Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana utama yang dibutuhkan untuk pengembangan kehidupan manusia tidak
lain adalah pendidikan, dalam dimensi yang setara dengan tingkat daya cipta, daya rasa
dan daya karsa masyarakat beserta anggota-anggotanya. Oleh karena itu antara manusia
dengan tuntutan hidupnya saling  berpacu berkat dorongan ketiga daya tersebut. Maka
pendidikan menjadi semakin penting. Bahkan boleh dikata , pendidikan merupakan kunci
dari segala bentuk kemajuan hidup umat manusia sepanjang sejarah. Khusus pada
masyarakat Islam yang berkembang sejak zaman Nabi Muhammad melaksanakan misi
sucinya yakni menyebarkan agamanya,  pendidikan juga kunci kemajuan. Sumber-
sumber pokok ajaran Islam yang  berupa Al Quran dan As Sunnah banyak mendorong
pemeluknya untuk menciptakan pola kemajuan hidup yang dapat menyejahterakan
pribadi dalam masyarakat, sehingga dengan kesejahteraan yang berhasil diciptakannya,
manusia secara individual dan sosial, mampu meningkatkan derajat dan martabatnya,
baik bagi kehidupannya di dunia maupun di akhirat nanti.
Derajat dan martabatnya sebagai kholifah di muka bumi dapat diraih berkat usaha
pendidikan yang bercorak Islam itu. Dalam makalah ini Pemakalah akan menjelaskan
tentang Tujuan dan Dasar Kompentensi Pendidikan Islam di Indonesia yang spesifiknya
penjelasan ini akan mengarah pada Dasar Ideal Pendidikan Islam atau bisa disebut Dasar
Pokok Pendidikan Islam. Semoga makalah ini  bermanfaat bagi kita semua amin.
 
B. Pokok Pembahasan
Pokok pembahasan dalam makalah yang berjudul Tujuan dan Dasar Kompetensi
Pendidikan Islam ini adalah tentang:
1. Tujuan pendidikan Islam
2. Pengertian Kompetensi
3. Dasar pendidikan Islam
4. Hakikat Pendidikan Islam
5. Pendidika Masa Kini

1
C TUJUAN
Untuk melaksanakan tugas perkuliahan ilmu pendidikan islam adapun tujuannya
yang lain adalah agar mahasiswa secara bersama-sama mampu memahami tentang tujuan
dan dasar kompetensi pendidikan islam, secara baik dan benar dan bermanfaat baginya
untuk yang kedepannya menempuh permasalahan pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan dan Dasar Kompetensi Pendidikan Islam

1. Tujuan Pendidikan Islam


Tujuan pendidikan Islam tidaklah selalu paten di sepanjang priode perkembangan Islam.
Pada pertama abad hijriyah tujuan pendidikan islam berbeda dengan tujuan pendidikan pada
abad ke-4 H. Oleh karena itu kita lihat bahwa tujua dan sasaran pendidkan Islam itu
mengalami perkembangan pada abad-abad berikutnya. Pada hakikatnya tujuan pendidikan
Islam itu selamanya bersumber dari aliran rasionalisme dan keagamaan, yang dikuti para
pendidik muslim. Akibatnya pendirian atau pandangan mereka serta tujuaan-tujuan
pendidikan yang mereka ikuti dalam pengajaran dan pendidikan saling berbeda menurut
aliran paham mereke.

Misalnya paham Al-Qabisi, berpendapat bahwa tujuan pendidikan atau pengajaran adalah
mengetahui ajaran agama baik secara ilmiah maupun secara amaliah. Mengapa ia
berpendapat demikian? Oleh karena Dia termasuk ulama fiqih dan tokoh dari ulama ahli
sunnah wal jama’ah.
Sedangkan Ibnu Maskawih berpendapat bahwa tujun pendidikan ialah tercapainya
kebajikan, kebenaran dan keindahan.
Ikhwan As-Safa berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan paham
filsafat dan akidah politik yang mereka anut.
Al-Gazali berpendapat bahwa tujuan pendidikan itu adalah melatih para pelajar untuk
mencapai makrifat kepada Allah melalui jalan tasawwuf yaitu dengan mujahadah dan
riyadhah1.

