Anda di halaman 1dari 11

DASAR PENDIDIKAN ISLAM

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Kajian Teks Kependidikan Arab

Dosen Pengampu :

Ahmad Bashori, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Rizki Agus Khudhori ( 201200385 )


2. Putri Nur Fajrina ( 201200369 )

KELAS PAI L

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, pendidikan Islam merupakan sarana terpenting untuk
membawa manusia kepada tujuan hidupnya. Dengan melalui pendidikan akan
membawa kehidupan seseorang menjadi suatu pribadi yang mampu berdiri sendiri
dan berinteraksi dalam kehidupan bersama dengan orang lain secara konstruktif.
Untuk mencapai hal tersebut diperlukan waktu yang panjang, bahkan telah
dilontarkan suatu konsep yang membenarkan bahwa pendidikan berlangsung
seumur hidup.1

Pendidikan adalah proses bimbingan yang dilakukan orang dewasa secara sadar
terhadap anak unfuk dapat hidup layak sesuai tuntutan zaman. Sebagai suafu proses
bimbingan, pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis. Pelakunya adalah seseorang atau suatu lembaga (institusi) yang dikenal
dengan keluarga sebagai pendidikan informal, sckolah atau madrasah sebagai
lembaga pendidikan formal, dan majlis ta'lim serta kegiatan lainnya di masyarakat
sebagai pendidikan non formal. Obyeknya adalah peserta didik yang memerlukan
bimbingan atau pembinaan. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan pada suatu tujuan
Bimbingan atau pembinaan itu dilakukan dengan suatu cara tertentu dalam situasi dan
lingkungan tertentu.

Sebagai sebuah proses yang dilakuakan secara terencana pendidikan memerlukan


dasar sebagai berpijak dan tujuan yang ingin dicapai. Pendidikan yang dilaksanakan
oleh suatu negara sudah tentu berdasarkan pada falsafah atau pandangan hidup negera
tersebut. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu Negara juga harus selaras
dengan tujuan negera tersebut. 2 Demikian pula dengan pendidikan Islam, sudah tentu
pendidikan lslam memiliki dasar dan tujuan yang selaras dengan ajaran Islam. Dalam
tulisan ini, penulis ingin menguraikan lebih jauh dasar pendidikan islam.

1
B. Suryo Subroto, Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan, (Cet. II; Jakarta:PT. Rineka
Cipta, 1990), h. 24.
2
Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. X, (Bandung: Alma'ari( r.th), h. 19
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dasar pendidikan islam?
2. Apa saja dasar-dasar pendidikan islam?
3. Apa saja asas pokok pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dasar pendidikan islam
2. Untuk mengetahui dasar-dasar pendidikan islam
3. Untuk mengetahui asas pokok pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Pendidikan Islam


Dasar adalah pondasi atau inti sari. Pendidikan Islam adalah proses bimbingan
kepada manusia yang mencakup jasmani dan rohani yang berdasarkan pada ajaran
dan dogma agama (Islam) agar terbentuk kepribadian yang utama menurut aturan
Islam dalam kehidupannya sehingga kelak memperoleh kebahagiaan di akhirat
nanti. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan
pendidikan Islam adalah proses bimbingan kepada manusia yang mencakup jasmani
dan rohani yang berdasarkan pada ajaran dan dogma agama (Islam) agar terbentuk
kepribadian yang utama menurut aturan Islam dalam kehidupannya sehingga kelak
memperoleh kebahagiaan di akhirat nanti.
Secara sederhana, fungsi Pendidikan Islam adalah sarana untuk menyediakan
fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan Islam dapat tercapai dan
berjalan dengan lancar. Menurut Kurshid Ahmad, fungsi pendidikan Islam adalah:
1. Alat untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat-tingkat
kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide masyarakat dan
nasional
2. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan yang secara
garis besarnya melalui pengetahuan dan skill yang baru ditemukan dan
melatih tenaga-tenaga manusia yang produktif untuk menemukan
perimbangan perubahan sosial dan ekonomi.
Ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh manusia atas dasar riset, bersifat
empiris dan dapat dilakukan dengan menggunakan indera dan akal. Pertanyaannya
kemudian, apakah Pendidikan Islam sudah memenuhi aspek-aspek tentang Ilmu
tersebut atau belum?. Jika sudah maka Pendidikan Islam dapat dikategorikan
sebagai ilmu (science), akan tetapi jika salah satu syaratnya hilang, maka
Pendidikan Islam belum “layak” dikategorikan sebagai suatu ilmu (science). Seperti
disinggung dimuka, bahwa Ilmu Pendidikan Islam secara teoritikal merupakan
pengetahuan yang membahas tentang teori-toeri pendidikan yang berdasarkan atas
Islam, yang oleh karenanya pembahasan yang dimuat dalam Ilmu Pendidikan Islam
adalah teori-teori yang terkait dengan pendidikan dalam perspektif Al-Qur’an dan
Al-Hadits.
Yang dimaksud dengan dasar pendidikan adalah pandangan yang mendasari
seluruh aktivitas pendidikan. Karena dasar menyangkut masalah ideal dan
fundamental, maka diperlukan landasan pandangan hidup yang kokoh dan
komprehensif serta tidak mudah berubah. hal ini karena telah diyakini memiliki
kebenaran yang telah diuji oleh sejarah.
B. Asas Dasar Pendidikan Islam
‫أسس الرتبية اإلسالمية‬

