Anda di halaman 1dari 7

A.

NILAI DAN PENDIDIKAN ISLAM


1. Pengertian Nilai
Nilai menurut kamus bahasa adalah kadar, mutu atau sifat-sifat yang penting
dan berguna bagi manusia.1 Nilai merupakan suatu yang abstrak sehingga sulit
untuk merumuskannya kedalam pengertian yang memuaskan. Beberapa ahli telah
merumuskan pengertian nilai dari beberapa perspektif. Mujib dan
Muhaiminmengungkapkan bahwa nilai itu praktis dan efektif dalam jiwa dan
tindakan manusia yang melembaga secara obyektif di dalam masyarakat.2 Jika
nilai lebih kepada konsep abstrak yang mampu memberikan corak pada setiap
aktivitas manusia, maka pada tahap selanjutnya nilai dapat diterjemahkan secara
praktis oleh sesuatu yang bernama formula, peraturan yang biasa disebut dengan
norma. Sederhananya, nilai adalah rumus utamanya dan norma merupakan rumus
turunannya. Chabib Thoha menerjemahkan nilai sebagai sifat yang melekat pada
sesuatu sistem kepercayaan yang telah berhubungan dengan subjek yang memberi
arti (manusia yang meyakini).3 Sedangkan menurut Milton Rokeach dan James
Bank yang dikutip oleh H. Una, menjelaskan bahwa “nilai adalah suatu tipe
kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup kepercayaan dimana seseorang
bertindak atau menghindari suatu tindakan tau mengenai sesuatu yang pantas dan
tidak pantas untuk dikerjakan.
Dari beberapa penjelasan di atas, boleh dikatakan bahwa nilai itu merupakan
sebuah konsep abstrak yang ada di dalam diri manusia yang dengannya manusia
itu sendiri terdorong untuk menunjukkan pola pemikiran, perasaan, keterikatan
maupun perilaku. Dalam bahasa sederhananya, nilai merupakan suatu yang tak
berwujud namun memberikan corak tertentu dalam aktivitas yang dijalani oleh
manusia itu sendiri. Nilai ternyata memiliki sumber yang berlaku dalam
kehidupan manusia, yang digolongkan menjadi dua macam, yaitu4

1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 667.
2
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), h. 110.

3
M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 1996), h.18

4
Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya,
(Bandung: Trigenda Karya, 1993), h. 111.
B. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ISLAM
1. Pengertian Pendidikan Islam
Sebelum membahas mengenai ruang lingkup pendidikan islam, maka perlu
dibahas tentang pengertian pendidikan islam itu sendiri. Dalam menyimpulkan
tentang pengertian pendidikan islam terlebih dahulu dikemukakan apa pengertian
dari sebuah pendidikan. Dari segi etimologi atau bahasa kata pendidikan berasal
dari kata “didik” yang mendapat awalan pe- dan akhiran-an sehingga pengertian
pendidikan adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan
yang baik dalam akhlak dan kecerdasan berfikir. Di antara pengertian pendidikan
dari segi terminologi adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
UNESCO telah merumuskan bahwa hakikat pendidikan itu setidaknya ada
empat; pertama, how to know, disini terjadi proses pentransferan ilmu dari
pendidik ke si terdidik. Kedua, how to do, bagaimana seseorang berbuat setelah
dia tahu. Ketiga, how to be, ke arah mana peserta didik akan dibawa. Keempat,
how to live together, hidup bersama secara harmonis di tengah dunia yang
multikultural.
Adapun istilah pendidikan islam dapat dipahami dalam beberapa pengertian
yaitu:
1. Pendidikan menurut islam atau pendidikan islam, yakni pendidikan yang
dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang
terkandung dalam sumber dasar islam, yaitu Al-Qura’n dan Sunnah.
2. Pendidikan ke islaman atau pendidikan islam, yakni upaya mendidikan
agana islam atau ajaran islam atau nilai-nilai islam agar menjadi way of
life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.
3. Pendidikan dalam islam atau proses dan praktik penyelenggaraan
pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat islam.
Dalam arti proses tumbuh kembangnya islam dan umatnya. Baik islam
sebagai agama, ajaran, maupun sistem budaya dan peDalam arti proses
tumbuh kembangnya islam dan umatnya. Baik islam sebagai agama,
ajaran, maupun sistem budaya dan peradaban sejak zaman Nabi
Muhammad saw sampai sekarang.
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat di ambil pengertian bahwa yang
dimaksud pendidikan agama islam adalah suatu aktivitas atau usaha-usaha
tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta
terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang
sesuai dengan norma-norma yang telah di tentukan oleh ajaran agama.
Pendidikan islam juga merupakan upaya sadar dan tePendidikan islam
juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani,
bertaqwa, dan ber akhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam
dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al-Qura’an dan Al-Hadits, melalui
kegiatan bimbingan pengajaran islam, latihan, serta penggunaan
pengalaman.
Dari pengertian di atas terbentuknya pendidikan dalam islam adalah
pendidikan yang diarahkan pada terbentuknya kepribadian muslim.
Kepribadian muslim adalah pribadi yang menjadikan islam sebagai sebuah
pandangan hidup, seKepribadian muslim adalah pribadi yang menjadikan
islam sebagai sebuah pandangan hidup, sehingga cara berfikir, merasa, dan
bersikap sesuai dengan ajaran islam. Dengan demikian pendidikan islam
itu adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani maupun rohani kepada
anak didik menurut ajaran islam, agar kelak dapat berguna menjadi
pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.5

