Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Umat islam telah mencapai masa kejayaan di abad pertengahan, dimana


umat islam menguasai beberapa sektor kehidupan baik dalam keilmuan,
perekonomian, politik, ketahanan dll. Ketika umat islam ingin kembali bangkit
menuju kejayaan, maka mau tidak mau pendidikan yang baik adalah salah satu
faktor untuk menuju kebangkitan dan kejayaannya. Pendidikan islam adalah salah
satu cara untuk merubah pola hidup. Tatapi yang menjadi pertanyaan adalah
pendidikan islam itu seperti apa. Apakah pendidikan merupakan jalan keluar dari
permasalahan ini. Melihat ada sebagian dari umat islam (muslim Indonesia)
terlihat masih mengkotak-kotakan ilmu (dikotomis pendidikan) yakni pendidikan
agama dan pendidikan umum.
Ketika orang tua menginginkan anaknya menjadi tokoh agama, ustad,
kyai, maka mereka akan memilih sekolah MI, MTS, Aliyah atau pesantren.
Sedangkan yang menginginkan anaknya menjadi insinyur, ekonomi dll maka
mereka memilih sekolah umum seperti SD, SMP, SMA. Artinya pola pikir
masyarakat kita masih memisah-misahkan antara pendidikan agama dan
pendidikan umum.
Pada hakikatnya kita mengetahui bahwa ilmu islam tidak hanya mengajari
ritual keagamaan akan tetapi mengajari seluruhnya untuk mempersiapkan
kehidupan di dunia maupun di akhirat. Oleh karenanya islam mengajari
bagaimana caranya mendidik, berhitung, berdagang, berkesenian, berpolitik dsb.
Melihat kenyataan bahwa pendidikan Islam merupakan disiplin ilmu,
maka asumsi bahwa pendidikan Islam dapat merubah hal itu bukanlah hal yang
mustahil di lakukan.

Kapita Selekta Pendidikan Agama Page 1


PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam

Secara umum pendidikan Islam di artikan dengan tiga kata yaitu, al-
tarbiyah, al-ta'lim, dan al-ta'dib. Namun jika ditelusuri dari ayat-ayat al-Quran
dan as-Sunnah masih terdapat 3 kata kata lain tersebut yaitu, al-takziyah
(pendidikan yang bersifat pembinaan mental spiritual), al-tafaqqu (pemahaman
artinya pendidikan pengajaran ilmu agama islam), al-tahzib (pendidikan akhlak),
al-irsyad (bimbingan pemberian nasehat), al-tafakkur (merenung/berfikir dengan
melihat dan menganalisa), dan at-taddris (pengajaran). Dibawah ini akan
dijelaskan tiga pengertin kata-kata diatas (tarbiyah, ta’alim, dan ta’dib) sebagai
berikut :

1. Al-Tarbiyah
Kata tarbiyah berasal dari kata rabba, yarubbu, rabban (Yunus : 2007)
yang berarti mengasuh, memimpin, mengasuh (anak). Penjelasan Kata Al-
Tarbiyah dapat di kemukakan sebagai berikut : rabba, yarubbu tarbiyatan yang
mengandung arti memperbaiki diri (Ashlaha), menguasai urusan, memelihara dan
merawat, memperindah, memberi makna, mengasuh, memiliki, mengatur,dan
menjaga kelestarian maupun ekstensinya.

2. Al-Ta'Lim
Muhammad Yunus (2007) dengan singkat mengartikan al-Ta'lim adalah
hal yang berkaitan mengajar dan melatih. Sementara itu M. Rasyid Ridha
mengartikan sebagai proses transmisi sebagai ilmu pengetahuan pada jiwa
individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Kata Al-Ta'lim dalam al-
quran menunjukan sebuah proses pengajaran. Jika dalam arti pendidikan
sesungguhnya merupakan kata yang paling lebih dulu digunakan dari pada kata al-
Tarbiyah.

Kapita Selekta Pendidikan Agama Page 2


3. Al-Ta'dib
Kata Al-ta'dib berasal dari kata addaba, yuaddibu, ta'diban yang berarti
education (pendidikan), discipline (disiplin), punishment (peringatan atau
hukuman), dan chatisment (hukuman-penyucian). Kata al-ta'dib berasal dari kata
adab yang berarti beradab, bersopan santun, tata krama, adab, budi pekerti,
akhlak, moral dan etika (Yunus : 2007).
Jadi definisi pendidikan islam adalah pengenalan dan pengakuan yang secara
berangsur angsur di tanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang
tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing ke
arah pengenalan dan pengakuan tempat tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud
dan kepribadian.
Dari penjelasan tersebut dapat dikemukakan bahwa Pendidikan Islam adalah
usaha sadar yakni suatu kegiatan membimbing, pengajaran dan latihan yang di
lakukan guru pendidikan agama Islam secara berencana dan sadar dengan tujuan
agar peserta didik bisa menumbuh kambangkan akidahnya melalui pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga
menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada
Allah SWT yang pada akhirnya mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas,
taat beragama, dan berakhlak mulia.