‫ وبقصد حتقيق أهداف‬، ‫ على أساس الدين اإلسالمي‬، ‫ وعواطفه‬، ‫ وتنظيم سلوكه‬، ‫الرتبية اإلسالمية هي تنمية فكر اإلنسان‬

‫ فالرتبية اإلسالمية على هذا عملية تتعلق قبل كل شيء بتهيئة عقل‬. ‫ أي يف كل جماالت احلياة‬، ‫اإلسالم يف حياة الفرد واجلماعة‬

‫ وعن‬، ‫اإلنسان وفكره وتصوراته عن الكون واحلياة وعن دوره وعالقته هبذه الدنيا وعلى أي وجه ينتفع هبذا الكون وهبذه الدنيا‬

‫ وقد قدم اإلسالم هذه األفكار‬. ‫ واهلدف الذي جيب أن يوجه مساعيه إىل حتقيقه‬، ‫غاية هذه احلياة املؤقتة اليت حيياها اإلنسان‬

‫ متينة البنيان‬، ‫كلها يف منظومة من التصورات مرتابطة‬

Artinya : “Landasan pendidikan Islam pendidikan Islam adalah pengembangan


pemikiran manusia, pengorganisasian perilaku dan emosinya, atas dasar agama
Islam, dan dengan maksud mencapai tujuan Islam dalam kehidupan individu dan
kelompok, yaitu dalam segala bidang kehidupan. Pendidikan Islam tentang hal ini
adalah proses yang terutama berkaitan dengan persiapan pikiran, pemikiran, dan
persepsi manusia tentang alam semesta dan kehidupan, peran dan hubungannya
dengan dunia ini, dengan cara apa ia mendapat manfaat dari alam semesta ini dan
dunia ini, dan tujuan kehidupan sementara yang dijalani manusia ini, dan tujuan
yang harus ia arahkan untuk dicapainya. Islam telah menyajikan semua gagasan ini
dalam sistem persepsi yang saling berhubungan dan terstruktur dengan baik..”
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi
arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut
bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan didunia maupun yang
bersumber baik dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya
pendidikan di Indonesia.
Menurut Zakiyah Daradjat, landasan pendidikan Islam adalah al-Qur'an dan
sunnah nabi Muhammad saw yang dapat dikembangkan melalui ijtihad al-maslahah
al-mursalah, istihsan, qiyas, dan sebagainya. Menurut Hasan langgulung yang
mengutip pendapat Sa'id Ismail Ali, dasar pendidikan Islam terdiri dari 6 macam,
yaitu al-Qur'an, al-sunnah, qaul shahabat, masalih al-mursalah, 'urf dan pemikiran
hasil ijtihad ientelektual muslim.
1. Al-Qur’an
Islam mengatakan bahwa al-Qur'an adalah kalam Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril. Al-Qur'an di pandang
sebagai penjelas (mubin), petunjuk (hidayah) dan buku (kitab)." 3Al-qur'an
berisi segala hal mengenai petunjuk yang membawa hidup manusia bahagia
di dunia dan di akhirat.
2. Hadist
Nabi Muhammad saw sendiri mengidentifikasikan ., pesan datcrvahnya
sebagai pendidik atau pengajar. Banyak sekali hadis4 yang membicarakan
tentang pentingnya pendidikan.
“Barang siapa mempelaiari suutu ilmu yang tidak mencari keridaan iltoh,
tetapi hinya untuk mendapatkan nilai-nilai material dari kehidupan
dunimtti, ia tidak akan mencium harumnya surga” (H.R. Ahmad, Abu
Daud, Ibn Maiah).
”Barang siopa yang ditanya tenlang suatu ilmu yang diketahuinyu, lalu ia
menyembunyiknnnya, maka io dikelmng pada hari kiamat dengan kekang
dari neraka. (H-R. Ahmad, Abu Daud, dan al-Tarmidzi).
Rasulullah SAW sebagai al-tarbiyah al-ula’ (pendidik pertama) pada masa
awal pertumbuhan Islam telah menjadikan al-qur’an sebagai dasar pendidikan

