Anda di halaman 1dari 10

HAKIKAT PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH

Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Filsafat Ilmu

Dosen Pembimbing: Achmad Sopian, S. SY., M.Pd.

Oleh:

Muhammad Dzikron Maghfur

PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM AN-NAWAWI

PURWOREJO
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam adalah suatu kegiatan yang mengarahkan dengan sengaja
perkembangan seseorang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Epistemologi pendidikan
Islam saat ini meliputi pembahasan yang berkaitan dengan seluk beluk pengetahuan
mulai dari hakikat pendidikan Islam, asal-usul pendidikan Islam, sumber pendidikan
Islam, metode pendidikan Islam, unsur pendidikan Islam, sasaran pendidikan Islam,
dan macam-macam pendidikan Islam.
Pendidikan islam mencangkup banyak hal yang tentunya semua hal tersebut
disandarkan kepada ajaran islam. Sebelum mengkaji banyak hal yang tercangkup dalam
pendidikan islam, perlu kita ketahui terlebih dahulu apa hakikat dari pendidikan islam.
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan apa yang dimaksud atau apa hakikat pendidikan
islam dan apa saja yang dibahas didalam pendidikan islam tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan islam?,dan apakah sumber dari pendidikan
islam?
2. Apa sajakah tujuan dan materi yang ada dalam pendidikan islam?
3. Apa sajakah ruang lingkup dalam pendidikan islam?
4. Bagaimanakah hakikat manusia dalam pendidikan islam?

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sumber/Dasar Pendidikan Islam

Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan ’’pe” dan akhiran
“an” sehingga terbentuklah kata “pendidikan”, yang artinya adalah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya
pengajaran dan pelatihan atau proses perbuatan.1

Adapun pengertian pendidikan menurut Muhibbin Syah, yaitu memelihara dan memberi
latihan. Terkait dengan memelihara dan memberi latihan, diperlukan adanya ajaran, tuntunan dan
pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Dalam bahasa inggris, education atau pendidikan berasal dari kata educate yang berarti
mendidik, mendidik disini berarti memberi peringatan, dan mengembangkan. Dalam pengertian
yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk
memperoleh pengetahuan.2

Menurut Abdul Munir Mulkhan, pendidikan Islam merupakan suatu kegiatan insaniah,
memberi atau menciptakan peluang untuk teraktualnya akal potensial menjadi akal aktual, atau
diperolehnya pengetahuan yang baru.3

Sementara itu, Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses
penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai

1
Departemen Diknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994)., cet ke-3, hal 232

2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2002), cet ke-7, hal 10

3
Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, (Jogyakata: Sipress. 1993)., hal 136

2
Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal didunia dan memetik hasilnya
diakhirat.4

Agar pendidikan dapat melaksanakan fungsinya sebagai agent of culture dan bermanfaat
bagi manusia itu sendiri, maka perlu acuan pokok yang mendasarinya. Karena pendidikan
merupakan bagian yang terpenting dari kehidupan manusia. Menurut Samsul Nizar, sumber
pendidikan Islam sebagai berikut: al-Qur’an, Hadits (as-Sunnah), Ijma’ (kesepakatan Ulama). 5

Berhubungan dengan dasar atau sumber dari pendidikan Islam yang telah dipaparkan,
berbeda dengan pandangan Hasan Langgulung, beliau mengemukakan bahwa dasar pendidikan
islam itu meliputi, asas historis, sosial, ekonomi, psikologis dan asas filsafat.6

Sedangkan menurut Nur Uhbiyati, dasar-dasar pendidikan Islam secara garis besar ada 3
yaitu Al-Qur’an, As-Sunnah dan perundang-undangan yang berlaku di Negara tersebut. Dari
pemaparan pendapat para ahli tentang sumber pendidikan islam, dapat disimpulkan bahwa
sumber pendidikan Islam yang ditawarkan oleh para tokoh pendidikan Islam tersebut
mendasarkan pada ajaran agama Islam.7