B. Tujuan Pendidikan Islam


Menurut Ibnu tamimiyah, sebagaimana yang dikutip majid 'irsyan'(1986)
tujuan pendidikan islam tertumpu pada empat aspek yaitu:
1. Tercapainya pendidikan tauhid dengan cara mempelajari ayat Allah SWT.
Dalam wahyu-Nya dan ayat ayat fisik (afaq) dan psikis (anfus).
2. Mengetahui ilmu Allah SWT, melalui pemahaman terhadap kebenaran
makhluk-Nya.
3. Mengetahui kekuatan (qudrah) Allah SWT melalui pemahaman jenis-jenis,
kuantitas dan kreativitas mahluk-Nya.

Kapita Selekta Pendidikan Agama Page 3


4. Mengetahui apa yang di perbuat Allah SWT,(Sunnah Allah) tentang
realitas(alam) dan jenis-jenis perilakunya.
Abdal Rahman Shaleh Abd Allah dalam bukunya, Educational Theory
aQur'anic outlook (1991) menyatakan tujuan pendidikan islam dapat
diklasifikasikan menjadi empat dimensi yaitu:
a) Tujuan Pendidikan Jasmani (al-Ahdaf al-Jismiyah)
Mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah di
bumi,melalui keterampilannya.
b) Tujuan Pendidikan Rohani (al-Ahdaf al-Ruhaniyah)
Meningkatkan jiwa dari kesetiaan yang hanya kepada Allah SWT semata
dan melaksanakan moralitas islami yang di teladani oleh Nabi SAW
dengan berdasarkan cita cita ideal dalam Al-Quran.
c) Tujuan Pendidikan Akal (al-Ahdaf al-Aqliyah)
Pengarahan inteligensi untuk menemukan kebenaran dan sebab sebabnya
dengan telaah tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dan menemukan pesan-
pesan ayat ayat-Nya. Tahapan akal ini adalah pencapaian kebenaran
ilmiah,kebenaran empiris, kebenaran metaempiris atau mungkin lebih
tepatnya sebagai kebanaran filsofis.
d) Tujuan Pendidikan Sosial (al-Ahdaf al-Ijtimaiyah)
Tujuan pendidikan sosial adalah pembetukan kepribadian yang yang utuh
yang menjadi bagian dari komunikasi sosial.

Dari beberapa rumusan tujuan diatas,dapat di simpulkan bahwa tujuan


pendidikan islam adalah : "Terbentuknya insan kamil yang didalamnya memiliki
wawasan khaffah agar mampu menjalankan tugas tugas kehambaa , kekhalifahan,
dan pewaris nabi". Tujuan bisa di jabarakan sebagai berikut:
1. Terbentukan “insan kamil” yang mempunyai wajah wajah qur'ani.
2. Terciptanya "insankaffah".
3. Penyadaran fungsi manusia sebagai hamba, khalifah Allah, serta sebagai
pewaris nabi dan memberikan bekal yang memadahi dalam rangka
pelaksanaan fungsi tersebut.

Kapita Selekta Pendidikan Agama Page 4


C. METODE PENDIDIKAN ISLAM

Dalam Kamus Besar Bahasa Indoonesia, metode adalah “cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan guna mencapai apa yang telah
ditentukan”.Sedang bila ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode dapat
dimaknai sebagai “jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada
tujuan tertentu, baik dalam lingkungan atau perniagaan maupun dalam kaitan
ilmu pengetahuan dan lainnya”. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau
jalan yang ditempuh yang sesuai dengan serasi untuk menyajikan suatu hal
sehingga akan tercapai suatu tujuan. Pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai
yang diharapkan.
Berbicara mengenai metode pendidikan islam mengimplementasikan metode
pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Secara garis besar metode yang
sering digunakan dalam pembelajaran antara lain :
a. Ceramah dan tanya jawab
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan tradisional karena
sejak dulu metode ini telah di pergunakan sebagai alat komunikasi lisan
anatara guru dengan anak didik di dalam proses belajar mengajar.

b. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
penyajian materi melalu pemecahan masalah, atau analisis sistem produk
teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Tata caranya adalah sebagai
berikut :
- Harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus
jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan
suasana diskusi tanpa tekanan.

Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran seperti


yang diungkapkan Killen (1998) adalah “tujuan utama metode ini adalah
untuk memcahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah
dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.

Kapita Selekta Pendidikan Agama Page 5


c. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami
materi tersebut.
Jadi metode tanya jawab adalah interaksi dalam kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dengan komunikasi verbal, yaitu dengan memberikan
siswa pertanyaan untuk dijawab, disamping itu juga memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru.

d. Metode pemberian tugas


Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi
melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan.

e. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatau cara pengelolaan pembelajaran dimana
siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya.

f. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi,
benda atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari.

g. Metode tutorial atau bimbingan


Metode tutorial atau bimbingan adalah suatu proses pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan
oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa.

h. Metode problem solving (pemecahan masalah)


Metode problem solving adalah metode pembelajaran yang dilakukan
dengan memberikan suatu permasalahan, yang kemudian dicari

Kapita Selekta Pendidikan Agama Page 6


penyelesaiannya dengan dimulai dengan mencari data sampai dengan
kesimpulan.

