terhadap sesamanya, memberi perasaan aman
dan perlindungan, sehingga ayah memberikan pendidikan sikap yang bertanggung jawab dan
waspada. Sedangkan ibu sebagai sumber kasih sayang yang memberikan pendidikan sifat
ramah tamah, mengasuh anak, pengasuh dan pemelihara keluarga yang memberikan
pendidikan berupa kesetiaan dan tanggung jawab, sebagai tempat pencurahan isi hati yang
memberikan pendidikan berupa sikap keterus terangan, terbuka, dan tidak suka menyimpan
derita atau rahasia pribadi.7
Adapun dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak didik dari orang tuanya
adalah :
a. Dasar pendidikan budi pekerti : memberi norma pandangan hidup tertentu walaupun
masih dalam bentuk yang sederhana kepada anak.
b. Dasar pendidikan sosial : melatih anak dalam tata cara bergaul yang bak terhadap
lingkungan sekitar
c. Dasar pendidikan intelek : anak diajarkan kaidah pokok dalam percakapan, bertutur
bahasa yang baik
d. Dasar pembentukan kebiasaan : pembinaan kepribadian yang baik dan wajar, yaitu
membiasakan anak untuk hidup teratur, bersih, tertib dan disiplin

6
Hasan basri dan beni ahmad saebani, Ilmu pendidikan Islam (Bandung, Pustaka Setia, 2010) H.113
7
Ibid., H.239

6
e. Dasar pendidikan agama : melatih dan membiasakan ibadah kepada Allah
sembarimeningkatkan aspek keimanan dan ketakwaan anaknya kepada Allah.8

Metode pendidikan dalam keluarga, orang tua biasanya menyampaikan pendidikan


menggunakan beberapa metode :
a. Metode Directive learning, metode ini memberikan peluang kepada orang tua untuk
mengajarkan berbagai pengetahuan dan keterampilan kepada anak, baik melalui
pemberian informasi, ceramah, penjelasan, dsb. Orang tua dapat memberikan
informasi kepada anaknya dari buku, surat kabar, majalah, internet, dll.
b. Metode pemberian contoh, dengan pemberian contoh akan terjadi proses imitasi atau
peniruan sifat dan tingkah laku orang dewasa. Proses imitasi ini dapat terjadi secara
sadar dan tidak sadar.
c. Metode pemberian hadiah dan hukuman, tingkah laku anak yang baik sesuai dengan
harapan orang tua biasanya mendapat ganjaran berupa material seperti uang, makanan,
mainan, buku, dll. Dan non material seperti pujian, ciuman, perlakuan khusus, dll. Hal
ini dimaksudkan agar anak termotivasi untuk meningkatkan apa yang telah dicapai dan
diraih. 9

2. Masyarakat
Masyarakat turut serta dalam memikul tanggung jawab pendidikan. Masyarakat dapat
diartikan sebgai kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara,
kebudayaan, dan agama setiap masyarakat. Masyarakat memiliki pengaruh besar terhadap
pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada di dalamnya.
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang kedua setelah keluarga dan sekolah.
Pendidikan ini telah dimulai sejak anak-anak, berlangsung beberapa jam dalam satu hari
selepas dari pendidikan keluarga dan sekolah. Corak pendidikan yang diterima peserta didik
dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang, baik pembentukan
kebiasaan, pengetahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Dengan begitu mesti disertakan metode untuk menanamkan pendidikan Islam di
masyarakat yakni:

8
Ibid., H.228
9
. Padil dan Triyo Suprayitno, Sosiologi Pendidikan (Malang : UIN-Maliki Press, 2010) H.128

7
a. Metode ceramah, terdiri dari ceramah umum, yakni pengajar /ustadz/kiai bertindak
aktif memberikan pengajaran sementara jama’ahnya pasif, dan ceramah-ceramah
khusus, yaitu pengajar dan jama’ah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b. Metode halaqah, yaitu pengajar membacakan kitab tertentu, sementara jama’ah
mendengarkan
c. Metode campuran, yakni melaksanakan berbagai metode sesuai kebutuhan.
Materi yang dipelajari dalam majelis taklim mencakup : pembacaan al-qur’an serta
tajwidnya, tafsir bersama ulum al-qur’an, hadis dan mustalah-nya, fikih dan usul fikih,
tauhid, akhlaq, ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jama’ah misalnya
masalah penanggulangan kenakalan pada anak, masalah undang-undang perkawinan, dan
lain-lain.