3
Muhammad 'Ali al-Shabuni, at-Tibyan fi 'Ulum al-eur'an, (Bairut: 'Alam al-Kutub,
1985/1405), h. 8.
4
Muhammad Jamal al-Din al-Qasimy, Qawa'id ql-Tabdits min Funun tt'tuinthalahal-Haclis,
(t.lp: 'lsa al-Halaby, 1353 H), h. 15.
Islam di samping sunnah beliau sendiri. Sehingga keberadaan al-qur’an yang
memiliki perbendaharaan yang luas bagi pengembangan peradaban manusia
menjadi barometer utama dalam memahami konsep-konsep pendidikan dalam
5
berbagai dimensi, baik dalam tataran kemasyarakatan, moral maupun spiritual,
serta material di alam semesta ini. Ayat-ayat tentang konsep dasar pendidikan Islam
tertuang dalam surah al- Alaq : 1-5.
Dalam surah Al-Alaq ayat 1-5 memberikan pemahaman bahwa salah satu
tujuan al- qur‟an adalah mendidik manusia melalui metode nalar serta sarat dengan
kegiatan membaca, meneliti mempelajari dan observasi, yang biasa dikenal dengan
istilah tadabbur. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan Islam harus senantiasa
mengacu pada pemahaman konsep dasar bahwa manusia mesti meyakini dirinya
sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, dan melalui proses keyakinan dan ikhtiar maka
manusia akan mendapatkan pola pendidikan yang jelas. Al-qur‟an sebagai sumber
pendidikan, diketahui pula melalui konsep al-qur‟an itu sendiri. QS. Al-Nahl (16) :
64. Sebagai berikut :
َ‫اختَلَـفُ ۡوا ف ِۡي ِۙه َوهُدًى او َرحۡ َمةً لِـقَ ۡو ٍم ي ُّۡؤمِ ن ُۡون‬ َ ‫علَ ۡيكَ ۡالـ ِك ٰت‬
ۡ ‫ب ا اَِّل ِلتُبَ ِينَ لَ ُه ُم الاذِى‬ َ ‫َو َم ۤا اَ ۡنزَ ۡلنَا‬
Artinya :“Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur'an) ini kepadamu
(Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang
mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman”.
Manusia pada dasarnya memiliki faktor utama yang menjadi acuan dalam
proses pendidikan. Faktor utama tersebut senantiasa mengiringi dan memberikan
watak tersendiri bagi seseorang. Sulit dipungkiri bahwa faktor keturunan atau
pembawaan memiliki pengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang. Dalam
hal ini, meskipun tidak menentukan bahwa faktor keturunan (pembawaan) dan
lingkungan sebagai faktor pokok yang mempengaruhi pertumbuhan manusia,
namun tidak kurang sumber-sumber yang menerangkan dan mengakui kedua faktor
ini dalam pertumbuhan watak dan tingkah laku.