1
Ali Al-Jumbulati, dan Abdul Futuh At-Tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2002.
H. 36.

3
2. Pengertian Kompetensi

Secara etimologi, istilah kompetensi berasal dari bahasa inggris yaitu


Competence. Dalam kamus Inggris-Indonesia, kata competence diartikan dengan
kecakapan, kemampuan dan wewenang. Sedangkan dalam kamus besar bahasa
Indonesia , kata kompetensi diartikan sebagai wewenang atau kekuasaan untuk
menentukan dan memutuskan sesuat. Dengan demikian, secara etimologi kompetensi
berakti kemampuan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang sehingga ia mempunyai
wewenang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.2

3. Dasar Pendidikan Islam

Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah memberikan
arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligun sebagai landasan untuk berdirinya
sesuatu. Setiap negara mempunyai dasar pendidikanny sendiri. Ia merupakan
pencerminan falsafah hidup suatu bangsa. Berdasarkan kepada dasar itulah pendidikan
suatu bangsa disusun. Dan oleh karena itu maka sistem pendidikan setiap bangsa itu
bebeda karena mereka mempunyai falsafah hidup yang berbeda.3

Dasar-dasar pendidikan Islam secara prinsipiil diletakkan pada ajaran Islam dan
seluruh perangkat kebudayaannya. Dasar-dasar dan pembentukan dan pengembangan
pendidikan Islam yang pertama dan utama adalah Al Quran dan As Sunnah. Al Quran
misalnya, memberikan prinsip sangat  penting bagi pendidikan, yaitu penghormatan
kepada akal manusia,  bimbingan ilmiah, tidak menentang fitrah manusia, serta
memlihara kebutuhan sosial.4

Sumber pengetahuan merupakan prinsip pentingyang perlu dipegangi setiap


pencari ilmu. Karakteristik berikutnya adalah pengakuan terhadap potensi dan
kemampuan seseorang untuk berkembang. Setiap pencari ilmu dipandang sebagai
makhluk Tuhan yang perlu dihormati dan disantuni agar potensi- potensi yang
dimilikinya dapat teraktualisasi sebaik-baiknya. Pengamalan ilmu pengetahuan atas dasar

2
Sasmi Nelwati, Dasa-Dasar Kependidikan, (Padang: IAIN-IB Press, 2007). H. 86-87
3
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam , (Jakarta: Kalam Mulia, 2011). H. 121.
4
Hasan langgulung. Asas-asas pendidikan islam. (Jakarta: pustaka Al husna, 1980). H. 196.

4
tanggung jawab kepada Tuhan dan masyarakat manusia merupakan karakteristik
pendidikan Islam  berikutnya. Disini pendidikan bukan hanya untuk diketahui dan
dikembangkan, melainkan sekaligus dipraktikan dalam kehidupan nyata. Dengan
demikian, terdapat konsistensi antara apa-apa yang diketahui dengan  pengamalannya
dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam Islam, mengetahui suatu ilmu pengetahuan sama
pentingnya dengan pengamalannya secara konkret sehingga dapat terwujud kemaslahatan
bagi umat.
Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya suatu agar sesuatu tersebut
tegak kokoh berdiri. Dasar suatu bangunan yaitu fondamen yang menjadi landasan
bangunan tersebut agar bangunan itu tegak dan kokoh berdiri. Demikian pula dasr
pendidikaan islam yaitu fondamen yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan
islam dapat tegak berdiri tidak mudah roboh karena tiupan anginn kencang berupa
idiologi yang muncul baik sekarang maupun yang akan datang.dengan adanya daasar ini
maka pendidikan islam akan tegak berddiri dan tidak mudaah di ombang- ambingkan
oleh pengaruh luar yang mau merobohkan ataupun mempengaruhinya.