B. Tujuan Dan Materi Dalam Pendidikan Islam

Dalam mengemukakan tujuan pendidikan Islam, terjadi perbedaan pendapat diantara para
tokoh dan praktisi pendidikan. Namun, formulasi tujuan pendidikan Islam selalu mendasarkan
pada nilai-nilai luhur keIslaman yang tentunya bemuara pada pembentukan insan kamil dalam
rangka mengarahkan kepada pengabdian seutuhnya terhadap Allah SWT. Samsul Nizar
mengemukakan tujuan pendidikan Islam secara umum mengacu pada QS 51 : 56, yaitu

4
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Bandung: AlMa’arif 1980)., hal 94

5
Samsul Nizar. Pengantar dasar-dasar pendidikan Islam, (Jakarta: gaya media pratama 2001)., hal 94 -
100

6
Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna 1988)., hal 6

7
Nur Uhbiyati, dkk., Ilmu Pendidikan Islam I, (Jakarta: CV Pustaka Setia.1997)., hal 19-23

3
menjadikan manusia sebagai insan pengabdi kepada KhaliqNya, supaya mampu membangun
dunia dan mengelola alam semesta sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan oleh Allah
SWT.8 Secara garis besar, tahap-tahap tujuan pendidikan Islam itu dapat dikelompokkan kepada
3 tahap, yaitu:9

1. Tujuan Tertinggi Orientasi

Tujuan ini bersifat mutlak dan tidak mengalami perubahan serta berlaku secara
umum bagi seluruh umat Islam, tanpa terbatasi oleh teritorial-geografis dan ideologi yang
dianut oleh negaranya. Tujuan ini merupakan final dari hakikat eksistensi manusia
sebagai ciptaan Allah SWT dimuka bumi, yaitu sebagai abd’ dan khalifah fi al-ardh.

2. Tujuan Umum

Secara teoritis, baik itu tujuan tertinggi maupun tujuan umum, dalam praktek
pendidikan Islam, hal tesebut merupakan proses yang terus menerus sepanjang hayat.
Sabda Nabi SAW:

)‫اطلب العلم من املده اىل اللده (احل يث‬

Tuntulah ilmu itu dari buaian sampai ke liang lahat.

Disini terletaknya prinsip pendidikan seumur hidup, atau lebih populer dengan
sebutan long life education.

3. Tujuan Khusus Orientasi

8
Samsul Nizar, Pengantar dasar-dasar pendidikan Islam, (Jakarta: gaya media pratama 2001)., hal 94 –
100.

9
Ibid,. hal 115-118

4
Tujuan khusus ini merupakan dari tujuan umum dan tujuan tertinggi pendidikan
Islam. Bentuk operasional dan mudah dilakukan evaluasi. Sifatnya elastis dan adaptik
sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman, tanpa melepaskan diri dari nilai-nilai
Ilahi sebagai tujuan tertinggi yang harus diraihnya.

Materi secara garis besar dapat diuraikan dengan seperangkat materi pendidikan dan
pengajaran yang diberikan kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai.
Hal ini tentunya memerlukan suatu perencanaan dan pengorganisasian yang tersistematis dan
terstrukur. Kurikulum merupakan salah satu dari komponen pokok pendidikan, dan kurikulum
sendiri juga merupakan sistem yang mempunyai komponen-komponen tertentu. Komponen
kurikulum tersebut paling tidak mencakup tujuan, struktur program, strategi pelaksanaan yang
menyangkut sistem penyajian pelajaran, penilaian hasil belajar, bimbingan penyuluhan,
administrasi dan supervisi pendidikan.10

Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, suatu kurikulum mengandung atau terdiri atas
komponen-komponen sebagai berikut: tujuan, isi, metode atau proses belajar-mengajar dan
evaluasi Komponen isi menunjukkan materi proses belajar-mengajar tersebut. Materi (isi) itu
harus relevan dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Kemudian,
komponen proses belajar-mengajar mempertimbangkan kegiatan anak dan guru dalam proses
belajarmengajar. Proses tersebut merupakan gabungan kegiatan anak belajar dan guru mengajar
yang tidak terpisahkan. Proses belajar-mengajar adalah kegiatan dalam mencapai tujuan. Proses
ini sering disebut sebagai metode mencapai tujuan. Adapun komponen terakhir yaitu evaluasi
yang merupakan kegiatan kurikuler berupa penilaian untuk mengetahui berapa persen tujuan tadi
dicapai.11

C. Ruang Lingkup pendidikan Islam

10
Abdul Mujib, et.al.Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana. 2006)., Hal 121

11
Ahmad Tafsir.Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1992., Hal 54

5
Menurut Hasbi Ash-Shidiqi, ruang lingkup pendidikan Islam meliputi :12

a. Tarbiyah jismiyyah, yaitu segala rupa pendidikan yang wujudnya menyuburkan dan
menyehatkan tubuh serta menegakkannya, supaya dapat merintangi kesukaran yang dihadapi
dalam pengalamannya.

b. Tarbiyah aqliyah, yaitu sebagaimana rupa pendidikan dan pelajaran yang hasilnya dapat
mencerdaskan akal menajamkan otak semisal ilmu berhitung.

c. Tarbiyah adabiyah, segala sesuatu praktek maupun teori yang dapat meningkatkan budi dan
meningkatkn perangai. Tarbiyah adabiyah atau pendidikan budi pekerti/akhlak dalam ajaran
islam merupakam salah satu ajaran pokok yang mesti diajarkan agar umatnya memiliki dan
melaksanakan akhlak yang mulia sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Dengan melihat arti pendidikan islam dan ruang lingkupnya diatas, jelaslah bahwa
dengan pendidikan Islam kita berusaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian kuat dan
baik (akhlakul karimah) berdasarkan pada ajaran agama Islam. Oleh karena itulah, pendidikan
Islam sangat penting sebab dengan pendidikan Islam, orang tua atau guru sebisa mungkin
mengarahkan anak untuk membentuk kepribadian yang sesuai dengan ajaran islam.

D. Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Islam13

Hakikat manusia dalam filsafaf pendidikan Islam terdapat empat mazhab atau aliran
filsafa. Pertama, Aliran Serba Zat atau materi, aliran ini mengatakan bahwa apa yang benar-
benar ada hanyalah zat atau materi. Alam adalah materi, dan manusia adalah komponen dari
alam. Oleh karena itu, hakikat manusia adalah zat atau materi. Karena materi berada di dunia,
maka pandangan ini cenderung indentik dengan sifat duniawi dan tidak percaya pada sifat

12
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004)., Hal 138

13
Elok Nawangsih, Ghufran Hasyim Achmad, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jurnal
Ilmu Pendidikan: Hakikat Manusia dalam Konteks Pendidikan Islam, Vol 4 Nomor 2 Tahun 2022., Hal 3034 - 3044

6
rohani. Aliran ini menyatakan bahwa jasad adalah hakikat manusia yang sebenarnya. Kedua,
Aliran Serba Roh. Aliran ini berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di dunia adalah roh.
Sedangkan zat adalah manifestasi dari Roh. Alasan dari aliran ini adalah roh itu lebih berharga
dan lebih tinggi nilainya dari pada materi. Dengan demikian, aliran ini menganggap roh itu
adalah hakikat sedangkan badan penggerak dari roh.

Ketiga, Aliran Dualisme. Aliran ini menganggap bahwa manusia pada hakikatnya terdiri
dari dua substansi yaitu jasmani dan rohani. Kedua substansi ini masing- masing merupakan
unsur asal, yang adanya tidak tergantung sama lain. Jadi badan tidak berasal dari roh, dan roh
tidak berasal dari badan. Antara badan dan roh terjadisebab akibat keduanya saling berpengaruh,
artinya apa yang terjadi di satu pihakakan mempengaruhi di pihak yang lain. Aliran ini
menganggap hakikat manusiadari unsur roh dan jasad, keduangnya saling keterkaitan.