Jadi Pendidikan Non Formal ini adalah pendidikan yang diberikan diluar sekolah pada
umumnya, seperti, seperti les agama, mendengarkan kajian di mesjid, belajar mengaji dengan
guru mengaji, les bahasa arab, dll, serta pendidikan non formal ini ada kaitannya denagn
masyarakat, jadi harus diperhatikan dengan benar cara bergaul kita dengan siapa kita bergaul,
Kalau kita bergaul dengan teman yang shaleh in syaah Allah kita juga akan menjadi manusia
yang shaleh juga, begitupun sebaliknya oleh karena itu pilihlah teman yang baik yang mampu
mengajakmu menuju Surga Allah SWT.

d) Konsep Pendidikan Islam Formal


Pendidikan Formal yaitu Pendidikan yang diberikan denagn adanya jenjang yang diakui
oleh pemerintah.
1. Madrasah sebagai lembaga pendidikan

Madrasah merupakan isim makna dari darosa yang berarti tempat untuk belajar.
Istilah madrasah kini telah menyatu dengan istilah sekolah atau perguruan (terutama
perguruan Islam). Akan tetapi, menurut Karel A. Steenbrink istilah madrasah dan sekolah
dibedakan, karena keduanya mempunyai ciri yang berbeda.10

Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam muncul dari penduduk Nisapur, tetapi
tersiarnya menteri saljuqi yang bernama Nizam al-Mulk yang mendirikan madrasah
Nizamiyah (tahun 1065 M). selanjutnya, Gibb dan Kramers menuturkan bahwa pendiri
madrasah tersebar setelah Nizam al-Mulk adalah Shalah al-Din al-Ayyubi.
10
. Hasan basri dan beni ahmad saebani, Ibid, h. 36

8
Kehadiran madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam setidak-tidaknya mempunyai
empat latar belakang, yaitu :

a) sebagai manifestasi dan realisasi pembaruan system pendidikan Islam


b) usaha penyempurnaan terhadap system pesantren kearah suatu sistem pendidikan
yang lebih memungkinkan lulusannya untuk memperoleh kesempatan yang sama
dengan sekolah umum, misalnya masalah kesamaan kesempatan kerja dan perolehan
ijazah
c) adanya sikap mental pada sementara golongan umat Islam, khususnya santrinya yang
terpukau pada Barat sebagai system pendidikan mereka
d) sebagai upaya untuk menjembatani antara system pendidikan tradisional yang
dilakukan oleh pesantren dan system pendidikan modern dari hasil akulturasi.

Tugas-tugas yang diemban oleh madrasah (sekolah) setidaknya mencerminkan sebagai


lembaga pendidikan Islam yang lain. Menurut Al-Nahlawi tugas lembaga madrasah sebagai
lembaga pendidikan Islam:

Merealisasikan pendidikan Islam yang didasarkan atas prinsip pikir, akidah dan tasyri
yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Bentuk realisasi itu ialah agar peserta
didik beribadah, mentauhidkan Allah SWT, tunduk dan patuh atas perintah-Nya serta syariat-
Nya.

Memelihara fitrah anak didik sebagai insan yang mulia, agar ia tak menyimpang tujuan
Allah menciptakannya. Kecendrungannya sekarang madrasah telah membuat penyimpangan-
penyimpangn dalam pormat yang berbeda yang bahayanya tak kurang dari bentuk lamanya,
misalnya membuat senjata untuk beperang yang tidak manusiawi. Oleh karena itu dasar
oprasional analisaisi pendidikan harus di jiwai oleh fitrah manusia sehingga menghindari
adanya penyimpangan.

Memberikan kepada anak didik dengan seperangkat peradaban dan kebudayaan islami
dengan cara mengintegrasikan antara ilmu-ilmu alam, ilmu social, ilmu eksata yang
dilandaskan atas ilmu-ilmu agama, sehingga anak didik mampu melibatkan dirinya kepada
perkembangan iptek.

Membersihkan pikiran dan jiwa dari pengaruh subjektifitas (emosi), karena pengaruh
jaman dewasa ini lebih mengarah pada penyimpangan fitarah manusiawi. Dalam hal ini,

9
lembaga pendidikan madarsah berpengaruh sebagai benteng yang menjaga kebersihan dan
keselamatan firah manusia tersebut.