Dasar pendidikan Islam secara garis besar ada 3 yaitu: al-Qur’an, As-Sunnah dan
Perunndang-undangan yang berlaku di negara kita.

a. Al-Qur’an

Ali Ash-Shobuni menyatakan bahwa al-Quran adalah firman Allah SWT yang mukjizat,
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang ditulis dalam
Mushaf diriwayatkan secara mutawatir mmjadi ibadah bila membacanya. Diawali dari
surat Al-fatiah dan diakhiri dengan surat Annas.

Ayat al-Qur’an yang pertamakali turun adalah masalah keimanan disamping itu
juga terkai masalah pendidikan.

Firman Allah SWT (QS. Al-Alaq: 1-5)

5
Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan tuhanmulah yang paling
permurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.5

Dari ayat tersebut dapat kita ambil kesipula bahwa seolah-olah Tuhan berkata
hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan pencipta manusia (dari segumpal
darah), selanjut nya untuk memperkokoh keyakinanya dan memeliharanya agar tidak
luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran.

Bahkan tidak hanya itu Tuhan juga memberikan bahan (materi/pendidikan agar
manusia hidup sempurna di dunia ini).

Allah berfirman (QS. Al-Baqarah: 31)

Artinya: “dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya


kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:sebutkanlah
kepadaku nama-nama benda itu, jika kamu memang benar-benar orang yang benar”.

5
Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam 1, (Bandung: Pustaka Setia, 1997). H. 24-25.

6
b. As-Sunnah
Rasulullah Saw. Mengatakan bahwa beliau adalah juru didik. Dalam kaitan ini M
Athiyah Al-Abrasyi mengatakan: pada suatu hari Rasulullah keluar dari rumah nya
dan beliau menyaksikan adanya dua pertemuan. Dalam pertemuan pertama, orang-
orang kepada Allah A’zza Wajala, mendekatkan diri kepadanya. Dalam pertemuan
kedua orang sedang memberikan pelajaran. lansung Beliau bersabda.

Yang artinya:”Mereka ini (pertemuaan pertama), mitak kepada Allah. Bila tuhan
menghendaki maka ia akan memenuhi permintaan tersebut. Dan ia tidak
menghendaki maka tdak akan dikabulkannya. Tetapi golongan kedua ini, mengajar
Manusia, sedang kan Saya diutus untuk juru didik”.

Dari penjelesan di atas dapat disimpulkan Raulullah menjujung tinggi kepada


pedidikan dan memotivasi berbikir kepada pendidikan kepeda pendidikan dan
pengajaran.
Sikap Rasul seperti tersebut diatas merupakan fakta bahwa Islam sangat
mementingkan adanya pendidikan dan pengajaran.

Raulullah SAW bersabda:

Artinya: “Barang siapa yang menyembunyikan ilmunya maka Tuhan akan


mengekangnya dengan bara berapi neraka”.

Dari hadis ini dapat diambil kesimpulan bahwa Rasulullah SAW mewajibkan
kepada umat nya untuk mnyelenggaakan pendidikan dan pengajaran.

c. Perundang-undangan yang berlaku di Indoneia


1) UUD 1944
Ayat 1 berbunyi: “Negara berdasarkan atas ketuhanan yang Maha Esa”6

6
Opcit, Nur Uhbiyati, dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam. H. 26-28.

7
Ayat 2 bubunyi: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya itu”

Pasal 29 UUD 1945 ini memberikan jaminan kepada warga negara indonesia
untuk memeluk agama dan beribadat sesuai dengan agama yang dipeluknya
bahkan mengdakan kegiatan yang dapat menunjang bagi pelaksanaan. Dengan
demikian pendidikan islam yang searah dengan bentuk ibadt yang diyakininya
diizinkan dan dijamin oleh nnegara.