D. ALAT DAN MEDIA PENDIDIKAN ISLAM


Dalam kaitannya dengan usaha menciptakan suasana yang kondusif, alat
atau media pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, sebab alat atau
media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran. Dengan demikian
ide yang abstrak dan samar-samar sifatnya dapat menjadi kongkret dan mudah
dimengerti oleh murid. Bila alat atau media dapat difungsikan secara tepat, maka
murid akan banyak terlibat dalam proses pembelajaran sehingga pengalaman
belajar dapat ditingkatkan.

1. Pengertian Alat atau Media Pendidikan


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, dijelaskan bahwa media pendidikan adalah alat
atau sarana komunikasi yang beragam sebagai penghubung dan perantara
dalam pembelajaran. Menurut Gegne, media pendidikan merupakan berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar, sedangkan menurut Brigssi, media pendidikan adalah segala bentuk
alat fisik yang dapat menyajikan pesan untuk merangsang siswa dalam belajar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu yang
dapat diinderai, khususnya penglihatan dan pendengaran baik yang terdapat di
dalam maupun di luar kelas, yang digunakan sebagai alat bantu penghubung
(medium komunikasi) dalam proses interaksi belajar-mengajar untuk
meningkatkan efektifitas hasil belajar siswa. Media pendidikan mengandung
aspek-aspek; sebagai alat dan sebagai teknik, yang berkaitan erat dengan
metode mengajar.

2. Jenis Alat atau Media Pendidikan


Dalam menyampaikan pembelajaran bermacam-macam alat telah
diciptakan agar mempermudah murid memahaminya. Para ahli telah

Kapita Selekta Pendidikan Agama Page 7


mengklarifikasikan alat atau media pendidikan kepada dua bagian yaitu alat
pendidikan yang bersifat benda (materiil) dan pendidikan yang bukan benda
(non materiil).
a. Alat pendidikan yang bersifat benda
Menurut Zajkiah Derajat, alat pendidikan yang berupa benda adalah :
1. Media tulis, seperti Al-Qur’an, Hadist, dan buku pelajaran.
2. Benda-benda alam, seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan,
dan sebagainya.
3. Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik.
4. Gambar yang diproyeksikan seperti video, transparan dan lainnya.
5. Audio recording seperti kaset, tape, radio.
b. Alat pendidikan yang bersifat bukan benda
Diantara alat atau media pendidikan yang bukan berupa benda adalah :
1. Keteladanan,
2. Perintah atau larangan,
3. Ganjaran atau hukuman.

3. Tujuan dan Alat


Sistem pendidikan Islam terjalin secara inheren; tidak ada pertentangan
antar komponennya. Sementara alat berhubungan secara organis dengan
tujuan; hukum yang berlaku padanya mengikuti hukum yang berlaku pada
tujuannya. Apabila suatu tujuan bernilai wajib, dan apabila tujuan tersebut
tidak dapat dicapai tanpa suatu alat, maka alat itu bernilai wajib pula untuk
digunakan.

4. Pengaruh Alat atau Media dalam Pendidikan Islam


Di dalam pendidikan Islam, alat atau media itu jelas diperlukan. Sebab alat
pengajaran itu mempunyai peranan yang besar, yang dapat berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.
Menurut pendapat beberapa ahli pendidikan mengenai manfaat atau
kegunaan dari alat atau media ini dalam proses belajar mengajar, Yusuf Hadi

Kapita Selekta Pendidikan Agama Page 8


Miarso dkk. Menyatakan bahwa alat atau media itu mempunyai nilai-nilai
praktis yang berupa kemampuan, antara lain :
a. Membuat konkret konsep yang abstrak,
b. Membawa obyek yang sukar didapat ke dalam lingkungan belajar siswa,
c. Menampilkan obyek yang terlalu besar,
d. Menampilkan obyek yang tak dapat diamati dengan mata telanjang,
e. Mengamati gerakan yang terlalu cepat,
f. Memungkina keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman
belajar siswa,
g. Membangkitkan motivasi belajar, dan
h. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang menurut
kebutuhan.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan diantaranya :


1. Pendidikan Islam adalah usaha sadar yakni suatu kegiatan membimbing,
pengajaran dan latihan yang di lakukan guru pendidikan agama Islam secara
berencana dan sadar dengan tujuan agar peserta didik bisa menumbuh
kambangkan akidahnya melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus
berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT yang pada
akhirnya mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas, taat beragama,
dan berakhlak mulia.
2. Untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas dalam dunia pendidikan
maka metode yang baik disertai alat/media yang memadai merupakan satu
kesatuan dari komponen pendidikan yang tidak bisa di pisahkan karena itu
menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam dunia pendidikan.

Kapita Selekta Pendidikan Agama Page 9


DAFTAR PUSTAKA

Modul Kapita Selekta Pendidikan Agama oleh H. M. Arifin, M.Pd.I., dkk.

Kapita Selekta Pendidikan Agama Page 10

Anda mungkin juga menyukai