5
Saleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, al-Tabiyah wa al-Tawauq al-Tadris, (Mesir: Dar
al-Ma‟arif, 1982), h. 33.
Al-Qur’an sebagai sumber pertama dan utama dalam ajaran Islam mengajarkan
dan mengajak manusia untuk selalu menggunakan akal dan pikirannya. Sebagai
sumber ajaran Islam, al-Qur’an telah menunjukkan keistimewaannya. Keindahan
redaksi yang dipakai, akurasi makna dan kesempurnaan ruang lingkup yang
dikandungnya, baik yang berkenaan dengan alam khalqî, menyangkut semesta alam
makro dan mikro, maupun alam khuluqî yang menyangkut semesta budaya dan
peradaban manusia. Suatu sistem pendidikan yang dikembangkan berdasarkan Al-
Qur'an akan mewujudkan dan merefleksikan pribadi dan komunitas muslim yang
sesuai dengan cita-cita yang dinginkan oleh Islam.
Hadits yang merupakan penafsiran al-Qur'an adalah landasan praktik ajaran
Islam secara faktual. Pribadi Nabi Muhammad saw. merupakan perwujudan dari
alQur'an yang ditafsirkan untuk manusia sebagai aktualisasi ajaran Islam yang
dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya, hadits menjadi salah satu
sumber ajaran Islam.
As-Sunnah atau Hadits sebagai perwujudan dari perkataan, perbuatan dan
ketetapan Rasulullah saw., bagi umat Islam merupakan kerangka acuan bagi
pengembangan kehidupan umat Islam, tak terkecuali tentunya dalam aspek
pendidikan. Hal itu dapat dipahami karena kepribadian Muhammad saw. secara
normatif merupakan pusat teladan yang baik (al-uswah alhasanah) bagi kehidupan
praktis umat Islam.
C. Asas Pokok Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan. Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas
yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-
asas tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan didunia
maupun yang bersumber baik dari pemikiran dan pengalaman sepanjang
sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Diantara berbagai asas tersebut, tiga buah
asas akan dikaji lebih lanjut dalam paparan ini.
a. Asas Tut Wuri Handayani
Asas tutwuri handayani, yang kini menjadi semboyan Depdikbud, pada
awalnya merupakan salah satu dari ”Asas 1922” yakni tujuh buah
asas dari perguruan nasional taman siswa (didirikan 3 juli 1922).6 Sebagai
asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sistem among dari
perguruan itu. Asas maupun semboyan tutwuri handayaniyang
dikumandangkan oleh kihajar dewanatara itu mendapat tanggapan positif
dari Drs. R.m.p sustra kartono (filsafat dan ahli bahsa), yakni ketiga
semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yakni:
• Ing Ngrasa Sung Tulada (jika didepan, menjadi contoh)
• Ing Madya Mangun Karsa (jika ditengah-tengah,
membangkitkan kehendak, hasrat adalah motivasi)
• Tut Wuri Handayani (jika dibelakang, mengikut dengan asas).
b. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut
pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long
education). Pendidikan seumur hidup merupakan concep. Oleh karena
itu,UNESCO Institute for education (UIE Hamburg) menetapkan suatu
devinisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang
harus meliputi:
• Meliputi seluruh hidup setiap individu.
• Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan, dan
sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
• Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap
individu.
c. Asas Kemandirian Belajar
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mendapatkan guru
dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, di samping peran-
peran yang lain : Informasi, organisasai dan lain-lain.

6
Aziz, A., & Saihu, S. (2019). Interpretasi Humanistik Kebahasaan: Upaya Kontekstualisasi
Kaidah Bahasa Arab. Arabiyatuna: Jurnal Bahasa Arab, 3(2), 299-214
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasar pendidikan adalah pandangan yang mendasari seluruh aktivitas
pendidikan. Karena dasar menyangkut masalah ideal dan fundamental, maka
diperlukan landasan pandangan hidup yang kokoh dan komprehensif serta tidak
mudah berubah. hal ini karena telah diyakini memiliki kebenaran yang telah diuji
oleh sejarah.
Al-Qur’an sebagai sumber pertama dan utama dalam ajaran Islam mengajarkan
dan mengajak manusia untuk selalu menggunakan akal dan pikirannya. Sebagai
sumber ajaran Islam, al-Qur’an telah menunjukkan keistimewaannya.
Hadits yang merupakan penafsiran al-Qur'an adalah landasan praktik ajaran
Islam secara faktual. Pribadi Nabi Muhammad saw. merupakan perwujudan dari
alQur'an yang ditafsirkan untuk manusia sebagai aktualisasi ajaran Islam yang
dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya, hadits menjadi salah satu
sumber ajaran Islam.
As-Sunnah atau Hadits sebagai perwujudan dari perkataan, perbuatan dan
ketetapan Rasulullah saw., bagi umat Islam merupakan kerangka acuan bagi
pengembangan kehidupan umat Islam, tak terkecuali tentunya dalam aspek
pendidikan. Hal itu dapat dipahami karena kepribadian Muhammad saw. secara
normatif merupakan pusat teladan yang baik (al-uswah alhasanah) bagi kehidupan
praktis umat Islam.
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan. Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas
yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu.
Asas Pendidikan sebagai berikut :
1. Asas Tut Wuri Handayani
2. Asas Belajar sepanjang hayat
3. Asas Kemandirian Belajar
DAFTAR PUSTAKA

B. Suryo Subroto, 1990. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan, (Cet.


II; Jakarta:PT. Rineka Cipta
Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. X, (Bandung: Alma'ari(
r.th)
Muhammad 'Ali al-Shabuni, at-Tibyan fi 'Ulum al-eur'an, (Bairut: 'Alam al-
Kutub, 1985/1405)
Muhammad Jamal al-Din al-Qasimy, Qawa'id ql-Tabdits min Funun
tt'tuinthalahal-Haclis, (t.lp: 'lsa al-Halaby, 1353 H)
Saleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, al-Tabiyah wa al-Tawauq al-
Tadris, (Mesir: Dar al-Ma‟arif, 1982), h. 33.
Aziz, A., & Saihu, S. (2019). Interpretasi Humanistik Kebahasaan: Upaya
Kontekstualisasi Kaidah Bahasa Arab. Arabiyatuna: Jurnal Bahasa Arab,
3(2), 299-214

Anda mungkin juga menyukai