Memberikan wawasan nilai dan moral, serta peradaban manusia yang membawa khajanah
pemikiran anak didik menjadi berkenbang. Pemberian itu dapat dilakukan dengan cara
menyajikan sejarah peradaban umat terdahulu, baik mengenai pikiran, kebudayaan, maupun
prilakunya. Nilai-nilai tersebut dapat dipertahankan atau dimifikasi karena bertentangan
dengan akidah islam atau tidak sesuai lagi dengan tuntunan jaman.

Menciptakan suasana kesatuan dan kesamaan antar anak didik. Tugas ini berdampak
langsung dari eksistensi daan iteraksi para peserta didik dalam naungan satu system madrasah
yang infutnya berasal dari berbagai lingkungan hidup. Didalam madrasah ini, peserta didik
ditempa dan dipadukan dalam satu kondisi dan iklim yang sama yang mampu menyatukan
Qalb dan jiwa mereka. Iklim madrasah hayati itu mempersatukan keanekaragaman corak
individu dan berbagai lapisan dan lingkungan masyarakat, menghapus atau mengurangi
berbagai diskriminasi dan stratifikai diantara mereka walaupun tempat tinggal, pandangan,
tradisi mereka berbeda-beda.

Tugas mengkoordinasi dan membenahi kegiatan pendidikan. Lembaga-lembaga


pendidikan keluarga, masjid dan pesantren pempunyai saham tersendiri dalam merealisasikan
tujuan pendidikan, tetapi pemberian saham itu belum cukup. Oleh karena itu madrasah hadir
untuk melengkapi dan membenahi kegiatan pendidikan yang berlangsung.

Menyempurnakan tugas-tiugas lembaga pendidikan keluaraga, masjid dan pesantren.

2. Sistem Madrasah
1) Madrasah Diniyah

Artinya adalah sekolah agama sesuai dengan namanya sekolah ini di ajarkan
pelajaran-pelajaran agama, madrasah ini memiliki tiga tingkatan yaitu:

d. madrasah diniyah awaliyah, yaitu lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan


dan pengajaran agama islam tingkat permulaan, masa belajar empat tahun.
e. Madrasah diniyah wastha ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan
pengajaran agama islam tingkat lanjutan pertama, lama belajarnya dua tahun.

10
f. Madrasah diniyah ulya ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan
pengajaran agama islam tingkat lanjut atas, masa belajarnya dua tahun.11

Menurut Pemakalah pendidikan Formal adalah pendidikan yang diberikan kepada anak
dan diakui oleh pemerintah, yang harus mengikuti peraturan dan aturan yang telah ditetapkan
oleh sekolah dan pendidikan formal ini senantiasa memiliki jenjang sesuai dengan usia anak
yang ingin diberi pendidikan.

a. Pendidikan Islam dapat diterapkan di jenjang TK ( Taman Kanak-kanak ).

Biasanya pendidikan agama diberikan kepada anak TK adalah tentang akhlak dahulu
yang utama, baru dikenalkan siapa Allah, dia yang menciptakan langit dan bumi, yang lebih
tepatnya mengenalkan ketauhidan Allah swt. Pada usia ini pendidikan islam pada anak TK
ini, lebih dicontohkan oleh orang tua, jd intinya harus ada model dari orang tua, baru anak
bisa mengikut, anak akan mengikuti apa-apa yang dialkukan oleh orang tuanya, jadi annak
TK sifatnya meniru.

b. Pendidikan Islam pada anak Sekolah Dasar.

Pendidikan diberikan kepada anak sekolah dasar diarahkan untuk lebih menjalankan
peintah Allah tetapi belum terlalu dipaksakan, pada anak yang sudah usia 7 tahun maka
diperintahkan untuk melaksanakan shalat, dan disini orang tua juga berperan untuk
membawa anak ke tempat-tempat pengajian, dan kemesjid-mesjid agar anak betah diusia dia
yang nanti sudah dewasa untuk belajar agama dan beramal shaleh.

c. Pendidikan Islam pada anak Sekolah Menengah Pertama.

