Di Susun oleh :
Aini Zulfa
FAKULTAS TARBIYAH
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara kultural, pendidikan pada umumnya berada dalam lingkup peran, fungsi dan
tujuan yang tidak bebeda. Semuanya dalam upaya untuk menegakkan martabat manusia melalui
transmisi yang dimilikinya.
Dunia pendidikan Islam dengan pendidikan pada umumnya, kadang-kadang memang
mempunyai persamaan dan kadang-kadang juga memiliki perbedaan. Persamaan akan timbul
karena sama-sama berangkat dari dua arah pendidikan yakni dari diri manusia yang memang
fitrahnya untuk melakukan proses pendidikan, kemudian dari budaya yakni masyarakat yang
memang menginginkan usaha warisan nilai, maka semua memerlukan pendidikan.
Pendidikan nasional menggalakan potensi individu secara menyeluruh dan terpadu untuk
mewujudkan insan yang seimbang dan harmonis dari segi intelektual, rohani dan iman,
berdasarkan kepada kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ada penekanan
dalam bidang rohani maupun jasmani manusia dalam sistem pendidikan nasional merupakan
ciri-ciri pendidikan Islam. Karena itu kurikulum pendidikan keagamaan merupakan bagian yang
dimuat dalam kurikulum pendidikan maupun yang melekat pada setiap pelajaran sebagai bagian
dari pendidikan nilai.
Mengenai pendidikan agama itu sendiri pada dasarnya cukup mewarnai perjalanan
bangsa Indonesia, apalagi bila dilihat dari dimensi historis. Sebelum pemerintah kolonial
Belanda memperkenalkan sistem pendidikan Barat yang sekuler, diketahui bahwa pesantren
merupakan satu-satunya lembaga pendidikan formal yang ada di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka saya membatasi atau merumuskan masalah
dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan tujuan Pendidikan Agama Islam ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dan tujuan pendidikan Agama Islam.
2. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan agama dalam sistem pendidikan nasional.
3. Untuk mengetahui bagaimana implementasi nilai-nilai agama dalam sistem pendidikan
nasional.
4. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dalam pendidikan Islam di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Istilah al-Ta’lim
Dr. Abdul Fattah Jalal, pengarang Min al-Usul at-Tarbiyah fii al-islam (1977: 15-24)
mengatakan bahwa istilah ta’lim lebih luas dibanding tarbiyah yang sebenarnya berlaku hanya
untuk pendidikan anak kecil. Yang dimaksudkan sebagai proses persiapan dan pengusahaan pada
fase pertama pertumbuhan manusia (yang oleh Langeveld disebut pendidikan “pendahuluan”),
atau menurut istilah yang populer disebut fase bayi dan kanak-kanak.
c. Istilah al-Ta’dib
Menurut Al-Attas, ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur
ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam
tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan
kekuasaan dan keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya.[6]
Dari beberapa definisi pendidikan Islam di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
agama Islam adalah sebagai berikut:
1. Segala usaha berupa bimbingan terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak, menuju
terbinanya kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama Islam.
2. Suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu untuk mencapai
pertumbuhan kepribadian yang sesuai ajaran Islam dalam proses kependidikan melalui latihan-
latihan akal pikiran (kecerdasan, kejiwaan, keyakinan, kemauan dan perasaan serta panca indera)
dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
3. Bimbingan secara sadar dan terus menerus yang sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah dan
kemampuan ajarannya pengaruh diluar) baik secara individu maupun kelompok sehingga
manusia memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam secara utuh dan benar.
Yang diaksud utuh dan benar adalah meliputi Aqidah (keimanan), Syari’ah (ibadah mu’amalah)
dan Akhlak (budi pekerti).
a. Pesantren.
b. Madrasah-madrasah keagamaan (diniyah).
c. Madrasah-madrasah yang termasuk pendidikan umum berciri khas agama, yaitu
Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah.
Dalam sistem pendidikan nasional, pesantren yang mempunyai akar kuat dalam
masyarakat Islam Indonesia merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah. Di pesantren
secara intensif agama dipelajari, didalami, dan dikaji.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan pemaparan definisi pendidikan islam di atas dapat disimpulkan bahwa definisi
pendidikan islam adalah proses pembentukan kepribadian manusia kepribadian islam yang luhur.
Bahwa pendidikan islam bertujuan untuk menjadikannya selaras dengan tujuan utama manusia
menurut islam, yakni beribadah kepada Allah swt.
Diharapkan dengan pemahaman hakikat pendidikan islam ini. Member motivasi agar
manusia khususnya muslim selalu mencari ilmu hingga akhir hayat, dalam rangka merealisasikan
tujuan yang telah disebutkan dalam QS. Adz-Dzariyat: 56 dapat diaplikasikan secara
berkelanjutan.
B. Saran
Setelah membahas hakikat pendidikan islam ini. Maka kami berharap pendidikan islam
lebih di utamakan dan di pelajari lebih mendalam, khususnya dalam kehidupan sehari- hari dan
menanamkannya pada generasi muda agar syari’at dan ajaran islam dapat di mengerti dan di
pahami oleh generasi muda dalam mengaplikasikannya didalam kehidupan sehari- hari.
DAFTAR PUSTAKA