2) GBHN
Dalam GBHN Tahun 1993 Bidang Agama dan Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa No. 2 disebutkan :
“Kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
makin dikembangkan sehingga terbina kualitas keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, kualitas kerukunan antar dan antara umat beragama dan
penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan amal untuka
bersama-samamembangun masyarakat”
Memperhatikan GBHN Tahun 1993 tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa kehidupan keagamaan termasuk (di dalamnya agama islam), supaya
semakin dekembangkan dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan untuk
memperkembangkan keagamaan itu sangan diperlukan pelaksanaan pendidikan
termasuk didalamnya pendidikan islam.7

3) UU No. 2 Tahun 1989 tenteng Sistem Pendidikan Nasional


a) Pasal 11 ayat 1 disebutkan:
“jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas
pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan

7
Opcik, Nur Uhbiyati, dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, H. 28-29.

8
kedinasan, pendidikan keagaam, pendidikan akdemik dan pendidikan
propesional.”
b) Pasal 11 ayat 6 disebutkan :
Pendidikan keagaman merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan
pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.”

Sedangkan dari undang-undang No. 2 tahun 1989 ini dapat disimpulkan


bahwa pendidikan keagamaan bermaksud mempersiapkan peseerta didik
untuk dapat menjalankan peranannya sebagai pemeluk agama yang benar-
benar memadai. Diantarasyarat dan prasyarat agar peserta agar peserta didik
dapat menjalankan peranannya dengan baik diperlukan pengetahuan Ilmu
Pendidikan Islam. Mengingat ilmu ini tidak hanya menekankan kepada segi
teoritis saja. Tetapi juga praktis. Ilmu Pendidikan Islam termasuk ilmu praktis
maka pesertta didik di harapkan dapat menguasai ilmu tersebut secara penuh
(teoritis dan praktis ), sehingga ia benar-benar mampu memainkan perannya
dengn tepat dalam hidup dan kehidupan.
4) UU No. 20 Tahun2003
Pengembangan ilmu pendidikan berkaitan UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 2 yang menyebutkan
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dasar pendidikan Nasional adalah
Pancasila yang terdiri atas 5 Sila, yaitu:
a) Ketuhanan Yang Maha Esa.
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c) Persatuan Indonesia.
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam  
permusyawaratan perwakilan.
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 8

8
Htt//WWWs.Dasar-dasar Islam.ac.id.

9
Sila pertama adalah sila yang menegaskan nilai-nilai dan prinsip
ketuhanan dalam pendidikan. Dengan demikian, pendidikan Islam wajib
mengembangkan nilai-nilai ketauhidan yang meyakinkan kepada segenap umat
Islam untuk mengembangkan pendidikan yang bernilai Ilahiyah dan rubbubiyah.
Prinsip pendidikan Ilahiyah adalah tolok ukur kebenaran  pendidikan yang
mengajarkan kekuatan iman dan keyakinan kepada Allah Yang Maha Esa sebagai
sumber ilmu pendidikan.
Adapun prinsip rubbubiyah adalah tolok ukur pendidikan yang meyakini
bahwa Allah dengan segala ciptaannya menggambarkan sifat-sifat kependidikan
yang sangat sempurna, sebagaimana Allah menyataan bahwa Dia adalah
Rabbul’alamin, artinya Pendidik semua alam.

5) Pendidikan nasional UUD Tahun 1945,


Adalah sebagaimana tertuang dalam pasal 3 bahwa pendidikan nasioanl
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan  berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

Pengembangan pendidikan Islam dalam wilayah kependidikan tidak


dibedakan dengan pengembangan pendidikan umum. Sebagaimana  pendidikan
tersebut dikembangkan mulai dari tingkat dasar sampai dengan  pendidikan tinggi.
Oleh karena itu, wilayah pengembangan pendidikan Islam menjadi tanggung jawab
bersama. Dengan pandangan tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan Islam
dikembangkan demi peningkatan nilai-nilai keimanan dan moralitas bangsa yang
didukung sepenuhnya oleh pendidikan yang tinggi dan ilmu  pengetahuan yang
memberikan manfaat kepada masa depan kehidupan  bangsa dan negara.

