Anda di halaman 1dari 7

HAKIKAT PENDIDKAN ISLAM

A. Definisi Pendidikan Islam


Pendidikan Islam adalah suatu pendidikan yang melatih perasaan murid-murid
dengan cara begitu rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan, dan
pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan, sangat dipengaruhi oleh nilai
spritual dan sangat sadar akan nilai etis Islam.
Menurut Abdurrahman An-Nahlawi, pendidikan Islam mengantarkan manusia
pada perilaku dan perbuatan manusia yang berpedoman pada syariat Allah”
Adapun para ahli pendidikan Islam, sudah sejak lama mencoba membuat rumusan
definisi mengenai pendidikan Islam, diantaranya:
1. Omar Mohammad al-Toumy al-Saibany, Pendidikan adalah usaha mengubah
tingkah laku individu manusia dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan
kemasyarakatannya dan dalam kehidupan alam sekitarnya melalui proses
pendidikan.
2. Muhammad Fadlil al-Jamali, Pendidikan adalah proses yang mengarahkan
manusia kepada kehidupan yang mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai
dengan kemampuan dasar dan kemampuan ajarnya.
3. Hasan Langgulung, Pendidikan Islam adalah suatu proses spritual, akhlak,
intelektual dan sosial yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-
nilai, prinsip-prinsip, dan teladan ideal dalam kehidupan yang bertujuan untuk
mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat.
Dengan demikian pendidikan Islam adalah segala upaya atau proses
pendidikan yang dilakukan untuk membimbing tingkah laku manusia baik individu
maupun sosial untuk mengarahkan potensi baik yang sesuai dengan fitrahnya melalui
proses intelektual dan spritual berlandaskan nilai Islam untuk mencapai kehidupan di
dunia dan akhirat. 1
Dari pandangan ini, menurut Adul Fatah Jalal dapat dikatakan bahwa
pendidikan Islam bukan sekedar “transfer of knowledge” ataupun “transfer of
training”, tetapi lebih merupakan suatu sistem yang ditata diatas pondasi “keimanan”
dan “kesalehan”, yaitu suatu sistem yang terkait secara langsung dengan Tuhan.2

1. Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma'arif, 1974), 12.
2 Nasir Budiman, Pendidikan dalam perspektif islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), 11.
Konsepsi pendidikan model Islam, tidak hanya melihat pendidikan itu sebagai
upaya “mencerdaskan” semata (pendidikan intelek, kecerdasan), melainkan sejalan
dengan konsep Islam tentang manusia dan hakekat eksistensinya. Maka, pendidikan
Islam sebagai suatu pranata sosial, juga sangat terkait dengan pandangan Islam
tentang hakekat keberadaan (eksistensi) manusia. Oleh karena itu, pendidikan Islam
juga berupaya untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran bahwa manusia itu
sama di depan Allah dan perbedaanya adalah terletak pada kadar ketaqwaan masing-
masing manusia.3

B. Pengertian dan Hakekat Pendidikan Islam


Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu pada term al-
tarbiyah, al-ta’dib, dan al-ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut term yang popular
digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah term al-tarbiyah.4
1. Istilah al-Tarbiyah, Penggunaan sitilah al-Tarbiyah berasal dari kata rabb,
dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara, merawat,
mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya. Al-Tarbiyah berasal dari
tiga kata, yaitu : Pertama, rabba-yarbu yang berarti bertambah, tumbuh, dan
berkembang. Kedua, rabiya-yarba berarti menjadi besar. Ketiga, rabba-yarubbu
berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, dan memelihara. Secara
filosofis mengisyaratkan bahwa proses pendidikan Islam adalah bersumber pada
pendidikan yang diberikan Allah sebagai “pendidik” seluruh ciptaan-Nya,
termasuk manusia. Pengertian pendidikan Islam yang dikandung dalam term al-
tarbiyah terdiri atas empat unsur pendekatan, yaitu :

1)   Memelihara dan mejaga fitrah anak didik menjelang dewasa (balgh).
2)   Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan
3)   Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan.
4)   Melaksanakan pendidikan secara bertahap.5
2. Istilah al-Ta’lim, Istilah al-Ta’lim telah digunakan sejak periode awal
pelaksanaan pendidikan Islam. Menurut para ahli, kata ini lebih bersifat universal
dibanding dengan al-Tarbiyah maupun al-Ta’dib, seperti yang dikemukakan oleh

3 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 9.


4 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
29.
5 Al-Farrazy, Arifudin, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 27.
Rasyid Ridha. Rasyid Ridha mengartikan al-Ta’lim sebagai proses transmisi
berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan
tertentu. Makna al’ta’lim tidak hanya terbatas pada pengetahuan lahiriyah, akan
tetapi mencakup pengetahuan teoritis, mengulang secara lisan, pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan, perintah untuk melaksanakan
pengetahuan dan pedoman untuk berperilaku.6
3. Istilah al-Ta’dib, Menurut al-Attas, istilah yang paling tepat untuk menunjukkan
pendidikan Islam adalah al-ta’dib. Konsep ini didasarkan pada hadist Nabi yang
artinya : “Tuhan telah mendidikku, maka Ia sempurnakan pendidikanku.” (H.R.
al-‘Askary dari ‘Ali r.a). Kata addaba dalam hadis tersebut dimaknai al-Attas
sebagai “mendidik”. Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa, penggunaan istilah
al-Tarbiyah terlalu luas untuk mengungkap hakikat dan operasional pendidikan
Islam. Sebab kata al-Tarbiyah yang memiliki arti pengasuhan, pemeliharaan, dan
kasih sayang tidak hanya digunakan untuk manusia, akan tetapi juga digunakan
untuk melatih dan memelihara binatang atau makhluk Allah lainnya. Oleh
karenanya, penggunaan istilah al-Tarbiyah tidak memiliki akar yang kuat dalam
khazanah bahasa Arab. Timbulnya istilah ini dalam dunia Islam merupakan
terjemahan dari bahasa Latin ‘educatio” atau bahasa Inggris “education”. Kedua
kata tersebut dalam batasan pendidikan Barat lebih banyak menekankan pada
aspek fisik dan material. Sementara pendidikan Islam, penekanannya tidak hanya
aspek tersebut, akan tetapi juga pada aspek psikis dan immaterial. Dengan
demikian, istilah al-Ta’dib merupakan terma paling tepat dalam khazanah bahasa
Arab karena mengandung arti ilmu, kearifan, keadilan, kebijaksanaan, pengajaran,
dan pengasuhan yang baik sehingga makna al-Tarbiyah dan al-Ta’lim sudah
tercakup dalam terma al-Ta’dib. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta
didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam.7
C. Pengertian dan Hakikat Pendidik dalam Pendidikan Islam
Pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik.
Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan
seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik

6 Arifudin, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 31-32.
7 Al-Attas, Muhammad Naquib, Konsep Pendidikan dalam Islam, (Bandung: Mizan, 1994), 30.
sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Dalam Al-Qur’an ada empat yang dapat
menjadi pendidik, a) Allah SWT, b) Para Nabi c), Kedua orang tua, d)orang lain.8
1. Tugas pendidik menurut filsafat pendidikan Islam
Dalam operasionalisasinya, mendidik merupakan rangkaian proses mengajar,
memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, dorongan,
membiasakan, dan lain sebagainya. Imam Al-Ghazali mengemukakan bahwa
tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, mensucikan,
serta membawa hati manusia untuk taqarrub ila Alah
Ah.Soejono (1982:62) merinci tugas pendidik (termasuk guru) adalah
sebagai berikut:

a. Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik.

b.    Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik dan
menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.

c.    Memberlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa.

d.   Mengadakan evaluasi setiap waktu

e.    Memberikan bimbingan dan penyuluhan.

b.    Karakteristik pendidik

Karakteristik pendidik menurut al-Abrasyi antara lain:

a.    Seorang pendidik hendaknya memiliki sifat zuhud, yaitu melaksanakan


tugasnya bukan semata-mata karena materi, akan tetapi lebih dari itu adalah
karena mencari keridhaan Allah.

b.    Seorang pendidik hendaknya bersih fisiknya dari segala macam kotoran dan
bersih jiwanya dari segala macam sifat tercela.

c.    Seorang pendidik hendaknya ikhlas dan tidak ria dalam melaksanakan
tugasnya.

d.   Seorang pendidik hendaknya bersikap pemaaf dan memaafkan kesalahan


orang lain (terutama terhadap peserta didiknya), sabar dan sanggung menahan
amarah, senantiasa membuka diri dan menjaga kehormatannya.

e.    Seorang pendidik hendaknya mampu mencintai peserta didiknya


sebagaimana ia mencintai anaknya sendiri (bersifat keibuan atau kebapakan).

8 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,2007),53.
f.     Seorang pendidik hendaknya mengetahui karakter peserta didiknya, seperti;
pembawaan, kebiasaan, perasaan dan berbagai potensi yang dimilikinya.

g.    Seorang pendidik hendaknya menguasai pelajaran yagn diajarkannya dengan


baik dan profesional.

Mahmud Junus (1966:113) menyatakan bahwa Ibnu Sina mengajukan


beberapa sifat seorang pendidik :

a.    Tenang

b.   Tidak bermuka masam

c.    Tidak berolok-olok di hadapan anak didik

d.   Sopan santun.

c. Syarat Pendidik dalam Pendidikan Islam

Soejono (1982:63-65) menyatakan bahwa syarat guru adalah sebagai


berikut:

a.    Tentang umur, harus sudah dewasa

b.    Tentang kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani

c.    Tentang kemampuan mengajar, ia harus ahli

d.   Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi

Munir Mursi (1977:97) menyatakan syarat terpentingnya bagi guru dalam


Islam adalah syarat keagamaan. Syarat guru dalam islam ialah sebagai berikut:

a.    Umur, harus sudah dewasa

b.    Kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani

c.    Keahlian, harus menguasai bidang yang diajarkannya dan menguasai ilmu
mendidik (termasuk ilmu mengajar)9[9]

Dikutip dari Abudin Nata, pengertian pendidik adalah orang yang


mendidik.Pengertian ini memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang
melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Secara khusus pendidikan dalam
persepektif pendidikan islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan seluruh potensi peseta didik. Kalau kita melihat secara

9
fungsional kata pendidik dapat di artikan sebagai pemberi atau penyalur
pengetahuan, keterampilan.

Dalam konteks pendidikan Islam “pendidik” sering disebut dengan murabbi,


mu’allim, mu’addib. Menurut peristilahan yang dipakai dalam pendidikan dalam
konteks Islam, Ketiga istilah ini mempunyai tempat tersendiri dan mempunyai
tugas masing-masing.

1.    Murabbi adalah: orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar
mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk
tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.

2.   Mu’allim adalah: orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya


serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis
dan praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi
serta implementasi.

3.   Mu’addib adalah: orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk


bertanggungjawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di masa
depan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifudin, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004


Budiman, Nasir, Pendidikan dalam perspektif islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1999
Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma'arif, 1974
Naquib, Muhammad, Al-Attas Konsep Pendidikan dalam Islam, Bandung: Mizan, 1994
Nata,Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Wacana Ilmu, 1997
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,1999
Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1997
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995

Anda mungkin juga menyukai