Pada anak yang sudah pada jenjang menengah pertama,mereka diberikan pengetahuan
berbagai ilmu penegtahuan ilmu agama karena mereka sudah diharuskan untuk melaksanakan
ibadah-ibadah yang sudah diperintahkan oleh Allah swt, dan dibagian ini orang tua juga
masih dibutuhkan perannya untuk mengarahkan anak untuk selalu berada dijalan yang lebih

11
. Ibid, hal 37

11
baik, dan senantiasa melaksanakan amal shaleh, karena dimasa ini diusia anak ini mereka
masih labil, dan lebih mengikuti pengaruh lingkungan daripada perintah Allah swt.

d. Pendidikan Islam pada Siswa/ siswi Menengah Atas

Pada usia anak yang sudah mencapai usia menengah atas ini meraka sudah sangat
dianjurkan untuk melaksanakan semua perintah Allah, sudah dikenai dosa jika ditinggalkan,
dan diusia ini mereka lebih sudah bisa mengkoreksi ibadahnya dan memperbaiki ibadahnya.
Berdasarkan pengetahuannya yang iya dapat baik dari sekolah maupun dari ilmu yang iya
dapatkan dari luar sekolah.

C. Tujuan Pendidikan Islam

Membentuk umat yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits sehuingga tertanam


didalam diri nilai-nilai dalam Islam.

1. Hilmun = Kemampuan menolak argumentasi yang tidak cocok dengan santun.


2. Wara’ = Rendah Hati, hati-hati dan tidak rakus akan gemerlpanya dunia
3. Husnul Huluk = Akhlakul kharimah adalah akhlak ynag baik.

D. Fungsi Pendidikan Islam

Adalah untuk merubah kebiasaan buruk juntuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan
senantiasa beriman dan bertakwa kepada Allah swt. Untuk mengembangkan wawasan subjek
didik mengenai dirinya dan alam sekitarnya dengan semangkin luasnya wawasan akan
menimbulkan kreastifitas.

BAB III

KESIMPULAN

Pendidikan Islam adalah proses bimbingan baik jasmani dan rohani berdasarkan ajaran-
ajaran agama Islam untuk menjadikan generasi bangsa yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan, serta mampu mewujudkan keberadaannya sebagai khalifah Allah dimuka bumi, yang

12
berdasarkan kepada ajaran Al-qur’an dan Sunnah, maka tujuan dalam konteks ini
terciptanya insan kha.

Konsep Menurut Tokoh Muhammad Ali Ramdhani

Integritas = Pengajaran pendiidkan secara ilmu pengetahuan

Kemanusiaan = Kejujuran rasa kerjasama di Madrasah

Spritualitas = Nilai Ibadah, senatiasa melaksanakan perintah Allah swt

Adaptasi = Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan

Kebangsaan = Rasa Cinta Tanah Air harus disampaikan.

Tujuan Pendidikan Islam

Membentuk umat yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits sehuingga tertanam


didalam diri nilai-nilai dalam Islam.

Hilmun = Kemampuan menolak argumentasi yang tidak cocok dengan santun.

Wara’ = Rendah Hati, hati-hati dan tidak rakus akan gemerlpanya dunia

Husnul Huluk = Akhlakul kharimah adalah akhlak ynag baik.

Fungsi Pendidikan Islam Adalah untuk merubah kebiasaan buruk juntuk menjadi pribadi
yang lebih baik, dan senantiasa beriman dan bertakwa kepada Allah swt. Untuk
mengembangkan wawasan subjek didik mengenai dirinya dan alam sekitarnya dengan
semangkin luasnya wawasan akan menimbulkan kreastifitas.

Daftar Pustaka

Jamali Sahrodi. 2005, Membedah Nalar Pendidikan Islam, Pengantar Ke Arah Ilmu
Pendidikan Islam Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group.

Bachtiar Surin, Az-Zikra. 2002, Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an, Bandung : Angkasa.

13
Abdurrahman An-Nahlawi, 1989, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam
Keluarga di Sekolah dan di Masyarakat, Semarang, Diponegoro
Abdurrahman An-Nahlawi, 1995, Pendidikan Islam di rumah dan masyarakat,
(Jakarta: Gema Insani Press

https://www.academia.edu/19499365/lembaga_pendidikan_islam_non_formal diakses
pada tanggal 25 Maret 2021 pada pukul 09.01

Hasan basri dan beni ahmad saebani,2010, Ilmu pendidikan Islam Bandung, Pustaka Setia

Padil dan Triyo Suprayitno, 2010, Sosiologi Pendidikan (Malang : UIN-Maliki Press.

14

Anda mungkin juga menyukai