10
Dengan demikian, pendidikan berprinsip pada pendidikan seumur hidup yang
didasarkan pada kedudukan hukumnya yang wajib.9

kata ini juga dilekatkan kepada Islam telah didefinisikan secara berbeda-beda
oleh berbagai kalangan, yang banyak dipengaruhi  pandangan dunia
(weltanschauung ) masing-masing. Namun pada dasarnya, semua pandangan yang
berbeda itu bertemu dalam semacam kesimpulan awal, pendidikan merupakan suatu
proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan
hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada sekedar
pengajaran, yang terakhir ini dapat dikatakan sebagai proses transfer ilmu belaka,
bukan transformasi nilai dan  pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang
dicakupnya. Dengan demikian, pengajaran lebih berorientasi pada pembentukan
tukang-tukang atau para spesialis yang terkurung dalam ruang spesialisasinya yang
sempit, karena itu, perhatian dan minatnya lebih bersifat teknis.10

Yusuf Al-Qardhawi memberikan pengertian, Pendidikan Islam adalah pendidikan


manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
keterampilannya. Karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik
dalam keadaan damai maupun  perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi
masyarakat dengan segalanya.

Secara teoritis pendidikan Islam sebagai ilmu atau disiplin ilmu adalah merupakan
konsepsi pendidikan yang mengandung berbagai teori yang mengandung berbagai teori
yang dikembangkan dari hipotesa-hipotesa atau wawasan yang bersumber dari kitab suci
Al Quran atau As Sunnah, baik dilihat dari segi sistem, proses dan produk (hasil) yang
diharapkan maupun dari segi missionair-nya (tugas pokoknya) untuk membudayakan
umat manusia agar bahagia dan hidup sejahtera dalam hidupnya.11

9
http://WWW. Dasar-dasar Pendidikan islam.ac.id.
10
Azyumardi Azra, pendidikan islam, tradisi dan modernisasi di tengah tantangan millenium III. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. 2012. H. 42.
11
M Arifin, ilmu pendidikan islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1994. H. 7.

11
4. Hakikat Pendidikan Islam

Hakikat pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang  bertaqwa
secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta  perkembangan fitrah
(kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam kearah titik maksimal pertumbuhan
dan perkembangannya.

Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian memberi makan (opvoeding) kepada


jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan dasar manusia. Bila ingin diarahkan kepada
pertumbuhan sesuai dengan ajaran Islam, maka harus berproses melalui sistem pendidikan Islam,
baikl melalui kelembagaan maupun melalui sistem kurikuler.
Esensi daripada potensi dinamis dalam setiap diri manusia ini terletak  pada
keimanan/keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlak (moralitas) dan  pengamalannya.dan
keempat potensi esensial ini menjadi tujuan fungsional  pendidikan Islam. 12

Oleh karenanya, maka dalam strategi pendidikan Islam, keempat  potensi dinamis
yang esensial tersebut menjadi titik pusat dari lingkaran  proses kependidikan Islam
sampai kepada tercapainya tujuan akhir  pendidikan, yaitu manusia dewasa yang
mukmin/muslim, muhsin dan muchlisin muttaqin.13
 
5. Pendidikan masa kini 

Dahulu kala, fungsi utama pendidikan adalah pemindahan nilai-nilai dari generasi
tua ke generasi muda agar identitas suatu masyarakat terpelihara adanya. Nilai-nilai
seperti keberanian, kejujuran, kesetiakawanan, dan lain-lainperlu tetap dipelihara demi
keutuhan dan kelanjutan hidup masyarakat. Sebab masyarakat yang tidak punya nilai-
nilai akan hancur sendiri. Kalau inilah salah satu fungsi pendidikan zaman dahulu, yaitu
pemindahan nilai-nilai, tidakkah pendidikan zaman sekarang berfungsi demikian juga.
Masyarakat modern pun memerlukan kejujuran demi kelajutan hidupnya.
12
. Fadlin Al Djamaly nahwa tarbijjatin mukminatin. H. 85
13
. Arifin,. Ilmu pendidikan islam.H. 7.