5
Moh. Abdullah, Moch. Faizin Muflich, Lailil Zumroti, Muhamad Basyrul Muvid, Mengupas Aspek-aspek
Dalam Dunia Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo), hlm. 1-3
2. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Menurut Sultan Zanti Arbi (2004: 79), setidaknya ada empat maksud filsafat
pendidikan dalam perannya terhadap pendidikan. Keempat maksud itu ialah,
menginspirasikan, menganalisis, mempreskripsikan, dan menginvestigasi.
Menginspirasikan dalam arti bahwa filsafat pendidikan memberi inspirasi kepada
para pendidik untuk melaksanakan ide tertentu dalam pendidikan. Melalui filsafat
tentang pendidika, filsuf menjelaskan idenya bagaimana pendidikan itu, ke mana
diarahkan pendidikan itu, siapa saja yang patut menerima pendidikan,
menganalisis dalam filsafat pendidikan adalah memeriksa secara teliti bagian-
bagian pendidikan agar dapat diketahui secara jelas validitasnya. Hal ini
dimaksudkan penulis agar dalam menyusun konsep pendidikan secara utuh tidak
terjadi keracunan (tumpang tindih).
Mempreskripsikan dalam filsafat pendidikan adalah upaya menjelaskan atau
memberi pengarahan kepada pendidik melalui filsafat pendidikan. Yang
dijelaskan bisa berupa hakekat manusia bila dibandingkan dengan makhluk lain,
atau aspek-aspek peserta didik yang memungkinkan untuk dikembangkan, proses
perkembangan itu sendiri, batas bantuan yang diberikan, batas keteribatan
pendidik, arah pendidikan, target pendidikan, perbedaan arah pendidikan dan
bakat serta minat anak.
Menginvestigasi dalam filsafat pendidikan adalah utuk memeriksa atau
meneliti kebenaran suatu teori pendidikan. Maksudnya pendidik tidak di benarkan
mengambil begitu saja suatu konsep atau teori pendidikan untuk di praktekan di
lapangan, tetapi hendaknya konsep yang dipraktekan tersebut hanya sebagai latar
pengetahuan saja. Selanjutnya, setelah pendidik berhasil menemukan konsep,
barulah filsafat digunakan untuk mengevaluasi atau sebagai pembanding,
berikutnya sebagai bahan revisi agar konsep pendidikan itu menjadi lebih baik dan
mantap.
Filsafat pendidikan selalau bereksplorasi menemukan sebuah format
pendidikan yang ideal utuk di terapkan di suatu negara. Format pendidikan yang
dimaksud harus sejalan dengan keadaan masyarakat diamana pendidikan itu
dilaksanakan.
Sebagaimana telah disinggung dalam uraian sebelumnya bahwa filsafat
pendidikan selalu mencari format pendidikan yang ideal dan tepat dengan kondisi
dimana pendidikan itu dilaksanakan. Filsafat pendidikan menjadi landasan dari
sistem pendidikan suatu negara. Tidak ada satu pun negara di dunia ini yang tanpa
memiliki filsafat dalam menentukan arah pendidikan yang akan dicapai. Tanpa
filsafat pendidikan maka dapat dipastikan suatu negara tersebut kesulitan
menentukan pencapaian yang diharapkan dalam sistem pendidikan yang
diselenggarakan.
Berdasarkan perbedaan filsafat pendidikan yang dianut, maka setiap negara
tidak patut mengadopsi sistem pendidikan negara lain tanpa mempertimbangkan
kondisi masyarakat negara tersebut. Kesuksesan negara tertentu terhadap sistem
pendidikan yang diterapkan, tidak mesti cocok untuk diterapkan di negara lain.
Oleh karena itu suatu negara harus bertindak bijaksana dalam menetapkan segala
keputusan berkaitan dengan sistem pendidikan.
Dari pandangan ini dapat dikatakan bahwa filsafat islam bukan sekedar
“transfer of knowledge” ataupun “transfer of training” tetapi lebih merupakan
suatu sistem yang didata di atas pondasi “keimanan” dan “kesalehan”, yaitu suatu
sistem yang berkaitan secara langsung dengan Tuhan .
Dengan demikian, dapat dikatakan pendidikan islam suatu kegiatan yang
mengarahkan dengan sengaja perkembangan seseorang sesuai atau sejalan dengan
nilai-nilai islam. Maka sosok pendidik islam dapat digambarkan sebagai suatu
sistem yang membawa manusia kearah kebahagiaan dunia dan akhirat melalui
ilmu dan ibadah. Karena pendidikan islam membawa manusia untuk kebahagiaan
dunia dan akhirat, maka yangb harus diperhatikan adalah “niali-nilai islam tentang
manusia; hakekat dan sifat-sifatnya, misi dan tujuan hidupnya di dunia ini dan
akhirat nanti, hak dan kewajiban sebagai individu dan anggota masyarakat, semua
ini dapat dijumpai dalam al-Qur’an dan Hadits.
Jadi, dapat dikatakan bahwa konsepsi pendidikan islam dalam filosofi islam,
tidak hanya melihat pendidikan itu sebagai upaya “mencerdaskan” semata
(pendidikan intelek, kecerdasan), melainkan berupaya menyelaraskan dengan
konsep islam tentang manusia dan hakekat eksistensinya. Maka, pendidikan islam
sebagai suatu pranata sosial, juga sangat terkait dengan pandangan islam tentang
hakekat keberadaan manusia. Oleh karena itu, pendidikan islam juga berupaya
untuk menumbuhkan pemahamaan dan kesadaran bahwa manusia itu sama di
depan Allah swt dan perbedaanya adalah terletak pada kadar ketakwaanya.6
6
Afifuddin Harisah, Filsafat Pendidikan Islam Prinsip dan Dasar Pengembangan, (Yogyakarta, Deepublish),
Hlm. 53-37

Anda mungkin juga menyukai