Keempat, Aliran Eksisitensialisme. Aliran ini berpandangan bahwa hakikat manusia


merupakan keberadaan sebagai manusia. Hakikat manusia adalah apa yang menguasai manusia
secara menyuluruh. Disini, manusia dipandang tidak dari sudut pandang sebagai zat dan roh atau
dualisme, tetapi dari segi keberadaannya dan tujuan dari apa dia diciptakan.

Ada dua aliran dalam perkembangan pemikiran Islam mengenai pendidikan Islam.
Pertama, aliran fatalisme, paham ini mengatakan bahwa pada hakikatnya kehendak, potensi, dan
perbuatan manusia itu sebenarnya diciptakan oleh Tuhan. Manusia sekedar pelaksana dari
kehendak Tuhan. Pandangan ini mempunyai implikasi negatif terhadap pendidikan, yaitu
manusia akan bersifat pasif dan tidak berusaha untuk memecahkan masalah, mereka hanya
menunggu penyelesaiannya dari luar atau dari penciptaNya.

Kedua, aliran Free act, paham ini mengatakan bahwa manusia bebas berkehendak dan
berkuasa atas potensi-potensinya, namun kebebasan manusia bukanlah mutlak. Aliran ini
mempunyai implikasi positif terhadap pendidikan, yaitu manusia menjadi lebih aktif dalam
kehidupannya. Karena manusia yakin potensi yang dimilikinya bisa terus dikembangkan dengan
usaha- usaha yang dilakukan.

7
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan islam secara hakikat berarti usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
melakukan perubahan dengan dilandasi nilai-nilai islam. Dapat dipahami juga pendidikan islam
merupakan suatu kegiatan pengembangan akal pikiran yang dilakukan melalui proses pelatihan
yang disandarkan kepada nilai-nilai keislaman. Adapun sumber dari pendidikan islam adalah al-
Qur’an, Hadis, Ijma’, dan semua hal yang berhubungan dengan ajaran islam.

Tujuan dari pendidikan islam pada hakikatnya adalah kembalinya manusia kepada sifat
asalnya yaitu ‘abd (hamba) Allah yang senantiasa beribadah kepada Allah. Namun ada tujuan
lain kaitannya dengan praktik dari pendidikan islam itu sendiri yaitu terus menerus mengamalkan
apa yang ada dalam pendidikan islam, juga untuk bisa menghadapi perkembangan zaman dengan
tetap berpegangan dengan nilai nilai islam. Adapun materi yang dikaji didalam pendidikan
adalah semua ilmu yang berkaitan dengan islam.

Ruang lingkup pendidikan islam terdiri dari tiga aspek yaitu tarbiyah jismiyah, tarbiyah
aqliyah, tarbiyah adabiyah. Adapun hakikat manusia dalam pendidikan islam adalah manusia
sebagai makhluk tuhan. Terjadi perbedaan pendapat terkait dengan hal ini yaitu ada yang
mengemukakan Tuhan yang menentukan semuanya, manusia yang menentukan, ada juga yang
menyeimbangkan keduanya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004.

Abdul Mujib, et.al.Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana. 2006.

Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, Jogyakata: Sipress. 1993

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
1992.

Departemen Diknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1994.

Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, Bandung: AlMa’arif 1980.

Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna 1988.

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT Remaja


Rosdakarya, 2002.

Nur Uhbiyati, dkk., Ilmu Pendidikan Islam I, Jakarta: CV Pustaka Setia.1997.

Samsul Nizar, Pengantar dasar-dasar pendidikan Islam, Jakarta: gaya media pratama 2001.

Anda mungkin juga menyukai