12
Fungsi kedua pendidikan adalah pemindahan ilmu dan ketrampilan-ketrampilan
dari generasi ke generasi. Ilmu adalah prinsip-prinsip yang digunakan untuk memahami
manusia sendiri. Ada beberapa jalan yang dilalui ilmu itu. Pertama melalui indera. Kedua
adalah akal. Seterusnya adalah intuisi, kemudian ilham, yang tertinggi adalah wahyu
yang terdapat pada nabi-nabi dan rosul-rosu.

Yang penting adalah adanya prinsip-prinsip itu. Prinsip-prinsip inilah yang


dipindahkan dari generasi ke generasi, tidak perlu produk ilmunya.
Berkaitan dengan ilmu adalah “keterampilan”. Keterampilan adalah kemampuan
membuat sesuatu walaupun tidak memahami prinsip sesuatu  berlaku demikian.
Pendeknya masyarakat zaman dulu melatih generasi mudanya memegang peranan-
peranan yang akan ditinggalkan oleh generasi tua setelah mereka tua atau meninggal
dengan berlatih sambil mengerjakan. Sedang zaman modern melatih generasi mudanya
untuk mengambil alih peranan- peranan itu didalam lembaga-lembaga pendidikan.
Peranan-peranan seperti  petani, nelayan, juru bina, tukang kayu, tukang besi, tukang
emas, guru-guru,  polisi, dan lain-lain adalah kekal dari abad ke abad.
Hanya metode dan teknik melsatihnya yang berbeda dari zaman ke zaman.
Kembali ke permasalahan awal, adakah perbedaan antara pendidikan zaman dulu dan
pendidikan masa kini? Jawabnya: prinsipnya tidak berbeda, yang berbeda adalah
tekniknya. Sengaja kita hanya sebutkan beberapa aspek  pendidikan, yaitu fungsi-fungsi
sosialnya, sebab itulah yang relevan dengan  prose belajar dan penghayatan.
 

BAB III
PENUTUP

13
A. Kesimpulan
Setiap kegiatan atau aktivitas yang disengaja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan
harus mempunyai dasar atau landasan tempat berpijak yang kokoh dan kuat. Dasar adalah
pangkal atau titik tolak suatu aktivitas. Di dalam menetapkan dasar suatu aktivitas manusia selalu
berpedoman kepada  pandangan hidup dan hukum-hukum dasar yang dianutnya, karena hal ini
yang akan menjadi pegangan dasar di dalam kehidupannya. Apabila  pandangan hidup dan
hukum dasar yang dianut manusia berbeda, maka  berbeda pulalah dasar dan tujuan hidupnya.
Usul fyqh tentu saja didasarkan kepada Hukum islam dan tidak didasarkan kepada falsafah hidup
suatu negara, sistem  Hukum islam tersebut dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu. Dasar ideal atau Hukum Islam itu ada dua, pertama Al-Quran
dan kedua Sunnah Nabi Muhammad saw.

DAFTAR PUSTAKA

14
Ahmadi Abu, dan Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam 1, (Bandung: Pustaka Setia, 1997).

Al- Jumbulati Ali, dan At-tuwaanisi Abdul Futuh, perbandingan pendidikan Islam, ( Jakarta:
Rineka Cipta, 2002).

Arifin M, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994)

Azra Azyumardi, Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012).

Langgulung Hasan, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1980).

Nelwati Sasmi, Dasar-Dasar Kependidikan, (Padang IAIN-IB,2007).

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pusat, Kalam mulia, 2011).

http://WWW. Dasar-dasar Islam.ac.id.

http://WWW. Pendidikan islam.ac.id.

15

Anda mungkin juga menyukai